manajemen agribisnis

22
PENDAHULUAN Kelapa (Cocos nucifera.L) merupakan tanaman jenis palma yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan, di Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar yang utama di dunia. kelapa di Indonesia bersaing dengan kelapa sawit. Produk- produk unggulan kelapa antara lain minuman segar dari kelapa, santan kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa dan kue kelapa. Selain itu produk- produk kelapa banyak di gunakan pada industri-industri non pangan antara lain, industry sabut kelapa, arang aktif, aleokimia bahkan kerajinan tangan (Ruauw, dkk, 2011). Areal perkebunan saat ini seluas 14,05 juta ha, kelapa 3,94 juta ha merupakan perkebunan rakyat yang diusahakan secara monokultur dan kebun campuran. Areal kelapa lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir (INHIL) seluas 501.576 ha (Board of Riau Province, 2005). Dari luas areal tersebut 94% merupakan perkebunan rakyat yang menjadi andalan sumber pendapatan petani dengan rata-rata NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 1

Transcript of manajemen agribisnis

PENDAHULUAN

Kelapa (Cocos nucifera.L) merupakan tanaman jenis palma

yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia

perdagangan, di Indonesia merupakan Negara penghasil

kelapa terbesar yang utama di dunia. kelapa di Indonesia

bersaing dengan kelapa sawit. Produk- produk unggulan

kelapa antara lain minuman segar dari kelapa, santan

kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa dan kue kelapa.

Selain itu produk- produk kelapa banyak di gunakan pada

industri-industri non pangan antara lain, industry sabut

kelapa, arang aktif, aleokimia bahkan kerajinan tangan

(Ruauw, dkk, 2011).

Areal perkebunan saat ini seluas 14,05 juta ha,

kelapa 3,94 juta ha merupakan perkebunan rakyat yang

diusahakan secara monokultur dan kebun campuran. Areal

kelapa lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir (INHIL)

seluas 501.576 ha (Board of Riau Province, 2005). Dari

luas areal tersebut 94% merupakan perkebunan rakyat yang

menjadi andalan sumber pendapatan petani dengan rata-rata

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 1

produksi 1,29 ton kopra/ha (APPC, 2004). Tingkat

produktivitas ini masih di bawah sasaran produksi kelapa

di lahan pasang surut yaitu sebesar 1,74 ton/ha/tahun

( Damanik, 2007).

Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) adalah tumbuhan

tropis penghasil lemak nabati yang memiliki keunggulan

dibanding tanaman penghasil minyak lainnya. Selain itu,

tumbuhan ini bias menghasilkan produk seperti gula (palm

sugar), arang/briket tempurung, asap cair tempurung,

serat sabut (cocofiber) dan gabus (cocodush/cocopeat),

serta kayu kelapa yang merupakan bahan meubel bernilai

tinggi. Untuk itu sangatlah terbuka peluang dalam

pengembangan usaha baik yang berskala home industry

maupun yang sudah berskala industri terpadu menggunakan

teknologi tepat guna ( Mashudi, 2013).

Berkurangnya pamor kelapa dengan maraknya perkebunan

kelapa sawit karena sudut pandang terhadap produk kelapa

hanya terbatas pada produk minyak, sedangkan produk

ikutan lainnya belum digarap secara maksimal.

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 2

Pengembangan agroindustri kelapa di Kabupaten Lampung

Barat dirasa sangat perlu untuk segera direalisasikan

mengingat potensi lokal yang dimiliki sangat besar.

Selain itu diharapkan agroindustri kelapa dapat menjadi

motor penggerak (prime mover) bagi perekonomian

masyarakat dan wilayah.

Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi yang besar

dalam pengembangan komoditas kelapa. Namun demikian upaya

pengembangan komoditas kelapa dalam dihadapkan pada

berbagai kendala antara lain: (i) produktifitas yang

masih rendah (di bawah normal), karena banyak kelapa

berumur di atas 20 tahun, dan budidaya dengan bibit

asalan, (ii) rendahnya pendanaan khususnya untuk

perkebunan, (iii) kebijakan pembangunan yang belum

mendukung sektor perkebunan, dan (iv) industri hilir yang

belum berkembang, sehingga sebagian besar produk dijual

dalam bentuk produk primer.

Tujuan Penulisan

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 3

Adapun tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui

manajemen produksi tanaman kelapa (Cocos nucifera L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan adalah sebagai salah

satu syarat untuk memenuhi komponen nilai mata kuliah

Manajemen Agribisnis Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), sistematika

botanisnya tanaman kelapa dikelompokkan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 5

Ordo : Arecales

Famili : Areaceae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nuciferaL.

Tanaman kelapa mempunyai sistem perakaran serabut.

