Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV

17
Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda Suprianto ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anis Rachma Utary ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Ledy Setiawati ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok produksi dan harga pokok produk per m 2 berdasarkan metode harga pokok pesanan untuk produk folding gate pada CV Intan Abadi. Alat analisis yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan dengan alokasi biaya overhead pabrik menurut nilai jual relatif, dimana dasar pemikiran metode ini bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Dari hasil penelitian, menunjukkan perbedaan perhitungan harga pokok produksi per m 2 sebesar Rp 70.265,31 antara perhitungan perusahaan dan hasil analisa berdasarkan metode harga pokok pesanan.perhitungan harga pokok produksi per m 2 untuk folding gate adalah sebagai berikut: - Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi per m 2 sebesar Rp 665.965,05. - Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi per m 2 adalah sebesar Rp 736.230,36. Sedangkan perbedaan perhitungan total harga pokok produksi untuk folding gate 112 m 2 adalah sebesar Rp 7.869.714,84. Berikut adalah hasil perhitungan harga pokok produksi untuk folding gate 112 m 2 : - Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi folding gate 112 m 2 adalah sebesar Rp 74.588.085,16. - Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi folding gate 112 m 2 adalah sebesar Rp 82.457.800,00. Dengan demikian perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan lebih rendah dari perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Metode Harga Pokok Pesanan. ABSTRACT The purpose of this study is to determine the cost of production and cost of production per m 2 based on the cost method for product orders folding gate in CV Intan Abadi. Analyzer which used in this research is Job Order Cost Method with factory overhead cost allocation according to relative value sell, where this method rationale that the price sell of product is materialization of costs which released in making the product. From research result, showing difference of the calculation cost of goods manufactured per m 2 equal to Rp 70.265,31 between company calculation and result of analysis pursuant to Job Order Cost Method. The calculation cost of goods manufactured per m 2 for the folding gate is as following: - According to job order cost method, cost of goods manufactured per m 2 equal to Rp 665.965,05. - According to company method, cost of goods manufactured per m 2 equal to Rp 736.230,36. While total calculation difference cost of goods manufactured for the folding gate 112 m 2 is equal to Rp 7.869.714,84. This is the result calculation cost of goods manufactured for the folding gate 112 m 2 : - According to job order cost method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m 2 is equal to Rp 74.588.085,16. - According to company method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m 2 is equal to Rp 82.457.800,00. Thereby, the calculation cost of goods manufactured with job order cost method is lower then the calculation cost of goods manufactured according to company method. Keywords: Cost of Goods Manufactured, Cost of Production, Job Order Cost Method.

Transcript of Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV.

Intan Abadi Di Samarinda

Suprianto ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Anis Rachma Utary ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Ledy Setiawati ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok produksi dan harga pokok produk per m2 berdasarkan

metode harga pokok pesanan untuk produk folding gate pada CV Intan Abadi. Alat analisis yang digunakan adalah

metode harga pokok pesanan dengan alokasi biaya overhead pabrik menurut nilai jual relatif, dimana dasar

pemikiran metode ini bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.

Dari hasil penelitian, menunjukkan perbedaan perhitungan harga pokok produksi per m2 sebesar Rp 70.265,31

antara perhitungan perusahaan dan hasil analisa berdasarkan metode harga pokok pesanan.perhitungan harga pokok

produksi per m2 untuk folding gate adalah sebagai berikut:

- Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi per m2 sebesar Rp 665.965,05.

- Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi per m2 adalah sebesar Rp 736.230,36. Sedangkan perbedaan perhitungan total harga pokok produksi untuk folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp

7.869.714,84. Berikut adalah hasil perhitungan harga pokok produksi untuk folding gate 112 m2:

- Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp 74.588.085,16.

- Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp 82.457.800,00. Dengan demikian perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan lebih rendah dari

perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan.

Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Metode Harga Pokok Pesanan.

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the cost of production and cost of production per m2 based on the cost

method for product orders folding gate in CV Intan Abadi. Analyzer which used in this research is Job Order Cost

Method with factory overhead cost allocation according to relative value sell, where this method rationale that the

price sell of product is materialization of costs which released in making the product. From research result, showing difference of the calculation cost of goods manufactured per m2 equal to Rp 70.265,31

between company calculation and result of analysis pursuant to Job Order Cost Method. The calculation cost of

goods manufactured per m2 for the folding gate is as following:

- According to job order cost method, cost of goods manufactured per m2 equal to Rp 665.965,05.

- According to company method, cost of goods manufactured per m2 equal to Rp 736.230,36. While total calculation difference cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp

7.869.714,84. This is the result calculation cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2:

- According to job order cost method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp 74.588.085,16.

- According to company method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp 82.457.800,00.

Thereby, the calculation cost of goods manufactured with job order cost method is lower then the calculation cost of

goods manufactured according to company method.

Keywords: Cost of Goods Manufactured, Cost of Production, Job Order Cost Method.

