manajemen investasi

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan bisnis, maka peluang yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat adalah sosialisasi mengenai mekanisme, transaksi dan operasionalisasi pada dunia bisnis tersebut. Sehingga bisnis yang telah ada dapat berkembang dengan maksimal. Hal inilah yang menjadi tantangan pada bisnis. Oleh karena itu partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan. Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa yang akan datang. Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana pada suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan meningkatkan nilainya di masa yang akan datang. Dari sini, investasi berarti diawali dengan mengorbankan potensi konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik atau besar di masa yang akan datang. Perbankan memfasilitasi penerbitan surat berharga oleh perusahaan dan pemerintah, menjual efek kepada investor, mengelola aset-aset keuangan untuk individu dengan kekayaan bersih tinggi dan perusahaan, dan memberikan nasihat keuangan di investasi dan sekuritas. Membahas manajemen investasi, maka ruang lingkupnya akan terlalu luas, sehingga penulis membatasi pembahasan pada tinjauan teoritis manajemen investasi. Baik teori manajemen investasi, macam- macam investasi, konsep dasar investasi, tipe investor

Transcript of manajemen investasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan bisnis, maka peluang yang

dihadapi oleh para pelaku bisnis dalam mengembangkan sumber

daya masyarakat adalah sosialisasi mengenai mekanisme,

transaksi dan operasionalisasi pada dunia bisnis tersebut.

Sehingga bisnis yang telah ada dapat berkembang dengan

maksimal. Hal inilah yang menjadi tantangan pada bisnis.

Oleh karena itu partisipasi dari masyarakat sangat

diperlukan.

Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini

untuk konsumsi di masa yang akan datang. Dengan pengertian

bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana pada

suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan

meningkatkan nilainya di masa yang akan datang. Dari sini,

investasi berarti diawali dengan mengorbankan potensi

konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik

atau besar di masa yang akan datang.

Perbankan memfasilitasi penerbitan surat berharga oleh

perusahaan dan pemerintah, menjual efek kepada investor,

mengelola aset-aset keuangan untuk individu dengan kekayaan

bersih tinggi dan perusahaan, dan memberikan nasihat

keuangan di investasi dan sekuritas. Membahas manajemen

investasi, maka ruang lingkupnya akan terlalu luas, sehingga

penulis membatasi pembahasan pada tinjauan teoritis

manajemen investasi. Baik teori manajemen investasi, macam-

macam investasi, konsep dasar investasi, tipe investor

menurut profil resiko, jenis-jenis investasi, keunggulan dan

kekurangan setiap investasi, dan lain-lain.

BAB II

PEMBAHASAN

MANAJEMEN INVESTASI

A. Konsep Investasi

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman

modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara

yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan

investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan

oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula

kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja,

peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau

bahkan penambahan devisa.

Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek

investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan

sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil

untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada

umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal,

bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin,

bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi

ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan

dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis

secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya

merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik

besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau

suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis

tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis

tersebut dilaksanakan.

Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar

dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh

karena itu dilakukan perencanaa investasi yang lebih teliti

agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang

tidak menguntungkan.

Berdasarkan menyatakan bahwa alasan melakukan investasi adalah

sebagai berikut:

a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan

b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga

memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari

pengeluaran.

c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.

Karakteristik Investasi:

1. Modal sebagai penentu keputusan

2. Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan, Karena

investasi adalah hubungan keputusan pada pilihan keuangan

atas modal/dana dengan waktu.

Macam-macam Investasi

1. Real Investment

2. Real investment adalah investasi yang berhubungan dengan

bisnis di sektor riil. Dimana aspek ini lebih didominasi

oleh industri perbankan.

3. Financial Investment, Sementara Financial Investment

adalah investasi yang dilakukan pada aspek keuangan.

Seperti obligasi, saham, reksadana, dan pasar modal.

Konsep Dasar Investasi

1. Pengaruh Waktu dan Pilihan Hasil investasi merupakan

akibat dari pilihan investasi atau jenis atas modal yang

diinvestasikan dan jangka waktu investasinya.

