ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
468 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
EKUIVALENSI ANTARA ILMU MORFOLOGI DAN ILMU
SHARF
Aini Syifa Kurnia Wahyu
, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Linguistics has always been an interesting and endless study.
Among them is the science of morphology and shorof science. Both of these
sciences are equally discussed about the change of word form. This explains that
the two sciences have a corresponding relationship. For this article will discuss
about the evidence that explains that the two science really has a relationship
equivalence .
Keywords: Equivalence, Morphology, Sharf .
ABSTRAK: Ilmu kebahasaan atau ilmu Linguistik selalu menjadi kajian yang
menarik dan tidak ada habisnya. Diantaranya adalah ilmu morfologi dan ilmu
Shorof. Kedua ilmu ini sama-sama membahas tentang perubahan bentuk kata.
Hal tersebut menjelaskan bahwa kedua ilmu tersebut mempunyai hubungan
kesepadanan. Untuk itu artikel ini akan membahas tentang bukti-bukti yang
menjelaskan bahwa kedua ilmu itu benar-benar memiliki hubungan
kesepadanan/ekuivalensitas.
KATA KUNCI: Ekuivalensi, Ilmu Morfologi, Ilmu Sharf
دائما هو دراسة مثيرة لالهتمام ال نهاية لها في البحث. منه علم علم اللغة كانامللخص:
يناقشان حول تغيير شكل الكلمة. هذا يفسر أن هذان العلمان والصرف. املورفولوجيا
العلمين لهما عالقة معادلة. سوف تناقش هذه املقالة حول الدالئل التي تشرح على أن
العلمين لهما عالقة معادلة .
املعادلة، علم املرفولوجيا، علم الصرف: رئيسيةال اتكلمال
Dari masa - ke masa, perkembangan ilmu tentang kebahasaan selalu
mengalami perkembangan. Objek bahasa yang sangat luas, membuat para ahli
bahasa membuat spekulasi-spekulasi, dan mengklasifikasi objek kajian dalam
bahasa. Hal ini yang menyebabkan ilmu tentang bahasa selalu mengalami
pembaharuan, karena sifat bahasa yang produktif dan dinamis, disamping karena
bahasa selalu terikat dengan manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi
manusia.
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
469
Bahasa merupakan sebuah sistem. Hal ini bermakna, bahwasannya bahasa
terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang tersusun secara sistemis
dan sistematis. Sistemis bermakna bahwa bahasa tersesusun secara terstruktur,
berpola atau tidak sembarangan, sistematis bermakna bahwa bahasa terdiri dari
beberapa aspek atau subsistem yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat
kita ketahui bahasa terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi,
subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.
Selain itu bahasa juga bersifat universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama
yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Walaupun didunia ini ada
beribu-ribu macam bahasa, beribu-ribu perbedaan yang ada dalam satu bahasa
dengan bahasa yang lain, namun kita akan menemukan persamaannya
didalamnya,
Dalam mempelajari bahasa sasaran sering kali merasa kesulitan dengan
istilah-istilah baru yang ada didalamnya. Salah satu untuk memudahkan dalam
mempelajarinya adalah mengkaitkan istilah-istilah tabu yang ada dalam objek
kajian dalam bahasa sasaran itu dengan istilah-istilah yang sudah diketahui dalam
bahasa sumber. Salah satunya adalah hubungan kesepadanan antara ilmu
morfologi dan ilmu sharf. Dimana kedua ilmu tersebut sangat penting dipelajari
khususnya bagi pembelajar bahasa. Bahkan Karena Oleh sebab itu, pada artikel
ini penulis akan membahas tentang ekuivalensi antara ilmu morfologi (dalam
linguistik Umum) dan ilmu sharf (dalam linguistik Arab).
ILMU MORFOLOGI
Pengertian Morfologi
Secara etimologi istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
berasal dari gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang berarti
‘ilmu’. Di dalam linguistik, ilmu morfologi digunakan untuk menganalisis satuan
dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari tentang morfem
dan kata. Selain itu, morfologi juga mempelajari seluk beluk kata serta
pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan bentuk kata pada golongan dan arti
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
470 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
kata. Dari keterangan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi adalah
ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukannya.
