KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN Oleh:...

21
KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL- QUR’AN KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Oleh: Muhammad Asrori Ardiansyah (Mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Malang) Al-Qur’anul karim sebagai kitab suci kaum muslimin antara lain berfungsi sebagai “hudan” sarat dengan berbagai petunjuk agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini. Untuk memperoleh petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur’an itu sendiri, sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar- besarnya dari pada isi kandungan al-Qur’an tersebut yang di dalamnya kompleks membahas permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum terjadi. Semua hal yang berkaitan dengan kehidupanmanusia, maupun keberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini tentang Manajemen Pendidikan, hal tersebut sudah tertulis di dalam al- Qur’an. Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi, pengurus, yang diambil dari kata kerja manage yang berati mengemudikan, mengurus, dan mermerintah[1]. Manajemen menurut Dr. Hadari Nawawi adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan.[2] Manajemen pendidikan Islam merupakan aktifitas untuk memobilisasi dan memadukan segala sumber daya pendidikan

Transcript of KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN Oleh:...

KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Oleh: Muhammad Asrori Ardiansyah

(Mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam UINMalang)

Al-Qur’anul karim sebagai kitab suci kaum muslimin antara lainberfungsi sebagai “hudan” sarat dengan berbagai petunjuk agarmanusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini.Untuk memperoleh petunjuk tersebut diperlukan adanyapengkajian terhadap al-Qur’an itu sendiri, sehingga kaummuslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari pada isi kandungan al-Qur’an tersebut yang didalamnya kompleks membahas permasalahan-permasalahan yangsudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum terjadi.Semua hal yang berkaitan dengan kehidupanmanusia, maupunkeberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasukpermasalahan mulai dari asal kejadian manusia, sampai padaaktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini tentangManajemen Pendidikan, hal tersebut sudah tertulis di dalam al-Qur’an.

Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi,pengurus, yang diambil dari kata kerja manage yang beratimengemudikan, mengurus, dan mermerintah[1]. Manajemen menurutDr. Hadari Nawawi adalah merupakan kegiatan yang dilakukanoleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga, maupunperusahaan.[2] Manajemen pendidikan Islam merupakan aktifitasuntuk memobilisasi dan memadukan segala sumber daya pendidikan

Islam dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yangtelah ditetapkan sebelumnya.

Sumber daya yang dimobilisasi dan dipadukan untukmencapai tujuan pendidikan tersebut tentunya meliputi apa yangdisebut 3 M (man, money, dan material), dan semua itu tidakhanya terbatas yang ada di sekolah/madrasah atau pimpinanperguruan tinggi Islam. Berkomunikasi, bekerja sama denganberbagai pihak yang terkait baik kedalam maupun keluar sangatmembantu dan menentukan kemajuan lembaga pendidikan yangdipimpinnya, itulah proses dari manajemen.

Untuk merealisasikan semua aspek yang terungkap dalampaparan di atas, ternyata tak lepas dari permasalahanmanajemen. Dan manajemen sendiri sesungguhnya sudah dijelaskan dalam al-Qur’an. Jika kita mau memahami danmenganalisis beberapa macam aspek yang ada bahwa manajemenadalah untuk mengetahui kemana arah yang akan dituju,kesukaran apa yang harus dihadapai, kekuatan apa yang harusdijalankan dan bagaimana anda mengemudikan kendaraan andadengan membuat penumpang anda nyaman berada di kendaraan andayang anda kemudikan, bukan malah sebaliknya.

Yang harus disadari adalah bahwa pemahaman manusiaterhadap al-Qur’an, bagaimanapun sepenuhnya bersandar padakapasitas akal, dan apapun yang bersandar pada akal tersebuttidak pernah menjadi hal yang mutlak, jadi sepenuhnyapersoalan akal dan kwalitasnya dalam memahami al-Qur’an danseberapa jauh kemampuan akal untuk kajian dan interprestasisecara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itulah dalampembahasan ini penulis mencoba mensinergiskan dan mengungkapsecara langsung bahwa manajemen pendidikan Islam sesungguhnyadapat kita kaji dan kita interpretasikan dengan al-Qur’an jikaakal kita mau berpikir. Karena sesungguhnya al-Qur’an sendirimenjelaskan tentang hal itu.

