Komposisi Jenis Juvenil Ikan di Perairan Ekosistem Mangrove ...
jenis ikan karang
Transcript of jenis ikan karang
1
PAPER KONSERVASI TERUMBU KARANG“Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan
Peranannya”
OLEH :
NAMA: JUAINI ANGGRAINI A
NIM : 08111005006
2
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan adalah
anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlahspesies lebih dari 27000 di
seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi
ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies
termasuk lamprey dan ikanhag), serta ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies
termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dapat
ditemukan di hampir semua “genangan” air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau maupun
air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan.
3
Ikan merupakan salah satu fauna khas dari
lahan basah. Perairan tawar, payau atau asin
merupakan habitat bagi berbagai spesies ikan. Ikan
karang merupakan ikan yang hidup, berkembang biak
dan mencari makan di sekitar karang. Ikan karang
pada umumnya berukuran kecil dan relatif tidak
berpindah-pindah dan sebagian besar merupakan ikan
hias. Potensi ikan karang yang melimpah dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta merupakan
komoditi ekspor mendorong eksploitasinya secara
besar-besaran, yang dapat mengancam kelestariannya.
Meskipun sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya
yang dapat pulih kembali namun sifatnya yang
terbatas sehingga perlu pengelolaan secara
bijaksana, terkendali dan terencana.
Ikan merupakan vertebrata tertua dan
pertama dan termasuk kelompok Chordata. Ikan
merupakan hewan bertulang belakang yang tumbuh dan
hidup di dalam air, berdarah dingin, mempunyai
insang dan menggunakan sirip untuk berenang. Dari
13.500 jenis ikan yang menghuni laut terdapat
sekitar 4.000 jenis ikan yang menempati perairan di
sekitar terumbu karang. ikan tidak hanya terbatas
pada pengertian ikan yang selama ini dipahami orang
awam, yaitu ikan (finfish) yang bersirip dan
bersisik serta dapat berenang dengan bebas di air.
Definisi FAO mengenai ikan adalah organisme laut
4
yag terdiri dari ikan (finfish), binatang berkulit
keras (krustasea) seperti udang dan kepiting,
moluska seperti cumi dan gurita, binatang air
lainnya seperti penyu dan paus, rumput laut, serta
lamun laut. Definisi ini telah diadopsi sebagai
definisi ikan dalam konteks perikanan di Indonesia.
Ikan karang merupakan sekumpulan ikan yang
berada di daerah tropis dan kehidupannya berkaitan
erat dengan terumbu karang (Sale, 1991 dalam
Sadewo, 2006). Ikan-ikan tersebut memanfaatkan
terumbu karang secara langsung maupun tidak
langsung untuk kepentingan hidupnya. Menurut
Nybakken (1988), ikan karang merupakan organisme
yang sering dijumpai di ekosistem terumbu karang.
Keberadaan mereka telah menjadikan ekosistem
terumbu karang sebagai ekosistem paling banyak
dihuni biota air.
Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi ikan
penghuninya. Banyak variasi yang tak terhitung
jumlahnya pada ikan yang menyangkut masalah
struktur, bentuk, sirip dan sebagainya, merupakan
modifikasi yang dikembangkan ikan dalam usahanya
untuk menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan
tertentu. Sungai yang deras dan sungai yang tenang
memiliki arus yang berbeda sehingga mempengaruhi
kehidupan ikan. Danau yang dangkal dan yang dalam
mempunyai berbagai pola perubahan suhu secara
5
musiman. Kedalaman samudra menyajikan kemungkinan
untuk pegkhususan yang lain. Lingkungan perairan
samudra yang tampak sama di berbagai daerah di
dunia ini sebetulnya sama sekali berbeda dalam hal
sifat kimiawi airnya, tipe dasarnya dan perubahan
musimnya. Ikan menyesuaikan diri terhadap segala
kondisi tersebut.
Suatu spesies akan dipengaruhi oleh anggota-
anggota spesies lain dalam suatu habitat tertentu,
bila niche ekologi kedua spesies sama. Bila ada dua
spesies yang kebutuhannya akan pangan dan atau
faktor-faktor ekologi lainnya sama, maka akan
terjadi persaingan (kompetisi). Selanjutnya
dinyatakan secara umum kompetisi yang terjadi dalam
suatu habitat bertindak sebagai pengatur, misalnya
dalam mengatur kepadatan populasi suatu spesies
terhadap kepadatan populasi spesies lain yang hidup
dalam niche ekologi yang sama. Jenis ikan yang
mempunyai luas relung yang luas, berarti jenis ikan
tersebut mempunyai peran yang besar dalam
memanfaatkan pakan yang tersedia dan mempunyai
kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan diri
terhadap fluktuasi kesedian pakan, serta mempunyai
daya reproduksi secara individual sangat besar.
Jadi berdasarkan luas relung, jenis ikan mempunyai
potensi yang paling besar untuk berkembang menjadi
6
induk populasi di dalam ekosistem perairan dimana
ikan tersebut hidup.
Ikan terumbu merupakan penghuni ekosistem
terumbu karang yang paling mudah dikenali, dan
jumlah yang banyak dengan warna yang sangat
beragam. Selain itu, ikan-ikan ini menghuni di
hampir seluruh relung terumbu. Ikan-ikan ini
memanfaatkan terumbu karang sebagai “rumah”. Secara
umum, tipe ikan terumbu dapat dikelompokkan
berdasarkan dua garis besar yaitu kebiasaan mencari
makan dan fungsinya dalam sistem ekosistem terumbu
karang.
