Komunikasi Pembangunan

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang sistem ekononomi di Indonesia mengalamai beberapa kali perubahan dari sistem ekonomi komando yang diterapkan pada masa orde lama oleh soekarno , sistem ekonomi kapitalis-liberal diterapkan pada masa penjajahan belanda, dan terakhir sistem ekonomi Indonesia cenderung semakin kapitalis atau sistem ekonomi pasar semakin luas diterapkan sejak era reformasi pada tahun 1998 hingga pada pemerintahan SBY. Penerapan sistem-sistem ekonomi tersebut ternyata hasilnya tidak mampu memperbaiki ekonomi di Indonesia, malah meninggalkan kemelaratan bagi rakyat Indonesia. Kemiskinan dan pengangguran seperti lingkar setan yang tiada henti-hentinya, maka dari itu sudah seharusnya Negara Indonesia merubah tatanan ekonominya dengan menerapkan Sistem Ekonomi Syariah. Sistem Ekonomi Syariah jelas akan membawa kesejahteraan bagi rakyat yang mana bersumber atau berpacu pada al-qur’an dan sunnah. Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam sangat cocok diterapkan di Negara [1]

Transcript of Komunikasi Pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

sistem ekononomi di Indonesia mengalamai beberapa

kali perubahan dari sistem ekonomi komando yang

diterapkan pada masa orde lama oleh soekarno , sistem

ekonomi kapitalis-liberal diterapkan pada masa

penjajahan belanda, dan terakhir sistem ekonomi

Indonesia cenderung semakin kapitalis atau sistem

ekonomi pasar semakin luas diterapkan sejak era

reformasi pada tahun 1998 hingga pada pemerintahan SBY.

Penerapan sistem-sistem ekonomi tersebut ternyata

hasilnya tidak mampu memperbaiki ekonomi di Indonesia,

malah meninggalkan kemelaratan bagi rakyat Indonesia.

Kemiskinan dan pengangguran seperti lingkar setan yang

tiada henti-hentinya, maka dari itu sudah seharusnya

Negara Indonesia merubah tatanan ekonominya dengan

menerapkan Sistem Ekonomi Syariah.

Sistem Ekonomi Syariah jelas akan membawa

kesejahteraan bagi rakyat yang mana bersumber atau

berpacu pada al-qur’an dan sunnah. Ekonomi Syariah atau

Ekonomi Islam sangat cocok diterapkan di Negara

[1]

Indonesia karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah

islam, dan juga sistem ekonomi syariah ini memiliki

tujuan yang jelas dalam menyelesaikan permasalahn-

permasalah yang ada di dunia termasuk di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

a) Seperti apa sistem ekonomi di Indonesia?

b) Apa saja permasalahan ekonomi di Indonesia?

c) Bagaimana penerapan sistem ekonomi syariah di

Indonesia?

1.3 Tujuan

Adanya makalah mengenai “Penerapan sistem ekonomi

syariah ” ini, akan membahas selebihnya mengenai hal

sebagai berikut:

a. Untuk menjelaskan sistem ekonomi di Indonesia

b. Menelaah permasalahan ekonomi di Indonesia

c. Menerapkan sistem ekonomi syariah di indonesia

[2]

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi di Indonesia

a) Sistem Ekonomi pada masa penjajahan Belanda

Menurut sistem ekonomi yang pernah diterapkan

selama penjajahan Belanda, sejarah ekonomi colonial

[3]

hindia belanda dapat dibagi dalam tiga episode ; sistem

merkantilisme ala VOC sekitar tahun 1600-1800 yang

penekanannya pada peningkatan ekspor dan pembatasan

impor; sistem monopoli Negara ala sistem tanam paksa

sekitar 1830-1870; dan sistem ekonomi kapitalis liberal

sejak 1870 hingga 1945 (Mubyarto.2000). sistem ekonomi

colonial ini meninggalkan kemelaratan bagi rakyat

Indonesia, namun disisi lain melahirkan budaya cocok

tanam, sistem uang, dan budaya industry. Sebenarnya

belanda menjadikan Negara indonesia menjadi salah satu

kekuatan ekonomi di Asia pada masa itu karena

pengekspor terbesar.

Akan tetapi perkembangan ekonomi yang pesat itu

tidak memberi peningkatan kesejahteraan bagi rakyat

menurut data statistic 1930 yang dikemukakan oleh Prof.

