MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (SUB POKOK ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (SUB POKOK ...
i
MATA KULIAH
ILMU EKONOMI PETERNAKAN
(SUB POKOK BAHASAN : MASALAH-MASALAH DALAM
PEREKONOMIAN, PENERIMAAN DAN PERNAWARAN,
ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKNAN)
PENYUSUN
Ir. Suciani, MSi.
I Wayan Sukanata,SPt., MSi.
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,SPt.,MM.
Ir. Ketut Warsa Parimartha,MP.
Ir.I Gusti Ngurah Kayana,MSi.
Drs. I Wayan Budiartha,MSi.
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
BAHAN AJAR
ii
KATA PENGANTAR
Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa,
bahan ajar mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Bahan ajar ini dibuat untuk menunjang mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan (MKK-2033),
semester I (ganjil) merupakan mata kuliah wajib di Program studi eternakan Fakultas peternakan
Universitas Udayana. Ba
Diktat ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa semester I Fakultas
Peternakan UNUD, dalam menunjang proses belajar mengajar.
Tujuan pelaksanaan mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan analisis usaha dari suatu usaha peternakan dan terjadinya keuntungan
maksimum dalam suatu usaha peternakan. Mata kuliah ini merupakan suatu prasyarat bagi mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Evaluasi Proyek di semester V.
Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
• Bapak Prof.Dr.Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM.
• Rekan-rekan dosen di Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan atas kerjasamanya.
• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.
Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen pengampu mata
kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa bahan
ajar yang kami susun ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu kamui sangat
mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan bahan ajar ini.
Denpasar, Oktober 2014
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ………………………………………………. 1
1.2 Penggolongan Ilmu Ekonomi ………………………………………… 1
1.3 Sumberdaya dan Komoditi …………………………………………… 2
1.4 Kebutuhan/Keinginan ……………………………………………….. 2
1.5 Barang Ekonomi ……………………………………………….. 3
BAB II MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SITEM PEREKONOMIAN
2.1 Masalah Utama Setiap Perekonomian …………………………………… 6
2.2 Sistem Perekonomian dan Tujuan yang hendak dicapai ……….……… 14
BAB III PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran …………………………………… 16
3.1.1. Pengertian Permintaan …………………………………………….. 16
3.1.2. Pengertian Penawaran …………………………………………….. 17
3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran ……………………………... 19
BAB IV ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
4.1 Elastistas Permintaan ………………………………………………. 21
4.2 Elastisitas Penawaran … ………………………………………… 24
4.3 Kegunaan Elastisitas …………………………………………… 25
BAB V PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN
5.1 Perilaku Konsumen ………………………………………………. 26
5.2 Perilaku Produsen …..………………………………………………. 29
BAB VI PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI
6.1 Penerimaan ……. ………………………………………………. 31
iv
6.2 Biaya Produksi …..………………………………………………. 32
BAB VII POLA USAHA PETERNAKAN
7.1 Pengertian Usaha Peternakan ………………………………………. 37
7.2 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 38
7.3 Tujuan Mempelajari Usaha Peternakan ………………………….. 39
7.4 Ruang lingkup Usaha Peternakan ………………………………. 39
7.5 Jenis-jenis Usaha Peternakan ………………………………………. 40
7.6 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 40
BAB VIII ANALISIS FINASIAL USAHA PETERNAKAN
8.1 Motif Berusaha ……. …………………………………………… 42
8.2 Analisis Finansial …..………………………………………………. 43
BAB IX PASAR
9.1 Pengertian Pasar ……. ……………………………………………… 45
9.2 Macam-macam Pasar Ditinjau dari Segi Penjualan …..…………… 45
9.3 Fungsi Pasar ……. ……………………………………………… 47
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 48
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kemungkinan Produksi Alternatif ………………………………….. 7
2.2. Fungsi Produksi ……………………………………………………. 9
3.1. Skala Permintaan dan Penawaran …………………………………….. 19
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Oppurtunity Cost ………………………………………………………… 2
2.2. Kurve Kemungkinan Produksi ………………………………………….. 8
2.3. Fungsi Produksi …………………………………………………………. 10
3.1. Harga Keseimbangan Telur Ayam ………………………………………. 20
vii
I. PENDAHULUAN
1.1.Pengertian Ilmum Ekonomi
Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga dan NOMOS yang
berarti peraturan.
Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar dapat mengatur
anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga, individu ataupun negara sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan yang maksimal.
Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang
tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian bagaimana memenuhi kebutuhan dengan
sumber daya yang terbatas akan timbul masalah ekonomi.
P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang - orang dan
masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, untuk menghasilkan berbagai
macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada
berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.
Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”
mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan
pemuas kebutuhan manusia.
1.2. Penggolongan Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara individu dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain : analisis biaya, teori permintaan dan
penawaran, elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, teori harga, teori produksi dan
model-model pasar.
viii
2. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam
memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain: pendapatan nasional, neraca
pembayaran, inflasi dan investasi.
Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang kondisi atau
keadaan ekonomi yang sebenarnya.
2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang
disederhanakan , terutama mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi yang menyederhanakan
kondisi ini disebut asumsi.
3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah tentang hal;-hal yang
perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam perekonomian.
1.3. Sumber Daya dan Komoditi
Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang langka?.
Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :
1. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)
2. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.
3. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada tingkat konsumen
akhir.
1.4. Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk tuntutan untuk
memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang
hendak dipenuhi/dipuaskan.
Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperlean hidup yang dapat dinilai
dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang, seperti
kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan dan lain-lain.
ix
Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :
1. Menurut Kepentingannya:
a. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti: pangan, sandang
dan papan dll.
b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang
dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik, pakaian lebih indah,
rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.
2. Menurut sifatnya
a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.
b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll
3. Menurut Tujuannya:
a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll
b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll
4. Menurut waktunya :
a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus dipenuhi.
b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk dikemudian hari.
Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu menyisihkan sebagian
dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian hari (saving is saving artinya menabung
menjamin masa depan).
1.5. Barang Ekonomi
Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersedianya sangat terbatas,
karena sumber daya ekonomi atau sumber produksi/faktor produksi yang dipergunakan untuk
berproduksi tersedianya juga terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
menghadapi masalah dalam memilih.
Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam hal ini adalah
kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat (kepuasan yang
x
diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna tidak sama artinya dengan bermanfaat. Contoh:
merokok itu berguna bagi orang tertentu, karena mampu membri kepuasan namun belum tentu
bermanfaat bagi kesehatan.
Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, barang dapat
dibedakan :
1. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam
jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti, yang dapat
dinilai dalam uang misalnya: udara, sinar matahari dll.
2. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam
jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan ( dengan kata lain langka).
Oleh karena itu, untuk memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan pengorbanan yang dapat
dinilai dlam uang.
Barang-barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :
a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang privat dan barang
publik.
1. Barang privat adalah barang-barang milik perseorangan (sepeda, perabotan rumah tangga,
radio dll).
2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan, jembatan, tugu
peringatan dll)
b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang
konsumsi dan barang produksi.
1. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara langsung
(baju, rokok, sepatu dll).
2. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu dalam proses
produksi (mesin-mesin, mobil tangki, batu bata dll).
xi
c.Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:
1. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakainnya (
mentega dengan minyak, beras dengan jagung dll).
2. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus bersama-sama
(pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).
d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :
1. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja, rumah, kursi dll).
2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –barang yang tidak
dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat perawatan dokter dll).
xii
II.MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SISTEM
PEREKONOMIAN
2.1. Masalah Utama Setiap Perekonomian Ekonomi
Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari sistem
perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada yang menganut sistem
perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada pula sistem ekonomi komunis, dan ada pula
yang menganut sistem ekonomi campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.
Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal
tersebut antara lain :
A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources)
B. Masalah Kependudukan
A. Keterbatasan Sumber-sumber
Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang-barang bebas (free good) selain udara, namun lebih
banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan
(the law of scarcity) yang berbunyi : untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus
mengorbankan sesuatu lebih dahulu. Barang-barang langka yang merupakan pemuas kebutuhan
manusia jumlahnya terbatas. Barang-barang ini tidak seenaknya dapat diambil dan digunakan,
melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa dikombinasikan dengan barang lain
yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada masalah dalam hal pemilihan (the problem of choice).
Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka itu akan berarti
hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip tersebut dikenal sebagai the principle of
opportunity cost).
xiii
Jadi opportunity cost adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang, sedangkan
sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan
barang lainnya.
Opportunity Cost
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6
Permen Coklat
Permen Karet
Kombinasi permen
coklat dan permen
karet
Gambar 1.1. Opportunity cost
Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es krim coklat (2
Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji) jika ia ingin menambah es
krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi konsumsi es krim biasa dari enam menjadi
empat, karena harga es krim coklat dua kali harga es krim biasa. Demikianlah mengenai pemilihan
konsumsi yang berkaitan dengan opportunity cost. Namun sekarang kita akan membicarakan
masalah roduksi.
