Kualitas Data dalam Riset Akuntansi Manajemen dan ... - Stembi
Akuntansi Manajemen
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Akuntansi Manajemen
MODULAKUNTANSI MANAJEMEN
Ttm. 11 s.d. 15
Bahan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Semester Ganjil Tahun Akademik 2008/2009
Oleh :
AFIF SULFA, SE MSi. Ak.
(DTT-32117)
PROGRAM KULIAH KARYAWAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
J A K A R T A
2 0 0 8
Bahan Kuliah Akuntansi ManajemenBagian 11 dan 12
Afif Sulfa, SE MSi. Ak.
SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
A. PENDAHULUAN
Sistem Akuntansi Manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan
masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses adalah inti dari
suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan penggunaan
untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan
suatu sistem.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga
tujuan umum yaitu menyediakan informasi yang dipergunakan
dalam penghitungan harga pokok jasa, produk dan tujuan lain
yang diinginkan manajemen, menyediakan informasi yang
digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian
dan perbaikan berkelanjutan, menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntasi manajemen berperan penting
dalam mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
penghargaan yang akan diterima oleh individu. Peranan ini
disebut sebagai akuntansi pertanggung jawaban dan merupakan
alat fundamental dari pengendalian manajerial.
Ada empat elemen pada model akuntansi pertanggung
jawaban yaitu : menugaskan tanggung jawab, membuat ukuran
kinerja/criteria, mengevaluasi kinerja, memberikan
penghargaan yang bertujuan untuk mempengaruhi prilaku
sehingga inisiatif individu dan orgaisasional sejalan untuk
mencapai suatu tujuan umum.
Akuntansi manajemen memberikan tiga jenis akuntansi
pertanggung jawaban yaitu berdasarkan fungsional,
berdasarkan aktifitas dan berdasarkan strategi. Sistem
akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan fungsional
menugaskan tanggung jawab pada unit organisasional dan
menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan, hal
ini menekankan persfektif keuangan.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas, di
pihak lain adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang
dikembangkan bagi para perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan yang terus-menerus menuntut perbaikan. Dan
akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktifitas
menempatkan tanggung jawab pada proses dan menggunakan
ukuran kinerja keuangan dan non keuangan.
B. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
1. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem akuntansi manajemen berperan penting dalam
mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan
penghargaan yang akan diterima oleh para individu.
Peranan ini disebut sebgai akuntansi pertanggungjawaban
& merupakan alat fundamental dari pengendalian
manajerial.
Ada 4 elemen pada model akuntansi
pertanggungjawaban, yaitu :
a. Menugaskan tanggung jawab
b. Membuat ukuran kinerja / criteria
c. Mengevaluasi kinerja
d. Memberikan penghargaan
Tiga (3) jenis system akuntansi pertanggungjawaban,
yaitu berdasarkan :
Fungsional
Aktivitas
Strategi
2.Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Fungsi &
Berdasarkan Aktivitas
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi
menugaskan tanggungjawab pada unit organisasional &
menyatakan ukuran kinerja berdasarkan factor keuangan.
Hal ini menekankan perspektif keuangan yang
dikembangkan ketika perusahaan dalam lingkungan
relative stabil.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
adalah system akuntansi pertanggungjawaban bagi
mperusahaan yang beroperasi terus menuntut perbaikan
pada proses & menggunakan ukuran kinerja keuangan &
nonkeuangan.
Perbaikan elemen per-elemen dari 2 pendekatan,
yaitu :
a. Menugaskan tanggung jawab
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi
terfokus pada fungsi unit organisasional & individu.
Dalam suatu system pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas / proses, titik fokusnya berubah dari unit
& individu ke proses & tim.
b. Perbaikan proses
Mengacu pada peningkatan & penaikan konstan dalam
efisiensi proses yang sudah ada.
c. Inovasi proses ( rekayasa ulang bisnis )
Mengacu pada kinerja proses dalam suatu acara baru
yang radikal dengan tujuan pencapaian perbaikan
dramatis dalam hal waktu, kualitas, dan efisiensi.
d. Pembuatan proses
Mengacu pada instalasi suatu proses baru secara
keseluruhan dengan tujuan memenuhi tujuan pelanggan
& keuangan. Perbaikan proses, inovasi dan pembuatan
proses sangat membutuhkan aktivitas & dukungan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
kelompok dan tidak dapat dilakukan secara efektif
oleh individu-individu.
e. Penetapan ukuran kinerja
Anggaran dan penghitungan biaya standar adalah dasar
criteria aktivitas bagi system berdasarkan
fungsional. Bahwa ukuran kinerja bersifat objektif &
bersifat keuangan. Pertama, ukuran kinerja
berorientasi pada proses yaitu ukuran yang
berhubungan dengan proses seperti waktu proses,
kualitas & efisiensi. Kedua, standar ukuran kinerja
juga distrukturkan untuk mendukung perubahan. Jdi
standar-standar bersifat dinamik. Standar berubah
untuk mencerminkan kondisi baru & tujuan baru serta
untuk mempertahankan kemajuan yang telah
direalisasikan.
f. Pengukuran kinerja
Kinerja diukur dengan membandingkan hasil actual
dengan hasil yang di anggarkan. Waktu, kualitas &
efisiensi merupakan dimensi penting bagi kinerja.
Pengurangan waktu proses yang dihabiskan untuk
mengirim output pada para pelanggan dibanding
sebagai dasar. Jdi mengukur hal seperti siklus waktu
& pengiriman tepat waktu menjadi penting.
g. Pemberian penghargaan
Sistem penghargaan dalam system berdasarkan fungsi
didesain untuk mendorong para individu mengelola
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
biaya untuk mencapai / mengalahkan standar anggaran.
Karena proses perbaikan kebanyakan dicapai melalui
usaha tim, penghargaan berdasarkan grup lebih cocok
daripada penghargaan individu.
3.Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas &
Berdasarkan Strategi
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
dapat menampilkan suatu perubahan signifikan bagaimana
tanggung jawab ditempatkan, diukur &di evaluasi. Sistem
berdasarkan aktivitas perspektif berdasarkan fungsional
secara efektif.
Suatu system akuntansi prtanggungjawaban
berdasarkan strategi adalah langkah selanjutnya dalam
evolusi akuntansi pertanggungjawaban. Sistem akuntansi
pertanggungjawan berdasarkan strategi menerjemahkan
misi & strategi organisasi kedalam tujuan operasional &
mengukur 4 perspektif yang berbeda : perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses &
perspektif ( pembelajaran & pertumbuhan )
infrastruktur.
Empat (4) elemen tanggungjawab untuk system
pertanggungjwaban berdasarkan strategi, yaitu :
a. Penetapan tanggung jawab
Berdasarkan strategi mempertahankan perspektif proses
& keuangan pendekatan berdasarkan aktifitas, namun
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
menambahkan dengan perspektif pelanggan & pembelajaran
serta pertumbuhan (infrastruktur)
b. Pembuatan ukuran kinerja
Ukuran kinerja harus diintegrasikan sehingga mereka
secara mutualisme konsisten & ditekankan kembali.
Hasilnya, misi, strategi, dan tujuan perusahaan dapat
mengarahkan ukuran kinerja suatu organisasi. Ukuran
yang seimbang berarti bahwa ukuran yang dipilih
diseimbangkan antara :
Ukuran yang tertinggal & ukuran yang memimpin
- Ukuran yang tertinggal : ukuran hasil, ukuran
dari usaha terdahulu
- Ukuran yang memipin : factor-faktor yang
menggerakkan kinerja masa depan
Ukuran objektif & ukuran subjektif
- Ukuran objektif : ukuran yang dapat dihitung &
diversifikasi
- Ukuran subjektif : agak sulit dihitung & lebih
bersifat penilaian pribadi
Ukuran eksternal & internal
- Ukuran eksternal : berhubungan dengan pelanggan &
pemegang saham
- Ukuran internal : berhubungan dengan proses &
kemampuan yang menciptakan nilai bagi pelanggan
& pemegang saham.
c. Pengukuran kinerja
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Dalam system pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas,
ukuran kinerja berorientasi pada proses.
d. Pemberian penghargaan
Cara memberikan penghargaan dalam latar multidimensi
masih sedang dieksplorasi. Contohnya adalah untuk
tidak membayar bonus jika kinerja actual kurang dari
nilai minimum atas ukuran kinerja. Munculnya akuntansi
aktivitas adalah factor utama yang dibutuhkan untuk
pengoperasional system akuntansi pertanggungjawaban
perbaikan berkelanjutan.
4. Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Pendekatan yang luas & terpadu yang memfokuskan
perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan
perbaikan nilai pelanggan & laba yang dicapai dengan
menyediakan nilai ini yang meliputi penghitngan biaya
produk & analisis produk & analisis nilai proses.
Dimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas
apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan & seberapa baik
dikerjakannya
C. ANALISIS NILAI PROSES
Analisis nilai proses merupakan landasan akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas. Hal ini lebih
memfokuskan pada akuntabilitas aktivitas, bukan pada biaya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
& hal ini menekankan maksimalisasi kinerja system yang luas
bukan pada kinerja individual.
1. Analisis nilai proses mengacu pada :
a. Analisis Penggerak
Setiap aktivitas memiliki input & output.
Input aktivitas adalah sumber-sumber yang dipakai
oleh aktivitas dalam memproduksi output. Output
aktivitas adalah hasil / produk suatu aktivitas.
Contoh : aktivitas menulis program computer,
inpitnya adalah programmer, computer, printer &
outputnya adalah menjadi program computer.
Analisis penggerak adalah usaha yang
dikeluarkan untuk mengidentifikasikan factor-faktor
yang merupakan akar penyebab biaya aktifitas. Contoh
: penyebab dari biaya perpindahan bahan adalah tata
letak pabrik. Setelah akar penyebab diketahui
tindakan dapat diambil untuk memperbaiki aktivitas
yaitu mengatur ulang tata letak pabrik.
b. Analisis Aktivitas
Analisis aktifitas adalah proses
pengidentifikasian, penjelasan & pengevaluasian
aktifitas yang perusahaan lakukan.
Aktifitas dapat diklasifikasikan sebai berikut :
1) Aktifitas bernilai tambah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Aktifitas-aktifitas yang perlu untuk
dipertahankan dalam bisnis disebut aktivitas
bernilai tambah. Suatu aktivitas yang dapat
diubah diklafikasikan sebagai nilai tambah jika
secara simultan memenuhi 3 kondisi : aktivitas
yang menghasilkan perubahan, perubahan tersebut
tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang
sebelumnya, aktivitas tersebut memungkinkan
aktivitas lain untuk dilakukan.
2) Aktivitas tak bernilai tambah
Karena peningkatan persaingan banyak perusahaan
cenderung untuk menghapus kegiatan yang tak
bernilai tambah karena hanya menambah biaya yang
tidak perlu & mengganggu kinerja, perusahaan juga
mengoptimalkan aktivitas yang bernilai tambah.
Contoh aktivitas tak bernilai tambah :
Penjadwalan : Suatu aktivitas yang
menggunakan waktu & sumber daya untuk
menentukan kapan produk yang berbeda memiliki
akses untuk pemrosesan & berapa banyak yang
akan diproduksi;
Pemindahan : Suatu aktivitas yang menggunakan
waktu & sumber daya untuk memindahkan bahan,
barang dalam proses & barang jadi dari suatu
departemen ke departemen yang lain.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Penantian : Suatu aktivitas dimana suatu
bahan / barang dalam proses menggunakan waktu
& sumber daya dengan menunggu proses
selanjutnya.
Pengawasan : Suatu aktivitas dimana waktu &
sumber daya dikeluarkan untuk memastikan
bahwa poroduk memenuhi spesifikasi.
Penyimpanan : Suatu aktivitas yang
menggunakan waktu & sumber daya ketika barang
/ bahan disimpan dalam persediaan.
2. Pengurangan Biaya (cost reduction)
Perbaikan berkelanjutan mencakup tujuan
pengurangan biaya.Usaha untuk menurunkan biaya dari
produk & proses yang ada disebut sebagai penghitungan
biaya kaizen.
a. Analisis aktifitas dapat menurunkan biaya dengan 4
cara, yaitu :
1) Penghapusan aktiva
Berfokus pada aktigitas tidak bernilai
tambah. Setelah aktifitas yang tidak menambah
nilai teridentifikasi, ukuran harus diambil untuk
menghindarkan organisasi dari aktifitas ini.
2) Pemilihan aktifitas
Melibatkan pemilihan diantara aktifitas
yang berbeda karena strategi bersaing. Strategi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
berbeda menyebabkan aktifitas yang berbeda.
Setiap strategi desain produk memiliki
aktifitasnya sendiri dan biasa yang berhubungan.
Jika semua hal lain setara maka desain strategi
yang berbiaya paling rendahlah yang harus
dipilih.
3) Pengurangan aktifitas
Mengurangi waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan oleh aktifitas. Pendakatan untuk
menurunkan aktifitas seharusnya secara primer
ditujukan pada perbaikan aktifitas yang
diperlukan atau strategi jangka pendek untuk
perbaikan aktifitas tak bernilai tambah sampai
kegiatan ini dapat dihapuskan.
4) Pembagian aktifitas
Meningkatkan efisiensi aktifitas yang
diperlukan dengan menggunakan skala ekonomi.
Contoh : suatu produk baru dapat dirancang untuk
menggunakan komponen yang telah digunakan oleh
produk lain. Dengan menggunakan komponen yang
telah ada, aktifitas yang berhubungan dengan
komponen ini sudah ada dan perusahaan menghindar
pembuatan aktifitas yang baru.
b. Pengukuran Kinerja Aktifitas
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Ukuran kinerja aktifitas muncul dalam bentuk
keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang
untuk menilai seberapa baik suatu aktifitas
dikerjakan dan hasil yang dicapai. Selain itu untuk
menyatakan apakah terjadi perbaikan yang konstan
ukuran kinerja aktifitas berpusat pada tiga dimensi
utama.
1) Efisiensi : Terfokus pada hubungan input
aktivitas dengan output aktivitas
2) Kualitas : Mengacu pada aktivitas yang
dilakukan secara benar pada saat pertama
kali dikerjakan
3) Waktu : Dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
juga merupakan hal yang penting, lebih
banyak waktu biasanya lebih banyak
sumberdaya yang dipakai dan sedikit
kemampuan untuk merespon permintaan
pelanggan.
c. Pelaporan Biaya Tak Bernilai Tambah dan Biaya
Bernilai Tambah
Pengurangan biaya tak bernilai tambah adalah
suatu cara untuk meningkatkan efisiensi aktifitas.
Suatu sistem akuntansi perusahaan seharusnya
membedakan antara biaya bernilai tambah dan biaya
tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja
aktifitas membutuhkan penghapusan aktifitas tak
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
bernilai tambah dan mengoptimalkan aktifitas yang
bernilai tambah, oleh karena itu, suatu perusahaan
seharusnya mengidentifikasi dan secara formal
melaporkan biaya yang bernilai tambah dan yang tidak
bernilai tambah dari setiap aktifitas. Penulusuran
biaya secara tepat waktu memungkinkan para manager
untuk menilai efektifitas program manajemen
aktifitas mereka.
Biaya bernilai tambah adalah satu-satunya
biaya yang seharusnya ada disuatu organisasi.
Standar bernilai tambah memerlukan penghapusan penuh
aktivitas tak bernilai tambah. Standar bernilai
tambah juga memerlukan penghapusan penuh aktivitas
yang tidak efisien, meskipun aktivitas tersebut
perlu namun ketidakefisienan terus berjalan. Oleh
karena itu, standar bernilai tambah mengidentifikasi
output aktivitas optimal. Mengidentifikasi output
aktivitas optimal membutuhkan pengukuran output
aktivitas. Biaya bernilai tambah dapat dihitung
dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah
dengan standar harga (standar price-SP) dan biaya
tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai perbedaan
antara output aktual tingkat aktivitas (activity
quantity-AQ) dan tingkat bernilai tambah (SQ)
dikalikan dengan biaya standar per unit.
Rumus ini ditunjukkan dibawah ini :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ-SQ)SP
Ket : SQ = tingkat output bernilai tambah
suatu aktivitas.
SP = harga standar per unit ukuran
output aktivitas
AQ = kuantitas aktual yang digunakan
untuk sumber daya yang fleksibel.
D. PELAPORAN TREND
Saat para manajer melakukan tindakan untuk
memperbaiki aktivitas, apakah pengurangan biaya berjalan
sesuai yang diharapkan?. Satu cara untuk menjawab
pertanyaan adalah membandingkan biaya setiap aktivitas
sepanjang waktu. Tujuannya adalah perbaikan aktivitas
sebagaimana diukur dengan pengurangan biaya dan sehingga
kita dapat melihat pengurangan biaya tak bernilai tambah
dari periode ke periode dengan syarat analisis aktivitasnya
efektif.
