Makalah uppa supervisi pendidikan

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat. Sekolah merupakan lembaga formal sesuai dengan misinya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen tersebut antara lain: sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga pendidikan yang kualified, adanya struktur organisasi yang teratur, 1

Transcript of Makalah uppa supervisi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang

peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup

suatu bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan

laju pembangunannya masih menghadapi masalah

pendidikan yang berat.

Sekolah merupakan lembaga formal sesuai dengan

misinya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan

belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika

komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan

berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen

tersebut antara lain: sarana dan prasarana yang

memadai, terpenuhinya tenaga pendidikan yang

kualified, adanya struktur organisasi yang teratur,

1

dan yang tak kalah pentingnya adalah supervisi

pendidikan itu sendiri.

Peran supervisor dalam suatu lembaga pendidikan,

harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada staf

atau guru disekolah dan juga untuk membantu,

mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru

bahwa proses belajar mengajar dapat diperbaiki.

Karena dengan adanya supervisi bukan hanya untuk

memperlancar kegiatan belajar mengajar saja juga

dengan adanya perubahan untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitasnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat

dirumuskan hal-hal yang akan menjadi bahan

pembahasan dari makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Supervisor Pendidikan?

2. Apa sajakah prinsip yang harus dimiliki seorang

Supervisor ?

2

3. Apakah tugas dan tanggung jawab seorang

supervisor?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan tujuan penulisan dari makalah ini adalah

untuk :

1. Merumuskan pengertian supervisor pendidikan.

2. Mendefinisikan prinsip yang harus dimiliki

seorang Supervisor.

3. Menguraikan tugas dan tanggung jawab seorang

superisor

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisor pendidikan.

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris

yang terdiri dari dua akar kata, yaitu super yang

artinya “di atas”, dan vision mempunyai arti

“melihat”, maka secara keseluruhan supervisi

diartikan sebagai “melihat dari atas”.

Dengan pengertian itulah maka supervisi

diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang

berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru

untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru.

Dalam pengertian lain, Supervisi adalah suatu

aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu

para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan

pekerjaan mereka secara efektif. Dengan demikian

4

hakekat supervisi pendidikan adalah suatu proses

bimbingan dari pihak kepala sekolah kepada guru-guru

dan personalia sekolah yang langsung menangani

belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi

belajar mengajar agar para siswa dapat belajar

secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin

meningkat. Disamping itu juga memperbaiki situasi

bekerja dan belajar secara efektif, disiplin,

bertanggung jawab dan memenuhi

akuntabilitas.Sedangkan yang melakukan supervisi

disebut supervisor.

Supervisor atau Pengawas satuan

pendidikan/sekolah adalah pejabat fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk

melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah

sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam

upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan

(Pandong, A. 2003). Dalam satu kabupaten/kota,

pengawas sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh

5

seorang koordinator pengawas (Korwas) sekolah/

satuan pendidikan (Muid, 2003).

B. Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang disebut sebagai

supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya

bertumpu pada prinsip supervisi pendidikan sebagai

berikut:

1.Prinsip ilmiah (scientific)

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan

data objektif yang diperoleh dalam kenyataan

pelaksanaan proses belajar mengajar.

b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat

perekam data seperti angket, observasi, dan

percakapan pribadi.

c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara

sistematis, berencana dan kontinu.

2.Prinsip demokratis

6

Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi

harga diri dan martabat guru bukan berdasarkan

atasan dan bawahan akan tetapi berdasarkan rasa

kesejawatan. Servis dan bantuan yang diberikan

kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang

akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa

aman untuk mengembangkan tugasnya.

3.Prinsip kerja sama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut

istilah supervisi sharing of idea, sharing of

experience, memberi support mendorong,

menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh

bersama.

4.Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam

mengembangkan potensi kreativitas. Kalau supervisi

mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan

bukan dengan cara-cara yang menakutkan.

7

Supervisi juga harus berpegang teguh pada

pancasila yang merupakan prinsip asasi dan merupakan

landasan utama dalam melaksanakan tugas dan

kewajiban. Di samping prinsip di atas, prinsip

pendidikan dapat dibedakan atas prinsip positif dan

prinsip negatif. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

di bawah ini.

