makalah perkandangan pada sapi perah

29
MAKALAH MANAJEMEN TERNAK PERAH “ Model Perkandangan Sapi Perah Yang Sesuai Dengan Kondisi di Indonesia” Disusun Oleh : Kelompok 4 Kelas E Mustika Rachmawati 200110120241 Muhammad Yunus 200110120243 Arief Mangandar 200110120245 Dhita Mardiah Utami 200110120246 Dwicki Octarianda 200110120247 Muhammad Ikram 200110120248 Mohammad Firdaus 200110120249 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJAJARAN SUMEDANG

Transcript of makalah perkandangan pada sapi perah

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK PERAH

“ Model Perkandangan Sapi Perah Yang Sesuai DenganKondisi di Indonesia”

Disusun Oleh :Kelompok 4Kelas E

Mustika Rachmawati 200110120241Muhammad Yunus 200110120243Arief Mangandar 200110120245Dhita Mardiah Utami 200110120246Dwicki Octarianda 200110120247Muhammad Ikram 200110120248Mohammad Firdaus 200110120249

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS PADJAJARAN

SUMEDANG

2014I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggalnyaternak yang bertujuan untuk melindungi dari berbagaigangguan. Disamping melindungi dari gangguan, yang datangdari luar dan tentu saja merugikan seperti hujan, angin,terik matahari, binatang buas dan lain-lain, kandang jugadibutuhkan untuk memudahkan peternak dalam melakukanpengelolaan ternaknya.

Kandang yang baik harus memberikan kenyamanan padaternaknya. Dengan kenyamanan, akan membuat ternak dapatmencapai produksi yang optimal. Kandang sapi perah rakyatdi perdesaan umumnya menggunakan bangunan yang sudah ada.Misalnya bekas dapur atau bangunan lain yang sudah tidaklagi digunakan. Hal ini tentu saja dengan kondisiseadanya sehingga baik lokasi, arah maupun kebersihankandang tidak memenuhi persyaratan.

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atautunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada

kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satubaris atau satu jajaran. Sedangkan kandang yang bertipeganda, penempatannya dilakukan pada dua jajaran yangsaling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantarakedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Kandang di daerah tropik tidak perlu dibatasi dengandinding yang rapat. Daerah tropik sebaiknya menggunakankandang terbuka atau tanpa dinding. Dengan demikian,ventilasi berjalan baik, temperatur tidak panas dan sinarmatahari dapat masuk kedalam kandang. Yang perludiperhatikan hanyalah tiupan angin keras yang langsungmasuk ke kandang. Letak kandang perlu diatur atau diberipelindung angin. Atap sebaiknya dibuat tinggi. Jikaperlu, kandang diberi alat tambahan pengatur udara.

1.2. Identifikasi Masalah

- Apa saja landasan hukum yang berhubungan dengan pembangunan perkandangan.

- Jelaskan tentang perkandangan sapi perah tradisional- Jelaskan tetntang perkandangan sapi perah modern- Sebutkan hal hal yang harus di perhatikan dalam

pembuatan kandang sapi perah di daerah tropis

1.3. Maksud dan Tujuan

- Mengetahui landasan hukum yang berhubungan dengan pembangunan perkandangan.

- Memahami tentang perkandangan Tradisional- Memahami tentang perkandangan Modern- Mengetahui hal hal yang harus di perhatikan dalam

pembuatan kandang sapi perah di daerah tropis.

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkandangan

Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahankhusus yang diperuntukkan sebagai sentra kegiatanpeternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama(kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan,kandang isolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng,1998).Menurut Siregar (1993) dalam pembuatan kandang sapiperah diperlukan beberapa persyaratan yaitu : terdapatventilasi, memberikan kenyamanan sapi perah, mudahdibersihkan, dan memberi kemudahan bagi pekerja kandangdalam melakukan pekerjaannya. Sistem perkandangan ada duatipe yaitu stanchion barn dan loose house. Stanchion barnyaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehinggagerakannya terbatas sedangkan loose house yaitu sistemperkandangan dimana hewan dibiarkan bergerak dengan batas– batas tertentu (Davis, 1962).