Ilmu morfologi merupakan kajian dari linguistik atau kebahasaan. Sebagai
kajian mendasar dalam linguistik, morfologi merupakan kajian yang tak boleh
diremehkan begitu saja, mengingat subsistem-subsistem dalam bahasa memiliki
hubungan hierarkial, yang artinya subsistem satu terletak dibawah subsistem yang
lain, sehingga jika kita ingin mempelajari bahasa, kita harus menguasai semua
subsistem yang ada dalam bahasa.
Kajian Morfologi
Secara garis besar, dalam morfologi ada dua ruang lingkup kajian yang
perlu dipahami dalam linguistik, yaitu morfem, dan kata, yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
Yang Pertama : morfem
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Ciri
atau identitas suatu bentuk dikatakan sebagai morfem adalah ketika suatu bentuk
itu memiliki arti dan bentuk yang sama. Contoh: Bentuk ke pada kata : kedua,
ketiga, keempat. Bentuk ke pada kata-kata diatas menunjukkan arti yang sama
yaitu ‘urutan’; urutan dua, urutan tiga, urutan empat. Bentuk ke pada kata-kata
tersebut bisa dikatakan morfem karena memiliki bentuk yang sama dan arti yang
sama. Hal ini artinya setiap bentuk belum tentu bisa dikatakan morfem.
Adapun salah satu contoh bentuk kata yang bukan morfem adalah : Bentuk
lantar dari kata : terlantar, lantaran. Bentuk lantar diatas, tidak bisa dikatakan
sebagai morfem, karena walaupun bentuknya sama, tapi memiliki arti yang
berbeda.
Secara garis besar morfem dibagi menjadi dua, yang pertama adalah
morfem dasar yang dibagi menjadi dua, yakni morfem bebas (contoh: beli, lari,
kucing) dan morfem terikat (contoh: juang, henti, abai), dan yang kedua adalah
morfem afiks (contoh: {ber-}, {ter-, {-kan}, dll.
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
471
Dari keterangan diatas, dapat kita ambil kesimpulan, bahwa morfem dasar
adalah morfem yang bukan terdiri dari huruf-huruf afiks / imbuhan. Sedangkan
morfem Afiks adalah morfem yang terdiri dari huruf tambahan/afiks. Morfem
bebas adalah morfem bukan berupa huruf tambahan/afiks yang dapat berdiri
sendiri, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang bukan berupa huruf
tambahan/afiks yang tidak dapat berdiri sendiri.
Didalam morfem terdapat istilah morf dan alomorf. Chair (2012: 150)
mengatakan bahwa morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk sebuah bentuk
yang sama. morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui
statusnya; sedangkan alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
diketahui status morfemnya.
Proses Morfemis
Adapun proses-proses morfemis antara lain adalah sebagai berikut.
Pertama yaitu afiksasi. Afiksasi adalah proses penambahan afiks pada
sebuah bentuk dasar. Afiks dibagi menjadi 5, yaitu: prefiks, {me-} t, {di-}, {un-};
Infiks, {-em}; sufiks, {-kan}, {-ly}; konfliks, {ber-/-an} {ke-/-an}; interfiks,
contoh: {-e-}, {-es}, {-en} dalam bahasa German; transfiks : تب
تب -ك
اتب –يكك
Kedua yaitu reduplikasi. Reduplikasi adalah proses pengulangan bentuk
baik secara keseluruhan, sebagian atau dengan perubahan bunyi. Contoh: meja-
meja, mondar-mandir, lelaki, cengengesan, dag-dig-dug
Ketiga yaitu komposisi. Komposisi adalah penggabungan antara morfem
dasar dengan morfem dasar yang lain, baik yang bebas maupun terikat yang
menyebabkan terjadinya identitas leksikal yang baru. Contoh : Lalu lintas, Rumah
sakit درسة امل
ساحة
Keempat yaitu konversi. Konversi adalah proses pembentukan kata dari
sebuah kata ke kata yang lain tanpa merubah unsur suprasegmental. Contoh : Kata
‘cangkul’ pada kalimat : belilah cangkul di pasar! dengan kalimat Cangkul dulu
baik-baik!