Ikan terumbu akan melakukan berbagai aktivitas
berdasarkan kebiasaannya serta fungsinya, yang pada
akhirnya membentuk suatu pola keseimbangan yang
mendukung keberadaan ekosistem terumbu karang.
Berdasarkan kebiasaan mencari makan, Ikan terumbu
terbagi atas tiga yaitu ikan diurnal (ikan yang aktif
pada siang hari) dan ikan nokturnal (ikan yang
aktif pada malam hari). Sebagian besar ikan yang
ditemukan menyebar atau terdistribusi secara luas
di terumbu karang merupakan kelompok ikan-ikan
diurnal.
Ikan karang merupakan ikan yang hidup
berkembang biak dan mencari makan di sekitar
ekosistem terumbu karang. Potensi ikan karang yang
melimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi
7
serta merupakan komoditi ekspor mendorong
eksploitasinya secara besar-besaran, yang dapat
mengancam kelestariannya. Meskipun sumberdaya
perikanan merupakan sumberdaya yang dapat pulih
kembali namun sifatnya yang terbatas sehingga perlu
pengelolaan secara bijaksana, terkendali dan
terencana.
II PEMBAHASAN
2.1. Ikan dan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem unik
perairan tropis dengan tingkat produktifitas dan
keanekaragaman biota yang sangat tinggi. Peranan
biofisik ekosistem terumbu karang sangat beragam,
diantaranya sebagai tempat tinggal, tempat
berlindung, tempat mencari makan dan berkembang
biak bagi beragam biota laut, disamping berperan
sebagai penahan gelombang dan ombak serta sebagai
penghasil sumberdaya hayati yang bernilai ekonomis
tinggi. Ikan karang adalah salah satunya (Nontji,
A. 1993).
Terumbu karang mendukung keanekaragaman yang
tinggi pada komunitas (gabungan dari beberapa
populasi) ikan karang. Struktur komunitas dapat
8
ditujukan pada struktur biologi dari suatu
komunitas, yang meliputi komposisi jenis,
kelimpahan, perubahan temporal dan hubungan antar
spesies dalam suatu komunitas.
Terminologi/definisi ikan karang dimaksudkan pada
jenis-jenis ikan yang ditemukan pada terumbu
karang sampai pada kedalaman 100 meter, walaupun
mungkin juga terdapat di dalam habitat yang
lainnya disebutkan oleh Lieske dan Myers dalam
publikasinya tahun 1994.
Secara umum, ikan karang akan menyesuaikan
pada lingkungannya. Setiap spesies memperlihatkan
preferensii/kecocokan habitat yang tepat yang
diatur oleh kombinasi faktor ketersediaan
makanan , tempat berlindung dan variasi parameter
fisik. Sejumlah besar spesies ditemukan pada
terumbu karang adalah refleksi langsung dari
besarnya kesempatan yang diberikan habitat (Allen
dan Steene, 1996).
Ikan akan memberikan respons terhadap struktur
habitat, yang akan mempengaruhi distribusi dan
kelimpahannya. Oman dan Rajasurya (1998) yang
meneliti hal tersebut menyebutkan bahwa
kompleksitas struktur, komposisi serta proporsi
penutupan karang hidup memberikan korelasi positif
terhadap komunitas ikan karang (Nontji, A. 1993).
9
Secara umum, interaksi antara ikan karang
dengan habitatnya meliputi tiga bentuk utama.
Pertama, adanya hubungan langsung antara struktur
terumbu dan tempat perlindungan. Hal ini akan
terlihat jelas pada ikan-ikan yang kecil. Kedua,
adanya interaksi pola makan yang melibatkan
beberapa ikan karang dan biota sesil, termasuk
alga. Lebih jauh interaksi ini penting bagi
eksistensi karang yaitu penyedian substrat dasar.
Ketiga, adanya suatu interaksi peran yang
melibatkan struktur terumbu dan pola makan dari
planktivora dan karnivora yan berasosiasi dengan
terumbu (Nontji, A. 1993).
Para ahli ikan karang , membagi laut tropis
menjadi empat wilayah persebaran ikan karang,
wilayah tersebut adalah : 1) Indo-Pasific, 2)
Pasifik bagian timur, 3) Atlantik bagian barat dan
4) Atlantik bagian timur (Nontji, A. 1993).
2.2 Pengertian Ikan dan Ikan Karang
wilayah yang paling luas, terbentang dari
pantai timur Afrika sampai Pulau Easter. Wilayah
ini kaya akan terumbu karang dan memiliki
keanekaragaman ikan karang yang tinggi.
Diperkirakan terdapat sekitar 3000 spesies ikan
karang di wilayah Indo-pasifik (Nybakken, J.W.
1988).
10
Allen dan Adrim menjelaskan dalam
penelitiannya bahwa kepulauan Indonesia sebagai
bagian dari wilayah Indo-Pasifik memiliki 2057
spesies dalam 113 famili ikan karang atau 39% dari
jumlah ikan karang dunia (Nybakken, J.W. 1988).
Ikan merupakan vertebrata tertua dan pertama
dan termasuk kelompok Chordata (Anonimous, 1988
dalam Institut Pertanian Bogor, 1997). Ikan
merupakan hewan bertulang belakang yang tumbuh dan
hidup di dalam air, berdarah dingin, mempunyai
insang dan menggunakan sirip untuk berenang. Dari
13.500 jenis ikan yang menghuni laut terdapat
sekitar 4.000 jenis ikan yang menempati perairan di
sekitar terumbu karang (Lieske and Myers, 1994
dalam Institut Pertanian Bogor, 1997).
Menurut definisi Food and Agriculture
Organization (FAO), ikan tidak hanya terbatas pada
pengertian ikan yang selama ini dipahami orang
awam, yaitu ikan (finfish) yang bersirip dan
bersisik serta dapat berenang dengan bebas di air.
