Kualitatif fix!!! revisi2

83
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang di hadapi oleh masyarakat modern adalah sampah sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga volume sampah dirasakan semakin hari semakin banyak.Di balik itu persoalan sampah sukar dicarikan solusi efektifnya sebab erat kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang memadai oleh pemerintah selaku alat negara disamping faktor utama seperti kebiasaan dan partisipasi masyarakat sendiri sebagai produsen utama sampah. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010 jumlah penduduk kota Jakarta Timur adalah 2.687.027 jiwa. Terdiri atas 1.368.857 laki-laki dan 1.318.170 perempuan. Sementara jumlah rumah tangga di kota adminsitrasi Jakarta Timur tercatat sebanyak 621.876 KK dengan tingkat pertumbuhan 0,37%tahun. Dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 tersebut bahwa penyebaran penduduk di Jakarta Timur tersebar di kecamatan cakung yakni sebesar 18,73%. Kecamatan cakung dan kecamatan duren sawit dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Tingkat pertumbuhan yang tinggi di kecamatan cakung mengakibatkan bertambahnya volume sampah, disamping itu pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam antara lain sampah kemasan yang 1

Transcript of Kualitatif fix!!! revisi2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang di hadapi oleh masyarakat modern

adalah sampah sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan

perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga volume sampah

dirasakan semakin hari semakin banyak.Di balik itu persoalan

sampah sukar dicarikan solusi efektifnya sebab erat kaitannya

dengan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang memadai

oleh pemerintah selaku alat negara disamping faktor utama seperti

kebiasaan dan partisipasi masyarakat sendiri sebagai produsen

utama sampah.

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010

jumlah penduduk kota Jakarta Timur adalah 2.687.027 jiwa. Terdiri

atas 1.368.857 laki-laki dan 1.318.170 perempuan. Sementara

jumlah rumah tangga di kota adminsitrasi Jakarta Timur tercatat

sebanyak 621.876 KK dengan tingkat pertumbuhan 0,37%tahun. Dari

hasil Sensus Penduduk tahun 2010 tersebut bahwa penyebaran

penduduk di Jakarta Timur tersebar di kecamatan cakung yakni

sebesar 18,73%. Kecamatan cakung dan kecamatan duren sawit dengan

urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak.

Tingkat pertumbuhan yang tinggi di kecamatan cakung

mengakibatkan bertambahnya volume sampah, disamping itu pola

konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis

sampah yang semakin beragam antara lain sampah kemasan yang

1

berbahaya atau sulit di urai oleh proses lain. Dan terlebih lagi

kawasan cakung yang terdapat pabrik di dekat sungai Drainase

Cakung ikut serta membuang limbah ke sungai tersebut.

Pada dasarnya sampah merupakan konsep buatan manusia dalam

proses-proses alam tidak ada sampah yang ada hanya produk-produk

yang tidak bergerak.Sampah adalah kenyataan, sisa sisa milik

manusia yang dibuang dan sudah tidak dibutuhkan lagi serta

dianggap tidak berguna.Dari sejauh pengamatan kita mengenai

jenis-jenis sampah diantaranya ada yang ditinjau dari sifatnya

seperti sampah organik (biasa disebut sampah basah/bisa di urai)

dan sampah anorganik (biasa disebut sampah kering/sulit di

urai).Sampah organik ini berasal dari makhluk hidup seperti daun-

daunan, sampah dapur dan lain-lain.Sampah jenis ini dapat

membusuk atau hancur secara alami.Sebaliknya dengan sampah kering

seperti kertas, plastik, kaleng dan lain-lain.Sampah jenis ini

tidak membusuk secara alami.

Jika kita berbicara mengenai sampah kita juga berbicara

mengenai manusia itu sendiri. Manusia menghasilkan sampah dengan

jumlah yang di konsumsi sampah total 6ton perhari. Seiring

berjalannya waktu tanpa disadari sampah terus menjulang tunggi

hingga sulit untuk mengatasinya.Kita tahu bahwa setiap manusia

tidak terlepas dari sifat pemalas, tidak peduli dan tidak

bertanggung jawab sehingga ingin mencari sesuatu yang praktis

yaitu melalui jalan pintas.

2

Salah satu perilakunya adalah membuang sampah di sungai yang

seharusnya menjadi saluran pembuangan air hujan, pengairan,

irigasi sawah dan bahkan potensial untuk dijadikan jalur

penghijauan.Sungai telah tertutup dengan sampah-sampah mengapung

warna air sungai menjadi keruh dan aliran sungai pun menjadi

terhambat.Seiring berjalannya waktu hingga sudah menjadi

kebiasaan masyarakat sekitar bantaran sungai membuang sampah di

sungai tanpa rasa bersalah sehingga menjadi banjir tahunan.Banjir

inilah yang di akibatkan dari tumpahan air sungai yang berusaha

mencari celah-celah tempat yang rendah. Masyarakat selalu

mengeluh dengan banjir padahal itu disebabkan oleh kebiasaan

mereka membuang sampah di sungai, membuang limbah hasil produksi

rumahan tempe dengan tidak memperdulikan matinya ekosistem yang

ada di sungai.

Hal ini sudah jelas di atur oleh peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No.63/1993 tentang garis sempadan sungai dan juga pasal 12

yang memuat pelarangan pendirian bangunan permanen atau hunian

atau tempat usaha yang sekaligus mempersempit ruang infiltrasi di

Jakarta. Tetapi faktanya karena rendahnya partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan sampah di bantaran sungai maka masih terlihat

sampah yang berhamburan karena tidak di buang pada tempatnya,

tumpukan sampah baik di bak sampah ataupun di tempat pembuangan

sementara (TPS) akibat pembuangan sampah di sungai drainase

cakung hal ini diperparah dengan pola pemukiman penduduk umumnya

mengikuti alur sungai.

3

Gam

bar : Fasilitas TPSS (Tempat

Pembuangan Sampah Sementara

yang tidak terurus)

4

Gambar : Tempat Home

Industri Pembuatan tempe

Gambar : tumpukan sampah di sungai cakung

5

2. Identifikasi Masalah

1. Banyaknya sampah di bantaran sungai drainase cakung

2. industri rumahan berupa pembuatan tempe limbah hasil

produksi di buang ke sungai sehingga air sungai berbusa

keruh

3. Usaha laundry membuang limbah cuci pakaian di sungai

sehingga menyebabkan air berwarna biru kehitaman

4. Masyarakat membuang sampah di sungai sehingga sungai

tersumbat alirannya

5. Air sungai berwarna kehitaman

6. Bau sampah di sekitar bantaran sungai drainase cakung

3. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang diatas maka rumusan masalahnya

adalah

Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di

lingkungan sungai drainase cakung jika di lihat dari faktor-

faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut.

4. Tujuan Penelitian

Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi

masyarakat dalam lingkungan sungai cakung Jakarta Timur.

6

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat

memberikan kemanfaatan sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah

ilmu pengetahuan dan pengalaman penelitian dalam pengembangan

Ilmu Administrasi Negara khususnya Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah di Sungai.

b. Secara Praktisi

Secara praktisi penelitian ini diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam memahami

faktor apa yang menyebabkan masayarakat tidak dapat mengelola

sampahnya dengan baik sehingga muncul pencemaran sungai.Manfaat

7

penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi atau

referensi tambahan bagi pembaca pada penelitian selanjutnya.

BAB 2

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskrispi Teori

2.1.2 Pengertian Partisipasi

Menurut Ach.Wazir Ws (1999: 29) partisipasi bisa diartikan

sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi

sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang

bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam

8

kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam

hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah

dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan

keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,

pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat

dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam)

pengertian, yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat

kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak

masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan

untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat

dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung

arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil

inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal

itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat

setempat dengan para staf yang melakukan persiapan,

9

pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh

informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan

diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di

atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah

keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang

(masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela

dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi.

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-

155) sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan

suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan,

dan sikap masyarakat setempat,  yang tanpa kehadirannya program

pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa

masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan

jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,

karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut

dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga,

bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan

dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.

Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah

meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat

baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program

pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan10

keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang

lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut,

sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan

Partisipatif yang disusun oleh Department for International Development

(DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:

1.) Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok

yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses

proyek pembangunan.

2.) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya

setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta

mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam

setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang

dan struktur masing-masing pihak.

3.) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan

komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga

menimbulkan dialog.

4.) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai

pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi

kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

5.) Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak

mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena

adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya

11

dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah

selanjutnya.

6.) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak

lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap

pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses

kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling

memberdayakan satu sama lain.

7.) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang

terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai

kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan

sumber daya manusia.

2.2 Bentuk dan Tipe Partisipasi

Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan

masyarakat dalam suatu program pembangunan, yaitu partisipasi

uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi

keterampilan, partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,

partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan partisipasi

representatif.