2

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

CV Intan Abadi adalah salah satu usaha yang mengerjakan atau menerima pesanan pagar

stainles, pagar besi, tralis, kanopi, tangga putar, folding gate, rolling door, ayunan, kubah dan

lainnya, yang tentunya berdasarkan pesanan konsumen dengan spesifikasi pesanan tergantung

dari permintaan dari konsumen. CV Intan Abadi beralamat di jalan P. Suryanata No. 117 RT. 42

Samarinda.

Perlu diketahui perusahaan belum menentukan secara pasti harga pokok yang sebenarnya

untuk tiap jenis produk yang dipesan, karena selama ini perusahaan tersebut masih mengetahui

metode perhitungan yang masih sangat sederhana, sehingga informasi mengenai harga pokok dari

produk yang di hasilkan tidak diketahui. Dalam menghitung harga pokok produksi suatu pesanan,

CV Intan Abadi melakukan perhitungan hanya dengan metode klasik dengan penetapan tarif di

muka saja, yaitu dengan membagikan jumlah total biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu

dengan jumlah produksi yang dihasilkan pada periode tertentu tanpa menggolongkan secara pasti

biaya-biaya yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan. Hal itu pula yang diterapkan CV

Intan Abadi dalam salah satu produknya yaitu folding gate dengan menentukan tarif BOP 25%

dari biaya-biaya bahan baku produksinya. Dengan cara perhitungan seperti tersebut, maka dengan

sendirinya harga pokok masing-masing produk tidak dapat diketahui dengan teliti.

Sehingga dalam hal ini CV Intan Abadi di tuntut untuk kreatif dalam mengelola usahanya,

baik dalam hal mengefisienkan biaya, mengintensifkan waktu dan dalam membuat kebijakan

serta pengambilan keputusan yang terbaik bagi kelangsungan usahanya. Pihak manajemen suatu

perusahaan yang kegiatannya menghasilkan produk, memerlukan informasi mengenai berapa

besar jumlah biaya yang di gunakan dalam menghasilkan satu unit produknya maka manajemen

usaha yang dalam hal ini sebagai fokus dari penulisan adalah CV Intan Abadi harus memberikan

perhatian yang serius terhadap masalah penentuan harga pokok produksi folding gate yang sesuai

dengan perhitungan-perhitungan akuntansi. Kesalahan dalam menentukan harga pokok produksi

suatu pesanan mengakibatkan tidak maksimalnya laba atau keuntungan yang di peroleh oleh

perusahaan. Oleh karena tu, upaya penentuan harga pokok produk ini harus dilaksanakan secara

hati-hati dengan menggunakan perhitungan dan pertimbangan yang tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan secara teoritis maupun dalam penerapannya dalam dunia usaha agar

tujuan perusahaan dapat dicapai semaksimal mungkin.

Pada penelitian yang dilakukan terhadap CV Intan Abadi ini, penulis mengambil data-data

pesanan yang terjadi pada bulan Januari tahun 2012. Berikut data jenis produk pesanan CV Intan

Abadi selama bulan Januari 2012 :

Tabel 1.1. Jenis Produk Pesanan CV Intan Abadi Selama Bulan Januari 2012

No Jenis produk Volume Produksi Harga per m2

1. Folding Gate 16 unit / 112 m² Rp 750.000

2. Pagar Besi Biasa 12 unit / 48 m² Rp 500.000

3. Rolling Door 7 unit / 49 m² Rp 525.000

4. Teralis 7 unit / 14 m² Rp 400.000

Dari data tabel diatas penulis mengambil salah satu produk yang dipesan pada bulan Januari

tahun 2012 yang dipesan oleh Pasar Segiri dengan ukuran L. 2,80 m x T. 2,50 m atau sama

dengan 7 m2 sebanyak 16 unit atau 112 m², Alasan mengapa penulis memilih folding gate, karena

3

pada bulan Januari tahun 2012, pesanan folding gate memiliki harga jual yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pesanan-pesanan lain yang terjadi pada bulan tersebut, serta pesanan

pembuatan folding gate tersebut, adalah pesanan yang paling besar jumlahnya dibanding dengan

pesanan lain yang terjadi pada periode yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengemukakan judul skripsi yaitu : “Perhitungan

Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan pada CV Intan Abadi di

Samarinda”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : “Apakah perhitungan harga pokok produksi folding

gate yang dilakukan oleh CV Intan Abadi telah sesuai dengan metode harga pokok pesanan

menurut teori akuntansi biaya?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok

pesanan untuk produk folding gate pada CV Intan Abadi.

2. Untuk mengetahui harga pokok produk per m2 untuk produk folding gate berdasarkan

metode harga pokok pesanan.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari penelitian serta penyusunan skripsi ini

adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam

menentukan harga pokok produk ataupun harga jual selanjutnya.

