(Kelompok 9) Perkembangan Sosioemosi Dewasa Akhir

31
PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA DEWASA AKHIR

Transcript of (Kelompok 9) Perkembangan Sosioemosi Dewasa Akhir

PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA DEWASA AKHIR

HELLO!Kelompok 9§ Errien Maulidia 1724090028

§ Chalifah Chairunnisa 1724090003

§ Nadya Anissa Khaerani 1724090041

§ Reininda Anugrah Hayati 1724090069

§ Safira Livianty 1724090087

§ Nuraini 1924090076

§ Achmad Zaky Fauzan 1924090248

2

54

2

3

1CONTENTS

Teori Perkembangan SosioemosiA. Teori Erikson

B. Teori Aktivitas

C. Teori Selektivias Sosioemosi

D. Teori Optimalisasi Selektif Melalui Kompensasi

3

Kepribadian, Diridan Masyarakat

A. Kepribadian

B. Diri dan Masyarakat

C. Orang-orang Lanjut Usia di Masyarakat

Relasi Keluarga dan SosialA. Keragaman Gaya Hidup

B. Orang Tua Lanjut Usia dan Anak-anak Merekayang Telah dewasa

C. Kakek-nenek Buyut

D. Persahabatan

E. Dukungan Sosial dan Integrasi Sosial

F. Altruisme dan Sukarelawan

Etnisitas, Genderdan Budaya

A. Etnisitas

B. Gender

C. Budaya

Proses Masa Tua yang Berhasil

1 . T e o r i P e r k e m b a n g a n S o s i o e m o s i A. TEORI ERIKSONIntegritas versus Keputusasaan• Meliputi refleksi terhadap masa lalunya,

menyusun potongan-potongan tinjauanyang positif atau menyimpulkan bahwahidup individu tersebut tidak dijalanidengan baik.

• Jika kehidupan yang dilewati baik →Puas (integritas).

• Jika kehidupan yang dilewati negatif →Lintasan kenangan hidupnya negatif(keputusasaan).

Tinjauan Hidup• Individu meninjau kembali pengalaman hidupnya di masa

lampau, mengevaluasi, menginterpretasi, dan seringkalimenginterpretasikannya kembali (George, 2010; Robitaille &kawan-kawan, 2010).

• Tinjauan hidup menyangkut integritas versus kekecewaan.• Beberapa terapis menggunakan reminiscence therapy (terapi

kenangan) ketika menangani orang-orang lanjut usia.

Terapi kenangan: Mendiskusikan aktivitas dan pengalaman dimasa lalu dengan individu atau kelompok lain (Peng &kawan-kawan, 2009).

Pandangan Erikson Mengenai Resolusi Positif Dari 8 TahapanPerkembangan Masa Hidup

Konflik dan Resolusi Puncak Di Usia Tua

Usia TuaIntegritas vs. Kekecewaan: Kebijaksanaan

Identitas eksistensial; penghayatan integritas yang cukup kuat untukbertahan menghadapi disintegrasi fisik.

Masa Dewasa MenengahBangkit vs. Mendeg: Kepedulian

Merawat orang lain, empati, dan peduli.

Masa Dewasa AwalKeintiman vs. Keterkucilan: Cinta

Penghayatan mengenai kompleksitas relasi; menghargai kelembutandan cinta secara bebas.

Masa RemajaIdentitas vs. Kebingungan Identitas: Kesetiaan

Penghayatan mengenai kompleksitas hidup; penggabungan sensori,logika, dan persepsi mengenai estetika.

Masa Usia SekolahTekun vs. Rasa Rendah Diri: Kompeten

Kerendahan hati; penerimaan terhadap rangkaian hidup seseorang danharapan-harapan yang tidak terpenuhi.

Masa Kanak-kanak AwalPrakarsa vs. Rasa Bersalah: Tujuan

Humor; empati; kegembiraan.

Masa Ketika Anak Mulai Belajar BerjalanOtonomi vs. Rasa Malu dan Ragu-ragu: Kehendak

Penerimaan terhadap siklus hidup, dari integrasi menuju disintegrasi.

