Hatching the eeg

12
Artikel : “BELAJAR SAMBIL BERMAIN BERSAMA HATCHING THE EGG “ Strategi, media dan metode pembelajaran adalah beberapa penunjang keberhasilan belajar siswa. Untuk itu penting sebagai seorang calon guru maupun guru atau tenaga pendidik mencari sebuah metode pembelajaran yang inofatif, kreatif dan menyenangkan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dikatakan berhasil adalah permainan. Dalam pembelajaran matematika ada beberapa permaianan yang menyenangkan yang juga merupakan metode pembelajaran. Permainan sekaligus pembelajaran matematika ini diberi nama Hatching The Egg (menetaskan telur). Pada pembelajaran ini, di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdidri atas 4-5 orang untuk tiap kelompok. Puzzle telur terdiri dari 10 potongan bangun datar yang terdiri dari bentuk bangun segitiga dan berbagai modifikasi bangun datar. Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mencoba menyusun dan kemudian menganalisis permainan ini. Tujuan dari permainan puzzle ini adalah untuk menyusun potongan telur sehingga membentuk unggas yang sesuai dengan gambar yang diberikan, kemudian mencari sebanyak mungkin bentuk unggas yang mungkin dibentuk oleh siswa. Kelompok kami yang terdiri atas 4 orang (Marike, Martha, Herlina, dan Gloria) awalnya agak kesulitan dalam mengerjakan puzzle ini. Setelah beberapa menit memperhatikan dengan seksama satu persatu bentuk burung yang di berikan, kami mulai menyusun dan membentuk burung seperti pada contoh. Kemudian kami mengembangkan bentuk-bentuk burung lain sehingga kami menemukan kurang lebih 50 bentuk burung tepat seperti yang katakana oleh Dosen mata kuliah Teknologi dan Media Pembelajaran Matematika di Jurusan Matematika, Universitas Negeri Manado, Mner Navel Mangelep, M.Pd. Dan selama proses pembentukan macam-macam burung dari telur ini, kami memahami bahwa permainan ini adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realisitk Indonesia). Ada karakter empat utama yang kami pelajari dari dalam metode pembelajaran ini, yaitu :

Transcript of Hatching the eeg

Artikel : “BELAJAR SAMBIL BERMAIN BERSAMA HATCHING THE EGG “

Strategi, media dan metode pembelajaran adalah beberapa penunjang keberhasilan belajar siswa. Untuk itu penting sebagai

seorang calon guru maupun guru atau tenaga pendidik mencari sebuah metode pembelajaran yang inofatif, kreatif dan menyenangkan.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat dikatakan berhasil adalah permainan. Dalam pembelajaran matematika ada beberapa

permaianan yang menyenangkan yang juga merupakan metode pembelajaran. Permainan sekaligus pembelajaran matematika ini

diberi nama Hatching The Egg (menetaskan telur). Pada pembelajaran ini, di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdidri atas

4-5 orang untuk tiap kelompok. Puzzle telur terdiri dari 10 potongan bangun datar yang terdiri dari bentuk bangun segitiga dan

berbagai modifikasi bangun datar. Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mencoba menyusun dan kemudian menganalisis

permainan ini. Tujuan dari permainan puzzle ini adalah untuk menyusun potongan telur sehingga membentuk unggas yang sesuai

dengan gambar yang diberikan, kemudian mencari sebanyak mungkin bentuk unggas yang mungkin dibentuk oleh siswa.

Kelompok kami yang terdiri atas 4 orang (Marike, Martha, Herlina, dan Gloria) awalnya agak kesulitan dalam mengerjakan

puzzle ini. Setelah beberapa menit memperhatikan dengan seksama satu persatu bentuk burung yang di berikan, kami mulai menyusun

dan membentuk burung seperti pada contoh. Kemudian kami mengembangkan bentuk-bentuk burung lain sehingga kami menemukan

kurang lebih 50 bentuk burung tepat seperti yang katakana oleh Dosen mata kuliah Teknologi dan Media Pembelajaran Matematika di

Jurusan Matematika, Universitas Negeri Manado, Mner Navel Mangelep, M.Pd. Dan selama proses pembentukan macam-macam

burung dari telur ini, kami memahami bahwa permainan ini adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI

(Pendidikan Matematika Realisitk Indonesia). Ada karakter empat utama yang kami pelajari dari dalam metode pembelajaran ini,

yaitu :

1. Komunikasi

Dalam kelompok kami, terjadi komunikasi antar anggota dalam penyusunan bentuk unggas. Komunikasi yang terjadi meliputi

pembagian tugas, adu argumentasi/pendapat tentang bentuk susunan puzzle sudah sesuai dengan gambar yang diinginkan atau

belum, dan apakah bentuk yang kami buat sudah sesuai atau tidak.

2. Kolaborasi (Kerja Tim)

Selama proses pengerjaan bentuk unggas ini, kami bekerja sama satu dengan yang lain untuk membuat bentuk unggas yang

paling sesuai dengan contoh dan menciptakan bentuk- bentuk baru yang terlihat seperti burung. Ketika terjadi interaksi antara

angggota tim, ada kerja sama yang baik yang terjalin pada kami sebagai sebuah tim. Dengan demikian, kami mampu

menyelesaiakan beberapa jenis burung baru.

3. Berpikir Kritis

Saat proses pembentukan burung, kami mengamati bentuk puzzle, berpikir secara kritis dan berusaha menalar bentuk- bentuk

yang mungkin terbentuk dari 10 potongan puzzle ini.

