Proposal Penelitian " Implementasi Program Akselerasi Di SMP N 1 Muntilan " Di susun oleh : Nutrima...

37
Proposal Penelitian “ Implementasi Program Akselerasi Di SMP N 1 Muntilan “ ( Proposal penelitian ini Disusun Untuk Memenuhi tugas akhir Mata Kuliah: Penelitian Pendidikan ) Dosen Pengampu: Dr. Mami Hajaroh, M. Pd. Di susun oleh : Nutrima lestari 1211241010 Kebijakan Pendidikan

Transcript of Proposal Penelitian " Implementasi Program Akselerasi Di SMP N 1 Muntilan " Di susun oleh : Nutrima...

Proposal Penelitian

“ Implementasi Program Akselerasi Di SMP N 1Muntilan “

( Proposal penelitian ini Disusun Untuk Memenuhi tugas akhir

Mata Kuliah:

Penelitian Pendidikan )

Dosen Pengampu: Dr. Mami Hajaroh, M. Pd.

Di susun oleh :

Nutrima lestari

1211241010

Kebijakan Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negri Yogyakarta

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia

serta ketrampilan yang diperlukan di masyarakat.( UU SISDIKNAS

2003)

Potensi setiap peserta didik itu pun selalu berbeda,

sehingga pemerintah juga harus membuat beberapa program agar

setiap peserta didik dapat terlayani dengan baik. Seperti

dalam pemenuhan layanan bagi anak yang memiliki kemampuan yang

lebih dibandingkan dengan anak lainnya. Pemerintah membuat

suatu kebijakan dengan adanya Program akselerasi

Program akselerasi adalah pemberian pelayanan pendidikan

bagi peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan /

atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program regular

dalam waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang

tidak mengambil program tersebut. Artinya peserta didik

kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di SD /MI

dalamjangka waktu 5 tahun, di SMP / MTs atau SMA / MA dalam

jangka waktu 2tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan

program akselerasi selalu dibarengkan dengan program eskalasi

atau pengayaan / pemberian waktu belajar tambahan untuk

memperluas dan memperdalam materi pelajaran(Direktorat

Pembinaan Pendidikan Luar Biasa, Dirjenmandikdasmen,Depdiknas

RI, 2007: 33).sementara itu untuk dapat melakukan program

akselerasi, sekolah harus didukung dengan beberapa faktor

diantaranya : a.)peserta didik yang mengikuti program

akselerasi harus dari siswa yang benar benar

pilihan ,maksutnya peserta didik itu memiliki prestasi yang

tinggi,b.) dari segi tenaga pendidik sekolah yang menerapkan

pogram akselerasi juga harus memiliki tenaga pendidik yang

berkualitas, c.) Pelaksanaan program akselerasi harus didukung

oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai (Direktorat

Pembinaan Pendidikan Luar Biasa,Dirjenmandikdasmen, Depdiknas

RI, 2007: 35).

Namun dalam kenyataanya, program akselerasi yang

seharusnya ditujukan bagi peserta didik memiliki kemampuan

istimewa palah diikuti oleh peserta didik yang kelas ekonomi

ke atas yang hanya mempunyai kemampuan terbatas, bahkan

apabila peserta didik yang mempunyai kemampuan istimewa namun

tidak mempunyai biaya , mereka tidak bisa mengikuti program

tersebut.selain itu, program akselerasi yang seharusnya

didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai serta

tenaga pendidik yang berkualitas,tetapi masih banyak sekolah

yang menerapkan program akselerasi tetapi belum memenuhi

persyaratan persyaratan itu. Selain itu biaya sekolah yang

terlalu mahal juga masih menjadi masalah atau kendala dalam

penerapan program akselerasi.

SMP N 1 Muntilan merupakan salah satu lembaga

pendidikanmenengah yang melaksanakan program akselerasi.

Program akselerasi initelah berlangsung sejak tahun 1982

hingga sekarang. Program akselerasiditujukan untuk

mengakomodir kebutuhan para siswa SMP N 1 Muntilan yang

mempunyai bakat dan kecerdasan istimewa, juga merupakan

realisasi

dan aplikasi dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang mana pasal 5 ayat 4

menyebutkan bahwa warga Negara yang memiliki kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Tetapi dalam realiatasnya untuk memenuhi kebutuhan

kecerdasan dan bakat istimewa anak dalam memperoleh pendidikan

khusus, khususnya di SMP 1 Muntilan dari hasil observasi yang

kami lakukan sarana dan prasarana dalam penunjang Kegiatan

Belajar Mengajar masih kurang memadai, serta pembelajaran

program akselerasi di SMP yang masih belum kondusif

Berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa implementasi

kebijakan kelas akselerasi merupakan topik yang penting dan

menarik untuk di teliti. Oleh karena itu, peneliti mengangkat

judul dalam penelitian ini adalah “ IMPLEMENTASI PROGRAM

AKSELERASI DI SMP N 1 MUNTILAN “

2.Identifikasi MasalahDari latar belakang yang sudah di paparkan diatas, maka

dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaran pendidikan saat ini masih berrientasi

pada aspek kuantitas, yang dapat melayani peserta didik

sebanyak banyaknya, sedangkan yang menjadi kelemahan

dar metode tersebut adalah belum terakomodasinya

kebutuhan individual siswa.

b. Siswa yang memiliki kemempuan dan ksecerdasan diatas

rata rata belum terlayani secara maksimal sehingga

potensi yang dimiliki kurang berkembang.

c. Masih banyak hambatan dalam pelaksanaan program

akselerasi yang terjadi saat ini

3.Batasan MasalahBerdasarkan uraian pada bagian latar belakang dan

identifikasi masalah,ka ruang lingkup penelitian ini

hanya terbatas pada Implementasi Pembelajaran Program

Akselerasi Di SMP N 1 Muntilan.

