Budi daya ikan jilid 1

242
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Transcript of Budi daya ikan jilid 1

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

Gusrina

BBBBBUDI DUDI DUDI DUDI DUDI DAAAAAYYYYYA IKANA IKANA IKANA IKANA IKANJILID 1JILID 1JILID 1JILID 1JILID 1

SMKSMKSMKSMKSMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

��

���� ������

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

BBBBBUDI DUDI DUDI DUDI DUDI DAAAAAYYYYYA IKANA IKANA IKANA IKANA IKANJILID 1JILID 1JILID 1JILID 1JILID 1

Untuk SMK

Penulis : GusrinaPerancang Kulit : Tim

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

GUS GUSRINAb Budi Daya Ikan Jilid 1 untuk SMK /oleh Gusrina —— Jakarta

: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional, 2008.

viii. 206 hlmDaftar Pustaka : 207-220Glosarium : 221-232ISBN : 978-602-8320-19-1ISBN : 978-602-8320-20-7

Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

Diperbanyak oleh:PT. MACANAN JAYA CEMERLANGJalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,Klaten 57438, PO Box 181Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603E-mail: [email protected]

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahKejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan bukukejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajarankejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulitdidapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakanmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melaluiPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruhpenulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada DepartemenPendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan pesertadidik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada DepartemenPendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yangbersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkanoleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebihmemudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMKdi seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada parapeserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkanbuku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkanmutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

iii

iv

KATA PENGANTAR

Buku Budi Daya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yangakan digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembagapendidikan dan pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budi dayaikan saat ini belum banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-bukupraktis tentang beberapa komoditas budi daya ikan. Buku Budi Daya Ikan secaramenyeluruh yang beredar di masyarakat saat ini belum memenuhi kebutuhansebagai bahan ajar bagi siswa SMK yang mengacu pada Standar KompetensiKerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan(SKL) dan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.

Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari isi buku, maka buku BudiDaya Ikan ini kami susun menjadi 2 (dua) jilid. Buku Budi Daya Ikan Jilid 1 memuat4 bab, yaitu Pendahuluan; Wadah Budi Daya Ikan; Media Budi Daya Ikan; sertaPengembangbiakan Ikan. Adapun untuk buku Budi Daya Ikan Jilid 2 memuat7 bab, yaitu Nutrisi Ikan; Teknologi Pakan Buatan; Teknologi Pakan Ikan Alami;Hama dan Penyakit Ikan; Pemasaran; Analisa Kelayakan Usaha Budi Daya Ikan;serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Dengan melakukan budi daya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahanpangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Padabuku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalammelakukan budi daya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budi daya ikan,bab kedua berisi tentang media budi daya ikan, bab ketiga berisi tentang hamadan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisi tentangteknologi pakan buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakan alami, babketujuh berisi tentang pengembangbiakan ikan, dan bab kedelapan berisi tentanghama dan penyakit ikan. Sedangkan materi penunjang seperti pemasaran, analisausaha budi daya ikan dan kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada babterakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payaumaupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahamijenis-jenis wadah dan media budi daya ikan, pengetahuan tentang nutrisi ikandan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi, dan kebiasaanhidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentangpengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, prosespemeliharaannya sampai pemanenen ikan.

v

Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkahdan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini di hadapanpembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak atas dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang telahmembantu. Selain itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat JenderalPendidikan Dasar dan Menegah yang menyediakan anggaran untuk menyediakansumber belajar buku teks kejuruan yang sesuai dengan Standar Isi dan StandarKompetensi Kelulusan SMK. Semoga buku ini bermanfaat bagi yangmembacanya dan menambah pengetahuan serta wawasan. Kami mohon sarandan masukan yang membangun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun.

Penyusun

vi

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN 272.1 Jenis-Jenis Wadah Budi Daya Ikan 272.2 Konstruksi Wadah Budi Daya 342.3 Persiapan Wadah Budi Daya 52

BAB III MEDIA BUDI DAYA IKAN 633.1 Sumber Air 643.2 Parameter Kualitas Air 663.3 Pengukuran Kualitas Air Budi Daya Ikan 85

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN 934.1 Seleksi Induk 934.2 Teknik Pemijahan Ikan 1314.3 Penetasan Telur 1644.4 Pemeliharaan Larva dan Benih Ikan 1744.5 Pembesaran Ikan 1844.6 Pemanenan 199

LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA 207

LAMPIRAN B GLOSARIUM 221

vii

viii

1

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satunegara dengan luas perairan hampirdua pertiga dari luas wilayahnya yaitusekitar 70%. Wilayah perairan diIndonesia berdasarkan kandungankadar garamnya atau salinitas dapatdikelompokkan menjadi tiga jenisperairan yaitu perairan tawar, perairanpayau, dan perairan laut. Dari ketigajenis perairan tersebut dapat dihasilkansuatu produksi perikanan yangmemberikan nilai tambah bagipertumbuhan ekonomi nasional yangdapat meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Indonesia.

Potensi perikanan budi dayasecara nasional diperkirakan sebesar15,59 juta hektare (ha) yang terdiri daripotensi air tawar 2,23 juta ha, air payau1,22 juta ha dan budi daya laut 12,14juta ha. Pemanfaatannya hingga saat inimasing-masing baru 10,1 persen untuk

budi daya ikan air tawar, 40 persen padabudi daya air payau, dan 0,01 persenuntuk budi daya laut, sehingga secaranasional produksi perikanan budi dayabaru mencapai 1,48 juta ton. Oleh karenaitu, untuk tahun 2006 DepartemenKelautan dan Perikanan RepublikIndonesia, menurut Freddy Numberi(2006), akan menargetkan produksiperikanan pada tahun 2006 mencapai7,7 juta ton atau meningkat sebesar13%, yang terdiri dari produksiperikanan tangkap sebesar 5,1 juta tondan produksi perikanan budi dayasebesar 2,6 juta ton, serta konsumsiikan menjadi 28kg/kapita/tahun.

Berdasarkan target produksiperikanan budi daya yang telahditetapkan oleh Departemen Kelautandan Perikanan maka DepartemenPendidikan Nasional sebagaidepartemen yang akan menciptakansumber daya manusia yang bergelut di

2

bidang kelautan dan perikanan untukmembuat suatu perangkat pendidikanagar dihasilkan sumber daya manusiayang kompeten sesuai dengan tuntutanperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang berkembang saat ini.

Perikanan budi daya baik perikananair tawar, air payau, dan air laut sangatpotensial untuk dikembangkan diIndonesia. Sekolah Menengah Kejuruanmerupakan salah satu jenjangpendidikan yang akan menciptakansumber daya manusia tingkat me-nengah yang terampil dan kompentensesuai dengan bidang keahliannyamasing-masing. Salah satu bidangkeahlian yang ada pada SMK ini adalahbudi daya ikan/budi daya perairan.Dalam bidang keahlian ini akandipelajari berbagai macam hal tentangbudi daya ikan dari berbagai macamperairan baik tawar, payau, dan lautyang dalam kegiatan produksiakuakultur dikenal sebagai budi daya airtawar (freshwater culture), budi daya airpayau (brackishwater culture), dan budidaya laut (mariculture). Salah satu alatbantu yang dapat membantu dalamkegiatan belajar mengajar di SMKadalah buku. Saat ini ketersediaan bukuteks tentang budi daya ikan diIndonesia masih sangat terbatas. Oleh

karena itu, Departemen PendidikanNasional melalui Direktorat PembinaanSMK, Dirjen Mandikdasmenmengadakan kegiatan penulisan bukuteks yang dapat digunakan bagi semuakalangan pendidik dan tenagakependidikan yang ada di SMK. Bukuteks yang akan dipergunakan untukkegiatan pembelajaran di SMK bagibidang keahlian budi daya air tawar,budi daya air payau, dan budi daya airlaut ini diberi judul Budi Daya Ikan.Dalam buku Budi Daya Ikan ini akandibahas tentang berbagai topik yangsangat mendukung pemahamantentang bagaimana cara melakukanbudi daya ikan sesuai dengan kaidah-kaidah dalam melakukan kegiatanproduksi budi daya ikan. Topik-topikpembelajaran ini dikelompokkan dalambeberapa bab yaitu wadah budidaya ikan, media budi daya ikan,pengembangbiakan ikan, nutrisi ikan,teknologi pakan buatan, teknologiproduksi pakan alami, hama penyakitikan, dan genetika ikan.

Wadah Budi Daya IkanDalam bab ini akan dibahas tentang

berbagai macam wadah yang dapatdipergunakan untuk melakukan kegiatanbudi daya ikan antara lain adalah kolam/tambak, bak, akuarium, dan karamba

3

jaring terapung. Selain itu, juga akandibahas tentang bagaimana konstruksidari setiap wadah yang akan diper-gunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan yang sesuai dengan tingkat/level produksi yang diterapkan. Danjuga akan dibahas tentang bagaimanamenyiapkan wadah budi daya ikan yangakan dipergunakan untuk kegiatan budidaya sesuai dengan kaidah-kaidahdalam melakukan kegiatan budi daya.

Dengan memahami berbagaimacam wadah budi daya, konstruksiwadah budi daya dan persiapan wadahbudi daya ikan yang akan dipergunakanuntuk kegiatan budi daya maka akandiperoleh peningkatan produktivitasdalam budi daya ikan. Berdasarkankeberadaan dan lokasi perairan yangada di Indonesia maka kegiatan budidaya ikan air tawar akan lebih banyakdilakukan pada masyarakat yang tinggaldi daerah dataran rendah atau datarantinggi, sedangkan budi daya ikan air

payau dapat dilakukan padamasyarakat Indonesia yang tinggal didaerah sekitar pantai, muara sungai,atau rawa payau.

Pada masyarakat yang hidup didaerah pantai di mana pantainyamempunyai perairan laut yang terlindungdari ombak dan badai seperti teluk,selat dan perairan dangkal yangterlindung dapat melakukan kegiatanbudi daya ikan. Berdasarkan lokasi budidaya ikan tersebut dapat dilakukanpemilihan terhadap wadah budi dayaikan yang sesuai dengan karakteristiksetiap lokasi budi daya. Berdasarkanjenis wadah budi daya ikan yang dipiliholeh para pembudidaya ikan di Indone-sia, menurut Effendi (2004), sistem budidaya ikan dan beberapa komoditasyang sudah lazim dibudidayakan diIndonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1dan Gambar 1.1–1.20 Berbagaimacam komoditas ikan budi daya.

Tabel 1.1 Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budidaya di Indonesia

Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal,tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,sidat, pakan alami

Kolam air tenang

Sistem Komoditas

4

Kolam air deras

Tambak

Jaring apung

Jaring tancap

Keramba

Kombongan

Akuarium/tangki/bak

Ikan mas

Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila,kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau,udang galah

Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,bawal, sidat, ikan hias air tawar.

Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,bawal, sidat, ikan hias air tawar

Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu

Ikan mas, ikan nila, ikan hias, benih ikankonsumsi, plankton pakan alami

Gambar 1.1 Ikan mas (Cyprinus carpio)

Gambar 1.2 Ikan nila (Oreochromis niloticus)

5

Gambar 1.3 Ikan gurami (OsphronemusGouramy)

Gambar 1.6 Ikan bawal (Colosoma bra-chyponum)

Gambar 1.7 Ikan tawes (Puntius gonionotus)

Gambar 1.8 Ikan tambakan (Helestomatemmincki)

Gambar 1.4 Udang galah (Macrobrachiumrosenbergii)

Gambar 1.5 Ikan patin (Pangasius hipho-thalamus)

6

Gambar 1.9 Ikan sepat (Trichogaster pectolaris)

Gambar 1.10 Ikan kowan (Ctenopharyngodonidella)

Gambar 1.11 Ikan lele (Clarias sp)

Gambar 1.12 Ikan sidat (Anguilla sp.)

Gambar 1.13 Udang vanamei (Penaeusvannamei)

Gambar 1.14 Ikan bandeng (Chanos chanos)

7

Gambar 1.15 Kerapu merah (Plectropmusmaculatus)

Gambar 1.16 Ikan kakap putih (Latescalcariver)

Gambar 1.17 Ikan kerapu (Chromileptesaltivelis)

Gambar 1.18 Ikan betutu (Oxyeleotrismarmorata)

Gambar 1.20 Ikan beronang lada (Siganusgutatus)

Gambar 1.19 Lobster air tawar (CheraxQuadricarinatus)

8

Berdasarkan sistem budi daya ikantersebut maka dapat dipilih beberapawadah budi daya ikan yang akandipergunakan untuk melakukankegiatan budi daya yaitu kolam yangdapat dikelompokkan menjadi kolam airderas dan kolam air tenang berdasar-kan sumber air yang dipergunakandalam kegiatan budi daya. Sedangkanbeberapa jenis wadah budi daya ikanyang dapat dipergunakan untukkegiatan budi daya ikan di perairanumum antara lain jaring apung, jaringtancap, karamba, dan kombongan.Pada kegiatan budi daya ikan air tawar,payau, ataupun laut dibutuhkan benihikan dan induk ikan yang dapatmenggunakan jenis wadah budi dayaantara lain bak, tangki dari bahan seratfiber dan akuarium. Oleh karena itu,dalam buku teks ini akan dibahastentang berbagai macam wadah budidaya ikan antara lain kolam/tambak,bak, akuarium dan karamba jaringterapung.

Media Budi Daya Ikan

Ikan sebagai salah satu jenisorganisme yang hidup pada suatuperairan jika manusia melakukankegiatan budi daya yaitu memproduksi

organisme tersebut dalam suatulingkungan perairan yang terbatas danterkontrol dengan baik maka manusiaharus memahami tentang lingkunganperairan di mana ikan tersebut dapattumbuh dan berkembang biak seperti dihabitat aslinya. Lingkungan perairantempat ikan yang dibudidayakantumbuh dan berkembang biasa disebutdengan media. Media yang dapatdipergunakan untuk melakukankegiatan budi daya ikan ada beberapapersyaratan-persyaratan agar ikandapat tumbuh dan berkembang biakpada wadah yang terbatas tersebut.Dalam buku teks ini akan dibahastentang berbagai macam sumber airyang dapat dipergunakan untukkegiatan budi daya ikan, berbagaimacam parameter kualitas air yangakan mendukung kegiatan budi dayaikan dan bagaimana kita melakukanpengukuran terhadap beberapaparameter kualitas air yang sangatdiperlukan untuk kelangsungan hiduporagnisme air yang akan dibudidayakan.

Dalam bahasan sumber air berisitentang sumber air yang dapat di-gunakan untuk kegiatan budi daya ikanada beberapa macam. Berdasarkanasalnya sumber air yang dapat

9

digunakan untuk kegiatan budi dayaikan dapat dikelompokkan menjadi duayaitu air permukaan dan air tanah. Airpermukaan yaitu air hujan yangmengalami limpasan/berakumulasisementara di tempat-tempat rendahmisalnya: air sungai, waduk, danau, danrawa. Selain itu air permukaan dapatjuga didefinisikan sebagai air yangberada di sungai, danau, waduk, rawa,dan badan air lainnya yang tidakmengalami infiltrasi ke dalam. Sumberair permukaan tersebut sudah banyakdipergunakan untuk kegiatan budi dayaikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujanyang mengendap atau air yang beradadibawah permukaan tanah. Air tanahyang saat ini digunakan untuk kegiatanbudi daya dapat diperoleh melalui carapengeboran air tanah dengan ke-dalaman tertentu sampai diperoleh titiksumber air yang akan keluar dan dapatdipergunakan untuk kegiatan budi daya.

Pada topik tentang parameterkualitas air akan dibahas tentangbeberapa parameter kualitas air dariberbagai aspek antara lain adalahaspek fisik, aspek kimia, dan aspekbiologi. Dari aspek fisik akan dibahassecara detail tentang beberapa

parameter fisik dari suatu perairan yangsangat berpengaruh dalam melakukankegiatan budi daya ikan antara lainadalah kepadatan/berat jenis air,kekentalan/viscosity, tegangan per-mukaan, suhu air, kecerahan dankekeruhan air serta salinitas. Padaaspek secara kimia akan dibahassecara detail tentang beberapaparameter kimia yang sangatberpengaruh pada media budi dayaikan antara lain adalah oksigen,karbondioksida, pH, bahan organik dangaram mineral, nitrogen, alkalinitas dankecerahan. Sedangkan pada aspeksecara biologi akan dibahas tentangkepadatan dan kelimpahan planktonpada suatu wadah budi daya ikan yangsesuai untuk media budi daya ikan.

Pada topik pengukuran parameterkualitas air akan dibahas beberapaparameter kualitas air dari aspek fisik,kimia, dan biologi dengan meng-gunakan beberapa peralatan peng-ukuran kualitas air yang sangat mudahpengoperasionalan alatnya dan ter-sedia di beberapa tempat budi daya.Dengan mengetahui nilai parameterkualitas air pada suatu media budi dayamaka akan dapat dicegah suatu

10

kejadian yang dapat merugikan bagiorganisme air yang dibudidayakansehingga tidak merugikan manusia.Seperti diketahui bahwa organismeair yang dipelihara dalam suatu wadahbudi daya mempunyai kemampuanuntuk beradaptasi dengan mediadi mana ikan itu hidup, sehingga jikaterjadi fluktuasi terhadap beberapaparameter kualitas air pada suatulingkungan budi daya segera dilakukanpenanganan dengan memberikanperlakuan khusus pada media budidaya.

Pengembangbiakan Ikan

Ikan sebagai salah satu jenisorganisme perairan yang sudah dapatdibudidayakan oleh manusia. Denganmelakukan kegiatan budi daya makakebutuhan manusia akan ikan akanselalu tersedia sesuai dengan per-mintaan. Dalam melakukan kegiatanbudi daya ikan untuk memperoleh hasilproduksi yang maksimal dilakukansuatu program pengembangbiakanterhadap ikan yang akan dibudidayakan.Ilmu yang mendasari dalam program pe-ngembangbiakan ikan adalah tentangbiologi ikan, fisiologi ikan, kebiasaanhidup ikan, reproduksi ikan, dan

berbagai ilmu tentang rekayasa siklusreproduksi ikan. Ikan yang akandibudidayakan harus dikelola denganbaik tentang persediaan induk ikan yangakan dibudidayakan. Pengembang-biakan ikan peliharaan akan berhasiljika tersedia induk yang baik.Ketersediaan induk ikan budi daya harusdikelola dengan baik untuk memperolehbenih ikan yang tepat waktu, tepatjumlah, tepat kualitas, tepat jenis, dantepat harga. Oleh karena itu, dalambuku ini akan dibahas tentang beberapahal yang berperan penting dalammelakukan program pengembang-biakan ikan budi daya. Ikan yang akandibudidayakan adalah ikan yangtelah mengalami domestikasi dalamlingkungan budi daya. Domestikasiadalah pemindahan suatu organismedari habitat lama ke habitat baru dalamhal ini manusia biasa memperoleh ikandengan cara mengambil dari alamkemudian dipelihara dalam suatulingkungan yang terbatas yaitu kolampemeliharaan. Suatu jenis ikan dalamsistem budi daya ikan dapat di-kelompokkan berdasarkan tingkatdomestikasinya menjadi empat tingkatsebagai berikut.

1. Domestikasi sempurna, yaituapabila seluruh siklus hidup ikan

11

sudah dapat dipelihara di dalamsistem budi daya. Contoh beberapajenis ikan asli Indonesia yang sudahterdomestikasi sempurna antaralain ikan gurame, ikan baung, danbandeng.

2. Domestikasi dikatakan hampirsempurna apabila seluruh siklushidupnya sudah dapat dipelihara didalam sistem budi daya, tetapikeberhasilannya masih rendah. Ikanasli Indonesia yang terdomestikasihampir sempurna antara lain ikanbetutu, balashark, dan arwana.

3. Domestikasi belum sempurnaapabila baru sebagian siklushidupnya yang dapat dipelihara didalam sistem budi daya. Contohnyaantara lain ikan Napoleon, ikan hiaslaut, dan ikan tuna.

4. Belum terdomestikasi apabilaseluruh siklus hidupnya belumdapat dipelihara di dalam sistembudi daya.

Jenis-jenis ikan yang sudah dapatdibudidayakan di Indonesia sangatbanyak jumlahnya ada yang berasal dariperairan Indonesia asli atau diintroduksidari negara lain. Jenis ikan introduksiyang sudah terdomestikasi secara

sempurna di Indonesia adalah ikan Masdan ikan Nila. Dengan banyaknya jenisikan yang sudah terdomestikasi secarasempurna akan memudahkan manusiauntuk melakukan kegiatan pe-ngembangbiakan. Pengembangbiakanikan budi daya dapat dilakukan dengancara tradisional, semi intensif ataupunintensif. Dengan melakukan pe-ngembangbiakan ikan maka ke-tersediaan benih ikan secara kualitasdan kuantitas akan memadai.Penyediaan benih ikan budi daya saatini dapat dilakukan oleh masyarakatdengan cara menangkap benih ikandari alam (sungai, danau, laut, dansebagainya) atau dengan caramelakukan proses pemijahan ikan didalam wadah budi daya. Pemijahanikan budi daya di dalam wadah budidaya dapat dilakukan dengan tigametode yaitu pemijahan ikan secaraalami, pemijahan ikan secara semibuatan, dan pemijahan ikan secarabuatan. Pemijahan ikan secara alamiadalah pemijahan ikan tanpa campurtangan manusia, terjadi secara alamiah(tanpa pemberian rangsangan hormon)di dalam wadah budi daya. Jenis ikanyang sudah dapat dilakukan pemijahan

12

secara alami di dalam wadah budi dayaantara lain ikan Mas, ikan Nila, ikanBandeng, ikan Kerapu, ikan Kakap, ikanGurame, ikan Baung, dan ikan Lele.

Pemijahan ikan secara semi intensifadalah pemijahan ikan yang terjadidengan memberikan rangsanganhormon untuk mempercepat ke-matangan gonad, tetapi prosesovulasinya terjadi secara alamiah dikolam. Jenis ikan yang sudah dapatdilakukan pemijahan secara semibuatan antara lain ikan Bawal, ikanLele, ikan Kakap, dan ikan Kerapu.Pemijahan ikan secara buatan adalahpemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan rangsangan hormon untukmempercepat kematangan gonad sertaproses ovulasinya dilakukan secarabuatan dengan teknik stripping/pengurutan. Jenis ikan yang sudahdapat dilakukan pemijahan secarabuatan antara lain ikan Patin, ikan Mas,dan ikan Lele.

Dalam buku ini akan dibahastentang bagaimana cara melakukankegiatan produksi budi daya ikan mulaidari kegiatan pembenihan ikan,kegiatan pendederan ikan, kegiatan

pembesaran ikan, dan kegiatanpemanenan ikan. Kegiatan pembenihanikan merupakan suatu kegiatan budidaya yang menghasilkan benih ikan.Benih ikan dalam budi daya ikandiperoleh dari induk ikan, oleh karenaitu sebelum melakukan kegiatanpembenihan ikan harus dipahamiterlebih dahulu tentang teknik seleksiinduk ikan, karena benih ikan yangunggul diperoleh dari induk yang unggul.Jika dalam melakukan kegiatanpembenihan ikan tidak memperhatikantentang seleksi induk yang baik makaakan memperoleh benih ikan yang tidakbermutu. Benih ikan yang diperoleh darihasil pembenihan ikan akan dilaku-kan tahapan pemeliharaan yang di-sebut dengan kegiatan pendederan.Pendederan adalah kegiatan pe-meliharaan ikan untuk menghasilkanbenih yang siap ditebarkan padakegiatan pembesaran ikan. Pada be-berapa jenis ikan air tawar ada be-berapa tahapan kegiatan pendederanikan untuk mempercepat siklus perputar-an produksi, seperti pada budi dayaikan mas ada beberapa tahapan pen-dederan, misalnya pendederan pertamamenghasilkan benih ikan berukuran 2–3cm, pendederan kedua menghasilkan

13

benih ikan berukuran 5–8 cm. Barukemudian berlanjut pada kegiatanproduksi selanjutnya yaitu pembesaranikan. Kegiatan pembesaran ikanmerupakan kegiatan budi daya yangmemelihara benih ikan sampaiberukuran konsumsi. Denganmelakukan seluruh kegiatan budi dayaikan mulai dari pembenihan sampaipembesaran ikan maka kegiatanpengembangbiakan ikan budi dayatelah dilakukan untuk memenuhikebutuhan manusia akan sumberpangan dan nonpangan yang relatifmurah.

Nutrisi Ikan

Kajian tentang nutrisi ikan sangatdiperlukan untuk memahami kebutuhanikan akan zat gizi yang dibutuhkan ikanagar tumbuh dan berkembang. Zat giziyang dibutuhkan oleh ikan agar dapattumbuh dan berkembang meliputitentang kandungan protein, karbohidrat,lemak, vitamin, dan mineral. Zat gizitersebut pada setiap jenis ikanmempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu sangat diperlukanpengetahuan tentang kebutuhan zat gizi

tersebut bagi setiap jenis ikan yang akandibudidayakan. Dalam kegiatan budidaya ikan biasanya para petani ikansangat membutuhkan pakan yang akandiberikan pada ikan yang dibudi-dayakan pada wadah budi daya. Pakanyang diberikan ada dua jenis yaitupakan alami dan pakan buatan. Pakanalami adalah jasad hidup yang diberikansebagai pakan pada organisme air.Sedangkan pakan buatan adalah pakanyang dibuat dari berbagai macambahan baku hewani dan nabati denganmemperhatikan kandungan gizi, sifat,dan ukuran ikan yang akan meng-konsumsi pakan tersebut dengan caradibuat oleh manusia dengan bantuanperalatan pakan. Pada pakan alami danpakan buatan harus diperhatikantentang kandungan zat gizinya agar ikanyang diberi pakan tersebut dapattumbuh dan berkembang.

Dengan memahami kebutuhannutrisi setiap ikan yang dibudidayakanmaka kebutuhan zat gizi ikan akanterpenuhi. Seperti diketahui pakan ataumakanan yang dikonsumsi oleh ikanmerupakan sumber energi utama dalamtubuh ikan. Makanan yang masuk kedalam tubuh ikan akan diubah menjadi

14

energi kimia dan disimpan oleh tubuhdalam bentuk ATP (Adenosin triphosphat).Energi yang diperoleh dari makanan ituyang akan digunakan oleh ikan untukkegiatannya. Dalam buku ini akandibahas tentang penggunaan energiyang berasal dari pakan oleh ikan danbagaimana penyebarannya dalamproses metabolisme ikan. Energi yangdiperoleh dari makanan akan dapatmemberikan pertumbuhan dan per-kembangan ikan budi daya jikamakanan yang diberikan mempunyaikandungan nutrisi yang cukup untuksetiap jenis ikan. Oleh karena itu, sangatpenting mengetahui kebutuhan energiuntuk setiap jenis ikan. Seperti diketahuibahwa pakan buatan harus me-ngandung energi lebih dari 3.000kilokalori agar dapat memberikanpertumbuhan yang baik bagi ikan budidaya.

Setelah memahami tentang energiyang dibutuhkan oleh setiap jenis ikanmaka pengetahuan tentang sumbernutrien utama sebagai sumber energiyaitu protein, lemak dan karbohidrat,serta vitamin dan mineral harusdipelajari agar kebutuhan ikan akannutrisi tercukupi. Protein adalah suatumolekul kompleks yang besar

(makromolekul), yang terbentuk darimolekul asam amino (20 macam), dimana asam amino satu sama lainberhubungan dengan ikatan peptida.Protein merupakan nutrisi utama yangmengandung nitrogen dan merupakanunsur utama dari jaringan dan organtubuh hewan dan juga senyawa nitrogenlainnya seperti asam nukleat, enzim,hormon, vitamin, dan lain-lain. Proteindibutuhkan sebagai sumber energiutama karena protein ini terus-menerusdiperlukan dalam makanan untukpertumbuhan dan perbaikan jaringanyang rusak. Protein sangat dibutuhkanoleh ikan sebagai sumber utama energidan pada ikan kebutuhan protein inibervariasi bergantung pada jenis ikanyang dibudidayakan. Kebutuhan ikanakan protein ini berkisar antara20–60% dan kebutuhan protein inisudah sampai pada kebutuhan asamamino setiap jenis ikan di mana setiapjenis ikan kebutuhannnya akan asamamino sangat spesifik. Protein yangdiberikan pada ikan budi daya tidakboleh berlebih ataupun kekuranganharus tepat karena kalau berlebihataupun kekurangan akan memberikanpertumbuhan yang negatif. Kelebihanprotein dalam pakan akan meng-akibatkan ikan memerlukan energi

15

ekstra untuk melakukan prosesdeaminasi dan mengeluarkan amoniaksebagai senyawa yang bersifat racunsehingga energi yang digunakan untukpertumbuhan akan berkurang. Ke-kurangan protein dalam pakan jelasakan mengakibatkan pertumbuhan yangnegatif karena protein yang disimpan didalam jaringan otot akan dirombakmenjadi sumber energi sehinggapertumbuhan menjadi terhambat.

Pengetahuan nutrisi ikan selanjutnyaadalah karbohidrat. Karbohidrat adalahsenyawa organik yang terdiri dari unsurkarbon, hidrogen, dan oksigen dalamperbandingan yang berbeda-beda.Karbohidrat adalah sumber energi yangmurah dan dapat menggantikan proteinyang mahal sebagai sumber energi.Karbohidrat pada manusia dan hewandarat merupakan sumber energi utamasedangkan pada ikan karbohidratmerupakan sumber energi yang disebutdengan Protein Sparring Effect yaitukarbohidrat dapat digunakan sebagaisumber energi pengganti bagi protein,karbohidrat sebagai mitra protein jikatubuh kekurangan protein makakarbohidrat akan dipecah sebagaipengganti energi yang berasal dari

protein. Dengan menggunakankarbohidrat dan lemak sebagai sumberbahan baku maka hal ini dapatmengurangi harga pakan. Pemanfaatankarbohidrat sebagai sumber energidalam tubuh dapat juga dipengaruhi olehaktivitas enzim dan hormon. Enzim danhormon ini penting untuk prosesmetabolisme karbohidrat dalam tubuhseperti glikolisis, siklus asam trikar-boksilat, jalur pentosa fosfat, glukoneo-genesis dan glikogenesis. Selain itudalam aplikasi pembuatan pakankarbohidrat seperti zat tepung, agar-agar,alga, dan getah dapat juga digunakansebagai pengikat makanan (binder)untuk meningkatkan kestabilan pakandalam air pada pakan ikan dan udang.

Kemampuan setiap jenis ikandalam memanfaatkan karbohidratberbeda-beda, kebutuhan karbohidratbagi ikan budi daya berkisar antara20–40%. Hal ini dikarenakan enzimyang mencerna karbohidrat yaituamilase pada ikan omnivora danherbivora aktivitasnya lebih tinggidibandingkan dengan ikan karnivora,oleh karena itu pada pencernaankarbohidrat pada ikan karnivora lebihrendah dibandingkan dengan ikan

16

herbivora dan omnivora. Selain itukemampuan sel memanfaatkan glukosasebagai bentuk sederhana darikarbohidrat dan sumber energi yangpaling cepat diserap di dalam sel padaikan herbivora dan omnivora lebih besardibandingkan dengan ikan karnivora.Pengetahuan tentang kebutuhankarbohidrat pada komposisi nutrisipakan setiap jenis ikan perlu dipelajariagar dapat menyusun kebutuhan nutrisiikan yang tepat dan murah.

Kebutuhan nutrien ikan selanjutnyaadalah lemak. Lemak sebenarnyaadalah bagian dari lipid. Lipid adalahsenyawa organik yang tidak larut dalamair tetapi dapat diekstraksi denganpelarut nonpolar seperti kloroform, eter,dan benzena. Lipid itu terdiri dari lemak,minyak, malam dan senyawa-senyawalain yang ada hubungannya. Perbedaanlemak dan minyak adalah pada titikcairnya di mana lemak cenderung lebihtinggi titik cairnya karena molekulnyalebih berat dan rantai molekulnya lebihpanjang. Kebutuhan ikan akan lemakjuga bervariasi antara 4–18% dansetiap jenis ikan mempunyai kebutuhanyang spesifik.

Nutrien yang digunakan oleh ikansebagai katalisator (pemacu) terjadinyaproses metabolisme di dalam tubuh ikanadalah vitamin. Vitamin merupakansalah satu nutrien yang bukan merupa-kan sumber tenaga tetapi sangatdibutuhkan untuk kelangsungan semuaproses di dalam tubuh. Vitamin merupa-kan senyawa organik dan biasa disebutdietary essensial yaitu harus diberikandari luar tubuh karena tubuh tidak dapatmensintesis sendiri, kecuali beberapavitamin misalnya vitamin C pada ayamdan vitamin B pada ruminansia. MenurutSteffens (1989) vitamin adalah senyawaorganik dengan berat molekul rendahdengan komposisi dan fungsi yangberagam di mana sangat penting untukkehidupan tetapi tidak dapat disintesis(atau hanya disintesis dalam kuantitasyang tidak cukup/terbatas) oleh hewantingkat tinggi dan oleh sebab itu harusdisuplai dari makanan. Vitamindibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yangtidak banyak tetapi kekurangan vitamindalam komposisi pakan akanmembawa dampak negatif bagi ikanbudi daya. Pada buku teks ini akandibahas tentang berbagai macamvitamin, fungsi dan peranannya,

17

kebutuhan berbagai jenis ikan akanvitamin dan dampak yang diakibatkanjika dalam komposisi pakan ke-kurangan vitamin. Vitamin berdasarkanklasifikasinya dikelompokkan menjadidua yaitu vitamin yang larut dalam airdan vitamin yang larut dalam lemak.Vitamin yang larut dalam air mempunyaisifat bergerak bebas di dalam badan,darah, dan limpa, mudah rusak dalampengolahan, mudah hilang karenatercuci atau terlarut oleh air keluar daribahan, tidak stabil dalam penyimpanan,kecuali vitamin B12 dapat disimpandalam hati selama beberapatahun, berfungsi sebagai koenzim ataukofaktor dalam reaksi enzimatik, kecualivitamin C dan kelebihan vitamin inidi dalam tubuh akan dieksresikanke dalam urin. Jenis vitamin yanglarut dalam air adalah vitamin B1(Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitaminB3 (Niasin), vitamin B5 (Asampantotenat), vitamin B6 (Piridoksin),vitamin B12 (Kobalamin), biotin, asamfolat, inositol, kolin, dan vitamin C.Kelompok yang kedua adalah vitaminyang larut dalam lemak. Kelompokvitamin yang larut dalam lemakmempunyai sifat dapat disimpan dalam

hati dan jaringan-jaringan lemak, tidaklarut dalam air maka vitamin ini tidakdapat dikeluarkan atau dieksresikanakibatnya vitamin ini dapat ditimbundalam tubuh jika dikonsumsi dalamjumlah banyak. Kelompok vitamin initerdiri dari vitamin A, vitamin D, vitaminE, dan vitamin K.

Kebutuhan ikan akan vitamin sangatditentukan oleh ukuran atau umur ikan,kandungan nutrien pakan, lajupertumbuhan, dan lingkungan di manaikan itu hidup. Vitamin merupakankoenzim yang sangat diperlukan dalammetabolisme tubuh. Bila kekuranganvitamin maka ikan akan memberikangejala-gejala yang spesifik untuk setiapjenis vitamin. Penggunaan vitamindalam pakan ikan biasanya memakaivitamin yang sintetik karena ikan tidakdapat menggunakan bahan makananyang segar, kecuali pada beberapajenis ikan herbivora yang dapatmemanfaatkan vitamin dari daun. Padaproses pembuatan pakan ikan,kehilangan vitamin tidak dapatdihindarkan karena sifat vitamintersebut. Oleh karena itu, perludiperhitungkan kandungan vitamin yang

18

tepat pada waktu menyusun formulasipakan.

Nutrien selanjutnya yang bukanmerupakan sumber energi tetapiberperan sebagai kofaktor dalam setiapproses metabolisme adalah mineral.Mineral merupakan unsur anorganikyang dibutuhkan oleh organismeperairan (ikan) untuk proses hidupnyasecara normal. Ikan sebagai organismeair mempunyai kemampuan untukmenyerap beberapa unsur anorganik initidak hanya dari makanannya sajatetapi juga dari lingkungannya. Jumlahmineral yang dibutuhkan oleh ikan dalamjumlah yang sedikit tetapi mempunyaifungsi yang sangat penting. Dalampenyusunan pakan buatan mineral mixbiasanya ditambahkan berkisar antara2–5 % dari total jumlah bahan danbergantung pada jenis ikan yang akanmengkonsumsinya. Walaupun sangatsedikit yang dibutuhkan oleh ikanmineral mempunyai fungsi yang sangatutama dalam tubuh ikan. Dalam bukuteks ini akan dijelaskan secara detailtentang kebutuhan mineral pada ikanyang dibudidayakan serta dampak yangdiakibatkan jika ikan kekuranganmineral dalam komposisi pakannya.

Mineral berdasarkan konsentrasi-nya di dalam tubuh hewan dikelompok-kan menjadi dua kelompok, kelompokpertama adalah mineral makro yaitumineral yang konsentrasinya dalamtubuh organisme dibutuhkan dalamjumlah besar (lebih dari 100 mg/kgpakan kering) terdiri dari Calsium (Ca),Magnesium (Mg), Sodium (Na),Potassium (K), Phosphorus (P), Clorine(Cl), dan Sulphur (S).

Kelompok yang kedua adalahmineral mikro yaitu mineral yangkonsentrasinya dalam tubuh setiaporganisme dibutuhkan dalam jumlahsedikit (kurang dari 100 mg/kg pakankering) terdiri dari Besi (Fe), Tembaga(Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn), Cobalt(Co), Molybdenum (Mo), Cromium (Cr),Selenium (Se), Fluorinr (F), Yodium (I),Nickel (Ni), dan lain-lain.

Teknologi Pakan Buatan

Dalam buku teks ini akan diuraikansecara jelas tentang berbagai kajianyang mendukung dalam membuat suaturekayasa dalam membuat pakan ikan.Beberapa subtopik akan dibahas

19

antara lain jenis-jenis bahan baku,bagaimana cara menyusun formulasipakan ikan dari yang sangat sederhanasampai teknologi komputer, bagaimanaprosedur pembuatan pakan dari skalarumah tangga sampai pabrikasi, danbagaimana melakukan pengelolaanterhadap pakan yang sangat mem-butuhkan keahlian tersendiri agar dalammelakukan suatu usaha budi daya ikanmenguntungkan. Di mana kita tahubahwa pakan buatan merupakan biayaoperasional tertinggi kurang lebih 60%dari total biaya produksi. Jika kita dapatmengelola dengan baik penggunaanpakan buatan dalam suatu uasaha budidaya ikan maka biaya pakan akandapat dikurangi dan pertumbuhan ikanterjadi secara optimal sehinggakeuntungan produksi meningkat. Selainitu dalam proses pemberian pakanpada ikan sebagai organisme air yanghidup dalam media air maka harusdiketahui juga tentang kaitan antarapakan ikan dan kualitas air, sehinggapakan yang diberikan selama prosesbudi daya ikan berlangsung tidakmemberikan dampak negatif terhadapmedia budi daya.

Jenis-jenis bahan baku yang dapatdigunakan untuk membuat pakan ikan

dapat dikelompokkan ke dalam bahanbaku hewani yaitu jenis-jenis bahanbaku yang berasal dari hewan, bahanbaku nabati yaitu jenis-jenis bahan bakuyang berasal dari tumbuh-tumbuhan danbahan baku limbah industri yaitu bahanbaku yang berasal dari hasil peng-olahan industri pertanian, perikananyang sudah tidak digunakan tetapimasih dapat diolah untuk sumber bahanbaku pakan.

Penyusunan formulasi pakanmerupakan suatu kompetensi yangharus dimiliki oleh para pembudidayaikan yang akan membuat pakan ikansendiri karena pakan ikan yang dibuatsendiri mempunyai keuntungan yanglebih baik dibandingkan denganmembeli dipasar. Pakan ikan yangdibuat sendiri mempunyai formulasisesuai dengan kebutuhan ikan yangakan mengkonsumsi pakan tersebut.Karena setiap jenis ikan mempunyaikebutuhan kandungan nutrien/zat giziyang spesifik. Oleh karena itu, dalammenyusun formulasi pakan harus dibuatperencanaan yang tepat tentangperuntukkannya jenis dan umur ikanyang akan mengkonsumsinya. Dalammenyusun persamaanformulasi pakan

20

ada beberapa metode yang dapatdigunakan antara lain metodesegiempat/square methods merupakanmetode penyusunan formulasi pakanyang paling lama sebagai dasar utamadalam menyusun formulasi pakan,selanjutnya adalah metode coba-coba/trial and error yaitu metode penyusunanformulasi pakan yang dilakukan dengancara mencoba berbagai bahan dengankomposisi disesuaikan dengankandungan gizi setiap bahan baku danmerupakan kelanjutan dari metodesegiempat. Metode selanjutnya adalahmetode aljabar merupakan suatumetode penyusunan formulasi pakanikan dengan menggunakan persamaanmatematika yaitu persamaan aljabardan keempat juga menggunakanpersamaan matematika yaitu per-samaan linier. Penyusunan matematikadapat menggunakan alat bantukomputer apabila anda bisa membuatprogram matematika tersebut dalamkomputer. Selain itu ada juga yangmenyusun formulasi pakan ikan denganmetode worksheet yang prinsipnyahampir sama dengan persamaansebelumnya, perbedaannya hanyamenggunakan lembar kerja setiaplangkah untuk memudahkan dalampenyusunan formulasi.

Pakan ikan dibuat oleh paraprodusen untuk memenuhi kebutuhanproduksi budi daya ikan. Jika parapembudidaya ikan dapat membuatpakan ikan sendiri akan sangatmenguntungkan apabila dipahamiprosedur pembuatan pakan ikan yangbenar. Pakan ikan dapat dibuat secaraskala rumah tangga maupun secarapabrikasi. Prinsip dalam pembuatanpakan ikan yang harus dipahami adalahbagaimana prosedur yang benar dalammembuat pakan ikan. Pakan ikanberbeda dengan pakan ternak, pakanikan dibuat untuk dikonsumsi oleh ikanyang hidup diair, mempunyai ukuranlambung yang pendek, dan tidaklangsung dapat dikonsumsi ikan tetapiberhubungan dengan media air di manaikan hidup. Oleh karena itu dalamprosedur pembuatan pakan harusdiperhatikan dengan benar tentangkomposisi bahan baku yang akandigunakan dalam membuat pakan ikan,bentuk bahan baku yang akandigunakan harus dalam bentuk tepung.Oleh karena itu, tahapan pertama dalamprosedur pembuatan pakan adalahmembuat tepung semua bahan bakuyang disebut dengan milling. Peralatan

21

yang dapat digunakan untuk melakukanpenepungan bahan baku ada berbagaimacam bergantung pada kapasitasbahan baku yang akan ditepung mulaidari disc mill, hammer mill, dan lain-lain. Prosedur selanjutnya setelah bahanbaku ditepung adalah melakukanpenimbangan bahan baku jika prosespembuatan pakan dilakukan secaraskala rumah tangga, tetapi jikapembuatan pakan dilakukan secarapabrikasi maka langkah selanjutnyaadalah pencampuran atau mixing.Setelah dilakukan pencampuranlangkah selanjutnya adalah pembuatanadonan sampai benar-benar tercampursecara sempurna, kemudian pen-cetakan pakan buatan atau pelleting.Pakan yang telah terbentuk sesuaidengan keinginan pembuat jikadilakukan secara skala rumah tanggamaka pakan tersebut harus dilakukanpengeringan atau drying, tetapi jikadilakukan secara pabrikasi di manaperalatan pembuatan pakannya telahdilengkapi dengan peralatan steamuntuk mengeringkan pakan sehinggatidak dibutuhkan proses pengeringanpakan. Langkah terakhir dalam prosespembuatan pakan adalah pengemasandan pengangkutan pakan kepada parakonsumen.

Pakan dibutuhkan dalam suatuusaha budi daya ikan dapat berasal daripakan alami dan pakan buatan. Padausaha budi daya ikan yang intensifpakan yang digunakan dalam usahatersebut adalah pakan buatan. Olehkarena itu, harus dibuat suatumanejemen pakan yang baik agarpakan yang digunakan benar efisiendan efektif. Penggunaan pakan yangbenar dalam proses budi daya akansangat menguntungkan para pembudi-daya.

Selain itu ikan sebagai organismeair maka habitatnya selalu berada didalam air. Oleh karena itu, bagaimanapara pembudidaya ikan harusmemahami keterkaitan antara pakanikan dan kualitas air yang sesuai dengankebutuhan ikan. Saat ini telah ditemukantentang formulasi pakan ikan yangramah lingkungan yang memperhatikankandungan gizi pakan dengandampaknya terhadap kualitas airsebagai media budi daya ikan.

Teknologi Pakan Alami

Pada bab sebelumnya telahdibahas tentang pakan buatan, pada

22

bab ini akan dibahas tentang jenis-jenispakan alami yang dapat digunakandalam budi daya ikan, bagaimanamelakukan budi daya berbagai jenispakan alami yang dapat dikonsumsioleh ikan terdiri dari phytoplankton,zooplankton, dan bentos. Planktonadalah organisme renik yang hidupmelayang-layang mengikuti pergerakanair. Plankton di dalam perairan dapatdikelompokkan menjadi dua yaituphytoplankton dan zooplankton.Phytoplankton adalah organisme renikyang hidup melayang-layang mengikutipergerakan air yang berasal dari jasadnabati, sedangkan zooplankton adalahorganisme renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air yangberasal dari jasad hewani. Sedangkanbentos adalah organisme air yang hidupdi dasar perairan.

Jenis-jenis phytoplankton danzooplankton yang dapat dibudidayakandapat dikelompokkan berdasarkanhabitatnya adalah plankton air tawar danplankton air laut. Plankton air tawardigunakan untuk ikan-ikan air tawar danplankton air laut digunakan untuk ikan-ikan air laut. Begitu juga dengan benthosdisesuaikan dengan habitatnya tetapibenthos yang sudah dapat dibudi-

dayakan pada umumnya adalah yangberasal dari air tawar.

Untuk meningkatkan mutu daripakan alami saat ini sudah dapatdilakukan tenkologi bioenkapsulasiyaitu proses peningkatan mutu darizooplankton yang telah dibudidayakanuntuk meningkatkan kelangsunganhidup larva yang mengkonsumsi pakanalami tersebut. Ada berbagai macambahan yang dapat digunakan untukmeningkatkan mutu dari zooplanktontersebut. Dalam buku teks ini akandibahas berbagai cara dan bahan yangyang dapat digunakan untuk meningkat-kan mutu dari pakan alami.

Hama dan Penyakit Ikan

Pada setiap kegiatan budi dayaikan pasti akan terdapat kendala yangdapat menyebabkan berkurangnyaproduktivitas dalam suatu usaha.Penyebab utama terjadinya kegagalanproduksi ikan budi daya biasanyadisebabkan oleh karena adanya hamadan penyakit yang menyerang dalamwadah budi daya ikan. Karena ikan yangsakit tidak akan mengalami per-tumbuhan berat badan yang optimal danhal ini sangat merugikan bagi para pem-

23

budidaya. Agar tidak terjadi seranganhama dan penyakit ikan dalam wadahbudi daya maka sebelum dilakukankegiatan budi daya harus dilakukantreatment pada wadah yang akandigunakan seperti membersihkanwadah budi daya, penggunaan air yangbaik secara kualitas dan kuantitas,peralatan yang akan digunakan untukkegiatan budi daya telah disuci-hamakan, jangan memelihara ikan yangsakit dengan ikan yang sehat secarabersamaan, membuang segera ikanyang sakit. Jika ikan telah terseranghama dan penyakit ikan maka langkahyang harus dilakukan adalah melakukanpengobatan terhadap ikan yang sakit.

Dalam buku teks ini akan dibahastentang jenis-jenis hama dan penyakityang biasa menyerang ikan budi daya,beberapa kegiatan pengendalianterhadap serangan hama dan penyakitikan serta cara melakukan pengobatanjika ikan yang dibudidayakan telahterserang hama dan penyakit ikan.Hama adalah makhluk hidup yangmenyerang atau memangsa ikan yangdipelihara sehingga ikan tersebut mati.Jenis hama ada beberapa macam adahama yang menyerang larva ikan, benihikan, atau ikan ukuran besar. Penyakitikan adalah suatu akibat dari interaksi

tiga komponen yaitu lingkungan, ikan itusendiri, dan agen penyakit yangmenyebabkan ikan yang dibudidayakanmenjadi sakit dan dapat menyebabkankematian. Penyakit ikan ini dapatdisebabkan oleh berbagai hal diantaranya penyakit ikan yang disebab-kan oleh virus, bakteri, jamur, parasit danmakanan. Pada bagian selanjutnyaakan dibahas secara detail jenis-jenispenyakit dan cara penanggulangannyaserta pengobatannya.

Pemasaran pada bab ini akandibahas tentang pengertian pemasar-an, ciri-ciri pemasaran hasil perikanan,perencanaan dan target penjualan,estimasi harga jual, sistem penjualan,dan strategi promosi. Dengan mem-pelajari materi pemasaran ini diharap-kan pembaca dapat memahami tentangpemasaran hasil produksi budi dayaikan dengan berbagai karakteristikproduk perikanan yang laku jualdimasyarakat.

Analisa Usaha Budi Daya Ikan

Dalam suatu kegiatan budi dayatujuan dilakukannya produksi adalahuntuk memenuhi kebutuhan masyarakatakan produk hasil budi daya ikan.Budi daya ikan sebagai salah satu

24

usaha yang menghasilkan ikan untukdijual yang berarti akan mendapatkansuatu nilai tambah bagi para pembudi-dayanya. Dalam bab ini akan dibahastentang persyaratan yang harusdipenuhi agar suatu usaha budi dayaikan menguntungkan dikaji dari aspekekonomi. Oleh karena itu, akan dibahastentang pengertian studi kelayakan, NetPresent Value (NPV), Net Benefit CostRatio (NBC Ratio), Internal Rate ofreturn, Analisis break Event Point(BEP), dan aplikasi analisa usaha.Dalam melakukan usaha budi daya ikandiharapkan produk yang dihasilkanakan terjual semua dan mempunyaiharga yang sesuai dengan keinginanpenjual sehingga akan diperolehkeuntungan. Jika dalam melakukansuatu usaha tidak mendapatkankeuntungan sebagai upah darimengelola usaha budi daya ikan makapara pembudidaya ikan tidak akantertarik untuk membudidayakankomoditas perikanan. Seperti kitaketahui budi daya ikan pada kondisilahan yang semakin lama semakinterbatas karena bertambahnya populasimanusia di bumi harus selalu dibudi-dayakan dan memberikan nilai tambahbagi para pembudidaya.

Kesehatan dan KeselamatanKerja

Pelaksanaan kesehatan dankeselamatan kerja pada suatu usahabudi daya ikan harus dapat diaplikasi-kan. Dengan melaksanakan kesehatandan keselamatan kerja merupakansuatu upaya untuk menciptakan tempatkerja yang aman, sehat, bebas daripencemaran lingkungaan, sehinggadapat mengurangi dan atau bebas darikecelakaan kerja yang pada akhirnyadapat meningkatkan efisiensi danproduktivitas kerja.