Masa BayiKepercayaan vs. Ketidakpercayaan: Harapan

Penghargaan terhadap saling ketergantungan dan keterkaitan.

6

B. TEORI AKTIVITAS

• Individu yang lanjut usia, semakin besaraktivitas dan keterlibatan mereka, makasemakin puas mereka dengan kehidupannya.

• Orang lanjut usia aktif, energik, dan produktifakan lebih baik dalam menghadapi masa tua,lebih bahagia dibandingkan apabila dijauhkandari masyarakat. (Neugarten, Havighurst, &Tobin, 1968; Riebe & kawan-kawan, 2005).

• Contoh: Menjahit, bermain bersama cucu.

C. TEORI SELEKTIVITAS SOSIOEMOSI

• Orang lanjut usia akan lebih selektif dalammemilih jaringan kerja sosialnya. Karenamereka sangat mementingkan kepuasanemosional, seringkali meluangkan lebihbanyak waktu bersama individu-individuyang sudah dikenal dan menyenangkan.

• Orang lanjut usia beranggapan waktuhidup yang masih tersisa sudah tidakbanyak lagi.

D. TEORI OPTIMALISASI SELEKTIF MELALUI KOMPENSASI

7

• Teori Optimalisasi Selektif Melalui Kompensasi(selective optimization with compensationtheory) adalah teori yang menyatakan bahwakeberhasilan di usia lanjut berkaitan dengan tigafaktor yaitu: selektif, optimalisasi dan kompensasi(selective, optimization and compensation/SOC).

• Seleksi (selection) didasarkan pada suatu konsepbahwa kapasatitas orang lanjut usia telah turundan kehilangan kemampuan untuk berfungsi, dimana hal ini mengakibatkan turunnya performamereka di berbagai bidang kehidupan.

• Optimalisasi (optimization) bahwa kita dapatmempertahankan performa di beberapa bidangmelalui praktik terus menerus dan penggunaanteknologi baru.

• Kompensasi (compensation) menjadi relavanapabila tugas-tugas kehidupan menuntutkapasitas yang melampaui taraf performa saat iniyang secara potensial dimiliki oleh orang lanjutusia.

• Teori Optimalisasi Selektif Melalui Kompensasidiajukan oleh Paul Baltes dan rekan-rekannya(Baltes, 2003; Baltes, Lindenberger, & Staudinger,2006). Mereka mendeskripsikan kehidupan lanjutusia dari mendiang Arthur Rubenstein untukmengilustrasikan teori ini. Ketika diwawancarai diusia 80 tahun, Rubenstein menyatakan bahwaterdapat tiga faktor yang memengaruhikemamupuannya mempertahankan status sebagaipianis konser yang disegani hingga usia tua.Pertama, menguasai kelemahhan usia lanjutdengan mengurangi cakupan performanya danmemainkan karya musik dalam jumlah yang lebihsedikit. Kedua, meluangkan lebih banyak waktuuntuk berlatih. Ketiga, menggunakan strategikhusus, seperti memperlambat permainannyasebelum memasuki bagian yang cepat, sehinggamembuat permainannya seolah-olah lebih cepat.

Strategi Untuk Melakukan Optimalisasi Selektif Melalui Kompensasi Secara Efektif

Menurut Paul Baltes dan rekan-rekannya (Baltes,2003; Baltes, Lindenberger, & Staudinger, 2006;Freund & Baltes), strategi-strategi berikut inicenderung efektif, yaitu:Strategi Selektif:• Berfokus pada tujuan yang paling penting di

suatu waktu• Memikirkan hal-hal yang anda inginkan dalam

hidup dan melakukan komitmen terhadappencapaian satu atau dua tujuan

• Agar dapat meraih sebuah tujuan khusus,mungkin perlu meninggalkan tujuan-tujuanlainnya