Dengan berbagai bentuk partisipasi yang telah disebutkan

diatas, maka bentuk partisipasi dapat dikelompokkan menjadi 2

jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata

(memiliki wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam

12

bentuk tidak nyata (abstrak).Bentuk partisipasi yang nyata

misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan sedangkan

bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah

pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan

partisipasi representatif.

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk

memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat

yang memerlukan bantuan Partisipasi harta benda adalah

partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa

alat-alat kerja  atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah

partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan

usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan

melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat

lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat

melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan

sosialnya.

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa

sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk

menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program

dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan

pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang

diikutinya.Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai

tanda paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan

lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda kedekatan

13

dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada

partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat

terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil

keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama. Sedangkan

partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan

kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi

atau panitia. Penjelasan mengenai bentuk-bentuk partisipasi dan

beberapa ahli yang mengungkapkannya dapat dilihat dalam Tabel

1.1.

Tabel 1.1. Pemikiran Tentang Bentuk Partisipasi

Nama Pakar Pemikiran Tentang Bentuk Partisipasi

(Hamijoyo, 2007:

21; Chapin, 2002:

43 & Holil, 1980:

81)

Partisipasi uang adalah bentuk

partisipasi untuk memperlancar

usaha-usaha bagi pencapaian

kebutuhan masyarakat yang memerlukan

bantuan.

(Hamijoyo, 2007: Partisipasi harta benda adalah

14

21; Holil, 1980: 81

& Pasaribu dan

Simanjutak, 2005:

11)

partisipasi dalam bentuk menyumbang

harta benda, biasanya berupa alat-

alat kerja  atau perkakas.

(Hamijoyo, 2007: 21

& Pasaribu dan

Simanjutak, 2005:

11)

Partisipasi tenaga adalah

partisipasi yang diberikan dalam

bentuk tenaga untuk pelaksanaan

usaha-usaha yang dapat menunjang

keberhasilan suatu program.

(Hamijoyo, 2007: 21

& Pasaribu dan

Simanjutak, 2005:

11)

Partisipasi keterampilan, yaitu

memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada

anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya. Dengan maksud agar

orang tersebut dapat melakukan

kegiatan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan sosialnya.

(Hamijoyo, 2007: 21

& Pasaribu dan

Simanjutak, 2005:

11)

Partisipasi buah pikiran adalah

partisipasi berupa sumbangan berupa

ide, pendapat atau buah pikiran

konstruktif, baik untuk menyusun

program maupun untuk memperlancar

pelaksanaan program dan juga untuk

mewujudkannya dengan memberikan

pengalaman dan pengetahuan guna

mengembangkan kegiatan yang

15

diikutinya.

(Hamijoyo, 2007: 21

& Pasaribu dan

Simanjutak, 2005:

11)

Partisipasi sosial, Partisipasi

jenis ini diberikan oleh partisipan

sebagai tanda paguyuban. Misalnya

arisan, menghadiri kematian, dan

lainnya dan dapat juga sumbangan

perhatian atau tanda kedekatan dalam

rangka memotivasi orang lain untuk

berpartisipasi.

(Chapin, 2002: 43 &

Holil, 1980: 81)

Partisipasi dalam proses pengambilan

keputusan. Masyarakat terlibat dalam

setiap diskusi/forum dalam rangka

untuk mengambil keputusan yang

terkait dengan kepentingan bersama.

(Chapin, 2002: 43 &

Holil, 1980: 81)

Partisipasi representatif.

Partisipasi yang dilakukan dengan

cara memberikan kepercayaan/mandat

kepada wakilnya yang duduk dalam

organisasi atau panitia.

Berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi yang telah dianalisis,

dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai tipe partisipasi yang

diberikan masyarakat.Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya

dapat kita sebut juga sebagai tingkatan partisipasi yang

dilakukan oleh masyarakat. Sekretariat Bina Desa (1999: 32-33)

mengidentifikasikan partisipasi masyarakat  menjadi 7 (tujuh)

tipe berdasarkan karakteristiknya, yaitu partisipasi

16

pasif/manipulatif, partisipasi dengan cara memberikan informasi,

partisipasi melalui konsultasi, partisipasi untuk insentif

materil, partisipasi fungsional, partisipasi interaktif, dan self

mobilization. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Tipe Partisipasi

No. Tipologi Karakteristik1. Partisipasi pasif/

manipulative

(a)    Masyarakat berpartisipasi

dengan cara diberitahu apa yang

sedang atau telah terjadi;(b)  

Pengumuman sepihak oleh manajemen

atau pelaksana proyek tanpa

memperhatikan tanggapan

masyarakat; (c)    Informasi yang

dipertukarkan terbatas pada

kalangan profesional di luar

kelompok sasaran.

2. Partisipasi dengan

cara memberikan

informasi

(a)    Masyarakat berpartisipasi

dengan cara menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian seperti

dalam kuesioner atau sejenisnya;

(b)   Masyarakat tidak punya

kesempatan untuk terlibat dan

mempengaruhi proses penyelesaian;

(c)    Akurasi hasil penelitian

tidak dibahas bersama masyarakat.

3. Partisipasi (a)    Masyarakat berpartisipasi

17

melalui konsultasi dengan cara berkonsultasi;(b)  

Orang luar mendengarkan dan

membangun pandangan-pandangannya

sendiri untuk kemudian

mendefinisikan permasalahan dan

pemecahannya, dengan memodifikasi

tanggapan-tanggapan masyarakat;

(c)    Tidak ada peluang bagi

pembuat keputusan bersama;

(d)   Para profesional tidak

berkewajiban mengajukan

pandangan-pandangan masyarakat

(sebagai masukan) untuk

ditindaklanjuti.

4. Partisipasi untuk insentif materil

(a)    Masyarakat berpartisipasi

dengan cara menyediakan sumber

daya seperti tenaga kerja, demi

mendapatkan makanan, upah, ganti

rugi, dan sebagainya;(b)  

Masyarakat tidak dilibatkan dalam

eksperimen atau proses

pembelajarannya; (c)   

Masyarakat tidak mempunyai andil

untuk melanjutkan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada saat

insentif yang disediakan/diterima

18

habis.

5. Partisipasi fungsional

(a)    Masyarakat berpartisipasi

dengan membentuk kelompok untuk

mencapai tujuan yang berhubungan

dengan proyek;(b)   Pembentukan

kelompok (biasanya) setelah ada

keputusan-keputusan utama yang

disepakati; (c)    Pada awalnya,

kelompok masyarakat ini

bergantung pada pihak luar

(fasilitator, dll) tetapi pada

saatnya mampu mandiri.

6. Partisipasi interaktif

(a)    Masyarakat berpartisipasi

dalam analisis bersama yang

mengarah pada perencanaan

kegiatan dan pembentukan lembaga

sosial baru atau penguatan

kelembagaan yang telah ada;(b)  

Partisipasi ini cenderung

melibatkan metode inter-disiplin

yang mencari keragaman perspektif

dalam proses belajar yang

terstruktur dan sistematik;

(c)    Kelompok-kelompok

masyarakat mempunyai peran

kontrol atas keputusan-keputusan

19

mereka, sehingga mereka mempunyai

andil dalam seluruh

penyelenggaraan kegiatan.

7. Self mobilization (a)    Masyarakat berpartisipasi

dengan mengambil inisiatif secara

bebas (tidak dipengaruhi/ditekan

pihak luar) untuk mengubah

sistem-sistem atau nilai-nilai

yang mereka miliki;(b)  

Masyarakat mengembangkan kontak

dengan lembaga-lembaga lain untuk

mendapatkan bantuan-bantuan

teknis dan sumberdaya yang

dibutuhkan; (c)    Masyarakat

memegang kendali atas pemanfaatan

sumberdaya yang ada.

Pada dasarnya, tidak ada jaminan bahwa suatu program akan

berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya

tergantung sampai pada tipe macam apa partisipasi masyarakat

dalam proses penerapannya. Artinya, sampai sejauh mana pemahaman

masyarakat terhadap suatu program sehingga ia turut

berpartisipasi.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

20

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut

dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang

sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja

faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan.

Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang

tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam

berpartisipasi, yaitu:

1. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari

kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada

nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih

banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok

usia lainnya.

2. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa

mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur”

yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang

terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama

21

nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya

gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

3.  Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk

berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup

seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan

bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4.  Pekerjaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan

seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan

diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi

kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.Pengertiannya

bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung

oleh suasana yang mapan perekonomian.

5.  Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan

berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal

dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan

cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam

setiap kegiatan lingkungan tersebut.

