MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (Sub Pokok ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of MATA KULIAH ILMU EKONOMI PETERNAKAN (Sub Pokok ...
0
MATA KULIAH
ILMU EKONOMI PETERNAKAN
(Sub Pokok Bahasan: Masalah-Masalah Dalam
Perekonomian, Penerimaan Penawaran, dan
Analisis Finansial Usaha Peternakan)
PENYUSUN
Ir. Suciani, MSi.
I Wayan Sukanata, SPt., MSi.
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,SPt.,MM.
Ir. I Gusti Ngurah Kayana, MSi.
Ir. Ketut Warsa Parimartha, MP.
Drs. I Wayan Budiartha, MSi.
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
BAHAN AJAR
1
KATA PENGANTAR
Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang
Maha Esa, bahan ajar mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan (Sub Pokok Bahasan:
Masalah-masalah Ekonomi, Permintaan, Penawaran, dan Analisis Usaha
Peternakan) dapat diselesaikan tepat pada waktunya dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Bahan ajar ini dibuat untuk menunjang mata kuliah Ilmu Ekonomi
Peternakan (MKK-2033), semester I (ganjil) merupakan mata kuliah wajib di
Program studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Bahan ajar
ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa semester I Fakultas
Peternakan UNUD, dalam menunjang proses belajar mengajar.
Tujuan pelaksanaan mata kuliah Ilmu Ekonomi Peternakan, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan analisis usaha dari suatu usaha peternakan dan
terjadinya keuntungan maksimum dalam suatu usaha peternakan. Mata kuliah ini
merupakan suatu prasyarat bagi mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Evaluasi
Proyek di semester V.
Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
• Bapak Prof.Dr.Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM.
• Rekan-rekan dosen di Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan atas
kerjasamanya.
• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.
Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen
pengampu mata kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa bahan ajar yang kami susun ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan bahan ajar ini.
Denpasar, Juli 2015
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ………………………………………….. 1
1.2 Penggolongan Ilmu Ekonomi ……………………………………… 1
1.3 Sumberdaya dan Komoditi ………………………………………… 2
1.4 Kebutuhan/Keinginan ……………………………………… … 2
1.5 Barang Ekonomi …………………………………………. 3
BAB II MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SITEM PEREKONOMIAN
2.1 Masalah Utama Setiap Perekonomian ………………………………… 6
2.2 Sistem Perekonomian dan Tujuan yang hendak dicapai ……….…… 14
BAB III PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran ……………………………… 16
3.1.1. Pengertian Permintaan ………………………………………… 16
3.1.2. Pengertian Penawaran ………………………………………… 17
3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran …………………………. 19
BAB IV ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
4.1 Elastistas Permintaan ………………………………………… 21
4.2 Elastisitas Penawaran … ……………………………………. 24
4.3 Kegunaan Elastisitas ……………………………………… 25
BAB V PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN
5.1 Perilaku Konsumen ………………………………………… 26
5.2 Perilaku Produsen …..………………………………………….. 29
BAB VI PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI
6.1 Penerimaan ……. …………………………………………. 31
6.2 Biaya Produksi …..………………………………………… 32
BAB VII POLA USAHA PETERNAKAN
7.1 Pengertian Usaha Peternakan ………………………………… 37
7.2 Kharakteristik Peternakan …..………………………………… 38
7.3 Tujuan Mempelajari Usaha Peternakan ……………………… 39
7.4 Ruang lingkup Usaha Peternakan …………………………… 39
7.5 Jenis-jenis Usaha Peternakan ………………………………….. 40
7.6 Kharakteristik Peternakan …..………………………………… 40
BAB VIII ANALISIS FINANSIAL
8.1 Motif Berusaha ……. ………………………………… … 42
8.2 Analisis Finansial …..…………………………………… 43
3
BAB IX PASAR
9.1 Pengertian Pasar ……. ………………………………………… 45
9.2 Macam-macam Pasar Ditinjau dari Segi Penjualan …..…………. 45
9.3 Fungsi Pasar ……. ……………………………………….. 47
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 48
4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kemungkinan Produksi Alternatif …………………… ……. 7
2.2. Fungsi Produksi …………………………………………… 9
3.1. Skala Permintaan dan Penawaran …………………………… 19
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Oppurtunity Cost ……………………………………………………… 2
2.2. Kurve Kemungkinan Produksi …………………………………………. 8
2.3. Fungsi Produksi ……………………………………………………… 10
3.1. Harga Keseimbangan Telur Ayam …………………………………… 20
6
I. PENDAHULUAN
1.1.Pengertian Ilmum Ekonomi
Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga
dan NOMOS yang berarti peraturan.
Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar
dapat mengatur anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga,
individu ataupun negara sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memberi
kepuasan yang maksimal.
Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian
bagaimana memenuhi kebutuhan dengan sumber daya yang terbatas akan timbul
masalah ekonomi.
P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana
orang - orang dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang,
untuk menghasilkan berbagai macam barang dan mendistribusikannya untuk
dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada berbagai orang dan golongan dalam
masyarakat.
Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”
mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia.
1.2. Penggolongan Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara
individu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya
antara lain : analisis biaya, teori permintaan dan penawaran, elastisitas
permintaan dan elastisitas penawaran, teori harga, teori produksi dan
model-model pasar.
7
2. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat
(negara/bangsa) dalam memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara
lain: pendapatan nasional, neraca pembayaran, inflasi dan investasi.
Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran
tentang kondisi atau keadaan ekonomi yang sebenarnya.
2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada
masyarakat yang disederhanakan , terutama mengenai sifat-sifat hubungan
ekonomi yang menyederhanakan kondisi ini disebut asumsi.
3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah
tentang hal;-hal yang perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam
perekonomian.
1.3. Sumber Daya dan Komoditi
Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang
langka?.
Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :
1. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)
2. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.
3. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada
tingkat konsumen akhir.
1.4. Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk
tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu
bertolak dari adanya kebutuhan yang hendak dipenuhi/dipuaskan.
Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperlean hidup
yang dapat dinilai dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang
tidak dapat dinilai dengan uang, seperti kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan kebebasan dan lain-lain.
8
Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :
1. Menurut Kepentingannya:
a. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti:
pangan, sandang dan papan dll.
b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang
dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik,
pakaian lebih indah, rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.
2. Menurut sifatnya
a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.
b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll
3. Menurut Tujuannya:
a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll
b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll
4. Menurut waktunya :
a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus
dipenuhi.
b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk
dikemudian hari.
Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu
menyisihkan sebagian dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian
hari (saving is saving artinya menabung menjamin masa depan).
1.5. Barang Ekonomi
Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia
tersedianya sangat terbatas, karena sumber daya ekonomi atau sumber
produksi/faktor produksi yang dipergunakan untuk berproduksi tersedianya juga
terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi kebutuhannya menghadapi
masalah dalam memilih.
9
Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam
hal ini adalah kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia
dan masyarakat (kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna
tidak sama artinya dengan bermanfaat. Contoh: merokok itu berguna bagi orang
tertentu, karena mampu membri kepuasan namun belum tentu bermanfaat bagi
kesehatan.
Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang,
barang dapat dibedakan :
1. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut
tersedia dalam jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada
pengorbanan yang berarti, yang dapat dinilai dalam uang misalnya: udara,
sinar matahari dll.
2. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda
tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah
yang diperlukan ( dengan kata lain langka). Oleh karena itu, untuk
memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan pengorbanan yang dapat
dinilai dlam uang.
Barang-barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :
a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang
privat dan barang publik.
1. Barang privat adalah barang-barang milik perseorangan (sepeda,
perabotan rumah tangga, radio dll).
2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan,
jembatan, tugu peringatan dll)
b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan
menjadi barang konsumsi dan barang produksi.
1. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dapat memuaskan
kebutuhan secara langsung (baju, rokok, sepatu dll).
10
2. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu
dalam proses produksi (mesin-mesin, mobil tangki, batu bata dll).
c. Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:
1. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling
menggantikan pemakainnya ( mentega dengan minyak, beras dengan
jagung dll).
2. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus
bersama-sama (pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).
d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :
1. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja, rumah,
kursi dll).
2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –
barang yang tidak dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat
perawatan dokter dll).
11
II. MASALAH-MASALAH EKONOMI DAN SISTEM
PEREKONOMIAN
2.1. Masalah Utama Setiap Perekonomian Ekonomi
Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari
sistem perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada
yang menganut sistem perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada
pula sistem ekonomi komunis, dan ada pula yang menganut sistem ekonomi
campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.
Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti
dihadapi. Kedua hal tersebut antara lain :
A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources)
B. Masalah Kependudukan
A. Keterbatasan Sumber-sumber
Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang-barang bebas (free good) selain
udara, namun lebih banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk
memperolehnya memerlukan pengorbanan (the law of scarcity) yang berbunyi :
untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus mengorbankan sesuatu lebih
dahulu. Barang-barang langka yang merupakan pemuas kebutuhan manusia
jumlahnya terbatas. Barang-barang ini tidak seenaknya dapat diambil dan
digunakan, melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa
dikombinasikan dengan barang lain yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada
masalah dalam hal pemilihan (the problem of choice).
Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka
itu akan berarti hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip
tersebut dikenal sebagai the principle of opportunity cost).
Jadi opportunity cost adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang,
sedangkan sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan
keinginannya untuk mendapatkan barang lainnya.
12
Opportunity Cost
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6
Permen Coklat
Permen Karet
Kombinasi permen
coklat dan permen
karet
Gambar 2.1. Opportunity cost
Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es
krim coklat (2 Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji)
jika ia ingin menambah es krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi
konsumsi es krim biasa dari enam menjadi empat, karena harga es krim coklat dua kali
harga es krim biasa. Demikianlah mengenai pemilihan konsumsi yang berkaitan
dengan opportunity cost. Namun sekarang kita akan membicarakan masalah roduksi.
Dengan sumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai
sedemikian rupa sehingga tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan
menghadapi soal pemilihan tentang apa yang harus diproduksinya, atau dengan
kombinasi bagaimana suatu barang diproduksi, sehingga lebih menguntungkan.
Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.
Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega
maupun senjata dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah
satu barang tersebut lebih banyak, maka produksi barang yang lain harus diturunkan.
Tabel 1.Kemungkinan Produksi Alternatif
Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)
A 15 0
B 14 1
C 12 2
D 8 3
E 5 4
F 0 5
13
Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A
dan F disebut sebagai production possibility curve.
Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis
barang haruslah dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk
menghasilkan barang lainnya. Demikianlah untuk menambah jumlah mentega
yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg maka harus dilakukan pergeseran
(transformation) sumber sumber yang semula dipakai untuk menghasilkan
senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu
menjadi 9 ribu.
