Price (Harga)
-
Upload
diponegoro -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Price (Harga)
HARGA
Tugas Kelompok
Mata Kuliah Kewirausahaan dan Pemasaran Sosial
Disusun Oleh:
Kelompok : 4
Kelas : D - 2013
Nama NIM
Tabita Kartikawati 25010113140243
Della Zulfa 25010113140250
Cristin O.G.Y.A 25010113140266
Atikah 25010113140269
Karinta Ariani Setiaputri 25010113140272
Ade Yuni Afriyanty 25010113130275
Nuralmasdini Winnaputri 25010113140288
Vinidia Pertiwi 25010113140290
I’ik Santi Komala 25010113140299
Syifa Sakinah 25010113140308
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Semarang
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Harga merupakan suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan
uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau
jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat
tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada
suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa
digit nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang
menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa. Dalam
ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk
barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi
produk atau barang sejenis barang menjadi sesuatu yang sangat penting,
harga dapat mempengaruhi daya minat pembeli. Penetapan harga bukan
suatu hal yang mudah, dalam penetapan harga disesuakan dengan mutu
barang yang dijual. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu
harga, seperti:
a. Tingkat penghasilan konsumen
b. Kepribadian dari individu dan konsumen
c. Desakan waktu yang dialami oleh konsumen
d. Besarnya pengeluaran yang harus dilakukan konsumen
Harga yang diberikan pada suatu barang harus sesuai dengan
mutunya, dan mutu barang sesuai dengan mutunya. Memberikan harga
yang sesuai dapat memberikan manfaat dengan keuntungan atau laba
yang besar, tentunya ini yang diharapkan oleh produsen.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi harga?
b. Bagaimana konsep dalam penentuan harga pada suatu produk
kesehatan?
c. Bagaimana prosedur dalam penentuan harga pada suatu produk
kesehatan?
d. Apa saja jenis – jenis harga?
1.3. Tujuan
a. Dapat mengetahui definisi harga.
b. Mengetahui konsep dalam penentuan harga pada suatu produk
kesehatan
c. Mengetahui prosedur dalam penentuan harga pada suatu produk
kesehatan.
d. Mengetahui jenis – jenis harga.
1.4. Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi suatu harga.
b. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dalam menentukan harga
pada suatu produk.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dalam menentukan suatu
harga.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis – jenis harga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Harga
Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah
yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat
memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara
kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam
pertukaran. Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter, maka untuk
mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita
menggunakan uang, dan istilah yang dipakai adalah harga. Jadi, harga
adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.
Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu
kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta
keuntungan yang memuaskan. Memang sulit untu mendefinisikan harga.
Pada sebuah mobil misalnya, harga yag ditetapkan termasuk pula harga
radio, kaset, atau alat pendingin udara (A.C), dan sebagainya. Tetapi
dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang
dibayarkan oleh pembeli. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa
harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.
Konsep yang lain menunjukan apabila harga sebuah barang yang dibeli
oleh konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat
dikatakan bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada tingkat
yang memuaskan, diukur dalam nilai rupiah sehingga dapt menciptakan
langganan.
Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk
membedakan penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan
harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian daari fungsi diferensiasi
barang dalam pemasaran. (Swastha, 1979)
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan yang
ketat dapat dilihat dari keberhasilan perusahaan tersebut dalam
memadukan keempat variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga,
promosi, dan saluran distirbusi. Dari sudut pandang pemasaran harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan melalui penjualan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mampu menetapkan harga produknya
dengan baik dan tepat sehingga konsumen tertarik dan mau membeli
produk yang ditawarkan sehingga perusahaan mendapat keuntungan.
(http://repository.widyatama.ac.id Diakses, 28 September 2014)
Menurut Alfred dan Douglas (1997, hal. 29-30), harga dari suatu barang
adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana
telah kita ketahui salah satu tugas pokok ekonomi itu adalah menjelaskan
mengapa barang-barang mempunyai harga dan mengapa ada
barangbarang yang mahal dan ada yang murah harganya.
Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang bisa dipakai untuk
menganalisa semua problem yang menyangkut harga. Semua problem ini,
seperti penentuan harga barang-barang konsumsi, tingkat upah, tingkat
devisa, harga-harga pasar modal dan sebagainya, menggambarkan
prinsip-prinsip umum penentuan harga.