1.Prinsip positif adalah prinsip-prinsip yang patut

diikuti, diantaranya adalah:

a. Supervisi harus dilaksanakan secara

demokratis dan kooperatif

b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif

c. Supervisi harus scientific dan efektif

d. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman

kepada guru-guru

e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan

f. Supervisi harus memberikan kesempatan kepada

guru-guru untuk mengadakan self evaluation.

2.Prinsip negatif adalah prinsip-prinsip larangan

yang tidak boleh dilakukan, diantaranya adalah:

8

a. Seorang supervisor tidak boleh bersifat

otoriter

b. Seorang supervisor tidak boleh mencari

kesalahan pada guru-guru

c. Seorang supervisor bukan seorang inspektur

yang ditugaskan untuk memeriksa apakah

peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang

telah diberikan dilaksanakan atau tidak

d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap

dirinya lebih baik dari pada guru-guru oleh

karena jabatannya

e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak

memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru

mengajar.

f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa,

bila ia mengalami kegagalan.

C. Kualifikasi

Dengan asumsi jabatan pengawas di masa depan,

lebih menarik bagi guru dan tenaga kependidikan

9

lainnya maka kualifikasi yang dituntut dari calon

pengawas bisa ditingkatkan. Kualifikasi calon

pengawas bisa dilihat dari beberapa aspek yakni;

tingkat pendidikan dan keahlian/keilmuan,

pangkat/jabatan dan pengalaman kerja serta usia.

1.Tingkat Pendidikan dan Keahlian

Tingkat pendidikan dan keahlian atau keilmuan

bagi pengawas dan calon pengawas sekolah dibedakan

antara pengawas TK/SD, SLB, rumpun/ mata pelajaran

dan bimbingan konseling.

a.Kualifikasi untuk pengawas TK/SD hendaknya

memiliki berlatar belakang pendidikan minimal

Sarjana (S1) atau D IV dengan keahlian

kependidikan, lebih diutamakan lagi

berpendidikan S2 dalam kependidikan seperti

Administrasi Pendidikan, Teknologi Pendidikan

dan Pendidikan bidang ilmu seperti pendidikan

Matematik, Pendidikan Biologi, Pendidikan Bahasa

Indonesia dan pendidikan bidang ilmu lainnya.

10

b.Kualifikasi untuk pengawas SLB berpendidikan

minimal S1 kependidikan dalam bidang Pendidikan

Luar Biasa (pendidikan khusus), diutamakan S2

kependidikan dan atau Psikologi.

c.Kualifikasi untuk pengawas rumpun mata

pelajaran/matapelajaran, berpendidikan minimal

S1 kependidikan dan S1 non-kependidikan dalam

rumpun ilmu yang relevan dan memiliki Akta IV.

Sangat diutamakan yang berpendidikan S2-S3

kependidikan dan atau S2-S3 non-kependidikan

yang memiliki Akta IV. Pengawas rumpun mata

pelajaran  terutama di SMA dan SMK sebaiknya

menjadi pengawas mata pelajaran agar keahlian

pengawas lebih relevan dengan mata-mata

pelajaran yang diberikan di SMA dan mata Diklat

di SMK. Mata-mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia,

Biologi memerlukan pengawas dengan keahlian yang

sama. Demikian halnya untuk mata Diklat di SMK.

11

d.Kualifikasi untuk pengawas bimbingan konseling

hendaknya berpendidikan minimal S1 kependidikan

khususnya jurusan/program studi Bimbingan

Konseling diutamakan yang berpendidikan S2-S3

Kependidikan terlebih lagi Jurusan Bimbingan

Konseling. Calon pengawas untuk semua

kualifikasi di atas dipersyaratkan lulus

Pendidikan Profesi Pengawas (30-36 Sks) pada

LPTK Negeri yang telah ditunjuk pemerintah dan

mengikuti Diklat Pengawas.

2.Jabatan/Pangkat dan Pengalaman Kerja.

Berdasarkan jabatan/pangkat dan pengalaman

kerja, yang bisa diangkat sebagai calon pengawas

adalah yang sedang menjadi dan atau pernah menjadi

guru dan Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah,

berstatus jabatan fungsional dengan pangkat

serendah-rendahnya III/b untuk guru dan III/d

untuk Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah.

Sedangkan pengalaman kerja yang dipersaratkan

12

adalah 8 tahun bagi yang sedang menjadi guru dan 4

tahun bagi yang sedang menjadi Kepala Sekolah.