Dengan sumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai sedemikian rupa sehingga
tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan tentang apa yang
harus diproduksinya, atau dengan kombinasi bagaimana suatu barang diproduksi, sehingga lebih
menguntungkan.
Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.
Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega maupun senjata
dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah satu barang tersebut lebih banyak,
maka produksi barang yang lain harus diturunkan. Tabel 1.Kemungkinan Produksi Alternatif
Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)
xiv
A 15 0
B 14 1
C 12 2
D 8 3
E 5 4
F 0 5
Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A dan F disebut
sebagai production possibility curve.
Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis barang haruslah
dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk menghasilkan barang lainnya.
Demikianlah untuk menambah jumlah mentega yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg maka
harus dilakukan pergeseran (transformation) sumber sumber yang semula dipakai untuk
menghasilkan senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu menjadi 9
ribu.
Kurva Kemungkinan Produksi
0
5
10
15
20
0 1 2 3 4 5 6Mentega (Jutaan Kg)
Senjata (ibuan) Kombinasi
Mentega dg
senjatadaerah
teraih
daerah tak
teraih
Gambar 1.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)
Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi
• Sumber-sumber terbatas
• Tingkat teknologi adalah tertentu
xv
• Perekonomian berada dalam keadaan full employment
Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan tentang scarcity
(kelangkaan sumber-sumber), choice (pemilihan) dan opportunity cost. Scancity dinyatakan oleh daerah
yang tak teraih (unattainable), karena penyediaan sumber-sumber adalah langka. Choice dinyatakan
oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada kurva itu. Sedangkan opportunity
cost dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan bawah yang artinya untuk meningkatkan salah
satu barang maka kita harus menurunkan produksi barang lainnya.
Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan hukum yang semakin
berkurang (The law of deministring return), yang dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris yang bernama David Ricardo (1772-1823). Hukum tersebut berbunyi : if the infut
of one resource is increased by equal increments per unit of time while the input of other resources are
held. constant, total product output will increase, but beyond some point the resulting output increases
will become smaller and smaler.
Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap satuan
waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak berubah jumlahnya maka hasil totalnya pun
akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu titik tertentu, kenaikan output tambahannya akan
senantiasa kian menjadi berkurang.
Tabel 2. Fungsip roduksi.
1 2 3 4 5
Luas tanah
(hektar)
Jumlah
pekerja
(orang)
Total
product
(kuintal)
Marginal
product
(kuintal)
Average
product
(kuintal)
xvi
4
4
4
4
4
4
4
4
0
1
2
3
4
5
6
7
0
15
34
48
60
62
62
60
-
15
19
14
12
2
0
-2
0
15,0
17,0
16,0
15,0
12,4
10,3
8,6
Titik dimana marginal product mencapai maximum disebut point of diminishing marginal
productivity, sedangkan titik dimana average product ini maksimum, disebut point of diminishing
average produtivity.
Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.
Jumlah Pekerja (orang)
Produk/pekerja (kuintal)
Marginal
Poduk
Average
Point of Diminishing
marginal productivity
Point Of
Diminishing
Average
Productiviyy
0
15
30
45
60
75
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Pekerja (orang)
Total Product (kuintal)
Tot al
Product
Gambar 1.3 Fungsi Produksi
xvii
B. MASALAH KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal ini disebabkan
karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk itulah yang melakukan produksi dan
konsumsi. Dan yang paling penting adalah, penduduk tersebut merupakan sumber tenaga kerja, human
resources, disamping sebagai faktor produksi skill.
Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum the law of diminishing returns,
dimana tenaga kerja sebagai input produksi.
Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert Malthus (1766-1834)
dalam bukunya Essay on the principle of population, yang diterbitkan pertama kali tahun 1798. Sehingga
ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Penduduk. Salah satu pendapatnya yang termasyur dalam buku
tersebut adalah bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya terus berkembang secara
deret ukur. (1,2,4,8,16,32,…). dilain pihak alat-alat pemuas kebutuhan manusia pun berkembang, tetapi
melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,…).
Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1) jumlah penduduk
akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat-alat pemuat kebutuhan (2) jumlah penduduk
dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat-alat pemuas kebutuhan dan (3) perkembangan jumlah penduduk
dapat dihambat dengan dua macam checks, yakni: (a) positive checks, yang antara lain terdiri dari
penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan sebagainya dan (b) repressive
checks yang berbentuk penundaan kawin dan moral restraint. Program KB disebut sebagai Neo
Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin (prosponement of marniage), Malthus menegaskan
untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.
Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang terkandung
didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang peranan yang penting untuk
memahami persoalan kependudukan, seperti di India, Cina, Indonesia dan tempat lain dimana
keharusan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan supplai makanan masih
merupakan faktor vital yang sangat penting. Kritik tersebut antara lain :
xviii
1. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah alat-alat
pemuas kebutuhan akhir-akhir ini menunjukkan kenyataan yang sebaliknya dari apa yang
dikemukakan oleh Malthus.
2. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan biologisnya, akhir-
akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi penurunan.
Jumlah kelahiran per tahun
Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
Jumlah kematian per tahun
Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
3. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, memungkinkan
pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah
penduduk.
Jumlah Penduduk dan Kemakmuran
Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari daerah yang
ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan penduduknya sesuai
dengan sumber-sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu dipahami mengenai padat
penduduk maksimum (maksimum population) dan padat penduduk optimum (optimum
population).
Maximum population adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu
daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu serta kebutuhannya akan barang-barang
primer secara minimal. Untuk menentukan apakah maksimum population telah tercapai atau belum,
maka dilihat apabila hasil produksi rata-rata per orang sudah tidak lagi mencukupi untuk menopang
kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum population sudah terlewati. Maksimum
population dapat berubah (meningkat) karena kemajuan teknologi.
xix
Optimum population adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana hal ini
tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi. Kenaikan jumlah
penduduk pada daerah/negara yang underpopulated akan meningkatkan jumlah output
perkapita, jika hal-hal lainnya tidak berubah, dan sebaliknya pada daerah/negara yang over
populated atau optimum population.
Optimum population tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada) banyaknya atau
padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja under populated. Hal ini bisa saja
terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas tanah serta tersedianya modal. Begitu pula
suatu daerah yang berada pada keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah
tersebut menghasilkan total output yang maksimum.
Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah tercapai maka
akan menurunkan output perkapita walaupun total output mencapai maksimum. Maka
berlaku the law of dirvinishing return, hal ini juga akan menciptakan pengangguran
terselubung (disguised unemployment), orang-orangnya disebut disguised unemployed
people (penganggur terelubung).
Ada beberapa cara untuk menghilangkan under population, yakni :
1. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah kepada orang
yang mau kawin dan melahirkan anak.
2. Mengundang imigran
Adapun cara untuk mengurangi overpopulation
1. Produksi atau pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak sehingga
produktivitas perkapita meningkat
2. Meurunkan birth rate
3. Mendorong emigrasi
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :
1. Tingkat kelahiran (birth rate)
xx
2. Tingkat kematian (death rate)
3. Perpindahan penduduk (migrasi)
P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)
Dimana :
P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu
P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.
CBR = Crude birth
adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama tahun tertentu,
sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kelahiran dengan jumlah
penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.
CDR = Crude death rate
Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang diselidiki)
Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang diselidiki tersebut).
2.2. Sistem Perekonomian dan Tujuan yang Hendak Dicapai
Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen-komponen ekonomi dengan kerangka
hukum adat yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan kegiatannya.
Masing-masing bangsa mempunyai sistem ekonomi yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap sistem
yang berlaku merupakan tata cara dalam melangsungkan prose pilihan ekonomi bagi masyarakat.
Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:
1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis
2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan
xxi
3. Sistem campuran.
Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnisnya, menurut
Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling tahu mengenai kebutuhannya.
Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max , secara tidak langsung
hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini campur tangan pemerintah penuh dalam
perekonomian masyarakatnya, menurut Karl Max, bila masyarakat dibiarkan secara bebas menjalankan
kegiatan ekonomi dan bisnisnya, maka akan terjadi ketimpangan penguasaan sumber-sumber ekonomi
yang kaya terhadap yang miskin.
Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur tangan dalam perekonomian.
Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap
sumber daya ekonomi. Campur tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:
a. Membuat peraturan atau undang-undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi
masyarakat.
b. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan usaha
swasta.
c. Menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara kapitalisme-sosialisme. Pemilikan swasta
perseorangan dan oleh negara ini derajatnya berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain,
ada yang banyak ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas hidup berdampingan dengan
perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga barang, jasa dan faktor produksi
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pemerintah mempengaruhi harga lewat
kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya harga beras, tepung terigu, kopra dan lain-lain.
Pada dasarnya sistenm ekonomi yang berlaku didunia ini beraneka ragam tergantung pada peranan
pemerintah di masing-masing negara.
xxii
III.PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran
3.1.1. Pengertian Permintaan
Timbulnya permintaan (demand) karena adanya keinginan dari masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka timbullah permintaan yang dipengaruhi oleh
banyaknya barang dan nilai dari pada barang tersebut, nilai disini diinyatakan dengan harga. Hubungan
fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harganya. Hubungan tersebut dapat berlangsung secara
lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan fungsional yang bersifat terbalik
yang artinya apabila harga barang naik/harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan
berkurang dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam
hal ini pengertian permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah barang yang
diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah, maka permintaan adalah
keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan
tempat tertentu.
Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana pembeli sanggup
mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu. Permintaan dipengaruhi oleh jumlah barang
dan tingkat harga, pada tingkat harga tinggi jumlah barang yang dibeli akan sedikit dan semakin turun
harga barang tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah. Maka timbullah Hukum
Permintaan (Law of deminishing Demand).
Hukum Permintaan (Law of deminishing Demand) adalah:
Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang dibeli
akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu barang
maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.
xxiii
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku
jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand):
1. Harga barang yang dimaksud
Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga barang
tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan naik, sebaliknya
bila harga naik jumlah barang yang diminta akan turun.
2. Tingkat pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan seseorang atau
masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa semakin banyak.
3. Harga barang lain/substitusi
Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang dibeli akan berkurang
sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah walaupun harga tempe tetap.
4. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat
Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang tersebut berubah
pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih makan mie, berarti meningkatnya
permintaan akan mie karena berubahnya selera sesorang/masyarakat.
5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
3.1.2. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasatr tertentu
dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku suatu hukum yang menyatakan:
semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah
atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.
Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah
barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah atau
turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan
xxiv
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran sdelain harga
tidak berubah (ceteris paribus).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar:
1. Fluktuasi harga-harga di pasar
Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan demikian sebaliknya.
semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah
atau turun harga barang tersebut
2. Berubahnya teknologi-teknologi baru
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya
teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.
Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan
memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.
3. Berubahnya biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Apabila biaya-biaya
produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan
menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak
mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan
demikian penawaran juga akan meningkat.
3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan
penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat
xxv
terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk
mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang
dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,
dengan harapan dapat keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya tawar
menawar.
Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan terbentuk harga
pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu kesepakatan dimana penjual mau melepas
barangnya dengan tingkat harga tertentu dan pembeli bersedia membayar barang tersebut dengan
tingkat harga yang telah disepakati, maka akan terbentuk harga pasar.
Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan pihak produsen disebut
harga pasar atau harga keseimbangan atau “Price Equilibrium”
Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:
Harga telur
ayam (Rp/Kg)
Jumlah ayam
yang dibeli (Qdx)
Jumlah telur
yang dijual (Qsx)
6000 200 600
5000 300 500
4000 400 400
3000 500 300
2000 600 0
xxvi
Bila
digamba
rkan
dalam
bentuk
grafik
(lihat hal
16)
Gambar
1.
Harga
Keseimb
angan
Telur Ayam
Keterangan :
1. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve permintaan dan kurve
penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.
2. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)
3. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang
diminta (surplus), sehingga harga cenderung turun
4. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari pada jumlah yang
ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut shortage
Harga
6000
Surplus
SS
5000
4000
Titik Keseimbangan
3000
2000
Shortage
dd
1000
0
100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam
xxvii
IV. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1.1. Elastisitas permintaan
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai
akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi perlu diukur satuannya.angka kepekaan
inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien elastisitas (koefisien elastisitas
permintaan).
Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga, pendapatan sipembeli
dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep elastisitas yaitu:
a. Elastisitas harga/elastisitas permintaan
b. Elastisitas pendapatan
c. Elastisitas silang
a. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang diminta sebagai
akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau prosentase perubahan
jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan prosentase perubahan tingkat harga dari
barang itu sendiri
ED =
ED = : = x
Keterangan:
ED = koefisien elastisitas permintaan
∆Q = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )
xxviii
Q1 = jumlah yang dibeli mula-mula
∆P = perubahan harga ( P2 – P1 )
P1 = harga mula-mula
P2 = harga yang baru
Contoh soal elastisitas permintaan:
Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga daging ayam
naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg. hitunglah besarnya
koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.
Jawab.
Diketahui : P1 = 22.000
P2 = 25.000
Q1 = 100 kg
Q2 = 90 KG
ED = : = x
ED = x = - 0.73
ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis
Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif dihilangkan.
Apabila koefisien elastisnya:
ED > 1 - Sifat permintaan barangnya adalah elastis
ED < 1 - Sifat permintaan inelastis
ED = 1 - Sifat permintaan unitaryelastis
b. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan
berubahnya jumlah barang yang dibeli.
xxix
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
Ei = : = x
Ei = Angka elastisitas pendapatan
Q = jumlah yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah yang dibeli
= pendapatan mula-mula
Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka
barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang normal dibedakan menjadi
barang mewah atau barang-barang yang diperlukan.hasil perhitungan angka elastisitas
pendapatan barang normal selalu positif. Apabila jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan
bertambahnya pendapata maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan
hasil perhitungan angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.
c. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang dibeli
dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
ECxy = : = x
ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y
Qx = jumah barang x yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah barang x yang dibeli
Py = harga barang y mula-mula
= perubahan harga barang
xxx
Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x yang dibeli,
maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan
koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +). Kalau kenaikan harga barang y diikuti
berkurangnya jumlah barang x yang dibeli, kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling
melengkapi).Hasil koefisien elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = -). Apabila kenaikan
harga barang y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka
kedua barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil
perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )
1.2. Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah barang yang
dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
ES : = x
Keterangan:
Es = koefisien elastisitas penawaran
Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula
∆Qx= perubahan juimlah barang x yang dujual
Px = harga barang x mula-mula
∆Px = perubahan harga barang x
Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.
Contoh soal:
Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir, mengakibatkan
jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir. Hitunglah angka elastisitas
penawarannya!.
Jawab, angka elastisitas penawarannya:
xxxi
ES : = x
= x
= 5
Angka elastisitas penawaran:
Es >, penawaran elastis
Es <, penawaran inelastis
Es = Penawaran unitary
1.3. Kegunaan elastisitas
Ace Partadiradja, dalam bukunya pengantar ekonomika, dikatakan bahwa pemahaman
elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:
1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.
Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi harga, dengan
kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga bahan makanan yang
tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan petani?
2) Penetapan upah. Seperti dengan barang-barang, dengan tenaga kerja pun ada permintaan
dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga tenaga kerja dengan
jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah
tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya
lebih dari satu, yang berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan
jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.
3) Penetapan cukai.
Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun untuk
meningkatkan penerimaan negara?
Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau akan
menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dalam jumlah yang
berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang penting bagi kehidupan golongan
xxxii
miskin, walaupun permintaannya inelastis, seperti beras, akan memberatkan golongan
miskin ini. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan
penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.
V. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
5.1. Perilaku Konsumen
Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan barang disebut
produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung menikmati barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah
kepuasan maksimum.
Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus dihasilkan, dimana/kapan
dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang
akan menentukan rarah produksi.
Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu produksi harus
berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).
Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:
a. Konsumen perorangan
xxxiii
b. Konsumen pemerintah
c. Konsumen saudagar/merchant
Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi
kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya kelompok konsumen perorangan dia
membeli barang untuk dipakai memenuhi kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli
barang untuk dijual atau diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk
memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .
Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:
a. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif
merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga
melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.
b. Faktor Lingkungan (Environmental influences)
Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai-nilai
sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga dan kelompok referensi)
c. Marketing strategi
Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang terkendali yang diramu
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel
tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya
disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi
pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.
Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan bantuan orang lain
yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga muncul kegiatan ekonomi yang disebut
kegiatan produksi.
Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Proses
kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala
xxxiv
kegiatan untuk menambah guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk
menambah guna/utility sesuatu barang :
a. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari
suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain dijadikan baju, dan lain-lain.
b. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu
barang dari satu tempat ke tempat yang lebih membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari
petani/di desa dibawa/dijual ke kota (fungsi perantara/pedagang)
c. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan suatu barang
pada waktu berlimpah/panen dan men-supply kembali pada saat diperlukan (fungsi
perdagangan/penyimpanan)
d. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang kepada si pemakai
sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih memberi kepuasan kepada si pemakai yang
sekaligus pemilik.
e. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berlangsung
bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiatan produksi dan konsumsi berlangsung
bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang diberikan oleh dokter,guru, dll.
Guna Total dan Guna Marginal
Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Guna
total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-unit barang/jasa yang dikonsumsi.
Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena tambahan per unit
barang/jasa yang dikonsumsi.
Contoh:
Air (dalam –ukuran
gelas)
Guna Total (GT) Guna Marginal
(GM)
Gelas ke 1 6 6
2 10 4
xxxv
3 13 3
4 15 2
5 16 1
6 16 0
7 14 -2
Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka ia membutuhkan
air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak
BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya
akan menurun. Akan tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum
/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu saat dicapai titik
jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air yang ke 6. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan
guna (GM) yang diperoleh akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan
yaitu pada tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif, kenyataan ini
dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna Marginal/The Law of Diminishing Marginal
Utility.
Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja dan kapan saja.
Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi berbagai barang/jasa dikaitkan dengan
kemampuan beli/purchasing power yang tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan
maksimum akan tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing barang
dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum meratakan guna marginal setiap
rupiah.
5.2. Perilaku Produsen
Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk memproduksi
suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:
xxxvi
• Sumber daya alam (tanah)
• Manusia (Tenaga kerja)
• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)
• Skill (teknologi)
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil
produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi (input).
Q = f (X1,X2,X3..............Xn)
Keterangan:
Q : tingkat produksi (output)
X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan.
Perluasan Produksi
Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah, hal ini
disebabkan karena:
1. Bertambahnya jumlah penduduk
2. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya bangsa-bangsa
sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan bangsa yang lain. Ini menyebabkan
meningkatnya jumlah kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.
Perluasan produksi dapat secara :
a. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah pemakaina tanah,
jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin, dll)
b. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor produksi per unitnya.
Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2 ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4
ton gabah per Ha nya, umpama dengan pemupukan, dll.
Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin
berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini menyatakan apabila satu macam input ditambah
penggunaannya sedang input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
xxxvii
tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila
input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing) kemudian kenaikan hasil
akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya negatif (negatif return).
Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian kerja (division of
labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau spesialisasi dalam pekerjaan.
VI. PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI
6.1. PENERIMAAN
Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen dari penjualan
produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.
Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:
1. Total Revenue (TR)
2. Average Revenue (AR)
3. Marginal Revenue (MR)
1. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dikalikan harga
barang tersebut .
2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.
AR = TR : Q = = = P
TR = P X Q
xxxviii
3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh bertambahnya penjualan setiap
satu unit output.
6.2. Biaya Produksi
Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.
Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :
a. Penentuan harga pokok produk secara detail
b. Pengendalian biaya
c. Pengambilan keputusan
Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam
rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap
mesti dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya
penyusutan gudang, biaya penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk
diagram cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:
C = Jumlah Biaya Produksi
Q = volume Produksi
AR = P
TRn - TR n-1
xxxix
2. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan
aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahan. Jika
perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan
obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke
kanan atas (kemiringan/gradient positif).
Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya
variable.
xl
Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan
• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas perusahaan
• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah peningkatan aktifitas
perusahaan
• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas perusahaan
3. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan
matematis sebagai berikut:
Keterangan :
TC( Total Cost) adalah biaya total
TFC adalah Total biaya tetap
TVC adalah Total biaya variabel
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis
biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas
(kemiringan positif) dengan titik awal titik pada
Titik (0,0)
TC = TFC + TVC
xli
4. Biaya rata-rata :
AFC yaitu biaya tetap rata-rata =
AVC yaitu biaya variabel rata-rata =
ATC yaitu biaya total rata-rata =
5. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai akibat dari
bertambahnya produksi setiap unit output.
6. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok
Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah
mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan di
mana jumlah penerimaan = jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak
mendapat untung atau rugi , pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi
yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari pada volume pada
saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.
P.C,R TR= P x Q
ππππ > 0 TC=TFC +TVC
TCn - TC n-1
xlii
BEP (π = 0)
ππππ < 0
0 Q
7. Laba (Keuntungan) Perusahaan
• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode
pemeliharaan
• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak
• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .
8. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio
xliii
Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan
salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,
Nilai R/C ratio :
Nilai R/C ratio > 1 (layak)
Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)
Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)
Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.
Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp 1,25.
VII. POLA USAHA PETERNAKAN
8.1. Pengertian usaha Peternakan
Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang-Undang Pokok Kehewanan, Undang-
R/C ratio = TR/TC
xliv
Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan,
pada Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :
1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan
serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil
bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
3. Peternakan atau Usaha Peternakan adalah pengusahaan /pembudidayaan/ pemeliharaan
ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta
perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan
dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap
bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian sekaligus
untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam penggunaan
sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat
diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti luas.
7.2. Karakteristik Peternakan
1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana mencakup
4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis
ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis
dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
xlv
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha
peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi
dan biologi), Quality variation (Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (
Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang
jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi
rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah
sedangkan ektensif respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok kan menjadi 4
kelompok yaitu :
1. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus
domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan
Kalkun (Melegris galopavo).
2. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong Besar : Sapi (Bos
species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs
hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius). Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species),
Domba (Ovis species), Babi (sus species).
3. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah, Kuda
Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.
4. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain : Kelinci (Lepus
cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix), Bekicot, Walet, Kodok dll.
7.3. Tujuan mempelajari Usaha Peternakan
Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (Art) manajemen
bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian atau peternakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer atau keluarga petani/peternak tersebut.
Keputusan tersebut akan menentukasi jenis-jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis usaha
xlvi
tersebut menyangkut Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi, manajemen dan
pemasaran.
7.4. Ruang Lingkup Usaha Peternakan
Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis atau macam usaha
peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan
yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh
produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi
usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input
adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan
dan uang.
7.5. Jenis-jenis Usaha Peternakan di Indonesia
Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi yang
dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :
1. Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga
kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
2. Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi, Tenaga
kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah
3. Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga kerja
spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.
Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan, maka jenis usaha
peternakan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Intensifikasi Usaha Peternakan.
2. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan
3. Ekstensifikasi Usaha Peternakan
Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi
1. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)
2. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)
xlvii
3. Usaha makanan Ternak
4. Usaha Pengolahan Hasil peternakan
5. Usaha Mesin-mesin Peternakan
6. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan
7.6. Pengertian istilah Manajemen dan Manajemen Usaha Peternakan
Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif & efisien”.
Unsur-unsur Manajemen terdiri dari 6 M yaitu :
1. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)
2. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part
3. Machine (Mesin)
4. Money (uang/ modal)
5. Method (Metode)
6. Market (pasar)
Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengkoordinasian (Coordination), Pengarahan (Directing), Motivasi (Motivation), Komunikasi
(Communication), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan
Pengawasan / Pengendalian (Controlling)
VIII.ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
8.1 Motif Berusaha
Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif-motif tertentu. Motif yang
dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul karena adanya kebutuhan–kebutuhan
yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivator adalah orang yang memberikan dorongan psikologis
kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.
Teori motivasi:
xlviii
1. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan kepuasan biologis saja.
2. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan seseorang adalah jamak
yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis berupa material dan non material.
3. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:
• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan berlangsung terus
menerus
• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan pekerjaannya yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
4. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):
• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli
• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang lain
• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab
Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada dasarnya motif berusaha itu
dapat berupa :
� Motif kekuasaan
� Motif berprestasi,
� Motif sosial
� Motif keamanan
� Motif status.
Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai–nilai
tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi adalah mencapai keuntungan maksimal.
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha
untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari
sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi adalah sebagai berikut
(disusun dari yang paling rendah):
1.Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
3. Kebutuhan Sosial
xlix
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :
• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak
• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan memberikan kepuasan
• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.
Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam
kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan itu merupakan
siklus.
Keuntungan Maksimum
Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah penerimaan total dikurangi
biaya total (π= TR-TC). Apabila telah dicapai keuntungan total yang maksimum yaitu selisih
antara hasil total dan biaya total adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut
dalam posisi keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus
mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR > MC,
keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output karena masih
menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan merugikan karena biaya
yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut tidak ada kecendrungan untuk mengubah
(baik menambah atau mengurangi) luas produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan
AC, hal ini merupakan keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil
tetapi apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus dipertimbangkan
untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi alias bangkrut. Perusahaan
dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan sama dengan biaya total (TR = TC),
dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu. dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan
dapat memilih berbagai kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan
l
harga barang (total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-
faktor produksi sehingga biaya total dapat ditekan.
8.3. ANALISIS FINANSIAL
Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan skala ekonomis
serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang
lebih besar. Dengan demikian peternak akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.
Analisis finansial dari suatu usaha peternakan bertujuan:
• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan atau tidak.
• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi yang cukup besar
pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan
• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak–
pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan) maupun rekanan usaha.
Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan analisis :
a. Biaya produksi
b Penerimaan
c. BEP (Break even Point)
d. R/C Ratio
li
IX. PASAR
9.1. Pengertian pasar
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang didalamnya terdapat
kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu harga. Dalam ilmu ekonomi yang
dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu. Proses
jual beli dapat dilakukan dimana saja walaupun si pembeli dan sipenjual tidak bertemu, sedangkan pasar
dimana pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar abstrak. Contoh penawaran lewat internet.
Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu dinamakan pasar nyata contoh pasar Sanglah, pasar
Badung.
9.2 Macam–macam pasar ditinjau dari segi penjualan
1. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem
perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada
jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.
• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).
• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect
information).
• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).
Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC
= MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa
perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.
lii
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:. a. Pasar monopoli,
dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:
• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa
• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.
• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.
• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.
Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis barang di pasar dikuasai
oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia mempunyai kemampuan dalam menentukan
harga pasar. Jika seorang monopolis ingin menaikkan harga barang yang dijualnya maka ia akan
mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin menurunkan harga barang yang
dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.