Peraturan tentang kesehatan dankeselamatan kerja pada dunia usahadan dunia industri telah diatur olehnegara yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentangkeselamatan kerja. Usaha budi dayaikan merupakan suatu kegiatan yangdapat dilakukan di tempat tertutup atauterbuka seperti kolam, tambak, jaringterapung. Oleh karena itu, harusdiperhatikan tentang kesehatan dansumber-sumber bahaya. Denganmelakukan budi daya ikan secaraintensif untuk memperoleh targetproduksi yang telah ditetapkan makakesehatan dan keselamatan kerja harus

25

selalu diperhatikan agar tidak terjadikecelakaan kerja yang diakibatkan olehkecerobohan atau kelalaian manusia.keselamatan kerja selama melakukankegiatan budi daya di berbagai tempatkerja. Tempat kerja merupakan suaturuangan atau lapangan, tertutup atauterbuka, bergerak atau tetap di manatenaga kerja bekerja atauseringdimasuki tempat kerja untuk keperluanusaha di mana terdapat sumber atausumber-sumber bahaya. Denganmelakukan budi daya ikan secaraintensif untuk memperoleh targetproduksi yang telah ditetapkan makakesehatan dan keselamatan kerja harusselalu diperhatikan agar tidak terjadikecelakaan kerja yang diakibatkan olehkecerobohan atau kelalaian manusia.

26

27

BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN

2.1 Jenis-Jenis Wadah BudiDaya Ikan

Dalam budi daya ikan air tawar danlaut, ada beberapa jenis wadah yangdapat digunakan antara lain kolam, bak,akuarium, jaring terapung/ karambajaring apung. Kolam dapat digunakansebagai wadah untuk budi daya ikan airtawar sedangkan bak, akuarium, jaringterapung dapat digunakan untukmelakukan budi daya ikan air tawar danlaut. Kolam dan bak berdasarkandefinisinya dibedakan karena kolamdalam bahasa Inggrisnya pond adalahsuatu wadah yang dapat menampungair dalam luasan yang terbatas, sengajadibuat oleh manusia dengan caramelakukan penggalian tanah padalahan tertentu dengan kedalaman rata-rata berkisar antara 1,5–2,0 mdan sumber air bermacam-macam.

Sedangkan bak atau tanki adalah suatuwadah budi daya ikan yang sengajadibuat oleh manusia yang berada diatas permukaan tanah yang dapat me-nampung air dengan bahan baku yangdigunakan untuk membuat bak tersebutdisesuaikan dengan kebutuhanmanusia. Jenis-jenis kolam dapatdibedakan berdasarkan sistem budidaya yang akan diterapkan dan sumberair yang digunakan. Sedangkan jenis-jenis bak atau tanki ini biasanyadikelompokkan berdasarkan bahanbaku pembuatannya yaitu yang terbuatdari beton disebut bak beton, yangterbuat dari kayu dilapisi dengan plastikdisebut bak plastik, yang terbuat dariserat fiber disebut bak fiber. Akuariummerupakan salah satu wadah yangdigunakan untuk budi daya ikan yangterbuat dari kaca dan mempunyai

28

ukuran tertentu. Jaring terapungmerupakan suatu wadah budi daya ikanair tawar dan laut yang sengaja dibuatoleh manusia untuk membatasi air yangberada dalam suatu perairan umum(danau, laut, waduk, sungai) agar dapatdigunakan untuk membudidayakanikan.

2.1.1 Kolam

Jenis-jenis kolam yang akandigunakan sangat tergantung kepadasistem budi daya yang akan diterapkan.Ada tiga sistem budi daya ikan air yangbiasa dilakukan.1. Tradisional/ekstensif, kolam yang

digunakan adalah kolam tanah yaitukolam yang keseluruhan bagiankolamnya terbuat dari tanah(Gambar 2.1).

2. Semi intensif, kolam yang di-gunakan adalah kolam yang bagiankolamnya(dinding pematang)terbuat dari tembok sedangkandasar kolamnya terbuat dari tanah(Gambar 2.2).

3. Intensif, kolam yang digunakanadalah kolam yang keseluruhanbagian kolam terdiri dari tembok(Gambar 2.3).

Jenis-jenis kolam berdasarkansumber air yang digunakan adalah

Gambar 2.1 Kolam tanah

Gambar 2.2 Kolam semiintensif

kolam air mengalir/running waterdengan sumber air berasal dari sungaiatau saluran irigasi di mana pada kolamtersebut selalu terjadi aliran air yangdebitnya cukup besar (50 l/detik) dankolam air tenang/ stagnant waterdengan sumber air yang digunakanuntuk kegiatan budi daya adalah sungai,saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk kedalam kolam sangat sedikit debit airnya(0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsimenggantikan air yang meresap danmenguap.

29

Jenis-jenis kolam yang dibutuhkanuntuk membudidayakan ikan berdasar-kan proses budi daya dan fungsinyadapat dikelompokkan menjadi be-berapa kolam antara lain kolampemijahan, kolam penetasan, kolampemeliharaan/pembesaran, dan kolampemberokan induk.

Kolam pemijahan adalah kolamyang sengaja dibuat sebagai tempatperkawinan induk-induk ikan budi daya.Ukuran kolam pemijahan ikan ber-gantung kepada ukuran besar usaha,yaitu jumlah induk ikan yang akandipijahkan dalam setiap kali pemijahan.Bentuk kolam pemijahan biasanyaempat persegi panjang dan lebar kolampemijahan misalnya untuk kolampemijahan ikan mas sebaiknya tidakterlalu berbeda dengan panjangkakaban. Sebagai patokan untuk 1 kginduk ikan mas membutuhkan ukuran

Gambar 2.3 Kolam intensif

kolam pemijahan 3 × 1,5 m dengankedalaman air 0,75–1,00 m.

Kolam pemijahan sebaiknya dibuatdengan sistem pengairan yang baik yaitumudah dikeringkan dan pada lokasiyang mempunyai air yang mengalir sertabersih. Selain itu kolam pemijahan harustidak bocor dan bersih dari kotoran ataurumput- rumput liar (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Kolam pemijahan

Kolam penetasan adalah kolamyang khusus dibuat untuk menetaskantelur ikan, sebaiknya dasar kolampenetasan terbuat dari semen atautanah yang keras agar tidak ada lumpuryang dapat mengotori telur ikansehingga telur menjadi buruk atau rusak.Ukuran kolam penetasan disesuaikanjuga dengan skala usaha. Biasanyauntuk memudahkan perawatan danpemeliharaan larva, ukurannya 3 × 2 matau 4 × 3 m (Gambar 2.5).

30

Gambar 2.5 Kolam penetasan

Kolam pemeliharaan benih adalahkolam yang digunakan untuk me-melihara benih ikan sampai ukuran siapjual (dapat berupa benih atau ukurankonsumsi). Kolam pemeliharaanbiasanya dapat dibedakan menjadikolam pendederan dan kolampembesaran ikan. Pada kolam semiintensif atau tradisional sebaiknya tanahdasar kolam adalah tanah yang suburjika dipupuk dapat tumbuh pakan alamiyang sangat dibutuhkan oleh benih ikan(Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Kolam pemeliharaan

Kolam pemberokan adalah kolamyang digunakan untuk menyimpan

induk-induk ikan yang akan dipijahkanatau ikan yang akan dijual/angkut ketempat jauh (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Kolam pemberokan

2.1.2 Bak

Wadah budi daya ikan selanjutnyaadalah bak atau tanki yang dapatdigunakan untuk melakukan budi dayaikan. Berdasarkan proses budi dayaikan, jenis bak yang akan digunakandisesuaikan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolamdi mana dapat dikelompokkan menjadibak pemijahan, bak penetasan, bakpemeliharaan, dan bak pemberokan.Bak yang digunakan untuk melakukanpemijahan ikan biasanya adalah bakyang terbuat dari beton (Gambar 2.8)atau fiber (Gambar 2.9) sedangkan bakplastik (Gambar 2.10) biasanyadigunakan untuk melakukan pe-meliharaan larva ikan.

31

budi daya ikan tawar dan air lautbiasanya pada proses kegiatanpembenihan ikan atau untuk pe-meliharaan ikan hias. Akuarium initerbuat dari bahan kaca di manapenamaan akuarium ini berasal daribahasa latin yaitu aqua yang berarti airdan area yang berarti ruang. Jadiakuarium ini adalah ruangan yangterbatas untuk tempat air yangberpenghuni, yang dapat diawasi dandinikmati. Akuarium yang digunakanuntuk budi daya ikan ini dapat dibuatsendiri atau membeli langsung daritoko. Fungsi akuarium sebagai wadahuntuk budi daya ikan juga dapatberfungsi sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmatikeindahannya oleh penggemarnya.Berdasarkan fungsinya, akuarium dapatdibedakan antara lain sebagai berikut.

2.1.3.1 Akuarium umum

Akuarium ini diisi dengan berbagaijenis ikan dan tanaman air yangbertujuan untuk penghias ruangan.

Syarat akuarium umum.

a. Akuarium akan diletakkan sesuaidan serasi dengan ruangan.

b. Alat perlengkapan akuarium

Gambar 2.8 Bak beton

Gambar 2.9 Bak fiber

Gambar 2.10 Bak plastik

2.1.3 Akuarium

Akuarium merupakan salah satuwadah pemeliharaan ikan yang relatifsangat mudah dalam perawatannya.Akuarium dapat digunakan untuk

32

meliputi aerator, kabel listrik, pipapvc, dan lain-lain yang diletakkantersembunyi supaya nampak alami.

c Usahakan dasar akuarium tampakalami.

e. Jenis ikan yang dipelihara harusharmonis.

Jenis akuarium ini biasanya diguna-kan sebagai hiasan bagi berbagai jenisikan yang dapat dinikmati keindahanwarna tubuh ikan baik ikan air tawarmaupun ikan air laut dari jenis ikan hiasmaupun ikan konsumsi.

2.1.3.2 Akuarium kelompok

Ikan-ikan yang dipelihara di dalamakuarium kelompok harus ikan sejenis/sekeluarga serta ditanami oleh tanamanair yang tanaman air yang diperlukanoleh kelompok ikan yang dipelihara.

Syarat akuarium kelompoka. Jenis ikan yang dipelihara harus

masih sekarabat.b. Susunan tanaman air disesuaikan

dengan ikan yang dipelihara.

Jenis akuarium ini biasanya di-gunakan untuk memelihara ikan dalamsatu kelompok baik ikan hias maupun

ikan konsumsi dari ikan air tawar danlaut (Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Akuarium kelompok

2.1.3.3 Akuarium sejenis

Dalam akuarium ini, estetika dandekorasi dikesampingkan, karenatujuan dari akuarium sejenis untukmengembangbiakan ikan. Jenisakuarium ini yang biasa digunakan untukmembudidayakan ikan air tawar dan laut(Gambar 2.12).

Gambar 2.12 Akuarium sejenis

2.1.3.4 Akuarium tanaman

33

Dalam akuarium ini yang me-megang peranan adalah tanaman air.Ikan dimasukan ke dalam akuariumuntuk penghias dan pemeliharatanaman.

Gambar 2.13 Akuarium tanaman

2.1.4 Keramba jaring apung (KJA)

Wadah budi daya ikan selanjutnyayang dapat digunakan oleh masyarakatyang tidak memiliki lahan darat dalambentuk kolam, masyarakat dapatmelakukan budi daya ikan di perairanumum. Budi daya ikan dengan meng-gunakan karamba merupakan alternatifwadah budi daya ikan yang sangatpotensial untuk dikembangkan karenaseperti diketahui wilayah Indonesia initerdiri dari 70% perairan baik air tawarmaupun air laut. Dengan menggunakan

wadah budi daya karamba dapatditerapkan beberapa sistem budi dayaikan yaitu secara ekstensif, semi intensifmaupun intensif disesuaikan dengankemampuan para pembudidaya ikan.Jenis-jenis wadah yang dapat di-gunakan dalam membudidayakan ikandengan karamba ada beberapa antaralain karamba jaring terapung, karambabambu tradisional dengan berbagaibentuk bergantung pada kebiasaanmasyarakat sekitar. Teknologi yangdigunakan dalam membudidayakanikan dengan karamba ini relatif tidakmahal dan sederhana, tidak memerlu-kan lahan daratan menjadi badan airyang baru serta dapat meningkatkanproduksi perikanan budi daya. Jeniskaramba jaring apung yang digunakanuntuk membudidayakan ikan dapatdilihat pada Gambar 2.14 danGambar 2.15.

Gambar 2.14 Kolam jaring terapung tampakatas

34

Gambar 2.15 Kolam jaring terapung tampakdepan

2.2 Konstruksi Wadah BudiDaya

Dari beberapa jenis wadah budidaya ikan yang telah dijelaskansebelumnya dapat digunakan untukmenentukan jenis wadah yang akandigunakan untuk membudidayakanikan. Langkah selanjutnya adalahmemahami konstruksi wadah budi dayaagar wadah budi daya yang akan dibuatsesuai dengan kaidah budi daya.

2.2.1 Konstruksi kolam

Konstruksi kolam yang akan diguna-kan untuk budi daya ikan sangatdipengaruhi oleh pemilihan lokasi yangtepat. Untuk membuat kolam makatanah yang akan dijadikan kolam harusmampu menyimpan air atau kedap air

sehingga kolam yang akan di buat tidakbocor. Bentuk kolam yang akan di-gunakan untuk membudidayakan ikanada beberapa macam antara lainadalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujursangkar, berbentuk lingkaran, atauberbentuk segitiga. Dari berbagaibentuk kolam ini yang harus diperhati-kan adalah tentang persyaratan tekniskonstruksi kolam. Persyaratan tekniskonstruksi suatu kolam yang akandigunakan untuk membudidayakan ikansebaiknya mempunyai:

2.2.1.1 Pematang kolam

Pematang kolam dibuat untukmenahan massa air di dalam kolamagar tidak keluar dari dalam kolam.Oleh karena itu, jenis tanah yang akandigunakan untuk membuat pematangkolam harus kompak dan kedap airserta tidak mudah bocor. Jenis tanahyang baik untuk pematang kolam adalahtanah liat atau liat berpasir. Kedua jenistanah ini dapat diidentifikasi denganmemperhatikan tanah yang ciri-cirinyaantara lain memiliki sifat lengket, tidakporos, tidak mudah pecah, dan mampumenahan air. Ukuran pematang di-sesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggipematang ditentukan oleh kedalaman

35

air kolam, sebaiknya dasar pematangkolam ini ditanam sedalam ± 20 cm daripermukaan dasar kolam.

Bentuk pematang yang biasa dibuatdalam kolam budi daya ikan ada dua

bentuk yaitu berbentuk trapesium samakaki dan bentuk trapesium tidak samakaki. Bentuk pematang trapesium samakaki artinya perbandingan antarakemiringan pematang 1 : 1 (Gambar2.16).

Gambar 2.16 Bentuk pematang trapesium sama kaki

Gambar 2.17 Bentuk pematang trapesiumtidak sama kaki

Sebagai acuan dalam membuatpematang kolam untuk kolam yang

sedangkan bentuk pematang trapesiumtidak sama kaki artinya perbandinganantara kemiringan pematang 1 : 1,5(Gambar 2.17).

36

berukuran 200 m2 lebar pematangdibagian atas 1 m maka lebar pematangpada bagian bawahnya 3 m untukpematang bentuk trapesium sama kakipada kedalaman kolam 1m, jika kolamtersebut dibuat dengan pematangtrapesium tidak sama kaki maka lebarpematang pada bagian atas adalah1 m maka lebar pematang pada bagianbawahnya adalah 4 m pada kedalamankolam 1 m.

2.2.1.2 Dasar kolam dan saluran

Dasar kolam untuk budi daya ikanini dibuat miring ke arah pembuanganair, kemiringan dasar kolam berkisarantara 1–2% yang artinya dalam setiapseratus meter panjang dasar kolam adaperbedaan tinggi sepanjang 1–2 meter(Gambar 2.18).

Gambar 2.18 Kemiringan dasar kolam

Cara pengukuran yang mudah untukmengetahui kemiringan dasar kolamadalah dengan menggunakan selang airyang kecil. Pada masing-masing ujungpintu pemasukan dan pintu pengeluaranair ditempatkan sebatang kayu ataubambu yang sudah diberi ukuran, yang

paling bagus meteran, kemudian selangkecil yang telah berisi air direntangkandan ditempatkan pada bambu, kayuatau meteran. Perbedaan tinggi air padaujung-ujung selang itu menunjukkanperbedaan tinggi tanah/kemiringandasar kolam.

Saluran di dalam kolam budi dayaada dua macam yaitu saluran kelilingatau caren dan saluran tengah ataukemalir. Saluran di dalam kolam inidibuat miring ke arah pintu pengeluaranair. Hal ini untuk memudahkan di dalampengeringan kolam dan pemanenanikan (Gambar 2.19).

Gambar 2.19 Saluran tengah atau kemalir

2.2.1.3 Pintu air

Kolam yang baik harus memilikipintu pemasukan air dan pintupengeluaran air secara terpisah. Letakpintu pemasukkan dan pengeluaran airsebaiknya berada di tengah-tengahsisi kolam terpendek agar air dalamkolam dapat berganti seluruhnya(Gambar 2.20).

37

Gambar 2.20 Pintu pemasukkan air danpengeluaran air ditengah

Ada juga letak pintu pengeluarandan pemasukan air berada disudutsecara diagonal (Gambar 2.21). Letakpintu air tersebut ada kelemahannyayaitu air dikedua sudut yang lain tidakberganti dan memperpanjang saluranpengeringan sehingga penangkapanikan relatif berlangsung agak lama.

Gambar 2.21 Pintu pengeluaran dan pe-masukan air berada disudut

Pada kolam tanah pintu pemasukandan pengeluaran air dibuat dari bambuatau pipa paralon. Bentuk pintupemasukan diletakkan sejajar denganpermukaan tanggul sedangkan pintu

pengeluaran dapat dibuat dua modelyaitu pertama sama dengan pintupemasukkan dengan ketinggian sesuaidengan tinggi air kolam dan keduadibuat dengan model huruf L (Gambar2.22).

Gambar 2.22 Pintu pemasukan dan pe-ngeluaran air bentuk L

Pada kolam beton pintu pemasukandan pengeluaran air menggunakansistem monik. Pada pintu air sistemmonik ini ada celah penyekatnya dandapat dibuat lebih dari satu. Celahpenyekat ini berfungsi untuk me-nempatkan papan-papan kayu yangdisusun bertumpuk. Papan- papan kayuini dapat dibuka dan diatur yangpengaturannya disesuaikan dengankebutuhan. Pada pintu air ini papanpenyekatnya dapat diganti dengansaringan (Gambar 2.23).

Keterangan gambar:1. pintu pemasukan air2. pintu pengeluaran air

Keterangan gambar:1. pintu pemasukan air2. pintu pengeluaran air

Keterangan gambar:1. pintu pemasukan air2. pintu pengeluaran air

38

Keterangan gambar:1. pintu pemasukan air2. pintu pengeluaran air

digunakan untuk budi daya ikan secaraprinsip hampir sama dengan kolam dimana harus mempunyai pintupemasukan dan pengeluaran air tetapidasar bak pada umumnya rata.Konstruksi pintu dan pemasukan airpada bak dapat dibuat dengan modelpembuatan instalasi air untuk pe-masukan air dan pengeluaran airnyamenggunakan pipa paralon (PVC)dengan bentuk huruf L (Gambar 2.24).

Gambar 2.23 Pintu pemasukan dan pe-ngeluaran air menggunakansistem monik

Persyaratan konstruksi teknikdalam membuat bak yang akan

Gambar 2.24 Pemasukan dan pengeluaran air pipaparalon (PVC)

2.2.2 Konstruksi akuarium

Konstruksi wadah akuarium sangatbergantung pada desain yang akandikerjakan berdasarkan bentukakuarium yang diinginkan. Bentukakuarium yang biasa digunakansebagai wadah budi daya ikan antaralain adalah akuarium segiempat,akuarium trapesium, akuarium segi-delapan, akuarium segienam, akuariumbotol dan akuarium ellips. Setelah

merencanakan bentuk akuarium kacayang akan dibuat, langkah selanjutnyamenentukan ukuran kaca yang akandipergunakan untuk membuat akuarium.Ukuran kaca yang akan digunakanbiasanya berkisar antara 3 mm–16 mm.Sebagai acuan dalam membuatakuarium, ukuran kaca yang akandigunakan dapat dilihat pada Tabel 21.Untuk kaca yang akan digunakansebagai dasar akuarium sebaiknyaketebalannya ditambah 1–2 mm.

39

Tabel 2.1 Perbandingan antara ukuran akuarium dengan ketebalan kaca

Tebal Kaca Panjang Lebar Akuarium Tinggi Akuarium(mm) Akuarium (cm) (cm) (cm)

3 30 20 203 40 20 303 50 30 305 70 35 355 80 40 406 90 45 456 120 50 50

10 150 45 5010 150 45 6010 180 45 6012 190 50 6016 200 70 65

Setelah menentukan bentuk danukuran kaca yang akan dipergunakanuntuk membuat akuarium maka langkahselanjutnya memotong kaca. Kaca yangdipergunakan untuk membuat akuariummasih dalam bentuk lembaran kaca.Ada beberapa langkah yang harusdiperhatikan dalam memotong kacaantara lain sebagai berikut.

1. Letakkan lembaran kaca padameja kerja, meja kerja harus dalamkeadaan datar dan bersih. Hal iniuntuk menghindari terjadinyakeretakan kaca yang akan di-pergunakan.

Gambar 2.25 Meletakan lembaran kaca

2. Ukuran kaca yang akan dipotong inidisesuaikan dengan bentuk akuariumyang akan dibuat. Dalam membuatpotongan-potongan kaca, lembarankaca dibuat polanya terlebih dahuludengan menggunakan spidol

40

dan penggaris besi. Pola yangsudah dibentuk dapat langsungdipotong.

Gambar 2.26 Mengukur kaca

3. Untuk memotong kaca gunakan alatpemotong kaca yang banyak dijualdi toko besi.

Gambar 2.27 Memotong kaca

4. Setelah kaca terpotong, bagianpinggir dari potongan-potongankaca harus dihaluskan dengangerinda atau batu asahankarborondum.

Gambar 2.28 Menghaluskan bagian pinggirkaca

Setelah kaca yang dibutuhkan untukmembuat akuarium tersebut disiapkanlangkah selanjutnya adalah melakukanperakitan akuarium. Dalam merakitakuarium dibutuhkan ketelitian danketepatan dalam merangkainya. Kacasebagai bahan utama dalam pem-buatan akuarium dapat diperolehdengan cara membeli lembaran kacaatau membeli potongan kaca sesuaidengan ukuran yang tepat. Akuariumsebagai salah satu wadah yang dapatdigunakan untuk membudidayakan ikanbaik ikan hias maupun ikan konsumsiyang berasal dari perairan tawar danlaut dapat diperoleh dengan caramembeli langsung di toko atau mem-buatnya sendiri. Dengan membuatakuarium sendiri akan diperolehkeuntungan antara lain adalah harganya

41

relatif lebih murah, ukuran sesuai dengankebutuhan, dan kaca yang digunakanmempunyai ketebalan sesuai denganluasan akuarium yang dibuat.

Dalam membuat akuarium, adabeberapa hal yang harus dikuasai agarakuarium yang dibuat tidak bocor dantahan lama, yaitu merancang/mendesainakuarium, memotong kaca, merakitakuarium dan melakukan uji cobaterhadap akuarium tersebut. Akuariumyang akan dirakit sendiri, langkah awalyang harus dilakukan adalahmenyiapkan kaca sebagai dasar utamapembuatan akuarium. Kaca yang akandirakit menjadi akuarium ini sudah dalambentuk potongan-potongan kaca yangukurannya disesuaikan dengan ukuranakuarium yang akan dibuat. Sebelumdirakit kaca-kaca tersebut sebaiknyadilakukan penggosokan dengan meng-gunakan batu asahan karborundum ataugerinda. Hal ini bertujuan agar akuariumyang dibuat tidak berbahaya bagipemakainya.

Kaca-kaca yang telah dihaluskanseluruh bagian pinggirnya dengangerinda ini telah siap untuk dirakit.Langkah selanjutnya adalah menyiap-kan alat dan bahan lainnya yaitu lemkaca silikon, alat tembak lem, lakbanbesar, dan cutter.

Lem kaca yang digunakan adalahlem silikon yaitu lem khusus untukmerekatkan kaca agar melekat denganbaik dan tidak bocor. Alat tembak lemsilikon ini berfungsi untuk memudahkansi pembuat akuarium dalam merakitakuarium, bentuk alat tembak ini sepertipistol sehingga disebut alat tembak.

Gambar 2.29 Lem silikon dan alat tembak lem

Gambar 2.30 Penggunaan alat tembak lem

Sedangkan lakban yang digunakandalam merakit akuarium sebaiknyalakban plastik yang berwarna cokelatatau hitam dengan ukuran lebar

42

lakbannya 5 cm. Lakban ini berfungsiuntuk membantu berdirinya kacadengan kaca lainnya agar tidakbergeser yang memudahkan dalampemberian lem kaca.

Gambar 2.31 Plakban pada kaca

Pada saat menempelkan lem silikonke kaca sebaiknya ketebalan lem padaseluruh permukaan kaca sama. Hal iniakan membuat ketebalan lem sama padasetiap sudut. Setelah seluruh kaca terakitmenjadi akuarium, langkah selanjutnyaadalah mengeringkan akuarium tersebutminimal selama 24 jam agar lem silikontersebut benar-benar kering.

Gambar 2.32 Mengeringkan akuarium

Langkah terakhir dalam merakitakuarium adalah melakukan uji cobaterhadap akuarium tersebut. Uji cobatersebut dilakukan dengan mengisi airke dalam akuarium selama 24 jam danperhatikan apakah ada bagian yangbocor. Untuk memperoleh akuariumyang rapi setelah diuji coba bersihkanlem yang tidak rapih dengan meng-gunakan cutter.

2.2.3 Konstruksi keramba jaringapung

Wadah budi daya ikan selanjutnyayang sangat potensial dikembangkan diIndonesia adalah karamba jaringterapung. Agar dapat melakukan budidaya ikan dijaring terapung yangmenguntungkan maka konstruksi wadahtersebut harus sesuai dengan per-syaratan teknis. Konstruksi wadah jaringterapung pada dasarnya terdiri dari duabagian yaitu kerangka dan kantongjaring. Kerangka berfungsi sebagaitempat pemasangan kantong jaring dantempat lalu lalang orang pada waktumemberi pakan dan saat panen.Kantong jaring merupakan tempatpemeliharaan ikan yang akan dibudi-dayakan. Dengan memperhitungkankonstruksi wadah secara baik dan benarakan diperoleh suatu wadah budi daya

43

ikan yang mempunyai masa pakai yanglama.

Dalam mendesain konstruksi wadahbudi daya ikan disesuaikan denganlokasi yang dipilih untuk membuat budidaya ikan dijaring terapung. Budi dayaikan dijaring terapung dapat dilakukanuntuk komoditas ikan air tawar dan ikanair laut. Sebelum membuat konstruksiwadah karamba jaring terapungpemilihan lokasi yang tepat dari aspeksosial ekonomis dan teknis benar. Samaseperti wadah budi daya ikansebelumnya persyaratan secara teknisdan sosial ekonomis dalam memilihlahan yang akan digunakan untukmelakukan budi daya ikan harusdiperhatikan. Aspek sosial ekonomisyang sangat umum yang harusdipertimbangkan adalah lokasi tersebutdekat dengan pusat kegiatan yangmendukung operasionalisasi suatuusaha seperti tempat penjualan pakan,pembeli ikan dan lokasi yang dipilihmerupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyaiprasarana jalan yang baik sertakeamanan terjamin. Persyaratan teknisyang harus diperhatikan dalam memilihlokasi usaha budi daya ikan di karambajaring terapung antara lain sebagaiberikut.

1. Arus air

Arus air pada lokasi yang dipilihdiusahakan tidak terlalu kuat namuntetap ada arusnya agar tetap terjadipergantian air dengan baik dankandungan oksigen terlarut dalamwadah budi daya ikan tercukupi,selain itu dengan adanya arus makadapat menghanyutkan sisa-sisapakan dan kotoran ikan yangterjatuh di dasar perairan. Dengantidak terlalu kuatnya arus jugaberpengaruh terhadap keamananjaring dari kerusakan sehinggamasa pakai jaring lebih lama. Bilapada perairan yang akan dipilihternyata tidak ada arusnya (kondisiair tidak mengalir), disarankan agarunit budi daya atau jaring dapatdiusahakan di perairan tersebut,tetapi jumlahnya tidak boleh lebihdari 1% dari luas perairan. Padakondisi perairan yang tidakmengalir, unit budi daya sebaiknyadiletakkan ditengah perairan sejajardengan garis pantai.

2. Tingkat kesuburanPada perairan umum dan

waduk ditinjau dari tingkat ke-suburannya dapat dikelompokkanmenjadi perairan dengan tingkatkesuburan rendah (oligotropik),sedang (mesotropik) dan tinggi(eutropik). Jenis perairan yangsangat baik untuk digunakan dalam

44

budi daya ikan di jaring terapungdengan sistem intensif adalahperairan dengan tingkat kesuburanrendah hingga sedang. Jikaperairan dengan tingkat kesuburantinggi digunakan dalam budi dayaikan di jaring terapung maka hal inisangat berisiko tinggi karena padaperairan eutropik kandunganoksigen terlarut pada malam harisangat rendah dan berpengaruhburuk terhadap ikan yang dipeliharadengan kepadatan tinggi.

3. Bebas dari pencemaranDalam dunia perikanan, yang

dimaksud dengan pencemaranperairan adalah penambahansesuatu berupa bahan atau energike dalam perairan yang menyebab-kan perubahan kualitas air sehinggamengurangi atau merusak nilai gunaair dan sumber air perairan tersebut.Bahan pencemar yang biasa masukke dalam suatu badan perairanpada prinsipnya dapat dikelompok-kan menjadi dua yaitu bahanpencemar yang sulit terurai danbahan pencemar yang mudahterurai. Contoh bahan pencemaryang sulit terurai berupa per-senyawaan logam berat, sianida,DDT, atau bahan organik sintetis.Contoh bahan pencemar yangmudah terurai berupa limbah rumah

tangga, bakteri, limbah panas, ataulimbah organik. Kedua jenis bahanpencemar tersebut umumnyadisebabkan oleh kegiatan manusia,baik secara langsung maupun tidaklangsung. Penyebab kedua adalahkeadaan alam seperti: banjir ataugunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemarmaka akan berpengaruh terhadapkehidupan ikan yang dipelihara didalam wadah budi daya ikantersebut.

4. Kualitas airDalam budi daya ikan, secara

umum kualitas air dapat diartikansebagai setiap perubahan (variabel)yang mempengaruhi pengelolaan,kelangsungan hidup dan produk-tivitas ikan yang dibudidayakan.Jadi perairan yang dipilih harusberkualitas air yang memenuhipersyaratan bagi kehidupan danpertumbuhan ikan yang akan di-budidayakan. Kualitas air meliputisifat fisika, kimia dan biologi. Secaradetail tentang kualitas air ini akandibahas pada Bab 2.

Setelah mendapatkan lokasi yangmemenuhi persyaratan teknis maupunsosial ekonomis maka harus dilakukan

45

perencanaan selanjutnya. Perencanaandisesuaikan dengan data yang diperolehpada waktu melakukan survey lokasi.Perencanaan tersebut dapat dibuatdengan membuat gambar darikonstruksi wadah budi daya yang akandibuat. Konstruksi wadah jaringterapung terdiri dari beberapa bagian,antara lain sebagai berikut.

1. KerangkaKerangka (bingkai) jaring

terapung dapat dibuat dari bahankayu, bambu atau besi yang dilapisibahan anti karat (cat besi). Memilihbahan untuk kerangka, sebaiknyadisesuaikan dengan ketersediaanbahan di lokasi budi daya dan nilaiekonomis dari bahan tersebut.

Kayu atau bambu secaraekonomis memang lebih murahdibandingkan dengan besi anti-karat, tetapi jika dilihat dari masapakai dengan menggunakan kayuatau bambu jangka waktu (usiateknisnya) hanya 1,5–2 tahun.Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai,kerangka yang terbuat dari kayuatau bambu ini sudah tidak layakpakai dan harus direnofasi kembali.Jika akan memakai besi antikaratsebagai kerangka jaring padaumumnya usia ekonomis/angka

waktu pemakaiannya relatif lebihlama, yaitu antara 4–5 tahun.

Pada umumnya petani ikan dijaring terapung menggunakanbambu sebagai bahan utamapembuatan kerangka, karena selainharganya relatif murah jugaketersediaannya di lokasi budi dayasangat banyak.

Bambu yang digunakan untukkerangka sebaiknya mempunyaigaris tengah 5–7 cm di bagianpangkalnya, dan bagian ujungnyaberukuran antara 3–5 cm. Jenisbambu yang digunakan adalahbambu tali. Ada juga jenis bambugombong yang mempunyaidiameter 12–15 cm tetapi jenisbambu ini kurang baik digunakanuntuk kerangka karena cepat lapuk.

Ukuran kerangka jaring ter-apung berkisar antara 5 × 5 metersampai 10 × 10 meter. Petani ikanjaring terapung di perairan ciratapada umumnya menggunakankerangka dari bambu denganukuran 7 × 7 meter. Kerangka darijaring apung umumnya dibuat tidakhanya satu petak/kantong tetapisatu unit. Satu unit jaring terapungterdiri dari empat buah petak/

46

kantong. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Gambar 2.33.

Gambar 2.33 Kerangka jaring apung

2. Pelampung

Pelampung berfungsi untukmengapungkan kerangka/jaringterapung. Bahan yang digunakansebagai pelampung berupa drum(besi atau plastik) yang ber-kapasitas 200 liter, busa plastik(stryrofoam), atau fiberglass. Jenispelampung yang akan digunakanbiasanya dilihat berdasarkan lamapemakaian. Hal ini dapat dilihatpada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis pelampung dan lamapemakaian

Jika akan menggunakan pe-lampung dari drum maka drum harusterlebih dahulu dicat dengan meng-gunakan cat yang mengandung bahanantikarat.

Jumlah pelampung yang akandigunakan disesuaikan denganbesarnya kerangka jaring apung yangakan dibuat. Jaring terapung berukuran7 × 7 meter, dalam satu unit jaringterapung membutuhkan pelampungantara 33–35 buah. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Gambar 2.34.

No.Jenis Lama

Pelampung Pemakaian(Bulan)

1. Drum besi 12 – 152. Styrofoam 36 – 753. Fiberglass 50 – 75

47

3. Pengikat

Tali pengikat sebaiknya terbuatdari bahan yang kuat, sepertitambang plastik, kawat ukuran 5mm, besi beton ukuran 8 mm atau10 mm. Tali pengikat ini digunakanuntuk mengikat kerangka jaringterapung, pelampung, atau jaring.

4. Jangkar

Jangkar berfungsi sebagai pe-nahan jaring terapung agar rakitjaring terapung tidak hanyut terbawaoleh arus air dan angin yangkencang. Jangkar terbuat daribahan batu, semen, atau besi.Pemberat diberi tali pemberat/talijangkar yang terbuat dari tambangplastik yang berdiameter sekitar10–15 mm. Jumlah pemberat untuksatu unit jaring terapung empatpetak/kantong sebanyak 4 buah.Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring

Gambar 2.34 Pelampung drum besi

terapung. Berat jangkar berkisarantara 5–75 kg. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Gambar 2.35.

Gambar 2.35 Jangkar

5. Jaring

Jaring yang digunakan untukbudi daya ikan di perairan umum,biasanya terbuat dari bahanpolyethylene atau disebut jaringtrawl. Ukuran mata jaring yangdigunakan tergantung dari besarnyaikan yang akan dibudidayakan.Kantong jaring terapung inimempunyai ukuran bervariasidisesuaikan dengan jenis ikan yangdibudidayakan, untuk ikan air lautukuran kantong jaring yang biasadigunakan berukuran mulai

48

2 × 2 × 2 m sampai 5 × 5 × 5 m.Sedangkan untuk jenis ikan airtawar berkisar antara 3 × 3 × 3 msampai 7 × 7 × 2,5 m. Untukmengurangi resiko kebocoranakibat gigitan binatang lain,biasanya kantong jaring terapungdipasang rangkap (doubel) yaitukantong jaring luar dan kantongjaring dalam. Ukuran jaring bagianluar biasanya mempunyai matajaring (mesh size) yang lebih besar.

Salah satu contohnya sebagaiberikut.a. Jaring polyethylene no. 380 D/9

dengan ukuran mata jaring(mesh size) sebesar 2 inch(5,08 cm) yang dipergunakansebagai kantong jaring luar.

b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81cm) dipergunakan sebagaikantong jaring dalam.

Jaring yang mempunyai ukuranmata jaring lebih kecil dari 1 inchbiasanya digunakan untuk me-melihara ikan yang berukuran lebihkecil. Di perairan umum, khususnyadalam budi daya ikan di jaringterapung ukuran jaring yang

No.Ukuran Ukuran

Mata Jaring Ikan

1. 0,5 cm 1 – 2 cm2. 1,0 cm 5 – 10 cm3. 2,5 cm 20 – 30 cm4. > 2,5 cm > 30 cm

digunakan ukuran ¾ - 1 inch. Untuklebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 2.3.

Tabel 2.3 Ukuran mata jaring yangdigunakan berdasarkanukuran ikan yang dibudi-dayakan.

Kantong jaring yang digunakanuntuk memelihara ikan dapatdiperoleh dengan membeli jaringutuh. Dalam hal ini biasanya jaringtrawl dijual di pasaran berupalembaran atau gulungan. Langkahawal yang harus dilakukan untukmembuat kantong jaring adalahmembuat desain/rancangankantong jaring yang akan diper-gunakan. Ukuran kantong jaringyang akan dipergunakan berkisarantara 2 kantong jaring (jumlah matajaring × 2 m sampai dengan 10 ×10 m). Setelah ukuran kantongjaring yang akan dipergunakan,misalnya akan dibuat kantong jaringdengan ukuran 7 × 7 × 2 m, langkahselanjutnya memotong jaring.

49

Untuk memotong jaring harusdilakukan dengan benar ber-dasarkan pada ukuran mata jaringdan tingkat perenggangannya saatterpasang di perairan. Menurut hasilpenelitian, jaring dalam keadaanterpasang atau sudah berupakantong jaring akan mengalamiperenggangan atau mata jaringdalam keadaan tertarik/terbuka(”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang InRatio” dalam membuat kantongjaring terapung adalah 30%.Adapun perhitungan yang digunakanuntuk memotong jaring ada duacara, yaitu: (1) menggunakanrumus tertentu dan (2) melakukanperhitungan cara di lapangan.Rumus berdasarkan ”Hang In Ratio”sebagai berikut.1. L =

i1 S

2. d = D 22S S

Keterangan:S : Hang In RatioL : Panjang jaring sebelum Hang

In atau dalam keadaantertarik

i : Panjang tali risD : Dalam kantong jaring (jumlah

mata jaring dikalikan ukuranmata jaring dalam keadaantertarik)

D : dalam kantong jaring sesudah

Contoh penggunaan rumusdalam menghitung jaring yang akandipotong dengan ukuran 7 × 7 ×2 m sebagai berikut.

Misalnya, kantong jaring yangakan dibuat 7 × 7 × 2 m denganukuran mata jaring (mesh size)2 inch (5,08 cm). Diketahui Hang InRatio (S) adalah 30% = 0,3,Panjang tali ris (i) = 4 × 7 m = 28 m.Maka untuk mencari panjang jaringsebelum Hang In adalah:

L = i

1 S

L = 28

1 0,3 = 280,7 = 40 m

Jadi panjang tiap sisi 40 m :4 = 10 m.

Jumlah mata jaring 10 m = 1000cm : 5,08 cm = 197,04 mata jaringdibulatkan 197 mata jaring.

Diketahui dalam jaring sesudahHang In (d) adalah 2 m, maka dalamkantong jaring sebelum dipotong(D) adalah:

50

d = D 22S S

D = 2S

d

2S

D = 20,3

2

2(0,3)

= 0,092

0,6

= 512

0,

= 0,71412

= 2,8 m

Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaringdibulatkan menjadi 55 mata jaring.

Dari hasil perhitungan tersebutdiperoleh ukuran lembaran jaringyang akan dipotong untuk kantongjaring berukuran 7 × 7 × 2 m adalah197 × 197 × 55 mata jaring.Sedangkan para petani ikan dilapangan biasanya menghitungjaring yang akan digunakan untukmembuat kantong jaring meng-gunakan perhitungan sebagaiberikut. Misalnya kantong jaringyang akan dibuat berukuran 7 × 7 ×2 m dengan ukuran mata jaring(mesh size) 2 inch (5,08 cm).Berdasarkan hasil penelitianpanjang jaring akan berkurangsebesar 30% dari semula. Maka

secara praktis di lapangan diper-hitungkan jumlah mata jaring dalamsetiap meter adalah:

30%) 2,54100

(100% =

0,7 2,54100

=

1,778100

= 56,2 = 56

Jadi dalam satu meter jaringyang berukuran 1 inch terdapat56 mata jaring, sehingga jika akanmembuat jaring dengan ukuran7 × 7 × 2 m, jumlah mata jaringnya392 × 392 × 112 mata jaring.Sedangkan ukuran mata jaring yangakan digunakan adalah 2 inch makajumlah mata jaring yang akandipotong 196 × 196 × 56. Angka-angka ini diperoleh dari hasilperkalian antara ukuran kantongjaring dengan jumlah mata jaring.Berdasarkan hasil kedua per-hitungan tersebut memperoleh nilaiyang tidak jauh berbeda. Langkahselanjutnya yang harus dilakukanadalah memindahkan pola yangtelah dibuat langsung ke jaring.Jaring tersebut dibentangkan dandibuat pola seperti Gambar 2.36.

51

Ukuran Kantong Jaring(p × l × t) (meter)

2 × 2 × 2 1 112 × 112 × 1122 56 × 56 × 56

3 × 3 × 2 1 168 × 168 × 1122 84 × 84 × 56

4 × 4 × 2 1 224 × 224 × 1122 112 × 112 × 56

5 × 5 × 2 1 280 × 280 × 1122 140 × 140 × 56

Ukuran Matajaring (inch)

Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)dalam Jumlah Mata Jaring

Gambar 2.36 Pola jaring

Sebagai acuan untuk melaku-kan pemotongan jaring yang akandipergunakan untuk membuat

kantong jaring terapung dapat dilihatpada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Perhitungan jumlah mata jaring yang harus dipotong dalam berbagai ukurankantong jaring dan mata jaring.

52

6. PemberatPemberat yang digunakan

biasanya terbuat dari batu atautimah yang masing-masing beratnyaantara 2–5 kg. Fungsi pemberat iniagar jaring tetap simetris danpemberat ini diletakkan pada setiapsudut kantong jaring terapung.

7. Tali/tambangTali/tambang yang digunakan

biasanya disesuaikan dengankondisi perairan pada perairantawar adalah tali plastik yangmempunyai diameter 5–10 mm,sedangkan pada perairan laut tali/tambang yang digunakan terbuatdari nilon atau tambang yang kuatterhadap salinitas. Tali/tambang inidipergunakan sebagai penahanjaring pada bagian atas dan bawah.

Tali tambang ini mempunyai istilah lainyang disebut dengan tali ris. Panjangtali ris adalah sekeliling dari kantongjaring terapung. Misalnya, kantongjaring terapung berukuran 7 × 7 × 2 mmaka tali risnya 7m × 4 =28 m.Dengan dikalikan empat karenakantong sisi jaring terapung adalahempat sisi. Khusus untuk tali ris padabagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5m untuk setiap sudut. Jadi tali risnyamempunyai panjang 28 m + ( 4 × 0,5m) = 30 m. Hal ini untuk memudahkandalam melakukan aktivitas kegiatanoperasional pada saat melakukanbudi daya ikan.

2.3 Persiapan Wadah BudiDaya

Setelah mengetahui bermacam-macam wadah budi daya ikan dan

Ukuran Kantong Jaring(p × l × t) (meter)

Ukuran Matajaring (inch)

Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)dalam Jumlah Mata Jaring

6 × 6 × 2 1 336 × 336 × 1122 168 × 168 × 56

7 × 7 × 2 1 392 × 392 × 1122 196 × 196 × 56

8 × 8 × 2 1 448 × 448 × 1122 224 × 224 × 56

9 × 9 × 2 1 504 × 504 × 1122 252 × 252 × 56

10 × 10 × 2 1 560 × 560 × 1122 280 × 280 × 56

53

mengetahui konstruksi wadah tersebutmaka langkah selanjutnya adalahmenyiapkan segalanya agar wadahbudi daya ikan tersebut dapat di-pergunakan untuk kegiatan budi daya.Dalam membudidayakan ikan denganmenggunakan kolam yang biasanyadilakukan untuk melakukan budi dayaikan air tawar, harus dilakukanpersiapan kolam agar dapat diper-gunakan untuk membudidayakan ikan.Persiapan kolam meliputi pengeringankolam, perbaikan pematang, peng-olahan dasar kolam, perbaikan saluranpemasukan dan pengeluaran air,pemupukan, dan pengapuran.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikantahapan-tahapan yang harus dilakukanmeliputi:

1. PengeringanPengeringan dasar kolam

sangat dibutuhkan oleh ikan agarbakteri pembusuk yang dapatmenyebabkan ikan sakit, racun sisadekomposisi selama budi dayaterbuang. Pada kolam pemijahanpengeringan dasar kolam bertujuanagar ikan dapat memijah karenatanah yang dikeringkan dandiairi akan melepaskan bau tertentuyang disebut petrichor, selainitu pengeringan dasar kolam dapat

membunuh hama dan penyakit yangada di dalam kolam Gambar 2.37.

Gambar 2.37 Pengeringan dasar kolam 2.

2. Perbaikan pematangPerbaikan pematang bertujuan

untuk mencegah kebocoran kolam.Kebocoran kolam dapat diakibat-kan oleh binatang air seperti belut,kepiting, dan hewan air lainnya.Pematang bocor mengakibatkan airkolam tidak stabil dan benih ikanbanyak yang keluar kolam.Perbaikan pematang ini hanyadilakukan pada kolam tanah,sedangkan pada kolam tembokdilakukan perawatan dan pe-ngecekan kebocoran pada setiapbagian pematang.

3. Pengolahan dasar kolamPengolahan dasar kolam

dilakukan pada kolam tradisionaldan kolam semi intensif di manadasar kolam berupa tanah.Pengolahan dasar kolam dilakukandengan mencangkul dasar kolam

54

sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebutdibalik dan dibiarkan kering sampai3–5 hari. Tujuan pengolahan dasarkolam adalah mempercepat ber-langsungnya proses dekomposisi(penguraian) senyawa-senyawaorganik dalam tanah sehinggasenyawa-senyawa yang beracunyang terdapat di dasar kolam akanmenguap. Tanah yang baru di-cangkul diratakan. Setelah dasarkolam rata, lalu dibuat saluranditengah kolam. Saluran ini disebutkemalir. Kemalir berfungsi untukmemudahkan pemanenan dansebagai tempat berlindung benihikan pada siang hari. Saluranpemasukan dan pengeluaran airdilengkapi dengan saringan.Tujuannya untuk menjaga agar tidakada hama yang masuk ke dalamkolam dan benih ikan budi dayayang ditebarkan tidak kabur ataukeluar kolam (Gambar 2.38).

Gambar 2.38 Pengolahan tanah dasarkolam

4. PengapuranPengapuran dasar kolam

sebaiknya dilakukan setelahpengolahan tanah. Pada saat tanahdibalikkan dan sambil menunggukering tanah dasar, penebarankapur dapat dilakukan. Pengapuranmerupakan salah satu upaya untukmempertahankan kestabilan ke-asaman (pH) tanah dan air,sekaligus memberantas hamapenyakit. Jenis kapur yang diguna-kan untuk pengapuran kolam adabeberapa macam di antaranyaadalah kapur pertanian, yaitukapur carbonat: CaCO3 atau[CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO).

Kapur pertanian yang biasadigunakan adalah kapur karbonatyaitu kapur yang bahannya daribatuan kapur tanpa lewat prosespembakaran tapi langsung digiling.Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsitdan Dolomit. Kalsit bahan bakunyalebih banyak mengandung karbonat,magnesiumnya sedikit (CaCO3),sedangkan dolomit bahan bakunyabanyak mengandung kalsiumkarbonat dan magnesium karbonat[CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakankapur karbonat yang dimanfaatkanuntuk mengapur lahan bertanah

55

masam. Kapur tohor adalah kapuryang pembuatannya lewat prosespembakaran. Kapur ini dikenaldengan nama kapur sirih, bahannyaadalah batuan tohor dari gunung dankulit kerang.

Dosis kapur yang akan di-tebarkan harus tepat ukurannyakarena jika berlebihan kapur akanmenyebabkan kolam tidak subur,

sedangkan bila kekurangan kapurdalam kolam akan menyebabkantanah dasar kolam menjadi masam.Sebagai acuan dalam memberikankapur pada kolam budi daya ikandapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapiada juga para petani menggunakandosis kapur berkisar antara100–200gram/m2 hal ini dilakukanbergantung kepada keasamantanah kolam.

Tabel 2.5 Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam denganluas 100 meterpersegi

Macam Kolam Jenis TanahBerpasir

Jenis TanahPasir

Berlumpur

Jenis TanahLumpurBerpasir

Jenis TanahBerlumpur

5. PemupukanPemupukan tanah dasar kolam

bertujuan untuk meningkatkankesuburan kolam, memperbaikistruktur tanah dan menghambatperesapan air pada tanah-tanahyang porous serta menumbuhkanphytoplankton dan zooplankton yangdigunakan sebagai pakan alamibenih ikan. Jenis pupuk yang biasadigunakan adalah pupuk kandangdan pupuk buatan. Pupuk kandang

Kolam baru 25 kg 30 kg 40 kg 60 kgKolam lama 15 kg 20 kg 30 kg 40 kg

adalah pupuk yang berasal darikotoran ternak besar (sapi, kerbau,kuda, dan lain-lain) atau kotoranunggas (ayam, itik, dan lain-lain)yang telah dikeringkan. Sedangkanpupuk buatan berupa bahan-bahankimia yang dibuat manusia di pabrikpupuk yang berguna untuk me-nyuburkan tanah. Jenis pupukbuatan yang dapat digunakanantara lain pupuk nitrogen (urea, ZA),

56

pupuk phosphor (TSP), pupuk ka-lium (KCl) dan pupuk NPK yangmerupakan gabungan dari ketigahara tunggal. Dosis pupuk kandangjuga bergantung kepada kesuburankolam ikan, biasanya berkisarantara 100–150 gram/m2 sedang-kan untuk kolam yang kurangkesuburannya dapat ditebarkankotoran ayam sebanyak 300–500gr/m2 . Dosis yang digunakan untukpupuk buatan biasanya berkisarantara 200–300 gram/m2. Kolamdapat juga dipupuk menggunakan,TSP dan Urea masing-masingsebanyak 10 gr/m2 dan kapurpertanian sebanyak 25–30 gr/ m2

atau disesuaikan dengan tingkatkesuburan lahan.

6. PengairanKolam yang telah dikeringkan,

dikapur dan dipupuk tersebut laludiairi agar pakan alami di kolamtersebut tumbuh dengan subur.Pengairan ini harus dilakukanminimal 4–7 hari sebelum larva/benih ikan ditebar ke dalam kolampemeliharaan agar pakan alamitumbuh dengan sempurna. Ketinggi-an air di kolam ikan ini bergantungpada jenis kolam, untuk kolampemijahan ketinggian air 0,75–1,00m, kolam pemeliharaan 1–1,25 m(Gambar 2.39).