Idealnya calon pengawas berasal dari Kepala

Sekolah atau minimal Wakil Kepala Sekolah yang

pernah menjadi guru agar ada jenjang karir yang

jelas dari guru - wakil kepala sekolah - kepala

sekolah - pengawas.

 Persyaratan di atas menunjukkan bahwa yang

menjadi pengawas harus berstatus pegawai negeri

sipil. Jika dimungkinkan calon pengawas bisa

diangkat dari Kepala Sekolah non-PNS berpendidikan

S2 Kependidikan. Setelah menempuh pendidikan

profesi pengawas dan Diklat pengawas, mereka bisa

diangkat sebagai PNS dengan jabatan pengawas

pratama atau muda. Jika mereka diberi kesempatan

menjadi pengawas nampaknya tidak akan mengalami

kesulitan dalam merekrut pengawas pada masa

sekarang.

3.Usia.

13

Dari hasil studi empirik ditemukan usia

pengawas rata-rata 52 tahun dengan pengalaman

kerja sebagai PNS sekitar 26 tahun dan masa kerja

sebagai pengawas rata-rata 6,5 tahun. Data di atas

terlihat bahwa usia dan masa kerja pengawas

sebagai PNS cukup tinggi sehingga masa kerja

mereka tinggal beberapa tahun lagi sehingga

kecenderunagn untuk berprestasi di masa tua

menjadi agak menurun terlebih lagi citra pengawas

saat ini kurang menguntungkan.

Oleh sebab itu rekruitmen  pengawas perlu

peremajaan dengan mengangkat tenaga pengawas pada

usia sekurang-kurangnya 35 tahun dan setinggi-

tingginya 45 tahun, sehingga dimungkinkan punya

masa bakti cukup lama dan bisa diberikan pembinaan

yang bersinambungan.

D. Persyaratan Calon Supervisor

Selain kualifikasi sebagaimana dikemukakan di

atas diberlakukan pula sejumlah persyaratan yang

14

harus dipenuhi oleh calon pengawas atau supervisor.

Ada dua kategori persyaratan calon pengawas sekolah

yakni persyaratan administrasi dan persyaratan

akademik. Berdasarkan kualifikasi di atas maka

persyaratan administratif calon pengawas adalah:

1. Berpengalaman sebagai guru minimal 8 tahun secara

terus menerus, wakil kepala sekolah dan atau

kepala sekolah minimal berpengalaman 4 tahun dan

menunjukkan prestasi selama ia menjadi guru,

wakil kepala sekolah atau kepala sekolah.

2. Memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Pengawas.

3. Pangkat/golongan sekurang-kurangnya golongan

III/b yang dibuktikan dengan SK kepangkatan

4. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan Surat

Keterangan Dokter dari Rumah Sakit yang ditunjuk.

5. Tidak sedang terkena hukuman pelanggaran disiplin

kategori sedang atau berat.

6. Menyatakan secara tertulis bersedia mengikuti

Pendidikan dan Pelatihan Pengawas

15

7. Menyatakan secara tertulis bersedia ditempatkan

di mana saja dalam wilayah Kabupaten/Kota/

Provinsi tempat sekolah yang akan dibinanya.

8. Menyatakan secara tertulis bersedia

berpartisipasi aktif dalam Organisasi Profesi

Pengawas.

9. Diusulkan oleh Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota dan mendapat rekomendasi dari

Kepala Sekolah, setelah melalui proses pemilihan

di sekolah yang bersangkutan.

Persyaratan di atas dituangkan dalam formulir

pendaftaran calon pengawas disertai lampiran-

lampirannya yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan. Selain kelengkapan administrasi

tersebut di atas, calon pengawas dapat menyerahkan

bukti prestasi seperti:

1. Pernah menjadi guru teladan/berprestasi yang

dibuktikan dengan foto copy surat

keterangan/piagam

16

2. Pernah menjadi guru inti atau instruktur

peningkatan mutu guru, menjadi ketua Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau yang sejenis,

dibuktikan dengan foto copy surat

penetapan/keterangan/ piagam

3. Pernah berprestasi dalam melaksanakan tugas

sebagai kepala sekolah/wakil kepala sekolah  yang

dibuktikan dengan foto copy surat penetapannya.