4.Rumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah yang

telah diuraikan pada bagian sebelumnya, secara

operasional rumusan masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi

Pembelajaran Program Akselerasi di SMP 1 Muntian ?”

5.Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan atau mengetahui Implemetasi

Pembelajaran program Akselerasi di SMP 1 Muntilan.

6.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapt bermanfaat bagi banyak

pihak , antara lain

a. Manfaat Praktis

1. Bagi Sekolah

Hasilnya dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dan

pencapaian program dari kebijakan pendidikan tentang

mplementasi kebijakan program Akselerasi serta

sebagai bahan dan informasi masukan bagi sekolah

dalam rangka meningkatkan manajemen pembelajaran

program akselerasi.

2. Bagi Mahasiswa.

Mengetahui pelakasanaan program akselerasi di SMP N

1 Muntilan

b. Manfaat Teoritis

1. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang mungkin

akan di teliti dalam penelitian selanjutnya,

2. Mengetahui gambaran umum pembelajaran program

akselerasi. Hal ini daoat dijadikan pertimbangan

bagi orang tua dalam memilih sekolah bagi putra

putrinya

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Implementasi Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian kebijakan

Kebijakan merupakan sebuah rekayasa sosial ( social

engineering ) sebagai sebuah rekaya sosial , maka

kebijakan di rumuskan oleh pemerintah.

Menurut sudiyono ( 2007 :3) kebijakan umumnya di makanai

sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh perorangan atau kelompok. Pengertian ini

memeberikan makna bahwa kebijakan merupakan suatu

rangkaian tindakan, yang berarti tindakan tersebut

tidak terbatas pada suatu tindakan , melainkan beberapa

tindakan. Tindakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan

yaitu dengan mengubah perilaku masyarakat melalui

rekayasa sosial. Itulah sebabnya istilah ebijakan

dimakanai sebagai sebuah reakayasa sosial .

Menurut perserikatan bangsa bangsa , kebijakan diartikan

sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman tersebut bisa

terwujud amat sederhana atau kompleks, bersifat umum

atau khusus, kuaitatif atau kuantitaig, publik atau

privat. Kebijakan dalam maknanya seperti ini mungkin

berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman unuk

bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program

mengenai aktivitas aktivita tertentu atau suatu

rencana . suatu kebijakan sebenarnya terdiri dari

banayak komponen . menrut charles o .jones dalam arif

rohman ( 2009: 101-102) komponen komponen dari suatu

kebijakan tersebuatadalah goal, plants, program,

decision, effect

Jenkins(1978; 15) menyebutkan bahwa kebijakan negara

(public policy) adalah “a set of interrelated decision

taken by a political actor or group of actors concerning

the selection of goals and the means of achieving the

within a spesified situation where these decision

should, in principle, be within the power of these

actors” (serangkaian keputusan yang saling berkaitan

yang diambil oleh seorang pelaku/aktor politik atau

sekelompok aktor politik berkenaan dengantujuan yang

telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam

suatu situasi dimana keputusan-keputusan itu pada

prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan

kekuasaan dari para aktor politik tersebut.)

Siklus analisis kebijakan yang berorientasi pada masalah

sebagaimana dilakukan oleh Dunn (1998; 21) menunjukkan

bahwa suatu kebijakan disusun dari adanya masalah

kebijakan yangdituangkan dalam rumusan masalah

kebijakan. Dari rumusan masalah ini suatu kebijakan

disusun, sehingga dalam siklus analisis kebijakan yang

berorientasi pada masalah, kebijakan yang telah

ditetapkan selanjutnya dilaksanakan yang diikuti dengan

pemantauan untuk melihat hasil kebijakan. Data hasil

pemantauan dijadikan sebagai bahan untuk menilai

(evaluasi) kinerja kebijakan. Hasil evaluasi inilah yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk

memprediksikan (meramalkan) masa depan kebijakan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kebijakan merupakan serangkaian tindakan dari proses dan

hasil dari perencanaan dan perumusan yang di buat oleh

suatu lembaga pemerintahan atau organisasi yang sah dan

diakui untuk menyelesaikan suatu masalah dengan

melaksankan program program untuk mencapai tujuan yang

didinginkan.

2. Kebijakan pendidikan

Kebijakan pendidikan adalah konsep yangseringkali di

dengar, dilakaukan, tetapi seringkali tidak dipahami

sepenuhnya. Kedua kata yaitu keijaka da pendidikan

emepunyai makna yang begitu luas dan bermacam macam.