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
472 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Kelima yaitu modifikasi internal. Modifikasi Internal adalah Proses
pembentukan dengan penambahan unsur-unsur. Contoh: تب
تب –ك
كتاب –يك dari
asal huruf ‘ت‘ ,’ك’ dan ‘ب’
Keenam yaitu suplesi. Suplesi adalah proses pembentukan dan perubahan
kata yang mengakibatkan bentuk dasarnya hampir atau bahkan tidak tampak lagi.
Contoh : Go – went, must – had to, take – took, نساء – مرأة
Morfonolgi
Morfonologi merupakan hubungan antara morfologi dan fonologi.
Menurut Chair (2012: 195) Morfofonemik, disebut juga morfonemik,
morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa berubanya wujud morfemis
dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi maupun komposisi.
Contoh : Sejarah + {-wan} menjadi sejarawan, {ber-} + ajar menjadi belajar,
jawab + {-an} menjadi ja.wa.ban, {me-} + sikat menjadi menyikat, { ضحى + { ا ل
menjadi حى الض
Yang kedua: kata
Kata adalah satuan gramatikal bebas terkecil. Kata tidak sama dengan
morfem. Karena sebuah kata bisa terdiri dari beberapa morfem. Contoh :
memasak (1 kata, 2 morfem ; me- + masak).
Proses Pembentukan Kata
Pembentukan kata dibagi menjadi dua, yakni pembentukan kata yang
bersifat Infleksi dan pembentukan kata yang bersifat derivatif.
Pertama yaitu infleksi. Infleksi adalah membentuk kata yang identitas
leksikalnya sama (kata=sama) hanya bentuknya saja yang berbeda. Contoh dalam
bahasa Indonesia : kata « mencintai » bisa menjadi saya mencintai, kami
mencintai, kamu mencintai, dia mencintai.
Kedua yaitu derivasi. Derivasi adalah membentuk kata yang identitas
leksikalnya tidak sama (kata=baru) dan maknanya berbeda. Contoh dalam bahasa
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
473
Indonesia : kata « nyayi » menjadi penyayi, menyanyikan, nyanyian ; kata
« tulis » menjadi menulis, penulis, tulisan
ILMU SHARF
Pengertian Ilmu Sharf
As-Sharf dapat juga dikatakan dengan At- Tashrif. Menurut bahasa At-
Tashrif bermakna “ ييرغ حويل “ yang artinya perubahan, atau bermakna ”الت yang ”الت
artinya perpindahan. Dalam kitab Al-Kailani karangan Ali Ma’sum, menurut
istilah At-Tashrif adalah “ عان مقصو تلفة مل
ة مخ
مثل
ى أ
واحد إل
صل ال
حويل لا
ت
حصل إال
ت
بها -دة ال
“ yang artinya “mengubah bentuk asal kebentuk yang berbeda-beda dengan
tujuan memperoleh makna yang dimaksud yang tidak akan berhasil tujuan makna
yang dimaksud tanpa perubahan tersebut”. Adapun ada juga yang mengatakan
bahwa At-Tashrif adalah mengubah bentuk kata kebentuk yang lain, namun tidak
untuk mencapai arti yang baru, tapi untuk mempermudah membaca (harmonisasi
pengucapan).
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Ilmu
Sharf adalah Ilmu yang membahas tentang perubahan bentuk kata untuk tujuan
tertentu, baik untuk mencari makna yang baru atau hanya untuk harmonisasi
pengucapan.
Kajian Ilmu Sharf
Dalam kajian ilmu shorof, objek yang dikaji hanya ada satu yakni kalimah.