Gambar 2.39 Mengairi kolam

57

Wadah budi daya ikan (kolam)yang sudah dipersiapkan dan siapuntuk dipergunakan sebagai wadahuntuk kegiatan budi daya. Agarkolam yang dipergunakan senantiasabaik untuk kegiatan budi daya makaharus selalu dilakukan pengelolaanterhadap kolam budi daya baikkolam pemeliharaan, pemijahan,penetasan telur, dan lain sebagai-nya. Pada pengelolaan kolam yangakan dipergunakan sebagai wadahpemeliharaan induk/calon induksebaiknya mempunyai persyaratanyang sesuai dengan lingkunganyang layak bagi kehidupan induk.

Hal-hal yang harus dilaksanakandalam pengelolaan kolam induk ikan inisebagai berikut.

1. Persiapan wadahWadah mempunyai pematang

kokoh dan tidak bocor, pintu pe-masukan, serta pintu pengeluaranyang dipasang saringan. Adanyasaringan air ini baik pada pintupemasukan maupun pada pintupengeluaran, untuk menghindarimasuknya ikan liar, terutama ikanpredator yang dapat menggangguproses pemijahan bahkan dapatmemangsa induk maupun larva

yang dihasilkan. Pengolahan dasarkolam dengan cara membalik tanahbagian dasar kolam yang dilanjutkan dengan pengapuran danpemupukan. Pengolahan dasarkolam bertujuan untuk meningkatkankesuburan dasar dan perairankolam sebagai stok pakan alamibagi calon induk. Pemberian kapurselain dapat membunuh hama danparasit ikan juga dapat menaikanpH dasar kolam. Sedangkan pe-mupukan bertujuan untuk memenuhikebutuhan unsur hara yang di-perlukan fitoplankton sebagaimakanan zooplankton maupunikan. Pemupukan dasar kolamdapat digunakan pupuk kandang,pupuk hijau, atau pupuk buatan.Pemberian pupuk dapat dilakukandengan cara menyebarkan pupukke dasar kolam dan dilanjutkandengan pemupukan susulan setelah15 hari dengan cara memberikanpupuk yang dibungkus dari karungplastik yang diberi lubang keci-kecilsehingga pupuk akan terurai secaraperlahan.

2. PengairanPengairan dimaksudkan untuk

menjaga kondisi lingkungan bagiinduk sesuai dengan persyaratan

58

yang dibutuhkan yaitu perairansubur, cukup tersedia oksigenterlarut ( >5 ppm), CO2 (<10 ppm),NH3 ( <1 ppm). Untuk mendapatkanlingkungan yang demikian, makaair kolam harus terus-menerusmengalir sehingga tidak ada lagipenimbunan kotoran air akibat darisisa pakan atau sampah lainnya.

3. Pengendalian gulma airTanaman air yang dapat meng-

ganggu lingkungan hidup ikanantara lain eceng gondok dankiambang, bila populasinya banyaksampai menutupi permukaan air,maka proses difusi oksigen kedalam air dan proses fotosintesisphytoplankton dapat terganggusehingga oksigen terlarut akanmenurun. Pengendalian gulma air inidapat dilakukan dengan caramemberi saringan pada pintupemasukan air dan pengendaliangulma secara mekanis, yaitudengan cara mengambil /mencabutgulma yang ada di kolam.

Setelah semua langkah persiapandilakukan maka kolam tersebut dapatdigunakan untuk melakukan kegiatanbudi daya.

Wadah budi daya ikan yang lainnyaadalah bak tembok atau bak beton, bak

yang akan digunakan untuk budi dayaikan harus dilakukan persiapan wadahsebelum dipergunakan untuk melaku-kan kegiatan budi daya. Persiapanwadah bertujuan untuk mengkondisikanwadah agar dapat digunakan secaraefesien dan memenuhi persyaratanlingkungan yang optimal, sehingga ikandapat hidup dengan laju pertumbuhanyang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:

1. Sanitasi wadahWadah yang akan digunakan

untuk budi daya ikan (bak) sebelumdigunakan dibersihkan dari kotoranyang menempel, agar tidak terdapatsisa-sisa kotoran yang dapatmenyebabkan pembawa penyakitGambar 2.31). Bahan yang diguna-kan untuk membersihkan wadahdan merupakan desinfektan antaralain Chlorin 200 ppm Malachitegreen 100 ppm, Formalin 25 ppmdan alkohol 70%. Wadah yang akandipergunakan setelah disikat,dibersihkan dan diberi desinfektankemudian dibersihkan kembali danwadah tersebut dibiarkan keringudara agar bahan beracun tersebuttelah hilang menguap. Setelahdilakukan sanitasi diisi dengan airuntuk memeriksa kebocoran bak.

59

2. Perbaikan wadah

Sebelum wadah digunakandilakukan pemeriksaan apakah baktersebut siap untuk digunakan untukbudi daya ikan. Pemeriksaan ber-tujuan untuk mengetahui apakah bakyang akan digunakan mengalamikerusakan baik karena kebocorandasar dan dinding bak maupunkarena adanya kebocoran padapipa pengeluaran dan pemasukan.Oleh karena itu kerusakan tersebutharus diperbaiki dahulu sebelumdigunakan. Bahan untuk mem-perbaiki kebocoran bak dapatberupa resin serat kaca untuk bakyang terbuat dari serat fiber, semenatau lem khusus untuk beton untukbak yang terbuat dari beton, bila bakyang akan digunakan terbuat dari

plastik maka dapat digunakanselotip tahan air untuk menutupikebocoran wadah budi daya.Setelah kerusakan diperbaiki makabak harus dibiarkan beberapa hariagar bahan tersebut kering dantidak membahayakan ikan yangakan dibudidayakan.

3. Perbaikan instalasi udara

Pada wadah budi daya ikanyang menggunakan bak biasanyamenggunakan alat bantu untukmeningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budi daya denganmenggunakan aerator ataupunblower. Oleh karena itu, harusdilakukan pemeriksaan terhadapperalatan tersebut. Instalasi udaraterdiri dari pompa udara, penyaringudara, pipa penyalur, batu aerasi,

Gambar 2.40 Sanitasi bak budi daya

60

dan alat pengatur banyaknya aliranudara (kran). Peralatan ini seringmengalami kebocoran pada pipadan penyumbatan pada batu aerasi.Ganti atau perbaiki peralatan yangrusak dan tidak berfungsi lagi.Pompa udara merupakan alat yangpaling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknyapengudaraan pada air mediatergantung dari kekuatan pompayang ada. Oleh karena itu, pompayang telah lemah harus segeradiperbaiki, karena dapat berakibatfatal bagi ikan bila terhentinya aliranudara dalam waktu lama.

4. Perbaikan instalasi air

Pada budi daya ikan meng-gunakan wadah bak biasanya tidakmempunyai pipa pemasukan airseperti dikolam, pada bak pintupemasukkan air merupakan kran airyang dimasukkan ke dalam bak budidaya. Sumber air yang digunakandapat berasal dari mata air atau darisumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan.Kebocoran sering terjadi pada pipapenyaluran dan kran pengatur aliran.Air harus tetap tersedia karenauntuk keperluan pergantian air padamedia pemeliharaan ikan. Sedang-

kan pintu pengeluarannya berupapipa yang terbuat dari pipa PVCdalam bentuk L atau lurus. Pintupengeluaran air ini harus diperiksaapakah terjadi penyumbatan padasaluran pembuangannya.

Persiapan wadah budi daya ikanyang menggunakan akuarium tidak jauhberbeda dengan penggunaan bak.

Pada wadah budi daya karambajaring terapung wadah tersebut harusdisiapkan sebelum digunakan denganbeberapa tahap antara lain sebagaiberikut.

1. Perbaikan kerangka

Pemeriksaan terhadap kerangkayang digunakan dalam budi dayaikan di karamba jaring terapungharus dilakukan, karena masa pakaikerangka ini tidak bisa sepanjangtahun. Masa pakai kerangka inisangat bergantung pada bahanyang digunakannya, ada beberapamacam bahan yang digunakansebagai kerangka antara lainadalah bambu, besi, stainless steel,atau papan. Setiap bahan tersebutmempunyai masa pakai yangberbeda. Oleh karena itu, harusdilakukan perbaikan pada kerangkajarring apung yang sudah meng-

61

alami kerusakan agar wadahtersebut dapat dipergunakan untukbudi daya ikan.

2. Perbaikan jaring

Jaring yang akan digunakanuntuk budi daya ikan harus dilakkanperbaikan dan pergantian jika telahmengalami kerusakan. Perbaikanjaring dapat dilakukan denganmelakukan perajutan pada bagianjarring yang rusak sedangkan padajaring yang sudah lapuk harusdiganti dengan jaring yang baru. Halini dilakukan agar ikan yangdibudidayakan tidak keluar dariwadah budi daya. Pada kantongjaring yang dipergunakan untuk budidaya ikan sebelumnya biasanyabanyak terdapat hewan-hewan kecilyang menempel pada kantongjaring. Oleh karena itu, harusdilakukan pembersihan dengancara menyikat kantong jaring danmenjemurnya kembali setelahdibersihkan agar hewan-hewankecil tersebut bersih dari jaring.

62

63

Media budi daya ikan merupakansuatu tempat hidup bagi ikan untuktumbuh dan berkembang yaitu air. Airyang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standarkuantitas dan kualitas yang sesuaidengan persyaratan hidup ikan. Air yangdapat digunakan sebagai media hidupikan harus dipelajari agar ikan sebagaiorganisme air dapat dibudidayakansesuai kebutuhan manusia sebagaisumber bahan pangan yang bergizi danrelatif harganya murah. Air yang dapatmemenuhi kriteria yang baik untukhewan dan tumbuhan tingkat rendahyaitu plankton sebagai indikator palingmudah bahwa air tersebut dapatdigunakan untuk budi daya ikan. Hal inidikarenakan organisme ini merupakan

BAB III MEDIA BUDI DAYA IKAN

produsen primer sebagai pendukungkesuburan perairan. Oleh karena itu,kondisi perairan/air harus mampumenyiapkan kondisi yang baik, terutamauntuk tumbuhan tingkat rendah(Fitoplankton) dalam proses asimilasisebagai sumber makanan hewanterutama ikan.

Secara umum air sebagailingkungan hidup mempunyai sifat fisik,sifat kimia dan sifat biologi. Agar dapatmelakukan pengelolaan kualitas airdalam budi daya ikan maka harusdipahami ketiga parameter kualitasair yang sangat menentukankeberhasilan suatu budi daya ikan.Dalam bab ini akan dibahas tentangkuantitas air dalam hal ini sumberair yang dapat digunakan untukkegiatan budi daya, parameter kualitas

64

air yang akan sangat menentukankeberhasilan suatu usaha budi dayaikan dan bagaimana cara melakukanpengukuran terhadap parameterkualitas air tersebut agar dapat selaludipantau perubahan kualitas air dalamwadah budi daya ikan.

3.1 Sumber Air

Sumber air yang dapat digunakanuntuk kegiatan budi daya ikan adabeberapa macam. Berdasarkan asal-nya sumber air yang dapat digunakanuntuk kegiatan budi daya ikan dapatdikelompokkan menjadi dua yaitu airpermukaan dan air tanah. Air per-mukaan yaitu air hujan yang mengalamilimpasan/berakumulasi sementara ditempat-tempat rendah misalnya: airsungai, waduk, danau, dan rawa. Selainitu, air permukaan dapat juga didefinisi-kan sebagai air yang berada di sungai,danau, waduk, rawa dan badan airlainnya yang tidak mengalami infiltrasike dalam. Sumber air permukaantersebut sudah banyak dipergunakanuntuk kegiatan budi daya ikan.Sedangkan air tanah yaitu air hujan yangmengendap atau air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanahyang saat ini digunakan untuk kegiatanbudi daya dapat diperoleh melalui carapengeboran air tanah dengan ke-

dalaman tertentu sampai diperoleh titiksumber air yang akan keluar dan dapatdipergunakan untuk kegiatan budi daya.

Air tanah memiliki kelebihan airnyabersih, kekurangannya air tanahmempunyai kandungan oksigen yangrendah, kadar karbon dioksida yangtinggi dan kandungan besi yang relatiftinggi. Solusinya dengan menggunakanaerator/kincir air /blower pada airpemeliharaan dan yang utama air tanahtersebut harus diinapkan minimalsemalam (12 jam) untuk meningkatkankadar oksigen terlarut, selain itu jika airtanah mengalami kontak dengan udaraakan mengalami proses oksigenasisehingga ion feri (besi) yang terdapatpada air tanah akan segera mengalamipengendapan dan akan membentukwarna kemerahan pada air. Air tanahmempunyai kandungan oksigen yangrendah karena air ini pergerakannya didalam tanah sangat lambat dansangat dipengaruhi oleh porositas,permeabilitas dari lapisan tanah danpengisian kembali air. Jika sumber airtanah ini dieksploitasi secara besar-besaran maka jumlah air tanah akansemakin berkurang. Air tanah berdasar-

kan kandungan salinitasnya merupakanair tawar yang akan dipergunakan untukbudi daya ikan air tawar. Saat inidibeberapa kota besar yang telah

65

banyak sekali terjadi pengeboran airtanah secara besar-besaran makakadar salinitas dari air tanah inimengalami perubahan karena telahtercemar dengan air laut. Oleh karenaitu, sumber air yang biasa digunakan dikota besar adalah air yang berasal dariPAM. Air PAM ini berasal dari sumberair permukaan dan mengalami prosestertentu sampai diperoleh kualitas airsesuai baku mutu yang diinginkan.Sumber air tersebut dapat diperguna-kan untuk budi daya ikan air tawarkarena memiliki kandungan oksigenyang cukup dan pH yang stabil.Kekurangan air PAM ini biasanyamengandung klorin/kaporit yang cukuptinggi dan solusinya sama seperti padaair tanah cukup dilakukan pengendapanair pada wadah terpisah minimalsemalam yaitu 12 jam.

Air permukaan yang dapat diguna-kan untuk kegiatan budi daya ikanberdasarkan kadar garamnya (salinitas)dibagi menjadi tiga yaitu air tawar, airpayau, dan air laut. Air tawar adalah airyang memiliki kadar garam (salinitas)antara 0–5 ppt. Air payau adalah airyang memiliki kadar garam (salinitas)antara 6–29 ppt. Air laut adalah air yangmemiliki kadar garam (salinitas) antara30–35 ppt. Ketiga air ini dapatdipergunakan untuk kegiatan budi daya

ikan, pada air tawar dipergunakan untukmembudidayakan ikan air tawar, padaair payau dipergunakan untuk membudi-dayakan ikan air payau dan air lautuntuk membudidayakan ikan air laut. Airpermukaan ini dapat diklasifikasikanberdasarkan lamanya terakumulasidalam suatu tempat dibagi menjadi duayaitu perairan tergenang (Lentik) antaralain adalah danau, waduk, dan situ , yangkedua perairan mengalir (Lotik) antaralain sungai, saluran irigasi, dan air laut.

Air yang berasal dari danau, wadukdan situ merupakan sumber air tawaryang banyak digunakan oleh kegiatanbudi daya ikan dengan metode budidaya di perairan umum yaitu karambajaring apung. Pada perairan tergenangyang perlu diperhatikan adalah terjadi-nya stratifikasi secara vertikal yangdiakibatkan oleh perbedaan intensitascahaya dan perbedaan suhu secaravertikal pada kolom air. Air yangdigunakan untuk kegiatan budi dayaikan yang berasal dari air mengalir danbanyak dipergunakan oleh masyarakatadalah air sungai untuk budi daya ikanair tawar dan air laut untuk budi daya ikanair laut. Air sungai merupakan sumberair yang murah dan tidak memerlukanbiaya tetapi sumber air ini memilikikandungan lumpur yang cukup tinggi,sehingga dalam pemakaiannya sebaik-

66

nya dimasukkan terlebih dahulu padabak pengendapan. Keuntungan sumberair ini adalah mempunyai kandunganoksigen yang cukup tinggi.

Pemilihan dari berbagai macamsumber air tersebut sangat bergantungkepada lokasi di mana budi daya ikantawar akan dilakukan, kuantitas dankualitas air yang terdapat pada sumberair tersebut. Walaupun sumber airtersebut berasal dari alam harusdiperhatikan juga tentang kontinuitasketersediaan air tersebut untuk kegiatanbudi daya. Pada kegiatan budi dayaikan jumlah air yang dibutuhkan tidaksedikit harus tersedia secara terus-menerus. Jumlah air yang diperlukanuntuk mengairi wadah budi daya ikanharus cukup dan tersedia sepanjangtahun karena dengan melakukan budidaya bertujuan untuk memenuhikebutuhan pangan manusia. Untukmengetahui kebutuhan air pada wadahbudi daya ikan dapat dilakukanperhitungan jumlah persediaan airsumber. Salah satu cara untuk me-ngetahui jumlah air yang diperlukanpada kegiatan budi daya adalah denganmengetahui, ,jumlah air pada saluransepanjang tahun. Jumlah air yang dapatdipergunakan untuk kegiatan budi dayadapat diketahui dengan mengukur debitair saluran. Debit air saluran merupakan

jumlah air yang mengalir dalam saluranyang dinyatakan dengan ukuran literperdetik. Debit air saluran dapat diukurdengan cara langsung maupun secaratidak langsung. Pengukuran debit airsecara langsung dilakukan denganmenggunakan sekat ukur. Sedangkanpengukuran debit air secara tidaklangsung dilakukan dengan caramenentukan rata-rata luas penampangbasah saluran dikalikan dengan ke-cepatan aliran air rata-rata. Pengukuransecara tidak langsung inilah yangbanyak digunakan oleh para pembudi-daya ikan di lapangan karena relatifmudah dilakukan.

3.2 Parameter Kualitas Air3.2.1 Sifat fisik3.2.1.1 Kepadatan (density/berat

jenis)

Pada suhu 4° C (3,95° C ) air murnimempunyai kepadatan yang maksimumyaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu airnaik, lebih tinggi dari 4° C kepadatan/berat jenisnya akan turun, demikian jugakalau suhunya lebih rendah dari 4° C.Sifat air yang demikian itu, maka akanterjadi pelapisan-pelapisan suhu airpada danau atau perairan dalam, yaitupada lapisan dalam suatu perairan suhuair makin rendah dibanding padapermukaan air. Akan tetapi bila

67

air membeku jadi es, es tersebut akanterapung. Akibat dari sifat tersebut akanmenimbulkan pergolakan/perpindahanmassa air dalam perairan tersebut, baiksecara vertikal maupun horizontal. Sifatair ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang beriklim dingin yangmembeku perairannya hanya padabagian atasnya saja sedangkan padabagian bawahnya masih berupa cairansehingga kehidupan organisme akuatikmasih tetap berlangsung. Selain itukeuntungan adanya gerakan air ini dapatmendistribusikan/menyebarkan berbagaizat ke seluruh perairan, sebagai sumbermineral bagi fitoplankton dan fitoplanktonsebagai makanan ikan maupun hewanair lainnya. Dasar perairan adalahmerupakan akumulasi pengendapanmineral-mineral yang merupakanpersediaan ”nutrient” yang akan di-manfaatkan oleh makhluk hidup (yangpada umumnya tinggal di daerah per-mukaan air karena mendapatkan sinarmatahari yang cukup). Pada perairanyang oligotrof (cukup banyak me-ngandung mineral), aliran vertikal tidakbanyak membawa keberuntungan, justrusebaliknya dapat mengendapkan min-eral-mineral yang datang dari tempat lainkedasar perairan, mineral-mineraltersebut akan di absorbsi oleh dasarperairan. Sedangkan kerugian adanya

aliran air ini adalah terutama aliran airyang vertikal sering menimbulkan”upwalling” pada danau-danau sehinggamenyebabkan keracunan dan kematianikan secara masal. Hal ini disebabkankondisi air yang anaerob (oksigenrendah) dan zat-zat beracun dari dasarperairan akan naik kepermukaan air.

3.2.1.2 Kekentalan (Viscosity)

Molekul-molekul air mempunyaidaya saling tarik-menarik, kalau dayasaling tarik-menarik tersebut mengalamigangguan karena adanya benda yangbergerak dalam air seperti bendatenggelam, maka akan timbul gesekan-gesekan yang disebut dengan”gesekan intern dalam air”/Viscosity.

Menurut kesepakatan para ahlifisika, pada suhu 0° C, kekentalan airmurni mempunyai nilai yang terbesar,dan ditandai dengan angka 100. Makinnaik suhunya, makin berkurangkekentalannya. Setiap kenaikan suhu1° C terjadi penurunan viscosity 2%,hingga pada suhu 25° C viscositas turunmenjadi setengahnya dari nilaiviscosity pada suhu 0° C. Viscosity iniakan berpengaruh terhadap prosespengendapan jasad renik (plankton),zat-zat dan benda-benda yang me-layang di dalam air.

68

3.2.1.3 Tegangan permukaan

Molekul-molekul air mempunyaidaya saling tarik-menarik terhadapmolekul-molekul yang ada. Dalamfase cair daya tarik-menarik masihsedemikian besarnya, sehinggamolekul-molekul zat cair masih mem-punyai daya ”Kohesi”.

Daya tarik menarik molekul air initerjadi kesegala penjuru, sedang dipermukaan hanya terjadi gaya tarikmenarik ke samping dan ke dalam sajadan sifat itu yang menyebabkantimbulnya tegangan permukaan. Akibatadanya tegangan permukaan, makabinatang dan tumbuhan yang ringan,seperti kimbung akar dapat berjalan diatas permukaan air, ada jugaplankton yang menggantung di bawahpermukaan air.

3.2.1.4 Suhu air

Air sebagai lingkungan hiduporganisme air relatif tidak begitu banyakmengalami fluktuasi suhu dibandingkandengan udara, hal ini disebabkan panasjenis air lebih tinggi daripada udara.Artinya untuk naik 1° C, setiap satuanvolume air memerlukan sejumlah panasyang lebih banyak dari pada udara.Pada perairan dangkal akan menunjuk-kan fluktuasi suhu air yang lebih besar

dari pada perairan yang dalam.Sedangkan organisme memerlukansuhu yang stabil atau fluktuasi suhu yangrendah. Agar suhu air suatu perairanberfluktuasi rendah maka perlu adanyapenyebaran suhu. Hal tersebut tercapaisecara sifat alam antara lain sebagaiberikut.

• Penyerapan (absorbsi) panasmatahari pada bagian permukaanair.

• Angin, sebagai penggerak per-mindahan massa air.

• Aliran vertikal dari air itu sendiri,terjadi bila disuatu perairan (danau)terdapat lapisan suhu air yaitulapisan air yang bersuhu rendahakan turun mendesak lapisan airyang bersuhu tinggi naik ke-permukaan perairan. Selain itu,suhu air sangat berpengaruhterhadap jumlah oksigen terlarut didalam air. Jika suhu tinggi, air akanlebih lekas jenuh dengan oksigendibanding dengan suhunya rendah.Suhu air pada suatu perairan dapatdipengaruhi oleh musim, lintang (lati-tude), ketinggian dari permukaanlaut (altitude), waktu dalam satu hari,penutupan awan, aliran dankedalaman air. Peningkatan suhu air

69

mengakibatkan peningkatanviskositas, reaksi kimia, evaporasidan volatisasi serta penurunankelarutan gas dalam air seperti O2,CO2, N2, CH4, dan sebagainya.

Kisaran suhu air yang sangatdiperlukan agar pertumbuhan ikan-ikanpada perairan tropis dapat berlangsungberkisar antara 25° C – 32° C. Kisaransuhu tersebut biasanya berlaku diIndonesia sebagai salah satu negaratropis sehingga sangat menguntungkanuntuk melakukan kegiatan budi dayaikan. Suhu air sangat berpengaruhterhadap proses kimia, fisika danbiologi di dalam perairan, sehinggadengan perubahan suhu pada suatuperairan akan mengakibatkan berubah-nya semua proses di dalam perairan.Hal ini dilihat dari peningkatan suhu airmaka kelarutan oksigen akan ber-kurang. Dari hasil penelitian diketahuibahwa peningkatan 10° C suhu perair-an mengakibatkan meningkatnyakonsumsi oksigen oleh organismeakuatik sekitar 2–3 kali lipat, sehinggakebutuhan oksigen oleh organismeakuatik itu berkurang. Suhu air yangideal bagi organisme air yangdibudidayakan sebaiknya adalah tidakterjadi perbedaan suhu 58 yangmencolok antara siang dan malam(tidak lebih dari 5° C).

Pada perairan yang tergenang yangmempunyai kedalaman air minimal1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan(stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadikarena suhu permukaan air lebih tinggidibanding dengan suhu air dibagianbawahnya. Stratifikasi suhu pada kolomair dikelompokkan menjadi tiga yaitupertama lapisan epilimnion yaitu lapisansebelah atas perairan yang hangatdengan penurunan suhu relatif kecil (dari32° C menjadi 28° C). Lapisan keduadisebut dengan lapisan termoklin yaitulapisan tengah yang mempunyaipenurunan suhu sangat tajam (dari 28° Cmenjadi 21° C). Lapisan ketiga disebutlapisan hipolimnion yaitu lapisan palingbawah di mana pada lapisan iniperbedaan suhu sangat kecil relatifkonstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karenamasuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkanterjadinya gradien suhu yang vertikal. Padakolam yang kedalaman airnya kurangdari 2 meter biasanya terjadi stratifikasisuhu yang tidak stabil. Oleh karena itu,bagi para pembudidaya ikan yangmelakukan kegiatan budi daya ikankedalaman air tidak boleh lebih dari 2meter. Selain itu untuk memecahstratifikasi suhu pada wadah budi dayaikan diperlukan suatu alat bantu denganmenggunakan aerator/blower/ kincir air.

70

Tabel 3.1 Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan

Suhu Air (°C) Respon Konsumsi Pakan

Kondisi kritis minimalTidak ada respon terhadap pemberianpakanPemberian pakan berkurang50% optimumPemberian pakan optimum50% optimumPemberian pakan berkurangTidak respon terhadap pemberianpakanKondisi kritis minimal

Mendekati 08 – 10

1522

28 – 303335

36 – 38

38 – 42

Berdasarkan hasil penelitian suhuair sangat berpengaruh terhadaprespon ikan dalam mengkonsumsi

pakan yang diberikan selama ber-langsung kegiatan budi daya. Respontersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)

3.2.1.5 Kecerahan dan kekeruhanair

Kecerahan dan kekeruhan air dalamsuatu perairan dipengaruhi oleh jumlahcahaya matahari yang masuk ke dalamperairan atau disebut juga denganintensitas cahaya matahari. Cahayamatahari di dalam air berfungsiterutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman di dalam air,. Oleh karena itu,

daya tembus cahaya ke dalam airsangat menentukan tingkat kesuburanair. Dengan diketahuinya intensitascahaya pada berbagai kedalamantertentu, kita dapat mengetahui sampaidi manakah masih ada kemungkinanterjadinya proses asimilasi di dalamair. Kecerahan merupakan ukurantransparansi perairan dan pengukurancahaya sinar matahari di dalam airdapat dilakukan dengan menggunakan

71

lempengan/kepingan Secchi disk.Satuan untuk nilai kecerahan dari suatuperairan dengan alat tersebut adalahsatuan meter. Jumlah cahaya yangditerima oleh phytoplankton diperairanasli bergantung pada intensitas cahayamatahari yang masuk ke dalam per-mukaan air dan daya perambatancahaya di dalam air. Masuknya cahayamatahari ke dalam air dipengaruhijuga oleh kekeruhan air (turbidity).Sedangkan kekeruhan menggambar-kan tentang sifat optik yang ditentukanberdasarkan banyaknya cahaya yangdiserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam perairan.Definisi yang sangat mudah adalahkekeruhan merupakan banyaknya zatyang tersuspensi pada suatu perairan.Hal ini menyebabkan hamburan danabsorbsi cahaya yang datang sehinggakekeruhan menyebabkan terhalangnyacahaya yang menembus air. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:

a. Benda-benda halus yang di-suspensikan (seperti lumpur dsb).

b. Jasad-jasad renik yang merupakanplankton.

c. Warna air (yang antara lainditimbulkan oleh zat-zat koloidberasal dari daun-daun tumbuhanyang terektrak).

Faktor-faktor ini dapat menimbulkanwarna dalam air. Pengukuran kekeruhansuatu perairan dapat dilakukan denganmenggunakan alat yang disebut denganJackson Candler Turbidimeter dengansatuan unit turbiditas setara dengan1 mg/l SiO2. Satu unit turbiditas JacksonCandler Turbidimeter dinyatakan dengansatuan 1 JTU (Jackson Turbidity Unit).

Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetapterdapat plankton. Air yang sangat keruhtidak dapat digunakan untuk kegiatanbudi daya ikan, karena air yang keruhdapat menyebabkan:a. rendahnya kemampuan daya ikat

oksigen;b. berkurangnya batas pandang ikan;c. selera makan ikan berkurang,

sehingga efisiensi pakan rendah;serta

d. ikan sulit bernafas karena insangnyatertutup oleh partikel- partikel lumpur.

3.2.1.6 Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi daritotal ion yang terdapat di dalamperairan. Pengertian salinitas yangsangat mudah dipahami adalah jumlahkadar garam yang terdapat pada suatuperairan. Hal ini dikarenakan salinitasini merupakan gambaran tentang

72

padatan total di dalam air setelahsemua karbonat dikonversi menjadioksida, semua bromida dan iodidadigantikan oleh chlorida dan semuabahan organik telah dioksidasi.Pengertian salinitas yang lainnya adalahjumlah segala macam garam yangterdapat dalam 1.000 gr air contoh.Garam-garam yang ada di air payauatau air laut pada umumnya adalah Na,Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkanrasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain-lain. Salinitas dapat dilakukan peng-ukuran dengan menggunakan alat yangdisebut dengan Refraktometer atausalinometer. Satuan untuk pengukuransalinitas adalah satuan gram perkilogram (ppt) atau promil (‰). Nilaisalinitas untuk perairan tawar biasanyaberkisar antara 0–5 ppt, perairan payaubiasanya berkisar antara 6–29 ppt danperairan laut berkisar antara 30–35 ppt.

3.2.2 Sifat kimia

3.2.2.1 Oksigen

Semua makhluk hidup untuk hidupsangat membutuhkan oksigen sebagaifaktor penting bagi pernafasan. Ikansebagai salah satu jenis organisme airjuga membutuhkan oksigen agar prosesmetabolisme dalam tubuhnya ber-langsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh

ikan disebut dengan oksigen terlarut.Oksigen terlarut adalah oksigen dalambentuk terlarut di dalam air karena ikantidak dapat mengambil oksigen dalamperairan dari difusi langsung denganudara. Satuan pengukuran oksigenterlarut adalah mg/l yang berarti jumlahmg/l gas oksigen yang terlarut dalam airatau dalam satuan internasionaldinyatakan ppm (part per million). Airmengandung oksigen dalam jumlahyang tertentu, tergantung dari kondisi airitu sendiri, beberapa proses yangmenyebabkan masuknya oksigen kedalam air yaitu:

1. Diffusi oksigen dari udara ke dalamair melalui permukannya, yangterjadi karena adanya gerakanmolekul-molekul udara yang tidakberurutan karena terjadi benturandengan molekul air sehinggaO2 terikat di dalam air. Proses diffusiini akan selalu terjadi bila pergerakanair yang mampu mengguncangoksigen, karena kandungan O2di dalam udara jauh lebih banyak.Menurut penelitian, air murni1000 cc pada suhu kamar me-ngandung 7 cc O2, sedangkan udaramurni suhu pada kamar me-ngundang 210 cc O2. Dari gambaran

73

tersebut, maka air relatif mudahmelepaskan O2 ke udara. Dariimbangan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

• Tercapainya imbangan O2 di airdan di udara, tergantung darijumlah molekul-molekul zat(garam-garam) yang larut didalam air (dalam satuan- satuantertentu), sebab jumlah tersebutyang menentukan kemungkinanterbentuknya molekul-molekuldan menentukan pula jumlahbanyaknya molekul-molekul gasyang meninggalkan air lagi. Airyang mengandung garam-garam pada kadar O2 yangrendah saja sudah dapatseimbang dengan udara lebihcepat, bila di bandingkandengan air suling.

• Kemungkinan bertubrukanmolekul air di tentukan oleh suhuair. Makin tinggi suhu air, makinrendah jumlah oksigen yangdapat di kandung/di ikat oleh air.Artinya: jika suhu air tinggi, makaair itu dengan kadar oksigenyang rendah saja sudah dapatseimbang dengan udara,

sehingga penambahan oksigenlebih lanjut tidak akan me-ningkatkan oksigen terlarutdalam air. Dalam kegiatan budidaya ikan sifat tersebut pentingartinya, terutama dalam peng-angkutan ikan hidup, pe-meliharaan ikan di akuarium,atau pemeliharaan ikan secaratertutup pada Recyle Sistem.Pada pengangkutan ikansebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari waktu suhu udaramasih relatif rendah, sehinggagoncangan airnya yang terjadiakan mampu meningkatkandifusi O2 ke dalam air. Padapemeliharaan ikan di akuariumatau pada tempat yang ter-batas, pemberian lampu, yangmengakibatkan suhu airmeningkat, akan menurunkankemampuan air mengikat.

2. Di perairan umum, pemasukanoksigen ke dalam air terjadi karenaair yang masuk sudah mengandungoksigen, kecuali itu dengan aliranair, mengakibatkan gerakan air yangmampu mendorong terjadinyaproses difusi oksigen dari udara kedalam air.

74

3. Hujan yang jatuh, secara tidaklangsung akan meningkatkan O2 didalam air, pertama suhu air akanturun, sehingga kemampuan airmengikat oksigen meningkat,selanjutnya bila volume airbertambah dari gerakan air, akibatjatuhnya air hujan akan mampumeningkatkan O2 di dalam air.

4. Proses Asimilasi tumbuh- tumbuh-an. Tanaman air yang seluruhbatangnya ada di dalam air di waktusiang akan melakukan prosesasimilasi, dan akan menambah O2di dalam air. Sedangkan padamalam hari tanaman tersebutmenggunakan O2 yang ada di dalamair. Pengambilan air O2 di dalam airdisebabkan oleh:

• Proses pernafasan binatangdan tanaman air.

• Proses pembongkaran (me-netralisasi) bahan-bahanorganik.

• Dasar perairan yang bersifatmereduksi, dasar demikianhanya dapat ditumbuhi bakteriyang anaerob saja, yang dapatmenimbulkan hasil pem-bakaran.

Menurut Brown (1987) peningkatansuhu 1° C akan meningkatkan konsumsioksigen sekitar 10%. Hubungan antaraoksigen terlarut dan suhu dapat dilihatpada Tabel 3.2 yang menggambarkanbahwa semakin tinggi suhu, kelarutanoksigen semakin berkurang.

75

Tabel 3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan udara760 mm Hg (Cole, 1983)

Suhu (°C)Kadar

OksigenTerlarut(mg/l)

Suhu (°C)Kadar

OksigenTerlarut(mg/l)

Suhu (°C)Kadar

OksigenTerlarut(mg/l)

01 23456789

10111213

14,6214,2213,8313,4613,1112,7712,4512,1411,8411,5611,2911,0310,7810,54

1415161718192021222324252627

10,3110,089,879,669,479,289,098,918,748,588,428,268,117,97

28293031323334353637383940

7,837,697,567,437,307,187,066,956,846,736,626,516,41

Kadar oksigen terlarut dalam suatuwadah budi daya ikan sebaiknyaberkisar antara 7–9 ppm. Konsentrasioksigen terlarut ini sangat menentukandalam akuakultur. Kadar oksigen terlarutdalam wadah budi daya ikan dapatditentukan dengan dua cara yaitudengan cara titrasi atau denganmenggunakan alat ukur yang disebutdengan DO meter (Dissolved Oxygen).

3.2.2.2 Karbon dioksida

Karbon dioksida merupakan salah

satu parameter kimia yang sangatmenentukan dalam kegiatan budi dayaikan. Karbon dioksida yang dianalisisdalam kegiatan budi daya adalahkarbon dioksida dalam bentuk gas yangterkandung di dalam air. Gas CO2memegang peranan sebagai unsurmakanan bagi semua tumbuhan yangmempunyai chlorophil, baik tumbuh-tumbuhan renik maupun tumbuhantingkat tinggi. Sumber gas CO2 didalam air adalah hasil pernafasan olehbinatang-binatang air dan tumbuh-tumbuhan serta pembakaran bahan

76

organik di dalam air oleh jasad renik.Bagian air yang banyak mengandungCO2 adalah didasar perairan, karena ditempat itu terjadi proses pembakaranbahan organik yang cukup banyak.Untuk kegiatan asimilasi bagi tumbuh-tumbuhan, jumlah CO2 harus cukup,tetapi bila jumlah CO2 melampaui batasakan kritis bagi kehidupan binatang-binatang air. Pengaruh CO2 yang terlalubanyak tidak saja terhadap perubahanpH air, tetapi juga bersifat racun.Dengan meningkatnya CO2, maka O2dalam air juga ikut menurun, sehinggapada level tertentu akan berbahaya bagikehidupan binatang air. Kadar CO2 yangbebas di dalam air tidak bolehmencapai batas yang mematikan (le-thal), pada kadar 20 ppm sudahmerupakan racun bagi ikan danmematikan ikan jika kelarutan oksigendi dalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l).CO2 yang digunakan oleh organismedalam air, mula-mula adalah CO2bebas, bila yang bebas sudah habis, airakan melepaskan CO2 yang terikatdalam bentuk Calsium bikarbonatmaupun Magnesium bikarbonat. Airyang banyak mengandung persediaanCalsium atau Magnesium bikarbonatdalam jumlah yang cukup, mempunyaikapasitas produksi yang baik.

3.2.2.3 pH Air

pH (singkatan dari ”puisance negatifde H”), yaitu logaritma negatif darikepekatan ion-ion H yang terlepas dalamsuatu perairan dan mempunyai pengaruhbesar terhadap kehidupan organismeperairan, sehingga pH perairan dipakaisebagai salah satu untuk menyatakanbaik buruknya sesuatu perairan. Padaperairan perkolaman pH air mempunyaiarti yang cukup penting untuk mendeteksipotensi produktifitas kolam. Air yangagak basa, dapat mendorong prosespembongkaran bahan organik dalam64 air menjadi mineral-mineral yangdapat diasimilasikan oleh tumbuh-tumbuhan (garam amonia dan nitrat).Pada perairan yang tidak mengandungbahan organik dengan cukup, makamineral dalam air tidak akan ditemukan.Andaikata ke dalam kolam itu kemudiankita bubuhkan bahan organik sepertipupuk kandang, pupuk hijau, dansebagainya dengan cukup, tetapikurang mengandung garam-garambikarbonat yang dapat melepaskankationnya, maka mineral-mineral yangmungkin terlepas juga tidak akan lamaberada di dalam air itu. Untuk mencipta-kan lingkungan air yang bagus, pH airitu sendiri harus mantap dulu (tidakbanyak terjadi pergoncangan pH air).Ikan rawa seperti sepat siam

77

(Tricogaster pectoralis), sepat jawa(Tricogaster tericopterus ) dan ikangabus dapat hidup pada lingkungan pHair 4–9, untuk ikan lunjar kesan pH 5–8,ikan karper (Cyprinus carpio) dangurami, tidak dapat hidup pada pH4–6, tapi pH idealnya 7,2. Klasifikasinilai pH dapat dikelompokkan menjaditiga yaitu:• Netral : pH = 7,• Alkalis (basa) : 7 < pH < 14,• Asam : 0 < pH < 7.

Derajat keasaman suatu kolam ikansangat dipengaruhi oleh keadaan

tanahnya yang dapat menentukankesuburan suatu perairan. Nilai pHasam tidak baik untuk budi daya ikan dimana produksi ikan dalam suatuperairan akan rendah. Pada pH netralsangat baik untuk kegiatan budi dayaikan, biasanyaberkisar antara 7–8,sedangkan pada pH basa juga tidakbaik untuk kegiatan budi daya.Pengaruh pH pada perairan dapatberakibat terhadap komunitas biologiperairan, untuk jelasnya dapat dilihatpada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Effendi, 2000)

6,0–6,5

5,5–6,0

5,0–5,5

• Keanekaragaman plankton dan benthos mengalamisedikit penurunan.

• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas takmengalami perubahan.

• Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthossemakin nampak.

• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masihbelum mengalami perubahan berarti.

• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zonaliteral.

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenisplankton, perifiton, dan benthos semakin besar.

• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplanktondan benthos.

• Algae hijau berfilamen semakin banyak.• Proses nitrifikasi terhambat.

Nilai pH Pengaruh Umum

78

Air kolam yang pH nya bergoncangantara 4,5–6,5 masih dapat diperbaikidengan menambahkan kapur dalamjumlah yang cukup. Agar pH nya dapatdinaikan menjadi 8,0 supaya pengaruhOH yang rendah bisa ditiadakan. Padaumumnya pada pagi hari, waktu airbanyak mengandung CO2, pH airrendah, pada waktu sore hari airkehabisan CO2 untuk asimilasi pH airmenjadi tinggi. Kondisi pH ini akansangat penting artinya pada peng-angkutan ikan hidup secara tertutupdengan pemberian gas O2. Padapengangkutan ikan hidup secaraterbuka, kelebihan CO2 hasil pernafasanikan yang diangkut tidak jadi masalah,sebab CO2 itu senantiasa masihberkesempatan menjadi seimbangdengan udara terbuka di atasnya,sehingga penurunan pH air tidak akanterlalu buruk bagi ikan. Pada peng-angkutan tertutup upaya mencegahpenurunan pH air dapat ditambahkanlarutan buffer seperti Na2HPO4,

sehingga pH yang sedianya akan turundapat dicegah. Dengan demikian waktupengangkutan ikan dapat diupayakanlebih panjang. Metode penentuan pH airdapat menggunakan alat pH meter ataudengan menggunakan kertas indikatorpH. Diperairan asli, pergoncangan pHdari yang tinggi ke pH rendah dapatdisanggah oleh unsur calsium yangterdapat dalam air asli itu sendiri.Apabila suatu perairan kadar calsiumdalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup tinggi,maka daya menyanggah air terhadappergoncangan pH menjadi besar.Unsur Ca di dalam air membentuk duamacam senyawa yaitu:

1. Senyawa kalsium carbonat(CaCO3) yang tidak dapat larut

2. Senyawa kalsium bicarbonat ataukalsium hidrogen karbonat(Ca(HCO3)2) yang dapat larut dalamair.

Faktor yang menentukan besarkecilnya kemampuan penyanggah

Nilai pH Pengaruh Umum

4,5–5,0

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenisplankton, perifiton, dan benthos semakin besar.

• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplank-ton dan benthos.

• Algae hijau berfilamen semakin banyak.• Proses nitrifikasi terhambat.

79

pergoncangan asam (pH) adalahbanyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air.

Proses terjadinya penyanggahanasam di dalam air adalah sebagaiberikut. Kalau dalam suatu perairan,CO2 terambil, maka mula-mula pH airakan naik, akan tetapi pada saat yangbersamaan Ca(HCO3)2 yang larutdalam air itu akan pecah menurutpersamaan sebagai berikut.

Ca (HCO3)2 Ca CO3 + H2O + CO2

Sehingga dalam air itu terjadi pem-bentukan CO2 yang baru, selanjutnya pHair mempunyai kecenderungan untukturun lagi. Berdasarkan proses tersebutdi atas, kadar Ca yang terkandungdalam air menjadi berkurang. Kalciumbikarbonat yang terbentuk padapemecahan itu akan mengendap berupaendapan putih di dasar perairan,pada daun-daun tanaman air, dansebagainya. Sebaliknya, apabilaterbentuk gas CO2 yang banyak didalam air maka mula-mula pH airmempunyai kecenderungan untuk turunakan tetapi dengan segera gas CO2yang berkeliaran bebas itu akan diikatoleh CaCO3 yang sulit larut dalam airtadi. Menurut persamaan reaksi:

CaCO + CO2 + H2O Ca (HCO3)2

Sehingga jumlah CO2 bebasnya akanberkurang, akibatnya pH air mempunyaikecenderungan untuk naik, sehinggakecenderungan pH untuk turun dapatdisanggah.

Proses imbangan pH dapat ditulis-kan dengan reaksi sebagai berikut.

Ca (HCO3)2 CaCO3 + CO2 + H2O

Jadi jumlah Ca (HCO3)2 dalam airmerupakan salah satu unsur dari baikburuknya perairan sebagai lingkunganhidup.

3.2.2.4 Bahan organik dan garammineral dalam air

Mineral merupakan salah satu unsurkimia yang selalu ada dalam suatuperairan, beberapa jenis mineralantara lain Kalsium (Ca), Pospor (P),Magnesium (Mg), Potassium (K),Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe),Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni).Diperairan umum mineral yang diperlu-kan oleh phytoplakton senantiasadiperoleh dari pembongkaran bahan-bahan organik sisa dari tumbuhan danbinatang yang sudah mati. Di alammineral tersebut berasal dari air yangmasuk, atau adanya penambahan

80

pupuk buatan. Pembongkaran bahanorganik dilakukan oleh jasad renik yangterdapat di dalam air. Pada umumnyajasad renik ini menghendaki perairanyang pHnya 7 sedikit mendekati basa.Pembongkaran bahan organik adayang dilakukan secara anaerob (tidakmemerlukan oksigen). Proses pem-bongkaran itu juga dipengaruhi olehsuhu air.

Bahan organik yang larut di dalamair belum dapat dimanfaatkan olehbinatang air secara langsung. Bahan-bahan organik yang mengendap didasar perairan yang dangkal dapatdimakan secara langsung oleh berbagaimacam binatang benthos (binatangyang hidup di dasar perairan) sepertisiput vivipar javanica, cacing tubifex,larva chironomaus, dan sebagainya.Bagian-bagian daripada lumpur organikdemikian yang tidak dapat dicernakan,menyisa sebagai detritus di dasarperairan. Jumlah bahan organik yangterdapat dalam suatu perairan dapatdigunakan sebagai salah satu indikatorbanyak tidaknya mineral yang dapatdibongkar kelak. Bila suasana perairananaerob, maka protein-protein yangmenang mengandung belerang dapatdibongkar oleh bakteri anaerob (diantaranya adalah Bakterium vulgare).Hasil pembongkaran tersebut gas

hidrogen sulfida (H2S) dan ditandai baubusuk, air berwarna kehitaman. Gas itumerupakan limiting factor/faktorpembatas bagi kesuburan perairan.Kandungan H2S–6 mg/l sudah dapatmembunuh ikan Cyprinus carpio dalambeberapa jam saja. Untuk mencegahtimbulnya H2S dalam kolam biasanyakolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan pengolahantanah dasar dan pengeringan. Jenis gasberacun lainnya yang berasal daripembongkaran bahan organik adalahgas metana.

Gas Metana (CH4) adalah gas yangbersifat mereduksi dan dikenal sebagaigas rawa. Metana itu timbul padaproses pembongkaran hidrat arang daribahan organik yang tertimbun dalamperairan. Hidrat arang dalam suasanaanaerob mula- mula dibongkar menjadiasam-asam karboksilat. Bila suasanaair tetap anaerob maka asam-asamkarboksilat direduksikan lebih lanjutmenjadi Metana. Bila gas Metana iniberhubungan dengan O2 dalam airsekelilingnya, maka air itu akanberkurang O2, dan sebagai hasilnyatimbullah gas CO2. Pembongkarandalam suasana anaerob juga dapatdilakukan oleh ragi (Saccharomyces),hasil pembongkaran itu adalah alkoholdan lebih lanjut lagi menjadi asam cuka

81

(asam asetat) oleh bakterium aceti.Kandungan bahan organik dalam airsangat sulit untuk ditentukan yang biasadisebut dengan kandungan total bahanorganik (Total Organic Matter/TOM).

3.2.2.5 Nitrogen

Nitrogen di dalam perairan dapatberupa nitrogen organik dan nitrogenanorganik. Nitrogen anorganik dapatberupa ammonia (NH3), ammonium(NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) danmolekul Nitrogen (N2) dalam bentukgas. Sedangkan nitrogen organikadalah nitrogen yang berasal bahanberupa protein, asam amino, dan urea.Bahan organik yang berasal daribinatang yang telah mati akanmengalami pembusukan mineral yangterlepas dan utama adalah garam-garam nitrogen (berasal dari asamamino penyusun protein). Prosespembusukan tadi mula-mula terbentukamoniak (NH3) sebagai hasilperombakan asam amino olehberbagai jenis bakteri aerob dananaerob. Pembongkaran itu akanmenghasilkan suatu gas CO2 bebas,menurut persamaan reaksinya adalah:

R. CH.NH2. COOH +O2 R. COOH +NH3 + CO2

Berdasarkan reaksi kimia tersebutdapat diperlihatkan bahwa kolam yangdipupuk dengan pupuk kandang/hijauyang masih baru dalam jumlah banyakdan langsung ditebarkan benih ikan kedalam kolam, biasanya akan terjadimortalitas yang tinggi pada ikan karenakebanyakan gas CO2. Bila keadaanperairan semakin buruk, sehingga O2dalam air sampai habis, maka secaraperlahan proses pembongkaran bahanorganik akan diambil oleh bakteri lainyang terkenal ialah Nitrosomonasmenjadi senyawa nitrit. Reaksi tersebutsebagai berikut.

2NH3 + 3O2 2HNO2 + H2O

Bila perairan tersebut cukupmengandung kation-kation maka asamnitrit yang terbentuk itu dengan segeradapat dirubah menjadi garam-garamnitrit, oleh bakteri Nitrobacter atauNitrosomonas, garam-garam nitrit ituselanjutnya dikerjakan lebih lanjutmenjadi garam-garam nitrit, reaksinyasebagai berikut.

2NaNO2 + O2 2NaNO3

Garam-garam nitrit itupenting sebagai mineral yangdiasimilasikan oleh tumbuh-tumbuhan

82

hijau untuk menyusun asam aminokembali dalam tubuhnya, untukmenbentuk protoplasma itu selanjutnyatergantung pada nitrit, phitoplankton ituselanjutnya menjadi bahan makananbagi organisme yang lebih tinggi. Nitrittersebut pada suatu saat dapatdibongkar lebih lanjut oleh bakteridenitrifikasi (yang terkenal yaituMicrococcus denitrifikan), bakteriumnitroxus menjadi nitrogen-nitrogenbebas, reaksinya sebagai berikut.

5C6H12O0 + 24HNO3 24H2CO3 +6CO3 + 18H2O + 12N2

Agar phitoplankton dapat tumbuhdan berkembang biak dengan suburdalam suatu perairan, paling sedikitdalam air itu harus tersedia 4 mg/lnitrogen (yang diperhitungkan dari kadarN dalam bentuk nitrat), bersama dengan1 mg/l P dan 1 mg/l K.

