DI SUSUN OLEH: BAB I PENDAHULUAN

34
DI SUSUN OLEH: NAMA : RINA NOVALIA PUTRI NIM : 1107045015 PRODI : FISIKA Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas mulawarman 2014 FISIKA KEDOKTERAN

Transcript of DI SUSUN OLEH: BAB I PENDAHULUAN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : RINA NOVALIA PUTRI

NIM : 1107045015

PRODI : FISIKA

Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam

Universitas mulawarman

2014

FISIKA KEDOKTERAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi yang sangat pesat membuat perusahaan yang

bergerak pada bidang kesehatan yang dalam hal ini

adalah rumah sakit, demikian dengan aktifitas

didalamnya yang kompleks dan kebutuhan yang diperlukan

dari rumah sakit tersebut. Sebagai lembaga yang

bergerak dalam bidang kesehatan, rumah sakit harus

memiliki manajemen yang efisien. Dengan demikian, dana

yang dialokasikan dapat lebih hemat dan dipergunakan

untuk meningkatkan kemampuan rumah sakit serta untuk

memperluas dukungan dana sosial. Selain itu, rumah

sakit berhubungan dengan manusia sebagai pemakai

jasanya, kesalahan dalam manajemen tak hanya berakibat

pada kerugian material saja tetapi juga dapat

mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Dalam menjalankan aktifitasnya rumah sakit

memerlukan berbagai macam sumber daya. Salah satu yang

termasuk adalah alat-alat kesehatan. Persediaan alat-

alat kesehatan harus selalu dijaga karena persediaanya

yang tidak lancar dapat menghambat aktifitas pelayanan

kesehatan.

Peralatan kesehatan yang dipergunakan untuk

pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai macam

peralatan dengan kualitas yang berbeda dan selalu

berkembang pesat dari waktu ke waktu baik dari segi

jenis maupun prinsip kerjanya seiring dengan kemajuan

teknologi.

Dalam ilmu kedokteran, perkembangan peralatan

kedokteran begitu terlihat. Hal ini dapat diketahui

dari kemajuan teknologi alat-alat kedokteran

diantaranya yaitu stetoskop dan CT Scan. Stetoskop

ialah sebuah alat perubahan yang digunakan untuk

mendengar bunyi dari dalam tubuh manusia, lazimnya

bunyi degupan jantung dan bunyi pernafasan. stetoskop

juga digunakan untuk mendengar bunyi dari usus dan

aliran darah. Sedangkan CT Scan adalah suatu prosedur

yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai

sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. Untuk lebih

jelasnya mengenai stetoskop dan CT Scan akan dipaparkan

dalam makalah berikut.

1.2Tujuan

1. Menjelaskan fungsi stetoskop dan CT Scan

2. Menjelaskan prinsip kerja stetoskop

3. Menjelaskan prinsip kerja CT Scan

4.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 CT Scan

CT Scan (computed tomography scan) adalah proses

penggunaan komputer untuk memperoleh gambaran tiga-

dimensional dari ribuan gambar x-ray dua-dimensional.

CT Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat

akurat dari objek-objek di dalam tubuh seperti tulang,

organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat

berguna dalam mendiagnosa berbagai penyakit, seperti

kanker, penyakit jantung, stroke, kelainan organ

reproduktif, dan kelainan gastrointestinal. Citra yang

dihasilkan CT Scan jauh lebih detail dibanding citra

yang diperoleh x-ray biasa.

Nama lain dari Computed Tomography yaitu:

Computerized aided tomography (gambaran yang asli),

Reconstructive tomography (Gambar tidak langsung jadi,

harus direkonstruksi terlebih dahulu melalui komputer),

Computed Transmission Tomography (eksposi dengan kV

yang rendah menghasilkan gambaran yang kurang baik

sehinnga untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik,

sinar-X yang dihasilkan harus banyak untuk mendapatkan

kV yang tinggi), Computerized Axial Tomography

(biasanya dikerjakan untuk melihat potongan-potongan

jaringan otak. Posisi axial merupakan posisi yang

populer dan paling baik. Karena sejajar dengan basis

cranii), Computerized Transverse Axial Tomography yaitu

CT yang dapat memotong secara transversal.

