agribisnis dan pariwisata

25
1 PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI YANG MASUK KELOMPOK TANI DAN PETANI YANG TIDAK MASUK KELOMPOK TANI DI DESA SUELA KECAMATAN SUELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Usahatani Padi Sawah Pada Musim Tanam I Tahun 2011) M.HAFIZAN JAYADI SUPRIANTO TITI YUNIARTI Program studi Ilmu Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram Email: [email protected] ABSTRAK Artikel ini berjudul “ Perbandingan Pendapatan Petani Yang Masuk Kelompok Tani dan Petani Yang Tidak Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur (Usahatani Padi Sawah Pada Musim Tanam I Tahun 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahannya yaitu Apakah ada perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi) yang masuk kelompok tani dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang diterima petani padi yang masuk kelompok tani dan petani padi yang tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamata Suela Kabupaten Lombok Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode sample survey. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan skunder, sedangkan penentuan sampel responden ditentukan dengan cara stratified random sampling yaitu sebanyak 20 orang(6% dari populasi) yang masuk kelompok tani dan 20 orang(49% dari populasi) yang tidak masuk kelompok tani. Data tersebut dianalisis yaitu secara kualitatif dan kuantitatif dengan uji t sebagai alat analisis untuk menjawab hipotesis. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa rata-rata pendapatan bersih yang di peroleh petani responden yang masuk kelompok tani pada satu kali musim tanam adalah setrata satu Rp.12.673.800 /ha, setrata dua Rp.11.407.172 /ha dan setrata tiga Rp.15.326.236 /ha, sedangkan untuk petani yang tidak masuk kelompok tani pada setrata satu Rp.10.439.351 /ha, setrata dua Rp.10.866.791 /ha, dan setrata tiga Rp.9.347.291 /ha sedangkan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak masuk kelompok tani adalah sebesar setrata satu Rp.7.788.649 setrata dua Rp.6.773.209 /ha dan setrata tiga Rp. 5.646.709 /ha dan untuk petani yang masuk kelompok tani adalah setrata satu Rp.9.502.200 /ha, setrata dua Rp.10.096.828 /ha dan setrata tiga Rp.6.849.764 /ha. Setelah dihitung menggunakan t-tes dengan taraf nyata 5% pada pengujian dua sisi, diperoleh hasil t-hitug (1,804) dan t-tabel (2,024), ini berarti t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan dapat kita simpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani yang masuk kelompok tani tidak berbeda atau sama dengan rata-rata pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani, dengan kata lain H0 diterima atau Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani yang masuk kelompok tani dengan pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani. Dari hasil uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa kelembagaan petani(kelompok tani) yang ada di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. A. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal dengan negara agraris, artinya pertanian masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian negara. Sektor pertanian sekarang ini masih menjadi sektor utama pembangunan nasional karena peranannya dalam penyediaan

Transcript of agribisnis dan pariwisata

1

PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI YANG MASUK KELOMPOK TANI DANPETANI YANG TIDAK MASUK KELOMPOK TANI DI DESA SUELA KECAMATAN

SUELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR(Usahatani Padi Sawah Pada Musim Tanam I Tahun 2011)

M.HAFIZAN JAYADISUPRIANTO

TITI YUNIARTIProgram studi Ilmu Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram

Email: [email protected]

Artikel ini berjudul “ Perbandingan Pendapatan Petani Yang Masuk Kelompok Tanidan Petani Yang Tidak Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela KabupatenLombok Timur (Usahatani Padi Sawah Pada Musim Tanam I Tahun 2011). Dalam penelitian iniyang menjadi pokok permasalahannya yaitu Apakah ada perbedaan yang signifikan/berartiantara pendapatan petani (usahtani padi) yang masuk kelompok tani dan tidak masukkelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Adapun tujuan daripenelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang diterima petani padiyang masuk kelompok tani dan petani padi yang tidak masuk kelompok tani di Desa SuelaKecamata Suela Kabupaten Lombok Timur.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode pengumpulan data yangdigunakan adalah metode sample survey. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Jenis datayang digunakan adalah data primer dan skunder, sedangkan penentuan sampel respondenditentukan dengan cara stratified random sampling yaitu sebanyak 20 orang(6% dari populasi)yang masuk kelompok tani dan 20 orang(49% dari populasi) yang tidak masuk kelompoktani. Data tersebut dianalisis yaitu secara kualitatif dan kuantitatif dengan uji tsebagai alat analisis untuk menjawab hipotesis.

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani responden yang masuk kelompok tani pada satu kali musim tanam adalahsetrata satu Rp.12.673.800 /ha, setrata dua Rp.11.407.172 /ha dan setrata tiga Rp.15.326.236 /ha,sedangkan untuk petani yang tidak masuk kelompok tani pada setrata satu Rp.10.439.351 /ha, setrata duaRp.10.866.791 /ha, dan setrata tiga Rp.9.347.291 /ha sedangkan rata-rata biaya yang dikeluarkan olehpetani yang tidak masuk kelompok tani adalah sebesar setrata satu Rp.7.788.649setrata dua Rp.6.773.209 /ha dan setrata tiga Rp. 5.646.709 /ha dan untuk petani yang masuk kelompok taniadalah setrata satu Rp.9.502.200 /ha, setrata dua Rp.10.096.828 /ha dan setrata tiga Rp.6.849.764 /ha.

Setelah dihitung menggunakan t-tes dengan taraf nyata 5% pada pengujian duasisi, diperoleh hasil t-hitug (1,804) dan t-tabel (2,024), ini berarti t-hitung lebihkecil dari t-tabel dan dapat kita simpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani yangmasuk kelompok tani tidak berbeda atau sama dengan rata-rata pendapatan petani yangtidak masuk kelompok tani, dengan kata lain H0 diterima atau Ha ditolak artinya tidakterdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani yang masuk kelompoktani dengan pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani. Dari hasil uji t dapatditarik kesimpulan bahwa kelembagaan petani(kelompok tani) yang ada di Desa SuelaKecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.A. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia dikenal dengan negara agraris, artinya pertanian masih memegangperanan penting dari keseluruhan perekonomian negara. Sektor pertanian sekarang inimasih menjadi sektor utama pembangunan nasional karena peranannya dalam penyediaan

2

pangan, bahan baku industri, pakan dan energi, penyediaan lapangan kerja serta sumberdevisa. Meskipun pembangunan pertanian selama ini dilakukan dengan maksimal, namunmasih ada saja hambatan-hambatan atau masalah-masalah terutama kaitannya denganperubahan lingkungan atau iklim global yang semakin dinamis.

Menurut Balai Informasi Pertanian NTB bahwa pelaksana pembangunan pertanian adalahpetani.Peran serta masyarakat di pedesaan yang umumnya memiliki mata pencaharian disektor pertanian (petani) sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pembangunanpertanian. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan petani harus terus ditingkatkansehingga para petani dapat melakukan pengelolaan usahatani lebih baik dan lebih lanjutdapat meningkatkan kesejahteraannya juga dapat memperlancar proses pembangunankhususnya pembangunan pertanian.

Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian melalui transformasi teknologibaik yang bersifat teknis maupun non teknis diperlukan suatu organisasi yang dapatdiandalkan sebagai wadah dalam rangka transformasi inovasi, kegiatan-kegiatanpembinaan, penyuluhan serta bantuan-bantuan kepada petani seperti pinjaman lunak ataukredit usahatani untuk mengatasi persoalan permodalan.

Kelompok tani merupakan suatu organisasi yang terdiri dari petani-petani yangmemiliki kesamaan pandangan dan kebutuhan dapat digunakan sebagai wadah dalammengembangkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.Kegiatan-kegiatan pembinaankelompok tani terhadap petani dapat memotivasi dan memfasilitasi petani untukmengembangkan uasaha taninya, oleh karena itu peranan kelompok tani yang berupakegiatan-kegiatan dalam memotivasi dan memfasilitasi petani sangat dibutuhkan, gunalebih terarahnya usaha yang dilakukan petani dalam rangka merubah dan meningkatkanpendapatan usaha taninya.

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi, meningkatkanpendapatan petani dan kesempatan kerja sektor pertanian, meningkatkan ekspor non migas,mendukung sektor industri, menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan sertameningkatkan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi. Untuk mencapai tujuantersebut ditempuh melalui empat usaha pokok, yaitu : (1) intensifikasi (2)ekstensifikasi (3) diversifikasi (4) rehabilitasi (BP3K Kecamatan Suela).