Definisi FAO mengenai ikan adalah organisme laut
yag terdiri dari ikan (finfish), binatang berkulit
keras (krustasea) seperti udang dan kepiting,
moluska seperti cumi dan gurita, binatang air
lainnya seperti penyu dan paus, rumput laut, serta
lamun laut. Definisi ini telah diadopsi sebagai
11
definisi ikan dalam konteks perikanan di Indonesia
(Nikijuluw, 2002 dalam Tiwow, 2003).
Ikan karang merupakan sekumpulan ikan yang
berada di daerah tropis dan kehidupannya berkaitan
erat dengan terumbu karang (Sale, 1991 dalam
Sadewo, 2006). Ikan-ikan tersebut memanfaatkan
terumbu karang secara langsung maupun tidak
langsung untuk kepentingan hidupnya. Menurut
Nybakken (1988), ikan karang merupakan organisme
yang sering dijumpai di ekosistem terumbu karang.
Keberadaan mereka telah menjadikan ekosistem
terumbu karang sebagai ekosistem paling banyak
dihuni biota air (Nybakken, J.W. 1988).
2.3 Klasifikasi Ikan Karang
Philum : Chordata
Klas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Famili : contoh (Lutjanidae)
Genus : Contoh (Lutjanus)
Spesies : Contoh (Lujanus kasmira)
2.4 Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Periode
Aktif Mencari Makan
1 Ikan Nokturnal
12
Ikan Nokturnal adalah jenis ikan yang aktif ketika
malam hari, contohnya pada ikan-ikan dariSuku
Holocentridae (Swanggi), Suku Apogoninade
(Beseng), Suku Hamulidae.Priacanthidae (Bigeyes),
Muraenidae (Eels), Seranidae (Jewfish) danbeberapa
dari suku dari Mullidae (goatfishes) dll
2. Ikan Diurnal
Ikan Diurnal adalah jenis ikan yang aktif
ketika siang hari,, contohnya pada ikan-ikan dari
Suku Labraidae (wrasses), Chaetodontidae
(Butterflyfishes) Pomacentridae (Damselfishes),
Scaridae (Parrotfishes), Acanthuridae
(Surgeonfishes), Bleniidae (Blennies), Balistidae
(triggerfishes), Pomaccanthidae (Angelfishes),
Monacanthidae, Ostracionthidae (Boxfishes),
etraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari
Mullidae (goatfishes)
3. Ikan Crepuscular
Ikan Crepuscular adalah jenis ikan yang aktifdiantara siang dan malam. contohnya pada ikan-ikandari sukuSphyraenidae (Baracudas), Serranidae(groupers), Carangidae (Jacks),Scorpaenidae(Lionfishes), Synodontidae (Lizardfishes),Carcharhinidae,lamnidae, Spyrnidae (Sharks) danbeberapa dari Muraenidae (Eels) (Nybakken, J.W.1988).
2.5. Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Peranannya
13
Berdasarkan fungsi dalam sistem ekosistem
terumbu karang, ikan terumbu dibagi atas tiga
yaitu ikan mayor, ikan target, dan ikan indikator.
1. Ikan Target
Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan
terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan
sarang/daerah asuhan. Ikan yang diburu dan
ditangkap yang biasanya sebagai ikan hias dan ikan
ekonomis penting. Ikan yang merupakan target untuk
penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan
ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti;
Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae,Lethrinidae,
Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae
(Chelinus, Himigymnus,choerodon) dan Haemulidae.
Ikan-ikan target diwakili oleh famili Serranidae (ikan
kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan
lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan
ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae
(ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan
Acanthuridae (ikan pakol);
Contoh : Ikan kakap,scarus,baronang,angel
fish,dan Cheilinus
2. Ikan Indikator
Ikan – ikan yang sebagai parameter bagustidaknya ekosistem terumbu karang. Sebagai ikan
14
penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erathubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaituikan dari Famili Chaetodontidae (kepe-kepe).
Contoh : Chetodontidae (Chaetodon lunula, Chelmonrostratus, Chaetodon kleinii, Chaetodonbennetti), dan scaridae (Cetoscarusbicolor, Scarus sp, Scarus coeruleus,Scaruscoelestinus)
Contohnya :
Ikan Kepe-kepe
Ikan Kepe-kepe merupakan kelompok
dari ikan laut tropis yang yang memiliki warna cukup
mencolok yang berasal dari
famili Chaetodontidae. Seperti di ketahui bahwa ikan
bendera dan ikan koral juga merupakasn ikan dalam
famili ini. Ikan ini Kebanyakan ditemukan di
daerah terumbu karang di samudra Pasifik dan samudra
Hindia maupun samudra Atlantik. ikan kepe-kepe terdiri
15
dari sekitar 120 spesies yang terangkum dalam
10 genera.Dan Sejumlah pasangan spesies ini ada di
daerah samudera Pasifik dan juga samudra Hindia,
anggota-anggotanya merupakan dari genus yang besar
yaitu Chaetodon. Yang perklu diketahui
bahwa taksonomi mereka seringkali menimbulkan
kerancuan, karena perdebatan apakah spesies berasal
dari genus ini bisa dianggap spesies atau malah
subspesies. Dari Penelitian yang baru-baru dilakukan
dengan menggunakan data data dari sekuensi DNA telah
menjawab banyak dari pertanyaan pertanyaan ini. Banyak
sekali subgenera yang juga telah diusulkan guna membagi
– bagi Chaetodon, dan sekarang kita menjadi jelas
bagaimana seharusnya genus tersebut dibagi.