Laporan trend mengatakan bahwa pengurangan biaya
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Teknologi baru,
rancangan baru, dan inovasi lainnya dapat mengubah sifat
aktivitas tak bernilai tambah dan tingkat bernilai tambah
dapat diubah juga. Jadi, sebagaimana cara baru untuk
pebaikan dapat muncul, standar bernilai tambah juga dapat
diubah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
E. PERANAN STANDAR KAIZEN
Perhitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan
biaya produk dan proses yang ada. Dalam istilah
operasional, hal ini diartikan kedalam pengurangan biaya
tak bernilai tambah. Pengontrolan proses pengurangan biaya
ini dipenuhi melalui pengulangan penggunaan dua sub siklus
utama : (1) siklus perbaikan berkelanjutan atau kaizen dan
(2) siklus pemeliharaan.
Standar kaizen mencerminkan perbaikan yang
direncanakan untuk periode berikut. Siklus pemeliharaan
mengikuti urutan standar – lakukan – periksa – bertindak
(standard – do – check – act).
F. BENCHMARKING
Pendekatan lain untuk pembuatan standar yang
digunakan untuk membantu mengidentifikasi peluang aktivitas
disebut benchmarking. Benchmarking menggunakan praktik
terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja
aktivitas.
Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik
dalam melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking
seharusnya juga melibatkan perbandingan dengan para pesaing
atau industri lain.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
G. MANAJEMEN KAPASITAS AKTIVITAS
Kapasitas aktivitas adalah berapa kali suatu
aktivitas dapat dilakukan. Penggerak aktivitas mengukur
kapasitas aktivitas. Sebagai contoh, penginspeksian barang
sebagai aktivitas.
H. PENGHITUNGAN ANGGARAN BIAYA DAUR ULANG
Dalam kenyataannya, paling sedikit 90% atau lebih
biaya yang berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam
tahap pengembangan dari daur hidup produk. Daur hidup produk
secara sederhana adalah waktu keberadaan produk, dari
pengongsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup produk
adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk
keseluruhan daur hidupnya.
Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada
manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah
kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang,
mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan melayani suatu
produk (atau jasa). Jadi manajemen biaya daur hidup
memfokoskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai
sehingga terbentuk keunggulan bersaing jangka panjang.
Biaya keseluruhan daur hidup memiliki empat elemen :
a. biaya yang tidak muncul lagi
b. biaya manufaktur
c. biaya logistic
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
d. biaya pasca-pembelian dari pelanggan
1. Peranan Penghitungan Biaya Target (target cost)
Manajemen biaya daur hidup menekankan pada
penurunan biaya, bukan pada pengendalian biaya. Biaya
target adalah perbedaan antara harga penjualan yang
dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang
diinginkan.singkatnya, biaya tatget adalah suatu alat
khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan
biaya.
Ada tiga metode penurunan harga yang secara
khusus digunakan:
a. rakayasa berlawanan : memilah produk pesaing
untuk mencari lebih banyak keistimewaan rancangan
yang membuat penurunan harga
b. analisis nilai : menaksir nilai yang ditempatkan
pada berbagai fungsi produk oleh pelanggan.
c. Perbaikan proses : proses perencanaan ulang untuk
memperbaiki efisiensi dapat memberikan sesuatu untuk
mencapai kebutuhan penurunan biaya.
2. Balanced Scorecard: Konsep Kerja
Balanced Scorecard : system manajemen strategis yang
mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan strategi.balanced scorecard menerjemahkan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan
operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif.
a. Penerjemah Strategi
Strategi, menurut pembuat kerangka kerja balanced
scorecard, diartikan sebagai :
”…pemilikan segmen pasar dan pelanggan yang unit bisnis akan
layani, pengidentifikasian proses kritikal inernal dan bisnis yang
memberikan proposisi nilai kepada pelanggan dalam segmen pasar
sasaran, dan memilih kemampuan individual dan organisasional yang
dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan. “
Dengan kata lain, strategi adalah pengspesifikasian
hubungan yang diinginkan oleh manajemen di antara
empat perspektif.
b. Peranan Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja berasal dari visi, strategi, dan
tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran ini harus
diseimbangkan antara ukuran output dan ukuran
kepastian (penggerak kinerja), antara ukuran
objektif dan subjektif, antara ukuran eksternal dan
ukuran internal, dan antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan. Ukuran kinerja juga harus secara
berhati-hati dihubungkan dengan strategi organisasi.
Hal tersebut akan memberikan keuntungan signifikan
bagi organisasi.
c. Menghubungkan Ukuran Kinerja dengan Strategi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Penyeimbangan ukuran mengharuskan ukuran untuk
dihubungkan dengan strategi organisasi. Sebagai
contoh, penyeimbang ukuran output dengan penggerak
kinerja penting untuk dapat menghubungkannya dengan
strategi organisasi . pada prinsipnya yang paling
penting dari hubungan adalah penggunaan hubungan
sebab-akibat. Strategi yang dapat diuji dicapai
dengan menyusun ulang strategi ke dalam suatu
hipotesis sebab–akibat yang dinyatakan dalam suatu
urutan pernyataan jika-maka.
Contohnya :
“jika para perekayasa desain menerima pelatihan
kualitas, maka mereka dapat merencanakan ulang
produk untuk menurunkan jumlah unit yang dicatat;
jika jumlah unit yang cacat turun, maka kepuasan
pelanggan akan meningkat; jika kepuasan pelanggan
meningkat, maka pangsa pasar akan meningkat ; jika
pangsa pasar meningkat, maka penjualan akan
meningkat; jika penjualan meningkat, maka laba akan
meningkat
Gambaran ukuran kerja dalam empat perspektif
Keuangan Peningkatan
Peningkatan Laba
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Penjualan
Penjualan
Pelanggan Peningkatan
Peningkatan
Pangsa Pasar
Kepuasan
Pelanggan
Proses Perancangan
Penurunan Unit
Ulang Produk
yang cacat
Infrastruktur Pelatihan Kualitas
Keempat perspektif mendefinisikan strategi
organisasi. Lebih lanjut bahwa keempat perspektif
memberikan struktur atau kerangka kerja untuk
mengembangkan suatu ukuran kinerja yang terintegrasi
dan kohersif. Ukuran ini, begitu dikembangkan,
menjadi berarti bagi pengartikulasian dan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
pengkomunikasian strategi organisasi ke para pegawai
dan manajer. Ukuran ini, juga bertujuan untuk
mensejajarkan tujuan dan tindakan individual dengan
tujuan dan inisiatif organisasi.
3. Empat Prespektif dan Ukuran Kinerja
a. Perspektif keuangan
Tujuan Ukuran Pertumbuhan pendapatan:a. kenaikan jumlah produkbaru b. Membuat aplikasi baru c. Mengembangkan pelanggandan pasar baru d. mengadopsi strategiharga baru
a. Persentasependapatan dariproduk baru
b. Persentasependapatan dariaplikasi baru
c. persentasependapatan darisumber baru
d. profatibilitasproduk dan pelanggan
b. Perspektif Pelanggan
Tujuan UkuranUtama :a. Peningkatan pangsa
pasarb. Peningkatan retensi
pelangganc. Peningkatan akuisisi
pelanggan d. Peningkatan
profatibilitaspelanggan
a. Pangsa pasar(persentasepasar)
b. Persentasepertumbuhanbisnis daripelanggan yangada
c. Persentasepelanggan yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Nilai kinerja :a. Penurunan harga b. Penurunan biaya
pasca-pembelian c. Perbaikan fungsi
produkd. Perbaikan kualitas
produk e. Peningkatan keandalan
pengirimanf. Perbaikan kesan dan
reputasi
kembalid. Jumlah pelanggan
barue. Tingkat dari
survey pelanggan f. Profatibilitas
pelanggan
a. Biaya pasca-pembelian
b. Tingkat darisurvey pelanggan
c. Persentasepengembalian
d. Persentasepengiriman tepatwaktu
e. Jadwal yang tidakterpenuhi
f. Tingkat dansurvey pelanggan
c. Perspektif Proses
Tujuan UkuranInovasi :
a. Peningkatan jumlahproduk baru
b. Peningkatan produkyang dimiliki
c. Penurunan waktupengembangan produkbaru
Operasionala. peningkatan kualitas
a. Jumlah produkbaru vs yangdirencanakan
b. Persentasependapatan dariproduk yangdimiliki
c. Waktu pemasaran(dari awal hinggaakhir )
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
proses
b. peningkatan efisiensiproses
c. Penurunan waktuproses
Pelayanan pasca penjualan a. peningkatan kualitas
pelayananb. peningkatan efisiensi
pelayananc. penurunan waktu
pelayanan
a. biaya kualitas hasil output
persentase unit cacat
b. Trend biaya unitOutput/input
c. Waktu siklus danvelositasMCE
a. Pertama langsungberhasil
b. Trend biayaOtput/input
c. waktu siklus
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan UkuranPeningkatan kemampuanpegawai
Peningkatan motivasi danpensejajaran
Peningkatan kemampuansystem informasi
a. Tingkat kepuasanpegawai
b. Persentasepergantianpegawai
c. Produktifitaspegawai
d. Rasio strategiscakupan pekerjaan
a. Saran per pegawaib. Saran perpagawai
yang dilaksanakana. Persentase proses
dengan kemampuanmerespons balikdalam waktu nyata
b. Persentasepegawai
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
menghadapipelanggan denganakses online keinformasipelanggan danproduk
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Bahan Kuliah Akuntansi ManajemenBagian 13
Afif Sulfa, SE MSi. Ak.
