Kualitatif fix!!! revisi2
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Kualitatif fix!!! revisi2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang di hadapi oleh masyarakat modern
adalah sampah sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan
perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga volume sampah
dirasakan semakin hari semakin banyak.Di balik itu persoalan
sampah sukar dicarikan solusi efektifnya sebab erat kaitannya
dengan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang memadai
oleh pemerintah selaku alat negara disamping faktor utama seperti
kebiasaan dan partisipasi masyarakat sendiri sebagai produsen
utama sampah.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010
jumlah penduduk kota Jakarta Timur adalah 2.687.027 jiwa. Terdiri
atas 1.368.857 laki-laki dan 1.318.170 perempuan. Sementara
jumlah rumah tangga di kota adminsitrasi Jakarta Timur tercatat
sebanyak 621.876 KK dengan tingkat pertumbuhan 0,37%tahun. Dari
hasil Sensus Penduduk tahun 2010 tersebut bahwa penyebaran
penduduk di Jakarta Timur tersebar di kecamatan cakung yakni
sebesar 18,73%. Kecamatan cakung dan kecamatan duren sawit dengan
urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi di kecamatan cakung
mengakibatkan bertambahnya volume sampah, disamping itu pola
konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis
sampah yang semakin beragam antara lain sampah kemasan yang
1
berbahaya atau sulit di urai oleh proses lain. Dan terlebih lagi
kawasan cakung yang terdapat pabrik di dekat sungai Drainase
Cakung ikut serta membuang limbah ke sungai tersebut.
Pada dasarnya sampah merupakan konsep buatan manusia dalam
proses-proses alam tidak ada sampah yang ada hanya produk-produk
yang tidak bergerak.Sampah adalah kenyataan, sisa sisa milik
manusia yang dibuang dan sudah tidak dibutuhkan lagi serta
dianggap tidak berguna.Dari sejauh pengamatan kita mengenai
jenis-jenis sampah diantaranya ada yang ditinjau dari sifatnya
seperti sampah organik (biasa disebut sampah basah/bisa di urai)
dan sampah anorganik (biasa disebut sampah kering/sulit di
urai).Sampah organik ini berasal dari makhluk hidup seperti daun-
daunan, sampah dapur dan lain-lain.Sampah jenis ini dapat
membusuk atau hancur secara alami.Sebaliknya dengan sampah kering
seperti kertas, plastik, kaleng dan lain-lain.Sampah jenis ini
tidak membusuk secara alami.
Jika kita berbicara mengenai sampah kita juga berbicara
mengenai manusia itu sendiri. Manusia menghasilkan sampah dengan
jumlah yang di konsumsi sampah total 6ton perhari. Seiring
berjalannya waktu tanpa disadari sampah terus menjulang tunggi
hingga sulit untuk mengatasinya.Kita tahu bahwa setiap manusia
tidak terlepas dari sifat pemalas, tidak peduli dan tidak
bertanggung jawab sehingga ingin mencari sesuatu yang praktis
yaitu melalui jalan pintas.
2
Salah satu perilakunya adalah membuang sampah di sungai yang
seharusnya menjadi saluran pembuangan air hujan, pengairan,
irigasi sawah dan bahkan potensial untuk dijadikan jalur
penghijauan.Sungai telah tertutup dengan sampah-sampah mengapung
warna air sungai menjadi keruh dan aliran sungai pun menjadi
terhambat.Seiring berjalannya waktu hingga sudah menjadi
kebiasaan masyarakat sekitar bantaran sungai membuang sampah di
sungai tanpa rasa bersalah sehingga menjadi banjir tahunan.Banjir
inilah yang di akibatkan dari tumpahan air sungai yang berusaha
mencari celah-celah tempat yang rendah. Masyarakat selalu
mengeluh dengan banjir padahal itu disebabkan oleh kebiasaan
mereka membuang sampah di sungai, membuang limbah hasil produksi
rumahan tempe dengan tidak memperdulikan matinya ekosistem yang
ada di sungai.
Hal ini sudah jelas di atur oleh peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.63/1993 tentang garis sempadan sungai dan juga pasal 12
yang memuat pelarangan pendirian bangunan permanen atau hunian
atau tempat usaha yang sekaligus mempersempit ruang infiltrasi di
Jakarta. Tetapi faktanya karena rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah di bantaran sungai maka masih terlihat
sampah yang berhamburan karena tidak di buang pada tempatnya,
tumpukan sampah baik di bak sampah ataupun di tempat pembuangan
sementara (TPS) akibat pembuangan sampah di sungai drainase
cakung hal ini diperparah dengan pola pemukiman penduduk umumnya
mengikuti alur sungai.
3
2. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya sampah di bantaran sungai drainase cakung
2. industri rumahan berupa pembuatan tempe limbah hasil
produksi di buang ke sungai sehingga air sungai berbusa
keruh
3. Usaha laundry membuang limbah cuci pakaian di sungai
sehingga menyebabkan air berwarna biru kehitaman
4. Masyarakat membuang sampah di sungai sehingga sungai
tersumbat alirannya
5. Air sungai berwarna kehitaman
6. Bau sampah di sekitar bantaran sungai drainase cakung
3. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang diatas maka rumusan masalahnya
adalah
Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
lingkungan sungai drainase cakung jika di lihat dari faktor-
faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut.
4. Tujuan Penelitian
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi
masyarakat dalam lingkungan sungai cakung Jakarta Timur.
6
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat
memberikan kemanfaatan sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan dan pengalaman penelitian dalam pengembangan
Ilmu Administrasi Negara khususnya Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah di Sungai.
b. Secara Praktisi
Secara praktisi penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam memahami
faktor apa yang menyebabkan masayarakat tidak dapat mengelola
sampahnya dengan baik sehingga muncul pencemaran sungai.Manfaat
7
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi atau
referensi tambahan bagi pembaca pada penelitian selanjutnya.
BAB 2
DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
2.1 Deskrispi Teori
2.1.2 Pengertian Partisipasi
Menurut Ach.Wazir Ws (1999: 29) partisipasi bisa diartikan
sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi
sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang
bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam
8
kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam
hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan
tanggungjawab bersama.
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah
dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam)
pengertian, yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat
kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak
masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan
untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat
dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung
arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil
inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal
itu;
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat
setempat dengan para staf yang melakukan persiapan,
9
pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh
informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di
atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah
keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang
(masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela
dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi.
Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-
155) sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan
suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan,
dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program
pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa
masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan
jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,
karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut
dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga,
bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah
meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat
baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program
pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan10
keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang
lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut,
sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan
Partisipatif yang disusun oleh Department for International Development
(DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
1.) Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok
yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses
proyek pembangunan.
2.) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya
setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam
setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang
dan struktur masing-masing pihak.
3.) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan
komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga
menimbulkan dialog.
4.) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai
pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi
kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
5.) Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena
adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya
11
dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah
selanjutnya.
6.) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak
lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap
pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses
kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.
7.) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang
terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai
kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan
sumber daya manusia.
2.2 Bentuk dan Tipe Partisipasi
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan
masyarakat dalam suatu program pembangunan, yaitu partisipasi
uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi
keterampilan, partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan partisipasi
representatif.
Dengan berbagai bentuk partisipasi yang telah disebutkan
diatas, maka bentuk partisipasi dapat dikelompokkan menjadi 2
jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata
(memiliki wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam
12
bentuk tidak nyata (abstrak).Bentuk partisipasi yang nyata
misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan sedangkan
bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah
pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan
partisipasi representatif.
Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk
memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat
yang memerlukan bantuan Partisipasi harta benda adalah
partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa
alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah
partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan
usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.
Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan
melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat
lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
sosialnya.
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa
sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk
menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program
dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan
pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang
diikutinya.Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai
tanda paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan
lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda kedekatan
13
dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat
terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil
keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama. Sedangkan
partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan
kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi
atau panitia. Penjelasan mengenai bentuk-bentuk partisipasi dan
beberapa ahli yang mengungkapkannya dapat dilihat dalam Tabel
1.1.
Tabel 1.1. Pemikiran Tentang Bentuk Partisipasi
Nama Pakar Pemikiran Tentang Bentuk Partisipasi
(Hamijoyo, 2007:
21; Chapin, 2002:
43 & Holil, 1980:
81)
Partisipasi uang adalah bentuk
partisipasi untuk memperlancar
usaha-usaha bagi pencapaian
kebutuhan masyarakat yang memerlukan
bantuan.