Kegiatan intensifikasi terutama untuk komoditi tanaman pangan dan holtikulturadilaksanakan para petani dilahan sawah dan lahan kering dengan penerapan tehnologipasca panen yang belum sepenuhnya sesuai anjuran.Sementara itu, kegiatan ekstensifikasipertanian yang sudah dilaksanakan berupa kegiatan percetakan sawah secara swadaya dibeberapa desa yang memiliki potensi lahan kering atau tegalan yang cukup luas.Selanjutnya, untuk kegiatan diversifikasi pertanian maka upaya-upaya yang telahdilaksanakan adalah mengembangkan pola tanam ganda (tumpang sari) antara komodititanaman pangan, jagung, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain, dengan tanamankehutanan atau tanaman perkebunan di lahan-lahan kering yang disesuaikan dengan kondisilahan dan keadaan social ekonomi petani setempat dengan memberikan bantuan saranaproduksi dan bimbingan tehnis. Untuk kegiatan rehabilitasi pada intinya adalahpenghijauan dimaksudkan untuk memperbaiki kembali tata guna air tanah bagi upayapeningkatan produksi dengan cara penanaman tanaman penghijauan pada lahan kering atautegalan dan lahan kritis.

Sejalan dengan dilaksanakannya usaha-usaha pokok tersebut di atas peranankelompok tani sangat penting dan setrategis, baik kelompok tani sebagai unit produksi,usaha kerja sama maupun tempat belajar. Oleh karena itu kelompok tani dibina dengansungguh-sungguh agar dapat memberikan dukungan terhadap pelestarian swasembada berasdan pencapaian swasembada pangan umumnya.

3

Kelompok tani sebagai unit produksi kelas belajar dan wahana berorganisasi bagipetani, telah terbukti dapat meningkatkan partisipasi para petani dalam setiap kegiatanpembangunan pertanian.Meskipun dalam perakteknya kebanyakan anggota hanya dilibatkansebagai anggota yang terdaftar namanya, diajak berkumpul, diberi masukan kemudiandiberi uang jalan pengganti transport dan uang saku sekadarnya, sayangnya pada setiapacara dan pertemuan, tanda tangan kehadiran dan uang saku selalu menjadi hal yang utamasubstansi pertemuan dan tujuan pembangunan menjadi nomor dua. Perkembangan ini telahmerubah perilaku kebanyakan petani menjadi manja dan selalu mendambakan bantuan danuang saku atau uang transpor. Hal ini menyebabkan kualitas sumber daya manusia tidakbergerak menjadi lebih baik dan lebih maju, maju cara berpikir dan maju berperilaku.Saat ini lebih banyak petani yang mau berkumpul bila dijanjikan akan diberi uang saku,dan tidak banyak yang mau berkumpul karena merasa ada yang akan diperolehnya padapertemuan itu, yaitu ilmu pengetahuan dan keterampilan baru untuk memperbaiki kinerjadan kehidupan mereka akan tetapi sebaliknya banyak petani yang tidak mau berkumpul jikatidak dijanjikan akan mendapat imbalan, sehingga mengakibatkan adanya dari masyarakatpetani yang keluar dari kelompok tani.

Perkembangan kelembagaan petani di Kecamatan Suela tercermin dari dinamikakelompok (klasifikasi aktif, semi aktif, atau tidak aktif). Di Kecamatan Suela padatahun 2011 terdapat 98 kelompok tani dengan jumlah anggota 5776 orang petani dan luasareal kelompok 3703 hektar (BP3K Kecamatan Suela).

Di Desa Suela pada tahun 2011 terdapat 13 kelompok tani dengan jumlah anggota 991orang dengan luas lahan 547 ha (BP4K Kabupaten Lombok Timur, 2012). Sedangkan padatahun 2012 di Desa Suela terdapat 12 kelompok tani, hal ini lebih jelas disajikan padaTabel 1.1. Tabel.1.1. Perkembangan Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok

Timur Dirinci per Dusun, Tahun 2012.

No Dusun Nama Kelompok JumlahAnggota

Ketua kontaktani

1 Cempaka

Kopang 1 33 A. SenaGrenggengan 48 A. SenaLemor baru 64 A. HernawatiHidup baru 69 H. NasuhunCempaka putih 38 A. NepFajar menyingsing 130 A. Sriwarni

2 Suela daya Ingin bahagia 136 H. NanangTanah uji 67 H. Jaelani

3 Suela lauq Tampiasih 49 H. Umar. ShIngin maju 115 A. Baehan

4 Bilakembar Smangat patuh 118 H. SabriUrat genteng 59 H. Tahir

Jumlah 926Sumber : Data Primer dan BP4K Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012

Dari Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Dusun Cempaka memiliki jumlah kelompok taniyang paling banyak yaitu 6 kelompok dengan jumlah anggota 382 orang, sedangkan Dusunyang lainnya memiliki 2 kelompok yang terdiri dari Dusun Suela Daya dengan jumlahanggota terbanyak kedua setelah Dusun Cempaka dengan jumlah anggota 203 orang dan DusunBilakembar dengan jumlah anggota 177 orang sedangkan Dusun Suela Lauq memiliki jumlahanggota yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun yang lainnya yaitu sebanyak 164orang.

4

Di Desa Suela telah terjadi penurunan jumlah kelompok tani yaitu pada tahun 2011berjumlah 13 kelompok dengan jumlah anggota 991 orang menjadi 12 kelompok dengan jumlahanggota 926 dan ini terjadi pada tahun 2012, dan dari keseluruhan jumlah penduduk DesaSuela yang bermata pencaharian disektor pertanian tidak semuanya masuk menjadi anggotakelompok tani, hal ini dapat kita lihat dari Tabel 1.2 :Tabel 1.2. Jumlah Petani yang Masuk dan Tidak Masuk Kelompok Tani di Desa Suela

Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur Dirinci per Dusun, Tahun 2012.

No Dusun

Petani yangMasuk Kelompok

Tani(orang)

Petani yangTidak MasukKelompok Tani

(orang)

TotalPetani diDesa Suela(orang)

1 Suela Daya 232 0 2322 Suela Lauq 95 20 1153 Cempaka 239 21 2604 Bila Kembar 66 13 79

Jumlah 632 54 686Sumber : Data Primer

Dari Tabel 1.2 menunjukkan banyaknya petani yang ada di setiap dusun di DesaSuela dan jumlah petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani dimana Dusun Cempakamemiliki jumlah petani yang paling banyak dibandingkan dengan dusun yang lainnya denganjumlah petani 260 orang, dari 260 orang tersebut yang terdaftar menjadi anggotakelompok tani adalah sebanyak 239 orang dan tidak terdaftar atau belum masuk menjadianggota kelompok tani adalah 21 orang sedangkan Dusun Suela Daya jumlah petani yangterdaftar menjadi anggota kelompok tani adalah semua petaninya sudah menjadi anggotakelompok tani yaitu sebanyak 232 orang dan Dusun Suela Lauq jumlah petani yang adasebanyak 115 orang dengan jumlah petani yang masuk atau terdaftar menjadi anggotakelompok tani sebanyak 95 orang dan yang belum masuk atau belum terdaftar sebanyak 20orang, dan Dusun Bilakembar dengan jumlah petani yang paling sedikit dibandingkandengan Dusun yang lainnya yaitu sebanyak 66 orang yang masuk atau terdaftar menjadianggota kelompok tani, 13 orang yang belum masuk atau belum terdaftar menjadi anggotakelompok tani dan jumlah keseluruhan petani yang ada di Dusun Bilakembar sebanyak 79orang.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat beberapa manfaat adanyakelompok tani sebagai wadah di tingkat petani terutama dalam rangka transformsiinovasi. Beberapa manfaat adanya kelompok tani antara lain adalah: (1) Kelompok tanimerupakan wadah belajar guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sertatumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnyameningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera. (2) Kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalamkelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama inidiharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman,tantangan, hambatan dan gangguan. (3) Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masinganggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usahayang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segikuantitas, kualitas maupun kontinuitas (Peraturan menteri pertanianNomor:273/Kpts/OT.160/4/2007). Dari beberapa manfaat adanya kelompok tani tersebutberimplikasi pada perubahan-perubahan aspek sosial ekonomi petani. Melalui wadahkelompok tani, transpormasi inovasi menjadi lebih lancar sehingga memungkinkanperbaikan pengelolaan petani dibandingkan tanpa adanya wadah kelompok tani. Tetapidengan melihat praktek kelembagaan ini mungkin timbul pertanyaan dari berbagai pihak