Ekologi Ikan Kepe Kepe
Seperti yang sudah di jelaskan, Ikan kepe-kepe pada
umumnya biasanya berukuran kecil, dan kebanyakan
memiliki panjang 12 hingga 22 cm. Spesies terbesar dai
ikan kepe kepe adalah ikan kepe-kepe bergaris dan
ikan kepe-kepe pelana. C. ephippium ini dapat tumbuh
hingga 30 cm. Nama ikan ini sendiri merujuk pada
tubuhnya yang memiliki warna terang danjuga dengan
pola yang mencolok pada banyak spesies, dengan
sentuhan warna warna seperti hitam, putih, biru, merah
dan jingga hingga kuning. Namun pada beberapa spesies
ada juga yang berwarna biasa saja. Banyak juga spesies
16
ikan kepe-kepe yang ditemukan dengan ’bintik mata’
pada sisi tubuhnya serta terdapat pita gelap yang
melewati mata ikan ini, yang mirip dengan pola yang ada
pada sayap kupu-kupu. Bagia Tubuhnya yang berbentuk
bulat dan juga pipih memudahkan ikan ini untuk dikenali
di tengah tengah melimpahnya kehidupan terumbu karang
sebagai habitat mereka, sehingga banyak orang – orang
mengira bahwa warna yang mencolok ini digunakan alat
komunikasi antar spesies.
3. Ikan Lain (Mayor Famili)
Merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5
sampai 25cm, dengan karakteristik pewarnaan yang
beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok
ikan-ikan major umumnya ditemukan melimpah, baik
dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta
cenderung bersifat teritorial. Kelompok ikan-ikan
major sepanjang hidupnya berada di terumbu karang,
diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut),
Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu),
dan Blenniidae (ikan peniru).
17
Ikan – ikan yang tidak termasuk dalam ikantarget dan ikan indicator. Ikan ini umumnya dalamjumlah banyak dan banyak dijadikan ikan hias airlaut(Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae,Pomacanthidae Labridae, Apogonidae dll) (Nybakken,J.W. 1988).
Contohnya:
Grace kelly
Nama Indonesia : Grace Kelly
Nama Inggris : Polka Dot Grouper,
Nama Latin : Chromileptes al
Klasifikasi : Ordo Perciformes, Familia
Serranidae.
Keterangan :
Grouper kelompok ikan air laut, bentuk badan
tegap sedang sampai besar, mulut lebar, rahang khas
penuh barisan gigi pendek dan gigi taring didepan.
Grace kelly mempunyai variasi sangat menarik
diantara ikan dari kelompok grouper. Badannya
lonjong dengan bagian kepala agak runcing moncong
memanjang, bentuk atas cekung. Sirip punggung ikan
ini besar. Warna dasar ikan cokelat muda/pudar
18
dengan banyak terdapat bintik-bintik bundar hitam
yang bertaburan di seluruh badan dan sirip-
siripnya, juga kepalanya. Grace kelly yang masih
muda merupakan jenis ikan yang populer di aquarium.
Perilaku :
Grace kelly tidak seperti ikan lain dari
gelompok grouper yang pemalu, ikan ini suka
bergerak terus menerus mondar-mandir di tempat
terbuka. Gerakannya lemah gemulai dengan gerakan
meluncur dengan tenaga dorongan sebagai besar dari
sirip dada yang seperti dayung. Mereka suka
nongkrong di dasar aquarium sampai beberapa menit.
Ikan ini dapat hidup bersama ikan lain, asalkan
ukurannya tidak terlalu kecil.
Reproduksi : Ikan ini dihabitat aslinya dengan cara
bertelur. Di aquarium perkembang biakan ikan ini
tidak diketahui, malahan sekedar membedakan kelamin
antara yang jantan dan betina sulit. Barangkali
ikan ini tidak mencapai kematangan seksual.
Pakan :
Grace kel1y merupakan jenis ikan predator,
pemakan ikan dan binatang air yang berkulit keras,
seperti udang, kepiting dan lain-Iain. Ikan ini
lebih menyukai pakan yang masih hidup. Namun dalam
keadaan terpaksa ikan ini bisa menyantap jenis
makanan lain. Di aquarium Gembira Loka ikan ini
diberi pakan ikan dan udang.
19
Habitat :
Ikan Grace kelly banyak dijumpai pada danau
pinggir laut, yang secara khas menghuni batu karang
yang memanjang ke laut, 2 sampai lebih kurang 40 m.
2.6. Ikan karang dikelompokkan berdasarkan siklus
hidup
Berdasarkan siklus hidupnya, ikan di perairan
terumbu karang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
yaitu yang bersifat menetap dan sementara. Kelompok
yang bersifat menetap adalah kelompok ikan yang
seluruh siklus hidupnya berada di perairan terumbu
karang yaitu lahir, besar, mencari makan,
berlindung dan memijah. Contohnya Chaetodontidae,
Serranidae, Pomacanthidae, adalah ikan-ikan terumbu
karang. Sedangkan kelompok ikan yang bersifat
sementara adalah kelompok ikan yang hanya sebagian
siklus hidupnya yaitu larva atau dewasa yang
menempati perairan di sekitar terumbu karang.
Contohnya adalah ikan yang hidup di laut lepas
datang ke perairan karang untuk memijah (Purwanti,
2004).