(Hamijoyo, 2007: Partisipasi harta benda adalah
14
21; Holil, 1980: 81
& Pasaribu dan
Simanjutak, 2005:
11)
partisipasi dalam bentuk menyumbang
harta benda, biasanya berupa alat-
alat kerja atau perkakas.
(Hamijoyo, 2007: 21
& Pasaribu dan
Simanjutak, 2005:
11)
Partisipasi tenaga adalah
partisipasi yang diberikan dalam
bentuk tenaga untuk pelaksanaan
usaha-usaha yang dapat menunjang
keberhasilan suatu program.
(Hamijoyo, 2007: 21
& Pasaribu dan
Simanjutak, 2005:
11)
Partisipasi keterampilan, yaitu
memberikan dorongan melalui
keterampilan yang dimilikinya kepada
anggota masyarakat lain yang
membutuhkannya. Dengan maksud agar
orang tersebut dapat melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosialnya.
(Hamijoyo, 2007: 21
& Pasaribu dan
Simanjutak, 2005:
11)
Partisipasi buah pikiran adalah
partisipasi berupa sumbangan berupa
ide, pendapat atau buah pikiran
konstruktif, baik untuk menyusun
program maupun untuk memperlancar
pelaksanaan program dan juga untuk
mewujudkannya dengan memberikan
pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan kegiatan yang
15
diikutinya.
(Hamijoyo, 2007: 21
& Pasaribu dan
Simanjutak, 2005:
11)
Partisipasi sosial, Partisipasi
jenis ini diberikan oleh partisipan
sebagai tanda paguyuban. Misalnya
arisan, menghadiri kematian, dan
lainnya dan dapat juga sumbangan
perhatian atau tanda kedekatan dalam
rangka memotivasi orang lain untuk
berpartisipasi.
(Chapin, 2002: 43 &
Holil, 1980: 81)
Partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan. Masyarakat terlibat dalam
setiap diskusi/forum dalam rangka
untuk mengambil keputusan yang
terkait dengan kepentingan bersama.
(Chapin, 2002: 43 &
Holil, 1980: 81)
Partisipasi representatif.
Partisipasi yang dilakukan dengan
cara memberikan kepercayaan/mandat
kepada wakilnya yang duduk dalam
organisasi atau panitia.
Berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi yang telah dianalisis,
dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai tipe partisipasi yang
diberikan masyarakat.Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya
dapat kita sebut juga sebagai tingkatan partisipasi yang
dilakukan oleh masyarakat. Sekretariat Bina Desa (1999: 32-33)
mengidentifikasikan partisipasi masyarakat menjadi 7 (tujuh)
tipe berdasarkan karakteristiknya, yaitu partisipasi
16
pasif/manipulatif, partisipasi dengan cara memberikan informasi,
partisipasi melalui konsultasi, partisipasi untuk insentif
materil, partisipasi fungsional, partisipasi interaktif, dan self
mobilization. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Tipe Partisipasi
No. Tipologi Karakteristik1. Partisipasi pasif/
manipulative
(a) Masyarakat berpartisipasi
dengan cara diberitahu apa yang
sedang atau telah terjadi;(b)
Pengumuman sepihak oleh manajemen
atau pelaksana proyek tanpa
memperhatikan tanggapan
masyarakat; (c) Informasi yang
dipertukarkan terbatas pada
kalangan profesional di luar
kelompok sasaran.
2. Partisipasi dengan
cara memberikan
informasi
(a) Masyarakat berpartisipasi
dengan cara menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian seperti
dalam kuesioner atau sejenisnya;
(b) Masyarakat tidak punya
kesempatan untuk terlibat dan
mempengaruhi proses penyelesaian;
(c) Akurasi hasil penelitian
tidak dibahas bersama masyarakat.
3. Partisipasi (a) Masyarakat berpartisipasi
17
melalui konsultasi dengan cara berkonsultasi;(b)
Orang luar mendengarkan dan
membangun pandangan-pandangannya
sendiri untuk kemudian
mendefinisikan permasalahan dan
pemecahannya, dengan memodifikasi
tanggapan-tanggapan masyarakat;
(c) Tidak ada peluang bagi
pembuat keputusan bersama;
(d) Para profesional tidak
berkewajiban mengajukan
pandangan-pandangan masyarakat
(sebagai masukan) untuk
ditindaklanjuti.
4. Partisipasi untuk insentif materil
(a) Masyarakat berpartisipasi
dengan cara menyediakan sumber
daya seperti tenaga kerja, demi
mendapatkan makanan, upah, ganti
rugi, dan sebagainya;(b)
Masyarakat tidak dilibatkan dalam
eksperimen atau proses
pembelajarannya; (c)
Masyarakat tidak mempunyai andil
untuk melanjutkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada saat
insentif yang disediakan/diterima
18
habis.
5. Partisipasi fungsional
(a) Masyarakat berpartisipasi
dengan membentuk kelompok untuk
mencapai tujuan yang berhubungan
dengan proyek;(b) Pembentukan
kelompok (biasanya) setelah ada
keputusan-keputusan utama yang
disepakati; (c) Pada awalnya,
kelompok masyarakat ini
bergantung pada pihak luar
(fasilitator, dll) tetapi pada
saatnya mampu mandiri.
6. Partisipasi interaktif
(a) Masyarakat berpartisipasi
dalam analisis bersama yang
mengarah pada perencanaan
kegiatan dan pembentukan lembaga
sosial baru atau penguatan
kelembagaan yang telah ada;(b)
Partisipasi ini cenderung
melibatkan metode inter-disiplin
yang mencari keragaman perspektif
dalam proses belajar yang
terstruktur dan sistematik;
(c) Kelompok-kelompok
masyarakat mempunyai peran
kontrol atas keputusan-keputusan
19
mereka, sehingga mereka mempunyai
andil dalam seluruh
penyelenggaraan kegiatan.
7. Self mobilization (a) Masyarakat berpartisipasi
dengan mengambil inisiatif secara
bebas (tidak dipengaruhi/ditekan
pihak luar) untuk mengubah
sistem-sistem atau nilai-nilai
yang mereka miliki;(b)
Masyarakat mengembangkan kontak
dengan lembaga-lembaga lain untuk
mendapatkan bantuan-bantuan
teknis dan sumberdaya yang
dibutuhkan; (c) Masyarakat
memegang kendali atas pemanfaatan
sumberdaya yang ada.
Pada dasarnya, tidak ada jaminan bahwa suatu program akan
berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya
tergantung sampai pada tipe macam apa partisipasi masyarakat
dalam proses penerapannya. Artinya, sampai sejauh mana pemahaman
masyarakat terhadap suatu program sehingga ia turut
berpartisipasi.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
20
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut
dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang
sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja
faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan.
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang
tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam
berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari
kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada
nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih
banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok
usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa
mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur”
yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang
terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama
21
nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.
3. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk
berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup
seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan
bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan
diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.Pengertiannya
bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung
oleh suasana yang mapan perekonomian.
5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam
setiap kegiatan lingkungan tersebut.
22
Sedangkan menurut Holil (1980: 9-10), unsur-unsur dasar
partisipasi sosial yang juga dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat adalah:
1. Kepercayaan diri masyarakat;
2. Solidaritas dan integritas sosial masyarakat;
3. Tanggungjawab sosial dan komitmen masyarakat;
4. Kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki
keadaan dan membangun atas kekuatan sendiri;
5. Prakarsa masyarakat atau prakarsa perseorangan yang diterima
dan diakui sebagai/menjadi milik masyarakat;
6. Kepentingan umum murni, setidak-tidaknya umum dalam
lingkungan masyarakat yang bersangkutan, dalam pengertian
bukan kepentingan umum yang semu karena penunggangan oleh
kepentingan perseorangan atau sebagian kecil dari
masyarakat;
7. Organisasi, keputusan rasional dan efisiensi usaha;
8. Musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan;
9. Kepekaan dan ketanggapan masyarakat terhadap masalah,
kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan umum
masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu
program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut
Holil (1980: 10) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:
23
Faktor Eksternal
Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu
program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut
Holil (1980: 10) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:
1. Peran Tokoh Masyarakat
faktor kepemimpinan, dalam menggerakkan partisipasi sangat
diperlukan adanya pimpinan dan kualitas
2. Fasilitas
3. Program Pemerintah
faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan,
dan rencana-rencana baru akan mendapat dukungan bila
diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.