Perkandangan merupakan kompleks tempat tinggalternak dan pengelola yang digunakan untuk melakukankegiatan proses produksi dari sebagian atau seluruh

kehidupannya dengan segala fasilitas dan peralatannya.Kandang adalah tempat tinggal ternak untuk melakukankegiatan produksi maupun reproduksi dari sebagian atauseluruh kehidupannya ( Sudarmono, 1993 ). Pembuatankandang sapi perah diperlukan beberapa persyaratanyaitu : terdapat ventilasi, memberikan kenyamanan sapiperah, mudah dibersihkan, dan memberi kemudahan bagipekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya (Siregar,1990).

Kandang didirikan untuk melindungi ternakdari hujan dan sengatan sinar matahari yang dapatmempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya. Keseimbanganenergi dari hewan sangat dipengaruhi oleh suhu pertukarandi dalam kandang, kelembaban, makanan, kebasahan,kelembaban lantai kandang dan ketebalan kulit dari hewanitu sendiri (Sudarmono, 1993).

Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, mudahterjangkau, tidak membahayakan ternak, tidak berdekatandengan pemukiman penduduk. Lokasi usaha peternakandiusahakan bukan areal yang masuk dalam daerah perluasankota dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layakuntuk peternakan sapi perah (Syarief dan Sumoprastowo,1985). Ditambahkan, hal-hal lain yang perlu diperhatikan

pada kandang sapi perah adalah lantai, selokan, dinding,atap, ventilasi serta tempat pakan dan minum. Lokasikandang sebaiknya berada pada tanah yang datar, tidakbecek dan lembab, cukup sinar matahari, ventilasi lancar,agak jauh dari pemukiman penduduk dan ukurannya sesuaidengan umur ternak (Setiadi, 1982).

Menurut Siregar (1993), sebaiknya kandang 20-30 cmlebih tinggi dari tanah sekitarnya, jauh dari keramaianlalu lintas, manusia dan kendaraan. Kandang harusdibangun dekat sumber air, sebab sapi perah memerlukanair untuk minum, pembersihan lantai dan memandikan sapi.Kandang sebaiknya diarahkan ke timur atau membujur keutara selatan agar bagian dalam kandang memperoleh sinarmatahari pagi yang memadai. Sinar matahari bermanfaatuntuk mengeringkan lantai kandang sehingga mengurangiresiko terjangkitnya penyakit (Siregar, 1993).

2.2 Kontruksi Kandang

Konstruksi kandang harus kuat, mudahdibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik,tidak lembab, tidak menyebabkan licin dan mempunyaitempat penampungan kotoran beserta salurandrainasenya. Konstruksi kandang harus mampu menahanbeban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak, serta

menjaga keamanan ternak dari pencurian. Mendesainkonstruksi kandang harus didasarkan agroekosistemsilayah setempat, tujuan pemeliharaan dan statusfisiologi ternak. Tipe dan bentuk kandang dibedakanmenjadi berdasarkan status fisiologis ternak. Tipe danBentuk kandang dibedakan berdasarkan status fisiologisdan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan,pembesaran, kandang beranak/ menyusui, kandang pejantan(Williamson dan Payne, 1993). Atap kandang bisa berupagenting atau asbes. Ketinggian atap setinggi 5 meter agarsirkulasi udara berjalan dengan baik. Dinding kandangberupa semen setinggi 1,5 meter sedangkan bagian atasnyaterbuka. Fungsinya untuk mencegah terpaan anginlangsung mengenai sapi. Sedangkan alas berupa tanahyang dilapisi semen agar mudah dalammembersihkannya (Syarief dan Harianto, 2011).

Bahan yang digunakan untuk pembuatan atap antaralain asbes, rumbai, genting dan seng. Keuntungan rumbaidan genting adalah kandang tidak terlalu panas pada sianghari dan tidak terlalu dingin pada malam hari. Atapgenting dan rumbai memiliki kelemahan yaitu mudah rusakakibat serangan angin yang besar, oleh karena itu perluadanya pengikatan yang kuat pada pembuatan atap. Tetapibila menggunakan seng sebaiknya dicat putih pada bagian

luarnya dan hitam pada bagian luarnya agar siang haritidak terlalu panas (Williamson dan Payne, 1983). Siregar(1993) menyatakan bahwa kemiringan atap dari genting 30–450, asbes 15–200, welit (daun tebu dan sebagainya) 25–300. Tinggi atap dari genting 4,5 m untuk dataran rendahdan menengah, dan 4 m untuk dataran tinggi. Tinggi plafonemperan berkisar antara 1,75–2,20 m dengan lebar emperansekitar 1 m.