A. Komponen Manajemen Pendidikan Islam Yang Terkandung DalamAl-Qur’an

Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas denganempat komponen yang ada yaitu (POAC) planning, organizing,actuating dan controlling. Menurut hemat penulis empatkomponen tersebut di jelaskan di beberapa ayat al-Qur’an.Untuk lebih jelasnya maka akan penulis uraikan satu persatusebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses danpenentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakandi masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telahditentukan[3]. Ketika dikaitkan dengan sistem pendidikan dalamsuatu organisasi kependidikan, maka perencanaan pendidikanmenurut ST Vembriarto (1988 : 39) dapat didefiniskan sebagaipenggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematisterhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untukmenjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalammenanggapi kebutuhan dan tujuan murid-murid sertamasyarakat[4].

Dalam perencanaan terlebih yang harus diperhatikan adalahapa yang harus dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.Jadi perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatandan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,bagimana, dan oleh siapa.

Perencanaan yang baik dapat dicapai denganmempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan dating dalam manaperencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akandilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen.Keperluan merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwamanusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia

tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentutetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibatdari keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai denganusaha-usaha yang akan kita laksanakan. Dengan demikianlandasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuksecara sadar memilih alternative masa depan yangdikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untukmewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal ini manajemenyang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulahmaka suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik.[5]

Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut:

1. karena perencanaan meliputi usaha untuk memetapkan tujuanatau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai,maka perencanaan haruslah bisa membedakan point pertamayang akan dilaksanakan terlebih dahulu

2. dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kitamengetahui tujuan-tujuan yang kan kita capai

3. dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikanhambatan-hambatan yang akan mungkin timbul dalam usahamencapai tujuan.[6]

Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatuorganisasi pendidikan, perhitungan-perhitungan secara telitisudah harus dilakukan pada vase perencanaan pendidikan. Untukmemenuhi tuntutan tersebut, maka berlaku prinsip-prinsipperencanaan, yaitu :

1. Perencanaan harus bersifat komprehensif

2. Perencanaan pendidikan harus bersifat integral

3. Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek kualitatif

4. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan kontinyu

5. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada efisiensi

6. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber-sumber yang ada

atau yang dapat diadakan

7. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi yang

efisien dan data yang dapat diandalkan[7].

Bertolak dari hal tersebut, bahwa tujuan atau orientasike arah sasaran merupakan landasan untuk membedakanantara planning dengan spekulasi yang sekedar dibuat secaraserampangan. Sebagai suatu ciri utama dari langkah tindakaneksekutif pada semua tingkat organisasi, planningmerupakan suatuproses intelektual yang menyangut berbagai tingkat jalanpemikiran yang kreatif dan pemanfaatan secara imajinatifatasdari variabel-variael yang ada. Planning memungkinkan padaadministrator untuk meramalkan secara jitu kemungkin anakibatyang timbul dari berbagai kekuatan, sehingga ia bisamempengaruhi dan sedikit banyak mengontrol arah terjadinyaperubahan yang dikehendaki[8].

Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yangakan dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan Islam,maka prinsip perencanaan harus mencerminkan terhadap nilai-nilai islami yang bersumberkan pada al-Qur'an dan al-Hadits.Dalam hal perencanaan ini al-Qur'an mengajarkan kepada manusia:

لحون� )ال�حج� : ف� ر ل�علكم ت�� ي� عل ال�خ� (77...واف��Artinya : Dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapatkan keberuntungan (Al-

Hajj : 77)

Selain ayat tersebut, terdapat pula ayat yangmenganjurkan kepada para manejer atau pemimpin untukmenentukan sikap dalam proses perencanaan pendidikan. yaitudalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 90:

               

 

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil danberbuat kebajikan atau kebaikan, memberi kepada kaumkerabat dan Allah melarang perbuatan yang keji, mungkardan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamudapat mengambil pelajaran (An-Nahl : 90)

Ayat-ayat lain yang berkesinambungan dengan perencanaanadalah dalam (al-Qur’an 75: 36) bahwa “apakah manusi mengiraia dibiarkan saja tanpa pertanggung jawaban?, dan selanjutnya(al-Qur’an 17:36) sebagai berikut:

               

 

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidakmempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnyapendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akandiminta pertanggungan jawabnya.

Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipilyang tidak boleh ditawar dalam proses perencanaan pendidikan,agar supaya tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengansempurna. Disamping itu pula, intisari ayat tersebut merupakansuatu “pembeda” antara manajemen secara umum dengan manajemendalam perspektif Islam yang sarat dengan nilai.

b. Pengorganisasian (organizing)

Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelahperencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanaanperencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan

administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencanadisebut organisasi atau pengorganisasian.

Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok oranguntuk mencapai tujuan bersama. Langkah pertama dalampengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan denganmenetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasukruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatukelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan pembidangan itusebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang bergerak kearah satu tujuan. Dengan demikian, setiap pembidangan kerjadapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlahtugas yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatanyang diemban oleh kelompok-kelompok kerjasama tersebut.

Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalamsuatu struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang jelasagar yang satu akan mampu melengkapi yang lain dalam rangkamencapai tujuan. Struktur organisasi disebut “segi formal”dalam pengorganisasian karena merupakan kerangka yang terdiridari satuan-satuan kerja atau fungsi-fungsi yang memilikiwewenang dan tanggung jawab yang bersifat hierarki /bertingkat. Diantara satuan-satuan kerja itu ditetapkan pulahubungan kerja formal dalam menyelanggarakan kerjasama satudengan yang lain, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnyamasing-masing. Disamping segi formal itu, suatu strukturorganisasi mengandung kemungkinan diwujudkannya “hubunganinformal” yang dapat meningkatkan efisiensi pencapaian tujuan.Segi informal ini diwujudkan dalam bentuk hubungan kerja yangmungkin dikembangkan karena hubungan pribadi antar personalyang memikul beban kerja dengan wewenang dan tanggung jawabmasing-masing.

Satuan kerja yang ditetapkan berdasarkan pembidangankegiatan yang diemban oleh suatu kelompok kerja sama, padadasarnya merupakan pembagain tugas yang mengandung sejumlahpekerjaan sejenis. Oleh setiap itu, setiap unit kerja akan

menggambarkan jenis-jenis aktivitas yang menjadi kewajibannyauntuk diwujudkan.

Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknyakesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanyamekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil danmudah mencapai tujuan yang ditetapkan[9]. Proses organizingyang menekankan pentingnnya tercipta kesatuan dalam segalatindakan, dalam hal ini al-Qur'an telah menyebutkan betapapentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalamsuatu organisasi. Firman Allah

                                   

 Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)

Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlahakan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masaJahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukanhatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepijurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nyakepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Selanjutnya al-Qur'an memberikan petunjuk agar dalamsuatu wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi,kelompok, janganlah timbul pertentangan, perselisihan,perscekcokan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan, runtuhnyamekanisme kepemimpinan yang telah dibina. Firman Allah :

            

  

Artinya : Dan taatilah Allah dan RasulNya, jangalah kamuberbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar,hilang kekuatanmu, dan bersabarlah, sesungguhnya Allahbeserta orang-orang yang sabar (Al-Anfal : 46)

c. Penggerakan (actuating)

Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atauorganisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yangdapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directingcommanding, leading dan coordinating[10].

Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas, makaproses ini juga memberikanmotivating, untuk memberikanpenggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaanyang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telahditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru,bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dantimbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.

Bimbingan menurut Hadari Nawawi[11] (1983 : 36) berartimemelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiappersonal, baik secara struktural maupun fungsional, agarsetiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagaiberikut :

1. Memberikan dan menjelaskan perintah

2. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan

3. Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan / kecakapan dan

keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi

4. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dna fikiran untuk

memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing

5. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara

efisien.

Al-Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasarterhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikanperingatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfirman :

          

    

Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkansiksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberiberita gembira kepada orang-orang yang beriman, yangmengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapatpembalasan yang baik, (QS. al-Kahfi: 2)

Actuating juga berarti mengelola lingkungan organisasi yangmelibatkan lingkungan dan orang lain, tentunya dengan tatacara yang baik pula. Maka firman Allah mengatakan:

        

Artinya: Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakannegeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.

