ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf

11
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab 468 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang EKUIVALENSI ANTARA ILMU MORFOLOGI DAN ILMU SHARF Aini Syifa Kurnia Wahyu , Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRAK: Linguistics has always been an interesting and endless study. Among them is the science of morphology and shorof science. Both of these sciences are equally discussed about the change of word form. This explains that the two sciences have a corresponding relationship. For this article will discuss about the evidence that explains that the two science really has a relationship equivalence . Keywords: Equivalence, Morphology, Sharf . ABSTRAK: Ilmu kebahasaan atau ilmu Linguistik selalu menjadi kajian yang menarik dan tidak ada habisnya. Diantaranya adalah ilmu morfologi dan ilmu Shorof. Kedua ilmu ini sama-sama membahas tentang perubahan bentuk kata. Hal tersebut menjelaskan bahwa kedua ilmu tersebut mempunyai hubungan kesepadanan. Untuk itu artikel ini akan membahas tentang bukti-bukti yang menjelaskan bahwa kedua ilmu itu benar-benar memiliki hubungan kesepadanan/ekuivalensitas. KATA KUNCI: Ekuivalensi, Ilmu Morfologi, Ilmu Sharf لخص: ا كانلغةم ال علنه علم في البحث. ماية لها نه ام هتم مثيرة ل هو دراسةئما داورفولوجيا ا والصرف.علمان هذان الكلمة. هذا يفسر أن الير شكلاقشان حول تغي يني تشرح على أن الت ئل الدة حولقالذه اقة معادلة. سوف تناقش همين لهما ععل القة معادلة .مين لهما ععل ال ال كلم ات السية رئي: م الصرفوجيا، علرفولة، علم اعادل اDari masa - ke masa, perkembangan ilmu tentang kebahasaan selalu mengalami perkembangan. Objek bahasa yang sangat luas, membuat para ahli bahasa membuat spekulasi-spekulasi, dan mengklasifikasi objek kajian dalam bahasa. Hal ini yang menyebabkan ilmu tentang bahasa selalu mengalami pembaharuan, karena sifat bahasa yang produktif dan dinamis, disamping karena bahasa selalu terikat dengan manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia.

Transcript of ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

468 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

EKUIVALENSI ANTARA ILMU MORFOLOGI DAN ILMU

SHARF

Aini Syifa Kurnia Wahyu

, Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK: Linguistics has always been an interesting and endless study.

Among them is the science of morphology and shorof science. Both of these

sciences are equally discussed about the change of word form. This explains that

the two sciences have a corresponding relationship. For this article will discuss

about the evidence that explains that the two science really has a relationship

equivalence .

Keywords: Equivalence, Morphology, Sharf .

ABSTRAK: Ilmu kebahasaan atau ilmu Linguistik selalu menjadi kajian yang

menarik dan tidak ada habisnya. Diantaranya adalah ilmu morfologi dan ilmu

Shorof. Kedua ilmu ini sama-sama membahas tentang perubahan bentuk kata.

Hal tersebut menjelaskan bahwa kedua ilmu tersebut mempunyai hubungan

kesepadanan. Untuk itu artikel ini akan membahas tentang bukti-bukti yang

menjelaskan bahwa kedua ilmu itu benar-benar memiliki hubungan

kesepadanan/ekuivalensitas.

KATA KUNCI: Ekuivalensi, Ilmu Morfologi, Ilmu Sharf

دائما هو دراسة مثيرة لالهتمام ال نهاية لها في البحث. منه علم علم اللغة كانامللخص:

يناقشان حول تغيير شكل الكلمة. هذا يفسر أن هذان العلمان والصرف. املورفولوجيا

العلمين لهما عالقة معادلة. سوف تناقش هذه املقالة حول الدالئل التي تشرح على أن

العلمين لهما عالقة معادلة .

املعادلة، علم املرفولوجيا، علم الصرف: رئيسيةال اتكلمال

Dari masa - ke masa, perkembangan ilmu tentang kebahasaan selalu

mengalami perkembangan. Objek bahasa yang sangat luas, membuat para ahli

bahasa membuat spekulasi-spekulasi, dan mengklasifikasi objek kajian dalam

bahasa. Hal ini yang menyebabkan ilmu tentang bahasa selalu mengalami

pembaharuan, karena sifat bahasa yang produktif dan dinamis, disamping karena

bahasa selalu terikat dengan manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi

manusia.

