filsafat ilmu
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of filsafat ilmu
Ilmu Filsafat, Filsafat Pengetahuan, Filsafat Ilmu PengetahuanMinggu lalu gue dapet tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu.Waktu itu dosennya nanya tentang perbedaan antara ilmu filsafatdengan filsafat ilmu terus ditambah sama pertanyaan perbedaanfilsafat pengetahuan (epistemologi) dengan filsafat ilmupengetahuan. Setelah 3 jam ngubek-ngubek om gugel, buku dan fotocopy-an akhirnya tugasnya selesai. Ini lah hasilnya:
1. Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu.
Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu dapat dilihat daridefinisinya. Ilmu filsafat adalah ilmu tentang dasar-dasarfilsafat yang mencakup sistematika filsafat yaitu ontologi,epistemologi dan aksiologi, objek-objek filsafat, sejarahfilsafat dan metode-metode filsafat. Sedangkan filsafat ilmuadalah cabang filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkajiilmu pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya.Dilihat dari objek kajiannya, objek kajian ilmu filsafat adalahsemesta atau semua yang ada di sekitar manusia dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-ilmuyang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak.Selain itu, perbedaan juga ditemukan pada sudut pandang ataupendekatan yang dipakai. Ilmu filsafat pendekatannya bersifatintegral yang artinya ilmu filsafat tidak hanya mengkaji darisatu sudut pandang saja tetapi menyeluruh. Sedangkan filsafatilmu pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya masing-masing.
2. Perbedaan filsafat pengetahuan (Epistemologi) dengan filsafatilmu pengetahuan.
Walaupun objek kajian keduanya sama-sama pengetahuan, filsafatpengetahuan mengkaji pengetahuan dalam arti seluas-luasnya,termasuk pengetahuan sehari-hari. Sedangkan filsafat ilmu
pengetahuan mengkaji pengetahuan yang bersifat khusus danbersifat ilmiah untuk membedakannya dari pengetahuan sehari-hari.Selain itu, filsafat pengetahuan juga membahas tentang batas,sumber, struktur dan keabsahan pengetahuan sedangkan filsafatilmu pengetahuan membahas ciri keilmiahan suatu ilmu pengetahuandengan cara kerja ilmiah. Perbedaan yang lain, filsafatpengetahuan bertujuan untuk mencapai hakikat ilmu pengetahuansedangkan filsafat ilmu pengetahuan hanya mencoba menerangkangejala-gejala secara ilmiah.
Filsafat Ilmu Pengetahuan - Bagi kehidupan manusia Pengetahuan sangat menentukkan dalam kaitannya dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Dari generasi ke generasi, manusuia memanfaatkan tradisi dan pengalaman sebagai pengetahuan dasar untuk memproduksi segalamacam jenis kebutuhan sehari-hari.
Secara kodrat, dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang khusus dan pasti itu diperlukan suatu metodologi khusus. Maksudnya diperlukan pendekatan, cara pandang, cara kerja dan sistem kerja tertentu. Fakta membuktikan bahwa manusia di dalam menghadapi objek ternyata tidak berkemampuan untuk memahami sekaligus isi materi yang terkandung di dalamnya. Objek sekecil atau sesederhana apapun, di dalam dirinya terkandung bagian-bagian danjumlah jenisnya tidak dapat dihitung. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pengetahuan yang khusus, konkret dan pasti harus dilakukan secara bertahap. Beranjak dari sudut atau sisi tertentuberalih ke sudut atau sisi yang lain, dengan peralatan metoda dansistem kerja yang sesuai. Itulah yang disebut Pengetahuan metodologis atau Ilmu, atau Ilmu Pengetahuan
A. ARTI ILMU PENGETAHUAN
Dalam konteks, sementara ahli menyebut “ilmu” dan sementara lainnya “ilmu pengetahuan”. Secara kefilsafatan, boleh jadi mana yang tepat “ilmu pengetahuan” ataukah “ilmu”, bukan masalah serius. Karena filsafat memandang bahwa ilmu adalah pengetahuan
yang benar menurut cara pandang tertentu, metoda dan sistem tertentu. Jadi, jelas bahwa di dalam ilmu terkandung pengetahuan,tetapi tidak sebaliknya.