2.7. Ikan karang dikelompokkan berdasarkan distribusi
harian
20
Berdasarkan distribusi hariannya, ikan karang
umumnya terbagi 2 (dua) kelompok besar, yaitu ikan
diurnal dan nokturnal. Ikan diurnal aktif disiang
hari dan merupakan kelompok terbesar di ekosistem
terumbu karang. Jenis-jenisnya adalah famili
Pomacentridae, Labridae, Acanthuridae,
Chaetodontidae, Serranidae, Pomacanthidae,
Lutjanidae, Balistidae, Cirrhitidae,
Tetraodontidae, Bleniidae dan Gobiidae. Ikan- ikan
diurnal makan dan tinggal di permukaan karang serta
memakan plankton yang lewat di atasnya. Pada malam
hari ikan-ikan diurnal akan masuk dan berlindung di
dalam karang, keberadaan ikan tersebut akan
digantikan oleh ikan-ikan nokturnal yaitu ikan yang
aktif di malam hari. Mereka keluar pada malam hari
untuk mencari makan, dan siang hari mereka masuk
kembali ke celah-celah karang. Ikan-ikan nokturnal
meliputi Holocentridae, Apogonidae, Haemulidae,
Muraenidae, Scorpaenidae, Serranidae dan Labridae.
Selain ikan diurnal dan nokturnal, ada pula ikan-
ikan yang sering melintasi ekosistem terumbu karang
seperti Scombridae, barracuda (Sphyraenidae), ekor
kuning (Caesionidae) dan hiu (Alopiidae) (Allen dan
Steene, 1990 dalam Purwanti, 2004).
2.8. Fungsi dan Peranan Ikan Karang terkait KebiasaanMakan
21
Choat dan Bellwood peneliti terkemuka ikan
karang menyebutkan bahwa interaksi yang kuat antara
ikan karang dan terumbu karang sebagai habitat
tidak hanya dijelaskan dari konteks fisik namun
juga melalui perilaku makan ikan. Ikan harus makan
untuk dapat bertahan hidup, dan apa yang dimakan
oleh ikan karang merupakan informasi yang penting
dalam mempelajari ekologi ikan yang hidup di
terumbu karang. Perilaku makan ikan karang akan
memberi pengaruh terhadap keseluruhan ekosistem
terumbu karang dan juga sebaliknya (Purwanti, D.R.
2004).
Memahami tentang taraf trofik (terkait dengan
tipe makanan) ikan karang adalah hal yang penting
dalam mempelajari ikan karang. Perilaku makan pada
ikan karang dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu :
herbivora, planktivora, dan karnivora. Ketiga
bagian ini mewakili kelompok utama dalam ikan
karang (Purwanti, D.R. 2004).
Ikan herbivora adalah kelompok yang paling
tinggi penyebaran dan kelimpahannya di daerah
terumbu karang. Ikan herbivora terdiri dari sekitar
76 spesies Siganidae, 25 spesies Scaridae, 79
spesies Pomacentridae dan sekitar 159 spesies yang
bersifat omnivora-herbivora (Purwanti, D.R. 2004).
Choat menyatakan bahwa ikan – ikan herbivora
mempunyai tiga peranan penting pada ekosistem
22
terumbu karang. Pertama, sebagai konsumer dari
produsen, herbivora merupakan penghubung antara
aliran energi yang berasal dari produsen ke
konsumen tingkat 2 (karnivora). Kedua, mereka
mempengaruhi penyebaran, ukuran, komposisi dan
bahkan pertumbuhan dari tumbuhan di terumbu karang.
Komposisi dan struktur dari tumbuhan yang
berasosiasi dengan terumbu karang digambarkan
melalui konteks aktivitas herbivori. Pemangsaan
oleh ikan herbivora (grazing) secara substansi
mengubah alga yang ada di terumbu, dimana hal ini
memberika pengaruh positif maupun negatif pada
karang. Ketiga, interaksi antara ikan – ikan
herbivora merupakan alat dalam model demografi dan
perilaku ikan karang secara keseluruhan (Purwanti,
D.R. 2004).
Hampir semua ikan karang merupakan planktivora
pada masa larva dan juvenilnya, meskipun ada yang
berganti tipe makanan pada masa dewasanya
tergantung adaptasinya . Terumbu karang mempunyai
ikan planktivora yang aktif pada siang (diurnal)
dan malam hari (nokturnal). Ikan yang aktif pada
siang hari yaitu Serranidae, Chaetodontidae,
Pomacentridae dan Balistidae, sedangkan yang aktif
pada malam hari yaitu Holocentridae, Priacanthidae
dan Apogonidae (Purwanti, D.R. 2004).
23
Makanan utama ikan planktivora adalah
krustasea kecil kelompok copepoda seperti calanoid
dan cylopoid. Zooplankton ini berukuran terbesar 3
mm dan paling banyak pada ukuran <1 mm. Proporsi
zooplankton dalam jumlah besar ini berasal dari
laut lepas. Ikan planktivora mengkonsumsi plankton
yang berasal dari laut lepas dalam jumlah besar.
Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa ikan
planktivor merupakan penghubung utama antara
terumbu karang dan laut lepas (Purwanti, D.R.
2004).
Paling sedikit ada tiga jalur yang dilalui
energi yang didapat oleh ikan planktivora untuk
kembali ke unsur – unsur lain yang terdapat di
terumbu karang. Pertama, planktivora kemungkinan
dimangsa oleh piscivora(pemakan ikan). Kedua,
planktivora menghasilkan feses dalam jumlah besar
yang jatuh pada karang dan dikonsumsi oleh ikan
lain juga herbivora dan detritivora. Dan cara yang
ketiga adalah apabila ikan planktivora mengalami
kematian (Purwanti, D.R. 2004).
Jenis karnivora di daerah terumbu karang lebih
umum banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis
ikan herbivora dan planktivora. Ikan jenis ini
biasanya mengkonsumsi invertebrate bentik karang,
seperti halnya crustacea (kepiting, udang, amphipod
24
dan stomatopod), polychaeta maupun echinodermata
(Purwanti, D.R. 2004).