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

469

Bahasa merupakan sebuah sistem. Hal ini bermakna, bahwasannya bahasa

terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang tersusun secara sistemis

dan sistematis. Sistemis bermakna bahwa bahasa tersesusun secara terstruktur,

berpola atau tidak sembarangan, sistematis bermakna bahwa bahasa terdiri dari

beberapa aspek atau subsistem yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat

kita ketahui bahasa terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi,

subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.

Selain itu bahasa juga bersifat universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama

yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Walaupun didunia ini ada

beribu-ribu macam bahasa, beribu-ribu perbedaan yang ada dalam satu bahasa

dengan bahasa yang lain, namun kita akan menemukan persamaannya

didalamnya,

Dalam mempelajari bahasa sasaran sering kali merasa kesulitan dengan

istilah-istilah baru yang ada didalamnya. Salah satu untuk memudahkan dalam

mempelajarinya adalah mengkaitkan istilah-istilah tabu yang ada dalam objek

kajian dalam bahasa sasaran itu dengan istilah-istilah yang sudah diketahui dalam

bahasa sumber. Salah satunya adalah hubungan kesepadanan antara ilmu

morfologi dan ilmu sharf. Dimana kedua ilmu tersebut sangat penting dipelajari

khususnya bagi pembelajar bahasa. Bahkan Karena Oleh sebab itu, pada artikel

ini penulis akan membahas tentang ekuivalensi antara ilmu morfologi (dalam

linguistik Umum) dan ilmu sharf (dalam linguistik Arab).

ILMU MORFOLOGI

Pengertian Morfologi

Secara etimologi istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

berasal dari gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang berarti

‘ilmu’. Di dalam linguistik, ilmu morfologi digunakan untuk menganalisis satuan

dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari tentang morfem

dan kata. Selain itu, morfologi juga mempelajari seluk beluk kata serta

pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan bentuk kata pada golongan dan arti

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

470 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

kata. Dari keterangan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi adalah

ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukannya.

Ilmu morfologi merupakan kajian dari linguistik atau kebahasaan. Sebagai

kajian mendasar dalam linguistik, morfologi merupakan kajian yang tak boleh

diremehkan begitu saja, mengingat subsistem-subsistem dalam bahasa memiliki

hubungan hierarkial, yang artinya subsistem satu terletak dibawah subsistem yang

lain, sehingga jika kita ingin mempelajari bahasa, kita harus menguasai semua

subsistem yang ada dalam bahasa.

Kajian Morfologi

Secara garis besar, dalam morfologi ada dua ruang lingkup kajian yang

perlu dipahami dalam linguistik, yaitu morfem, dan kata, yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

Yang Pertama : morfem

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Ciri

atau identitas suatu bentuk dikatakan sebagai morfem adalah ketika suatu bentuk

itu memiliki arti dan bentuk yang sama. Contoh: Bentuk ke pada kata : kedua,

ketiga, keempat. Bentuk ke pada kata-kata diatas menunjukkan arti yang sama

yaitu ‘urutan’; urutan dua, urutan tiga, urutan empat. Bentuk ke pada kata-kata

tersebut bisa dikatakan morfem karena memiliki bentuk yang sama dan arti yang

sama. Hal ini artinya setiap bentuk belum tentu bisa dikatakan morfem.

Adapun salah satu contoh bentuk kata yang bukan morfem adalah : Bentuk

lantar dari kata : terlantar, lantaran. Bentuk lantar diatas, tidak bisa dikatakan

sebagai morfem, karena walaupun bentuknya sama, tapi memiliki arti yang

berbeda.

Secara garis besar morfem dibagi menjadi dua, yang pertama adalah

morfem dasar yang dibagi menjadi dua, yakni morfem bebas (contoh: beli, lari,

kucing) dan morfem terikat (contoh: juang, henti, abai), dan yang kedua adalah

morfem afiks (contoh: {ber-}, {ter-, {-kan}, dll.

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

471

Dari keterangan diatas, dapat kita ambil kesimpulan, bahwa morfem dasar

adalah morfem yang bukan terdiri dari huruf-huruf afiks / imbuhan. Sedangkan

morfem Afiks adalah morfem yang terdiri dari huruf tambahan/afiks. Morfem

bebas adalah morfem bukan berupa huruf tambahan/afiks yang dapat berdiri

sendiri, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang bukan berupa huruf

tambahan/afiks yang tidak dapat berdiri sendiri.