Berikut adalah definisi dari harga menurut pandangan beberapa ahli :
a. Menurut Dolan and Simon (1996), harga merupakan sejumlah uang
atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk
atau jasa yang disediakan penjual.
b. Menurut Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa.
c. Menurut Engel, Blackwell & Miniard dan Kotler (1996), harga adalah
salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan
untuk melakukan transaksi atau tidak.
d. Menurut Kotler dan Amstrong (1999), harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk tersebut.
(http://e-journal.uajy.ac.id Diakses, 28 September 2014)
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan sebagai alat tukar untuk
memperoleh sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.
2.2. Konsep Harga
Harga adalah segala sesuatu yang dibayarkan oleh konsumen karena
menggunakan, memakai atau mengonsumsi suatu produk yang ditawarkan
produsen (Shaluhiyah, 2013). Harga adalah jumlah uang yang dibebankan
untuk ‘sesuatu’ yang bernilai. Konsep harga dalam penentuan harga
adalah menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah
ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan
menghasilkan laba. (Cannon, dkk, 2009).
Sedangkan biaya (cost) merupakan komponen penting yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual
produk atau jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya
ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan markup. Cara penentuan
harga jual tersebut dikenal dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost Plus
Approach) (Cannon,dkk, 2009). Harga dan biaya tidak dapat dipisahkan
karena keduanya saling mempengaruhi, jika biaya produksi tinggi maka
harga jual juga suatu roduk juga tinggi dan sebaliknya. Selain itu harga
juga dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan bahan apabila
ketersediaan bahan sedikit dan permintaan melambung naik maka harga
jual produk naik apabila ketersediaan berlebih dan permintaan turun maka
harga turun. (Alma, 2013)
Ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk penentuan harga jual
dengan pendekatan cost-plus tersebut, yaitu : (1) biaya total (total cost), (2)
biaya produk (product cost) dan (3) biaya variabel (variabel cost). Masing-
masing konsep tersebut dibahas secara terinci berikut ini:
a. Konsep Biaya Total
Berdasarkan konsep biaya Total ini, harga jual ditentukan dari biaya
total: biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan
umum, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh
perusahaan. Pengertian markup menurut konsep biaya total ini adalah
laba yang diinginkan (desired profit).
Penerapan penentuan harga jual produk atau jasa dengan
menggunakan konsep biaya total ini adalah sebagai berikut:
Pertama, menentukan besarnya biaya produksi yang terdiri dari:
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Kedua, biaya produksi tersebut selanjutnya ditambah dengan biaya
pemasaran dan biaya administrasi dan umum, hasilnya sama
dengan biaya total.
Ketiga, biaya total tersebut dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi atau dijual untuk memperoleh angka biaya per unit.
Keempat, menentukan jumlah markup atau dalam hal ini adalah
jumlah laba yang dikehendaki. Laba yang diinginkan pada
umumnya dinyatakan dengan persentase tertentu dari aktiva yang
digunakan (rate of return on assets).
Kelima, menentukan persentase markup dari biaya total yang
dihitung dari jumlah laba yang diinginkan dibagi dengan biaya total.
Keenam, persentase markup tersebut dikalikan dengan biaya per
unit untuk memperoleh angka markup per unit.
Ketujuh, harga jual per unit ditentukan dari biaya per unit ditambah
dengan markup per unit.
b. Konsep Biaya Produk
Berdasarkan konsep ini, yang juga disebut dengan Absorption
Approach, harga jual ditentukan dari biaya produksi ditambah dengan
markup. Pengertian markup menurut konsep biaya produk ini adalah
laba yang dikehendaki + biaya pemasaran + biaya administrasi dan
umum.
c. Konsep Biaya Variabel
Menurut konsep ini, yang juga disebut dengan Contribution Approach,
biaya variabel (biaya produksi variabel + biaya pemasaran variabel +
biaya administrasi dan umum variabel) ditambah dengan markup.
Pengertian markup dalam hal ini adalah laba yang dikehendaki
ditambah semua biaya yang bersifat tetap.
