MAKALAH MEMAHAMI STRATEGI
-
Upload
universitaspasundan -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of MAKALAH MEMAHAMI STRATEGI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian manajemen merupakan keharusan dalam suatu
organisasi yang mempraktikkan desentralisasi. Sistem
pengendalian manajemen merupakan alat untuk
mengimplementasikan strategi. Strategi yang dipilih sebuah
perusahaan adalah bagian dari lingkungan yang mempengaruhi
desain sistem pengendalian manajemen. Tiap organisasi
memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus
disesuaikan dengan syarat strategi spesifik. Strategi yang
berbeda memerlukan prioritas tugas berbeda, faktor penentu
keberhasilan berbeda dan keterampilan, perspektif, dan
perilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu, yang seharusnya
diperhatikan dalam desain sistem pengendalian adalah apakah
perilaku yang didorong oleh sistem tersebut merupakan
perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.
1.2 Rumusan Masalah
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu, makalah ini akan mendeskripsikan
3
konsep strategi serta tujuan-tujuan umum dalam organisasi.
Selanjutnya akan dibahas strategi-strategi pada dua tingkatan
dalam suatu organisasi. Tingkat korporat atau perusahaan
(corporate level) dan tingkat unit bisnis (bussiness unit
level). Strategi menyediakan konteks luas dimana seseorang
dapat mengevaluasi optimalitas unsur-unsur sistem
pengendalian manajemen. Membahas tentang bagaimana membedakan
bentuk dan struktur sistem pengendalian sesuai dengan
perbedaan dalam strategi korporat dan strategi unit bisnis.
1.3 Tujuan Umum
Dalam beberapa hal, kita sering mengacu pada apa yang
disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan, namun secara
esensial suatu perusahaan tidak mempunyai tujuan. Hakikatnya
perusahaan adalah satuan artifisial yang tidak memiliki
pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan
perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (Chief
executive officer-CEO) perusahaan yang bersangkutan, dengan
mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer
senior lainnya, dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan
direksi. Pada banyak perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan
biasanya dirancang oleh para pendirinya serta berlaku untuk
generasi-generasi selanjutnya. Sebagian besar perusahaan yang
masih mewariskan tujuan-tujuan yang dirancang oleh para
pendirinya adalah perusahaan-perusahaan besar yang mendunia,
seperti Henry Ford, Ford Motor Company; Alfred P.Sloan,
General Motors Corporation; Walt Disney, Walt Disney Company;
5
MEMAHAMI STRATEGI
2.1 Tujuan
Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh
organisasi. Tujuan dapat dikelompokkan menjadi tujuan
finansial dan non-finansial / keuangan. Tujuan keuangan
adalah untuk mendapatkan laba yang memuaskan bagi pemilik dan
pihak-pihak yang terkait dengan organisasi. Sedangkan tujuan
non keuangan dapat berupa, seperti menyediakan lapangan
kerja, membantu pemerintah menghasilkan devisa,
mensejahterakan masyarakat sekitar, memperbaiki lingkungan,
dsb. Adapun tujuan yaitu (1) tujuan Profotabilias, kapasitas
perusahaan menghasilkan laba, (2) memaksimalkan nilai
pemegang saham, (3) risiko, ada profitabilitas berarti
terdapat kemauan perusahaan untuk mengambil risiko.
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi
kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan
menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat
dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva
atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya
(Comparative).Return on equity atau profitabilitas adalah Suatu
pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi
pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di
6
dalam perusahaan.
Sejumlah CEO hanya menekankan sebagian dari persamaan
profitabilitas tersebut. Jack Welch, CEO dari General
Electric Company, secara terus terang memfokuskan diri pada
pendapatan; dia mengatakan bahwa General Electric jangan
bergerak pada bidang bisnis yang tingkat pendapatan dari
penjualannya tidak menempati posisi teratas atau setidaknya
masuk dalam dua besar. Hal ini tidak berarti bahawa welch
mengabaikan komponen –komponen lain dari persamaan tersebut.
Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula
Return on Investment ( ROI ), yaitu:
ROI = Laba operasi ( penjualan – beban) / Penjualan X
Penjualan / Investasi
Laba operasi / Penjualan = Profit Margin
Penjualan / Investasi = Investment turnover (perputaran
investasi).