Kebijakan pendidikan berkenaan dengan pengaturan

kehidupan sesama manusia. Hal ini mennujukan aspek

sosialitas dari keberadaan manusaia. Kebijakan

pendidikan dilahirkan dari ilmu pendidiakn sebaga ilmu

praktis yaitu kesatauan anatara teori dan praktek

pendidikan, oleh sebab itu kebijakan pendidikan

meliputi proses analisis kebijakan, perumusan,

pelakasanaan dan evaluasi ( tilaar dan riant nugroho ,

2000:16)

Kebijakan pendidikan dipahami dalam dua makana yaitu

kebijana pendidiakn sebagai kebijakan publik, da

kebijakan pendidikan sebagai bagian dari kebijakan

publik atau dalam kebijakan publik. Pemahaman kebijakan

pendidikan sebagai kebijakan publik dapat digali dari

ciri ciri kebijakan publik. Adapun ciri kebijakan

sebagai kebijakan publik menurut HAR Tilaar dan Riant

Nugroho dianataranya adalah :

a. Kebijakan terdebut dibuat oleh negara/ lembaga

yang berkaitan dengan eksekutif, yudikatif dan

legislatif

b. Kebijakan ditujukan untuk mengatur kehidupan

bersama

c. Mengatur masalah bersama ( Tilaar & Riant Nugroho,

2009: 264-265)

Kebijakan pendidiakn merupakan keputusan berupa pedoman

bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks,

baik umum maupun khusus, baik terperinsi maupun longgar

yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah

tindakan program serta rencana tertentu dalam

menyelenggarakan pendidikan ( Arif Rohman , 2009:109)

sedangan menurut tillaar dan nugroho , kebijakan

pendidiakn merupakan keseluruha proses dan hasil

perumusan langkah langkah strategi pendidikan yang

dijabarkan dari visi dan misi pendidikan dalam rangka

untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam

suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu

( tilaar dan riant nugroho, 20009, 140 )

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

kebijakan oendidiakn adalah suatu keputusan yang dibuat

oleh pemerintah dalam bidang pendidikan sebagai reaksi

dari munculnya berbagai permasalahan pendidikan yang

menjadi suatu pedoman dalam bertindak dan sebagai solusi

dan inovasi guna mencapai visi dan misi dari

pemerintah .

3. Implementasi Kebijakan

Secara etimologis pengertian implementasi menurut

Kamus Webster yangdikutip oleh Solichin Abdul Wahab

adalah:

“Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris

yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to

implement (mengimplementasikan) berati to provide the

means for carrying out (menyediakan sarana untuk

melaksanakan sesuatu);

Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn bahwa

implementasi merupakan tindakan oleh individu,

pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-

badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya.

Namun dalam praktinya badan-badan pemerintah sering

menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari

Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak

jelas untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan

dan apa yang seharusnya tidak dilakukandan to give

practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat

terhadap sesuatu)”(Webster dalam Wahab, 2004:64).

. Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier

merupakan pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk

undang-undang juga berbentuk perintah atau 45

keputusan-keputusan yang penting atau seperti

keputusan badan peradilan. Proses implementasi ini

berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan

tertentu seperti tahapan pengesahan undang-undang,

kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan

keputusan dan seterusnya sampai prbaikan kebijakan

yang bersangkutan.

B. Program Akselerasi 1. Pengertian Accelerated Learning (Program Akselerasi)

Accelerated Learning adalah suatu sistem menyeluruh yang

meliputi berbagai cara yang cerdik, muslihat dan

teknik untuk mempercepat dan meningkatkan

perancangan dan proses belajar dan juga merupakan

proses pembelajaran yang alamiah, yang didasarkan

pada cara orang belajar secara alamiah.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa AcceleratedLearningadalah:

“'it's a total system for speeding and enhancing both the designprocess and the learning processes. Based in the brain research, itas proves again and again learning effectiveness while saving timeand money in the process.”

"Accelerated Learning adalah sebuah sistem yang

menyeluruh untuk mempercepat dan meningkatkan

rancangan dan proses belajar.

Berdasarkan pada penemuan / penelitian tentang otak,

yang membuktikan dan meningkatkan kembali

efektifitas belajar yang menghemat waktu dan biaya

dalam proses belajar.Jadi Accelerated learning hanya

mempunyai satu tujuan yaknimendapatkan hasil.

Accelerated learning harus dibedakan dengan pendekatan-

pendekatan “kreatif” berisi kesenangan-kesenangan

dan permainan yang penuh muslihat yang hanya menarik

perhatian namun sia-sia.

Accelerated Learning merupakan istilah asing yang

kemudian terjadi alih bahasa, yang dalam bahasa

Indonesia disebut percepatan belajar atau lazim kita

sebut dengan program akselerasi

Berdasarkan uraian ditas dapat disimpulkan bahwa

program akselerasi/ percepatan belajar/ accelerated

learning merupakan program layanan pendidikan

khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan

dan kecerdasan luar biasa dengan penyelesaian waktu

belajar lebih cepat/ lebih awal dari waktu yang

telah ditentukan, pada setiap jenjang pendidikan.