Akar serabut pertama pada pangkal batang mendahului

tumbuhnya daun yang pertama. Tanaman kelapa juga

mempunyai akar rambut yang berdiameter 0,1 cm, berdinding

lunak, berbintil, dan berfungsi untuk penyerapan unsur

hara didalam tanah

(Suwanto dan Octavianty, 2010).

Batang tanaman kelapa terbentuk bersamaan dengan

pembentukan daun. Tanaman kelapa hanya memiliki satu buah

titik tumbuh yang terletak pada ujung batang dan

berukuran sangat kecil (Suwanto dan Octavianty, 2010).

Tanaman kelapa yang dewasa mempunyai 30 – 35 daun

pada mahkotanya dengan panjang kurang lebih 6 m. Daun -

daun tersusun melingkar pada mahkotanya. Setiap 6 daun

yang berurutan akan berada pada satu garis lurus

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 6

(Suwanto dan Octavianty, 2010).

Kelapa merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan

terdapat pada ujung malai, sedangkan bunga betina pada

dasar malai. Tiap bunga betina mampu menerima polinasi

dalam waktu maksimal 4 hari. Rentang waktu antara

membukanya bunga betina pertama dan yang terakhir, yaitu

6 – 15 hari

(Suwanto dan Octavianty, 2010).

Pertumbuhan buah dalam berat maupun volume mulai

tampak pada bulan ketiga. Berat buah maksimum tercapai

bulan ketujuh, sedangkan volume maksimum dicapai pada

bulan kedelapan. Tempurung buah terbentuk pada bulan

ketiga dan mencapai berat maksimum pada bulan kesembilan.

Daging buah mulai dapat dilihat pada bulan ketujuh dan

mancapai berat maksimum pada bulan keduabelas

(Suwanto dan Octavianty, 2010).

Syarat Tumbuh

Iklim

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 7

Tanaman kelapa menghendaki iklim panasdan dengan

batas suhu udara tertentu untukhidupnya.Suhu rata-rata

tahunan untuk kehidupanoptimal adalah 29 C dan untuk

pertumbuhan buahmemerlukan suhu rata-rata 25 C dengan

kisaran50 C - 70 C. Tanaman ini amat peka

terhadapperubahan suhu yang amat menyolok,karena

akanmengakibatkan rendahnya hasil dan pertumbuhanbuah

yang jelek (Ruauw, dkk, 2011).

Penyebaran curah hujan yang merata juga mempengaruhi

hasil tanaman kelapa. Total curah hujan tahunan yang

optimum terletak antara 1.300 – 2.300 mm/tahun. Meskipun

demikian, kelapa akan mentolerir curah hujan yang lebih

tinggi dan dapat pula hidup di daerah rawa selama dibantu

dengan drainase yang baik (Suwanto dan Octavianty, 2010).

Ketinggian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kelapa

adalah 0 – 450 meter. Kelapa dapat tumbuh diatas

ketinggian tersebut, namun hasilnya menjadi berkurang.

Pada ketinggian 450 – 1000 m dpl waktu berbuah terlambat,

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 8

produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah

(http://lc.bppt.go.id).

Tanah

Kelapa dapat tumbuh dan berproduksi pada berbagai

jenis tanah, baik tanah mineral maupun tanah organik

(gambut). Hampir seluruh ordo tanah mineral dapat

dimanfaatkan untuk pertanaman kelapa, yaitu Inceptisol,

Ultisol, Entisol, Alfisol, Oxisol, Mollisol, dan Vertisol

(Abdurachman dan Mulyani, 2003).

Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0 –

3%). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3 – 50%)

harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat

erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki

tanah yang mengalami erosi (http://lc.bppt.go.id).

Tanaman kelapa toleran pada selang ph yang luas.

Tanaman tersebut dapat tumbuh mulai dari tanah pasir yang

berasal dari koral (ph 8) sampai tanah liat masam (ph 5

atau mungkin kurang (Suwarto dan Octavianty, 2010).

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 9

MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)

Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)

Penyedian bibit

Penyamaian pada tanaman kelapa dilakukan secara

bertahap, yaitu penyemaian pendahuluan jenis tanah dengan

draenase yang baik. Dalam hal ini, kesuburan tanah belum

diperlukan. Penyemaian pendahuluan disesuaikan dengan

waktu pemnyemaian dilapangan dan jenis kela yang akan

disemai. Jika jenis kelapa ganjah,penyemaian dibuat 9-10

bulan sebelum penanaman dilapangan. Apabila yang akan

ditanam adalah kelapa hibrida,penyemaian dibuat 10-11

bulan sebelum penanaman. Sementara itu, penyemaian untuk

kelapa dalam dilakukan 11-12 bulan sebelum penanaman.