Faktor membimbing dan memberikan peringatan sebagai halpenunjang demi suksesnya rencana, sebab jika hal itu diabaikanakan memberikan pengaruh yang kurang baik terhadapkelangsungan suatu roda organisasi dan lain-lainnya.

Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk, pedomandan nasehat serta keterampilan dalamberkomunikasi[12]. Actuating merupakan inti dari manajemen yangmenggerakkan untuk mencapai hasil. Sedangkan intidari actuating adalah leading, harus menentukan prinsip-prinspi

efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawabpertanyaan.

d. Evaluasi/Controlling

Evaluasi dalam konteks manajemen adalah proses untukmemastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar sesuai apatidak dengan perencanaan sebelumnya. Evaluasi dalam manajemenpendidikan Islam ini mempunyai dua batasan pertama; evaluasitersebut merupakan proses/kegiatan untuk menentukan kemajuanpendidikan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan,kedua; evaluasi yang dimaksud adalah usaha untuk memperolehinformasi berupa umpan balik (feed back) dari kegiatan yangtelah dilakukan.

Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini mencakupdua kegiatan, yaitu penilaian dan pengukuran. Untuk dapatmenentukan nilai dari sesuatu, maka dilakukan pengukuran danwujud dari pengukuran itu adalah pengujian.

Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhirdalam rantai fungsional kegiatan-kegiatan manajemen.Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untukmengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atautidak dan mengapa terpai atau tidak tercapai. Selain itucontrolling adalah sebagai konsep pengendalan, pemantauefektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dankepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.

Adapun ayat al-Qur’an yang berkaitan denganevaluasi/controllilg dapat diterjemahkan sebagai berikut:“ padahal ssungguhnya bagi kamu ada malaikat yang mengawasi pekerjaanmu(10) yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaan itu (11) merekamengetahui apa yang kamu kerjakan”(12) (Al-Qur’an 82:10-12).

B. Konsep Manajemen Pendidikan Islam Menurut Perspektif Al-Qur’an

Menurut pendapat kami konsep manajemen pendidikan Islammenurut perspektif (pandangan) al-Qur’an adalah sebagaiberikut yaitu fleksibel, efektif, effisien, terbuka,cooperative dan partisipatif.

a. Fleksibel

Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku (lentur).Menurut pendapat Prof. Dr. Imam Suprayogo bahwa berdasarkanhasil pengamatan beliau walaupun sifatnya masih terbatas,menunjukkan bahwa sekolah atau madrasah meraih prestasi ungguljustru karena fleksibelitas pengelolanya dalam menjalankantugas-tugasnya.[13]

Selanjutnya beliau memberikan penjelasan jika diperlukanpengelola berani mengambil kebijakan atau memutuskan hal-halyang berbeda dengan tuntutan/petunjuk formal dari atas, olehkarena itu untuk menghidupkan kreativitas para pengelolalembaga pendidikan maka perlu dikembangkan evaluasi yang tidaksemata-mata berorientasi pada proses melainkan dapat dipahamipada produk dan hasil yang akan dicapai, jika pandangan inidipahami, maka manajemen dalam hal ini kinerja manajer ataupemimpin pendidikan tidak hanya diukur dengan menggunakantelah terlaksana progam yang ada, tetapi lebih dari itu adalahsejauh mana pelaksanaan itu melahirkan produk-produk yangdiinginkan oleh berbagai pihak.

Petunjuk al-Qur’an mengenai fleksibelitas ini antara laintercantum dalam surat al-Hajj ayat 78:

               

Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihadyang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan diasekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agamasuatu kesempitan.

Surah al-Baqarah ayat 185

        

Artinya: “Allah menginginkan kemudahan bagimu dan tidakmenginginkan kesukaran bagimu”.

b. Efektif dan Efisien

Menurut Dr. Wayan Sidarta; “pekerjaan yangefektif ialahpekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana semula,sedangkan pekerjaan yang efisien adalah pekerjaan yangmegeluarkan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebihrendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang, waktu, tenaga,orang, material, media dan sarana.[14]

Kedua kata efektif dan efisien selalu dipakaibergandengan dalam manajemen karena manajemen yang efektifsaja sangat mungkin terjadinya pemborosan, sedangkan manajemenyang efisien saja bisa berakibat tidak tercapainya tujuan ataurencana yang telah ditetapkan.