2. Prinsip Pokok Accelerated Learning

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari penggunaan

accelerated learning, sangat penting kita benar-benar

memahami prinsip-prinsip yang melandasinya. Accelerated

learning tidak akan memberi manfaat kepada mereka yang

memisahkan metode-metodenya dari fondasi ideologisnya,

yang menganggap accelerated learning semata-mata sebagai

muslihat cerdik dan teknik kreatif dengan mengabaikan

prinsip-prinsip yang mendasari teknik tersebut

Program pelatihan accelerated learning ( program akselerasi ) yang

paling berhasil dijalankan mengindahkan secara seksama

prinsip-prinsip dasar berikut:

1. Belajar melibatkan seluruh fikiran dan tubuh, belajar

tidak hanya menggunakan otak (sadar, rasional, memakai

otak kiri dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh

tubuh / fikiran dengan segala emosi, indra dan sarafnya.

2. Belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi, pengetahuan

bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan

sesuatu yan diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi

ketika seorang pembelajaran memadukan pengetahuan dan

ketrampilan baru kedalam struktur dirinya yang telah ada.

Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru,

jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru

didalam sistem otak / tubuh secara menyeluruh.

3. Kerja sama membantu proses belajar. Semua usaha belajar

yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya

belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-

kawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain

manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat

4. Pembelajaran. Kerjasama diantara mereka mempercepatnya.

Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya

daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.

5. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara

simultan,belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada

satu waktu secara linear, melainkan menyerap banyak hal

sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang ada

banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar,

mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf

reseptor, indra, jalan dalam sistem total otak / tubuh

seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor

berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan

berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak

hal sekaligus.

6. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri

(dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar

dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah

akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar

berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan

mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara

menjual dengan menjual dan cara memperhatikan kebutuhan

konsumen dengan memperhatkan kebutuhannya. Pengalaman

yang nyata dan konkret dapat menjadi guru yang jauh lebih

baik daripada sesuatu yang hipotesis dan abstrak, asalkan

didalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara

total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjunkan

diri kembali

7. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan

menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang.

Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif

mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan

dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil

belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati.

8. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan

otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor

citra daripada prosesor kata.Gambar konkret jauh lebih

mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal.

Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis

gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa

lebih cepat dipelajari dan diingat.

3. Pendekatan dalam program akselerasi ( Accelerated

learning )

Program akselerasi hanya mempunyai satu tujuan yakni

mendapatkan hasil. Program akselerasi harus dibedakan

dengan pendekatan-pendekatan “kreatif” berisi

kesenangan-kesenangan dan permainan yang penuh muslihat

yang hanya menarik perhatian namun sering sia-sia.

Kredo pendekatan program akselerasi adalah lakukan apa

yang mendatangkan hasil dan teruslah mencari apa yang

mendatangkan hasil lebih baik. Pendekatan ini tidak

terikat pada seperangkat teknik, metode atau media

tertentu, baik yang lama maupun yang baru. Kita dapat

memanfaatkan salah satu atau semuanya secara kombinasi,

bergantung pada kemampuan mereka memberikan hasil yang

luar biasa. Penting bagi kita untuk memahami bahwa

program akselerasi memisahkan diri dari berbagai pendekatan

pelatihan yang bertujuan menjadi pandai, menarik, dan

menyenangkan demi tujuan-tujuan itu sendiri. Dengan

cara yang sama. Program akselerasi memisahkan diri dari

pendekatan pelatihan yang kaku, sunyi, terlalu serius,

dan tanpa kegembiraan. Kita membutuhkan dua-duanya. Dan

prgram akselerasi berusaha mencampur keduanya dengan cara-

cara yang dapat meningkatkan pembelajaran dan

membuahkan hasil sepositif mungkin

Salah satu alasan mengapa anak-anak bisa belajar dengan

begitu baik adalah bahwa mereka belum mengembangkan

pra-konsepsi bagaimana mereka seharusnya belajar.

Mereka juga belum mengembangkan anggapan bahwa bermain

dan bekerja adalah kegiatan yang masing-masing berdiri

sendiri. Bermain adalah bagian penting dari pengalaman

belajar. Ketika kita senang dan menikmati belajar, kita

akan belajar lebih baik.

Bagaimana kita menjadikan belajar itu menyenangkan dan

berhasil? Caranya antara lain:

Menciptakan lingkungan tanpa stres (relaks)-

lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,

namun harapan untuk sukses tinggi.

Menjamin bahwa subjek pelajaran adalah relevan –

anda ingin belajar ketika anda melihat manfaat dan

pentingnya subjek pelajaran itu.

Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah

positif, pada umumnya ketika belajar dilakukan

bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan

dorongan semangat, waktu rehat dan jeda teratur

dan dukungan antusias.

Melibatkan secara sadar semua indera dan juga

fikiran otak kiri dan otak kanan.

