manajemen agribisnis
Transcript of manajemen agribisnis
PENDAHULUAN
Kelapa (Cocos nucifera.L) merupakan tanaman jenis palma
yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia
perdagangan, di Indonesia merupakan Negara penghasil
kelapa terbesar yang utama di dunia. kelapa di Indonesia
bersaing dengan kelapa sawit. Produk- produk unggulan
kelapa antara lain minuman segar dari kelapa, santan
kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa dan kue kelapa.
Selain itu produk- produk kelapa banyak di gunakan pada
industri-industri non pangan antara lain, industry sabut
kelapa, arang aktif, aleokimia bahkan kerajinan tangan
(Ruauw, dkk, 2011).
Areal perkebunan saat ini seluas 14,05 juta ha,
kelapa 3,94 juta ha merupakan perkebunan rakyat yang
diusahakan secara monokultur dan kebun campuran. Areal
kelapa lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir (INHIL)
seluas 501.576 ha (Board of Riau Province, 2005). Dari
luas areal tersebut 94% merupakan perkebunan rakyat yang
menjadi andalan sumber pendapatan petani dengan rata-rata
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 1
produksi 1,29 ton kopra/ha (APPC, 2004). Tingkat
produktivitas ini masih di bawah sasaran produksi kelapa
di lahan pasang surut yaitu sebesar 1,74 ton/ha/tahun
( Damanik, 2007).
Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) adalah tumbuhan
tropis penghasil lemak nabati yang memiliki keunggulan
dibanding tanaman penghasil minyak lainnya. Selain itu,
tumbuhan ini bias menghasilkan produk seperti gula (palm
sugar), arang/briket tempurung, asap cair tempurung,
serat sabut (cocofiber) dan gabus (cocodush/cocopeat),
serta kayu kelapa yang merupakan bahan meubel bernilai
tinggi. Untuk itu sangatlah terbuka peluang dalam
pengembangan usaha baik yang berskala home industry
maupun yang sudah berskala industri terpadu menggunakan
teknologi tepat guna ( Mashudi, 2013).
Berkurangnya pamor kelapa dengan maraknya perkebunan
kelapa sawit karena sudut pandang terhadap produk kelapa
hanya terbatas pada produk minyak, sedangkan produk
ikutan lainnya belum digarap secara maksimal.
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 2
Pengembangan agroindustri kelapa di Kabupaten Lampung
Barat dirasa sangat perlu untuk segera direalisasikan
mengingat potensi lokal yang dimiliki sangat besar.
Selain itu diharapkan agroindustri kelapa dapat menjadi
motor penggerak (prime mover) bagi perekonomian
masyarakat dan wilayah.
Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi yang besar
dalam pengembangan komoditas kelapa. Namun demikian upaya
pengembangan komoditas kelapa dalam dihadapkan pada
berbagai kendala antara lain: (i) produktifitas yang
masih rendah (di bawah normal), karena banyak kelapa
berumur di atas 20 tahun, dan budidaya dengan bibit
asalan, (ii) rendahnya pendanaan khususnya untuk
perkebunan, (iii) kebijakan pembangunan yang belum
mendukung sektor perkebunan, dan (iv) industri hilir yang
belum berkembang, sehingga sebagian besar produk dijual
dalam bentuk produk primer.
Tujuan Penulisan
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 3
Adapun tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui
manajemen produksi tanaman kelapa (Cocos nucifera L.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan adalah sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi komponen nilai mata kuliah
Manajemen Agribisnis Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), sistematika
botanisnya tanaman kelapa dikelompokkan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 5
Ordo : Arecales
Famili : Areaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nuciferaL.
Tanaman kelapa mempunyai sistem perakaran serabut.
Akar serabut pertama pada pangkal batang mendahului
tumbuhnya daun yang pertama. Tanaman kelapa juga
mempunyai akar rambut yang berdiameter 0,1 cm, berdinding
lunak, berbintil, dan berfungsi untuk penyerapan unsur
hara didalam tanah
(Suwanto dan Octavianty, 2010).
Batang tanaman kelapa terbentuk bersamaan dengan
pembentukan daun. Tanaman kelapa hanya memiliki satu buah
titik tumbuh yang terletak pada ujung batang dan
berukuran sangat kecil (Suwanto dan Octavianty, 2010).