SISTEM BIAYA STANDAR DAN ANALISIS VARIAN
B. PENDAHULUAN
Suatu system biaya tandar menggambarkan kuantitas
dan biaya menggunakan dasar unit. Standar di buat
ditetapkan berdasarkan pengalaman histories. Studi teknis,
dan input di personil operasional, pemasaran, dan
akuntansi. System perhitungan biaya standar digunakan untuk
memperbaiki perancangan dan pengendalian serta untuk
memfasilitasi perhitungan biaya produk. Dengan
membandingkan hasil actual dengan standar, serta membagi
variansi ke dalam komponen harga dan kuantitas, respons
balik tersedia bagi para manajer.
Dalam perusahaan manufaktur biaya standar
dikembangkan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja 1959,
dan overhead. Dengan menggunakan biaya-biaya ini, biaya
standar per unit di hitung. Lembar biaya standar memberikan
rincian untuk penghitungan biaya standar per unit. Lembar
ini yang menyatakan kuantitas masing-masing input yang
seharusnya digunakan standar kuantitas ini, standar
kuantitas bahan baku yang diizinkan dan standar jam yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
diizinkan, dapat dihitung untuk output actual. Perhitungan
ini memainkan peranan penting dalam analisis variansi.
Karena penghitungan dengan menggunakan standar
kuantitas bahan baku dan standar jam yang diizinkan
memainkan peranan penting dalam analisis variansi, tentunya
hal ini membantu dalam pengendalian manajemen. Variansi
penggunaan bahan baku adalah pembedaan anatara biaya bahan
baku yang seharusnya digunakan dan jumah yang telah
digunakan, sedangkan variansi efisien dan biaya tenaga
kerja adalah perbedaan antara biaya tenaga kerja yang
digunakan dan biaya tenaga kerja yang seharusnya digunakan.
Bagaimana analisis variansi dapat membangu dalam
pengendalian? Hal ini dapat telihat ketika dapat tanda
variansi dalam jumlah yang signifikan, penyelidikan
dilakukan untuk menemukan penyebabnya, dan tindakan
perbaikan dilakukan, jika memungkinkan untuk mengembalikan
system dalam kendali.
Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan
secara cepat tentunya hal ini dikarenakan perusahaan
tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Misalnya
perusahaan tersebtu dapat menciptakan sesuatu yang “lebih”
dari perusahaan saingannya, dan tentunya kaerna
pengendalian manajemen perusahaannya.
Jika suatu perusahaan sudah dapat melakukan
pengendalian dengan ebaik mungkin, maka masalah yang tumbul
diperusahaan tentunya akan berkurang dan walaupun muncul
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
suatu permasalahan, manajemen perusahaan tentunya sudah
siap dan mampu untuk mengatasi masalah tersebut karena
pengendalian manajemen mereka yang begitu baik.
Pengendalian manajemen tersebut bermacam-macam.
Salah satunya adalah analisis variansi (variansi Analysis),
analisis variansi ini membantu pengendalian manajemen dalam
variansi ini membantuk pengendalian manajemen dalam
variansi anggaran yaitu perbedaan antara biaya actual dan
biaya yang direncanakan, membantu pula dalam variansi harga
bahan baku, variansi tarif tenaga kerja dan variansi
efisiensi tenaga kerja. Oleh karena itu, jika kita dapat
mengetahui secara lebih mudah dalam tentang analisis
variansi (Variansi Analysis) maka suatu system pengendalian
manajemen akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
B. SISTEM BIAYA STANDAR
1. Manajemen dengan Pengecualian
Standar adalah tolak ukur dalam pengukuran
kinerja. Manajer (dibantu oleh insinyur dan akuntan)
menetapkan standar kuantitas dan biaya untuk setiap
input utama seperti bahan baku dan jam tenaga kerja.
Standar kuantitas menentukan berapa banyak input yang
dibutuhkan untuk setiap unit produksi. Standar
biaya/harga menentukan berapa yang dibutuhkan untuk
setiap unit input.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Kuantitas aktual dan biaya aktual input kemudian
dibandingkan dengan standar-standar ini. Jika kuantitas
atau biaya input ini berbeda secara signifikan dari
standarnya, manajer kemudian menyelidiki perbedaan
tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan penyebab
permasalahan untuk selanjutnya menyelesaikannya
sehingga tidak terulang lagi. Proses ini disebut
manajemen dengan pengecualian.
Pendekatan dasar untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah adalah dengan melakukan
eksploitasi dalam analisis siklus varians.
Perusahaan manufaktur umumnya memiliki sistem
standar biaya yang maju terkait dengan standar-standar
yang mencakup bahan baku, tenaga kerja dan overhead
yang dikembangkan secara terperinci untuk setiap produk
yang berlainan. Standar-standar ini terdapat pada kartu
standar biaya yang tersedia bagi manajer dengan
informasi yang berhubungan dengan input yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu unit dan biayanya.
2. Menetapkan Biaya Standar
a. Standar Ideal vs Praktis
Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai
hanya dalam kondisi terbaik. Standar ini tidak
memperkenankan adanya kerusakan mesin atau gangguan
pekerjaan lainnya dan dibutuhkan tingkat usaha
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
tertentu yang hanya dapat dicapai oleh pekerja yang
terlatih dan efisien yang bekerja dengan maksimal
selama 100% waktunya.
Standar praktis adalah standar yang ketat tapi
bisa dicapai. Standar ini memperkenankan penghentian
mesin secara normal dan periode istirahat karyawan dan
dapat dicapai melalui usaha yang wajar dan efisiensi
yang tinggi dan rata-rata karyawan.
b. Menetapkan Standar Bahan Langsung
Kuantitas standar perunit untuk bahan langsung
harus mencerminkan jumlah bahan baku yang terkandung
dalam sebuah produk.
c. Menetapkan Standar Tenaga Kerja Langsung
Tarif standar perjam untuk tenaga kerja langsung
bukan hanya terdiri atas upah yang diterima tetapi
juga termasuk tunjangan dan biaya tenaga kerja
lainnya.
Jam standar per unit adalah standar jam kerja
langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah
produk.
d. Menetapkan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya standar per unit dihitung dengan mengalikan
jumlah jam standar dengan harga atau tarif standar.
C. ANALISIS VARIAN DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Permasalahan
Salah satu contoh kasus yang dapat menunjukkan
pentingnya variansi dalam pengendalian manajemen yaitu
seperti yang terjadi pada industri farmasi. Obat-obatan
harus mengandung jumlah tertentu dari bahan baku aktif,
plus atau minus dalam persentase kecil (sebagai contoh,
aspirin mengklaim memiliki lima kandungan pertablet,
harus benar-benar memiliki antara 90 hingga 110 persen
dari jumlah yang disebutkan).
Food & Drug Agency (FDA) bertanggung jawab untuk
memastikan keamanan dan kualitas obat-obatan yang
diproduksi di dalam negeri dan luar negeri. Sebuah
surat tak bernama menyadarkan FDA pada masalah
manufaktur suatu antibiotic yang di produksi oleh
sebuah perusahaan manufaktur Kanada, Novopharm Ltd.