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary : 1979, tertulis ada dua istilah, ‘knowledge’ dan ‘science’. Knowledge, menjelaskan tentang adanya hal sesuatu diperoleh secara biasa atau sehari-hari (regularly), melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, informasi dsb. Science, di dalamnya terkandung adanya pengetahuanyang pasti, lebih praktis, sistematik, metodik, jadi ilmiyah dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis (natural). Jadi terlihat jelas bahwa ada saling hubungan antara keduanya. Knowledge (pengetahuan) mempunyai cakupan lebih luas dan umum; sedangkan, Science (ilmu) mempunyai cakupan yang lebih sempit dan khusus dalam arti metodis, sistematis, dan ilmiah.
B. OBJEK ILMU PENGETAHUANMenurut penjelasan Webster, ada beberapa penekanan mengenai objek, seperti sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh, dan diindra; sesuatu yang dapat disadari secara fisis atau mental; suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha; suatu hal yang menjadi masalah pokok suatu penyelidikan.Jadi dapatlah dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan objek adalah sasaran pokok atau tujuan penyelidikan keilmuan.
Macam-macam Objek
Objek Materi (material objek) = sasaran pokok penyelidikan berupa materi atau materi yang dihadirkan dalam suatu pemikiran atau penelitian.
Objek Forma (formal object) = menjelaskan pentingnya arti, posisi dan fungsi objek di dalam ilmu pengetahuan.
C. METODE ILMU PENGETAHUANMetode adalah suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah, yang dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu
tujuan. Jadi dapat dikatakan sebagai cara kerja ilmiah.Sedangkan metodologi, adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode-metode, atauran-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan.Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus.
Dengan kata lain dapat dipahami bahwa, metodologi bersangkutan dengan jenis, sifat dan bentuk umum mengenai cara-cara, aturan-aturan dan patokan-patokan prosedur jalannya penyelidikan, yang menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus bekerja. Sedangkanmetode adalah cara kerja dan langkah-langkah khusus penyelidikan secara sistematik menurut metodologi itu, untuk mencapai suatu tujuan yaitu kebenaran ilmiah.
6 langkah metode untuk memperoleh pengetahuan
1. Keinsafan tentang adanya problema.2. Data yang relevan dan bersedia dikumpulkan.3. Data ditertibkan.4. Hipotesa dibentuk (diformulasikan).5. Deduksi dapat ditarik dari hipotesa, dan6. Verifikasi setelah analisis secara deduktif untuk sampai
pada suatu kesimpulan.
D. SISTEM ILMU PENGETAHUANSistem tertutup = sistem ini tidak memungkinkan bagi masuknya unsur-unsur baru ke dalamnya.Sistem terbuka = sistem ini dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur baru, agar dengan demikian memungkinkanbagi kelangsungan keberadaan adanya barang sesuatu.Sistem alami = sistem ini memang sudah sejak semula merupakan suatu kesatuan yang utuh, dalam rangka tujuan yang telah pula ditentukan sejak semula.Sistem buatan = sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini diciptakan secara sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks, disebabkan
oleh perkembangan kuantitas manusia itu sendiri.Sistem berbentuk lingkaran = Sistem berbentuk garis lurus =
E. KEBENARAN ILMIAHYang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenarannya, menurut norma-norma keilmuan. Adapun kebenaran yang pasti adalah mengenai suatu objek materi, yang diperoleh menurut objek forma tertentu, metoda dan sistem tertentu. Karena itu kebenaran ilmiah cenderung bersifat objektif, tidak subjektif. Artinya terkandung di dalamnya sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi saling bersesuaian.
SUMBER KEBENARANDi antara sekian banyak sumber, ‘rasio’ dan ‘pengalaman indrawi’ merupakan sumber utama sekaligus sebagai ukuran kebenaran dalam ilmu pengetahuan.Sumber rasio lebih bersangkutan dengan objek-objek umum, abstrak dan non-fisis, sedangkan sumber pengalaman lebih bersangkutan dengan objek-objek yang khusus, konkret dan fisis. Kedua sumber itu di dalam filsafat dikenal “rasionalisme” dan “empirisme”
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650), dengansikap keragu-raguannya terhadap segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri, ia mencoba mencari kebenaran yang jelas, tegas dan pasti. Dan kebenaran itu ada pada ide yang disebut idea innatae (ide bawaan, terang benderang), yang hanya dapat ditangkap denganakal pikiran. Dengan kegiatan berpikir inilah Descartes menemukansesuatu yang pasti, jelas dan tegas yaitu keberadaan diri sendiri. (Cogito ergo sum). Empirisme dipelopori oleh John Locke (1632 – 1704) = pada mulanya rasio manusia itu bagaikan tabula rasa (as a white paper). Adapun seluruh isinya yang kemudian membentuk ide itu berasal dari pengalaman indrawi. Pancaindra
menangkap data-data dan lalu tergambar di dalam rasio.