Didalam morfem terdapat istilah morf dan alomorf. Chair (2012: 150)

mengatakan bahwa morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk sebuah bentuk

yang sama. morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui

statusnya; sedangkan alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah

diketahui status morfemnya.

Proses Morfemis

Adapun proses-proses morfemis antara lain adalah sebagai berikut.

Pertama yaitu afiksasi. Afiksasi adalah proses penambahan afiks pada

sebuah bentuk dasar. Afiks dibagi menjadi 5, yaitu: prefiks, {me-} t, {di-}, {un-};

Infiks, {-em}; sufiks, {-kan}, {-ly}; konfliks, {ber-/-an} {ke-/-an}; interfiks,

contoh: {-e-}, {-es}, {-en} dalam bahasa German; transfiks : تب

تب -ك

اتب –يكك

Kedua yaitu reduplikasi. Reduplikasi adalah proses pengulangan bentuk

baik secara keseluruhan, sebagian atau dengan perubahan bunyi. Contoh: meja-

meja, mondar-mandir, lelaki, cengengesan, dag-dig-dug

Ketiga yaitu komposisi. Komposisi adalah penggabungan antara morfem

dasar dengan morfem dasar yang lain, baik yang bebas maupun terikat yang

menyebabkan terjadinya identitas leksikal yang baru. Contoh : Lalu lintas, Rumah

sakit درسة امل

ساحة

Keempat yaitu konversi. Konversi adalah proses pembentukan kata dari

sebuah kata ke kata yang lain tanpa merubah unsur suprasegmental. Contoh : Kata

‘cangkul’ pada kalimat : belilah cangkul di pasar! dengan kalimat Cangkul dulu

baik-baik!

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

472 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kelima yaitu modifikasi internal. Modifikasi Internal adalah Proses

pembentukan dengan penambahan unsur-unsur. Contoh: تب

تب –ك

كتاب –يك dari

asal huruf ‘ت‘ ,’ك’ dan ‘ب’

Keenam yaitu suplesi. Suplesi adalah proses pembentukan dan perubahan

kata yang mengakibatkan bentuk dasarnya hampir atau bahkan tidak tampak lagi.

Contoh : Go – went, must – had to, take – took, نساء – مرأة

Morfonolgi

Morfonologi merupakan hubungan antara morfologi dan fonologi.

Menurut Chair (2012: 195) Morfofonemik, disebut juga morfonemik,

morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa berubanya wujud morfemis

dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi maupun komposisi.

Contoh : Sejarah + {-wan} menjadi sejarawan, {ber-} + ajar menjadi belajar,

jawab + {-an} menjadi ja.wa.ban, {me-} + sikat menjadi menyikat, { ضحى + { ا ل

menjadi حى الض

Yang kedua: kata

Kata adalah satuan gramatikal bebas terkecil. Kata tidak sama dengan

morfem. Karena sebuah kata bisa terdiri dari beberapa morfem. Contoh :

memasak (1 kata, 2 morfem ; me- + masak).

Proses Pembentukan Kata

Pembentukan kata dibagi menjadi dua, yakni pembentukan kata yang

bersifat Infleksi dan pembentukan kata yang bersifat derivatif.

Pertama yaitu infleksi. Infleksi adalah membentuk kata yang identitas

leksikalnya sama (kata=sama) hanya bentuknya saja yang berbeda. Contoh dalam

bahasa Indonesia : kata « mencintai » bisa menjadi saya mencintai, kami

mencintai, kamu mencintai, dia mencintai.

Kedua yaitu derivasi. Derivasi adalah membentuk kata yang identitas

leksikalnya tidak sama (kata=baru) dan maknanya berbeda. Contoh dalam bahasa

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

473

Indonesia : kata « nyayi » menjadi penyayi, menyanyikan, nyanyian ; kata

« tulis » menjadi menulis, penulis, tulisan

ILMU SHARF

Pengertian Ilmu Sharf

As-Sharf dapat juga dikatakan dengan At- Tashrif. Menurut bahasa At-

Tashrif bermakna “ ييرغ حويل “ yang artinya perubahan, atau bermakna ”الت yang ”الت