Ayat-ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan acuan kedua haltersebut adalah

Surat al-Kahfi ayat 103-104 (tentang efektif)

                

Artinya: Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamutentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya.Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalamkehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwamereka berbuat sebaik-baiknya”.

Surat Al-Isra, ayat 26-27 (tentang efisien)

                 

   

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekatakan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalamperjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemborositu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan ituadalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

c. Terbuka

Yang dimaksud dengan terbuka disini bukan saja terbukadalam memberikan informasi yang benar tetapi juga mau memberidan menerima saran/pendapat orang lain, terbuka kesempatankepada semua pihak, terutama staff untuk mengembangkan dirisesuai dengan kemampuannya baik dalam jabatan maupun bidanglainnya

Al-Qur’an telah memberikan landasan kepada kaum muslinuntuk berlaku jujur dan adil yang mana menurut kami hal inimerupakan kunci keterbukaan, karena tidak dapat dilakukanketerbukaan apabila kedua unsure ini tidak terpadu.

Ayat al-Qur’an yang menyuruh umat manusia untuk berlaku jujurdan adil yang keduanya merupakan kunci keterbukaan itu, adadalam surat An-Nisa ayat 58 sebagai berikut:

                     

      

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatkepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberipengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. SesungguhnyaAllah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

Menurut Jeane H. Ballantine dalam bukunya “sociology ofeducational” sebagai berikut:

Principals have power to influence school evectiveness through theirleadership and interaction. In the successful school, principals met teachersregularly ask for suggestions and give teacher information concerningeffectifiness, principals rarely act alone.[15]

Dari pernyataan diatas jelas bahwa kepala sekolahmempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi keefektifan sekolahmelalui kepemimpinan dan interaksi mereka. Serta sekolah yangberhasil disamping mengadakan pertemuan secara rutin, jugakepala sekolah menerima dan meminta masukan dari staff sekolahdan jarang melakukan pekerjaannya sendiri. Sedangkan menurutMalayu Hasibuan dalam manajemen terbuka sebelum mengambilsuatu keputusan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepadakaryawan, memeberikan saran, pendapat-pendapat, tegasnyamanajer mengajak karyawan untuk:

1. ikut serta memikirkan kesulitan organisasi dan usaha-usaha pengembangannya

2. mereka tahu arah yang diambil organisasi sehingga tidakragu-ragu lagi dalam melaksanakannya

3. lebih berpartisipasi dalam masing-masing tugsnya

4. menimbulkan suatu yang sehat sambil berlomba-lombamengembangkan inisiatif dan daya inovatifnya.[16]

d. Cooperatif dan Partisipasif

Dalam rangka melaksanakan tugasnya manajerpendidikan Islam harus cooperative dan partisipasif. Hal ini

disebabkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapamanajemen pendidikan Islam harus bersofat cooperative danpartisipasif hal ini disebabkan karena dalam kehidupan inikita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa limitasi(keterbatasan) yang menurut Chester I Bernard imitasi tersebutmeliputi:

1. Limitasi physic (alam) misalnya untuk memenuhi kebutuhanmakanan ia harus menanam dan ini sering dilakukan oranglain atau bersama orang lain

2. Limitasi Psichologi (ilmu jiwa). Manusia akan menghargaidan menghormatinya

3. Limitasi sociology. Manusia tidak akan dapat hidup tanpaorang lain

4. Limitasi biologis. Manusia secara biologis termasukmakhluk termasuk makhluk yang lemah sehingga untukmemperkuat dan mempertahankan dirinya manusia harusbekerjasama, saling memberi dan menerima bersatu danmengadakan ikatan dengan manusia.[17]

Ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan cooperative danpartisipatif ini anatara lain, surat al-Maidah ayat 2 sebagaiberikut:

            

      

Artinya : Bertolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikandan taqwa dan janganlah kamu bertolong-menolong dalamperbuatan dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah ayat 2)

Agar tujuan pendidikan Islam bisa dicapai sesuai denganyang diharapkan maka diperlukan adanya manajer yang handalyang mampu membuat perencanaan yang baik, mengorganisir,

menggerakkan, dan melakukan control serta tahu kekuatan(strength), kelemahan (weakness), kesempatan peluang(opportunity), dan ancaman (threat), maka orang yang diberiamanat untuk memanage lembaga pendidikan Islam hendaknyasesuai dengan al-Qur’an.