TEORI UNTUK MENGUKUR KEBENARAN ILMIAHTeori Koheren / teori saling hubungan / teori konsistensi = kebenaran tergantung pada adanya saling hubungan secara tepat antara ide-ide yang sebelumnya telah diakui kebenarannya.Teori Koresponden = jika suatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan itu benar. Jika tidak, maka pertimbangan itu salah. Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri.Teori Kegunaan = kebenaran bersangkutan secara langsung dengan manusia, maka wajarlah jika masalah kebenaran perlu dipandang dari nilai kegunaannya.
Persamaan dan Perbedaan Ilmu, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
A. Pengertian
1. Ilmu
a. Hakikat Ilmu
Ilmu Merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal
dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-
hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa
dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi,
eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain).
Pemahaman bermakna ataupun sesuatu yang memberikan makna
kepada diri individu apabila datangnya sesuatu sumber
yang dikatakan berkaitan dengan sesuatu kajian ataupun
memerlukan kefahaman.
b. Ciri-Ciri Ilmu
Ilmu boleh dipertuturkan
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan
pengalaman. Contohnya, sesetengah "pengalaman diri"
seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui
bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang
dapat dipertuturkan melalui bahasa.
Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap
benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan
pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-
unsur tahayul.
Ilmu adalah objektif
Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang
tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan
seseorang individu.
Ilmu diperolehi melalui kajian
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu
rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali
sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Ilmu Sentiasa berkembang
Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertambahan,
pemantapan dan penyempurnaan.
2. Filsafat
Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab
masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil
daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau
mendalami secara radikal dan integral serta sistematis
hakikat sarwa yang ada, yaitu: ” hakikat tuhan, ” hakikat
alam semesta, dan ” hakikat manusia, serta sikap manusia
sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah
bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan,
hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.
3. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka
konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang
sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat
untuk percobaan lebih lanjut (Ziman J. dalam Qadir C.A.,
1995). Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-
teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
Batas-batas Ilmu Pengetahuan.
Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan
panca indera itu hanya terbatas pada gejala atau fenomena,
sedang substansi yang ada di dalamnya tidak dapat kita
tangkap dengan panca indera disebut nomenon. Apa yang dapat
kita tangkap dengan panca indera itu adalah penting,
pengetahuan tidak sampai disitu saja tetapi harus lebih dari
sekedar yang dapat ditangkap panca indera.
B. Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Untuk melihat hubungan antara ilmu, filsafat dan ilmu
pengetahuan, ada baiknya kita lihat pada perbandingan antara
ilmu, filsafat dan ilmu pengetahuan dalam bagan di bawah ini,
(disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)
Ilmu Filsafat Ilmu PengetahuanSegi-segi yang
dipelajari
dibatasi agar
dihasilkan
rumusan-rumusan
yang pasti
Mencoba merumuskan
pertanyaan atas
jawaban. Mencari
prinsip-prinsip
umum, tidak
membatasi segi
pandangannya bahkan
cenderung memandang
segala sesuatu
secara umum dan
keseluruhan
Ilmu pengetahuan
adalah penguasaan
lingkungan hidup
manusia.
Obyek penelitian
yang terbatas
Keseluruhan yang
ada
Ilmu pengetahuan
adalah kajian
tentang dunia
material.
Tidak menilai
obyek dari suatu
sistem nilai
Menilai obyek
renungan dengan
suatu makna,
Ilmu pengetahuan
adalah definisi
tertentu. misalkan , religi,
kesusilaan,
keadilan dsb.
eksperimental
Bertugas
memberikan
jawaban
Bertugas
mengintegrasikan
ilmu-ilmu
Ilmu pengetahuan
dapat sampai pada
kebenaran melalui
kesimpulan logis
dari pengamatan
empiris
Persamaan antara ilmu, filsafat dan ilmu pengetahuan
Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya
menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai keakar-
akarnya.Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau
koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita
alami dan mencoba menunjukan sebab-sebanya.Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu
pandangan yang bergandengan.Ketiganya mempunyai metode dan sitem.Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang
kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
AGAIMANAKAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN? Posted on April 27, 2006 by pormadi
BAGAIMANAKAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN?
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan:
· Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal.
· Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
· Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantumengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
· Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).
Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan (Makalah di UNISSULA semarang) Dosen Hj.Marsiyem
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabang-cabang filsafat yang
lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari
berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang filsafat yang
sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat
tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan
mengetahui apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah
dengan jalan berfikir secara mendalam atau berkontemplasi.