Berdasarkan perkembangan teknologi, CT scan

mengalami beberapa perkembangan sesuai dengan kemajuan

teknologi. Pesawat CT scan ditemukan pada tahun 1970

oleh Allan Carmack (fisikawan nuklir) dan Geoffrey

Hounsfield (engineer). Dimana mereka menemukan dengan

memproses sejumlah penyerapan sinar-X pada pertemuan

baris dan kolom dari matrix jaringan tubuh, sehingga

dengan teknik tersebut dapat dihasilkan citra lapisan

tubuh. CT awalnya digunakan untuk pemeriksaan jaringan

otak yang mengkomersilkan atau memasarkan di Atkinson

Morleys’s Hospital tahun 1971. CT pertama yaitu EMI CT

Unit. CT scan model ini mempunyai ciri yaitu

pemutarannya masih bersamaan dengan gantry dan meja

kontrol seperti meja kontrol pada konvensional. Saat

ini CT tersebut masih disimpan di Museum Jerman.

Gambar 2.1 CT Generasi Pertama EMI CT Unit

Dalam perkembangan waktu scanning dari CT Scan ini

berkembang semakin cepat sejalan dengan perkembangan

teknologi komputer yang telah ada. Dengan bertambahnya

cepatnya waktu scanning, maka dikembangkan pula

jumlahnya. Secara perkembangan CT dapat digambarkan

sebagai berikut:

a. Generasi Pertama

Perintis dari CT Scan generasi pertama yaitu EMI,

London pada tahun 1977. Pada CT generasi ini digunakan

berkas sinar x tipis tunggal yang disebut “Pencil

Beam”. Berkas sinar ini bertranslasi dan berotasi

(gerakan menyilang dan berputar) mengelilingi pasien

sampai 180º diikuti oleh detektor tunggal pada sisi

yang lain. CT generasi ini hanya untuk CT kepala,

karena waktu scanning yang sangat lama. Alasan yang

utama adalah karena otak merupakan organ yang relatif

tidak bergerak, sehingga lebih mudah untuk difoto dalam

waktu yang cukup lama. Waktu scan dari CT generasi ini

adalah 4,5-5,5 menit.

Gambar 2.2 CT Scan Generasi Pertama

b. Generasi Kedua

Merupakan pengembangan dari CT generasi pertama.

Pada CT generasi kedua ini dipakai berkas sinar-X tipis

yang melebar yang disebut “Narrow Fan Beam”. Gerakan

scanning adalah sama dengan generasi sebelumnya, yaitu

bertranslasi dan berotasi mengelilingi objeknya sampai

180º. Detektor yang digunakan berjumlah 3-60 buah

(Multy Detector) “Linear Array Detector”. CT pada

generasi inipun masih hanya untuk scanning kepala saja,

walaupun waktunya sudah semakin cepat. Waktu scanning

20 detik - 2 menit per slice.

Gambar 2.3 CT Scan Generasi Kedua

c. Generasi Ketiga

Merupakan pengembangan dari CT generasi kedua.

Pada CT generasi ketiga dipakai berkas sinar-X tipis

dan melebar seperti pada generasi kedua, tetapi dengan

sudut yang lebih lebar hingga seluruh lingkaran tubuh

pasien berada dalam berkas sinar-X tersebut. Berkas

sinar-X ini biasa disebut “Wide Fan beam”. Karena sudut

yang lebih lebar hingga seluruh tubuh pasien berada

dalam berkas sinar-X tersebut, generasi ini tidak lagi

diperlukan gerakan translasi seperti gerakan

sebelumnya. Jadi gerakannya hanya berotasi saja.

Gerakan rotasi ini diikuti oleh detektornya. Untuk

menangkap berkas sinar yang semakin melebar itu, maka

jumlah detektor yang dipergunakan berjumlah 10-280

(Multi Detektor) dengan “Curve Array Detector”. Waktu

scanning yang dibutuhkan pada CT generasi ini untuk

berotasi hanya 1,4-14 detik per scan slice, sehingga

dapat dipakai untuk scanning seluruh organ tubuh pasien

yang disebut dengan “Whole Body Scanner”.

Gambar 2.4 CT Scan Geerasi Ketiga

d. Generasi Keempat

Merupakan pengembangan dari generasi ketiga. Pada

CT generasi keempat dipakai berkas sinar-X tipis dan

melebar seperti pada generasi ketiga. Berkas sinar-X

ini biasa disebut “Wide Fan Beam”. CT scan generasi ini

detektornya berbentuk seperti cincin (ring) yang

dinamakan “Slip Ring Detector”. Sehingga hanya

tabungnya saja yang berputar. Detektornya statis

(diam). Gerakannya biasa disebut stationary-rotate

system. Detektor tersusun melingkar berbentuk

lingkaran. Sekitar 424-2400 detektor (multi detektor)

yang diperlukan. Tabung sinar-X berotasi mencapai 360º.

Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali scanning selama <

10 detik. CT pada generasi keempat ini bisa dipakai

untuk scanning “Whole Body Scanner”.

Gambar 2.5 CT Scan Generasi Keempat

e. Generasi Kelima

Merupakan pengembangan dari CT generasi keempat.

Berkas sinar-X pada generasi ini sama dengan generasi

sebelumnya yaitu “Wide fan Beam”. Gerakannya

stationary-rotate system yaitu meja bergerak dalam

terowongan gantry selama scanning yang biasa disebut

Spiral CT. Detektornya juga tersusun melingkar

berbentuk lingkaran seperti cincin yaitu slip ring

detektor. Diperlukan sekitar 424-2400 detektor (multi

detektor). Berkas sinar ini berotasi mencapai 360º.

Keistimewaan dari CT generasi kelima yaitu : ukurannya

relatif kecil dan compact, lebih tahan terhadap

goncangan, memiliki kapasitas penahan panas yang

tinggi, khusus untuk generasi kelima memiliki teknik

memfokuskan berkas (Electron Beam Technique).

Gambar 2.6 CT Scan Generasi Kelima

2.2 Stetoskop

Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh

René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Dia terdiri dari

tabung kayu kosong. Konon dia menciptakan stetoskop

sehingga ia tidak perlu menaruh telinganya di buah dada

wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba

menghindarinya, atau untuk menghindari rasa malu

pasien. Namun begitu, orang mengatakan bahwa “Kebutuhan

adalah ibu dari penemuan”.

Stetoskop berasal dari bahasa Yunani: stethos dada

dan skopeein, memeriksa. Stetoskop adalah sebuah alat

medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh,

digunakan untuk mendengar suara jantung, pernafasan dan

suara darah dan jantung. Stetoskop adalah alat

kedokteran yang paling banyak dipakai oleh dokter,

bidan dan perawat.

Alat kedokteran stetoskop ini mempunyai banyak

macam warna, bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Stetoskop adalah alat kedokteran yang diciptakan untuk

mempermudah dokter dan tenaga kesehatan untuk

menegakkan diagnosis. Stetoskop ini terdiri dari selang

kosong yang berisi udara, bagian kepala yang terdiri

dari dua sisi, diafragma atau bell. Bila bagian

diafragma ini diletakkan ke pasien, maka akan tercipta

gelombak akustik yang menjalar dari selang ke telinga.

Inilah yang menjadi dasar dari teknologi stetoskop ini.

Sekarang ada banyak sekali teknologi yang berusaha

untuk menciptakan stetoskop yang mampu menangkap

gelombang suara semaksimal mungkin.

Gelombang akustik atau gelombang bunyi adalah

gelombang yang dirambatkan sebagai gelombang mekanik

yang dapat menjalar dalam medium padat, cair, dan gas.

Gelombang bunyi ini merupakan getaran molekul-molekul

zat dan saling beradu satu sama lain. Namun demikian

zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta

mentransmisikan energi bahkan tanpa terjadi perpindahan

partikel. Apabila gelombang bunyi merambat mencapai

batas permukaan maka gelombang bunyi tersebut akan

mengalami transmisi dan refleksi.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Prinsip Kerja CT Scan

Mesin CT Scan berbentuk pipa dengan tempat pasien

berbaring di tengahnya. Pemroses citra (scanner) sendiri

terdapat dalam frame pipa tersebut. Saat mesin bekerja,

pipa pemroses citra itu berputar sambil menembakkan

sinar rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Untuk

setiap putaran, sekitar 1.000 gambar bagian dalam

pasien diambil. Gambar-gambar ini kemudian di-compile

oleh komputer sehingga menghasilkan gambar cross-sectional

bagian dalam tubuh pasien yang dapat digunakan dalam

menganalisa dan mendiagnosa pasien.

Gambar 3.1 Mesin CT scan

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat

radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua

perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi

terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk

citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada

teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada

citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang

dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang

ditampilkan oleh CT scan tidak overlap (tumpang tindih)

sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati

tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar

(seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat

menampilkan informasi tampang lintang obyek yang

diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan

sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga

citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis

daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi

konvensional.