Kurva Kemungkinan Produksi
0
5
10
15
20
0 1 2 3 4 5 6Mentega (Jutaan Kg)
Senjata (ibuan) Kombinasi
Mentega dg
senjatadaerah
teraih
daerah tak
teraih
Gambar 2.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)
Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi
• Sumber-sumber terbatas
• Tingkat teknologi adalah tertentu
• Perekonomian berada dalam keadaan full employment
Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan
tentang scarcity (kelangkaan sumber-sumber), choice (pemilihan) dan opportunity
cost. Scancity dinyatakan oleh daerah yang tak teraih (unattainable), karena
penyediaan sumber-sumber adalah langka. Choice dinyatakan oleh adanya
keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada kurva itu. Sedangkan
opportunity cost dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan bawah yang
artinya untuk meningkatkan salah satu barang maka kita harus menurunkan produksi
barang lainnya.
Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan
hukum yang semakin berkurang (The law of deministring return), yang
14
dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris yang bernama
David Ricardo (1772-1823). Hukum tersebut berbunyi : if the infut of one resource
is increased by equal increments per unit of time while the input of other resources
are held. constant, total product output will increase, but beyond some point the
resulting output increases will become smaller and smaler.
Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama
pada setiap satuan waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak berubah
jumlahnya maka hasil totalnya pun akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu
titik tertentu, kenaikan output tambahannya akan senantiasa kian menjadi berkurang.
Tabel 2. Fungsip Produksi.
1 2 3 4 5
Luas tanah
(hektar)
Jumlah
pekerja
(orang)
Total
product
(kuintal)
Marginal
product
(kuintal)
Average
product
(kuintal)
4
4
4
4
4
4
4
4
0
1
2
3
4
5
6
7
0
15
34
48
60
62
62
60
-
15
19
14
12
2
0
-2
0
15,0
17,0
16,0
15,0
12,4
10,3
8,6
Titik dimana marginal product mencapai maximum disebut point of
diminishing marginal productivity, sedangkan titik dimana average product ini
maksimum, disebut point of diminishing average produtivity.
15
Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.
Jumlah Pekerja (orang)
Produk/pekerja (kuintal)
Marginal
Poduk
Average
Point of Diminishing
marginal productivity
Point Of
Diminishing
Average
Productiviyy
0
15
30
45
60
75
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Pekerja (orang)
Total Product (kuintal)
Tot al
Product
Gambar 2.3 Fungsi Produksi
B. MASALAH KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal
ini disebabkan karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk
itulah yang melakukan produksi dan konsumsi. Dan yang paling penting adalah,
penduduk tersebut merupakan sumber tenaga kerja, human resources, disamping
sebagai faktor produksi skill.
Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum the law of diminishing
returns, dimana tenaga kerja sebagai input produksi.
Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert
Malthus (1766-1834) dalam bukunya Essay on the principle of population, yang
diterbitkan pertama kali tahun 1798. Sehingga ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu
Penduduk. Salah satu pendapatnya yang termasyur dalam buku tersebut adalah
bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya terus berkembang secara
deret ukur. (1,2,4,8,16,32,…). dilain pihak alat-alat pemuas kebutuhan manusia pun
berkembang, tetapi melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,…).
16
Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1)
jumlah penduduk akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat-alat pemuat
kebutuhan (2) jumlah penduduk dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat-alat pemuas
kebutuhan dan (3) perkembangan jumlah penduduk dapat dihambat dengan dua
macam checks, yakni: (a) positive checks, yang antara lain terdiri dari penyakit,
bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan sebagainya dan (b)
repressive checks yang berbentuk penundaan kawin dan moral restraint. Program
KB disebut sebagai Neo Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin
(prosponement of marniage), Malthus menegaskan untuk tidak melakukan
perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.
Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang
terkandung didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang
peranan yang penting untuk memahami persoalan kependudukan, seperti di India,
Cina, Indonesia dan tempat lain dimana keharusan adanya keseimbangan antara
jumlah penduduk dan supplai makanan masih merupakan faktor vital yang sangat
penting. Kritik tersebut antara lain :
1. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah
alat-alat pemuas kebutuhan akhir-akhir ini menunjukkan kenyataan yang
sebaliknya dari apa yang dikemukakan oleh Malthus.
2. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan
biologisnya, akhir-akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi
penurunan.
Jumlah kelahiran per tahun
Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
Jumlah kematian per tahun
Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
3. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi,
memungkinkan pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat
dibandingkan pertambahan jumlah penduduk.
17
Jumlah Penduduk dan Kemakmuran
Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari
daerah yang ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan
penduduknya sesuai dengan sumber-sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu
dipahami mengenai padat penduduk maksimum (maksimum population) dan
padat penduduk optimum (optimum population).
Maximum population adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat
dihidupi oleh suatu daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu
serta kebutuhannya akan barang-barang primer secara minimal. Untuk
menentukan apakah maksimum population telah tercapai atau belum, maka
dilihat apabila hasil produksi rata-rata per orang sudah tidak lagi mencukupi
untuk menopang kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum
population sudah terlewati. Maksimum population dapat berubah (meningkat)
karena kemajuan teknologi.
Optimum population adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana
hal ini tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi.
Kenaikan jumlah penduduk pada daerah/negara yang underpopulated akan
meningkatkan jumlah output perkapita, jika hal-hal lainnya tidak berubah, dan
sebaliknya pada daerah/negara yang over populated atau optimum population.