2. Sebagai referensi mengenai perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan

metode harga pokok pesanan yang dapat dipergunakan bagi penulis lain guna menambah

pengetahuan serta wawasan bagi penulis itu sendiri.

II. Tinjauan Teoritis

A. Dasar Teori

Setiap perusahaan yang kegiatannya memproduksi barang dan jasa dalam proses

produksinya tidak akan terlepas dari pengorbanan alat–alat produksi yang dilakukan untuk

menghasilkan barang atau jasa yang merupakan produk akhir dari perusahaan yang bersangkutan.

Pengorbanan–pengorbanan yang dilakukan untuk tujuan proses produksi itulah yang disebut

dengan biaya.

Menurut Hansen et al. (2003:40) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

datang bagi organisasi.

Dalam perusahaan manufaktur yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi,

biaya-biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan atau berhubungan untuk menghasilkan produk

tersebut dianggap sebagai harga pokok selama produk tersebut belum dijual.

4

Sumarni (2003:414) menjelaskan: “Harga Pokok Produksi merupakan jumlah biaya

seharusnya untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya sehingga

barang itu sampai di pasar”.

Unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, seperti yang telah dikemukakan

sebelumnya, terdiri dari tiga bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik. Agar dapat lebih memahami biaya-biaya tersebut, berikut ini akan

dijelaskan tiap-tiap unsur biaya produksi tersebut.

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi yang

merupakan komponen terbesar dalam pembuatan produk jadi.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Mulyadi (2005:319) memberikan pengertian mengenai tenaga kerja yaitu : “Tenaga kerja

merupakan usaha fisik atau usaha mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

produk. Biaya tenaga kerja merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga

kerja manusia tersebut”.

3. Biaya Overhead Pabrik

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah

biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Mulyadi (2005:194) mengemukakan bahwa biaya–biaya produksi yang termasuk dalam

biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini :

1. Biaya bahan penolong.

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang

meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan

dengan harga pokok produksi tersebut.

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan.

Biaya ini berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan

jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin,

kendaraan, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat

diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva.

Biaya–biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi aktiva

tetap yang digunakan di pabrik.

5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi

gedung, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan dan asuransi kecelaaan

karyawan.

6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang

tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya

reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan

sebagainya.

Dalam pembuatan suatu produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya

non produksi. Biaya produksi ialah biaya-biaya yang dileluarkan dalam pengolahan bahan baku

menjadi suatu produk jadi, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang

5

dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi

umum.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar,

cara produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi

massa.

1. Produksi Atas dasar Pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas

dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Dalam pengumpulan harga pokok

produksinya perusahaan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost

method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan

harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan

tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut

dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Menurut Supriyono (2007:36) metode harga pokok pesanan adalah ”metode pengumpulan

harga pokok produksi dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau

jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya”.

Menurut Mulyadi (2005:38-39) metode pengumpulan biaya produksi dengan metode

harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan

dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.

b) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi

dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

c) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,

sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

d) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesana tertentu

berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik

diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di

muka.

e) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan

cara membagi jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

2. Produksi Massa

Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan

menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Dalam metode ini

biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per

satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi

total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan

dalam periode yang bersangkutan.

Pengertian metode harga pokok proses menurut Supriyono (2007:36) yaitu sebagai

berikut: “Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk

dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan,triwulan,

semester dan tahun”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2005:63-64) menjelaskan karakteristik metode harga pokok

proses sebagai berikut :

Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk

perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya

adalah sebagai berikut :

6

a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi

rencana produksi yang berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu.

Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk atau jasa

(berdasar pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua jenis produk atau lebih.

Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses pengolahan yang sama, timbul masalah

pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.

Pengertian biaya bersama menurut Mulyadi (2005:333) yaitu :

“Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus

dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya

berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa.“ Maksudnya

dapat disimpulkan bahwa biaya bersama terjadi selama masa proses produksi yang dialokasikan

ke berbagai produk atau departemen yang menikmati manfaat dari biaya tersebut.

Biaya bersama tidak dapat dibagi secara tegas pembebanannya kepada produk bersama yang

dihasilkan. Karena itu untuk membebankan biaya bersama kepada produk-produk yang

dihasilkan, diperlukan metode alokasi yang rasional.

Selanjutnya menurut Mulyadi (2005:336) untuk mengalokasikan biaya bersama pada tiap-

tiap produk bersama dapat digunakan salah satu metode dari empat metode, yaitu :

1. Metode Nilai Jual Relatif

Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual

lebih tinggi dari pada produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan lebih banyak

bila dibandingkan dengan produk yang lain.

2. Metode satuan fisik

Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik

yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien ini

dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran yang lain.

3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan

Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan dan diukur dalam

satuan yang sama. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai

dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.

4. Metode Rata-rata Tertimbang

Dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi,

maka dalam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka

penimbangnya baru dipakai sebagai dasar alokasi.