Dasar-dasar monopoli:
1. Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah
Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.
2.Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input
Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.
Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat penawaran bauksit, maka
dengan mudah dia akan memegang monopoli atas aluminium dengan cara menolak untuk menjual
bauksit kepada siapapun yang mau jadi pesaingnya.
b.Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:
• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan
sempurna.
• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak (differentiated
product).
liii
c. Pasar oligopoli yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan beberapa produsen yang
lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan. Produsen yang besar akan bertindak sebagai price
leadership artinya membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan
mengikuti tindakan produsen yang besar.
9.3 Fungsi-fungsi Pasar
1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai
Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk ditetapkan untuk
saling disepakati oleh produsen maupun konsumen. Produsen dan konsumen dapat saling
berhubungan , produsen menetapkan jumlah output yang akan dihasilkan, sedangkan
konsumen membelinya sesuai dengan daya belinya.
2.Pasar mengorganisasikan produksi
Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah metode produksi
yang memaksimumkan ratio antara output dengan input, produsen akan mempergunakan
metode produksi paling efisien dan mempunyai produktivitas tertinggi.
3.Pasar mendistribusikan produk
Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya menghasilkan.
Seseorang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja maupun yang memilik ketiga
faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi yang paling produktif tentu akan
menerima bagian pembayaran yang paling banyak.
liv
1.1.Pengertian Ilmum Ekonomi
Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga dan NOMOS yang
berarti peraturan.
Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar dapat mengatur
anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga, individu ataupun negara sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan yang maksimal.
Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang
tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian bagaimana memenuhi kebutuhan dengan
sumber daya yang terbatas akan timbul masalah ekonomi.
P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang - orang dan
masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, untuk menghasilkan berbagai
macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada
berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.
Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”
mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan
pemuas kebutuhan manusia.
1.2. Penggolongan Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
3. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara individu dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain : analisis biaya, teori permintaan dan
penawaran, elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, teori harga, teori produksi dan
model-model pasar.
lv
4. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam
memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain: pendapatan nasional, neraca
pembayaran, inflasi dan investasi.
Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang kondisi atau
keadaan ekonomi yang sebenarnya.
2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang
disederhanakan , terutama mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi yang menyederhanakan
kondisi ini disebut asumsi.
3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah tentang hal;-hal yang
perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam perekonomian.
1.5. Sumber Daya dan Komoditi
Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang langka?.
Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :
4. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)
5. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.
6. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada tingkat konsumen
akhir.
1.6. Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk tuntutan untuk
memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang
hendak dipenuhi/dipuaskan.
Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperlean hidup yang dapat dinilai
dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang, seperti
kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan dan lain-lain.
lvi
Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :
5. Menurut Kepentingannya:
c. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti: pangan, sandang
dan papan dll.
d. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang
dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik, pakaian lebih indah,
rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.
6. Menurut sifatnya
a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.
b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll
7. Menurut Tujuannya:
a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll
b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll
8. Menurut waktunya :
a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus dipenuhi.
b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk dikemudian hari.
Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu menyisihkan sebagian
dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian hari (saving is saving artinya menabung
menjamin masa depan).
1.5. Barang Ekonomi
Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersedianya sangat terbatas,
karena sumber daya ekonomi atau sumber produksi/faktor produksi yang dipergunakan untuk
berproduksi tersedianya juga terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
menghadapi masalah dalam memilih.
Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam hal ini adalah
kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat (kepuasan yang
lvii
diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna tidak sama artinya dengan bermanfaat. Contoh:
merokok itu berguna bagi orang tertentu, karena mampu membri kepuasan namun belum tentu
bermanfaat bagi kesehatan.
Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, barang dapat
dibedakan :
3. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam
jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti, yang dapat
dinilai dalam uang misalnya: udara, sinar matahari dll.
4. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam
jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan ( dengan kata lain langka).
Oleh karena itu, untuk memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan pengorbanan yang dapat
dinilai dlam uang.
Barang-barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :
a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang privat dan barang
publik.
1. Barang privat adalah barang-barang milik perseorangan (sepeda, perabotan rumah tangga,
radio dll).
2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan, jembatan, tugu
peringatan dll)
b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang
konsumsi dan barang produksi.
1. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara langsung
(baju, rokok, sepatu dll).
2. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu dalam proses
produksi (mesin-mesin, mobil tangki, batu bata dll).
lviii
c.Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:
3. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakainnya (
mentega dengan minyak, beras dengan jagung dll).
4. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus bersama-sama
(pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).
d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :
1. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja, rumah, kursi dll).
2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –barang yang tidak
dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat perawatan dokter dll).
II.MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SISTEM
PEREKONOMIAN
2.1. Masalah Utama Setiap Perekonomian Ekonomi
Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari sistem
perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada yang menganut sistem
perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada pula sistem ekonomi komunis, dan ada pula
yang menganut sistem ekonomi campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.
Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal
tersebut antara lain :
A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources)
B. Masalah Kependudukan
lix
A. Keterbatasan Sumber-sumber
Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang-barang bebas (free good) selain udara, namun lebih
banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan
(the law of scarcity) yang berbunyi : untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus
mengorbankan sesuatu lebih dahulu. Barang-barang langka yang merupakan pemuas kebutuhan
manusia jumlahnya terbatas. Barang-barang ini tidak seenaknya dapat diambil dan digunakan,
melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa dikombinasikan dengan barang lain
yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada masalah dalam hal pemilihan (the problem of choice).
Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka itu akan berarti
hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip tersebut dikenal sebagai the principle of
opportunity cost).
Jadi opportunity cost adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang, sedangkan
sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan
barang lainnya.
Opportunity Cost
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6
Permen Coklat
Permen Karet
Kombinasi permen
coklat dan permen
karet
Gambar 1.1. Opportunity cost
Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es krim coklat (2
Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji) jika ia ingin menambah es
krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi konsumsi es krim biasa dari enam menjadi
empat, karena harga es krim coklat dua kali harga es krim biasa. Demikianlah mengenai pemilihan
lx
konsumsi yang berkaitan dengan opportunity cost. Namun sekarang kita akan membicarakan
masalah roduksi.
Dengan sumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai sedemikian rupa sehingga
tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan tentang apa yang
harus diproduksinya, atau dengan kombinasi bagaimana suatu barang diproduksi, sehingga lebih
menguntungkan.
Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.
Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega maupun senjata
dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah satu barang tersebut lebih banyak,
maka produksi barang yang lain harus diturunkan. Tabel 1.Kemungkinan Produksi Alternatif
Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)
A 15 0
B 14 1
C 12 2
D 8 3
E 5 4
F 0 5
Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A dan F disebut
sebagai production possibility curve.
Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis barang haruslah
dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk menghasilkan barang lainnya.
Demikianlah untuk menambah jumlah mentega yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg maka
harus dilakukan pergeseran (transformation) sumber sumber yang semula dipakai untuk
menghasilkan senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu menjadi 9
ribu.
lxi
Kurva Kemungkinan Produksi
0
5
10
15
20
0 1 2 3 4 5 6Mentega (Jutaan Kg)
Senjata (ibuan) Kombinasi
Mentega dg
senjatadaerah
teraih
daerah tak
teraih
Gambar 1.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)
Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi
• Sumber-sumber terbatas
• Tingkat teknologi adalah tertentu
• Perekonomian berada dalam keadaan full employment
Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan tentang scarcity
(kelangkaan sumber-sumber), choice (pemilihan) dan opportunity cost. Scancity dinyatakan oleh daerah
yang tak teraih (unattainable), karena penyediaan sumber-sumber adalah langka. Choice dinyatakan
oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada kurva itu. Sedangkan opportunity
cost dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan bawah yang artinya untuk meningkatkan salah
satu barang maka kita harus menurunkan produksi barang lainnya.
Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan hukum yang semakin
berkurang (The law of deministring return), yang dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris yang bernama David Ricardo (1772-1823). Hukum tersebut berbunyi : if the infut
of one resource is increased by equal increments per unit of time while the input of other resources are
held. constant, total product output will increase, but beyond some point the resulting output increases
will become smaller and smaler.
Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap satuan
waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak berubah jumlahnya maka hasil totalnya pun
akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu titik tertentu, kenaikan output tambahannya akan
senantiasa kian menjadi berkurang.
lxii
Tabel 2. Fungsip roduksi.
1 2 3 4 5
Luas tanah
(hektar)
Jumlah
pekerja
(orang)
Total
product
(kuintal)
Marginal
product
(kuintal)
Average
product
(kuintal)
4
4
4
4
4
4
4
4
0
1
2
3
4
5
6
7
0
15
34
48
60
62
62
60
-
15
19
14
12
2
0
-2
0
15,0
17,0
16,0
15,0
12,4
10,3
8,6
Titik dimana marginal product mencapai maximum disebut point of diminishing marginal
productivity, sedangkan titik dimana average product ini maksimum, disebut point of diminishing
average produtivity.
Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.
lxiii
Jumlah Pekerja (orang)
Produk/pekerja (kuintal)
Marginal
Poduk
Average
Point of Diminishing
marginal productivity
Point Of
Diminishing
Average
Productiviyy
0
15
30
45
60
75
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Pekerja (orang)
Total Product (kuintal)
Tot al
Product
Gambar 1.3 Fungsi Produksi
B. MASALAH KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal ini disebabkan
karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk itulah yang melakukan produksi dan
konsumsi. Dan yang paling penting adalah, penduduk tersebut merupakan sumber tenaga kerja, human
resources, disamping sebagai faktor produksi skill.
Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum the law of diminishing returns,
dimana tenaga kerja sebagai input produksi.
Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert Malthus (1766-1834)
dalam bukunya Essay on the principle of population, yang diterbitkan pertama kali tahun 1798. Sehingga
ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Penduduk. Salah satu pendapatnya yang termasyur dalam buku
tersebut adalah bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya terus berkembang secara
deret ukur. (1,2,4,8,16,32,…). dilain pihak alat-alat pemuas kebutuhan manusia pun berkembang, tetapi
melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,…).
lxiv
Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1) jumlah penduduk
akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat-alat pemuat kebutuhan (2) jumlah penduduk
dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat-alat pemuas kebutuhan dan (3) perkembangan jumlah penduduk
dapat dihambat dengan dua macam checks, yakni: (a) positive checks, yang antara lain terdiri dari
penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan sebagainya dan (b) repressive
checks yang berbentuk penundaan kawin dan moral restraint. Program KB disebut sebagai Neo
Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin (prosponement of marniage), Malthus menegaskan
untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.
Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang terkandung
didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang peranan yang penting untuk
memahami persoalan kependudukan, seperti di India, Cina, Indonesia dan tempat lain dimana
keharusan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan supplai makanan masih
merupakan faktor vital yang sangat penting. Kritik tersebut antara lain :
4. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah alat-alat
pemuas kebutuhan akhir-akhir ini menunjukkan kenyataan yang sebaliknya dari apa yang
dikemukakan oleh Malthus.
5. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan biologisnya, akhir-
akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi penurunan.
Jumlah kelahiran per tahun
Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
Jumlah kematian per tahun
Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
6. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, memungkinkan
pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah
penduduk.
lxv
Jumlah Penduduk dan Kemakmuran
Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari daerah yang
ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan penduduknya sesuai
dengan sumber-sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu dipahami mengenai padat
penduduk maksimum (maksimum population) dan padat penduduk optimum (optimum
population).
Maximum population adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu
daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu serta kebutuhannya akan barang-barang
primer secara minimal. Untuk menentukan apakah maksimum population telah tercapai atau belum,
maka dilihat apabila hasil produksi rata-rata per orang sudah tidak lagi mencukupi untuk menopang
kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum population sudah terlewati. Maksimum
population dapat berubah (meningkat) karena kemajuan teknologi.
Optimum population adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana hal ini
tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi. Kenaikan jumlah
penduduk pada daerah/negara yang underpopulated akan meningkatkan jumlah output
perkapita, jika hal-hal lainnya tidak berubah, dan sebaliknya pada daerah/negara yang over
populated atau optimum population.
Optimum population tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada) banyaknya atau
padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja under populated. Hal ini bisa saja
terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas tanah serta tersedianya modal. Begitu pula
suatu daerah yang berada pada keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah
tersebut menghasilkan total output yang maksimum.
Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah tercapai maka
akan menurunkan output perkapita walaupun total output mencapai maksimum. Maka
berlaku the law of dirvinishing return, hal ini juga akan menciptakan pengangguran
terselubung (disguised unemployment), orang-orangnya disebut disguised unemployed
people (penganggur terelubung).
lxvi
Ada beberapa cara untuk menghilangkan under population, yakni :
4. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah kepada orang
yang mau kawin dan melahirkan anak.
5. Mengundang imigran
Adapun cara untuk mengurangi overpopulation
3. Produksi atau pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak sehingga
produktivitas perkapita meningkat
4. Meurunkan birth rate
6. Mendorong emigrasi
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :
4. Tingkat kelahiran (birth rate)
5. Tingkat kematian (death rate)
6. Perpindahan penduduk (migrasi)
P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)
Dimana :
P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu
P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.
CBR = Crude birth
adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama tahun tertentu,
sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kelahiran dengan jumlah
penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.
CDR = Crude death rate
Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang diselidiki)
lxvii
Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang diselidiki tersebut).
2.3. Sistem Perekonomian dan Tujuan yang Hendak Dicapai
Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen-komponen ekonomi dengan kerangka
hukum adat yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan kegiatannya.
Masing-masing bangsa mempunyai sistem ekonomi yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap sistem
yang berlaku merupakan tata cara dalam melangsungkan prose pilihan ekonomi bagi masyarakat.
Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:
1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis
2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan
3. Sistem campuran.
Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnisnya, menurut
Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling tahu mengenai kebutuhannya.
Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max , secara tidak langsung
hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini campur tangan pemerintah penuh dalam
perekonomian masyarakatnya, menurut Karl Max, bila masyarakat dibiarkan secara bebas menjalankan
kegiatan ekonomi dan bisnisnya, maka akan terjadi ketimpangan penguasaan sumber-sumber ekonomi
yang kaya terhadap yang miskin.
Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur tangan dalam perekonomian.
Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap
sumber daya ekonomi. Campur tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:
d. Membuat peraturan atau undang-undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi
masyarakat.
lxviii
e. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan usaha
swasta.
f. Menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara kapitalisme-sosialisme. Pemilikan swasta
perseorangan dan oleh negara ini derajatnya berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain,
ada yang banyak ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas hidup berdampingan dengan
perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga barang, jasa dan faktor produksi
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pemerintah mempengaruhi harga lewat
kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya harga beras, tepung terigu, kopra dan lain-lain.
Pada dasarnya sistenm ekonomi yang berlaku didunia ini beraneka ragam tergantung pada peranan
pemerintah di masing-masing negara.
lxix
III.PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran
3.1.1. Pengertian Permintaan
Timbulnya permintaan (demand) karena adanya keinginan dari masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka timbullah permintaan yang dipengaruhi oleh
banyaknya barang dan nilai dari pada barang tersebut, nilai disini diinyatakan dengan harga. Hubungan
fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harganya. Hubungan tersebut dapat berlangsung secara
lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan fungsional yang bersifat terbalik
yang artinya apabila harga barang naik/harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan
berkurang dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam
hal ini pengertian permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah barang yang
diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah, maka permintaan adalah
keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan
tempat tertentu.
Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana pembeli sanggup
mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu. Permintaan dipengaruhi oleh jumlah barang
dan tingkat harga, pada tingkat harga tinggi jumlah barang yang dibeli akan sedikit dan semakin turun
harga barang tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah. Maka timbullah Hukum
Permintaan (Law of deminishing Demand).
Hukum Permintaan (Law of deminishing Demand) adalah:
Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang dibeli
akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu barang
maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.
lxx
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku
jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand):
6. Harga barang yang dimaksud
Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga barang
tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan naik, sebaliknya
bila harga naik jumlah barang yang diminta akan turun.
7. Tingkat pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan seseorang atau
masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa semakin banyak.
8. Harga barang lain/substitusi
Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang dibeli akan berkurang
sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah walaupun harga tempe tetap.
9. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat
Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang tersebut berubah
pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih makan mie, berarti meningkatnya
permintaan akan mie karena berubahnya selera sesorang/masyarakat.
10. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
3.1.2. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasatr tertentu
dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku suatu hukum yang menyatakan:
semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah
atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.
Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah
barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah atau
turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan
lxxi
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran sdelain harga
tidak berubah (ceteris paribus).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar:
4. Fluktuasi harga-harga di pasar
Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan demikian sebaliknya.
semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah
atau turun harga barang tersebut
5. Berubahnya teknologi-teknologi baru
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya
teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.
Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan
memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.
6. Berubahnya biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Apabila biaya-biaya
produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan
menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak
mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan
demikian penawaran juga akan meningkat.
3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan
penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat
lxxii
terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk
mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang
dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,
dengan harapan dapat keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya tawar
menawar.
Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan terbentuk harga
pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu kesepakatan dimana penjual mau melepas
barangnya dengan tingkat harga tertentu dan pembeli bersedia membayar barang tersebut dengan
tingkat harga yang telah disepakati, maka akan terbentuk harga pasar.
Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan pihak produsen disebut
harga pasar atau harga keseimbangan atau “Price Equilibrium”
Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:
Harga telur
ayam (Rp/Kg)
Jumlah ayam
yang dibeli (Qdx)
Jumlah telur
yang dijual (Qsx)
6000 200 600
5000 300 500
4000 400 400
3000 500 300
2000 600 0
lxxiii
Bila
digamba
rkan
dalam
bentuk
grafik
(lihat hal
16)
Gambar
1.
Harga
Keseimb
angan
Telur Ayam
Keterangan :
5. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve permintaan dan kurve
penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.
6. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)
7. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang
diminta (surplus), sehingga harga cenderung turun
8. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari pada jumlah yang
ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut shortage
Harga
6000
Surplus
SS
5000
4000
Titik Keseimbangan
3000
2000
Shortage
dd
1000
0
100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam
lxxiv
IV. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1.4. Elastisitas permintaan
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai
akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi perlu diukur satuannya.angka kepekaan
inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien elastisitas (koefisien elastisitas
permintaan).
Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga, pendapatan sipembeli
dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep elastisitas yaitu:
d. Elastisitas harga/elastisitas permintaan
e. Elastisitas pendapatan
f. Elastisitas silang
d. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang diminta sebagai
akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau prosentase perubahan
jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan prosentase perubahan tingkat harga dari
barang itu sendiri
ED =
ED = : = x
Keterangan:
ED = koefisien elastisitas permintaan
∆Q = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )
lxxv
Q1 = jumlah yang dibeli mula-mula
∆P = perubahan harga ( P2 – P1 )
P1 = harga mula-mula
P2 = harga yang baru
Contoh soal elastisitas permintaan:
Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga daging ayam
naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg. hitunglah besarnya
koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.
Jawab.
Diketahui : P1 = 22.000
P2 = 25.000
Q1 = 100 kg
Q2 = 90 KG
ED = : = x
ED = x = - 0.73
ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis
Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif dihilangkan.
Apabila koefisien elastisnya:
ED > 1 - Sifat permintaan barangnya adalah elastis
ED < 1 - Sifat permintaan inelastis
ED = 1 - Sifat permintaan unitaryelastis
e. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan
berubahnya jumlah barang yang dibeli.
lxxvi
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
Ei = : = x
Ei = Angka elastisitas pendapatan
Q = jumlah yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah yang dibeli
= pendapatan mula-mula
Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka
barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang normal dibedakan menjadi
barang mewah atau barang-barang yang diperlukan.hasil perhitungan angka elastisitas
pendapatan barang normal selalu positif. Apabila jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan
bertambahnya pendapata maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan
hasil perhitungan angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.
f. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang dibeli
dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
ECxy = : = x
ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y
Qx = jumah barang x yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah barang x yang dibeli
Py = harga barang y mula-mula
= perubahan harga barang
lxxvii
Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x yang dibeli,
maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan
koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +). Kalau kenaikan harga barang y diikuti
berkurangnya jumlah barang x yang dibeli, kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling
melengkapi).Hasil koefisien elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = -). Apabila kenaikan
harga barang y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka
kedua barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil
perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )
1.5. Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah barang yang
dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
ES : = x
Keterangan:
Es = koefisien elastisitas penawaran
Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula
∆Qx= perubahan juimlah barang x yang dujual
Px = harga barang x mula-mula
∆Px = perubahan harga barang x
Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.
Contoh soal:
Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir, mengakibatkan
jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir. Hitunglah angka elastisitas
penawarannya!.
Jawab, angka elastisitas penawarannya:
lxxviii
ES : = x
= x
= 5
Angka elastisitas penawaran:
Es >, penawaran elastis
Es <, penawaran inelastis
Es = Penawaran unitary
1.6. Kegunaan elastisitas
Ace Partadiradja, dalam bukunya pengantar ekonomika, dikatakan bahwa pemahaman
elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:
1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.
Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi harga, dengan
kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga bahan makanan yang
tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan petani?
2) Penetapan upah. Seperti dengan barang-barang, dengan tenaga kerja pun ada permintaan
dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga tenaga kerja dengan
jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah
tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya
lebih dari satu, yang berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan
jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.
3) Penetapan cukai.
Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun untuk
meningkatkan penerimaan negara?
Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau akan
menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dalam jumlah yang
berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang penting bagi kehidupan golongan
lxxix
miskin, walaupun permintaannya inelastis, seperti beras, akan memberatkan golongan
miskin ini. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan
penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.
V. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
10.1. Perilaku Konsumen
Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan barang disebut
produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung menikmati barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah
kepuasan maksimum.
Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus dihasilkan, dimana/kapan
dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang
akan menentukan rarah produksi.
Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu produksi harus
berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).
Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:
d. Konsumen perorangan
lxxx
e. Konsumen pemerintah
f. Konsumen saudagar/merchant
Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi
kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya kelompok konsumen perorangan dia
membeli barang untuk dipakai memenuhi kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli
barang untuk dijual atau diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk
memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .
Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:
d. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif
merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga
melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.
e. Faktor Lingkungan (Environmental influences)
Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai-nilai
sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga dan kelompok referensi)
f. Marketing strategi
Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang terkendali yang diramu
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel
tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya
disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi
pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.
Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan bantuan orang lain
yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga muncul kegiatan ekonomi yang disebut
kegiatan produksi.
Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Proses
kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala
lxxxi
kegiatan untuk menambah guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk
menambah guna/utility sesuatu barang :
f. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari
suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain dijadikan baju, dan lain-lain.
g. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu
barang dari satu tempat ke tempat yang lebih membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari
petani/di desa dibawa/dijual ke kota (fungsi perantara/pedagang)
h. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan suatu barang
pada waktu berlimpah/panen dan men-supply kembali pada saat diperlukan (fungsi
perdagangan/penyimpanan)
i. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang kepada si pemakai
sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih memberi kepuasan kepada si pemakai yang
sekaligus pemilik.
j. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berlangsung
bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiatan produksi dan konsumsi berlangsung
bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang diberikan oleh dokter,guru, dll.
Guna Total dan Guna Marginal
Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Guna
total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-unit barang/jasa yang dikonsumsi.
Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena tambahan per unit
barang/jasa yang dikonsumsi.
Contoh:
Air (dalam –ukuran
gelas)
Guna Total (GT) Guna Marginal
(GM)
Gelas ke 1 6 6
2 10 4
lxxxii
3 13 3
4 15 2
5 16 1
6 16 0
7 14 -2
Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka ia membutuhkan
air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak
BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya
akan menurun. Akan tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum
/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu saat dicapai titik
jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air yang ke 6. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan
guna (GM) yang diperoleh akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan
yaitu pada tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif, kenyataan ini
dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna Marginal/The Law of Diminishing Marginal
Utility.
Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja dan kapan saja.
Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi berbagai barang/jasa dikaitkan dengan
kemampuan beli/purchasing power yang tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan
maksimum akan tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing barang
dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum meratakan guna marginal setiap
rupiah.
10.2. Perilaku Produsen
Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk memproduksi
suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:
lxxxiii
• Sumber daya alam (tanah)
• Manusia (Tenaga kerja)
• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)
• Skill (teknologi)
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil
produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi (input).
Q = f (X1,X2,X3..............Xn)
Keterangan:
Q : tingkat produksi (output)
X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan.
Perluasan Produksi
Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah, hal ini
disebabkan karena:
3. Bertambahnya jumlah penduduk
4. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya bangsa-bangsa
sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan bangsa yang lain. Ini menyebabkan
meningkatnya jumlah kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.
Perluasan produksi dapat secara :
d. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah pemakaina tanah,
jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin, dll)
e. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor produksi per unitnya.
Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2 ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4
ton gabah per Ha nya, umpama dengan pemupukan, dll.
Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin
berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini menyatakan apabila satu macam input ditambah
penggunaannya sedang input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
lxxxiv
tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila
input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing) kemudian kenaikan hasil
akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya negatif (negatif return).
Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian kerja (division of
labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau spesialisasi dalam pekerjaan.
VII. PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI
7.1. PENERIMAAN
Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen dari penjualan
produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.
Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:
4. Total Revenue (TR)
5. Average Revenue (AR)
6. Marginal Revenue (MR)
2. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dikalikan harga
barang tersebut .
2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.
AR = TR : Q = = = P
TR = P X Q
lxxxv
3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh bertambahnya penjualan setiap
satu unit output.
7.2. Biaya Produksi
Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.
Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :
d. Penentuan harga pokok produk secara detail
e. Pengendalian biaya
f. Pengambilan keputusan
Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi :
9. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam
rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap
mesti dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya
penyusutan gudang, biaya penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk
diagram cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:
C = Jumlah Biaya Produksi
Q = volume Produksi
AR = P
TRn - TR n-1
lxxxvi
10. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan
aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahan. Jika
perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan
obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke
kanan atas (kemiringan/gradient positif).
Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya
variable.
lxxxvii
Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan
• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas perusahaan
• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah peningkatan aktifitas
perusahaan
• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas perusahaan
11. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan
matematis sebagai berikut:
Keterangan :
TC( Total Cost) adalah biaya total
TFC adalah Total biaya tetap
TVC adalah Total biaya variabel
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis
biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas
(kemiringan positif) dengan titik awal titik pada
Titik (0,0)
TC = TFC + TVC
lxxxviii
12. Biaya rata-rata :
AFC yaitu biaya tetap rata-rata =
AVC yaitu biaya variabel rata-rata =
ATC yaitu biaya total rata-rata =
13. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai akibat dari
bertambahnya produksi setiap unit output.
14. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok
Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah
mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan di
mana jumlah penerimaan = jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak
mendapat untung atau rugi , pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi
yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari pada volume pada
saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.
P.C,R TR= P x Q
ππππ > 0 TC=TFC +TVC
TCn - TC n-1
lxxxix
BEP (π = 0)
ππππ < 0
0 Q
15. Laba (Keuntungan) Perusahaan
• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode
pemeliharaan
• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak
• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .
16. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio
xc
Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan
salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,
Nilai R/C ratio :
Nilai R/C ratio > 1 (layak)
Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)
Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)
Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.
Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp 1,25.
R/C ratio = TR/TC
xci
VII. POLA USAHA PETERNAKAN
8.1. Pengertian usaha Peternakan
Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang-Undang Pokok Kehewanan, Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan,
pada Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :
8. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan
serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil
bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
9. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
10. Peternakan atau Usaha Peternakan adalah pengusahaan /pembudidayaan/ pemeliharaan
ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
11. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.
12. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta
perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.
13. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan
dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
14. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap
bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian sekaligus
untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam penggunaan
sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat
diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti luas.
7.2. Karakteristik Peternakan
xcii
7. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana mencakup
4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis
ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
8. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis
dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
9. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha
peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi
dan biologi), Quality variation (Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (
Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
10. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang
jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.
11. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi
rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah
sedangkan ektensif respon suplly tinggi.
12. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok kan menjadi 4
kelompok yaitu :
5. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus
domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan
Kalkun (Melegris galopavo).
6. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong Besar : Sapi (Bos
species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs
hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius). Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species),
Domba (Ovis species), Babi (sus species).
7. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah, Kuda
Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.
8. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain : Kelinci (Lepus
cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix), Bekicot, Walet, Kodok dll.
xciii
7.3. Tujuan mempelajari Usaha Peternakan
Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (Art) manajemen
bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian atau peternakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer atau keluarga petani/peternak tersebut.
Keputusan tersebut akan menentukasi jenis-jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis usaha
tersebut menyangkut Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi, manajemen dan
pemasaran.
7.4. Ruang Lingkup Usaha Peternakan
Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis atau macam usaha
peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan
yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh
produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi
usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input
adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan
dan uang.
7.5. Jenis-jenis Usaha Peternakan di Indonesia
Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi yang
dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :
4. Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga
kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
5. Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi, Tenaga
kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah
6. Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga kerja
spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.
Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan, maka jenis usaha
peternakan dapat dikelompokkan menjadi :
4. Intensifikasi Usaha Peternakan.
5. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan
6. Ekstensifikasi Usaha Peternakan
xciv
Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi
7. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)
8. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)
9. Usaha makanan Ternak
10. Usaha Pengolahan Hasil peternakan
11. Usaha Mesin-mesin Peternakan
12. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan
7.6. Pengertian istilah Manajemen dan Manajemen Usaha Peternakan
Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif & efisien”.
Unsur-unsur Manajemen terdiri dari 6 M yaitu :
7. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)
8. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part
9. Machine (Mesin)
10. Money (uang/ modal)
11. Method (Metode)
12. Market (pasar)
Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengkoordinasian (Coordination), Pengarahan (Directing), Motivasi (Motivation), Komunikasi
(Communication), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan
Pengawasan / Pengendalian (Controlling)
7
VIII. ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
8.1 Motif Berusaha
Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif-motif tertentu. Motif yang
dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul karena adanya kebutuhan–kebutuhan
yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan
xcv
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivator adalah orang yang memberikan dorongan psikologis
kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.
Teori motivasi:
5. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan kepuasan biologis saja.
6. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan seseorang adalah jamak
yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis berupa material dan non material.
7. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:
• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan berlangsung terus
menerus
• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan pekerjaannya yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
8. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):
• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli
• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang lain
• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab
Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada dasarnya motif berusaha itu
dapat berupa :
� Motif kekuasaan
� Motif berprestasi,
� Motif sosial
� Motif keamanan
� Motif status.
Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai–nilai
tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi adalah mencapai keuntungan maksimal.
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha
untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari
xcvi
sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi adalah sebagai berikut
(disusun dari yang paling rendah):
1.Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :
• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak
• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan memberikan kepuasan
• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.
Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam
kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan itu merupakan
siklus.
8.2. Keuntungan Maksimum
Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah penerimaan total dikurangi
biaya total (π= TR-TC). Apabila telah dicapai keuntungan total yang maksimum yaitu selisih
antara hasil total dan biaya total adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut
dalam posisi keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus
mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR > MC,
keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output karena masih
menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan merugikan karena biaya
yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut tidak ada kecendrungan untuk mengubah
(baik menambah atau mengurangi) luas produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan
AC, hal ini merupakan keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil
tetapi apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus dipertimbangkan
xcvii
untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi alias bangkrut. Perusahaan
dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan sama dengan biaya total (TR = TC),
dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu. dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan
dapat memilih berbagai kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan
harga barang (total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-
faktor produksi sehingga biaya total dapat ditekan.
8.3. ANALISIS FINANSIAL
Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan skala ekonomis
serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang
lebih besar. Dengan demikian peternak akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.
Analisis finansial dari suatu usaha peternakan bertujuan:
• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan atau tidak.
• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi yang cukup besar
pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan
• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak–
pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan) maupun rekanan usaha.
Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan analisis :
a. Biaya produksi
b Penerimaan
c. BEP (Break even Point)
d. R/C Ratio
xcviii
IX. PASAR
9.1. Pengertian pasar
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang didalamnya terdapat
kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu harga. Dalam ilmu ekonomi yang
dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu. Proses
jual beli dapat dilakukan dimana saja walaupun si pembeli dan sipenjual tidak bertemu, sedangkan pasar
dimana pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar abstrak. Contoh penawaran lewat internet.
Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu dinamakan pasar nyata contoh pasar Sanglah, pasar
Badung.
9.2 Macam–macam pasar ditinjau dari segi penjualan
3. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem
perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada
jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.
• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).
• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect
information).
• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).
Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC
= MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa
perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.
xcix
4. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:. a. Pasar monopoli,
dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:
• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa
• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.
• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.
• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.
Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis barang di pasar dikuasai
oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia mempunyai kemampuan dalam menentukan
harga pasar. Jika seorang monopolis ingin menaikkan harga barang yang dijualnya maka ia akan
mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin menurunkan harga barang yang
dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.
Dasar-dasar monopoli:
2. Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah
Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.
2.Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input
Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.
Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat penawaran bauksit, maka
dengan mudah dia akan memegang monopoli atas aluminium dengan cara menolak untuk menjual
bauksit kepada siapapun yang mau jadi pesaingnya.
b.Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:
• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan
sempurna.
• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak (differentiated
product).
c
f. Pasar oligopoli yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan beberapa produsen yang
lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan. Produsen yang besar akan bertindak sebagai price
leadership artinya membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan
mengikuti tindakan produsen yang besar.
9.3 Fungsi-fungsi Pasar
1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai
Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk ditetapkan untuk
saling disepakati oleh produsen maupun konsumen. Produsen dan konsumen dapat saling
berhubungan , produsen menetapkan jumlah output yang akan dihasilkan, sedangkan
konsumen membelinya sesuai dengan daya belinya.
2.Pasar mengorganisasikan produksi
Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah metode produksi
yang memaksimumkan ratio antara output dengan input, produsen akan mempergunakan
metode produksi paling efisien dan mempunyai produktivitas tertinggi.
3.Pasar mendistribusikan produk
Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya menghasilkan.
Seseorang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja maupun yang memilik ketiga
faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi yang paling produktif tentu akan
menerima bagian pembayaran yang paling banyak.
ci
X. DAFTAR PUSTAKA
Ackley, Gardner, 1973. Macroeconomic Theory, diterjemahkan oleh Paul
Sitohang sebagai Teori Ekonomi Makro.Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta, 1973.
Iskandar Putong, 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia.
Partadireja Ace, 1985. Pengantar ekonomika, UGM. Edisi ke 4, Yogyakarta
BBFE.
Rahardja Pratama,Mandala Manurung, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
Rohmad,2012. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi , Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Islam Kediri, Kediri Jawa Timur.
http://rohmatfapertanian.wordpress.com/2012/07/21/diktat-ilmu-
ekonomi-umum, diakses tgl 20 september 2012.
Samuelson, Paul A.,1980. Economics, Ninth Edition, International
Student,Boston University
Suherman Rosyidi,2003. Pengantar Teori Ekonomi,pendekatan Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Edisi keenam. Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta.
Sukirno Sadono, 2004. Pengantar teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sumarni Murti, John Suprihanto, 2003. Pengantar Bisnis, Dasar-dasar Ekonomi
Perusahaan. Penerbit Liberty Yogyakarta.
Winardi,1983. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ke-VI. Tarsito, Bandung.
Wiratmo Masykur, 1992. Ekonomi Manajerial, edisi ke-1. Media Widya Mandala,
Yogyakarta.