Komunikasi Pembangunan
Transcript of Komunikasi Pembangunan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
sistem ekononomi di Indonesia mengalamai beberapa
kali perubahan dari sistem ekonomi komando yang
diterapkan pada masa orde lama oleh soekarno , sistem
ekonomi kapitalis-liberal diterapkan pada masa
penjajahan belanda, dan terakhir sistem ekonomi
Indonesia cenderung semakin kapitalis atau sistem
ekonomi pasar semakin luas diterapkan sejak era
reformasi pada tahun 1998 hingga pada pemerintahan SBY.
Penerapan sistem-sistem ekonomi tersebut ternyata
hasilnya tidak mampu memperbaiki ekonomi di Indonesia,
malah meninggalkan kemelaratan bagi rakyat Indonesia.
Kemiskinan dan pengangguran seperti lingkar setan yang
tiada henti-hentinya, maka dari itu sudah seharusnya
Negara Indonesia merubah tatanan ekonominya dengan
menerapkan Sistem Ekonomi Syariah.
Sistem Ekonomi Syariah jelas akan membawa
kesejahteraan bagi rakyat yang mana bersumber atau
berpacu pada al-qur’an dan sunnah. Ekonomi Syariah atau
Ekonomi Islam sangat cocok diterapkan di Negara
[1]
Indonesia karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah
islam, dan juga sistem ekonomi syariah ini memiliki
tujuan yang jelas dalam menyelesaikan permasalahn-
permasalah yang ada di dunia termasuk di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a) Seperti apa sistem ekonomi di Indonesia?
b) Apa saja permasalahan ekonomi di Indonesia?
c) Bagaimana penerapan sistem ekonomi syariah di
Indonesia?
1.3 Tujuan
Adanya makalah mengenai “Penerapan sistem ekonomi
syariah ” ini, akan membahas selebihnya mengenai hal
sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan sistem ekonomi di Indonesia
b. Menelaah permasalahan ekonomi di Indonesia
c. Menerapkan sistem ekonomi syariah di indonesia
[2]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Ekonomi di Indonesia
a) Sistem Ekonomi pada masa penjajahan Belanda
Menurut sistem ekonomi yang pernah diterapkan
selama penjajahan Belanda, sejarah ekonomi colonial
[3]
hindia belanda dapat dibagi dalam tiga episode ; sistem
merkantilisme ala VOC sekitar tahun 1600-1800 yang
penekanannya pada peningkatan ekspor dan pembatasan
impor; sistem monopoli Negara ala sistem tanam paksa
sekitar 1830-1870; dan sistem ekonomi kapitalis liberal
sejak 1870 hingga 1945 (Mubyarto.2000). sistem ekonomi
colonial ini meninggalkan kemelaratan bagi rakyat
Indonesia, namun disisi lain melahirkan budaya cocok
tanam, sistem uang, dan budaya industry. Sebenarnya
belanda menjadikan Negara indonesia menjadi salah satu
kekuatan ekonomi di Asia pada masa itu karena
pengekspor terbesar.
Akan tetapi perkembangan ekonomi yang pesat itu
tidak memberi peningkatan kesejahteraan bagi rakyat
menurut data statistic 1930 yang dikemukakan oleh Prof.
Mubyarto (2005) dalam situs ekonomirakyat.com (dikutip
dari Trihusodo dkk,.2005 ), dari penerimaan Hindia
belanda yang sekitar 670 juta gulden saat itu, 59,1
juta penduduk pribumi hanya kecipratan 3,6 juta gulen
(0,54 %), sedangkan penduuk keturunan Tiongho yang
jumlahnya sekitar 1,3 juta orang dapat 0,4 juta gulden.
Sementara sisanya 665 juta gulden (99,4 % ) dinikmati
oleh warga kulit putih ( yang sebagian besar Belanda )
yang Cuma berjumlah 241.000 jiwa. Namunada yang
beranggapan bahwa warga pribumi juga mendapatkan
kucuran yang relative besar dari penghasilan Hindia
[4]
Belanda yaitu pada tahun 1929nwarga pribumi menikmati
porsi lebih besar dari separuh atas 3,5 miliar
pendapatan nasional ketika itu.
b) Sistem Ekonomi pada Masa Orde Lama
Pada masa Orde Lama ini Soekarno menghapus dasar-
dasar pemikiran barat, termasuk sistem ekonomi liberal-
kapitalismenya kemudian menggantinya dengan menerapkan
pemikiran dari Marhaenisme, yaitu Marxisme. Tetapi pada
tahun 1959 paham kapitalisme-liberalisme secara
constitutional ditolak dengan diberlakukannya lagi UUD
1945 sebagai landasan dari sistem ekonomi nasional.
Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945
Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
[5]
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal
ini diatur dalam undang-undang.****)
Akan tetapi dalam praktiknya Soekarno menerapkan
sistem ekonomi komando, selama periode orde lama
( 1945-1966 ), perekonomian Indonesia tidak berjalan
mulus, bahkan sangat buruk yang juga disebabkan oleh
ketidakstabilan politik di dalam negeri yang
dicerminkan antara lain oleh terjadinya beberapa
pemberontakan disejumlah daerah, termasuk di Sumatra
dan Sulawesi, pada decade 1950-an yang nyaris
meruntuhkan sendi-sendi ekonomi nasional.
Pada masa itu,prinsip-prinsip individualism,
pesaingan bebas, dan perusahan swasta/pribadi sangat
ditentang karena oleh pemerintah dan masyarakat pada
umumnya prinsip-prinsip tersebut sering dikaitkan
dengan pemikiran kapitalisme. Keadaan ini semakin
membuat Indonesia sulit mendapat dana dari Negara-
negara Barat baik dalam bentuk pinjaman maupun
penanaman modal asing (PMA), sedangkan Indonesia sangat
[6]
membutuhkan hal itu. Pada tahun 1963, Seokarno
menyampaikan konsep ekonomi yang dikenal dengan sebutan
Deklarasi Ekonomi, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan
karena tidak dapat dukungan dari partai-partai politik
termasuk parta komunis, dan pada akhirnya deklarasi
tersebut dilupakan dan Indonesia tetap berlaku pada
sistem ekonomi komando.
c) Sistem Ekonomi Pada Masa Orde Baru Hingga Sekarang
Pada masa orde baru lahir tahun 1966, sistem
ekonomi berubah total. Berbeda dengan pemerintah orde
lama, dalam era Soeharto ini paradigm pembangunan
ekonomi mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas
( demokrasi ekonomi ), dan politik ekonomi diarahkan
pada upaya-upaya dan cara-cara menggerakkan kembali
roda ekonomi.
Pemerintahan orde lama meninggalkan berbagai
masalah serius bagi pemerintah orde baru, termasuk
kelangkanaan bahan pangan dan pasokan bahan baku yang
nyaris terhenti, hiperinflasi, produksi dalam negeri
yang nyaris terhenti, kerusakan infrastruktur yang
parah, terkurasnya cadangan devisa, tingginya tunggakan
utang luar negeri (ULN), deficit APBN yang sangat besar
dan krisis neraca pembayaran.
Hasil dari usaha-usaha pemerintah orde baru untuk
menghidupkan kembali roda perekonmian nasional dengan
[7]
sistem ekonomi pasar dan didukung oleh kebijakan-
kebijakan ekonomi di segala sektor dengan tujuan dan
target yang telaah ditetapkan di dalam Repilita cukup
mengagumkan, terutama dilihat pada tingkat makro.
Sistem ekonomi Indonesia cenderung semakin kapitalis
atau sistem ekonomi pasar semakin luas diterapkan sejak
era reformasi pada tahun 1998 hingga sekarang pada masa
pemerintahan SBY.
2.2 Permasalahan Ekonomi di Indonesia
Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara
dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di
Indonesia permasalahan ekonomi dapat menghambat
terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa
permasalahan ekonomi Indonesia sebagai berikut.
1. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah
satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang
dan jasa yang dapat dihasilkan selama satu periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti
Indonesia sering terkendala masalah modal dan
investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari
investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan
ekonominya.
[8]
Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia
merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan
disebabkan menipisnya cadangan minyak serta
terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak
menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik.
Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi berkurang dan
terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.
2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan,
dan kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya
pendapatan masyarakat secara riil. Masyarakat mengalami
penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok
secara umum. Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup
secara layak sehingga taraf hidupnya menurun.
Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah
penduduk yang berada dalam garis kemiskinan berjumlah
sekitar 29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang
sebanyak 0,89 juta orang dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan ditunjang
adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih
besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
3. Pengangguran
[9]
Secara umum pengangguran diartikan sebagai
angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran
merupakan rantai masalah yang dapat menimbulkan
beberapa permasalahan pada suatu negara. Pengangguran
disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang
dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja.
Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat
terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan
pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah
angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4
juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada
bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari
tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini
diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai
perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk
mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu
mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan,
misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya
manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong
tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi
lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan
keterampilan bagi tenaga kerja.
4. Kesenjangan Penghasilan
Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi
berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk memenuhi
[10]
berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat
kelompok masyarkat dengan penghasilan tinggi dan
kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.
Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan
primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu,
kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan rendah
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun
kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan
tertentu menimbulkan permasalahan kesenjangan
penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran
pemerintah dalam memeratakan penyaluran distribusi
pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan
masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain
itu, upaya pemerintah dalam meratakan penghasilan
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan
sosial masyarakat.
5. Inflasi
Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun
2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia
disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara
permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan
kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi
ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara
keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan penurunan daya
[11]
beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi
berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian, kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah,
melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan
perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya inflasi
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi tarikan
permintaan dan inflasi dorongan biaya.
2.3 Penerapan Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia
Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau
sistim ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,
sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State).
Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,
ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi
ibadah.
Perbedaan sistem ekonomi syariah dengan sistem
ekonomi biasa, yaitu sistem ekonomi syariah dalam
memperoleh keuntungan, sistem ini menggunakan cara
sistem bagi hasil berbeda dengan sistem ekonomi liberal
[12]
maupun sosial yang cenderung memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya tanpa melihat aspek dari konsumennya.
Tujuan dari perekonomian syariah ini adalah
mensejahterakan seluruh masyarakat luas, memberikan rasa adil,
tentram, kebersamaan serta kekeluargaan serta mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Perkembangan sistem ekonomi syariah di indonesia
sendiri belum sebegitu pesat seperti di negara-negara
lain, Secara sederhana, perkembangan itu dikelompokkan
menjadi perkembangan industri keuangan syariah dan
perkembangan ekonomi syariah non keuangan. Industri
keuangan syariah relatif dapat dilihat dan diukur
perkembangannya melalui data-data keuangan yang ada,
sedangkan yang non keuangan perlu penelitian yang lebih
dalam untuk mengetahuinya.
Sistem Perekonomian Islam bersifat universal artinya
dapat digunakan oleh siapapun tidak terbatas pada umat
Islam saja, dalam bidang apapun serta tidak dibatasi
oleh waktu ataupun zaman sehingga cocok untuk
diterapkan dalam kondisi apapun asalkan tetap berpegang
pada kerangka kerja atau acuan norma-norma islami. Al-
Qur’an dan Al-Hadits merupakan landasan hukum yang
lengkap dalam mengatur segala aspek kehidupan ummat,
khususnya di bidang ekonomi antara lain:
1. Islam dirancang sebagai rahmat untuk seluruh
ummat, menjadikan kehidupan lebih sejahtera dan
[13]
bernilai, tidak miskin dan tidak menderita (Q.S.
Al-Anbiya : 107).
2. Harta adalah amanat Allah, untuk mendapatkan dan
memanfaatkannya harus sesuai dengan ajaran Islam
(Q.Q. Al-Anfal : 28).
3. Larangan menjalankan usaha yang haram (Q.S.Al-
Baqarah : 273-281).
4. Larangan merugikan orang lain (Q.S.Asy-Syuara :
183).
5. Kesaksian dalam mu’amalah (Q.S.Al-Baqarah : 282-
283), dll.