Pada dasarnya obat ini terlalu kuat dan dapat
berpotensi menghancurkan bakteri yang menguntungkan
bersamaan dengan bakteri yang buruk. Saat penyelidikan,
FDA menemukan bahwa proses pencampuran tidak terkendali
hasilnya perusahaan memberhentikan pengiriman hingga
proses tersebut dapat diperbaiki.
Penyelidikan FDA lainnya terpusat pada Haimen
Pharmaceutical faktory di China. Disana, FDA menemukan
contoh obat anti leukemia yang terlalu lemah. Sekali
lagi, variansi besar dari standar menimbulkan suatu
pengendalian. Menariknya pertanyaan mengenai apa yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
harus dilakukan pada perusahaan dan obatnya, tidak
jelas jawabannya. Dalam hal ini, FDA tidak menarik
izinnya karena obat tersebut pasokannya sedikit.
2. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dengan mengetahui analisis
variansi (Varian Analysis) sebagai alat pengedalian
manajemen :
a. Kita dapat mengetahui konsep-konsep dasar yang
mendasari analisis variansi, dan mengetahui kapan
variansi seharusnya di periksa;
b. Kita dapat mengetahui varian analisis tidak hanya
berguna untuk pengendalian biaya, tetapi juga
membantu dan menetapkan keamanan produk;
c. Dapat menghitung variansi bahan baku dan tenaga
kerja serta menjelaskan bagaimana mereka digunakan
untuk pengendalian.
d. Dapat menghitung variansi overhead variabel dan
tetap.
3. Ruang Lingkup
Dalam kasus ini, permasalahan yang diambil mulai
dari konsep-konsep dasar yang mendasari analisis
variansi seperti variansi anggaran, harga (tarif),
variansi penggunaan sampai dengan variansi harga bahan
baku dan variansi efisiensi tenaga kerja. Selain itu,
juga membahas bagaimana variansi melakukan pengendalian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
ketika terdapat tanda variansi dalam jumlah yang di
signitifkan.
4. Asumsi
Analisis variansi (Varian Analysis) sebagai alat
pengendalian manajemen, yang dimaksud sebagai alat
pengendalian manajemen adalah bahwa variansi
mengendalikan dalam penentuan anggaran yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan, variansi juga
mengendalikan dalam penentuan harga bahan baku
langsung, penentuan tarif tenaga kerja, serta
pengendalian variansi overhead variabel.
5. Metode Analisis
a. Dalam penentuan variansi total anggaran, diperlukan
variansi harga dan variansi penggunaan dimana jika
dikalikan dengan rumus :
Total Variansi = Variansi harga + variansi
penggunaan
= (AP – SP)AQ+(AQ-SQ)SP
= ((AP x AQ) – (SP x AQ)) + [(SP x AQ) –
(SQ x SQ)]
= (AP + AQ) – (AP x AQ) + (SP x
AQ) – (SP x SQ)
= (AP x AQ) – (SP x SQ)
b. Dalam variansi harga bahan baku (material price
variance / MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang
harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
secara actual dibayar. Rumus untuk perhitungan
varian ini adalah :
MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara factor, kita memiliki :
MPV = (AP - SP) AQ
Di mana :
AP = harga actual per unit
SP = harga standar per unit
AQ = kuantitas actual bahan baku yang digunakan
c. Dalam variansi penggunaan bahan baku (material usage
variance - MUV) mengukur perbedaan antara langsung
dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan
untuk output actual.
Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :
MUV – (SP x AQ) – (SP x SQ)
Atau, dengan pemfaktoran kita akan mendapatkan
rumus berikut :
MUV = (AQ - SQ) SP
Dimana :
AQ = kuantitas actual bahan baku yang digunakan;
SQ = kuantitas standar bahan baku yang
diperbolehkan untuk output actual
SP = harga standar per unit
d. Dalam varians tarif tenaga kerja (labor rate variance -
LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang
seharusnya dibayar jika dikaitkan dengan rumus :
LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
Atau dengan pemfaktoran kita akan mendapatkan rumus
:
LRV = (AR - SR) AH
Dimana :
HR = tarif upah actual per jam
SR = tariff upah standar kerja
AH = jam tenaga kerja langsung actual yang
digunakan
e. Dalam variansi efisiensi tenaga kerja
(laborefficiency variance - LEV) mengukur perbedaan
antara jam tenaga kerja yang secara actual
digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya
digunakan, jika dikaitkan dengan rumus:
LEV = (AH x SR) – (SH x SR)
Atau dengan pemfaktoran jika, kita akan mendapatkan
rumus berikut :
LEV = (AH - SH) SR
Dimana :
AH = jam actual tenaga kerja langsung yang
digunakan
SH = jam standar kerja langsung yang seharusnya
digunakan
SR = tariff upah standar per jam
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
6. Variabel Operasional
a. Variansi total anggaran adalah perbedaan antara
biaya actual input dan biaya yang direncanakan.
b. Variansi total overhead tetap adalah perbedaan
antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang
dibebankan, di mana overhead tetap yang bebankan
pdiper % dengan mengkalikan tariff standar overhead
tetap dengan jam standar yang di izinkan untuk
output total.
c. Variansi harga bahan baku adalah perbedaan antara
apa yang seharusnya digunakan dan jumlah yang telah
digunakan.
d. Variansi pengeluaran oberhead variabel adalah
perbedaan antara biaya oberhead bariabel actual
dengan biaya oberhead variabel yang dianggarkan pada
jam kerja actual.
e. Variansi efisiensi tenaga kerja adalah perbedaan
antara biaya tenaga kerja yang digunakan dan biaya
tenaga kerja yang seharusnya digunakan.
f. Variansi volume overhead tetap adalah perbedaaan
antara overhead tetap yang di anggarkan dan overhead
tetap yang dibebankan.
g. Variansi efisiensi overhead variabel adalah
perubahan dalam konsumsi overhead variabel, yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
muncul karena penggunaan efisien (atau tidak
efisien) tenaga kerja langsung.
D. EVALUASI BIAYA STANDAR
Suatu system biaya standart menganggarkan kuantitas
dan biaya menggunakan dasar unit. Anggaran unit ini adalah
tenaga karja, bahan, baku, dan over head. Biaya standart,
dengan demikian adalah jumlah yang seharusnya digunakan
untuk produksi suatu produk atau jasa. Standart dibuat
ditetapkan berdasarkan penglaman historis, studi teknis,
dan input dari personil operasional, pemasaran, dan
akuntansi. Standart saat ini yang dapat di capai adalah
yang standart yang dapat di raih dengan kondisi operasional
yang efisien.
Standart ideal adalah standart yang dapat di capai
dengan evisiensi maksimum, atau kondisi operasional ideal.
System perhitungan biaya standart digunakan untuk
memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk
memfasilitasi perhitungan biaya produk dengan membandingkan
hasil actual dengan standart, serta membagi variansi
kedalam komponen harga dan kuantitas, respon balik tersedia
bagi para manager untuk meningkatkan tingkat kendali yang
lebih terhadap biaya dari pada yang ditemukan dalam system
perhitungan biaya normal atu actual. Keputusan seperti
penawaran, juga di buat lebih muda ketika perhitungan biaya
standart di gunakan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Dalam perusahaan manufaktur, biaya standart
dikembangkan intuk bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead. Dengan menggunakan biaya-biaya ini,
biaya standart per unit dihitung. Lembar biaya standart
memberikan rincian untuk penghitungan biaya standart per
unit. Hal ini menunjukan biaya standart untuk bahan baku,
tenaga kerja dan over head serta variabel. Lembar ini
menyatakan kuantitas masung-masing input yang seharusnya
digunakan untuk memproduksi satu unit autput. Dengan
menggunakan standart kualitas unit ini, standart kualitas
bahan baku yang diizinkan dan standart jam yang diizinkan,
dapat dihitung autput actual. Penghitungan ini memainkan
peranan penting dalamanalisis variansi.
Karena penghitungan dengan menggunakan standart
kuantitas bahan baku dan standart jam yang di izinkan
memainkan peranan penting dalam analisis variansi, variansi
mengendalikan dalam penentuan anggaran. Dalam sisten
penghitungan biaya standart, variansi anggaran dipisah
menjadi variansi harga dan penggunaan para manager memiliki
kemampuan lebih baik untuk menganalisis, mengendalikan
variansi total.