22

Sedangkan menurut Holil (1980: 9-10), unsur-unsur dasar

partisipasi sosial yang juga dapat mempengaruhi partisipasi

masyarakat adalah:

1. Kepercayaan diri masyarakat;

2. Solidaritas dan integritas sosial masyarakat;

3. Tanggungjawab sosial dan komitmen masyarakat;

4. Kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki

keadaan dan membangun atas kekuatan sendiri;

5. Prakarsa masyarakat atau prakarsa perseorangan yang diterima

dan diakui sebagai/menjadi milik masyarakat;

6. Kepentingan umum murni, setidak-tidaknya umum dalam

lingkungan masyarakat yang bersangkutan, dalam pengertian

bukan kepentingan umum yang semu karena penunggangan oleh

kepentingan perseorangan atau sebagian kecil dari

masyarakat;

7. Organisasi, keputusan rasional dan efisiensi usaha;

8. Musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan;

9. Kepekaan dan ketanggapan masyarakat terhadap masalah,

kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan umum

masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu

program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut

Holil (1980: 10) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi

masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:

23

Faktor Eksternal

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu

program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut

Holil (1980: 10) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi

masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:

1. Peran Tokoh Masyarakat

faktor kepemimpinan, dalam menggerakkan partisipasi sangat

diperlukan adanya pimpinan dan kualitas

2. Fasilitas

3. Program Pemerintah

faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan,

dan rencana-rencana baru akan mendapat dukungan bila

diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.

24

2.4 Kerangka Berpikir

Partisipasi masyarakat bantaran Sungai Drainase Cakung merupakan

salah satu penunjang keberhasilan dari pencegahan pencemaran di

sungai dan lingkungannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat partisipasi anggota masyarakat yang terbagi faktor

Internal dan Eksternal.

Faktor Internal yang mempengaruhi partisipasi sebagai faktor

yang berasal dari dalam individu untuk berpartisipasi yaitu

faktor umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, tingkat

pendapatan, jenis pekerjaan. Faktor eksternal adalah faktor yang

dari luar yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi terhadap

pelaksanaan kegiatan yaitu faktor peran tokoh masyarakat,

fasilitas, iuran pengangkutan sampah, program pemerintah.

25

Permasalahan

- Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah sehingga membuang sampah di sungai

PP No.38 tahun 2011tentang sungai

Faktor yangmempengaruhi

2.5 Asumsi Dasar

Berdasarkan permasalahan penelitian sebagaimana di uraikan di

atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Dengan kondisi sungai yang tercemar, kegiatan masyarakat yang

membuang sampah di sungai sudah menjadi budaya oleh masyarakat

sekitar sungai sehingga Partisipasi masyarakat secara penuh

berkontribusi terhadap keberhasilan kegiatan pengelolaan sampah

di sungai drainase cakung sebagai upaya pencegahan pencemaran

lingkungan serta pengoptimalisasi fungsi sungai.

26

Ketika masyarakat sekitarbantaran sungai drainase

cakung mempunyaikesadaran dalam

partisipasi pengelolaansampahnya maka kebersihan

lingkungan dan sungaiterjaga serta yang paling

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif bertujuan

untuk mendeskripsikan atau memaparkan bagaimana partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan sampah di bantaran sungai Drainase

Cakung Jakarta Timur.Dalam metode ini mampu memberikan

penggambaran yang jelas, menyeluruh, dan utuh terhadap situasi

sosial yang di teliti.

27

3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument utama adalah

peneliti sendiri. Dalam hal ini kedudukan peneliti sekaligus

sebagai pengumpul data peneliti dapat langsung

melihat,menganalisis, objek yang di telitinya. Peneliti juga

dapat langsung melakukan pengumpulan data menganalisisnya,

melakukan refleksi terus menerus dan secara gradual membangun

yang tuntas tentang suatu hal.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Wawancara mendalam

Selain melalui observasi partisipatif, peneliti dapat

mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, yaitu suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara

langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara

dengan yang diwawancarai.Bahkan keduanya dapat dilakukan

bersamaan, di mana wawancara dapat digunakan untuk menggali

lebih dalam lagi data yang didapat dari observasi.Seperti yang

dikemukakan Sugiyono (2006) yang mengatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi

partisipatif dengan wawancara mendalam.Selama melakukan

observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-

orang yang ada di dalamnya.

28

Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan, menurut

Sudarwan (2002) berdasarkan strukturnya, pada penelitian

kualitatif ada dua jenis wawancara yaitu; (1) wawancara

relatif tertutup, di mana pertanyaan difokuskan pada topik

khusus dan umum dan dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat

cukup rinci;(2) wawancara terbuka, di mana peneliti memberikan

kebebasan diri untuk berbicara secara luas dan mendalam.

Kedua jenis wawancara ini dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan.wawancara relatif tertutup digunakan jika peneliti

telah memperkirakan tentang informasi yang akan didapatkan.

Sedangkan wawancara terbuka digunakan dalam penelitian

pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal tentang

permasalahan yang ada.Wawancara terbuka juga digunakan untuk

mendapatkan informasi lebih dalam lagi.Pada awalnya yang

dibicarakan hanya masalah yang sepele yang tidak berkaitan

dengan masalah penelitian, namun perlahan tapi pasti, mulai

menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian

sampai tuntas.Menurut Moleong (2005) ada dua jenis pertanyaan

yaitu pertanyaan luaran dan pertanyaan pendalaman.Pertanyaan

luaran adalah pertanyaan yang bersifat umum dan tidak menggali

informasi secara mendalam, sedangkan pertanyaan pendalaman

digunakan untuk menggali informasi secara mendalam sampai ke

makna yang terkandung dalam kasus yang diteliti.

Dalam penelitian kualitatif Untuk mendapatkan data yang

penuh makna, sebaiknya digunakan wawancara terbuka atau

29

wawancara tak terstruktur yang dapat secara leluasa menggali

data selengkap mungkin dan sedalam mungkin sehingga pemahaman

peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman

para pelaku itu sendiri.

Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam

untuk lebih dekat dengan informan sehingga mendapatkan data

lebih mudah. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri

masalahnya dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

Dalam hal ini peneliti dapat bertanya kepada responden

tentang fakta-fakta dilapangan serta opini mereka tentang

peristiwa yang ada.Dengan wawancara mendalam harus memberikan

keluasan informan dalam memberikan penjelasan seacara aman

tidak merasa ditekan seingga menimbulkan kepercayaan dari

informan.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap

kegiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian di lapangan.

Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi

partisipasi pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses

terkait dengan studi ( Sutopo: 1996:137). Observasi langsung

ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal untuk

mengamati berbagai kegiatan masayarakat dan bentuk-bentuk

partisipasi mereka dalam program itu.

30

3. Dokumentasi

Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis / gambar

yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi.Dokumen

merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang

berbentuk dokumentasi.Sebagian besar data yang tersedia adalah

berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian,

biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainya yang

tersimpan.Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga

memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang

pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam

memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan

kesimpulan.

Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang

didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah

didokumentasikan. Metode ini relatif mudah dilaksanakan dan

apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya tetap.

Dengan membuat panduan / pedoman dokumentasi yang memuat garis-

garis besar data yang akan dicari akan mempermudah kerja di

lapangan dalam melacak data dari dokumen satu ke dokumen

berikutnya.

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari dokumen dan arsip tentang bagaimana partisipasi masyarakat

dalam mengelola sampahnya sehingga membuang di sungai.

Dokumentasi dapat berupa memo,karangan,rekaman,dan aturan dari

suatu lembaga terkait.

31

Pedoman Wawancara

Merupakan panduan penulis dalam melakukan pengumpulan data

melalui wawancara agar informan memberikan informasi yang jujur

kepada peneliti sebagai pihak terkait pencarian data yang valid

maka peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan .

No Dimensi Pertanyaan Informan1 2 3 4 5 6 7

1 Fungsi sungai drainase Cakung

Jakarta Timur2 Sejak kapan sungai tercemar3 Sampah yang terdapat di sungai4 Pendapat tentang orang yang

membuang sampah di sungai5 Dampak membuang sampah di

sungai6 Apakah masyarakat mengetahui

tentang aturan membuang sampah

di sungai7 Kegiatan dari RT setempat untuk

membersihkan sungai8 Apakah peran eksternal seperti

32

tokoh masyarakat, fasilitas ,

program pemerintah berpengaruh

terhadap partisipasi masyarakat

3.4 Informan Penelitian

Menurut sugiono (2009 :2011) penentuan sampel atau informan dalam

penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang

maksimum, karena orang tersebut dijadikan sampel atau informan

sebaiknya memenuhi kriteria berikut :

- Mereka memahami kondisi sekitar tempat dalam hal ini kondisi

sungai cakung

- Mereka mempunyai cukup waktu untuk di wawancarai

- Mereka terlibat langsung dalam kegiatan

Adapun informan dalam penelitian ini yaitu proses pergerakan data

yang diperoleh peneliti kepada data informannya adalah :

33

Kode Informan Nama Sebagai Status Informani1 Okto N.Anto Masyarakat

(Pemuda)

Key Informan

i2 Serfika

Rahmawati

Masyarakat

(Mahasiswa)

Key Informan

i3 Yayan Sofiyan

AR

Ketua RT 001 Secondary

Informani4 Abd.Kholiq Masyarakat Key informani5 Solaikha Masyarakat Key Informani6 Akhi rudin Pengelola Pintu

air sungai

Cakung

Secondary

Informan

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data model interaktif Miles and Huberman dalam model

analisis ini tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Objektifitasnya

dilakukan dalam bentuk interaktif denganproses pengumpulan data

sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus menerus

hingga membentuk sebuah siklus dalam proses ini aktivitas

peneliti bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan

data selama proses ini masih berlangsung selanjutnya peneliti

bergerak diantara tiga komponen tersebut.