Strategi Optimalisasi:• Tetap lakukan hal-hal yang telah direncanakan sampai

berhasil• Bertahanlah dan terus berusaha sampai meraih tujuan• Apabila ingin meraih sesuatu, perlu sabar sampai saat

yang tepat tibaStrategi Kompensasi:• ketika sesuatu tidaj berjalan seharusnya, carilah cara lain

untuk meraih apa yang diinginkan• Apabila menemui hambatan, mintalah bantuan orang lain• Apabila segala sesuatu tidak berlangsung sebaik dulu,

tetaplah mencoba cara lain hingga dapat meraih hasilyang sama dengan apa yang dulu telah berhasil dicapai

✘ Menurut Baltes (2003; Baltes, Lindenberger, & Staudinger, 2006), seleksi domain dan prioritaskehidupan merupakan aspek penting dalam perkembangan. Bagi beberapa orang, prioritasbukanlah hanya semata-mata pencapaian tujuan, namun pencapaian tujuan yang berarti yangmenjadikan hidupnya memuaskan.

✘ Dalam sebuah studi kasus lintas-budaya yang dilakukan oleh Ursula Staudinger (1996). Para ahlimengukur investasi kehidupan pribadi dari orang-orang yang berusia 25 hingga 105 tahun. Antarausia 25-34 tahun para partisipan menyatakan bahwa secara pribadi mereka lebih banyakmenginvestasikan waktunya untuk pekerjaan, kawan-kawan, keluarga dan independensi. Antarausia 35-54 tahun dan 55-65 tahun, keluarga menjadi lebih penting dibandingkan kawan-kawan.Sedikit perbedaan peringkat dengan orang-orang yang berusia 77-84 tahun, antara 85-105 tahunmenjadikan kesehatan sebagai investasi pribadi terpenting memikirkan kehidupan sebagai halterpenting ditemui pada orang berusia 85-105 tahun.

9

A. KEPRIBADIANPara peneliti telah menemukan bahwa kepribadian juga berkaitan denganresiko kematian pada orang orang lanjut usia. Sebuah studi longitudinalterhadap lebih dari 1.200 individu selama tujuh decade mengungkapkanbahwa 5 faktor besar kepribadian dari kehati-hatian (conscientiousness)dapat memprediksi risiko kematian yang lebih tinggi dari masa kanak-kanakhingga masa dewasa akhir (Martin, Friedman & Schwartx, 2007). Sebuahstudi lainnya menemukan bahwa dua dari lima faktor besar kepribadianterkait dengan kematian orang dewasa lanjut usia dalam sebuah studi,dengan sikap kehati-hatian yang rendah dan neurosisme yang tinggimemprediksi kematian dini (Wilson & kawan-kawan, 2004). Dalamstudilongitudinal selama 5 risiko kematian yang lebih tinggi (Iwasa & Kawan-kawan, 2008).

2 . K e p r i b a d i a n , D i r i d a n M a s y a r a k a t

10

11

Hasil dari dua studi terbaru tentang Lima FaktorBesar pada orang dewasa lanjut usia

• Sebuah studi menelaah perubahanperkembangan dalam komponen kehati-hatian(Jackson & kawan-kawan, 2009). Dalam studiini, transisi menuju masa dewasa akhir dicirikanoleh peningkatan dalam aspek kehati-hatian:kendali impuls, keandalan, dan konvensionalitas.

• Sebuah studi mengungkapkan bahwapengamilan keputusan yang buruk pada orangdewasa lanjut usia terkait dengan lima faktorbesar neurosisme (Denburg & kawan-kawan,2009)

Emosi dan pandangan mengenai hidup jugaberkaitan dengan risiko kematian padaorang-orang lanjut usia (Childa & Steptoe,2008; Mroczek, Spiro & Griffin, 2006). Orang-orang lanjut usia yang memiliki emosinegative tidak hidup selama seperti orang-orang yang memperlihatkan emosi yang lebihpositif; dan orang lanjut usia yang lebihoptimis dan memiliki pandangan mengenaihidup yang positif, juga hidup lebih lamadibandingkan rekan-rekannya yang pesimisdan memiliki pandangan negative mengenaihidup (Levy & kawan-kawan, 2002).