Ikan karnivora digolongkan menjadi 3 tipe
karnivora, yaitu karnivora pemakan ikan lainnya
(piscivora), pemakan invertebrata dan pemakan
zoobentos. Diantara tiga tipe karnivora tersebut,
spesies yang spesialis memakan invertebrata dan zoo
bentos terlihat lebih umum di banding piscivora
(Purwanti, D.R. 2004).
Ikan karnivora mempunyai morfologi untuk makan
yang bervariasi, mulai dari mulut kecil yang khusus
seperti pada spesies Forceps Butterflyfish
(Forcipiger spp) sampai struktur mulut yang besar
seperti pada spesies Scorpionfish (Scorpaenidae),
Kakap (Lutjanidae) dan Kerapu (Seranidae).
Karnivora mempunyai peranan penting dalam siklus
energi dimana hal tersebut terkait dengan struktur
fisik terumbu, pola makan ikan dan siklus nutrient
(Purwanti, D.R. 2004).
Ikan karang dan berbagai biota lainnya
bersama-sama menciptakan suatu keseimbangan dalam
ekosistem terumbu karang. Menjamin keindahan di
laut ini tetap terjaga untuk masa yang akan datang.
Terutama dengan semakin meningkatnya ancaman
terhadap kelestarian ekosistem ini (Purwanti, D.R.
2004).
25
Jenis ikan pada terumbu karang menyesuaikan
diri dengan jaring makanan dalam beberapa cara
sehingga ada suatu keseimbangan yang rumit dari
banyak hubungan mangsa memangsa. Beberapa kelompok
ikan tentu saja penting untuk ekosisten terumbu
karang. Contohnya pada ikan family Chaetodontidae,
memiliki makanan kegemarannya sendiri yaitu polyp
karang, yaitu dengan jalan memperhatikan jumlah
induvidu dan keragaman jenisnya.
Kelompok ini pada umumnya mencari makan dan
tinggal di permukaan karang dengan memakan
plankton, alga, atau hewan yang lebih kecil yang
terdapat baik di kolom air maupun di permukaan
terumbu . Ikan-ikan diurnal ini merupakan sebagian
besar darifamili ikan yang terdapat di ekosistem
terumbu karang seperti Pomacentridae,
Chaetodotidae, Pomachantidae, Acanthuridae,
Labridae, Lutjanidae, Balistidae, Serranidae,
Cirrithidae, Tetraodontidae, Bleiidae dan Gobiidae.
Tipe kedua adalah ikan nokturnal (ikan yang aktif
pada malam hari). Pada siang hari ikan-ikan ini
jarang terlihat, karena umumnya berlindung dalam
gua-gua atau celah-celah karang, famili yang
termasuk kelompok ikan nokturnal adalah
Holocentridae, Apogonidae, Haemulidae, Muraenidae,
dan Scorpaenidae. Diantara ikan-ikan yang
ditemukan di ekosistem terumbu karang, terdapat
26
sebagian kecil kelompok ikan yang merupakan ikan-
ikan yang sering melintasi ekosistem terumbu karang
pada saat tertentu untuk mencari makan namun tidak
menghabiskan seluruh daur hidupnya di ekosistem
ini, ikan ini merupakan ikan dari Famili
Scombridae, Sphyraenidae, dan Caesionidae.
Sedangkan tipe terakhir adalah tipe abu-
abu, ikan Crespuscular (ikan yang aktif diantara
pergantian siang ke malam atau malam ke siang).
Beberapa famili yang masuk dalam kelompok ini
adalah Carangidae, Barracuda, dan Scorpaenidae.
komunitas ikan karang kedalam dua kelompok yaitu :
1. Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu
karang seperti ikan dari famili Scombridae dan Myctophidae
2. Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang
sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-
duanya.Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan
27
karang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu ikan
yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang
aktif pada malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan
McConel (1987) sebagian besar
ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat
nokturnal biasanya merupakan ikan karnivora. Menurut
Randall et all. (1990), ikan-ikan diurnal umumnya ikan
herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari
bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil
dekat permukaan karang serta
ada yang membenamkan diri dalam pasir.
Beberapa deskripsi famili ikan karang menurut Randall
et all. (1990) yaitu:
1. Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga
dasar dan memiliki saluran pencernaan yang panjang;
makanan utamanya adalah zooplankton atau detritus.
Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri
tajam yang berada pada sirip ekornya.
2. Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup
soliter pada siang hari, memakan berbagai jenis
invertebrata termasuk moluska yang bercangkang keras
dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga
atau zooplankton.
3. Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di
terumbu, sebagian besar spesies penggali dasar yang
memakan campuran alga dan invertebrata; sebagian
28
pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada
kulit atau sirip dari ikan-ikan besar, dengan meniru
sebagai pembersih.
4. Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang
hari sering ditemukan pada gerombolan yang sedang
makan zooplankton pada pertengahan perairan diatas
terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam
gobah. Meskipun merupakan perenang aktif, mereka
sering diam untuk menangkap zooplankton dan biasanya
berlindung di terumbu pada malam hari.
5. Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan
moncong kebawah; memakan zooplankton yang kecil.
6. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly, umumnya
memiliki warna yang cemerlang, memakan tentakel atau
polip karang, invertebrata kecil, telur-telur ikan
lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga
pemakan plankton.
7. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya
kecil, umumnya omnivora, memakan alga dan
invertebrata kecil.
8. Gobiidae: umumnya terdapat di perairan dangkal dan
disekitar terumbu karang. Kebanyakan karnivora
penggali dasar yang memakan invertebrate dasar yang
kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton.