Gambar 3.2 Pemeriksaan pasien dengan CT Scan

Prosedur pemeriksaan menggunakan CT Scan, yaitu:

a. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.

b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.

c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan

pengambilan gambar dari beberapa sudut yang

dicurigai adanya kelainan.

d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam

absolut selama 20-45 menit.

e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi

dengan pengaturan komputer.

f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani

pasien dari luar dengan memakai protektif lead

approan.

g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang

dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang

berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh

gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien

dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara

perlahan-lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan.

Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat

pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai

seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45

menit sampai satu jam, tergantung pada jenis CT scan

yang digunakan.

Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit.

Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien

disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu

selama empat jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun,

tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur

scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu

material cairan kontras yang mana digunakan untuk

melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.

CT Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding x-

ray biasa: citra yang diperoleh CT Scan beresolusi

lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat

difokuskan pada satu organ atau objek saja, dan citra

perolehan CT Scan menunjukkan posisi suatu objek

relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga

dokter dapat mengetahui posisi objek itu secara tepat

dan akurat. Kelebihan-kelebihan tersebut telah membuat

CT Scan menjadi proses radiografis medis yang paling

sering direkomendasikan oleh dokter dan, dalam banyak

kasus, telah menggantikan proses x-ray biasa secara

total.

3.1.1 Sistem CT Scan

Peralatan sistem CT Scan terdiri atas tiga bagian,

yaitu:

1. Sistem Pemroses Citra

2. Sistem Komputer dan Kendali

3. Stasiun Operasi dan Stasiun Pengamat

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem CT Scan

a. Sistem Pemroses Citra (Scanner)

Sistem pemroses citra terdapat dalam frame pipa

dari mesin dan merupakan bagian sistem yang langsung

berhadapan dengan objek/pasien. Scanner terdiri atas

sumber sinar-x, collimator, detektor, dan bagian akuisisi

data. Diagram blok dari scanner mesin CT Scan dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3.4 Diagram Blok scanner (pemroses citra) CT

Scan

Sumber sinar-x (x-ray tube dalam gambar di atas)

menembakkan sinar-x ke arah pasien. Collimator adalah

penghalang sinar radiasi dan berfungsi memfokuskan

sinar-x yang ditembakkan oleh x-ray tube pada satu slice

(potongan) saja. Detektor radiasi biasanya berupa

detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor

ditembus oleh radiasa maka akan terjadi ionisasi gas-

gas di dalamnya. Ionisasi tersebut menimbulkan arus

listrik pada keluaran detektor yang sebanding dengan

intensitas sinar radiasi yang mengenai receiver detektor.

Keluaran detektor kemudian dikirim ke bagian akuisisi

data yang berfungsi mengubah besaran-besaran listrik

dari detektor menjadi sinyal analog yang kemudian akan

melalui konversi Analog-to-Digital. Hasil

pengkonversian A/D itu dikirim ke bagian komputer dan

kendali untuk di-compile oleh komputer.

b. Sistem Komputer dan Kendali

Bagian komputer bertanggung jawab atas

rekonstruksi gambar dan sistem kendali seluruh sistem

CT Scan. Sistem Komputer dan Kendali ini terdiri atas

prosesor, sistem I/O, dan hard disk.

Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai

fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan

instruksi, melakukan penghitungan, dan menyimpan hasil-

hasil dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus

data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang digunakan

bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus

memenuhi unjuk kerja dan kebutuhan sistem CT Scanner.

Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan

software.

c. Stasiun Operator dan Stasiun Pengamat

CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah

monitor dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station

dan viewer station dan keduanya mempunyai tugas yang

berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai

operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter

scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya

arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi

untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini

mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem

keluaran seperti hard copy film, magnetic tape, dan paper print

out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan untuk

menganalisa hasil scanning.

3.1.2 Contoh Citra yang Diperoleh CT Scanner

Gambar 3.5 Axial dan 3D dari tenggorokan manusia

Gambar 3.6 Hasil scan kepala pasien

Gambar 3.7 Tumor di ginjal pasien

3.1.3 Perkembangan Teknologi CT Scan

Arah perkembangan teknologi CT Scan pada saat ini

lebih diutamakan pada peningkatan kecepatan pencitraan

dengan adanya multi detector, peningkatan resolusi

gambar, dan pengurangan dosis radiasi yang diterima

oleh pasien. Beberapa Vendor berlomba untuk dapat

membuat sebuah pesawat CT Scan yang memenuhi ketiga

tujuan diatas tadi. Sedangkan pada bidang aplikasinya

lebih dipengaruhi oleh teknologi pengolahan citra

digital yaitu teknologi software (Komputer) baik dari

gambaran 2 dimensi maupun gambaran 3 dimensi. Salah

satu perkembangan dari Ct-Scan yaitu MSCT (Multi Slice

Computed Tomography).