Bila kadar NH3 hasil pembongkaranbahan organik di dalam air terdapatdalam jumlah besar, yang disebabkanproses pembongkaran protein terhenti

sehingga tidak terbentuk nitrat sebagaihasil akhir, maka air tersebut disebut”sedang mengalami pengotoran(Pollution)”. Kadar N dalam bentuk NH3dipakai juga sebagai indikator untukmenyatakan derajat polusi. Kadar0,5 mg/l merupakan batas maksimumyang lazim dianggap sebagai batasuntuk menyatakan bahan air itu“unpolluted”. Ikan masih dapat hiduppada air yang mengandung N 2 mg/l.Batas letal akan tercapai pada kadar5 mg/l. Di perairan kolam nitrogendalam bentuk amonia sangat beracunbagi ikan budi daya, tetapi jika dalambentuk amonium tidak begitu berbahayapada media akuakultur. Amonia yangada dalam wadah budi daya dapatdiukur dan biasanya dalam bentukammonia total. Menurut Boyd (1988),terdapat hubungan antara kadarammonia total dengan ammonia bebaspada berbagai pH dan suhu yang dapatdilihat pada Tabel 3.4. Pada tabel tersebutmemperlihatkan daya racun ammoniayang akan meningkat dengan me-ningkatnya kadar pH dan suhu terhadaporganisme perairan termasuk ikan.

83

Tabel 3.4 Persentase (%) ammonia bebas (NH3) terhadap ammonia total(Boyd, 1988)

7,07,27,47,67,88,08,28,48,68,89,09,29,49,69,8

10,010,2

pH 26° C 30° C

0,600,951,502,353,685,718,75

13,2019,4227,6437,7148,9660,3370,6779,2585,8290,56

0,701,101,732,724,246,5510,0014,9821,8330,6841,2352,6563,7973,6381,5787,5291,75

0,811,272,003,134,887,5211,4116,9624,4533,9044,8456,3067,1276,3983,6889,0592,80

0,951,502,363,695,728,77

13,2219,4627,6837,7649,0260,3870,7279,2985,8590,5893,84

28° C 32° C

Kadar amonia yang dapat memati-kan ikan budi daya jika dalam wadahbudi daya mengandung 0,1–0,3 ppm.Oleh karena itu, sebaiknya kadaramonia di dalam wadah budi daya ikantidak lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadaramonia yang tinggi ini diakibatkanadanya pencemaran bahan organikyang berasal dari limbah domestik,industri dan limpasan pupuk pertanian.

3.2.2.6 Alkalinitas dan kesadahan

Alkalinitas menggambarkan jumlahbasa (alkali) yang terkandung dalam air,sedangkan alkalinitas total adalahkonsentrasi total dari basa yangterkandung dalam air yang dinyatakandalam ppm setara dengan kalsiumkarbonat. Total alkalinitas biasanyaselalu dikaitkan dengan pH karena pHair ini akan menunjukkan apakah suatuperairan itu asam atau basa. Alkalinitasjuga disebut dengan Daya MenggabungAsam (DMA) atau buffer/penyanggasuatu perairan yang dapat menunjukkan

84

kesuburan suatu perairan tersebut.Sedangkan kesadahan menggambar-kan kandungan Ca, Mg dan ion-ion yangterlarut dalam air. Berdasarkan Effendi(2000) Nilai alkalinitas berkaitan jenisperairan yaitu perairan dengan nilaialkalinitas kurang dari 40 mg/l CaCO3disebut sebagai perairan lunak (Softwater), sedangkan perairan yang nilaialkalinatasnya lebih dari 40 mg/l CaCO3disebut sebagai perairan keras (Hardwater). Perairan dengan nilai alkalinitasyang tinggi lebih produkstif daripadadengan perairan yang nilai alkalinitas-nya rendah. Menurut Schimittou (1991),perairan dengan alkalinitas yang rendah(misal kurang dari 15 mg/l) tidakdiinginkan dalam akuakultur karena:• Perairan tersebut sangat asam

sehingga performansi produksi ikan(Kesehatan umum dan kelangsung-an hidup, pertumbuhan, hasil danefisiensi pakan) dipengaruhi secaranegatif.

• Produksi phytoplankton dibatasioleh ketidakcukupan CO2 danHCO3 yang cenderung menyebab-kan rendahnya kelarutan oksigendan bisa mengakibatkan kematianplankton.

• Pada tanah-tanah asam dapatmenyerap fosfor yang akanmereduksi efek pemupukan pada

tingkat produksi akuakultur sistemekstensif, tingkat pemupukanekstensif, dan pemupukan intensif.

• Fluktuasi pada pH dan faktor- faktoryang berhubungan dapat me-nyebabkan ketidakstabilan mutu airyang dapat menyebabkan ikanstres.

• Pada tingkat pH yang ekstremdapat menyebabkan kondisi-kondisi stres masam pada pagi haridan kondisi stres alkalin pada senjahari.

Untuk meningkatkan kandunganalkalinitas total pada kolam pe-meliharaan ikan dapat digunakan kapurpertanian. Oleh karena, itu dalam kolampemeliharaan ikan sebelum digunakandilakukan proses pengapuran denganmenggunakan beberapa jenis batukapur yang disesuaikan dengan kualitastanah dasar kolam pemeliharaan.

3.2.3 Sifat biologi

Parameter biologi dari kualitas airyang biasa dilakukan pengukuran untukkegiatan budi daya ikan adalah tentangkelimpahan plankton, benthos danperifiton sebagai organisme air yanghidup di perairan dan dapat digunakansebagai pakan alami bagi ikanbudi daya. Kajian secara detail dari

85

ketiga aspek tersebut akan dibahaspada Bab 6. Kelimpahan plankton yangterdiri dari phytoplankton dan zooplank-ton sangat diperlukan untuk mengetahuikesuburan suatu perairan yang akandipergunakan untuk kegiatan budi daya.Plankton sebagai organisme perairantingkat rendah yang melayang-layang diair dalam waktu yang relatif lamamengikuti pergerakan air. Planktonpada umumnya sangat peka terhadapperubahan lingkungan hidupnya (suhu,pH, salinitas, gerakan air, dan cahayamatahari) baik untuk mempercepatperkembangan atau yang mematikan.

Berdasarkan ukurannya, planktondapat dibedakan sebagai berikut.1. Macroplankton (masih dapat dilihat

dengan mata telanjang/ biasa/tanpapertolongan mikroskop).

2. Netplankton atau mesoplankton(yang masih dapat disaring olehplankton net yang mata netnyaPerikanan dan Peternakan, 0,03–0,04 mm).

3. Nannoplankton atau microplankton(dapat lolos dengan plankton net diatas).

Berdasarkan tempat hidupnyadan daerah penyebarannya, plank-ton dapat merupakan:

• Limnoplankton (plankton airtawar/danau)

• Haliplankton (hidup dalam airasin)

• Hypalmyroplankton (khusushidup di air payau)

• Heleoplankton (khusus hidupdalam kolam-kolam)

• Petamoplankton atau rheo-plankton (hidup dalam airmengalir, sungai)

3.3 Pengukuran Kualitas AirBudi Daya Ikan

Parameter kualitas air yang dapatdigunakan untuk keperluan perikanandan peternakan di Indonesia sudahdibuat Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 1990, tanggal5 Juni 1990 tentang PengendalianPencemaran Air. Dalam peraturantersebut dibuat kriteria kualitas airberdasarkan golongan yaitu GolonganA adalah kriteria kualitas air yang dapatdigunakan sebagai air minum secaralangsung tanpa pengolahan terlebihdahulu, Golongan B adalah kriteriakualitas air yang dapat digunakansebagai air baku air minum, GolonganC adalah kriteria kualitas air yang dapatdigunakan untuk keperluan perikanandan peternakan. Golongan D adalah

86

Tabel 3.5 Kriteria kualitas air golongan C

No. Parameter Satuan Kadarmaksimum Keterangan

Kimia Anorganik1. Air raksa2. Ammoniak bebas3. Arsen4. Fluorida5. Kadmium6. Klorin bebas7. Kromium, valensi 68. Nitrit, sebagai N9. Oksigen terlarut (DO)

10. pH11. Selenium12. Seng13. Sianida14. Sulfida sebagai H2S15. Tembaga16. Timbal

Kimia organik1. BHC2. DDT3. Endrin4. Fenol5. Minyak dan lemak6. Organofosfat dan karbonat7. Senyawa aktif biru metilen

(Surfaktan)

Radioaktivitas1. Aktivitas Alfa (Gross Alpha

Activity)2. Aktivitas beta (Gross Beta

Activity)

mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l

-mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l

mg/lmg/mg/lmg/lmg/lmg/lmg/l

Bq/l

Bq/l

0.0020,02

11,50,010,0030,050,06

-6–90,050,020,020,0020,020,03

0,210,0020,0040,001

10,10,2

0,1

1,0

> 3

Keterangan: Bq = Bequerel

kriteria kualitas air yang dapatdigunakan untuk keperluan pertanian,dapat dimanfaatkan untuk usahaperkotaan, industri, dan pembangkit

listrik tenaga air. Berdasarkan peraturantersebut kriteria kualitas air untukperikanan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

87

Berdasarkan Tabel 3.6 di atastersebut jika akan melakukan kegiatanbudi daya ikan maka harus dilakukanpengukuran beberapa parameterkualitas air pada air yang akan

digunakan untuk budi daya. Parameterkualitas air itu dapat dilakukan peng-ukuran dengan menggunakan beberapaperalatan pengukuran. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Parameter kualitas air untuk budi daya ikan dan peralatan pengukuran yangdapat digunakan.

No. Parameter Nilai kisaran untukBudi Daya Ikan Peralatan Pengukuran

Aspek Fisik1. Suhu2. Kecerahan3. Kekeruhan4. Salinitas

5. Debit air

Aspek Kimia1. Oksigen terlarut2. Karbon dioksida3. pH4. Alkalinitas5. Kesadahan6. Ammonia7. H2S8. Nitrit9. Nitrat

10. Phosphat

Aspek Biologi1. Kelimpahan Plankton2. Kelimpahan Benthos3. Kelimpahan Perifiton

TermometerSecchi DiscTurbiditymeterSalinometer/Refraktometer

Current meter

DO meter/Metode WinklerCO meter/Metode TitrasipH meter/Kertas Lakmus

dH meterSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometer

Planktonnet/HaemocytometerEkman Dredge

20–30° C> 10 cm25–400 JTUAir tawar 0–5 ‰Air payau 6–29 ‰Air tawar 30–35 ‰

Air deras 50 l/dtAir tenang 0,5–5 l/dt

5–6 ppmMax 25 ppm6,5–850–500 ppm CaCO33–15 dH< 1,5 ppm< 0,1 ppm< 0,2 ppm0–1,5 ppm< 0,02 ppm

Sesuai kebutuhan

88

Peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur parameter kualitasair dapat dilihat pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.12.

Gambar 3.1 Termometer

Gambar 3.2 Secchi disc

Gambar 3.3 Salinometer

89

Gambar 3.4 Refraktometer

Gambar 3.5 Flow meter

Gambar 3.6 DO meter

90

Gambar 3.7 pH meter

Gambar 3.8 Kertas lakmus

Gambar 3.9 Planktonnet

91

Gambar 3.10 Haemocytometer

Gambar 3.11 Ekman dredge

Gambar 3.1 Spektrofotometer

92

93

Pengembangbiakan ikan meru-pakan salah satu kegiatan dari prosesbudi daya ikan. Ikan yang akan dibudi-dayakan harus dapat tumbuh danberkembang biak agar kontinuitasproduksi budi daya dapat berkelanjutan.Dalam bab ini akan dibahas beberapamateri yang terkait dalam prosespengembangbiakan ikan antara lainseleksi induk, pemijahan, penetasantelur, pemeliharaan larva dan benih ikan,pembesaran ikan dan pemanenan.

4.1 Seleksi Induk

Seleksi induk merupakan tahapawal dalam kegiatan budi daya ikanyang sangat menentukan keberhasilanproduksi. Dengan melakukan seleksiinduk yang benar akan diperoleh

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN

induk yang sesuai dengan kebutuhansehingga produktivitas usaha budi dayaikan optimal. Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudahdengan memperhatikan karakterfenotipenya atau dengan melakukanprogram breeding untuk meningkatkannilai pemuliabiakan ikan budi daya.Induk ikan yang unggul akan meng-hasilkan benih ikan yang unggul. DiIndonesia saat ini belum ada tempatsebagai pusat induk ikan yang men-jamin keunggulan setiap jenis ikan. Indukikan yang unggul pada setiap kegiatanusaha budi daya ikan dapat berasal darihasil budi daya atau menangkap ikandi alam. Karakteristik induk yang ungguluntuk setiap jenis ikan sangat berbeda.Hal-hal yang sangat penting untukdiperhatikan oleh para pembudidaya

94

ikan dalam melakukan seleksi indukagar tidak terjadi penurunan mutu indukantara lain sebagai berikut.• Mengetahui asal usul induk.• Melakukan pencatatan data tentang

umur induk, masa reproduksi danwaktu pertama kali dilakukanpemijahan sampai usia produktif.

• Melakukan seleksi induk ber-dasarkan kaidah genetik.

• Melakukan pemeliharaan caloninduk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisiinduk terpenuhi.

• Mengurangi kemungkinan per-kawinan sedarah Untuk meningkat-kan mutu induk yang akan digunakandalam proses budi daya makainduk yang akan digunakan harusdilakukan seleksi. Seleksi ikanbertujuan untuk memperbaikigenetik dari induk ikan yang akandigunakan. Oleh karena itu, denganmelakukan seleksi ikan yang benarakan dapat memperbaiki genetikikan tersebut sehingga dapatmelakukan pemuliaan ikan. Tujuandari pemuliaan ikan ini adalahmenghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebutdiperoleh dari induk ikan hasilseleksi agar dapat meningkatkanproduktivitas. Produktivitas dalambudi daya ikan dapat ditingkatkan

dengan beberapa cara yaitu:1. Ekstensifikasi yaitu mening-

katkan produktivitas hasil budidaya dengan memperluas lahanbudi daya.

2. Intensifikasi yaitu meningkatkanproduktivitas hasil denganmeningkatkan hasil persatuanluas dengan melakukan mani-pulasi terhadap faktor internaldan eksternal.

Dengan bertambahnya jumlahpenduduk sepanjang tahun dan jumlahlahan budi daya yang tidak akanbertambah jumlahnya, maka untukmeningkatkan produktivitas budi dayamasa yang akan datang lebih baikmenerapkan budi daya ikan yangintensif dengan memperhatikan aspekramah lingkungan. Program intensifikasidalam bidang budi daya ikan dapatdilakukan antara lain sebagai berikut.

1. Rekayasa faktor eksternal yaitulingkungan hidup ikan dan pakan,contoh yang sudah dapat di-aplikasikan adalah budi daya ikanpada kolam air deras dan membuatpakan ikan ramah lingkungan.

2. Rekayasa faktor internal yaitumelakukan rekayasa terhadapgenetik ikan pada level gen misal-nya transgenik, level kromosom

95

misalnya Gynogenesis, Androgen-esis, Poliploidisasi, level selmisalnya dengan melakukantransplantasi sel.

3. Rekayasa faktor eksternal daninternal yaitu menggabungkanantara kedua rekayasa eksternaldan internal.

Oleh karena itu, agar dapat mem-peroleh produktivitas yang tinggi dalambudi daya ikan harus dilakukan seleksiterhadap ikan yang akan digunakan.Seleksi menurut Tave (1995) adalahprogram breeding yang memanfaatkanphenotipic variance (keragamanfenotipe) yang diteruskan dari tetuakepada keturunannya. Keragamanfenotipe merupakan penjumlahan darikeragaman genetik, keragamanlingkungan dan interaksi antara variasilingkungan dan genetik. Seleksimerupakan aplikasi genetik di manainformasi genetik dapat digunakan untukmelakukan seleksi. Seleksi ikan yangpaling mudah dilakukan oleh parapembudidaya ikan adalah melakukanseleksi fenotipe dibandingkan denganseleksi genotipe. Seleksi fenotipedapat dikelompokkan menjadi dua yaituseleksi fenotipe kualitatif dan seleksifenotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986),

seleksi fenotipe kualitatif adalah seleksiikan berdasarkan sifat kualitatif sepertimisalnya warna tubuh, tipe sirip, polasisik ataupun bentuk tubuh dan bentukpunggung, dan sebagainya yangdiinginkan. Fenotipe kualitatif inimerupakan sifat yang tidak dapat diukurtetapi dapat dibedakan dan di-kelompokkan secara tegas. Sifat inidikendalikan oleh satu atau beberapagen dan sedikit atau tidak dipengaruhioleh faktor lingkungan. Sedangkanseleksi fenotipe kuantitatif adalahseleksi terhadap penampakan ikanatau sifat yang dapat diukur, dikendali-kan oleh banyak pasang gen dandipengaruhi oleh lingkungan. Adapunciri-ciri atau parameter yang dapatdiukur antara lain adalah panjang tubuh,bobot, persentase daging, daya hidup,kandungan lemak, protein, fekunditas,dan lain sebagainya.

Fenotipe adalah bentuk luar ataubagaimana kenyataannya karakteryang dikandung oleh suatu individu ataufenotipe adalah setiap karakteristikyang dapat diukur atau sifat nyata yangdipunyai oleh organisme. Fenotipemerupakan hasil interaksi antara genotipedan lingkungan serta interaksi antara

96

genotipe dan lingkungan serta merupa-kan bentuk luar atau sifat-sifat yangtampak. Menurut Yatim (1996), genotipemenentukan karakter sedangkanlingkungan menetukan sampai di manatercapai potensi itu. Fenotipe tidak bisamelewati kemampuan atau potensigenotipe. Yang dimaksud dengankarakter itu adalah sifat fisik dan psikisbagian-bagian tubuh atau jaringan.Karakter diatur oleh banyak macam genatau satu gen saja. Berhubung denganbanyaknya gen yang menumbuhkankarakter maka dibuat dua kelompokkarakter yaitu karakter kualitatif dankarakter kuantitatif. Karakter kualitatifadalah karakter yang dapat dilihat adaatau tidaknya suatu karakter. Karakterini tidak dapat diukur atau dibuat gradasi(diskontinyu). Sedangkan karakterkuantitatif adalah karakter yang dapatdiukur nilai atau derajatnya, sehinggaada urutan gradasi dari yang rendahsampai yang tinggi (kontinu). Karakterkuanlitatif ditentukan ole satu atau duagen saja sedangkan karakter kuantitatifdisebabkan oleh banyak gen (tiga ataulebih). Dengan melakukan seleksi makaakan menghasilkan suatu karakter yangmempunyai nilai ekonomis penting dankarakter fenotipe yang terbaik sesuaidengan keinginan para pembudidaya.

Untuk mendapatkan induk ikan yangunggul dilakukan program seleksidengan menerapkan beberapaprogram pengembangbiakan antaralain dengan kegiatan selectivebreeding, hibridisasi/outbreeding/crossbreeding, inbreeding, monoseks/seks reversal atau kombinasi beberapaprogram breeding. Dalam bab ini akandibahas semua program breedingtersebut sehingga dalam budi daya ikanakan diperoleh hasil baik induk danbenih yang unggul. Induk yang unggulakan menghasilkan benih yang unggulsehingga dengan memelihara benihunggul proses budi daya akan meng-untungkan dengan melihat lajupertumbuhan ikan yang optimalsehingga produktivitas budi daya ikanakan meningkat.

4.1.1 Selective breeding

Selective breeding adalah suatuprogram breeding yang mencoba untukmemperbaiki nilai pemuliabiakan(breeding value) dari suatu populasidengan melakukan seleksi dan per-kawinan hanya pada ikan-ikan yangterbaik. Hasil yang akan diperoleh

97

adalah induk yang terseleksi yangmempunyai karakteristik lebih baik daripopulasi sebelumnya. Selectivebreeding menurut Tave (1995) dapatdilakukan dengan dua cara yaitu:1. Seleksi individu/massa2. Seleksi famili

Pada ikan teknik seleksi dapatdilakukan dengan menggunakan duametode yaitu seleksi massa/individudan seleksi famili. Seleksi induk secaraindividu ini disebut juga dengan seleksimassa. Seleksi massa/individu adalahseleksi yang dilakukan dengan memilihindividu-individu dengan performanterbaik. Seleksi ini merupakan teknikseleksi yang paling sederhana denganbiaya lebih murah dibandingkan seleksilainnya. Hal ini dikarenakan padaseleksi individu hanya memerlukanfasilitas dan peralatan sedikit (kolam,jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatandata lebih singkat sehingga akan lebihmudah dilakukan. Seleksi individu dapatditerapkan pada ikan nila jika nilaiheritabilitas ikan nila ini lebih besar dari0,25, waktu pemijahan harus ber-samaan dan culling top 5–10% (Tave,1995). Induk yang baik secara alamidapat dihasilkan melalui seleksi secaraketat dan tepat terhadap sekelompokikan, pengalaman menunjukkan bahwauntuk mendapatkan induk 50 ekor yang

sesuai kriteria diperlukan 2.000 ekorcalon induk.

Seleksi famili adalah seleksi denganmempergunakan performans darisaudaranya baik saudara tiri sebapak(half sib) atau saudara sekandung (fullsib). Saudara tiri sebapak adalahkeluarga (famili) yang dibentuk olehsekelompok anak yang berasal dari satubapak dengan beberapa induk betina(Half sib), karena pada ikan satu indukjantan dapat membuahi lebih dari satuinduk betina, maka anak-anak yangdihasilkan dari bapak yang samadengan induk betina yang berbeda inidisebut dengan saudara tiri sebapak.Sedangkan setiap keluarga/famili yangberasal dari satu bapak dengan satuinduk disebut saudara sekandung (fullsib), dan pada ikan budi daya ada jugayang melakukan perkawinan di manasatu jantan hanya membuahi satu indukbetina. Seleksi famili dapat diterapkanuntuk ikan jika nilai heritabilitas ikantersebut lebih kecil atau sama dengan0,15. Seleksi famili merupakan alternatifseleksi yang dapat dilakukan apabilapengaruh lingkungan sulit dikontrol.Dalam seleksi famili ada dua jenisseleksi yaitu seleksi dalam famili(within-family) dan seleksi di antarafamili (between family). Seleksi withinfamily sebaiknya diterapkan untuk

98

seleksi pertumbuhan pada ikan, karenamasing-masing famili dipelihara padakolam terpisah dan ikan denganpertumbuhan terbaik dipilih darimasing-masing famili, sehingga semuafamili akan terwakili. Cara ini dilakukanmerupakan salah satu cara untukmengantisipasi adanya perbedaanumur akibat tidak terjadinya prosespemijahan secara serempak. Dari hasilpenelitian pada ikan nila, di antaraketiga teknik seleksi yaitu seleksiindividu, seleksi within family, danbetween family, ternyata seleksi withinfamily lebih efisien hasilnya dibanding-kan dengan seleksi individu ataubetween family.

Pada saat akan membudidayakanikan setiap pembudidaya harus sudahmemahamii karakter fenotipe setiapindividu ikan yang akan dibudidayakandengan memperhatikan ciri-cirimorfologinya. Ciri-ciri morfologi setiapikan budi daya yang harus diamati

adalah karakter morfometrik dankarakter meristik. Karakter morfometrikadalah bentuk tubuh dari setiap ikanbudi daya seperti panjang total tubuh,panjang standar, panjang kepala, tinggibadan, dan lain-lain. Sedangkankarakter meristik yang dapat diukurantara lain jumlah sisik pada linealateralis, jumlah jari-jari sirip punggung,jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlahjari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-jarisirip dubur, jumlah tapis insang padalengkung insang bagian luar (gill racker),jumlah vertebrae, dan jumlah tulangrusuk. Dengan memahami karakter-karakter yang harus dipunyai olehinduk ikan yang unggul berdasarkankarakteristik setiap jenis ikan.

Menurut Tave (1995) perbandinganstrategi keuntungan serta kerugian dariseleksi individu (A), seleksi withinfamily (B), dan seleksi between family(C) dapat dilihat pada Tabel 4.1.

99

Tabel 4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A),seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi Keuntungan Kerugian

A Memilih individuyang terbaik, hubung-an famili tidakpenting.

B Memilih individuyang terbaik darisetiap famili.

C Memilih famili yangterbaik berdasarkannilai rata-rata famili,nilai individual tidakdipertimbangkan.

Tidak efektif ketika h2 =0,15, sehingga sangatsukar untuk memilih ikanyang terbaik, asynchro-nous spawning danmenyebabkan masalah.

Moderatly expensive,membutuhkan banyakkolam, sukar untuk meng-gabungkan 2–3 fenotipe,ikan kecil dapat menjadiinduk ikan yang terpilih,membutuhkan banyakdata dan banyak datayang harus dikumpulkan.

Sangat mahal, mem-butuhkan banyak kolam,sukar untuk meng-gabungkan 2–3 fenotipe,ikan kecil dapat menjadiinduk terpilih dapat meng-akibatkan terjadinya in-breeding, membutuhkanbanyak data dan banyakdata yang dikumpulkan.

Terbaik ketika h2 0,25,murah, dapat dilakukandengan sedikit kolam,relative mudah untuk meng-gunakan 2–3 fenotipe,seluruh ikan yang besarterseleksi, mudah untukmenahan populasi breeding,data yang dibutuhkan sedikitjumlah data yang dikumpul-kan sedikit.

Terbaik ketika h2 0,15 danmempengaruhi Ve familidaripada individu, dapat di-gunakan dengan asynchro-nous spawning, mudahuntuk memelihara populasibreeding yang besar, sedikitmahal daripada betweenfamili.

Terbaik ketika h2 0,15 danmempengaruhi Ve individudaripada famili, dapat di-pergunakan ketika ikanharus dimatikan.

100

Dalam Tabel 4.1 tersebut ada hurufh2, huruf ini berarti heritabilitas.Heritabilitas dapat dilakukan peng-ukuran yang bertujuan untuk mengetahuibesarnya keragaman fenotipe yangdiakibatkan oleh aksi genotipe ataumenggambarkan tentang persentasekeragaman fenotipe yang diwariskandari induk kepada keturunannya. Nilaiheritabilitas dinotasikan dengan angka,yang berkisar antara 0–1.

Nilai heritabilitas satu berartikarakter yang diwariskan kepadaketurunannya seluruhnya diakibatkanoleh keragaman genetik tidak adapengaruh lingkungan. Nilai heritabilitasnol berarti karakter yang diwariskankepada keturunannya seluruhnyadiakibatkan oleh keragaman lingkungantidak ada pengaruh genetik. Nilaiheritabilitas ini dapat dikelompokkanmenjadi tiga yaitu rendah mempunyainilai antara 0–0,1, medium mempunyainilai antara 0,1–0,3, dan tinggi mem-punyai nilai antara 0,3–1,0. Selain itudalam tabel tersebut terdapat istilahasynchronous spawning, istilah inimerupakan salah satu kelompok

strategi dalam reproduksi ikan di manaada tiga strategi reproduksi ikan yaitusynchronous spawning, synchronousspawning kelompok, dan asynchronousspawning. Synchronous spawningberarti proses pemijahan ikan dalamreproduksi dilakukan dengan carasemua telur dipijahkan dan induk ikanakan mati, contohnya pada ikan salmon.Synchronous spawning kelompokadalah kelompok ikan yang dapatmemijah berkali-kali tetapi pemijahan-nya ini masih tergantung pada musimpemijahan, misalnya ikan patin, ikanbawal. Sedangkan asynchronousspawning adalah kelompok ikan yangdapat memijah berkali-kali dan tidaktergantung pada musim pemijahankarena proses perkembangan oositnyaselalu ada, contoh jenis ikan kelompokini adalah ikan nila.

Program selective breeding dilakukan untuk memperbaiki karakterfenotipe terutama laju pertumbuhan.Laju pertumbuhan yang tinggi padapopulasi ikan budi daya akan me-ningkatkan produksi ikan yang dibudi-dayakan dan biasanya berkaitandengan peningkatan dalam produksi

101

pakan bila ikan yang dibudidayakanmengkonsumsi pakan buatan. Denganproduktivitas yang tinggi dalam budidaya ikan maka pendapatan parapembudidaya ikan akan meningkat.Dengan melakukan seleksi ikanberdasarkan selective breeding ini akandiperoleh individu ikan yang mempunyaikarakter fenotipe terbaik sehinggadapat meningkatkan laju pertumbuhanpada saat dibudidayakan.

Prosedur yang harus dilakukan bagipara pembudidaya yang akan melaku-kan seleksi individu dengan strategimemilih individu yang terbaik dalamsuatu populasi sebagai berikut.

1. Dalam suatu usaha budi daya ikanjika akan melakukan programseleksi individu minimal harusmempunyai 25 pasang induk yaitu25 ekor induk jantan dan 25 ekorinduk betina.

2. Melakukan pemijahan ikan danmengamati pertumbuhan ikan darisetiap pasangan. Misalnya daripemijahan satu pasang induk ikandiperoleh benih ikan sebanyak200–300 ekor, maka harus selaludilakukan pemantauan pertumbuh-an benih ikan tersebut.

3. Membuat kurva pertumbuhan daridata pertumbuhan benih ikan danlakukan pemanenan pada individuyang terbaik sebanyak 5–10% dariukuran populasi yang tertinggi nilaipertumbuhannya.

4. Benih ikan yang terpilih pada tahapketiga tersebut dipelihara secaraterpisah sebagai calon induk yangakan digunakan untuk prosespemijahan selanjutnya. MenurutTave (1995) dalam program seleksiindividu akan diperoleh induk yangunggul dengan melakukan per-kawinan pada populasi terpilihsebanyak empat generasi.

5. Dari calon induk yang dipeliharapada tahap keempat akan diperolehinduk ikan yang dapat digunakanuntuk proses pemijahan selanjutnya,dan akan diperoleh larva dan benihikan. Kemudian proses selanjutnyadilakukan pemeliharaan sampaidiperoleh kurva pertumbuhan danlakukan pemilihan dari populasiindividu sebanyak 5–10% daripopulasi yang terbaik yangmempunyai ukuran tertinggi.Lakukan kegiatan tersebut sampaiempat generasi dan akan diperolehcalon induk yang telah terseleksisecara individu.

102

Berikut ini contoh seleksi caloninduk pada ikan nila meliputi beberapakriteria sebagai berikut.

• Tingkat pertumbuhan ikan, caloninduk mempunyai tingkat per-tumbuhan yang paling cepat diantara kelompok ikan.

• Warna ikan nila yang masih mem-punyai tingkat kemurnian yang baikdapat di identifikasi dengan adanyawarna garis hitam tegas dan jelasterletak secara horisontal di bagiantubuh ikan.

• Bentuk badan melebar, mata relatifbesar, dan sisik teratur.

• Konversi pakannya baik, yang dapatdiidentifikasikan dengan per-tumbuhan bobot badan > 70 % darijumlah pakan yang diberikan 3–5 %perhari dari bobot ikan.

• Waktu matang gonad induk berumur7–8 bulan, dengan berat badan rata-rata 300 gram per ekor untuk jantandan 250–300 gram per ekor untukbetina.

• Produktifitas dalam menghasilkantelur cukup tinggi (induk denganpanjang badan 6 cm dapat meng-hasilkan 200 telur, sedang indukyang panjang badannya 20 cmmenghasilkan 1500 butir telur).

Prosedur yang dapat dilakukan olehpara pembudidaya ikan yang akanmelakukan seleksi famili sebagaiberikut.

1. Menyiapkan ikan yang akandipijahkan dari beberapa familiyang dimiliki, minimal jumlah familiyang harus dikumpulkan 30 famili.Pada ikan nila di mana pemijahandapat dilakukan dengan per-bandingan jantan dan betina 1 : 4maka dalam perkawinan 8 jantanakan diperoleh famili sebanyak 32yaitu 1 jantan dapat membuahi4 betina sehingga satu jantan dapatmembuat famili halfsib dan fullsibsebanyak 32 famili fullsib dan 8famili haflsib karena dari satu jantanakan dihasilkan empat keluargafullsib maka 8 jantan akan ada 32famili fullsib atau 8 famili halfsib.

2. Melakukan pemijahan untuk ke 32famili tersebut dan lakukan peng-amatan intensif dan cermat setiaphari untuk mengamati pasangan-pasangan ikan yang sudah memijah.

3. Melakukan pemeliharaan larva ikanpada setiap famili pada hapa yangterpisah dengan memberikan pakandan pengelolaan kualitas air sesuaiprosedur.

103

4. Melakukan pemeliharaan benih ikanpada setiap famili pada waring yangterpisah, hitung jumlah benih yangdihasilkan dari setiap famili. Padaikan nila misalnya satu ekor indukbetina menghasilkan 2000–3000ekor. Pendederan dilakukan padapadat penbaran yang rendah untuksetiap famili pada kolam pen-dederan minimal 2 bulan.

5. Menghitung jumlah ikan yangdiperoleh dari hasil pendederan danlakukan pengukuran berat danpanjang tubuhnya sebanyak 30%dari jumlah populasi setiap famili,misalnya dalam satu famili ada2.000 ekor maka jumlah sampelyang dihitung 600 ekor.

6. Melakukan pemilhan ukuran dariseluruh populasi dan ambil individudari setiap famili yang mempunyaipertumbuhan yang terbaik, kuranglebih 8 minggu kemudian tentukan50% dari populasi yang terbaikpertumbuhannya untuk dipeliharalebih lanjut menjadi calon induk dansisanya dijual.

7. Melakukan pemeliharaan padakolam pembesaran ikan sampaiikan-ikan pada setiap familiberukuran induk dan lakukanpengukuran satu persatu pada

setiap famili dan pilih sebanyak20–30 ekor betina terbesar danjantan terbesar sebanyak 10–20ekor dari setiap famili.

8. Sisanya dibuang atau dijualsebagai ikan ukuran besar daninduk yang terpilih dapat dilakukanuntuk seleksi induk selanjutnyadengan melakukan pemijahanmassal. Pada beberapa spesiesikan sangat berbeda untukdiperoleh induk unggulnya. Padajenis ikan nila wanayasa dapatdiperoleh induk yang terseleksisecara famili dengan melakukanpemijahan ikan yang terpilih padagenerasi ke tiga.

4.1.2 Outbreeding/Hibridisasi/Crossbreeding

Outbreeding adalah perkawinanantara individu-individu yang tidaksekerabat (berbeda induknya), masihdalam satu varietas atau beda varietas.Outbreeding ini akan menghasilkanheterozigositas yang akan menguatkanindividu-individunya terhadap per-ubahan lingkungan yang biasa disebutjuga mempunyai fitnes yang tinggi.Fitnes yaitu kemampuan relative pada

104

organisma untuk bertahan hidup danpemindahan gen untuk generasiberikutnya. Individu yang mempunyaiheterosigositas yang tinggi maka akanmempunyai fitness yang tinggi pula.Oleh karena itu, untuk memperolehinduk ikan yang mempunyai ke-mampuan hidup yang tinggi sebaiknyadalam proses budi daya harus dilakkanperkawinan yang terseleksi.

Sedangkan crossbreeding atauhibridisasi merupakan programpersilangan yang dapat diaplikasikanpada ikan, udang, kerang-kerangan,maupun rumput laut. Hasil dari programini dapat menghasilkan individu-individuyang unggul, kadang-kadang ada jugayang steril dan dapat menghasilkanstrain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasiakan mudah dilakukan apabila dapatdilakukan reproduksi buatan sepertihalnya ikan mas dan ikan nila, di manadapat dilakukan striping telur dansperma. Selain itu ada defenisi lain darihibridisasi yang sebenarnya tidak jauhberbeda. Hibridisasi adalah perkawinanantara spesies yang berbeda.Hibridisasi atau persilangan merupakansuatu upaya untuk mendapatkankombinasi antara populasi yangberbeda untuk menghasilkan keturunanyang memiliki sifat unggul. Berdasarkan

hal tersebut para ahli genetikaperikanan membagai hibridisasi kedalam dua macam yaitu:

1. Interspecifik hibridisasi yaituperkawinan antara spesies yangberbeda.

2. Intraspecipik hibridisasi yaituperkawinan dalam satu species.

Hasil dari beberapa jenis ikan yangdilakukan persilangan biasanya palingmudah memperhatikan karakterfenotipe kualitatif misalnya:

1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku-kan persilangan antara ikan yangmempunyai warna antara lain:• Ikan warna tubuh Albino di-

silangkan dengan ikan ber-pigmen normal.

• Ikan berwarna kuning/merah/putih disilangkan dengan ikanberwarna hijau/biru/abu-abu.

• Ikan berwarna bintik disilangkandengan ikan tanpa bintik.

2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukanpersilangan antara ikan yangmempunyai sirip antara lain:• Ikan bersirip kumpay disilang-

kan dengan ikan bersirip normal.• Ikan bersirip kumpay disilang-

kan dengan ikan yang ekornyamembundar.

105

3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku-kan persilangan antara ikan yangmempunyai sisik antara lain:• Ikan bersisik bergaris disilang-

kan dengan ikan yang tidakmempunyai sisik.

• Ikan bersisik menyebar/kacadisilangkan dengan ikan yangbersisik penuh.

4. Bentuk tubuh ikanDalam kegiatan hibridisasi ini

biasanya akan dihasilkan individubaru pada ikan konsumsi yangsudah dilakukan misalnya melaku-kan persilangan antara ikan nilahitam dengan ikan nila putih akandihasilkan ikan nila yang berwarnatubuh ikan merah. Pada umumnyajenis-jenis ikan hias yang dihasilkanoleh para pembudidaya ikan banyakyang diperoleh dari hasil per-silangan. Salah satu pendekatanyang dapat digunakan dalamproduksi benih ikan hias baru-baruini dari suatu populasi yakni per-silangan antarvaritas atau strain(hibridisasi intervaritas) yangmemiliki tampilan morfologi darispesies yang sama.

Hibridsasi intervaritas adalahmempersilangkan antara induk jantan

dan induk betina yang berasal darispesies yang sama namun minimalmemiliki dua karakter fenotipe tampilanmorfologi yang berbeda (Kirpichnikov,1981). Di samping itu, karakter lain darihasil persilangan antara varitas adalahfertile yakni dari masing-masing jeniskelamin masih tetap mampu untukmenghasilkan keturunan walaupunpeluang dari benih keturunan tersebutcenderung memiliki karakter fenotipetampilan morfologi yang bervariasi.

Hibridisasi merupakan persilanganantara varitas atau spesiesyang secara morfologis memilikiperbedaan. Kirpichnikov (1981),menyatakan bahwa perbedaan yangpaling menonjol yang digunakan dalamhibridisasi intervaritas adalahperbedaan warna, bentuk, ukuran, dankelengkapan biologis lain yang melekatpada organ tubuh. Perolehan ikanhybrid sangat bergantung pada karakterdari induk. Waynorovich dan Horvarth(1980) menyatakan bahwa ikan hasilhibridisasi interspesies adalah steril. Disamping itu rata-rata ukuranmorfometrik dan meristik dari ikanhibrid kebanyakan berada padapertengahan (intermediate) di antara

106

nilai rata-rata morfometerik dan meristikinduk.

Hibridisasi merupakan metode yangdigunakan dalam upaya memperolehikan keturunan baru. Matsui (1935)menyatakan bahwa banyaknya varitaspada ikan maskoki merupakan akibatdari perkawinan antara mutan denganinduk asal atau antara mutan denganmutan dari induk yang sama sehinggasecara morfologi terdapat varitas ikanmaskoki baru. Hibridisasi didasarkanpada perbedaan tampilan morfometrikdan meristik. Metode paling banyakdilakukan oleh petani ikan maskokiadalah hibridisasi karena di sampingmemiliki varitas yang banyak, pada ikanketurunan sering diperoleh warna,bentuk, dan ukuran tubuh yang berbedasehingga jumlah varitas akan lebihbanyak. Kirpichnikov (1981)menyatakan bahwa hasil perlakuanhibridisasi tidak hanya dilihat daritampilan morfologi namun harusdilakukan pula pengukuran morfometrikdan meristik karena data yang diperolehmerupakan refleksi dari kekuatanpenurunan karakter dari sumber gametdi samping kondisi lingkungan terjadi

pada saat pembelahan sel mulaibekerja.

Beberapa spesies ikan air tawaryang sering digunakan dalam kegiatanpersilangan adalah spesies-spesies ikanyang memiliki varitas yang banyak danmemiliki karakter morfologi yang dapatdibedakan secara jelas seperti populasispesies ikan hias yang terdiri darispesies ekor pedang (Xyphophorusmaculatus), ikan guppi(Poeciliareticulata), dan ikan maskoki(Carassius auratus). Sementara padaspesies ikan konsumsi, adalah ikan mas(Cyprinus carpio), ikan nila(Oreochromis niloticus) dan spesiesikan konsumsi lain karena di sampingmemiliki berbagai varitas juga keturunanhibrid telah mampu untuk dibudidayakan.

Pengertian tentang persilangan ikanini ada berbagai pendapat misalnyacrossbreeding merupakan persilanganjuga tetapi bukan persilangan sepertihibridisasi, melainkan persilanganbalik. Jenis ikan konsumsi yangmerupakan hasil persilangan balikadalah lele sangkuriang yang telahdirelease oleh Menteri Perikanan danKelautan pada tahun 2004. Jenis

107

ikan ini merupakan hasil persilangan balikantara ikan lele generasi ke dua denganikan lele generasi ke enam yang telahdibuat oleh Balai Besar PengembanganBudi daya Air Tawar, Sukabumi.

4.1.3 Seks reversal

Seks reversal (monosex) adalahsuatu teknologi yang membalikkan arahperkembangan kelamin menjadiberlawanan. Cara ini dilakukan padawaktu menetas gonad ikan belumberdiferensiasi secara jelas menjadijantan atau betina tanpa merubahgenotipenya. Tujuan dari penerapan sekreversal adalah menghasilkan populasimonoseks (tunggal kelamin), yangsangat bermanfaat dalam:

1. Mendapatkan ikan dengan per-tumbuhan yang cepat. Padabeberapa jenis ikan konsumsi adabeberapa jenis ikan di mana per-tumbuhan ikan jantan mempunyaipertumbuhan yang lebih cepatdaripada ikan betina, misalnya ikannila jantan mempunyai pertumbuhanlebih cepat pada ikan bentina, tetapipada jenis ikan lainnya yaitu ikanmas pertumbuhan ikan betinanyajustru lebih cepat dibandingkandengan ikan jantan. Pada kelompokudang-udangan khususnya lobster

untuk yang berjenis kelamin jantanmempunyai pertumbuhan lebih cepatdibandingkan dengan betina. Olehkarena itu, bagi para pembudidayayang akan memelihara jenis ikantersebut dengan menggunakanpopulasi tunggal kelamin akan lebihmenguntungkan dibandingkan jikamemelihara ikan dengan populasidua kelamin, selain itu waktu yangdibutuhkan untuk memelihara ikantersebut lebih cepat sehingga terjadiefisiensi biaya produksi dankeuntungan akan meningkat.

2. Mencegah pemijahan liar Dalamkegiatan budi daya ikan jika me-melihara ikan jantan dan betinadalam satu wadah budi daya makatidak menutup kemungkinan ikantersebut pada saat matang gonadakan melakukan pemijahan yangtidak diinginkan pada beberapa jenisikan yang memijahnya sepanjangmasa, seperti ikan nila dan ikan mas.

3. Mendapatkan penampilan yangbaik ikan yang dinikmati keindahanwarna tubuhnya adalah ikan hias.Hampir semua jenis ikan hias yangberkelamin jantan mempunyaiwarna tubuh yang lebih indahdibandingkan dengan ikan bentina-nya. Oleh karena itu, jika yang

108

dipelihara pada ikan hias adalahikan jantan maka akan diperolehhasil yang lebih menguntungkankarena nilai jualnya lebih mahal.

4. Menunjang genetika ikan yaitu teknikpemurnian ras ikan. Pada kegiatanrekayasa genetika misalnyaginogenesi akan diperoleh indukikan yang mempunyai galur murni.Induk ikan yang galur murni ini akanmempunyai gen yang homozigotsehingga untuk melakukan per-kawinan pada induk yang homozigottanpa mempengaruhi karakter jeniskelamin ikan tersebut dilakukanaplikasi seks reversal pada indukgalur murni sehingga pemurnian genitu masih tetap bertahan.

Teknologi seks reversal dapatdilakukan dengan menggunakan duametode yaitu:1. Terapi hormon yaitu dengan meng-

gunakan hormon steroid.2. Rekayasa kromosom.

Teknologi seks reversal denganrekayasa kromosom akan dibahaspada bab IX secara detail. Pada subbabini akan dibahas teknologi seksreversal dengan menggunakan terapihormon. Menurut Koolman Rohm (2001)hormon adalah bahan kimia pembawa

sinyal yang dibentuk dalam sel-selkhusus pada kelenjar endokrin. Hormondisekresikan ke dalam darah kemudiandisalurkan ke organ-organ yangmenjalankan fungsi-fungsi regulasitertentu secara fisiologik dan biokimia.Sel-sel sasaran pada organ sasaranmemiliki reseptor yang dapat mengikathormon, sehingga informasi yangdiperoleh dapat diteruskan ke sel-selakhirnya menghasilkan suatu respon.Pesan hormon disampaikan pada sel-sel sasaran menurut dua prinsip yangberbeda. Hormon lipofilik masuk kedalam sel dan bekerja pada inti sel,sedangkan hormon hidrofilik bekerjapada membran sel.

Teknik sex reversal mulai dikenaltahun 1937 ketika estradiol 17disintesis untuk pertama kalinya. Dalamperjalanannya teknik sex reversal telahmengalami beberapa perbaikanberawal dari perlakuan sex reversalyang baik dilakukan pada saatbeberapa hari setelah menetas, yaitusebelum gonad berdiferensiasi, terusberkembang hingga penerapan yangdilakukan pada induk yang sedangbunting. Teknik sex reversal berbedadengan hermaprodit, pada ikanhermaprodit setelah melewati rentangwaktu tertentu, gonad secara alamiah

109

akan berubah menjadi jenis kelaminyang berlawanan, fungsi hormon hanyamempercepat proses perubahantersebut. Sedangkan pada teknik sexreversal perubahan jenis kelamin ikansangat dipaksakan dengan membelok-kan perkembangan gonad menjadijantan atau betina dengan prosespenjantanan (maskulinisasi) ataupembetinaan dengan (feminisasi).

Berdasarkan tipe reproduksinya,ikan dapat dibagi menjadi tiga tipesebagai berikut.1. Gonokhorisme (gonochorism), yaitu

memiliki jenis kelamin yang terpisah.2. Hermaprodit (hermaphroditism),

yaitu kedua jenis kelamin beradapada individu yang sama.

3. Uniseksualitas (unizexuality), yaituspesies yang semua individunyabetina.

Ekspresi atau perwujudan seksbergantung pada dua proses, yaitudeterminasi seks dan diferensiasi seks.Determinasi seks bertaggung jawabpada seks genetik (seks genotipe),sedangkan diferensiasi seks ber-tanggung jawab pada perkembanganyang nyata dari kedua jenis gonad (seksgenotipe), yaitu jantan dan betina.Kedua proses tersebut secara

bersama-sama bertanggung jawabpada timbulnya dua kemungkinanmorfologi, fungsional, serta perilakupada individu jantan dan betina.Penentu seks merupakan sejumlahunsur genetik yang bertanggung jawabterhadap keberadaan gonad atausekumpulan gen yang bertanggung-jawab terhadap pembentukan gonad.Terdapat tiga model penentu seks yangdapat diterapkan pada ikan, yaitu:

• Kromosom, yang merupakan pe-warisan seks atau hetero-kromosom. Sistem kromosomdeterminasi seks betina atau jantanXX/XY.

• Penentu seks poligenik (polifaktorial)adalah suatu sistem penentuanseks di mana terdapat gen penentuseks jantan dan betina epistatik(superior) yang berada padaautosom maupun heterokromosom.

• Penentu seks oleh lingkungan,melibatkan interaksi antargenotipedan lingkungan, terutama suhumedia selama perkembanganlarva.

Proses diferensiasi seks adalahsuatu proses perkembangan gonadikan menjadi suatu jaringan yangdefinitif (pasti), yang terjadi terlebih

110

dahulu pada betina dan kemudian baruterjadi pada jantan. Gonad ikan padasaat baru menetas masih berupabenang yang sangat halus dan belumberdiferensiasi menjadi jantan ataubetina. Proses diferensiasi seks padabetina ditandai dengan meiosisoogonia dan/atau perbanyakan sel-selsomatik membentuk rongga ovari,sebaliknya pada diferensiasi seks padajantan ditandai dengan muculnyaspermatoonia serta pembentukansistem vaskular pada testis.

Hormon steroid secara alamiahterlibat dalam proses diferensiasi seks.Upaya pengontrolan proses diferensiasiseks dilakukan dengan pemberiansteroid seks dari luar tubuh (eksogenous)pada ikan yang belum berdiferensiasi.Ikan-ikan hasil sex reversal padaumumnya mengalami perubahan kelaminyang bersifat permanen dan berfungsinormal. Pemberian steroid sekssebaiknya diberikan sebelum muncultanda-tanda diferensiasi gonad denganmenggunakan hormon estrogen atauandrogen. Jenis-jenis hormon steroidyang dapat digunakan dalam terapihormon antara lain sebagai berikut.

1. Estrogen (hormon betina):Estradiol-17 , esteron, estriol, atauethynil estradiol. Hormon ini

memberikan efek perubahan darijantan menjadi betina (feminisasi).

2. Androgen (hormon jantan):Testoteron, 17 -Methyl Testoteron,androstendion. Hormon ini mem-berikan efek perubahan dari betinamenjadi jantan (maskulinisasi).

Pada sex reversal terkadang terjadipenyimpangan ekstrim yang dialami.Hal ini dapat terjadi karena padabeberapa jenis ikan (lele amerika)terdapat suatu zat yang menyerupaienzim aromaterase sehingga hormon17a metiltestosteron yang masuk kedalam tubuh terlebih dahulu dikonversimenjadi estradiol 17b dan berfungsisebagai hormon sehingga terjadipenyimpangan hingga 100%.

Dalam penerapan sex reversaldengan menggunakan terapi hormondapat diberikan beberapa cara yangdidasarkan pada efektivitas, efisiensi,kemungkinan polusi, dan biaya. Carapemberian hormon dalam teknologiseks reversal dapat dilakukan denganbeberapa cara antara lain sebagaiberikut.

1. OralMetoda oral adalah metode

pemberian hormon melalui mulut yang

111

dapat dilakukan dengan pemberianpakan alami maupun pakan butan. Padapakan buatan, hormon dilarutkan dalampelarut polar seperti alkohol. Cara yangdilakukan dengan mencampur hormon17 90 metyltestoesteron secaramerata dengan pakan dengan dosisdisesuaikan jenis ikan yang akandiaplikasikan. Pemberian hormon padapakan alami dapat dilakukan denganteknik bioenkapsulasi. Secaradetail teknik tentang bioenkapsulasi inidijelaskan secara detail padabab VII.

Selanjutnya Anonim, (2001), me-ngatakan bahwa berdasarkan penelitiansampai saat ini teknik penghormonanmelalui oral paling banyak digunakanpara pembudidaya ikan karena hasilyang diperoleh lebih dari 95 sampai100% bila dibandingkan denganperendaman yang menghasilkan 70–80%. Dengan pencampuran hormonpada pakan juga sangat efisien dalampemakaian dosis hormon dankemudahan memperoleh pakan ikan.Sedangkan kelemahan metoda oral iniadalah pada awal pemberian pakan,larva perlu menyesuaikan jenis pakanbuatan sehingga apabila pakan tidaksegera dimakan maka kemungkinan

besar hormon akan tercuci ke dalammedia budi daya.

Menurut Muhammmad Zairin Jr.(2002), pemberian akriflavin dengandosis 15 mg/kg pakan denganfrekwensi pemberian pakan 3 – 4 kalisehari menghasilkan 89% ikan jantandengan survival rate 88%.

