MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (SUB POKOK ...

102
i MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (SUB POKOK BAHASAN : MASALAH-MASALAH DALAM PEREKONOMIAN, PENERIMAAN DAN PERNAWARAN, ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKNAN) PENYUSUN Ir. Suciani, MSi. I Wayan Sukanata,SPt., MSi. Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,SPt.,MM. Ir. Ketut Warsa Parimartha,MP. Ir.I Gusti Ngurah Kayana,MSi. Drs. I Wayan Budiartha,MSi. PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014 BAHAN AJAR

Transcript of MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (SUB POKOK ...

i

MATA KULIAH

ILMU EKONOMI PETERNAKAN

(SUB POKOK BAHASAN : MASALAH-MASALAH DALAM

PEREKONOMIAN, PENERIMAAN DAN PERNAWARAN,

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKNAN)

PENYUSUN

Ir. Suciani, MSi.

I Wayan Sukanata,SPt., MSi.

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,SPt.,MM.

Ir. Ketut Warsa Parimartha,MP.

Ir.I Gusti Ngurah Kayana,MSi.

Drs. I Wayan Budiartha,MSi.

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

BAHAN AJAR

ii

KATA PENGANTAR

Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa,

bahan ajar mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Bahan ajar ini dibuat untuk menunjang mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan (MKK-2033),

semester I (ganjil) merupakan mata kuliah wajib di Program studi eternakan Fakultas peternakan

Universitas Udayana. Ba

Diktat ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa semester I Fakultas

Peternakan UNUD, dalam menunjang proses belajar mengajar.

Tujuan pelaksanaan mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan, mahasiswa diharapkan

mampu menjelaskan analisis usaha dari suatu usaha peternakan dan terjadinya keuntungan

maksimum dalam suatu usaha peternakan. Mata kuliah ini merupakan suatu prasyarat bagi mata

kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Evaluasi Proyek di semester V.

Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

• Bapak Prof.Dr.Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM.

• Rekan-rekan dosen di Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan atas kerjasamanya.

• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.

Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen pengampu mata

kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa bahan

ajar yang kami susun ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu kamui sangat

mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan bahan ajar ini.

Denpasar, Oktober 2014

Tim Penyusun

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ………………………………………………. 1

1.2 Penggolongan Ilmu Ekonomi ………………………………………… 1

1.3 Sumberdaya dan Komoditi …………………………………………… 2

1.4 Kebutuhan/Keinginan ……………………………………………….. 2

1.5 Barang Ekonomi ……………………………………………….. 3

BAB II MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SITEM PEREKONOMIAN

2.1 Masalah Utama Setiap Perekonomian …………………………………… 6

2.2 Sistem Perekonomian dan Tujuan yang hendak dicapai ……….……… 14

BAB III PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran …………………………………… 16

3.1.1. Pengertian Permintaan …………………………………………….. 16

3.1.2. Pengertian Penawaran …………………………………………….. 17

3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran ……………………………... 19

BAB IV ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

4.1 Elastistas Permintaan ………………………………………………. 21

4.2 Elastisitas Penawaran … ………………………………………… 24

4.3 Kegunaan Elastisitas …………………………………………… 25

BAB V PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN

5.1 Perilaku Konsumen ………………………………………………. 26

5.2 Perilaku Produsen …..………………………………………………. 29

BAB VI PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI

6.1 Penerimaan ……. ………………………………………………. 31

iv

6.2 Biaya Produksi …..………………………………………………. 32

BAB VII POLA USAHA PETERNAKAN

7.1 Pengertian Usaha Peternakan ………………………………………. 37

7.2 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 38

7.3 Tujuan Mempelajari Usaha Peternakan ………………………….. 39

7.4 Ruang lingkup Usaha Peternakan ………………………………. 39

7.5 Jenis-jenis Usaha Peternakan ………………………………………. 40

7.6 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 40

BAB VIII ANALISIS FINASIAL USAHA PETERNAKAN

8.1 Motif Berusaha ……. …………………………………………… 42

8.2 Analisis Finansial …..………………………………………………. 43

BAB IX PASAR

9.1 Pengertian Pasar ……. ……………………………………………… 45

9.2 Macam-macam Pasar Ditinjau dari Segi Penjualan …..…………… 45

9.3 Fungsi Pasar ……. ……………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 48

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kemungkinan Produksi Alternatif ………………………………….. 7

2.2. Fungsi Produksi ……………………………………………………. 9

3.1. Skala Permintaan dan Penawaran …………………………………….. 19

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Oppurtunity Cost ………………………………………………………… 2

2.2. Kurve Kemungkinan Produksi ………………………………………….. 8

2.3. Fungsi Produksi …………………………………………………………. 10

3.1. Harga Keseimbangan Telur Ayam ………………………………………. 20

vii

I. PENDAHULUAN

1.1.Pengertian Ilmum Ekonomi

Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga dan NOMOS yang

berarti peraturan.

Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar dapat mengatur

anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga, individu ataupun negara sehingga dapat

memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan yang maksimal.

Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang

tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian bagaimana memenuhi kebutuhan dengan

sumber daya yang terbatas akan timbul masalah ekonomi.

P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang - orang dan

masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, untuk menghasilkan berbagai

macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada

berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.

Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”

mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan

pemuas kebutuhan manusia.

1.2. Penggolongan Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara individu dalam rangka

memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain : analisis biaya, teori permintaan dan

penawaran, elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, teori harga, teori produksi dan

model-model pasar.

viii

2. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam

memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain: pendapatan nasional, neraca

pembayaran, inflasi dan investasi.

Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang kondisi atau

keadaan ekonomi yang sebenarnya.

2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang

disederhanakan , terutama mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi yang menyederhanakan

kondisi ini disebut asumsi.

3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah tentang hal;-hal yang

perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam perekonomian.

1.3. Sumber Daya dan Komoditi

Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang langka?.

Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan kebutuhan

manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :

1. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)

2. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.

3. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada tingkat konsumen

akhir.

1.4. Kebutuhan

Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk tuntutan untuk

memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang

hendak dipenuhi/dipuaskan.

Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperlean hidup yang dapat dinilai

dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang, seperti

kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan dan lain-lain.

ix

Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :

1. Menurut Kepentingannya:

a. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti: pangan, sandang

dan papan dll.

b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang

dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik, pakaian lebih indah,

rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.

2. Menurut sifatnya

a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.

b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll

3. Menurut Tujuannya:

a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll

b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll

4. Menurut waktunya :

a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus dipenuhi.

b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk dikemudian hari.

Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu menyisihkan sebagian

dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian hari (saving is saving artinya menabung

menjamin masa depan).

1.5. Barang Ekonomi

Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersedianya sangat terbatas,

karena sumber daya ekonomi atau sumber produksi/faktor produksi yang dipergunakan untuk

berproduksi tersedianya juga terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi kebutuhannya

menghadapi masalah dalam memilih.

Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam hal ini adalah

kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat (kepuasan yang

x

diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna tidak sama artinya dengan bermanfaat. Contoh:

merokok itu berguna bagi orang tertentu, karena mampu membri kepuasan namun belum tentu

bermanfaat bagi kesehatan.

Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, barang dapat

dibedakan :

1. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam

jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti, yang dapat

dinilai dalam uang misalnya: udara, sinar matahari dll.

2. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam

jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan ( dengan kata lain langka).

Oleh karena itu, untuk memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan pengorbanan yang dapat

dinilai dlam uang.

Barang-barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :

a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang privat dan barang

publik.

1. Barang privat adalah barang-barang milik perseorangan (sepeda, perabotan rumah tangga,

radio dll).

2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan, jembatan, tugu

peringatan dll)

b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang

konsumsi dan barang produksi.

1. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara langsung

(baju, rokok, sepatu dll).

2. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu dalam proses

produksi (mesin-mesin, mobil tangki, batu bata dll).

xi

c.Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:

1. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakainnya (

mentega dengan minyak, beras dengan jagung dll).

2. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus bersama-sama

(pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).

d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :

1. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja, rumah, kursi dll).

2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –barang yang tidak

dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat perawatan dokter dll).

xii

II.MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SISTEM

PEREKONOMIAN

2.1. Masalah Utama Setiap Perekonomian Ekonomi

Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari sistem

perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada yang menganut sistem

perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada pula sistem ekonomi komunis, dan ada pula

yang menganut sistem ekonomi campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.

Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal

tersebut antara lain :

A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources)

B. Masalah Kependudukan

A. Keterbatasan Sumber-sumber

Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang-barang bebas (free good) selain udara, namun lebih

banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan

(the law of scarcity) yang berbunyi : untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus

mengorbankan sesuatu lebih dahulu. Barang-barang langka yang merupakan pemuas kebutuhan

manusia jumlahnya terbatas. Barang-barang ini tidak seenaknya dapat diambil dan digunakan,

melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa dikombinasikan dengan barang lain

yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada masalah dalam hal pemilihan (the problem of choice).

Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka itu akan berarti

hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip tersebut dikenal sebagai the principle of

opportunity cost).

xiii

Jadi opportunity cost adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang, sedangkan

sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan

barang lainnya.