B. DIRI DAN MASYARAKATPenghargaan DiriPenghargaan diri meningkat di usia 20an, mendatar di usia 30an dan 40an, meningkat diusia 50an dan 60an, dan kemudian menurun secara drastic di usia 70an dan 80an. Dihamper seluruh masa dewasa, penghargaan diri laki-laki lebih tinggi dibandingkan denganpenghargaan diri perempuan. Meskipun demikian, di usia 70an dan 80an, penghargaan dirilaki-laki dan perempuan cenderung sama.

123

3,1

3,2

3,3

3,4

3,5

3,6

3,7

3,8

3,9

9th-12th 13th-17th 18th-22th 23th-29th 30th-39th 40th-49th 50th-59th 60th-69th 70th-79th 80th-90th

13

Possible SelvesPossible selves adalah kemungkinanmasa depan individu, masa depanseperti apa yang ia inginkan, dan apayang ia takutkan (Hoppman & Smith,2007; Markus & Nurius, 1987).Penerimaan terhadap diri yang idealdengan masa depan menurun danpenerimaan terhadap masa lalumeningkatkkan pada orang lanjutusia (Ryff, 1991).

Kendali DiriMeskipun orang lanjut usia menyadari bahwakemunduran-kemunduran yang dialami terkait denganusia, sebagian besar dari mereka masih dapatmempertahankan kendali dirinya secara efektif (Lewis,Todd, & Xu, 2011). Survey terbaru dari 21 negara maju danberkembang mengungkapkan bahwa sebagian besarorang berusia 60-an dan 70-an dapat mengendalikanhidupnya (HSBC Insurance, 2007). Dampak-dampaknegative dari masalah-masalah yang terkait dengan usiaini seperti menurunnya kemampuan fisik dan kognitifdan meningkatnya penyakit yang diderita, dapat ditahanapabila individu mengembangkan gaya kendali yangfleksibel dan akomodatif.

Stereotip Mengenai Orang Lanjut Usia✘ Partisipasi sosial oleh orang-orang lanjut usia sering kali tidak

memperoleh dukungan karena adanya ageism.

✘ Ageism sudah meluas (Anderson dan Harwood 2009,Tang 2008)sebuah studi baru menemukan bahwa laki laki cenderung memilikistereotip yang lebih negatif terhadap orang lanjut usia dibandingkanperempuan, yang memperlihatkan bahwa bentuk yang palingsering dijumpai adalah tidak menghormati lanjut usia ,diikuti denganasumsi mengenai kegagalan / perapuhan yang disebabkan olehusia.

C. ORANG-ORANG LANJUT USIA DI MASYARAKAT

14

Isu-Isu Kebijakan dalam Masyarakat Lanjut Usia

Status Ekonomi, sebuah isu penting yangmelibatkan ekonomi dan proses menjadi tuaadalah masalah bahwa ekonomi kita tidak dapatmenanggung begitu banyak orang lanjut usia,yang biasanya lebih sering menjadi konsumendibandingkan menjadi produsen

Perawat Kesehatan, masyarakat yang menuajuga membawa beragam masalah menyangkutperawatan kesehatan. Meningkatnya biayaperawatan kesehatan saat ini menyebabkantimbulnya kekhawaturan yang besar

Eldercare, perawatan fisik dan emosionalterhadap anggota keluarga berusia lanjut, baikdengan memberikan bantuan fisik sehari-hariatau memantau perawatan yang diberikan

Generational Inequity, kebijakan lainnya tentangpenuaan adalah ketidakadilan generasional, yaitusuatu pandangan bahwa masyarakat yangmenua tersebut berlaku tidak adil terhadaporang yang lebih muda dengan memperolehalokasi yang lebih besar

Isu-Isu Kebijakan dalam Masyarakat Lanjut Usia

Penghasilan, Orang lanjut usia yang miskin jugamemperoleh perhatian khusus. Penelitianmenemukan bahwa kemiskinan di masa dewasaakhir terkait dengan masalah kesehatan fisik danmental di usia tua, tingkat kebugaran fisik dankognitif yang rendah pada orang lanjut usia

