“makalah manajemen KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI

26
MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN “KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI” Disusun Oleh: Kelompok Empat (4) 1. NUR MAHFUDH FEBRIANSYAH (21401081067) 2. RISMATUL KAROMAH (21401081049) 3. SILVY ANITA INDAH C (21401081055) 4. ADI MULYO SETIAWAN (21401081058) 5. ENDANG NUR ZAKIYAH (21401081053) 6. WAHYUDI PUJIANTO (21401081074) 7. ADEVI FERILIANTO (21401081060) FAKULTAS EKONOMI “MANAJEMEN” UNIVERSITAS ISLAM MALANG i

Transcript of “makalah manajemen KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

“KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI”

Disusun Oleh:

Kelompok Empat (4)

1. NUR MAHFUDH FEBRIANSYAH (21401081067)

2. RISMATUL KAROMAH (21401081049)

3. SILVY ANITA INDAH C (21401081055)

4. ADI MULYO SETIAWAN (21401081058)

5. ENDANG NUR ZAKIYAH (21401081053)

6. WAHYUDI PUJIANTO (21401081074)

7. ADEVI FERILIANTO (21401081060)

FAKULTAS EKONOMI

“MANAJEMEN”

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

i

(UNISMA)

2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena atas limpahan rahmatnya sehingga

penulisan Makalah Pengantar Manajemen yang berjudul

“Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, Dan Delegasi”

ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad

s.a.w.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu tugas yang diberikan kepada kelompok 4 oleh

dosen pengempu matakuliah Pengantar Manajemen Prof.

Dr. Hj. Nurhajati, SE. MS.

Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-

data sekunder yang kelompok 4 peroleh dari buku-buku,

artikel-artikel serta informasi dari media sosial yang

berhubungan dengan Koordinasi, Rentang Manajemen,

Wewenang, Dan Delegasi, tak lupa penyusun ucapkan

terima kasih kepada pengajar matakuliah Pengantar

Manajemen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan

makalah ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang

telah bekerjasama sehingga dapat diselesaikannya

makalah ini.

ii

Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu

dalam upaya penyelesaian makalah ini. Penulis juga

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

penyempurnaan makalah ini tersebut. Dan semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan

bermanfaat bagi semua pembaca.Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 21

Mei 2015

Kelompok 4

PENULIS

iii

DAFTAR ISI

HalamanSampul Dalam ...................................... i

Kata Pengantar .................................... ii

Daftar isi ........................................

................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................. 1

1.1.Latar Belakang............................ 1

1.2.Perumusan Masalah ........................ 2

1.3.Tujuan Penulisan.......................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................. 3

2.1. Pengertian koordinasi................... 3

2.2. Tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi ..... 4

2.2.1. Tipe-tipe koordinasi............... 4

2.2.2. Ciri-ciri koordinasi................ 5

2.3. Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang

efektif...................................... 6

2.4. Pengertian rentang manajemen............ 7

2.5.Faktor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen

..................................................8

2.6.Pengertian wewenang...................... 9

2.7. Persyaratan agar kewenangan efektif..... 9

2.8. Pengertian delegasi..................... 10

2.9. Alasan pentingnya pendelegasian......... 10

2.10. Hambatan pendelegasian................. 11

BAB III PENUTUP.................................... 13

iv

3.1. Kesimpulan ............................. 13

3.2. Saran-saran ............................ 14

DAFTAR PUSTAKA..................................... 15

LAMPIRAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKoordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, dan

Delegasi merupakan salah satu fungsi dalam manajemen

suatu organisasi. Dimana yang memiliki arti suatu

proses pengkoordinasikan mengarahkan dan mengendalikan

serta menggerakan mereka yang melaksankannya agar

tercapai suatu tujuan. Tanpa adanya koordinasi,

rentang manajemen wewenang dan delegasi yang baik

tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang

memuaskan, baik organisasinya itu sendiri maupun bagi

para pekerjanya. Di dalam koordinasi terdapat tipe-tipe

koordinasi yang digunakan seperti horizontal dan

vertikal. Di dalam proses koordinasi juga diperlukan

beberapa syarat yaitu Sense of cooperation (perasaan

kerja sama) , rivalry (persaingan antara bagian-bagian

pekerja), Team spirit, (adanya saling menghargai),

maupun Esprit de corps (pekerja yang diikutsertakan

v

atau dihargai). Dan didalam koordinasi juga memiliki

beberapa pendekatan seperti tekhnik-tekhnik manajemen

dasar, mingkatkan koordinasi potensial, mengurangi

kebutuhan akan koordinasi.