34Pengumpulan data Penyajian data

4. Keabsahan data

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan proses

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap itu.

Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif,

peneliti sebagai instrumen penelitian, ditambah lagi teknik

pengumpulan data utama peneliian kualitatif adalah wawancara dan

observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan secara

terbuka dan apalagi tanpa kontrol. Untuk mengatasinya dilakukan

pemeriksaan terhadap keabsahan data.

Moleong (2005) menyatakan bahwa untuk menetapkan keabsahan

data diperlukan teknik pemeriksaan atas empat kriteria yaitu; (1)

Credibility / derajat kepercayaan(2) Transferability /

keteralihan (3) Dependability / kebergantungan dan (4)

Confirmability / kepastian.

35

Reduksi data

1. Credibility atau derajat kepercayaan

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

derajat kepercayaan yaitu; (a) memperpanjang waktu penelitian;

(b), observasi detail yang terus menerus; (c) triangulasi atau

pengecekan data dengan berbagai sumber sebagai pembanding

terhadap data tersebut; (d) mengekspos hasil sementara atau akhir

yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitis dengan rekan

sejawat; (e) kajian kasus negatif dengan mengumpulkan kasus yang

idak sesuai dengan pola yang ada sebagai pembanding; (f)

membandingkan dengan hasil penelitian lain dan; (g) pengecekan

data, penafsiran dan kesimpulan dengan sesama anggota penelitian.

2. Transferability atau keteralihan

Transferability atau keteralihan yaitu dapat tidaknya hasil

penelitian ini ditransfer atau dialihkan atau tepatnya diterapkan

pada situasi yang lain.

3. Dependability atau kebergantungan

36

Dependability atau kebergantungan yaitu apakah hasil

penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan

data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat

interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmability

Konfirmability atau kepastian yaitu dapat tidaknya hasil

penelitian dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai

dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan

lapangan.Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian

dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam

penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan

wawancara lebih dari satu subjek yang dianggap memilki sudut

pandang yang berbeda.

3.7 Jadwal Penelitian

No Kegia

tan

Bula

nSeptember Oktober November Desember

1 Pengajuan Judul

2 Bab 1 Pendahuluan

37

3 Bab II Deskripsi teori

4 Bab III Metode

Penelitian

5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan dan Analisis

Data

7 Bab IV Pembahasan

8 Bab V Penutup

38

CATATAN LAPANGAN 1

Nama Informan/Kode : Okto Nurdianto/ i1

Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013

Tempat wawancara : Dirumah

Catatan wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Menurut saya untuk pengairan, seperti kurang lebihnya

mengatur debit air dan untuk irigasi sawah

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Dari saya kecil, ya kira-kira 15 tahun yang lalu ketika

dulu masih bersih, tetapi sekarang memang sudah tercemar

limbah.

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- Ya sampah kebutuhan rumah tangga, limbah pabrik,

apalagi didaerah cakung ini banyak pabrik-pabrik besar dan

lainnya

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang membuang

sampah di sungai ini?

39

- Tergantung individual masing masing, bagaimana mereka

berpikir tentang kebersihan yak arena kurangnya rasa sadar

diri

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Dampaknya sewaktu hujan lebat pintu air tersumbat oleh

sampah akhirnya meluap ke jalan dan air sungai berbau limbah

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

- Sebenarnya aturan tentang hal itu masyarakat tahu,

namun untuk mayoritas masyarakat yang seperti kita ketahui

kurangnya kesadaran diri sendiri dan juga kurangnya

sosialisasi dari pemerintah

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada. Biasanya sebulan sekali, ketua RT menghimbau untuk

kerja bakti

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

- Ya berpengaruh jelas

40

CATATAN LAPANGAN 2

Nama Informan/Kode : Serfika Rahmawati / i2

Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013

Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi

Catatan wawancara

41

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Sebenarnya sepengetahuan saya untuk pengairan, irigasi,

supaya tidak banjir untuk wilayah sekitar timur sini

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Dari dulu pertama kali saya tinggal disini sekitar

tahun 1990

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- Kebanyakan sampah plastic, sampah rumah tangga,

sayuran.

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang

membuang sampah di sungai ini?

- Menurut saya orang yang membuang sampah disini

kemungkinan bingung karena tidak mempunyai tempat sampah

yang memadai

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Dampaknya sendiri masyarakat sudah tahu dan

mengalaminya, tetapi ada sebagian yang daerah tidak kena

banjir maka tetap membuang sampah di sungai

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

42

- Masyarakat sekitar mengetahui aturan tersebut tetapi

cenderung mengabaikan karena perilaku tersebut sudah menjadi

budaya masyarakat sekitar

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada kegiatan tersebut, kadang 2minggu sekali atau

sebulan sekali, seperti dari pemerintah melakukan pengerukan

atau pendalaman sungai tetapi itu jarang, seringnya hanya

dari RT setempat kerja bakti bersih-bersih sungai

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

- Berpengaruh. Contohnya RT yang menjadi penggerak

masyarakat supaya di adakan kerja bakti.Solusi dari saya,

mungkin pertama mengadakan penyuluhan terlebih dahulu

kemudian kedua yaitu pemerintah lebih banyak menyediakan

tempat sampah karena sebagian masyarakat hampir 70% membuang

sampahnya ke sungai cakung.

43

CATATAN LAPANGAN 3

Nama Informan/Kode Yayan Sopiyan AR/ i3

Hari/Tanggal : sabtu, 2 November 2013

Tempat wawancara : Jalan inpeksi kayu tinggi

Catatan wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Sebenarnya untuk pengairan, supaya daerah timur tidak

terkena banjir

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Sekitar tahun 1998 seingat saya ketika kejadian

reformasi

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- Sampah plastik, sampah rumah tangga

44

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang

membuang sampah di sungai ini?

- Ya menurut pandangan saya, ingin di tegur ketika

melihat seseorang yang saat itu membuang sampahnya disungai

namun kebanyakan sudah menjadi kebiasaan masyarakat, dan itu

yang sebenarnya tidak ketahuan siapa dalangnya dank arena

kurangnya kesadaran dari masyarakat

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Banjir, tetapi tidak begitu parah karena sungai ini

kadang dibersihkan oleh orang-orang tertentu saja

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

- Masyarakat tahu, dan setahu saya aturannya memberi

denda sebesar 500ribu untuk perorangan bukan perusahaan

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada, kegiatan tersebut dilaksanakan sebulan sekali,

bersih-bersih sungai atau terkadang hanya saat debit air

naik

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

45

- Ada dan berpengaruh

CATATAN LAPANGAN 4

Nama Informan/Kode : Abd Kholik /i4

Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013

Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur

Catatan wawancara

46

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Semenjak dahulu yang saya tahu untuk mengairi sawah dan

kegiatan perairan

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Kalau tidak salah sekitar tahun 2000

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- Sampah plastik, sampah rumah tangga, sampah limbah

terutama mereka yang punya industri rumahan atau usaha

sekitar bantaran sungai seperti pembuatan tempe, limbah air

bekas laundry

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang

membuang sampah di sungai ini?

- Pendapat saya, tetap saja membuang sampah apapun

alasannya tidak bisa dibenarkan, yang namanya limbah atau

sampah pasti lama-lama akan menyebabkan penyumbatan sungai

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Akibatnya jadi banjir, tapi hanya di bantaran ujung

saja yang terkena dampak karena posisi rumah lebih rendah

dan sangat dekat dengan bantaran aliran sungai

47

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

- Sebagian masyarakat sudah mengetahui aturan tersebut

dalam bentuk Perda, saya lupa tahun dan perda berapa

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada. Tiap hari libur gotong royong tetapi hanya orang-

orang tertentu saja

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

- Berpengaruh. Campur tangan pemerintah dapat menyediakan

fasilitas kesimpulan dari saya titik masalahnya ada pada

masyarakatnya yang kurang sadar diri dan dipengaruhi oleh

letak sungai yang berada pada pinggiran jalan inspeksi kayu

tinggi notabene banyak penjual/pedagang sehingga tidak

menutup kemungkinan sampah juga berasal dari jalan/pedagang.