Contoh:
Penjualan = Rp 3.000.000,--
Beban = Rp 2.000.000,--
Laba = Rp 1.000.000,-
Investasi = Rp 1.500.000,-
ROI
Laba/Penjualan = (1.000.000/ 3.000.000) X 100%=33.33%
Penjualan/Investasi = (3.000.000/ 1.500.000)= 2
7
Jadi, 33.33% X 2=66,66%
Berdasar rumus ini, profitabilitas perusahaan akan
meningkat apabila dua variabel dari rumus ROI tersebut
semakin meningkat. Apabila profit margin meningkat dengan
tingkat perputaran investasi yang konstan maka ROI akan
semakin besar. Atau dengan profit margin yang sama tetapi
perputaran investasi naik, maka ROI juga akan naik sehingga
profitabilitas perusahaan menjadi semakin baik.
Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, istilah “nilai pemegang
saham” (shareholder value) sering muncul dalam literatur
bisnis. Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah
perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan nilai
pemegang saham. Akan tetapi diyakini bahwa mencapai tingkat
laba yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam
menetapkan tujuan perusahaan. Ada dua alasan untuk itu.
Pertama, istilah “memaksimalkan” menyiratkan bahwa
selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah maksimum yang dapat
dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang
saham mungkin menjadi tujuan utama, namun ini bukan berarti
merupakan satu – satunya tujuan bagi banyak organisasi.
Risiko
8
Tingkat pengambilan resiko sangat bervariasi, tergantung
pada kepribadian atas masing – masing individu di jajaran
manajemen. Akan tetapi selalu ada batas atas; sejumlah
organisasi perusahaan secara terang – terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset –
aset perusahaan, sedangkan profitabilitas menjadi tujuan
kedua.
Pendekatan multiple stakeholder
Ada suatu organisasi yang terlibat dalam 3 jenis pasar :
pasar modal (capital market), pasar produk (product market) dan
pasar faktor (factor market). Sebuah perusahaan mencari dana
melalui pasar modal (capital market), di mana para pemegang
saham publik merupakan konstituennya yang sangat penting.
Perusahaan menjual barang & jasa di pasar produk (product
market), di mana para konsumenlah yang menjadi konstituennya.
Sementara perusahaan berkompetisi untuk memperoleh sumber
daya seperti sumber daya manusia & bahan-bahan mentah di
pasar factor (factor market), di mana yang menjadi
konstituenutamanya adalah pegawai perusahaan & para pemasok
serta berbagai komunitas yang menyediakan sumber daya &
menjadi tempat beroperasinya perusahaan.
Sesuai dengan apa yang diperoleh dari 3 pasar tersebut,
organisasi memiliki tanggung jawab terhadap para pemangku
kepentingan tersebut, yaitu : para pemegang saham, konsumen,
para pegawai, para pemasok, & masyarakat. Idealnya, sistem
pengendalian manajemennya harus mengidentifikasi tujuan-
9
tujuan dari setiap kelompok ini & mengembangkan sistem
penilaian (scorecard) untuk mengawasi / menilai kinerjanya.
2.2 Konsep Strategi
Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi
untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi yang dikelola dengan
baik memiliki 1 strategi / lebih, walaupun mungkin tidak
dinyatakan secara lugas.
Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan
kompetensi intinya dengan peluang industry yang ada. Suatu
perusahaan Kenneth R. Andrews mengajukan konsep dasar ini.
Menurut Andrews, perumusan strategi merupakan proses yang
digunakan oleh para eksekutif senior untuk mengevaluasi
keunggulan & kelemahan sehubungan dengan peluang & ancaman
yang ada dalam lingkungan & kemudian memutuskan strategi yang
menyesuaikan antara kompetensi inti perusahaan dengan peluang
lingkungan. Banyak perhatian selama 3 dasawarsa terakhir
difokuskan pada pengembangan kerangka yang lebih tepat untuk
melakukan analisis lingkungan (mengidentifikasi peluang &
ancaman) & analisis internal (mengidentifikasi kompetensi
inti).