Menantang otak anda untuk dapat berfikir jauh

kedepan dan mengeksplorasi apa yang sedang

dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang

relevan untuk memahami subjek pelajaran.

Dan mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari,

dengan meninjau ulang dalam periode-periode

waspada yang relaks.

Semua langkah tersebut dimasukkan dalam program CBC.

Akan tetapi, tidak jadi soal betapa menyenangkan atau

merangsangnya proses balajar itu, namun juga yang

sangat penting dilakukan adalah rencana yang padu,

langkah demi langkah. “Struktur” metode CBC dibagi

menjadi enam langkah dasar, keenam langkah itu dapat

diingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M-A-

S-T-E-R sebuah kata yang diciptakan oleh pelatih

terkemuka CBC Jayne Nicholl, penulis Open Sesame.

1) Motivating Your Mind

Anda harus berada dalam keadaan fikiran yang “kaya

akal”. Itu berarti anda harus relaks, percaya diri dan

termotivasi jika anda stres atau kurang percaya diri

atau tidak melihat manfaat dari yang anda pelajari,

anda tidak dapat belajar dengan baik. Memiliki sikap

yang benar terhadap belajar tentang sesuatu adalah

prasyarat mutlak. Anda harus punya keinginan untuk

memperoleh ketrampilan atau pengetahuan baru. Anda

harus percaya diri bahwa anda betul-betul mampu

belajar dan bahwa informasi yang anda dapatkan akan

mempunyai dampak bermakna bagi kehidupan anda.

Dengan perkataan lain, anda perlu melihat manfaat

pribadi

dari investasi waktu dan tenaga anda. Yaitu AGB,

“Apa gunanya bagiku?”Sebagaimana yang dikatakan oleh

Siri Christopher Ball, Direktur Pembelajaran pada

Masyarakat Kerajaan (Inggris) bagi Pengembangan

Seni, Manufaktur, dan Komersial (RSA): “Tiga faktor

terpenting dalam belajar adalah motivasi, motivasi

dan motivasi.

2) Acquiring The Information (Memperoleh Informasi)

Anda perlu mengambil dan menyerap fakta-fakta dalam

subjek pelajaran yang anda pelajari melalui cara

yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang

anda sukai. Meskipun ada sejumlah strategi belajar

yang harus diimplementasikan oleh setiap orang,

namun juga ada perbedaan pokok sejauh mana kita

secara individual perlu melihat, mendengar atau

identifikasi kekuatan visual, auditori dan kinestik,

anda mampu memainkan berbagai strategi yang

menjadikan pemerolehan informasi lebih mudah dari

sebelumnya.

3) Searching Out The Meaning (menyelidiki makna)

Menanamkan informasi pada memori menetap

mensyaratkan anda untuk menyelidiki implikasi dan

signifikansi-makna seutuhnyadengan secara seksama

mengeksplorasi bahan subjek yang bersangkutan. Ada

perbedaan besar antara mengetahui dan memahami

benar-benar sesuatu. Semata mengubah fakta kedalam

makna pribadinya adalah unsur pokok dalam proses

belajar mengajar.

4) Triggering The Memory (Memicu Memori)

Sering sekali, ada banyak hal yang harus diingat

dalam suatu subjek tertentu. Anda kini harus

meyakinkan diri anda bahwa materi subjek itu

terpateri dalam memori jangka panjang anda.

Terapkanlah dengan sadar langkah-langkah sebelumnya,

maka anda benar-benar telah mempelajari subjek itu

karena anda memahaminya. Namun, anda juga harus

yakin bahwa anda telah “menyimpan”-nya rapat-rapat

dalam memori sedemikian sehingga anda bisa membuka

dan mengambilnya saat diperlukan. Ada banyak sekali

teknik pengingatan, seperti jenis strategi yang

dipakai secara sangat efektif oleh para “ahli

memori” profesional yang mencengangkan khalayak

pemirsa di seluruh dunia di layar televisi atau di

atas panggung. Teknik-teknik tersebut meliputi

pemakaian asosiasi, kategorisasi, mendongeng,

akronim, kartu pengingat, peta konsep, musik dan

peninjauan.

5) Exhibizing What You Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui)

Bagaimana anda mengetahui bahwa anda telah paham apa

yang dipelajari? Pertama-tama, anda bisa menguji diri

sendiribuktikanlah bahwa anda betul-betul mengetahui

suatu subjek, mempunyai pengetahuan yang mendalam dan

bukan hanya kulitnya saja. Alangkah baiknya jika anda

mencoba berbagi informasi dengan seorang atau beberapa

orang mitra belajar. Coba siapkan dan latihkan suatu

presentasi dari pikiran anda, kemudia ajarkanlah.

Sangat mudah mengira telah memahami sesuatu tetapi

ternyata mendapati bahwa anda tidak dadat

menjelaskannya kepada orang lain. Jika anda bisa

“mengajarkan”-nya kepada orang lain, berari anda betul-

betul menunjukkan bahwa anda telah paham. Anda tidak

hanya mengetahui. Anda juga memilikinya. Menggunakan

lima faham ini harus menjadi kebiasaan anda. ,namun

untuk itu anda mempraktikannya terus menerus. Anda

perlu aktif mencari situasi dimana anda bisa

mengimplementasikannya sendiri.

6) Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan Bagaimana

Anda Belajar) Anda perlu merefleksikan pengalaman

belajar anda. Bukan hanya pada apa yang telah anda

pelajari, melainkan bagaimana anda mempelajari.

Pelajaran apa yang anda dapat petik pada waktu

kemudian? Dalam langkah ini anda meneliti dan

menguji cara belajar anda sendiri. Lalu anda

menyimulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik

untuk anda. Secara bertahap, anda mengembangkan

suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai

dengan otak unik anda. Dan, anda harus tetap

terkendali-anda menjadi seorang pembelaj yang

mandiri. Langkah terakhir dalam recana belajar

adalah berhenti lalu merenungkan dan bertanya kepada

diri sendiri:

- Bagaimana pembelajaran berlangsung?

- Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik?

- Apa makna pentingnya bagi saya?

Ini adalah langkah terakhir dari “tautan belajar”.

Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar

dapat membantu anda mengubah karang penghalang yang

keras menjadi batu pijak untuk melompat kedepan.

Anda mampu menyingkirkan gagasan yang mustahil

diterapkan dan mencoba mengalaman yang baru. Anda

bisa memulai cara belajar lainnya yang dijalankan

dengan jalan memanfaatkan analisis diri anda.

Akibatnya anda akan menemukan metode belajar

“familiar” yang bekerja dengan baik pada sorang

individu unik, anda. Bayangkan bahwa potensi anda

yang sebenarnya adalah ibarat sebuah kunci

kombinasi. Sekali anda bisa mempelajari kombinasi

personal. kecerdasan dan cara belajar yang anda

sukai, maka potensi belajar anda terbuka lebar-

lebar. Sebagaimana yang dikatakan oleh Brian Tracy:

“Teknikteknik CBC ibarat program induk sebuah

komputer. Teknik-teknik itu bukanlah program itu

sendiri, tetapi anda dapat menjalankan semua program

lain atas dasar program induk tersbut. Teknik-teknik

adalah alat yang anda pakai untuk mencapai tujuan

anda dengan lebih cepat dan dengan kepastian lebih

besar”. Kebanyakan manusia hanya menggunakan

sebagian amat kecil dari kapasitas utuh otaknya. Ini

bukan karena kapasitas itu tidak ada, melainkan

hanya karena mereka belum diajar bagaimana memakai

apa yang telah menjadi miliknya.

4. Teknik teknik dalam program akselerasi

a) Teknik Persiapan

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan

pembelajar untuk belajar. Ini adalah langkah penting

dalam belajar. Tanpa itu, pembelajaran akan lambat

dan bahkan bisa terhenti sama sekali. Namun, karena

terlalu bernafsu untuk merampungkan materi, kita

sering mengabaikan tahap ini sehingga mengganggu

pembelajaran yang baik. Persiapan pembelajaran itu

seperti mempersiapkan tanah untuk ditanami benih.

Jika kita melakukanny dengan benar, niscaya kita

menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan

sehat.

Tujuan dari mempersiapkan pembelajaran adalah untuk:

Mengajak pembelajar keluar dari keadaan mental

yang pasif atau resisten

Menyingkirkan rintangan belajar

Merangsang minat dan rasa ingin tahu pembelajar

Memberi pembelajar perasaan positif mengenai, dan

hubungan yang bermakna dengan topik pelajaran

Menciptakan pembelajar aktif yang tergugah untuk

berfikir belajar, mencipta dan tumbuh

Mengajak orang keluar dari keterasingan dan masuk

ke dalam komunitas belajar

b) Teknik Penyampaian

Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran

dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajar dengan

materi belajar yang mengawali proses belajar secara

positif dan menarik Ketika mendengar kata presentasi,

secara otomatis kita menghubungkan kata ini dengan

sesuatu yang dilakukan fasilitator, bukan pembelajar.

Akan tetepi yang dimaksudkan oleh Dave Meier dalam

bukunya ini adalah memcoba untuk mulai menghubungkan

presentasi dengan sesuai yang dilakukan fasilitator

maupun pembelajar dalam berbagai campuran bergantung

pada situasinya. Presentasi berarti pertemuan.

Fasilitator dapat memimpin, tetapi pembelajarlah yang

harus menjalani pertemuan itu.

c) Teknik Pelatihan

Tahap pelatihan merupakan intisari dari accelerated

learning. Tanpa tahap penting ini tidak ada pembelajaran

menurut Dave. Tahap ini dalam siklus pembalajarann

berpengaruh terhadap 70% (atau lebih) pengalaman

belajar secara keseluruhan. Dalam tahap inilah

pembelajarann yang sebenarnya berlangsung.