48

CATATAN LAPANGAN 5

Nama Informan/Kode : Sholaikha/i5

Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013

Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur

Catatan wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Fungsi sungai ini untuk pengairan

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Kurang lebihnya sekitar sebelum tahun 2000 sudah lama

sungai cakung memang tercemar

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- Ya kebanyakan sampah plastic, sampah rumah tangga

49

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang

membuang sampah di sungai ini?

- Orang-orang seperti itu tidak punya kesadaran tentang

kebersihan sungai atau mungkin tidak mempunyai tempat sampah

masing-masing

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Seharusnya tindakan membuang sampah di sungai sangat

tidak diperbolehkan karena dapat menyebabkan sungai kotor

dan bau

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

- Masyarakat rata-rata mengetahui tentang hal itu,

terkena denda dan sebagainya

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada. Kegiatan di lakukan biasanya tiap minggu pagi

yaitu tiap sebulan sekali RT menghimbau untuk membersihkan

sungai

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

50

- Jelas berpengaruh, terutama jika pemerintah menyediakan

tempat sampah yang memadai

CATATAN LAPANGAN 6

Nama Informan/Kode : Akhi rudin/i6

51

Hari/Tanggal : sabtu, 23 November 2013

Tempat wawancara : Jalan kayu tinggi RT 001/03 cakung timur

Catatan wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi sungai drainase

cakung?

- Fungsi sungai ya untuk kegiatan yang berhubungan dengan

perairan, irigasi perkotaan khususnya untuk wilayah timur

seperti cakung kearah bekasi dari aliran sungai ini. Dan

untuk irigasi sawah-sawah yang letaknya di kelurahan ujung

Menteng kan berasal dari air sungai ini,

2. Sejak kapan sungai cakung tercemar?

- Persisnya saya tidak tahu, tapi semenjak saya

menggantikan Pak uki yang mengontrol Pintu Air sungai cakung

ini memang sudah tercemar, bisa dikatakan pada tahun sebelum

2000. 10 tahun yang lalu

3. Sampah apa saja yang terdapat di sungai?

- wah banyak mba, ada sampah plastik yang banyak, bekas-

bekas rumah tangga dibuang disungai, limbah-limbah industri,

sampah dari jalanan juga.

4. Bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang

membuang sampah di sungai ini?

52

- kesadaran masyarakat disini memang rendah sekali, sudah

dihimbau untuk membuang sampahnya di tempat sampah yang

tersedia namun tetap saja tiap hari banyak sampah menumpuk

disungai ini

5. Dampak apa yang dirasakan masyarakat sekitar dari

banyaknya membuang sampah disungai?

- Dampaknya khususnya air jadi sering meluap

kejalan,karena tersumbat banyak sampah, air sungai juga

berwarna hitam sehingga air sungai menjadi bau

6. Apakah masyarakat mengetahui tentang aturan di larang

membuang sampah disungai?

- Masyarakat pasti mengetahui hal aturan itu, tetapi

karena sanksi tidak ditegaskan dengan baik maka cukup

diabaikan saja. Namun ada sanksi moral sosial, sehingga

terkadang yang membuang sampah pada ketika pagi hari jadi

tidak banyak dilihat orang-orang.

7. Apakah ada kegiatan dari RT setempat untuk membersihkan

sungai?

- Ada. Kegiatan di lakukan ketika dikoordinasi oleh RT

atau pihak kelurahan kadang sebulan sekali tergantung

bagaimana kemauan masyarakat diajak membersihkan sungai.

Tetapi saya sering membersihkan karena ketika debit air

naik, sampah makin menyumbat.

53

8. Apakah peran eksternal seperti tokoh masyarakat,

fasilitas, program pemerintah berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat?

- Jelas berpengaruh mba, apalagi kalau diadakan

sosialisasi ke masyarakat, diberi peringatan untuk tidak

membuang sampah disungai cakung, diperbanyak tempat

pembuangan sampah sementaranya, diperbaiki lah fasilitasnya

serta keaktifan dari para tokoh masyarakat untuk jadi

penggerak membersihkan sungai untuk kita semua.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Jakarta Timur adalah nama sebuah kota administrasi di

bagian timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sebelah

utara, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara

dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah timur, ia berbatasan

dengan Bekasi. Kota ini, di bagian selatan, berbatasan

54

dengan Kota Depok. Dan di sebelah barat, ia berbatasan

dengan kota administrasi Jakarta Selatan.

Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur

merupakan kota yang paling luas di antara kota-kota lainnya

di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta

Timur juga memiliki jumlah penduduk yang paling banyak.

Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta

Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur

sampai dengan Bulan September tahun 2012 adalah 2.932.653

jiwa, yang terdiri dari 1.152.963 laki-laki dan 1.419.690

perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami

peningkatan dari 0,75 % pada tahun 2009-2010 menjadi 0,05 %

pada periode tahun 2010-2011.

Sementara untuk rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kota Administrasi Jakarta Timur cukup tinggi, yaitu sekitar

14.041 jiwa/km2 dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi

adalah Kecamatan Matraman mencapai 38.482 jiwa/km2 dan yang

terendah adalah Kecamatan Makasar sebesar 7.140 jiwa/km2.

Dari jumlah tersebut di atas, penduduk Kota

Administrasi Jakarta Timur terdiri dari multi etnis, hampir

semua ragam suku di Indonesia dengan membawa serta agama,

adat istiadat, seni budaya dan kebiasaan dikampung

halamannya. Dengan melihat kondisi tersebut maka dalam

pelaksanaan pembangunan perlu memperhatikan faktor-faktor

obyektif yang diuraikan di atas.

55

Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 10

kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga dan 7.513 rukun

tetangga dan dihuni tidak kurang dari 1.959.022 jiwa, dimana

1.044.857 jiwa laki-laki dan 914.175 jiwa perempuan atau

sebanding dengan 10% dari jumlah penduduk DKI Jakarta. Kota

ini memiliki wilayah seluas 187,75 km² (menurut Pemerintah

Kota Administrasi Jakarta Timur)[3], atau seluas 188,19 km²

(menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Ibu

Kota Jakarta)[4] dengan kepadatan mencapai 14.312 jiwa per

km², menjadikannya kota administrasi terluas di provinsi DKI

Jakarta. Kota ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk

sebesar 2,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar Rp

5.057.040,-

Kantor Walikota Jakarta Timur hingga akhir tahun 1990-

an berada di wilayah kecamatan Jatinegara. Baru pada sekitar

tahun 2000-an kantor Walikota dipindahkan ke wilayah

Penggilingan, di wilayah kecamatan Cakung. Alamat Kantor

Walikota Jl. Dr. Soemarno No. 1 Penggilingan, Cakung.

Selain itu di Jakarta Timur juga terdapat salah satu penjara

terbesar di Indonesia yaitu LP Cipinang yang berlokasi di

kecamatan Jatinegara, dan wilayah ini juga dilalui oleh

proyek Banjir Kanal Timur.

Kecamatan Cakung terdiri dari

56

(a) Kelurahan Jatinegara (660 ha)

(b) Kelurahan Penggilingan (448 ha)

(c) Kelurahan Pulo Gebang (686 ha)

(d) Kelurahan Ujung Menteng (443 ha)

(e) Kelurahan Cakung Timur (981 ha)

(f) Kelurahan Cakung Barat (619 ha)

(g) Kelurahan Rawa Terate (410 ha)

Di kawasan ini mengalir Kali Cakung, Sungai yang pernah

dijadikan garis batas dimarkas wilayah kekuasaan Republik

Indonesia dengan kekuasaan Sekutu.Republik Indonesia

menguasai bagian timur kali yang harus tetap

dipertahankan.Sementara Sekutu atas dasar undang-undang

perang menganggap daerah bagian barat kali sampai Jakarta

sebagai daerah kekuasaannya.Batas kedua wilayah itu

dihubungkan oleh sebuah jembatan.