10
Tingkatan
Strategi
Isu
Strategi
Kunci
Opsi Strategi
Generik
Tingkatan
Organisasi
Primer yang
Terlibat
Corporat
e level
(tingkat
korporat /
organisasi
keseluruhan)
Apakah
kita ada dalam
bauran industri
yang tepat ?
Apa
industri / sub
industri yang
harus kita
masuki ?
Industri
tunggal
Diversifika
si yang berhubungan
Diversifika
si yang tidak
berhubungan
Kantor korporat
11
Business
unit level
(tingkat unit
bisnis)
Apakah
yang seharusnya
menjadi misi dari
unit bisnis
tersebut ?
Bagaima
na unit bisnis
harus bersaing
untuk
mewujudkan
misinya ?
Membangun
Mempertahan
kan
Memanen
Menjual
Biaya
Rendah
Diferensias
i
Kantor
korporat &
manajer umum
unit bisnis
Manaje
r umum unit
bisnis
Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan:
(1) strategi untuk organisasi keseluruhan, dan ;
(2) strategi untuk unit bisnis dalam organisasi.
Sekitar 85% dari perusahaan industri Fortune 500 di AS
memiliki lebih dari satu unit bisnis dan sebagai akibatnya
merumuskan strategi pada kedua tingkatan.
1. Strategi Level KorporasiStrategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-
tengah bauran bisnis yang tepat. Oleh karena itu, strategi
korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di mana sebaiknya
bersaing & bukannya bagaimana bersaing dalam industri
tertentu ; yang merupakan strategi unit bisnis. Pada tingkat
korporat, masalahnya adalah :
12
o Definisi bisnis di mana perusahaan akan
berpartisipasi
o Penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut
Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan
keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis
yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis
yang akan dikurangi perhatiannya, & bisnis yang didivestasi
(dijual).
Berkaitan dengan strategi tingkat korporat, perusahaan
dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 3 kategori.
Perusahaan dengan industri tunggal beroperasi dalam 1 lini
bisnis. Contohnya adalah Exxon-Mobil yang bergerak dalam
bidang industri minyak bumi. Perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan beroperasi dalam beberapa industri, & unit-unit
bisnis tersebut memperoleh manfaat dari seperangkat
kompetensi inti yang umum. Contohnya adalah Produk Nestle di
mana perusahaan ini memiliki unit-unit bisnis dalam
Susu(Dancow),(Milo), Makanan Bayi, Makanan Sereal (Coco
Crunch), Air Mineral (Nestle), dan produk makanan dari
Nestle.memiliki 2 kompetensi inti yang menguntungkan semua
unit bisnisnya : yakni Keterampilan inti dalam beberapa
teknologi kimia & Keahlian distribusi serta pemasaran produk
konsumen bermerek dengan harga rendah melalui supermarket.
Perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan beroperasi dalam
bisnis yang tidak saling berhubungan satu sama lain ;
13
hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni finansial.
Contohnya adalah Textron. Perusahaan ini beroperasi dalam
bisnis yang sangat terdiversifikasi seperti dalam alat tulis,
helikopter, gergaji besar, komponen mesin pesawat terbang,
forklift, alat mesin, penghubung khusus, & mesin turbin gas.
Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling
signifikan di mana konteks strategis berbeda adalah tingkat &
jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukkan dalam tampilan di
bawah ini.
oPerusahaan-perusahaan dengan industri tunggal (Single
Industry Firms)
Salah satu sumbu dalam tampilan di bawah ini – tingkat
diversifikasi – berhubungan dengan jumlah industri di mana
perusahaan tersebut beroperasi. Pada 1 ekstrem, perusahaan
mungkin memiliki komitmen total pada 1 industri. Perusahaan
yang menggunakan strategi industri tunggal meliputi.
Mc.Donalls, KFC, Kebab Turki,Es Teler 77.Perusahaan industri
tunggal menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai
pertumbuhan dalam industri tersebut.