Biasanya variansi total dibagi kedalam komponen harga
dan efisiensi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Variansi yang tidak ditoleransi (unvaforable (U)
variance) muncul ketika harga actual atau penggunaan input
lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan ketika
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
hal berlawanan yang muncul, variansi yang ditoleransi
(Favorabel (F) variance) diperoleh variansi yang
ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan
variansi yang baik dan buruk.
Apakah variansi itu baik atau buruk tergantung pada
mengapa mereka muncul. Penentuan penyebabnya mensyaratkan
para manajer untuk melakukan beberapa pengendalian. Jarang
kinerja actual secara tepat memenuhi standar yang
ditetapkan dan manajemen tidak berharap demikian. Standar
tidak hanya berguna untuk pengendalian biaya, tapi gambaran
kasusnya dari indsutri farmasi yang diuraikan dalam
permasalahan dapat menunjukkan pentingnya pengendalian
variansi. Setelah memahami mengapa variansi sebagai alat
pengendalian manajemen, yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah melakukan pengendalian dengan sebaik mungkin.
Melakukan pengendalian manajemen dengan variansi dan
mengambil tindakan perbaikan, seperti pada semua aktivitas,
memiliki biaya yang berhubungan dengannya.
Sebagai prinsip umum, suatu penyelidikan seharusnya
dilakukan hanya jika manfaat yang diperkirakan lebih banyak
Dari pada biaya yang diperkirakan. Tetapi, penilaian biaya
dan manfaat suatu penyelidikan variansi bukanlah merupakan
tugas yang mudah. Jika ya, proses tersebut mungkin secara
permanen tidak terkendali, yang berarti bahwa penghematan
periodikmungkin dapat tercapai jika tindakan korektif
diambil.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Oleh karena sulit untuk menilai dan manfaat analisis
variansi dengan dasar kasus per kasus, banyak perusahaan
membuat batas pengendalian formal baik berupa jumlah nilai
uang, presentase atau keduanya. Perusahaan lainnya
penggunakan penilaian untuk menilai kebutuhan atas
pengendalian.
Selain mengendalikan dalam penentuan anggaran,
variansi juga mengendalikan harga bahan baku dan tariff
tenaga kerja. Variansi harga bahan baku adalah perbedaan
antara apa yang seharusnya dibayar untuk pembelian bahan
baku dan apa yang telah dibayarkan (secara umum berhubungan
dengan aktifitas produksi). Ketika terdapat tanda variansi
dalam jumlah yang signifikan, penyelidikan dilakukan untuk
menemukan penyebabnya. Tindakan perbaikan dilakukan, jika
memungkinkan, untuk meletakkan system kembali dalam
kendali.
Variansi tariff tenaga kerja berbeda dari upah
standar. Ini adalah perbedaan antara upah yang dibayarkan
dan dengan yang seharusnya dibayarkan. Variansi efesiensi
tenaga kerja adalah perbedaan antara biaya tenaga kerja
yang digunakan dan biaya tenaga kerja yang seharusnya
digunakan. Ketika terdapat tanda variansi dalam jumlah yang
signifikan, penyelidikan dilakukan, dan tindakan perbaikan
dilakukan, jika memungkinkan untuk mengembalikan system
dalam kendali.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Analis variansi (Varian Analysis) juga melakukan
pengendalian terhadap biaya overhead pada bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung, variansi total dibagi
menjadi variansi harga dan variansi evisiensi. Variansi
overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang
dibebankan dan yang actual, juga dibagi menjadi variansi
komponen. Pertama, variansi overhead variabel yang
dikeluarkan adalah perbedaan antara biaya overhead variabel
yang dianggarkan pada jam kerja aktual, oleh sebab itu, ini
adalah variansi anggaran yang dihasilkan dengan perubahan
harga dan penggunaan efisien atau tidak efisien atas input
overhead variable.
Variansi efesiensi variabel adalah perbedaan antara
overhead variabel yang dianggarkan pada input aktuan dan
overhead variabel yang dibebankan. Ini langsung dapat
ditambahkan pada evisiensi penggunaan tenaga kerja dan
berasumsi bahwa overhead variabel semuanya digerakkan oleh
jam tenaga kerja langsung. Kedua, variansi overhead tetap
yang dikeluarkan adalah perbedaan antara biaya aktual
overhead tetap dan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
Jadi, variansi ini hanyalah variansi anggaran. Variansi
valume adalah perbedaan antara overhead tetap yang
dianggarkan dan overhead yang dibebankan. Variansi ini
muncul ketika volume aktual produksi berbeda dari volume
produksi yang diperlukan. Jadi, merupakan ukuran penggunaan
kapasitas.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami susun, kami
menyimpulkan bahwa analisis variasi (Variasi Analisis)
sangat berpengaruh sebagai alat pengendalian managemen.
Karena jarangnya kinerja actual yang secara tepat
memenuhi standart yang ditetapkan, maka managemen
seharusnya memiliki pemikiran tingkat kinerja yang
dapat diterima. Dan jika perusahaan sudah dapat
memahami mengapa varian analisis sebagai alat
pengendalian managemen adalah hal yang penting,
selanjutnya kita perlu mengetahui kapan perlu di
lakukan pengendalian.
Jika suatu perusahaan juga sudah tau kapan
seharusnya pengendalian dilakukan danperusahaan juga
sudah dapat mencapai standart yang ditentukan, baik itu
dalam pengendalian biaya, membantu menetapkan kualitas
maupun keamanan produk, maka tentunya suatu perusahaan
dapat berjalan sebagai mana mestinya.
2. Implikasi / Rekomendasi
Suatu perusahaan harus menggunakan analisis
varinasi karena sangat mempengaruhi kinerja perusahaan
dengan mengendalikan anggaran perusahaan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Bahan Kuliah Akuntansi ManajemenBagian 14 dan 15
Afif Sulfa, SE MSi. Ak.
ANALISIS BALANCE SCORECARRD
A. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif
menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan,
produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan
penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan
perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat
global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang
diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan
tingkat dunia. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki
keunggulan pada tingkat dunia yang mampu memuaskan atau
memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang
bermutu, dan cost effevtive.
Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan
untuk mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan
global. Keadaan ini memaksa manajemen untuk berupaya
menyiapkan, menyempurnakan ataupun mencari strategi-strategi
baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan
berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu
perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji ulang
prinsip-prinsip yang selama ini digunakan agar dapat
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat
untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.
Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas
total yang mancakup penekanan-penekanan pada kualitas
produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan,
kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan
bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna
memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan agar
tercipta pelanggan yang loyal. Sehingga meningkatnya
persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan
sedikitnya dua hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai".
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu
faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk
menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem
imbalan dalam perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat
gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga
dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat
untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
B. TUJUAN
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang
bertujuan untuk menunjang proses manajemen yang disebut
dengan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Norton pada
tahun 1990. Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang
cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat
jangka panjang. Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat
pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk
transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan
dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang
komprehensif tidak hanya merupakan ukuran-ukuran keuangan
tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan
maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih
baik.
C. RUANG LINGKUP
Sistem penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan
Balanced Scorecard telah banyak digunakan perusahaan.
Pengukuran kinerja harus secara hati-hati dihubungkan dengan
strategi organisasi. Perusahaan harus mengidentifikasi
segmen pelanggan, proses internal, dan kemampuan individual
dan organisasional yang akan memungkinkan realisasi tujuan
pertumbuhan pendapatan.`Balanced Scorecard secara sederhana
tidak merupakan suatu kumpulan ukuran kinerja kritikal.
Ukuran kinerja berasal dari visi, strategi, dan tujuan
perusahaan.
Dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat
memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi
sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat
pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan.
Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan
efisien.
Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif
untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses
pebelajaran dan pertumbuhan. Dari keempat perspektif
tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan
perspektif keuangan dan nonkeuangan.
D. METODE ANALISA
Untuk mengukur kinerja manajemen menggunakan Balanced
Scorecard dapat menggunakan Efisiensi Siklus Manufaktur
(MCE).
MCE = Waktu Proses
_____ ___________
Wkt. proses + wkt. pindah + wkt. inspeksi + wkt.
penantian
Semakin banyak waktu yang digunakan untuk mempross
suatu produk, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan.
E. EVALUASI KINERJA
1. Kinerja dan Penilaian Kinerja Balance ScoreCard
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh
atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber
daya yang dimiliki.
Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau
aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan
referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,
pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya.
Adapun kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan
secara periodik efektivitas operasional organisasi,
bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi.