Lantai kandang dapat dibuat agak miring, dari bahan betondengan perbandingan 1 bagian semen 2 bagian pasir dan 3bagian kerikil, atau tanah biasa (Williamson dan Payne,1993). Menurut Sudarmono (1993), lantai kandang sebaiknyadibuat dari bahan yang cukup keras dan tidak licin untukdapat menjaga kebersihan dan kesehatan kandang.Kebersihan kandang sangat diperlukan karena akanmempengaruhi kesehatan sapi. Lantai kandang terlalukeras dapat ditutup dengan jerami agar menjadi tidakbegitu keras. Lebih tegas Siregar (1993) menyebutkanbahwa supaya air mudah mengalir atau kering, lantaikandang harus diupayakan miring dengan kemiringan kuranglebih 20

Bagian kandang yang penting adalah tempat pakan danminum. Hendaknya tempat tersebut dibuat sekuat mungkin

dan mudah dibersihkan (Ensminger,1991). Tempat pakandapat dibuat memanjang sepanjang kandang dan diusahakansapi dapat mengambil pakan yang disediakan. Tempat pakandapat dibuat dengan kedalaman sekitar 50 cm, dengan luastempat pakan sekitar 1 m2. Tempat minum dapatdiletakkan pada ember plastik atau dari bahan lain,diletakkan dengan cara digantung dengan ketinggian kuranglebih 80 cm dari lantai dengan tujuan untuk menghindarikontaminasi dari makanan dan desakan sapi (Sudarmono,1993).

Selokan atau drainase lebarnya minimal 30–40 cm.Kedalaman selokan atau drainase 20–25 cm (Siregar, 1993).Muljana (1985) menyatakan agar air pembersih kandang danair untuk memandikan sapi mudah mengalir menuju bakpenampungan, maka lantai bagian belakang dan disekelilingkandang harus dilengkapi selokan. Selokan dibuat denganlebar 20 cm dan kedalaman 15 cm yang dimaksudkan untukmemudahkan pembuangan kotoran yang cair, air minum maupunair untuk memandikan sapi. Blakely dan Bade (1998)mengatakan bahwa selokan harus cukup lebar agar kotoranyang berasal dari kandang dapat keluar dengan cepat.

2.3 Tipe Kandang Sapi Perah

Kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi darikeadaan lingkungan yang merugikan dengan adanya kandangini ternak akan memperoleh kenyamanan. Kandang sapi salahsatunya dapat kandang barak. Luas kandang barakdiperhitungkan tidak lebih kurang dari 2 m per ekor(Santoso, 2001). Hampir selama hidupnya sapi perah beradadalam kandang. Hanya kadang- kadang saja sapi perahdibawa keluar kandang bahkan sapi perah di Indonesia padaumumnya jarang dikeluarkan dari dalam kandang. Olehkarena itu kandang bagi sapi perah tidak hanya bersifatsebagai tinggal saja,akan tetepi juga harus dapat memberiperlindungan dari segala aspek yang mengganggu. Denganperkataan lain, kandang harus dapat mengeliminir segalafaktor luar yang dapat menimbulkan gangguan sapi perahyang ada didalamnya.Disamping faktor luar tadi,hal-hallainnya yang menyangkut pembuatan kandang perlu puladiperhatikan (Siregar, 1996)

Bentuk kandang sapi perah ada dua macam, yaitukandang konvensional dan kandang bebas. Kandangkonvensional berarti sapi ditempatkan pada jajaran yangdibatasi dengan penyekat, sedangkan kandang bebas yaitukandang yang ruangannya bebas tanpa penyekat (Williamsondan Payne, 1993). Kandang yang biasa digunakan yaitu

jenis tail to tail atau saling membelakangi dan head tohead atau saling berhadapan (Blakely dan Bade, 1998).