Opportunity Cost

0

2

4

6

8

10

0 1 2 3 4 5 6

Permen Coklat

Permen Karet

Kombinasi permen

coklat dan permen

karet

Gambar 1.1. Opportunity cost

Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es krim coklat (2

Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji) jika ia ingin menambah es

krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi konsumsi es krim biasa dari enam menjadi

empat, karena harga es krim coklat dua kali harga es krim biasa. Demikianlah mengenai pemilihan

konsumsi yang berkaitan dengan opportunity cost. Namun sekarang kita akan membicarakan

masalah roduksi.

Dengan sumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai sedemikian rupa sehingga

tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan tentang apa yang

harus diproduksinya, atau dengan kombinasi bagaimana suatu barang diproduksi, sehingga lebih

menguntungkan.

Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.

Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega maupun senjata

dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah satu barang tersebut lebih banyak,

maka produksi barang yang lain harus diturunkan. Tabel 1.Kemungkinan Produksi Alternatif

Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)

xiv

A 15 0

B 14 1

C 12 2

D 8 3

E 5 4

F 0 5

Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A dan F disebut

sebagai production possibility curve.

Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis barang haruslah

dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk menghasilkan barang lainnya.

Demikianlah untuk menambah jumlah mentega yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg maka

harus dilakukan pergeseran (transformation) sumber sumber yang semula dipakai untuk

menghasilkan senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu menjadi 9

ribu.

Kurva Kemungkinan Produksi

0

5

10

15

20

0 1 2 3 4 5 6Mentega (Jutaan Kg)

Senjata (ibuan) Kombinasi

Mentega dg

senjatadaerah

teraih

daerah tak

teraih

Gambar 1.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)

Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi

• Sumber-sumber terbatas

• Tingkat teknologi adalah tertentu

xv

• Perekonomian berada dalam keadaan full employment

Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan tentang scarcity

(kelangkaan sumber-sumber), choice (pemilihan) dan opportunity cost. Scancity dinyatakan oleh daerah

yang tak teraih (unattainable), karena penyediaan sumber-sumber adalah langka. Choice dinyatakan

oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada kurva itu. Sedangkan opportunity

cost dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan bawah yang artinya untuk meningkatkan salah

satu barang maka kita harus menurunkan produksi barang lainnya.

Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan hukum yang semakin

berkurang (The law of deministring return), yang dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi

berkebangsaan Inggris yang bernama David Ricardo (1772-1823). Hukum tersebut berbunyi : if the infut

of one resource is increased by equal increments per unit of time while the input of other resources are

held. constant, total product output will increase, but beyond some point the resulting output increases

will become smaller and smaler.

Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap satuan

waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak berubah jumlahnya maka hasil totalnya pun

akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu titik tertentu, kenaikan output tambahannya akan

senantiasa kian menjadi berkurang.

Tabel 2. Fungsip roduksi.

1 2 3 4 5

Luas tanah

(hektar)

Jumlah

pekerja

(orang)

Total

product

(kuintal)

Marginal

product

(kuintal)

Average

product

(kuintal)

xvi

4

4

4

4

4

4

4

4

0

1

2

3

4

5

6

7

0

15

34

48

60

62

62

60

-

15

19

14

12

2

0

-2

0

15,0

17,0

16,0

15,0

12,4

10,3

8,6

Titik dimana marginal product mencapai maximum disebut point of diminishing marginal

productivity, sedangkan titik dimana average product ini maksimum, disebut point of diminishing

average produtivity.

Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.

Jumlah Pekerja (orang)

Produk/pekerja (kuintal)

Marginal

Poduk

Average

Point of Diminishing

marginal productivity

Point Of

Diminishing

Average

Productiviyy

0

15

30

45

60

75

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Pekerja (orang)

Total Product (kuintal)

Tot al

Product

Gambar 1.3 Fungsi Produksi

xvii

B. MASALAH KEPENDUDUKAN

Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal ini disebabkan

karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk itulah yang melakukan produksi dan

konsumsi. Dan yang paling penting adalah, penduduk tersebut merupakan sumber tenaga kerja, human

resources, disamping sebagai faktor produksi skill.

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum the law of diminishing returns,

dimana tenaga kerja sebagai input produksi.

Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert Malthus (1766-1834)

dalam bukunya Essay on the principle of population, yang diterbitkan pertama kali tahun 1798. Sehingga

ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Penduduk. Salah satu pendapatnya yang termasyur dalam buku

tersebut adalah bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya terus berkembang secara

deret ukur. (1,2,4,8,16,32,…). dilain pihak alat-alat pemuas kebutuhan manusia pun berkembang, tetapi

melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,…).

Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1) jumlah penduduk

akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat-alat pemuat kebutuhan (2) jumlah penduduk

dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat-alat pemuas kebutuhan dan (3) perkembangan jumlah penduduk

dapat dihambat dengan dua macam checks, yakni: (a) positive checks, yang antara lain terdiri dari

penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan sebagainya dan (b) repressive

checks yang berbentuk penundaan kawin dan moral restraint. Program KB disebut sebagai Neo

Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin (prosponement of marniage), Malthus menegaskan

untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.

Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang terkandung

didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang peranan yang penting untuk

memahami persoalan kependudukan, seperti di India, Cina, Indonesia dan tempat lain dimana

keharusan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan supplai makanan masih

merupakan faktor vital yang sangat penting. Kritik tersebut antara lain :

xviii

1. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah alat-alat

pemuas kebutuhan akhir-akhir ini menunjukkan kenyataan yang sebaliknya dari apa yang

dikemukakan oleh Malthus.

2. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan biologisnya, akhir-

akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi penurunan.

Jumlah kelahiran per tahun

Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––

Jumlah penduduk

Jumlah kematian per tahun

Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––

Jumlah penduduk

3. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, memungkinkan

pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah

penduduk.

Jumlah Penduduk dan Kemakmuran

Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari daerah yang

ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan penduduknya sesuai

dengan sumber-sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu dipahami mengenai padat

penduduk maksimum (maksimum population) dan padat penduduk optimum (optimum

population).

Maximum population adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu

daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu serta kebutuhannya akan barang-barang

primer secara minimal. Untuk menentukan apakah maksimum population telah tercapai atau belum,

maka dilihat apabila hasil produksi rata-rata per orang sudah tidak lagi mencukupi untuk menopang

kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum population sudah terlewati. Maksimum

population dapat berubah (meningkat) karena kemajuan teknologi.

xix

Optimum population adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana hal ini

tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi. Kenaikan jumlah

penduduk pada daerah/negara yang underpopulated akan meningkatkan jumlah output

perkapita, jika hal-hal lainnya tidak berubah, dan sebaliknya pada daerah/negara yang over

populated atau optimum population.

Optimum population tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada) banyaknya atau

padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja under populated. Hal ini bisa saja

terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas tanah serta tersedianya modal. Begitu pula

suatu daerah yang berada pada keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah

tersebut menghasilkan total output yang maksimum.

Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah tercapai maka

akan menurunkan output perkapita walaupun total output mencapai maksimum. Maka

berlaku the law of dirvinishing return, hal ini juga akan menciptakan pengangguran

terselubung (disguised unemployment), orang-orangnya disebut disguised unemployed

people (penganggur terelubung).

Ada beberapa cara untuk menghilangkan under population, yakni :

1. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah kepada orang

yang mau kawin dan melahirkan anak.

2. Mengundang imigran

Adapun cara untuk mengurangi overpopulation

1. Produksi atau pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak sehingga

produktivitas perkapita meningkat

2. Meurunkan birth rate

3. Mendorong emigrasi

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :

1. Tingkat kelahiran (birth rate)

xx

2. Tingkat kematian (death rate)

3. Perpindahan penduduk (migrasi)

P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)

Dimana :

P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu

P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.

CBR = Crude birth

adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama tahun tertentu,

sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kelahiran dengan jumlah

penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.

CDR = Crude death rate

Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang diselidiki)

Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang diselidiki tersebut).

2.2. Sistem Perekonomian dan Tujuan yang Hendak Dicapai

Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen-komponen ekonomi dengan kerangka

hukum adat yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan kegiatannya.

Masing-masing bangsa mempunyai sistem ekonomi yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap sistem

yang berlaku merupakan tata cara dalam melangsungkan prose pilihan ekonomi bagi masyarakat.

Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:

1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis

2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan

xxi

3. Sistem campuran.

Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam

perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnisnya, menurut

Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling tahu mengenai kebutuhannya.

Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max , secara tidak langsung

hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini campur tangan pemerintah penuh dalam

perekonomian masyarakatnya, menurut Karl Max, bila masyarakat dibiarkan secara bebas menjalankan

kegiatan ekonomi dan bisnisnya, maka akan terjadi ketimpangan penguasaan sumber-sumber ekonomi

yang kaya terhadap yang miskin.

Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur tangan dalam perekonomian.

Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap

sumber daya ekonomi. Campur tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:

a. Membuat peraturan atau undang-undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi

masyarakat.

b. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan usaha

swasta.

c. Menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara kapitalisme-sosialisme. Pemilikan swasta

perseorangan dan oleh negara ini derajatnya berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain,

ada yang banyak ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas hidup berdampingan dengan

perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga barang, jasa dan faktor produksi

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pemerintah mempengaruhi harga lewat

kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya harga beras, tepung terigu, kopra dan lain-lain.