7

Alat Analisis - Perhitungan alokasi biaya bersama metode

nilai jual relatif.

- Perhitungan tarif biaya overhead pabrik.

- Metode harga pokok pesanan

Rumusan Masalah

“Apakah perhitungan harga pokok produksi folding

gate yang dilakukan oleh CV Intan Abadi telah sesuai

dengan metode harga pokok pesanan menurut teori

akuntansi biaya ?”

Perhitungan harga pokok produk

menurut teori:

Harga Pokok Pesanan

- Biaya Bahan Baku

- Biaya Tenaga Kerja Langsung

- Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Perhitungan tarif biaya

overhead pabrik dengan

metode nilai jual relatif

Perhitungan harga pokok produk

menurut perusahaan:

Dengan membagikan jumlah

total biaya yang dikeluarkan

pada periode tertentu dengan

jumlah produksi yang

dihasilkan pada periode

tertentu.

Biaya Overhead Pabrik (BOP)

ditentukan 25% dari biaya

bahan baku langsung.

Hasil Penelitian

CV Intan Abadi Akuntansi Biaya

B. Kerangka Pikir

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

8

III. Metode Penelitian

A. Definisi Operasional

Objek penelitian adalah CV Intan Abadi yang beralamat di jalan P. Suryanata No. 117 RT.

42 Samarinda.

Harga pokok produksi adalah jumlah biaya produksi yang dimulai dari pembelian bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung serta biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

hingga produk siap dipakai.

Adapun komponen biaya produksi adalah sebagai berikut :

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan

baku langsung. Banyaknya jenis dan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi

tergantung dari jenis pesanan yang dikehendaki pelanggan. Bahan baku langsung dalam

produk folding gate adalah daun, unp, joint, plat lubang kunci, profil, rel, dan strip.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh CV Intan Abadi untuk

membayar upah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi.

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya lain-lain yang dikeluarkan selain dari biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja yang ikut menunjang proses produksi. Biaya tersebut antara lain :

a) Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang

meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan

dengan harga pokok produksi tersebut seperti cat, bearling, handle, kawat las, ring paku

dan lain-lain.

b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan. Biaya ini berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis

pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan

pemeliharaan mesin, kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi.

c) Biaya listrik ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik selama

periode bulan Januari tahun 2012.

d) Biaya Penyusutan Mesin dan Penyusutan Kendaraan. Biaya ini berupa jumlah penyusutan

mesin-mesin serta kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi.

B. Rincian Data Yang Diperlukan

Untuk keperluan penulisan dan pencapaian tujuan penelitian, maka diperlukan data sebagai

berikut :

1. Gambaran Umum dan Struktur organisasi CV Intan Abadi.

2. Jumlah produksi yang dihasilkan dalam bulan Januari 2012.

3. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi pada pesanan folding gate

khususnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

4. Data lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah perhitungan pengumpulan harga pokok

produksi berdasarkan metode harga pokok pesanan folding gate yang diproduksi oleh CV Intan

Abadi pada bulan Januari 2012.

9

D. Alat Analisis

Tabel 3.1. Perhitungan alokasi biaya bersama metode nilai jual relatif

Produk bersama

Jumlah

produk yg di

hasilkan

Harga

jual/unit

Nilai

jual

Nilai

jual

relatif

Alokasi

biaya

bersama

Folding Gate

Pagar Besi Biasa

Rolling Door

Teralis

Jumlah

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

Taksiran Biaya Overhead Pabrik X 100% = Persentase BOP dari biaya

Taksiran Biaya bahan baku bahan baku yang dipakai

Perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan berdasarkan

pendekatan Full Costing :

- Biaya Bahan Baku Rp xxx

- Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx - Biaya Overhead Pabrik xxx +

Harga Pokok Produksi Rp xxx

Untuk menghitung berapa besarnya harga pokok produksi untuk tiap m2 produk folding gate,

digunakan perhitungan harga pokok produk per satuan yaitu sebagai berikut :

Jumlah harga pokok pesanan tertentu

Harga pokok per satuan = Jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Data Produksi Produk Folding Gate

Tabel 4.1. Data Produksi Pesanan CV Intan Abadi Bulan Januari 2012

No Jenis Produk Volume

Produksi Harga per m

2 Jumlah

1 Folding Gate 16 unit / 112 m2 Rp 750.000,00 Rp 84.000.000,00

2 Pagar Besi Biasa 12 unit / 48 m2 Rp 500.000,00 Rp 24.000.000,00

3 Rolling Door 7 unit / 49 m2 Rp 525.000,00 Rp 25.725.000,00

4 Teralis 7 unit / 14 m2 Rp 400.000,00 Rp 5.600.000,00

Jumlah Rp 139.325.000,00

Sumber data : CV Intan Abadi

B. Biaya Produksi Produk Folding Gate

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Tabel 4.2. Biaya bahan baku langsung atas pesanan 16 unit Folding Gate ukuran 2,80 x 2,50

bulan Januari 2012

10

Bahan Baku Langsung Satuan Jumlah

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Biaya

(Rp)