Pengaturan tempat tinggal, satu stereotip dariorang-orang lanjut usia adalah nahwa merekasering kali tinggal di dalam institusi rumah sakit,rumah sakit jiwa, panti jompo, dan sebagainya

Teknologi, Internet semakin berperan penting dalam hal akses informasi dan komunikasi padaorang dewasa, sebagaimana pada orang muda

3 . R e l a s i K e l u a r g a d a n S o s i a l

Orang Lanjut Usia Yang MenikahMasa antara pensiun dan kematian kadang disebut sebagai “tahap terakhir dari

proses pernikahan” . Gambaran pernikahan dalam kehidupan orang lanjut

usiaumumnya positif (Peek, 2009). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa

kepuasan pernikahan lebih tinggi pada orang lanjut usia dari pada orang paruh baya

(Henry & kawan-kawan, 2007). Dalam penelitian ini , orang lanjut usia menganggap

pasangannya lebih ramah dari pada orang paruh baya.

Individu yang menikah atau memiliki pasangan dimasa dewasa akhir biasanya lebih

bahagia dan hidup lebih lama dibanding mereka yang hidup sendiri (Manzoli &

kawan-kawan, 2007) disamping itu sebuah studi longitudinal yang dilakukan baru-

baru ini terhadap orang-orang berusia 75 tahun keatas, mengungkapkan bahwa

dalam jangka waktu 7 tahun, jumlah kematian diantara individu-individu yang

menikah cenderung lebih sedikit dibandingkan individu yang tidak menikah (Rasulo,

Christensen, & Tomassini, 2005)17

A. KERAGAMAN GAYA HIDUP

18

Orang Lanjut Usia yang Bercaerai dan Menikah Kembali• Perceraian yang terjadi diantara orang-orang lanjut usia memberikan

dampak sosial, finansial, dan fisik terhadap mereka (Mitchel, 2007).Perceraian dapat memperlemah ikatan kekekeluargaan apabila halini terjadi diusia lanjut, khususnya pada laki-laki (Cooney, 1994).Dibandingkan wanita yang menikah, wanita lanjut usia yang berceraicenderung kurang memiliki sumber daya finansial yang memada.Disamping itu, pada orang-orang yang lebih muda, perceraianberkaitan dengan kesehatan yang lebih banyak pada orang-oranglanjut usia (Lillard & Waite, 1995)

• Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa orang lanjut usiamengalami tekanan sosial yang negatif terhadap keputusannyauntuk menikah kembali. Sangsi-sangsi negatif ini berkisar darikemarahan hingga penolakan dari anak-anaknya yang telah dewasa.Meskipun demikian, mayoritas anak-anak dewasa mendukungkeputusan orang tuanya uang telah lanjut usia untuk menikahkembali.

• Para peneliti menemukan bahwa para orang tua yang menikahkembali dan para orang tua angkat kurang memberikan pada anak-anak angkat yang telah dewasa, dibandingkan orang tua dipernikahanpertama (White, 1994).

Kohabilitas Pada Orang Lanjut Usia• Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini

menemukan bahwa orang-orang lanjut usia yangmelakukan kohabilitasi memiliki relasi yang lebihpositif dan stabil, dibandingkan orang-orang yanglebih muda yang juga melakukan kohabilitasi,meskipun orang-orang lanjut usia tidak memilikirencana untuk menikah dengan pasangannya(King & Scott, 2005).

• Apakah kohabilitasi mempengaruhi kesehatanindividu? Sebuah studi melibatkan lebih dari 8000orsng dewasa berusia 51 hingga 61 tahunmengungkapkan bahwa kesehatan pasangan yangmelakukan kohabilitasi tidak berbeda darikesehatan pasangan yang menikah (Walte, 2005).Meskipun demikian, sebuah studi lain yangdilakukan baru-baru ini terhadap indvidu-individuberusia 50 tahun keatas, menemukan bahwamereka yang melakukan kohabilitasi lebih depresidibandingkan individu yang menikah (Brown,Bulanda & Lee, 2005

19

Romantika dan Seks Pada Orang Lanjut Usia

• Ekspresi seksualitas orang lanjut usia berbeda dari orang muda, khususnya apabila hubungan seksual tidaklagi menjadi hal yang mudah untuk dilakukan. Orang lanjut usia secara khusus menikmati sentuhan danbelaian sebagai bagian dari relasi seksual mereka. Apabila sehat, mereka masih melakukan aktivitas seksual(White, Das & Laumann, 2009).

