BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini
BAB I
PENDAHULUANDewasa ini, perkembangan dunia industri sangat lah maju.
Salah satunya yaitu penggunaan control level air. Dalam
menggunakan suatu proses di industri harus memenuhi
syarat – syarat tertentu, seperti keamanan, spesifikasi
alat yang digunakan, pengaruh terhadap lingkungan, dan
prosedur pengoperasian suatu alat.
Control level air berfungsi untuk mengontrol level air
dalam sebuah tangki penampungan yang banyak dijumpai di
rumah-rumah atau bahkan di suatu industri di mana pada
level tertentu motor listrik atau pompa air akan
beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan
mati [1]. Hal ini digunakan agar air yang ada pada tangki
tidak tumpah ke luar tangki.
BAB II
DASAR TEORI2.1 Proportional Integral Derivative (PID)
PID (Proportional Integral Derivative controller) merupakan controller
untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi
dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem
terebut. Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional
yang banyak dipakai dalam dunia industri. Pengontrol
PID akan memberikan aksi kepada Control Valve berdasarkan
besar error yang diperoleh. Control valve akan menjadi
aktuator yang mengatur aliran fluida dalam proses
industri yang terjadi Level air yang diinginkan disebut
dengan Set Point. Error adalah perbedaan dari Set Point
dengan level air aktual.
Sistem kontrol PID ini terdiri dari tiga buah cara
pengaturan yaitu kontrol P (Proportional), D (Derivative)
dan I (Integral), dengan masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara
dapat bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam
perancangan sistem kontrol PID yang perlu dilakukan
adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan
sinyal keluaran system terhadap masukan tertentu
sebagaimana yang diinginkan
Pada Gambar merupakan Blok Diagram PID dapat dilihat pada
gambar di bawah:
Adapun persamaan dalam pengontrolan PID, yaitu:
mv(t) = Kp (e (t)+ 1Ti∫0
te(t)dt+Td
de(t)dt )
(1)
mv(t) = output dari pengontrol PID atau Manipulated Variable
Kp = konstanta Proporsional
Ti = konstanta Integral
Td = konstanta Derivatif
e(t) = error (selisih antara set point dengan level aktual)
Persamaan Pengontrol PID diatas dapat juga dituliskan
sebagai berikut:
mv(t) = (Kp.e (t)+Ki∫0
te(t)dt+Kd. de(t)
dt )(2)
dengan
Gambar 1
Ki = Kp x 1Ti x dan Kd = Kp x Td
(3)
Untuk lebih memaksimalkan kerja pengontrol diperlukan
nilai batas minimum dan maksimum yang akan membatasi
nilai Manipulated Variable yang dihasilkan.
2.2 Cara Men-Tuning
Agar respon sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan
dengan cara men-tuning. Cara men-tuning ini bisa
dilakukan dengan mengubah komponen – komponen yang ada
dalam PID, yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif.
Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri
tergantung dari respon yang kita inginkan terhadap suatu
plant.
1. Ciri – Ciri Pengontrolan Proportional
Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya
mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil,
sehingga akan menghasilkan respon sistem yang
lambat (menambah rise time).
Jika nilai Kp dinaikkan, respon sistem akan semakin
cepat mencapai keadaan mantapnya (mengurangi rise
time).
Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai
harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem
bekerja tidak stabil atau respon sistem akan
berosilasi.
Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi
steady state error, tetapi tidak menghilangkannya.
2. Ciri – Ciri Pengontrolan Integratif
Keluaran pengontrol integral membutuhkan selang
waktu tertentu, sehingga pengontrol integral
cenderung memperlambat respon.
Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran
pengontrol akan bertahan pada nilai sebelumnya.
Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran
akan menunjukkan kenaikan atau penurunan yang
dipengaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan
nilai Ki.
Konstanta integral Ki yang berharga besar akan
mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar
nilai konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan
osilasi dari sinyal keluaran pengontrol.
3. Control Derivatif
Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika
tidak ada perubahan pada masukannya (berupa
perubahan sinyal kesalahan)
Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka
keluaran yang dihasilkan pengontrol tergantung pada
nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
Pengontrol diferensial mempunyai suatu karakter
untuk mendahului, sehingga pengontrol ini dapat
menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum
pembangkit kesalahan menjadi sangat besar. Jadi
pengontrol diferensial dapat mengantisipasi
pembangkit kesalahan, memberikan aksi yang bersifat
korektif dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem.
Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan
stabilitas sistem dan mengurangi overshoot.
Efek dari setiap pengontrol Proporsional, Integral dan
Derivatif pada sistem lup tertutup disimpulkan pada table
berikut ini:
Tabel 1
Rise Time OvershootSetting
TimeS-S Error
Proporsi
onalMenurunkan
Meningkat
kan
Perubahan
KecilMenurunkan
Integral MenurunkanMeningkat
kan
Meningkat
kan
Mengelimin
asiDerivati Perubahan Menurunka Menurunka Perubahan
f Kecil n n Kecil
Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi dengan
menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi pengontrol
proporsional plus integral plus diferensial (pengontrol
PID). Elemen-elemen pengontrol P, I dan D masing-masing
secara keseluruhan bertujuan:
Mempercepat reaksi sebuah sistem mencapai set point-
nya
Menghilangkan offset
Menghasilkan perubahan awal yang besar dan
mengurangi overshoot.
2.3 Modul Control Level Air
Modul Control Level air merupakan plant untuk
pengendalian level air. Dimana plant tersebut sudah
terdapat indikator level air dengan satuan milibar.