Tanaman kelapa yang dewasa mempunyai 30 – 35 daun
pada mahkotanya dengan panjang kurang lebih 6 m. Daun -
daun tersusun melingkar pada mahkotanya. Setiap 6 daun
yang berurutan akan berada pada satu garis lurus
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 6
(Suwanto dan Octavianty, 2010).
Kelapa merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan
terdapat pada ujung malai, sedangkan bunga betina pada
dasar malai. Tiap bunga betina mampu menerima polinasi
dalam waktu maksimal 4 hari. Rentang waktu antara
membukanya bunga betina pertama dan yang terakhir, yaitu
6 – 15 hari
(Suwanto dan Octavianty, 2010).
Pertumbuhan buah dalam berat maupun volume mulai
tampak pada bulan ketiga. Berat buah maksimum tercapai
bulan ketujuh, sedangkan volume maksimum dicapai pada
bulan kedelapan. Tempurung buah terbentuk pada bulan
ketiga dan mencapai berat maksimum pada bulan kesembilan.
Daging buah mulai dapat dilihat pada bulan ketujuh dan
mancapai berat maksimum pada bulan keduabelas
(Suwanto dan Octavianty, 2010).
Syarat Tumbuh
Iklim
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 7
Tanaman kelapa menghendaki iklim panasdan dengan
batas suhu udara tertentu untukhidupnya.Suhu rata-rata
tahunan untuk kehidupanoptimal adalah 29 C dan untuk
pertumbuhan buahmemerlukan suhu rata-rata 25 C dengan
kisaran50 C - 70 C. Tanaman ini amat peka
terhadapperubahan suhu yang amat menyolok,karena
akanmengakibatkan rendahnya hasil dan pertumbuhanbuah
yang jelek (Ruauw, dkk, 2011).
Penyebaran curah hujan yang merata juga mempengaruhi
hasil tanaman kelapa. Total curah hujan tahunan yang
optimum terletak antara 1.300 – 2.300 mm/tahun. Meskipun
demikian, kelapa akan mentolerir curah hujan yang lebih
tinggi dan dapat pula hidup di daerah rawa selama dibantu
dengan drainase yang baik (Suwanto dan Octavianty, 2010).
Ketinggian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kelapa
adalah 0 – 450 meter. Kelapa dapat tumbuh diatas
ketinggian tersebut, namun hasilnya menjadi berkurang.
Pada ketinggian 450 – 1000 m dpl waktu berbuah terlambat,
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 8
produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah
(http://lc.bppt.go.id).
Tanah
Kelapa dapat tumbuh dan berproduksi pada berbagai
jenis tanah, baik tanah mineral maupun tanah organik
(gambut). Hampir seluruh ordo tanah mineral dapat
dimanfaatkan untuk pertanaman kelapa, yaitu Inceptisol,
Ultisol, Entisol, Alfisol, Oxisol, Mollisol, dan Vertisol
(Abdurachman dan Mulyani, 2003).
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0 –
3%). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3 – 50%)
harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat
erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki
tanah yang mengalami erosi (http://lc.bppt.go.id).
Tanaman kelapa toleran pada selang ph yang luas.
Tanaman tersebut dapat tumbuh mulai dari tanah pasir yang
berasal dari koral (ph 8) sampai tanah liat masam (ph 5
atau mungkin kurang (Suwarto dan Octavianty, 2010).
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 9
MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)
Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)
Penyedian bibit
Penyamaian pada tanaman kelapa dilakukan secara
bertahap, yaitu penyemaian pendahuluan jenis tanah dengan
draenase yang baik. Dalam hal ini, kesuburan tanah belum
diperlukan. Penyemaian pendahuluan disesuaikan dengan
waktu pemnyemaian dilapangan dan jenis kela yang akan
disemai. Jika jenis kelapa ganjah,penyemaian dibuat 9-10
bulan sebelum penanaman dilapangan. Apabila yang akan
ditanam adalah kelapa hibrida,penyemaian dibuat 10-11
bulan sebelum penanaman. Sementara itu, penyemaian untuk
kelapa dalam dilakukan 11-12 bulan sebelum penanaman.
Pengolahan tanah untuk penyemaian pendahuluan ini adalah
sedalam 20-25 cm (Suwarto dan Octavianty ,2010),
Pembukaan lahan
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 10
kegiatan yang dilakukan meliputi (a) Penebasan semak
atau perdubahkan apabila memungkinkan
didongkel,dikumpulkan,dikeringkan dan dibakar, (b)
Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung
besarnya pohon
Lahan hutan dengan penebasan semak apabila
memungkinkan didongkel, dikumpulkan, dikeringkan, dan
dibakar. Lahan tanaman kelapa tua dengan menebang leher
akar (http://lc.bppt.go.id).
Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam bervariasi tergantung jenis
tanahnya, yaitu 50 cm x 50 cm x 50 cm untuk tanah gembur,
60 cm x 60 cm x 60 cm untuk tanah agak berat (agak liat),
dan 80 cm x 80 cm x 80 cm untuk tanah berat (liat)
(Suwarto dan Octavianty, 2010).
Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah
hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi
tanah. Waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 11
hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Tanah top
soil dimasukkan ke lubang tanam. Polybag dipotong
melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam,
dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag
selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa
polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Bibit
ditimbun tanah dengan ketebalan 3 – 5 cm diatas sabut
bibit kelapa. Jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m
(http://lc.bppt.go.id).
Pemeliharaan
a. Penyiangan
Untuk pemeliharaan gawangan, penggunaan herbisida
pada tanaman yang belum menghasilkan sebaiknya
dihindarkan. Penyiangan di sekitar daerah pokok tanaman,
jari – jari bokoran tanaman umur 2 tahun, yaitu 2 m. Jari
– jari bokoran umur 3 tahun, yaitu 1,5 m(Suwarto dan
Octavianty, 2010).
b. Pembubunan
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 12
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara
menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon
hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan
akar (http://lc.bppt.go.id).
c. Pengairan
Kebutuhan air setiap tanaman cukup besar. Kebutuhan
ini dapat dipenuhi dengan penyiraman dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari saat musim kemarau. Setiap pohon
membutuhkan kurang lebih 3 – 5 liter per hari, tergantung
ukuran pohon (Suwarto dan Octavianty, 2010).
d. Perempelan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah
kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon
kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri
(http://lc.bppt.go.id).
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali per tahun. Pemupukan
pertama dilakukan pada akhir musim hujan, sedangkan
pemupukan kedua menjelang permulaan musim hujan. Untuk
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 13
tanaman berumur 1-2 tahun, pupuk disebar merata di daerah
bokoran hingga selebar bayangan tajuk pohon. Tanaman
berumur 2 tahun ke atas, pupuk diberikan tersebar merata
di daerah pinggiran tanaman sampai dengan jari-jari 1 m
dari tanaman(Suwarto dan Octavianty, 2010).
f. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa
Hama dan penyakit merupakan faktor pembatas dalam
budidaya kelapa yang dapat mengurangi produktivitas
bahkan menggagalkan panen. Pengetahun tentanghama dan
penyakit perlu dimiliki dengan demikian dapat dilakukan
langkah-langkah pengendalian yang tepat. Jenis-jenis hama
dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa dapat
dikelompokkan menjadi hama perusak pucuk, hama perusak
daun, hama perusak bunga, hama perusak buah, hama perusak
bibit, penyakit menyerang bibit, menyerang tanaman muda,
menyerang tanaman menghasilkan dan serangan gulma.
Beberapa hama yang banyak ditemukan pada pohon
kelapa antara lain kumbang badak atau kwangwung, kumbang
sagu, kumbang brontispa, ulat artona, kumbang tanduk
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 14
kelapa, belalang sexava, ngengat bunga kelapa, ulat daun
kelapa, kumbang bibit kelapa, belalang bibit kelapa, ulat
siput, kutu kapuk daun kelapa, kutu daun kelapa, anai-
anai randu, belalang tahun, udang tanah, babi hutan,
bajing atau tupai kelapa, tikus pohon, maupun binatang
hutan seperti rusa dan beruang. Adapun penyakit yang
sering ditemui pada tanaman kelapa antara lain penyakit
kuning, penyakit pucuk busuk, penyakit bercak daun,
penyakit busuk akar, penyakit rontok buah dan penyakit
layu natuna.
Pengendalian hama dan penyakit tersebut dapat
dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teknis
pengendalian seperti sanitasi (pembersihan lahan dan
tanaman), cara mekanis (penghilangan hama/penyakit dengan
pemangkasan bagian tanaman yang diserang), cara kimiawi
(pemakaian insektisida atau bahan kimia lain) maupun cara
biologi (penggunaan cendawan, parasit, atau predator
hama).
Pemanenan
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 15
Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan buah
pada umur 3-4 tahun (varietas genjah). Semakin tua
umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat.