Kalimah
Dalam bahasa Arab ‘kata’ dalam bahasa Indonesia dinamakan dengan
‘kalimah’. Berdasarkan segi bentuknya, kalimah dibagi menjadi tiga, yaitu isim
(kata benda), fi’il (kata kerja), huruf (kata tugas). Diantara ketiga bentuk kalimah
tersebut yang bisa ditashrif hanyalah kalimah isim dan fi’il, atau biasa disebut
dengan mutasharrif. Namun adakalanya isim-isim dan fi’il tertentu yang tidak
bisa ditashrif, yang biasa disebut dengan jamid.
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
474 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Dalam kitab Al-Amtsilah At-tashrifiyah karangan Ali Ma’sum, tashrif
dibagi menjadi dua macam, yaitu tashrif istilahi dan tashrif lughowi. Adapun
penjelasannya akan dijelaskan sebagai berikut.
Tashrif Lughowi
Tashrif Lughowi adalah perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain
berdasarkan pelaku yang berbeda-beda. Contoh: تب
,{dia (lk) 1 menulis } يك
تبان
تبون ,{dia (lk) 2 menulis} يك
تب ,{mereka (lk) menulis}يك
ك ,{dia (pr) menulis}ت
تب
كن ,{kamu (lk) 1 menulis} ت
تبا
ك
تبن ,{dia (pr) 2 menulis} ت
mereka (pr)} يك
menulis}, تبان
كتبون ,{kamu (lk) 2 menulis} ت
ك
تبين ,{kalian (lk) menulis} ت
ك
kamu} ت
(pr) menulis}, نتبا
ك
تبن ,{kamu (pr) 2 menulis} ت
ك
تب ,{kalian (pr) menulis} ت
ك
aku}أ
menulis}, تب
ك .{kita menulis} ن
Tashrif Istilahi
Tashrif Istilahi adalah perubahan asal suatu kata dari satu bentuk ke
bentuk lain dengan makna yang berbeda-beda. Contoh: تب
,{telah menulis } ك
تب ي
ك {sedang menulis}, كتابة {tulisan}, اتب
توب ,{penulis} ك
,{yang ditulis} مك
تب
كتب ,{!tulislah} ا
ك
تتب م ,{!jangan menulis} ال
ك {waktu/tempat menulis}, تب
مك
{alat menulis}
Proses Pembentukan Kalimah dalam Sharf
Adapun proses-proses pembentukan kalimah dalam sharf antara lain
sebagai berikut.
Pertama yaitu i’lal. Kata I’lal diambil dari bentuk masdhar dari kata –عل "ا
" –يعل ال
اعال yang artinya penyakit. Huruf ‘illat ada tiga yakni alif (ا) , wawu (و) ,
dan ya’ (ي) . I’lal adalah proses perubahan huruf untuk meringankan membaca
dengan cara mengganti/menukar, mensukun, membuang. Adapun macam-macam
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
475
I’lal ada tiga, yaitu i’lal dengan mengganti/menukar )الاعالل بالقلب(, contoh صان
asalnya صون (huruf wawu diganti menjadi huruf alif), i’lal dengan mensukun
زو contoh ,)الاعالل بالتسكين(asalnya يغ زو
يغ (huruf wawu disukun), dan i’lal dengan
membuang ) الاعالل بالحذف(, contoh : موم asalnya ق
.(huruf wawu dibuang) ق
Kedua yaitu ibdal. Kata ibdal diambil dari bentuk masdhar dari kata بدل"ا
" -يبدل –ابدالا yang artinya penggantian. Ibdal adalah pertukaran letak suatu huruf
dengan huruf lain dengan pada suatu kata (Asy’ari, 1956: 74).
Ibdal lebih umum dari pada i’lal, Ibdal meliputi proses penggantian bunyi lain
secara umum, sementara i’lal hanya terbatas pada proses penggantian antara
bunyi-bunyi semi vocal/ huruf ‘illat (Kholisin, Hanafi, 2015 : 96). Contoh :
صل صل asalnya اتعىا ,('wawu diganti dengan ta) اوت د asalnya عى
huruf ta’ diganti) ادت
huruf dal).