14
oPerusahaan dengan Diversifikasi yang Tidak
Berhubungan / Konglomerasi (Unrelated Diversified Industry)
Yaitu perusahaan berpartisipasi dalam bisnis yang
beragam yang tidak saling terkait antar produk yang
dihasilkan, misalkan, usaha bank, asuransi, manufaktur,
perdagangan, perkebunan, peternakan, hotel, dan lain-lain.
Pada ekstrem yang lain, ada perusahaan, seperti Textron,
yang beroperasi dalam sejumlah industri yang berbeda.
Sumbu lain dalam tampilan tadi – tingkat keterkaitan –
mengacu pada hakikat hubungan sinergi operasi lintas unit
bisnis. Di sini hal tersebut mengacu pada sinergi operasi
lintas bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti & pada
15
pembagian sumber daya yang umum. Dalam kasus Textron, kecuali
dalam hal transaksi keuangan, unit bisnisnya hanya memiliki
sedikit sekali kesamaan umum. Hanya ada sedikit sinergi
operasi lintas unit bisnis dalam Textron. Markas besar
Textron berfungsi seperti perusahaan induk (holding company),
yang memberikan pinjaman uang kepada unit bisnis yang
diperkirakan akan menghasilkan pengembalian keuangan yang
tinggi. Konglomerasi seperti ini tumbuh khususnya melalui
akuisisi.
oPerusahaan dengan Diversifikasi yang Berhubungan
(Related Diversified Industry)
Kelompok lain terdiri dari perusahaan yang beroperasi
dalam sejumlah industri & bisnisnya saling berhubungan 1 sama
lain melalui sinergi operasi. Perusahaan-perusahaan ini
disebut sebagai perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan.
Sinergi operasi terdiri dari 2 jenis hubungan lintas
unit bisnis : yaitu Kemampuan untuk membagi sumber daya umum
& Kemampuan untuk membagi kompetensi inti umum.
Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan umumnya
tumbuh secara internal melalui penelitian & pengembangan.
Kantor korporat dalam perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan mempunyai peran ganda : yakni
(1) Serupa dengan suatu konglomerat, kepala eksekutif
dari suatu perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
harus membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya lintas
unit bisnis
16
(2) Namun, tidak seperti konglomerat, kepala eksekutif
dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan juga
harus mengidentifikasi, memelihara, memperdalam, &
meningkatkan kompetensi inti tingkat korporat yang
menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
Contohnya produk P&G, Nestle,Unilever.
oKompetensi Inti & Diversifikasi Korporat
Penelitian telah menunjukkan bahwa, secara rata-rata,
perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mencapai
kinerja tertinggi, perusahaan dengan industri tunggal
mencapai kinerja terbaik kedua, & perusahaan dengan
diversifikasi yang tidak berhubungan tidak mencapai kinerja
baik dalam jangka waktu panjang. Hal ini disebabkan karena
markas besar korporat, dalam perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan memiliki kemampuan untuk mentransfer
kompetensi inti dari 1 unit bisnis ke unit bisnis yang lain.
Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi &
menambah nilai signifikan bagi pelanggan. Oleh karena itu,
pertumbuhan berbasis kompetensi & diversifikasi memiliki
potensi untuk berhasil.
Unit-unit bisnis dari perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan mungkin akan lebih buruk jika dipecah
menjadi perusahaan-perusahaan yang terpisah, karena
perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan dapat
mengeksploitasi sistem operasinya secara lintas unit bisnis.
17
Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan,
di lain pihak, tidak memiliki sinergi operasi. Sebagian besar
kegiatan usaha diversifikasi korporat yang gagal di masa lalu
termasuk dalam jenis ini.
oImplikasi dari Desain Sistem Pengendalian
Strategi korporat adalah 1 rangkaian dengan strategi
industri tunggal di 1 ujung spektrum & diversifikasi yang tidak
berhubungan di ujung lain (diversifikasi yang berhubungan ada di
tengah spektrum). Banyak perusahaan tidak sesuai bila
digolongkan ke salah satu dari 3 kelas ini. Walaupun
demikian, hampir semua perusahaan dapat diklasifikasikan di
sepanjang rangkaian tersebut. Lokasi perusahaan pada
rangkaian ini tergantung pada tingkat & jenis
diversifikasinya.