Anggapan tersebut telah terbukti dengan adanya
krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan
Asia beberapa waktu yang lalu bahwa sistem yang kita
anut dan dibanggakan selama ini khususnya di bidang
perbankan kiranya tidak mampu untuk menanggulangi dan
mengatasi kondisi yangada, bahkan terkesan sistem yang
ada saat ini dengan tidak adanya nilai-nilai Ilahi yang
melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan
lainnya sebagai penyebab tumbuh dan berkembangnya
“perampok berdasi” yang telah menghancurkan sendi-sendi
perekonomian bangsa Indonesia sendiri. Sebaliknya bagi
dunia perbankan dan lembaga keuangan Islam yang dalam
operasionalnya bersendi pada Syari’ah Islam, krisis
ekonomi dan moneter yang terjadi merupakan moment
positif dimana bisa menunjukkan dan memberikan bukti
[14]
secara nyata dan jelas kepada dunia perbankan khususnya
bahwa Bank yang berlandaskan Syari’ah Islam tetap dapat
hidup dan berkembang dalam kondisi ekonomi yang tidak
menguntungkan.
Karakteristik Ekonomi Islam
Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumber-
sumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhan,
sesungguhnya melekat pada watak manusia. Tanpa
disadari, kehidupan manusia sehari-hari didominasi
kegiatan ekonomi. Ekonomi Islam pada hakikatnya adalah
upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan petunjuk
Allah Swt. dalam rangka memperoleh ridho-Nya.
Menurut ahli Ekonomi Islam, ada 3 (tiga)
karakteristik yang melekat pada Ekonomi Islam, yaitu :
(a) Inspirasi dan petunjuknya diambil dari Al-Qur’an
dan Al-Sunnah;
(b) Perspektif dan pandangan ekonominya
mempertimbangkan peradaban Islam sebagai sumber;
(c) Bertujuan untuk menemukan dan menghidupkan
kembali nilai-nilai, prioritas, dan etika
Sumber Hukum Ekonomi Islam
[15]
Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa
dinyatakan sebagai sebuah bagian dari konsep
pengetahuan, demikian pula dengan ekonomi Islam. Ada
beberapa dasar hukum yang menjadi landasan pemikiran
dan penentuan konsep ekonomi Islam.
Beberapa dasar hukum Islam tersebut di antaranya
adalah :
1. Al Qur’an. Ini merupakan dasar hukum utama
konsep ekonomi Islam, karena Al Qur’an merupakan ilmu
pengetahuan yang berasal langsung dari Allah. Beberapa
ayat dalam Al Qur’an merujuk pada
perintah manusia untuk mengembangkan sistem ekonomi
yang bersumber pada hukum Islam. Di antaranya terdapat
pada QS. Fuskilat: 42, QS. Az Zumar: 27 dan QS. Al
Hasy:22.
2. Hadist dan Sunnah. Pengertian hadist dan
sunnah adalah sebuah perilaku Nabi yang tidak
diwajibkan dilakukan manusia, namun apabila mengerjakan
apa yang dilakukan Nabi Muhammad, maka manusia akan
mendapatkan pahala. Keduanya dijadikan dasar hukum
ekonomi Islam mengingat Nabi Muhammad SAW sendiri
adalah seorang pedagang yang sangat layak untuk
dijadikan panutan pelaku ekonomi modern.
[16]
3. Ijma’, yaitu sebuah prinsip hukum baru yang
timbul sebagai akibat adanya perkembangan jaman. Ijma’
adalah konsensus baik dari masyarakat maupun
cendekiawan agama, dengan berdasar pada Al Qur’an
sebagai sumber hukum utama.
4. Ijtihad atau Qiyas. Merupakan sebuah
aktivitas dari para ahli agama untuk memecahkan masalah
yang muncul di masyarakat, di mana masalah tersebut
tidak tersebut secara rinci dalam hukum Islam. Dengan
merujuk beberapa ketentuan yang ada, maka Ijtihad
berperan untuk membuat sebuah hukum yang bersifat
aplikatif, dengan dasar Al Qur’an dan Hadist sebagai
sumber hukum yang bersifat normatif.
Banyak sekali keterangan dari dalam Al-Quran yang
menyinggung masalah ekonomi, secara eksplisit maupun
implisit. Bagaimana jual-beli yang baik dan sah menurut
Islam, pinjam meminjam dengan akad-akad yang sah sampai
dengan pelarangan riba dalam perekonomian. Semuanya
dikupas secara tuntas dalam hukum dan syari'ah Islam.
Dalam Islam ini yang menjadi panutan serta tauladan
dalam penerapan hukum ekonomi Islam adalah Rasulullah
Saw.