Optimum population tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada)
banyaknya atau padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja
under populated. Hal ini bisa saja terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas
tanah serta tersedianya modal. Begitu pula suatu daerah yang berada pada
keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah tersebut
menghasilkan total output yang maksimum.
Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah
tercapai maka akan menurunkan output perkapita walaupun total output
mencapai maksimum. Maka berlaku the law of dirvinishing return, hal ini juga
akan menciptakan pengangguran terselubung (disguised unemployment), orang-
orangnya disebut disguised unemployed people (penganggur terelubung).
18
Ada beberapa cara untuk menghilangkan under population, yakni :
1. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah
kepada orang yang mau kawin dan melahirkan anak.
2. Mengundang imigran
Adapun cara untuk mengurangi overpopulation
1. Produksi atau pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak sehingga
produktivitas perkapita meningkat
2. Meurunkan birth rate
3. Mendorong emigrasi
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :
1. Tingkat kelahiran (birth rate)
2. Tingkat kematian (death rate)
3. Perpindahan penduduk (migrasi)
P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)
Dimana :
P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu
P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.
CBR = Crude birth
adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama
tahun tertentu, sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh
kelahiran dengan jumlah penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.
CDR = Crude death rate
Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang
diselidiki)
Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang
diselidiki tersebut).
19
2.2. Sistem Perekonomian dan Tujuan yang Hendak Dicapai
Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen-komponen ekonomi
dengan kerangka hukum adat yang mengatur bagaimana komponen-komponen
tersebut melakukan kegiatannya. Masing-masing bangsa mempunyai sistem
ekonomi yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap sistem yang berlaku
merupakan tata cara dalam melangsungkan prose pilihan ekonomi bagi
masyarakat.
Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:
1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis
2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan
3. Sistem campuran.
Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah
dalam perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan
ekonomi dan bisnisnya, menurut Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling
tahu mengenai kebutuhannya.
Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max ,
secara tidak langsung hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini
campur tangan pemerintah penuh dalam perekonomian masyarakatnya, menurut Karl
Max, bila masyarakat dibiarkan secara bebas menjalankan kegiatan ekonomi dan
bisnisnya, maka akan terjadi ketimpangan penguasaan sumber-sumber ekonomi yang
kaya terhadap yang miskin.
Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada
masyarakat dalam memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur
tangan dalam perekonomian. Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan
secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi. Campur
tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:
a. Membuat peraturan atau undang-undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan
ekonomi masyarakat.
b. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama
dengan kegiatan usaha swasta.
c. Menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
20
Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara-negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara
kapitalisme-sosialisme. Pemilikan swasta perseorangan dan oleh negara ini
derajatnya berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain, ada yang banyak
ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas hidup berdampingan dengan
perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga barang, jasa dan
faktor produksi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pemerintah
mempengaruhi harga lewat kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya
harga beras, tepung terigu, kopra dan lain-lain. Pada dasarnya sistenm ekonomi
yang berlaku didunia ini beraneka ragam tergantung pada peranan pemerintah di
masing-masing negara.
21
III. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran
3.1.1. Pengertian Permintaan
Timbulnya permintaan (demand) karena adanya keinginan dari masyarakat
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka
timbullah permintaan yang dipengaruhi oleh banyaknya barang dan nilai dari pada
barang tersebut, nilai disini diinyatakan dengan harga. Hubungan fungsional terjadi
antara jumlah barang dengan harganya. Hubungan tersebut dapat berlangsung
secara lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan
fungsional yang bersifat terbalik yang artinya apabila harga barang naik/harga
barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan berkurang dan sebaliknya
apabila harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam hal
ini pengertian permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah
barang yang diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah,
maka permintaan adalah keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta
pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu.
Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana
pembeli sanggup mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu.
Permintaan dipengaruhi oleh jumlah barang dan tingkat harga, pada tingkat harga
tinggi jumlah barang yang dibeli akan sedikit dan semakin turun harga barang
tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah. Maka timbullah Hukum
Permintaan (Law of deminishing Demand).
Hukum Permintaan (Law of deminishing Demand) adalah:
Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang
dibeli akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu
barang maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.
22
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap
tetap).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand):
1. Harga barang yang dimaksud
Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya
perubahan harga barang tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah
barang yang diminta akan naik, sebaliknya bila harga naik jumlah barang
yang diminta akan turun.
2. Tingkat pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan
seseorang atau masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa
semakin banyak.
3. Harga barang lain/substitusi
Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang
dibeli akan berkurang sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah
walaupun harga tempe tetap.
4. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat
Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang
tersebut berubah pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih
makan mie, berarti meningkatnya permintaan akan mie karena berubahnya
selera sesorang/masyarakat.
5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta.
Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang
yang diminta akan meningkat.
3.1.2. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu
pasatr tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku
suatu hukum yang menyatakan: semakin tinggi harga barang maka semakin besar
23
jumlah penawaran dan sebaliknya semakin rendah atau turun harga barang tersebut
maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi
penawaran sdelain harga tidak berubah (ceteris paribus).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada
suatu pasar:
1. Fluktuasi harga-harga di pasar
Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan
demikian sebaliknya. semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah
penawaran dan sebaliknya semakin rendah atau turun harga barang tersebut
2. Berubahnya teknologi-teknologi baru
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen
dalam menghasilkan barang dan jasa.
Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya
produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah
yang banyak.
3. Berubahnya biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi.
Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi
akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam
jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya
jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan
demikian penawaran juga akan meningkat.
Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah
barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah
atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit
jumlah barang yang ditawarkan
24
3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran
berhubungan dengan penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka
terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara
penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan
harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang
dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual
menginginkan harga tinggi, dengan harapan dapat keuntungan yang banyak.
Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya tawar menawar.
Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan
terbentuk harga pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu
kesepakatan dimana penjual mau melepas barangnya dengan tingkat harga tertentu
dan pembeli bersedia membayar barang tersebut dengan tingkat harga yang telah
disepakati, maka akan terbentuk harga pasar.
Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan
pihak produsen disebut harga pasar atau harga keseimbangan atau “Price
Equilibrium”
Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:
Harga telur
ayam (Rp/Kg)
Jumlah ayam
yang dibeli (Qdx)
Jumlah telur
yang dijual (Qsx)
6000 200 600
5000 300 500
4000 400 400
3000 500 300
2000 600 0
25
Bila digambarkan dalam bentuk grafik (lihat hal 16)
Gambar 3.1. Harga Keseimbangan Telur Ayam
Keterangan :
1. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve
permintaan dan kurve penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.
2. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)
3. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari
jumlah yang diminta (surplus), sehingga harga cenderung turun
4. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari
pada jumlah yang ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut shortage
Harga
6000
Surplus
SS
5000
4000
Titik Keseimbangan
3000
2000
Shortage
dd
1000
0
100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam
26
IV. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1.1. Elastisitas permintaan
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli
sebagai akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi perlu diukur
satuannya.angka kepekaan inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien
elastisitas (koefisien elastisitas permintaan).
Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga,
pendapatan sipembeli dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep
elastisitas yaitu:
a. Elastisitas harga/elastisitas permintaan
b. Elastisitas pendapatan
c. Elastisitas silang
a. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang
diminta sebagai akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau
prosentase perubahan jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan
prosentase perubahan tingkat harga dari barang itu sendiri
ED =
ED = : = x
Keterangan:
ED = koefisien elastisitas permintaan
∆Q = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )
Q1 = jumlah yang dibeli mula-mula
∆P = perubahan harga ( P2 – P1 )
P1 = harga mula-mula
P2 = harga yang baru
27
Contoh soal elastisitas permintaan:
Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga
daging ayam naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg.
hitunglah besarnya koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.
Jawab.
Diketahui : P1 = 22.000
P2 = 25.000
Q1 = 100 kg
Q2 = 90 KG
ED = : = x
ED = x = - 0.73
ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis
Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka
hasil perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif
dihilangkan.
Apabila koefisien elastisnya:
ED > 1 - Sifat permintaan barangnya adalah elastis
ED < 1 - Sifat permintaan inelastis
ED = 1 - Sifat permintaan unitaryelastis
b. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan
dengan berubahnya jumlah barang yang dibeli.
28
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
Ei = : = x
Ei = Angka elastisitas pendapatan
Q = jumlah yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah yang dibeli
= pendapatan mula-mula
Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya
pendapatan, maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang
normal dibedakan menjadi barang mewah atau barang-barang yang diperlukan.hasil
perhitungan angka elastisitas pendapatan barang normal selalu positif. Apabila
jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan bertambahnya pendapata maka
barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan hasil perhitungan
angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.
c. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang
dibeli dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:
ECxy = : = x
ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y
Qx = jumah barang x yang dibeli mula-mula
= perubahan jumlah barang x yang dibeli
Py = harga barang y mula-mula
= perubahan harga barang
29
Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x
yang dibeli, maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang
pengganti). Hasil perhitungan koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +).
Kalau kenaikan harga barang y diikuti berkurangnya jumlah barang x yang dibeli,
kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling melengkapi).Hasil koefisien
elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = -). Apabila kenaikan harga barang y tidak
mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka kedua
barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil
perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )
1.2. Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah
barang yang dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan
dengan rumus:
ES : = x
Keterangan:
Es = koefisien elastisitas penawaran
Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula
∆Qx= perubahan juimlah barang x yang dujual
Px = harga barang x mula-mula
∆Px = perubahan harga barang x
Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat
langsung, maka hasil perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.
Contoh soal:
Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir,
mengakibatkan jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir.
Hitunglah angka elastisitas penawarannya!.
30
Jawab, angka elastisitas penawarannya:
ES : = x
= x = 5
Angka elastisitas penawaran:
Es >, penawaran elastis
Es <, penawaran inelastis
Es = Penawaran unitary
1.3. Kegunaan elastisitas
Ace Partadiradja, dalam bukunya pengantar ekonomika, dikatakan bahwa
pemahaman elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:
1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.
Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi
harga, dengan kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga
bahan makanan yang tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan
petani?
2) Penetapan upah. Seperti dengan barang-barang, dengan tenaga kerja pun ada
permintaan dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga
tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja
adalah persentase perubahan jumlah tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi
persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya lebih dari satu, yang berarti
elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan jumlah tenaga
kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.
3) Penetapan cukai.
Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun
untuk meningkatkan penerimaan negara?
Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau
akan menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli
dalam jumlah yang berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang
31
penting bagi kehidupan golongan miskin, walaupun permintaannya inelastis,
seperti beras, akan memberatkan golongan miskin ini. Berbagai
pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan
penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.