Mubyarto (2005) dalam situs ekonomirakyat.com (dikutip

dari Trihusodo dkk,.2005 ), dari penerimaan Hindia

belanda yang sekitar 670 juta gulden saat itu, 59,1

juta penduduk pribumi hanya kecipratan 3,6 juta gulen

(0,54 %), sedangkan penduuk keturunan Tiongho yang

jumlahnya sekitar 1,3 juta orang dapat 0,4 juta gulden.

Sementara sisanya 665 juta gulden (99,4 % ) dinikmati

oleh warga kulit putih ( yang sebagian besar Belanda )

yang Cuma berjumlah 241.000 jiwa. Namunada yang

beranggapan bahwa warga pribumi juga mendapatkan

kucuran yang relative besar dari penghasilan Hindia

[4]

Belanda yaitu pada tahun 1929nwarga pribumi menikmati

porsi lebih besar dari separuh atas 3,5 miliar

pendapatan nasional ketika itu.

b) Sistem Ekonomi pada Masa Orde Lama

Pada masa Orde Lama ini Soekarno menghapus dasar-

dasar pemikiran barat, termasuk sistem ekonomi liberal-

kapitalismenya kemudian menggantinya dengan menerapkan

pemikiran dari Marhaenisme, yaitu Marxisme. Tetapi pada

tahun 1959 paham kapitalisme-liberalisme secara

constitutional ditolak dengan diberlakukannya lagi UUD

1945 sebagai landasan dari sistem ekonomi nasional.

Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945

Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar

atas asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat.

[5]

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan

dan kesatuan ekonomi nasional.****)

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal

ini diatur dalam undang-undang.****)

Akan tetapi dalam praktiknya Soekarno menerapkan

sistem ekonomi komando, selama periode orde lama

( 1945-1966 ), perekonomian Indonesia tidak berjalan

mulus, bahkan sangat buruk yang juga disebabkan oleh

ketidakstabilan politik di dalam negeri yang

dicerminkan antara lain oleh terjadinya beberapa

pemberontakan disejumlah daerah, termasuk di Sumatra

dan Sulawesi, pada decade 1950-an yang nyaris

meruntuhkan sendi-sendi ekonomi nasional.

Pada masa itu,prinsip-prinsip individualism,

pesaingan bebas, dan perusahan swasta/pribadi sangat

ditentang karena oleh pemerintah dan masyarakat pada

umumnya prinsip-prinsip tersebut sering dikaitkan

dengan pemikiran kapitalisme. Keadaan ini semakin

membuat Indonesia sulit mendapat dana dari Negara-

negara Barat baik dalam bentuk pinjaman maupun

penanaman modal asing (PMA), sedangkan Indonesia sangat

[6]

membutuhkan hal itu. Pada tahun 1963, Seokarno

menyampaikan konsep ekonomi yang dikenal dengan sebutan

Deklarasi Ekonomi, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan

karena tidak dapat dukungan dari partai-partai politik

termasuk parta komunis, dan pada akhirnya deklarasi

tersebut dilupakan dan Indonesia tetap berlaku pada

sistem ekonomi komando.

c) Sistem Ekonomi Pada Masa Orde Baru Hingga Sekarang

Pada masa orde baru lahir tahun 1966, sistem

ekonomi berubah total. Berbeda dengan pemerintah orde

lama, dalam era Soeharto ini paradigm pembangunan

ekonomi mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas

( demokrasi ekonomi ), dan politik ekonomi diarahkan

pada upaya-upaya dan cara-cara menggerakkan kembali

roda ekonomi.

Pemerintahan orde lama meninggalkan berbagai

masalah serius bagi pemerintah orde baru, termasuk

kelangkanaan bahan pangan dan pasokan bahan baku yang

nyaris terhenti, hiperinflasi, produksi dalam negeri

yang nyaris terhenti, kerusakan infrastruktur yang

parah, terkurasnya cadangan devisa, tingginya tunggakan

utang luar negeri (ULN), deficit APBN yang sangat besar

dan krisis neraca pembayaran.

Hasil dari usaha-usaha pemerintah orde baru untuk

menghidupkan kembali roda perekonmian nasional dengan

[7]

sistem ekonomi pasar dan didukung oleh kebijakan-

kebijakan ekonomi di segala sektor dengan tujuan dan

target yang telaah ditetapkan di dalam Repilita cukup

mengagumkan, terutama dilihat pada tingkat makro.

Sistem ekonomi Indonesia cenderung semakin kapitalis

atau sistem ekonomi pasar semakin luas diterapkan sejak

era reformasi pada tahun 1998 hingga sekarang pada masa

pemerintahan SBY.

2.2 Permasalahan Ekonomi di Indonesia

Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara

dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di

Indonesia permasalahan ekonomi dapat menghambat

terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa

permasalahan ekonomi Indonesia sebagai berikut.

1. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah

satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan

ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang

dan jasa yang dapat dihasilkan selama satu periode

tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti

Indonesia sering terkendala masalah modal dan

investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari

investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan

ekonominya.

[8]

Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi

naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia

merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan

disebabkan menipisnya cadangan minyak serta

terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak

menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik.

Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi berkurang dan

terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup

meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan,

dan kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya

pendapatan masyarakat secara riil. Masyarakat mengalami

penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok

secara umum. Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup

secara layak sehingga taraf hidupnya menurun.

Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah

penduduk yang berada dalam garis kemiskinan berjumlah

sekitar 29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang

sebanyak 0,89 juta orang dari periode yang sama tahun

sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan ditunjang

adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih

besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.

3. Pengangguran

[9]

Secara umum pengangguran diartikan sebagai

angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran

merupakan rantai masalah yang dapat menimbulkan

beberapa permasalahan pada suatu negara. Pengangguran

disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang

dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja.

Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat

terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan

pengangguran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah

angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4

juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada

bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari

tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini

diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai

perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk

mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu

mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan,

misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya

manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong

tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi

lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan

keterampilan bagi tenaga kerja.

4. Kesenjangan Penghasilan

Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi

berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk memenuhi

[10]

berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat

kelompok masyarkat dengan penghasilan tinggi dan

kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.

Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan

primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu,

kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan rendah

tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun

kebutuhan yang paling dasar.

Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan

tertentu menimbulkan permasalahan kesenjangan

penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran

pemerintah dalam memeratakan penyaluran distribusi

pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan

masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain

itu, upaya pemerintah dalam meratakan penghasilan

bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan

sosial masyarakat.

5. Inflasi

Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun

2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia

disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara

permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan

kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi

ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara

keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan penurunan daya

[11]

beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi

berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian, kurangnya

kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah,

melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan

perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya inflasi

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi tarikan

permintaan dan inflasi dorongan biaya.

2.3 Penerapan Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia

Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial

yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang

dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau

sistim ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,

sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State).

Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang

eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang

miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,

ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan

kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi

ibadah.

Perbedaan sistem ekonomi syariah dengan sistem

ekonomi biasa, yaitu sistem ekonomi syariah dalam

memperoleh keuntungan, sistem ini menggunakan cara

sistem bagi hasil berbeda dengan sistem ekonomi liberal

[12]

maupun sosial yang cenderung memperoleh keuntungan

sebesar-besarnya tanpa melihat aspek dari konsumennya.

Tujuan dari perekonomian syariah ini adalah

mensejahterakan seluruh masyarakat luas, memberikan rasa adil,

tentram, kebersamaan serta kekeluargaan serta mampu memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.

Perkembangan sistem ekonomi syariah di indonesia

sendiri belum sebegitu pesat seperti di negara-negara

lain, Secara sederhana, perkembangan itu dikelompokkan

menjadi perkembangan industri keuangan syariah dan

perkembangan ekonomi syariah non keuangan. Industri

keuangan syariah relatif dapat dilihat dan diukur

perkembangannya melalui data-data keuangan yang ada,

sedangkan yang non keuangan perlu penelitian yang lebih

dalam untuk mengetahuinya.

Sistem Perekonomian Islam bersifat universal artinya

dapat digunakan oleh siapapun tidak terbatas pada umat

Islam saja, dalam bidang apapun serta tidak dibatasi

oleh waktu ataupun zaman sehingga cocok untuk

diterapkan dalam kondisi apapun asalkan tetap berpegang

pada kerangka kerja atau acuan norma-norma islami. Al-

Qur’an dan Al-Hadits merupakan landasan hukum yang

lengkap dalam mengatur segala aspek kehidupan ummat,

khususnya di bidang ekonomi antara lain:

1. Islam dirancang sebagai rahmat untuk seluruh

ummat, menjadikan kehidupan lebih sejahtera dan

[13]

bernilai, tidak miskin dan tidak menderita (Q.S.

Al-Anbiya : 107).

2. Harta adalah amanat Allah, untuk mendapatkan dan

memanfaatkannya harus sesuai dengan ajaran Islam

(Q.Q. Al-Anfal : 28).

3. Larangan menjalankan usaha yang haram (Q.S.Al-

Baqarah : 273-281).

4. Larangan merugikan orang lain (Q.S.Asy-Syuara :

183).

5. Kesaksian dalam mu’amalah (Q.S.Al-Baqarah : 282-

283), dll.

Anggapan tersebut telah terbukti dengan adanya

krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan

Asia beberapa waktu yang lalu bahwa sistem yang kita

anut dan dibanggakan selama ini khususnya di bidang

perbankan kiranya tidak mampu untuk menanggulangi dan

mengatasi kondisi yangada, bahkan terkesan sistem yang

ada saat ini dengan tidak adanya nilai-nilai Ilahi yang

melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan

lainnya sebagai penyebab tumbuh dan berkembangnya

“perampok berdasi” yang telah menghancurkan sendi-sendi

perekonomian bangsa Indonesia sendiri. Sebaliknya bagi

dunia perbankan dan lembaga keuangan Islam yang dalam

operasionalnya bersendi pada Syari’ah Islam, krisis

ekonomi dan moneter yang terjadi merupakan moment

positif dimana bisa menunjukkan dan memberikan bukti

[14]

secara nyata dan jelas kepada dunia perbankan khususnya

bahwa Bank yang berlandaskan Syari’ah Islam tetap dapat

hidup dan berkembang dalam kondisi ekonomi yang tidak

menguntungkan.

Karakteristik Ekonomi Islam

Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumber-

sumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhan,

sesungguhnya melekat pada watak manusia. Tanpa

disadari, kehidupan manusia sehari-hari didominasi

kegiatan ekonomi. Ekonomi Islam pada hakikatnya adalah

upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk

memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan petunjuk

Allah Swt. dalam rangka memperoleh ridho-Nya.

Menurut ahli Ekonomi Islam, ada 3 (tiga)

karakteristik yang melekat pada Ekonomi Islam, yaitu :

(a) Inspirasi dan petunjuknya diambil dari Al-Qur’an

dan Al-Sunnah;

(b) Perspektif dan pandangan ekonominya

mempertimbangkan peradaban Islam sebagai sumber;

(c) Bertujuan untuk menemukan dan menghidupkan

kembali nilai-nilai, prioritas, dan etika

Sumber Hukum Ekonomi Islam

[15]

Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa

dinyatakan sebagai sebuah bagian dari konsep

pengetahuan, demikian pula dengan ekonomi Islam. Ada

beberapa dasar hukum yang menjadi landasan pemikiran

dan penentuan konsep ekonomi Islam.

Beberapa dasar hukum Islam tersebut di antaranya

adalah :

1.        Al Qur’an. Ini merupakan dasar hukum utama

konsep ekonomi Islam, karena Al Qur’an merupakan ilmu

pengetahuan yang berasal langsung dari Allah. Beberapa

ayat dalam Al Qur’an merujuk pada

perintah manusia untuk mengembangkan sistem ekonomi

yang bersumber pada hukum Islam. Di antaranya terdapat

pada QS. Fuskilat: 42, QS. Az Zumar: 27 dan QS. Al

Hasy:22.

2.        Hadist dan Sunnah. Pengertian hadist dan

sunnah adalah sebuah perilaku Nabi yang tidak

diwajibkan dilakukan manusia, namun apabila mengerjakan

apa yang dilakukan Nabi Muhammad, maka manusia akan

mendapatkan pahala. Keduanya dijadikan dasar hukum

ekonomi Islam mengingat Nabi Muhammad SAW sendiri

adalah seorang pedagang yang sangat layak untuk

dijadikan panutan pelaku ekonomi modern.

[16]

3.        Ijma’, yaitu sebuah prinsip hukum baru yang

timbul sebagai akibat adanya perkembangan jaman. Ijma’

adalah konsensus baik dari masyarakat maupun

cendekiawan agama, dengan berdasar pada Al Qur’an

sebagai sumber hukum utama.

4.        Ijtihad atau Qiyas. Merupakan sebuah

aktivitas dari para ahli agama untuk memecahkan masalah

yang muncul di masyarakat, di mana masalah tersebut

tidak tersebut secara rinci dalam hukum Islam. Dengan

merujuk beberapa ketentuan yang ada, maka Ijtihad

berperan untuk membuat sebuah hukum yang bersifat

aplikatif, dengan dasar Al Qur’an dan Hadist sebagai

sumber hukum yang bersifat normatif.

Banyak sekali keterangan dari dalam Al-Quran yang

menyinggung masalah ekonomi, secara eksplisit maupun

implisit. Bagaimana jual-beli yang baik dan sah menurut

Islam, pinjam meminjam dengan akad-akad yang sah sampai

dengan pelarangan riba dalam perekonomian. Semuanya

dikupas secara tuntas dalam hukum dan syari'ah Islam.

Dalam Islam ini yang menjadi panutan serta tauladan

dalam penerapan hukum ekonomi Islam adalah Rasulullah

Saw.

Dari namanya saja dapat kita tebak bahwa hukum ekonomi

Islam pasti berpegang pada syari'ah islam dan akan

kental dengan akidah keislaman. Sistem ekonomi syariah

[17]

islam memungkinkan manusia untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan jujur tanpa berlebihan dan

saling membantu sesama manusia.

Sehingga diharapkan dengan menjalankan ekonomi

Islam, manusia dapat menemukan sebuah kesetiaan dan

sesejatian dalam Islam yang diharapkan hal ini dapat

memberikan kesejahteraan bagi semua manusia. Cocok

sekali dengan tujuan Islam yakni Islam diturunkan untuk

makhluk di bumi ini agar selamat sejahtera.

Bagaimana Ekonomi Islam Di Indonesia?

Di Indonesia saat ini telah mulai dan dilaksanakan

penerapan syariah Islam dalam bentuk aplikasi Ekonomi

walaupun masih banyak kekuranganya. Hal ini dikarenakan

sudah teralu lama bangsa Indonesia menganut sistem

Ekonomi konvensional yang membebaskan semua pelaku

usahanya dengan jalan apapun untuk mendapatkan

keuntungan sebesar mungkin.

Mengapa Di Indonesia Dikatakan Susah dalam Penerapan Syariah

Islam?

Mungkin hal ini dapat menjadikan alasan bahwa

perkembangan masyarakat Islam di Indonesia untuk dapat

menerapkanEkonomi Syariah Islam dalam Ekonomi terkendala

oleh adanya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.

Belanda menganggap bahwa Ekonomi Islam dapat

[18]

menghambat, mengancam dan mengubah pemikiran rakyat

Indonesia dalam melakukan kegiatan Ekonomi, padahal

ketika itu pihak belanda melakukan sistem monopoli

perdagangan yang memang dalam kenyataannya hal ini

(Monopoli Perdagangan) hukumnya haram.

Karena hal itu rakyat Indonesia membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk dapat memikirkan dan mengenali

Sistem Ekonomi Islam yang pada dasarnya dilandasi oleh

hukum yang ada di Al Quran dan As-Sunah.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya umat

Islam, seharusnya sistem ekonomi syariah Islam ini dapat

dilaksanakan dan diterapkan di Indonesia secara kafah

(menyeluruh), yang mengedepankan transparansi, keadilan

dan good governance dalam pengelolaan usaha dan asset-

asset negara. Di mana praktik ekonomi yang dijalankan

berpihak pada rakyat kebanyakan dan berpihak pada

kebenaran.  Sehingga tidak akan ada lagi yang namanya

korupsi di negeri ini jika Syariah Islam dapat dengan

benar diterapkan secara kafah.

[19]

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

[20]

Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial

yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang

dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau

sistim ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,

sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State).

Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang

eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang

miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,

ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan

kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi

ibadah.

Perbedaan sistem ekonomi syariah dengan sistem

ekonomi biasa, yaitu sistem ekonomi syariah dalam

memperoleh keuntungan, sistem ini menggunakan cara

sistem bagi hasil berbeda dengan sistem ekonomi liberal

maupun sosial yang cenderung memperoleh keuntungan

sebesar-besarnya tanpa melihat aspek dari konsumennya.

3.2 Kritik

Dengan melihat penduduk Indonesia yang mayoritas

memeluk agama islam seharusnya pemerintah

mempertimbangkan untuk penerapan sistem ekonomi

syariah, untuk memperbaiki perekonomian yang dilanda

berbagai masalah seperti sekarang ini.

3.3 Saran

[21]

Semoga dengan dibuatnya makalah ini pembaca kurang

lebihnya dapat memahami isi dari penjelasan mengenai

“Penerapan sistem ekonomi syariah ”. Diharapkan adanya

saran yang dapat mendukung dalam penyempurnaan makalah

ini dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomisyariah.info/blog/2013/11/13/peluang-dan-

kendala-pengembangan-ekonomi-islam-di-indonesia/

http://ekonomi-syariah11.blogspot.com/2013/02/karakteristik-

ekonomi-islam.html

http://ebookbrowse.com/pelaku-pelaku-ekonomi-dalam-sistem-perekonomian-indonesia-pdf-d301457956

tambunan,tulus.2009.perekonomianindonesia.bogor:penerbitGhal

iaIndonesia

[22]