Pada dasarnya sistenm ekonomi yang berlaku didunia ini beraneka ragam tergantung pada peranan

pemerintah di masing-masing negara.

xxii

III.PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran

3.1.1. Pengertian Permintaan

Timbulnya permintaan (demand) karena adanya keinginan dari masyarakat untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka timbullah permintaan yang dipengaruhi oleh

banyaknya barang dan nilai dari pada barang tersebut, nilai disini diinyatakan dengan harga. Hubungan

fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harganya. Hubungan tersebut dapat berlangsung secara

lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan fungsional yang bersifat terbalik

yang artinya apabila harga barang naik/harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan

berkurang dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam

hal ini pengertian permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah barang yang

diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah, maka permintaan adalah

keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan

tempat tertentu.

Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana pembeli sanggup

mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu. Permintaan dipengaruhi oleh jumlah barang

dan tingkat harga, pada tingkat harga tinggi jumlah barang yang dibeli akan sedikit dan semakin turun

harga barang tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah. Maka timbullah Hukum

Permintaan (Law of deminishing Demand).

Hukum Permintaan (Law of deminishing Demand) adalah:

Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang dibeli

akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu barang

maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.

xxiii

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku

jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand):

1. Harga barang yang dimaksud

Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga barang

tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan naik, sebaliknya

bila harga naik jumlah barang yang diminta akan turun.

2. Tingkat pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan seseorang atau

masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa semakin banyak.

3. Harga barang lain/substitusi

Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang dibeli akan berkurang

sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah walaupun harga tempe tetap.

4. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat

Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang tersebut berubah

pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih makan mie, berarti meningkatnya

permintaan akan mie karena berubahnya selera sesorang/masyarakat.

5. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah

penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

3.1.2. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasatr tertentu

dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku suatu hukum yang menyatakan:

semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah

atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.

Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah

barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah atau

turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah

barang yang ditawarkan

xxiv

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran sdelain harga

tidak berubah (ceteris paribus).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar:

1. Fluktuasi harga-harga di pasar

Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan demikian sebaliknya.

semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah

atau turun harga barang tersebut

2. Berubahnya teknologi-teknologi baru

Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya

teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.

Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan

memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.

3. Berubahnya biaya produksi

Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Apabila biaya-biaya

produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan

menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak

mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan

demikian penawaran juga akan meningkat.

3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran

Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan

penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat

xxv

terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk

mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang

dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,

dengan harapan dapat keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya tawar

menawar.

Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan terbentuk harga

pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu kesepakatan dimana penjual mau melepas

barangnya dengan tingkat harga tertentu dan pembeli bersedia membayar barang tersebut dengan

tingkat harga yang telah disepakati, maka akan terbentuk harga pasar.

Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan pihak produsen disebut

harga pasar atau harga keseimbangan atau “Price Equilibrium”

Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:

Harga telur

ayam (Rp/Kg)

Jumlah ayam

yang dibeli (Qdx)

Jumlah telur

yang dijual (Qsx)

6000 200 600

5000 300 500

4000 400 400

3000 500 300

2000 600 0

xxvi

Bila

digamba

rkan

dalam

bentuk

grafik

(lihat hal

16)

Gambar

1.

Harga

Keseimb

angan

Telur Ayam

Keterangan :

1. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve permintaan dan kurve

penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.

2. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)

3. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang

diminta (surplus), sehingga harga cenderung turun

4. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari pada jumlah yang

ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut shortage

Harga

6000

Surplus

SS

5000

4000

Titik Keseimbangan

3000

2000

Shortage

dd

1000

0

100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam

xxvii

IV. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1.1. Elastisitas permintaan

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai

akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi perlu diukur satuannya.angka kepekaan

inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien elastisitas (koefisien elastisitas

permintaan).

Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga, pendapatan sipembeli

dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep elastisitas yaitu:

a. Elastisitas harga/elastisitas permintaan

b. Elastisitas pendapatan

c. Elastisitas silang

a. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang diminta sebagai

akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau prosentase perubahan

jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan prosentase perubahan tingkat harga dari

barang itu sendiri

ED =

ED = : = x

Keterangan:

ED = koefisien elastisitas permintaan

∆Q = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )

xxviii

Q1 = jumlah yang dibeli mula-mula

∆P = perubahan harga ( P2 – P1 )

P1 = harga mula-mula

P2 = harga yang baru

Contoh soal elastisitas permintaan:

Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga daging ayam

naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg. hitunglah besarnya

koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.

Jawab.

Diketahui : P1 = 22.000

P2 = 25.000

Q1 = 100 kg

Q2 = 90 KG

ED = : = x

ED = x = - 0.73

ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis

Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka hasil

perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif dihilangkan.

Apabila koefisien elastisnya:

ED > 1 - Sifat permintaan barangnya adalah elastis

ED < 1 - Sifat permintaan inelastis

ED = 1 - Sifat permintaan unitaryelastis

b. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)

Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan

berubahnya jumlah barang yang dibeli.

xxix

Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

Ei = : = x

Ei = Angka elastisitas pendapatan

Q = jumlah yang dibeli mula-mula

= perubahan jumlah yang dibeli

= pendapatan mula-mula

Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka

barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang normal dibedakan menjadi

barang mewah atau barang-barang yang diperlukan.hasil perhitungan angka elastisitas

pendapatan barang normal selalu positif. Apabila jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan

bertambahnya pendapata maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan

hasil perhitungan angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.

c. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )

Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang dibeli

dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)

Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ECxy = : = x

ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y

Qx = jumah barang x yang dibeli mula-mula

= perubahan jumlah barang x yang dibeli

Py = harga barang y mula-mula

= perubahan harga barang

xxx

Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x yang dibeli,

maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan

koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +). Kalau kenaikan harga barang y diikuti

berkurangnya jumlah barang x yang dibeli, kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling

melengkapi).Hasil koefisien elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = -). Apabila kenaikan

harga barang y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka

kedua barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil

perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )

1.2. Elastisitas penawaran

Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah barang yang

dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ES : = x

Keterangan:

Es = koefisien elastisitas penawaran

Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula

∆Qx= perubahan juimlah barang x yang dujual

Px = harga barang x mula-mula

∆Px = perubahan harga barang x

Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil

perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.

Contoh soal:

Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir, mengakibatkan

jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir. Hitunglah angka elastisitas

penawarannya!.

Jawab, angka elastisitas penawarannya:

xxxi

ES : = x

= x

= 5

Angka elastisitas penawaran:

Es >, penawaran elastis

Es <, penawaran inelastis

Es = Penawaran unitary

1.3. Kegunaan elastisitas

Ace Partadiradja, dalam bukunya pengantar ekonomika, dikatakan bahwa pemahaman

elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:

1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.

Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi harga, dengan

kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga bahan makanan yang

tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan petani?

2) Penetapan upah. Seperti dengan barang-barang, dengan tenaga kerja pun ada permintaan

dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga tenaga kerja dengan

jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah

tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya

lebih dari satu, yang berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan

jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.

3) Penetapan cukai.

Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun untuk

meningkatkan penerimaan negara?

Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau akan

menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dalam jumlah yang

berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang penting bagi kehidupan golongan

xxxii

miskin, walaupun permintaannya inelastis, seperti beras, akan memberatkan golongan

miskin ini. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan

penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.

V. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

5.1. Perilaku Konsumen

Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan barang disebut

produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung menikmati barang/jasa untuk

memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah

kepuasan maksimum.

Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus dihasilkan, dimana/kapan

dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang

akan menentukan rarah produksi.

Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu produksi harus

berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).

Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:

a. Konsumen perorangan

xxxiii

b. Konsumen pemerintah

c. Konsumen saudagar/merchant

Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi

kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya kelompok konsumen perorangan dia

membeli barang untuk dipakai memenuhi kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli

barang untuk dijual atau diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk

memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .

Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:

a. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif

merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga

melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.

b. Faktor Lingkungan (Environmental influences)

Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai-nilai

sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga dan kelompok referensi)

c. Marketing strategi

Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang terkendali yang diramu

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel

tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya

disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi

pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.

Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan bantuan orang lain

yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga muncul kegiatan ekonomi yang disebut

kegiatan produksi.

Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Proses

kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala

xxxiv

kegiatan untuk menambah guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk

menambah guna/utility sesuatu barang :

a. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari

suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain dijadikan baju, dan lain-lain.

b. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu

barang dari satu tempat ke tempat yang lebih membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari

petani/di desa dibawa/dijual ke kota (fungsi perantara/pedagang)

c. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan suatu barang

pada waktu berlimpah/panen dan men-supply kembali pada saat diperlukan (fungsi

perdagangan/penyimpanan)

d. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang kepada si pemakai

sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih memberi kepuasan kepada si pemakai yang

sekaligus pemilik.

e. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berlangsung

bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiatan produksi dan konsumsi berlangsung

bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang diberikan oleh dokter,guru, dll.

Guna Total dan Guna Marginal

Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Guna

total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-unit barang/jasa yang dikonsumsi.

Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena tambahan per unit

barang/jasa yang dikonsumsi.

Contoh:

Air (dalam –ukuran

gelas)

Guna Total (GT) Guna Marginal

(GM)

Gelas ke 1 6 6

2 10 4

xxxv

3 13 3

4 15 2

5 16 1

6 16 0

7 14 -2

Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka ia membutuhkan

air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak

BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya

akan menurun. Akan tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum

/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu saat dicapai titik

jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air yang ke 6. Dari contoh ini dapat

disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan

guna (GM) yang diperoleh akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan

yaitu pada tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif, kenyataan ini

dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna Marginal/The Law of Diminishing Marginal

Utility.

Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja dan kapan saja.

Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi berbagai barang/jasa dikaitkan dengan

kemampuan beli/purchasing power yang tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan

maksimum akan tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing barang

dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum meratakan guna marginal setiap

rupiah.

5.2. Perilaku Produsen

Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk memproduksi

suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:

xxxvi

• Sumber daya alam (tanah)

• Manusia (Tenaga kerja)

• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)

• Skill (teknologi)

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil

produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi (input).

Q = f (X1,X2,X3..............Xn)

Keterangan:

Q : tingkat produksi (output)

X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan.

Perluasan Produksi

Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah, hal ini

disebabkan karena:

1. Bertambahnya jumlah penduduk

2. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya bangsa-bangsa

sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan bangsa yang lain. Ini menyebabkan

meningkatnya jumlah kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.

Perluasan produksi dapat secara :

a. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah pemakaina tanah,

jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin, dll)

b. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor produksi per unitnya.

Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2 ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4

ton gabah per Ha nya, umpama dengan pemupukan, dll.

Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin

berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini menyatakan apabila satu macam input ditambah

penggunaannya sedang input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap

xxxvii

tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila

input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing) kemudian kenaikan hasil

akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya negatif (negatif return).

Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian kerja (division of

labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau spesialisasi dalam pekerjaan.

VI. PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI

6.1. PENERIMAAN

Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen dari penjualan

produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.

Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:

1. Total Revenue (TR)

2. Average Revenue (AR)

3. Marginal Revenue (MR)

1. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dikalikan harga

barang tersebut .

2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.

AR = TR : Q = = = P

TR = P X Q

xxxviii

3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh bertambahnya penjualan setiap

satu unit output.

6.2. Biaya Produksi

Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.

Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :

a. Penentuan harga pokok produk secara detail

b. Pengendalian biaya

c. Pengambilan keputusan

Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam

rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap

mesti dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya

penyusutan gudang, biaya penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk

diagram cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:

C = Jumlah Biaya Produksi

Q = volume Produksi

AR = P

TRn - TR n-1

xxxix

2. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan

aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahan. Jika

perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan

obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain.

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke

kanan atas (kemiringan/gradient positif).

Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya

variable.

xl

Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan

• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas perusahaan

• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah peningkatan aktifitas

perusahaan

• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas perusahaan

3. Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan

matematis sebagai berikut:

Keterangan :

TC( Total Cost) adalah biaya total

TFC adalah Total biaya tetap

TVC adalah Total biaya variabel

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis

biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas

(kemiringan positif) dengan titik awal titik pada

Titik (0,0)

TC = TFC + TVC

xli

4. Biaya rata-rata :

AFC yaitu biaya tetap rata-rata =

AVC yaitu biaya variabel rata-rata =

ATC yaitu biaya total rata-rata =

5. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai akibat dari

bertambahnya produksi setiap unit output.

6. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok

Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah

mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan di

mana jumlah penerimaan = jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak

mendapat untung atau rugi , pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi

yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan

menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari pada volume pada

saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.

P.C,R TR= P x Q

ππππ > 0 TC=TFC +TVC

TCn - TC n-1

xlii

BEP (π = 0)

ππππ < 0

0 Q

7. Laba (Keuntungan) Perusahaan

• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode

pemeliharaan

• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak

• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan

keputusan

• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .

8. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio

xliii

Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan

salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,

Nilai R/C ratio :

Nilai R/C ratio > 1 (layak)

Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)

Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)

Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.

Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan

penerimaan sebesar Rp 1,25.

VII. POLA USAHA PETERNAKAN

8.1. Pengertian usaha Peternakan

Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang-Undang Pokok Kehewanan, Undang-

R/C ratio = TR/TC

xliv

Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan,

pada Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :

1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan

serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil

bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.

2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata

pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.

3. Peternakan atau Usaha Peternakan adalah pengusahaan /pembudidayaan/ pemeliharaan

ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.

4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya

dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.

5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta

perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.

6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan

dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.

7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam

bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap

bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.

Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian sekaligus

untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam penggunaan

sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat

diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara

maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti luas.

7.2. Karakteristik Peternakan

1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana mencakup

4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis

ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis

dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.

xlv

3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha

peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi

dan biologi), Quality variation (Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (

Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).

4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang

jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.

5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi

tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi

rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah

sedangkan ektensif respon suplly tinggi.

6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia

(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok kan menjadi 4

kelompok yaitu :

1. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus

domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan

Kalkun (Melegris galopavo).

2. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong Besar : Sapi (Bos

species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs

hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius). Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species),

Domba (Ovis species), Babi (sus species).

3. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah, Kuda

Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.

4. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain : Kelinci (Lepus

cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix), Bekicot, Walet, Kodok dll.

7.3. Tujuan mempelajari Usaha Peternakan

Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (Art) manajemen

bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian atau peternakan untuk

mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer atau keluarga petani/peternak tersebut.

Keputusan tersebut akan menentukasi jenis-jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis usaha

xlvi

tersebut menyangkut Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi, manajemen dan

pemasaran.

7.4. Ruang Lingkup Usaha Peternakan

Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis atau macam usaha

peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan

yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh

produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi

usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input

adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan

dan uang.

7.5. Jenis-jenis Usaha Peternakan di Indonesia

Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi yang

dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :

1. Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga

kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).

2. Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi, Tenaga

kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah

3. Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga kerja

spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.

Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan, maka jenis usaha

peternakan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Intensifikasi Usaha Peternakan.

2. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan

3. Ekstensifikasi Usaha Peternakan

Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi

1. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)

2. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)

xlvii

3. Usaha makanan Ternak

4. Usaha Pengolahan Hasil peternakan

5. Usaha Mesin-mesin Peternakan

6. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan

7.6. Pengertian istilah Manajemen dan Manajemen Usaha Peternakan

Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk

memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif & efisien”.

Unsur-unsur Manajemen terdiri dari 6 M yaitu :

1. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)

2. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part

3. Machine (Mesin)

4. Money (uang/ modal)

5. Method (Metode)

6. Market (pasar)

Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

Pengkoordinasian (Coordination), Pengarahan (Directing), Motivasi (Motivation), Komunikasi

(Communication), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan

Pengawasan / Pengendalian (Controlling)

VIII.ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN

8.1 Motif Berusaha

Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif-motif tertentu. Motif yang

dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul karena adanya kebutuhan–kebutuhan

yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivator adalah orang yang memberikan dorongan psikologis

kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.

Teori motivasi:

xlviii

1. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan kepuasan biologis saja.

2. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan seseorang adalah jamak

yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis berupa material dan non material.

3. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:

• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan berlangsung terus

menerus

• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan pekerjaannya yang

berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi

4. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):

• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli

• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang lain

• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab

Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar kegiatan yang

dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada dasarnya motif berusaha itu

dapat berupa :

� Motif kekuasaan

� Motif berprestasi,

� Motif sosial

� Motif keamanan

� Motif status.

Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai–nilai

tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi adalah mencapai keuntungan maksimal.

Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha

untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari

sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi adalah sebagai berikut

(disusun dari yang paling rendah):

1.Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

3. Kebutuhan Sosial

xlix

4. Kebutuhan Penghargaan

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :

• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak

• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan memberikan kepuasan

• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.

Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)

Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam

kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan itu merupakan

siklus.

Keuntungan Maksimum

Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya

dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah penerimaan total dikurangi

biaya total (π= TR-TC). Apabila telah dicapai keuntungan total yang maksimum yaitu selisih

antara hasil total dan biaya total adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut

dalam posisi keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus

mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR > MC,

keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output karena masih

menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan merugikan karena biaya

yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut tidak ada kecendrungan untuk mengubah

(baik menambah atau mengurangi) luas produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan

AC, hal ini merupakan keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil

tetapi apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus dipertimbangkan

untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi alias bangkrut. Perusahaan

dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan sama dengan biaya total (TR = TC),

dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu. dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan

dapat memilih berbagai kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan

l

harga barang (total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-

faktor produksi sehingga biaya total dapat ditekan.

8.3. ANALISIS FINANSIAL

Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan skala ekonomis

serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

lebih besar. Dengan demikian peternak akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.

Analisis finansial dari suatu usaha peternakan bertujuan:

• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan atau tidak.

• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi yang cukup besar

pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan

• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak–

pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan) maupun rekanan usaha.

Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan analisis :

a. Biaya produksi

b Penerimaan

c. BEP (Break even Point)

d. R/C Ratio

li

IX. PASAR

9.1. Pengertian pasar

Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang didalamnya terdapat

kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu harga. Dalam ilmu ekonomi yang

dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu. Proses

jual beli dapat dilakukan dimana saja walaupun si pembeli dan sipenjual tidak bertemu, sedangkan pasar

dimana pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar abstrak. Contoh penawaran lewat internet.

Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu dinamakan pasar nyata contoh pasar Sanglah, pasar

Badung.

9.2 Macam–macam pasar ditinjau dari segi penjualan

1. Pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem

perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada

jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.

• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.

• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).

• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect

information).

• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).

Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC

= MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa

perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka

perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.

lii

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:. a. Pasar monopoli,

dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:

• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa

• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.

• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.

• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.

Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis barang di pasar dikuasai

oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia mempunyai kemampuan dalam menentukan

harga pasar. Jika seorang monopolis ingin menaikkan harga barang yang dijualnya maka ia akan

mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin menurunkan harga barang yang

dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.

Dasar-dasar monopoli:

1. Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah

Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.

2.Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input

Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.

Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat penawaran bauksit, maka

dengan mudah dia akan memegang monopoli atas aluminium dengan cara menolak untuk menjual

bauksit kepada siapapun yang mau jadi pesaingnya.

b.Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:

• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan

sempurna.

• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak (differentiated

product).

liii

c. Pasar oligopoli yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan beberapa produsen yang

lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan. Produsen yang besar akan bertindak sebagai price

leadership artinya membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan

mengikuti tindakan produsen yang besar.

9.3 Fungsi-fungsi Pasar

1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai

Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk ditetapkan untuk

saling disepakati oleh produsen maupun konsumen. Produsen dan konsumen dapat saling

berhubungan , produsen menetapkan jumlah output yang akan dihasilkan, sedangkan

konsumen membelinya sesuai dengan daya belinya.

2.Pasar mengorganisasikan produksi

Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah metode produksi

yang memaksimumkan ratio antara output dengan input, produsen akan mempergunakan

metode produksi paling efisien dan mempunyai produktivitas tertinggi.

3.Pasar mendistribusikan produk

Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya menghasilkan.

Seseorang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja maupun yang memilik ketiga

faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi yang paling produktif tentu akan

menerima bagian pembayaran yang paling banyak.

liv

1.1.Pengertian Ilmum Ekonomi

Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga dan NOMOS yang

berarti peraturan.

Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar dapat mengatur

anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga, individu ataupun negara sehingga dapat

memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan yang maksimal.

Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang

tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian bagaimana memenuhi kebutuhan dengan

sumber daya yang terbatas akan timbul masalah ekonomi.

P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang - orang dan

masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, untuk menghasilkan berbagai

macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada

berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.

Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”

mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan

pemuas kebutuhan manusia.

1.2. Penggolongan Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

3. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara individu dalam rangka

memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain : analisis biaya, teori permintaan dan

penawaran, elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, teori harga, teori produksi dan

model-model pasar.

lv

4. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam

memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain: pendapatan nasional, neraca

pembayaran, inflasi dan investasi.

Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang kondisi atau

keadaan ekonomi yang sebenarnya.

2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang

disederhanakan , terutama mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi yang menyederhanakan

kondisi ini disebut asumsi.

3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah tentang hal;-hal yang

perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam perekonomian.

1.5. Sumber Daya dan Komoditi

Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang langka?.

Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan kebutuhan

manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :

4. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)

5. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.

6. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada tingkat konsumen

akhir.

1.6. Kebutuhan

Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk tuntutan untuk

memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang

hendak dipenuhi/dipuaskan.

Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperlean hidup yang dapat dinilai

dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang, seperti

kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan dan lain-lain.

lvi

Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :

5. Menurut Kepentingannya:

c. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti: pangan, sandang

dan papan dll.

d. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang

dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik, pakaian lebih indah,

rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.

6. Menurut sifatnya

a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.

b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll

7. Menurut Tujuannya:

a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll

b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll

8. Menurut waktunya :

a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus dipenuhi.

b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk dikemudian hari.

Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu menyisihkan sebagian

dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian hari (saving is saving artinya menabung

menjamin masa depan).

1.5. Barang Ekonomi

Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersedianya sangat terbatas,

karena sumber daya ekonomi atau sumber produksi/faktor produksi yang dipergunakan untuk

berproduksi tersedianya juga terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi kebutuhannya

menghadapi masalah dalam memilih.

Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam hal ini adalah

kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat (kepuasan yang

lvii

diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna tidak sama artinya dengan bermanfaat. Contoh:

merokok itu berguna bagi orang tertentu, karena mampu membri kepuasan namun belum tentu

bermanfaat bagi kesehatan.

Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, barang dapat

dibedakan :

3. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam

jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti, yang dapat

dinilai dalam uang misalnya: udara, sinar matahari dll.

4. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia dalam

jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan ( dengan kata lain langka).

Oleh karena itu, untuk memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan pengorbanan yang dapat

dinilai dlam uang.

Barang-barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :

a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang privat dan barang

publik.

1. Barang privat adalah barang-barang milik perseorangan (sepeda, perabotan rumah tangga,

radio dll).

2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan, jembatan, tugu

peringatan dll)

b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang

konsumsi dan barang produksi.

1. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara langsung

(baju, rokok, sepatu dll).

2. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu dalam proses

produksi (mesin-mesin, mobil tangki, batu bata dll).

lviii

c.Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:

3. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakainnya (

mentega dengan minyak, beras dengan jagung dll).

4. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus bersama-sama

(pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).

d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :

1. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja, rumah, kursi dll).

2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –barang yang tidak

dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat perawatan dokter dll).

II.MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SISTEM

PEREKONOMIAN

2.1. Masalah Utama Setiap Perekonomian Ekonomi

Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari sistem

perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada yang menganut sistem

perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada pula sistem ekonomi komunis, dan ada pula

yang menganut sistem ekonomi campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.

Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal

tersebut antara lain :

A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources)

B. Masalah Kependudukan

lix

A. Keterbatasan Sumber-sumber

Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang-barang bebas (free good) selain udara, namun lebih

banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan

(the law of scarcity) yang berbunyi : untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus

mengorbankan sesuatu lebih dahulu. Barang-barang langka yang merupakan pemuas kebutuhan

manusia jumlahnya terbatas. Barang-barang ini tidak seenaknya dapat diambil dan digunakan,

melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa dikombinasikan dengan barang lain

yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada masalah dalam hal pemilihan (the problem of choice).

Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka itu akan berarti

hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip tersebut dikenal sebagai the principle of

opportunity cost).

Jadi opportunity cost adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang, sedangkan

sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan

barang lainnya.

Opportunity Cost

0

2

4

6

8

10

0 1 2 3 4 5 6

Permen Coklat

Permen Karet

Kombinasi permen

coklat dan permen

karet

Gambar 1.1. Opportunity cost

Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es krim coklat (2

Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji) jika ia ingin menambah es

krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi konsumsi es krim biasa dari enam menjadi

empat, karena harga es krim coklat dua kali harga es krim biasa. Demikianlah mengenai pemilihan

lx

konsumsi yang berkaitan dengan opportunity cost. Namun sekarang kita akan membicarakan

masalah roduksi.

Dengan sumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai sedemikian rupa sehingga

tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan tentang apa yang

harus diproduksinya, atau dengan kombinasi bagaimana suatu barang diproduksi, sehingga lebih

menguntungkan.

Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.

Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega maupun senjata

dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah satu barang tersebut lebih banyak,

maka produksi barang yang lain harus diturunkan. Tabel 1.Kemungkinan Produksi Alternatif

Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)

A 15 0

B 14 1

C 12 2

D 8 3

E 5 4

F 0 5

Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A dan F disebut

sebagai production possibility curve.

Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis barang haruslah

dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk menghasilkan barang lainnya.

Demikianlah untuk menambah jumlah mentega yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg maka

harus dilakukan pergeseran (transformation) sumber sumber yang semula dipakai untuk

menghasilkan senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu menjadi 9

ribu.

lxi

Kurva Kemungkinan Produksi

0

5

10

15

20

0 1 2 3 4 5 6Mentega (Jutaan Kg)

Senjata (ibuan) Kombinasi

Mentega dg

senjatadaerah

teraih

daerah tak

teraih

Gambar 1.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)

Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi

• Sumber-sumber terbatas

• Tingkat teknologi adalah tertentu

• Perekonomian berada dalam keadaan full employment

Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan tentang scarcity

(kelangkaan sumber-sumber), choice (pemilihan) dan opportunity cost. Scancity dinyatakan oleh daerah

yang tak teraih (unattainable), karena penyediaan sumber-sumber adalah langka. Choice dinyatakan

oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada kurva itu. Sedangkan opportunity

cost dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan bawah yang artinya untuk meningkatkan salah

satu barang maka kita harus menurunkan produksi barang lainnya.

Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan hukum yang semakin

berkurang (The law of deministring return), yang dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi

berkebangsaan Inggris yang bernama David Ricardo (1772-1823). Hukum tersebut berbunyi : if the infut

of one resource is increased by equal increments per unit of time while the input of other resources are

held. constant, total product output will increase, but beyond some point the resulting output increases

will become smaller and smaler.

Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap satuan

waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak berubah jumlahnya maka hasil totalnya pun

akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu titik tertentu, kenaikan output tambahannya akan

senantiasa kian menjadi berkurang.

lxii

Tabel 2. Fungsip roduksi.

1 2 3 4 5

Luas tanah

(hektar)

Jumlah

pekerja

(orang)

Total

product

(kuintal)

Marginal

product

(kuintal)

Average

product

(kuintal)

4

4

4

4

4

4

4

4

0

1

2

3

4

5

6

7

0

15

34

48

60

62

62

60

-

15

19

14

12

2

0

-2

0

15,0

17,0

16,0

15,0

12,4

10,3

8,6

Titik dimana marginal product mencapai maximum disebut point of diminishing marginal

productivity, sedangkan titik dimana average product ini maksimum, disebut point of diminishing

average produtivity.

Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.

lxiii

Jumlah Pekerja (orang)

Produk/pekerja (kuintal)

Marginal

Poduk

Average

Point of Diminishing

marginal productivity

Point Of

Diminishing

Average

Productiviyy

0

15

30

45

60

75

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Pekerja (orang)

Total Product (kuintal)

Tot al

Product

Gambar 1.3 Fungsi Produksi

B. MASALAH KEPENDUDUKAN

Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal ini disebabkan

karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk itulah yang melakukan produksi dan

konsumsi. Dan yang paling penting adalah, penduduk tersebut merupakan sumber tenaga kerja, human

resources, disamping sebagai faktor produksi skill.

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum the law of diminishing returns,

dimana tenaga kerja sebagai input produksi.

Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert Malthus (1766-1834)

dalam bukunya Essay on the principle of population, yang diterbitkan pertama kali tahun 1798. Sehingga

ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Penduduk. Salah satu pendapatnya yang termasyur dalam buku

tersebut adalah bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya terus berkembang secara

deret ukur. (1,2,4,8,16,32,…). dilain pihak alat-alat pemuas kebutuhan manusia pun berkembang, tetapi

melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,…).

lxiv

Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1) jumlah penduduk

akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat-alat pemuat kebutuhan (2) jumlah penduduk

dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat-alat pemuas kebutuhan dan (3) perkembangan jumlah penduduk

dapat dihambat dengan dua macam checks, yakni: (a) positive checks, yang antara lain terdiri dari

penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan sebagainya dan (b) repressive

checks yang berbentuk penundaan kawin dan moral restraint. Program KB disebut sebagai Neo

Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin (prosponement of marniage), Malthus menegaskan

untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.

Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang terkandung

didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang peranan yang penting untuk

memahami persoalan kependudukan, seperti di India, Cina, Indonesia dan tempat lain dimana

keharusan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan supplai makanan masih

merupakan faktor vital yang sangat penting. Kritik tersebut antara lain :

4. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah alat-alat

pemuas kebutuhan akhir-akhir ini menunjukkan kenyataan yang sebaliknya dari apa yang

dikemukakan oleh Malthus.

5. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan biologisnya, akhir-

akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi penurunan.

Jumlah kelahiran per tahun

Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––

Jumlah penduduk

Jumlah kematian per tahun

Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––

Jumlah penduduk

6. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, memungkinkan

pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah

penduduk.

lxv

Jumlah Penduduk dan Kemakmuran

Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari daerah yang

ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan penduduknya sesuai

dengan sumber-sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu dipahami mengenai padat

penduduk maksimum (maksimum population) dan padat penduduk optimum (optimum

population).

Maximum population adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu

daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu serta kebutuhannya akan barang-barang

primer secara minimal. Untuk menentukan apakah maksimum population telah tercapai atau belum,

maka dilihat apabila hasil produksi rata-rata per orang sudah tidak lagi mencukupi untuk menopang

kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum population sudah terlewati. Maksimum

population dapat berubah (meningkat) karena kemajuan teknologi.

Optimum population adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana hal ini

tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi. Kenaikan jumlah

penduduk pada daerah/negara yang underpopulated akan meningkatkan jumlah output

perkapita, jika hal-hal lainnya tidak berubah, dan sebaliknya pada daerah/negara yang over

populated atau optimum population.

Optimum population tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada) banyaknya atau

padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja under populated. Hal ini bisa saja

terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas tanah serta tersedianya modal. Begitu pula

suatu daerah yang berada pada keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah

tersebut menghasilkan total output yang maksimum.

Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah tercapai maka

akan menurunkan output perkapita walaupun total output mencapai maksimum. Maka

berlaku the law of dirvinishing return, hal ini juga akan menciptakan pengangguran

terselubung (disguised unemployment), orang-orangnya disebut disguised unemployed

people (penganggur terelubung).

lxvi

Ada beberapa cara untuk menghilangkan under population, yakni :

4. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah kepada orang

yang mau kawin dan melahirkan anak.

5. Mengundang imigran

Adapun cara untuk mengurangi overpopulation

3. Produksi atau pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak sehingga

produktivitas perkapita meningkat

4. Meurunkan birth rate

6. Mendorong emigrasi

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :

4. Tingkat kelahiran (birth rate)

5. Tingkat kematian (death rate)

6. Perpindahan penduduk (migrasi)

P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)

Dimana :

P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu

P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.

CBR = Crude birth

adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama tahun tertentu,

sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kelahiran dengan jumlah

penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.

CDR = Crude death rate

Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang diselidiki)

lxvii

Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang diselidiki tersebut).

2.3. Sistem Perekonomian dan Tujuan yang Hendak Dicapai

Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen-komponen ekonomi dengan kerangka

hukum adat yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan kegiatannya.

Masing-masing bangsa mempunyai sistem ekonomi yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap sistem

yang berlaku merupakan tata cara dalam melangsungkan prose pilihan ekonomi bagi masyarakat.

Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:

1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis

2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan

3. Sistem campuran.

Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam

perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnisnya, menurut

Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling tahu mengenai kebutuhannya.

Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max , secara tidak langsung

hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini campur tangan pemerintah penuh dalam

perekonomian masyarakatnya, menurut Karl Max, bila masyarakat dibiarkan secara bebas menjalankan

kegiatan ekonomi dan bisnisnya, maka akan terjadi ketimpangan penguasaan sumber-sumber ekonomi

yang kaya terhadap yang miskin.

Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur tangan dalam perekonomian.

Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap

sumber daya ekonomi. Campur tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:

d. Membuat peraturan atau undang-undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi

masyarakat.

lxviii

e. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan usaha

swasta.

f. Menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara kapitalisme-sosialisme. Pemilikan swasta

perseorangan dan oleh negara ini derajatnya berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain,

ada yang banyak ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas hidup berdampingan dengan

perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga barang, jasa dan faktor produksi

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pemerintah mempengaruhi harga lewat

kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya harga beras, tepung terigu, kopra dan lain-lain.

Pada dasarnya sistenm ekonomi yang berlaku didunia ini beraneka ragam tergantung pada peranan

pemerintah di masing-masing negara.

lxix

III.PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran

3.1.1. Pengertian Permintaan

Timbulnya permintaan (demand) karena adanya keinginan dari masyarakat untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka timbullah permintaan yang dipengaruhi oleh

banyaknya barang dan nilai dari pada barang tersebut, nilai disini diinyatakan dengan harga. Hubungan

fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harganya. Hubungan tersebut dapat berlangsung secara

lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan fungsional yang bersifat terbalik

yang artinya apabila harga barang naik/harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan

berkurang dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam

hal ini pengertian permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah barang yang

diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah, maka permintaan adalah

keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan

tempat tertentu.

Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana pembeli sanggup

mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu. Permintaan dipengaruhi oleh jumlah barang

dan tingkat harga, pada tingkat harga tinggi jumlah barang yang dibeli akan sedikit dan semakin turun

harga barang tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah. Maka timbullah Hukum

Permintaan (Law of deminishing Demand).

Hukum Permintaan (Law of deminishing Demand) adalah:

Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang dibeli

akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu barang

maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.

lxx

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku

jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand):

6. Harga barang yang dimaksud

Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga barang

tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan naik, sebaliknya

bila harga naik jumlah barang yang diminta akan turun.

7. Tingkat pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan seseorang atau

masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa semakin banyak.

8. Harga barang lain/substitusi

Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang dibeli akan berkurang

sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah walaupun harga tempe tetap.

9. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat

Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang tersebut berubah

pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih makan mie, berarti meningkatnya

permintaan akan mie karena berubahnya selera sesorang/masyarakat.

10. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah

penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

3.1.2. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasatr tertentu

dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku suatu hukum yang menyatakan:

semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah

atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.

Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah

barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah atau

turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah

barang yang ditawarkan

lxxi

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran sdelain harga

tidak berubah (ceteris paribus).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar:

4. Fluktuasi harga-harga di pasar

Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan demikian sebaliknya.

semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah

atau turun harga barang tersebut

5. Berubahnya teknologi-teknologi baru

Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya

teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.

Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan

memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.

6. Berubahnya biaya produksi

Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Apabila biaya-biaya

produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan

menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak

mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan

demikian penawaran juga akan meningkat.

3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran

Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan

penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat

lxxii

terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk

mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang

dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,

dengan harapan dapat keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya tawar

menawar.

Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan terbentuk harga

pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu kesepakatan dimana penjual mau melepas

barangnya dengan tingkat harga tertentu dan pembeli bersedia membayar barang tersebut dengan

tingkat harga yang telah disepakati, maka akan terbentuk harga pasar.

Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan pihak produsen disebut

harga pasar atau harga keseimbangan atau “Price Equilibrium”

Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:

Harga telur

ayam (Rp/Kg)

Jumlah ayam

yang dibeli (Qdx)

Jumlah telur

yang dijual (Qsx)

6000 200 600

5000 300 500

4000 400 400

3000 500 300

2000 600 0

lxxiii

Bila

digamba

rkan

dalam

bentuk

grafik

(lihat hal

16)

Gambar

1.

Harga

Keseimb

angan

Telur Ayam

Keterangan :

5. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve permintaan dan kurve

penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.

6. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)

7. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang

diminta (surplus), sehingga harga cenderung turun

8. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari pada jumlah yang

ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut shortage

Harga

6000

Surplus

SS

5000

4000

Titik Keseimbangan

3000

2000

Shortage

dd

1000

0

100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam

lxxiv

IV. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1.4. Elastisitas permintaan

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai

akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi perlu diukur satuannya.angka kepekaan

inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien elastisitas (koefisien elastisitas

permintaan).

Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga, pendapatan sipembeli

dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep elastisitas yaitu:

d. Elastisitas harga/elastisitas permintaan

e. Elastisitas pendapatan

f. Elastisitas silang

d. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang diminta sebagai

akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau prosentase perubahan

jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan prosentase perubahan tingkat harga dari

barang itu sendiri

ED =

ED = : = x

Keterangan:

ED = koefisien elastisitas permintaan

∆Q = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )

lxxv

Q1 = jumlah yang dibeli mula-mula

∆P = perubahan harga ( P2 – P1 )

P1 = harga mula-mula

P2 = harga yang baru

Contoh soal elastisitas permintaan:

Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga daging ayam

naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg. hitunglah besarnya

koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.

Jawab.

Diketahui : P1 = 22.000

P2 = 25.000

Q1 = 100 kg

Q2 = 90 KG

ED = : = x

ED = x = - 0.73

ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis

Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka hasil

perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif dihilangkan.

Apabila koefisien elastisnya:

ED > 1 - Sifat permintaan barangnya adalah elastis

ED < 1 - Sifat permintaan inelastis

ED = 1 - Sifat permintaan unitaryelastis

e. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)

Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan

berubahnya jumlah barang yang dibeli.

lxxvi

Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

Ei = : = x

Ei = Angka elastisitas pendapatan

Q = jumlah yang dibeli mula-mula

= perubahan jumlah yang dibeli

= pendapatan mula-mula

Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka

barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang normal dibedakan menjadi

barang mewah atau barang-barang yang diperlukan.hasil perhitungan angka elastisitas

pendapatan barang normal selalu positif. Apabila jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan

bertambahnya pendapata maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan

hasil perhitungan angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.

f. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )

Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang dibeli

dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)

Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ECxy = : = x

ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y

Qx = jumah barang x yang dibeli mula-mula

= perubahan jumlah barang x yang dibeli

Py = harga barang y mula-mula

= perubahan harga barang

lxxvii

Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x yang dibeli,

maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan

koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +). Kalau kenaikan harga barang y diikuti

berkurangnya jumlah barang x yang dibeli, kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling

melengkapi).Hasil koefisien elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = -). Apabila kenaikan

harga barang y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka

kedua barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil

perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )

1.5. Elastisitas penawaran

Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah barang yang

dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ES : = x

Keterangan:

Es = koefisien elastisitas penawaran

Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula

∆Qx= perubahan juimlah barang x yang dujual

Px = harga barang x mula-mula

∆Px = perubahan harga barang x

Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil

perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.

Contoh soal:

Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir, mengakibatkan

jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir. Hitunglah angka elastisitas

penawarannya!.

Jawab, angka elastisitas penawarannya:

lxxviii

ES : = x

= x

= 5

Angka elastisitas penawaran:

Es >, penawaran elastis

Es <, penawaran inelastis

Es = Penawaran unitary

1.6. Kegunaan elastisitas

Ace Partadiradja, dalam bukunya pengantar ekonomika, dikatakan bahwa pemahaman

elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:

1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.

Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi harga, dengan

kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga bahan makanan yang

tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan petani?

2) Penetapan upah. Seperti dengan barang-barang, dengan tenaga kerja pun ada permintaan

dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga tenaga kerja dengan

jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah

tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya

lebih dari satu, yang berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan

jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.

3) Penetapan cukai.

Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun untuk

meningkatkan penerimaan negara?

Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau akan

menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dalam jumlah yang

berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang penting bagi kehidupan golongan

lxxix

miskin, walaupun permintaannya inelastis, seperti beras, akan memberatkan golongan

miskin ini. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan

penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.

V. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

10.1. Perilaku Konsumen

Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan barang disebut

produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung menikmati barang/jasa untuk

memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah

kepuasan maksimum.

Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus dihasilkan, dimana/kapan

dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang

akan menentukan rarah produksi.

Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu produksi harus

berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).

Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:

d. Konsumen perorangan

lxxx

e. Konsumen pemerintah

f. Konsumen saudagar/merchant

Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi

kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya kelompok konsumen perorangan dia

membeli barang untuk dipakai memenuhi kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli

barang untuk dijual atau diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk

memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .

Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:

d. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif

merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga

melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.

e. Faktor Lingkungan (Environmental influences)

Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai-nilai

sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga dan kelompok referensi)

f. Marketing strategi

Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang terkendali yang diramu

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel

tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya

disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi

pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.

Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan bantuan orang lain

yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga muncul kegiatan ekonomi yang disebut

kegiatan produksi.

Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Proses

kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala

lxxxi

kegiatan untuk menambah guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk

menambah guna/utility sesuatu barang :

f. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari

suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain dijadikan baju, dan lain-lain.

g. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu

barang dari satu tempat ke tempat yang lebih membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari

petani/di desa dibawa/dijual ke kota (fungsi perantara/pedagang)

h. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan suatu barang

pada waktu berlimpah/panen dan men-supply kembali pada saat diperlukan (fungsi

perdagangan/penyimpanan)

i. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang kepada si pemakai

sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih memberi kepuasan kepada si pemakai yang

sekaligus pemilik.

j. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berlangsung

bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiatan produksi dan konsumsi berlangsung

bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang diberikan oleh dokter,guru, dll.

Guna Total dan Guna Marginal

Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Guna

total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-unit barang/jasa yang dikonsumsi.

Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena tambahan per unit

barang/jasa yang dikonsumsi.

Contoh:

Air (dalam –ukuran

gelas)

Guna Total (GT) Guna Marginal

(GM)

Gelas ke 1 6 6

2 10 4

lxxxii

3 13 3

4 15 2

5 16 1

6 16 0

7 14 -2

Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka ia membutuhkan

air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak

BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya

akan menurun. Akan tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum

/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu saat dicapai titik

jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air yang ke 6. Dari contoh ini dapat

disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan

guna (GM) yang diperoleh akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan

yaitu pada tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif, kenyataan ini

dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna Marginal/The Law of Diminishing Marginal

Utility.

Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja dan kapan saja.

Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi berbagai barang/jasa dikaitkan dengan

kemampuan beli/purchasing power yang tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan

maksimum akan tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing barang

dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum meratakan guna marginal setiap

rupiah.

10.2. Perilaku Produsen

Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk memproduksi

suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:

lxxxiii

• Sumber daya alam (tanah)

• Manusia (Tenaga kerja)

• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)

• Skill (teknologi)

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil

produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi (input).

Q = f (X1,X2,X3..............Xn)

Keterangan:

Q : tingkat produksi (output)

X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan.

Perluasan Produksi

Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah, hal ini

disebabkan karena:

3. Bertambahnya jumlah penduduk

4. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya bangsa-bangsa

sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan bangsa yang lain. Ini menyebabkan

meningkatnya jumlah kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.

Perluasan produksi dapat secara :

d. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah pemakaina tanah,

jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin, dll)

e. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor produksi per unitnya.

Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2 ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4

ton gabah per Ha nya, umpama dengan pemupukan, dll.

Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin

berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini menyatakan apabila satu macam input ditambah

penggunaannya sedang input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap

lxxxiv

tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila

input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing) kemudian kenaikan hasil

akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya negatif (negatif return).

Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian kerja (division of

labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau spesialisasi dalam pekerjaan.

VII. PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI

7.1. PENERIMAAN

Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen dari penjualan

produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.

Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:

4. Total Revenue (TR)

5. Average Revenue (AR)

6. Marginal Revenue (MR)

2. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dikalikan harga

barang tersebut .

2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.

AR = TR : Q = = = P

TR = P X Q

lxxxv

3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh bertambahnya penjualan setiap

satu unit output.

7.2. Biaya Produksi

Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.

Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :

d. Penentuan harga pokok produk secara detail

e. Pengendalian biaya

f. Pengambilan keputusan

Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi :

9. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam

rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap

mesti dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya

penyusutan gudang, biaya penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk

diagram cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:

C = Jumlah Biaya Produksi

Q = volume Produksi

AR = P

TRn - TR n-1

lxxxvi

10. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan

aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahan. Jika

perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan

obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain.

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke

kanan atas (kemiringan/gradient positif).

Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya

variable.

lxxxvii

Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan

• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas perusahaan

• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah peningkatan aktifitas

perusahaan

• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas perusahaan

11. Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan

matematis sebagai berikut:

Keterangan :

TC( Total Cost) adalah biaya total

TFC adalah Total biaya tetap

TVC adalah Total biaya variabel

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis

biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas

(kemiringan positif) dengan titik awal titik pada

Titik (0,0)

TC = TFC + TVC

lxxxviii

12. Biaya rata-rata :

AFC yaitu biaya tetap rata-rata =

AVC yaitu biaya variabel rata-rata =

ATC yaitu biaya total rata-rata =

13. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai akibat dari

bertambahnya produksi setiap unit output.

14. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok

Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah

mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan di

mana jumlah penerimaan = jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak

mendapat untung atau rugi , pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi

yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan

menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari pada volume pada

saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.