24
2.4 Kerangka Berpikir
Partisipasi masyarakat bantaran Sungai Drainase Cakung merupakan
salah satu penunjang keberhasilan dari pencegahan pencemaran di
sungai dan lingkungannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat partisipasi anggota masyarakat yang terbagi faktor
Internal dan Eksternal.
Faktor Internal yang mempengaruhi partisipasi sebagai faktor
yang berasal dari dalam individu untuk berpartisipasi yaitu
faktor umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, tingkat
pendapatan, jenis pekerjaan. Faktor eksternal adalah faktor yang
dari luar yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi terhadap
pelaksanaan kegiatan yaitu faktor peran tokoh masyarakat,
fasilitas, iuran pengangkutan sampah, program pemerintah.
25
Permasalahan
- Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah sehingga membuang sampah di sungai
PP No.38 tahun 2011tentang sungai
Faktor yangmempengaruhi
2.5 Asumsi Dasar
Berdasarkan permasalahan penelitian sebagaimana di uraikan di
atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Dengan kondisi sungai yang tercemar, kegiatan masyarakat yang
membuang sampah di sungai sudah menjadi budaya oleh masyarakat
sekitar sungai sehingga Partisipasi masyarakat secara penuh
berkontribusi terhadap keberhasilan kegiatan pengelolaan sampah
di sungai drainase cakung sebagai upaya pencegahan pencemaran
lingkungan serta pengoptimalisasi fungsi sungai.
26
Ketika masyarakat sekitarbantaran sungai drainase
cakung mempunyaikesadaran dalam
partisipasi pengelolaansampahnya maka kebersihan
lingkungan dan sungaiterjaga serta yang paling
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memaparkan bagaimana partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah di bantaran sungai Drainase
Cakung Jakarta Timur.Dalam metode ini mampu memberikan
penggambaran yang jelas, menyeluruh, dan utuh terhadap situasi
sosial yang di teliti.
27
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrument utama adalah
peneliti sendiri. Dalam hal ini kedudukan peneliti sekaligus
sebagai pengumpul data peneliti dapat langsung
melihat,menganalisis, objek yang di telitinya. Peneliti juga
dapat langsung melakukan pengumpulan data menganalisisnya,
melakukan refleksi terus menerus dan secara gradual membangun
yang tuntas tentang suatu hal.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Wawancara mendalam
Selain melalui observasi partisipatif, peneliti dapat
mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, yaitu suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara
dengan yang diwawancarai.Bahkan keduanya dapat dilakukan
bersamaan, di mana wawancara dapat digunakan untuk menggali
lebih dalam lagi data yang didapat dari observasi.Seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2006) yang mengatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam.Selama melakukan
observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-
orang yang ada di dalamnya.
28
Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan, menurut
Sudarwan (2002) berdasarkan strukturnya, pada penelitian
kualitatif ada dua jenis wawancara yaitu; (1) wawancara
relatif tertutup, di mana pertanyaan difokuskan pada topik
khusus dan umum dan dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat
cukup rinci;(2) wawancara terbuka, di mana peneliti memberikan
kebebasan diri untuk berbicara secara luas dan mendalam.
Kedua jenis wawancara ini dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan.wawancara relatif tertutup digunakan jika peneliti
telah memperkirakan tentang informasi yang akan didapatkan.
Sedangkan wawancara terbuka digunakan dalam penelitian
pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal tentang
permasalahan yang ada.Wawancara terbuka juga digunakan untuk
mendapatkan informasi lebih dalam lagi.Pada awalnya yang
dibicarakan hanya masalah yang sepele yang tidak berkaitan
dengan masalah penelitian, namun perlahan tapi pasti, mulai
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian
sampai tuntas.Menurut Moleong (2005) ada dua jenis pertanyaan
yaitu pertanyaan luaran dan pertanyaan pendalaman.Pertanyaan
luaran adalah pertanyaan yang bersifat umum dan tidak menggali
informasi secara mendalam, sedangkan pertanyaan pendalaman
digunakan untuk menggali informasi secara mendalam sampai ke
makna yang terkandung dalam kasus yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif Untuk mendapatkan data yang
penuh makna, sebaiknya digunakan wawancara terbuka atau
29
wawancara tak terstruktur yang dapat secara leluasa menggali
data selengkap mungkin dan sedalam mungkin sehingga pemahaman
peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman
para pelaku itu sendiri.
Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam
untuk lebih dekat dengan informan sehingga mendapatkan data
lebih mudah. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri
masalahnya dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
Dalam hal ini peneliti dapat bertanya kepada responden
tentang fakta-fakta dilapangan serta opini mereka tentang
peristiwa yang ada.Dengan wawancara mendalam harus memberikan
keluasan informan dalam memberikan penjelasan seacara aman
tidak merasa ditekan seingga menimbulkan kepercayaan dari
informan.
2. Observasi
Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian di lapangan.
Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi
partisipasi pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses
terkait dengan studi ( Sutopo: 1996:137). Observasi langsung
ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal untuk
mengamati berbagai kegiatan masayarakat dan bentuk-bentuk
partisipasi mereka dalam program itu.
30
3. Dokumentasi
Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis / gambar
yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi.Dokumen
merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang
berbentuk dokumentasi.Sebagian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian,
biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainya yang
tersimpan.Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang
pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam
memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan
kesimpulan.
Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang
didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah
didokumentasikan. Metode ini relatif mudah dilaksanakan dan
apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya tetap.
Dengan membuat panduan / pedoman dokumentasi yang memuat garis-
garis besar data yang akan dicari akan mempermudah kerja di
lapangan dalam melacak data dari dokumen satu ke dokumen
berikutnya.
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari dokumen dan arsip tentang bagaimana partisipasi masyarakat
dalam mengelola sampahnya sehingga membuang di sungai.
Dokumentasi dapat berupa memo,karangan,rekaman,dan aturan dari
suatu lembaga terkait.
31
Pedoman Wawancara
Merupakan panduan penulis dalam melakukan pengumpulan data
melalui wawancara agar informan memberikan informasi yang jujur
kepada peneliti sebagai pihak terkait pencarian data yang valid
maka peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan .
No Dimensi Pertanyaan Informan1 2 3 4 5 6 7
1 Fungsi sungai drainase Cakung
Jakarta Timur2 Sejak kapan sungai tercemar3 Sampah yang terdapat di sungai4 Pendapat tentang orang yang
membuang sampah di sungai5 Dampak membuang sampah di
sungai6 Apakah masyarakat mengetahui
tentang aturan membuang sampah
di sungai7 Kegiatan dari RT setempat untuk
membersihkan sungai8 Apakah peran eksternal seperti
32
tokoh masyarakat, fasilitas ,
program pemerintah berpengaruh
terhadap partisipasi masyarakat
3.4 Informan Penelitian
Menurut sugiono (2009 :2011) penentuan sampel atau informan dalam
penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang
maksimum, karena orang tersebut dijadikan sampel atau informan
sebaiknya memenuhi kriteria berikut :
- Mereka memahami kondisi sekitar tempat dalam hal ini kondisi
sungai cakung
- Mereka mempunyai cukup waktu untuk di wawancarai
- Mereka terlibat langsung dalam kegiatan
Adapun informan dalam penelitian ini yaitu proses pergerakan data
yang diperoleh peneliti kepada data informannya adalah :
33
Kode Informan Nama Sebagai Status Informani1 Okto N.Anto Masyarakat
(Pemuda)
Key Informan
i2 Serfika
Rahmawati
Masyarakat
(Mahasiswa)
Key Informan
i3 Yayan Sofiyan
AR
Ketua RT 001 Secondary
Informani4 Abd.Kholiq Masyarakat Key informani5 Solaikha Masyarakat Key Informani6 Akhi rudin Pengelola Pintu
air sungai
Cakung
Secondary
Informan
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data model interaktif Miles and Huberman dalam model
analisis ini tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Objektifitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif denganproses pengumpulan data
sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus menerus
hingga membentuk sebuah siklus dalam proses ini aktivitas
peneliti bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan
data selama proses ini masih berlangsung selanjutnya peneliti
bergerak diantara tiga komponen tersebut.
34Pengumpulan data Penyajian data
4. Keabsahan data
3.6 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan proses
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap itu.
Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif,
peneliti sebagai instrumen penelitian, ditambah lagi teknik
pengumpulan data utama peneliian kualitatif adalah wawancara dan
observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan secara
terbuka dan apalagi tanpa kontrol. Untuk mengatasinya dilakukan
pemeriksaan terhadap keabsahan data.
Moleong (2005) menyatakan bahwa untuk menetapkan keabsahan
data diperlukan teknik pemeriksaan atas empat kriteria yaitu; (1)
Credibility / derajat kepercayaan(2) Transferability /
keteralihan (3) Dependability / kebergantungan dan (4)
Confirmability / kepastian.
35
Reduksi data
1. Credibility atau derajat kepercayaan
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
derajat kepercayaan yaitu; (a) memperpanjang waktu penelitian;
(b), observasi detail yang terus menerus; (c) triangulasi atau
pengecekan data dengan berbagai sumber sebagai pembanding
terhadap data tersebut; (d) mengekspos hasil sementara atau akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitis dengan rekan
sejawat; (e) kajian kasus negatif dengan mengumpulkan kasus yang
idak sesuai dengan pola yang ada sebagai pembanding; (f)
membandingkan dengan hasil penelitian lain dan; (g) pengecekan
data, penafsiran dan kesimpulan dengan sesama anggota penelitian.
2. Transferability atau keteralihan
Transferability atau keteralihan yaitu dapat tidaknya hasil
penelitian ini ditransfer atau dialihkan atau tepatnya diterapkan
pada situasi yang lain.
3. Dependability atau kebergantungan
36
Dependability atau kebergantungan yaitu apakah hasil
penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan
data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmability
Konfirmability atau kepastian yaitu dapat tidaknya hasil
penelitian dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan
lapangan.Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian
dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam
penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data seperti
dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
wawancara lebih dari satu subjek yang dianggap memilki sudut
pandang yang berbeda.
3.7 Jadwal Penelitian
No Kegia
tan
Bula
nSeptember Oktober November Desember
1 Pengajuan Judul
2 Bab 1 Pendahuluan
37
3 Bab II Deskripsi teori
4 Bab III Metode
Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan dan Analisis
Data
7 Bab IV Pembahasan
8 Bab V Penutup
38
CATATAN LAPANGAN 1
Nama Informan/Kode : Okto Nurdianto/ i1
Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013
Tempat wawancara : Dirumah
Catatan wawancara
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Menurut saya untuk pengairan, seperti kurang lebihnya
mengatur debit air dan untuk irigasi sawah
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Dari saya kecil, ya kira-kira 15 tahun yang lalu ketika
dulu masih bersih, tetapi sekarang memang sudah tercemar
limbah.
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- Ya sampah kebutuhan rumah tangga, limbah pabrik,
apalagi didaerah cakung ini banyak pabrik-pabrik besar dan
lainnya
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang membuang
sampah di sungai ini?
39
- Tergantung individual masing masing, bagaimana mereka
berpikir tentang kebersihan yak arena kurangnya rasa sadar
diri
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Dampaknya sewaktu hujan lebat pintu air tersumbat oleh
sampah akhirnya meluap ke jalan dan air sungai berbau limbah
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
- Sebenarnya aturan tentang hal itu masyarakat tahu,
namun untuk mayoritas masyarakat yang seperti kita ketahui
kurangnya kesadaran diri sendiri dan juga kurangnya
sosialisasi dari pemerintah
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada. Biasanya sebulan sekali, ketua RT menghimbau untuk
kerja bakti
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
- Ya berpengaruh jelas
40
CATATAN LAPANGAN 2
Nama Informan/Kode : Serfika Rahmawati / i2
Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013
Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi
Catatan wawancara
41
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Sebenarnya sepengetahuan saya untuk pengairan, irigasi,
supaya tidak banjir untuk wilayah sekitar timur sini
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Dari dulu pertama kali saya tinggal disini sekitar
tahun 1990
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- Kebanyakan sampah plastic, sampah rumah tangga,
sayuran.
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang
membuang sampah di sungai ini?
- Menurut saya orang yang membuang sampah disini
kemungkinan bingung karena tidak mempunyai tempat sampah
yang memadai
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Dampaknya sendiri masyarakat sudah tahu dan
mengalaminya, tetapi ada sebagian yang daerah tidak kena
banjir maka tetap membuang sampah di sungai
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
42
- Masyarakat sekitar mengetahui aturan tersebut tetapi
cenderung mengabaikan karena perilaku tersebut sudah menjadi
budaya masyarakat sekitar
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada kegiatan tersebut, kadang 2minggu sekali atau
sebulan sekali, seperti dari pemerintah melakukan pengerukan
atau pendalaman sungai tetapi itu jarang, seringnya hanya
dari RT setempat kerja bakti bersih-bersih sungai
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
- Berpengaruh. Contohnya RT yang menjadi penggerak
masyarakat supaya di adakan kerja bakti.Solusi dari saya,
mungkin pertama mengadakan penyuluhan terlebih dahulu
kemudian kedua yaitu pemerintah lebih banyak menyediakan
tempat sampah karena sebagian masyarakat hampir 70% membuang
sampahnya ke sungai cakung.
43
CATATAN LAPANGAN 3
Nama Informan/Kode Yayan Sopiyan AR/ i3
Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013
Tempat wawancara : Jalan inpeksi kayu tinggi
Catatan wawancara
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Sebenarnya untuk pengairan, supaya daerah timur tidak
terkena banjir
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Sekitar tahun 1998 seingat saya ketika kejadian
reformasi
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- Sampah plastik, sampah rumah tangga
44
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang
membuang sampah di sungai ini?
- Ya menurut pandangan saya, ingin di tegur ketika
melihat seseorang yang saat itu membuang sampahnya disungai
namun kebanyakan sudah menjadi kebiasaan masyarakat, dan itu
yang sebenarnya tidak ketahuan siapa dalangnya dank arena
kurangnya kesadaran dari masyarakat
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Banjir, tetapi tidak begitu parah karena sungai ini
kadang dibersihkan oleh orang-orang tertentu saja
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
- Masyarakat tahu, dan setahu saya aturannya memberi
denda sebesar 500ribu untuk perorangan bukan perusahaan
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada, kegiatan tersebut dilaksanakan sebulan sekali,
bersih-bersih sungai atau terkadang hanya saat debit air
naik
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
45
- Ada dan berpengaruh
CATATAN LAPANGAN 4
Nama Informan/Kode : Abd Kholik /i4
Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013
Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur
Catatan wawancara
46
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Semenjak dahulu yang saya tahu untuk mengairi sawah dan
kegiatan perairan
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Kalau tidak salah sekitar tahun 2000
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- Sampah plastik, sampah rumah tangga, sampah limbah
terutama mereka yang punya industri rumahan atau usaha
sekitar bantaran sungai seperti pembuatan tempe, limbah air
bekas laundry
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang
membuang sampah di sungai ini?
- Pendapat saya, tetap saja membuang sampah apapun
alasannya tidak bisa dibenarkan, yang namanya limbah atau
sampah pasti lama-lama akan menyebabkan penyumbatan sungai
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Akibatnya jadi banjir, tapi hanya di bantaran ujung
saja yang terkena dampak karena posisi rumah lebih rendah
dan sangat dekat dengan bantaran aliran sungai
47
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
- Sebagian masyarakat sudah mengetahui aturan tersebut
dalam bentuk Perda, saya lupa tahun dan perda berapa
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada. Tiap hari libur gotong royong tetapi hanya orang-
orang tertentu saja
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
- Berpengaruh. Campur tangan pemerintah dapat menyediakan
fasilitas kesimpulan dari saya titik masalahnya ada pada
masyarakatnya yang kurang sadar diri dan dipengaruhi oleh
letak sungai yang berada pada pinggiran jalan inspeksi kayu
tinggi notabene banyak penjual/pedagang sehingga tidak
menutup kemungkinan sampah juga berasal dari jalan/pedagang.
48
CATATAN LAPANGAN 5
Nama Informan/Kode : Sholaikha/i5
Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013
Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur
Catatan wawancara
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Fungsi sungai ini untuk pengairan
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Kurang lebihnya sekitar sebelum tahun 2000 sudah lama
sungai cakung memang tercemar
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- Ya kebanyakan sampah plastic, sampah rumah tangga
49
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang
membuang sampah di sungai ini?