• Sebagai contoh, penelitian terbaru di AS menemukan bahwa diantara orang berusia 75 hingga 85 tahun, 40persen wanita dan 78 persen pria memiliki pasangan seks tetap (Waite & kawan-kawan, 2009). Perbedaangender ini terutama karena kecenderungan wanita untuk berpisah, perbedaan usia pasangan, dan harapanhidup yang lebih lama. Dengan meningkatnya penggunaan obat-obatan yang dapat menyembuhkandisfungsi ereksi, orang lanjut usia memiliki kemungkinan untuk meningkatkan aktifitas seksualnya (Aubin& kaan-kawan, 2009).

• Meskipun demikian, bagi orang lanju usia, kebersamaan sering kali lebih penting dari pada aktivitas seksual.Pasangan lanjut usia sering kali lebih menekankan intimasi dibandingkan kecakapan seksual (Seftel, 2005).

✘ Relasi orang tua dan anak diakhir masa hidup berbeda dari awal masa hidup(Fingerman, Whiteman & Dotteter 2009: Fingerman, Miller & Seidel, 2009: Merrill,2009). Relasi-relasi tersebut dipengaruhi sejauh mana kterikatan sertapengalaman dan memori mereka.

✘ Anak-anak yang telah deasa merupakan bagiian penting dari jaringan sosial orang-orang lanjut usia. Para peneliti menemukan bahwa orang lanjut usia yang memilikianak, cenderung menjalin lebih banyak kontak dengan sanak saudaradibandingkan dengan orang lanjut usia yang tidak memiliki anak (Johnson & Troll,1992).

✘ Gender memainkan hal penting dalam relasi antara para orang tua lanjut usia dananak-anak yang telah dewasa (Ward, Griffin & Kawan-kawan 2007). Anak-anakperempuan yang telah dewasa lebih terlibat dalam kehidupan orang tua dari padaanak laki-laki. Dibandingkan anak laki-laki anak perempuan dewasa tiga kali lebihnamyal memberikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari kepada orang tuanya(Dwyer & Coward, 1991).

B. ORANG TUA LANJUT USIA DAN ANAK-ANAK MEREKA YANG TELAH DEWASA

20

✘ Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ketika orang tua mengalamimasalah kesehatan, relasi diantara orang tua dan anak-anaknyamengalami perubahan yang positif (Fingerman & kawan-kawan, 2007).Meskipun demikian, dalam banyak kasus, para peneliti menemukanbahwa ambivalensi seringkali terdapat dakam relasi diantara anak-anakdewasa dengan orang tua lanjut usia. Persepsi ini meliputi cinta, salingbantu, nilai bersama, untuk hal positifnya. Serta isolasi, konflik keluargadan masalah-masalahnya, kekerasan, pengabaian dan stres yang dialamipengasuh sebagai sisi negatifnya (Fowler, 1999). Sebuah studi yangdilakukan baru-baru ini terhadap 1.599 relasi anak-anak dewasa denganprang tua lanjut usia, menemukan bahwa ambivalensi cenderungmuncul dalam relasi dengan mertua atau menantu, kesehatan buruk,dan sebelumnya mereka memiliki relasi yang buruk (Wilson, Shuey &Elder, 2003)

Lanjutan…

21

C. KAKEK – NENEK BUYUTKarena usia harapan hiduo meningkat , saat ini jumlah kakek nenek buyut lebih banyak. Meskipunmemasuki abad ke-20, keluarga dengan tiga generasi merupakan hal yang banyak dijumpai , namun kinikondisi keluarga dengan empat generasi juga banyak dijumpai. Salah satu kontribusi kakek nenek buyutadalah melestarikan sejarah keluarga, yang dilakukan dengan cara menyampaikan pada anak-anak, paracucu, dan para cicit, mengenai asal mereka, apa yang telah dicapai, apa yang mereka pertahankan, danbagaimana perubahan kehidupan mereka dari tahun ke tahun (Harris, 2002).