5

seperti: (1) apakah adanya kelompok tani benar-benar telah menjadi wadah (kelembagaan)yang efektif ditingkat petani; (2) apakah petani yang menjadi anggota kelompok tanidapat melakukan pengelolaan usaha tani lebih baik dibandingkan dengan petani yang tidakmenjadi anggota kelompok tani; (3) apakah produksi dan pendapatan petani yang menjadikelompok lebih besardibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompoktani; (4) apakah usaha tani pada petani yang menjadi anggota kelompok lebih efisien(efisiensi usaha tani) dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompoktani; dan (5) apa saja masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan usaha taninya.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pendapatan petani yang masuk dantidak masuk kelompok tani yang difokuskan pada usaha tani padi sawah selama satu kalimusim tanam (Musim Tanam I) tahun 2011, karena di Desa Suela rata-rata petani menanampadi satu kali dalam setahun yaitu mulai dari bulan Nopember dan Desember, penelitianini dilakukan pada petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa SuelaKecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian yang berjudul: “PerbandinganPendapatan Petani yang Masuk Kelompok Tani dan Petani yang Tidak Masuk Kelompok Tani diDesa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagaiberikut:“Apakah ada perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi)yang masuk kelompok tani dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan SuelaKabupaten Lombok Timur”.1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang diterima petani padi yang masuk kelompok

tani dan petani padi yang tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamata SuelaKabupaten Lombok Timur;1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :1) Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai kebulatan study

program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. 2) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

anggota kelompok tani dan masyarakat pada umumnya.3) Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti lain yang akan mengadakan

penelitian pada masalah yang sama. B. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Penelitian Terdahulu

Budiarti tahun 2004 yang berjudul Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan NelayanAnggota Dan Nelayan Bukan Anggota Proyek Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)di Desa Kuranji Kecamatan Labu Api Lombok Barat dengan menggunakan alat analisis NR=TR-TC (analisis pendapatan) yang kemudian diuji dengan t-tes untuk membandingkan rata-ratapendapatan nelayan yang anggota dan bukan anggota proyek pemberdayaan ekonomimasyarakat pesisir di desa kuranji kecamatan labu api lombok barat, hasil daripenelitiannya mengatakan bahwa motivasi nelayan untuk menjadi anggota proyek PEMPdipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : prolehan sarana kredit, sarana/alat-alatproduksi, serta pembinaan dari proyek PEMP, sedangkan alasan nelayan tidak ataupunbelum menjadi anggota proyek PEMP antara lain: kurangnya informasi mengenai proyek

6

PEMP, memperoleh modal dari pihak lain/lembaga ekonomi lain, atau pemilik modalsendiri.

Didik Is’il (2005) dengan judul Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan PetaniTembakau Virginia Antara Pertani Binaan PT. Philip Morris Indonesia Dengan Dan NonBinaan Di Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Adapun variabel-variabel yang diujidalam penelitian ini meliputi biaya produksi, harga produksi, pendapatan kotor, danpendapatan bersih dengan alat analisis NR = TR – TC dan untuk mengetahui peran PT.Philip moris Indonesia didalam meningkatan pendapatan petani tembakau digunakan alatanalisis uji t-test dua beda rata-rata dengan uji dua sisi dimana kesimpulan yangdidapatkan bahwa rata-rata pendapatan petani binaan (Rp 15.496.700,3) lebih besardaripada petani non binaan (Rp 10.902. 854,9). Setelah diadakan pengujian statistikdiketahui nilai t-hitung (3,956) lebih besar dari nilai t-tabel (2,000) yang berartibahwa PT. Philip morris mempunyai peranan yang nyata dalam meningkatkan pendapatanpetani tembakau Virginia di Kabupaten Lombok Timur.

Lalu Ahmad Hanafi yang melakukan penelitian pada tahun 2001 dengan judul AnalisisPeranan Kelompok Tani Terhadap Tingkat Pendapatan Petani di Desa Dasan Baru KecamatanKopang, dengan menggunakan t-test untuk menguji data yang diperoleh, diolah dan dianalisis secara kwantitatif dan kwalitatif, hasil penelitiannya mengatakan bahwaperanan kelompok tani sebagai motivator dan fasilitator sangat mempengaruhi tingkatpendapatan petani yang masuk kelompok tani setelah di uji dengan kesalahan 5% rata-ratatingkat pendapatan petani yang masuk kelompok tani sebesar Rp.9957400.2.2. Landasan Teori2.2.1. Pengertian Petani dan Kelompok Tani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian ataukeseluruhan kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut (Agustina Shinta:2011: 40).

Kelompok tani adalah sekelompok petani yang terikat secara non formal atas dasarkeserasian dan kebutuhan bersama dan diketuai oleh seorang kontak tani. Kelompok taniberfungsi sebagai satu kesatuan produksi serta sebagai wadah belajar berorganisasi dankerja sama usaha tani.(Balai informasi Pertanian NTB, 1990).

Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13 April2007, tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisilingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan danmengembangkan usaha anggota.

Kelompok tani merupakan inti dari struktur komunkasi timbal balik antara penyuluhpertanian lapangan (PPL) dengan petani. Peranan utama yang sangat penting darikelompok tani adalah sebagai wadah hubungan antara sesama petani sendiri (dinaspertanian tanaman pangan NTB, 1992).2.2.2. Ciri-ciri Kelompok Tani

Beberapa hal yang menjadi ciri kelompoktani adalah;a) Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota,b) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani,c) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha,

status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.d) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan

bersama.2.2.3. Fungsi, Keuntungan, dan Alasan Pembentukan Kelompok Tani

7

Kelembagaan petani (kelompok tani) mempunyai fungsi: sebagai wadah prosespembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unitproduksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa penunjang.a) Kelas Belajar

Wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yanglebih sejahtera. b) Wahana Kerjasama

Untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antarkelompoktani serta dengan pihak lain. sehingga usaha taninya akan lebih efisien sertalebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, c) Unit Produksi

Keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain diungkapkan olehTorres (Wong, 1997) dalam Mardikanto (1996) disebuah blog yang diposkan oleh djiwandisebagai berikut:

a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinankelompok.

b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani.c. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru.d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani.e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input)

atau produk yang dihasilkannya. f. Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh

petani sendiri.Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani adalah :

a. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang tersedia.b. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan.c. Adanya alasan ideologis yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu

amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya (Sajogyo, 1978dalam Mardikanto, 1996).

2.2.4. Ilmu Usaha Tani dan Usaha TaniIlmu usaha tani adalah terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana

menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agardiperoleh hasil maksimal (Agustina sinta, 2011: 1)

Usaha tani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai usahawan yangmengorganisir lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada produksidalam lapangan pertanian, bisa berdasarkan pada pencarian pendapatan maupuntidak.Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlusegera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanampetani agar nantinya usaha tersebut dapat memberikan hasil yang menguntungkan, dengankata lain hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan (Agustina sinta, 2011:75).2.2.5. Teori Produksi

Pada dasarnya produksi adalah suatu hasil yang diperoleh akibat darimengkombinasikan faktor-faktor produksi.Faktor produksi tersebut seperti modal, tanah,tenaga kerja dan lain-lain. Jumlah produksi yang dihasilkan tergantung pada jumlahkombinasi berbagai faktor produksi yang digunakan.

Berdasarkan hubunganya dengan tingkat produksi faktor produksi dibedakan menjadidua yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel dimana faktor produksitetap merupakan faktor produksi yang tidak tergantung pada jumlah produksi dan faktor

8

produksi yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi adalah faktor produksi variabel(Prathama Rahardja, 2008;95).

Dalam kegiatan usahatani terdapat faktor produksi utama, berupa tanah, modal,tenaga kerja dan faktor produksi lainnya.Tanah merupakan faktor yang sangat pentingdalam menentukan tingkat produksi. Disamping luas tanah garapan, Kualitas tanah jugamerupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya output produksi dan pendapatanyang dapat diperoleh (Rita Hanafie, 2010;52).

Faktor produksi yang mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi, termasuk dalamkegiatan uasaha tani adalah tenaga kerja. Tenaga kerja berfungsi sebagai pengkombinasi,pengatur dan berbagai kegiatan lainnya agar faktor produksi lainnya bermanfaat.Fakorproduksi tenaga kerja terdiri dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah yangdiperlukan dapat dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia maupun dari luarkeluarga kualitas yang mencirikan produktivitas tenaga kerja tergantung dariketerampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan.

Dalam hubungannya dengan penggunaan faktor produksi berlaku hukum The Law ofDiminishing Return, fungsi produksi memilik model kurve melengkung dari kiri bawahkekanan atas yang setelah sampai titik tertentu kemudian berubah arah sampai titikmaksimum dan berbalik turun kembali sehingga dapat digambarkan sebagai berikut (RitaHanafie, 2010; 187):

produksi fisik Ya

Faktor produksi tanah0 XGambar 1 hubungan fungsional produksi fisik dan faktor produksi

Dari gambar 1 produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksisekaligus, yaitu tanah, modal dan tenaga kerja.Untuk menggambarkan dan menganalisisperanan masing-masing faktor produksi terhadap produksi fisik, dari sejumlah faktor-faktor produksi yang digunakan, salah satu faktor produksi dianggap sebagai variabel(berubah-ubah), sementara faktor produksi lainnya diasumsikan konstan.Hubunganfungsional tersebut berlaku untuk semua faktor produksi, yaitu tanah, modal, dan tenagakerja, termasuk produksi keempat, yaitu manajemen yang berfungsi mengkoordinir ketigafaktor produksi tersebut.2.2.6. Pendapatan Usahatani

Pendapatan merupakan tujuan akhir dari suatu usaha yang dilaksanakan ataudilakukan, dimana besar kecilnya pendapatan yang dicapai tergantung dari bidang usahayang dilakukan, keterampilan tenaga kerja dan modal yang dimiliki.

