bab v pancasila sebagai sistem filsafat - Spada UNS
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of bab v pancasila sebagai sistem filsafat - Spada UNS
BAB VPANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Sub bab
• Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat• Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sub bab
• Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat
• Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sub bab• Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sub BabMenelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
• Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sistem Filsafat
Dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag)
Sila-sila Pancasila mendasari
seluruh peraturan hukum yang
berlaku di Indonesia
Pancasila sebagai Weltanschauung
Pancasila merupakan
sesuatu yang telah ada dan
berkembang di dalam masyarakat
Urgensi Pancasila sebagai Sistem FilsafatPendapat Sastrapratedja (2001: 3)
Pertanggungjawaban Rasional Dan
Mendasar Mengenai Sila-sila Dalam Pancasila Sebagai Prinsip-
prinsip Politik
Menjadi Operasional Dalam Bidang-bidang Yang Menyangkut
Hidup Bernegara
Membuka Dialog Dengan Berbagai Perspektif Baru Dalam Kehidupan
Berbangsa Dan Bernegara
Menjadi Kerangka Evaluasi
Terhadap Segala Kegiatan Yang Bersangkut Paut Dengan
Kehidupan Bernegara,
Memberikan Perspektif Pemecahan Terhadap
Permasalahan Nasional
Sub BabMenanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Filsafat Pancasila sebagai Genetivus
Objectivus dan Genetivus
Subjectivus
Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Landasan Epistemologis
Filsafat Pancasila
Landasan Aksiologis Pancasila
Sub BabMenggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
1. Sumber historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Sila Ke-1:
Masih berlangsung
sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan
Sila Ke-2:
Internasionalisme atau
Perikemanusiaan.
Sila Ke-3:
Indonesia adalah bangsa
kemajemukan sosial, kultural,
dan teritorial
Sila Ke-4:
Tradisi demokrasi
Jaman kerajaan
Sila Ke-5:
Indonesia dahulunya
adalah bangsa yang hidup
dalam keadilan & kemakmuran
Lanjutan....
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Filsafat
Sumber Sosiologis Filsafat Pancasila
Kelompok Pertama (Masyarakat Awam)
Berbentuk Kearifan Lokal
Kelompok Kedua
(Masyarakat Ilmiah-akademis)
Teori-teori Yang Bersifat Akademis.
Lanjutan....
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Filsafat
Sumber Politis Filsafat Pancasila
Kelompok Pertama
Pancasila sebagai sistem filsafat pada sidang
BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno
Kelompok Kedua
Argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi
Sub BabMembangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila
Masa Pemerintahan
Presiden Soekarno
Philosofische Grondslag
Masa Pemerintahan
Presiden Soeharto
Weltanschauung
Sistem filsafat Pancasila menjadi
penataran P-4.
Masa Pemerintahan
Reformasi
Pancasila sebagai sistem filsafat kurang
terdengar resonansinya.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Tantangan Pancasila
KAPITALISME
Kebebasan Individual
Secara
Berlebihan
MonopoliGaya Hidup
Konsumerisme
KOMUNISME
Dominasi Negara Yang Berlebihan
Mementingkan kehidupan
duniawi
Sub BabMendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila
sebagai Sistem Filsafat
1. Esensi Pancasila sebagai Sistem FilsafatSila
PertamaSila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa indonesiaBahwa tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupansemua makhluk.
Sila Kedua
Susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk Individu,sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom danmakhluk tuhan)
Sila Ketiga
Hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan.Artinya rasa kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanahair
Sila Keempat
Keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangatmusyawarah untuk mufakat
Sila Kelima
Hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilanDistributif, legal, dan komutatif