Menurut Tanthowi dalam bukunya Unsur-unsur managemenmenurut ajaran al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapangdada, dan selalu tanggap. Hal ini sesuai dengan suratal-Mujadalah ayat 11

                              

 

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakankepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Makalapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapanganuntukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Makaberdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberiilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Bertindak adil dan jujur serta konsekuen

Hal ini sesuai dengan al-Qur’an surah an-Nisa ayat 58

                     

      

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatkepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamumenetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberipengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. SesungguhnyaAllah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

2.Bertanggung Jawab

Sesuai dengan surah al-An’am ayat 164

                               

 

Artinya: Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selainAllah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dantidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannyakembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosatidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepadaTuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nyakepadamu apa yang kamu perselisihkan."

3.Selektif terhadap informasi

Sesuai dengan surah al-Hujurat ayat 6

                

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamuorang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah denganteliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada

suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkankamu menyesal atas perbuatanmu itu.

4.Memberi Peringatan

Sesuai Al-Zariat ayat 55

     

Artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnyaperingatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

6. Memberi petunjuk dan pengarahan.[18]

Sesuai dengan ayat as-Sajadah ayat 24

           

Artinya: Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kamiketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.

Biodata Singkat Penulis

Name : Muhammad Asrori Ardiansyah

Place/Date of Birth : Nganjuk, April 25th , 1980

Address : Paldapalang Jogomerto Tanjunganom Nganjuk East Java

Indonesia

Contact Person : 085649311583

E-Mail : [email protected]

Weblog : http://staim-nglawak.blogspot.com

Ethnic/Nationality : Javanese/Indonesian

Occupation : Student of the Graduate Program of the StateIslamic University of Malang

Educational Background

1. Islamic Training College “Darussalam” Gontor Ponorogo

2. Miftahul ‘Ula Islamic College Nglawak Nganjuk

3. The State Islamic University Of Malang

[1] Wojowarsito, Purwadarminta, Kamus lengkap Indonesia Inggris, (Hasta, Jakarta:1974), Hal. 76.

[2] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (CV. Haji Mas Agung, Surabaya: 1997),Hal. 78

[3] AW. Widjaya, Perencanaan sebagai Fungsi Manajemmen, (PT Bina Aksara, Jakarta:1987), Hal. 33.

[4] ST Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan (Educational Planning), Andi

Offset, Yogyakarta: 1988), Hal : 39.

[5] M. Bukhari, DKK, Azas-Azas Manajemen, (Aditya Media, Yogyakarta: 2005), Hal.35-36

[6] Ibid, Hal. 37

[7] Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasinya), (Karya

Abditama, Surabaya: 1995), Hal. 12.

[8] Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan ,(Usaha Nasional, Surabyata:

1994), Hal. 299.

[9] Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur'an, (Pustaka al-

Husna, Jakarta: 1983), Hal. 71.

[10] Ibid, hal : 74.

[11] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, ( PT Gunung Agung, Jakarta: 1983), Hal.

36.

[12] Sondang P. Siagian, Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan, (Gunung Agung,

Jakarta: 1997), Hal. 88.

[13] Imam Suprayogo, Revormulasi Visi Pendidikan Islam, (STAIN Press, 1994), Hal.74

[14] Made Sidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (PT. Bina Aksara, Jakarta:1999),Hal.4

[15] Jeanne H. Ballantine, Sociology of educational, Wrigh State University

Prentice Hall Englewood Cleff Nj, Hal. 183

[16] Malayu Sibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (CV. Haji Mas Gus,Jakarta: 1989)

[17] Ibid, Hal. 41

[18] Jawahir Thantowi, UnsurManajemen menurut Ajaran Al-Qur’an , (Al-Husna,

Jakarta: 1983) Hal. 63