Bagaimanapun, apa yang difikirkan dan dikatakan serta

dilakukan pembelajarlah yang menciptakan pembelajaran,

dan bukan apa yang difikirkan, dikatakan dan dilakukan

instruktur.

d) Teknik Penampilan

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi

pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman

menjadi kearifan dan kearifan menjadi tindakan. Nilai

setiap program belajar terungkap hanya dalam tahap ini

ketika pembelajaran diterapkan pada pekerjaan. Namun

banyak rancangan pelatihan mengabaikan tahap ini atau

bahkan menghapuskannya sama sekali. Penting untuk

disadari bahwa tahap ini bukan hanya tambahan,

melainkan menyatu dengan seluruh proses belajar. Tanpa

tahap penampilan yang kuat, tiga tahap sebelumnya

dalam siklus pembelajaran bisa jadi sia-sia sama

sekali. Karena setiap keberhasilan bergantung pada

kelanjutannya. Tujuan dari teknik penampilan ini

adalah memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan

berhasil diterapkan. Setelah mengalami tiga tahap

sebelumnya dalam proses pembelajaran, kita perlu

memastikan bahwa orang melaksanakan pengetahuan dan

ketrampilan baru mereka pada pekerjaan mereka dengan

cara-cara yang dapat menciptakan nilai nyata bagi diri

mereka sendiri, organisasi, dan klien organisasi.

Dalam istilah pertanian, penampilan hasil sama dengan

panen.

C. KERANGKA PIKIR

Komponen – komponenpenyelengaraan programakselerasi :

1. Input/ Murid2. Kurikulum 3. Tenaga Kependidikan4. Sarana Dan Prasarana 5. Dana

6. Man

Penyelenggaraanprogram

akselerasi

D. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana implementasi program akselerasi di SMP N 1

Muntilan ?

2. Apa faktor pendukung yang mendorong diadakannya kelas

akselerasi?

3. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan kelas akselerasi?

4. Bagaimana perencanaan program akelerasi di SMP N 1

Muntilan ?

5. Bagaimana pengorganisasian program akselerasi di SMP N 1

Muntilan ?

6. Bagaimana proses pembelajaran program akselerasi di SMP

N 1 Muntilan ?

7. Bagaimana pengawasan pembelajaran program akselerasi di

SP N 1 Muntilan ?

Ada kendaladalam

pelaksanaan

Tidak adakendala dalamPelaksanaan

Solusi Hasilpelaksanaan

Bab 3

Metode penelitian

a. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif yang bertujuan memberikan penjelasan mendalam

mengenai implementasi program akselerasi. Penelitian

deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang

sesuatu variabel, gejala atau keadaan ( suharsimi

arikunto , 2003: 310) dengan pendekatan deskriptif

kualitatif, peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan ,

menggambarkan dan menguraikan bagaimana sekolah berbasis

kebijakan program akselerasi dapat melaksanakan program

tersebut dalam odel pembelajaran, manajemen sekolah

b. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Muntilan Jalan

Jogja Magelang pada bulan Juli 2014

c. Subyek Penelitian

Pemilihan informan adalah yang dianggap sesuai

dengan kerangka kerja penelitian ini sehingga penelitian

mengambil subyek bukan berdasaran atas strata, random

atau kewilayahan tetapi berdasarkan atas tujuan untu

meneliti mengenai proses implementasi program akselerasi.

Pada penelitian ini yang akan menjadi subyek penelitian

adalah siswa siswi yang mengikuti kelas akselerasi di

SMP N 1 Muntilan.

d. Instrumen penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa

instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi

karakteristik variabel secara objektif. Dalam penleitian

kami menggunakan instrumen penelitian diantaranya

adalah :

a. Wawancara (interview)

Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan

seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel

latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,

sikap terhadap sesuatu.

b.  Observasi

observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung,

observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam

gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi

sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan

akan diamati.

e. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang sangat

penting dalam penelitian sebab, data ynag terkumpul akan

dijadikan sebagai bahan analisa peelitian. Metode

pengumpulan data erat kaitannya dengan masalah yang akan

dipecahkan. Dalam penelitian metode pengumpulan data yang

sesuai dapat membantu pencapaian hasil yang valid atau

reliable. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode observasi , wawancara, dan

dokumentasi terhadap subyek penelitian.

1. Metode pengamatan

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap

fenomena fenomena yang diselidiki. Menurut Lexy J

Moleong ( 2002:124) secara metodologis manfaat

pengunaan pengamatan ini adalah pengamatan

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian , perilaku tak sadar, kebiasaan

dsb, pengamatan memunginkan pengamat untuk melihat

dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian,

menangkap keadaan waktu itu, pengamatan meemungkinkan

peneliti merasakan apa yang di rasakan dan di hayati

oleh subyek sehingga memungkinkanpula sebagai peneliti

sebagai sumber data, pengamatan memungkinkan

pembentukan pengetahuanyang diketahui bersama, baik

dari pihaknya maupun dari pihak subyek. Observasi ini

dilakukan bai secara partisipan maupun non partisipan,

yaitu degan cara peneliti ikutlangsung dalam setiap

proses kegitan sekolah maupun hanya mengamati setiap

kegiatan anak anak dan guru serta saranan yang

digunakan dalam setiap kegiatan persekolahan. Adapun

tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh data

mengenai pelaksanaan program akselerasi di SMP N 1

Muntilan.