Daun 0,5 mm / 2,44 M set 256 22.000,00 13.742.080,00

UNP 2,0 mm / 2,45 M btg 832 6.000,00 12.230.400,00

Joint 0,3 mm / 2,44 M btg 320 4.700,00 3.669.760,00

Plat Lubang Kunci 2,5 mm set 32 27.500.00 880.000,00

Profil 0,8 mm / 2,50 M set 16 27.000,00 1.080.000,00

Rel 0,8 mm / 2,80 M set 16 41.000,00 1.836.800,00

Strip 59 x 59 set 512 6.900,00 3.532.800,00

Strip 59 x 30 set 320 6.700,00 2.144.000,00

Strip 30 x 30 set 256 4.500,00 1.152.000,00

Jumlah 40.267.840,00

Sumber data : CV Intan Abadi

2. Biaya Bahan Penolong

Tabel 4.3. Biaya bahan penolong atas pesanan 16 unit Folding Gate ukuran 2,80 x 2,50 M

bulan Desember 2012

Bahan Penolong Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Biaya

(Rp)

Cat Hamertone 32 liter 22.000,00 704.000,00

Cat Menny 32 liter 16.500,00 528.000,00

Bearing 128 pcs 6.700,00 857.600,00

Handle 32 set 45.000,00 1.440.000,00

Kotak Kunci 16 set 35.000,00 560.000,00

Kawat las 64 pcs 17.200,00 1.100.800,00

Ring borobudur 8 kg 19.000,00 152.000,00

Ring topi 24 kg 20.000,00 480.000,00

Ring tipis 16 kg 20.000,00 320.000,00

Paku keling 6 x 39 32 kg 15.000,00 480.000,00

Paku keling 6 x 29 16 kg 16.250,00 260.000,00

Jumlah 6.882.400,00

Sumber data : CV Intan Abadi

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tabel 4.4. Biaya Tenaga Kerja Langsung per m2 bagian perakitan yang dikeluarkan oleh

CV Intan Abadi dalam pembuatan Folding Gate.

Keterangan

Jumlah

Tenaga

Kerja

Upah Per Orang Total Gaji Karyawan

1 m2

(Rp)

112 m2

(Rp)

1 m2

(Rp)

112 m2

(Rp)

Perakitan 5 40.000,00 4.480.000,00 200.000,00 22.400.000,00

Sumber data : CV Intan Abadi

11

Tabel 4.5. Biaya Tenaga Kerja Langsung per unit bagian finishing yang dikeluarkan oleh

CV Intan Abadi dalam pembuatan Folding Gate.

Keterangan

Jumlah

Tenaga

Kerja

Upah Per Orang Total Gaji Karyawan

1 unit

(Rp)

16 unit

(Rp)

1 unit

(Rp)

16 unit

(Rp)

Finishing 2 30.000,00 560.000,00 60.000,00 1.120.000,00

Sumber data : CV Intan Abadi

Dari Tabel 4.4. dan Tabel 4.5. diatas dapat dihitung total biaya tenaga kerja langsung yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyelesaikan 16 unit atau 112 m2 folding gate, yaitu sebagai

berikut:

Total by.tenaga kerja langsung = Rp 22.400.000,00 + Rp 1.120.000,00

= Rp 23.520.000,00

4. Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan penjelasan diatas, maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan

kepada produk untuk pesanan folding gate adalah:

- Total biaya bahan baku = biaya bahan baku + biaya bahan penolong

= Rp 40.267.840,00 + Rp 6.882.400,00

= Rp 47.150.240,00

- Tarif biaya overhead pabrik sebesar 25%

Sehingga biaya overhead pabrik yang dikeluarkan adalah sebesar:

Tarif BOP x Tarif Biaya Bahan Baku = Biaya Overhead Pabrik

25% x Rp 47.150.240,00 = Rp 11.787.560,00

C. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan

Pesanan Folding Gate sebanyak 16 unit atau 112 m2.

Biaya Bahan Baku (biaya bahan penolong) Rp 47.150.240,00

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 23.520.000,00

Biaya Overhead Pabrik

(25% x Rp 47.150.240,00) Rp 11.787.560,00+

Harga Pokok Produksi Rp 82.457.800,00

Rp 82.457.800,00

Harga Pokok Produksi per m2 =

112 m2

= Rp 736.230,36 / m2

D. Analisis

Sebelum dilakukan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, terlebih dahulu akan dilakukan

perhitungan anggaran biaya overhead pabrik untuk produk folding gate 16 unit atau 112 m2.

Berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik yang terjadi dalam pembuatan folding gate 16

unit atau 112 m2 yaitu sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Penolong

Jumlah biaya bahan penolong yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 6.882.400,00.