4. Kreatif Permainan sekaligus pembelajaran matematika menuntut kreatifitas untuk mendapatkan sebanyak mungkin bentuk unggas

yang baru. Jika kita memacu tingkat kreatifitas kita, maka kita akan mendapatkan lebih banyka lagi bentuk-bentuk unggas.

Dari keempat karakter pembelajaran di atas, jika di misalkan kami adalah siswa, maka berdasarkan hasil penelusuran kami di

google ternyata empat karakter ini termasuk dalam pembelajaran dengan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan pembaharuan dalam pembelajaran matematika di

Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Realistic Mathematics Education(RME) yang dikembangkan oleh instintut

Freudental.

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan pem- belajaran matematika yang memiliki karakteristik:

menggunakan masalah kontekstual, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, terjadinya interaksi dalam proses

pembelajaran, menggunakan berbagai teori belajar yang relevan, saling terkait, dan terintegrasi dengan topik pembelajaran

lainnya.(sumber : http://belajar-sabar-ikhlas.blogspot.co.id/2012/10/pendidikan-matematika-realistik.html ).

Berikut ini adalah lima karakteristik pembelajaran dengan pendekatan PMRI, berdasarkan empat karakter yang dijabarkan di

atas :

1. Phenomenological exploration or the use of contexts (menggunakan masalah kontekstual)

Pembelajaran hatcing the egg sudah pasti menggunakan masalah kontekstual. Masalah kontekstual disini adalah proses

menetasakan telur unggas. Secara jelas proses menetasnya telur unggas pernah dilihat/diamati oleh siswa. Meskipun ada yang

tidak melihatnya secara langsung, namun tentunya sudah pernah menyaksikan di televisi atau dari buku-buku terkait. Masalah

kontekstual ini merupakan titik tolak dimana pembelajaran matematika yang kita inginkan dapat muncul

2. The use of the models or bridging by vertical instruments (menggunakan model)

Pembelajaran matematika itu kadang butuh waktuh yang panjang dan sering bergerak dalam berbagai abstraksi maka dalam

abstraksi ini perlu digunakan model ataupun media. Model atau media yang digunakan ini bertujuan sebagai jembatan dari

tahapan konkret ke abstrak. Namun tentunya ada beberapa masalah kontekstual yang tidak dapat kita perlihatkan dengan

model yang riil, diantaranya adalah konteks menetaskan telur ini. Tentunya sulit untuk membawa dan menghadirkan telur

yang akan menetas. Sehingga perlu adanya model atau media yang lain, tentunya yang sama-sama dapat mewakili kondisi

atau masalah riil yang ada. Model yang digunakan dalam pembelajaran heatcing the eggs ini adalah menyusun bagian-bagian

puzzle dari telur menjadi gambar salah satu jenis unggas (ayam, bebek ataupun burung).

3. The use of the students own productions and constructions or students contribution (menghargai ragam jawaban dan

kontribusi siswa)

Proses pembelajaran ini menuntut kontribusi yang besar dari siswa untuk menyusun puzzle dari telur membentuk gambar

salah satu unggas. Siswa berupaya untuk memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri dalam menyususn bagian-bagian

puzzle. Hasil pekerjaan siswa juga tidak dibatasi, semua jawaban yang dapat dijelaskan mengenai bentuk tersebut pasti

dihargai oleh guru.

4. The interactive character of the teaching process or interactivity (interaktivitas)

Pada pembelajaran ini terlihat interaksi yang baik antar siswa dan siswa maupun antara siswa dan guru yang berperan sebagai

fasilitator. Guru mencoba menbantu dengan memberikan gambar salah satu contoh dari bagian-bagian puzzle yang telah

dibentuk menjadi burung dan siswa disemangati untuk mencari bentuk-bentuk burung yang berbeda. Dalam proses

pembelajaran terlihat siswa saling berdiskusi, saling memberikan penjelasan, membangun kerja sama, dan saling menilai

serta memberi masukan.

5. The intertwining of various learning strands (terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya)

Hubungan pembelajaran hatcing the eggs dengan karakteristik yang terakhir ini adalah karena adanya keterkaitan antara

pembelajaran matematika dengan pembelajaran lainnya, salah satunya adalah dengan sains dimana siswa tidak saja belajar

memecahkan masalah lewat menyusun puzzle, namun siswa juga dapat belajar geometri dimana ada beberapa bangun seperti

segitiga dan juring lingkaran. Serta berhubungan dengan masalah biologi mengenai masalah telur dan macam-macam unggas.

Dari lima karakteristik diatas, kita bisa melihat manfaat yang besar dan signifikan dari metode pembelajaran puzzle ini. Kita

dapat mengali tingkat kreatifitas siswa, kita dapat melatih cara meraka bekerja secara kelompok dan mengajarkan mereka untuk berani

mengemukakan pendapat dan yang paling penting dari semuanya itu, siswa mampu memehani konsep – konsep pembelajaran

geometri melalui metode pembelajaran ini. Untuk itu, kita sebagai calon guru maupun guru wajib menyediakan metode pembelajaran

yang kreatif, inovatif dan semenarik mungkin untuk menarik minat siswa untuk belajar dan bahkan mencintai dan menyukai setiap

proses pembelajaran yang mereka terima. Dan agar konsep – konsep dasar dalam pembelajaran mata pelajaran (matematika

khususnya) dapat meraka mengerti dan pahami.

Berikut ini adalah macam – macam bentuk unggas yang berhasil kami bentuk :