Syarat perencanaan & pengendalian perusahaan yang
menggunakan strategi diversifikasi tingkat korporat (yakni,
tingkat & jenis diversifikasi) begitu berbeda.
2. Strategi level unit bisnis
Persaingan antar perusahaan dengan diversifikasi tidak
berlangsung pada tingkat korporat. Sebaliknya, unit bisnis
dalam 1 perusahaan (P&G Pampers unit) bersaing dengan unit
bisnis dalam perusahaan lain (Kimberly Clark’s Huggies unit).
Kantor korporat dari perusahaan dengan diversifikasi tidak
meghasilkan laba dari dirinya sendiri ; melainkan pendapatan
dihasilkan & biaya ditanggung dalam unit-unit bisnis.
18
Strategi unit bisnis bergantung pada 2 aspek yang saling
berkaitan : yaitu Misinya (“Apakah tujuan keseluruhannya ?”)
& Keunggulan kompetitifnya (“Bagaimana sebaiknya unit bisnis
bersaing dalam industrinya untuk melaksanakan misinya ?”).
oMisi Unit Bisnis
Pada perusahaan dengan diversifikasi, salah satu tugas
dari manajemen senior adalah mengalokasikan sumber daya,
yakni, membuat keputusan mengenai penggunaan kas yang
dihasilkan dari beberapa unit bisnis untuk mendanai
pertumbuhan dalam unit bisnis lain. Beberapa model
perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer level
korporasi dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif.
Dari banyak model perencanaan, 2 yang paling banyak
digunakan adalah Boston Consulting Group’s matriks pembagian
pertumbuhan 2 x 2 (Model BCG) dan General Electric Company /
McKinsey & Company (Model Perencanaan General Electric). 2
model ini memiliki metode yg berbeda untuk menentukan misi
untuk setiap unit bisnis, tapi kedua model ini sama-sama
membagi unit bisnis ke dalam 4 jenis misi, yaitu build /
bangun (meningkatkan pangsa pasar, sekalipun harus
mengorbankan aliran kas / earning jangka pendek), hold /
pertahankan (melindungi pangsa pasar unit bisnis & posisi
kompetitifnya), harvest / panen (memaksimalkan earning jangka
pendek & aliran kas walaupun harus mengorbankan pangsa
pasar), dan divest / divestasi (apakah akan mundur dari bisnis
baik lewat likuidasi atau penjualan segera).
19
Keterangan :
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya
mungkin juga didivestasi (dijual) bila kebutuhan kas unit
bisnis tersebut untuk membangun posisi persaingan sangat
tinggi
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran bintang yang
secara seimbang unit-unit ini bersifat swasembada (self-
sufficient) & tidak memerlukan kas dari bagian lain di
organisasi tersebut
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran sapi perah kas
yang berdasarkan nilai bersih, unit-unit ini menghasilkan
jumlah arus kas positif yang signifikan
20
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran anjing yang di
mana bisnis seperti ini harus dijual (didivestasi) kecuali
bila ada kemungkinan baik untuk membuatnya menjadi
menguntungkan
Model BCG memandang pertumbuhan industri sebagai
indikator daya tarik relatif industry tersebut & pangsa pasar
relatif sebagai indikator posisi persaingan relatif dari
suatu unit bisnis dalam bisnis tertentu.
BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi
primer karena pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai
kurva belajar. Menurut BCG, biaya per unit berkuramg dengan
dengan tingkat yang dapat diprediksikan dengan jumlah unit
yang dihasilkan dalam waktu tertentu (pengalaman kumulatif).
Karena para pemimpin pasar memiliki akumulasi pengalaman
produksi terbesar, maka perusahaan seperti ini harus memiliki
biaya paling rendah & laba paling tinggi dalam industri
tersebut. Hubungan antara pangsa pasar & profitabilitas juga
secara empiris didukung oleh database Profit Impact of Market
Strategy (PIMS).