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan
perilaku yang tidak semstinya dan untuk merangsang serta
menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak
dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan
kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan
masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat membentuk
motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk
bekerja lebih efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi penilaian kinerja dapat dimanfaatkan
manajemen untuk:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan
efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan
dengan karyawannya seperti promosi, pemberhentian,
mutasi.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan
evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengeai
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2. Ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk
manilai kinerja secara kuantitatif :
a. Ukuran kinerja unggul adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran penilaian. Dengan
digunakannya hanya satu ukuran kinerja, karyawan dan
manajemen akan cenderung untuk memusatkan usahanya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
pdada kriteria tersebut dan mengabaikan kriteria yang
lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam
menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian
tertentu.
b. Ukuran kinerja beragam adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja. Ukuran kinerja beragam merupakan cara untuk
mengatasi kelemahan kriteria kinerja tunggal.
Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran
kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya dengan
berbagai kriteria.
c. Ukuran kinerja gabungan adalah adanya kesadaran beberapa
kriteria lebih penting bagi perusahaan secara
keseluruah dibandingkan dengan tujuan lain, maka
perusahaan melakukan pembobotan terhadap ukuran
kinerjanya. Misalnya manajer pemasaran diukur
kinerjanya dengan menggunakan dua unsur, yaitu
provitabilitas dan pangsa pasar dengan pembobotan
masing-masing 5 dan 4. Dengan cara ini manajer
pemasaran mengerti yang harus ditekankan agar
tercapai sasaran yang dituju manajer puncak.
Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang
biasa digunakan adalah ukuran keuangan, karena ukuran
keuangan inilah yang dengan mudah dilakukan
pengukurannya. Maka kinerja personil yang diukur
adalah hanya yang berkaitan dengan keuangan, hal-hal
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
yang sulit diukur diabaikan atau diberi nilai
kuantitatif yang tidak seimbang.
Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran
yang riil mengenai keadaan perusahaan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya beberapa metode pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan yang diakui dalam
akuntansi, misalnya depresiasi, pengakuan kas, metode
penentuan laba, dan sebagainya.
3. Balanced Scorecard
Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat
perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. Dari keempat
perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced
scorecard menekankan perspektif keuangan dan non
keuangan.
Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan pokok yaitu :
a. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang
saham?. (perspektif keuangan).
b. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap
perusahaan ? (Perspektif pelanggan).
c. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif
proses internal).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
d. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan
perbaikan dan menciptakan nilai secara
berkesinambungan? (Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan).
Balanced Scorecard memberi kerangka kerja untuk
penerjemahan strategi ke dalam kerangka operasional.
4.Konsep Balanced Scorecard.
Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan
perkembangan implementasi konsep tersebut. Kapalan dan
Norton, 1996 menyatakan bahwa Balanced scorecard terdiri
dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat
digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor, skor
yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan
dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan
ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja
personil yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara
berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Oleh sebab itu personil harus mempertimbangkan
keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non
keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan
yang bersifat ekstern jika kartu skor personil digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa
depan.
Balanced scorecard memperkenalkan empat proses
manajemen yang baru, yang terbagi dan terkombinasi
antara tujuan strategik jangka panjang dengan peristiwa-
peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut
adalah :
a. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi
perlu dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi
adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh
perusahaan di masa mendatang. Untuk mewujudkan
kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan perlu
merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu
landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya.
Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini
kemudian dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan
ukuran pencapaiannya.
b. Komunikasi dan Hubungan.
Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap
karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan
konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan
kinerja karyawan yang baik. Untuk itu, balanced scorecard
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri
dari tiga kegiatan:
Comunicating and educating
Setting Goals
Linking Reward to Performance Measures
c. Rencana Bisnis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi
mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana
keuangan mereka. Hampir semua organisasi saat
mengimplementasikan berbagai macam program yang
mempunyai keunggulannya masing-masing saling bersaing
antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut
membuat manajer mengalami kesulitan untuk
mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di
setiap departemen. Akan tetapi dengan menggunakan
balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan
sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting
untuk diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah
tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
d. Umpan Balik dan Pembelajaran
Proses keempat ini akan memberikan strategic
learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard
sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan
dapat melaukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga
pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk
dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi
strategi.
Keempat proses tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Memperjelas dan Menerjemahkan visi dan strategi
o Memperjelas visi
o Menghasilkan Konsensus
- Merencanakan dan Menetapkan sasaran
o Menetapkan sasaran
o Memadukan inisiatif strategis
o Mengalokasikan sumber daya
o Menetapkan tonggak-tonggak penting
- Mengkomunikasikan dan Menghubungkan
o Mengkominikasikan dan mendidik
o Menetapkan tujuan
o Mengkaitkan imbalan dengan ukuran kinerja
5. Tolok Ukur dalam Balanced Scorecard.
a. Perspektif Keuangan (finansial)
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian
dalam balanced scorecard karena ukuran keuangan
merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang
terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang
diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam
tiga perspektif lainnya.
Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan
pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang
oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga tahap:
1) Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap
awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini
suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang
sama sekali atau peling tidak memiliki potensi
untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini,
kemungkinan seorang manajer harus terikat komitmen
untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru,
membangun dan mengembangkan fasilitas produksi,
menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan
mendukung hubungan global, serta mengasuh dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
Perusahaan dalam tahap pertumbuhan mungkin
secara aktual beroperasi dengan cash flow negatif
dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah.
Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa
depan sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih
besar dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu
dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang,
dengan produk dan jasa dan konsumen yang masih
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage
menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam
pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk
dan jasa baru.
2) Sustain Stage (Bertahan).
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu
tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi
dan reinbestasi dengan mempersyaratkan tingkat
pengembalian yang terbaik, Dalam tahap ini
perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar
yang ada dan mengembankannya apabila mungkin.
Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk
menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapasitas
dan meningkatkan perbaikan operasional secara
konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi
bertumpu pada strategi-stratei jangka panjang.
Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
3) Harvest (Panen)
Tahap ini merupakan tahap kematangan
(mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan
panen (harvest) terhadap investasi mereka.
Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih
jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan
fasilitas, tidak untuk melakukan eksppansi atau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam
tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk
ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest
adalah cash flow maksimum yang mampu dikembalikan
dari investasi dimasa lalu.
b. Perspektif Pelanggan
Pada masa lalu seringkali perusahaan
mengkonsentrasikan diri pada kemampuan internal dan
kurang memperhatikan kebutuhan konsumen. Sekarang
strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari
internal ke eksternal. Jika suatu unit bisnis ingin
mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka
panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan
suatu produk atau jasa yang bernilai dari biaya
perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai
apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan
melebihi dari apa yang diharapkan dan persepsikan
konsumen (Heppy Julianto, 2000).
Tolok ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua
kelompok :
1) Kelompok Inti
a) Pangsa pasar: mengukur seberapa besar pororsi
segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh
perusahaan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
b) Tingkat perolehan para pelanggan baru:
mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil
menarik pelanggan-pelanggan baru.
c) Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama:
mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil
mempertahankan pelangan-pelanggan lama.
d) Tingkat kepuasan pelanggan: mengukur seberapa
jauh ppelanggan merasa puas terhadap layanan
perusahaan.
e) Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur
seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih
oleh perusahaan dari penjualan produk kepada
para pelanggan.
2) Kelompok Penunjang
a) Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan
mutu)
Tolok ukur atribut produk adalah tingkat
harga eceran relatif, tingkat daya guna
produk, tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan
proses produksi, mutu peralatan dan fasilitas
produksi yang digunakan, kemampuan sumber daya
manusia serta tingkat efisiensi produksi.
b) Hubungan dengan pelanggan
Tolok ukur yang termasuk sub kelompok
ini, tingkat fleksibilitas perusahaan dalam
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
memenuhi keinginan dan kebutuhan para
pelanggannya, penampilan fisik dan mutu
layanan yang diberikan oleh pramunaga serta
penampilan fisik fasilitas penjualan.
c) Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-
produknya dimata para pelanggannya dan
masyarakat konsumen.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton 1996, dalam proses
bisnis internal, manajer harus bisa mengidentifikasi
proses internal yang penting dimana perusahaan
diharuskan melakukan dengan baik karena proses
internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang
diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian
yang diharapkan oleh para pemegang saham.
Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:
1) Inovasi
Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan
biasanya dilakukan oleh bagian riset dan
pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok ukur
yang digunakan adalah besarnya produk-produk baru,
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangan
suatu produk secara relatif jika dibandingkan
perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya
produk baru yang berhasil dikembangkan.
2) Proses Operasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Tahapan ini merupakan tahapan dimana
perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada
para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Tolok ukur yang digunakan
antara lain Manufacturing Cycle Effectiveness
(MCE), tingkat kerusakan produk pra penjualan,
banyaknya bahan baku terbuang percuma, frekuensi
pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya
kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan
yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya
produksi aktual terhadap biaya anggaran produksi
serta tingkat efisiensi per kegiatan produksi.
3) Proses Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan
Aktivitas penyampaian produk atau jasa pada
pelanggan meliputi pengumpulan, penuimpanan dan
pendistribusian produk atau jasa serta layanan
purna jual dimana perusahaan berupaya memberikan
manfaat tambahan kepada pelanggan yang telalh
membeli produknya seperti layanan pemeliharaan
produk, layanan perbakan kerusakan, layanan
penggantian suku cadang, dan perbaikan pembayaran.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard
mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong
organisasi agar berjalan dan tumbuh. Tujuan dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian
tiga perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan,
pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal
dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang
ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal.
Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan
harus melakukan investasi dalam bentuk recyclling
employes.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :
1) Karyawan
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan
karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Untuk
mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan
perlu melakukan survei secara reguler. Beberapa
elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam
pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk
memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan
kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari
atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil dari
pengaruh agregat peningkatan keahlian moral,
inovasi, perbaikan proses internal dan tingkat
kepuasan konsumen. Di dalam menilai produktivitas
kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara
terus menerus.
2) Kemampuan Sistem Informasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi
yang mudah dipahami dan mudah dijalankan. Tolok
ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi
yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak
memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi
tersebut.
3) Keunggulan Balanced Scorecard
Dibandingkan dengan pengukuran kinerja
tradisional yang hanya mengukur kinerja
berdasarkan perspektif keuangan, maka balanced
scorecard memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
Komprehensif
Balanced scorecard menekankan pengukuran
kinerja tidak hanya aspek kuantitatif saja,
tetapi juga aspek kealitatif. Aspek finansial
dilengkapi dengan aspek customer, inovasi dan
market development merupakan fokus pengukuran
integral. Keempat perspektif menyediakan
keseimbangan antara pengukuran eksternal
seperti laba pada ukuran internal seperti
pengembangan produk baru. Keseimbangan ini
menunjukkan trade off yang dilakukan oleh
manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut untuk
mendorong manajer untuk mencapai tujuan tanpa
membuat trade off di antara kunci-kunci sukses
tersebut melalui empat perspektif. Balanced
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
scorecard mampu memandang berbagai faktor
lingkungan secara menyeluruh.
Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan
Lingkungan Bisnis
Pengukuran aspek keuangan tradisional
melaporkan kejadian masa lalu tanpa
menunjukkan cara meningkatkan kinerja di masa
depan. Aspek customer, inovasi dan
pengembangan, learning memberikan pedoman
terhadap customer yang selalu berubah
preferensinya.
Fokus terhadap tujuan perusahaan
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai pada setiap perspektif adalah :
- Perspektif Keuangan
Terwujudnya tanggung jawab ekonomi melalui
penerapan pengetahuan manajemen dalam
pengolahan bisnis dan peningkatan
produktivitas yang dikuasai personil.
- Perspektif Customer
Terwujudnya tanggung jawab sosial sehingga
perusahaan dikenal secara luas sebagai
perusahaan yang akrab dengan lingkungan.
- Perspektif Proses Bisnis Internal
Terwujudnya pelipatgandaan kinerja seluruh
personil perusahaan melalui implementasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Terwujudnya keunggulan jangka penjang
perusahaan lingkungan bisnis global melalui
pengembangan dan pemfokusan potensi sumber
daya manusia.
F.EVALUASI BALANCED SCORECARD
Dalam penelitian Nomura Research Institute (NRI) Papers No. 45,
1 April 2002 dikemukakan bahwa Jepang sudah beberapa tahun
lalu mengintroduksikan pola kerja balance scorecard (BSC)
terhadap lebih dari 20 perusahaan (Morisawa, 2002:3). Dari
hasil penelitiannya, NRI dapat memberi kesimpulan bahwa
berdasarkan pengalaman-pengalaman perusahaan yang menerapkan
pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut merasakan
bahwa balanced scorecard memang memiliki keunggulan yang
dirangkum menjadi lima point sebagai berikut:
Balanced scorecard dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan keseimbangan di antara sasaran-sasaran jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Dapat menciptakan pemahaman strategi perubahan dengan
menyusun atau menetapkan indikator-indikator non-finansial
kuantitatif di samping indikator-indikator finansial.
Mengurangi keragu-raguan atau kekaburan dengan tetap menjaga
indikator-indikator non finansial kuantitatif.
Mempromosikan proses pembelajaran organisasi melalui
suatu pengulangan siklus hipotesis verifikasi. Memperbaiki
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
platform strategi komunikasi secara umum dalam organisasi yang
mencerminkan keterkaitan antara pimpinan dan bawahan. NRI
mengemukakan salah satu contoh kasus yang spektakuler
tentang keberhasilan penerapan Balanced scorecard yang
berimplikasi pada perbaikan kinerja perusahaan seperti yang
dialami oleh perusahaan KANSAI ELECTRIC POWER CO. LTD,
perusahaan terbesar kedua di Jepang yang memproduksi dan
mensuplai kebutuhan listrik di Jepang. Perusahaan ini
memperkenalkan cara kerja baru yang disebut "Linked
Contract" yang kinerjanya diukur dengan Balanced Scorecard.
Murphy and Russel menemukan bahwa penggunaan Balanced
Scorecard dapat menggantikan Costumer Relationship Management (CRM)
Strategi, yakni suatu strategi dimana perusahaan mencoba
mengelola hubungan yang baik dengan para pelanggan untuk
menciptakan nilai tambah untuk para pelanggan dan untuk
perusahaan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan bahwa lebih dari
setengah proyek-proyek CRM tidak menghasilkan nilai tambah
apapun bagi perusahaan, dan 50% dari CRM Strategy tetap saja
mengalami kegagalan dalam penerapannya di dunia bisnis,
namun Balanced Scorecard dapat menggantikannya.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, ukuran-
ukuran keuangan saja dinilai kurang mewakili. Hal ini
disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
beberapa kelemahan yaitu : Pendekatan finansial bersifat
historis sehingga hanya mampu memberikan indikator dari
kinerja manajemen dan tidak mampu sepenuhnya menuntun
perusahaan kearah yang lebih baik. Pengukuran lebih
berorientasi kepada manajemen operasional dan kurang
mengarah kepada manajemen strategis. Tidak mampu
mempresentasikan kinerja intangible assets yang
merupakan bagian struktur aser perusahaan.
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai
alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang lebih
komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran
atas dasar perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti
dengan adanya manfaat-manfaat yang dirasakan oleh
perusahaan-perusahaan yang menerapkannya.
2. Implikasi/Rekomendasi
Perusahaan-perusahaan dapat menggunakan metode
analisa Balanced Scorecard sebagai alternatif pengukuran
kinerja perusahaan sehingga tidak hanya bertumpu pada
pengukuran atas dasar keuangan saja.
Dengan digunakannya system Balance Scorecard akan
membuat perusahaan menjadi lebih menguntungkan, karena
Balance Scorecard menggunakan berbagai perspektif
penting untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan.
H. DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN
Gunawan, Barbara, 2000, Menilai Kinerja Dengan Balanced
Scorecard, Manajemen, No 145, September, Halaman 36-40.
Hansen dan Mowen, 2006, Management Accounting, Jakarta :
Salemba Empat.
Kaplan, Robert S dan David P. Norton, 1996, Balanced
Scorecard: Translating Strategy Into Action, Boston: Havard Business
School Press.
Mulyadi, 1999, Strategic Management System Dengan Pendekatan
Balanced Scorecard (Bagian Pertama Dari Dua Tulisan), Usahawan,
No 02, Tahun XXVIII, Februari, Halaman 39-46.
Soetjipto, Budi W, 1997, Mengukur Kinerja Bisnis Dengan
Balanced Scorecard, Usahawan, No 06, Tahun XXVI, Juni, Halaman
21-25.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN