PROSPEKTUS pembangunan peternakan-4
-
Upload
independentresearcher -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PROSPEKTUS pembangunan peternakan-4
PROFIL PETERNAKAN SAPI PERAH DI JAWA TIMUR TH 2008
a. Populasi = 212.322 ekorb. Produksi = 346.750 ton
rata-rata 950 ton/hari
c. Produktivitas = 10 liter/ekor/hari
Standar = min 15 liter/ekor/harid. Skala kepemilikan = 3-4
ekor sapi betina dewasa Standar = min 6
ekor/peternak e. Jarak beranak = 1,5 tahun
Standar = 1 tahun
f. Peternak = 65.720 orangg. Penyerapan tenaga kerja = 197.600 orangh. Kelompok = 165 kelompoki. Koperasi persusuan = 51j. Industri Pengolahan Susu = 10k. Penentuan harga berdasarkan kualitas/grade :
- Total Plate Count (TPC) = kurang dari 1 juta- Total Solid (TS) = minimal 12%
l. Data kualitas susu Jatim :- Grade I (kurang dari 500.000) 59 %- Grade II (500.000-1.000.000) 36 %- Grade III (1.000.000-2.000.000) 3 %- Grade IV (2.000.000-3.000.000) 2 %
m. Kontribusi Jatim terhadap Nasional 61.65%
n. Nilai Jual Susu Rp 7,85 miliar / hari~ Rp 1.04 triliun / tahun
PakanPengendalian
Kesehatan Hewan dan Tata Cara Pengobatan
Lingkungan
Perkandangan
Kelembagaan
Teknologi Tepat Guna
Pengaturan Reproduksi
Pemuliaan Ternak dan Pemeliharaan
Awal
Sarana dan Cara Pemerahan
Bibit dan Pakan
Pengendalian Kesehatan Hewandan Kesmavet
Lingkungan
Perkandangan
Kelembagaan
Teknologi Tepat Guna
Pengaturan Reproduksi Pemuliaan Ternak dan Pemeliharaan Awal
Sarana dan Cara Pemerahan
KEKUATAN1. Permintaan susu dan produk olahannya sangat tinggi2. Terdapat dukungan kebijakan bantuan peralatan kualitas susu3 Tersedianya kelembagaan pemasaran dan pasca panen yang dibentuk (KUD/GKSI)4. Jalur tataniaga susu segar sudah jelas dari peternak hinggas IPS sbg konsumen utama5. Sapi FH dengan perkawinan IB sudah meluas.PELUANG1. Produk susu dan hasil olahan disukai konsumen2. Adanya peningkatan kesadaran gizi konsumsi susu meningkat 3. Harga susu impor meningkat dg adanya penetapan tarif bea masuk 5 %.4. Tingginya jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar potensial 5. Permintaan bibit berkualitas cukup tinggi untuk meningkatkan produktivitas
ANCAMAN1. Masuknya teknologi dan peralatan pasca panen impor 2. Masuknya produk susu dan olahan impor kualitas tinggi harga bersaing3. Tumbuhnya pedagang pengumpul susu bukan bukan anggota GKSI yg langsung menjual susu ke IPS4. Pedagang pengumpul dan IPS tidak menetapkan Kualitas susu yang diterima .5. Adanya pemotongan betina dan penggunaan semen IB kurang terkontrol bisa menurunkan ketersediaan dan kualitas bibit.
KELEMAHAN1. Teknologi dan peralatan pengemasan berbasis impor2. Pelaksanaan dan pengawasan kebijakan belum konsisten spt penerapan SNI 3. Kelembagaan agribisnis persusuan belum berjalan sesuai fungsinya shg posisi tawar peternak lemah4. Harga susu yang diterima peternak masih rendah 5. Pruduksi susu masih rendah rata rata 10 lt/hr
STRATEGI PENGEMBANGAN 1. Pencapaian kualitas
susu yang tinggi di tingkat peternak
2. Penguatan usaha pengolahan susu dg pengembangan industri susu skala kecil dan menengah
3. Peningkatan daya serap susu segar dg Gerakan Minum susu
4. Kebijakan penetapan HPP susu segar yg layak di tingkat peternak berdasarkan grade kualitas.
5. Pemberian stimulus dukungan dana bagi peternak untuk meningkatkan populasi, produktivitas dan kualitas guna tersedianya bibit yg berkualitas
SUPPLY - DEMAND SUSU SEGAR DI JAWA TIMUR TAHUN 2009
NO K O N S U M E N SUPPLY DEMAND(ton/hr) (ton/hr)
1 PT. Nestle Indonesia 532 1.0002 PT. Indolacto 45 60
3PT. Greenfields Indonesia 35 100
4 PKIS Sekar Tanjung 28 805 IPS Jakarta 105 1006 GKSI Jawa Tengah 25 807 PT. Sari Husada 20 208 KUD Batu 15 159 KUD Dau 10 1010 Konsumen diluar IPS 135 135
JUMLAH 950 1600