2. Prinsip Compounding adalah menempatkan kembali hasil

investasi kedalam pokok untuk mendapatkan hasil ganda.

3. Risk – Return Trade Off Keuntungan dari cash flows dan

atau hasil penjualan harta atau aset investasi adalah

merupakan hasil investasi. Dimana risikonya terletak pada

deviasi antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan

yang terjadi. Hal inilah yang kemudian menjadikan konsep

dasar investasi. Yaitu semakin tinggi keuntungan berarti

semakin tinggi risiko yang mungkin akan dihadapi. Yang

menjadikan investasi harus menentukan langkah

memaksimalkan keuntungan dengan menekan risiko serendah-

rendahnya.

4. Pilihan yang rasional dalam menentukan pilihan rasional

seorang investor harus mencari hasil terbaik dengan

risiko terendah.

5. Diversifikasi

Pemikiran ini didasarkan pada prinsip peluang bisnis,

yang menjelaskan bahwa setiap usaha mempunyai peluang

bisnis yang berbeda-beda.

6. Waktu Investasi

Penentuan waktu investasi adalah elemen yang paling

kritis terhadap keberhasilan investasi.

Praktik penentuan waktu ada beberapa teori:

1. Waktu memulai investasi

2. Masa investasi

3. Waktu mengalihkan investasi

Strategi mengatasi permasalahan waktu adalah dengan

melakukan investasi secara berkala dengan nilai tertentu.

Jenis-Jenis Investasi

Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi

yang tersedia di pasaran antara lain:

1. Tabungan di bank

Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan

suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan

bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya

memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita

inginkan.

2. Deposito di bank

Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan.

Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang

kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut

sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu

(tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas,

sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang

harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi

daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum

jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada

naik turunnya suku bunga di bank.

3. Saham

Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan

tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian

perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut

mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan

mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden.

Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan

harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut

capital gain maupun lebih rendah daripada kita

membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.

Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua

yaitu deviden dan capital gain.

4. Properti

Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk

tanah atau rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari

properti ada dua yaitu :

a. Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga

mendapatkan uang sewa.

b. Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih

tinggi.

5. Barang-barang koleksi

Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan,

barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat

dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah

dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.

6. Emas

Emas adalah barang berharga yang paling diterima di

seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara

G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki

perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman,

Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan

mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-

7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing

tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu

harga emas biasanya juga berbanding searah dengan

inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin

tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan

harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.

7. Mata uang asing

Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan

alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih

beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham,

karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut

sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar

tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di

Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang

rupiah sangat fluktuatif.

8. Obligasi

Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang

yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik

untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu

proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama

dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku

bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding

suku bunga deposito. Selain itu seperti saham

kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain

baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah

daripada ketika membelinya.

Dari jenis-jenis investasi di atas, maka terdapat

pengelompokkan sebagai berikut:

a. Deposito berjangka

Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku

bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan

lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24

bulan.

b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari

upaya BI untuk meredam dan menstabilkan likuiditas yang

ada di pasar.

c. Saham

Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas

yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran

dasar (shares, stock ).

d. Obligasi

Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun

dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna

pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk

keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).

e. Sekuritas pasar uang

Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga

jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.

f. Sertifikat hutang obligasi

Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain.

Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat

diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini

merupakan bentuk investasi jangka panjang.

g. Tanah/bangunan

Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property,

investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena

mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan

yang telah dibelinya.

h. Reksa dana

Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor

dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai

produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen

Investasi (Mutual Fund).

Tipe Investor Menurut profil Resiko

1. Defensive

Investor dengan tipe defensive, investor ini berusaha

untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko

sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor

tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal

spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat

yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang

dilakukan terbebas dari resiko.

2. Conservative

Investor dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi

untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan

rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya,

untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup

di hari tua. Investor tipe ini memiliki kecenderungan

menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang layak

saja dan tidak memiliki resiko besar, karena filosofi

investasi mereka untuk menghindari resiko. Walaupun

investor conservative sering berinvestasi, investor ini

umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk menganalisa

dan mempelajari portofolio investasinya.