Sedangkan Persyaratan akademik calon pengawas

sekolah adalah sebagai berikut :

1. Memiliki pengetahuan yang luas tentang pendidikan

dan wawasan Wiyata Mandala;

2. Memiliki keahlian keilmuan yang relevan dengan

bidang kepengawasan yang dibuktikan dengan

fotocopi ijazah S1 dan atau S2 yang telah

dilegalisir oleh yang berwewenang.

3. Memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk

melaksanakan tugas kepengawasan;

17

4. Mampu menyusun program kepengawasan untuk

sekolah-sekolah binaannya;

5. Memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang

dibuktikan dengan DP3 PNS.

6. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi;

7. Lulus seleksi calon pengawas yang diselenggarakan

secara khusus oleh instansi yang ditunjuk dan

dibuktikan dengan Surat Tanda Lulus (STL) Calon

Pengawas.

8. Menyusun dan menyerahkan karya tulis di bidang

kepengawasan

9. Khusus untuk Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)

Disamping syarat-syarat di atas untuk menjadi

seorang supervisor yang professional juga diperlukan

syarat-syarat sebagai mana berikut.

E. Syarat-Syarat Seorang Supervisor Profesional

18

Sebagai seorang supervisor, yang harus

melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya

mempunyai persyaratan-persyaratan. Dilihat dari segi

kepribadiannya (personality) syarat-syarat seorang

Supervisor adalah sebagi berikut:

1. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan

solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain

secara teliti dari segi kemanusiaannya serta

dapat bergaul dengan baik.

2. Harus dapat memelihara dan menghargai dengan

sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan

oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.

3. Harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang

baik, mengharapkan yang baik dan melihat segi-

segi yang baik.

4. Bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat

dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan

manusia.

5. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak

memihak), sehingga guru-guru yang lemah dalam

19

stafnya tidak "hilang dalam bayangan" orang-orang

yang kuat pribadnya.          

6. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas

dan mudah dapat memberikan pengakuan dan

penghargaan terhadap prestasi yang baik.

7. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan

prasangka terhadap seseorang untuk selama-lamanya

hanya karena sesuatu kesalahan saja.

8. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh

tanggung jawab.

9. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak

menyinggung perasaan orang lain.

10. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-

gurunya tidak akan menimbulkan depresi dan putus

asa pada anggota-anggota stafnya.

11. Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah

dihubungi sehingga guru-guru dan siapa saja yang

memerlukannya tidak akan ragu-ragu untuk

menemuinya.

20

12. Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin

serta teliti, sehingga merupakan contoh bagi

anggota stafnya

13. Personal appearance terpelihara dengan baik,

sehingga dapat menimbulkan respect dari orang

lain

14. Terhadap murid-murid ia harus mempunyai

perasaan cinta sedemikian rupa, sehingga ia

secara wajar dan serius mempunyai perhatian

terhadap mereka.

F. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor

Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas

yang dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang

berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya.

Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka

supervisi berperan atau bertugas memberi support

(supporting), membantu (assisting) dan mengikutsertakan

(sharing).

21

Selain itu, seorang supervisior bertugas

sebagai:

1. Koordinator.

2. Konsultan.

3. Pemimpin Kelompok.

4. Evaluator .

Tugas lain bagi seorang supervisi atau pengawas

akademik, yakni mencakup hal-hal berikut:

1. Mengupayakan agar guru lebih bersungguh-sungguh

dan bekerja lebih keras serta bersemangat dalam

mengajar.

2. Mengupayakan agar sistem pengajaran ditata

sedemikian rupa sehingga berlaku prinsip belajar

tuntas, yaitu guru harus berupaya agar murid

benar-benar menguasai apa yang telah diajarkan

dan tidak begitu saja melanjutkan pengajaran ke

tingkat yang lebih tinggi jika murid Belum tuntas

penguasaannya.

3. Memberikan tekanan (pressure) terhadap guru untuk

mencapai tujuan pengajarannya, dengan disertai

22

bantuan (support) yang memadai bagi keberhasilan

tugasnya.

4. Membuat kesepakatan dengan guru maupun dengan

sekolah mengenai jenis dan tingkatan dari target

output yang harus mereka capai sehubungan dengan

keberhasilan pengajaran.

5. Secara berkala melakukan pemantauan dan penilaian

(assessment) terhdap keberhasilan (efektifitas)

mengajar guru, khususnya dalam kaitannya dengan

kesepakatan yang dibuat pada butir (4) di atas.

6. Membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam

rangka pelaksanaan butir-butir di atas, menyusun

dokumentasi dan laporan bagi setiap kegiatan,

serta mengembangkan sistem pengelolaan data hasil

pengawasan.

7. Melakukan koordinasi serta membuat kesepakatan-

kesepakatan yang diperlukan dengan kepala

sekolah, khususnya dalam hal yang berkenaan

dengan pemantauan dan pengendalian efektifitas

23

pengajaran serta hal yang berkenaan dengan

akreditas sekolah yang bersangkutan.

Tugas Supervisor menurut Harris (1975) adalah

membantu guru dalam hal :

1. Pengembangan Kurikulum. Kurikulum perlu diperbaiki

dan dikembangkan secara terus menerus. Dalam hal

ini dirancang secara terpusat seperti sekarang,

maka tugas supervisor adalah membantu guru dalam

melaksanakan penyesuaian dan perancangan

pengalaman belajar dengan keadaan lingkungan dan

siswa. Di samping itu, juga membantu dalam

menyusun panduan dalam melaksanakan kurikulum,

menentukan satuan pelajaran, merancang muatan

lokal.

2. Pengorganisasian pengajaran. Supervisor bertugas

membantu pelaksanaan pengajaran sehingga siswa,

guru, tempat dan bahan pengajaran sesuai dengan

waktu yang disediakan serta tujuan instruksional

yang ditetapkan.

24

3. Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses

belajar mengajar.

4. Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai

dengan rancangan kurikulum.

5. Perancanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam

melaksanakan pengajaran. Kegiatan ini meliputi

bantuan dalam menyelenggarakan workshop,

konsultasi, wisatakarya, serta berbagai macam

latihan dalam jabatan.

6. Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau

cara baru dalam proses belajar mengajar. Guru

perlu dilengkapi dengan informasi yang relevan

dengan tugas serta tanggung jawabnya. 

7. Pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar

dengan kegiatan layanan lain yang diberikan

sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.

8. Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan

mengusahakan lalu lintas informasi yang bebas

25

tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan

pengajaran.

9. Pelaksanaan evaluasi pengajaran.

10. Supervisor mempunyai wewenang tertentu sesuai

dengan tugas yang dilaksanakan. Wewenang yang

dimaksud adalah melaksanakan koreksi, memperbaiki,

dan membina proses belajar mengajar bersama guru,

sehingga proses itu mencapai hasil yang maksimal.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah

adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai

pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan

terhadap sejumlah sekolah tertentu yang

ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas

proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai

tujuan pendidikan. Dalam satu kabupaten atau kota,

26

pengawas sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh

seorang koordinator pengawas (Korwas) sekolah atau

satuan pendidikan.

Prinsip supervisi pendidikan

a. Prinsip ilmiah (scientific)

b. Prinsip demokratis

c. Prinsip kerja sama

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Tugas Supervisor dan Tanggung Jawab Supervisor

Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang

dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang

berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya.

Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka

supervisi berperan atau bertugas memberi support

(supporting), membantu (assisting) dan mengikutsertakan

(sharing).

27

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Supervisi,Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Dirjen PMPTK. (2005) Standar Kompetensi PengawasSekolah TK/SD Matapelajaran/Rumpun Matapelajaran.Jakarta: Dirjen PMPTK.

Pandong, A. (2003). Jabatan Fungsional Pengawas. BadanDiklat Depdagri & Diklat Depdiknas.

Sahertian, Piet A., 1981, Prinsip dan Tehnik SupervisiPendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.

Shashin. 2012. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor.(Online),(http://aritakesi.blogspot.com/2012/12/tugas-dan-tanggung-jawab-supervisor.html, diakses 29 Oktober2014).

Sukemi, Satriyo. 2013. Makalah Supervisi. PBA Community,(Online), (http://pendidikan-bahasa-arab-iainsu.blogspot.com/2013/01/supervisi-tanggung-jawab-dan.html, diakses 29 Oktober 2014).

Utomo, Yogi pramesti. 2012. Supervisi Pendidikan. Rouf ‘Azmi, (Online),(http://rouf-artikel.blogspot.com/2012/05/supervisi-pendidikan.html, diakses 29 Oktober 2014).

28