32
V. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
5.1. Perilaku Konsumen
Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan
barang disebut produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung
menikmati barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan
yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum.
Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus
dihasilkan, dimana/kapan dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada
konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang akan menentukan rarah produksi.
Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu
produksi harus berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).
Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:
a. Konsumen perorangan
b. Konsumen pemerintah
c. Konsumen saudagar/merchant
Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda
dalam memenuhi kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya
kelompok konsumen perorangan dia membeli barang untuk dipakai memenuhi
kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli barang untuk dijual atau
diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk
memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .
Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:
a. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen
terhadap alternatif merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti
usia, pendapatan, jabatan, dan juga melalui faktor psikografi antara lain gaya
hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.
b. Faktor Lingkungan (Environmental influences)
Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma
dan nilai-nilai sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga
dan kelompok referensi)
33
c. Marketing strategi
Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang
terkendali yang diramu perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel tersebut meliputi produk, harga,
distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya disebut
dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan
segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.
Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan
bantuan orang lain yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga
muncul kegiatan ekonomi yang disebut kegiatan produksi.
Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat
dinilai dengan uang. Proses kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut
produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala kegiatan untuk menambah
guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk
menambah guna/utility sesuatu barang :
a. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara
mengubah bentuk dari suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain
dijadikan baju, dan lain-lain.
b. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan
memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tempat yang lebih
membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari petani/di desa dibawa/dijual
ke kota (fungsi perantara/pedagang)
c. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara
menyimpan suatu barang pada waktu berlimpah/panen dan men-supply
kembali pada saat diperlukan (fungsi perdagangan/penyimpanan)
d. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang
kepada si pemakai sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih
memberi kepuasan kepada si pemakai yang sekaligus pemilik.
e. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan
yang berlangsung bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiataN
34
produksi dan konsumsi berlangsung bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang
diberikan oleh dokter,guru, dll.
Guna Total dan Guna Marginal
Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
manusia. Guna total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-
unit barang/jasa yang dikonsumsi.
Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena
tambahan per unit barang/jasa yang dikonsumsi.
Contoh:
Air (dalam –ukuran
gelas)
Guna Total (GT) Guna Marginal
(GM)
Gelas ke 1 6 6
2 10 4
3 13 3
4 15 2
5 16 1
6 16 0
7 14 -2
Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka
ia membutuhkan air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari
gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan
bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya akan menurun. Akan
tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum
/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu
saat dicapai titik jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air
yang ke 6. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang
sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan guna (GM) yang diperoleh
akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan yaitu pada
tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif,
kenyataan ini dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna
Marginal/The Law of Diminishing Marginal Utility.
35
Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja
dan kapan saja. Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi
berbagai barang/jasa dikaitkan dengan kemampuan beli/purchasing power yang
tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan maksimum akan
tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing
barang dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum
meratakan guna marginal setiap rupiah.
5.2. Perilaku Produsen
Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk
memproduksi suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:
• Sumber daya alam (tanah)
• Manusia (Tenaga kerja)
• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)
• Skill (teknologi)
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
teknis antara hasil produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor
produksi (input).
Q = f (X1,X2,X3..............Xn)
Keterangan:
Q : tingkat produksi (output)
X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan
Perluasan Produksi
Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah,
hal ini disebabkan karena:
1. Bertambahnya jumlah penduduk
2. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya
bangsa-bangsa sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan
bangsa yang lain. Ini menyebabkan meningkatnya jumlah
kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.
Perluasan produksi dapat secara :
36
a. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah
pemakaina tanah, jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin,
dll)
b. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor
produksi per unitnya. Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2
ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4 ton gabah per Ha nya, umpama
dengan pemupukan, dll.
Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan
hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini
menyatakan apabila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input yang
lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit
input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila
input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing)
kemudian kenaikan hasil akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya
negatif (negatif return).
Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian
kerja (division of labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau
spesialisasi dalam pekerjaan.
37
VI. PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI
6.1.Penerimaan
Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen
dari penjualan produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.
Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:
1. Total Revenue (TR)
2. Average Revenue (AR)
3. Marginal Revenue (MR)
1. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan
outputnya dikalikan harga barang tersebut .
2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.
AR = TR : Q = = = P
3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh
bertambahnya penjualan setiap satu unit output.
TR = P X Q
AR = P
TRn - TR n-1
38
6.2. Biaya Produksi
Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.
Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :
a. Penentuan harga pokok produk secara detail
b. Pengendalian biaya
c. Pengambilan keputusan
Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan
menjadi :
1. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
bersifat tetap dalam rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah
produk yang dihasilkan. Biaya tetap mesti dikeluarkan walaupun perusahaan
belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya penyusutan gudang, biaya
penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk diagram
cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:
C = Jumlah Biaya Produksi
Q = volume Produksi
2. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh perubahan aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan
aktifitas produksi perusahan. Jika perusahaan tidak melakukan aktifitas maka
biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan obat-obatan, tenaga kerja
dan lain-lain.
39
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC)
berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan/gradient positif).
Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak
mengeluarkan biaya variable.
Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan
• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas
perusahaan
• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah
peningkatan aktifitas perusahaan
• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas
perusahaan
3. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable
atau dengan persamaan matematis sebagai berikut:
Keterangan :
TC( Total Cost) adalah biaya total
TFC adalah Total biaya tetap
TVC adalah Total biaya variabel
TC = TFC + TVC
40
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan
gabungan dari garis biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu
berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan positif) dengan titik awal titik pada
Titik (0,0)
4. Biaya rata-rata :
AFC yaitu biaya tetap rata-rata =
AVC yaitu biaya variabel rata-rata =
ATC yaitu biaya total rata-rata =
5. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Sebagai akibat dari bertambahnya produksi setiap unit output.
6. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok
Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat
perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan
pulang pokok yaitu keadaan di mana jumlah penerimaan = jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak mendapat untung atau rugi ,
pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi yang lebih
TCn - TC n-1
41
kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari
pada volume pada saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.
P.C,R TR= P x Q
ππππ > 0 TC=TFC +TVC
BEP (π = 0)
ππππ < 0
0 ππππ < 0 Q
7. Laba (Keuntungan) Perusahaan
• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode
pemeliharaan
• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak
• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan
• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .
8. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio
Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan
salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,
R/C ratio = TR/TC
42
Nilai R/C ratio :
Nilai R/C ratio > 1 (layak)
Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)
Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)
Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.
Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp 1,25.
9. Analisis Finansial
Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan
skala ekonomis serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh
keuntungan atau laba yang lebih besar. Dengan demikian peternak akan
menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar, dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Analisis finansial dari
suatu usaha peternakan bertujuan:
• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan
atau tidak.
• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi
yang cukup besar pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan
• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat
dibutuhkan oleh pihak–pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan)
maupun rekanan usaha.
Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan
analisis :
a. Biaya produksi
b Penerimaan
c. BEP (Break even Point)
d. R/C Ratio
43
VII. POLA USAHA PETERNAKAN
7.1. Pengertian Usaha Peternakan
Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang-Undang Pokok
Kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1, dikemukakan
beberapa Istilah diantaranya :
1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat,
perkembang biakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan
dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang
mata pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada
peternakan.
3. Peternakan atau Usaha Peternakan adalah pengusahaan
/pembudidayaan/ pemeliharaan ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi
kehidupan ternak.
4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan
ternak-ternaknya dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan
yang termasuk dalam satu rumpun.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada
tempat tertentu serta perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan
diawasi oleh peternak-peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak
yang dibentuk dan dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki
persamaan dalam bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk
anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan
ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah
pengertian sekaligus untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN”
44
yang sering salah dalam penggunaan sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong
ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat diusahakan sebagai ternak.
Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara maupun
yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti
luas.
7.2. Karakteristik Peternakan
1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia
dimana mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak
sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan
analisis dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun
sampingan usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik),
Perishable (mudah rusak secara kimiawi dan biologi), Quality variation
(Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky ( Nilai
ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha
peternakan yang jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh
lingkungan yang besar.
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal
dan teknologi tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem
Ektensif (Modal dan teknologi rendah/sedikit dengan tenaga kerja
tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah sedangkan ektensif
respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non
Ruminansia (Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
45
Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok
kan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain
Ayam (Gallus domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina
moschata), Angsa (Anser anser) dan Kalkun (Melegris galopavo).
2. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak
Potong Besar : Sapi (Bos species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs
caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs hipotigris) dan Unta (Camell
dromedarius). Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species), Domba (Ovis
species), Babi (sus species).
3. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah,
Kerbau Perah, Kuda Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.
4. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain :
Kelinci (Lepus cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix),
Bekicot, Walet, Kodok dll.
7.3. Tujuan mempelajari Usaha Peternakan
Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (Art)
manajemen bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian
atau peternakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer
atau keluarga petani/peternak tersebut. Keputusan tersebut akan menentukasi jenis-
jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis usaha tersebut menyangkut
Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi, manajemen dan
pemasaran.
7.4. Ruang Lingkup Usaha Peternakan
Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis
atau macam usaha peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan
ekonomi di bidang produksi peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan
memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh produsen. Di
bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi usaha sapi perah, daging
bagi usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas lainnya.
46
Sedangkan yang termasuk input adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat-obatan,
peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan dan uang.
7.5. Jenis-jenis Usaha Peternakan di Indonesia
Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil
produksi yang dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :
1. Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input
teknologi rendah, Tenaga kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai
tabungan).
2. Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input
teknologi mulai tinggi, Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili
peternak ayam ras dan sapi perah
3. Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi
tinggi, Tenaga kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.
Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan,
maka jenis usaha peternakan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Intensifikasi Usaha Peternakan.
2. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan
3. Ekstensifikasi Usaha Peternakan
Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi
1. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)
2. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)
3. Usaha makanan Ternak
4. Usaha Pengolahan Hasil peternakan
5. Usaha Mesin-mesin Peternakan
6. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan
7.6. Pengertian istilah Manajemen dan Manajemen Usaha Peternakan
Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang
47
upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan secara efektif & efisien”. Unsur-unsur Manajemen terdiri dari 6 M
yaitu :
1. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)
2. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part
3. Machine (Mesin)
4. Money (uang/ modal)
5. Method (Metode)
6. Market (pasar)
Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pengkoordinasian (Coordination), Pengarahan (Directing), Motivasi
(Motivation), Komunikasi (Communication), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko
Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan Pengawasan / Pengendalian
(Controlling).
48
VIII. ANALISIS FIANSIAL USAHA PETERNAKAN
8.1 Motif Berusaha
Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif-motif tertentu.
Motif yang dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul
karena adanya kebutuhan–kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivator adalah orang yang memberikan dorongan psikologis
kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.