Prinsip kerja pencampuran hormonpada pakan yakni hormon dilarutkan dandiencerkan dalam alkohol. Kemudianlarutan hormon dicampurkan denganpakan buatan berupa pelet serbukdengan cara menyemprotkan larutanhormon secara merata kepermukaanpakan dengan menggunakan sprayer.Setelah tercampur dengan merata,pakan dibiarkan di udara terbuka ditempat yang tidak terkena sinarmatahari (diangin-anginkan) agaralkohol dapat menguap. Selanjutnyapakan yang telah tercamput hormondimasukkan ke dalam wadah tertutupdan disimpan di dalam lemaripendingin.

2. Perendaman (dipping/bathing)

Metoda perendaman (dipping),yaitu dengan cara merendamkan larvaikan ke dalam larutan air yang

112

mengandung 17 metyltestoesterondengan dosis 1,0 gram/liter air. Metodeini dapat diaplikasikan pada embrio,dan pada larva ikan yang masih belummengalami diferensiasi jenis kelamin(sex), dan lama perendaman tergantungdosis hormon yang diaplikasikan, dimana semakin banyak dosis hormonmaka semakin singkat waktuperendaman dan demikian jugasebaliknya.

Perendaman yang dilakukan padafase embrio dilakukan pada saat fasebintik mata mulai terbentuk, karenadinggap embrio telah kuat dalammenerima perlakuan. Kelemahan caraini adalah obat atau hormon terlau jauhmengenai target gonad, namun lebihhemat pada penggunaan hormon.Perendaman juga dapat dilakukan padaumur larva yang telah habis kuningtelurnya, karena ada anggapan padastadia ini gonad masih berada padafase labil sehingga mudah dipengaruhioleh rangsangan luar. Kelemahannyaadalah efektivitas hormon berkurangkarena jauh mengenai target gonad.Larva yang dipergunakan dalampenerapan teknologi sex reversal iniadalah larva yang berumur antara 5–10

hari setelah menetas atau pada saattersebut panjang total larva berkisarantara 9,0 sampai 13 mm, di mana ikandengan umur serta ukuran sepertitersebut di atas secara morfologismasih belum mengalami diferensiasikelamin. (Anonim, 2001).

Perendaman induk betina yangsedang bunting juga merupakan salahsatu alternative pada metode dippingnamun harus dipertimbangkanefektivitas dan efesiensinya sehinggainduk yang direndam sebaiknya induk-induk yang berukuran kecil.

3. Suntikan/implantasi

Metode suntikan atau implantasi inibiasanya hanya dapat dilakukan padaikan yang berukuran dewasa. Prosespenyuntikan dilakukan pada bagianpunggung ikan dengan dosis yangdisesuaikan dengan jenis dan ukuranikan.

Perlu diperhatikan bahwa peng-ubahan jantanisasi (maskulinisasi)kadang-kadang menunjukkan pe-nyimpangan seperti ditemukan individuyang memiliki bakal testis dan sekaligdiantaranyari. Selain itu mungkin sajadijumpai individu yang steril/abnormal

113

karena gonadnya tidak dapat ber-kembang. Hal ini biasanya berhubungandengan kesesuaian dosis yangdiberikan. Menurut Zairin Jr. (2002)Secara umum dosis yang terlalu tinggiakan mendorong sterilitas dan dosisyang terlalu rendah akan mendorongsex reversal yang tidak sempurnasehingga bakal testis dan ovari dapatdijumpai pada saat bersamaan.

Setelah dilakukan aplikasi teknologiseks reversal pada individu ikan, makaharus dilakukan uji progeni. Uji progeniini untuk menentukan apakah ikan yangtelah ditreatment tersebut sudahberubah kelamin. Terdapat dua metodeyang digunakan dalam identifikasi jeniskelamin, antara lain sebagai berikut.

1. Metode asetokarmin

Identifikasi gonad denganmetode asetokarmin dilakukanhanya untuk keperluan penelitian,karena ikan harus dimatikanterlebih dahulu untuk diambilgonadnya. Asetokarmin adalahlarutan pewarna yang digunakanuntuk mewarnai jaringan gonad.Larutan ini dibuat dengan caramelautkan 0,6 g bubuk karmin didalam 100 ml asam asetat 45%.Larutan dididihkan selama 2–4

menit kemudian didinginkan,kemudian disaring dengan kertassaring dan disimpan dalam botolyang tertutup rapat pada suhu ruang.Pemeriksaan gonad dilakukandengan cara membedah ikanterlebih dahulu yang kemudiandiambil gonadnya secara hati-hati.Gonad yang sudah terambildiletakkan pada gelas objek dandiberi larutan asetokarmin 2–3tetes, kemudian dicincang denganpisau skalpel sampai halus, lalututup dengan gelas penutup dansiap diamati di bawah mikroskop.

2. Metode morfologi

Identifikasi kelamin denganpengamatan morfologi adalah caraterhemat karena tidak harusmematikan ikan yang akan diamati.Cara ini apat dilakukan pada ikan-ikan yang memiliki dimorfismeseksual yang jelas antara jantan danbetina.

Aplikasi seks reversal telah berhasildilakukan pada beberapa jenis ikanberdasarkan hasil penelitian antara lainsebagai berikut.

1. Ikan hias: ikan guppy, cupang, tetrakongo, dan rainbow trout denganmenggunakan metode perendaman

114

embrio untuk ikan cupang dan tetrakongo, perendaman induk untukikan guppy, perendaman larva untukrainbow dan pemberian pakan.

2. Ikan konsumsi: nila dan mas, denganperendaman embrio, larva danpemberian pakan.

Langkah awal dalam melakukanseks reversal adalah menyiapkanwadah yang akan digunakan. Wadahyang dapat digunakan untuk melakukanteknik sex reversal antara lain akuarium,bak fiber, bak semen, bak plastik.Wadah untuk teknik sex reversal dapatdikelompokan berdasarkan kebutuhandan jenis metode yang akan digunakan.Wadah-wadah yang digunakan yangmendasar adalah wadah pemeliharaaninduk dapat berupa kolam semen ataubak-bak plastik, wadah perlakuan yangberupa akuarium dengan ukuran yangmenyesuaikan dengan kepadatan ikanyang akan diberi perlakuan, dan wadahpemeliharaan larva.

Peralatan yang digunakan padateknik sex reversal adalah peralatanlapangan pemeliharaan ikan yangberupa seser, selang sipon, aerator,selang aerasi, dan batu aerasi.Peralatan yang akan digunakan sebaik-nya disanitasi terlebih dahulu dengan

menggunakan larutan desinfektan atausabun cuci untuk menghindari ikan yangakan dipelihara dari hama penyakityang kemungkinan terbawa padawadah. Selain peralatan lapangan, untukmelakukan teknik sex reversal jugadiperlukan peralatan dalam perlakuanmelalui pakan yaitu, baskom yangdigunakan sebagai wadah dalampembuatan ramuan pakan, sendok kayudigunakan untuk mengaduk danmeratakan larutan hormon, handsprayer digunakan untuk menyemprot-kan larutan hormon dalam pakan, spuitsuntik sebagai alat untuk mengambillarutan hormon dan botol gelas yangberwarna gelap sebagai wadahpelarutan hormon dengan alcohol.Sedangkan peralatan yang diperlukanpada perlakuan melalui rendamanantara lain, baskom plastik sebagaiwadah perendaman induk atau larva,aerator sebagai penyuplai udara, spuitsuntik sebagai alat untuk mengambillarutan hormon dan botol gelas yangberwarna gelap sebagai wadahpelarutan hormon dengan alkohol.

Bahan-bahan yang harus disediakanantara lain hormon 17 metiltestosteronatau estradiol 17 sesuai dengankebutuhan dan tujuan sex reversal, alcohol sebagai pelarut hormon, pakan

115

alami atau buatan (bila melalui metodeoral) dan air bersih yang telahdiendapkan selama 12–24 jam sebagaimedia perendaman (bila menggunakanmetode dipping).

Pembuatan Pakan Berhormon

Dalam aplikasi seks reversaldengan metode oral melalui pemberianpakan berhormon maka dosis hormonyang digunakan akan sangat spesifikuntuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedurini akan dibuat pakan berhormon untukjenis ikan nila. Adapun prosedur yangdilakukan sebagai berikut.

1. Tangkaplah larva ikan yang akandiberikan perlakuan dari kolam/bakpemijahan.

2. Pilihlah larva yang masih berumur dibawah 10 hari dengan melihatkriteria yang sesuai dengan ciri-ciriyang sudah ditentukan.

3. Timbanglah biomassa larva yangakan diberi perlakuan peng-hormonan yaitu dengan caramengambil dan menimbangbeberapa sampel untuk kemudianhasil penimbangan sampel dibagidengan jumlah rata-rata larvasampel untuk mendapatkan beratrata-rata larva, selanjutnya hitunglahjumlah populasi larva, lalu kalikan

dengan berat rata-rata larva untukmendapatkan berat total larva.

4. Timbanglah pakan yang dibutuhkanuntuk larva sesuai dengan dosisyang sudah ditentukan (Feedingrate 30–40% per bobot biomassa/hari) dikalikan selama 10 haripemberian pakan.

5. Siapkanlah larutan alkohol dengankonsentrasi 70% sesuai dengankebutuhan.

6. Siapkanlah hormon yang akandigunakan sesuai kebutuhan.Misalnya jumlah kebutuhan pakan250 gram, dosis penghormonan40 mg/kg pakan, maka timbanglahhormon sebanyak 10 mg.

7. Larutkanlah hormon tadi ke dalamalkohol tersebut sebanyak 10 ml(1mg/ml), lalu simpan dalam botolberwarna gelap (tidak bening).

8. Campurlah larutan hormon denganpakan dengan cara menggunakanhand sprayer disemprotkan secaramerata pada pakan. Untuk meng-hilangkan alkohol angin-anginkan-lah pakan tersebut sampai baualkoholnya sudah tidak menyengatlagi.

9. Simpanlah hormon yang sudahdianginkan pada kantong plastik

116

yang berwarna gelap dengan ditutuprapat-rapat baik sebelum maupunsesudah dipakan, atau dapat jugadisimpan dalam reprigrator (+ 4° C).

10. Diskusikan secara berkelompoktentang prosedur pembuatan pakanberhormon.

Pembuatan Larutan Perendaman

Aplikasi seks reversal pada ikanguppy bertujuan untuk menghasilkanikan berjenis kelamin jantan. Pada ikanguppy jenis kelamin jantan mempunyaiwarna dan bentuk tubuh yang lebih indahdibandingkan dengan ikan betina.Teknik seks reversal pada ikan guppydapat dilakukan dengan dua metodeyaitu perendaman induk dan pemberianpakan berhormon. Pada metodeperendaman, dosis yang digunakanadalah 2 mg/l air dan lama perendamanselama 12 jam sampai 24 jam padainduk ikan yang sedang bunting danmemberikan hasil 100% jantan.Sedangkan dengan metode pemberianpakan dengan dosis 400 mg/l denganlama perlakuan 10 hari hanya meng-hasilkan 58% jantan (Zairin, 2002).Adapun prosedur pembuatan larutanperendaman sebagai berikut.

1. Siapkan alat dan bahan yang akandiperlukan.

2. Buatlah larutan hormon dengan caratimbang hormon sebanyak 20 mgdan masukkan dalam tabungpolietilen dan tambhakan 0,5 mllarutan alkohol 70%. Tutup dankocok sampai hormon larut,kemudian tuangkan hormon kedalam wadah berisi 10 liter airpemeliharaan, beri aerasi dan siapuntuk digunakan.

3. Pilihlah induk ikan guppy yangsedang bunting dengan melihatbentuk tubuhnya dan pilihlah indukyang akan melahirkan 8 harikemudian sebanyak 50 ekor. Ikanguppy biasanya mengalami masabunting selama 40 hari.

4. Masukkan induk tersebut ke dalamlarutan hormon dan rendam selama24 jam.

5. Pindahkan induk ikan guppy yangtelah direndam ke dalam akuariumdan amati proses kelahiran anakdan hitung jumlah anak yangdihasilkan

6. peliharalah anak yang dihasilkansampai berumur 2–3 bulan dandiidentifikasi jenis kelaminnyasecara morfologis dan histologis.

117

Penerapan seks reversal yang telahdilakukan penelitian oleh beberapapeneliti yang telah disusun dalam Zairin(2002) sangat berbeda untuk jenis ikantentang dosis dan hasil yang diperolehantara lain sebagai berikut.• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama

36 hari pada larva 8–63 hari, padasuhu 20–25° C, menghasilkan71–90% betina.

• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama36 hari, pakan berhormon-cacing-pakan berhormon, menghasilkan97% betina.

• Ikan nila 10–60 mg /kg pakan,selama 10–15 hari, umur 21–28hari, hasilnya 95–100% jantan.

• Ikan guppy, 400 mg mt/kg pakan,selama 10–15 hari pada betinabunting, hasil 70% jantan.

• Ikan guppy, 1–2 mg/liter mediaselama 24 jam pada betina bunting,hasil 100% jantan.

• Congo tetra fase bintik mata, 25 mg/liter media selama 8 jam, hasil 89%jantan.

• Betta splendens/cupang fase bintikmata, 20 mg/liter media selama8 jam, hasil 85% jantan.

Keberhasilan teknik sex reversaldapat diketahui melalui beberapaparameter antara lain sebagai berikut.

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan

Jumlah telur yang menetasPerhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%

Jumlah telur awalb. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari

pemeliharan

Jumlah larva yang hidupPerhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%

Jumlah telur awalc. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat

dihitung setelah 2–3 bulan pemeliharaan larva.perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sexreversal dengan rumus:

jumlah individu jantan% jantan = ––––––––––––––––––– × 100%

jumlah individu total

118

jumlah individu betina% betina = ––––––––––––––––––– × 100%

jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding

Inbreeding adalah perkawinanantara individu-individu yang sekerabatyaitu berasal dari jantan dan betina yangsama induknya dan pada varietas yangsama. Inbreeding atau silang dalamakan menghasilkan individu yanghomozigositas. Kehomozigotan ini akanmelemahkan individu-individunyaterhadap perubahan lingkungan.Homozigositas ini berari hanya ada satutipe alel untuk satu atau lebih lokus.Selain itu silang dalam akan menyebab-kan penurunan kelangsungan hidup telurdan larva, peningkatan frekuensiketidaknormalan bentuk dan penurunanlaju pertumbuhan ikan. Silang dalammenyebabkan heterozigositas ikanberkurang dan keragaman genetikmenjadi rendah. Menurut Nurhidayat(2000), lele dumbo yang berasal dariSleman, Tulung Agung dan Bogormempunyai stabilitas perkembanganyang rendah akibat telah mengalamitekanan silang dalam yang ditunjukkandengan tingginya nilai fluktuasi asimetridan adanya individu yang tidak tumbuhsirip dada dan sirip perut pada kedua

sisinya (abnormal). Menurut Leary et al(1985), individu yang homozigot kurangmampu mengimbangi keragamanlingkungan dan memproduksi energiuntuk pertumbuhan dan perkembangan.Oleh karena itu, fluktuasi asimetrimerupakan indikator untuk mengetahuiadanya silang dalam. Fluktuasi asimetriini merupakan perubahan organ ataubagian tubuh sebelah kiri dan kananyang menyebar normal dengan rataanmendekati nol. Selain itu individu yangmengalami tekanan silang dalammempunyai ketahanan terhadapperubahan lingkungan yang rendah.

Berdasarkan beberapa parameterpengukuran dalam menentukan apakahpada suatu populasi telah mengalamitekanan silang dalam, memperlihatkanbahwa silang dalam memberikandampak negatif dalam budi daya ikan.Tetapi dalam program untuk mem-peroleh individu galur murni hanyadapat dilakukan dengan menerapkanprogram breeding ini. Jadi tujuanpenerapan silang dalam (inbreeding)hanya bertujuan untuk memperolehinduk ikan yang mempunyai galur murni,individu galur murni mempunyai

119

homozigositas yang tinggi. Programbreeding ini merupakan programkonvensional dalam memperoleh indukikan yang galur murni.

Perkawinan antara individu-individuyang sekerabat ini yang sangat dekatkekerabatannya biasa terjadi dalamsuatu populasi ikan yang sangat kecil.Oleh karena itu, untuk menghindariterjadinya silang dalam pada programpengembangbiakan ikan dibutuhkansuatu penerapan effective breedingnumber (Ne) pada ikan budi daya.Berdasarkan hasil penelitian nilai Neuntuk setiap jenis ikan berbeda,misalnya pada ikan mas nilai Nenyaadalah > 50 ekor yang berarti jika parapembudidaya akan melakukan programpembenihan ikan mas dalam suatuhatchery, minimal harus mempunyaiinduk dengan jumlah lebih dari 25pasang agar tidak terjadi inbreeding.Pada ikan nila, nilai Nenya adalah > 133ekor, sedangkan pada ikan lele 50 ekor.

Dalam memperoleh induk ikan yangmempunyai galur murni dapat dilakukandengan dua metode yaitu:

1. Closed breeding

Closed breeding berartiperkawinan yang tertutup, yangmempunyai arti lain yaitu melakukan

perkawinan yang dekat sekalikaitan kekeluargaannya misalnyaanak dan tetua atau antarsaudarasekandung. Perkawinan antarasaudara sekandung atau antaraindividu-individu yang sefamili akanmengakibatkan pembagian alel-alelmelalui satu atau lebih dari leluhuryang sama. Bila perkawinanindividu ini terjadi maka alel-alelyang mereka dapatkan dari leluhuryang sama akan diperoleh kembali.Maka hal ini akan mengakibatkanketurunan yang dihasilkan adalahindividu-individu yang homozigotdari satu atau lebih lokus. Denganmelakukan silang dalam, frekuensigen tidak berubah tetapi homo-sigositas meningkat. Menurut Tave(1986) pengaruh silang dalamterhadap frekuensi genotipe danfrekuensi alel dalam lokus dapatdilihat pada Tabel 4.2.

2. Line breedingLine breeding berarti per-

kawinan satu jalur yaitu perkawinankeluarga yang bertujuan untukmeningkatkan sifat-sifat tertentubaik yang berasal dari nenekmoyang bersama yang jantanmaupun betina terhadap kostitusigenetik pada progeninya. Bentuk

120

Tabel 4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalamlokus. Perkawinan setiap generasi : AA × AA; Aa × Aa; aa × aa (Tave, 1986)

P1F1F2F3F4F5F6F7F8F9Fn

Frekuensi Genotipe Frekuensi AlelGenerasi

f(AA) f(Aa) f(aa) f(A)

0,250,3750,43750,468750,484370,492180,496090,498040,499020,499510,5

0,50,250,1250,06250,31250,156250,0078120,0039060,0019530,0009760,0

0,250,3750,43750,468750,484370,492180,496090,498040,499020,49951

0,5

0,50,50,50,50,50,50,50,50,50,50,5

line breeding yang sering dilakukanadalah backcross kepada orang-tuanya yang sama untuk beberapagenerasi. Menurut Tave (1986)prosedur linebreeding dapatdilakukan dengan dua tipe yaituMild Linebreeding dan IntenseLinebreeding. Untuk membedakankedua program linebreeding ini

menurut Tave (1986) dapat dilihatpada Gambar 4.1. Dari hasil mildlinebreeding bertujuan untukindividu A berkontribusi 53,12%pada gen individu K, sedangkanpada intense linebreeding individuA berkontribusi 93,75% pada genindividu G.

0,50,50,50,50,50,50,50,50,50,50,5

f(a)

121

Mild Linebreeding

A × B

C × D

E × G

H × I

A × J

K

Intense Linebreeding

A × B

A × C

A × D

A × E

K

Gambar 4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding danintense line breeding (Tave, 1986).

Gambar 4.2 Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

122

Gambar 4.3 Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5 Aplikasi seleksi induk padabudi daya

Dalam aplikasi budi daya parapetani ikan biasanya melakukanpemeliharaan terhadap induk ikan yangdiperoleh dari hasil budi daya dengancara induk jantan dan betina dipeliharasecara terpisah. Hal ini lebih memudah-kan dalam pengelolaan, pengontrolan,dan yang terpenting dapat mencegahterjadinya memijah di luar kehendak”mijah maling”. Kolam induk berupakolam tanah, kolam tembok, atau kolamtanah dengan pematang dari tembok.Tidak ada ketentuan khusus tentangukuran kolam untuk pemeliharaan induk.Biasanya kolam induk hanya disesuai-kan dengan kondisi lahan dan keuangan.Untuk memudahkan dalam pengelolaandan efisiensi penggunaan kolam, makaluas kolam induk jantan dan betinamasing-masing berkisar 15–30 meter

persegi. Setiap kolam dilengkapidengan saluran pemasukan danpengeluaran air. Di kedua saluran inibiasanya dilengkapi dengan saringanagar induk-induk tersebut tidak keluaratau kabur. Kepadatan penebaran indukantara 3–4 kg/m2, sedangkan ketinggi-an air dikolam induk antara 60–75 cm.Agar diperoleh kematangan induk yangmemadai, setiap hari induk di beripakan bergizi. Jenis pakan yangdiberikan berupa pakan buatan berupapelet sebanyak 3–5 % perhari dari bobotinduk yang dipelihara. Ada juga indukikan yang diberikan pakan berupalimbah peternakan ayam (ayam yangmati) yang dibakar atau direbus terlebihdahulu.

4.1.5.1 Seleksi induk ikan lele

Seleksi induk ikan lele secara umumdi mulai dari ikan ukuran benih (5–10 cm).

123

Benih ikan yang baik untuk induk di pilihdengan ciri-ciri antara lain memilikipertumbuhan yang lebih cepat, tidakcacat, gerakan lincah, dan memilikibentuk tubuh yang baik. Benih/caloninduk tersebut dipelihara di dalam kolamdengan baik, selanjutnya calon induktersebut dilakukan seleksi induk secaraberkala sampai mendapat induk yangbenar-benar baik dan sesuai dengankebutuhan. Kegiatan pembenihan ikanlele diawali dengan seleksi induk. Indukyang akan dipilih adalah induk jantandan betina yang matang gonad. Ciri-ciriinduk betina ikan lele adalah genitalpapila berbentuk bundar (oval), bagianperut relatif lebih besar, gerakan lambat,jika diraba bagian perut terasa lembekdan alat kelamin berwarna kemerahmerahan. Sedangkan induk jantandicirikan dengan genitalnya meruncingke arah ekor, perut ramping, dan padaujung alat kelamin berwarna kemerahan.Selain itu ada perubahan warna tubuhmenjadi cokelat kemerahan. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2dan Gambar 4.3.

Induk yang sudah dipilih berdasar-kan matang gonadnya, kemudiandiberok (dipuasakan) selama 2 hari.Selama pemberokan induk jantan danbetina dipisahkan. Tujuan dari pem-

berokan ini adalah untuk mengurangikandungan lemak pada tubuh ikan. Halini disebabkan lemak pada tubuh ikandapat menghambat ovulasi telur padabetina dan pengeluaran sperma padainduk jantan. Induk yang akan diberokdipisahkan antara induk jantan danbetina. Hal ini bertujuan untuk meng-hindari mijah maling. Selain itu,pemisahan induk tersebut bertujuanmempercepat pemijahan ikan.

Ciri-ciri induk betina lele dumboyang siap untuk dipijahkan sebagaiberikut.• Bagian perut tampak membesar ke

arah anus dan jika diraba terasalembek.

• Lubang kelamin berwarna kemerah-an dan tampak agak membesar.

• Jika bagian perut secara perlahandiurut ke arah anus, akan keluarbeberapa butir telur berwarna hijautua dan ukurannya relatif besar.

• Gerakannya lambat.

Ciri-ciri induk jantan lele dumbojantan yang telah siap untuk dipijahkansebagai berikut.• Alat kelamin tampak jelas me-

merah.

124

• Warna tubuh agak kemerah-merahan.

• Tubuh ramping dan gerakannyalincah.

4.1.5.2 Seleksi induk ikan mas

Induk ikan mas yang akan dipijah-kan sebaiknya dipelihara dalam tempatyang terpisah antara jantan dan betinaagar pertumbuhan induk ikan opimaldan tidak terjadi perkawinan yang tidakdiinginkan. Dalam pemeliharaan indukikan Mas harus dilakukan dengan baikdan benar agar diperoleh induk yangsiap dan unggul untuk dikawinkan.

Pemeliharaan induk ikan masmerupakan salah satu aspek pentingyang harus dilaksanakan dalamprogram pengembangbiakan ikan mas.Induk ikan mas yang dipelihara denganbaik akan menghasilkan telur dan benihikan dalam jumlah dan kualitas yangdiharapkan.

Induk ikan yang baik sebaiknyadipelihara dari masa benih, hal tersebutdapat dilihat dari gerakan yang lincah,tumbuh bongsor, sehat, dan mempunyainafsu makan yang baik. Pemeliharaanbenih calon induk sebaiknya dilakukan

sejak pemanenan, benih umur 1 bulan.Dalam pemeliharaan calon induk iniharus diberi pakan yang cukup danbergizi. Calon-calon induk yang di-pelihara tersebut selanjutnya di seleksikembali pada saat berukuran 100–200gram. Calon induk jantan dan betinadipilih berdasarkan ciri-ciri morfologis-nya yang baik, di antaranya sebagaiberikut.• Calon induk harus mempunyai

karakter morfologis dengan kriteriasebagai berikut: bentuk tubuh kekar,pangkal ekor kuat dan lebar, sisikbesar dan teratur, warna cerah,kepala lancip dan lebih kecil darilebar tubuh (1 : 1,5), daerah perutmelebar dan datar, badan tebal, danberpunggung tinggi.

• Calon induk harus berasal dariketurunan yang berbeda, baik ikanjantan maupun ikan betina.

• Calon induk harus mempunyai sifatcepat tumbuh, sehat, tahan terhadappenyakit dan perubahan lingkungan,serta responsive terhadap pakan.

Calon-calon induk yang telahdi seleksi dipelihara di kolam pe-meliharaan induk sampai siap untukdipijahkan. Agar diperoleh induk yangberkualitas dan dapat menghasilkan

125

telur dalam jumlah yang maksimal, yangharus diperhatikan adalah:

• Pemeliharaan pakan yang teratur,pakan yang diberikan harusmempunyai kadar protein 30–35%,jumalh pakan yang diberikan perhari berkisar antara 2–3% danfrekuensi pemberian pakansebanyak 2–3 kali.

• Kondisi kolam pemeliharaan harusoptimal, yaitu kandungan oksigenterlarut minimal 5 ppm, suhu airberkisar25–30° C dan air tidaktercemar.

• Padat penebaran calon indukberkisar antara 0,1–0,25 kg/m2.

Calon-calon induk tersebut di-pelihara sampai mencapai ukurantertentu untuk dipijahkan. Induk ikan masjantan lebih cepat matang gonaddibandingkan dengan ikan mas betina.Umur ikan mas jantan 10–12 bulandengan bobot 0,6–0,75 kg sudahsampai matang kelamin, sedangkaninduk betina yang ideal mencapaimatang gonad pada umur 1,5–2 tahundengan berat 2–3 kg. Induk ikan masyang akan dipijahkan harus benar-benardapat dibedakan antara jantan danbetina. Adapun ciri-ciri induk jantan danbetina ikan mas dapat dilihat padaTabel 4.3.

Tabel 4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas

No Jantan Betina

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jariluar tebal.

2. Lapisan sirip dada kasar.

3. Kepala tidak melebar.

Sirip dada relatif pendek, lunak,lemah, jari-jari luar tipis.

Lapisan dalam sirip dada licin.

Kepala relatif kecil, bentuk agakmeruncing.

126

Induk ikan mas jantan dan betinaharus dipelihara dalam kolam yangterpisah agar ikan cepat matang kelamindan tidak terjadi perkawinan liar. Indukyang dipelihara dengan baik akan

No Jantan Betina

1. Tubuh ramping.

2. Mengeluarkan cairan putih/sperma bila perut ditekan kearah anus.

3.

Perut membulat dan lunak jikadiraba.

Genital papilla mengembang,agak terbuka dan berwarnakemerahan.

Lubang anus melebar danmenonjol (agak membengkak).

No Jantan Betina

4. Tubuh lebih tipis/langsing, ramp-ing dibandingkan betina padaumur yang sama.

5. Gerakannya gesit.

6. Sehat dan tidak cacat.

7. Sisik teratur dan warna cerah.

Tubuh lebih tebal/gemuk di-bandingkan jantan pada umuryang sama.

Gerakannya lamban dan jinak.

Sehat dan tidak cacat.

Sisik teratur dan warna cerah.

dapat mencapai matang gonad. Adapunciri-ciri induk ikan mas yang matang go-nad dapat dilihat pada Tabel 4.2 danGambar 4.3 dan Gambar 4.4.

Tabel 4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina matang gonad

127

Gambar 4.4 Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.5 Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3 Seleksi induk ikan nila

Pengelolaan induk dalam kegiatanusaha pembenihan mempunyai peranyang sangat penting dalam menunjangkeberhasilan, karena induk merupakansalah satu faktor utama yang akanmenentukan kualitas dan kuantitas benihyang dihasilkan.

Pengelolaan induk dilakukan atasdasar sifat induk dan kebutuhan induk

agar mampu hidup dan berkembang-biak secara optimal.

Ruang lingkup pengelolaan indukdengan mengacu pada ketercapaianefisiensi suatu usaha pembenihan ikandapat dikelompokan ke dalam tigakelompok yaitu pengadaan induk,pemeliharaan calon induk, dan pe-ningkatan mutu induk, atau mem-pertahankan mutu induk.

128

Untuk dapat mencapai efisiensisuatu usaha pembenihan, dalampengadaan induk ada dua hal yangharus diperhatikan yaitu kuantitas caloninduk dan kualitas calon induk.Perhitungan untuk menentukan berapajumlah induk yang harus tersedia dalamsuatu unit pembenihan, agar dapatmenghasilkan benih sesuai denganpeluang atau pangsa pasar yang ada,maka dalam menghitung jumlah indukharus mempertimbangkan 4 aspek yaitu:

• Skala usaha, yaitu satuan unit usahaterkecil dalam pembenihan ikan nilayang secara ekonomis masihmampu memberikan efisiensi dankeuntungan yang optimal.

• Kuantitas dan kontinuitas produksi,yaitu banyaknya produk (benih)yang harus dihasilkan sesuaidengan kriteria yang ditentukandalam periode dan interval waktutertentu secara terus-menerussesuai dengan target yang telahditentukan.

• Produktifitas induk, yaitu ke-mampuan induk betina dari setiappemijahan untuk menghasilkanbenih ikan nila sesuai dengankriteria yang ditentukan.

• Mortalitas induk, yaitu prosentasejumlah induk yang hilang selamapemeliharaan (umur produktif) baikyang disebabkan oleh kematian/hilang atau sesuatu hal sehinggainduk tersebut tidak berproduksiuntuk menghasilkan telur. Dariaspek tersebut di atas secarapraktis jumlah induk ikan nila padasuatu areal/kolam pemijahanditentukan oleh induk jantan danukuran induk. Hal ini disebabkansifat ikan nila memijah adalah dimana induk jantan akan membuatsuatu daerah teritorial yang tidakboleh digangggu ikan lain. Dengandemikian jumlah ikan betinaumumnya lebih banyak dari padaikan jantan agar mudah memberikesempatan pada jantan untukdapat menemukan betina yangmatang gonad. Setelah mengetahuitanda-tanda calon induk yang baikpada ikan nila, selanjutnya kitaharus mampu membedakan indukjantan dan induk betina. Untuk dapatmembedakan antara induk jantandan betina dapat dilihat pada Tabel4.5 dan Gambar 4.5.

129

Tabel 4.5 Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

Ciri-Ciri Induk Betina Ciri-Ciri Induk Jantan

• Dagu relatif kecil berwarna putih.• Sirip dada berwarna hitam dan

pendek.• Perut melebar berwarna putih.• Bila perut diurut dari dada ke

genitalia keluar cairan bening.

• Dagu menonjol berwarna merah.• Sirip dada berwarna cokelat

kemerahan dan relatif panjang.• Perut pipih warna hitam.• Bila perut diurut dari dada ke

genitalia tidak keluar cairanbening.

Gambar 4.6 Induk ikan nila

4.1.5.4 Seleksi induk ikan patin

Induk ikan patin dapat dipijahkansetelah umur 2–3 tahun. Pada umurtersebut induk ikan patin telah memilikiberat badan 3–5 kg/ekor. Ciri-ciri indukbetina adalah memiliki bentuk urogeni-tal bulat dan perut relatif lebih me-ngembang dibandingkan induk jantan.Sedangkan induk jantan memiliki papiladan bagian perut lebih ramping.

Induk betina ikan patin yang matanggonad mempunyai ciri-ciri bagian perutmembesar ke arah lubang genitalberwarna merah, membengkak danmengkilat agak menonjol, serta jikadiraba bagian perut terasa lembek.Sedangkan ciri-ciri induk jantan ikanpatin yang dapat dipijahkan adalah bilabagian perut diurut ke arah anus akan

130

keluar cairan putih dan kental. Untukdapat membedakan induk ikan patinjantan dan betina yang matang gonaddapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Induk ikan patin jantan (atas) danbetina (bawah)

Induk ikan yang telah diseleksiselanjutnya diberok (dipuasakan)selama 1–2 hari. Selama pemberokaninduk ikan, air terus menerus dialirkanke kolam/wadah pemberokan. Tujuanpemberokan adalah untuk mengurangikadar lemak pada saluran pengeluarantelur. Oleh sebab itu, selama pem-berokan induk ikan tidak diberi makan.Bila bagian perut induk ikan betinamasih tampak membesar setelahpemberokan, induk ikan tersebutdikanulasi (dilakukan penyedotan telurikan dengan kateter) untuk menetukanapakah induk ikan tersebut sudah siapdipijahkan. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Gambar 4.7.

Kanulasi bertujuan untuk mengetahuiderajat kematangan gonad induk betinadengan mengukur keseragamandiameter telur. Kanulasi dilakukandengan cara menyedot telur denganmenggunakan selang kecil (kateter) ber-diameter 2–2,5 mm. Selang keciltersebut dimasukkan ke dalam lubangurogenital sedalam 4–6 cm ke dalamovarium. Ujung selang yang lain dihisapdengan mulut selanjutnya selang tadiditarik keluar dari lubang urogenital, laluditiup untuk mendorong telur keluar dariselang. Telur yang keluar dari selangditampung pada lempeng kaca tipisatau pada wadah lain. Selanjutnya telurtersebut diukur garis tengahnyamenggunakan penggaris. Bila 90–95%telur memiliki garis tengah 1,0–1,2 mm,berarti induk betina tersebut dapatdipijahkan. Selain itu ciri-ciri telur yangtelah matang adalah akan cepatmengering atau saling berpisah biladiletakkan di punggung tangan.

Gambar 4.8 Kanulasi induk ikan patin

131

4.2 Teknik Pemijahan Ikan

Pemijahan adalah proses per-kawinan antara ikan jantan dan betina.Dalam budi daya ikan teknik pemijahanikan dapat dilakukan dengan 3 macamcara, yaitu:

1. Pemijahan ikan secara alami, yaitupemijahan ikan tanpa campurtangan manusia, terjadi secaraalamiah (tanpa pemberianrangsangan hormon).

2. Pemijahan ikan secara semiintensif, yaitu pemijahan ikan yangterjadi dengan memberikanrangsangan hormon untuk mem-percepat kematangan gonad, tetapiproses ovulasinya terjadi secaraalamiah di kolam.

3. Pemijahan ikan secara intensif,yaitu pemijahan ikan yang terjadidengan memberikan rangsanganhormon untuk mempercepat ke-matangan gonad serta prosesovulasinya dilakukan secara buatandengan teknik stripping/ pengurutan.

Untuk dapat melakukan pemijahanikan pada beberapa jenis ikan budidaya maka harus memahami tentangtingkat kematangan gonad dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh

terhadap kematangan gonad. Hal iniharus dipelajari karena tingkat ke-matangan gonad ikan sangatmempengaruhi keberhasilan pemijahanikan. Walaupun saat ini telah banyakdiketemukan hormon-hormon pe-rangsang pertumbuhan dan pe-matangan gonad, namun tetap sajamembutuhkan waktu dalam prosespertumbuhan dan pematangannya.Tingkat kematangan gonad ikan dapatdideteksi dengan melihat tanda-tandamorfologi dan fisiologi sel telur atau selsperma. Tanda- tanda morfologis ikanmatang gonad untuk ikan betina antaralain gerakannya lamban, perutgembung, perut bila diraba terasa lunak,kulit kadang kelihatan memerah,kadang- kadang telur telah keluar padalubang genital, lubang genital memerah.Tanda-tanda sel telur matang secarafisiologis adalah: Polar Body I telahkeluar, Germinal Vesicle/GV (Inti sel)telah menepi berada di depan microfile,warna telur telah transparan, ukuran telurmendekati 1 mm. Sejenak sebelumovulasi GV akan melebur sehinggadisebut Germinal Vesicle Break Down(GVBD).

Sedangkan tanda-tanda ikan jantanmatang gonad secara morfologisantara lain ikan lebih langsing dibanding

132

ikan betina, gerakannya lincah, biladiurut kearah lubang genital cairanseperti susu akan keluar. Tanda-tandasel sperma matang antara lain warnakental seperti susu/santan, organsperma telah lengkap, motilitas tinggi,kenormalan lebih dari 90%. Di sampingkesehatan, kenormalan ikan merupakanunsur yang penting juga, karena faktorini akan diturunkan kepada anaknya.

Pada saat pemilihan induk ikanmatang gonad usahakan induk ikantidak stres. Jika induk ikan streswalaupun kematangan gonadnya sudahmemenuhi, ikan tersebut biasanya tidakakan memijah. Jika demikian ke-adaannya pemijahan ikan bisa tertundaatau malah tidak jadi memijah, yangakhirnya telur ikan akan terserapkembali atau atresia.

4.2.1 Perkembangan dan pe-matangan gonad

Perkembangan telur dipengaruhioleh faktor dalam dan luar dari ikan(lingkungan dan pakan). Pengaruhfaktor lingkungan terhadap gametoge-nesis dibantu oleh hubungan antaraporos Hipotalamus-Pituitary-Gonadmelalui proses stimulisasi ataurangsangan. Hormon-hormon yang ikutdalam proses ini adalah GnRH dan

Steroid. Keadaan ini memungkinkanuntuk perlakuan pemberian hormonbaik melaui penyuntikan, implantasi,dan pakan.

Hormon sangat penting dalampengaturan reproduksi dan sistem en-docrine yang ada dalam tubuh, yangreaksinya lambat untuk menyesuaikandengan keadaan luar. Hasil kegiatansistem endocrine adalah terjadinyakeselarasan yang baik antarakematangan gonad dengan kondisi diluar, yang cocok untuk mengadakanperkawinan. Aktivitas gonadotropinterhadap perkembangan gonad tidaklangsung tetapi melalui biosintesishormon steroid gonad pada mediastadia gametogenesis, termasuk per-kembangan oosit (vitelogenesis)pematangan oosit, spermato-genesis,dan spermiasi.

Hormon gonadotropin denganglicoprotein rendah dapat mengontrolvitelogenesis, sedangkan yang tinggimengakibatkan aksi ovulasi. Hormontiroid akan aktif bersinergi dengangonadotropin untuk mempengaruhiperkembangan ovari dan kemungkinanlain juga untuk meningkatkan sensitivitaspengaruh gonadotropin. Sel targethormon gonadotropin adalah sel tekayang merupakan bagian luar dari

133

lapisan folikel. Pada ikan goldfish danrainbowtrout dihasilkan 17 - hidrokxy-20 -dihidroxyprogresterone (17 ,20 -Pg) oleh lapisan folikel sebagairespon terhadap aktivitas gonadotropinuntuk merangsang kematangan telur.Teori yang lain kontrol endokrin terhadapkematangan oosit dan ovulasi padateleostei adalah GTH merangsang (a)sintesa steroid pematangan padadinding folikel (ovari) dan (b) sekresimediator ovulasi.

Sistem endokrin dan sistem sarafmerupakan sistem kontrol pada semuamakhluk hidup tidak terkecuali ikan.Sistem ini adalah cara utama tubuhuntuk menyampaikan informasi antarseldan jaringan yang berbeda. Dalamsistem endokrin dilakukan sekresiinternal dari substansi aktif biologik.Sistem endokrin menggunakan mes-senger kimia yang disebut hormon yangditransportasikan oleh sistem pembuluhdarah. Sistem endokrin lebih lambatdaripada sistem saraf karena hormonharus melalui perjalanan ke sistemmemutar untuk mencapai organ target.

Berdasarkan dari sudut ilmu,endokrin merupakan mediasi biokimiapada proses fisiologis. Mediasi inidapat terjadi antarpopulasi, antar-organisme, antar jaringan di dalam

suatu organisma, antarorgan dan sel,dan juga antargenerasi pada kasushormon di dalam telur. Hormon sebagaimediator biokimiawi dilepas daritempat produksinya menuju organ tar-get melalui beberapa cara, yaitu (a)difusi sederhana di dalam sel atau darisatu sel ke sel lainnya di dalam organ;(b) transportasi melalui darah atauberbagai cairan tubuh sehinggalangsung mencapai organ atau sel; atau(c) secara tidak langsung melaluilingkungan luarnya.

Sistem endokrin di dalam tubuhsangat kompleks tetapi biasanyamengikuti dua prinsip. Pertama ber-dasarkan responnya dibagi menjadi duakelenjar endokrin, yaitu pituitary danbeberapa kelenjar di bawah kontrolpituitary. Kedua, hormon yang dihasil-kan oleh kelenjar tersebut seringkalimenghambat produksi hormonpituitary, proses ini disebut peng-hambatan feedback. Adanya bentukkombinasi sistem penghambatanfeedback ini menyebabkan terjadinyakeseimbangan respons. Jadi sistemendokrin mengontrol dirinya sendirisebagaimana halnya mengontrol sistemorgan yang lain. Skema pengaturansekresi hormon diilustrasikan padaGambar 4.9.

134

Gambar 4.9 Skema pengaturan sekresihormon, + menunjukkan sekresihormon; - menunjukkanmekanisme feedback

Secara umum sistem endokrin ikansama dengan vertebrata lainnya. Ikanmemiliki urofisis yang terletak padapangkal ekor, tetapi tidak memilikikelenjar paratiroid. Sistem endokrinjuga memungkinkan tubuh untuk dapatmengatasi stres.

Kelenjar endokrin dilihat dari asalembrionya berdiferensiasi dari seluruhlapisan germinal. Untuk yang berasaldari mesoderm (korteks adrenal,gonad) menghasilkan hormon-hormonsteroid, dan yang berkembang dariectoderm atau endoderm mensekresi-kan hormon amino termodifikasi, peptid,atau protein.

Kelenjar endokrin pada ikanmenurut Lagler et al (1962) terdapatpada beberapa organ antara lain pitu-itary, pineal, thymus, jaringan ginjal,jaringan kromaffin, interregnal tissue,corpuscles of stannous, thyroid,ultibranchial, pancreatic islets, intestinaltissue, interstitial tissue of gonads, danurohypophysis. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Gambar 4.10.

135

Gambar 4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah belakang(Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikanmenghasilkan jenis hormon tertentu,seperti pada kelenjar utama pada ikanadalah pituitary di mana pada kelenjartersebut menghasilkan sembilanmacam sel penghasil hormon yaitu pro-lactin (PL), corticotrophs (CT),Gonadotrophs (GTH), Somatotrophs(STH), Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs(MSH) dan Neurosecretory nerveending (NS). Hormon yang terdapatpada kelenjar pituitary antara lainOxytocin yang berfungsi merangsangkonstraksi urine dan kelenjar susu, AntiDiuretic Hormon (ADH) yang berfungsimenaikkan tekanan darah lewat aksinyapada arteriola dan menggiatkanreabsorbsi air dari tubuli ginjal serta

hormon ini sangat penting dalamosmoregulasi yaitu pengaturan tekananosmosis cairan tubuh. Kedua hormontersebut terdapat pada bagian posteriorpituitary. Pada bagian anterior pituitaryterdapat beberapa macam hormon diantaranya hormon pertumbuhan yangberfungsi merangsang pertumbuhandan mengontrol proses osmoregulasi,hormon prolactin pada mamaliamenstimulasi aksi produksi susu, padaikan kontrol hidromineral (air tawar)hyperosmotic regulation pada ikanteleost selain itu prolactin pada ikan airtawar berfungsi untuk maintannce iondan water permeability pada ephiteliumdari organ osmoregulasi, dan padabeberapa ikan prolactin memberikan

136

efek dalam mengontrol gonadal ste-roidogenesis, metabolisme lemak, danparental panning.

Hormon selanjutnya yang dihasilkandari anterior pituitary adalah FollicleStimulating Hormon (FSH) yangmerangsang produksi gamet olehgonad atau merangsang pematangangonad (vitellogenesis), LuteinezingHormon (LH) yang merangsang produksisex hormon yaitu testosterone, estrogen,progesterone, atau merangsang pe-matangan akhir.

Kelenjar lainnya penghasil hormonadalah kelenjar Thyroid antara lainTiroksin Tetraiodothyronine (T4),Triidothyronine (T3), dan Calcitonin.Fungsi dari hormon tersebut antara lainmeningkatkan laju metabolisme,esensial untuk pertumbuhan danperkembangan normal. Hormon Thyroidpada ikan selalu berasosiasi denganhormon pertumbuhan dan cortisolmemberikan kontribusi pada kontrolpertumbuhan dan perkembangan,metabolisme dan osmoregulasi.Sedangkan Calcitonin merangsangpenyimpanan kalsium pada tulang,sekresi calcitonin dirangsang olehtingginya kalsium dalam darah.

Pada kelenjar adrenal cortex yangmerupakan lapisan luar dari kelenjaradrenal menghasilkan beberapajenis hormon antara lain cortisol(A. Glucocorticoid), Aldoserone (Miner-alocorticoid), kortikosterone. Produksicortisol meningkat sebagai akibat dariberbagai stimulant stres yaitu rendahnyakualitas air, penanganan, kenyamananikan, pollutant, dan water acidification.Fungsi utama cortisol ini berkaitan denganmetabolisme energi, ion regulation danrespon terhadap stres. Kelenjar adrenalmedulla atau sel kromaffin meng-hasilkan hormon antara lain ephineprindan norephinephrin. Epinephrin ber-fungsi mobilisasi glikogen, bertambah-nya aliran darah lewat otot skeletal,bertambahnya konsumsi oksigen denyutjantung, sedangkan norephineprinberfungsi pada neurotransmitteradrenergic, naiknya tekanan darah dankonstraksi arteriola dan venula.

Hormon yang dihasilkan olehkelenjar endocrine pancreas padakebanyakan vertebrata terdapat padapulau-pulau individu dari sel sekresiyang diliputi oleh connective tissue danterbenam dalam exocrine tissue daripancreas. Pada Islet of Langerhans inimengandung 4 tipe sel endocrine yaituA cell (Glucagon), B cell (Insulin), D cell

137

(Somatostantin) dan F cell atau PP(Pancreatic Polypeptide). Glucagonberfungsi meningkatkan glukosa darah,merangsang katabolisme protein,selain itu dapat menstimulasi lipolysispada ikan atau memobilisasi lemak.Insulin pada ikan berfungsi untukmenurunkan glukosa darah, menambah-kan pemakaian glukosa dan sintesisprotein serta lemak dan menurunkanglukoneogenesis dan merangsangglikogenesisi. Somotostantin merupa-kan hormon yang menghambatpertumbuhan, peran pada ikan secarafisiologis belum jelas tetapi denganmenyuntikkan somatostantin pada cohosalmon dapat menyebabkan penurunaninsulin, plasma, glucagons menurundan level GLP serta berhubungandengan penurunan glikogen hati danhyperglycemia.

Pada kelenjar pineal dihasilkanhormon melatonin, sedangkan padakelenjar thymus dihasilkan hormonThymosin, Pada gastrointestinalendocrine cels dihasilkan beberapahormon utama antara lain Glucagon,Glucagon Like Peptide, Somatostantin,Pancratic Polypeptide, Gastrin,Sekretin, Cholecytokin, Bombensin,Enkephalin, Tachikinins, Serotonin,Vasoactive Intestinal Peptida,

neuropeptide, Gatric Inhibitory peptide.Sedangkan pada Urophysis dihasilkanhormon Urotensin I dan Urotensin II yangsecara fisiologis masih belum jelasfungsinya namun diduga berperandalam osmoregulator dan fisiologireproduksi, ekstrak urophysis me-nyebabkan konstraksi gonadal smoothmuscle. Hal ini dimungkinkan Urotensinmensikronisasi osmoregulasi danreproduksi pada ikan matang gonad.Urotensin II mempunyai fungsi antaralain kontraksi jantung, kantung kemih,usus, dan penyerapan ion di usus.

Pada jaringan chromaffin jugadihasilkan hormon antara laincatecholamines, adrenalin, dan noradrenalin. Pada teleost katekolaminmemiliki pengaruh penting padaperedaran oksigen ke jaringan, mem-pengaruhi pergerakan ion pada ikanyang meningkatkan pertukaran ionmelalui insang dengan menstimulasipeningkatan luar area gill lamella dalamkontak dengan lingkungan. Padasubbab ini akan dibahas tentangmekanisme aksi-aksi hormon steroidpada ikan. Hormo steroid adalahhormon yang memiliki struktur kimiaberdasarkan pada inti steroid, yangmirip dengan cholesterol dan sebagianbesar jenis hormon ini berasal darikolesterol itu sendiri, disekresi oleh

138

korteks adrenal (kortisol danaldosteron), ovarium (estrogen:estradiol-17 , esteron, estriol dan lain-lain, progesterone), testis (androgen :androstendion, testosterone, 11-ketotestosteron dan lain-lain) danplasenta (estrogen dan progesterone).Menurut Koolman & Rohm (2001)hormon adalah bahan kimia pembawasinyal yang dibentuk dalam sel-selkhusus pada kelenjar endokrin. Hormondisekresikan ke dalam darah kemudiandisalurkan ke organ-organ yang men-jalankan fungsi-fungsi regulasi tertentusecara fisiologik dan biokimia. Sel-selsasaran pada organ sasaran memilikireseptor yang dapat mengikat hormon,sehingga informasi yang diperoleh dapatditeruskan ke sel-sel akhirnya meng-hasilkan suatu respon. Pesan hormondisampaikan pada sel-sel sasaranmenurut dua prinsip yang berbeda.Hormon lipofilik masuk ke dalam sel danbekerja pada inti sel, sedangkanhormon hidrofilik bekerja pada mem-brane sel. Hormon steroid dan tiroksintermasuk ke dalam kelompok hormonlipofilik. Hormon ini menembus mem-brane sel dan berikatan pada suatureseptor spesifik di dalam sasaran.

Berdasarkan uraian di atas makamekanisme hormon steroid adalah

dengan cara hormon steroid masuk kedalam sel dan berikatan denganreseptor di dalam sitoplasma. Hormonreseptor yang kompleks masuk kedalam nucleus di mana akan berikatandengan chromatin dan mengaktivasigen yang spesifik. Gen (DNA) yangmengandung informasi akan mem-produksi protein. Ketika gen aktif makaprotein akan dihasilkan secara diagramdapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Mekanisme hormon steroid

Teori lain untuk pematangan sel teluradalah adanya hubungan erat antaraporos Hipotalamus-Pituitary-Gonad.Hipotalamus akan melepas GnRH jikadopamin tidak aktif. Fungsi GnRHadalah merangsang keluarnya GtH(Gondotropin) yang berada padaHipofisa. Jika GtH keluar maka hormonTestosteron yang berada pada seltheca keluar, sedangkan hormonTestosteron akan merangsang di-keluarkannya hormon Estradiol-17

139

yang berada pada sel granulose.Hormon Estradiol-17 ini akan men-gertak kerja liver untuk memprosesprecursor kuning telur (vitellogen) untukdikirimkan ke sel telur sebagai kuningtelur. Dengan demikian pertumbuhantelur terjadi. Sebagai pematang sel telurdiperlukan media MIH (MaturtaionInducing Hormon) dan MPF (Matura-tion Promoting Factor) untuk hormon17 ,20 -dyhidroxy-4- pregnen-3-oneyang bersumber dari sel granulose.