9

Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan denganharga jual, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Q.PKeuntungan usaha tani adalah selisih antara penerimaan total dengan semua biaya

faktor-faktor produksi, keberhasilan usaha tani dapat dilihat dari tingkat keuntunganusaha tani dengan kata lain tingkat pendapatan bersih (NR), penerimaan total diperolehdari produksi total dikalikan dengan harga, sedangkan biaya adalah total pengeluaranselama proses produksi.

Pendapatan yang diterima oleh petani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan kotordan pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diterima petani darihasil penjualan produksi dikalikan harga satuan, sedangkan pendapatan bersih yaitupendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksiberlangsung.2.2.7. Biaya Dalam Usahatani

Biaya merupaka semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlahoutput tertentu dalam suatu proses produksi. Biaya yang dihitung disini adalah biayayang betul-betul habis dipergunakan dalam satu periode tertentu seperti biaya saprodi(sarana produksi) dan tidak merupakan biaya yang harus dipergunakan untuk membelibarang modal.

Biaya dalam usaha tani dapat di klasifikasikan sebagai berikut (Agustina Sinta,2011; 83):1) Biaya tetap merupakan biaya yang kuantitas nilainya tidak tergantung pada besar

kecilnya atau tingginya nilai kegiatan produksi ataupun penjualan. Jadi biaya initidak terpengaruh dengan adanya produksi atau penjualan yang menurun atau meningkat,misalnya biaya penyusutan alat, biaya pajak, retribusi, biaya overhead.

2) Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada kegiatan produksiatau penjualan. Jadi biaya ini merupakan biaya yang terpengaruh secara langsungterhadap peningkatan atau penurunan penjualan. Biaya yang termasuk dalam biayavariabel antara lain biaya perbekalan (konsumsi, biaya bahan bakar, biaya tenagakerja di luar rumah tangga).

3) Biaya total atau total cost yaitu biaya yang diterima dari penjumlahan biayavariabel dengan biaya tetap.

4) Biaya rata-rata atau Average cost yaitu biaya rata-rata yang dikeluarkan untukmemproduksi satu unit output, besarnya biaya ini ditentukan dari biaya total yang dibagi dengan banyaknya output yang dihasilkan.

5) Biaya marginal atau marginal cost yaitu biaya tambahan yang diterima karena menambahproduksi sebanyak satu unit output.

Hubungan antara semua biaya produksi tersebut dapat di gambarkan dengan kurvesebagai berikut(Prathama Rahardja, 2008; 120):Biaya Biaya MC

TC ACVC AVC

FC

10

0 Q 0 AFC Q

Gambar 2 Kurava AFC terus menurun membentuk garis asimptot pada sumbu vertikal dan

horizontal tetapi tidak pernnah sampai menyinggung atau memotong sumbu horizontal.Kurva AVC mula-mula menurun, sampai berpotangn dengan kurva MC yakni pada saat APmaksimum, kemudian menarik mendekati kurva AC namun tidak pernah bersentuhan, karenaAFC terus menurun. Kurva AC awalnya menurun sampai mencapai minimum setelah itu terusmenaik. Sedangkan kurva MC pada awalnya juga menurun sampai dititik minimum kemudianmenaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat keduanya minimum setelah itu nialai MClebih besar dari nilai AC dan AVC. Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biayatetap tidak tergantung pada jumlah produksi, kurva VC membentuk huruf S terbalik,menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya biaya.Sedangkan kurva TC dan VC sejajar yang menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahanbiaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variabel.

11

2.3. Kerangka Konseptual

Keterangan:Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan pendapatan yang diterima oleh

petani (usahtani padi sawah) yang masuk kelompok tani dengan petani yang tidak masukkelompok tani, dimana petani yang masuk kelompok tani mendapatkan pembinaan dari parapenyuluh pertanian dan mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintah sedangkan petani yangtidak masuk kelompok tani tidak mendapatkan pembinaan dari penyuluh pertanian dan tidakmendapat subsidi dari pemerintah. Dari sisi adanya pembinaan petani akan dianalisisapakah dengan adanya kelompok tani tersebut pendapatan yang diterima petani(usahatanipadi sawah) mengalami peningkatan ataukah keberadaan kelompok tani tidak berpengaruhterhadap pendapatan petani.

2.4. HipotesisHipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Diduga ada perbedaan yang

signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahatani padi sawah) yang masuk kelompoktani dan petani yang tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela KabupatenLombok Timur” dengan asumsi semua faktor produksi (modal, lahan, tanaga kerja) adalahsama kecuali ada perbedaan perlakuan dari luar faktor produksi(penyuluh pertanian).C. METODE PENELITIAN

PETANIUsahata

MasukKelompok

1. Bimbingan penyuluh

Tidak MasukKelompok Tani1. Tanpa

adanya bimbingan

BiayaUsahatani1. tanpa

AnalisisPerbandingan

BiayaUsahaTani

Produ

ProdukNilai

Nilai

AnalisisPerbandingan

Pendapat

Pendapata

12

3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, metode ini

dipakai dengan alasan untuk memecahkan masalah yang ada pada obyek penelitian dandengan metode ini peneliti akan memberikan gambaran tentang perbandingan biaya danpendapatan antara petani yang masuk kelompok tani dengan petani yang tidak masukkelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur tahun 2011.

Suatu penelitian yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masasekarang atau penelitian deskriptif ini adalah penelitian sekelompok manusia, suatuobyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masasekarang yang tujuannya untuk membuat suatu gambaran atau lukisan secara sistematis danfaktual serta akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan hubungan antara fenomenayang diselidiki(Moh Nazir, 2009;54).3.2. Daerah Lokasi

Penelitian dilakukan di Desa Suela kecamatan Suela Lomok Timur.Dan dari empatdusun yang ada di Desa Suela ditentukan dua dusun sampel lokasi penelitian yaitu DusunCempaka dan Dusun Suela Lauq penentuan daerah ini secara purposive sampling, yaitulokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa dusun tersebutmemiliki jumlah petani yang tidak masuk kelompok tani terbanyak di Desa Sueladibandingkan dengan dusun yang lainnya.3.3. Penentuan Responden

Dari dua dusun sampel yaitu Dusun Cempaka dan Dusun Suela Lauq ditentukan jumlahsampel sebanyak 40 orang responden yang terdiri dari 20 orang responden untuk petaniyang masuk kelompok tani dan 20 orang responden untuk petani yang tidak masukkelompok tani. Diketahui usahatani(usahatani padi sawah) dilakukan pada luas lahanyangberbeda-beda sehingga penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitusistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan atau kelas-kelastertentu, (Moh. Nazir, 2009;293).

Pada penelitian ini strata sampel dibagi menjadi tiga, yaitu:a. Strata I untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan

lahan ≤ 0,50 ha.b. Strata II untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan

lahan antara 0,51-1,00 ha.c. Strata III untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan

penguasaan lahan ≥ 1,00 ha.Selanjutnya dari tiap-tiap strata diambil sampel responden secara proporsional

random sampling dengan rumus (Moh. Nazir, 2009:306):¿= ¿

Nn

Dimana:ni= besarnya sampel untuk stratumNi= total sub sampel untuk stratumN= total populasin= besar sampel

lebih jelasnya lihat tabel 3.1. Tabel 3.1: Jumlah Sampel Menurut Luas Lahan Garapan di Desa SuelaNo Dusun Populasi Sampel

Kelompoktani

Nonkelompoktani

Kelompoktani

Nonkelompoktani

I II II I II II I II II I II II

13

I I I I

1 SuelaLauq 57 34 4 13 6 1 3 3 2 6 3 1

2 Cempaka 187 46 6 6 7 8 6 4 2 3 3 4

Jumlah

244 80 10 19 13 9 9 7 4 9 6 5

334 41 20 20375 40

Sumber: Kadus Suela Lauq dan Kadus Cempaka diolahBerdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 40 orang petani yang terdiri dari 20 orang(6% dari populasi) yang masukkelompok tani dan 20 orang(49% dari populasi) yang tidak masuk kelompok tani.Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang menjadi anggota responden baik pada petaniyang masuk dan tidak masuk kelompok tani dilakukan dengan cara Simple Random Samplingyaitu petani yang dipilih sebagai responden diambil secara random/acak dengan caraundian.3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan metode samplesurvey, yaitu meneliti sebagian dari unit populasi yang ada dan hasilnya digunakansebagai dasar penarikan kesimpulan tentang pendapatan serta karaktristik populasinya.Metode ini digunakan dengan alasan faktor produksi yang dipakai dalam usahatani adalahsama karena sifat populasinya relatif homogen.3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:a) Pengamatan (Observasi) yaitu peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian untuk

melakukan pengamatan dan mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian.b) Wawancara yaitu mewawancarai (tanya jawab) secara langsung dengan para petani yang

masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelompok tani dengan berdasarkanpada daftar pertanyaan (kuesioner) yang terlebih dulu di buat.

c) Studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca dan mempelajari refrensi dan literaturyang sesuai dengan kebutuhan.