Teori motivasi:
1. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasan biologis saja.
2. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan
seseorang adalah jamak yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis
berupa material dan non material.
3. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:
• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan
berlangsung terus menerus
• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan
pekerjaannya yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
4. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):
• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli
• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang
lain
• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah
dan akrab
Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar
kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada
dasarnya motif berusaha itu dapat berupa :
49
� Motif kekuasaan
� Motif berprestasi,
� Motif sosial
� Motif keamanan
� Motif status.
Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen
dengan nilai–nilai tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi
adalah mencapai keuntungan maksimal. Menurut Abraham Maslow, manusia
memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi
sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia
dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia
psikologi adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah):
1.Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :
• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak
• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan
memberikan kepuasan
• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.
Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi
dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan
itu merupakan siklus.
50
8.2. Keuntungan Maksimum
Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah
penerimaan total dikurangi biaya total (π= TR-TC). Apabila telah dicapai
keuntungan total yang maksimum yaitu selisih antara hasil total dan biaya total
adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut dalam posisi
keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus
mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR >
MC, keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output
karena masih menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan
merugikan karena biaya yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut
tidak ada kecendrungan untuk mengubah (baik menambah atau mengurangi) luas
produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan AC, hal ini merupakan
keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil tetapi
apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus
dipertimbangkan untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi
alias bangkrut. Perusahaan dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan
sama dengan biaya total (TR = TC), dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu.
dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan dapat memilih berbagai
kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan harga barang
(total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi sehingga biaya total dapat ditekan.
51
IX. PASAR
9.1. Pengertian pasar
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang
didalamnya terdapat kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu
harga. Dalam ilmu ekonomi yang dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat
dimana pembeli dan penjual saling bertemu. Proses jual beli dapat dilakukan dimana
saja walaupun si pembeli dan sipenjual tidak bertemu, sedangkan pasar dimana
pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar abstrak. Contoh penawaran
lewat internet. Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu dinamakan pasar
nyata contoh pasar Sanglah, pasar Badung.
9.2 Macam–macam pasar ditinjau dari segi penjualan
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem
perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih
tinggi daripada jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.
• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang
(price taker).
• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang
diperjualbelikan (perfect information).
• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to
entry).
Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan
keuntungan pada saat MC = MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah
output produksi optimal, yang akan membawa perusahaan pada tingkat
keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.
52
2.Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis
yaitu:
a.Pasar monopoli, dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:
• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau
jasa.
• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.
• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.
• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.
Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis
barang di pasar dikuasai oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia
mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar. Jika seorang
monopolis ingin menaikkan harga barang yang dijualnya maka ia akan
mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin
menurunkan harga barang yang dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.
Dasar-dasar monopoli:
• Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah
Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.
• Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input
Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.
Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat
penawaran bauksit, maka dengan mudah dia akan memegang monopoli atas
aluminium dengan cara menolak untuk menjual bauksit kepada siapapun
yang mau jadi pesaingnya.
b.Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:
• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada
pasar persaingan sempurna.
53
• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi
berbeda corak (differentiated product).
c.Pasar oligopoli yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan
beberapa produsen yang lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan.
Produsen yang besar akan bertindak sebagai price leadership artinya
membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan
mengikuti tindakan produsen yang besar.
9.3 Fungsi-fungsi Pasar
1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai
Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk
ditetapkan untuk saling disepakati oleh produsen maupun konsumen.
Produsen dan konsumen dapat saling berhubungan , produsen menetapkan
jumlah output yang akan dihasilkan, sedangkan konsumen membelinya
sesuai dengan daya belinya.
2. Pasar mengorganisasikan produksi
Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah
metode produksi yang memaksimumkan ratio antara output dengan input,
produsen akan mempergunakan metode produksi paling efisien dan
mempunyai produktivitas tertinggi.
3.Pasar mendistribusikan produk
Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan
kemampuannya menghasilkan. Seseorang (baik yang memiliki faktor
produksi tenaga kerja maupun yang memilik ketiga faktor produksi
lainnya) yang memiliki faktor produksi yang paling produktif tentu akan
menerima bagian pembayaran yang paling banyak.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, Gardner, 1973. Macroeconomic Theory, diterjemahkan oleh
Paul Sitohang sebagai Teori Ekonomi Makro.Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta, 1973.
Iskandar Putong, 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia
Indonesia.
Partadireja Ace, 1985. Pengantar ekonomika, UGM. Edisi ke 4,
Yogyakarta BBFE.
Rahardja Pratama,Mandala Manurung, 2003. Teori Ekonomi Mikro.
Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Rohmad,2012. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi , Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Islam Kediri, Kediri Jawa
Timur.
Samuelson, Paul A.,1980. Economics, Ninth Edition, International
Student,Boston University
Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.
Sugiarto,et al., 2005. Ekonomi Mikro. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Suherman Rosyidi,2003. Pengantar Teori Ekonomi,pendekatan Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi keenam. Penerbit PT. Raja
GrafindoPersada, Jakarta.
Sukirno Sadono, 2004. Pengantar teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sumarni Murti, John Suprihanto, 2003. Pengantar Bisnis, Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan. Penerbit Liberty Yogyakarta.
Winardi,1983. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ke-VI. Tarsito,
Bandung.
Wiratmo Masykur, 1992. Ekonomi Manajerial, edisi ke-1. Media
Widya Mandala, Yogyakarta.