Sebuah studi mengkaji relasi antara orang-orang dewasa muda dan kaek nenek dan kakek nenek buyut(Roberto & Skoklund, 1996). Orang-orang muda leih banyak berinteraksi dan berpartisipasi dalam aktivitasdengan kakek-nenek, diandingkan dengan kakek nenek buyut. Mereka juga memandang peran danpengaruh yang dimainkan kakek nenek lebih besar dari pada kakek nenek buyut.

Lilian Troll (2000) menemukan bahwa orang-orang lanjut usia yang memiliki kedekatan dengan relasikeluarga cenderung kurang tertekan dibanding mereka yang tidak dekat dengan keluarganya.

✘ Di masa dewasa awal, jaringan persahabatan meluas sejalan dengan koneksisosial baru yang dibuat di luar lingkungan rumah. Di masa dewasa akhir,persahabatan baru tidak terlalu dipaksakan, meskipun beberapa orang dewasamencari persahabatan baru, terutama setelah kematian pasangannya (ZettelWatson & Rook, 2009).

✘ Laura Cartense (1998) menyimpulkan bahwa ketika memasuki usia lanjut,orang-orang cenderung memilih kawan dekat disbanding kawan baru.Bahwasanya disbandingkan orang dewasa muda, orang lanjut usia mengalamiemosi positif yang kurang intensif terhadap teman baru, namun sebaliknyaterhadap teman lama (Charles & Piazza, 2007)

✘ Sebuah studi yang dilakukan terhadap 128 orang lanjut usia yang menikah,wanita cenderung lebih depresi dibandingkan laki-laki apabila mereka tidakmemiliki sahabat; dan para wanita yang memiliki sahabat tingkat depresinyalebih rendah (Antonucci, Lansford & Akiyama, 2001)

D. PERSAHABATAN

23

Dukungan Sosial dalam model konvoi relasi sosial, individu-individu melaluikehidupannya dalam sebuah jaringan sosial, dimana mereka dapat memberidan menerima dukungan sosial (Antonucci, Birditt & Kalinauskas, 2009).Dukungan sosial dapat membantu individu di semua usia untuk mengatasimasalah secara lebih efektif (Griffiths & kawan-kawan, 2007). Dukungansosial berkaitan dengan berkurangnya simtom-simtom penyakt dan dengankemampuan memenuhi kebutuhan perawatan kesehatannya sendiri dankematian (Rook & kawan-kawan, 2007).

E. DUKUNGAN SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

24

• Integrasi Sosial berperan penting dalam kehidupan orang lanjut usia. Menyangkut teoriselektivitas sosioekonomi, dimana terdapat banyak orang lanjut usia yang memilih menjalinkontak sosial yang lebih terbatas dan memilih kontak emosional yang positif dengan kawan dankeluarga (Charles & Carstenen, 2009).

• Penelitian baru mengeksplorasi kualitas pernikahan pada orang lanjut usia dan kaitannyaterhadap kesepian (de Jong Gierveld & kawan-kawan, 2009). Terdapat dua jenis kesepian yangdipelajari emosional (pernyataan afektif terhadap rasa terisolasi) dan sosial (factor integrasidalam jaringan sosial yang dapat memberikan konektivitas dengan orang lain).

• Penelitian menemukan bahwa kesepian dapat memprediksi peningkatan tekanan darah empattahun kemudian pada paruh-baya dan lanjut usia.

• Terdapat suatu persepsi umum bahwa orang-orang lanjut usia sebaiknya dibantu bukanmembantu orang lain. Namun penelitian longitudinal selama 12 tahun mengungkap bahwaorang lanjut usia yang selalu merasa tidak berguna untuk orang lain berisiko lebih tinggiterhadap kematian dini.