- Orang-orang seperti itu tidak punya kesadaran tentang
kebersihan sungai atau mungkin tidak mempunyai tempat sampah
masing-masing
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Seharusnya tindakan membuang sampah di sungai sangat
tidak diperbolehkan karena dapat menyebabkan sungai kotor
dan bau
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
- Masyarakat rata-rata mengetahui tentang hal itu,
terkena denda dan sebagainya
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada. Kegiatan di lakukan biasanya tiap minggu pagi
yaitu tiap sebulan sekali RT menghimbau untuk membersihkan
sungai
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
50
- Jelas berpengaruh, terutama jika pemerintah menyediakan
tempat sampah yang memadai
CATATAN LAPANGAN 6
Nama Informan/Kode : Akhi rudin/i6
51
Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013
Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur
Catatan wawancara
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase
cakung?
- Fungsi sungai ya untuk kegiatan yang berhubungan dengan
perairan, irigasi perkotaan khususnya untuk wilayah timur
seperti cakung kearah bekasi dari aliran sungai ini. Dan
untuk irigasi sawah-sawah yang letaknya di kelurahan ujung
Menteng kan berasal dari air sungai ini,
2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?
- Persisnya saya tidak tahu, tapi semenjak saya
menggantikan Pak uki yang mengontrol Pintu Air sungai cakung
ini memang sudah tercemar, bisa dikatakan pada tahun sebelum
2000. 10 tahun yang lalu
3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?
- wah banyak mba, ada sampah plastik yang banyak, bekas-
bekas rumah tangga dibuang disungai, limbah-limbah industri,
sampah dari jalanan juga.
4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang
membuang sampah di sungai ini?
52
- kesadaran masyarakat disini memang rendah sekali, sudah
dihimbau untuk membuang sampahnya di tempat sampah yang
tersedia namun tetap saja tiap hari banyak sampah menumpuk
disungai ini
5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari
banyaknya membuang sampah disungai?
- Dampaknya khususnya air jadi sering meluap
kejalan,karena tersumbat banyak sampah, air sungai juga
berwarna hitam sehingga air sungai menjadi bau
6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang
membuang sampah disungai?
- Masyarakat pasti mengetahui hal aturan itu, tetapi
karena sanksi tidak ditegaskan dengan baik maka cukup
diabaikan saja. Namun ada sanksi moral sosial, sehingga
terkadang yang membuang sampah pada ketika pagi hari jadi
tidak banyak dilihat orang-orang.
7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan
sungai?
- Ada. Kegiatan di lakukan ketika dikoordinasi oleh RT
atau pihak kelurahan kadang sebulan sekali tergantung
bagaimana kemauan masyarakat diajak membersihkan sungai.
Tetapi saya sering membersihkan karena ketika debit air
naik, sampah makin menyumbat.
53
8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,
fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat?
- Jelas berpengaruh mba, apalagi kalau diadakan
sosialisasi ke masyarakat, diberi peringatan untuk tidak
membuang sampah disungai cakung, diperbanyak tempat
pembuangan sampah sementaranya, diperbaiki lah fasilitasnya
serta keaktifan dari para tokoh masyarakat untuk jadi
penggerak membersihkan sungai untuk kita semua.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Jakarta Timur adalah nama sebuah kota administrasi di
bagian timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sebelah
utara, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara
dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah timur, ia berbatasan
dengan Bekasi. Kota ini, di bagian selatan, berbatasan
54
dengan Kota Depok. Dan di sebelah barat, ia berbatasan
dengan kota administrasi Jakarta Selatan.
Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur
merupakan kota yang paling luas di antara kota-kota lainnya
di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta
Timur juga memiliki jumlah penduduk yang paling banyak.
Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta
Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur
sampai dengan Bulan September tahun 2012 adalah 2.932.653
jiwa, yang terdiri dari 1.152.963 laki-laki dan 1.419.690
perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami
peningkatan dari 0,75 % pada tahun 2009-2010 menjadi 0,05 %
pada periode tahun 2010-2011.
Sementara untuk rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kota Administrasi Jakarta Timur cukup tinggi, yaitu sekitar
14.041 jiwa/km2 dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi
adalah Kecamatan Matraman mencapai 38.482 jiwa/km2 dan yang
terendah adalah Kecamatan Makasar sebesar 7.140 jiwa/km2.
Dari jumlah tersebut di atas, penduduk Kota
Administrasi Jakarta Timur terdiri dari multi etnis, hampir
semua ragam suku di Indonesia dengan membawa serta agama,
adat istiadat, seni budaya dan kebiasaan dikampung
halamannya. Dengan melihat kondisi tersebut maka dalam
pelaksanaan pembangunan perlu memperhatikan faktor-faktor
obyektif yang diuraikan di atas.
55
Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 10
kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga dan 7.513 rukun
tetangga dan dihuni tidak kurang dari 1.959.022 jiwa, dimana
1.044.857 jiwa laki-laki dan 914.175 jiwa perempuan atau
sebanding dengan 10% dari jumlah penduduk DKI Jakarta. Kota
ini memiliki wilayah seluas 187,75 km² (menurut Pemerintah
Kota Administrasi Jakarta Timur)[3], atau seluas 188,19 km²
(menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta)[4] dengan kepadatan mencapai 14.312 jiwa per
km², menjadikannya kota administrasi terluas di provinsi DKI
Jakarta. Kota ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 2,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar Rp
5.057.040,-
Kantor Walikota Jakarta Timur hingga akhir tahun 1990-
an berada di wilayah kecamatan Jatinegara. Baru pada sekitar
tahun 2000-an kantor Walikota dipindahkan ke wilayah
Penggilingan, di wilayah kecamatan Cakung. Alamat Kantor
Walikota Jl. Dr. Soemarno No. 1 Penggilingan, Cakung.
Selain itu di Jakarta Timur juga terdapat salah satu penjara
terbesar di Indonesia yaitu LP Cipinang yang berlokasi di
kecamatan Jatinegara, dan wilayah ini juga dilalui oleh
proyek Banjir Kanal Timur.
Kecamatan Cakung terdiri dari
56
(a) Kelurahan Jatinegara (660 ha)
(b) Kelurahan Penggilingan (448 ha)
(c) Kelurahan Pulo Gebang (686 ha)
(d) Kelurahan Ujung Menteng (443 ha)
(e) Kelurahan Cakung Timur (981 ha)
(f) Kelurahan Cakung Barat (619 ha)
(g) Kelurahan Rawa Terate (410 ha)
Di kawasan ini mengalir Kali Cakung, Sungai yang pernah
dijadikan garis batas dimarkas wilayah kekuasaan Republik
Indonesia dengan kekuasaan Sekutu.Republik Indonesia
menguasai bagian timur kali yang harus tetap
dipertahankan.Sementara Sekutu atas dasar undang-undang
perang menganggap daerah bagian barat kali sampai Jakarta
sebagai daerah kekuasaannya.Batas kedua wilayah itu
dihubungkan oleh sebuah jembatan.
Berikut ini nama-nama Sungai di Jakarta dan Kondisi Airnya :
Nama Sungai Peruntukan
Sungai
Kondisi
1 Sungai
Ciliwung
Air Baku Air
Minum
Sedang
57
2 Sungai Kali
Baru
Air Baku Air
Minum
Buruk
3 Sungai Krukut Air Baku Air
Minum
Sedang
4 Sungai Tarum
Barat
Air Baku Air
Minum
Sedang
5 Sungai Angke Perikanan Sedang6 Sungai
Pesanggrahan
Perikanan Sedang
7 Sungai
Mookevart
Perikanan Buruk
8 Sungai Grogol Perikanan Buruk9 Sungai Sepak Perikanan Buruk1
0
Sungai
Cipinang
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
1
Sungai Sunter Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
2
Sungai Angke Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
3
Sungai
Mookevart
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
4
Sungai
Cengkareng
Drain
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
5
Sungai Grogol Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1 Sungai Cideng Pertanian/Usaha Buruk
58
6 Perkotaan1
7
Sungai
Kalibaru
Timur
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
8
Sungai Cakung Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
1
9
Sungai Buaran Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
0
Sungai Jati
Keramat
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
1
Sungai Cakung
Drainase
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
2
Sungai Cakung Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
3
Sungai Kamal Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
4
Sungai
Petukangan
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
5
Sungai
Sekretaris
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
6
Sungai Sunter Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
7
Kali Blencong Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2
8
Sungai Kali
Bekasi Tengah
Pertanian/Usaha
Perkotaan
Buruk
2 Sungai Buaran Pertanian/Usaha Buruk
59
9 (Blk-PIK) PerkotaanSumber : www.Jakartatimur.go.id
Secara umum sungai dan situ di DKI Jakarta telah
mengalami perubahan pada kualitas airnya. IndeksKualitas Air
pada sungai mupun situ di DKI Jakarta menunjukkan nilai
buruk sampai sedang, padahal perairan tersebut digunakan
untuk berbagai keperluan manusia. Dampak buruk yang terjadi
pada perairan di sungai dan situ di DKI Jakarta dapat
berdampak balik negatif berupa timbulnya berbagai bibit
penyakit. Perlu adanya tindakan nyata dari seluruh lapisan
masyarakat untuk memperbaiki kualitas perairan yang ada
yaitu dimulai dari diri sendiri untuk secara bijak melihat
lingkungan sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari manusia dan mentaati peraturan yang ada.