Pengolahan tanah untuk penyemaian pendahuluan ini adalah

sedalam 20-25 cm (Suwarto dan Octavianty ,2010),

Pembukaan lahan

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 10

kegiatan yang dilakukan meliputi (a) Penebasan semak

atau perdubahkan apabila memungkinkan

didongkel,dikumpulkan,dikeringkan dan dibakar, (b)

Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung

besarnya pohon

Lahan hutan dengan penebasan semak apabila

memungkinkan didongkel, dikumpulkan, dikeringkan, dan

dibakar. Lahan tanaman kelapa tua dengan menebang leher

akar (http://lc.bppt.go.id).

Pembuatan Lubang Tanam

Ukuran lubang tanam bervariasi tergantung jenis

tanahnya, yaitu 50 cm x 50 cm x 50 cm untuk tanah gembur,

60 cm x 60 cm x 60 cm untuk tanah agak berat (agak liat),

dan 80 cm x 80 cm x 80 cm untuk tanah berat (liat)

(Suwarto dan Octavianty, 2010).

Penanaman

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah

hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi

tanah. Waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 11

hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Tanah top

soil dimasukkan ke lubang tanam. Polybag dipotong

melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam,

dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag

selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa

polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Bibit

ditimbun tanah dengan ketebalan 3 – 5 cm diatas sabut

bibit kelapa. Jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m

(http://lc.bppt.go.id).

Pemeliharaan

a. Penyiangan

Untuk pemeliharaan gawangan, penggunaan herbisida

pada tanaman yang belum menghasilkan sebaiknya

dihindarkan. Penyiangan di sekitar daerah pokok tanaman,

jari – jari bokoran tanaman umur 2 tahun, yaitu 2 m. Jari

– jari bokoran umur 3 tahun, yaitu 1,5 m(Suwarto dan

Octavianty, 2010).

b. Pembubunan

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 12

Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara

menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon

hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan

akar (http://lc.bppt.go.id).

c. Pengairan

Kebutuhan air setiap tanaman cukup besar. Kebutuhan

ini dapat dipenuhi dengan penyiraman dua kali sehari,

yaitu pagi dan sore hari saat musim kemarau. Setiap pohon

membutuhkan kurang lebih 3 – 5 liter per hari, tergantung

ukuran pohon (Suwarto dan Octavianty, 2010).

d. Perempelan

Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah

kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon

kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri

(http://lc.bppt.go.id).

e. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dua kali per tahun. Pemupukan

pertama dilakukan pada akhir musim hujan, sedangkan

pemupukan kedua menjelang permulaan musim hujan. Untuk

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 13

tanaman berumur 1-2 tahun, pupuk disebar merata di daerah

bokoran hingga selebar bayangan tajuk pohon. Tanaman

berumur 2 tahun ke atas, pupuk diberikan tersebar merata

di daerah pinggiran tanaman sampai dengan jari-jari 1 m

dari tanaman(Suwarto dan Octavianty, 2010).

f. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa

Hama dan penyakit merupakan faktor pembatas dalam

budidaya kelapa yang dapat mengurangi produktivitas

bahkan menggagalkan panen. Pengetahun tentanghama dan

penyakit perlu dimiliki dengan demikian dapat dilakukan

langkah-langkah pengendalian yang tepat. Jenis-jenis hama

dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa dapat

dikelompokkan menjadi hama perusak pucuk, hama perusak

daun, hama perusak bunga, hama perusak buah, hama perusak

bibit, penyakit menyerang bibit, menyerang tanaman muda,

menyerang tanaman menghasilkan dan serangan gulma.

Beberapa hama yang banyak ditemukan pada pohon

kelapa antara lain kumbang badak atau kwangwung, kumbang

sagu, kumbang brontispa, ulat artona, kumbang tanduk

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 14

kelapa, belalang sexava, ngengat bunga kelapa, ulat daun

kelapa, kumbang bibit kelapa, belalang bibit kelapa, ulat

siput, kutu kapuk daun kelapa, kutu daun kelapa, anai-

anai randu, belalang tahun, udang tanah, babi hutan,

bajing atau tupai kelapa, tikus pohon, maupun binatang

hutan seperti rusa dan beruang. Adapun penyakit yang

sering ditemui pada tanaman kelapa antara lain penyakit

kuning, penyakit pucuk busuk, penyakit bercak daun,

penyakit busuk akar, penyakit rontok buah dan penyakit

layu natuna.

Pengendalian hama dan penyakit tersebut dapat

dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teknis

pengendalian seperti sanitasi (pembersihan lahan dan

tanaman), cara mekanis (penghilangan hama/penyakit dengan

pemangkasan bagian tanaman yang diserang), cara kimiawi

(pemakaian insektisida atau bahan kimia lain) maupun cara

biologi (penggunaan cendawan, parasit, atau predator

hama).