Berikut ini nama-nama Sungai di Jakarta dan Kondisi Airnya :

Nama Sungai Peruntukan

Sungai

Kondisi

1 Sungai

Ciliwung

Air Baku Air

Minum

Sedang

57

2 Sungai Kali

Baru

Air Baku Air

Minum

Buruk

3 Sungai Krukut Air Baku Air

Minum

Sedang

4 Sungai Tarum

Barat

Air Baku Air

Minum

Sedang

5 Sungai Angke Perikanan Sedang6 Sungai

Pesanggrahan

Perikanan Sedang

7 Sungai

Mookevart

Perikanan Buruk

8 Sungai Grogol Perikanan Buruk9 Sungai Sepak Perikanan Buruk1

0

Sungai

Cipinang

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

1

Sungai Sunter Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

2

Sungai Angke Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

3

Sungai

Mookevart

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

4

Sungai

Cengkareng

Drain

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

5

Sungai Grogol Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1 Sungai Cideng Pertanian/Usaha Buruk

58

6 Perkotaan1

7

Sungai

Kalibaru

Timur

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

8

Sungai Cakung Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

1

9

Sungai Buaran Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

0

Sungai Jati

Keramat

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

1

Sungai Cakung

Drainase

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

2

Sungai Cakung Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

3

Sungai Kamal Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

4

Sungai

Petukangan

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

5

Sungai

Sekretaris

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

6

Sungai Sunter Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

7

Kali Blencong Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2

8

Sungai Kali

Bekasi Tengah

Pertanian/Usaha

Perkotaan

Buruk

2 Sungai Buaran Pertanian/Usaha Buruk

59

9 (Blk-PIK) PerkotaanSumber : www.Jakartatimur.go.id

Secara umum sungai dan situ di DKI Jakarta telah

mengalami perubahan pada kualitas airnya. IndeksKualitas Air

pada sungai mupun situ di DKI Jakarta menunjukkan nilai

buruk sampai sedang, padahal perairan tersebut digunakan

untuk berbagai keperluan manusia. Dampak buruk yang terjadi

pada perairan di sungai dan situ di DKI Jakarta dapat

berdampak balik negatif berupa timbulnya berbagai bibit

penyakit. Perlu adanya tindakan nyata dari seluruh lapisan

masyarakat untuk memperbaiki kualitas perairan yang ada

yaitu dimulai dari diri sendiri untuk secara bijak melihat

lingkungan sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan

dari manusia dan mentaati peraturan yang ada.

4.2 Deskripsi data

Penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah diSungai Cakung ini, data yang peneliti

dapatkan lebih banyak berupa kata-kata yang peneliti

dapatkan dari informan yang diwawancarai dan merupakan

sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan

tertulis dan juga melalui alat perekam yang peneliti gunakan

selama proses wawancara berlangsung.

60

Dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan

pengamatan/observasi adalah berupa catatan lapangan

peneliti, perekam suara, dan foto kondisi objek

penelitian.Alasan peneliti menggunakan data berupa perekam

suara dan foto adalah karena perekam suara dan foto dapat

menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering

digunakan untuk menelaah dan menganalisis objek yang sedang

peneliti teliti melalui segi-segi subjektif.

Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif, maka dalam proses pengumpulan datanya peneliti

juga melakukan aktivitas menganalisis data secara bersamaan.

Seperti yang telah dipaparkan pada bab 3, bahwa dalam

prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunaan

model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles &

Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan 4

kegiatan penting, diantaranya pengumpulan data (data

collection), reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display) dan verifikasi/penarikan kesimpulan

(verification/drawing conclusion). Selanjutnya untuk menjaga

validitas/keabsahan data yang didapatkan selama penelitian

berlangsung, peneliti juga melakukan aktivitas

triangulasi.Dimana triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber.

2.1 Deskripsi Informan Penelitian

61

Seperti yang sudah dikemukakan di Bab 3, bahwa dalam

penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan

Sampah yang peneliti lakukan di sungai drainase cakung ini,

dalam pemilihan informan penelitiannya, peneliti menggunakan

teknik purposive. Adapun informan-informan yang peneliti

tentukan merupakan orang-orang yang menurut peneliti

memiliki dan mengetahui benar informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, karena mereka (informan) dalam

kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang

sedang peneliti teliti.Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah Masyarakat yang bertempat tinggal di

sekitar bantaran sungai cakung yaitu dalam RT 01 kelurahan

cakung timur.Maka dari itu, peneliti mengambil 6 informan

yang dianggap relevan dengan penelitian yang diambil. Adapun

daftar informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Okto N.Anto sebagai Masyarakat (Pemuda)

2. Serfika Rahmawati sebagai Masyarakat

(Mahasiswa)

3.Yayan Sofiyan AR sebagai Ketua RT 001

4.Abd.Kholiq sebagai Masyarakat

5.Solaikha sebagai Masyarakat

6.Akhi rudin sebagai Pengelola Pintu

air sungai Cakung

62

2.2. Penyajian Data

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan bagaimana

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di sungai

drainase cakung jika di lihat dari berbagai faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yaitu faktor

internal dan eksternal. Kemudian penyebab sungai drainase

cakung serta dampak yang dialami oleh masyarakat sekitar

sungai.Perlu di ketahui bahwa kegiatan ini dapat mengukur

dampak yang disebabkan oleh perilaku masyarakat yang

membuang sampah di sungai yang berakibat pencemaran sungai,

kanal, drainase, serta meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam menanggulangi masalah tersebut.

2.2.1 Penyebab Sungai Drainase Cakung Tercemar

1. Limbah Pemukiman

Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sangat

tinggi.Sedangkan fasilitas yang dibutuhkan tidak memadai.Hal

ini menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk, terutama

dikota besar dimana fasilitas penunjang sangat banyak hal

ini mempengaruhi pemahaman masyarakat Indonesia bahwa

kesuksekan dan pekerjaan mudah didapat dikota besar,

terjadinya Urbanisasi besar-besaran. Namun pada akhirnya,

63

kaum urban hanya menambah banyaknya pengangguran di kota

besar seperti Jakarta. Padatnya kota Jakarta membuat para

pendatang dari desa menyingkir dari hingar binger kemewahan

kota Jakarta dan menempatkan mereka untuk bermukim

dipinggiran sungai.

Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak pula

sampah yang ditimbulkan dan semakin banyak pemukiman kumuh

terutama masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran

sungai.Selama ini kemajuan teknologi membuat munculnya

berbagai produk yang meringankan pekerjaan rumah

tangga.Contohnya deterjen, sabun cuci piring, cairan

pembersih lantai dan sebagainya.

Limbah rumah tangga tersebut menggunakan zat kimia

berbahaya apabila dibuang ke saluran sungai jelas dapat

merusak ekosistem dan pencemaran sungai.

Dari pernyataan diatas yang mengakibatkan sungai drainase

cakung tercemar dari semua informan hampir sama menjawab

seperti yang diungkapkan oleh Informan Bpk.Yayan Sofiyan AR

beliau menjelaskan :

‘’sampah-sampah yang terdapat disungai drainase cakung

ini kebanyakan sampah rumah tangga, limbah pabrik dan

sebagainya’’

“Banyaknya tumpukan sampah kertas dan plastik kerap

terjadi di saat hujan deras hingga memenuhi permukaan Sungai

64

Drainase Cakung yang mengalir di sepanjang Kelurahan Cakung

banyak dijumpai tumpukan sampah,” kata Abd Kholiq, Minggu

(27/10).

Kemudian ketika peneliti melakukan wawancara mengenai apa

yang menyebkan sungai drainase cakung tercemar oleh Ibu

sholaikha diungkapkan ‘’sungai cakung ini tercemar oleh

sampah hasil rumah tangga, sampah plastik, sayuran’’

2. Limbah Pabrik

Masalah utama pencemaran air adalah disebabkan oleh

limbah pabrik.Limbah pabrik ini banyak mengandung unsur

kimia berbahaya yang membunuh makhluk hidup di sungai

drainase cakung.Kecamatan Cakung merupakan kawasan khusus

industri, karena kegiatan di sektor industri sangat

dominan.Di kecamatan ini terdapat pabrik-pabrik besar

(berat) maupun kecil (ringan dan industri rumah tangga) yang

menghasilkan berbagai macam produk.Kegiatan industri

terbesar terdapat di kawasan industri Pulogadung (PT. JIEP)

dan kegitan indutri lainya.Sehingga menyebabkan limbah

limbah pabrik tersebut mencemari sungai. Hal ini diungkapkan

oleh masyarakat yang menjadi informan yaitu Okto N.anto

(25tahun) mengungkapkan

65

‘’sampah-sampah yang terdapat disungai drainase cakung

ini salah satunya dapat berasal dari limbah apalagi wilayah

cakung ini merupakan wilayah industri’’

Kemudian penuturan lain diungkapkan oleh Bpk.Akhi rudin

Pengelola Pintu air sungai drainase cakung

‘’Sungai cakung ini tercemar oleh banyaknya sampah-sampah

masyarakat yang membuang disini, terlebih lagi dengan adanya

industri rumahan atau usaha seperti pembuatan tempe,usaha

laundry yang membuang limbahnya disungai. Hal ini

menyebabkan warna air sungai biru kehitaman dan terkadang

air sungai berbusa.’’

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat sungai drainase cakung

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui

bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di

sungai drainase cakung ini , maka peneliti mengumpulkan data

dengan observasi, wawancara kepada informan, dokumentasi.

Yang menjadi konsep dari partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah di sungai drainase cakung ini adalah

melihat dari berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarakat sekitar bantaran sungai. Dari faktor

internal yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jenis

66

pendidikan, lama tinggal sedangkan dari faktor eksternal

yaitu peran tokoh masyarakat, fasilitas, uang retribusi

pengangkutan sampah, program pemerintah.

Adapun hasil penelitian tentang partipasi masyarakat

dalam pengelolaan sampah di sungai drainase cakung akan

diuraikan sebagai berikut :

1.Faktor internal yang mempengaruhi tingkat partisipasi

a. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap

seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang

ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan

keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang

lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi

daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya. Dapat kita

lihat dari pernyataan oleh informan yang di ambil contoh

dari pemuda (i1) di RT 01 cakung menyatakan sebagai

berikut :

‘’Kegiatan bersih-bersih sungai yang di lakukan sebulan

sekali biasanya di laksanakan oleh para orang-orang

tertentu, dalam artian orang yang kerja (usia produktif)

biasanya tidak bisa.’’

67

Dan pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh ketua RT

setempat yang bertempat tinggal tidak jauh dari bantaran

sungai drainase cakung. Informan tersebut (i3) menyatakan

bahwa :

‘’ Di RT sini (RT 001/03) biasa di lakukan kerja bakti

bersihin sungai, biasanya ketika hujan dan debit air naik’’.

Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat

hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat,

dalam arti semakin tinggi usia, semakin tinggi pula tingkat

partisipasinya. Hal ini dapat dilihat dengan pendapat Silaen

(1998) dalam Wicaksono (2010) yang menyatakan bahwa semakin

tua umur seseorang maka partisipasinya juga rendah.

Masyarakat sekitar sungai drainase cakung yang berusia

>50 tahun lebih memiliki rasa tanggung jawab dan rasa

kepemilikan terhadap kondisi sungai tersebut, sehingga

mereka lebih bertanggung jawab kebersihan lingkungan

terutama sungai. Masyarakat yang berusia di bawah 50 tahun

atau pun yang masih muda kurang berpartisipasi dalam

kegiatan kerja bakti membersihkan sungai tersebut karena

mereka kurang merasa memiliki rasa tanggung jawab terhadap

keberadaan tersebut. Masyarakat yang masih muda cenderung

pergi untuk mencari pekerjaan di daerah lain, sehingga

mereka cenderung sibuk.

68

Hal ini mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap

kebersihan dan tanggung jawab Dengan kata lain, kurangnya

rasa tanggung jawab masyarakat terhadap sungai tersebut

mengakibatkan partisipasi masyarakat tersebut juga kurang.

Aspek sikap diteliti dengan menggunakan beberapa

pertanyaan yang mengarah pada sikap mereka terhadap sesuatu

hal.Dalam penelitian ini, sikap ditanyakan melalui pendapat

mereka mengenai membuang sampah pada tempatnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan menyatakan

bahwa membuang sampah di selokan dan di sungai adalah

tindakan yang salah dan mereka menyatakan bahwa membuang

sampah di sembarang tempat adalah sikap yang salah.

Seperti yang di ungkapkan oleh beberapa informan yaitu oleh

(Bpk Abd.kholiq 54tahun)

‘’Pendapat saya mengenai kebiasaan masyarakat sini membuang

sampah di sungai apapun alasannya memang tidak bisa

dibenarkan, mengingat yang namanya sampah atau limbah akan

menyebabkan penyumbatan sungai’’

Dan dibenarkan oleh pendapat Informan lain seperti (Ibu

Sholaikha 43 tahun) yaitu ‘’ oraang-orang yang seperti itu

(dalam hal ini membuang sampah rumah tangga di sungai) tidak

punya kesadaran diri tentang kebersihan sungai’’.

69

Ini membuktikan bahwa pengetahuan mengenai kebersihan

dan kesehatan lingkungan telah mempengaruhi sikap mereka

dalam membuang sampah di sembarang tempat.

b. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai

bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan

adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat

peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah

tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan

tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan

pendidikan perempuan harusnya semakin baik.

Tetapi fakta dilapangan ketika peneliti melakukan

observasi dengan pengamatan kegiatan sehari-hari ibu rumah

tangga yang bertempat tinggal sekitar bantaran sungai,

mereka membuang limbah rumah tangga seperti dalam contoh

mengalirkan limbah cucian dan membuang sampah di sungai

ketika pagi hari.Ketika kegiatan bersih-bersih yang di

himbau oleh ketua RT setempat, tingkat partisipasi perempuan

disini rendah karena yang biasa membersihkan sungai pemuda

dan bapak-bapak.

70

c. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk

berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap

hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang

diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh

masyarakat.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan

anak tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui,akan

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

Karena yang tinggal di bantaran sungai drainase cakung

rata-rata berpendidikan rendah mereka tidak memiliki

pelajaran mengenai lingkungan dan alam maka bertambah lah

kerusakan dan pencemaran sungai drainase cakung.

Ini dilihat dari jawaban informan mengenai aturan yang

melarang tentang pembuangan sampah di sungai, menurut pak

Yayan (i3) dia mengungkapkan secara detail bagaimana aturan

itu ada yaitu sebagai berikut :

‘’ yang saya tahu mengenai aturan yang di berlakukan oleh

pemerintah yaitu aturan tentang dilarang membuang sampah

yaitu akan di kenakan denda sebesar 500ribu untuk perorangan

71

dan industri yang membuang limbah 50juta. Sebagian

masyarakat disini sudah mengetahui aturan tersebut tetapi

tetap di abaikan’’

Maka dari itu dari hasil wawancara menyatakan sebagian

masyarakat, membuktikan bahwa jika dilihat dari faktor

tingkat pendidikan akan tahu mengenai aturan pemerintah

tentang pengelolaan sampah di sungai.

d. Pekerjaaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang

akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan

mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang

untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

masyarakat.Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam

suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan

perekonomian.

Dalam hal ini masyarakat sekitar bantaran sungai di

cakung mayoritas penduduk pendatang yang mendirikan rumah di

tepi sungai, sehingga melakukan segala aktifitas rumah

tangga disekitar bantaran sungai tempat mereka

tinggal.Sehingga tidak menutup kemungkinan untuk membuang

sampah di sungai.Apalagi dilihat dari kondisi pekerjaan yang

rata-rata pedagang di bantaran sungai ini yang menyebabkan

pengaruh bahwa mereka membuang sampahnya disungai.Mereka

72

beranggapan membuang sampah di TPSS letaknya jauh dan harus

membayar uang retribusi sampah sebesar 50ribu

perbulan.Sedangkan kondisi perekonomian dan hasil pendapatan

mereka hanya berkecukupan, maka dari itu mereka malas untuk

membayar iuran tersebut dan membuang sampahnya disungai

cakung tersebut.

e. Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan

berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia

tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki

terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam

partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan

tersebut.

Hal ini dilihat dari faktor partisipasi masyarakat

bantaran sungai drainase cakung, masyarakat yang baru

menempati wilayah tersebut jarang yang ikut berpartisipasi

dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh ketua RT

setempat yaitu setiap sebulan sekali.Yang ikut berperan

serta dalam membersihkan sungai hanya orang-orang tertentu

saja yang peduli terhadap kebersihan sungai.

73

1. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dalam Pengelolaan Sampah

1. Tokoh masyarakat

Peran tokoh masyarakat sebagai disuatu daerah atau

wilayah memiliki beberapa peran yang dapat dilaksanakan.

Tokoh masyarakat dapat berupa ketua RT RW Pemuka agama

Pedagang dan lain-lain, dalam penelitian ini karena ruang

lingkup partisipasi masyarakat dalam bantaran sungai cakung

yang notabene terletak di lokus RT 01 kelurahan Cakung timur

maka peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada ketua

RT O1. Dalam hal ini melakukan pengamatan bagaimana

partisipasi masyarakat dalam membersihkan sungai yang sudah

tercemar sampah.Maka peran dari tokoh masyarakat dalam hal

ini ketua Rukun Tetangga (RT) yang mampu mengajak

masayarakatnya untuk melakukan kegiatan kerja bakti pada

hari-hari tertentu.

Di sungai drainase cakung ini partisipasi masyarakat

memang ada dalam pengelolaan sampah dengan baik yaitu dalam

bentuk kerjasama membersihkan sungai yang sudah tercemar

sampah.Disini tokoh masyarakat biasanya sebagai koordinator

lapangan.Menurut sumber-sumber informasi yang didapat ketika

dilakukan pembersihan kemudian sampah diangkut ke TPSS di

daerah ujung menteng yaitu kelurahan cakung.

74

Di sungai ini sudah pernah ada sosialisasi dari pihak

kelurahan bahwa kebersihan lingkungan memang tanggung jawab

semua pihak terutama yaitu dari partisipasi masyarakat.