3.6. Jenis Dan Sumber DataJenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari responden yang meliputiaktivitas-aktivitas kelompok tani beserta program-program yang dilakukan.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkaitdengan penelitian ini. Lembaga atau instansi tersebut antara lain; BKKBN, kantorkecamatan, kantor desa, kantor statistic dan lain-lain.

3.7. Identifikasi VariabelDalam mengidentifikasi variabel yang ada dalam penelitian ini hanya dibatasi yaitua. Usahatani b. Kelompok tani c. Biaya produksi d. Nilai produksi atau penerimaan e. Pendapatanf. Hamabatan3.8. Definisi Operasional Variabel1. Menurut Mubyarto (1995; 65), Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang

terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian.

14

2. Kelompok tani adalah organisasi petani yang menjadi tempat timbal balik antarapenyuluh pertanian dengan petani.

3. Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yangdikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam yang terdiri dari biaya tetap danbiaya variabel.

4. Biaya tetap adalah biaya yang dibayarkan maupun yang tidak dibayarkan oleh petaniuntuk usahataninya dengan jumlah yang tetap berapapun hasil produksinya.

5. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahataninya denganjumlah yang berubah-ubah tergantung jumlah produksinya.

6. Nilai produksi atau penerimaan yang dimaksud dalam penelitian adalah jumlah produksiusahatani dikalikan dengan harga yang berlaku di tingkat petani dan dinyatakan dalamsatuan berat (kwintal).

7. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh petani dari usahataninyadikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani tersebut.

8. Hamabatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang dihadapioleh petani dalam usahataninya baik petani yang masuk kelompok tani maupun petaniyang tidak masuk kelompok tani sehingga menyebabkan kurang optimalnya kegiatanusahatani petani.

3.9. Metode Analisis DataUntuk mengetahui pendapatan bersih yang diterima petani pada usaha taninya,

dihitung dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan (Boediono,2008: 95):NR = TR – TC

dimana :TR = P x QTC = TFC + TVC

Keterangan :NR = Income (pendapatan) bersih yang diterima oleh petani yang masuk kelompok tani dan

petani yang tidak masuk kelompok tani.TR = Total revenue (total penerimaan), pendapatan kotor yang diterima oleh petani yang

masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelomppk tani.TC = Total cost (total biaya, terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap)TC = TFC + TVC            Dari rumus diatas, dapat diperoleh rumus sebagai berikut :                        I  = (P. Q) – (TFC + TVC)Keterangan :I = Income (NR)P          = Price (harga)Q         = Quantity (jumlah produksi)TFC     = Total Fixed Cost (jumlah biaya tetap)TVC    = Total Variabel Cost ( jumlah biaya tidak tetap)

Selanjutnya untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan, digunakananalisis statistik dengan menggunakan t- test pada taraf nyata 5% terhadap pendapatandengan rumus sebagai berikut:

t−hitung= x1−x2

√{(n1−1 )Sx2+(n2−1)Sy2

n1+n2−2 }{ 1n1+1n2 }

15

Sx2=∑ (xi−x)2

n1−1

Sy2=∑ (yi−y)2

n2−1

Dimana:X1 = pendapatan bersih rata-rata petani yang masuk kelompok taniX2 = pendapatan bersih rata-rata petani yang belum masuk kelompok tanin1 = jumlah petani pada usaha tani yang masuk kelompok tanin2 = jumlah petani pada usaha tani yang tidak masuk kelompok taniSx2= varian dari pendapatan petani yang masuk kelompok taniSy2= varian dari pendapatan petani yang tidak masuk kelompok taniTahap pengujian hipotesis sebagai berikut:a) Merumuskan hipotesisH0 :µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2

Keterangan:µ1= rata-rata pendapatan bersih petani yang masuk kelompok taniµ2 = rata-rata pendapatan bersih petani yang tidak masuk kelompok taniH0 ; artinya Tidak terdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani

(usahtani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tanidi Desa SuelaKecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.

Ha ; artinya Terdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani(usahtani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tanidi Desa SuelaKecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.

b) Menentukan besar sampel yakni 20 orang(n1), 20 orang(n2).c) Menentukan level significance, yakni 0.05(5%).d) Menentukan daerah kritik

tolak H0 terima H0tolak Ho

-t(α;n1+n2-2)0t(α;n1+n2-2)

e) Mencari harga t- tabel f) Membandingkan harga t- hitung dengan t- tabelApabila t- hitung ≤ t- tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak artinya Tidak terdapat

perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi sawah)yang masuk dan tidak masuk kelompok tanidi Desa Suela Kecamatan Suela KabupatenLombok Timur, dengan demikian hipotesa ditolak.

Apabila t- hitung > t- tabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya terdapatperbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi sawah)yang masuk dan tidak masuk kelompok tanidi Desa Suela Kecamatan Suela KabupatenLombok Timur dengan demikian hipotesa diterima.

16

g) Menarik kesimpulanD. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Suela merupakan ibu kota kecamatan Suela dan memiliki luas wilayah 99,4 Km2,dengan jumlah penduduk 6.895 jiwa terdiri dari laki-laki 3.309 jiwa, perempuan 3.586jiwa, rumah tangga 2.270 KK, serta jarak terpanjnag dari ibu kota Kabupaten 28 km, ibukota Provinsi 76 km mayoritas penduduknya bergama Islam. Adapun desa Suela terletak diketinggian 520 meter dari permukaan laut (mdpl) serta curah hujan rata-rata 2000mm/tahun, di samping itu adapun batas-batas desa Suela sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sapit dan BebidasSebelah Selatan : Desa KetanggaSebelah TImur : Desa SuntalanguSebelah Barat : Desa Bebidas dan WanasabaDesa Suela terdiri dari satu desa dan 4 dusun (kekadusan) yaitu: Kadus Suela

Daya, Kadus Suela Lauk, Kadus Bila Kembar dan Kadus Cempaka. Sedangkan Gambaran umumstatus pendidikan di desa Suela terbilang cukup memadai, ini terbukti karena banyaknyasarana pendidikan formal dan non formal yang terdapat di desa ini, mulai dari TK,SD/MI, SMP/Tsanawiyah, dan SMA.

Jika dilihat dari status tingkat kesehatan, penduduk desa Suela tergolong sedangkarena akses masyarakat Suela terhadap fasilitas kesehatan cukup terjangkau terutamaDusun Suela Lauk dan Seula Daya, karena letaknya di pusat desa, begitu juga denganDusun Cempaka walaupun jaraknya 500 m dari pusat desa tidak sulit aksesnya tehadapfasilitas kesehatan, kecuali dusun Bila Kembar yang jaraknya jauh dari pusat desasehingga aksesnya terhadap fasilitas kesehatan cukup jauh.

Desa Suela dikelilingi oleh hamparan sawah, kebun dan sedikit ladang, sehinggamata pencaharian penduduknya adalah sebagian besar sebagai petani dan buruh tani,sebagian kecil sebagai wiraswasta pengusaha dan pegawai negeri.Lahan perkebunansebagian besar berada di dusun Cempaka dan Bila Kembar. Lahan perkebunan yang berada didusun Cempaka sebagian besar dikuasai oleh orang luar darI Desa Suela dan sebagiankecil dimiliki oleh masyarakat setempat, seperti halnya Kopang II, perkebunan di KopangII sebagian besar dikuasai oleh orang luar dari Desa Suela dan sebagian olehmasyarakat.

Selain lahan pertanian yang luas dan subur, Desa Suela memiliki sumber daya alam yang penting yaitu Hutan Lindung Lemor yang di dalamnya terdapat lima (5) sumber mata air, satu di antaranya yaitu mata air Lemor yang debit airnya sangat besar. Mata air yang ada di dalam kawasan hutan Lemor merupakan sumber air untuk minum dan irigasi bagimasyarakat Suela dan sekitarnya.