4.2.2 Kelenjar hipofisa, HCG, danovaprim

Kelenjar hipofisa banyak sekalimengandung hormon terutama hormon

yang berhubungan dengan perkembang-an dan pematangan gonad. Hormontersebut di antaranya Gonadotropin yaituGTH I dan GTH II, sehingga ekstrakkelenjar hipofisa sering digunakansebagai perangsang pematangangonad. Letak kelenjar hipofisa initerdapat pada bagian otak sebelahdepan. Kelenjar ini menempel padainfundubulum dengan suatu tangkaiyang pendek, agak panjang, atau pipihbergantung pada jenis ikannya. Untuklebih jelasnya dapat dilihat padaGambar 4.12 tentang otak dan bagian-bagian pada ikan maskoki dan hampirsama untuk semua ikan.

Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasarpenampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak,pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap).Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir

140

Pematangan oosit dan ovulasi telurdengan menggunakan ekstraksikelenjar hipofisa banyak mengandungkelemahan di antaranya sebagaiberikut.

(1) Hilangnya ikan donor karenadiambil kelenjar hipofisanya.

(2) Standarisasi ekstrak kelenjarhipofisa ikan sebagai bahan suntikanuntuk induksi pematangan akhir seltelur dan sel sperma tidak tepat.

(3) Belum diketahui dengan pastihormon mana yang sebenarnyaberpotensi untuk ovulasi dankematangan gonad.

(4) Penyakit mudah menular. Bagi parapembudidaya ikan yang akanmelakukan pemijahan ikan secarabuatan dengan menggunakankelenjar hipofisa dapat denganmudah membuatnya. Adapun caramembuat kelenjar hipofisa inisebagai berikut.1. Menentukan dosis yang akan

digunakan dalam prosespemijahan.

2. Menimbang ikan donor dan ikanresipien.

3. Ikan donor diletakkan di atastalenan yang tidak licin dandipotong secara vertikal dengantitik pemotongan di bagianbelakang tutup insangnyahingga kepala ikan putus atauterpisah dari badannya(Gambar 4.13, kiri atas).

4. Kepala ikan yang terpotongdihadapkan keatas dan disayatdari pangkal hidung ke bawahbagian potongan pertamahingga tulang tengkorak ikanterbuka dan otak kelihatan jelas(Gambar 4.13 kiri tengah danbawah).

5. Kemudian kelenjar otakdisingkap/diangkat dan akantampak kelenjar hipofisa dibawah kelenjar otak (Gambar4.13, kanan).

6. Dengan menggunakan pinset,kelenjar hipofisa diambil dandiletakkan di dalam cawan(Gambar 4.13, kanan).

fiber pada area NPO dan PVO tidak asli pada nuclei ini., tetapi area transverse.AVT, Area Ventralis Telencephali, CBL, Cerebellum, FL, Facial Lobes, GNC,Glomerular Nuclear Complex, INF, Hypothalamic Inferior Lobe, LR, Lateral Re-cess, NLL, Nucleus of the Lateral Lemniscus, NLTi Nucleus Lateralis Tuberis parsLateralis, NLTp, Nucleus Lateralis Tuberis pars posterioris, NPO, NucleusPreopticus, NPP, Nucleus Preopticus Periventricularis; OLB, Olfactory Bulb; ON,Optic Nerve; OT, Optic Tectum; PIN, pineal; PIT, Pituitary; PVO, ParaventricularOrgan; SGN, Secondary Gustatory Nucleus; TEL, Telencephalon. (Rao, et al., 1995).

141

7. Selanjutnya dibersihkan denganaquadest hingga kotoran dandarah yang melekat hilang.

8. Kelenjar hipofisa dimasukkanke dalam tabung pengerus.Kelenjar hipofisa digerusmenggunakan alu kaca hinggahancur (Gambar 4.14).

Gambar 4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa

Gambar 4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa

9. Larutan hipofisa diambil darigelas pengerus menggunakan

142

alat suntik/spuit dimasukkan kedalam tabung reaksi/tabungsentrifuse (Gambar 4.15).

Gambar 4.15 Pembuatan ekstrakkelenjar hipofisa

10. Larutan hipofisa disentrifusedan didiamkan selama satumenit sampai terbentuk dualapisan pada larutan tersebut.Larutan yang agak keruh dibagian atas endapan diambildengan jarum suntik (Gambar4.16 dan Gambar 4.17).

Gambar 4.16 Pemutaran alat sentri-fuse

Gambar 4.17 Pengambilan ekstrakkelenjar hipofisa

11. Larutan siap disuntikkan padaikan yang akan dipijahkan(Gambar 4.18).

143

Gambar 4.18 Ekstrak kelenjar hipofisa siapdisuntikkan pada ikan

Hormon Chorionic Gonadotropin(hCG) adalah hormon gonadotropinyang disekresi oleh wanita hamil dandisintesa oleh sel-sel sintitio tropoblasdari placenta. HCG mempunyai duarangkaian rantai peptida yaitu yangmengandung 92 asam amino dan mengandung 145 asam amino. Padabeberapa spesies menggunakan hCGsebagai pemacu merangsang pe-matangan gonad sangat efektif, bisasebagai pengganti ekstrak kelenjarhipofisa tetapi pada beberapa spesiespenggunaan hCG kurang efektif mestidikombinasikan dengan Pregnan MareSerum Gonadotropin (PMSG) atauovaprim. HCG berperan dalampemecahan dinding folikel saat akanterjadi ovulasi. LH (Litunuising Hormon)adalah hormon perangsang ovulasiyang kuat, hCG memiliki potensi LH.Fungsi LH dalam sel theca akanmerangsang PGE (prostaglandin) dan

PGF2 dari asam arachidonad.PGF2 juga mempunyai peran pentingdalam pecahnya folikel dan pe-ngeluaran oosit yang telah matang.

OVAPRIM adalah campuran analogsalmon GnRH dan Anti dopaminedinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprimmengandung 20 ug sGnRH- a(D-Arg6-Trp7, Lcu8, Pro9-NET) – LHRH dan 10mg anti dopamine. Ovaprim juga ber-peran dalam memacu terjadinya ovulasi.Pada proses pematangan gonad GnRHanalog yang terkandung di dalamnyaberperan merangsang hipofisa untukmelepaskan gonadotropin. Sedangkansekresi gonadotropin akan dihambatoleh dopamine. Bila dopamine dihalangidengan antagonisnya maka perandopamine akan terhenti, sehinggasekresi gonadotropin akan meningkat.Dari ketiga macam hormon yang dapatdigunakan untuk melakukan pemijahanikan seperti yang telah dijelaskan, makapemilihan hormon yang akan digunakansangat bergantung pada jenis ikan yangakan dibudidayakan, harga ekonomisdan efisiensi dalam penggunaannya.Ketiga hormon tersebut prinsipnyaadalah membantu proses kematangangonad ikan yang akan menentukan ke-berhasilan proses pemijahan.

144

4.2.3 Perjalanan hormon ke seltarget

Bagaimana hormon yang disuntikanitu mencapai sel target. Hormontersebut mencapai sel target melaluikomunikasi antarsel. Ada tiga cara sel-sel itu berkomunikasi yaitu:

1. Sel menskresikan senyawa kimia(chemical signaling) kepada sellain di tempat yang berjauhan.

2. Sel mengekspresikan molekulpermukaan yang mempengaruhi sellainnya yang berkontak fisik dengansel tersebut.

3. Sel membentuk ’gap juction’ yangmenghubungkan masing-masingsitoplasma sehingga dapat terjadipertukaran molekul-molekul kecil.

Sedangkan komunikasi antarseldengan cara sekresi kimia dapat dibagiberdasarkan jauhnya jarak yangdirempuh senyawa kimia tersebut yaitu:

1. Sinyal endokrin (Endocrine signaling),di mana sel kelenjar endokrin akanmensekresikan hormon yang akandibawa aliran darah ke sel targetyang terdistribusi di bagian lain daritubuh.

2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling),di mana selmenskresikan senyawakimia (local chemical mediator)yang mempunyai efek terhadap selyang berada di sekelilingnya.Senyawa kimia yang diskresikan iniakan diserap dan diserap dengancepat.

3. Sinyal sinaptik (Synaptic signaling),merupakan suatu neurotransmitterdan bekerja khusus untuk sel syarafpada suatu daerah khusus yangdisebut chemical synapses. Sel-seltarget akan memberikan responterhadap sinyal yang datang melaluiprotein khusus yang disebutreceptor.

4.2.4 Stripping dan pembuahanbuatan

Stripping adalah proses dikeluar-kannya telur atau sperma ikan denganbantuan manusia/bukan secaraalamiah. Proses pengeluaran telur atausperma tersebut tentu saja meng-hendaki cara tertentu agar telur atausperma tidak rusak ataupun justruinduk ikan yang akan rusak/mati.Seseorang yang akan melakukanstripping telur atau sperma ikan mestiharus telah tahu cara stripping yangbaik, dan tahu posisi gonad ikan,

145

dengan demikian arah urutan/strippingakan benar atau organ yang diurut tidaksalah. Feeling seorang pengurutsebaiknya telah menyatu dengan indukikan tersebut. Kenapa demikian karenaseseorang tersebut akan mengertikapan pengurutan diberhentikan dankapan akan dimulai lagi. Oleh karena itu,seorang pembudidaya harusmemahami tentang proses secarafisiologis ovulasi dan akan dibahaspada subbab ini. Telur atau spermatidak akan bisa distripping jika prosesfisiologis ovulasi belum sempurna.

Pembuahan secara buatan dilaku-kan dengan bantuan manusia, dengancara mempertemukan sel telur dengansel sperma pada suatu tempat tertentudan dengan alat tertentu. Prosesmelakukan pembuahan buatan inidiperlukan sikap kehati-hatian agar telurtidak luka, sperma tidak luka atauproses penempelan sperma pada seltelur merata. Meratanya sperma me-nempel pada telur akan menambahjumlah pembuahan sperma pada seltelur. Proses pembuahan buatan inimembutuhkan waktu tertentu, maksud-nya jika terlalu lama maka sperma atausel telur bisa mati atau terganggu. Jikademikian keadaannya proses pem-buahan tidak akan berhasil dengan

baik. Ingat telur dan sperma itu hidupsehingga bermetabolisme.

Kematangan telur dan sperma ikandipastikan diperiksa di bawahmikroskop, jika telah memenuhi tanda-tanda tersebut di atas maka segeralahdilakukan stripping. Langkah pertamalakukan stripping induk jantan terlebihdahulu dengan prosedur yang telahditentukan. Sperma adalah gamet jantanyang dihasilkan oleh testis. Cairansperma adalah larutan spermatozoayang berada dalam cairan seminal dandihasilkan oleh hidrasi testis. Campuranantara seminal plasma dengan sperma-tozoa disebut semen. Dalam setiaptestis semen terdapat jutaan spermato-zoa. Sperma ikan yang sudah matangterdiri dari kepala, leher dan ekor. Adasperma yang mempunyai ”middelPiece” sebagai penghubung antaraleher dan ekor. Di dalam middle pieceini berisi mitokondria yang akan ber-fungsi untuk metabolisme sperma,potassium, sodium, calsium, magnesium,posfat, klarida.

Kepala sperma, kepala spermaterisi materi inti, chromosom terdiri dariDNA yang bersenyawa dengan protein.Informasi genetika yang dibawa olehspermatozoa diterjemahkan dandisimpan di dalam nolekul DNA.

146

Sperma yang didalamnya terkandungchromosom-X akan menghasilkanembrio betina sedangkan spermamengandung chromosom-Y akanmenghasilkan embrio jantan.

Ekor sperma, ekor sperma ber-fungsi memberi gerak maju sepertigerak cambuk. Selubung mitokondriaberasal dari pangkal kepala mem-bentuk dua struktur spiral ke arahberlawanan dengan arah jarum jam.Bagian tengah ekor merupakan gudangenergi untuk kehidupan dan pergerakanspermatozoa oleh proses-prosesmetabolik yang berlangsung di dalamhelix mitokondria. Mitokondria me-ngandung enzim-enzim yang ber-hubungan dengan metabolismespermatozoa. Bagian ini banyak me-ngandung fosfolipid, lecithin, danplasmalogen. Plasmalogen mengandungsatu aldehid lemak dan satu asamlemak yang berhubungan denganglicerol maupun cholin. Asam lemak dapatdioksidasi dan sebagai sumber energiuntuk aktivitas sperma. Komposisikimiawi sperma pada plasma inti(nukleoplasma) di antaranya DNA,Protamine, Non-Basik Protein. Sedang-kan seminal plasma mengandungprotein. Komposisi kimia ekor spermaadalah protein, lecithin, dan cholesterol.

Sperma tidak bergerak dalamsemen/air mani, tetapi akan segerabergerak ketika bersentuhan denganair. Fruktosa dan galaktosa merupakansumber energi utama bagi sperma ikanmas. Gardiner dalam Norman (1995)menyatakan semen yang encer banyakmengandung glukosa sehingga mem-berikan motilitas yang lebih baik.Sedangkan semen yang kental banyakmengandung potassium sehingga akanmenghambat motilitas sperma. Motilitassperma banyak dipengaruhi olehkonsentrasi glukosa, NaCl, KCl, sertaOsmolitas media.

Daya tahan hidup sperma di-pengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,elektrolit, nonelektrolit, suhu, dancahaya. Pada umumnya sperma thanhidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetapmotil untuk waktu lama di dalam mediayang isotonik dengan darah. Padaumumknya sperma mudah dipengaruhioleh keadaan hipertonik dari padahipotonik.

Larutan elektrolit seperti kalium,magnesium, dapat dipergunakansebagai pengencer sperma tetapicalsium, pospor, dan kalium yang tinggidapat menghambat motilitas sperma.

147

Sedangkan cuprum dan besi merupa-kan racun bagi sperma. Larutannonelektrolit dalam bentuk gula, spertifruktosa, glukosa dapat dipergunakansebagai pengencer sperma.

Prinsip dasar untuk mempertahan-kan agar sperma tetap hidup adalahdengan menambahkan sesuatu kedalam semen yang berintikanmempertahankan pH, tekanan osmotikserta menekan pertumbuhan kuman.Untuk keperluan yang sesuai bagikebutuhan sperma dipergunakan bahanglukosa, kuning telur, air susu yangmengandung lippoprotein dan lecithin.Sedangkan untuk mempertahankan pHsemen dipergunakan sitrat, fosfat, dantris. Untuk menghambat pertumbuhankuman dipergunakan penicilin,streptomicin, sedangkan untuk pem-bekuan diperlukan glicerol.

4.2.5 Ovulasi dan fertilisasi

Setelah telur matang maka telurakan diovulasikan oleh ikan betina.Ovulasi itu adalah proses keluarnya seltelur (oosit) yang telah matang dari folikeldan masuk ke dalam rongga ovariumatau rongga perut (Nagahama, 1990).

Pelepasan sel telur terjadi akibat:1. Telur membesar.

2. Adanya konstraksi aktif dari folikel(bertindak sebagai otot halus) yangmenekan sel telur keluar.

3. Daerah tertentu pada folikelmelemah, membentuk benjolanhingga pecah dan terbentuk lubangpelepasan hingga telur keluar.

Enzim yang berperan dalampemecahan dinding folikel: proteaseiplasmin kemudian diikuti oleh hormonProstaglandin F2 (PGF2 ) atauCotecholamin yang merangsangkonstraksi aktif dari folikel.

Setelah ovulasi kemudian akandiikuti oleh ikan jantan untuk me-ngeluarkan sperma. Sperma yangtadinya bergerak lamban menjadibergerak cepat (motilitas tinggi)dikarenakan bersentuhan dengan air.Pergerakan sperma tersebut akanmengarah pada sel telur kerenadistimulasi oleh adanya Gimnogamon Iyang dieksresikan oleh telur. Setelahsperma menempel pada telur, telur akanmengeluarkan Androgamon I untukmenekan motilitas sperma danGymnogamon II untuk menggumpalkansperma.

Berjuta-juta sperma menempelpada sel telur tetapi hanya satu spermayang bisa masuk melalui micropil.

148

Kepala sperma masuk dan ekornyatertinggal di luar, sebagai sumbatmicropile sehingga yang lain tidak bisamasuk. Berjuta-juta sperma yangmenempel pada telur disingkirkan olehtelur dengan reaksi kortek. Karenaapabila tidak disingkirkan akanmengganggu metabolisme zigot.

Pembuahan sel telur merupakanawal dari perkembangan embrio ikan.Pembuahan merupakan penggabungansel telur dengan spermatozoa sehinggamembentuk zygote. Pembuahan padaikan umumnya terjadi di luar tubuh, dimana induk betina mengeluarkan telurdan induk jantan mengeluarkan sperma-tozoa.

Telur yang tidak dibuahi akan matidan berwarna putih air susu. MenurutNesler dalam Sumantadinata (1983),suatu substansi yang disebut fertilizingmerangsang spermatozoa untukberenang berusaha mencapai telur.Telur akan mengeluarkan fertilizing padasaat-saat terakhir ketika dilepas dansiap dibuahi.

Pembuahan satu telur hanya mem-butuhkan satu spermatozoa bagiankepalanya masuk ke dalam telur melaluimycropyle, sedangkan bagian ekornyatetap berada tertinggal di luar.

Cytoplasma dan chorion merenggangdan semakin tersumbat yang akansegera menutup mycropyle untukmenghalangi masuknya spermatozoalainnya. Sumantadinata (1983) me-ngatakan, setelah memasuki telur, intispermatozoa mulai membesar danchromosomnya mengalami perubahansehingga memungkinkan untukberhimpun dengan chromosom dari seltelur fase awal pembelahan.

4.2.6 Aplikasi teknik pemijahanpada ikan budi daya

4.2.6.1 Pemijahan ikan mas

Macam-macam Metode PemijahanIkan mas menurut Sumantadinata(1983) dapat dilakukan secara alamidan secara buatan. Pemijahan secaraalami setiap daerah memiliki ciri khasdalam cara memijahkan ikan mas.Pemijahan ikan mas secara alami yangbanyak dikenal di masyarakat adalahcara Sunda, Cimindi, Rancapaku,Magek, Kantong, Dubisch, dan Hofer.

1. Pemijahan cara SundaSunda pemijahan ikan mas cara

Sunda merupakan cara pemijahanyang banyak digunakan petani,khususnya di Jawa Barat. Cara inimenggunakan kolam pemijahan

149

dan kolam penetasan secaraterpisah. Kolam pemijahan di-persiapkan secara khusus, yaitudengan mengeringkan dasar kolam,membersihkan kolam dari rumputatau sampah, memasang substratdan mengairi kolam. Pemijahancara ini menggunakan kakabansebagai substrat untuk menempel-kan telur. Kakaban tersebut di-pasang berderet-deret dan

terapung 5–10 cm di bawahpermukaan air. Induk ikan yang siapdipijahkan dilepaskan secara hati-hati ke dalam kolam pemijahan.Pelepasan induk dilakukan + pukul16.00–17.00. Proses pemijahanbiasanya terjadi mulai tengahmalam pukul 01.00–06.00 yangditandai dengan gerakan ikan yangsaling berkejaran dan timbulnya bauanyir pada air kolam pemijahan.

Gambar 4.19 Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada pemijahan caraSunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikandilepas pada kolam pemijahandilakukan pengamatan terhadapkakaban. Kakaban yang telah berisitelur segera diangkat dan di-pindahkan ke kolam penetasan.Sebelum kakaban disusun di kolampenetasan, terlebih dahulu pe-

ngapuran dan mengairi. Persiapandibersihkan dari lumpur denganmenggoyang-goyangkan secaraperlahan di kolam pemijahan.Kakaban tersebut dipasang ber-deret-deret di kolam penetasan3–5 cm di bawah permukaan air.Telur akan menetas setelah 36–48

150

jam pada suhu 28–30° C. Pemijah-an cara Sunda menggunakan kolampenetasan sekaligus sebagaikolam pendederan. Persiapankolam penetasan meliputi peng-olahan dasar kolam, pembuatankamalir, pemupukan, kolam tersebutdilakukan beberapa hari sebelumpemijahan induk.

2. Pemijahan cara Cimindi

Persiapan kolam pemijahancara Sunda dan Cimindi padadasarnya adalah sama, hanyaterdapat perbedaan induk kolam.Pada pemijahan cara Cimindi,kolam pemijahan merupakanbagian dari kolam penetasan dan

kolam pendederan. Kolam pemijah-an terletak pada salah satu sudutkolam penetasan dengan pematangdari tanah sebagai pembatassementara. Bila induk ikan telahmemijah, kakaban tetap berada dikolam pemijahan, sedangkan indukikan dibiarkan masuk ke kolampenetasan melalui lubang pe-matang sementara. Telur ikan padakakaban ditetaskan pada kolampemijahan. Setelah benih berumur7 hari, pematang sementaradibongkar dan benih ikan akanmenyebar ke kolam besar. Padakolam besar ini benih ikandidederkan.

151

Gambar 4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku

Pemijahan cara Rancapakuhampir sama dengan cara Cimindi,yaitu kolam pemijahan merupakanbagian kolam penetasan. Perbeda-annya petak pemijahan dengan caraRancapaku terbuat dari tumpukanbatu atau bambu. Penetasan telurdilakukan pada kolam pemijahan.Setelah selesai memijah, induk ikandipindahkan ke kolam besar atau kekolam pemeliharaan induk,sedangkan kakaban tetap di kolampemijahan. Telur ikan mas akanmenetas setelah 36–48 jam pada

suhu 28–30° C. Anak ikan Mas yangmulai mencari makan akanmenyebar ke kolam besar melaluicelah tumpukan batu ataubambu.Benih ikan tersebut di-pelihara sampai umur 2–3 minggu.

4. Pemijahan cara Magek

Pemijahan ikan Mas di SumatraBarat dikenal dengan cara Magek.Pemijahan dengan cara ini diperlu-kan kolam seluas 3–4 m2 dengankedalaman air 0,75 m. dinding kolamtegak lurus diperkuat papan. Dasar

152

Gambar 4.21 Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

kolam ditebari pasir yang telah dicucibersih dari tanah dan bahan-bahanlain yang berbahaya. Di atas pasirini dhamparkan ijuk yang dijepitdengan belahan bambu. Setelahinduk ikan selesai memijah, ijuktersebut tetap berada di kolampemijahan, sedangkan indukditangkap dan dikembalikan kekolam induk. Telur-telur ikan mas

ditetaskan pada kolam pemijahan.Benih ikan ditangkap setelahberumur 1 minggu. Pemanenanbenih dilakukan denganmengalirkan air dari dasar kolamdan ditampung dengan kantongyang terbuat dengan bahan kainhalus. Selanjutnya benih tersebutdipindahkan ke wadah lain untukdidederkan atau dipasarkan.

5. Pemijahan cara Kantong

Pada beberapa daerah di JawaBarat, pemijahan ikan Masdilakukan dengan cara Kantong.Pemijahan cara Kantong miripdengan cara Magek. Kolampemijahan berbentuk segi empatdengan kedalaman air sekiatr 60cm. Dasar kolam diberi lapisankerikil dan pasir agar airnya tetap

jernih. Bentuk dasar kolam dibuatmiring ke arah pengeluaran air untukmemudahkan pengaturan air dalampenangkapan anak ikan. Pemijahancara Kantong menggunakan rumputsebagai tempat menempelkan telur.Rumput yang digunakan rumputyang tidak mudah busuk di air.Rumput tersebut disebar di kolampemijahan, induk yang telah selesai

153

memijah ditangkap dan dikembali-kan ke kolam induk, sedangkantelur-telurnya dibiarkan di kolampemijahan untuk ditetaskan. Kolampemijahan dialiri air secaraperlahan. Telur ikan akan menetassetelah 36–48 jam pada suhu28–30° C. benih yang berumur 5–7hari dipungut/panen. Benih-benihikan akan hanyut bersama air

melalui pintu pengeluaran yangdialirkan ke bentangan kain yangdirentangkan pada dua buahbambu. Bentangan kain tersebutberupa kantong yang terendamsetengah bagian pada genangan airtenang. Selanjutnya benih-benihyang ditampung pada kain tersebutdikumpulkan dan didederkan disawah atau kolam.

Gambar 4.22 Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan Hofer

Pemijahan ikan cara Dubischdan Hofer menggunakan rumputsebagai tempat meletakkan telur.Dubisch seorang ahli perikananberasal dari Jerman. Oleh sebab itucara pemijahan ikan yang di-perkenalkan Dubisch disebut cara

Dubisch. Cara ini banyak digunakandi Jawa Tengah dan Jawa Timur.Kolam pemijahan cara Dubischberbentuk empat persegi panjangdengan ukuran 8 × 8 atau 10 × 10meter. Kedalaman air kolampemijahan 30 cm. Pada bagiantengah dasar kolam lebih tinggi

154

Gambar 4.23 Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

daripada bagian tepi/sisi kolam.Pada dasar kolam sekelilingpetakan terdapat saluran kelilingdengan lebar 60 cm dan kedalaman30–40 cm. Saluran keliling ber-fungsi untuk memudahkan pe-nangkapan induk setelah selesaimemijah. Ketinggian air kolamadalah 10 cm di atas pucuk rumput.Bagian tengah dasar kolam miring

ke arah saluran pengeluaran air danditanami rumput yang tahantergenang air. Dasar tengah yangmiring memudahkan turunnya airdalam pemanenan benih ikan. Indukikan yang selesai memijah di-tangkap dan dipindahkan ke kolampemeliharaan induk, sedangkantelur dibiarkan untuk ditetaskan.

Hofer seorang ahli perikanan melihatbeberapa kelemahan/kekuranganpemijahan cara Dubisch. Kelemahantersebut terletak pada dasar kolam yangdapat menimbulkan stres bagi indukikan. Hal ini disebabkan adanyaperubahan drastic antara bentuk salurandengan bentuk pelataran (bagian tengah

kolam) yang ditumbuhi rumput tempatmemijah. Induk ikan istirahat di saluranmerasa tempat/kolam tersebut kecil,tidak ada rumput dan gelap, tetapisetelah keluar dari saluran menujubagian tengah kolam yang ditumbuhirumput dan terang menyebabkan indukagak ketakutan. Masa takut dan stres

155

ini mengurangi keinginan ikan untukmemijah.

Berdasarkan kelemahan tersebut,Hofer memodifikasi dasar kolampemijahan cara Dubisch. Pada kolampemijahan cara Hofer tidak terdapatsaluran keliling kolam, tetapi seluruhpetakan kolam dibagi menjadi dua

bagian, yaitu setengah bagian yangdangkal dan setengah bagian lebihdalam. Bagian yang dangkal ditanamirumput sebagai tempat menempelkantelur, sedangkan bagian lebih dalamdigunakan untuk berkumpulnya benihikan mas sehingga memudahkanpemungutan benih ikan.

Gambar 4.24 Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pe-mijahan dilakukan dengan hati-hati.Hindari induk terkena benturan.Perbandingan induk jantan dan betina1 : 1 dalam satuan berat 3 : 1 dalamsatuan ekor.

Pemilihan sistem pemijahan inibergantung kepada skala usaha yangdilakukan. Pada pemijahan ikan secaraalami, pemilihan induk yang matangkelamin harus tepat dan benar. Dalam

pemijahan ikan mas secara alami dansemi buatan dibutuhkan media/substratpemijahan yang disebut dengankakaban. Kakaban ini adalah tempatmeletakkan telur ikan mas yang terbuatdari ijuk pohon enau. Kakaban inibiasanya berukuran panjang 1–1,5 mdengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yangdigunakan sebagai bahan pembuatkakaban ini harus dibersihkan denganmembuang serat-serat yang kasar dan

156

disisir dengan sikat kawat. Jumlahkakaban yang diletakkan pada kolampemijahan tergantung pada jumlahinduk yang dipijahkan. Untuk memijah-kan satu pasang induk jumlah kakabanyang dibutuhkan 5–8 buah. Satu pasanginduk ikan mas adalah perbandinganjumlah induk jantan dan betina yangakan dipijahkan berdasarkan bobotbadan 1 : 1, sedangkan berdasarkanjumlah ikan 2 : 1 atau 3 : 1.

Sebelum ikan Mas jantan danbetina dipijahkan sebaiknya induk ikantersebut diberok terlebih dahulu didalam kolam pemberokan selama 1–2hari dan dipisahkan antara jantan danbetina. Selama dalam pemberokan,induk ikan ini tidak diberi pakan, olehkarena itu, kondisi kualitas air kolampemberokan harus optimal.

Pemberokan ikan mas ini bertujuanuntuk:1. Mengurangi lemak pada daerah

kantong pembungkus telur (ovarium),karena lemak yang terlalu banyakdapat mengganggu kelancaranpelepasa telur.

2. Memisahkan induk jantan danbetina untuk menahan sementarakeinginan memijah sehingga padasaat pemijahan di kolam pemijahan

kedua induk ikan saling tertarikuntuk memijah.

Pemijahan ikan mas secara buatanbiasanya dilakukan oleh para petani ikanyang membutuhkan ketersediaan benihyang kontinu dalam jumlah dan mutu.Pemijahan secara buatan ini dilakukandengan memberikan suntikan hormonkepada induk ikan mas jantan danbetina agar cepat mengalami ke-matangan gonad. Setelah dilakukanpenyuntikan hormon, induk ikan masjantan dan betina akan di stripping, yaitudilakukan pengurutan agar telur dansperma keluar dari tubuh induk ikan masdan dilakukan pembuahan ikan massecara buatan. Hormon yang digunakanantara lain ovaprim, pregnil, HCG, ataukelenjar hipofisa ikan mas itu sendiri.

Ikan mas jantan dan betina siapmemijah dan matang gonad dimasuk-kan ke dalam kolam pemijahan. Jumlahinduk yang ditebar bergantung padaluas ukuran kolam pemijahan. Ikan masakan meletakkan telur pada kakaban.Kakaban yang berisi telur ikan masselanjutnya dipindahkan ke kolampemeliharaan larva/benih. Hal ini jikapemijahan dilakukan alami dan semiintensif. Jika pemijahan ikan masdilakukan secara buatan, maka telur

157

ikan mas yang telah dicampur spermaditebar ke dalam akuarium dandipelihara sampai menetas danberumur 2–4 minggu.

4.2.6.2 Pemijahan ikan lele

1. Persiapan wadah dan substrat(kakaban)

Persiapan bak pemijahan dilakukansebelum dilakukan pemijahan. Untuksetiap pasang induk yang beratnyaantara 0,5–1 kg diperlukan satu buahbak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 ×0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter.Sebelum kolam atau bak digunakan,bak dicuci bersih agar kotoran-kotorandan lumut yang menempel terlepas dandasar bak menjadi bersih dan benih leleterhindar dari serangan penyakit.

Selanjutnya bak diisi air bersihsetinggi 30–40 cm. Sebagai tempatatau media menempelnya telur, di dasarbak dipasang kakaban yang terbuat dariijuk. Ukuran kakaban disesuaikandengan ukuran bak pemijahan. Namun,ukuran yang biasa digunakanpanjangnya 75–100 cm dan lebarnya30–40 cm. Sebagai patokan, untuk 1pasang induk lele dumbo dengan beratinduk betina 500 gram, dibutuhkan

kakaban sebanyak 3–4 buah. Jikakurang, dikhawatirkan telur yangdikeluarkan ketika pemijahan tidaktertampung seluruhnya atau menumpukdi kakaban, sehingga mudah mem-busuk dan tidak menetas. Kakabanharus menutupi seluruh permukaandasar bak pemijahan, sehingga semuatelur lele dumbo tertampung di kakaban.Bagian atas bak pemijahan di tutupdengan seng atau triplek atau anyamanbambu untuk mencegah induk leledumbo yang sedang dipijahkanmeloncat keluar.

2. Pemilihan induk siap pijah

Tidak semua induk yang dipeliharadapat dipijahkan. Hal ini disebabkanbelum tentu semua induk telah matangkelamin dan siap dipijahkan. Sebelumdipijahkan, induk dipilih yang sesuaidengan persyaratan. Salah satupersyaratan yang mutlak adalah induktelah berumur 1 tahun, baik jantanmaupun betina. Pemilihan indukdilakukan dengan cara mengeringkankolam induk, baik kolam induk jantanmapun betina, sehingga induk-indukikan lele dumbo akan terkumpul.Selanjutnya induk-induk tersebutditangkap dengan menggunakan seseratau serokan dan ditampung dalamwadah seperti tong plastik.

158

3. Penyuntikan hormon

Untuk merangsang induk leledumbo agar memijah sesuai denganyang diharapkan, sebelumnya indukharus disuntik menggunakan zatperangsang berupa kelenjar hipofisaatau HCG (Human ChlorionicGonadotropine) atau ovaprim. Kelenjarhipofisa dapat diambil dari donor ikanlele dumbo yang telah matang kelamindan telah berumur minimal 1 tahun.Penyuntikan menggunakan kelenjarhipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya,ikan donor yang akan diambil kelenjarhipofisanya, beratnya sama denganikan induk lele dumbo yang akandisuntik. Namun, jika menggunakanovaprim, penyuntikan cukup dilakukansatu kali dengan dosis untuk indukbetina 0,2 ml dan untuk induk jantansebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarutdigunakan air untuk injeksi berupaaquabidest sebanyak 0,3–0,4 ml.Penyuntikan dapat dilakukan pada 3tempat, yaitu pada otot punggung,batang ekor dan sirip perut. Akan tetapipada umumnya dilakukan pada ototpunggung dengan kemiringan alatsuntik 45°.

4. Pemijahan

Induk lele dumbo yang telah disuntikselanjutnya dipijahkan secara alami,atau dipijahkan secara buatan. Jikaakan dilakukan secara semi buatan,setelah induk ikan lele disuntik denganhormon maka induk tersebut dimasukanke dalam bak pemijahan yang telahdisiapkan. Induk akan memijah setelah8–12 jam dari penyuntikan. Selamaproses pemijahan berlangsung dilaku-kan pengontrolan agar induk yangsedang memijah tidak melompat keluartempat pemijahan.

Pemijahan ikan lele dapat dilakukansecara alami, semi buatan dan buatan(induced breeding). Pemijahan ikan lelesecara alami dapat dilakukan denganmemijahkan induk jantan dan betinatanpa perlakuan khusus. Induk ikan lelememijah berdasarkan kondisi alam danikan itu sendiri. Kelemahan pemijahansecara alami adalah pemijahan indukbelum dapat diperkirakan waktunyasehingga ketersediaan telur juga belumdapat di perkirakan. Pemijahan secarasemi buatan adalah pemijahan dengancara memberi perlakuan khusus yaitudengan menyuntik induk ikan meng-gunakan hormon. Hormon yangdigunakan hormon sintetis atau hormonhypofisa. Jika Induk disuntik meng-

159

gunakan hormon sintetis (Ovaprim)dapat dilakukan dengan dosis 0,1–0,2ml di tambah aquabides sebanyak 1–2ml. Pemijahan secara semi buatan indukjantan dan betina disuntik. Induk yangtelah disuntik dimasukkan ke dalamkolam/bak pemijahan. Pemijahansecara buatan yaitu dengan me-nyuntikan hormon gonadotropin kedalam tubuh induk betina. Untukmendapatkan hormon ini ada yangsudah dalam bentuk cairan hormon siappakai, ada pula yang harus di ekstrakdari kelenjar horman ikan tertentu.

Pada ikan lele yang akan dilakukanpemijahan secara buatan makapengambilan sperma dilakukan denganpembedahan perut induk jantan.Selanjutnya sperma diambil dandibersihkan dari darah denganmenggunakan tisu. Kelenjar spermadipotong-potong dengan menggunakangunting kemudian ditekan secara halusuntuk mengeluarkan sel sperma darikelenjar sperma tersebut, laludiencerkan di dalam larutan sodiumclorida 0.9 % dalam mangkuk plastikyang bersih.

Pengurutan induk betina dilakukandengan hati-hati agar induk tersebuttidak terluka. Telur induk betina tersebutditampung dalam baki dan pada waktu

yang bersamaan sperma yang telahdisiapkan sebelumnya dicampurdengan telur. Telur dan sperma diadukmenggunakan bulu ayam. Setelah telurdan sperma tercampur merata, laluditambah air sampai semua telurterendam dan biarkan beberapa menitagar semua telur terbuahi oleh sperma.Air rendaman yang berwarna putihselanjutnya di buang.

Telur yang telah dibuahi disebarkankepermukaan substrat ”kakaban” dandirendam dalam bak sampai menetas.Untuk mencegah infeksi pada induk,maka setelah dilakukan pengurutaninduk ikan ditreatment dengan caradirendam dalam larutan formalin50–150 ppm selama 3 jam, kemudianinduk ikan dilepas ke dalam bak fiberpenampungan induk yang sudahdisediakan.

4.2.6.3 Pemijahan ikan nila

Ikan nila dapat berkembang biaksecara optimal pada suhu 20–30derajat celsius. Pada umumnya nilabersifat mengerami telurnya di dalammulut sampai menetas kurang lebih 4hari dan mengasuh larvanya ± 14 harisampai larva dapat berenang bebas diperairan, mengerami telur danmengasuh larva dilakukan oleh induk

160

betina. Nila dapat dipijahkan setelahmencapai berat 100 gr/ekor. Secaraalami nila memijah pada sarang yangdibuat oleh ikan jantan di dasar kolam,sehingga diperlukan dasar kolam yangberlumpur. Untuk menjaga induk hidupoptimal, maka parameter kualitas airdipertahankan dalam kondisi yang layakbagi kehidupan induk, terutamakandungan oksigen terlarut (> 5 ppm)dan suhu tidak berfluktuasi. Padatpenebaran induk tergantung dari ukuraninduk dan sistem pemijahan yangdilakukan. Selama proses pemijahanair kolam harus tetap berganti, dengancara mengalirkan air pemasukan kekolam secara kontinu melalui pipa yangada saringannya. Air dijatuhkan ke-permukaan kolam agar terjadi percikanair untuk proses difusi oksigen.

Pemijahan ikan nila dengan meng-gunakan hapa (kantung jaring denganmata jaring yang lembut lebih kecil dariukuran larva) hanya pada ikan nila yangsudah diadaptasi pada kondisi tersebut.Kantung jaring dapat digunakanbeberapa bulan saja paling lama6 bulan, karena mata jaring mudahsekali tertutup baik oleh lumpur maupunorganisme yang menempel pada jaringsehingga dapat mengganggu sirkulasiair.

Pemijahan ikan nila berdasarkanpengelolaannya dibedakan beberapasistem antara lain sebagai berikut.

1. Pemijahan secara tradisional/alami

Pemijahan secara alami dapatdilakukan di kolam. Ikan nila mem-butuhkan sarang dalam prosespemijahan. Sarang di buat di dasarkolam oleh induk jantan untuk memikatinduk betina tempat bercumbu danmemijah, sekaligus merupakan wilayahteritorialnya yang tidak boleh digangguoleh pasangan lain. Kegiatan pemijahanalami meliputi antara lain:

Persiapan Kolam

Kolam pemijahan luasnya harusdisesuaikan dengan jumlah induk yangakan dipijahkan. Perbandingan jantandan betina 1 : 3 ukuran 250–500 gr perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantanyang membuat sarang berbentukkobakan didasar kolam dengandiameter kira-kira 50 cm dan akanmempertahankan kobakan tersebutdari ikan jantan lainnya. Kobakantersebut akan digunakan ikan jantanuntuk memikat ikan betina dalam

161

1. < 4,02. 4,0 - 4,53. 4,6 - 5,04. 5,1 - 5,55. 5,6 - 6,06. 6,1 - 6,5

Tabel 4.6 Dosis Pengapuran untuk Menetralkan dari Berbagai Jenis Tekstur Tanahdan pH Awal yang Berbeda

Kebutuhan Kapur CaCO3 (kg/Ha)No. pH Awal

Lempung Berliat Lempung Berpasir Pasir

14.32010.740

8.9505.3703.5801.790

7.1605.3704.9753.5801.7901.790

4.4754.4753.5801.790

8950

pemijahan. Oleh karena itu, jumlah ikanjantan setiap luasan kolam tergantungpada berapa banyak kemungkinankobakan yang dapat dibuat oleh ikanjantan pada dasar kolam tersebut.Biasanya jarak antara kobakan satudengan yang lainnya kira-kira 25 cm.Bila areal/kolam mempunyai luasan 100m2 (1000 × 1000 cm2), maka satu barispanjang didapat 1000 :100 cm = 10 dansatu baris lebar 1000 :100 = 10, jadibanyaknya kobakan 10 ×10 = 100 ataubanyaknya ikan jantan 100 ekor.Sedangkan yang betina 3 × 100 = 300ekor. Induk betina yang lebih banyak3 × jantan adalah agar mudah memberikesempatan pada jantan untuk dapatmenemukan betina yang matang gonad.

Dinding kolam diupayakan kokoh dantidak ada yang bocor agar mampumenahan air kolam. Ke dalam air kolam70 cm. Dasar kolam dilakukanpengolahan, pembuatan kemalir,pemupukan, dan pengapuran. Kegiatanini dimaksudkan untuk menciptakansuasana dasar kolam berlumpur untukpembuatan sarang dan meningkatkankesuburannya agar cukup tersediapakan alami untuk konsumsi induk danlarva hasil pemijahan. Pengapurandilakukan untuk mengendalikan hama,penyakit dan parasit larva ikan sertameningkatkan pH dasar kolam. Dosispengapuran untuk menetralkanberbagai tingkatan pH dan jenis teksturtanah dapat dilihat pada Tabel 4.6.

162

Pemupukan dapat diberikan pupukkandang, pupuk hijau dan pupuk buatan,atau kombinasi dari ketiga macampupuk tersebut. Jenis pupuk yang biasadigunakan terdiri dari:• Kotoran ternak besar (sapi, kerbau,

kuda dan lain-lain) dengan dosis1500 kg/ha atau kotoran ayamsebanyak 600–1200 kg/ha

• TSP dosis 100 kg/ha• Urea dosis 150 kg/ha

Dosis tersebut tidak mutlak, tetapibisa disesuaikan dengan tingkatkesuburan tanah kolam perairan. Carapemberian pupuk kandang bisadionggokan di beberapa tepi kolam.Sedang untuk pupuk anorganikdisebarkan pada dasar kolam. Agarkolam bisa menjadi subur lagi bisaditambah dengan pupuk hijau, misalnyadaun orok-orok, daun lamtoro, dan lain-lain. Selanjutnya kolam diairi ± 70 cm.Pemupukan susulan dapat diberikan2 minggu kemudian dengan caramemasukan pupuk kandang/hijau kedalam karung plastik yang diberi lubangsecara merata dan direndam di dekatpintu pemasukan air kolam. Cara iniakan memberikan pengaruh penguraianpupuk secara bertahap dan terus-menerus sehingga pertumbuhan pakan

alami dapat stabil dan tidak terjadiblooming plankton yang merugikan.

Pengairan

Selama proses pemijahan ikanmembutuhkan suasana parameterkualitas air yang sesuai yaitu oksigenterlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20–30° Cdan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakankondisi seperti tersebut, pengairankolam harus dilakukan denganpengaturan yang baik. Air pemasukanterus menerus dialirkan dengan debit2–5 liter/menit untuk luasan kolam200 m2.

Pemberian Pakan

Meskipun kolam telah dipupuk dantumbuh subur pakan alami, pemberianpakan tambahan mutlak diperlukan.Pemberian pakan tambahan dimaksud-kan untuk menjaga stabilitas produk-tifitas induk karena selama masainkubasi telur 3–4 hari induk berpuasasehingga pada proses pemijahan haruscukup cadangan energi dari pakan ikan.Pakan tambahan dapat berbentukdedak, bungkil kedelai, bungkil kacang,atau pelet. Pelet dapat diberikan 3–6 %per hari dari bobot induk. Selama prosespemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasitelur yaitu setelah hari ke-8–12.

163

2. Pemijahan secara intensif

Dari sifat perilaku ikan nila makauntuk meningkatkan hasil danproduktivitas induk ikan nila di dalammenghasilkan larva, pemijahan ikandapat dilakukan dengan melakukanmanipulasi lingkungan yang sesuaidengan sifat memijah ikan. Pemijahansecara buatan dapat dilakukan dengandua cara:

Pemijahan Intensif yang Sepenuh-nya Dilakukan di Kolam

Metoda ini dilakukan pada kolamyang didesain sedemikian rupasehingga setelah pemijahan selesaidapat dipisahkan antara induk jantan,induk betina, dan larva ikan dalam kolamyang berbeda, dengan demikianpemanenan larva relatif mudahdilakukan dan induk akan lebih produktifkarena tidak sering terganggu yangdapat menimbulkan stres dan kematianpada induk. Desain kolam pemijahandapat dilihat pada Gambar.

• Persiapan kolamKolam pemijahan dibuat dari

pagar bambu yang bersekat-sekatantara kolam jantan, kolam betina,dan kolam larva (gambar.1). Kolaminduk jantan (lingkaran I) hanya

dapat dimasuki ikan betina yangberukuran lebih kecil dari ikanjantan, kolam induk betina (lingkaranII) hanya dapat dilalui larva sedanginduk betina tidak dapat keluar darisekat, dan kolam larva (III) untukmenangkap larva yang dihasilkan.Pengolahan dasar kolam dilakukanseperti pada persiapan kolampemijahan alami.

Gambar 4.25 Diagram susunan kolampemijahan bersekat

• Proses pemijahanApabila konstruksi kolam

berbentuk lingkaran dengandiameter kolam I adalah 4 meter dankolam II adalah 10 meter, serta luaskolam III adalah 44 meter persegi,maka padat penebaran indukadalah antara 250–300 ekor indukbetina bobot ± 250 gr/ekor dan 40ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.Induk-induk ikan pada saat

164

pemijahan menempati kolam I.Setelah proses pemijahanberlangsung dan telur telahmenetas, induk betina akan keluardari kolam I ke kolam II untukmengasuh anaknya. Di kolam II inilarva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm,selanjutnya larva akan masuk kekolam III, sedangkan induk betinatetap pada kolam II karena adasekat. Kolam III hanya dapat dimasuki oleh larva dari kolam II kekolam III, larva akan terusir darikolam II, karena terganggu olehinduk betina yang ada.

• PemeliharaanPemeliharaan induk dilakukan

dengan pemberian pakan tambah-an 3–6 % perhari dari bobot ikan.Pemberian pakan dilakukan sesuaiyang dibutuhkan oleh induk danlarva.

Pemijahan Dilakukan di Hapa,Penetasan Telur Dilakukan padaCorong Tetas

Induk yang sudah siap dipijahkan(matang gonad) dimasukkan ke dalamhapa pemijahan dan dipelihara denganmemberikan pakan tambahan sertapengaturan air yang baik sampai hari

ke-7. Pengambilan telur dilakukan padahari ke-8–10 dengan cara me-ngumpulkan induk-induk pada satusudut hapa untuk memperkecil ruanggerak induk dan memudahkanpenangkapan. Induk betina di tangkapsatu persatu dipegang bagian kepala,mulut dibuka dan digoyang-goyang didalam air atau dialiri air yang bagianbawahnya sudah dipasang lambit/seserhalus. Telur yang ada pada mulut induknila akan keluar dan tertampung dilambit dan selanjutnya ditampung padawadah (ember/baki) untuk dibawa ketempat penetasan. Setelah selesaipengambilan telur, induk dipelihara dikolam secara terpisah antara jantan danbetina dan setelah ± 14 hari sudah dapatdipijahkan kembali. Setelah pemijahaninduk jantan dan induk betina diambildan dipelihara pada kolam induk yangberbeda, untuk persiapan pemijahanberikutnya.

4.3 Penetasan Telur

Setelah induk ikan melakukanpemijahan maka sel telur dan selsperma akan bertemu dan mengalamiproses pembuahan (fertilisasi) yangakan membentuk zygot. Oleh karena itu,pembuahan ini merupakan prosespeleburan antara sel telur dan sel

165

sperma untuk membentuk zygot.Pembuahan terjadi ditandai denganmasuknya spermatozoa ke dalam telurlewat micropyle. Tiap sel sperma cukupuntuk membuahi satu butir telur. Padasaat pembuahan spermatozoa masukyaitu hanya kepalanya saja sedangkanekornya tinggal di luar, cytoplasma danchorion merenggang dan semacamsumbat segera menutup micropyle untukmenghalangi masuknya spermatozoalain. Pengerasan chorion disebabkanoleh enzim pengeras yang terdapatpada bagian dalam lapisan chorion.Pengerasan chorion berguna untukmelindungi embrio yang masih sangatsensitif. Setelah membentuk zygotmaka setiap individu akan mengalamiproses embriogenesis sebelum me-netas. Untuk memahami tentang prosespenetasan telur maka harus dipahamiproses tentang embryogenesis.

4.3.1 Perkembangan embrio

Perkembangan embrio dimulai daripembelahan zygote (cleavage), stadiamorula (morulasi), stadia blastula(blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi),dan stadia organogenesis.

Stadia Cleavage

Cleavage adalah pembelahanzygote secara cepat menjadi unit-unit

yang lebih kecil yang di sebut blastomer.Stadium cleavage merupakan rangkai-an mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahanyang menghasilkan morula dan blastomer.

Stadia Morula

Morula merupakan pembelahan selyang terjadi setelah sel berjumlah 32 seldan berakhir bila sel sudah meng-hasilkan sejumlah blastomer yangberukuran sama akan tetapi ukurannyalebih kecil. Sel tersebut memadat untukmenjadi blastodik kecil yang mem-bentuk dua lapisan sel. Pada saat iniukuran sel mulai beragam. Sel mem-belah secara melintang dan mulaimembentuk formasi lapisan keduasecara samar pada kutup anima.Stadia morula berakhir apabila pem-belahan sel sudah menghasilkanblastomer. Blastomer kemudianmemadat menjadi blastodisk kecilmembentuk dua lapis sel. Pada akhirpembelahan akan dihasilkan duakelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputisel-sel formatik atau gumpalan sel-seldalam (inner mass cells), fungsinyamembentuk tubuh embrio. Keduaadalah kelompok sel-sel pelengkap,yang meliputi trophoblast, periblast, danauxilliary cells. Fungsinya melindungi

166

dan menghubungi antara embriodengan induk atau lingkungan luar.Kelompok sel-sel yang terdiri darijaringan embrio (blastodic) dan jaringanperiblas, pada ikan, reptil dan burungdisebut cakram kecambah (germinaldisc).

Stadia Blastula

Blastulasi adalah proses yangmenghasilkan blastula yaitu campuransel-sel blastoderm yang membentukrongga penuh cairan sebagaiblastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-selblastoderm akan terdiri dari neural,epidermal, notochordal, mesodermal,dan endodermal yang merupakan bakalpembentuk organ-organ. Dicirikan 136dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel danblastodisk berada di lubang vegetalberpindah menutupi sebagian besarkuning telur. Pada blastula sudahterdapat daerah yang berdifferensiasimembentuk organ-organ tertentu sepertisel saluran pencernaan, notochorda,syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm,dan endoderm.