Terdapat dua jenis struktur kandang pemeliharaansapi perah, yaitu kandang tunggal dan kandang ganda.Kandang tunggal adalah penempatan sapi pada satu barisdan biasanya dibuat di peternakan skala kecil. Kandangindividu atau kandang tunggal, merupakan model kandangsatu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternakmerupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum),sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangankotoran.Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebihdiutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampaibagian badan ternak atau mulai palungan sampai bataspinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 matau setinggi badan sapi. Sapi di kandang ndividu diikatdengan tali tampar pada lantai depan guna menghindariperkelahian sesamanya. Luas kandang individu disesuaikandengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meterdan lebar 1,5 meter (Anonim, 2009). Kandang ganda adalahpenempatan sapi pada dua jajaran yang saling berhadapanatau saling membelakangi (Syarief dan Harianto, 2011).Kandang dengan jenis ganda adalah lebih ekonomismengandangkan ternak lebih dari 16- 20 sapi betina yangsedang laktasi. Kandang ganda dapat dirancang sehingga

sapi dapat menghadap kedepan kearah pusat tempat makananatau kebelakang dengan tempat makanan pada keedua sisibangunan. Bentuk dan tipe kandang sapi perah padadasarnya tergantung pada jumlah sapi perah yangdipelihara, keadaan iklim dan luas lahan yang dipelihara,selera dari peternak sendiri (Siregar, 1990).

Macam-macam kandang sapi perah antara lain kandangpedet dan kandang sapi induk. Kandang pedet dibedakanmenjadi kandang observasi (observasi pens), kandangindividu (individual pans), kandang kelompok (grouppens), kandang pedet berpindah (portable calf pens).Kandang sapi induk atau sapi dara antara lain kandangtambat (stanchion bain), pada kandang ini kebebasan sapibergerak sangat terbatas, sehingga kondisi sapi kurangbaik. Kandang ini ada dua jenis yaitu kandang bertingkatdan kandang tunggal atau satu lantai, dengan tujuanmengurangi resiko angin topan, mengurangi resikokebakaran, murah dan membuatnya, serta mudah perawatannya(Sutarno, 1994) dalam (Rohmad, 2011).

Eday, dkk (1981) menyatakan bahwa untuk meningkatkanproduktifitas ternak antara lain dapat dilakukan denganpeningkatan satu atau beberapa aspek tatalaksanapemeliharaan seperti kebersihan kandang dan lingkungan,

pengaturan perkawinan, perbaikan makananserta carapemberiannnya. Dalam teori pemerahan, hal –hal yangpertama dilakukan sebelumnya adalah membersihkan lantaikandang. Ini dilakukan supaya dalam melakukan aktivitaspemerahan, susu yang diperoleh tetap dalam keadaansteril, karena susu mengandung zat yang dapat denganmudah menyerap bau yang ada di sekitarnya. (Widodo,1979). Lantai kandang yang baik, sangat berpengaruh padaternak itu sendiri, seperti drajat kemiringan lantai,kelicinannya, dan kebersihannya.

Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi perahmeliputi :palungan yaitu tempat pakan, tempat minum,saluran darinase, tempat penampungan kotoran, gudangpakan dan peralatan kandang. Disamping itu harusdilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletakdiatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa keseluruh kandang. (Santoso, 2002)

III

PEMBAHASAN

Sistem perkandangan di Indonesia pada umumnya masihbelum ada acuan yang jelas terutama mengenai ukurankandang yang ideal untuk sapi perah. Salah satu sumberketentuan pendirian kandang di peternakan adalah SKDirjenak No. 776/kpts/DJP/ Deptan/1982. Surat keputusanini mengatur syarat-syarat teknis perusahaan peternakansapi perah dan UU No. 6 Tahun 1967 mengatur tentangketentuan.Ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewanyaitu pasal 4 tentang kewajiban perusahaan peternakanunutuk menyediakan lahan, air dan pakan ternak , pasal 12tentang kesimbangan tanah dan pasal 14 perlunya perluasanwilayah ternak. Beberapa aspek yang perlu di perhatikandalam pembangunan kandang sapi perah adalah :

a. Aspek Ekonomi

Dalam membangun kandang ternak harus memperhatikanaspek ekonomis, yang dimaksud disini adalah kandang yangdibangun tidak terlalu mahal, tetapi diusahakan semurahmungkin, tetapi masih memenuhi persyaratan teknis. Yaituternak akan betah tinggal didalam kandang dan membuatpertumbuhan ternak yang normal, sehat sehingga akan

memberikan hasil yang optimal. Selain itu, keadaanekonomi peternak juga sangat mempengaruhi model atau tipekandang yang akan dibangun. Untuk pembangunan kandangbiaya sedapat mungkin lebih murah tetapi dengan bahan-bahan yang cukup kuat dan tahan lama.

