SIDANG HASIL fix

37
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Skripsi oleh : Dito Esdik Wasiso NPM. 09310167 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

Transcript of SIDANG HASIL fix

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIK

PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GUNUNG SUGIH KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

Skripsi

oleh :Dito Esdik WasisoNPM. 09310167

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNGTAHUN 2014

A. Latar BelakangGizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.

Masalah gizi merupakan masalah multi dimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial budaya, pertanian, kesehatan dan lain-lain. Bagan yang dikembangkan UNICEF (1998) menunjukkan krisis ekonomi, politik dan sosial merupakan akar permasalahan kurang gizi.

Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Lampung. Puskesmas Gunung Sugih kabupaten Lampung Tengah merupakan penyumbang prevalensi ibu hamil kurang energi kronis terbesar yaitu 68,22% dan angka tersebut masih diatas target nasional sebesar 13,6% yang tertuang dalam rencana aksi pembinaan gizi masyarakat tahun 2013-2014.

B. Rumusan MasalahApa Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umum Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah tahun

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi jarak kelahiran ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi status ekonomi ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

2. Tujuan khusus

D. Manfaat Penelitian1. Bagi peneliti2. Bagi masyarakat3. Bagi instansi4. Bagi Dinas Kesehatan

E. Ruang LingkupPenelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Gunung Sugih

F. Kerangka teoriFaktor predisposisi:

a. Pengetahuan gizi

b. Sikap

c. Kepercayaan

d. tradisi

Faktor pendukung:

a. Sarana prasarana

b. Sumber daya

Faktor pendorong:

a. Tokoh masyarakat

b. Tokoh agama

c. Sikap petugas kesehatan

d. Perilaku petugas kesehatan

Perilaku

Jumlah asupan makanan

Umur Pendidikan

Jarak kehamilan

Paritas

KEK

Sosial ekonomi

G. Kerangka konsep

1.Umur 2.Paritas3.Jarak kehamilan4.Pendidikan ibu hamil 5.Sosial ekonomi

Kejadian ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK)

A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilaksanakan di Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah dilaksanakan pada tanggal 24 februari – 16 maret 2014.

C. Populasi PenelitianPopulasi Target dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Puskesmas Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

Populasi Aktual dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Puskesmas Gunung Sugih periode Desember 2013-Januari 2014

D. Sampel dan Teknik Sampling• Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Puskesmas Gunung Sugih periode Desember 2013-Januari 2014 yang memenuhi kriteria inklusi.

• SAMPEL : n = N 1 + N (d)2

= 192 192(0,05)2+1

= 130

E. Kriteria Restriksi

Kriteria Inklusi Ibu Hamil di Puskesmas wilayah Gunung Sugih, yang melakukan pemeriksaan kehamilan, berdomisili diwilayah penelitian dan dapat di hubungi, memiliki buku pemeriksaan ibu hamil.

Ibu hamil setuju mengikuti prosedur penelitian.

Kriteria Eksklusi

Dalam perawatan atau pernah menderita penyakit yang mengganggu asupan makanan dan hasil penelitian hyperemesis, diare, muntaber.

G. Definisi Operasional

No.

Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

1 DependenKekurangan Energi Kronis (KEK)

Keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan yang menahun (kronis) yang mengakibatkan gangguan kesehatan pada ibu diketahui dengan pengukuran LILA (Depkes,1999)

Mengukur titik lengan kiri antara bahu dan siku

Pita LILA

0 < 23,5cm tidak KEK1 > 23,5cm resiko KEK

(Depkes)

Ordinal

2 IndependenUmur Umur ibu hamil Wawancara Kuisione

r0 < 20th dan > 40th1 20 – 39 tahun

Ordinal

3 Paritas Banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita

Wawancara Kuisioner

0 1 dan > 3 1 2 dan 3

Ordinal

4 Jarak Kelahiran

Jarak seorang ibu melahirkan anak

Wawancara Kuisioner

0 < 2 tahun1 > 2 tahun

Ordinal

5 Pendidikan Tingkat pendidikan ibu hamil

Wawancara Kuisioner

0 Rendah (SD, SMP)1 Tinggi (SMA, PT)

Ordinal

6 Status Ekonomi

Pendapatan ibu hamil perbulan

Wawancara Kuisioner

0 rendah (≤Rp 1.154.500,-)

1 tinggi (>Rp 1.154.500,-)

(UMR kab. Lamteng 2013)

Ordinal

4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil

Umur Ibu Hamil

Frekuensi Presentase

<20 tahun dan >35 tahun

20 15,4 %

20 – 35 tahun

110 84,6 %

Total 130 100 %

4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil

Paritas Frekuensi Presentase 1 dan >3 56 43,1 %2 dan 3 74 56,9 %Total 130 100%

4.3 Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Ibu Hamil

Jarak Kehamilan

Frekuensi Presentase

≤ 2 tahun 56 43,1 %> 2 tahun 74 56,9 %Total 130 100 %

4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan Frekuensi Presentase Rendah (SD, SMP)

109 83,8 %

Tinggi (SMA, PT)

21 16,2 %

Total 130 100 %

4.5 Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Hamil

Pendapatan Frekuensi Presentase Rendah 99 76,2 %Tinggi 31 23,8 %Total 130 100 %

4.6 Hubungan Umur dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Umur Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Total P- value Odds Ratio (OR)

Ya Tidak

< 20 tahun dan > 35 tahun

13(65%)