17

4.2. Karateristik Petani RespondenKarateristik petani responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi : umur

petani responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan berusahatani padi sawaah untuk lebih jelasnya akan disajikan pada lampiran 1.4.2.1. Umur Petani Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas di dalamberusahatani. Dalam usia produktif petani cenderung dapat merencanakan dan melaksanakanberbagai kegiatan usahatani yang lebih baik. Selain itu umur dapat mempengaruhikemampuan fisik dalam bekerja, cara berfikir serta keinginan untuk menerima inovasiatau ide-ide baru berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantumengarahkan petani dalam mengelola usahataninya.Tabel 4.1. Rata-Rata Umur Petani Yang Masuk Kelompok Tani Dan Petani Yang Tidak Masuk

Kelompok TaniNo Rata-rata

umurkelompok tani non kelompok tani

Jumlah persentase jumlah persentase

1 26-35 7 35 0 02 36-45 6 30 3 153 46-55 6 30 17 854 >55 1 5 0 0Jumlah 20 100 20 100

Sumber : Data Primer DiolahDari tabel 4.1 untuk petani yang masuk kelompok tani, kelompok umur paling banyak

berada pada kisaran 26-35tahun sebanyak 7 orang atau 35% dari total responden petaniyang masuk kelompok tani dengan rata-rata umur 41,5 tahun. Sedangkan untuk petani yangtidak masuk kelompok tani kelompok umur terbanyak berada pada kisaran 46-55 tahunsebanyak 17 orang atau 85% dari total responden petani yang tidak masuk kelompok tanidengan rata-rata umur 48,75 tahun. Dengan demikian semua responden berada dalamkelompok umur produktif, artinya secara fisik maupun mental mempunyai kemampuan untukmenghasilkan barang dan jasa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Simanjuntak (1985), yangmenyatakan bahwa kisaran umur antara 15–64 tahun merupakan golongan usia produktif,sehingga baik secara fisik maupun mental petani memiliki kemampuan untuk berusaha dalammenghasilkan barang dan jasa.4.2.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkatpengetahuan petani responden yang dapat mempengaruhi motivasi petani untuk berfikirlebih baik dalam memilih alternatif dan memecahkan masalah yang dihadapi pada saatmengelola usahatninya.Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang petani responden makasemakin mudah menerima dan menyerap berbagai bentuk teknologi sehingga mampumeningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan produk khususnya komoditi padi sawah.Tabel 4.2.Tingkat Pendidikan Petani RespondenNo

PendidikanKelompok tani Non kelompok tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentas

e1 Tidak tamat SD 2 10 1 52 Tamat SD 3 15 5 253 SLTP 7 35 6 304 SLTA 5 25 4 205 Tamat perguruan 3 15 4 20

18

tinggiJumlah 20 100 20 100

Sumber : Data Primer DiolahTabel 4.2 menunjukkan bahwa kisaran pendidikan petani responden adalah tidak

tamat SD hingga tamat perguruan tinggi. Tingkat pendidikan petani yang masuk kelompoktani yang paling banyak adalah SLTP sebanyak 7 orang atau 35% dari seluruh petaniresponden yang masuk kelompok tani. Sedangkan untuk petani yang tidak masuk kelompoktani, tingkat pendidikan juga yang paling banyak adalah SLTP sebanyak 6 orang atau 30%dari total responden petani yang tidak masuk kelompok tani.4.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi biaya hidup yang dikeluarkan olehsuatu rumah tangga. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga semakin besar pula biayayang harus dikeluarkan untuk kebutuhan hidup keluarganya.Tabel 4.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden

No Tanggungankeluarga

Kelompok tani Non kelompok tani

Jumlah Persentase Jumlah Persentas

e1 0-1 0 0 0 02 2-3 15 75 7 353 4-5 4 20 11 554 6-7 1 5 2 10

Jumlah 20 100 20 100Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel 4.3 dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga responden berkisar antara0-7 orang.Jumlahtanggungan keluarga petani responden yang masuk kelompok tani terbanyakpada kisaran2-3 orang yaitu 15 orang atau 70% dari jumlah responden petani yang masukkelompok tani. Sedangkan untuk responden petani yang tidak masuk kelompok tani memilkijumlah tanggungan keluarga terbesar yaitu pada kisaran 4-5 orang atau 55% dari jumlahresponden petani yang tidak masuk kelompok tani.4.2.4. Luas Lahan Garapan

Luas lahan garapan merupakan modal utama dan berkaitan erat denganpendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga petani.Lahan merupakan tempat aktivitasusahatani untuk memperoleh sumber pangan dan pendapatan.Tabel 4.4.Luas Lahan Garapan Petani Responden Berdasarkan SetrataNo Luas lahan kelompok tani non kelompok tani

jumlah persentase jumlah persentas

e1 ≤ 0,50 ha 14 70 9 452 0,51 - 1,00

ha 4 20 6 30

3 ≥ 1,00 ha 2 10 5 25Jumlah 20 100 20 100

Sumber : Data Primer DiolahDari tabel 4.4 luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani responden baik petani

yang masuk kelompok tani maupun petani yang tidak masuk kelompok tani terbanyak padakisaran kurang dari 0,50 hektar. Secara rinci akan disajikan luas lahan garapanbesertana nama petani respopnden yang ada di Desa Suela Kecamatan Suela KabupatenLombok Timur pada lampiran 2.

19

Luas lahan garapan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah produksiyang dihasilkan tetapi input variabel yang berpengaruh terhadap jumlah output produksiakan mempengaruhi jumlah produksi. 4.3. Analisis Biaya dan Pendapatan Petani(Usahatani Padi Sawah) Yang Masuk Dan Tidak

Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela.Pada usahatani padi sawah ada beberapa tahap yang dilakukan petani didalam

melakukan usahataninya diantaranya tahap pembibitan, tahap pengolahan lahan, tahappenanaman, tahap pemupukan, tahap penyiangan, tahap penyemprotan, tahap pengairan, dantahap pemanenan hasil. Selama tahap tersebut tentu banyak biaya yang dikeluarkan olehpetani (petani padi sawah) guna mencapai hasil yang maksimal, selain biaya-biaya yangdikeluarkan selama tahap tersebut ada juga biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petanipadi sawah diantaranya biaya pajak, biaya bunga pinjaman modal, dan biaya penyusutanperalatan pertanian. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada lampiran 3 dan lampiran4.Tabel 4.5 Rata-Rata Biaya Yang Dikeluarkan Petani Selama Satu Kali Musim Tanam Padi

Sawah di Desa Suela Tahun 2011

setrata luaslahan

kelompok tani non kelompok taniFC VC TC FC VC TC

i <0.50ha 404840 9036854 9441694 403121 8348834 8751955

ii 0.50-1ha 370939 9545384 9916323 263362 7509796 7773159

iii >1 ha 209171 7653470 7862641 271240 6375469 6646709Sumber: Lampiran 5 dalam satuan hektar4.3.1. Rata-Rata Biaya Tetap(Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahataninya denganjumlah yang tetap dan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan, dalampenelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap adalah penyusutan alat yang dimilikioleh petani, biaya sewa lahan dan pajak. Pajak merupakan iuran wajib yang dikeluarkanoleh petani selama satu tahun dan besarnya pajak yang dikeluarkan adalah berbeda-bedatergantung luas tanah dan kelas tanahnya, biaya pajak merupakan salah satu biaya tetapkarena berapapun hasil produksi yang diperoleh tidak akan mempengaruh besarnya biayapajak.

Biaya penyusutan alat adalah biaya yang dikeluarkan akibat berkurangnya nilaidari suatu alat bila selalu digunakan. Biaya penyusutan yang dimaksud dalam penelitianini adalah penyusutan alat-alat pertanian yang dimiliki sendiri atau disediakan olehpetani untuk tenaga kerja yang digunakan selama tahap usaha tani. Dalam penelitian inibiaya penyusutan alat pertanian yang dihitung adalah penyusutan sprayer karena di DesaSuela Kecamatan Suela sprayer disediakan oleh pemilik usahatani(petani) sedangkanpenyusutan alat-alat yang lainnya tidak dimasukkan karena alat-alat tersebut disediakanoleh tenaga kerja. Biaya penyusutan dihitung dari nilai barang(sprayer) dibagi denganwaktu ekonomis sprayer tersebut lebih jelas lihat lampiran 4.

Tabel 4.5 menunjukkan besarnya rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petaniyang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelompok tani yang sudah dirubahkedalam satuan hektar sehingga terlihat bahwa biaya tetap yang dikeluarkan oleh petaniyang masuk kelompok tani lebih besar dari biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani yangtidak masuk kelompok tani pada setrata satu dan setrata dua yaitu setrata satuRp.404.840 /Ha setrata dua Rp.370.939 /Ha untuk petani yang masuk kelompok tani dansetrata satu Rp.403.121 /Ha, setrata dua Rp.263.362 /Ha untuk petani yang tidak masukkelompok tani. Perbedaan itu disebabkan karena petani yang menjadi anggota kelompok

20

tani rata-rata memiliki lahan pertanian yang terletak cukup seteraegis dan dekatdengan sumber mata air sehingga memiliki pajak lebih tinggi dibandingkan dengan peaniyang tidak masuk kelompok tani. Besar kecilnya pajak yang dikeluarkan oleh petaniterganung dari letak tanah, kelas anah atau tingkat kesuburan tanah, dan luas tanah.