b. Aspek Sosial

Usaha peternakan dapat menghasilkan limbah atau kotoran yang baunya sangat menyengat hidung apabila kotoran tersebut bercampur dengan air kencing, sisa-sisa pakan dan sisa air minumnya, terlebih-lebih bila kotoran atau limbah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, dianjurkan agar kandang jauh dengan tempat tinggal atau rumah penduduk sekitarnya. Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif akibat limbah atau kotoran ternak yang kita usahakan.

c. Aspek Teknis

- Lokasi Kandang1. Transportasi Mudah2. Dekat Sumber Air

3. Jauh dari Keramaian4. Dekat dengan Sumber Pakan5. Bebas dari Genangan Air6. Ada Ijin Diri Bangunan7. Jumlah Atau Populasi Ternak8. Ketersediaan Bahan Baku9. Konstruksi10. Pondasi11. Lantai Kandang12. Dinding Kandang

3.1. Model Kandang Tradisional Sapi Perah

Kandang tradisional sapi perah biasanya terdapat padapeternakan individu dengan populasi 1-10 ekor denganperlengkapan kandang yang kurang memadai dan bentuknyayang tunggal atau ganda. Bentuk kandang tipe tunggalbiasanya penempatan sapi dilakukan pada satu baris atausatu jajaran sedangkan tipe kandang ganda yaitupenempatan sapi dilakukan dua baris dengan tippe head tohead atau tail to tail. Pada kandang tradisional bangunankandang sederhana, atap dari rumbia, genteng dan lantaidari tanah sedangkan peralatanya berupa tempat makan dan

minum dari ember plastik. Hijauan disebarkan ke lantaibercampur dengan kotoran atau limbah lain.

Menurut Ambo Ako (2012) jenis kandang sapi perah yangdikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kandang sapi dewasa (sapi laktasi)

Ukuran kandang 1,75 x 1,2 m, masing-masingdilengkapi tempat makan dan tempat air minum denganukuran masing-masing 80 x 50 cm dan 50 x 40 cm. Kandangsapi dewasa dapat juga dipakai untuk sapi dara.

2. Kandang pedet

Kandang pedet ada 2 macam yaitu individual dankelompok. Untuk kandang individual sekat kandangsebaiknya tidak terbuat dari tembok supaya sirkulasi

udara lancar, tinggi sekat + 1 m. Ukuran kandang untuk 0– 4 minggu 0,75 x 1,5 m dan untuk 4 – 8 minggu 1 x 1,8 m.Pada kandang kelompok adalah untuk anak sapi yang telahberumur 4 – 8 minggu dengan ukuran 1 m2/ekor dan padaumur 8 – 12 minggu 1,5 m2/ekor dengan dinding setinggi 1m. Dalam satu kelompok sebaiknya tidak dari 4 ekor. Tiapindividu harus dilengkapi tempat makan dan tempat airminum.

3. Kandang pejantan

Sapi pejantan pada umumnya dikandangkan secarakhusus. Ukuran lebih besar dari pada kandang induk dankonstruksinya lebih kuat. Bentuk yang paling baik untukkandang pejantan adalah kandang yang berhalaman atauLoose Box. Lebar dan panjang untuk kandang pejantanminimal 3 x 4 m dengan ukuran halaman 4 x 6 m. Tinggiatap hendaknya tidak dijangkau sapi yaitu 2,5 m, tinggidinding kandang dan pagar halaman 180 cm atau palingrendah 160 cm. Lebar pintu 150 cm dilengkapi denganbeberapa kayu penghalang. Pagar halaman terbuat daritembok setinggi 1 m, di atasnya dipasang besi pipa dengandiameter 7 cm, disusun dengan jarak 20 cm. Lantai kandangdibuat miring ke arah pintu, perbedaan tinggi palingtidak 5 cm. Lantai halaman lebih baik dari beton.

Perlengkapan lain yang diperlukan sama seperti padakandang yang lain. Pemberian ransum harus dilakukan dariluar kandang/dinding demi untuk keamanan.