Walaupun kurva belajar merupakan analisis yang kuat,
konsep tersebut memiliki beberapa keterbatasan :
Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak
didiferensiasikan, di mana basis persaingan utama adalah pada
harga
Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi
proses mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada
21
pengurangan biaya per unit dibandingkan dengan volume
kumulatif itu sendiri
Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui
produksi terakumulasi dari barang yang terstandardisasi dapat
menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar
Komitmen pada konsep kurva belajar dapat sangat
merugikan bila teknologi baru muncul dalam industri tersebut
Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya. Pemicu
lain yang mempengaruhi perilaku biaya adalah skala, lingkup,
teknologi, & kompleksitas
Matriks General Electric Company / McKinsey & Company
serupa dengan Matriks BCG dalam membantu korporasi untuk
menerapkan misi di seluruh unit-unit bisnisnya. Walaupun
22
demikian, metodologinya berbeda dengan pendekatan BCG dalam
hal-hal berikut ini :
BCG menggunakan tingkat pertumbuhan industri sebagai
wakil (proxy) untuk daya tarik industri. Dalam matriks
General Electric, daya tarik industri didasarkan pada
penilaian tertimbang atas faktor-faktor seperti besarnya
pangsa pasar, pertumbuhan pasar, penghalang untuk memasuki
pangsa pasar, teknologi yang using, & sejenisnya
BCG menggunakan pangsa pasar relatif sebagai proxy
untuk posisi persaingan yang dimiliki oleh unit bisnis saat
ini. Matriks General Electric, di lain pihak, menggunakan
beragam faktor seperti pangsa pasar, kekuatan distribusi, &
kekuatan rekayasa untuk menilai posisi persaingan dari unit
bisnis tersebut
oKeunggulan kompetitif unit bisnis
Setiap unit bisnis harus mengembangkan keunggulan
kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Dalam
mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis, perlu
diperhatikan 3 hal yaitu Apa struktur industri di tempat unit
bisnis beroperasi ?, Bagaimana unit bisnis seharusnya
mengeksploitasi struktur industri ?, & Apa yang akan menjadi
dasar keunggulan kompetitif unit bisnis ?.
Michael Porter mendeskripsikan 2 pendekatan analitis
untuk mengembangkan keunggulan kompetiif yg superior, yaitu
analisis industri (industry analysis) & analisis rantai nilai
23
(value chain analysis).
Analisis industri (industry analysis)
Studi menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas
industri sejauh ini merupakan prediktor paling signifikan
dari kinerja perusahaan. Menurut Porter, struktur industri
harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari
5 competitive forces :
o Intensitas persaingan antara para competitor yang ada. Faktor-faktor
yang mempengaruhi persaingan secara langsung adalah
pertumbuhan industri, diferensiabilitas produk, jumlah
dan keanekaragaman pesaing, tingkat biaya tetap, hambatan
untuk keluar dari industry, dan intermittent overcapacity.
o Bargaining power (Daya tawar) pelanggan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi bargaining power pelanggan adalah jumlah
pembeli, switching cost (biaya peralihan) pembeli,
kemampuan pembeli untuk integrate backward, dampak produk
dari unit bisnis pada total cost pembeli, dampak produk
unit bisnis pada kualitas / kinerja produk pembeli, dan
signifikansi volume unit bisnis bagi pembeli.
o Bargaining power (Daya tawar) supplier. Faktor-faktor yang
mempengaruhi bargaining power supplier adalah jumlah
supplier, kemampuan supplier untuk integrate forward,
kehadiran input substitusi, dan pentingnya volume unit
bisnis bagi supplier.
o Ancaman dari pengganti. Faktor-faktor yang mempengaruhi
barang substitusi adalah harga / kinerja relatif barang
24
substitusi, switching cost pembeli, dan kecenderungan
pembeli untuk menggunakan barang substitusi.
o Ancaman dari pendatang baru yang masuk industri. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hambatan pendatang baru adalah
persyaratan modal, akses terhadap saluran
distribusi, economies of scale, diferensiasi produk,
kompleksitas teknologi dari produk / proses, tindakan
balasan yang diperkirakan dari perusahaan-perusahaan yang
sudah ada, dan kebijakan pemerintah.