P.C,R TR= P x Q

ππππ > 0 TC=TFC +TVC

TCn - TC n-1

lxxxix

BEP (π = 0)

ππππ < 0

0 Q

15. Laba (Keuntungan) Perusahaan

• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode

pemeliharaan

• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak

• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan

keputusan

• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .

16. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio

xc

Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan

salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,

Nilai R/C ratio :

Nilai R/C ratio > 1 (layak)

Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)

Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)

Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.

Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan

penerimaan sebesar Rp 1,25.

R/C ratio = TR/TC

xci

VII. POLA USAHA PETERNAKAN

8.1. Pengertian usaha Peternakan

Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang-Undang Pokok Kehewanan, Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan,

pada Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :

8. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan

serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil

bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.

9. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata

pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.

10. Peternakan atau Usaha Peternakan adalah pengusahaan /pembudidayaan/ pemeliharaan

ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.

11. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya

dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.

12. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta

perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.

13. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan

dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.

14. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam

bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap

bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.

Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian sekaligus

untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam penggunaan

sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat

diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara

maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti luas.

7.2. Karakteristik Peternakan

xcii

7. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana mencakup

4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis

ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.

8. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis

dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.

9. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha

peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi

dan biologi), Quality variation (Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (

Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).

10. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang

jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.

11. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi

tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi

rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah

sedangkan ektensif respon suplly tinggi.

12. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia

(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok kan menjadi 4

kelompok yaitu :

5. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus

domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan

Kalkun (Melegris galopavo).

6. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong Besar : Sapi (Bos

species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs

hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius). Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species),

Domba (Ovis species), Babi (sus species).

7. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah, Kuda

Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.

8. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain : Kelinci (Lepus

cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix), Bekicot, Walet, Kodok dll.

xciii

7.3. Tujuan mempelajari Usaha Peternakan

Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (Art) manajemen

bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian atau peternakan untuk

mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer atau keluarga petani/peternak tersebut.

Keputusan tersebut akan menentukasi jenis-jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis usaha

tersebut menyangkut Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi, manajemen dan

pemasaran.

7.4. Ruang Lingkup Usaha Peternakan

Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis atau macam usaha

peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan

yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh

produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging bagi

usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input

adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan, peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan

dan uang.

7.5. Jenis-jenis Usaha Peternakan di Indonesia

Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi yang

dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :

4. Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga

kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).

5. Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi, Tenaga

kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah

6. Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga kerja

spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.

Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan, maka jenis usaha

peternakan dapat dikelompokkan menjadi :

4. Intensifikasi Usaha Peternakan.

5. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan

6. Ekstensifikasi Usaha Peternakan

xciv

Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi

7. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)

8. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)

9. Usaha makanan Ternak

10. Usaha Pengolahan Hasil peternakan

11. Usaha Mesin-mesin Peternakan

12. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan

7.6. Pengertian istilah Manajemen dan Manajemen Usaha Peternakan

Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk

memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif & efisien”.

Unsur-unsur Manajemen terdiri dari 6 M yaitu :

7. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)

8. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part

9. Machine (Mesin)

10. Money (uang/ modal)

11. Method (Metode)

12. Market (pasar)

Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

Pengkoordinasian (Coordination), Pengarahan (Directing), Motivasi (Motivation), Komunikasi

(Communication), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan

Pengawasan / Pengendalian (Controlling)

7

VIII. ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN

8.1 Motif Berusaha

Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif-motif tertentu. Motif yang

dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul karena adanya kebutuhan–kebutuhan

yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan

xcv

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivator adalah orang yang memberikan dorongan psikologis

kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.

Teori motivasi:

5. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan kepuasan biologis saja.

6. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan seseorang adalah jamak

yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis berupa material dan non material.

7. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:

• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan berlangsung terus

menerus

• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan pekerjaannya yang

berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi

8. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):

• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli

• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang lain

• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab

Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar kegiatan yang

dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada dasarnya motif berusaha itu

dapat berupa :

� Motif kekuasaan

� Motif berprestasi,

� Motif sosial

� Motif keamanan

� Motif status.

Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai–nilai

tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi adalah mencapai keuntungan maksimal.

Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha

untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari

xcvi

sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi adalah sebagai berikut

(disusun dari yang paling rendah):

1.Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

3. Kebutuhan Sosial

4. Kebutuhan Penghargaan

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :

• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak

• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan memberikan kepuasan

• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.

Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)

Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam

kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan itu merupakan

siklus.

8.2. Keuntungan Maksimum

Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya

dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah penerimaan total dikurangi

biaya total (π= TR-TC). Apabila telah dicapai keuntungan total yang maksimum yaitu selisih

antara hasil total dan biaya total adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut

dalam posisi keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus

mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR > MC,

keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output karena masih

menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan merugikan karena biaya

yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut tidak ada kecendrungan untuk mengubah

(baik menambah atau mengurangi) luas produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan

AC, hal ini merupakan keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil

tetapi apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus dipertimbangkan

xcvii

untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi alias bangkrut. Perusahaan

dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan sama dengan biaya total (TR = TC),

dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu. dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan

dapat memilih berbagai kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan

harga barang (total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-

faktor produksi sehingga biaya total dapat ditekan.

8.3. ANALISIS FINANSIAL

Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan skala ekonomis

serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

lebih besar. Dengan demikian peternak akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.

Analisis finansial dari suatu usaha peternakan bertujuan:

• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan atau tidak.

• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi yang cukup besar

pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan

• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak–

pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan) maupun rekanan usaha.

Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan analisis :

a. Biaya produksi

b Penerimaan

c. BEP (Break even Point)

d. R/C Ratio

xcviii

IX. PASAR

9.1. Pengertian pasar

Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang didalamnya terdapat

kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu harga. Dalam ilmu ekonomi yang

dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu. Proses

jual beli dapat dilakukan dimana saja walaupun si pembeli dan sipenjual tidak bertemu, sedangkan pasar

dimana pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar abstrak. Contoh penawaran lewat internet.

Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu dinamakan pasar nyata contoh pasar Sanglah, pasar

Badung.

9.2 Macam–macam pasar ditinjau dari segi penjualan

3. Pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem

perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada

jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.

• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.

• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).

• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect

information).

• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).

Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC

= MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa

perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka

perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.

xcix

4. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:. a. Pasar monopoli,

dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:

• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa

• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.

• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.

• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.

Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis barang di pasar dikuasai

oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia mempunyai kemampuan dalam menentukan

harga pasar. Jika seorang monopolis ingin menaikkan harga barang yang dijualnya maka ia akan

mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin menurunkan harga barang yang

dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.

Dasar-dasar monopoli:

2. Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah

Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.

2.Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input

Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.

Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat penawaran bauksit, maka

dengan mudah dia akan memegang monopoli atas aluminium dengan cara menolak untuk menjual

bauksit kepada siapapun yang mau jadi pesaingnya.

b.Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:

• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan

sempurna.

• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak (differentiated

product).

c

f. Pasar oligopoli yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan beberapa produsen yang

lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan. Produsen yang besar akan bertindak sebagai price

leadership artinya membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan

mengikuti tindakan produsen yang besar.

9.3 Fungsi-fungsi Pasar

1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai

Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk ditetapkan untuk

saling disepakati oleh produsen maupun konsumen. Produsen dan konsumen dapat saling

berhubungan , produsen menetapkan jumlah output yang akan dihasilkan, sedangkan

konsumen membelinya sesuai dengan daya belinya.

2.Pasar mengorganisasikan produksi

Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah metode produksi

yang memaksimumkan ratio antara output dengan input, produsen akan mempergunakan

metode produksi paling efisien dan mempunyai produktivitas tertinggi.

3.Pasar mendistribusikan produk

Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya menghasilkan.

Seseorang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja maupun yang memilik ketiga

faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi yang paling produktif tentu akan

menerima bagian pembayaran yang paling banyak.

ci

X. DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner, 1973. Macroeconomic Theory, diterjemahkan oleh Paul

Sitohang sebagai Teori Ekonomi Makro.Yayasan Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta, 1973.

Iskandar Putong, 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia.

Partadireja Ace, 1985. Pengantar ekonomika, UGM. Edisi ke 4, Yogyakarta

BBFE.

Rahardja Pratama,Mandala Manurung, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga

Penerbit FEUI, Jakarta.

Rohmad,2012. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi , Jurusan Peternakan Fakultas

Pertanian Universitas Islam Kediri, Kediri Jawa Timur.

http://rohmatfapertanian.wordpress.com/2012/07/21/diktat-ilmu-

ekonomi-umum, diakses tgl 20 september 2012.

Samuelson, Paul A.,1980. Economics, Ninth Edition, International

Student,Boston University

Suherman Rosyidi,2003. Pengantar Teori Ekonomi,pendekatan Teori Ekonomi

Mikro dan Makro. Edisi keenam. Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,

Jakarta.

Sukirno Sadono, 2004. Pengantar teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Sumarni Murti, John Suprihanto, 2003. Pengantar Bisnis, Dasar-dasar Ekonomi

Perusahaan. Penerbit Liberty Yogyakarta.

Winardi,1983. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ke-VI. Tarsito, Bandung.

Wiratmo Masykur, 1992. Ekonomi Manajerial, edisi ke-1. Media Widya Mandala,

Yogyakarta.

cii