artinya perpindahan. Dalam kitab Al-Kailani karangan Ali Ma’sum, menurut

istilah At-Tashrif adalah “ عان مقصو تلفة مل

ة مخ

مثل

ى أ

واحد إل

صل ال

حويل لا

ت

حصل إال

ت

بها -دة ال

“ yang artinya “mengubah bentuk asal kebentuk yang berbeda-beda dengan

tujuan memperoleh makna yang dimaksud yang tidak akan berhasil tujuan makna

yang dimaksud tanpa perubahan tersebut”. Adapun ada juga yang mengatakan

bahwa At-Tashrif adalah mengubah bentuk kata kebentuk yang lain, namun tidak

untuk mencapai arti yang baru, tapi untuk mempermudah membaca (harmonisasi

pengucapan).

Dari penjelasan-penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Ilmu

Sharf adalah Ilmu yang membahas tentang perubahan bentuk kata untuk tujuan

tertentu, baik untuk mencari makna yang baru atau hanya untuk harmonisasi

pengucapan.

Kajian Ilmu Sharf

Dalam kajian ilmu shorof, objek yang dikaji hanya ada satu yakni kalimah.

Kalimah

Dalam bahasa Arab ‘kata’ dalam bahasa Indonesia dinamakan dengan

‘kalimah’. Berdasarkan segi bentuknya, kalimah dibagi menjadi tiga, yaitu isim

(kata benda), fi’il (kata kerja), huruf (kata tugas). Diantara ketiga bentuk kalimah

tersebut yang bisa ditashrif hanyalah kalimah isim dan fi’il, atau biasa disebut

dengan mutasharrif. Namun adakalanya isim-isim dan fi’il tertentu yang tidak

bisa ditashrif, yang biasa disebut dengan jamid.

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

474 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Dalam kitab Al-Amtsilah At-tashrifiyah karangan Ali Ma’sum, tashrif

dibagi menjadi dua macam, yaitu tashrif istilahi dan tashrif lughowi. Adapun

penjelasannya akan dijelaskan sebagai berikut.

Tashrif Lughowi

Tashrif Lughowi adalah perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain

berdasarkan pelaku yang berbeda-beda. Contoh: تب

,{dia (lk) 1 menulis } يك

تبان

تبون ,{dia (lk) 2 menulis} يك

تب ,{mereka (lk) menulis}يك

ك ,{dia (pr) menulis}ت

تب

كن ,{kamu (lk) 1 menulis} ت

تبا

ك

تبن ,{dia (pr) 2 menulis} ت

mereka (pr)} يك

menulis}, تبان

كتبون ,{kamu (lk) 2 menulis} ت

ك

تبين ,{kalian (lk) menulis} ت

ك

kamu} ت

(pr) menulis}, نتبا

ك

تبن ,{kamu (pr) 2 menulis} ت

ك

تب ,{kalian (pr) menulis} ت

ك

aku}أ

menulis}, تب

ك .{kita menulis} ن

Tashrif Istilahi

Tashrif Istilahi adalah perubahan asal suatu kata dari satu bentuk ke

bentuk lain dengan makna yang berbeda-beda. Contoh: تب

,{telah menulis } ك

تب ي

ك {sedang menulis}, كتابة {tulisan}, اتب

توب ,{penulis} ك

,{yang ditulis} مك

تب

كتب ,{!tulislah} ا

ك

تتب م ,{!jangan menulis} ال

ك {waktu/tempat menulis}, تب

مك

{alat menulis}

Proses Pembentukan Kalimah dalam Sharf

Adapun proses-proses pembentukan kalimah dalam sharf antara lain

sebagai berikut.

Pertama yaitu i’lal. Kata I’lal diambil dari bentuk masdhar dari kata –عل "ا

" –يعل ال

اعال yang artinya penyakit. Huruf ‘illat ada tiga yakni alif (ا) , wawu (و) ,

dan ya’ (ي) . I’lal adalah proses perubahan huruf untuk meringankan membaca

dengan cara mengganti/menukar, mensukun, membuang. Adapun macam-macam

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

475

I’lal ada tiga, yaitu i’lal dengan mengganti/menukar )الاعالل بالقلب(, contoh صان

asalnya صون (huruf wawu diganti menjadi huruf alif), i’lal dengan mensukun

زو contoh ,)الاعالل بالتسكين(asalnya يغ زو

يغ (huruf wawu disukun), dan i’lal dengan

membuang ) الاعالل بالحذف(, contoh : موم asalnya ق

.(huruf wawu dibuang) ق

Kedua yaitu ibdal. Kata ibdal diambil dari bentuk masdhar dari kata بدل"ا

" -يبدل –ابدالا yang artinya penggantian. Ibdal adalah pertukaran letak suatu huruf

dengan huruf lain dengan pada suatu kata (Asy’ari, 1956: 74).