3. Balanced

Investor dengan tipe balanced, merupakan tipe investor

yang menginginkan resiko menengah. Investor tipe ini

selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko yang

dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang dapat

diraih. Tipikal investor ini bahwa mereka akan selalu

berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya

investasi yang proporsional antara resiko dan

penghasilan yang bisa diperoleh yang akan dipilih.

4. Moderately aggressive

Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang

tenang atau tidak ekstrim dalam menghadapi resiko.

Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya

resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan.

Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately

aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan

investasi karena keputusan yang ditetapkan sudah

dipikirkan sebelumnya.

5. Aggressive

Investor aggressive, atau biasa disebut ‘pemain’, adalah

kebalikan dari investor conservative. Mereka sangat

teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki.

Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa

adalah semakin baik. Investor tipe ini umumnya

berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena

mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu

singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun

setiap investor aggressive menyadari bahwa kerugian

adalah bagian dari permainan.

Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi

1. Produk Perbankan

a. Tabungan

Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat

memberikan banyak kemudahan, antara lain:

- Likuiditas yang tinggi, dapat diambil kapan saja:

counter bank dan ATM

- Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran

(telepon, kartu kredit, dan lain-lain), penukaran

uang, dan lain-lain.

- Dijamin pemerintah, sampai tahun 2006.

Kekurangan:

- Suku bunga yang diberikan sangat rendah, di bawah

tingkat inflasi.

- Bunga kena pajak 20% untuk yang di atas Rp 7,5 juta.

b. Rekening koran (cheque/giro)

Dipergunakan secara luas oleh perusahaan dan

perorangan, untuk melakukan transaksi keuangan.

Kemudahan, antara lain:

- Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter

bank pencairan cek.

- Kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain

tanpa menggunakan uang tunai dan tanpa harus datang

ke bank.

- Dijamin oleh pemerintah.

Kekurangan:

- Tidak ada bunga, hanya terdapat jasa giro yang

sangat rendah

- Bunga kena pajak 20%.

c. Deposito berjangka

Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang dalam jangka

waktu tertentu.

Kemudahan, antara lain:

- Suku bunga yang lebih tinggi, sekitar 6%.

- Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja,

meskipun ada jangka waktu tertentu

- Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank

yang sama.

Kekurangan:

- Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo

- Bunga kena pajak 20%, di atas Rp 7,5 juta.

d. Produk Investasi, Reksa Dana/Unit Trust

Keunggulan:

- Diversifikasi

- Pilihan investasi yang beragam

- Transparansi

- Peraturan yang ketat

- Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)

- Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)

B. Teori Manajemen Investasi

Manajemen Investasi adalah Manajemen profesional yang

mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham,

obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk

mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor.

Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan

asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga

merupakan investor perorangan, dimana sarana yang digunakan

biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan

adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti

reksadana.

Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah

termasuk melakukan analisa keuangan, pemilihan aset, pemilihan

saham, implementasi perencanaan serta melakukan pemantauan

terhadap investasi. Diluar industri keuangan, terminologi

“manajemen investasi merujuk pada investasi lainnya selain

daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek,

merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan

obligasi.

Perusahaan Manajemen Investasi

Kegiatan usaha dari manajemen investasi ini terdiri dari

berbagai bidang termasuk mempekerjakan manajer investasi

profesional, penelitian, menjalankan fungsi pesanan dan

perdagangan (dealing).

1. penyelesaian transaksi, pemasaran, audit internal,

serta mempersiapkan laporan bagi nasabahnya.

2. Pengelolaan industri manajemen investasi melibatkan

amat banyak pihak yang menunjukkan betapa rumitnya

kebutuhan industri ini. Disamping karyawan pemasaran

yang membawa nasabah datang kepada industri ini, masih

ada pula staf kepatuhan ( untuk memastikan dipenuhinya

semua peraturan yang berlaku oleh perusahaan), auditor

internal ( untuk mengaudit sistem internal serta

melaksanakan fungsi pengawasan internal), bagian

keuangan (untuk membukukan transaksi keuangan), ahli

komputer serta karyawan pendukung lainnya ( untuk

mencatat setiap transaksi serta valuasi keuangan dari

ribuan nasabah perusahaan)