Beberapa spesies memiliki hubungan simbiosis dengan
invertebrata lain (misalnya :udang) dan sebagian
dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.
29
9. Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan
ekonomis penting, memiliki bentuk, ukuran dan warna
yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies penggali
pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian
juga merupakan pemakan plankton dan beberapa spesies
kecil memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain yang
lebih besar.
10. Mullidae: dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang
sungut di dagunya, yang mengandung organ sensor kimia
dan digunakan untuk memeriksa keberadaan invertebrata
dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang
diterumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.
11. Nemipteridae: dikenal sebagai threadfin breams atau
whiptail breams, ikan karnivora yang umumnya memakan
ikan dasar kecil, sotong-sotongan, udangudangan atau
cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton
12. Pomacentridae: dikenal dengan damselfishes, memiliki
bermacam warna yang berbeda secara individu dan lokal
bagi spesies yang sama. Beberapa spesies merupakan
ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton.
Damselfish meletakkan telur-telurnya di dasar yang
dijaga oleh ikan jantan. Termasuk didalam kelompok
ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup
berasosiasi dengan anemon laut.
13. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish, herbivora,
biasanya mendapatkan alga dari substrat karang yang
mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta
30
membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish
menjadi salah satu produsen pasir penting dalam
ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan ikan
ekonomis penting.
14. Serranidae: dikenal dengan sea bass, kerapu, predator
penggali dasar, ikan komersial, memakan udang-udangan
dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae, Epinephelinae dan
Serranidae.
15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish.
Beberapa memiliki warna yang indah. Umumnya terbatas
di perairan dangkal. Memakan invertebrata dengan
menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki
kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan
diinkubasikan.
16. Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan
mulut yang tabular tanpa duri di bagian ekor.
Memakan spons juga invertebrata dasar. Menurut
Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi
paling erat dengan lingkungan terumbu karang menjadi
tiga golongan utama yaitu :
a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish),
dan Pomacentridae
(damselfishes)
b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae
(rabbitfishes), dan Zanclidae (Moorish idols)
31
c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan
Pomachantidae
(angelfishes).
2. 9. Interaksi Antara Ikan dan Terumbu Karang
Perbedaan dalam kekayaan spesies berhubungan
dengan kompleksitas habitat (Friedlander et
al. 2003). Ikan-ikan yang soliter dan yang
bergerombol, keduanya merupakan penetap penting
pada ekosistem terumbu karang. Banyak spesies ikan
menunjukkan kesukaan terhadap habitat tertentu.
Menurut Robertson (1996) Komunitas ikan karang
(kelimpahan dan struktur) dipengaruhi oleh
interaksi kompetisi diantara spesies tersebut.
Interaksi ikan karang dengan terumbu karang
dapat dibagi menjadi tiga bentuk (Choat and
Bellwood 1991) yaitu :
1. Interaksi langsung sebagai tempat berlindung
dari predator bagi ikan-ikan muda.
2. Interaksi dalam mencari makan bagi ikan yang
mengkonsumsi biota pengisi habitat dasar, meliputi
hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup
pada karang dan alga.
3. Interaksi tidak langsung antara struktur
terumbu karang dan kondisi hidrologi serta
32
sedimentasi dengan pola makan ikan pemakan
plankton dan karnivor.
Menurut Nybakken (1997), interaksi spesies ikan
karang dan ekosistem terumbu karang meliputi :
1. Pemangsaan. Dua kelompok ikan yang secara aktif
memakan koloni-koloni karang adalah : (a) spesies
yang memakan polip-polip karang mereka sendiri
seperti ikan buntal (Tetraodontidae), ikan kuli
pasir (Monacanthidae), ikan pakol (Balistidae) dan
ikan kepe-kepe (Chaetodontidae), dan (b) sekelompok
omnivora yang memindahkan polip karang untuk
mendapatkan alga atau invertebrata yang hidup dalam
lubang kerangka karang.
2. Grazing. Kegiatan memakan alga oleh ikan-ikan
herbivora dari jenis Siganiidae, Pomacentridae,
Acanthuridae dan Scaridae yang mampu meningkatkan
kemampuan karang dalam melakukan pemulihan dengan
mengurangi jumlah alga.
Ikan dapat memiliki peran penting dalam jaring
makanan pada ekosistem terumbu karang, perannya dapat
sebagai mangsa atau pemangsa. Kelebihan dari sisa
makanan dan kotoran yang dihasilkan menyediakan makanan
dan nutrisi bagi populasi yang lain. Beberapa jenis
ikan seperti Parrotfish merupakan pemakan tumbuhan
(herbivora) dan memakan alga yang ada di terumbu.
Setelah menggerus rangka terumbu karang guna
33
mendapatkan alga secara tidak langsung mereka membentuk
pasir karang.
Beberapa spesies dikenal sebagai pembersih dan
membentuk stasiun pembersihan di sepanjang terumbu.
Ketika seekor ikan besar datang ke stasiun pembersihan,
ikan pembersih akan memindahkan parasit dari ikan
tersebut. Jika ikan yang sama keduanya bertemu kembali
di tempat yang lain, ikan yang lebih besar akan memakan
ikan yang lebih kecil. Tetapi tampaknya ada aturan
yang lain yang digunakan pada stasiun pembersihan.