Ibdal lebih umum dari pada i’lal, Ibdal meliputi proses penggantian bunyi lain

secara umum, sementara i’lal hanya terbatas pada proses penggantian antara

bunyi-bunyi semi vocal/ huruf ‘illat (Kholisin, Hanafi, 2015 : 96). Contoh :

صل صل asalnya اتعىا ,('wawu diganti dengan ta) اوت د asalnya عى

huruf ta’ diganti) ادت

huruf dal).

Ketiga yaitu idghom. Kata Idghom diambil dari bentuk mashdar kata مدغ

" –يدغم –ما

إدغا yang artinya menggabungkan, memasukkan. Menurut Istilah

Idghom adalah meleburkan suatu huruf yang satu pada yang lain (Asy’ari, 1956:

63). Contoh: مر asalnya مرر (huruf ra’ yang pertama diidghomkan pada huruf ra’

yang kedua), مد asalnya مدد (huruf dal yang pertama diidghomkan pada huruf dal

yang kedua).

Keempat yaitu ziyadah. Ziyadah diambil dari bentuk mashdar dari kata

" –يزيد –"زاد زيادة yang artinya tambahan. Ziyadah adalah membuat kata baru dari

suatu kata dengan jalan menambah suatu huruf dari kata asalnya tadi untuk

maksud lafdzi atau ma’nawi (Asy’ari, 1956: 74). Contoh: رحرح asalnya ف

ف

(menambah huruf ر اتب ,(تب asalnya ك

.(ا menambah huruf) ك

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

476 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

EKUIVALENSI ANTARA ILMU MORFOLOGI DAN ILMU SHARF

Ekuivalensi berasal dari bahasa inggris “equivalent” yang artinya

kesepadanan. Adapun ekuivalensi antara ilmu morfologi dan ilmu sharf bermakna

“kesepadanan antara ilmu morfologi dan ilmu sharf’. Bagi pembelajar bahasa,

sudah pasti bahasa dijadikan objek bahasa. Bahasa memiliki sifat yang bermacam-

macam., Untuk itu, penulis akan menjelaskan tentang kesetaraan/ kesepadanan

yang ada pada ilmu morfologi dan ilmu sharf berdasarkan apa yang telah

dijelaskan diatas. Apakah ilmu morfologi memang memiliki kedudukan yang

setara/sepadan dengan ilmu sharf atau tidak, didukung bukti-bukti apa yang

mendukung argument tersebut.

Adapun dari penjelasan-penjelasan diatas kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa:

Pertama, ilmu morfologi dan ilmu sharf sama-sama membahas tentang

proses perubahan bentuk suatu kata. Hanya saja bedanya Ilmu morfologi berasal

dari kajian linguistik umum, sedangkan ilmu sharf berasal dari kajian linguistik

Arab.

Kedua, sebagian besar pokok bahasan yang dibahas di ilmu morfologi dan

ilmu sharf memiliki kemiripan bahkan relatif sama, walaupun masing-masing

ilmu memiliki istilah yang berbeda, yaitu: 1) Kajian ilmu morfologi dan ilmu

sharf sama-sama membahas tentang kata. Hanya saja istilah ‘kata’ dalam bahasa

Arab dinamakan ‘kalimah’, 2) Didalam ilmu morfologi, infleksi setara dengan

tashrif lughowi dalam ilmu sharf, karena dalam kedua proses tersebut sama-sama

membahas tentang proses pembentukan kata yang leksikalnya sama, sehingga

tidak merubah makna asal, hanya pelaku pekerjaan saja yang berbeda-beda, 3)

derivative dalam proses pembentukan kata didalam ilmu morfologi, setara dengan

tashrif istilahi dalam proses pembentukan kata didalam ilmu sharf, karena dalam

kedua proses tersebut sama-sama membahas terjadinya perubahan bentuk leksikal

yang melahirkan makna yang baru dan berbeda-beda, 4) afiksasi dalam ilmu

morfologi setara dengan ziyadah dalam ilmu sharf.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa ilmu

morfologi berekuivalensi dengan ilmu sharf. Hal tersebut dibuktikan karena

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

477

sebagian besar objek kajian yang ada dalam ilmu morfologi ada dalam ilmu sharf.