21

4.3.2. Rata-Rata Biaya Varibel(Variable Cost)Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dengan jumlah yang

berubah-ubah tergantung jumlah produksi yang dihasilkan, yang termasuk biaya variabeldalam penelitian ini adalah biaya penggunaan bibit, biaya tenaga kerja dan konsumsinya,biaya input pupuk, biaya input pestisida, biaya sewa alat pengolah lahan(handtractor)dan uang transportasi (lampiran 5). Biaya penggunaan bibit diperoleh dari harga bibitpersatuan kilogram dikali dengan banyaknya bibit yang digunakan dalam usahataninya,besar kecilnya peggunaan bibit sangat mempengaruhi hasil yang akan diterima petanitetapi dalam penggunaan bibit ini memiliki batasan tertentu. Biaya tenaga kerja diperoleh dari jumlah tenaga kerja dikalikan dengan ongkos tenaga kerja perorang yangkemudian dijumlahkan dengan hasil kali uang konsumsi dengan jumlah tenaga kerja, dalampenelitian ini rata-rata biaya tenaga kerja dan konsumsinya yang dikeluarkan olehpetani pada setrata satu, setrata dua, dan setrata tiga akan disajikan pada lampiran 5,jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam setiap tahap produksi adalah tidak tentu,karena pembiayaan untuk tenaga kerja dilakukan dengan cara borongan tetapi dalam hal-hal tertentu juga dilakukan dengan tidak borongan dengan ongkos perorang tenaga kerjaadalah Rp.50.000 untuk waktu kerja satu hari (lampiran 2). Dalam tahap pemanenan, biayatenaga kerja dihitung dengan jumlah produksi dikalikan dengan upah per kuintal yangsudah disepakati para petani yaitu sebesar Rp.30.000 per kuintal penentuan upah iniditetapkan oleh para petani dengan pertimbangan jarak lahan dari tempat penyimpanan.

Biaya input pupuk merupakan biaya variabel yang pengeluarannya cukup besar dansangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang akan diterima oleh petani, keberadaanpupuk di Desa Suela tergolong masih langka ini dapat dilihat dari banyaknyapeani(usahatani padi) yang mengalami keterlambatan pemupukan padinya, pupuk yang seringdigunakan oleh petani dalam usahatani padi adalah pupuk Urea, ZA, TSP, POSCA, PELANGI,dan KCL. Biaya variabel pupuk diperoleh dari jumlah pupuk dikalikan dengan harga pupukpersatuan kilogram(lampiran 3). Selanjutnya biaya input yang juga tidak kalahpentingnya yaitu biaya input pestisida, pestisida merupakan salah satu input yangmendukung keberhasilan dari usahatani yang diusahakan, pestisida yang sering digunakanoleh petani responden diantaranya adalah Metindo, Yasitrin, Desis, Matador, Furadan,Curakron, Plankatalis, dan Drusban, untuk lebih jelasnya disajikan pada lampiran 3.

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan olehpetani yang masuk kelompok tani pada setiap setrata yaitu setrata satu, setraa dua, dansetrata tiga lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel yang dikeluarkan olehpetani yang tidak masuk kelompok tani. Perbedaan ini disebabkan oleh banyaknya inputfaktor produksi (pupuk dan pestisida) yang digunakan oleh petani yang masuk kelompoktani lebih besar dibandingkan dengan petani yang tidak masuk kelompok tani tetapi hargasatuan untuk input pupuk yang diterima petani kelompok lebih kecil dibandingkan hargasatuan untuk petani yang tidak masuk kelompok tani.

Sedangkan Total Cost adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani untukusahataninya dan total cost merupakan hasil penjumlahan dari biaya variabel denganbiaya tetap dan biaya lain-lain(bunga modal), bunga modal termasuk kedalam biaya lain-lain karena bunga modal mengurangi pendapatan bukan biaya yang berpengaruh terhadaphasil produksi.4.3.3. Produksi, Nilai Produksi, dan Pendapatan

Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah produksi usahatani padisawah yang diperoleh selama satu kali musim tanam. Tidak semua hasil produksi tersebutdijual karena sebagian kecil dari hasil produksi di konsumsi untuk keluarga dan juga disimpan untuk benih.

22

Tabel 4.6 Rata-Rata Nilai Produksi Petani Yang Masuk Kelompok Tani dan Petani Yang Tidak Masuk Kelompok Tani Selama Satu Kali Musim Tanam Tahun 2011.

Strata Kelompok Tani Non Kelompok TaniQ P TR Q P TR

<0,50 ha 66 336000 22176000 62 294000 182280000,50-1 ha 64 336000 21504000 60 294000 17640000

>1 ha 66 336000 22176000 51 294000 14994000Sumber: Data Lampiran 5 Dalam Satuan Hektar

Dari tabel 4.6 menggambarkan bahwa rata-rata penerimaan petani pada setrata satuadalah sebesar Rp.22.176.000 per Ha untuk petani yang masuk kelompok tani, penerimaantersebut diperoleh dari jumlah produksi yang dihasilkan dalam satuan hekar kemudiandikalikan denggan harga jual per satuan kuintal, harga jual yang digunakan adalah hargarata-rata yang berlaku di lokasi penelitian dimana harga jual tersebut diperoleh darijumlah harga yang diterima oleh responden dibagi dengan banyaknya responden. Pada tabel4.6 diatas dapat dilihat jumlah produksi yang diperoleh petani kelompok tani sebesar 66ku per Ha dengan harga satuan kuintal Rp.336.000 sedangkan untuk petani yang tidakmasuk kelompok tani rata-rata penerimaannya sebesar Rp.18.228.000 dengan prolehanproduksi 62 ku per Ha dengan harga satuan Rp.294.000 per kuintal pada strata satu.

Pada setrata dua rata-rata penerimaan untuk petani yang masuk kelompok taniadalah Rp.21.504.000 dengan jumlah produksi 64 ku per Ha dan harga jual per satuankuintal sebesar Rp.336.000 sedangkan untuk petani yang tidak masuk kelompok tanipenerimaan yang diperoleh sebesar Rp.17.640.000 dengan Jumlah produksi 60 kuintal perhektar dengan harga Rp.294.000 per kuntal, sedangkan pada setrata tiga penerimaanpetani kelompok tani sebesar Rp.22.176.000 dengan rata-rata produksi yang diperolehsebesar 66 kuintal dan harga satuan kuintal Rp.336.000 dan untuk petani yang tidakmasuk kelompok tani pada setrata tiga rata-rata penerimaannya sebesar Rp.14.994.000dengan jumlah produksi 51 kuintal per Hektar dan harga satuan kuntal Rp.294.000.

Pada setrata satu. setrata dua dan setrata tiga jumlah produksi yang diperoleholeh petni anggota kelompok tani lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi yangdiperoleh oleh petani bukan kelompok tani, hal ini disebabkan karena petani yang tidakmasuk kelompok tani tidak mendapat pembinaan dari para penyuluh pertanian dan peanianggota kelompok tani rata-rata menggunakan input faktor-faktor produksi lebih banyakdaripada petani bukan anggota kelompok tani seperti penggunaan pupuk dan pestisida,selain itu harga yang diperoleh lebih rendah dari harga yang diperoleh kelompok taniperbedaan harga ini dikarenakan penjualan hasil produksi oleh petani kelompok tanikebanyakan dijual kepada Bulog sehingga diberikan harga yang tinggi, sedangkan petaniyang tidak masuk kelompok tani penjualannya lebih banyak kepada para pengepul.

Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi rata-rata perhektar yangdihasilkan oleh petani yang masuk kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan petaniyang tidak masuk kelompok tani yaitu petani yang masuk kelompok tani bisa menghasilkanproduksi sebanyak 65 kuintal per hektar sedangkan petani yang tidak masuk kelomok tanimenghasilkan 58 kuintal per hektar. 4.4. Perbandingan Biaya dan Pendapatan Petani Yang Masuk Kelompok Tani dan Tidak Masuk

Kelompok TaniPada Tabel 4.7 berikut disajikan perbandingan biaya, dan pendapatan petani yang

menjadi anggota kelompok tani dan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani yangsatuannya sudah disetarakan dalam satu hektar, tabel 4.4 diambil dari data di lampiran5.Tabel 4.7. Perbandingan Biaya dan Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok

Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011

23

Strata Kelompok Tani Non Kelompok TaniTR TC NR TR TC NR

<0,50 ha 22176000 9502200 12673800 18228000 7788649 104393510,50-1 ha 21504000 10096828 11407172 17640000 6773209 10866791

>1 ha 22176000 6849764 15326236 14994000 5646709 9347290.9

Sumber : Data Lampiran 5Tabel 4.7 merupakan hasil analisis biaya dan pendapatan sehingga diperoleh

rata-rata total pendapatan bersih yang diterima oleh petani yang menjadi anggotakelompok tani lebih besar dari petani non kelompok tani jika dihitung per orang dalamsatu hektar berdasarkan data primer yang peneliti peroleh dilapangan contohnya padaseterata satu yaitu Rp.12.673.800 per Ha untuk petani anggota kelompok tani padasetrata satu dan Rp.10.439.351 per Ha untuk petani yang tidak masuk kelompok tani padasetrata satu, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.9.502.200 per Ha untukpetani yang masuk kelompok tani dan Rp.7.788.649 per Ha untuk petani yang tidak masukkelompok tani.