12

2. Biaya Listrik

Biaya listrik selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 2.100.000,00.

Tabel 4.6. Alokasi Biaya Listrik bulan Januari 2012

Macam Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

Harga Jual

per m2

Nilai Jual Nilai Jual

Relatif

Alokasi biaya

bersama

(1) x (2) (3) : total

nilai jual

(4) x (biaya

bersama)

m2 (Rp) (Rp) (%) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Folding gate 112 750.000,00 84.000.000,00 60,29 1.266.090,00

Pagar besi biasa 48 500.000,00 24.000.000,00 17,23 361.830,00

Rolling door 49 525.000,00 25.725.000,00 18,46 387.660,00

Teralis 14 400.000,00 5.600.000,00 4,02 84.420,00

Jumlah 139.325.000,00 100% 2.100.000,00

3. Biaya Bahan Bakar Minyak

Biaya bahan bakar minyak selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 950.000,00.

Tabel 4.7. Alokasi Biaya Bahan Bakar Minyak bulan Januari 2012

Macam Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

Harga Jual

per m2

Nilai Jual Nilai Jual

Relatif

Alokasi

biaya

bersama

(2) x (2) (3) : total

nilai jual

(4) x (biaya

bersama)

m2 (Rp) (Rp) (%) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Folding gate 112 750.000,00 84.000.000,00 60,29 572.755,00

Pagar besi biasa 48 500.000,00 24.000.000,00 17,23 163.685,00

Rolling door 49 525.000,00 25.725.000,00 18,46 175.370,00

Teralis 14 400.000,00 5.600.000,00 4,02 38.190,00

Jumlah 139.325.000,00 100% 950.000,00

4. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan

Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dan kendaraan selama bulan Januari 2012 sebesar

Rp 450.000,00.

Tabel 4.8. Alokasi Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan bulan Januari

2012

Macam Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

Harga Jual

per m2

Nilai Jual Nilai Jual

Relatif

Alokasi

biaya

bersama

(3) x (2) (3) : total

nilai jual

(4) x (biaya

bersama)

m2 (Rp) (Rp) (%) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Folding gate 112 750.000,00 84.000.000,00 60,29 271.305,00

13

Pagar besi biasa 48 500.000,00 24.000.000,00 17,23 77.535,00

Rolling door 49 525.000,00 25.725.000,00 18,46 83.070,00

Teralis 14 400.000,00 5.600.000,00 4,02 18.090,00

Jumlah 139.325.000,00 100% 450.000,00

5. Biaya Penyusutan Mesin Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel data-data mengenai daftar mesin-mesin dan

perhitungan penyusutan mesin-mesin yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan metode

garis lurus:

Tabel 4.9. Daftar Mesin-mesin yang dimiliki oleh CV Intan Abadi

Jenis Mesin Kuantitas

Umur

Ekonomis

(Tahun)

Harga/Unit

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Genset Besar 2 unit 5 12.000.000,00 2.500.000,00 24.000.000,00

Genset Kecil 2 unit 5 5.300.000,00 1.000/000,00 10.600.000,00

Mesin Bor Beton 1 unit 5 8.750.000,00 1.500.000,00 8.750.000,00

Mesin Bor Biasa 1 unit 5 2.000.000,00 300.000,00 2.000.000,00

Mesin Las 2 unit 5 2.500.000,00 350.000,00 5.000.000,00

Compresor 1 unit 5 7.500.000,00 1.500.000,00 7.500.000,00

Mesin Gerinda 6 unit 3 875.000,00 125.000,00 5.250.000,00

Mesin Potong 1 unit 5 3.500.000,00 750.000,00 3.500.000,00

Mesin Roll 1 unit 5 30.000.000,00 5.000.000,00 30.000.000,00

Jumlah 96.600.000,00

Tabel 4.10. Perhitungan Penyusutan Mesin CV Intan Abadi

Aktiva Tetap

Harga

Perolehan

Umur

Ekonomis Nilai Sisa Penyusutan

(Rp) (tahun) (Rp) Per Tahun

(Rp)

Per Bulan

(Rp)

Genset Besar 12.000.000,00 5 2.500.000,00 1.900.000,00 158.333,33

Genset Kecil 5.300.000,00 5 1.000/000,00 860.000,00 71.666,67

Mesin Bor Beton 8.750.000,00 5 1.500.000,00 1.450.000,00 120.833,33

Mesin Bor Biasa 2.000.000,00 5 300.000,00 340.000,00 28.333,33

Mesin Las 2.500.000,00 5 350.000,00 430.000,00 35.833,33

Compresor 7.500.000,00 5 1.500.000,00 1.200.000,00 100.000,00

Mesin Gerinda 875.000,00 3 125.000,00 250.000,00 20.833,33

Mesin Potong 3.500.000,00 5 750.000,00 550.000,00 45.833,33

Mesin Roll 30.000.000,00 5 5.000.000,00 5.000.000,00 416.666,67

Jumlah 11.980.000,00 998.333,32

Biaya penyusutan mesin selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 998.333,32.