Pembuahan yang maksimal dan tetap tercapai pada umur 10-
18 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa mulai menghasilkan
buah pada umur 6-8 tahun. Semakin tua umurnya jumlah buah
berangsur-angsur semakin lebat dan mencapai pembuahan
yang maksimal pada umur 15-20 tahun.
Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa
yang sudah masak di pohon (sudah tua). Buah kelapa tua
(masak) ditandai dengan penampakan sabut mulai mengering,
tempurung sudah berwarna hitam, air kelapa mulai
berkurang, berat buah menurun (rata-rata perbuah berat
kelapa genjah tinggal 1,5 kg dan kelapa dalam 2 kg),
pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak
dipetik buah yang masak akan jatuh dengan sendirinya.
Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang
berumur 11-12 bulan. Buah yang tidak dipanen pada umur
tersebut akan jatuh dengan sendirinya, sedangkan jika
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 16
panen dilakukan lebih awal buah akan sukar dilepas dari
tangkainya.
Rotasi Pemanenan
Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan
interval waktu antara 1-2 bulan. Rotasi pemanenan yang
dilakukan harus mempertimbangkan tenaga kerja/biaya yang
tersedia. Di daerah dengan jumlah tenaga kerja banyak dan
ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan
sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan
upah yang tinggi dapat melakukan panen 2 bulan sekali.
Jika rotasi pemanenan dilakukan lebih dari 2 bulan,
kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke
tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya
jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan,
efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah kelapa yang
benar-benar masak baru sedikit.
Teknik Pemanenan
Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode,
pertama adalah buah kelapa dibiarkan jatuh, sedangkan
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 17
cara yang banyak digunakan adalah dengan cara dipanjat.
Teknik pertama (buah dibiarkan jatuh) memiliki kekurangan
yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak
sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa
parutan kelapa kering (desiccated coconut).
Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan
pada musim kemarau. Dengan memanjat pohon kelapa, dapat
dipilih buah kelapa yang siap panen (kriteria panen)
sekaligus dilakukan pembersihan mahkota daun. Adapun
kelemahannya yaitu merusak pohon dengan membuat tataran
untuk berpijak. Selain tenaga manusia, pemetikan dapat
menggunakan bantuan binatang (kera/beruk). Kecepatan
pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa
istirahat 1 jam. Akan tetapi beruk tidak dapat
membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.
Metode panen lain adalah pemanenan dengan galah.
Pemanenan ini dilakukan menggunakan bambu yang disambung
dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait.
Dengan teknik ini kemampuan pemetikan rata-rata adalah
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 18
100 pohon/orang/hari.
KESIMPULAN
1. Hama dan penyakit merupakan faktor pembatas dalam
budidaya kelapa yang dapat mengurangi produktivitas
bahkan menggagalkan panen.
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 19
2. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa
yang sudah masak di pohon (sudah tua).
3. Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan
interval waktu antara 1-2 bulan. Rotasi pemanenan
yang dilakukan harus mempertimbangkan tenaga
kerja/biaya yang tersedia.
4. Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode,
pertama adalah buah kelapa dibiarkan jatuh,
sedangkan cara yang banyak digunakan adalah dengan
cara dipanjat.
5. Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan
pada musim kemarau.
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 20
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. dan A. Mulyani. 2003. Pemanfaatan LahanBerpotensi Untuk Pengembangan Produksi Kelapa. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Damanik.,s. 2007. Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa(Cocos nucifera) Meningkatkan Pendapatan Petani diKabupaten Indragiri Hilir, Riau.
http://lc.bppt.go.id. Budidaya Kelapa (Cocos nuciferaL.). Diakses
tanggal 05 April 2014.
Mashudi, D. 2014. Usulan ProgramIpteks Bagi Inovasi DanKreativitas Kampus(IbIKK) Pengolahan Kelapa Terpadu.Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.
Powa.,D.,Baroleh.,J, dan Ruauw.,2011. Kajian PengelolaanUsahatani Kelapa Di Desa Tolombukan Kecamatan PasanKabupaten Minahasa Tenggara.
Ruauw, E., J. Baroleh., dan D. Powa. 2011. Kajian PengelolaanUsahatani Kelapa Di Desa TolombukanKecamatan PasanKabupaten Minahasa Tenggara. ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei2011: 39 – 50.
Suwanto dan Y. Octavianty.2010. Budidaya 12 Tanaman PerkebunanUnggulan. Penebar Swadaya. Jakarta.
NURDIANA TAMBUNAN/ 110301011 /AET 2Page 21