Gambar 3.8 MSCT (Multi Slice Computed Tomography)

 MSCT Scan merupakan alat diagnosis radiologi

dengan menggunakan komputer untuk mendeteksi suatu

gangguan atau kelainan suatu organ tubuh secara detail.

MSCT Scan 64 Slices adalah alat diagnostik radiologis

canggih yang menggunakan sinar X melalui teknik

tomografi dan komputerisasi yang modern. Sinar X

menembus tubuh manusia untuk menggambarkan organ dalam

tubuh dalam bentuk potongan penampang tipis horizontal.

Sinar tersebut menembus tubuh lalu direkam

detektor dalam bentuk data-data digital. Operator yang

berada di ruang komputer akan mengolah data tersebut

untuk menjadi potongan- potongan organ tubuh.

Pemeriksaan MSCT Scan sangat baik untuk pencitraan

pembuluh darah seluruh tubuh, terutama pembuluh darah

jantung koroner. Karena itu, ini merupakan alat canggih

untuk mendeteksi dini penyakit jantung, stroke, dan

kanker. Bahkan di masa depan, kemungkinan besar MSCT

Scan semakin digunakan oleh para dokter dan pasien

untuk “membongkar” sumber penyakit secara akurat.

Keunggulan MSCT Scan dibanding radiografi

konvensional adalah pada daya serap jaringan tubuh

sewaktu sinar X menembusnya, sehingga memungkinkan

membedakan kepadatan dan spesifikasi berbagai jaringan

tubuh.

Alat ini bukan hanya untuk melakukan pemeriksaan

rutin seperti pemeriksaan kepala, dada, perut, dan

leher, tetapi bisa pula untuk memeriksa pembuluh darah

berupa CT Angiography dan rekonstruksi gambaran tiga

dimensi (3-D).

MSCT dapat memberikan gambaran circulus wilisi,

pembuluh darah koroner, carotis, aorta, dan cabang-

cabangnya serta arteri perifer. MSCT juga bisa

digunakan untuk melakukan pemeriksaan CT virtual

colonoscopy dan mampu melakukan pemeriksaan CT perfusi

yang berfungsi sebagai deteksi stroke.

Gambar-gambar beresolusi tinggi ini memberikan

gambaran akurat akan adanya kelainan pada pembuluh

darahnya. Dengan deteksi dini, pasien dapat segera

ditangani dengan benar, sehingga dapat mengurangi

resiko kecacatan maupun kematian. Inilah manfaat besar

dari MSCT Scan.

3.2 Stetoskop

Alat kedokteran stetoskop ini mempunyai banyak

macam warna, bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Stetoskop adalah alat kedokteran yang diciptakan untuk

mempermudah dokter dan tenaga kesehatan untuk

menegakkan diagnosis. Stetoskop ini terdiri dari selang

kosong yang berisi udara, bagian kepala yang terdiri

dari dua sisi, diafragma atau bell. Bila bagian

diafragma ini diletakkan ke pasien, maka akan tercipta

gelombang akustik yang menjalar dari selang ke telinga.

Inilah yang menjadi dasar dari teknologi stetoskop ini.

Sekarang ada banyak sekali teknologi yang berusaha

untuk menciptakan stetoskop yang mampu menangkap

gelombang suara semaksimal mungkin.

Gambar 3.8 Bagian-Bagian Stetoskop

Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.

1. Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan

beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian

dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke

telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya

terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di

badan pasien untuk memperjelas suara; sebuah

diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok

kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien,

suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan

tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke

tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan

di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung

memproduksi gelombang tekanan akustik yang

berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan

suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram

menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi.

Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport

dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan

dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara

sangat rendah, membuat diagnosis sulit.

2. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara

yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh.

Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan

menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin dalam

beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan

menjadi lebih umum dari stetoskop akustik.

Gambar 3.9 Stetoskop Elektronik

Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa

penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara

tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum

stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke

dekat badan pasien dengan harapan untuk mendengarkan

sesuatu. Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol

pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat atau

digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di

sekitar lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik

untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk

diagnosa.