14

Tabel 4.11. Alokasi Biaya Penyusutan Mesin bulan Januari 2012

Macam Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

Harga Jual

per m2

Nilai Jual Nilai Jual

Relatif

Alokasi

biaya

bersama

(4) x (2) (3) : total

nilai jual

(4) x (biaya

bersama)

m2 (Rp) (Rp) (%) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Folding gate 112 750.000,00 84.000.000,00 60,29 601.895,16

Pagar besi biasa 48 500.000,00 24.000.000,00 17,23 172.012,83

Rolling door 49 525.000,00 25.725.000,00 18,46 184.292,33

Teralis 14 400.000,00 5.600.000,00 4,02 40.133,00

Jumlah 139.325.000,00 100% 998.333,32

6. Biaya Penyusutan Kendaraan

Tabel 4.12. Daftar Kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi

Jenis Kendaraan Kuantitas

Umur

Ekonomis

(Tahun)

Harga/Unit

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Mitsubishi L300 1 unit 5 120.000.000,00 55.000.000,00 120.000.000,00

Mitsubishi T120 1 unit 5 90.000.000,00 35.000.000,00 90.000.000,00

Jumlah 210.000.000,00

Tabel 4.13. Perhitungan Penyusutan Kendaraan CV Intan Abadi

Aktiva Tetap

Harga

Perolehan

Umur

Ekonomis Nilai Sisa Penyusutan

(Rp) (tahun) (Rp) Per Tahun

(Rp)

Per Bulan

(Rp)

Mitsubishi L300 120.000.000,00 5 55.000.000,00 13.000.000,00 1.083.333,33

Mitsubishi T120 90.000.000,00 5 35.000.000,00 11.000.000,00 916.666,67

Jumlah 24.000.000,00 2.000.000,00

Biaya penyusutan kendaraan selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 2.000.000,00.

Tabel 4.14. Alokasi Biaya Penyusutan Kendaraan bulan Januari 2012

Macam Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

Harga Jual

per m2

Nilai Jual Nilai Jual

Relatif

Alokasi biaya

bersama

(5) x (2) (3) : total

nilai jual

(4) x (biaya

bersama)

m2 (Rp) (Rp) (%) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Folding gate 112 750.000,00 84.000.000,00 60,29 1.205.800,00

Pagar besi biasa 48 500.000,00 24.000.000,00 17,23 344.600,00

Rolling door 49 525.000,00 25.725.000,00 18,46 369.200,00

Teralis 14 400.000,00 5.600.000,00 4,02 80.400,00

Jumlah 139.325.000,00 100% 2.000.000,00

15

7. Biaya Overhead Pabrik

Setelah diketahui besarnya masing-masing biaya overhead pabrik yang dibebankan

kepada pesanan folding gate selama bulan Januari 2012 yang berdasarkan alokasi biaya

bersama dengan metode nilai jual relatif, maka dapat diketahui besarnya biaya overhead

pabrik yang akan dibebankan kepada pesanan folding gate adalah:

Tabel 4.15. Biaya Overhead Pabrik untuk produk folding gate 16 unit atau 112 m2

No Elemen Biaya Jumlah Biaya

1 Biaya Bahan Penolong Rp 6.882.400,00

2 Biaya Listrik Rp 1.266.090,00

3 Biaya Bahan Bakar Minyak Rp 572.755,00

4 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan Rp 271.305,00

5 Biaya Penyusutan Mesin Rp 601.895,16

6 Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 1.205.800,00

Total Rp 10.800.245,16

Setelah disusun pembebanan biaya overhead pabrik, selanjutnya adalah menghitung

besarnya tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang digunakan untuk membebankan biaya overhead

pabrik adalah atas dasar biaya bahan baku, sehingga besarnya tarif BOP dapat dihitung sebagai

berikut:

Rp 10.800.245,16

Tarif Biaya Overhead Pabrik = x 100%

Rp 40.267.840,00

= 26,82%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan

baku adalah sebesar 26,82%.

Setelah menghitung tarif biaya overhead pabrik, maka selanjutnya menghitung harga pokok

produksi menurut metode harga pokok pesanan untuk pesanan folding gate 16 unit atau 112 m2,

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi :

Biaya Bahan Baku Rp 40.267.840,00

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 23.520.000,00

Biaya Overhead Pabrik Rp 10.800.245,16

+

Harga Pokok Produksi Rp 74.588.085,16

Dari total harga pokok produksi di atas, dapat dihitung besarnya harga pokok produksi untuk

setiap m2 dari produk folding gate, yaitu sebagai berikut:

Rp 74.588.085,16

Harga Pokok Produksi per m2 =

112 m2

= Rp 665.965,05 / m2

16

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap pesanan folding gate 16 unit atau