(Cannon, dkk, 2009)
2.3. Prosedur Penetapan Harga
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci
dalam bergagai perusahaan sebagai konsekuensi dari deregulasi,
persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak
pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk mamantapkan posisinya di
pasar. Harga mempengaruhi kinerja keuangan dan juga sangat
mempengaruhi presepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga
menjadi suatu ukuran tentang mutu produk bila pembeli mengalami
kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang kompleks.
Keputusan-keputusan penetapan harga mungkin mempunyai
konsekuensi yang hebat dan berjangkauan jauh. Begitu diterapkan
mungkin sulit untuk mengubah suatu strategi harga-khusunya apabila
perubahan itu mengakibatkan kenaikan harga yang cukup tinggi. Tindakan
penetapan harga yang cukup tinggi. Tindakan penetapan harga yang
melanggar hukum dapat menyebabkan para pelaku masuk penjara. Harga
mempunyai banyak manfaat, misalnya sebagai instrumen strategis dalam
strategi dan taktik para pengecer. Realitas lingkungan penetapan harga
cukup nyata. Perang harga seringkali terjadi dalam rentang pasar yang
luas, baik untuk barang maupun jasa. Motivasi untuk perang harga ini
antara lain termasuk usaha untuk menggunakan kapasitas produksi,
tindakan untuk mempertahankan hidup oleh perusahaan-perusahaan yang
beroperasi menurut ketentuan kebangkrutan, dan penekanan persaingan
terhdap posisi pangsa pasar. Para produsen telah menanamkan uangnya
dalam aktiva tetap yang tidak dapat atau tidak akan dilikuidasi. Salah satu
bahaya dari perang harga ini adalah hilangnya ekuitas merek.
Pengurangan biaya adalah salah satu hal yang diharuskan jika lingkungan
penetapan harga terus menerus, kecuali kalau suatu organisasi dapat
mendominasi suatu harga atau lebih segmen yang kurang peka terhadap
persaingan harga yang hebat.
Penetapan harga merupakan keputusan kompleks melibatkan teori
ekonomi, teori perilaku pembeli, dan teori kompetisi lainnya. Penetapan
harga sangat dipengaruhi oleh pasar sasaranya dan menentukan posisi
pasarnya dengan cermat. Kemudian semakin jelas sasaran suatu
perusahaan maka akan semakin mudah baginya menetapkan harga.
Di dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusahaan
hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu
memilih sasaran harga, mentukan permintaan, memperkirakan biaya,
menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir.
Gambar 2.1. Bagan Prosedur Penetapan Harga
2.3.1 Memilih Sasaran Harga
Langkah pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya
bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume
penjualan, permintaan pasar, unggul dalam pangsa pasar, persaingan,
prestise atau status que. Perusahaan bertujuan bertahan hidup akan
menurunkan harga. Laba tidak begitu dipetingkan, selama harga dapat
menutupi biaya variebel dan sebagian biaya tetap. Sasaran ini hanya
untuk jangka pendek dan diharapkan dalam jangka panjang perusahaan.
Laba sekarang maksimum dilakukan perusahaan dengan
memperkirakan permintaan dan biaya yang dihubungkan dengan
alternative harga dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang
maksimum, arus kas atau return on investment (ROI). Strategi ini
dilakukan dengan mengasumsikan bahwa permintaan dan fungsi biaya
dapat diketahui, tetapi pada kenyataanya sulit diperkirakan. Strategi ini
mengabaikan kinerja jangka panjang, efek dari variable bauran
pemasaran, reaksi pesaing dan kendala hukum pada harga.
Sasaran berorientasi pada volume penjualan dilakukan perusahaan
dengan mengatur harga sedeikian rupa untuk meningkatkan volume
penjualan. Perusahaan mengasumsikan bahwa volume penjualan yang
Menganalisis
Pesaing
Memperkirakan
Biaya
Menentukan
Permintaan
Memilih Sasaran
Harga
Memilih Metode
Harga dan Harga
Akhir
lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba
jangka panjang lebih tinggi serta berasumsi bahwa pasar peka terhadap
harga.
Sasaran unggul dalam pangsa pasar dilakukan dengan meningkatkan
atau memelihara pangsa pasar tanpa mempertimbangkan fluktuasi
penjualan dalam industry.