Pemanenan

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 15

Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan buah

pada umur 3-4 tahun (varietas genjah). Semakin tua

umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat.

Pembuahan yang maksimal dan tetap tercapai pada umur 10-

18 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa mulai menghasilkan

buah pada umur 6-8 tahun. Semakin tua umurnya jumlah buah

berangsur-angsur semakin lebat dan mencapai pembuahan

yang maksimal pada umur 15-20 tahun.

Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa

yang sudah masak di pohon (sudah tua). Buah kelapa tua

(masak) ditandai dengan penampakan sabut mulai mengering,

tempurung sudah berwarna hitam, air kelapa mulai

berkurang, berat buah menurun (rata-rata perbuah berat

kelapa genjah tinggal 1,5 kg dan kelapa dalam 2 kg),

pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak

dipetik buah yang masak akan jatuh dengan sendirinya.

Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang

berumur 11-12 bulan. Buah yang tidak dipanen pada umur

tersebut akan jatuh dengan sendirinya, sedangkan jika

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 16

panen dilakukan lebih awal buah akan sukar dilepas dari

tangkainya.

Rotasi Pemanenan

Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan

interval waktu antara 1-2 bulan. Rotasi pemanenan yang

dilakukan harus mempertimbangkan tenaga kerja/biaya yang

tersedia. Di daerah dengan jumlah tenaga kerja banyak dan

ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan

sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan

upah yang tinggi dapat melakukan panen 2 bulan sekali.

Jika rotasi pemanenan dilakukan lebih dari 2 bulan,

kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke

tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya

jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan,

efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah kelapa yang

benar-benar masak baru sedikit.

Teknik Pemanenan

Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode,

pertama adalah buah kelapa dibiarkan jatuh, sedangkan

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 17

cara yang banyak digunakan adalah dengan cara dipanjat.

Teknik pertama (buah dibiarkan jatuh) memiliki kekurangan

yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak

sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa

parutan kelapa kering (desiccated coconut).

Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan

pada musim kemarau. Dengan memanjat pohon kelapa, dapat

dipilih buah kelapa yang siap panen (kriteria panen)

sekaligus dilakukan pembersihan mahkota daun. Adapun

kelemahannya yaitu merusak pohon dengan membuat tataran

untuk berpijak. Selain tenaga manusia, pemetikan dapat

menggunakan bantuan binatang (kera/beruk). Kecepatan

pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa

istirahat 1 jam. Akan tetapi beruk tidak dapat

membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.

Metode panen lain adalah pemanenan dengan galah.

Pemanenan ini dilakukan menggunakan bambu yang disambung

dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait.

Dengan teknik ini kemampuan pemetikan rata-rata adalah

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 18

100 pohon/orang/hari.

KESIMPULAN

1. Hama dan penyakit merupakan faktor pembatas dalam

budidaya kelapa yang dapat mengurangi produktivitas

bahkan menggagalkan panen.

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 19

2. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa

yang sudah masak di pohon (sudah tua).

3. Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan

interval waktu antara 1-2 bulan. Rotasi pemanenan

yang dilakukan harus mempertimbangkan tenaga

kerja/biaya yang tersedia.

4. Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode,

pertama adalah buah kelapa dibiarkan jatuh,

sedangkan cara yang banyak digunakan adalah dengan

cara dipanjat.

5. Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan

pada musim kemarau.

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 20

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A. dan A. Mulyani. 2003. Pemanfaatan LahanBerpotensi Untuk Pengembangan Produksi Kelapa. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Damanik.,s. 2007. Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa(Cocos nucifera) Meningkatkan Pendapatan Petani diKabupaten Indragiri Hilir, Riau.

http://lc.bppt.go.id. Budidaya Kelapa (Cocos nuciferaL.). Diakses

tanggal 05 April 2014.

Mashudi, D. 2014. Usulan ProgramIpteks Bagi Inovasi DanKreativitas Kampus(IbIKK) Pengolahan Kelapa Terpadu.Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.

Powa.,D.,Baroleh.,J, dan Ruauw.,2011. Kajian PengelolaanUsahatani Kelapa Di Desa Tolombukan Kecamatan PasanKabupaten Minahasa Tenggara.

Ruauw, E., J. Baroleh., dan D. Powa. 2011. Kajian PengelolaanUsahatani Kelapa Di Desa TolombukanKecamatan PasanKabupaten Minahasa Tenggara. ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei2011: 39 – 50.

Suwanto dan Y. Octavianty.2010. Budidaya 12 Tanaman PerkebunanUnggulan. Penebar Swadaya. Jakarta.

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 21

NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 22