3.2.1 Fungsi Stetoskop

Stetoskop memiliki banyak  fungsi di bidang

kesehatan dan merupakan alat yang sangat berguna.

a. Memeriksa Tekanan Darah

Pada umumnya penggunaan stetoskop untuk memeriksa

tekanan darah digunakan bersamaan dengan alat pengukur

tekanan darah tensimeter. Stetoskop digunakan untuk

mendengarkan suara denyut nadi.

Adapaun cara menggunakan tensi meter adalah orang

yang akan diukur tekanan darahnya berbaring,

selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan

atas, sekitar dua jari diatas lipatan siku. Kemudian

stetoskop diletakkan pada arteri brakhialis yang berada

pada lipatan siku.

Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam

tensimeter dinaikkan dengan cara memompa sampai denyut

nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam

tensimeter pelan-pelan diturunkan. Pada saat denyut

nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terdapat

pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada

tensi meter. Maka tekanan inilah yang disebut tekanan

sistolik.

b. Paru-paru

Stetoskop juga dapat digunakan untuk pemeriksaan

kelainan paru-paru. Agar suara paru-paru dapat

terdengar jelas, biasanya pasien diminta menarik napas

panjang secara perlahan. Paru-paru mengeluarkan suara

ritmis. Jika ada suara aneh seperti denting atau

ciutan, pertanda paru-paru retak atau kemasukan cairan.

Dokter biasanya mengetuk-ngetuk dada pasien

menggunakan jari. Terdengarlah gema, akibat pantulan

udara dari paru-paru seperti suara pukulan drum. Jika

tidak terdengar suara atau tak ada gema, berarti paru-

paru mengalami pengerasan karena sakit.

c. Jantung

Pemeriksaan jantung menggunakan stetoskop untuk

megetahui berbagai jenis kelainan pada jantung. Jantung

berfungsi memompa darah, terletak di dada sebelah kiri,

di antara tulang rusuk keempat dan enam. Bunyi jantung

normal pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bunyi

jantung pertama (S1) dan bunyi jantung kedua (S2).

Bunyi jantung pertama (S1) muncul akibat 2 penyebab

yaitu: penutupan katub atrioventrikular (katub mitral

dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung.

Bunyi jantung kedua disebabkan dari penutupan katub

semilunaris (katub aorta dan pulmonal). Bunyi jantung

pertama memiliki frekuensi yang lebih rendah dan waktu

yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan bunyi

jantung kedua. Bunyi jantung kedua memiliki frekuensi

nada yang lebih tinggi dan memiliki intensitas yang

maksimum di daerah aorta.

d. Pemeriksaan Prenatal

Pemeriksaan prenatal umumnya melakukan pemeriksaan

pada denyut jantung janin. Pada pemeriksaan prenatal,

terdapat stetoskop khusus yang hanya digunakan untuk

pemeriksaan janin yaitu Stetoskop Laennec.

Cara pemeriksaan menggunakan stetoskop leanec:

- Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang

- Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi

punggung janin

- Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin

- Hitung total detak jantung janin

- Catat hasil dan beritahu hasil pada klien

e. Gangguan Perut

Penggunaan stetoskop pada paru-paru berfungsi

untuk mengetahui barbagai macam gangguan pada paru-paru

seperti mengetahui ada atau tidaknya cairan didalam

paru-paru.

3.2.2 Keuntungan dan Kerugian Stetoskop

1. Keuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal

itu memungkinkan para profesional medis untuk

mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung,

paru-paru dan usus. Setiap fungsi yang abnormal

dalam sistem ini dalam tubuh dapat segera terlihat

dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop.

Beberapa stetoskop sangat sensitif dan bahkan bisa

bekerja melalui pakaian.

2. Kerugian stetoskop adalah stetoskop yang mampu

memperbesar suara, suara yang disengaja yang

terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga

pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan

karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman

dan virus. Karena mereka biasanya digunakan pada

kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien

yang sangat sakit, pembersihan tepat sangat

penting.

Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang

sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara

yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan

paru selain persendian serta arteri yang tersumbat

secara parsial. Mendengarkan suara-suara ini dengan

stetoskop disebut auskultasi berjarak (mediate

auscultation), atau biasanya hanya auskultasi.

Keuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu

memungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan

suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus.