4.2 Deskripsi data
Penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah diSungai Cakung ini, data yang peneliti
dapatkan lebih banyak berupa kata-kata yang peneliti
dapatkan dari informan yang diwawancarai dan merupakan
sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan
tertulis dan juga melalui alat perekam yang peneliti gunakan
selama proses wawancara berlangsung.
60
Dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan
pengamatan/observasi adalah berupa catatan lapangan
peneliti, perekam suara, dan foto kondisi objek
penelitian.Alasan peneliti menggunakan data berupa perekam
suara dan foto adalah karena perekam suara dan foto dapat
menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering
digunakan untuk menelaah dan menganalisis objek yang sedang
peneliti teliti melalui segi-segi subjektif.
Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, maka dalam proses pengumpulan datanya peneliti
juga melakukan aktivitas menganalisis data secara bersamaan.
Seperti yang telah dipaparkan pada bab 3, bahwa dalam
prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunaan
model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles &
Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan 4
kegiatan penting, diantaranya pengumpulan data (data
collection), reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display) dan verifikasi/penarikan kesimpulan
(verification/drawing conclusion). Selanjutnya untuk menjaga
validitas/keabsahan data yang didapatkan selama penelitian
berlangsung, peneliti juga melakukan aktivitas
triangulasi.Dimana triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber.
2.1 Deskripsi Informan Penelitian
61
Seperti yang sudah dikemukakan di Bab 3, bahwa dalam
penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
Sampah yang peneliti lakukan di sungai drainase cakung ini,
dalam pemilihan informan penelitiannya, peneliti menggunakan
teknik purposive. Adapun informan-informan yang peneliti
tentukan merupakan orang-orang yang menurut peneliti
memiliki dan mengetahui benar informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, karena mereka (informan) dalam
kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang
sedang peneliti teliti.Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah Masyarakat yang bertempat tinggal di
sekitar bantaran sungai cakung yaitu dalam RT 01 kelurahan
cakung timur.Maka dari itu, peneliti mengambil 6 informan
yang dianggap relevan dengan penelitian yang diambil. Adapun
daftar informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Okto N.Anto sebagai Masyarakat (Pemuda)
2. Serfika Rahmawati sebagai Masyarakat
(Mahasiswa)
3.Yayan Sofiyan AR sebagai Ketua RT 001
4.Abd.Kholiq sebagai Masyarakat
5.Solaikha sebagai Masyarakat
6.Akhi rudin sebagai Pengelola Pintu
air sungai Cakung
62
2.2. Penyajian Data
Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan bagaimana
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di sungai
drainase cakung jika di lihat dari berbagai faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yaitu faktor
internal dan eksternal. Kemudian penyebab sungai drainase
cakung serta dampak yang dialami oleh masyarakat sekitar
sungai.Perlu di ketahui bahwa kegiatan ini dapat mengukur
dampak yang disebabkan oleh perilaku masyarakat yang
membuang sampah di sungai yang berakibat pencemaran sungai,
kanal, drainase, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam menanggulangi masalah tersebut.
2.2.1 Penyebab Sungai Drainase Cakung Tercemar
1. Limbah Pemukiman
Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sangat
tinggi.Sedangkan fasilitas yang dibutuhkan tidak memadai.Hal
ini menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk, terutama
dikota besar dimana fasilitas penunjang sangat banyak hal
ini mempengaruhi pemahaman masyarakat Indonesia bahwa
kesuksekan dan pekerjaan mudah didapat dikota besar,
terjadinya Urbanisasi besar-besaran. Namun pada akhirnya,
63
kaum urban hanya menambah banyaknya pengangguran di kota
besar seperti Jakarta. Padatnya kota Jakarta membuat para
pendatang dari desa menyingkir dari hingar binger kemewahan
kota Jakarta dan menempatkan mereka untuk bermukim
dipinggiran sungai.
Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak pula
sampah yang ditimbulkan dan semakin banyak pemukiman kumuh
terutama masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran
sungai.Selama ini kemajuan teknologi membuat munculnya
berbagai produk yang meringankan pekerjaan rumah
tangga.Contohnya deterjen, sabun cuci piring, cairan
pembersih lantai dan sebagainya.
Limbah rumah tangga tersebut menggunakan zat kimia
berbahaya apabila dibuang ke saluran sungai jelas dapat
merusak ekosistem dan pencemaran sungai.
Dari pernyataan diatas yang mengakibatkan sungai drainase
cakung tercemar dari semua informan hampir sama menjawab
seperti yang diungkapkan oleh Informan Bpk.Yayan Sofiyan AR
beliau menjelaskan :
‘’sampah-sampah yang terdapat disungai drainase cakung
ini kebanyakan sampah rumah tangga, limbah pabrik dan
sebagainya’’
“Banyaknya tumpukan sampah kertas dan plastik kerap
terjadi di saat hujan deras hingga memenuhi permukaan Sungai
64
Drainase Cakung yang mengalir di sepanjang Kelurahan Cakung
banyak dijumpai tumpukan sampah,” kata Abd Kholiq, Minggu
(27/10).
Kemudian ketika peneliti melakukan wawancara mengenai apa
yang menyebkan sungai drainase cakung tercemar oleh Ibu
sholaikha diungkapkan ‘’sungai cakung ini tercemar oleh
sampah hasil rumah tangga, sampah plastik, sayuran’’
2. Limbah Pabrik
Masalah utama pencemaran air adalah disebabkan oleh
limbah pabrik.Limbah pabrik ini banyak mengandung unsur
kimia berbahaya yang membunuh makhluk hidup di sungai
drainase cakung.Kecamatan Cakung merupakan kawasan khusus
industri, karena kegiatan di sektor industri sangat
dominan.Di kecamatan ini terdapat pabrik-pabrik besar
(berat) maupun kecil (ringan dan industri rumah tangga) yang
menghasilkan berbagai macam produk.Kegiatan industri
terbesar terdapat di kawasan industri Pulogadung (PT. JIEP)
dan kegitan indutri lainya.Sehingga menyebabkan limbah
limbah pabrik tersebut mencemari sungai. Hal ini diungkapkan
oleh masyarakat yang menjadi informan yaitu Okto N.anto
(25tahun) mengungkapkan
65
‘’sampah-sampah yang terdapat disungai drainase cakung
ini salah satunya dapat berasal dari limbah apalagi wilayah
cakung ini merupakan wilayah industri’’
Kemudian penuturan lain diungkapkan oleh Bpk.Akhi rudin
Pengelola Pintu air sungai drainase cakung
‘’Sungai cakung ini tercemar oleh banyaknya sampah-sampah
masyarakat yang membuang disini, terlebih lagi dengan adanya
industri rumahan atau usaha seperti pembuatan tempe,usaha
laundry yang membuang limbahnya disungai. Hal ini
menyebabkan warna air sungai biru kehitaman dan terkadang
air sungai berbusa.’’
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat sungai drainase cakung
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui
bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
sungai drainase cakung ini , maka peneliti mengumpulkan data
dengan observasi, wawancara kepada informan, dokumentasi.
Yang menjadi konsep dari partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah di sungai drainase cakung ini adalah
melihat dari berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat sekitar bantaran sungai. Dari faktor
internal yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jenis
66
pendidikan, lama tinggal sedangkan dari faktor eksternal
yaitu peran tokoh masyarakat, fasilitas, uang retribusi
pengangkutan sampah, program pemerintah.