Ada 3 observasi yang dibuat sehubungan dengan analisis
industri :
Semakin kuat 5 kekuatan tersebut, semakin rendah
kemungkinan profitabilitas dari industri itu
Bergantung pada kekuatan relatif dari 5 kekuatan
itu, masalah strategis kunci yang dihadapi oleh
unit bisnis tersebut akan berbeda dari 1 industri
ke industri yang lain
Memahami hakikat setiap kekuatan membantu
perusahaan untuk merumuskan strategi yang efektif
Keunggulan bersaing Generik
Analisis 5 kekuatan merupakan titik awal untuk
mengembangkan keunggulan persaingan karena ini membantu
mengidentifikasi kesempatan & ancaman dalam lingkungan
eksternal. Dengan pemahaman ini, Porter mengklaim bahwa unit
25
bisnis memiliki 2 cara generik untuk merespons terhadap
kesempatan dalam lingkungan eksternal & mengembangkan
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu Biaya
rendah & Diferensiasi.
o Biaya Rendah
Kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa
pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, dampak
kurva belajar, pengendalian biaya yang ketat, & minimalisasi
biaya (dalam beberapa area seperti penelitian & pengembangan,
jasa, tenaga penjualan, / periklanan)
o Diferensiasi
Fokus utama strategi ini adalah melakukan diferensiasi
penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga
menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai
sesuatu yang unik.
Analisis rantai nilai (value chain analysis)
26
Secara intuitif maupun teoretis, keunggulan kompetitif
di pasar pada intinya berasal dari penyediaan nilai pelanggan lebih
baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk biaya yang
lebih rendah. Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa
secara berarti pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan.
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di
bagian mana dari operasi perusahaan – dari desain sampai
distribusi – nilai pelanggan dapat ditambah / dikurangi.
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, & aktiva secara
sistematis, unit bisnis dapat mencapai keunggulan
diferensiasi dengan pengurangan biaya (cost-cum-differentiation).
Kerangka rantai nilai adalah metode untuk membagi rantai
tersebut – dari bahan baku dasar sampai pelanggan pemakai
akhir – ke dalam kegiatan spesifik untuk dapat memahami
perilaku biaya & sumber diferensiasi. Sedikit perusahaan,
bila ada, yang melaksanakan seluruh rantai nilai dari sebuah
produk dengan sumber daya sendiri. Faktanya, dalam industri
yang sama, perusahaan-perusahaan bervariasi dalam proporsi
kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber daya sendiri.
27
Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem
penyaluran nilai, tidak hanya bagian dari rantai nilai di
tempat perusahaan beroperasi. Pemasok tidak hanya
menghasilkan & memberikan input yang digunakan dalam kegiatan
nilai perusahaan, tetapi secara signifikan juga mempengaruhi
posisi biaya / diferensiasi perusahaan. Demikian juga,
tindakan pelanggan dapat memiliki dampak yang signifikan pada
keunggulan biaya / diferensiasi perusahaan.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu tujuan dari organisasi adalah untuk meraih
keuntungan atau profitabilitas. Untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkanlah Strategi. Strategi merupakan rencana apa saja
yang harus disusun agar target dapat tercapai. Strategi dapat
ditemukan pada dua tingkatan: strategi untuk organisasi
keseluruhan dan strategi untuk unit bisnis dalam organisasi.
Strategi untuk organisasi keseluruhan meliputi
(Coorporate Level) : Perusahaan-perusahaan dengan industri
tunggal (Single Industry Firms), Perusahaan dengan
Diversifikasi yang Tidak Berhubungan / Konglomerasi
(Unrelated Diversified Industry),Perusahaan dengan
Diversifikasi yang Berhubungan (Related Diversified
Industry),Kompetensi Inti & Diversifikasi Korporat,dan
Implikasi dari Desain Sistem Pengendalian.
Sedangkan,Strategi untuk unit bisnis dalam organisasi
( Business Unit Level),terdiri dari : Misi dari unit
bisnisnya dan keunggulan kompetitifnya.
29
Daftar Pustaka
- Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2009.
Management Control System, 11thed. Jakarta : Salemba Empat.
- Hamel, Gary. “Bringing Silicon Valley Inside.” Harvard
Business Review, Januari-Februari 2001.
- Slyvatski, Adrian. Digital BusinessModels. Boston: Harvard
Business School Press, 2001.