3.2.3 Perkembangan Stetoskop

Profesi dokter di seluruh dunia identik dengan

steteskop, alat pendiagnosa selalu bergantung di leher

dokter yang digunakan sejak tahun 1816. Namun, masa

stetoskop dokter bisa segera berakhir dengan kehadiran

perangkat ultrasound modern.

Perangkat perawatan terbaru itu menjadi lebih

akurat dan lebih ringkas dibanding steteskop. Alat itu

dapat memindai trauma, mengurangi komplikasi, membantu

dalam prosedur darurat, dan meningkatkan akurasi

diagnostik.

Ultrasound dapat mendiagnosa jantung, paru-paru

dan masalah lain dengan jauh lebih akurat daripada

stetoskop yang diperkirakan sudah berusia 200 tahun,

karena itu berpotensi menghemat waktu dan uang.

Ultrasound juga memiliki fungsi untuk mengetahui

kondisi paru-paru, memberi tahu apa yang terjadi pada

jantung apakah berdetak atau ada cedera tertentu.

Banyak pakar berpendapat, ultrasound sudah menjadi

stetoskop abad ke-21. Namun belum  banyak mesin

ultrasound di saku para dokter. Beberapa faktor

nampaknya menjadi kendala, di antaranya soal harga.

Meski begitu seiring dengan berjalannya waktu kematian

stetoskop cenderung menjadi proses yang sangat

bertahap, terutama di kalangan dokter umum.

BAB IVPENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. CT Scan berfungsi untuk menemukan patologi otak

dan medulla spinalis dengan teknik

scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope. Dengan

demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk

menilai semua organ dalam tubuh, bahkan di luar

negeri sudah digunakan sebagai alat skrining

menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang

penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien

yang akan melakukan pemeriksaan bersikap

kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat

proses perekaman. Sedangkan stetoskop berfungsi

untuk memeriksa tekanan darah, paru-paru, jantung,

pemeriksaan prenatal, dan gangguan perut.

2. Prinsip dasar CT scan mirip dengan memanfaatkan

intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu

obyek untuk membentuk citra/gambar. CT Scanner

menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan

dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi

memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran

panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan

diatas suatu meja khusus yang secara perlahan-

lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner

berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan

sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh

proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit

sampai satu jam, tergantung pada jenis CT scan

yang digunakan.

3. Prinsip kerja yaitu stetoskop ini terdiri dari

selang kosong yang berisi udara, bagian kepala

yang terdiri dari dua sisi, diafragma atau bell.

Bila bagian diafragma ini diletakkan ke pasien,

maka akan tercipta gelombang akustik yang menjalar

dari selang ke telinga.

5.2 Saran

Penulisan makalah memiliki beberapa kekurangan

diantaranya tidak adanya materi tentang radiasi yang

digunakan untuk penggunaan CT Scan. Diharapkan pada

penulisan berikutnya, penulisan makalah tentang CT Scan

dapat lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

http://alvianalvin.blogspot.com/2013/05/pemanfaatan-gelombang-

ultrasonik-efek_8.html, pada tanggal 26 Februari 2014

http://dokterdokteran.blogspot.com/2011/12/cara-aman-mengetahui-

bunyi-di-stetoskop.html, pada tanggal 22 Maret 2014

http://gosipradiologi.blogspot.com/2014/01/perkembangan-teknologi-

radiologi.html, pada tanggal 8 April 2014

http://keladitikus.info/pemeriksaan-a-pengobatan/ct-scan.html, pada

tanggal 26 Februari 2014

http://mariadeline36.wordpress.com/2011/03/13/cara-mengukur-

tekanan-darah/, pada tanggal 22 Maret 2014

http://ms.wikipedia.org/wiki/Stetoskop, pada tanggal 26 Februari

2014

http://nadyaulfahh.blogspot.com/2013/11/sejarah-perkembangan-ct-

scan.html, pada tanggal 26 Februari 2014

http://obattradisionalsemarang.blogspot.com/2012/10/cara-mengukur-

tekanan-darah-dengan.html, pada tanggal 22 Maret 2014

http://sahunie.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-fungsi-

stetoskop.html, pada tanggal 26 Februari 2014

http://tasalimrian.blogspot.com/2011/04/pemeriksaan-denyut-jantung-

janin.html, pada tanggal 22 Maret 2014

http://www.amazine.co/15063/fungsi-stetoskop-mendengar-denyut-

jantung-hingga-aliran-darah/, pada tanggal 22 Maret 2014