Perusahaan manajemen investasi seringkali bertindak

sebagai agen atau perantara dari para pemilik saham dan

perusahaan daripada memiliki secara langsung saham

perusahaan. Secara teoritis, para pemilik saham

memiliki kekuasaan yang amat besar untuk mengubah arah

kebijakan perusahaan yang dimilikinya melalui hak suara

dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) serta

kemampuannya untuk mengontrol dan menekan manajemen

perusahaan. Namun dalam prakteknya para pemilik saham

tersebut tidak menggunakan hak suara yang dimiliki

secara kolektif tersebut ( sebab kepemilikannya masing-

masing hanya terdiri dari jumlah yang kecil), dan

institusi keuangan ( selaku agen) kadang-kadang

menggunakan hak suara tersebut. Telah menjadi suatu

kepercayaan umum bahwa manajemen investasi selaku agen

harus memiliki kemampuan untuk secara aktif memantau

kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh

nasabahnya.

Fokus bisnis pada industri manajemen investasi adalah

manajer yang bertugas untuk menginvestasikan dan

mendivestasikan investasi nasabahnya.

Penasehat investasi dari suatu perusahaan manajemen

investasi yang tersertifikasi harus mengelola investasi

nasabahnya sesuai dengan kebutuhan serta profil risiko

masing-masing nasabah, dimana penasehat keuangan akan

merekomendasikan bentuk investasi yang tepat bagi

nasabahnya tersebut.

3. Alokasi aset

Berbagai golongan aset adalah obligasi, properti,

derivatif dan komoditi, dimana manajer investasi

dibayar jasanya untuk melaksanakan penempatan investasi

pada berbagai asset ini. Berbagai golongan aset ini

memiliki dinamika pasar yang berbeda-beda dan saling

mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga penempatan

dana investasi pada berbagai aset tersebut dapat

membawa pengaruh signifikan pada performa investasi.

4. Investasi jangka panjang

Sangatlah penting untuk memperhatikan bukti kinerja

imbal hasil jangka panjang terhadap aset investasi yang

berbeda-beda dan melakukan investasi pada jangka waktu

tersebut guna mendapatkan hasil investasi terbaik.

Misalnya pada suatu jangka waktu yang panjang

( misalnya diatas 10 tahun ) pada beberapa negara ,

saham menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi

dibandingkan obligasi, dan obligasi menghasilkan imbal

hasil yang lebihy besar dibandingkan memegang tunai.

Menurut teori keuangan hal ini disebabkan oleh risiko

yang lebih besar pada saham ( lebih bergejolak )

daripada obligasi yang lebih berisiko dibanding tunai.

5. Diversifikasi

Manajer pengelola dana dengan memperhatikan latar

belakang alokasi aset, akan mempertimbangkan untuk

melakukan diversifikasi aset sesuai profil risiko

nasabahnya dan membuat daftar perencanaan penempatan

investasi yang sesuai. Daftar tersebut akan menunjukkan

persentase penempatan dana pada masing-masing saham

atau obligasi. Teori diversifikasi portofolio ini

diperkenalkan oleh Harry Max Markowitz dan efektivitas

dari diversifikasi ini membutuhkan manajemen korelasi

antara imbal hasil dan tingkat pengembalian modal, isu

internal terhadap portofolio bersangkutan, korelasi

silang antara tingkat pengembalian. Pada transaksi ini

bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada

transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau

jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri

tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi

terikat ini pada prinsipnya kedudukan bank sebagai agen

saja, dan atas kegiatannya tersebut bank menerima

imbalan berupa fee.

Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan cara

channelling dan executing, yakni:

a. Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh

pemilik dana dan bank sebagai agen tidak

menanggung risiko apapun.

b. Executing, apabila bank sebagai agen juga

menanggung risiko dan hal ini banyak yang

menganggap bahwa investasi terikat executing ini

sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip mudharabah,

namun dalam akuntansi perbankan syariah diakomodir

karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh

bank syariah.

c. Sistem Pendukung Keputusan untuk Manajemen

Investasi

C. INVESTASI DALAM PERBANKAN

Kebutuhan investasi dalam pertumbuhan ekonomi Pemerintah

menyatakan, untuk menumbuhkan perekonomian sebesar 7 persen ke

depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp.2.000 trilyun per

tahun. Investasi tersebut dipenuhi oleh investasi PMA,

investasi dunia usaha domestik, investasi perorangan (rumah

dsb nya) dan juga investasi oleh pemerintah. Sumber pembiayaan

investasi berasal dari Perbankan, Pasar Modal, Sumber Luar

Negeri, APBN dan APBD, serta sebagian besar lainnya dari dana

sendiri. Perkembangan pinjaman oleh Perbankan selama beberapa

tahun terakhir mencapai nilai nominal yang meningkat. Jika

tahun 2007 kenaikan nominal Rp.210 trilyun, tahun 2008

kenaikan sekitar Rp.300 trilyun, namun sampai dengan September

2009 pinjaman baru tumbuh Rp. 64 trilyun. Dalam beberapa tahun

terakhir, secara keseluruhan, total asset Perbankan tumbuh

sekitar 15-17 persen per tahun, pertumbuhan yang sama juga

dicapai oleh DPK (Dana Pihak ketiga).

Menabung atau investasi di sektor perbankan merupakan

pengetahuan yang dimiliki hampir oleh semua kalangan

masyarakat. Sektor perbankan sempat menjadi idola dan pilihan

masyarakat untuk menyimpan dana serta investasi untuk tujuan

masa depan. Tapi begitu krisis melanda Indonesia, sektor

perbankan terkena dampak yang sangat kronis. Selama masa

krisis banyak bank yang terkena likuidasi. Sampai saat ini

sektor ini belum kembalai pulih seperti sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berinvestasi di reksa dana, sang investor hanya perlu

mencermati faktor fundamentalnya, tidak perlu melihat sisi

teknikal. Ini berbeda dengan investor di saham. Karena sebuah

investasi itu tidak dibangun dalam waktu singkat, melainkan

dalam jangka panjang dan sedikit demi sedikit. Dapat

diasumsikan bahwa bentuk investasi dalam pembangunan perbankan

perlu diperhitungkan karena tingkat perkembangannya yang

relative cepat. Demi terpenuhinya peluang dan tantangan

tersebut, maka harus dirumuskan dan disosialisasikan mengenai

manajemen investasi, sehingga partisipasi masyarakat dalam

bisnis ini juga akan meningkat.

Iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan sangat

menarik bagi akses investasi asing. Ketersediaan insentif

fiskal untuk menarik investor asing, tidak ada batasan nilai

investasi, kemungkinan investor asing untuk memiliki

seluruhnya investasi mereka dalam hampir semua sektor dan

proses persetujuan investasi yang telah disederhanakan

merupakan sebagian dari keuntungan bagi investasi asing untuk

menanamkan modalnya di Indonesia. Sebagai negara anggota

ASEAN, Indonesia terletak di persimpangan dua benua besar,

yaitu Asia dan Australia, dan Samudera Hindia dan Samudera

Pasifik, menawarkan beberapa keunggulan komparatif kepada

investor dengan rentang dan perpaduan yang menarik

Ekonomi terbuka yang berorientasi pasar, dengan rezim

pertukaran mata uang asing yang bebas. Pemerintah Indonesia

menyadari bahwa investasi merupakan salah satu faktor paling

penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan, dengan

demikian, berupaya keras untuk memperbaiki prosedur investasi

di masa mendatang agar dapat merangsang iklim investasi yang

lebih menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://putracenter.com/science/penilaian-terhadap-tingkat-

kesehatan-bank

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/investasi-pengertian-

dasar-jenis-dan.html

http://www.nggersik.com/

http://fileinvestasi.com/index.php/sorot/62-profil/255-pt-

mandiri-manajemen-investasi-kian-sexy-dengan-produk-reksa-

dana-terproteksi.html

http://www.hsbc.co.id/1/2/hsbc-premier_in_ID/bantuan-di-

seluruh-dunia/perbankan-dan-investasi-di-indonesia

Van Horne, Pearson. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan

2(Hal.324), Salemba,

Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.2000