Kemudian terdapat selang untuk menghubungkan ke sensor.
Pada gambar merupakan modul level control air yang
digunakan beserta sensornya.
BAB III
PERANCANGAN ALATPada bab ini akan dibahas perancangan dan realisasi dari
proses simulasi control level air yang
biasanya digunakan pada industri dengan
menggunakan Arduino sebagai DAQ dan PID sebagai
control.
3.1 Metodologi Perancangan
3.2 Fungsi dan Prinsip Kerja Alat
Simulasi control level air ini yaitu, menggunakan PID
sebagai control dan Arduino sebagai DAQ. Variabel yang
dikontrol yaitu level air yang bisa dilihat pada bar yang
ada di plant dengan menggunakan sensor tekanan yang telah
terpasang. Sistem kendali level ini berfungsi untuk
mengatur level air sesuai dengan yang diinginkan agar
tetap stabil.
Alat ini bekerja jika air kurang dari batas yang
diinginkan air akan terus mengalir dari sumber sesuai
dengan batas yang diinginkan. Setelah level air sesuai
aliran air akan berhenti dan jika air telah berkurang air
mengalir kembali dan terus berulang.
3.2 Spesifikasi Alat
Spesifikasi umum dari alat yang akan digunakan pada
praktik sistem kendali kontinyu ini adalah:
1. Sistem yang dikendalikan : Level Air
2. Metode sistem kendali : PID
3. Tegangan input maksimum : 15 volt
4. Sensor tekanan : 0.2 V/mbar
5. Level air minimum : 1 mbar
6. Level air maximum : 10 mbar
3.3 Aspek Perancangan
3.3.1 Blok Diagram
Blok diagram sistem kendali simulasi kontrol level air
ditunjukkan pada gambar
Pada perancangan sistem kendali level air ini menggunakan
sistem kendali tertutup (close loop). Sistem diberikan set
point sesuai dengan yang diinginkan kemudian pada plant
dipasang sensor tekanan agar mengetahui level air pada
plant.
3.3.2 Alat dan Bahan Perancangan
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan proses
perancangan ini yaitu:
1. Modul Catu Daya sebagai supply sistem yang akan
dibuat.
2. Modul Set Point untuk menentukan set point yang
diinginkan.
3. Modul PID untuk mengontrol sistem yang akan
dibuat dengan mengatur Kp, Ki dan Kd.
4. Modul Penguat untuk menguatkan daya dari PID
ataupun set point.
5. Modul Arduino sebagai DAQ.
Pla
Senso
6. Modul Level Air sebagai plant yang akan
dikontrol.
7. Modul Sensor Tekanan untuk mengetahui resopn
dari plant.
8. Laptop atu PC yang digunakan untuk
mengoperasikan perangkat lunak yang akan dipakai.
9. Software MATLAB sebagai proses untuk
menampilkan grafik atau respon yang di dapat dari
modul Arduino.
10. Software Arduino untuk pemrograman modul
Arduino
11. Software Ms. Excel untuk perhitungan data.
3.3.3 Metode Ziegler Nichols
Terdapat 2 tipe metode pada Ziegler Nichols (ZN) yaitu ZN
1 dan ZN 2. ZN 1 menggunakan metode kendali open loop
dengan memberikan input step pada sistem dan kurva atau
respon yang dihasilkan biasanya berbentuk huruf S.
Sedangkan ZN 2 menggunakan metode kendali close loop dan
respon yang dihasilkan biasnya berosilasi secara teratur.
Pada plant ini akan digunakan kedua tipe metode ZN ini
dan membandingkannya mana metode yang lebih baik.
1. Metode ZN1
Susunan Modul
Sistem ini kemudian dihubungkan pada Arduino yang
akan menampilkan respon di MATLAB dari sistem ini.
Simulink Pada MATLAB
Catu
DayaSet
Point
Penguat
DayaPlant Sensor
Setelah sistem dihubungkan ke MATLAB akan ditemukan
nilai Kp, Ki dan Kd. Kemudian setelah didapatkan
nilai – nilai tersebut masukan ke modul PID dengan
susuan modul.
Kemudian hubungkan kembali ke modul Arduino agar
respon bisa terlihat. Jika respon masih tidak
sesuai dengan yang diinginkan maka lakukan manual
tuning.
2. Metode ZN2
Susunan Modul
Sistem ini kemudian dihubungkan pada Arduino yang
akan menampilkan respon di MATLAB dari sistem ini.
Catu
Daya
Set
Point
PID Penguat
DayaPlant
Catu
Daya
Set
Point
PID Penguat
Daya
Sensor
Plant Sensor
Setelah sistem dihubungkan ke MATLAB akan ditemukan
nilai Kcr dan Pcr dari respon kemudian akan
ditemukan Kp, Ki dan Kd. Kemudian setelah didapatkan
nilai – nilai tersebut masukan ke modul PID dengan
susuan modul.
Susunan modul masih tetap seperti awal. Kemudian
hubungkan kembali ke modul Arduino agar respon bisa
terlihat. Jika respon masih tidak sesuai dengan yang
diinginkan maka lakukan manual tuning.
BAB IV
DATA PENGUJIAN DAN ANALISA4.1 Ziegler Nichols Tipe 1
Dari hasil desain awal sebelum di-tuning didapat hasil:
Set point: 1.9 Volt
1 detik pada MATLAB = 0.082422 detik waktu yang
sebenarnya
Waktu Pada MATLAB
X1 = 317.6
X2= 236.2