Stadia Gastrula

Gastrulasi adalah proses per-kembangan embrio, di mana sel bakal

organ yang telah terbentuk pada stadiablastula mengalami perkembanganlebih lanjut. Proses perkembangan selbakal organ ada dua, yaitu epiboli danemboli. Epiboli adalah proses per-tumbuhan sel yang bergerak ke arahdepan, belakang, dan ke samping darisumbu embrio dan akan membentukepidermal, sedangkan emboli adalahproses pertumbuhan sel yang bergerakke arah dalam terutama di ujung sumbuembrio. Stadia gastrula ini merupakanproses pembentukan ketiga daunkecambah yaitu ektoderm, mesodermdan endoderm. Pada proses gastrulaini terjadi perpindahan ektoderm,mesoderm, endoderm, dan notochordmenuju tempat yang definitif. Padaperiode ini erat hubungannya denganproses pembentukan susunan syaraf.Gastrulasi berakhir pada saat kuningtelur telah tertutupi oleh lapisan sel.Beberapa jaringan mesoderm yangberada di sepanjang kedua sisi noto-chord disusun menjadi segmen-segmen yang disebut somit yaitu ruasyang terdapat pada embrio.

Stadia Organogenesis

Organogenesis merupakan stadiaterakhir dari proses perkembangan

167

embrio. Stadia ini merupakan prosespembentukan organ-organ tubuhmakhluk hidup yang sedang ber-kembang. Dalam proses organogen-esis terbentuk berturut- turut bakal organyaitu syaraf, notochorda, mata, somit,rongga kuffer, kantong alfaktori, ronggaginjal, usus, tulang subnotochord, linealateralis, jantung, aorta, insang,infundibullum, dan lipatan-lipatan sirip.Sistem organ-organ tubuh berasal daritiga buah daun kecambah, yaituektodermal, endodermal, dan mesoder-mal. Pada ektodermal akan membentukorgan-organ susunan (sistem) saraf danepidermis kulit. Endodermal akanmembentuk saluran pencernaanbeserta kelenjar-kelenjar pencernaandan alat pernafasan, dan mesodermalakan membentuk rangka, otot, alat-alatperedaran darah, alat eksresi, alat- alatreproduksi, dan korium (chorium) kulit.Jika proses organogenesis ini telahsempurna maka akan dilanjutkandengan proses penetasan telur.

4.3.2 Proses penetasan telur

Penetasan adalah perubahanintracapsular (tempat yang terbatas) kefase kehidupan (tempat luas), hal inipenting dalam perubahan-perubahanmorfologi hewan.

Penetasan merupakan saat terakhirmasa pengeraman sebagai hasilbeberapa proses sehingga embriokeluar dari cangkangnya. Penetasanterjadi karena 1) kerja mekanik, olehkarena embrio sering mengubahposisinya karena kekurangan ruangdalam cangkangnya, atau karenaembrio telah lebih panjang darilingkungan dalam cangkangnya (Lagleret al. 1962). Dengan pergerakan-pergerakan tersebut bagian telurlembek dan tipis akan pecah sehinggaembrio akan keluar dari cangkangnya.2) Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zatkimia lainnya yang dikeluarkan olehkelenjar endodermal di daerah pharinkembrio. Enzim ini disebut chorionaseyang kerjanya bersifat mereduksichorion yang terdiri dari pseudokeratinemenjadi lembek. Sehingga padabagian cangkang yang tipis dan terkenachorionase akan pecah dan ekorembrio keluar dari cangkang kemudiandiikuti tubuh dan kepalanya.

Semakin aktif embrio bergerakakan semakin cepat penetasan terjadi.Aktivitas embrio dan pembentukanchorionase dipengaruhi oleh faktordalam dan luar. Faktor dalam antara lainhormon dan volume kuning telur.

168

Hormon tersebut adalah hormon yangdihasilkan kelenjar hipofisa dan tyroidsebagai hormon metamorfosa, sedangvolume kuning telur berhubungandengan energi perkembangan embrio.Sedangkan faktor luar yang berpengaruhadalah suhu, oksigen, pH salinitas, danintensitas cahaya. Penetasan telurterjadi bila embrio telah menjadi lebihpanjang dari pada lingkaran kuning dantelah terbentuk sirip ekor. Penetasanterjadi dengan cara pelunakan chorionoleh suatu enzim atau substansi kimialainnya hasil sekresi kelenjar ekstoderm.Selain itu penetasan juga disebabkanoleh gerakan-gerakan larva akibat pe-ningkatan suhu, intensitas cahaya, danpengurangan tekanan oksigen.

4.3.3 Aplikasi penetasan telur ikan

Penetasan telur pada ikan budidaya dapat dilakukan dengan berbagaiwadah. Wadah penetasan telur ikandapat digunakan antara lain akuarium,kolam, bak, atau fiber glass. Wadahyang di gunakan harus bersih. Sebelumpenetasan telur, air wadah penetasan disanitasi menggunakan methalyne blue(MB). Jika penetasan telur dilakukan dikolam harus menggunakan hapa. Hapayang digunakan dengan mata jaring 1 mmatau lebih kecil dari butiran telur. Air

pada wadah penetasan harus mengalirterus-menerus. Salah satu sumberoksigen terlarut di dalam wadahpenetasan berasal dari difusi airlangsung dengan udara. Kadar oksigenterlarut di dalam wadah adalah 6–8 ppm.

Pada ikan lele biasanya telurnyadilekatkan pada substrat. Telur yangtelah menempel pada kakaban dapatditetaskan dalam wadah budi dayadisesuaikan dengan sistem budi dayayang akan diaplikasikan. Selamapenetasan telur, air dialirkan terus-menerus. Seluruh telur yang akanditetaskan harus terendam air, kakabanyang penuh dengan telur diletakanterbalik sehingga telur menghadap kedasar bak. Dengan demikian telur akanterendam air seluruhnya. Telur yang telahdibuahi berwarna kuning cerahkecokelatan, sedangkan telur yang tidakdibuahi berwarna putih pucat. Di dalamproses penetasan telur diperlukansuplai oksigen yang cukup. Untukmemenuhi kebutuhan akan oksigenterlarut dalam air, setiap bak penetasandpasang aerasi. Telur akan menetastergantung dari suhu air wadahpenetasan dan suhu udara. Jika suhusemakin panas, telur akan menetassemakin cepat. Begitu juga sebaliknya,jika suhu rendah, menetasnya semakin

169

lama. Morula Awal Blastula AkhirBlastula Dimulainya epiboly 30%epiboly Germinal disk 60% epiboly 90%epiboly 1–10 somite 80–100%menetas.

Telur ikan lele akan menetasberkisar antara 24–57 jam daripembuahan. Selama penetasan telurharus selalu dicek, telur yang sehatberwarna hijau kecoklatan, bila ada teluryang berwarna putih harus segeradibuang untuk menghindari ber-kembangnya jamur. Perkembanganstadia embrio pada ikan lele telahdiamati oleh Volkaert et al (1994) yangmelakukan pengamatan pada suhupenetasan telur yang optimal adalah28° C (Tabel 4.7). Telur ikan lele (Africancatfish) akan menetas setelah 24 jamdengan derajat penetasan 80–100%.

Tabel 4.7 Perkembangan stadia embrioikan lele pada suhu 28° C.

Waktu (jam) Stadia embrionik

0 : 451 : 001 : 151 : 301 : 452 : 002 : 152 : 302 : 454 : 154 : 455 : 157 : 008 : 1512 : 0024 : 00

2 sel4 sel16 sel32 sel64 sel128 selMorulaAwal blastula akhirBlastulaDimulainya epiboly30 % epibolyGerminal disk60 % epiboly90 % epiboly1–10 somite80–100% menetas

Pada ikan nila penetasan telurdapat dilakukan dengan dua metodeyaitu penetasan dengan menggunakancorong penetasan dan metodekonvensional. Pada metode konven-sional dari induk ikan nila yangmempunyai bobot 250–300 gr dapatmenghasilkan 300–800 butir telur. Telurikan nila akan menetas setelah 4–6 hari.Telur yang telah menetas tidak langsungdilepaskan induknya melainkan tetap dimulutnya. Induk betina melepas larvajika sudah dapat berenang. Pada tahapawal larva dilepaskan, induk betinamasih menjaganya. Di alam, indukbetina ikan nila mulai melepaskan larva

170

dari mulutnya pada umur 4–5 hari. Padaumur tersebut induk betina masihmenjaga larva-larva tersebut. Jikakeadaan lingkungan larva kurang aman,induk ikan menghisap kembali larvanya.Kuning telur larva akan habis setelahberumur 5–7 hari. Setelah kuning telurhabis, larva akan mencari makanandisekitarnya. Biasanya induk betinamenjaganya dengan mengikutikelompok larva tersebut berenang. Jikaada ikan lain yang mendekati kelompoklarva atau keadaan perairan kurangaman maka induk tersebut masukkankembali larva-larva tersebut ke dalammulutnya. Selanjutnya larva dilepaskankembali pada perairan yang relatifaman dari gangguan ikan lainnya.Secara keseluruhan proses inimemerlukan waktu kurang lebih 18 hari.

Sedangkan penetasan telur ikan nilasecara intensif dilakukan pada corongtetas, yang merupakan modifikasipenetasan telur secara alami.Modifikasi tersebut terlihat pada kondisilingkungan, suplai air untuk gerakantelur, oksigen terlarut, dan sebagainya.Air yang dialirkan ke corong penetasanselain agar telur-telur tetap bergerakjuga untuk mempertahankan kualitas airtetap baik. Corong tetas yang digunakanberbentuk kerucut terbuat dari bahanfibre glass, atau bahan lain. Pada

corong tetas terdapat pipa pemasukandan pengeluaran air. Pipa pemasukanterletak di dasar corong tetas sedang-kan pipa pengeluaran terletak di bagianatas corong tetas. Corong yangberukuran tinggi 45 cm, diameter atas30 cm, diameter bawah 15 cm dapatmenetaskan telur sebanyak ± 15.000butir telur/corong.

Corong tetas sebelum digunakanterlebih dahulu dibersihkan dariendapan kotoran, sisa telur, dan lumutkemudian dikeringkan. Setelah itudirendam pada larutan malachyte greenatau methalyn blue 10 ppm selama15–30 menit.

Selama kegiatan penetasan telur airterus-menerus dialirkan ke corongpenetasan. Agar penggunaan air lebihefisien, sebaiknya memakai sistemresirkulasi air. Dengan sistem ini airyang telah digunakan akan melaluisaringan terlebih dahulu baik secarafisis, biologis mapun khemis sebelumdigunakan selanjutnya ke corong tetas.Dengan menggunakan saringantersebut, sistem resirkulasi air dapatdigunakan selama lebih dari 6 bulan,selain lebih efisien, juga mudah dalampengontrolan parameter kualitas airyang sesuai dengan kebutuhan telur danlarva. Bak penampungan air dan

171

saringan yang digunakan secara berkalakira- kira 6 bulan sekali dibersihkan. Halini untuk menghindari penyumbatanaliran air oleh kotoran.

Tujuan penetasan telur mengguna-kan corong tetas adalah untuk me-ningkatkan daya tetas telur. Tahap awalperkembangan telur, telur sangat rentanterhadap gangguan khususnya ganggu-an secara mekanik. Gangguan secaramekanik umumnya terjadi pada saatmembersihkan telur dari kotoran, me-masukkan telur ke corong penetasandan gerakan telur akibat debit air yangterlalu besar. Oleh sebab itu, penanganantelur harus dilakukan secara hati-hati.Debit air yang terlalu besar dapatmenyebabkan telur membentur dindingatau telur lainnya dengan keras sehinggadapat mengakibatkan kematian. Padasaat panen, sering terdapat perbedaanumur larva. Perbedaan ini karenapemijahan induk tidak serentaksehingga perkembangan embrio telursetiap induk pada kolam pemijahanyang sama sering berbeda. Demikianjuga ukuran telur setiap induk berbeda-beda. Sebelum dimasukkan ke corongpenetasan, telur yang berbeda baikmasa inkubasi maupun ukuran telurharus dipisahkan terlebih dahulu.Pemisahan telur bertujuan untukmemudahkan pemanenan larva.

Pemisahan atau pemilihan telurdapat dilakukan pada saat telur diambildari mulut induk dan pada saat telurditampung. Umumnya telur pada satuinduk seragam baik masa inkubasimaupun ukuran. Oleh sebab itu,pemisahan telur lebih baik dan lebihcepat dilakukan dilakukan pada saattelur diambil dari mulut induk. Setiap teluryang diambil dari mulut induk ditampungdalam satu wadah. Sedangkan telur dariinduk lain yang berbeda masa inkubasidan ukuran telurnya ditampung padawadah yang lain. Selanjutnya setelahdibersihkan, telur yang sama masainkubasi dan ukuran dari induk yang laindi tetaskan pada corong tetas yangsama. Sedangkan telur yang lainditetaskan pada corong tetas yangberbeda. Jika pemisahan telur padawadah penampungan dimana seluruhtelur ditampung dalam satu wadahkemudian dilakukan pemisahan akanlebih rumit dan lama sehingga dapatmengakibatkan telur mati. Kematiantelur tersebut dapat karena telur tidakbergerak, benturan, dan sinar mataharilangsung. Masa inkubasi telur ikan nilaberhubungan dengan warna telur. Teluryang baru dibuahi memiliki warnakuning muda. Sedangkan telur yangakan menetas berwarna kuning

172

kecokelatan. Telur yang berwarna putihsusu adalah telur mati.

Telur hasil seleksi dibersihkan dandipisahkan, dimasukkan ke dalamcorong tetas. Air terus-menerus dialir-kan ke dalam corong tetas. Besarkecilnya debit air yang masuk ke dalamcorong tetas diatur menggunakan kran.Debit air untuk penetasan telur ikansebesar 0,8 liter perdetik. Debit airyang terlalu besar dapat mengakibatkankematian telur karena tekanan airsehingga telur dapat terbentur kedinding corong tetas atau terbawa airkeluar corong tetas. Sebaliknya debit airyang terlalu kecil dapat mengakibatkantelur tidak bergerak dan kekuranganoksigen. Telur yang tidak bergerak dankekurang oksigen akan mati. Olehsebab itu, kegiatan sehari-hari padasaat penetasan telur adalah mengontroldebit air dan membersihkan corongtetas. Corong tetas dapat dibersihkandengan menyipon kotoran atau teluryang mati. Pada saat pengontrolan debitair di dalam corong tetas harus selalustabil sehingga tidak mengganggugerakan telur.

Air yang masuk pada corong tetasmemiliki tekanan yang merata di seluruhbagian corong tetas agar telur yang ada

semua bergerak. Jika tekanan aliran airhanya terdapat pada beberapa bagiancorong tetas saja mengakibatkanterdapat titik mati tekanan air. Telur yangterdapat pada tekanan titik mati tersebuttidak bergerak dan mati.

Telur ditetaskan pada corong tetasselama 5–7 hari. Selama penetasantelur, air terus-menerus dialirkan. Hari kedua penetasan telur akan terlihat teluryang mati dan hidup. Telur yang matisegera dibuang karena akan mem-pengaruhi kualitas air. Sumantadinata(1983) mengatakan faktor-faktor yangmempengaruhi daya tetas telur adalah:1. Kualitas telur. Kualitas telur

dipengaruhi oleh kualitas pakanyang diberikan pada induk dantingkat kematangan telur. telur ikannila ini pada hari ke 9.

2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiridari suhu, oksigen, karbon dioksida,dan amonia.

3. Gerakan air yang terlalu kuat yangmenyebabkan terjadinya benturanyang keras di antara telur ataubenda lainnya sehingga meng-akibatkan telur pecah.

Blaxter dalam Sumantadinata(1983), penetasan telur dapat disebab-kan oleh gerakan telur, peningkatan

173

suhu, intensitas cahaya, atau pe-ngurangan tekanan oksigen. Dalampenekanan mortalitas telur, yang banyakberperan adalah faktor kualitas air dankualitas telur selain penanganan secaraintensif.

Oleh karena itu, induk betina hanyadapat memijah perlu waktu lama. Akantetapi pada pemijahan secara intensif,induk ikan nila betina dapat dipijahkansetiap 2–4 minggu. Hal ini dapat dijelas-kan secara fisiologis ikan sebagaiberikut. Pada pemijahan alami, selamaproses pengeraman telur dan pe-meliharaan larva, induk betina akanterhambat perkembangan gonadnya.Sedangkan pada pemijahan intensifproses tersebut dilakukan secarabuatan (corong tetas). Dengan demikianinduk betina dapat bebas dari tugastersebut dan segera menyiapkankembali untuk pemijahan berikutnyadalam waktu yang relatif cepat.

Pada ikan nila yang telurnya akanditetaskan pada corong penetasanharus dilakukan pemanenan telur.Pemanenan dilakukan dengan caramengambil telur dari mulut induk betinaikan nila. Sebelum pemanenan terlebihdahulu permukaan air kolam diturunkansampai ketinggian 10–20 cm. Jikapemijahan dilakukan di hapa (waring),

maka caranya adalah dengan menariksalah satu ujung hapa ke salah satusudut hapa, dengan hati-hati untukmenghindari induk mengeluarkan telur.Karena induk ikan nila jika merasadalam bahaya atau terdesak akanmengeluarkan telur di sembarangtempat. Hal ini akan menyulitkan dalammengumpulkan telur ikan nila.

Pengambilan telur ikan nila dilaku-kan dengan menangkap induk satu-persatu. Penangkapan induk dilakukanmenggunakan seser kasar dan seserhalus. Kedua seser ini digunakan padasaat bersamaan. Seser kasar berfungsiuntuk menangkap induk sedangkanseser halus berfungsi untuk menampungtelur ikan. Seser kasar terletak di bagianatas dan seser halus terletak di bagianbawah. Pada saat menangkap indukdilakukan dengan hati-hati agar telurtidak dikeluarkan.

Cara mengambil telur dari indukbetina yaitu dengan memegang bagiankepala ikan. Pada saat bersamaansalah satu jari tangan membuka mulutdan tutup insang. Selanjutnya tutupinsang disiram air sehingga telur keluarmelalui rongga mulut. Selanjutnya telur-telur tersebut ditampung dalam wadah.Hal yang perlu diperhatikan adalahmenghindari gerakan induk sekecil

174

mungkin agar telur yang telah keluartidak berserakan. Induk yang telahdiambil telurnya dan yang belummemijah dikembalikan ke kolampemeliharaan induk.

Telur pada wadah penampunganjangan terkena sinar matahari langsungdan diupayakan telur selalu bergerak.Telur yang terlalu lama diam serta kenasinar matahari langsung dapatmenimbulkan kematian. Selanjutnyasebelum dimasukkan ke corong tetas,telur terlebih dahulu dibersihkan darikotoran berupa lumpur, lumut, sisapakan, dan sebagainya. Telur yang telahbersih dari kotoran dapat dimasukkanke dalam corong penetasan.

4. 4 Pemeliharaan Larva danBenih Ikan

Larva adalah anak hewan avertebratayang masih harus mengalami modifikasimenjadi lebih besar atau lebih keciluntuk mencapai bentuk dewasa.Menurut Lagler (1956), larva adalahorganisme yang masih berbentukprimitif atau belum mempunyai organtubuh lengkap seperti induknya untukmenjadi bentuk definitif yaitumetamorfosa. Perkembangan stadialarva meliputi stadia pro-larva dan

stadia pasca larva. Stadia pro-larvamerupakan tahap larva yang masihmemiliki kuning telur, sedangkan stadiapasca larva merupakan tahap larva yangtelah habis kuning telurnya dan masapenyempurnaan organ-organ tubuhyang ada. Akhir stadia ini ditandaidengan bentuk larva yang sama denganinduknya yang biasa disebut denganjuvenil atau benih ikan.

Larva ikan yang baru menetasmemiliki kuning telur. Larva tersebutmengambil makanan dari kuning telur.Kuning telur akan habis setelah larvaberumur 3 hari. Setelah kuning telurhabis, larva mengambil makanan dariluar atau lingkungan hidupnya. Larvaikan yang dibudidayakan harus dilaku-kan pemeliharaan untuk mencapaistadia benih. Wadah yang dapat diguna-kan untuk melakukan pemeliharaanlarva ini bermacam-macam.

Wadah pemeliharaan larva ini antaralain dapat berupa bak atau kolam. Padapemeliharaan di bak yang perludiperhatikan adalah sanitasi wadahsebelum digunakan untuk pemeliharaandengan cara wadah direndam meng-gunakan larutan Methilen Blue 100 ppmselama 24 jam, kemudian dikuras dandiisi air bersih. Sedangkan wadah yangmenggunakan kolam, sebelum digunakan

175

harus disiapkan terlebih dahulu.Persiapan kolam pemeliharaan larva/pendederan meliputi perbaikanpematang, pengolahan dasar kolam,perbaikan pipa pemasukan danpengeluaran, pemupukan, dan pe-ngapuran. Perbaikan pematangbertujuan untuk mencegah kebocorankolam. Kebocoran kolam dapat di-akibatkan oleh binatang air sepertibelut, ular, kepiting, dan lain-lain.Pematang yang bocor mengakibatkanair kolam tidak stabil dan benih ikanlolos keluar kolam. Perbaikan pe-matang yang bocor dilakukan denganmenyumbat bagian yang bocor meng-gunakan tanah atau ijuk.

Pengolahan dasar kolam dilakukandengan mencangkul dasar kolam.Tujuan mengolah dasar kolam adalahuntuk menguapkan gas beracun yangterdapat di dasar kolam. Tanah yangbaru dicangkul diratakan. Setelah dasarkolam rata, lalu dibuat saluran di tengahkolam. Saluran ini disebut kemalir.Kemalir berfungsi untuk memudahkanpemanenan dan sebagai tempatberlindung benih ikan pada siang haridan jika ada predator (pemangsa).Kemalir dibuat mulai dari pipapemasukan air sampai pipa pe-ngeluaran air. Kemalir dibuat dengan

ukuran lebar 0,5 meter dan kedalaman0,3 meter.

Pipa pemasukan dan pengeluaranair dilengkapi saringan. Fungsi saringanpada pipa pemasukanan adalah untukmenghindari masuknya ikan liar atausampah, sedangkan fungsi saringanpada pipa pengeluaran adalah untukmenghindari lolosnya benih ikan keluarkolam. Setelah melakukan pengolahandasar kolam dan perbaikan pematang,kemudian dilakukan pengapuran.

Pengapuran bertujuan untuk mem-basmi bibit penyakit dan meningkatkankadar pH tanah. Kapur ditebar meratadi dasar kolam. Dosis kapur yangditebar 10–50 gr/m2. Untuk kolam barudiperlukan 50– 150 kg kapur/m2. Kapurditebarkan pada dasar kolam laludicampur dengan lapisan lumpur palingatas sedalam 5 cm. Seminggu kemudianlakukan pemupukan dengan 50–100 kgpupuk kandang/100 m2, TSP 0,25 kg/100 m2, dan urea 0,25 kg/100 m2.Semprot kolam dengan menggunakanpestisida golongan organophosphatseperti Sumithion, Argothion,dan Diazinon dengan konsentrasi3–4 ppm. Kolam sudah dapat diairi 5–7 hari setelah semua rangkaiankegiatan tersebut di atas dilakukan.

176

Kolam yang telah di pupuk dan dikapursegera ditutup pipa pengeluaran air.Selanjutnya pipa pemasukan air di buka.Setelah ketinggian air 20–30 cm, tutuppipa pemasukan air. Biarkan kolamselama 5–7 hari. Hari ke-8 benih ikandapat di tebar ke kolam untukdidederkan.

Setelah dipastikan hampir semuatelur menetas, kakaban diangkat untukmenghindari penurunan kualitas airakibat adanya pembusukan dari telur-telur yang tidak menetas. Di samping itujuga dilakukan pergantian air bakpenetasan dengan membuang airsampai ¾ bagian volume air dankemudian diisi kembali dengan air yangbaru. Larva ikan lele yang baru menetasakan berwarna hijau dan berkumpul didasar bak penetasan di bagian yanggelap. Ukuran larva lebih kurang5–7 mm dengan berat 1,2–3 mg.Setelah berumur 2 hari, larva mulaibergerak dan menyebar ke seluruh bakpenetasan. Sampai umur 3 hari larvatidak perlu diberi pakan tambahan,karena masih memanfaatkan cadanganmakanan yang dibawa di dalamtubuhnya, yakni yang dikenal dengan”kuning telur”. Larva ikan lele dumbobaru diberikan pakan tambahan setelahberumur 4 hari dengan memberikan

emulsi kuning telur ayam. Pemberianpakan tersebut sampai umur 5 hari.Setelah menginjak umur 6 hari, larvadiberi pakan alami (makanan hidup)yang berukuran kecil, seperti kutu air(daphnia sp) atau cacing sutera(tubifex). Pakan buatan kurang baikdiberikan karena jika tidak habis akanmembusuk sehingga menurunkankualitas air pada bak pemeliharaan.Pakan alami diberikan 3 kali sehari,pagi, siang dan sore hari atau sesuaidengan kebutuhan.

Faktor lain yang perlu diperhatikanselama pemeliharaan benih atau larvaadalah kualitas air. Pergantian airdilakukan setiap 2–3 hari sekali atautergantung dari kebutuhan. Jumlah airyang diganti sebanyak 50–70 %dengan cara menyipon (mengeluarkanair secara selektif dengan selang)sambil membuang kotoran yangmengendap pada dasar bakpemeliharaan larva. Selang yangdigunakan adalah selang plastik yanglentur dan biasa digunakan sebagaiselang air.

Setelah benih lele berumur 2–3minggu dan mencapai ukuran 0,5–2 cm,benih sudah siap untuk dipanen. Agarbenih lele tidak mengalami stres,pemanenan dilakukan pada pagi atau

177

sore hari saat suhu rendah. Caramemanennya adalah air dalam bakdisurutkan secara perlahan, selanjutnyabenih ditangkap secara hati-hatimenggunakan seser (serokan) halus.Benih dapat langsung dipasarkan(dijual) langsung kepada pembeli ataudidederkan pada kolam pendederan.

Larva yang akan didederkansebaiknya jangan ditebarkan langsungke dalam kolam namun terlebih dahuludilakukan aklimatisasi untuk meng-hindarkan perubahan suhu ekstrimantara suhu kolam dengan suhu air padawadah pengangkutan. Padat pe-nebaran larva 10.000–15.000 ekor/m2.Selama masa pendederan (28–30 hari)pemupukan ulang perlu dilakukan untukmenjamin tersedianya makanan alamiyang cukup. Pemupukan dapat dilaku-kan 1–2 kali seminggu, menggunakanpupuk kandang (25 kg kotoran sapi atau3 kg kotoran ayam/100 m2).

Pada saat pemeliharaan dapatdiberi makanan tambahan berupamakanan halus seperti bekatul,konsentrat, atau pakan buatan bentuktepung. Pengelolaan kualitas air dapatdilakukan berupa pengontrolan sistempemasukan air agar tetap mengalir untukmempertahankan tinggi air di kolamserta menjamin difusi oksigen terlarut ke

dalam kolam. Sedangkan pengendalianhama penyakit dapat dilakukan dengancara mencegah hama atau hewan liarmasuk ke kolam seperti: membersihkanlingkungan sekitar kolam, memasangsaringan pada pipa inlet, memasangpagar sekeliling kolam, memasanglampu perangkap, dan lain sebagainya.

Pendederan adalah pemeliharaanbenih lele dumbo yang berasal dari hasilpembenihan sehingga mencapai ukurantertentu. Pendederan dilakukan dalamdua tahap, yakni pendederan pertamadan pendederan kedua. Pada pen-dederan pertama, benih lele dumboyang dipelihara adalah benih yangberasal dari pembenihan yangberukuran 1–3 cm. Benih ini dipeliharanselama 12–15 hari sehingga saatpanen akan diperoleh lele dumboberukuran kurang lebih 5–6 cmperekornya. Pada pendederan ke dua,benih yang dipelihara berasal dari hasilpendederan pertama. Pemeliharaandilakukan selama 12–15 hari sehinggadiperoleh benih lele dumbo berukuran8–12 cm perekornya. Pendederan inidapat dilakukan di kolam tanah ataukolam tembok.

Penebaran benih dilakukan setelah6 hari dari pemupukan atau saat pakanalami telah tersedia. Penebaran benih

178

dilakukan pada pagi atau sore haridengan kepadatan 200–300 ekor/m2

berukuran 1–3 cm per ekornya.Penebaran harus dilakukan denganhati-hati agar benih lele dumbo tidakmengalami stres. Benih yang akandidederkan sebaiknya jangan ditebarlangsung ke kolam namun terlebihdahulu dilakukan aklimatisasi untukmenghindari perubahan suhu yangmencolok antara suhu air kolam dansuhu air pada wadah pengangkutan.Cara penebaran untuk proses adaptasi(aklimatisasi) benih lele dumbo cukupmudah. Benih lele dumbo yang masihberada di dalam wadah pengangkutandibiarkan terapung-apung di ataspermukaan air selama 5 menit.Selanjutnya ditambahkan air dari kolamke wadah pengangkutan sedikit demisedikit. Dengan cara ini diharapkankualitas air yang ada di dalam wadahpengangkutan tersebut akan samadengan yang ada di kolam.

Kegiatan pemeliharaan benihmerupakan kegiatan inti dari pen-dederan. Selama pemeliharaan, benihharus diberi pakan tambahan. Pakantambahan berupa tepung peletsebanyak 3–5 % dari jumlah total benihyang dipelihara. Pakan diberikan 3–4kali sehari. Agar pemberian pakan lebihefektif, sebaiknya pemberian pakan

disebarkan merata pada kolampendederan.

Untuk memperkecil mortalitas ataukehilangan benih, selama pemeliharaanharus dilakukan pengontrolan terhadapserangan hama dan penyakit. Hamayang menyerang benih lele berupa belut,ular, dan ikan gabus. Tindakan pen-cegahan penyakit cukup denganmenjaga kualitas dan kuatitas air kolam,yakni dengan menghindarkan pemberianpakan yang berlebihan. Karena pakanyang berlebihan akan menumpuk didasar kolam dan bisa membusuk yangakhirnya menjadi salah satu sumberpenyakit. Pada ikan nila pemeliharaanlarva dan benih ikan dapat dilakukanpada wadah pemeliharaan larva antara

lain akuarium, fibre glass, bak, dansebagainya. Sebelum larva dimasuk-kan, wadah pemeliharaan larva terlebihdahulu dibersihkan dan dilakukansanitasi. Sanitasi dapat menggunakanmalachyte green atau methalyn blue 10ppm dengan cara dibilas keseluruhpermukaan wadah.

Pemeliharaan larva dilakukanselama 6–8 hari, larva berumur 3 harisudah dapat berenang di dasar wadahpemeliharaan. Sedangkan larva umur5 hari sudah dapat berenang di-permukaan air. Pemeliharaan larva

179

meliputi pemberian pakan dan pe-ngelolaan kualitas air. Selama pe-meliharaan, larva dapat diberi pakanberupa pakan alami, tepung ikan, dedakhalus, dan sebagainya. Pakan yangdiberikan harus lebih kecil dari bukaanmulut larva dan jumlah pakan. Ukuranbutiran pakan harus lebih kecil daribukaan mulut larva. Demikian pula jumlahpakan harus sesuai dengan jumlah larva.Pakan yang tersisa di wadahpemeliharaan dapat mengakibatkankualitas air kurang baik. Oleh sebab itu,setiap hari dilakukan penyiponanterhadap kotoran atau sisa pakan. Airharus terus-menerus mengalir di wadah.Selain itu, sebaiknya diberi aerasi padawadah pemeliharaan larva.

Benih yang telah berumur 7–8 hariditebar di kolam pendederan. Diharap-kan pada saat penebaran pakan alamisudah tersedia di kolam. Padatpenebaran benih ikan nila sebanyak75–100 ekor/m2. Benih dari wadahpemeliharaan larva ditangkap meng-gunakan seser halus. Larva yangtertangkap tersebut ditampung diwadah. Selanjutnya benih tersebutditebar di kolam. Sebelum ditebarterlebih dahulu di lakukan aklimatisasidengan cara wadah yang berisi larvadimasukkan ke dalam air kolam. Jika

suhu air wadah penampungan larvalebih rendah dari suhu air kolam makaair kolam dimasukkan sedikit demisedikit ke wadah penampungan sampaisuhu kedua air tersebut sama.Selanjutnya larva ditebar dengan caramemiringkan wadah penampunganlarva sehingga larva dapat keluardengan sendirinya berenang ke kolam.Penebaran larva sebaiknya dilakukanpagi atau sore hari pada saat suhuudara rendah.

Pendederan dilakukan selama3–4 minggu. Pada umur tersebut benihikan sudah mencapai ukuran 3–5 cm.Selama pendederan benih ikan selainmendapatkan makanan alami di kolamjuga diberi pakan tambahan yang halusseperti dedak. Pakan tambahantersebut ditebar di sepanjang kolam.Frekuensi pemberian pakan sebanyak2–3 kali perhari. Kandungan proteinpakan benih ikan sebesar 30 %.Jumlah pakan yang diberikan 10 % daribiomasa.

Kualitas air sangat penting di-perhatikan dalam kegiatan pendederan.Suhu yang baik untuk pendederanikan nila 28–30° C. Sedangkan oksigenterlarut sebesar 6–8 ppm. Pertumbuhanikan mulai terganggu pada suhu 18°C dan 30° C. Pada suhu optimum,

180

pertumbuhan ikan normal. Suhu airsangat berpengaruh pada lajumetabolisme ikan. Perubahantemperatur yang terlalu drastis dapatmenimbulkan gangguan fisiologis ikanyang dapat menyebabkan ikan stres.

Pencegahan hama dan penyakitpada kegiatan pendederan sangat perludilakukan. Pencegahan tersebut dapatdilakukan dengan pengeringan danpengapuran dasar kolam serta per-gantian air kolam, membuat saringan airsebelum air masuk ke kolam. Hamayang sering menyerang benih ikan nilaadalah belut, ular, burung, ikan gabus,dan ikan lele. Penyakit yang menyerangterutama penyakit parasitik sepertiIchthyophthirius multifilis yang meng-akibatkan bintik putih dipermukaantubuh ikan dan mengakibatkankematian masal. Pencegahan penyakitini dilakukan dengan menambahkangaram dapur di kolam media pen-dederan sebanyak 200 gr/m3.

Pemeliharaan benih pada ikan patinmeliputi pemberian pakan, pengelolaankualitas air, serta pengendalian/hamapenyakit ikan. Pemberian pakan yangperlu diperhatikan adalah jenis pakan,kadar protein, jumlah ukuran, danfrekuensi pemberian pakan. Pemberianpakan benih ikan patin yang dipeliharasecara intensif dapat diberikan jenis

cacing tubifex, daphnia, rotifera, danlain-lain. Pemberian pakan benih ikanharus disesuaikan ukuran benih ikandengan ukuran pakan. Pakan yangdiberikan untuk benih ikan sesuaidengan bukaan mulut benih ikan. Pakanyang diberikan harus lebih kecil denganbukaan mulut ikan.

Pengelolaan kualitas air mutlakperlu diperlukan karena benih patinsangat peka terhadap perubahanlingkungan khususnya kualitas air. Padapemeliharaan benih ikan patin secaraintensif yang dilakukan di bak atauakuarium perlu dilakukan pembersihankotoran dan penggantian air di wadahpemeliharaan. Pembersihan wadahdilakukan dengan menyipon kotorandan sisa makanan menggunakanselang. Pada saat menyipon harusdilakukan dengan hati-hati agar benihikan tidak ikut keluar. Penyiponan dapatjuga dilakukan juga sekaligus denganpenggantian air. Air yang dikeluarkanpada saat penyiponan segera digantidengan air bersih. Air yang dikeluarkansebanyak 25–50%. Sehingga air yangdiganti sebanyak air yang dikeluarkan.Hal yang perlu diperhatikan pada saatpenggantian air adalah suhu air. Suhuair yang akan dimasukkan ke dalamwadah pemeliharan. Selain itu air baruyang akan dimasukkan sebaiknya telahdiendapkan terlebih dahulu.

181

Pengendalian hama dan penyakitbenih ikan patin lebih ditekankan padapencegahan. Pencegahan dapat di-lakukan dengan sanitasi lingkunganseperti wadah dan air. Demikian jugaair yang akan digunakan sebaiknyadisanitasi dengan menggunakanmethylen blue, malachyte green, kaliumpermanganat, dan sebagainya. Wadahyang akan digunakan sebaiknya terlebihdahulu dibersihkan menggunakandeterjen. Hama dan penyakit ikan timbuldisebabkan oleh kondisi lingkungan,kondisi benih ikan dan bibit penyakit.Ketiga bibit penyakit tersebut menjadisuatu sistem sehingga benih ikanterserang penyakit. Kondisi lingkunganyang kotor menyebabkan benih ikanlemah, kurang nafsu makan. Padakondisi tersebut benih ikan mudahterserang bibit penyakit. Parasit/penyebab penyakit sering menyerangbibit benih ikan patin adalahIchthyopthirius mulitifilis atau whitespot, gyrodactius sp, dactilogyrus sp,aeromonas sp, dan sebagainya.Ichthyopthirius sp sering menyerangpada bagian sisik dan sirip benih ikan.Benih ikan yang terserang penyakit ichbiasanya menggosok-gosokkan bagiantubuhnya ke dinding atau dasar wadah.

Pemeliharan benih ikan patindilakukan secara intensif di bak,akuarium, fiberglass, dan dapat jugadilakukan dipeliharaan di kolam. Jikapemeliharan benih ikan patin di kolamharus dilakukan persiapan. Persiapantersebut meliputi pengolahan dasarkolam, pemupukan dan pengapuran,pembuatan kamalir, perbaikan saluran,dan sebagainya. Pengolahan dasarkolam berfungsi untuk mengoksidasi gasberacun yang terdapat di dasar kolam.

Pengolahan dasar kolam meliputipencangkul tanah dasar kolam.Selanjutnya dilakukan pemerataandasar kolam. Pemupukan bertujuanuntuk menumbuhkan pakan alami dikolam. Pakan alami ini diharapkanmenjadi pakan utama bagi benih ikan.Pupuk ditebar merata di dasar kolam.Dosis pupuk yang ditebar sebanyak0,3–0,5 kg/m2. Selanjutnya kolam diisidengan air setinggi 40 cm. Pakan alamiakan mencapai puncaknya setelah10–14 hari dari pemupukan. Pada harike 10 air kolam dinaikkan menjadi50–70 cm. Selanjutnya, benih ikan dapatdilepas ke kolam. Pelepasan benihsebaiknya dilakukan sore hari agar suhuair kolam sudah menurun. Pelepasanbenih ikan menggunakan metodeaklimatisasi. Demikian juga untuk

182

pelepasan benih ikan patin ini jugamenggunakan metode aklimatisasi.Metode aklimatisasi adalah suatu caramemberikan kesempatan kepada ikanuntuk menyesuaikan diri terhadaplingkungan baru. Lingkungan barutersebut adalah suhu, pH, dan salinitas.Suhumerupakan ”Controling factor”yaitu apabila suhu air berubah makafaktor yang lain akan berubah.Sedangkan pH termasuk ”Maskingfactor” yaitu sebagai faktor pengendaliperubahan kimia dalam air. Ikanmempunyai alat dan cara untukberadaptasi terhadap lingkungannya.Alat-alat tersebut akan dipergunakanpada saat sedang mengadakan prosesosmoregulasi. Alat-alat tersebut antaralain kulit, insang, dan ginjal. Namundemikian ikan mempunyai batastoleransi terhadap perubahanlingkungannya. Begitu juga ikanmempunyai batas toleransi terhadapperubahan lingkungannya. Sebagaicontoh ikan hanya mampu mentolerirperubahan suhu hanya ± 5° C,perubahan ini mampu ditolerir 0,5° Cpermenit. Betapa pentingnya kehati-hatian saat pelepasan benih ikan patin.

Padat penebaran sangat tergantungkepada ”Caryng Capacity” kolamtersebut dan sifat serta ukuran ikan.

Caryng capacity bisa diartikan dayadukung kolam yang menyangkutkelimpahan pakan alami, ketersediaanoksigen serta minimalnya faktorpenggangu hidupnya ikan. Caryngcapacity bisa dihitung, contoh: adabeberapa juta sel per ml kelimpahanplanktonnya, ada berapa ppmkandungan oksigennya, atau berapakapasitas oksigen per volume kolamtersebut. Kemudian dengan meng-gunakan metode sampling ada berapajuta sel plankton yang terdapat dalamperut ikan dan berapa laju kecepatanrespirasi ikan tersebut dalam menyerapoksigen.

Hal ini bisa digunakan rumusSchroeder (1975), respirasi ikan padasuhu 20–30° C.Y = 0.001 W0,82Y = Konsumsi O2/ikan (gr)/jamW = Berat ikan R= 0.99

Dengan membandingkan caryngcapacity dengan jumlah plankton isiperut ikan dan laju respirasi ikan makapadat penebaran bisa dicari. Secarasingkat caryng capacity biasanya telahdiketemukan berdasarkan pengalamanatas beberapa kali pendederan ikanatau pemeliharaan ikan pada kolamtersebut. Contoh kolam A seluas 200 m2

183

biasanya ditebar ikan 100 ekor/ m2 ataumenghasilkan ikan 300 kg.

Dalam pemeliharaan benih ikanpatin harus dilakukan pemberian pakan.Menurut beberapa penelitian bahwapendekatan jumlah pakan yangdiberikan per hari adalah 3% dari totalbobot ikan. Frekuensi pemberianpakannya 3 kali yaitu pagi, siang dansore hari dengan jumlah yang sama.Tetapi kondisi permintaan pakan akanberubah-ubah tergantung suhu air.Apabila cuaca cerah, matahari bersinarterang maka suhu air akan naik segalaproses/metabolisme dipercepat.Barangkali apabila kondisi demikianfrekuensi pemberian pakan akan lebihdari 2 kali. Tetapi apabila cuacamendung, matahari tidak bersinarotomatis suhu akan menurun, kondisi inidibarengi dengan fotosintesis planktonterhambat. Sehingga produksi oksigenmenurun sebagai akibat nafsu makanikan menurun permintaan ikan akanpakan juga menurun. Ada suatu teoribahwa untuk mengatasi ikan ke-kurangan oksigen di samping melaku-kan aerasi air, diusahakan ikan selaluberenang dipermukaan air. Hal ini terjadiapabila ikan dipuasakan.

Pakan yang diberikan selamapendederan benih ikan patin adalahcampuran tepung pelet dengan bekatuldengan perbandingan 1 : 2. Tetapisebenarnya jenis ikan ini sangatmenyukai pakan alami. Jika kombinasikedua jenis pakan yaitu pakan buatandan pakan alami diberikan bersamaadalah sangat baik, karena unsurgizinya saling melengkapi. Dari hari kehari ikan hidup itu tumbuh, baikbertambah panjang maupun bertambahberat. Begitu pula dari hari ke haripopulasi ikan semakin berkurang adabeberapa ikan yang mati. Atas dasarkejadian ini maka untuk menetukanjumlah pakan pada hari-hari berikutnyaperlu diadakan sampling ikan (Gambar4.26). Jika total bobot ikan diketahuimaka jumlah pakan yang dibutuhkandapat dihitung. Konversi/efesiensipakan akan dapat dihitung apabilajumlah pakan yang diberikan sertabobot total ikan diketahui. Untuk itupendataan hal ini perlu ketekunan.

Gambar 4.26 Sampling benih ikan

184

4.5 Pembesaran Ikan

Pembesaran ikan merupakan salahsatu proses dalam budi daya ikan yangbertujuan untuk memperoleh ikan ukurankonsumsi. Pada usaha budi daya ikanpembesaran merupakan segmenusaha yang banyak dilakukan oleh parapembudidaya ikan. Dalam melakukanpembesaran ikan ini relatif tidak terlalusulit karena keterampilan yangdibutuhkan tidak sesulit dalammelakukan pembenihan ikan. Padakegiatan pembesaran ikan yang perludiperhatikan antara lain wadah yangakan digunakan dalam proses pem-besaran, padat penebaran, pola pem-berian pakan, pencegahan terhadaphama dan penyakit ikan, pengontrolanpertumbuhan (sampling, grading dansortasi), serta pengelolaan kualitas air.

Berdasarkan jenis pakan yangdigunakan dalam melakukan prosespembesaran ikan dapat dikelompokkanmenjadi tiga kelompok yaitu:

1. Pembesaran ikan secara tradisionalyaitu pembesaran ikan yang hanyamengandalkan pakan alami yangterdapat dalam kolam budi daya.Padat penebaran disesuaikandengan daya dukung kolam dan

pakan yang tersedia di kolampembesaran. Dalam pembesarantradisional ini kesuburan perairanakan sangat menentukan tumbuh-nya pakan alami. Misalnya pem-besaran ikan pada kolam ter-genang, pembesaran ikan di sawah.

2. Pembesaran ikan semiintensif yaitupembesaran ikan yang lebih meng-utamakan pakan alami yang ter-dapat pada kolam dan diberi pakantambahan yang tidak lengkapkandungan gizi dari pakan tersebut.Pada pembesaran semi intensif inipadat penebaran lebih tinggi di-bandingkan dengan tradisional.Misalnya melakukan pembesaranikan pada kolam air tenang denganmemberikan pakan tambahan berupadedak selain pakan alami yangterdapat pada kolam pembesaran.

3. Pembesaran ikan intensif yaitupembesaran ikan yang dalamproses pemeliharaannya me-ngandalkan pakan buatan dalampemberian pakannya serta dilaku-kan pada wadah yang terbatasdengan kepadatan maksimal.Dalam pembesaran secara intensifini harus diperhitungkan kualitas dankuantitas air yang masuk ke dalamkolam pembesaran.

185

4.5.1 Pembesaran ikan mas

Pembesaran ikan mas dapatdibedakan menjadi 3 kelompokberdasarkan penyediaan pakan danluas lahan pemeliharaan, yaitu:

1. Pembesaran ikan mas secaraekstensif/tradisional.

2. Pembesaran ikan secara semiintensif.

3. Pembesaran ikan mas secaraintensif.

Pembesaran ikan mas secaratradisional adalah pembesaran ikanmas dalam kolam yang tenang airnyadan dalam pemeliharaannya hanyamengandalakan pakan yang ada didalam kolam pemeliharaan, tidak adapakan tambahan. Biasanya ukurankolam pembesaran relatif luas (lebihdari 200 m2).

Pembesaran secara semi intensifadalah pembesaran ikan mas dalamkolam air tenang tetapi dalampemeliharannya diberi makanantambahan. Makanan tambahan inidapat berupa dedak, limbah rumahtangga, daun-daunan, dan sebagainya.Selain itu, dapat juga ditambahkan

pakan buatan (pelet) tetapi jumlahnyasedikit.

Pembesaran ikan mas di sawahdan di dalam kerambah merupakansalah satu contoh pembesaran ikan massecara semi intensif.

Pembesaran ikan mas secaraintensif adalah ikan mas dalam air yangmengalir, ukuran kolam pemeliharaanrelatif kecil (kurang dari 100 m2) dansangat bergantung pada pakan buatan.Pakan buatan yang diberikan biasanyaadalah pelet. Salah satu contohpembesaran ikan mas secara intensifadalah pembesaran ikan mas di kolamair deras (running water) atau jaringterapung.

Berdasarkan jenis ikan yangdipelihara dalam kolam pemeliharaanatau pembesaran ikan mas di-kelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Monokultur, yaitu pemeliharaan ikanmas dalam wadah pembesaranyang hanya diisi oleh ikan mas saja.Dalam pemeliharaan ikan massecara monokultur dapat di-kelompokkan menjadi tunggalkelamin dan campur kelamin.

186

Pemeliharaan ikan mas tunggalkelamin adalah pemeliharaan ikanmas yang menggunakan ikan jantanatau ikan betina saja. Pemeliharaanikan mas campur kelamin adalahpemeliharaan ikan mas denganmenggunakan ikan jantan danbetina bersama-sama dalamwadah pemeliharaan. Hal ini munculkarena adanya kecenderunganpada ikan mas betina untuk tumbuhlebih cepat dibandingkan denganikan jantan.

2. Polikultur yaitu pemeliharaan ikanmas dengan mempergunakan lebihdari satu jenis ikan dalam wadahpemeliharaan. Ikan mas dapatdipelihara secara polikultur denganikan mas atau ikan nila, karena jenisikan ini bukan merupakan pesaingmakanan dalam kolam pe-meliharaan.

Dalam melakukan usaha pem-besaran ikan mas, ukuran benih yangakan digunakan sangat bergantungkepada sistem budi daya yang akanditetapkan. Pada budi daya ikan masdi kolam air deras, ukuran benih yangdapat digunakan sebaiknya berukuran100 gram/ekor.

Sedangkan pembesaran ikan masdi jaring terapung saat ini sudah dapatmenggunakan benih ikan mas yangberukuran lebih dari 5–8 cm. Padatpenebaran benih ikan mas di kolampemeliharaan harus dilakukan denganhati-hati dan biasanya ditebar pada saatmatahari belum bersinar. Agar benihyang ditebar tidak mengalami stres atautingkat kematian yang tinggi. Sebaiknyabenih ikan mas tersebut dibiarkankeluar dengan sendirinya dari tempatpenampungan benih (plastik) ke dalampemeliharaan.

Hal-hal yang harus diperhati-kan dalam melakukan pembesaranikan mas sampai mencapai ukurankonsumsi sebagai berikut.

1. Pakan. Pakan merupakan suatusumber energi bagi ikan. Tanpamakanan ikan tidak akan tumbuhdan berkembang biak. Pakan yangdapat diberikan untuk ikan masadalah pakan alami, pakan buatandan pakan tambahan.

Pakan alami adalah makananhidup bagi larva dan benih ikan yangdiperoleh dari perairan/kolam ataumembudidayakannya secara ter-

187

pisah. Ikan mas merupakan ikanpemakan segala (omaevora), olehkarena itu sebaiknya pada kolampemeliharaan harus dilakukanpemupukan awal 3–5 hari sebelumpenebaran benih dan pemupukansusulan agar ketersediaan pakanalami di dalam kolam pemeliharaanselalu ada. Ketersediaan pakanalami yang melimpah akanmenguntungkan bagi ikan danpetani itu sendiri karena tidak lagimembutuhkan pakan tambahandalam pemeliharaannya.

Pakan tambahan yang diberi-kan dalam bentuk apa adanyakepada ikan pemeliharaan sepertidaun-daunan, keong, limbah rumahtangga dan lain-lain. Pakantambahan dibutuhkan oleh ikan masdalam pemeliharaan ikan massecara semi intensif.

Pakan buatan adalah pakanyang dibuat dengan susunan bahantertentu dengan gizi sesuaikeperluan ikan. Pakan buatan dapatberbentuk pelet, larutan (emulsi dansuspensi), lembaran (flake atauwaren), dan remahan. Ikan masyang dipelihara secara intensif dansemi intensif memerlukan pakan

buatan. Bentuk pakan buatan yangbiasa diberikan adalah pelet. Garistengah pelet berkisar antara 2–4 mm.

2. Pengelolaan kualitas air. Pe-ngelolaan kualitas air adalah carapengendalian kondisi air di dalamkolam budi daya sedemikian rupasehingga memenuhi persyaratanhidup bagi ikan yang akan dipelihara.

Dalam pembesaran ikan masagar dapat tumbuh dengan optimalmaka kondisi air kolam pem-besaran harus sesuai dengankebutuhan ikan mas. Variablekualitas air yang sangat ber-pengaruh pada ikan mas antara lainsebagai berikut.