7(35%)

20 (100%)

0,006 3,81

20 – 35 tahun

36 (32,7%)

74(67,3%)

110 (100%)

Total 49 (37,7%)

81(62,3%)

130 (100%)

4.7 Hubungan Paritas dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Paritas Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Total P- value Odds Ratio (OR)

Ya Tidak

1 dan > 3

33(58,9%)

23(41,1%)

56 (100%)

0,000 5,20

2 - 3 16 (21,6%)

58(78,4%)

74 (100%)

Total 49 (37,7%)

81(62,3%)

130 (100%)

4.8 Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Jarak Kehamilan

Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Total P- value Odds Ratio (OR)

Ya Tidak

≤ 2 tahun

33(58,9%)

23(41,1%)

56 (100%)

0,000 5,20

>2 tahun 16 (21,6%)

58(78,4%)

74 (100%)

Total 49 (37,7%)

81(62,3%)

130 (100%)

4.9 Hubungan Pendapatan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Pendapatan

Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Total P- value Odds Ratio (OR)

Ya Tidak

Rendah 44(44,4%)

55(55,6%)

99 (100%)

0,005 4,16

Tinggi 5(16,1%)

26(83,9%)

31 (100%)

Total 49 (37,7%)

81(62,3%)

130 (100%)

4.10 Hubungan Pendidikan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Pendidikan

Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Total P- value Odds Ratio (OR)

Ya Tidak

Rendah (SD, SMP)

43(39,4%)

66(60,6%)

109(100%)

0,346 1,629

Tinggi (SMA, PT)

5(16,1%)

26(83,9%)

31 (100%)

Total 49 (37,7%)

81(62,3%)

130 (100%)

B. Pembahasan1. Umur Ibu

ibu hamil usia kurang dari 20 sering melahirkan bayi BBLR yang angka kesakitan dan kematianya tinggi, disamping itu risiko terhadap ibu juga tinggi (status gizi ibu). Demikian pula dianjurkan untuk tidak hamil diatas usia 35 tahun, karena risiko terhadap bayi maupun ibu meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Soetjiningsih (2003) yang menyatakan bahwa usia yang paling baik untuk hamil adalah usia antara 20-35 tahun.

2. Paritas Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan KEK. Ibu hamil yang paritasnya lebih dari 3 kali mempunyai risiko relatif sama untuk terkena KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang paritasnya kurang dari 3 kali.

3. Jarak Kehamilan Jarak kehamilan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.

4. Pendidikan Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Karena sekalipun berpendidikan rendah kalau orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi megenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik.

5. Pendapatan/Status Ekonomi Meningkatnya pendapatan akan memberikan perubahan-perubahan dalam sususnan makanan. Keluarga dan masyarakat yang berpendapatan rendah, mempergunakan sebagian besar dari keuangannya untuk membeli makanan dan bahan makanan. Pendapatan keluarga yang kurang tentu saja tidak memungkinkan keluarga dapat menyiapkan makanan yang terbaik bagi anggota keluarganya. Pendapatan dalam satu keluarga akan mempengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

A. Kesimpulan1. Faktor pendidikan ibu hamil bukan merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kurang energi kronis pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Gunung Sugih Lampung Tengah.

2. Faktor umur ibu hamil, paritas, pendapatan, dan jarak kehamilan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian kurang energi kronis pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Gunung Sugih Lampung Tengah.

B. Saran1. Dinas KesehatanSehubungan dengan riwayat kehamilan ibu merupakan gambaran status gizi di masa lalu, yang menunjukkan hasil yang signifikan maka disarankan untuk mulai memprioritaskan pemantauan status gizi remaja puteri dalam upaya pencegahan KEK pada ibu hamil dimasa yang akan datang dan mulai menggalakan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di setiap Puskesmas.

2. PuskesmasBerdasarkan kesimpulan diatas maka perlu dilakukan pengukuran LILA pada setiap WUS maupun ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas maupun Posyandu agar dapat mendeteksi secara dini adanya resiko kurang energi kronis.

3. Peneliti LainPerlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan dengan asupan kalori dan protein, pengetahuan ibu, ketersediaan pangan di rumah tangga dan pendapatan keluarga dengan kejadian KEK pada ibu hamil.

TERIMAKASIH

Daftar Pustaka Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, Gizi seimbang

Menuju Hidup Sehat bagi Ibu Hamil dan Menyusui, Jakarta: Diretorat Gizi Masyarakat.2000.

Depkes RI, Manajemen Laktasi buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2005.

Achadi, E.L Gizi ibu dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2007.

Waryono, Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama, Sewon, Bantul,. 2010: 35

RISKESDAS, Pedoman pengukuran dan pemeriksaanKEK. Jakarta: Tim Riset Kesehatan Dasar BalitBangKes. 2008.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Survei Kesehatan Nasional. 2012. Available from:http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses 29 November 2013

Depkes RI, Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2007.

Supariasa, Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2002.

Depkes RI, Info Pangan dan Gizi Media Penyalur Informasi Pangan dan Gizi, Forum Koordinasi Jaringan Informasi Pangan dan Gizi. volume XVIII no.1. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.2009.

BPS,BKKBN, Depkes RI, USAID. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. 2008.

Kementrian Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 828/menkes/SK/IX/2008. Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Kepmenkes RI. 2008.

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.1995.

Arisman, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010.

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.2007.

Pratiknya, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedoteran dan Kesehatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.