Dari tabel 4.7 tampak bahwa total biaya produksi kelompok tani lebih besardibandingkan total biaya produksi non kelompok tani hal ini disebabkan oleh pengeluaranbiaya untuk input faktor-faktor produksi dan sarana pendukung yang digunakan olehkelompok tani guna mencapai pendapatan yang maksimal lebih banyak dari petani nonkelompok tani, salah satu contoh perbedaan yang dapat kita lihat di lampiran 3 bahwarata-rata petani yang masuk kelompok tani menggunakan input pupuk Urea sebesar 232,7 kgper satu hektar dengan harga Rp.1.850 per satu kilogram sedangkan petani yang tidakmasuk kelompok tani menggunakan input pupuk urea sebesar 204,2 kg per satu hektardengan harga Rp.2.300 pe satu kilogram, selain itu juga jenis pupuk yang di gunakanpetani yang masuk kelompok tani lebih banyak jika dibandingkan dengan petani yangtidak masuk kelompok tani.

Setelah dihitung menggunakan t-tes dengan taraf nyata 5% (lampiran 6), diperolehhasil t-hitug (1,804) dan t-tabel (2,024), ini berarti t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan dapat kita simpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani yang masuk kelompoktani tidak berbeda atau sama dengan rata-rata pendapatan petani yang tidak masukkelompok tani, karena hasil t-hitung lebih besar dari t-tabel maka H0 diterima atau Haditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatanpetani yang masuk kelompok tani dengan pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tan.Dari hasil uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa kelembagaan petani(kelompok tani) yangada di Desa Suela belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.4.5. Masalah-Masalah Dalam Usahatani Padi Sawah.

Dalam penilitian ini, petani yang menjadi anggota maupun tidak menjadi anggotamengalami berbagai masalah dalam mengelola usahataninya, masalah-masalah tersebutadalah kurang modal, metode penyuluhan kurang tepat, ketersediaan saprodi terbatas,serangan hama dan penyakit, dan cuaca yang tidak menentu.

Masalah modal selalu menjadi masalah dalam setiap usahatani. Oleh sebab itudiperlukan adanya lembaga peminjaman modal sehingga petani dapat meminjam modal denganlebih cepat dan bunga yang sesuai. Kurangnya modal disini merupakan suatu masalah yangberhubungan dengan masalah lainnnya yaitu harga panen yang rendah serta harga saprodiyang terlalu mahal. Harga saprodi yang terlalu mahal dan harga panen yang rendah akanmengurangi pendapatan petani sehingga modal petani untuk melanjutkan usahataninyaberkurang dan membutuhkan pinjaman modal.

Pada petani responden baik yang masuk kelompok maupun tidak, rata-ratamengeluhkan saprodi seperti pestisida dan pupuk yang juga sulit didapatkan oleh petani

49

24

yang disebabkan karena pasokan barang yang ada di kios-kios saprodi maupun dikelompoktani sangat terbatas dan karena keterlambatan pihak dinas terkait menyiapkan pasokanpupuk sehingga banyak petani yang mengalami keterlambatan untuk memberikan pupukpadinya.

Dalam pemasaran hasil panen harga merupakan permasalahan yang selalu dilontarkanoleh para petani karena dari tahun ketahun peningkatan hasil produksi tidak diimbangidengan kenaikan harga jualnya sedangkan harga barang lain terus meningkat seperti hargapupuk, pestisida, dan barang-barang faktor produksi lainnya. Selain masalah-masalahdiatas permasalahan yang menyangkut kelembagaan di kalangan para petani juga seringterdengar yaitu adanya kelompok yang tidak terurus dengan artian bahwa kelompoktersebut tinggal namanya saja kepengurusan yang kurang baik, serta komunikasi antaranggota yang kurang baik juga. Solusi untuk meminimalkan masalah yang dihadapi petaniadalah dengan meningkatkan komunikasi dengan dinas yang terkait untuk mengatasimasalah kurangnya frekuensi penyuluhan, masalah modal, serangan hama penyakit danmasalah saprodi dapat didiskusikan bersama antara petani dan pihak yang terkait.Sehingga masalah-masalah petani yang terkait dengan teknis budidaya dapat diminimalkan.D. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:1. Rata-rata total penerimaan bersih yang diperoleh petani (usahatani padi sawah)

yang masuk kelompok tani lebih besar dari petani yang tidak masuk kelompok taniyaitu berturut-turut Rp.12.673.800 /Ha untuk setrata satu, Rp.11.407.172 /Hauntuk setrata dua, dan setrata tiga Rp.15.326.236/ha, sedangkan rata-rata totalpenerimaan bersih yang diperoleh petani yang tidak masuk kelompok tani sebesarRp.10.439.351/ha pada setrata satu , Rp.10.866.791 /Ha pada setrata dua dansetrata tiga sebesar Rp.9.347.290 /Ha.

2. Rata-rata total biaya produksi pada usahatani padi sawah yang dikeluarkan olehpetani yang masuk kelompok tani lebih besar dari petani yang tidak masuk kelompoktani yaitu sebesar Rp.9.502.200 /ha pada setrata satu, Rp.10.096.828 /Ha padasetrata dua, dan Rp.6.849.764 /Ha pada setrata tiga untuk petani yang masukkelompok tani sedangkan petani yang tidak masuk kelompok tani sebesarRp.7.788.649 /ha pada setrata satu, Rp.6.773.209 /Ha pada setrata dua dan setratatiga sebesar Rp.5.646.709 /Ha.

3. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji-t pada taraf nyata 5% menunjukkanbahwa H0 diterima artinya rata-rata total pendapatan petani yang masuk kelompoktani tidak memiliki perbedaan yang signifikan/berarti dengan rata-rata totalpendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani, dengan kata lain kelembagaanpetani(kelompok tani) yang ada di Desa Suela belum berjalan seperti apa yangdiharapkan.

5.2. SaranAdapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:1. Bagi petani yang masuk kelompok tani khususnya yang ada di Desa Suela hendaknya

meningkatkan frekuensi kehadiran didalam acara penyuluhan, menjadikan substansipertemuan dan tujuan pembangunan sekor peanian menjadi hal yang utama.

2. Untuk petani yang belum masuk kelompok tani sebaiknya memilih untuk masukmenjadi anggota kelompok tani guna memudahkan dalam melakukan usahataninyaseperti mendapatkan subsidi, bantuan dana ,pembinaan, dan lain-lain daripemerintah.

25

3. Kepada dinas atau instansi terkait agar meningkatkan frekuensi penyuluhan, danmemberikan bimbingan yang tepat sehingga petani dapat lebih meningkatkanproduksi dan pendapatannya.

4. Bagi pemerintah agar memberikan harga yang pantas terhadap hasil produksi padiagar masyarakat khususnya petani padi lebih bersemangat meningkatkan kualitasdan kuantitas hasil usahataninya sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangandalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA…………...BP3K Kecamatan Suela. 2012. Program Penyuluhan Pertanian Kecamatan Suela. Suela: BP3K

Kecamatan Suela.…………...BP4K Kabupaten Lombok Timur. 2012. Data Kelompok Tani. Selong: BP4K Kabupaten

Lombok Timur.Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.Baharudin. 1997. Analisis Perbandingan Pendapatan Antara Kelompok Tani yang Mengikuti Sekolah

Lapangan Pengendalian Hama Terpadu di Kabupaten Lombok Barat. Mataram: Fakultas Ekonom Universitas Mataram.

Boediono. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFEBudiarti. 2004. Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan Nelayan Anggota Dan Nelayan Bukan Anggota

Proyek PEMP di Desa Kuranji Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.

Hanfi lalu Ahmad. 2001. Analisis Peranan Kelompok Tani Terhadap Tingkat Pendapatan Petani di Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang. Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.

Hanafi Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: C.v Andi Offset.Mardalis. 2004. Pengantar ekonomi produksi pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.Mubyarto. 1995. Pengantar ekonomi pertanian. Jakarta: LP3ES.Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Rahardja Prathama. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.Rasini Ahyar. 2010. Analisis Pendapatan dan Kesejahtraan Rumah Tangga Pengrajin Opak-opak di Desa

Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usaha Tani. Malang: UB Press.