Setara tidak harus sama persis. Karena, ,karena setiap bahasa memiliki

kekhususan masing-masing.

KESIMPULAN

Dalam linguistik, bahasa merupakan objek kajian linguistik. Dalam bahasa

terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan secara fungsional ,

diantaranya adalah morfologi (linguistic umum) dan sharf (linguistic Arab).

Seringkali kedua ilmu ini disepadankan, karena sebagian besar objek kajian yang

ada dalam ilmu morfologi ada dalam ilmu sharf sebagaimana penjelasan diatas.

Didukung dengan bukti-bukti yang telah dipaparkan diatas, maka terbukti bahwa

ilmu morfologi itu padanan dari ilmu sharf.

Penulis sengaja menulis artikel ini sedemikian singkat, tidak terlalu

terperinci karena hanya menyingkap secara ringkas tentang kesetaraan antara ilmu

morfologi dan ilmu sharf. Untuk itu penulis mengharap pada penulis lain untuk

mengembangkan dan memperbaiki artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Hamalawi, Ahmad. 1953. Syadzdzal ‘Urfi fi finn As-Sharfi. Mesir: Maktabah

Muhammad Mahmud Al-Halby

Asy’ari , Hasyim. 1958. Fiqhullughoh (Ilmu Bahasa Arab). Semarang: IKIP

Semarang Press.

Mulyono, Iyo. 2013. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Teori dan Sejumput

Problematik Terapannya. Bandung: Yrama Widya.

Anwar, Moch. 2008. Revisi Ilmu Shorof Terjemahan Matan Kailani dan Nazham

Almaqsud berikut penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Kholisin & Hanafi, Yusuf. 2005. Buku Ajar Fonologi Bahasa Arab. Malang :

Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Ermanto. 2012. Hierarki Morfologi Pada Verba Reduplikasi Bahasa Indonesia:

Tinjauan dari Perspektif Morfologi Derivasi dan Infleksi, 20 (1).(Online),

(https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/922), diakses 8

November 2017

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

478 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Nur, Tajudin. 2016. Analisi Kontrastif dalam Studi Bahasa 1 (2), Bandung :

Universitas Padjajaran Bandung. Dari Al Arabi : Journal of Arabic

Studies, (Online),

http://journal.imla.or.id/index.php/arabi/article/view/11/1, diakses 3 April

2018

Pribadi, M. 2013. Kasus Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab

serta Implikasinya dalam pengajaran Bahasa (Analisis Deskriptif

Metodologis). Yogyakarta : Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan

Kalijaga. Dari Digital Library UIN Sunan Kalijaga, (Online),

http://digilib.uin-suka.ac.id/16099/, diakses 25 Maret 2018.

Fu’adah, R.N. 2014. Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Arab dan Bahasa

Sunda serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Skripsi.

Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga. Dari Digital Library UIN Sunan

Kalijaga, (Online), http://digilib.uin- suka.ac.id/14782/, diakses 25 Maret

2018.

Gani, H.A. 2016. Perubahan Bentuk Kata Dalam Bahasa Arab ( Suatu Analisa

Hubungan Antara Tashrif dan Morfologi), (Online),

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=161026&val=5890&

title=Perubahan%20Bentuk%20Kata%20dalam%20Bahasa%20Arab:%20

Suatu%20Analisa%20%20Hubungan%20antara%20Tashrif%20%20dan%

20Morfologi), diakses 26 Maret 2018.

Natsir, Muhammad. 2017. Pendekatan Bahassa Arab dengan Pendekatan

Morfologi, 9 (1), (online), (http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/

albayan/article/view/1110), diakses 8 November 2017

As-Sunny, Moch. Thohir. 2013. Taqsimu At-Tashrif Min Haitsu Al-Ishtilahi Wa

Al-Lughowi. (Online), (http://mochthohir.blogspot.co.id/2013/04/blogpost

4. html), diakses 8 November 2017

Fikri, Lucki. 2012. Idghom I’lal Ibdal, (online),

(http://luckfikri.blogspot.co.id/2012/07/idgom-ilal-ibdal.html), diakses 8

November 2017