112 m2, maka dapat dilihat adanya perbedaan antara hasil perhitungan harga pokok produksi

menurut metode perusahaan dengan hasil perhitungan harga pokok produksi berdasarkan hasil

analisa dengan metode harga pokok pesanan. Adapun perbedaan perhitungan harga pokok

produksi menurut perusahaan dengan perhitungan menurut hasil analisis dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4.16. Perbedaaan perhitungan harga pokok produksi folding gate 112 m2 menurut

perhitungan perusahaan dan hasil analisa pada bulan Januari 2012

Produk Perhitungan Harga Pokok Produksi

Selisih Perusahaan Hasil Analisa

Folding Gate 112 m2

- Biaya Bahan Baku

- Biaya Tenaga Kerja

Langsung

- Biaya Overhead Pabrik

Rp 47.150.240,00

Rp 23.520.000,00

Rp 11.787.560,00

Rp 40.267.840,00

Rp 23.520.000,00

Rp 10.800.245,16

Rp 6.882.400,00

-

Rp 987.314,84

Harga Pokok Produksi Rp 82.457.800,00 Rp 74.588.085,16 Rp 7.869.714,84

Harga Pokok Produksi /m2 Rp 736.230,36 Rp 665.965,05 Rp 70.265,31

Dari tabel perbandingan perhitungan harga pokok produksi di atas, menunjukkan adanya

perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan

harga pokok produksi dari hasil analisa penulis, yaitu perhitungan menurut perusahaan adalah

sebesar Rp 82.457.800,00, sedangkan menurut hasil analisis berdasarkan biaya yang

sesungguhnya dikeluarkan adalah sebesar Rp 74.588.085,16. Terjadi selisih perhitungan harga

pokok produksi sebesar Rp 7.869.714,84, dimana perhitungan harga pokok produksi menurut

perusahaan lebih besar dibandingkan berdasarkan hasil analisis. Selisih ini terjadi karena adanya

perbedaan pembebanan biaya bahan penolong dimana perusahaan memperhitungkannnya ke

dalam biaya bahan baku, akan tetapi menurut teori akuntansi biaya, biaya tersebut dimasukkan ke

dalam biaya overhead pabrik.

V. Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga pokok

produksi untuk produk folding gate adalah sebesar Rp 82.457.800,00 sedangkan menurut

hasil analisis diperoleh harga pokok produksi yang lebih kecil yaitu sebesar Rp

74.588.085,16 sehingga selisih antara perhitungan menurut perusahaan dan menurut

analisis sebesar Rp 7.869.714,84. Perbedaan harga pokok tersebut disebabkan penetapan

tarif biaya overhead pabrik dari perusahaan sebesar 25% berdasarkan biaya bahan baku

atas kebijaksanaan yang hanya diperkirakan saja tanpa ada perhitungan dan perusahaan

tidak memisahkan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan penolong. Sedangkan

perhitungan hasil analisis, biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku yang

dipisah dari biaya bahan penolong.

17

2. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi per m2 untuk produk folding gate

sebesar Rp 70.265,31. Perhitungan harga pokok produksi per m2 untuk produk folding

gate menurut perusahaan adalah sebesar Rp 736.230,36, sedangkan menurut metode

harga pokok pesanan adalah sebesar Rp 665.965,05.

3. Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik adalah sebesar 25% dari total biaya

(biaya bahan baku dan biaya bahan penolong), sedangkan menurut metode harga pokok

pesanan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar 26,82% dari biaya bahan baku tanpa

memasukkan biaya bahan penolong.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi CV Intan Abadi adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh harga pokok produksi seperti yang terjadi pada CV Intan Abadi,

perusahaan hendaknya mencermati jenis produk yang dihasilkan, apakah merupakan

produk tunggal atau produk bersama sehingga dapat diketahui metode yang paling tepat

untuk menghitung harga pokok dari produk yang dihasilkan.

2. Untuk mendapatkan hasil perhitungan pembebanan pada pengumpulan harga pokok

produksi secara tepat dan teliti, maka perusahaan hendaknya merubah cara perhitungan

pembebanan tarif biaya overhead pabrik terhadap produk pesanan sesuai dengan prosedur

perhitungan menurut prinsip akuntansi biaya berdasarkan metode harga pokok pesanan.

3. Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan hendaknya memahami konsep

harga pokok produksi dimana yang dimaksud harga pokok produksi adalah harga pokok

biaya yang dikeluarkan untuk produksi dengan kata lain biaya yang dikeluarkan tidak

terkait dengan biaya produksi maka tidak boleh dibebankan sebagai biaya overhead

pabrik.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen and Mowen, 2003, Manajemen Biaya, Buku I, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Unit Penerbit dan Percetakan

(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.

Murti Sumarni dan John Soeprihanto, 2003, Pengantar Bisnis: Dasar-dasar Ekonomi

Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta.

R.A. Supriyono, 2007, Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku

satu, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas, BPFE, Yogyakarta.