Adapun hasil penelitian tentang partipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah di sungai drainase cakung akan
diuraikan sebagai berikut :
1.Faktor internal yang mempengaruhi tingkat partisipasi
a. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang
ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan
keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang
lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi
daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya. Dapat kita
lihat dari pernyataan oleh informan yang di ambil contoh
dari pemuda (i1) di RT 01 cakung menyatakan sebagai
berikut :
‘’Kegiatan bersih-bersih sungai yang di lakukan sebulan
sekali biasanya di laksanakan oleh para orang-orang
tertentu, dalam artian orang yang kerja (usia produktif)
biasanya tidak bisa.’’
67
Dan pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh ketua RT
setempat yang bertempat tinggal tidak jauh dari bantaran
sungai drainase cakung. Informan tersebut (i3) menyatakan
bahwa :
‘’ Di RT sini (RT 001/03) biasa di lakukan kerja bakti
bersihin sungai, biasanya ketika hujan dan debit air naik’’.
Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat
hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat,
dalam arti semakin tinggi usia, semakin tinggi pula tingkat
partisipasinya. Hal ini dapat dilihat dengan pendapat Silaen
(1998) dalam Wicaksono (2010) yang menyatakan bahwa semakin
tua umur seseorang maka partisipasinya juga rendah.
Masyarakat sekitar sungai drainase cakung yang berusia
>50 tahun lebih memiliki rasa tanggung jawab dan rasa
kepemilikan terhadap kondisi sungai tersebut, sehingga
mereka lebih bertanggung jawab kebersihan lingkungan
terutama sungai. Masyarakat yang berusia di bawah 50 tahun
atau pun yang masih muda kurang berpartisipasi dalam
kegiatan kerja bakti membersihkan sungai tersebut karena
mereka kurang merasa memiliki rasa tanggung jawab terhadap
keberadaan tersebut. Masyarakat yang masih muda cenderung
pergi untuk mencari pekerjaan di daerah lain, sehingga
mereka cenderung sibuk.
68
Hal ini mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap
kebersihan dan tanggung jawab Dengan kata lain, kurangnya
rasa tanggung jawab masyarakat terhadap sungai tersebut
mengakibatkan partisipasi masyarakat tersebut juga kurang.
Aspek sikap diteliti dengan menggunakan beberapa
pertanyaan yang mengarah pada sikap mereka terhadap sesuatu
hal.Dalam penelitian ini, sikap ditanyakan melalui pendapat
mereka mengenai membuang sampah pada tempatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan menyatakan
bahwa membuang sampah di selokan dan di sungai adalah
tindakan yang salah dan mereka menyatakan bahwa membuang
sampah di sembarang tempat adalah sikap yang salah.
Seperti yang di ungkapkan oleh beberapa informan yaitu oleh
(Bpk Abd.kholiq 54tahun)
‘’Pendapat saya mengenai kebiasaan masyarakat sini membuang
sampah di sungai apapun alasannya memang tidak bisa
dibenarkan, mengingat yang namanya sampah atau limbah akan
menyebabkan penyumbatan sungai’’
Dan dibenarkan oleh pendapat Informan lain seperti (Ibu
Sholaikha 43 tahun) yaitu ‘’ oraang-orang yang seperti itu
(dalam hal ini membuang sampah rumah tangga di sungai) tidak
punya kesadaran diri tentang kebersihan sungai’’.
69
Ini membuktikan bahwa pengetahuan mengenai kebersihan
dan kesehatan lingkungan telah mempengaruhi sikap mereka
dalam membuang sampah di sembarang tempat.
b. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai
bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan
adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat
peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah
tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan
tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan
pendidikan perempuan harusnya semakin baik.
Tetapi fakta dilapangan ketika peneliti melakukan
observasi dengan pengamatan kegiatan sehari-hari ibu rumah
tangga yang bertempat tinggal sekitar bantaran sungai,
mereka membuang limbah rumah tangga seperti dalam contoh
mengalirkan limbah cucian dan membuang sampah di sungai
ketika pagi hari.Ketika kegiatan bersih-bersih yang di
himbau oleh ketua RT setempat, tingkat partisipasi perempuan
disini rendah karena yang biasa membersihkan sungai pemuda
dan bapak-bapak.
70
c. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk
berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap
hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang
diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan
anak tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui,akan
menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
Karena yang tinggal di bantaran sungai drainase cakung
rata-rata berpendidikan rendah mereka tidak memiliki
pelajaran mengenai lingkungan dan alam maka bertambah lah
kerusakan dan pencemaran sungai drainase cakung.
Ini dilihat dari jawaban informan mengenai aturan yang
melarang tentang pembuangan sampah di sungai, menurut pak
Yayan (i3) dia mengungkapkan secara detail bagaimana aturan
itu ada yaitu sebagai berikut :
‘’ yang saya tahu mengenai aturan yang di berlakukan oleh
pemerintah yaitu aturan tentang dilarang membuang sampah
yaitu akan di kenakan denda sebesar 500ribu untuk perorangan
71
dan industri yang membuang limbah 50juta. Sebagian
masyarakat disini sudah mengetahui aturan tersebut tetapi
tetap di abaikan’’
Maka dari itu dari hasil wawancara menyatakan sebagian
masyarakat, membuktikan bahwa jika dilihat dari faktor
tingkat pendidikan akan tahu mengenai aturan pemerintah
tentang pengelolaan sampah di sungai.
d. Pekerjaaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang
akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan
mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang
untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat.Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam
suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan
perekonomian.
Dalam hal ini masyarakat sekitar bantaran sungai di
cakung mayoritas penduduk pendatang yang mendirikan rumah di
tepi sungai, sehingga melakukan segala aktifitas rumah
tangga disekitar bantaran sungai tempat mereka
tinggal.Sehingga tidak menutup kemungkinan untuk membuang
sampah di sungai.Apalagi dilihat dari kondisi pekerjaan yang
rata-rata pedagang di bantaran sungai ini yang menyebabkan
pengaruh bahwa mereka membuang sampahnya disungai.Mereka
72
beranggapan membuang sampah di TPSS letaknya jauh dan harus
membayar uang retribusi sampah sebesar 50ribu
perbulan.Sedangkan kondisi perekonomian dan hasil pendapatan
mereka hanya berkecukupan, maka dari itu mereka malas untuk
membayar iuran tersebut dan membuang sampahnya disungai
cakung tersebut.
e. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia
tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki
terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam
partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan
tersebut.
Hal ini dilihat dari faktor partisipasi masyarakat
bantaran sungai drainase cakung, masyarakat yang baru
menempati wilayah tersebut jarang yang ikut berpartisipasi
dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh ketua RT
setempat yaitu setiap sebulan sekali.Yang ikut berperan
serta dalam membersihkan sungai hanya orang-orang tertentu
saja yang peduli terhadap kebersihan sungai.
73
1. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah
1. Tokoh masyarakat
Peran tokoh masyarakat sebagai disuatu daerah atau
wilayah memiliki beberapa peran yang dapat dilaksanakan.
Tokoh masyarakat dapat berupa ketua RT RW Pemuka agama
Pedagang dan lain-lain, dalam penelitian ini karena ruang
lingkup partisipasi masyarakat dalam bantaran sungai cakung
yang notabene terletak di lokus RT 01 kelurahan Cakung timur
maka peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada ketua
RT O1. Dalam hal ini melakukan pengamatan bagaimana
partisipasi masyarakat dalam membersihkan sungai yang sudah
tercemar sampah.Maka peran dari tokoh masyarakat dalam hal
ini ketua Rukun Tetangga (RT) yang mampu mengajak
masayarakatnya untuk melakukan kegiatan kerja bakti pada
hari-hari tertentu.
Di sungai drainase cakung ini partisipasi masyarakat
memang ada dalam pengelolaan sampah dengan baik yaitu dalam
bentuk kerjasama membersihkan sungai yang sudah tercemar
sampah.Disini tokoh masyarakat biasanya sebagai koordinator
lapangan.Menurut sumber-sumber informasi yang didapat ketika
dilakukan pembersihan kemudian sampah diangkut ke TPSS di
daerah ujung menteng yaitu kelurahan cakung.
74
Di sungai ini sudah pernah ada sosialisasi dari pihak
kelurahan bahwa kebersihan lingkungan memang tanggung jawab
semua pihak terutama yaitu dari partisipasi masyarakat.