Ketika dilakukan wawancara mengenai hal ini masyarakat dalam

hal ini informan mengungkap bahwa ‘’setiap dua minggu sekali

kadang dilakukan pembersihan sungai yang dibawahi oleh ketua

RT setempat dan bersama-sama dengan Pengelola Pintu Air

Sungai Drainase Cakung’’ (Informan 3 pada wawancara 9

November 2013)

Peran tokoh masyarakat dalam hal ini diakui sangat

berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, karena yang

diharapkan masyarakat akan sedikit merubah kebiasaan

membuang sampah di sungai.

2. Fasilitas

Penanganan sampah menjadi salah satu fokus Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta. saat ini masih ada permasalahan dalam

menangani sampah, yakni minimnya tempat pembuangan sampah

sementara (TPS) Idealnya di satu RW itu ada 3 TPS dengan

ukuran sesuai standar nasional yakni berukuran 300-500

meter.

Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) sangat minim

hanya ada 2 itu pundengan kecil kondisi yang tidak terawat

sebenar di Kelurahan Cakung timur ini ada 4 TPSS namun 275

sudah ditutup Menurut warga TPSS ini ditutup karena banyak

warga yang tidak membayar retribusi sampah.Sehingga

masyarakat yang tinggal sekitar bantaran cakung membuang

sampah ke sungai. Dari wawancara yang dilakukan, menurut

salah satu informan (i2) ‘’Menurut saya orang yang membuang

sampah disini kemungkinan bingung karena tidak mempunyai

tempat sampah yang memadai’’.

3. Program pemerintah

Mengelola kota Jakarta yang padat penduduk adalah bukan

hal yang mudah. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan

keinginan dari semua masyarakat Jakarta.Hal tersebut harus

diwujudkan dengan peran serta semua kalangan yang terlibat

didalamnya, baik masyarakat maupun pemerintah.Akan tetapi

pemerintah sepatutnya menjadi aktor utama penggerak dalam

upaya menciptakan sungai yang bersih dari pencemaran.Karena

Pemerintah memiliki kewenangan dalam menetapkan dan mengatur

sistem yang berada di wilayah Jakarta.

Faktor adanya budaya dalam melakukan pelanggaran hukum

menjadi salah satu penyebab mengapa peraturan pemerintah

banyak yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.Sikap

masyarakat yang telah apatis terhadap pemerintah menyebabkan

suatu peraturan menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya.

76

Masyarakat memiliki kewajiban untuk turut serta dalam

membantu terwujudnya pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan

dalam rencana tata ruang suatu kota. Keputusan-keputusan

tersebut telah diberlakukan oleh pemerintah sesuai dengan PP

N0.69 Tahun 1996. Pemerintah tidak dapat berdiri sendiri

dalam mengatasi permasalahan pencemaran air di bantaran

Sungai Cakung .

Aparat penegak hukum dalam tugasnya ikut serta dalam

melakukan pengawasan dan pemanfaatan yang telah dicanangkan

oleh pemerintah.Aparat penegak hukum bertugas untuk memberi

peringatan kepada pihak yang melakukan pelanggaran.Pemberian

sanksi hukum yang tepat perlu dilakukan agar pihak yang

melakukan pelanggaran menjadi jera.Dan bertugas pula dalam

menyelesaikan masalah jika terjadi adanya permasalahan yang

timbul di Daerah Aliran Sungai.Nah disini lah kelemahan dari

aparat penegak hukum dalam program pemerintah pembesihan

sungai dengan dibuatnya aturan dilarang membuang sampah di

sungai atau menampung sampah sementara dalam lingkungan

sungai.Maka ketika aparat lemah dalam memberikan sanksi,

masyarakat mengabaikan aturan tersebut, sehingga masyarakat

tetap membuang limbah sampah di sungai cakung padahal jelas-

jelas mengetahui tentang aturan tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh informan1 ‘’sebagaian

masyarakat disini mengetahui tentang aturan tersebut, tetapi

77

karena kesadaran yang rendah jadi masyarakat tetap membuang

sampah rumah tangga disitu’’

Perlu adanya suatu mekanisme hukum dimaksudkan agar

terselenggaranya suatu tata nilai, budaya, pola kehidupan

dan kedisiplinan pada masyarakat sehingga terciptanya tata

dan kondisi lingkungan yang baik.Sehingga perlu kerjasama

yang solid di dalamnya.Pada setiap peraturan sebaiknya

adanya suatu penerapan pada sistem hukum pidana di dalamnya,

termasuk pada penanganan di masalah lingkungan.

BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan,

sesuai yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka

penulis dapat menarik kesimpulan yang berkenaan

dengan“Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan sampah di Sungai

Drainase Cakung’’

78

Berbagai alasan bahwa kebijakan yang telah di buat sudah

menginterpretasi individu tentang adanya kesadaran , tetapi fakta

yang ada kesadaran itu tidak di dapatkan oleh individu-individu

maupun masyarakatnya dalam menjalankan kebersihan. Sebagaimana

yang kita ketahui bahwa kesadaran lah hal yang terpenting dalam

perubahan karena tanpa kesadaran semuanya itu hanya omong kosong

belaka . Hanya untuk membuat diri bersih dari prasangka bahwa

individu di kota kita ini telah berkembang dan berfikir maju.

Sedangkan, kesadaran yang ada bisa membuat lingkungan kita

terbebas dari kotoran seperti sampah , limbah , dan lain-lain

yang sering membuat kekacauan pada pencemaran yang berbentuk pada

kerugian . Kesadaran begitu penting untuk ditumbuhkan tetapi

bukan dengan paksaan , pengubahan perilaku individu maupun

masyarkat bisa menjadi jalan masuknya sebuah perubahan yang lebih

baik dari sebelumnya. Dari dalam diri tidak dapat dielakkan masih

banyaknya yang berfikir bahwa kesadaran hanya sebercik tinta

yang akhirnya mengotori dan mudah terbenam dengan perasaan yang

begitu saja larut di masa sekarang. Dan tidak bisa disalahkan

bahwa belum adanya kesadaran di lingkungan walau hanya hal mudah

saja seperti membuang sampah pada tempatnya .

Sedangkan faktor penghambat kurangnya masyarakat dalam

menjagakebersihan lingkungan adalah:

a. Sarana dan prasarana yang tidak memadai

b. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam menjaga

hidup bersih

79

c. Kesadaran yangkurang dari anggota masyarakat dan

d. Kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah tidak pada

tempatnya masih bertahan

5.2SARAN

Berdasarkan pada hasil penelitian yang yang dilakukan

dilapangan, sesuai denganyang dijabarkarkan pada bab-bab

terdahulu, maka penulis memberi saran yang berkenaandengan

“Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Sungai

Drainase Cakung’’.

1. Diharapkan kepada masyarakat dengan pengetahuan yang baik

tentang sampahhendaklah diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Diharapkan kepada masyarakat supaya melaksanakan konsep

3R(mengurangi,memanfaatkan dan mendaur ulang sampah) dalm

pengelolaan sampah rumah tangga.

3. Diharapkan kepada masyarakat kegiatan gotong royong yang rutin

dilakukanhendaknya dipertahankan

4. Diharapkan kepada Pemerintah supaya diperbanyak TPSS dan

spanduk-spanduk larangan dan himbauan agar masyarakat tidak

membuang sampah pada sembarangantempat. Dinas Kesehatan agar

membuat program tentang kesehatan lingkungandalam mengelola

sampah rumah tangga. Puskesmas melaui petugas kesehatan

lebihmemperhatikan lagi dalam memotivasi keluarga untuk

80

membersihkan lingkungandan sosialisasi untuk tidak membuang

sampah sembarangan.

Kesadaran akan pentingnya memelihara kelestarian sungai sangat

penting. Melakukan segala pencegahan dan penanggulangan tidak

akan berjalan apabila tidak adanya kesadaran masyarakat akan

pentingnya sungai. Untuk itu marilah kita jaga dan lestarikan

sungai kita dari hal terkecil seperti tidak membuang sampah ke

sungai.Dengan begitu kita ikut membantu pemerintah untuk

menanggulangi sungai-sungai kita yang tercemar.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono,2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

Bandung.

http://alamendah.wordpress.com/2010/09/27/penyebab-dan-dampak-

pencemaran-air-oleh-limbah-pemukiman/( di akses pada 10/12/13 18:

51 )

81

Riduan,Akhmad.2010.Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di

Bantaran Sungai Kali Nagara Kabupaten Hulu Sungai Utara.skripsi STIA

Amuntai. Kalimantan

Mutraqqin, A.Y.2006.Kinerja Sistem Drainase Yang Berkelanjutan Berbasis

Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus di Perumahan Josroyo Indah Jaten Kabupaten

Karanganyar) (skripsi).Semarang : Universitas Diponegoro.

Tempo.com.Senin,21-10-2013. 04.42wib. DKI kekurangan Tempat

Pembuangan Sampah Sementara. Jakarta.(di akses 10-12-2013 pukul

18.02wib)

82

83