• Suhu air

Suhu air merupakan faktorpenting yang harus diperhatikankarena dapat mempengaruhilaju metabolisme dalam tubuhikan. Pada suhu air yang tinggimaka laju metabolisme akanmeningkat, sedangkan padasuhu yang rendah maka lajumetabolisme akan menurun.Dengan suhu yang optimalmaka laju metabolisme akanoptimal. Pertumbuhan ikan mas

188

sangat dipengaruhi oleh suhu air,baik dalam usaha pembesaranikan mas atau pembenihan ikanmas. Suhu yang optimal untukpertumbuhan ikan mas berkisarantara 25–30° C

• Kadar oksigen terlarutUntuk dapat hidup manusia

membutuhkan oksigen yangdibutuhkan ikan yang hidup didalam air disebut denganoksigen terlarut. Ikan masmembutuhkan oksigen dalambentuk terlarut dalam air untukproses metabolisme di dalamtubuhnya dan untuk bernafas.Kandungan oksigen terlarut didalam air agar ikan mas tumbuhdan berkembang minimal 3ppm. Kebutuhan oksigenterlarut ini sangat dipengaruhioleh suhu air, biasanya suhu airmeningkat maka kandunganoksigen terlarut menurun(berkurang).

• Kadar CO2Sumber air yang akan

digunakan untuk budi daya ikanmas antara lain adalah air tanah,air sungai atau air hujan. Airtanah adalah salah satu sumber

air yang banyak digunakan untukbudi daya. Jika menggunakanmaka harus ditampung terlebihdahulu dalam bak penampungair minimal 24 jam, karena airtanah tersebut mengandungCO2 yang tinggi berkaitan eratdengan kadar O2 yang terlarutyang rendah. Oleh karena itu,kadar CO2 yang layak untukbudi daya ikan mas sebaiknya< 5mg/l.

• Volume airIkan mas yang dipelihara di

dalam kolam air deras mem-punyai pertumbuhan yang lebihcepat dibandingkan denganikan mas yang dipelihara dkolam air tenang. Padapemeliharaan ikan mas dikolam air deras membtuhkanvolume air yang besar, di manadebit air yang masuk ke dalamkolam pemeliharaan berkisarantara 75–300 liter/detik.

Pada kolam air derasdengan debit air yang tinggimaka kandungan oksigenterlarut di dalam kolam pe-meliharaan cukup tinggi. Denganoksigen yang cukup maka proses

189

metabolisme ikan akan optimalmaka pertumbuhan ikan punakan optimal.

• Kekeruhan air

Dalam membesarkan ikanmas di kolam pemeliharaanharus diperhatikan juga tentangkekeruhan air. Kekeruhan airmenggambarkan tentang banyakcahaya yang dapat masuk kedalam perairan. Kekeruhan airini disebabkan oleh bahanorganik dan anorganik yangterlarut di dalam kolam. Air yangjernih biasanya miskin akanmineral, air yang terlalu keruhpun tidak baik untuk budi dayaikan karena banyak me-ngandung lumpur. Air yang baikuntuk budi daya ikan yangmempunyai warna air tidakkeruh dan tidak jernih. Untukmengukur kekeruhan biasanyadilakukan pengukuran ke-cerahan air karena kecerahanair sangat bergantung kepadawarna air dan kekeruhan. Nilaikecerahan yang ideal untukpertumbuhan air sebaiknyaberkisar antara 25–40 cm.

3. Pengelolaan Kesehatan IkanSalah satu kendala dalam

membudidayakan ikan masadalah terserangnya ikan masyang dibudidayakan dari hamadan penyakit. Jenis hama danpenyakit yang biasanya me-nyerang ikan mas ukuran larvasampai konsumsi dapatdikelompokkan menjadi 4golongan, yaitu:• Hama, misalnya huhurangan,

notorecta sp, dan eybistersp.

• Parasit, misalnya ichthyo-ptherius multifiliis berbentukbulat putih yang menempelpada badab ikan dantrichodina sp.

• Cendawan.• Bakteri dan virus.

Hama yang menyerang ikan pilihandapat diatasi dengan melakukanpenyaringan terhadap air yang masukke dalam kolam pemeliharaan. Penyakitikan di kolam pemeliharaan ikan masakan muncul jika kondisi perairan kolam(kualitas air kolam) rendah, hal ini dapatmenyebabkan daya tahan tubuh ikanmenurun. Penyakit ikan ini dapat terjadiakibat interaksi antarikan itu sendiri,penyakit dan lingkungan yang buruk.

190

Lingkungan yang buruk sangat ber-pengaruh terhadap kondisi kesehatanikan. Dengan lingkungan yang burukmaka daya tahan tubuh ikan menurunsehingga penyakit akan mudahmenyerang ikan.

Setelah ketiga hal tersebut di-jelaskan di atas dilakukan dengan baik,

maka dan memelihara ikan mas akanmemperoleh produksi ikan mas yangcukup tinggi dan efisien. Lama pe-meliharaan ikan mas sangat tergantungkepada ukuran ikan yang digunakan,padat penebaran dan luas kolam yangdigunakan, serta sistem pemeliharaanyang digunakan. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem pemeliharaan.

No. Sistem Pembesaran UkuranBenih

PadatPenebaran

LamaPemeliharaan

1. Pembesaran tradisional(ekstensif)

2. Pembesaran semi intensif diKolam/sawah

3. Pembesaran ikan intensif dijaring terapung

50–80gram/ekor

50–80gram/ekor

50–100gram/ekor

1–2 kg/m2

3–5 kg/m2

5–10 kg/m2

4.5.2 Pembesaran ikan nila

Hal-hal yang harus diperhatikandalam melakukan pembesaran/pemeliharaan ikan nila sampaimencapai ukuran konsumsi adalah:

4. PakanPakan merupakan sumber

energi bagi ikan. Tanpa makanan

ikan tidak akan tumbuh danberkembang biak. Pakan yangdapat diberikan untuk ikan nilaadalah pakan alami, pakan buatan,dan pakan tambahan.

Pakan alami adalah makananhidup bagi larva dan benih ikan yangdiperoleh dari perairan/kolam

6 bulan

5 bulan

4 bulan

191

atau membudidayakannya secaraterpisah. Ikan nila merupakan ikanpemakan plankton yang tumbuh disekitarnya. Persiapan pakan alamidi kolam pemeliharaan dilakukandengan pemupukan awal 3–5 harisebelum penebaran benih danpemupukan susulan setelah pe-meliharaan berjalan agar ke-tersediaan pakan alami di kolamtersebut tetap ada.

Pakan tambahan adalah pakanyang diberikan dalam bentuk apaadanya kepada ikan seperti daun-daunan, limbah rumah tangga,keong, dan lain-lain.

Sedangkan pakan buatanadalah pakan yang dibuat dengansusunan bahan tertentu dengan gizisesuai keperluan. Pakan buatandapat berbentuk pelet, larutan(emulsi dan suspensi), lembaran(flake atau waver), dan remahan.

Ikan nila yang dipelihara secaraintensif dan semi intensif memerlu-kan pakan buatan. Bentuk pakanbuatan yang biasa diberikan adalah

pelet. Garis tengah pelet berkisarantara 2–4 mm.

5. Pengelolaan kualitas air Pengelola-an kualitas adalah cara pengendali-an kondisi air di dalam kolam budidaya sedemikian rupa sehinggamemenuhi persyaratan hidup bagiikan yang akan dipelihara.

Dalam budi daya ikan nila di kolamagar ikan dapat tumbuh dan ber-kembang maka kondisi air kolam budidaya harus sesuai dengan kebutuhanikan nila. Variabel kualitas air yangsangat berpengaruh terhadap ikan nilaantara lain sebagai berikut.

• Suhu air

Suhu air merupakan faktorpenting yang harus diperhatikankarena dapat mempengaruhi lajumetabolisme dalam tubuh ikan.Pada suhu air yang tinggi maka lajumetabolisme akan meningkat,sedangkan pada suhu yang rendahmaka laju metabolisme akanmenurun. Dengan suhu yang optimalmaka laju metabolisme akanoptimal.

192

Pertumbuhan ikan nila sangatdipengaruhi oleh suhu air dalamusaha pembesaran atau pem-benihan. Suhu air sangat ber-pengaruh terhadap aktivitas saluranpencernaan benih ikan nila.Makanan alami yang berupa detri-tus dan fauna dasar selesai dicernadalam waktu 1,68 jam pada suhu27–28° C dan 1,31 jam pada suhu32–33° C. Pada suhu 27–28° Cpakan zooplankton dapat dicerna-kan dalam waktu 2,2 jam. Ikan dapatmencernakan makanannya selama2,5–3 jam pada suhu 30° C.Berdasarkan hasil penelitiantersebut maka suhu optimum untukpertumbuhan ikan nila adalah25–30° C.

• Volume air

Pertumbuhan ikan nila yangdipelihara dalam air mengalir lebihcepat daripada yang dipeliharadalam air tergenang. Dalam kondisiair mengalir, ikan nila dengan bobotawal 9,1 gram diberi pakan pelet

25% protein dan feeding ratenya3,5% dalam waktu seminggu akanmencapai bobot 34,2 gram. Selainitu volume air sangat menentukanpadat penebaran ikan nila yangoptimal. Padat penebaran ikan niladi kolam 30 ekor/m2.

• Kadar oksigen terlarut

Untuk dapat hidup manusiamembutuhkan oksigen begitu jugadengan ikan. Oksigen yang dibutuh-kan ikan yang hidup di dalam airdisebut dengan oksigen terlarut.Ikan nila merupakan ikan yang tahanterhadap kekurangan oksigenterlarut dalam air, namun per-tumbuhan ikan ini akan optimal jikakandungan oksigen terlarut lebihdari 3 ppm. Kandungan oksigenterlarut kurang dari 3 ppm dapatmenyebabkan ikan tidak dapattumbuh dan akhirnya mati.

• Kadar garam (salinitas)

Ikan nila mempunyai toleransisalinitas yang cukup luas, tetapi

193

pertumbuhan ikan nila pada kadargaram lebih dari 30% akanterhambat. Pada kadar garam yangtinggi ikan membutuhkan energiyang minim untuk osmoregulasisehingga energi yang digunakanuntuk pertumbuhan berkurang.

• Cemaran

Ikan nila yang dipelihara padamusim kemarau banyak yang mati.Hal ini diakibatkan oleh pengaruhsecara tidak langsung dari sinarmatahari yang dapat meningkatkankeasaman (pH) perairan.

Gejala mabuk pada ikan niladapat diakibatkan dari aktivitasberenang ikan yang cepat diper-mukaan dengan gerakan tidakberaturan dan tutup insang bergerakaktif. Selain itu air budi daya yangtercemar minyak akan menyebab-kan kerusakan sel-sel saluranpencernaan. Oleh karena itu, agarikan nila tunbuh dengan cepat airbudidayanya tidak boleh tercemar

baik oleh limbah industri maupunrumah tangga.

Dalam air budi daya ikan yangbaik sepintas dapat dilihat darikeruh atau tidaknya air kolam. Untukmengetahui tingkat kekeruhan airkolam dapat dilihat dari tingkatkecerahan air kolam denganmenggunakan alat pengukur yangdisebut secchi disk atau keepingsecchi.

Kecerahan yang baik untukkehidupan ikan nila di kolamberkisar antara 25–40 cm. Artinyajarak batas pengelihatan terhadapkeeping secchi berkisar antara25–40 cm dari atas permukaanperairan. Kecerahan kurang dari25 cm tidak menguntungkan karenamengakibatkan rendahnyakandungan oksigen terlarut dikolam. Pada kolam budi daya yangkeruh maka jarak batas penglihatanterhadap keeping secchi rendahyang berarti kolam tercemar bahanorganik atau lumpur.

194

6. Pengelolaan kesehatan ikan

Dalam memelihara ikan nila dikolam selalu ada saja kendalanyadi antaranya terhadap hama danpenyakit dalam kolam pemelihara-an. Hama yang biasa terdapatdikolam pemeliharaan adalahcladocera sebagai pesaing/kompetitor, copepoda sebagaipredator benih, larva, kumbang air,serangga air, dan lain-lain.

Hama tersebut kadang-kadangsulit untuk dihilangkan. Pengendali-an hama yang paling mudahmelakukan penyaringan terhadapair yang masuk ke dalam kolampemeliharaan.

Penyakit ikan dikolam pe-meliharaan akan muncul jika kondisiperairan kolam (kualitas air kolam)rendah, hal ini dapat menyebabkandaya tahan tubuh ikan menurun.Penyakit ikan ini dapat terjadi akibatinteraksi antar ikan itu sendiri,penyakit dan lingkungan yang buruk.Lingkungan yang buruk sangatberpengaruh terhadap kondisikesehatan ikan. Dengan lingkunganyang buruk maka daya tahan tubuhikan menurun sehingga penyakit

akan mudah menyerang ikan. Jenis-jenis penyakit ikan antara lainpenyakit pendarahan, penyakitjamur, dan penyakit bakteri.

Setelah ketiga hal utama yangtelah dijelaskan di atas dilakukandengan baik maka dalam me-melihara ikan nila akan diperolehproduksi ikan nila yang cukup tinggidan efisien. Lama pemeliharaanikan nila sangat bergantung kepadaukuran ikan yang akan dipanen.Sebagai bahan pertimbangan ada4 ukuran ikan nila yang diproduksidipasaran yaitu:• Ukuran 100 gram, umurnya

kurang lebih 3–4 bulan• Ukuran 250 gram, umurnya

kurang lebih 4-6 bulan.• Ukuran 500 gram, umurnya

kurang lebih 6–8 bulan.• Ukuran di atas 800 gram

umurnya kurang lebih 9–12bulan.

Ikan nila mempunyai ciri khastersendiri di mana pertumbuhan ikan nilayang dipelihara secara tunggal kelaminyaitu ikan jantan lebih cepat tumbuhdibandingkan ikan nila yang dipeliharasecara campuran (jantan dan betina).Oleh karena itu, banyak petani ikan yang

195

lebih suka memelihara ikan nila jantan.Sistem pemeliharaan ikan nila ber-dasarkan jenis kelamin ini disebutmonokultur sedangkan untuk pe-meliharaan ikan nila dengan jenislainnya disebut dengan polikultur.

Pada pemeliharaan ikan untukmencapai ukuran konsumsi dapatdigunakan beberapa macam kolampemeliharaan:

1. Kolam empat persegi panjangdengan luas 200–500 m2, ke-dalaman air 1–1,25 m, dasar kolamdapat tanah atau beton.

2. Kolam jaring terapung yangberbentuk bujur sangkar denganukuran minimal 1–4 m2 danmaksimal 9–49 m2 , yang terbuatdari bahan jaring dengan ke-dalaman air 1,5–2 m.

3. Hampang atau keramba yangdapat dilakukan di perairan dasaryang dangkal dengan kedalamanair 1–2 m.

4. Mina padi yaitu pemeliharaan ikannila di sawah.

Penebaran benih pada pe-meliharaan ikan nila di kolam berukuran10 gram per ekor, sedangkan untuk

jenis terapung biasanya 25 gram perekor, intensitas berbudidaya yang dapatdikelompokkan menjadi 3 yaitu:1. Pemeliharaan secara ekstensif

Pada pemeliharaan ini kolam yangdigunakan relatif cukup besar dari200m2, kepadatan ikan relatifrendah (1 ekor per m2) dan pakanyang diberikan hanya meng-andalkan pakan yang tumbuh darikolam. Benih yang ditebarkanbiasanya campur kelamin danberukuran 10 gram per ekor.

2. Pemeliharaan semi intensifPerbedaan utama dalam pe-meliharaan ekstensif adalahkepadatan benih yang ditebar, dimana untuk semi intensif padatpenebarannya 5–10 ekor per m2

dan kolam diberi pupuk dan pakantambahan kepada ikan nila berupadedak atau ampas tahu, daun sentesebanyak 5–10% dari bobot ikansetiap hari.

3. Pemeliharaan secara intensifPemeliharaan ikan nila secaraintensif ini biasanya dilakukan dijaring terapung atau kolam airderas.

Padat penebaran ikan nila di jaringterapung adalah 400–500 ekor per m3

196

dengan bobot awal benih 15–25 gramper ekor, sedangkan di kolam air deraskepadatan tebarnya 10–20 ekor per m2.

Pada pemeliharaan ini sumberenergi bagi ikan untuk tumbuh danberkembang adalah pakan buatandalam bentuk pelet yang diberikansebanyak 3–5% sehari dan frekuensipemberian pakan 3–5 kali sehari.Pakan buatan tersebut harus me-ngandung protein 20–30%.

4.5.3 Pembesaran ikan bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satujenis ikan laut yang dapat dibudi-dayakan oleh manusia ditambak. Jenisikan ini saat ini juga sudah dapatdibudidayakan di keramba jaring apungpada air tawar, hal ini dikarenakan sifatikan ini yang euryhaline (tahan terhadapperubahan yang besar dari kadargaram dalam air).

Ikan bandeng dapat dipelihara ditambak yang mempunyai kadar garamrelatif berfluktuasi. Ikan bandeng dapatdipijahkan secara buatan di pantipembenihan/hatchery dengan caraimplementasi atau hypofisasi. Olehkarena itu, benih ikan bandeng yang

disebut nener ini dapat diperoleh darialam atau panti pembenihan/hatchery.

Nener bandeng yang berasal daripantai/alam ini merupakan hasilpemijahan ikan bandeng secara alamidi laut. Ikan bandeng yang telah matangkelamin akan memijah secara alamidan akan menghasilkan telur sebanyak5.700.000 butir dalam tubuhnya.Pelepasan telur ini terjadi pada malamhari dan akan menetas dalam waktu24 jam menjadi nener yang berukuran5 mm. Nener ini akan terbawa oleh arusair mendekati pantai dan kemudian akanditangkap oleh para penyeser. Ukurannener yang ditangkap ini kurang lebih13 mm.

Nener ikan bandeng yang diperolehdari alam ditangkap oleh pencari nenersangat bergantung kepada musim,lokasi, cara dan waktu penangkapan.Pada musim nener jumlah nener cukupmelimpah yang dapat mengakibatkanmenurunnya harga nener. Selain ituwaktu penangkapan yang tepat yaitu diawal musim penangkapan mempunyaidaya tahan dan vitalitas yang tinggidalam pengangkutan serta mempunyaiharga jual yang lebih mahal.

197

Tetapi ketersediaan nener dari alamini tidak bersifat kontinue sehingga untukmengusahakan pembesaran ikanbandeng secara intensif dibutuhkannener bandeng yang berasal dari pantipembenihan/hatchery. Nener dari alamselain tidak tersedia secara kontinuejuga mempunyai ukuran yang sangatberagam. Oleh karena itu, nener yangberasal dari panti pembenihan sangatdibutuhkan untuk memenuhi kekurangannener di tambak-tambak pembesaran.Nener yang dihasilkan dari pantipembenihan mempunyai keunggulan.Karena kemurnian nener dapat dijamin100% dan umurnya diketahui secaratepat.

Nener yang berasal dari alam atauhatchery, yang akan digunakan untukusaha pembesaran ikan bandeng ditambak, haruslah nener yang sehat.Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri-ciri umurnya yaitu:1. Tidak terdapat luka atau lecet2. Tidak cacat pada organ tubuh3. Warnanya tidak kusam4. Gerakannya aktif

Dengan menggunakan nener yangsehat maka akan diperoleh targetproduksi yang sesuai dengan rencana.Selain nener yang sehat dalampemilihan benih ikan bandeng (nener)

juga harus diperhatikan ukuran benih.Ukuran benih yang akan ditebar kedalam tambak pembesaran sebaiknyaseragam. Hal ini akan menguntungkandalam pemeliharaan, karena ikan tidakakan berebut makanan sehinggapertumbuhan ikan seragam, kekuatanmakan pun seragam.

Ukuran nener yang ditebar ketambak pembesaran bisa dimulai dariukuran nener sampai gelondongan yangdapat membedakannya adalah carapemeliharaan di tambak pembesaran-nya.

Jika yang ditebar adalah nener kecilmaka waktu yang dibutuhkan untukmencapai ukuran konsumsi yaitu 4–6ekor/kg bisa mencapai lebih dari6 bulan sedangkan jika yang ditebaradalah gelondongan maka waktu yangdibutuhkan untuk mencapai ukurankonsumsi berkisar antara 4–6 bulan.

Dalam memilih nener yang berasaldari alam maupun hatchery dapatdilakukan dengan menghitung jumlahruas tulang belakang. Nener yangberkualitas prima memiliki jumlah ruastulang belakang antara 44–45. Jumlahruas tulang belakang dapat dihitungmenggunakan mikroskop sederhanapada pembesaran 10 kali atau nener

198

ditempatkan pada sumber cahayaseperti lampu senter.

Nener bandeng yang telah dipilihselanjutnya akan ditebar ke dalamtambak pembesaran. Sebelum nenertersebut ditebar harus dihitung terlebihdahulu padat penebaran nener ditambak pembesaran dan dilakukanaklimatisasi.

Nener ikan bandeng yang akanditebar ke dalam tambak pembesaransebaiknya ditentukan terlebih dahulutentang jumlah nener yang akan ditebar.Nener bandeng yang akan ditebarkandan dipelihara ditambak pembesaranharus diketahui jumahnya agar dapatdiketahui jumah ikan bandeng yang akandipanen. Istilah dalam perikan disebutdengan padat penebaran.

Padat penebaran adalah per-bandingan jumlah ikan-ikan/nener yangakan ditebar dengan luas tambakpembesaran. Dengan mengetahuipadat penebaran pada awal pe-meliharaan akan diperoleh manfaatantara lain sebagai berikut.• Dapat menentukan jumlah pakan

yang akan diberikan.• Dapat mengoptimalkan tambak

pembesaran sesuai dengan daya

dukung tambak pembesarantersebut.

• Dapat mengurangi timbulnyapenyakit di tambak pembesarankarena kepadatan tinggi.

• Dapat menetukan target produksipada akhir pemeliharaan.

Masa pemeliharaan nener bandengdi tambak pembesaran sangat ber-gantung kepada ukuran nener yangditebar pada awal pemeliharaan.Ukuran nener yang ditebar ke dalamtambak pembesaran bervariasi antara1–15 cm.

Padat penebaran nener di tambakpembesaran juga ditentukan olehukuran nener, lama pemeliharaan, mutunener, dan daya dukung kesuburantambak pembesaran. Padat penebarannener di tambak pembesaran berkisarantara 5–6 ekor/m2 untuk ukuran nenerbandeng 3–5 cm. Sedangkan untuknener yang berukuran 1–3 cm, padatpenebarannya berkisar antara 2–3ekor/m2. Untuk benih bandeng yangberukuran 12–15 cm yang disebutgelondongan ditebar ke tambakpembesaran dengan padat penebaran1.500 ekor/ha. Nener bandeng yang

199

akan ditebar ke dalam tambak pem-besaran. Setelah menghitung jumlahyang akan ditebar lalu dipersiapkannener tersebut. Nener bandeng untuksementara diaklimatisasi selama satuhari dalam bak plastik. Aklimatisasi inibertujuan untuk menyesuaikan kondisilingkungan di mana nener itu beradadengan kondisi lingkungan tambakpembesaran. Penyesuaian suhu,salinitas dan pH dapat dilakukan jugabegitu nener bandeng yang dikemasdalam kantong plastik dating. Caranyakantong plastik yang terisi nener diisipenuh dengan air yang ada dalamtambak pembesaran, maka secaraperlahan-lahan nener bandeng yang adadi dalam kantong platik akan keluar kedalam tambak pembesaran jika sudahterjadi penyesuaian.

Penebaran nener di tambak pem-besaran sebaiknya dilakukan, padapagi atau sore hari pada saat mataharitenggelam. Hal ini untuk menghindarikematian nener akibat stres karenatingginya suhu di lingkungan. Lakukanpenebaran nener dengan hati-hati!

Langkah selanjutnya setelahdilakukan penebaran nener bandengadalah melakukan proses pemeliharaan

nener sampai mencapai ukurankonsumsi. Proses yang dilakukanselama pemeliharaan sama persisdalam melakukan budi daya ikan lainnyameliputi pemberian pakan, pengelolaankualitas air, pengendalian hama danpenyakit, pemantauan pertumbuhan.Perlakuan selama pemeliharaan sangatditentukan oleh sistem budi daya yangditerapkan.

4.6 Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada setiapakhir siklus budi daya. Dalam budi dayaikan ada dua siklus produksi yaitu padausaha pembenihan ikan maka yangakan dipanen adalah benih ikan.Sedangkan pada usaha pembesaranikan yang akan dipanen adalah ikanukuran konsumsi. Prinsip pemanenanbenih ikan dan ikan ukuran konsumsipada umumnya adalah sama. Dalamsubbab ini akan diuraikan prosespemanenan ikan pada stadia benih.Pemanenan benih ikan harus dilakukandengan hati-hati. Selain itu waktu dancuaca pada saat panen perludiperhatikan. Banyak petani pembenihyang gagal karena kurang hati-hati padasaat panen.

200

4.6.1 Pemanenan benih ikan nila

Kegiatan pemanenan benih meliputipersiapan penampungan benih,pengeringan kolam, penangkapanbenih dan pengangkutan. Pemanenanbenih ikan sebaiknya dilakukan pagiatau sore hari.

1. Penampungan benihSebelum pengeringan kolam,

terlebih dahulu dilakukan persiapanpenampung benih. Penampungbenih dapat berupa hapa atau bak.Air pada penampungan harus terusmenerus mengalir, hal ini bertujuanuntuk mensuplai oksigen ke dalamair wadah penampungan. Hapayang akan digunakan untuk me-nampung benih di pasang didepanpipa pemasukkan air. Sebaiknyahapa di pasang di kolam yang pal-ing dekat dengan kolam yang akandipanen. Hal ini bertujuan untukmemudahkan pengangkutan benihyang telah di tangkap. Pemasanganhapa dilakukan dengan mengikat keempat sudutnya ke patok bambu/kayu.

2. Pengeringan KolamPengeringan kolam sebaiknya

dilakukan pada pagi hari agarpenangkapan benih dapat dilaku-

kan sebelum suhu air naik.Pengeringan kolam harus dilakukandengan hati-hati agar benihikan dapat berkumpul padakamalir sehingga memudahkanpemanenan. Pengeringan kolamdiawali dengan menutup pintupemasukkan air. Selanjutnya padapintu pengeluaran air dipasangsaringan untuk mencegah benih ikankeluar kolam. Setelah dipasangsaringan, pintu pengeluaran air dibuka sedikit demi sedikit agarbenih ikan tidak terbawa arus air.

3. Penangkapan benih

Setelah air kolam kering, benihikan berkumpul di kamalir.Penangkapan benih dilakukanmenggunakan seser atau ancho.Penangkapan benih dimulai darihilir atau di depan pintu pengeluaranair. Benih ikan di depan pintupengeluaran harus habis di tangkap.Jika benih ikan di hilir telah habisdilanjutkan ke lebih hulu sampaihabis di depan pintu pemasukkanair (hulu).

Penangkapan benih ikan yangdimulai dari hilir bertujuan agar benihikan tidak stres akibat kualitas air.Jika penangkapan benih di mulai

201

dari hulu (depan pintu pemasukkan)maka benih ikan yang terdapat dihilir akan stres atau mabuk karenaair dari hulu sudah kotor akibatlumpur. Pada saat panen seringterlihat ikan mengalami stres ataumabuk. Hal ini diakibatkan kualitasair kurang baik khusunya suhu,oksigen dan lumpur. Untuk meng-atasi hal tersebut dapat dilakukandengan mengalirkan air dari pipapemasukkan. Jika masih terlihatbenih ikan stres atau mabukpemanenan dihentikan dan di tundasampai besok atau hari lainnya.

Benih yang telah ditangkap ditampung dalam wadah peng-angkutan berupa ember atau alatlainnya. Benih pada wadah peng-angkutan segera dikumpulkan dihapa tempat penampungan benih.Benih yang cacat, luka dan matilebih banyak akibat penanganan.Penanganan tersebut biasa terjadipada saat penangkapan danpengangkutan benih ke tempatpenampungan benih.

4.6.2 Pemanenan benih ikan patin

Tahap akhir dari pekerjaanmemelihara benih ikan patin adalah

memanen. Hasil dari memanen benihikan tersebut merupakan evaluasiterhadap pekerjaan memelihara benihikan patin tersebut. Jika hasilnya benihikan banyak maka secara teknikproduksi pekerjaan memelihara benihikan tersebut dapat dikatakan berhasil.Tetapi kebalikannya jika hasilnya benihikan sedikit maka pekerjaan me-melihara benih ikan patin tersebut secarateknik produksi dapat dikatakan gagal.

Kapan benih ikan patin dipanen?Menentukan waktu atau saat panenbenih ikan patin biasanya tergantungdari lamanya memelihara benih ikantersebut atau ukuran benih ikan tersebut.Tetapi adakalanya jika kondisi ikanserta lingkungan ikan baik, ukuran benihikan akan tercapai pada periode waktupemeliharaan ikan tersebut sepertibiasanya. Ukuran benih ikan dipanenadalah 2 inci (5 cm) setelah dipeliharaselama 3 minggu dimulai dari ukuranikan 1 inci. Pemanenan benih ikan patindilakukan seperti memanen benih ikanlainnya. Setelah benih ikan tersebutdipanen, benih ikan ditampung dalamtempat penampungan baik berupa bakmaupun fiberglass. Jangan lupa teknikaklimatisasi tetap dilakukan pada saatmemasukkan benih ikan tersebut kedalam tempat penampungan. Sebelum

202

Pengemasan benih ikan hasilpembesaran ini sebaiknya harus

memperhatikan faktor-faktor sebagaiberikut:

benih ikan patin diangkut ke tempat lainyang relatif jauh, benih ikan tersebutdipuasakan terlebih dahulu selama1 hari. Pemuasaan tersebut dimaksud-kan agar benih ikan mengeluarkankotoran dari dalam perutnya, agar nantipada saat benih ikan diangkut sudah

tidak mengelurkan kotoran lagi. Jikabenih ikan masih mengeluarkan kotoranpada saat pengangkutan maka kondisikualitas air media pengangkutan benihikan akan dengan segera menurunsehingga tidak mustahil benih ikan akansegera mati.

Gambar 4.27 Pengemasan benih

203

• Jarak dan waktu tempuh

• Jumlah benih yang diangkut dalamwadah

• Kondisi kuailtas air selamapengangkutan yang terpenting yaitusuhu air, salinitas air, pH danoksigen di dalam wadah peng-angkutan. Suhu air yang baik untukpengemasan ikan hidup adalah15–20° C. Oleh karena itu sebaik-nya pengangkutan dilakukan padapagi atau malam hari, pH air yangbaik adalah 7–8, jumlah oksigen didalam pengangkutan harus 3 kalijumlah air.

Pengemasan benih ikan dapatdilakukan dalam dua cara yaitu:

1. Sistem TertutupSistem tertutup yaitu sistem

pengemasan benih ikan dalamwadah tertutup seperti kantongplastik. Cara yang dilakukan untukpengangkutan benih ikan dengankantong plastik adalah:• Kantong plastik yang digunakan

harus cukup air agar mata ikantenggelam

• Rasio oksigen : air sekitar 3:1• Plastik harus terikat dengan

baik• Masukkan plastik dalam

Styrofoam dan tambahkan esbatu yang terbungkus plastik laludiselipkan di antara plastikdalam Styrofoam.

2. Sistem terbuka

Pengangkutan benih ikansistem terbuka biasanya dilakukanuntuk mengangkut benih ke lokasiyang dekat. Benih ikan tersebutdimasukkan ke dalam wadah dandiberi aerasi selama pengangkutan.Dan suhu air diusahakan berkisarantara 15–20° C .

4.6.3. Pemanenan ikan mas

Panen merupakan tahap akhir darisuatu proses produksi dalam budi dayaikan. Tidak sedikit petani ataupengusaha ikan yang gagal dalamusaha budi daya ikan dikarenakan padawaktu panen, penanganan dan alatkelengkapannya kurang tepat.Penangganan ikan pada waktu panenbertujuan untuk:

204

1. Mengurangi atau menghindarikehilangan, kematian dan ke-rusakan ikan.

2. Mempertahankan kesegaran ikansetelah dipanen sampai tiba dikonsumen.

Hasil panen ikan yang akan dijualdan dikonsumsi oleh masyarakat dijualdalam dua cara:

1. Ikan dalam keadaan hidup sampaike tangan konsumen.

2. Ikan dalam keadaan mati tetapimasih dalam kondisi segar.

Penentuan waktu panen biasanyadiperoleh setelah dilakukan pengukuranberat badan ikan yang dipelihara. Beratbadan ikan yang akan dijual sangattergantung pada selera konsumen. Olehkarena itu sebelum melakukan panenharus dilakukan pengamatan terhadappermintaan pasar tersebut.

Dengan mengetahui data mengenaipermintaan konsumen tentang ukuranikan dan keadaan ikan (mati segar ataumasih hidup) maka akan dapatdilakukan waktu pemanenan danpenentuan cara panen yang sesuai.

Waktu panen yang tepat adalahpada pagi hari atau sore hari. Hal inidilakukan karena pada waktu pagi atausore hari suhu air di kolam rendahsehingga ikan tidak stres pada saatdilakukan pemanenan.

Cara panen pada prinsipnya dapatdilakukan dengan dua cara:

1. Panen selektif Panen selektif biasadilakukan jika pada waktu tebarukuran ikan tidak seragam ataukeinginan petani untuk menjual ikandengan ukuran yang berbeda-beda.Alat yang digunakan biasanyalambit dan hapa/waring.

2. Panen total Panen total dilakukansecara sekaligus dengan caramenguras air kolam dan di depanpintu pengeluaran telah dipasangwaring atau hapa untuk memudah-kan penangkapan ikan pada saatpanen.

Untuk menghindari kematian ikanmas pada saat pemanenan, hal yangharus dilakukan jangan terjadi luka ataubanyak sisik lepas karena penggunaanalat saat panen adalah:

205

1. Jagalah kondisi air agar tidak terlalukeruh, karena kotoran seperti lumpuratau larutan suspensi lainnya dapatmenutupi labirin pada insangsehingga ikan tidak dapat bernafas.

2. Pemanenan tidak dilakukan padasaat hujan.

3. Waktu pemanenan tidak melebihidari jam 10.00 atau bila cuacapanas sebaiknya pada sore hari(lebih dari jam 16.00).

Gunakan alat-alat pemanenan yangterbuat dari bahan halus seperti: seser,hapa agar tidak melukai ikan.

206

207

DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic.Halsted Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. PusatAntar universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.

Alimuddin. 1994. Pengaruh Waktu Awal Kejutan Panas TerhadapKeberhasilan Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L).Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas Promoter -actin Ikan Medaka OryziasLatipes dengan Penanda Gen hrGFP (Humanized Renilla ReniformisGreen Fluorescent Protein) pada Ikan Lele Clarias sp Keturunan F0.Skripsi. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.

Anonymous. 1985. Budi daya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) SeriKetiga. Proyek Penelitian dan Pengembangan Budi daya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikananbekerjasama dengan International Development Research Centre. Jakarta.

LAMPIRAN A

208

Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the Nutritional Requirement of DietaryPenaeid Shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society3:403–414.

Alava VR, Lim C. 1983. The Quantitative Dietary Protein Requirementof Penaeus Monodon Juveniles in Controlled Environment.Aquaculture 30:53–61. A1

A Avers CG. 1986. Molecular Cell Biology. Rutgers University. The BenjaminCummings Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet Development and Evaluationfor Juvenile Abalone, Haliotis Asinine: Protein to Energi Levels.Aquaculture 178:117–126.

Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for Vitamin Requirement Studies. FishNutrition Research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceeding of ThirdAsian Fish Nutrition Network Meeting International Development. ResearchCenter of Canada. 58–67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. AuburnUniversity. Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation andUtilization. Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding, J.Komen,CJJ Richter. 1994. Androgenesis in Common Carp (Cyprinus Carpio)

LAMPIRAN A

209

Using UV Irradiation in Synthetic Ovarian Fluid and Heat Shocks.Aquaculture, 122 : 119–132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, LatesCalcarifer fed Varyng Carbohydrate and Lipid Levels. Aquculture, 149:137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J andBoujard D. 2000. Fish Growth Hormon Receptor : MolecularCharacterization of Two Membrane-Anchored Forms. Journal of theEndocrine Society : 3269–3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.Jakarta. Carman O. 1990. Ploidy Manipulation in Some Warm WaterFish. Master’s Thesis. Departement of Aquatic Biosciences. TokyoUniversity of Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome Set Manipulation in Some Warm Water Fish.A Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University ofFisheries. Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budi daya Pakan Alami Ikan dan Udang.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian danPengembangan Perikanan. Jakarta.

Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc.Illionis, USA.

LAMPIRAN A

210

Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier Metabolism, p : 259-329. In. J.EHalver (Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of FishHealth. New Jersey: Tetra Press.

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish andShrimp. Pages : 49–65. In : Proceedings of The Aquaculture FeedProcessing and Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T.Singapore.

Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan stateUniversity Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman& Hall, London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook ofFish Diseases. T.F.H. Publications, Inc.

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and geneticcharacteristic of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture236 : 607–632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology GeneticApproaches. CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE. UK.

LAMPIRAN A

211

Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya danLingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.Rineka Cipta. Jakarta.

Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth Hormon Gene Transferin Common Carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.

Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles andApplications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press.Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.

Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994. DecesedConcentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid OxidationProduct’s and Unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon. SalmoSalar Fed Low Dietary Vitamine E. Physiology and Biochemistry.12 (5) : 421–429.

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press.Cambridge.

LAMPIRAN A

212

Halver JE. 1989. Fish Nutrition 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim .Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo,Toshio Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic Nile Tilapia(Oreochromis Niloticus) Over-Expressing Growth Hormon ShowReduced Ammonia Excretion. Departement of Marine BiosciencesTokyo University of Marine Science and Technology. Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Wanadi SIpenerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budi Daya 2003 Pedoman TeknisPenanggulangan Penyakit Ikan Budi Daya Laut. Departemen Kelautandan Perikanan Republik Indonesia.

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai Budi Daya Laut Lampung.Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin Vitamin. In Robert E. Olson (Eds), JilidII. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

LAMPIRAN A

213

Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell Scientific PublicationsOxford. London. Edinburg.

Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A. Parakkasidan A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261–344.Dalam : Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan PemakaianSecaraKlinis. Penerbit Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. An AVI Book. Published by VanNostrad Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I.Crustacean Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in TropicalAquaculture. Essential of Fish Nutrition, Feeds and Feeding ofTropical Aquatic Species. Aquaculture Departemen. Southeast AsianFisheries Development Center. Tingbauan. Iloilo, Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme Zat Gizi : sumber,Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

LAMPIRAN A

214

Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. Biokimia Harper.Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney TimberPress. Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia Chromosomal Growth Hormon GeneExpression Accelerates Growth in Transgenic Zebra Fish (DanioRerio). Marine Biotechnology. Vol 4. No.2.

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka WirausahaMuda. Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shellfish.National Academy of Sciencess. Washington DC.

O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern FishDisease. Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown, WestVirginia.

Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan OborIndonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy VectorSystem. Instruction for use of products. USA.

LAMPIRAN A

215

Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. JohnWiley and Sons. New York.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary Synopsis of the Grouper (Perciformes;Serranidae; Epinephelinae) of The Indo – Pacific Regionin J.J.Polavina, S. Raiston (editors). Tropical Sappers and Grouper ; Biologiand Fisheries Management. Westview Press inc., Boulder and London.

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of Transgenic Tilapia(Oreochromis Niloticus) by One-Cell-Stage Microinjection. Aquacul-ture, 105 (1992) 219–232. Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible andTargeted Gene Strategies to Produce Transgenic Fish : A review.Marine Biotechnology 6, 118–127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A LaboratoryManual. Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press. USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan TeknikDasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati danBioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN A

216

Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNARekombinan. Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efektivitas Ovaprim dan Aromatase Inhibitor dalamMempercepat Pemijahan pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi.Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi Narasumber Diklat Guru Perikanan seIndonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budi daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept of Fish-eries and Marine Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum Dietary Protein Level and Protein toEnergy Ratio for Growth of Grouper (Epinephelus Malabaricus).Aquaculture, 145: 259–266.

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic Response ofJuvenile Yellowtail to Dietary Carbohidrat to Lipid Ratios. FisheriesScience, 62 : 945–949.

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan diIndonesia. Sastra Hudaya. Sukma, O.M., 1987. Budi Daya Ikan. Jakarta:Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: PenebarSwadaya.

LAMPIRAN A

217

Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell ScienceLtd. London.

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John Wiley& Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture.Chapman & Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( -Tocoferol) dalam Pakan IndukIkan (Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.

Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P. 115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimpa Training Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American SoybeenAssociation. Singapore. Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition andMariculture. Departemen of aquatic Biosc. Tokyo University of Fisheries.JICA.

Takeuch W. 1992. Fish Nutrition and Mariculture. Departemen if aquatic Biosc.Tokyo University of Fisheries. JICA.

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements ofGrass Carp Fingerling for -Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi.58 (9) : 743–1749.

LAMPIRAN A

218

Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit IkanBudi daya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Taufik Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi Daya BandengSecara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and Culture of ChannelCatfish. Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994. Replication,Expression, and Fate of Foreign DNA During Embryonic and LarvalDevelopment of The African Catfish (Clarias Gariepinus). MolecularMarine Biology and Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook TheGeneral Aquaculture Course. Kanagawa International FisheriesTraining Centre Japan International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of Dietary Carbohydrate by Fish. Aquaculture,124 : 67–80.

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper Fnal Report Marine Culture Research andDevelopment in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103–129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung. 124 hal.

LAMPIRAN A

219

LAMPIRAN AZairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan Perannya Bagi Masa Depan Perikanan

Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi danEndokrinologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina.Penebar Swadaya. Jakarta.

220

LAMPIRAN A

221

GLOSARIUM

Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang mengandung sel-sel pensekresi hormon prolaktin, hormon Adrenocorticotropic(ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormon),hormon pertumbuhan (STH- Somatotropin) dan Gonadotropin.Pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit(Melanocyte Stimulating Hormon).

Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan baru.

Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan oksigen.

Akrosom : Organel penghujung pada kepala sperma yang dikeluarkanyang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.

Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan intermeditantara kedua fenotipe homosigot, kedua alel tidakmemperlihatkan dominasi, keduanya memberikan konstribusiyang seimbang dalam menghasilkan suatu fenotipe.

Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktorlingkungan.

Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkanorganisme tidak membentuk pigmen.

Alel : Bentuk alternatif suatu gen.

Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe itu.

Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara sempurna.

Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak padaujung kerangka karbon.

LAMPIRAN B

222

deoksiribonukleat

(fatty : acid)

(Saturated fatty acid)

Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yangsederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme untukmembangun atau memulihkan jaringan dan bagian-bagian hidup lainnya.

Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dilaut dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.

Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafaseketika separuh kromosom atau kromosom homologmemisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.

Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron.

Androgenesis : Proses penjantanan bahan kimiawi yang membunuhbakteri atau menghambat pertumbuhannya.

Antibiotik : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh sellimfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suatu responimun.

Antibodi : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagian dariorganisme inang dan yang memicu munculnya responimun.

Antigen : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil maupungugus amino.

Asam amino : Asam amino berfungsi sebagai monomer protein.

Asam : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks dan beruntaideoksiribonukleat ganda yang mampu bereplikasi danmenentukan struktur protein sel yang diwariskan.

Asam lemak : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang. Asamlemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi ikatangandanya, tiga asam lemak berikatan dengan satumolekul gliserol akan membentuk lemak.

Asam lemak jenuh : Asam lemak di mana semua karbon dalam ekorhidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen yangdapat berikatan dengan kerangka karbon.

LAMPIRAN B

223

Asam lemak tak jenuh : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan gandaantara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon. Ikatanseperti itu mengurangi jumlah atom hidrogen yang terikatke kerangka karbon.

Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomernukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untukprotein dan melalui kerja protein untuk semua aktivitasseluler.

Asam amin essensial : Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA. Asam amino yangtidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh hewan sehinggaharus tersedia dalam makanan.

Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan.

Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalampenentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan darikromosom seks.

Auksospor : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan zigotbaru.

Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalampemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara anak danorangtuanya yang sama untuk beberapa generasi.

Basofil : Bersifat menyerap basa.

Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan.

Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan zigot.

Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan zigot.

Blastulasi : Proses pembentukan blastula.

Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas sekelompokorganisme di dalam suatu habitat tertentu atau bobotseluruh bahan organik pada satuan luas dalam suatuwaktu tertentu.

(Unsaturated fatty acid)

LAMPIRAN B

224

Budi daya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu sistemyang digunakan untuk memproduksi sesuatu di bawahkondisi buatan.

Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,misalnya antara anak dan tetua atau antara antar saudarasekandung.

Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi lingkunganyang tidak sesuai.

Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutrien darimateri organik yang tidak hidup seperti bangkai, materitumbuhan yang telah jatuh dan buangan organisme hidupdan mengubahnya menjadi bentuk anorganik.

Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau masapersatuan volume yang biasanya dihitung dalam gram/cm3 atau jumlah sel/ml.

Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnyakurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponen gulapada RNA.

Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahanorganik yang berasal dari proses penguraian secarabiologis.

Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan kotoranbersama sebagian jumlah air.

Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.

Dorsal : Bagian punggung.

Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal.

Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan fenotipemelalui perkembangan alat kelamin dan ciri-ciri kelamin.

Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap kromosomnyadiwakili dua kali (2n).

LAMPIRAN B

225

Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel haploid.

Donor : Pemberi sumbangan.

Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan jikamenetas menjadi betina amiktik.

Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhlukhidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.

Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkanukuran dan muatan listriknya, dengan cara mengukur lajupergerakkannya melalui suatu medan listrik dalam suatugel.

Embriogenesis : Proses perkembangan embrio.

Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon.

Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel danbekerja sebagai katalisator dalam berbagai proseskimia di dalam tubuh makhluk hidup.

Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen DNAyang memiliki sekuen tertentu.

Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.

Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yangdiselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelahdengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas dalammitokondria.

Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewan betinapertahun atau persatuan berat hewan.

Feminisasi : Proses pembetinaan.

Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau sifatyang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan olehgenotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.

LAMPIRAN B

226

Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalamkomunikasi di antara hewan-hewan dan bertindak sangatmirip dengan hormon dalam mempengaruhi fisiologi dantingkah laku.

Fertilisasi Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatu zigotdiploid.

Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel untuk alatgerak.

Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi yangdisimpan dalam glukosa atau senyawa organik lainnya.

Galur : Pengelompokan anggota-anggota jenis yang hanyamemiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifathomozigot dan dipertahankan untuk keperluan percobaangenetika.

Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selamareproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigotdiploid.

Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua danberbentuk piala.

Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau prosespembentukan tiga daun kecambah ektoderm, mesoderm,dan endoderm.

Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan pergerakankromosom selama pembelahan eukariotik.

Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunantertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatu urutannukleotida spesifik dalam DNA.

Genom : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-silang genetik.

Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-silang genetik.

LAMPIRAN B

227

Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasihibrid F1.

Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme, materigenetik suatu organisme.

Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.

Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telurtanpa kontribusi material genetik jantan.

Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gametpada sebagian besar hewan.

Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan ovarium.

Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gametmakhluknya.

Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi genotipeatau menggambarkan tentang persentase keragamanfenotipe yang diwariskan dari induk kepada keturunannya.Dinotasikan dengan huruf h2 dengan nilai berkisar antara0–1.

Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina.

Heliks ganda : Bentuk DNA asli.

Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah yangberikatan secara reversibel dengan oksigen.

Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.

Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifatgenetik tertentu.

Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan ketidak-unggulan hibrid.

Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat berbeda,bahkan mungkin berlainan jenis atau marga.

LAMPIRAN B

228

Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda ataupersilangan.

Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengancara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepadainduk ikan untuk mempercepat tingkat kematangangonad.

Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsidalam mempertahankan homeostasis, khususnya dalammengkoordinasikan sistem endokrin dengan sistemsaraf.

Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari asamamino bermuatan positif yang berikatan dengan DNAbermuatan negatif dan berperan penting dalam strukturkromatinnya.

Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.

Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat tertentu.

Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon disekresikanke dalam darah kemudian disalurkan ke organ-organyang menjalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu secarafisiologik dan biokimia.

Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing di dalam tubuhnya.

Inaktivasi sperma Menonaktifkan sperma.

Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaituberasal dari jantan dan betina yang sama.

Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini meng-gunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan ke dalamgenome virus dan dapat dipindahkan kepada inang yangterinfeksi virus tersebut.

Inkubasi : Masa penyimpanan.

LAMPIRAN B

229

Interfase : Fase di mana tidak ada perubahan pada inti sel, waktuistirahat.

Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu populasiyang bervariasi secara kontinu sebagai akibat pengaruhlingkungan dan pengaruh tambahan dua atau lebih gen.

Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalamkaitannya dengan jumlah, ukuran, dan jenis.

Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan diperairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah.

Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil di bagian otak bawah yang menghasilkanberbagai macam hormon yang dibutuhkan pada makhlukhidup.

Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapatdi dalam nukleus.

Kopulasi : Proses perkawinan.

Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera ataucrustacea tingkat rendah.

Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar daritelur atau stadia setelah telur menetas.

Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO.

Lokus : Tempat khusus di sepanjang kromosom tertentu di managen tertentu berada.

Maskul;inisasi : Penjantanan.

Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlahkromosom direduksi dari diploid ke haploid.

Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-tengah.

Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosommencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.

LAMPIRAN B

230

Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup.

Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.

Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNAasing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yangtelah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase1–2 sel.

Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yangsecara konvensional dibagi menjadi lima tahapan:profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan caramengalokasikan kromosom yang direplikasikan secarasama ke masing-masing nukleus anak.

Morula Nauplii : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk selamafase pembelahan zigot.

Neurohipofisa : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea ataucopepoda.

Omnivore : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars nervosayang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasotocin,dan Isotocin.

Ovarium : Organisme pemakan segala.

Ovipar : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.

Ovivipar : Berkembang biak dengan menghasilkan telur.

Outbreeding : Berkembang biak dengan menghasilkan telur tetapi telurtersebut menetas dalam tubuh induknya.

: Perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat(berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau bedavarietas.

Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.

LAMPIRAN B

231

Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpapembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.

Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan.

Pigmen : Zat warna tubuh.

Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-selbakteri secara independent.

Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memilikisitoplasma.

Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosommulai jelas terlihat.

Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anakcucu.

Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom di mana individu yangdihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.

Reproduksi : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakanmetode tertentu.

Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalamkedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompokyang harus terbuang.

Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuatorkumparan pada metafase, tempat melekat benangpenarik gelendong, posisi sentromer menentukan bentukkromosom.

Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan dengan meng-gunakan metode tertentu.

Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadispermatis.

Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma.

LAMPIRAN B

232

Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang memiliki bentukberekor.

Spermiasi : Proses di mana spermatozoa dilepaskan dari cyste danmasuk ke dalam lumen.

Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa.

Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang memilikidua lengan yang tidak sama panjangnya.

Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namunmasih jelas terlihat adanya lengan pendek.

Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahayadengan panjang gelombang yang berbeda yang diserapdan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.

Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagiansitoplasma dan penyusunan inti selesai.

Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma.

Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosomhaploid pada nukleusnya.

Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosomhaploid pada nukleusnya.

Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid denganmenggunakan kejutan suhu untuk menahan polar body IIatau menahan pembelahan mitosis awal.

Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambahbanyaknya volume sitoplasma yang berasal darivitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.

Zigot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dangamet betina haploid.

LAMPIRAN B