Suatu manajemen yang baik terdapat sebuah rentang

manajemen yang memiliki fungsi yang berkaitan dengan

pengendalian jumlah bawahannya secara efektif oleh

seseorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang

baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit

juga kurang baik. Karena pada dasarnya mengapa

diperlukan karena dari kesamaan fungsi-fungsi, keadaan

geografis, tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan,

maupun tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.

Dan juga untuk melaksanakan tersebut terdapat

sebuah wewenang yang berfungsi sebagai hak untuk

memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dengan

itu suatu manajemen bisa memutuskan pekerjaan yang akan

dikerjakan, Memutuskan siapa yang akan memperoleh

penugasan, dengan beberapa pertimbangan: waktu yang

dipunyai karyawan, kemampuan yang dimiliki karyawan,

dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan.

1.2  Perumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut,

agar dalam penulisan ini kami kelompok 4 memperoleh

hasil yang diinginkan, maka  kami sebagai penyusun

mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah

vi

itu adalah:

a. Apa pengertian koordinasi?

b. Apa tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi?

c. Apa pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang

efektif?

d. Apa pengertian Rentang Manajemen?

e. Apa factor-faktor yang mempengaruhi Rentang

Manajemen?

f. Apa pengertian Wewenang?

g. Apa persyaratan agar kewenangan Efektif?

h. Apa pengertian Delegasi?

i. Apa Alasan Pentingnya Pendelegasian?

j. Apa hambatan pendelegasian?

1.3. Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai

beberapa tujuan, yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian koordinasi.

b. Untuk mengetahui tipe-tipe dan ciri-ciri

koordinasi.

c. Untuk mengetahui pendekatan untuk pencapaian

koordinasi yang efektif.

d. Untuk mengetahui pengertian rentang manajemen.

e. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi

rentang manajemen.

f. Untuk mengetahui pengertian wewenang.

g. Untuk mengetahui persyaratan agar kewenangan

vii

efektif.

h. Untuk mengetahui pengertian delegasi.

i. Untuk mengetahui pentingnya pendelegasian

j. Untuk mengetahui hambatan pendelegasian.

BAB II

PEMBAHASAN2.1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi (coordination) adalah proses

pengitegrasian tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan pada

sutuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-

bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi secara efisien.1

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha

yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah

dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk

menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis

pada sasaran yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah

mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan

lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-

masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan

1 http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-

manajemen

viii

dengan keselarasan yang semestinya di antara para

anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).

Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89)

koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan

mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di

antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di

dalam mencapai tujuan bersama.

Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan

koordinasi (coordination) sebagai proses

pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan

pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau

bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi secara efisien.2

Secara umum koordinasi (coordination) adalah

proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-

kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen

atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi secara efisien.

     Tanpa koordinasi, individu-individu dan

departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas

peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai

mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan

pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.3

2 http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

3 Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok : Universitas Gunadarma

ix

Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di

antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan

oleh James D. Thompson (Handoko, 2003:196), yaitu:

a. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled

interdependence)

Dalam melaksanakan pekerjaan harian tidak saling

tergantung saling tergantung hanya pada hasil

akhir yang memuaskan.

b. Saling ketergantungan berurutan (sequential

interdepence)

Suatu satuan organisasi harus melaksanakan tugas

terlebih dahulu sebelum satuan yang lain dapat

bekerja

c. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal

interdependece)

Hubungan yang saling memberi dan menerima4

2.2. Tipe-tipe dan Ciri-ciri koordinasi

2.2.1. Tipe-tipe Koordinasi

Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe

koordinasi, yaitu:

1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan

penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan

terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan

4 http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-

manajemen.html

x

kerja yang ada di bawah wewenang dan

tanggungjawabnya.

2. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan

tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan

penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang

dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat

organisasi (aparat) yang setingkat.5

2.2.2. Ciri-ciri Koordinasi

Ciri-Ciri Koordinasi Menurut Handayaningrat (1985:89-

90)

1) Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak

pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi adalah

merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering

dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang

sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun

demikian pimpinan tidak mungkin mengadakan

koordinasi apabila mereka tidak melakukan

kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama

merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam

membantu pelaksanaan koordinasi.

2) Adanya proses (continues process). Karena

koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat

berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga

tujuan dapat tercapai dengan baik.

5 Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

xi

3) Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh

karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan di

dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu,

maka sejumlah individu yang bekerjasama, di mana

dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha

kelompok yang sangat penting untuk mencapai

efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi.

Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas

pekerjaan merupakan salah satu dari pertandanya

kurang sempurnanya koordinasi.

4) Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan

inti dari koordinasi. Kesatuan usaha, berarti

bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha

tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya

keserasian di dalam mencapai hasil.

5) Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan

dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua

individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan

sebagai kelompok di mana mereka bekerja.6

2.3. Pendekatan Untuk Pencapaian Koordinasi yang

Efektif

6 Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

xii

Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi

secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran

dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian

tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi.

Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan

informasi.

Asas koordinasi adalah asas skala (hirarki)

artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-

jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan

dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama

lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan

(koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan

langsungnya.

Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang

efektif :

1. Tekhnik-tekhnik manajemen dasar yaitu Dengan

mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar :

hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai

pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-

aturan dan prosedur-prosedur.

2. Meningkatkan koordinasai potensial yaitu Menjadi

diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi

menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam

ukuran dan fungsi.

3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi yaitu Dalam

beberapa situasi adalah tidak efisien untuk

mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini

xiii

dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber

daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi

atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi

agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

Dalam pengkoordinasian dasar kita harus

mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus di

perhatikan yaitu :

1. Hirarki manajerial

Rantai perintah, aliran informasi dan kerja,

wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan

akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi

bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan

pengarahan yang tepat.

2. aturan dan prosedur

Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat

untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat

juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi

dan pengawasan rutin.

3. Rencana dan penetapan tujuan

Pengembangannya dapat digunakan untuk

pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan

orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini

diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi

memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk

xiv

mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan

oraganisasi.

2.4. Pengertian Rentang Manajemen

Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan

manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang

sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor

kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan

jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif

oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak

kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu

sedikit juga kurang baik.

Istilah-istilah lain rentang manajemen:

1. span of control

2. Span of authority

3. Span of attention atau span of supervision

Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah

bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh

seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat

bermacam-macam ada yang mengatakan span of control,

span of authority, span of attention atau span of

supervision, Berapa sebenaranya bawahan seorang manajer

agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif

dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti

berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung

jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,

demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga

xv

kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan rentang

yang baik dan tepat. Pertama rentang manajemen

memperngaruhi penggunaan efisien dari manajer dan

pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Kedua,

adanya hubungan antara rentang manajemen dengan

struktur organisasi, dimana semakin sempit rentang

manajemen struktur organisasi akan berbentuk “tall”

sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk

struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan

manajemen semakin sedikit.

Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer

harus mempertimbangkan hubungan manajer dengan bawahan

dalam dua kelompok dua atau lebih, juga memeperhatikan

hubungan satu dengan satu secara langsung dengan

bawahan. Secara matematik V.A. Graicunas menetapkan

rumus matematikan untuk menghitung jumlah hubungan yang

akan dilakukan, yaitu :

Dimana R = Jumlah hubungan

n = Jumlah bawahan

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen

a) Kesamaan fungsi-fungsi.

Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan

oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.

xvi

R = n (2n1 + n 1)

b) Kedekatan geografis.

Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara

fisik, rentangan semakin melebar.

c) Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan.

Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan,

rentangan semakin melebar.

d) Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.

Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan,

rentangan semakin melebar.

e) Perencanaan yang dibutuhkan manajer.

Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan,

rentangan semakin melebar.

f) Bantuan organisasional yang tersedia bagi

pengawas.

Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam

fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan

pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.7

2.6. Pengertian Wewenang

Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar

tujuan dapat tercapai.

Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal

(resmi) :

1. Pandangan klasik (classical view)

Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian

secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah7 Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

xvii

2. Pandangan penerimaan (acceptance view)

Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah,

bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan

pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi. oleh

penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan

apakah akan menerima perintah atau tidak.8

2.7. Persyaratan agar Kewenangan Efektif

bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau

dikomunikasikan oleh pimpinan atau atasan

pada saat sang bawahan memutuskan untuk

menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya,

dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan

konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana

pencapaian tujuan organisasi

pada saat sang bawahan memutuskan untuk

menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya,

dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan

konsisten mendukung nilai, misi, maupun motif

pribadi atau kelompoknya

sang bawahan mampu secara mental maupun fisik

menjalankan apa yang diperintahkannya

2.8. Pengertian Delegasi

Delegasi secara singkat dapat dikatakan bahwa

delegasi adalahpemberian sebagaian tanggung jawab dan8 http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-

manajemen

xviii

kewibawaan kepada orang lain. (Charles J. Keating :

hal. 1991).

Pendelegasian adalah suatu proses untuk

mengembangkan  pegawai pegawai anda. Taiylor, (1993 :

68).

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk

menugaskan stafnya/ bawahannya untuk melaksanakan

bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada

waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda

staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat

melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta dapat

mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan

kepadanya.

( Manulang,1988)

Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang

dan tanggung jawab kepada bawahan. ( Sujak, 1990).

Delegasai wewenang adalah proses yang paling

fundamental dalam organisasi, sebab pimpinan tak kan

sanggup melakukan segala sesuatu dan membuat setiap

keputusan.

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan

salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan.

Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-

prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam

melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi

wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan

wewenang kepada bawahannya.

xix

2.9. Alasan Pentingnya Pendelegasian

Ada alasan delegasi itu diperlukan, diantaranya

adalah :

1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada

mereka menangani setiap tugas sendiri.

2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.

3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas

yang lebih diprioritaskan.

4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu

alat pembelajaran dari kesalahan.

5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang

dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.

6. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan

mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua

kegiatan ditangani sendiri.

7. Agar organisasi berjalan lebih efisien.

8. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan

dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas

prioritas yang lebih penting.

9. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk

tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan

sebagai bahan informasi untuk belajar dari

kesalahan atau keberhasilan.

2.10. Hambatan Pendelegasian

1. Hambatan pada delegator

xx

Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri 

Meyakini  bahwa seseorang “mengetahui semua

rincian”

“Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri

saya sendiri” buah pikiran yang keliru.

Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam

mendelegasikan

Rasa tidak aman

Takut  tidak disukai

Penolakan untuk mengakui kesalahan

Kurangnya kepercayaan pada bawahan

Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan

Kurangnya ketrampilan organisasional dalam

menyeimbangkan beban kerja

Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang

sepadan dengan tanggung jawab.

Keseganan untuk mengembangkan bawahan

Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan  tindak

lanjut yang efektif.

2. Hambatan pada yang diberi delegasi

Kurangnya pengalaman

Kurangnya kompetensi

Menghindari tanggung jawab

Sangat tergantung dengan boss

Kekacauan [disorganization]

Kelebihan beban kerja

xxi

Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang

bermanfaat

3. Hambatan dalam situasi

Kebijakan tertuju pada satu orang

Tidak ada toleransi kesalahan

Kekritisan keputusan

Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis

manajemen]

Kebingungan dalam tanggung jawab dan  kewenangan.

Kekurangan tenaga9

BAB IIIPENUTUP

9 http://kelompok6yahuud.blogspot.com/2012/01/delegasi.html

xxii

3.1. Kesimpulan

Koordinasi merupakan usaha sistematik untuk

menetapkan standart manajemen untuk melaksanakan suatu

tujuan tertentu agar tidak terjadi kekacauan sehingga

keselarasan dapat terjadi sesuai dengan apa yang

diinginkan. Di dalam manajemen Terdapat 3 macam saling

ketergantungan seperti diungkapkan Saling

ketergantungan yang menyatu, Saling ketergantungan

berurutan, dan Saling ketergantungan timbal balik.

Disni ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi

yang efektif yaitu ekhnik-tekhnik manajemen,

meningkatkan koordinasai maupun mengurangi kebutuhan

akan koordinasi.

Rentang manajemen merupakan jumlah karyawan yang

bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut

dengan rentang pengawasan (span of control), salah satu

ciri dari struktur ini menentukan seberapa dekat

seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya. Rentang

manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan

erat. ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentang

semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan

bawahan secara efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak

semudah itu. Karena bila jumlah bawahan yang melapor ke

setiap manajer lebih banyak, organisasi henya

membutuhkan sedikit manajer. Dengan sedikit pandangan

manajerial yang terlibat, para manajer mungkin mungkin

xxiii

akan lebih mudah mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan

antar departemen.

Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain

untuk melakukan atau tidak. Manfaat Pelimpahan Wewenang

berfungsi untukmemungkinkan sub-bagian atau bawahan

mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan

untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut, bahwa

pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan

yang lebih baik dalam berbagai hal, dan penyelesaian

pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat

sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan

sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang

bertanggung jawab .

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk

menugaskan stafnya / bawahannya untuk melaksanakan

bagian dari tugas manajer yang

bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan

kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga

bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik

baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal

yang didelegasikan.

3.2. Saran

Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan dirasa

sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika

tidak ada koordinasi yang baik dan pengendaliannya

serta terdapat kewenangannya dalam suatu organisasi

xxiv

akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang

terjadi baik berasal dari bawahan maupun lingkungan

kerja.

Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan

menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu

komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan

anggota organisasi. Dan tersebut lebih baik dilakukan

secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan

perlu adanya hak dan wewenangan ketegasan seseorang

pemimpin dalam suatu organisasi. Koordinasi rentang

manajemen disarankan dilakukan dengan tertib dan secara

rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi

dari yang baik menjadi yang lebih baik lagi.

xxv

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-

rentang-manajemen

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-

dan-rentang-manajemen.html

Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro,

Pengantar Manajemen Umum. Depok : Universitas

Gunadarma

Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar,

Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan

Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu

Administrasi dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta:

PT Gunung Agung.

http://kelompok6yahuud.blogspot.com/2012/01/

delegasi.html

xxvi