PAPER GENETIKA FIX

12
PAPER GENETIKA TENTANG PAUTAN DAN PINDAH SILANG Disusun oleh : Nama Anggota : 1. Ahmad Muhammad Joyo S (12320063) 2. Puji Kristiana Dewi (12320123) 3. Mellyaning Oktaviani S (12320125) Kelompok : 6 (Enam) Kelas : 4A Biologi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Transcript of PAPER GENETIKA FIX

PAPER GENETIKA TENTANG

PAUTAN DAN PINDAH SILANG

Disusun oleh :

Nama Anggota : 1. Ahmad Muhammad Joyo S

(12320063)

2. Puji Kristiana Dewi

(12320123)

3. Mellyaning

Oktaviani S (12320125)

Kelompok : 6 (Enam)

Kelas : 4A Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2014

A. Pengertian Pautan Genetik

Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam

genetika adalah kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus

pada satu berkas kromosom yang sama (kromatid) untuk bersegregasi

bersama-sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid homolog (sister

chromatids) akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang

terletak pada berkas kromatid yang sama akan sama-sama

bersegregasi. Segregasi bersama-sama ini terjadi karena adanya

pautan genetik pada alel-alel tersebut.

Pautan genetik pertama kali dikenali dan dijelaskan oleh

ahli genetika Inggris William Bateson dan Reginald Punnett,

segera setelah penemuan kembali karya-karya Mendel. Pautan

genetik dapat dideteksi secara statistik dengan korelasi atau

analisis asosiasi antara dua atau lebih sifat yang menjadi

ekspresi gen pada lokus-lokus yang terlibat. (Abdul, 2009)

Pola-pola hereditas mempelajari berbagai macam cara pewarisan

sifat, yang meliputi:

Pautan (linkage)

Pindahsilang (crossing

over)

Pautan sex (sex linkage)

Gagal berpisah (non

disjunction)

Determinasi sex

Gen lethal

B.Pautan/Tautan (linkage)

Pautan/Tautan (linkage) adalah beberapa gen yang terletak

dalam kromosom yang sama, saling berkait atau berikatan, saat

proses pembentukkan gamet, disebabkan gen-gen tersebut terletak

dalam kromosom yang sama.

Terjadinya pautan (gen linkage) antargen ini ternyata

disebabkan oleh letak gen-gen tersebut masih berada dalam

kromosom yang sama. Oleh sebab itu, ketika kromosom memisah

sewaktu meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama.

(Suryo, 1994)

Salah satu contoh pautan terjadi pada penelitian oleh illiam

Bateson dan R.C. Punnet sekitar 1905. Mereka mengembangkan

tanaman ercis galur murni yang mengandung gen P untuk warna bunga

ungu yang dominan terhadap gen P untuk warna bunga merah. Tanaman

tersebut juga mengandung gen L untuk polen lonjong yang dominan

terhadap gen l untuk polen bulat. (Campbell NA, dkk, 2004)

Pertama, mereka menyilangkan tanaman dengan alel homozigot.

Hasilnya, semua generasi F1 menghasilkan tanaman bunga ungu

dengan polen lonjong (PpLl) seperti yang telah diduga sebelumnya.

Ketika sesama F1 disilangkan, perbandingan fenotipe yang tidak

biasa dihasilkan. Perhatikan diagram berikut :

Berdasarkan persilangan tersebut, terlihat bahwa terdapat

pautan antara gen P dengan L dan p dengan l. Oleh karena itu,

meskipun genotipe F1 adalah PpLl, gamet yang dihasilkan tetap

bergenotipe PL dan pl. Hal ini menghasilkan generasi F2 dengan

perbandingan 3:1 (bunga ungu, polen lonjong : bunga merah, polen

bulat).

C.Pindah Silang (Crossing Over)

Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwa pertukaran

gen karena kromosom homolog saling melilit saat meiosis. Misalkan

suatu genotif AaBb mengalami pindah silang saat pembelahan

meiosis akan diperoleh gamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab,

Ab, dan aB.

Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasi parental (KP)

yang merupakan hasil peristiwa pautan, dan

dua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasi baru (KB)

atau rekombinan (RK) yang merupakan hasil peristiwa

pindahsilang.

( Contoh gambar proses Pindah Silang)

( Gambar Peristiwa pindah silang)

Prosentase terbentuknya kombinasi baru saat terjadi pindah

silang disebut Nilai Pindah Silang (NPS) yang dapat dihitung

dengan rumus berikut:

Keterangan :

NPS : Nilai Pindah Silang

KB : Kombinasi Baru

KP : Kombinasi Parental

Hasil Pindah Silang akan terbentuk :

Kombinasi Parental (KP)

Kombinasi Rekombinan (RK)

Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut. Pindah silang

menyebabkan pergantian alel diantara kromosom homolog,

menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada induknya. Pindah

silang meningkatkan keragaman genetik selain yang dihasilkan oleh

pengelompokkan gen secara bebas.

Ketentuan:

Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase

kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.

Nilai pindah silang (satuan dalam %) sama dengan jarak gen. Nilai

pindah silang juga sama dengan nilai rekombinasi gen berpautan.

Pindah silang terjadi jika 50% < atau >.

Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk betina maupun

jantan. Namun pada ulat sutra (Bombyx mori) betina tidak pernah

terjadi pindah silang. Sementara itu, Drosophyla yang jantan

tidak mengalami pindah silang.

Contoh soal pindah silang:

Penyelesaian:

Nilai pindah silang (NPS) sama dengan nilai RK = 8 %, yaitu

jumlah rekombinasi hasil pindah silang.

Perbandingan gamet yang terbentuk akibat adanya pindah

silang

PH : Ph : pH : ph = 23 : 2 : 2 : 23

Contoh lain:

Misalkan, dari seluruh populasi sel ada 20% sel mengalami

pindah silang dan 80% lainnya tidak mengalami pindah silang,

maka kombinas parental yang diperoleh adalah:

AB = 50% x 0,8 = 40 %

Ab = 50% x 0,8 = 40 %

Sementara rekombinan yang mungkin dihasilkan adalah :

AB = 25 % x 0,2 = 5 %

Ab = 25 % x 0,2 = 5 %

aB = 25 % x 0,2 = 5 %

Ab = 25 % x 0,2 = 5 %

Maka Pada sel tersebut frekuensi kombinasi parentalnya,

yaitu AB dan ab masing-masing 45% (40% + 5%) menjadi

keseluruhan 90%.

Sementara itu, frekuensi rekombinan yang terbentuk adalah

10%.

Peristiwa pindah silang dari gen yang terpaut akan

menghasilkan kombinasi parental lebih dari 50%.

Adapun rekombinannya dapat dipastikan dibawah 50%

D.DAFTAR PUSTAKAAbdul, Aryati. 2009. Bahan Ajar Genetika 1. Universitas Negeri

Gorontalo.

Suryo. 1994. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Campbell NA, dkk, 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Corebima, 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University

press.

Indra, joe. 2009. Ilmu Genetika. Tersedia di http://

blogspot.com. diakses 25 september 2011

Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Transito.

E.SITUS WEB

http://id.wikipedia.org/wiki/Hereditas

http://jurus-tani.blogspot.com/2010/10/hereditas-pada-makhluk-

hidup.html

http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/hereditas-tanaman.html