2. Metode wawancara

Lexy J. Meleong ( 2002 :135) mengungkapkan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Wawancara dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai yaitu

pihak yang memberika jawaban atas pertanyaan tersebut.

Teknik wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada

kepala sekolah dan guru untuk mengungkap seputar

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah meliputi

karateristik dan tahap tahap pelaksanaan kelas

akselerasi. Teknik ini juga untu mengknfirmasikan

tentang data yang diperoleh dari observasi.

3. Metode dokumentasi

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi berfungsi

sebagai pelengap data yang digunakan untuk memperoleh

data berupa dokumen dokuen berupa format strategi

implementasi Program akseleras di SMP N 1 Muntilan.

4. Studi pustaka

Studi kepustakaan dikaukan untuk membaca naskah

dalam buu, majalah atau tulisan tulisan lainnya yang

diterbitkan secara umum yang berkenaan dengan

penelitian implementasi program akselerasi.

f. Teknik Analisis Data

Lexy J. Moleong ( 2002 :193) mengemukakan dalam

proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber , yaitu wawancara,

pengamatan, dokumentasi. Setelah itu mengadakan reduksi

data yang dilakukan dengan membuat abstaksi yaitu usaha

membuat rangkuman, kemudian menyusunnya dalam satuan

satauan sambil membuat koding atau pengelolaan data.

Menurut nasution ( 1996 : 129) analisis data yang

dianjurkan ialah mengikuti langkah langkah yang masih

bersifat umum yaitu reduksi data, penyajian atau display

data dan pengambilan kesimpulan. Adapun langkah langkah

ialah sebagai berikut :

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam

bentuk uraian atau laporan terperinci.Data yang

direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang

hasil pengamatan serta mempermdah peneliti untuk

mencari kembali data yang diperlukan. Reduksi data

diartikan sebagai proses pemilhan , penyederhanaan dan

transformasi data yang dikasar di peroleh dari catatan

lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Peneliti melakukan

pemilihan data yang diperoleh dari wawancara,

pengamatan, dan pengumpulan dokumen dokumen yang

relevan.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan

informasi dari reduksi data yang kemudian di sajikan

dalam laporan yang sistematis dan udah dipahami.

3. Pengambilan kesimpulan

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan

terhadap data yang telah direduksi ke dalam laporan

secara sistematis dengan cara membandingkan,

menghubungkan dan memilih data yang mengarah pada

pemecahan masalah serta mampu menjawab permasalahan dan

tujuan yang hendak di capai.

g. Teknik keabsahan data

Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan untuk

keabsahan data. Menurut Lexy J . meleong ( 2002 : 173 )

pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang

digunakan yaitu : derajat kepercayaan ( creadibility) ,

keteralihan ( transferability ) , ketergantungsn

( dependability ) dan kepastian ( comfoirmability )

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam

peneltian ini adah dengan triangulasi yang merupakan

bagian dari kriteria derajat kepercayaan. Lexy J Meleong

( 2002 :173-178) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah

teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding

data tersebut. Triangulasi data dilakukan dengan cross

check, yaitu dengan cara data wwancara yang diperoleh

dipadukan dengan data observasi atau data dokumentasi,

dengan membandingkan dan memadukan hasl dari kedua teknik

pengumpulan data tersebut maka penelit yakin dengan

kepercayaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1991

2. Reni Akbar-Hawadi (Ed), Akselerasi: A-Z Inforamasi

Program Percepatan Belajar. (Jakarta: Grasindo

Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 5-6

3. Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Prgram

Pendidikannya (Yotyakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 104

4. Waras Kamdi, Kelas Akselerasi dan Diskriminasi Anak,

Kompas Online, 24 dan 26 Juli 2004.

5. M. Asrori Ardiansyah M.Pd .2014.Pengertian dan Tujuan

Program.

(http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-dan-

tujuan-program.html) diunduh Jum’at Jum’at 09/05/2014

pukul 20.00

6. Srihendrawati. 2014. Program Akselerasi.

(http://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/program-

akselerasi.html) diunduh pada Jum’at 09 Mei 2014 pukul

20.00

7. Iin Muslikh . 2014.landasan Teori Program Akselerasi.

(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jt

ptiain-gdl-s1-2006-iinmuslikh-1631-bab2_310-8.pdf)

diunduh pada Jum’at 09 Mei 2014 pukul 20.00

8. Indah Nihay. 2014. Program Akselerasi Dan Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtp

tiain-gdl-s1-2006-indahnihay-1112-bab2_310-2.pdf )

diunduh pada Jum’at 09 Mei 2014 pukul 20.00

9. Anneahira. 2014. Program Akseleasi. Efisiensi Pendidikan.

(file:///F:/Program%20Akselerasi%20Efisiensi

%20Pendidikankah%20%20-%20ANNEAHIRA.COM.htm ) diunduh

pada Jum’at 06 Juni 2014 pada pukul 09.38

10. Yusrizalfirzal. 2014. Konsep Dasar nstrumen

Penelitian

(http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2010/11/15/konsep-

dasar-instrumen-penelitian/) diunduh pada Jum’at 06 Juni

2014 pada pukul 10.03