4. Kandang kawin

Tempat kawin dibuat pada pada bagian yangberhubungan dengan pagar halaman kandang pejantan yangdiatur dengan pintu-pintu agar perkawinan dapatberlangsung dengan mudah dan cepat. Ukuran kandang kawin;panjang 110 cm, lebar bagian depan 55 cm, lebar bagianbelakang 75 cm, tinggi bagian depan 140 cm dan tinggibagian belakang 35 cm. Bahan kandang kawin sebaiknyadigunakan balok berukuran 20 x 20 cm. Tiang balok ditanamke dalam tanah sedalam 50 – 60 cm dan dibeton supayakokoh.

3.2. Model Kandang Modern Sapi Perah.

Pengembangan sistem kandang modern didorong olehkawanan ternak yang semakin besar, produksi per sapi yangmeningkat, serta mekanisasi dan otomatisasi dalam carapemberian pakan dan pemerahan susu. Pemerahan bisaberlangsung lebih praktis dan cepat dan di ruang terbuka,tidak seperti dalam petak kandang (stall). Salah satufaktor kunci dalam peternakan modern ialah efisiensi

kerja. Ini menuntut tipe perkandangan yang kompak danterancang dengan baik. Beberapa faktor yang akanmemengaruhi rancangan itu meliputi ukuran, carapemerahan, cara pemberian pakan, tenaga kerja, ruang yangtersedia, dan seterusnya. Kandang sapi modern berukuranpanjang 24 m dan lebar 10 m , dengan 3 buah bejanaterbuat dari pasangan batu bata, masing – masing 2 buahtempat pakan di pinggir, dan tempat minum disamping.Dengan lantai terbuat dari cor beton bertulang untukmempermudah pembersihan kotoran sapi, ukuran kandangsepanjang 24 m dan lebar 10 m dan dipisahkan oleh bejanaair minum. Pintu kandang terbuat dari tiang dari pipasetebal 80 mm, diberi penguat besi sling untuk perkuatankarena lebar pintu hampir 5 m , konstruksi pagar mendatardapat menggunakan pipa diameter 50 mm.

3.3. Model Perkandangan yang Cocok di Indonesia (daerah Tropis)

Kebutuhan kandang sapi perah di negara iklim tropislebih sederhana bila dibandingkan dengan negara subtropis yang lebih dingin, sehingga di negara tropiskandang tetap dibutuhkan untuk melindungi ternak padamalam hari, panas terik sinar matahari, dan hujan lebatjuga mempermudah pemeliharaan. Bangunan yang sederhanacukup dibangun kandang pedet, sapi dara dan sapi dewasauntuk menjaga ternak dari binatang predator. Kandang sapiperah dapat dibangun dalam skala kecil di daerah tropisdengan pertanian intensif, sistem pemerahan yangberkesinambungan dan persediaan pakan ternak untukmencukupi produksi susu dan pokok hidup sapi.

Suhu udara di Indonesia pada umumnya tinggi yaituantara 24 – 34oC, dan kelembaban udara juga tinggi yaituantara 60 - 90%. Hal ini dapat menyebabkan prosespenguapan dari tubuh sapi terhambat sehingga sapimengalami cekaman panas. Tingginya suhu dan kelembabanudara tersebut disebabkan oleh radiasi matahari yangtinggi, sehingga lokasi peternakan sapi perah diIndonesia akan lebih baik jika berada pada ketinggian diatas 800 m d.p.l. Selain radiasi, produksi panas hewan

yang berupa panas laten dan panas sensible, tinggi, luas,bahan atap dan bukaan ventilasi yang kurang tepatmerupakan penyebab naiknya suhu dan kelembaban udaradalam kandang sapi perah. Salah satu upaya untukmenurunkan suhu dan kelembaban udara di dalam kandangyaitu dengan sistem ventilasi agar terjadi pertukaranudara di dalam dan luar kandang dengan baik sehinggapanas dalam kandang dapat diminimalisir. Pada ventilasialamiah, pertukaran udara terjadi jika ada perbedaantekanan melalui bukaan bangunan dan angin. Luas bukaanventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dan distribusiudara dalam kandang yang dapat menentukan besarnyadistribusi suhu dan kelambaban udara dalam kandang .