Dari namanya saja dapat kita tebak bahwa hukum ekonomi
Islam pasti berpegang pada syari'ah islam dan akan
kental dengan akidah keislaman. Sistem ekonomi syariah
[17]
islam memungkinkan manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan jujur tanpa berlebihan dan
saling membantu sesama manusia.
Sehingga diharapkan dengan menjalankan ekonomi
Islam, manusia dapat menemukan sebuah kesetiaan dan
sesejatian dalam Islam yang diharapkan hal ini dapat
memberikan kesejahteraan bagi semua manusia. Cocok
sekali dengan tujuan Islam yakni Islam diturunkan untuk
makhluk di bumi ini agar selamat sejahtera.
Bagaimana Ekonomi Islam Di Indonesia?
Di Indonesia saat ini telah mulai dan dilaksanakan
penerapan syariah Islam dalam bentuk aplikasi Ekonomi
walaupun masih banyak kekuranganya. Hal ini dikarenakan
sudah teralu lama bangsa Indonesia menganut sistem
Ekonomi konvensional yang membebaskan semua pelaku
usahanya dengan jalan apapun untuk mendapatkan
keuntungan sebesar mungkin.
Mengapa Di Indonesia Dikatakan Susah dalam Penerapan Syariah
Islam?
Mungkin hal ini dapat menjadikan alasan bahwa
perkembangan masyarakat Islam di Indonesia untuk dapat
menerapkanEkonomi Syariah Islam dalam Ekonomi terkendala
oleh adanya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.
Belanda menganggap bahwa Ekonomi Islam dapat
[18]
menghambat, mengancam dan mengubah pemikiran rakyat
Indonesia dalam melakukan kegiatan Ekonomi, padahal
ketika itu pihak belanda melakukan sistem monopoli
perdagangan yang memang dalam kenyataannya hal ini
(Monopoli Perdagangan) hukumnya haram.
Karena hal itu rakyat Indonesia membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk dapat memikirkan dan mengenali
Sistem Ekonomi Islam yang pada dasarnya dilandasi oleh
hukum yang ada di Al Quran dan As-Sunah.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya umat
Islam, seharusnya sistem ekonomi syariah Islam ini dapat
dilaksanakan dan diterapkan di Indonesia secara kafah
(menyeluruh), yang mengedepankan transparansi, keadilan
dan good governance dalam pengelolaan usaha dan asset-
asset negara. Di mana praktik ekonomi yang dijalankan
berpihak pada rakyat kebanyakan dan berpihak pada
kebenaran. Sehingga tidak akan ada lagi yang namanya
korupsi di negeri ini jika Syariah Islam dapat dengan
benar diterapkan secara kafah.
[19]
Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau
sistim ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,
sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State).
Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,
ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi
ibadah.
Perbedaan sistem ekonomi syariah dengan sistem
ekonomi biasa, yaitu sistem ekonomi syariah dalam
memperoleh keuntungan, sistem ini menggunakan cara
sistem bagi hasil berbeda dengan sistem ekonomi liberal
maupun sosial yang cenderung memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya tanpa melihat aspek dari konsumennya.
3.2 Kritik
Dengan melihat penduduk Indonesia yang mayoritas
memeluk agama islam seharusnya pemerintah
mempertimbangkan untuk penerapan sistem ekonomi
syariah, untuk memperbaiki perekonomian yang dilanda
berbagai masalah seperti sekarang ini.
3.3 Saran
[21]
Semoga dengan dibuatnya makalah ini pembaca kurang
lebihnya dapat memahami isi dari penjelasan mengenai
“Penerapan sistem ekonomi syariah ”. Diharapkan adanya
saran yang dapat mendukung dalam penyempurnaan makalah
ini dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomisyariah.info/blog/2013/11/13/peluang-dan-
kendala-pengembangan-ekonomi-islam-di-indonesia/
http://ekonomi-syariah11.blogspot.com/2013/02/karakteristik-
ekonomi-islam.html
http://ebookbrowse.com/pelaku-pelaku-ekonomi-dalam-sistem-perekonomian-indonesia-pdf-d301457956
tambunan,tulus.2009.perekonomianindonesia.bogor:penerbitGhal
iaIndonesia
[22]