Disusun Oleh
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Disusun Oleh
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK 2
“Pembuatan Tawas dari Aluminium”
Jum’at, 28 Maret 2014
Disusun Oleh:
Selvia Dewi Setyani
1112016200071
Kelompok 1
Devi Citra Rastuti
Millah Hanifah
Savira Aulia
Wiwiek Anggreini
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
I. ABSTRAK
Telah dilakukan analisis pembuatan tawas aluminium dari beberapa kaleng bekas. Analisis
ini dilakukan relative sederhana. Aluminium yang di manfaatkan sebagai bahan pembuatan
tawas, yaitu yang dapat menjernihkan air. Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat
berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas merupakan kelompok garam rangkap berhidrat berupa
kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal
banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat
sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun
suspensi. Tawas aluminium yang dibuat dari 2 gram logam aluminium menghasilkan 34,05 gram
tawas aluminium,dan terbukti dapat menjernihkan air.
II. INTRODUCTION
Friedrich Wohler mengisolasi aluminium murni dalam tahun 1827 dengan memanaskan
aluminium klorida dengan kalium. Metode wohler disempurnakan dalam tahun 1850-an dengan
menggantikan K dengan Na sebagai senyawa pereduksi. Perkembangan ini menurunkan harga Al
dari 90 dolar menjadi 5 dolar per pon; tetapi masih merupakan logam agak mahal dalam
penggunaannya sebagai perhiasan dan barang-barang kerajinan. Perlengkapan makam mewah
milik Napoleon III terbuat dari aluminium. Demikian pula mahkota yang dikenakan oleh Cristian
X dari Denmark dan cungkup logam di atas Monumen Washington pada tahun 1884. Kemajuan
pesat dalam pengolahan aluminium terjadi pada tahun 1886 dengan ditemukannya proses Hall-
Heroult. [roses ini ditemukan pada waktu yang bersamaan tetapi terpisah oleh Charles Martin
Hall dari AS dan Paul Heroult dari perancis. Usia Hall dan Heroult sama, dan Hall masih
menjadi mahasiswa di Oberlin College pada saat penemuan terjadi (Petrucci, 1987)
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu.
Ia melebur pada 659 0C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada
permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Aluminium
adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium (Al3+) membentuk garam-
garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya
larut dalam air; larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfida
dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis dan terbentuk
aluminium hidroksida. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari
kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik, yang disebut tawas
(alum,aluin) (Svehla, 1985)
Tawas dapat digunakan sebagai pengering sekaligus membersihkan sumur, juga sebagai
bahan kosmetik, zat warna tertentu, bubuk kue, dan zat penyamak kulit. Penggunaan tawas yang
berlebihan akan menimbulkan gangguan kesehatan karena tubuh mengalami kelebihan
Aluminium (Al). Penggunaan dosis tawas yang berlebihan dalam air dapat pula menurunkan pH
cukup besar sehingga air yang diolah menjadi asam. Air dengan pH rendah ini tidak baik bagi
kesehatan. Air minum yang terlalu asam akan mengganggu keseimbangan asam basa cairan
tubuh. Dosis tawas yang digunakan untuk menjernihkan air sebanyak 200 liter adalah 12 gram
tawas (kurang lebih 0,5 sendok makan). Tawas yang digunakan pada bahan pangan pada
umumnya dianggap aman oleh Food and Drug Administration bila digunakan menurut prosedur
yang disarankan sebagaimana dalam praktek komersial yang baik.
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf.
Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada
jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul
air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal
dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium
merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak
berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan
aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat
asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi
pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium
memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus
KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam
api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium
bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam
larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat.
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) —————-> 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih
dari aluminium hidroksida Al(OH)3.2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) ———–>
K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)
Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan
endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, jika didiamkan akan terbentuk kristal
dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) ——-> 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O
24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) ———–> 2Kal(SO4)2.12H2O(s)
Alum kalium sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah penambahan H2SO4 yang
membentuk endapan dan kemudian dipanaskan, pemanasan sebaiknya dilakukan pada suhu 60-
80oC untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80oC karena tawas
akan larut dalam air mendidih. Ketika kristalin alum kalium dipanaskanterjadi pemisahan secara
kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Pada proses penguapan selama
10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O.