Dominasi dari satu atau dua komponen mikrohabitat
dapat memberikan pengaruh dominansi dari famili ikan
tertentu (misalnya: melimpahnya Sargassum memiliki
proporsi kelimpahan ikan tertinggi dari famili
Labridae). Spesies ikan berinteraksi sangat dekat
dengan habitatnya bagi keseluruhan hidupnya dan juga
ini menjadi alasan untuk membuat hipotesa bahwa
distribusi dan struktur dari komunitas ikan karang
harus berhubungan dengan variabel keberadaan habitat
(McGehee 1994; Ohman and Rajasuria 1998). Faktor yang
telah ditemukan mempengaruhi struktur komunitas ikan
meliputi keanekaragaman dasar, kompleksitas habitat,
tutupan karang hidup, tutupan makro alga, kedalaman dan
keberadaannya. Secara topografi, habitat karang
kompleks atau berbagai bentuk pertumbuhan karang atau
keanekaragaman bentuk dasar yang tinggi, seharusnya
menyediakan banyak mikrohabitat, lokasi tempat
34
perlindungan dan sumber makanan bagi sejumlah besar
individu dan spesies ikan .
Benfield et al. (2008) menemukan adanya hubungan
positif antara tutupan karang bercabang dengan famili
Serranidae. Serranidae yang berasosiasi dekat dengan
karang bercabang dan menggunakan struktur ini sebagai
tempat perlindungan (misalnya pada spesiesEpinephelus
analogus dan Serranus psittacinus).
Kelompok herbivora juga memiliki korelasi yang
positif dengan tutupan karang bercabang dalam tempat
komunitas karang (Ohman and Rajasuria 1998). Tempat
alga berfilamen tumbuh dan diantara percabangan dan
koloni karang juga menyediakan sumber makanan bagi ikan
(Ohman and Rajasuria 1998) dan banyak dari herbivora
merupakan anggota kelompok Pomacentridae, yang dominan
pada habitat yang menggunakan karang sebagai tempat
berlindung Hubungan positif antara Tetradontidae dan
kelimpahan karang massif dapat dijelaskan melalui
keberadaan famili ini pada sumber makanan (Guzman and
Robertson 1989). Pada pengamatan ini, mereka menemukan
beberapa spesies ditemukan berasosiasi dengan karang
massif yang secara umum jumlahnya lebih besar yang akan
menerangkan hubungan di antara karang masiif dan
dibandingkan dengan jumlah spesies dari komunitas
karang setempat.
Kemampuan untuk bermanuver juga sangat penting
bagi ikan-ikan karang yang hidup di terumbu karang.
35
Beberapa jenis ikan-ikan karang (wrasse, parrot fish,
dan surgeonfishes(Acanthuridae) tidak lagi berenang
layaknya ikan-ikan lain yang berenang dengan berosilasi
normal kecuali dalam keadaan darurat dan bukannya
mengepakkan sirip dadanya. Ikan-ikan
jenis triggerfishes (Balistidae) yang memiliki sirip
punggung dan ventral yang berpasangan serta ada pula
yang ikan-ikan yang memiliki pasangan sirip yang
berpola seperti pada ikan kuda laut (seahorses), ikan
pipa (pipefishes) dan ikan terompet (trumpet fishes)
Beberapa kelompok ikan yang paling paling sering
terlihat di terumbu karang, adalah: (1) Subordo
Labroide, famili: Labrides (ikan cina-cina), Scaridae
(ikan kakak tua), Pomacentridae (ikan betook); (2)
Subordo Acanthuroidei, famili: Acanthuridae
(butana/surgeon fish), Siganidae (beronang), dan
Zanclidae (Moorish idol); (3) Subordo Chaetodontoidei,
famili: Chaetodontidae (kepe-kepe/butterfly fish),
Pomacantidae (kambing-kambing/angel fish); (4) Famili
Blennidae dan gobiidae yang bersifat demersal dan
menetap; (5) Famili Apogonidae (ikan beseng),
nocturnal, memangsa avertebrata terumbu dan ikan kecil;
(6) Famili Ostraciidae, Tetraodontidae, dan Balestide
(ikan pakol) yang menyolok dalam bentuk dan warnanya;
dan (7) pemangsa dan pemakan ikan (Piscivorous) yang
besar jumlahnya dan bernilai ekonomis tinggi, meliputi
36
famili: Serranidae (kerapu), Lutjanidae (kakap),
Lethrinidae (lencam), dan Holocentridae (suanggi).
DAFTAR PUSTAKA
37
Anonim. 2013. Struktur Komunitas Ikan karang.http://kuliahitukeren.blogspot.com. Diakses padatanggal 14 April 2014 pukul 22.19 WIB
Anonim. 2013. Pengertian Ikan Karang.
http://kuliahitukeren.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 14 April 2014 pukul 19.09 WIB
Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset
Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustak
Fitrya. 2012. Ekosistem Terumbu Karang dalam.http://fitriyadinatuna.blogspot.com. Diakses padatanggal 14 April 2014 pukul 22.27 WIB
Ira. 2010. Metode Transek. http://iraluv88.blogspot.com.Diakses pada tanggal 27 Mei 2013 pukul 19.17 WIB
Johan, Ofri. 2003. Metode Survei Terumbu Karang Indonesia.http://www.terangi.or.id. Diakses pada tanggal 14April 2014 pukul 21.15 WIB
Nontji A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ke 3. Jakarta :Djambatan. 351 Hal.
Nybakken JW. 2004. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi(alih bahasa dari
Marine Biology : An Ecologycal Approach, Oleh : M.Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M.Hutomo, dan S.Sukardjo). PT Gramedia. Jakarta.Suharsono, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai
di perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembagan
Oseanologi. Proyek penelitian dan Pengembangan
daerah Pantai: 116 hlm.
38
Zulkhifly. 2012. Bentos.http://zhoelkhifly.blogspot.com. Diakses padatanggal 27 Mei 2013 pukul 21.17 WIB