Untuk memperoleh luas bukaan ventilasi (alamiah)yang menghasilkan distribusi suhu dan kelambaban udaradalam kandang yang baik, diperlukan analisis sifat danpola aliran serta distribusi udara dalam kandang. Padaventilasi alamiah, pertukaran udara terjadi jika adaperbedaan tekanan melalui bukaan bangunan dan angin. Luasbukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dandistribusi udara dalam kandang yang dapat menentukanbesarnya distribusi suhu dan kelambaban udara dalamkandang . Untuk memperoleh luas bukaan ventilasi(alamiah) yang menghasilkan distribusi suhu dan

kelambaban udara dalam kandang yang baik, diperlukananalisis sifat dan pola aliran serta distribusi udaradalam kandang. Tipe kandang yang dapat di gunakan diIndonesia :

a. Kandang Terbuka

Kandang Terbuka adalah kandang yang semua sisinyaterbuka.

Kelebihan :

a. Biaya pembangunan murahb. Biaya oprasional murahc. Tidak ketergantungan dengan listrik, karena apabilalistrik mati maka sistem akan terganggu.

Kekurangan :

a. Perlindungan terhadap penyakit kurang baikb. Perlindungan terhadap factor lingkungan kurang baik

b. Kandang Tertutup

Tujuan membangun kandang tertutup adalah:

1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara yang

menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.

2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang yang dihasilkan dari tubuh ternak dan lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban yang sesuai.

3. Meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Kelebihan :

a. Perlindungan ternak terhadap penyakit dapat dimaksimalkan.

b. Tenak tidak terpengaruh dengan lingkungan luar

Kekurangan :

a. Biaya pembangunan mahalb. Biaya oprasional mahalc. Ketergantungan dengan listrik, karena apabilalistrik mati maka sistem akan terganggu.

IV

KESIMPULAN

- Landasan hukum yang berhubungan dengan pembangunanperkandangan salah satunya SK Dirjenak No.776/kpts/DJP/ Deptan/1982 dan UU No. 6 Tahun 1967mengatur tentang ketentuan. Aspek yang perludiperhatikan dalam pembangunan kandang, diantaranyaaspek ekonomi, aspek social, dan aspek teknis.

- Kandang tradisional sapi perah biasanya terdapatpada peternakan individu dengan populasi 1-10 ekordengan perlengkapan kandang yang kurang memadai danbentuknya yang tunggal atau ganda.

- Kandang modern sapi perah yaitu pengembangan sistemkandang dan didorong oleh kawanan ternak yangsemakin besar jumlahnya, produksi per sapi yangmeningkat, serta mekanisasi dan otomatisasi dalamcara pemberian pakan dan pemerahan susu.

- Kebutuhan kandang sapi perah di negara iklim tropislebih sederhana bila dibandingkan dengan negara sub

tropis yang lebih dingin, sehingga di negara tropiskandang tetap dibutuhkan untuk melindungi ternakpada malam hari, panas terik sinar matahari, danhujan lebat juga mempermudah pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J. dan H. Bade, D. 1994. Ilmu Peternakan. Edisikeempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.(Diterjemahkan oleh Bambang Srigondono).

Davis, R.F. 1962. Modern Dairy Cattle Management. PrenticeHall, Inc. Amerika Serikat

Ensminger, M. E. 1971. Dairy Cattle Science. First Edition. TheInter State Printers Publisher, Inc. Dancilles,Illionois

Putra, A. R. 2004. Kondisi teknis peternakan sapi perah rakyat diKelurahan Pondok Rangon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. FakultanPeternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rohmad. 2011. Pemeliharaan Sapi Perah.http://www.rohmad.com/2011/11/ meraup-untung-dari-sapi-perah.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober2014

Santosa, U. 1997. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. PenebarSwadaya. Jakarta.

Siregar, Soribasya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya,Jakarta.

Soetardi, T. 1995. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Pakan.Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. PuslitbangPeternakan. Bogor.

Sudarmono. 1993. Kandang Ternak Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Frey, J.K.R., Frahm, J.V. Whitemen J.E., Tamer & D.F. Stephen. 1972.Evaluation of Cow Type Classification Score and Its Relationship to CowProductivity. J. of An. Sci., 31 : 171 (Abstr)

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. TernakPerah. CV. Yasaguna. Jakarta.

Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. PengantarPeternakan Di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. (diterjemahkan oleh Bambang Srigandono).