Sasaran permintaan pasar adalah penetapan harga yang dihubungkan
dengan harapan harga yang dihubungkan dengan harapan pelanggan
dan situasi pembelian yang khusus. Sasaran ini sering dikenal dengan
“beri harga dengan apa yang pasar kehendaki”.
Sasaran pesaing merancang harga untuk menandingi atau
mengalahkan harga pesaing. Tujuannya adalah memelihara presepsi
nilai yang baik relative terhadap oesaing.
Sasaran prestise dilakukan dengan merancang harga yang konsisten
dengan sebuah produk yang mempunyai status yang tinggi atau
prestise. Harga dirancang dengan sedikit memperhatikan struktur
biaya perusahaan atau pesaing.
Sasaran status quo merupakan sasaran yang menetapkan harga
untuk memelihara harga yang ada dalam usaha mempertahankan
posisi relative terhadap pesaing.
2.3.2 Menentukan Permintaan
Langkah kedua, perusahaan menentukan permintaan yang akan
memperlihatkan jumlah produk yang akan dibeli dipasar dalam periode
tertentu, pada berbagai tingkat harga. Makin inelastic permintaan, makin
mampu perusahaan menaik-turunkan tingkat harganya. Penentuan
permintaan dimulai dengan penentuan factor-faktor yang mempengaruhi
kepekaan harga. Setelah menentukan factor-faktor yang mempengaruhi
kepekaan harga, perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan
dengan berbagai metode.
Setelah itu perusahaan perlu untuk mengetahui elastisitas
permintaan terhadap perubahan harga. Jika permintaan hamper tidak
berubah dengan adanya perubahan kecil terhadap harga maka
permintaan itu disebut inelastis.akan tetapi, jika permintaan itu berubah
banyak maka permintaan itu disebut elastis. Permintaan kurang elastic
bila terdapat hanya sedikit atau bahkan tidak ada barang pengganti atau
pesaing, pembeli tidak segera menyadari harga tinggi tersebut, pembeli
lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan mencari harga yang
lebih rendah, dan pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu
pantas karena peningkatan kualitas, inflasi secara normal dan lain
sebagainya. Pertimbangan penurunan harga dilakukan jika permintaan
tersebut elastic.
2.3.3 Memperkirakan Biaya
Langkah ketiga ialah perusahaan memperkirakan perilaku biaya pada
berbagai tingkat produksi dan perilaku biaya dalam urva pengaamannya.
Biaya perusahaan ada dua jenis, yaitu :
a) Biaya Tetap (overhead), adalah biaya yang tidak bervariasi dengan
produksi atau penjualan, misalnya gaji karyawan.
b) Biaya Variabel, merupakan biaya yang bervariasi langsung dengan
tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk produksi.
Biaya total merupakan biaya tetap dan biaya variable untuk tingkat
produksi. Adapun biayarata-rata adalah biaya per unit untuk tingkat
produksi atau total biaya dibagi produksi.
Perusahaan harus mengetahui bagaimana biaya bervariasi dengan
berbagai tingkat produksi agar dapat menetapkan harga yang tepat.
Perusahaan jepang sering menggunakan metode yang disebut
penetapan biaya sasaran (target costing), yaitu biaya ditentukan dari hasil
riset pasar untuk menentukan fungsi-fungsi yang diinginkan dari produk,
kemudian menentukan harga jual produk jual produk tersebut sesuai
dengan daya tariknya dan harga pesaingnya.
Selanjutnya mengurangi margin laba dari harga ini sehingga
diperoleh biaya sasaran yang harus dicapai dan meneliti biaya setiap
unsure, misalnya disain, rekayasa, produksi, penjualan dan lainnya serta
memecahkan dalam unsure yang lebih kecil, merekayasa ulang
komponen, menghilangkan beberapa fungsi, menurunkan biaya pemasok
agar proyeksi biaya sesuai dengan kisaran biaya sasaran.
2.3.4 Menganalisis biaya, Harga dan Penawaran Pesaing
Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar,
biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai
dasar penetapan harga. Perusahaan juga perlu membandingkan
biayanya dengan dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih
rendah atau lebih tinggi dan juga harga serta kualitas penawaran pesaing.
Dengan mengetahui biaya, harga dan kualitas pesaing, perusahaan dapat
menggunakan sebagai titik orientasi untuk menetapkan harga.
Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing,
jika pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas penawaran lebih
tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih
tinggi dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari
pesaing, maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah
dari pesaing. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pesaing
mengubah harganya sebagaitanggapan terhadap harga yang ditetapkan
perusahaan.
2.3.5 Memilih Metode Penetapan Harga
Kelima, perusahaan memilih salah satu dari berbagai metode harga,
yaitu:
a) Penetapan harga markup (markup pricing), merupakan metode
dengan menambahkan markup popular karena menetapkan biaya
dan mengaitkan dengan harga lebih mudah, harga menjadi serupa
jika industry menetapkan harga dengan metode ini dan merupakan
penetapan harga yang lebih adil. Namun demikian, metode ini tidak
akan menghasilkan penetapan harga yang optimal karena
mengabaikan permintaan.
b) Penetapan harga berdasarkan target (target-return pricing),
merupakan metode penetapan harga yang menghasilkan tingkat
pengambilan atas investasi (ROI) yang diinginkan.
c) Penetapan harga berdasarkan persaingan (competitive pricing),
merupakan metode penetapan harga dengan menggunakan harga
pesaing, apakah dibawah, sama atau diatas harga pesaing. Contoh :
XL menentukan harga berdasarkan persaingan dengan iklan “TARIF
TERMURAH Nelpon ke siapa saja se-Indonesia hanya Rp. 10,- per
detik”.
d) Penetapan harga berdasarkan permintaan, adalah penetapan harga
yang dihubungkan dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian
yang khusus. Sasaranya untuk menentukan seberapa besar harapan
pembeli untuk membayar produk bersasarkan kontribusinya terhadap
kebutuhan tau keinginannya. Lelang di internet merupakan metode
penetapan harga berdasarkan permintaan.
e) Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan (perceived
value pricing), merupakan penetapan harga berdasarkan niai yang
dipersepsikan pelanggan sesuai dengan pemikiran penentuan posisi
produk. Contoh : AQUA menggunakan strategi ini dengan memasang
harga sesuai dengan yang dipersepsikan pelanggan, yaitu air yang
dianggap jernih dan sehat, sehingga memasang harga mahal pun
tetap laku.
f) Penetapan harga berdasarkan nilai (value pricing), merupakan
penetapan harga berdasarkan manfaat dan harga produk. Semakin
tinggi manfaat produk dan semakin rendah harganya maka semakin
tinggi nilai produk tersebut. Manfaat dapat berupa kualitas,
keandalan, prestise, keistimewaan, garansi, merek, pilihan,
pelayanan dan sebagainya. Contoh : Toyota Lexus menetapkan
harga berdasarkan nilai dengan memberikan fasilitas mobil mewah,
tetapi dengan harga lebih rendah daripada mobil mewah pesaing dari
Lexus.
2.3.6 Memilih Harga Akhir
Langkah terakhir dalam prosedur penetapan harga jual adalah
menentukan harga akhir, yang harus mencerminkan cara-cara psikologis
yang paling efektif, harus reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari
distributor, dealer, tenaga penjualan perusahaan, pesaing, pedagang dan
pemerintah.
Perusahaan harus mempertimbangkan psikologi harga, disamping
factor lainnya, terutama factor ekonomi. Factor ego sangat efektif
digunakan untuk menetapkan harga, misalnya untuk harga mobil mewah
dan parfum mahal yang menggambarkan citra produk tersebut. Contoh :
iklan jam TAGHeuer mencitrakan jam yang dipakai hanya oleh orang
yang khusus. Iklan tersebut menggunakan Fernando Alonso, juara dunia
Formula 1 sebagai daya tarik iklan.
Angka-angka psikologis sering digunakan dalam menetapkan harga
dalam iklan. Perussahaan lebih memilih harga Rp. 999.000,- daripada Rp.
1.000.000,- padahal hanya selisihbRp. 1.000,- atau lebih memilih Rp.
299.000,- daripada Rp. 300.000,-
Perusahaan harus mempunyai kebijakan yang konsisten dalam
menentukan harga. Perusahaan penerbangan mengenakan biaya bila
tiket yang mendapat potongan tidak dipakai pada tanggal dan jam yang
telah ditentukan. Bank memberikan penalty bagi yang tidak tepat waktu
membayar angsuran. Demikian pula hotel memberikan tambahan biaya
jika melebihi jam checkout.
Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan dan risiko
bersama dengan distributor., penyalur dan wiraniaga terhadap reaksi dari
pembeli yang tidak puas serta harus mempertimbangkan reaksi pihak lain
atas harga yang ditentukan, antara lain reaksi dari distributor, penyalur,
wiraniaga dan bahkan pesaing.
2.3.7 Menyesuaikan Harga
Perusahaan sering menerapkan strategi modifikasi terhadap harga
dasarnya.
1. Modifikasi pertama adalah harga per wilayah geografis, yang muncul
karena masalah bagaimana menetapkan harga bagi pelanggan yang
letaknya jauh dari perusahaan penjual
2. Modifikasi kedua adalah potongan harga dan imbalan khusus
mencakup potongan tunai, potongan jumlah, potongan fungsional,
potongan musiman dan apa yang sisebut imbalan khusus
(allowances).
3. Modifikasi ketiga berupa harga promosi yang meliputi harga “tumbal”,
harga kejadian khusus, rabat tunai, pembiayaan berbunga rendah,
bentuk pembayaran lebih lama, garansi dan kontrak jasa serta
potongan psikologis.
4. Modifikasi keempat adalah harga diskriminatif, yaitu penetapan harga
yang berbeda dari pelanggan yang bermacam-macam, bentuk
produk yang berbeda, tempat yang berbeda dan waktu yang
berbeda.
5. Modifikasi kelima berupa penetapan harga pada pembaruan produk
asli yang dilindungi oleh hak paten untuk “market skimming” atau
untuk penerobosan pasar; penetapan harga jual terhadap produk
tiruan dengan mengambil salah satu dari Sembilan strategi harga
mutu.
6. Modifikasi terakhir terjadi pada bauran pdosuk yang mencakup
penetapan harga lini produk, produk opsional dan produk yang saling
menarik, serta produk sampingan.
Bila perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memprakarsai suatu
perubahan harga maka ia sebaiknya dengan hati-hati memperhitungkan
reaksi pelanggan dan pesaing.
2.4. Jenis Biaya
Biaya-biaya perusahaan dibedakan dalam dua bentuk, biaya tetap dan
biaya variable.
a. Biaya tetap (juga dikenal sebagai biaya umum/overhead) adalah biaya
yang tidak bervariasi. Oleh karena itu perusahaan harus membayar
rekening setiap bulan untuk uang sewa, energy, bunga, gaji karyawan
dan sebagainya. Biaya tetap ada tanpa memandang tingkat produksi.
b. Biaya variabel bervariasi langsung dengan tingkat produksi. Setiap
kalkulator saku yang diproduksi oleh Texas Instrument (TI) memerlukan
biaya untuk plastic, kawat, kemasan dan sebagainya. Biaya-biaya ini
cenderung konstan per unit yang diproduksi. Biaya ini disebut variabel
karena jumlah keseluruhan bervariasi, tergantung dari jumlah unit yang
di produksi.
Biaya keseluruhan adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel bagi setiap
tingkat produksi. Manajemen ingin memansang harga yang sedikitnya bisa
menutup keseluruhan biaya produksi pada tingkat produksi tertentu.
2.5. Varian Biaya dan Penentuannya
Penggolongan biaya menurut Supriyono (1999:35) adalah proses
pengelompokan secara sistematis atau keseluruhan elemen-elemen yang
ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat
memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting. Dalam
akuntansi biaya umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar
tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam
akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes”.
Dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari biaya
yang disajikan.
Menurut Mulyadi (2005:13), Biaya digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut Objek Pengeluaran
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana,
yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek
pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon
disebut “biaya telepon.”
b. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
Biaya Produksi
Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya
produksi dapat digolongkanke dalam :
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenagakerja yang
dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk
tertentu.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi
yang masuk dalam kelompok biaya overhead pabrik adalah:
o Biaya Bahan Penolong
o Biaya Reparasi
o Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja yang tidak secara langsung
diperhitungkan dalam memproduksi produk tertentu.
o Biaya Penyusutan
Beban biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva
tetap.
o Biaya asuransi
Biaya yang timbul sebagai akibat dari berlalunya waktu.
o Biaya Listrik
Biaya Pemasaran
Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel.