Reaksi keseluruhan
2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) —————–> 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)
I. MATERIALS AND METHODS
Alat dan Bahan
Lempengan logam aluminium yang berasal dari kaleng minuman (kaleng
memiliki ketebalan yang sama)
Larutan H2SO4 6M
Larutan KOH 20%
Es Batu
Labu Erlenmeyer 1 buah
Gelas Kimia 1 buah
Corong glass 1 buah
Pipet Tetes
Hot Plate
Neraca O’hauss
Kertas Saring
Gunting
Methods:
Langkah kerja Hasil pengamatan
Timbang lempengan alumunium dari
kaleng bekas sebanyak 2 gram di
potongan lempengan aluminium ukuran
kecil-kecil
Lepengan alumunium sebanyak 2 gram
dimasukkan ke labuh Erlenmeyer yang
didalamnya terdapat 40 ml KOH 20 %
KOH+aluminium 2 gram => timbul
buih, terdapat gelembung H2, berasap,
timbul bau.
warna larutan berubah menjadi warna hitam.
Panaskan labu Erlenmeyer di hot plate
setelah gelembung dari gas H2 hilang.
Bau gas H2 hilang
Saring larutan, didiamkan sampai dingin
kemudian ambil filtrate larutan tersebut.
filtrat menjadi tidak berwarna(bening)
Filtrate larutan ditambahkan larutan
H2SO4 6 M sebanyak 30 ml di lemari
asam.
Terbentuk kristal berwarna putih, panas.
Didinginkan larutan tersebut ke dalam
batu es. Diamkan larutan tersebut selama
1 hari dan amati perubahan yang terjadi
sebelum di dinginkan dengan air dingin
dan setelah satu hari didiamkan
Setelah satu hari larutan yang berubah
menjadi tawas ditimbang dan masukkan
tawas tersebut ke dalam sampel (air
tanah) ke gelas kimia.
Proses pendinginan hasil pendiaman 1 hari
berat tawas= 37,4 gram
Masukkan tawas kedalam tabung reaksi,
tunggu selama 1 jam.
Tanah mengendap dan air menjadi jernih
I. RESULT and DISCUSSION
Result:
Massa alumunium dari kaleng bekas 2 gram
Massa tawas+gelas kimia 72 gram
Massa gelas kimia kosong 34,6 gram
Massa tawas yang dihasilkan 37,4 gram
II. RESULT AND DISCUSSION
a. Data hasil percobaan
40 ml KOH 20% + 2 gram potongan aluminium dari kaleng bekas erjadi
gelembung gas H2, berasap, timbul bau, larutan KOH dan potongan
alumunium menjadi panas dan berwarna hitam. Kemudian dipanaskan sampai
baunya hilang
Kemudian disaring sehingga larutan tersebut menjadi tidak berwarna lalu
didiamkan sampai dingin
Ditambahkan 30 ml H2SO4 6 M terbentuk kristal barwarna putih, panas
No Reaksi Gejala/ Peristiwa
1. Al + KOH Ketika Al dilarutkan dalam KOH, larutan berwarna
keruh kehitam-hitaman serta terbentuk gelembung-
gelembung udara. Ketika dipanaskan larutan menjadi
hitam dan potongan Al yang belum larut menjadi larut,
kemudian setelah dipanaskan terdapat endapan hitam
dalam larutan tersebut
2. Aluminat + Asam
sulfat
Ketika ditambahkan H2S04 sedikit demi sedikit,
terdapat endapan putih, kemudian setelah penambahan
H2S04 banyak, lama kelamaan endapan yang terbentuk
semakin banyak dan kental. Kemudian ketika
dipanaskan endapan menjadi agak mencair (tidak
sekental sebelumnya), dan suhu pada saat pemanasan
antara 60oC-80oC
3. pendinginan Ukuran endapannya menjadi besar, larutannya keruh
berwana putih susu
4. Penyaringan dan
pengeringan
endapan tawas (berwarna putih) yang terbentuk
disaring, kemudian dikeringkan selama 5 hari kemudian
ditimbang. Pada saat penimbangan endapan menjadi
keras dan berwarna putih.
b. Persamaan Reaksi
2 Al(s) + 2 KOH (aq) + 6 H2O (l) 2 K [Al (OH)4](aq) + 3 H2(g)
2 K [Al (OH)4](aq) + H2SO4(aq) 2 Al(OH)3 + K2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Al2O3(p) + 3 H2SO4(aq. pekat) Al2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l)
K2SO4(qa) + Al(SO4)3(aq) +12 H2O(l) 2 KAl(SO4)3(aq) . 12 H2O(l)
Al3+ + 3OH- Al(OH)3
Al(OH)3 + OH- [Al(OH)4]-
2Al + 2OH- + 6 H2O 2[Al(OH)4]- + 3 H2
c. Data tawas yang telah dibuat
Massa alumunium dari kaleng bekas 2 gram
Massa tawas+gelas kimia 72 gram
Massa gelas kimia kosong 34,6 gram
Massa tawas yang dihasilkan 37,4 gram
d. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang pembuatan tawas yang berasal dari
kaleng bekas minuman. Proses awal pembuatan tawas dilakukan dengan melarutkan potongan
potongan aluminium yang sudah dipotong kecil kecil dalam larutan KOH 20 % +aluminium 2
gram terjadi perubahan yaitu timbul buih, terdapat gelembung H2, berasap, timbul bau.
Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan
kalor. Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi. Setelah Al
larut, dihasilkan larutan berwarna hitam. Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui
persamaan berikut
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) —————-> 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan proses pemanasan ini bertujuan untuk
mempercepat kelarutannya, karena semakin tinggi suhu dan semakin luas permukaan zat maka
kelarutannya semakin besar. Kemudian lanjut ke proses penyaringan, proses penyaringan ini
bertujuan untuk menyaring ion-ion pengganggu, dan yang tersisa hanya tinggal filtratnya. filtrat
ini kemudian diambil, dan ditetesi dengan asam sulfat (H2SO4). Proses penambahan asam sulfat
ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua Al yang berada di
dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan yang sempurna secara teratur.
Pada praktikum yang kami lakukan tidak menggunakan PH indicator sehingga tidak mengetahui
proses yang kita lakukan mengalami pengendapan atau tidak. Jika ada penambahan asam sulfat
secara perlahan juga bertujuan agar dapat mengendalikan pH dengan mengecek pH setiap
beberapa tetes sekali, sehingga larutan tidak akan terlalu asam dan tidak terlalu basa, sehingga
penambahan H2SO4 dapat dihentikan tepat pada pH 1-2, karena pada pH 1-2 terjadi pengendapan
yang sempurna dan dapat mengikat kation K+ dan Al3+. Larutan asam sulfat 50% sebelumnya
dibuat dengan cara pengenceran asam, sulfat 98%(yang tersedia di laboratorium) yaitu dengan
mencampurkan H2SO4 dan aquades dengan perbandingan volume 1:1. Reaksi antar zat yang
dihasilkan dari reaksi antar Al dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan yang
berwarna putih.
2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) ————-> K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)
Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3. senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa
dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya 1-2. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk
kation-kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen elemen yang diperlukan untuk membentuk
tawas.
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) ————–> 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O
Kristal-kristal tawas yang telah didinginkan. Pada saat pendinginan ini, larutan
dibiarkan diudara terbuka hingga dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk adalah
Kal(SO4)2.12H2O. Reaksi dari campuran aluminium dengan larutan KOH adalah:
2 Al(s) + 2 KOH (aq) + 6 H2O (l) 2 K [Al (OH)4](aq) + 3 H2(g)
Reaksi ini menghasilkan gas H2 beracun yang ditandai dengan munculnya
gelembung-gelembung gas. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat
reaksi sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi
dan larutannya berubah menjadi warna hitam. Setelah itu disaring dan filtrat yang
diperoleh ditambahkan H2SO4 6 M sebanyak 30 ml sambil diaduk, kemudian
disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Untuk mempercepat
terbentuknya kristal, larutan didinginkan dalam es. Berat tawas yang sudah jadi
diperoleh sebesar 37,4 gram.
III. CONCLUTION
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna
abu-abu. Ia melebur pada 659 0C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium
teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari
oksida lebih lanjut
Salah satu unsur kimia yang menyusun tawas adalah Aluminium (Al). Aluminium
sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia
yang sangat diperlukan dalam industri pengolahan air
Tawas dapat digunakan sebagai pengering sekaligus membersihkan sumur, juga
sebagai bahan kosmetik, zat warna tertentu, bubuk kue, dan zat penyamak kulit
Pembuatan tawas ini dilakukan dari aluminium sebanyak 2 gram dengan
penambahan larutan KOH 20%. Tawas yang telah jadi berwarna putih dan
teksturnya kasar berbentuk kristal. Berat tawas yang didapat sebesar 37.4 gram
REFERENCE
Petrucci,Ralph H.1987.KIMIA DASAR PRINSIP DAN TERAPAN MODERN JILID
3.Ciracas,Jakarta:Erlangga
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima Bagian 1. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995(diakses pada 1 April 2014
pukul 20.00 WIB)
http://id.scribd.com/doc/214739577/Laporan-Praktikum-Kimia-Anorganik-II-Pembuatan-
Tawas-Dari-Alumunium-Foil(diakses pada 1 April 2014 pukul 22.00 WIB)