• Sebuah studi yang meilibatkan 2000 orang lanjut usia di Jepang mengungkapkan bahwamereka yang lebih banyak memberikan bantuan kepada orang lain, memiliki kesehatanfisik yang lebih banyak memberikan bantuan. Dampak positif dari kerja sukarela inidisebabkan oleh adanya aktivitas-aktivitas yang konstruktif dan peran-peran yangproduktif, integrase sosial, dan meningkatkan makna hidup.

26

F. ALTRUISME DAN KERJA SUKARELA

4 . E t n i s i t a s , G e n d e r d a n B u d a y aA. ETNISITAS• Menurut Hinrichsen (2006), Individu-individu lanjut usia

dari etnik minoritas lebih sering sakit namun lebih jarangmemperoleh kesempatan untuk memperolehperawatan.

• Mereka lebih sering memiliki riwayat pendidikan yangrendah, pengangguran, kondisi permukiman yang buruk,harapan-harapan hidup yang pendek dibandingkanorang lanjut usia Amerika yang berkulit putih.

• Banyak pekerja dari etnis minoritas yang tidak pernahmenikmati Jaminan Sosial dan asuransi kesehatan, dimana penghasilan mereka dipotong untuk itu, karenamereka meninggal sebelum mencapai usia yangmemenuhi syarat untuk memperoleh manfaat tersebut.

• Menurut Karasik & Hamon (2007), Meskipunorang-orang lanjut usia dari etnis minoritasmenghadapi tekanan dan diskriminasi,kebanyakan dari orang-orang ini telah memilikimekanisme penyelesaian masalah yang memberikesempatan bagi mereka untuk bertahan dilingkungan dominasi orang-orang kulit putihnonlatin.

• Perluasan jaringan keluarga membantu orang-orang lanjut usia dari kelompok minoritasmengatasinya dengan hal-hal pokok yang nyatadalam kehidupan, dan memberi mereka perasaandicintai

✘ Menurut Gutmann (1975), beberapa ahli perkembangan percaya bahwaterjadi penurunan feminitas pada perempuan dan penurunanmaskulinitas pada laki-laki saat mereka memasuki masa dewasa akhir.

✘ Bukti menyatakan bahwa laki-laki lanjut usia menjadi lebih feminismyaitu berjiwa pengasuh, sensitif, meskipun nampaknya perempuantidak perlu menjadi lebih maskulin seperti asertif, dominan.

✘ Risiko ganda juga dapat dialami oleh banyak perempuan, yaitu bebanyang berkaitan dengan ageism dan seksisme (Calisanti, 2009)

B. GENDER

28

C. BUDAYA

7 faktor yang dapat memprediksi status yang tinggi untuk orang-orang lanjut usia di

sebuah budaya (sangree, 1989):

• Orang lanjut usia memiliki pengetahuan yang berharga

• Orang lanjut usia mengendalikan sumber daya keluarga/komunitas yang

penting

• Orang lanjut usia diizinkan untuk terlibat di dalam fungsi-fungsi yang berguna

dan bernilai, selama mungkin

• Terdapat kontinuitas peran sepanjang masa hidup

• Perubahan peran yang terkait dengan usia melibatkan tanggung jawab, otoritas,

dan kapasitas sebagai penasehat, yang lebih besar

• Keluarga besar merupakan suatu bentuk pengaturan keluarga yang banyak

dijumpai di suatu budaya, dan orang lanjut usia diintegrasikan ke dalam keluarga

besar.

• Secara umum, penghormatan kepada orang lanjut usia lebih banyak dijumpai di

budaya kolektif, dibandingkan di budaya individualis.

29

5 . P r o s e s M a s a T u a Y a n g B e r h a s i l

Diet yang tepat

30

Gaya hidupyang aktif

Stimulasi danfleksibilitas

mental

Keterampilancoping yang

positif

Relasi dandukungan sosial

yang baik

THANKS!Any questions?

31