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya–biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi
dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji
personalia.
c. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Biaya dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai atau obyek
pembiayaan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi, maka sesuatu yang dibiayai tersebut adalah produk. Sedangkan
jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai
tersebut adalah jasa. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai
tersebut biaya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi
dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang
harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak
hanya disebabkan olehs esuatu yang dibiayai, dalam
hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal
dengan biaya overhead pabrik.
d. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume
Kegiatan
Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan
volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu,
contohnya; gaji direktur produksi.
Biaya Variabel (variable cost)
Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung.
Biaya Semi Variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variable mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang
digunakan.
Biaya Semi Fixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
e. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran yang akan memberikan manfaat/ benefit pada periode
akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat
pada periode akuntansi yang akan datang.
Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode
akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk atau
jasa. Penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka terhadap
nilai tukar mata uang menunjukkan tinggi rendahya nilai kualitas suatu
barang atau jasa. Penetapan harga bukan merupakan suatu hal yang mudah.
Biasanya seorang penjual menetapkan harga (price) berdasarkan dari
kombinasi barang secara fisik ditambah dengan jasa lain serta keuntungan
yang memuaskan. Dapat dikatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya. Dari sudut pandang pemasaran harga merupakan satuan
moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Oleh karena itu,
perusahaan harus mampu menetapkan harga produknya dengan baik dan
tepat sehingga konsumen tertarik dan mau membeli produk yang ditawarkan
sehingga perusahaan mendapat keuntungan. Harga adalah jumlah uang
yang dibebankan untuk ‘sesuatu’ yang bernilai. Sedangkan biaya (cost)
merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan
harga jual produk atau jasa. Pendekatan biaya-plus untuk penetapan harga
menambahkan komponen markup ke basis biaya sebagai titik awal untuk
keputusn penetapan harga. Harga dan biaya tidak dapat dipisahkan karena
keduanya saling mempengaruhi, jika biaya produksi tinggi maka harga jual
juga suatu produk juga tinggi dan sebaliknya. Selain itu harga juga
dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan bahan apabila ketersediaan
bahan sedikit dan permintaan melambung naik maka harga jual produk naik
apabila ketersediaan berlebih dan permintaan turun maka harga turun.
3.2. Saran
Dari uraian pembahasan diatas, penulis menyarankan kepada pembaca
sekalian agar dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai harga,
definisi, pengertian, konsep,jenis biaya serta variasi biaya dan penentuannya.
Semoga sisi positif dari uraian diatas dapat dijadikan bahan untuk menambah
pengetahuan mengenai harga dan sisi yang kurang baiknya dapat dijadikan
pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Alfred dan Douglas. 1979. Teori Ekonomi (Permintaan dan Pengendalian), Edisi Kesatu. Penerbit Ghalia Indonesia.
Alma, Buchari. 2013. Kewirausahaan. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Cannon, Joseph P, dkk. 2009. Pemasaran Dasar Edisi 16 Pendekatan Manajerial Global. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Hansen &Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Edisibahasa Indonesia, BukuDua,
EdisiPertama. Jakarta: SalembaEmpat.
Henry Simamora.2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: SalembaEmpat.
Ilham, Sudarno. 2013. PENENTUANNYA HARGA POKOK PRODUKSI PERCETAKAN SABLON “OTAKKAN production” di Yogyakarta. Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Volume 2, Nomer 2. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting/article/download/3239/3172
Kotler, Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran, Alih bahasa Benyamin Molan.
Jakarta: Erlangga.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya,edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN.
Shaluhiyah, Zahroh, dkk. 2013. Pemasaran Sosial Program Kesehatan. Semarang: Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisidua. Yogyakarta: BPFE.
Suyanto. 2007. Marketing Strategy.Yogyakarta: ANDI
Swastha, Basu DH. 1979. Asas-asas Marketing. Yogyakarta: AKB.
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/599/bab2.pdf?sequence=5 (Diakses, 28 September 2014)
http://e-journal.uajy.ac.id/3440/3/2EM14766.pdf (Diakses, 28 September 2014)