Ketiga yaitu idghom. Kata Idghom diambil dari bentuk mashdar kata مدغ
"أ
" –يدغم –ما
إدغا yang artinya menggabungkan, memasukkan. Menurut Istilah
Idghom adalah meleburkan suatu huruf yang satu pada yang lain (Asy’ari, 1956:
63). Contoh: مر asalnya مرر (huruf ra’ yang pertama diidghomkan pada huruf ra’
yang kedua), مد asalnya مدد (huruf dal yang pertama diidghomkan pada huruf dal
yang kedua).
Keempat yaitu ziyadah. Ziyadah diambil dari bentuk mashdar dari kata
" –يزيد –"زاد زيادة yang artinya tambahan. Ziyadah adalah membuat kata baru dari
suatu kata dengan jalan menambah suatu huruf dari kata asalnya tadi untuk
maksud lafdzi atau ma’nawi (Asy’ari, 1956: 74). Contoh: رحرح asalnya ف
ف
(menambah huruf ر اتب ,(تب asalnya ك
.(ا menambah huruf) ك
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
476 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
EKUIVALENSI ANTARA ILMU MORFOLOGI DAN ILMU SHARF
Ekuivalensi berasal dari bahasa inggris “equivalent” yang artinya
kesepadanan. Adapun ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf bermakna
“kesepadanan antara ilmu morfologi dan ilmu sharf’. Bagi pembelajar bahasa,
sudah pasti bahasa dijadikan objek bahasa. Bahasa memiliki sifat yang bermacam-
macam., Untuk itu, penulis akan menjelaskan tentang kesetaraan/ kesepadanan
yang ada pada ilmu morfologi dan ilmu sharf berdasarkan apa yang telah
dijelaskan diatas. Apakah ilmu morfologi memang memiliki kedudukan yang
setara/sepadan dengan ilmu sharf atau tidak, didukung bukti-bukti apa yang
mendukung argument tersebut.
Adapun dari penjelasan-penjelasan diatas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa:
Pertama, ilmu morfologi dan ilmu sharf sama-sama membahas tentang
proses perubahan bentuk suatu kata. Hanya saja bedanya Ilmu morfologi berasal
dari kajian linguistik umum, sedangkan ilmu sharf berasal dari kajian linguistik
Arab.
Kedua, sebagian besar pokok bahasan yang dibahas di ilmu morfologi dan
ilmu sharf memiliki kemiripan bahkan relatif sama, walaupun masing-masing
ilmu memiliki istilah yang berbeda, yaitu: 1) Kajian ilmu morfologi dan ilmu
sharf sama-sama membahas tentang kata. Hanya saja istilah ‘kata’ dalam bahasa
Arab dinamakan ‘kalimah’, 2) Didalam ilmu morfologi, infleksi setara dengan
tashrif lughowi dalam ilmu sharf, karena dalam kedua proses tersebut sama-sama
membahas tentang proses pembentukan kata yang leksikalnya sama, sehingga
tidak merubah makna asal, hanya pelaku pekerjaan saja yang berbeda-beda, 3)
derivative dalam proses pembentukan kata didalam ilmu morfologi, setara dengan
tashrif istilahi dalam proses pembentukan kata didalam ilmu sharf, karena dalam
kedua proses tersebut sama-sama membahas terjadinya perubahan bentuk leksikal
yang melahirkan makna yang baru dan berbeda-beda, 4) afiksasi dalam ilmu
morfologi setara dengan ziyadah dalam ilmu sharf.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa ilmu
morfologi berekuivalensi dengan ilmu sharf. Hal tersebut dibuktikan karena
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
477
sebagian besar objek kajian yang ada dalam ilmu morfologi ada dalam ilmu sharf.
Setara tidak harus sama persis. Karena, ,karena setiap bahasa memiliki
kekhususan masing-masing.