Ketika dilakukan wawancara mengenai hal ini masyarakat dalam
hal ini informan mengungkap bahwa ‘’setiap dua minggu sekali
kadang dilakukan pembersihan sungai yang dibawahi oleh ketua
RT setempat dan bersama-sama dengan Pengelola Pintu Air
Sungai Drainase Cakung’’ (Informan 3 pada wawancara 9
November 2013)
Peran tokoh masyarakat dalam hal ini diakui sangat
berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, karena yang
diharapkan masyarakat akan sedikit merubah kebiasaan
membuang sampah di sungai.
2. Fasilitas
Penanganan sampah menjadi salah satu fokus Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. saat ini masih ada permasalahan dalam
menangani sampah, yakni minimnya tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) Idealnya di satu RW itu ada 3 TPS dengan
ukuran sesuai standar nasional yakni berukuran 300-500
meter.
Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) sangat minim
hanya ada 2 itu pundengan kecil kondisi yang tidak terawat
sebenar di Kelurahan Cakung timur ini ada 4 TPSS namun 275
sudah ditutup Menurut warga TPSS ini ditutup karena banyak
warga yang tidak membayar retribusi sampah.Sehingga
masyarakat yang tinggal sekitar bantaran cakung membuang
sampah ke sungai. Dari wawancara yang dilakukan, menurut
salah satu informan (i2) ‘’Menurut saya orang yang membuang
sampah disini kemungkinan bingung karena tidak mempunyai
tempat sampah yang memadai’’.
3. Program pemerintah
Mengelola kota Jakarta yang padat penduduk adalah bukan
hal yang mudah. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan
keinginan dari semua masyarakat Jakarta.Hal tersebut harus
diwujudkan dengan peran serta semua kalangan yang terlibat
didalamnya, baik masyarakat maupun pemerintah.Akan tetapi
pemerintah sepatutnya menjadi aktor utama penggerak dalam
upaya menciptakan sungai yang bersih dari pencemaran.Karena
Pemerintah memiliki kewenangan dalam menetapkan dan mengatur
sistem yang berada di wilayah Jakarta.
Faktor adanya budaya dalam melakukan pelanggaran hukum
menjadi salah satu penyebab mengapa peraturan pemerintah
banyak yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.Sikap
masyarakat yang telah apatis terhadap pemerintah menyebabkan
suatu peraturan menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
76
Masyarakat memiliki kewajiban untuk turut serta dalam
membantu terwujudnya pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan
dalam rencana tata ruang suatu kota. Keputusan-keputusan
tersebut telah diberlakukan oleh pemerintah sesuai dengan PP
N0.69 Tahun 1996. Pemerintah tidak dapat berdiri sendiri
dalam mengatasi permasalahan pencemaran air di bantaran
Sungai Cakung .
Aparat penegak hukum dalam tugasnya ikut serta dalam
melakukan pengawasan dan pemanfaatan yang telah dicanangkan
oleh pemerintah.Aparat penegak hukum bertugas untuk memberi
peringatan kepada pihak yang melakukan pelanggaran.Pemberian
sanksi hukum yang tepat perlu dilakukan agar pihak yang
melakukan pelanggaran menjadi jera.Dan bertugas pula dalam
menyelesaikan masalah jika terjadi adanya permasalahan yang
timbul di Daerah Aliran Sungai.Nah disini lah kelemahan dari
aparat penegak hukum dalam program pemerintah pembesihan
sungai dengan dibuatnya aturan dilarang membuang sampah di
sungai atau menampung sampah sementara dalam lingkungan
sungai.Maka ketika aparat lemah dalam memberikan sanksi,
masyarakat mengabaikan aturan tersebut, sehingga masyarakat
tetap membuang limbah sampah di sungai cakung padahal jelas-
jelas mengetahui tentang aturan tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh informan1 ‘’sebagaian
masyarakat disini mengetahui tentang aturan tersebut, tetapi
77
karena kesadaran yang rendah jadi masyarakat tetap membuang
sampah rumah tangga disitu’’
Perlu adanya suatu mekanisme hukum dimaksudkan agar
terselenggaranya suatu tata nilai, budaya, pola kehidupan
dan kedisiplinan pada masyarakat sehingga terciptanya tata
dan kondisi lingkungan yang baik.Sehingga perlu kerjasama
yang solid di dalamnya.Pada setiap peraturan sebaiknya
adanya suatu penerapan pada sistem hukum pidana di dalamnya,
termasuk pada penanganan di masalah lingkungan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan,
sesuai yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan yang berkenaan
dengan“Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan sampah di Sungai
Drainase Cakung’’
78
Berbagai alasan bahwa kebijakan yang telah di buat sudah
menginterpretasi individu tentang adanya kesadaran , tetapi fakta
yang ada kesadaran itu tidak di dapatkan oleh individu-individu
maupun masyarakatnya dalam menjalankan kebersihan. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa kesadaran lah hal yang terpenting dalam
perubahan karena tanpa kesadaran semuanya itu hanya omong kosong
belaka . Hanya untuk membuat diri bersih dari prasangka bahwa
individu di kota kita ini telah berkembang dan berfikir maju.
Sedangkan, kesadaran yang ada bisa membuat lingkungan kita
terbebas dari kotoran seperti sampah , limbah , dan lain-lain
yang sering membuat kekacauan pada pencemaran yang berbentuk pada
kerugian . Kesadaran begitu penting untuk ditumbuhkan tetapi
bukan dengan paksaan , pengubahan perilaku individu maupun
masyarkat bisa menjadi jalan masuknya sebuah perubahan yang lebih
baik dari sebelumnya. Dari dalam diri tidak dapat dielakkan masih
banyaknya yang berfikir bahwa kesadaran hanya sebercik tinta
yang akhirnya mengotori dan mudah terbenam dengan perasaan yang
begitu saja larut di masa sekarang. Dan tidak bisa disalahkan
bahwa belum adanya kesadaran di lingkungan walau hanya hal mudah
saja seperti membuang sampah pada tempatnya .
Sedangkan faktor penghambat kurangnya masyarakat dalam
menjagakebersihan lingkungan adalah:
a. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
b. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam menjaga
hidup bersih
79
c. Kesadaran yangkurang dari anggota masyarakat dan
d. Kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah tidak pada
tempatnya masih bertahan
5.2SARAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang yang dilakukan
dilapangan, sesuai denganyang dijabarkarkan pada bab-bab
terdahulu, maka penulis memberi saran yang berkenaandengan
“Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Sungai
Drainase Cakung’’.
1. Diharapkan kepada masyarakat dengan pengetahuan yang baik
tentang sampahhendaklah diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Diharapkan kepada masyarakat supaya melaksanakan konsep
3R(mengurangi,memanfaatkan dan mendaur ulang sampah) dalm
pengelolaan sampah rumah tangga.
3. Diharapkan kepada masyarakat kegiatan gotong royong yang rutin
dilakukanhendaknya dipertahankan
4. Diharapkan kepada Pemerintah supaya diperbanyak TPSS dan
spanduk-spanduk larangan dan himbauan agar masyarakat tidak
membuang sampah pada sembarangantempat. Dinas Kesehatan agar
membuat program tentang kesehatan lingkungandalam mengelola
sampah rumah tangga. Puskesmas melaui petugas kesehatan
lebihmemperhatikan lagi dalam memotivasi keluarga untuk
80
membersihkan lingkungandan sosialisasi untuk tidak membuang
sampah sembarangan.
Kesadaran akan pentingnya memelihara kelestarian sungai sangat
penting. Melakukan segala pencegahan dan penanggulangan tidak
akan berjalan apabila tidak adanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya sungai. Untuk itu marilah kita jaga dan lestarikan
sungai kita dari hal terkecil seperti tidak membuang sampah ke
sungai.Dengan begitu kita ikut membantu pemerintah untuk
menanggulangi sungai-sungai kita yang tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono,2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
http://alamendah.wordpress.com/2010/09/27/penyebab-dan-dampak-
pencemaran-air-oleh-limbah-pemukiman/( di akses pada 10/12/13 18:
51 )
81
Riduan,Akhmad.2010.Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di
Bantaran Sungai Kali Nagara Kabupaten Hulu Sungai Utara.skripsi STIA
Amuntai. Kalimantan
Mutraqqin, A.Y.2006.Kinerja Sistem Drainase Yang Berkelanjutan Berbasis
Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus di Perumahan Josroyo Indah Jaten Kabupaten
Karanganyar) (skripsi).Semarang : Universitas Diponegoro.
Tempo.com.Senin,21-10-2013. 04.42wib. DKI kekurangan Tempat
Pembuangan Sampah Sementara. Jakarta.(di akses 10-12-2013 pukul
18.02wib)
82