KESIMPULAN
Dalam linguistik, bahasa merupakan objek kajian linguistik. Dalam bahasa
terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan secara fungsional ,
diantaranya adalah morfologi (linguistic umum) dan sharf (linguistic Arab).
Seringkali kedua ilmu ini disepadankan, karena sebagian besar objek kajian yang
ada dalam ilmu morfologi ada dalam ilmu sharf sebagaimana penjelasan diatas.
Didukung dengan bukti-bukti yang telah dipaparkan diatas, maka terbukti bahwa
ilmu morfologi itu padanan dari ilmu sharf.
Penulis sengaja menulis artikel ini sedemikian singkat, tidak terlalu
terperinci karena hanya menyingkap secara ringkas tentang kesetaraan antara ilmu
morfologi dan ilmu sharf. Untuk itu penulis mengharap pada penulis lain untuk
mengembangkan dan memperbaiki artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hamalawi, Ahmad. 1953. Syadzdzal ‘Urfi fi finn As-Sharfi. Mesir: Maktabah
Muhammad Mahmud Al-Halby
Asy’ari , Hasyim. 1958. Fiqhullughoh (Ilmu Bahasa Arab). Semarang: IKIP
Semarang Press.
Mulyono, Iyo. 2013. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Teori dan Sejumput
Problematik Terapannya. Bandung: Yrama Widya.
Anwar, Moch. 2008. Revisi Ilmu Shorof Terjemahan Matan Kailani dan Nazham
Almaqsud berikut penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Kholisin & Hanafi, Yusuf. 2005. Buku Ajar Fonologi Bahasa Arab. Malang :
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Ermanto. 2012. Hierarki Morfologi Pada Verba Reduplikasi Bahasa Indonesia:
Tinjauan dari Perspektif Morfologi Derivasi dan Infleksi, 20 (1).(Online),
(https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/922), diakses 8
November 2017
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
478 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Nur, Tajudin. 2016. Analisi Kontrastif dalam Studi Bahasa 1 (2), Bandung :
Universitas Padjajaran Bandung. Dari Al Arabi : Journal of Arabic
Studies, (Online),
http://journal.imla.or.id/index.php/arabi/article/view/11/1, diakses 3 April
2018
Pribadi, M. 2013. Kasus Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab
serta Implikasinya dalam pengajaran Bahasa (Analisis Deskriptif
Metodologis). Yogyakarta : Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga. Dari Digital Library UIN Sunan Kalijaga, (Online),
http://digilib.uin-suka.ac.id/16099/, diakses 25 Maret 2018.
Fu’adah, R.N. 2014. Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Arab dan Bahasa
Sunda serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Skripsi.
Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga. Dari Digital Library UIN Sunan
Kalijaga, (Online), http://digilib.uin- suka.ac.id/14782/, diakses 25 Maret
2018.
Gani, H.A. 2016. Perubahan Bentuk Kata Dalam Bahasa Arab ( Suatu Analisa
Hubungan Antara Tashrif dan Morfologi), (Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=161026&val=5890&
title=Perubahan%20Bentuk%20Kata%20dalam%20Bahasa%20Arab:%20
Suatu%20Analisa%20%20Hubungan%20antara%20Tashrif%20%20dan%
20Morfologi), diakses 26 Maret 2018.
Natsir, Muhammad. 2017. Pendekatan Bahassa Arab dengan Pendekatan
Morfologi, 9 (1), (online), (http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/
albayan/article/view/1110), diakses 8 November 2017
As-Sunny, Moch. Thohir. 2013. Taqsimu At-Tashrif Min Haitsu Al-Ishtilahi Wa
Al-Lughowi. (Online), (http://mochthohir.blogspot.co.id/2013/04/blogpost
4. html), diakses 8 November 2017
Fikri, Lucki. 2012. Idghom I’lal Ibdal, (online),
(http://luckfikri.blogspot.co.id/2012/07/idgom-ilal-ibdal.html), diakses 8
November 2017