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara
konkrit disebut sebagai ilmu dan pengetahuan tentunya ada rumusan yang
dianggap mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu
kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu dikatakan
sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus
melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara
khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai
segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal,
materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan
ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan
tabiat saleh.1[1]
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau
diibaratkan keduanya seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling
terkait. Untuk memahami secara umum kedua sisi tersebut maka perlu
pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai disiplin
ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan.
1
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu
filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat
pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses
keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu
sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut
tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar
suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus,
seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan
spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat
adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas
artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal
artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai
melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang
berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu
yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai
seperti kebenaran, keindahan ataupun kebaikan.
Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan
yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,
rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan
komulatif (tersusun timbun)2[2]
Dalam gambaran tntang filsafat dan ilmu diatas maka dalam
penulisan makalah ini di berikan judul “HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU
PENGETAHUAN”
2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana kajian
filsafat terhadap filsafat ilmu pengetahuan.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah
Untuk mengetahui kajian filsafat terhadap Filsafat ilmu pengetahuan.
`BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Tentang filsafat
2.1.1 Sejarah Penemuan filsafat
Filsafat dalam pandangan barat diperkirakan muncul pada abad ke-
7 sebelum masehi di yunani. dalam Filsafat muncul ketika orang-orang
mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan
disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi
untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang
bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah
yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau
Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-
lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang
lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales
dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof
Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah
murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak
lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.3[3]
2.1.2 Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli
3
Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah terdapat dalam
berbagai macam literatur dan hampir semua disiplin ilmu, bahasan
tentang filsafat adalah salasatu objek telaah yang menarik untuk
didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:
Phytagoras 572-497 SM
Ditasbihkan sebgai orang yang pertamakali menggunakan kata fhilosofia
yangberarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan
kebijaksanaan itu sendiri.
Menurut Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya.
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,
Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring
perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa,
seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan
Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam
bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat
adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli.
Aristoteles (384 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala
benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan
ilmu.
Al Farabi
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana
hakikat yang sebenarnya.
Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the
arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu
umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang
atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya
Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-
sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-
dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran ,
tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,
sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 )
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan; Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); Filsafat
adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu
sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya
kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati.
filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara
khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai
segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal,
materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan
ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan
tabiat saleh.
2.2. Tentang Ilmu Pengetahuan
2.2.1 Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti
mengetahui,memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris
disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia
(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani
adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat
positif dans istematis.
Paul Freed man
dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu
sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukan nya umat
manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan
cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta
suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah
lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
S.ornby
mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta.
Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang
tersembunyi.
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses untuk memperole suatu ilmu
adalah dengan melalui pedekatan filsafat.
Menurut Dr.Slamet Ibrahim.Pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi,
batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada.
Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu
pengetahuan. Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan
filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang
didukung oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit
dibandingkan degan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat
tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih
bermanfaat dan lebih praktis. Padahal filsafat menghendaki pengetahuan
yang komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal ini tidak
dapat diperoleh dalam ilmu. Sehingga filsafat dapat ditempatkan pada
posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh
ilmu.4[4]
2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu
Ilmu pengetahuan adalah salah satu objek kajian dari filsafat ilmu
yang merupakan cabang dari filsafat. Yang dimaksud dengan filsafat
ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat ilmu,khususnya
yang berkenaan denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema umum
disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian
filsafat ilmu dapatlah dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup
dalam filsafat ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang
digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap symbol-symbol yang digunakan,
dan terhadap struktur penalaran tentang system symbol yang digunakan.
Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan juga ilmu
rasional, juga untuk membahas studi-studi bidang etika dan estetika,
studi sejarah, antropologi, geologi dll.
Metode yang diangkat biasanya dinyatakan dengan istilah induktif,
deduktif, hipotesis, data, penemuan dan verifikasi. Selanjutnya secara
mendalam dinyatakan dengan istilah ekperimentasi, pengukuran,
klasifikasi, dan idealisasi.
Filsafat ilmu adalah suatu upaya untuk mencari kejelasan mengenai
dasar-dasar konsep dan upaya membuka tabir dasar-dasar empiris (ke-
4
empirisan) dan dasar-dasar rasional (ke-rasionalan). Aspek filsafat
sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan etimologis.
Sehingga peran yang dilakukan adalah ganda. Pada sisi pertama filsafat
ilmu mencakup analisis kritis terhadap “anggapan dasar”, seperti
waktu, ruang, jumlah /kuantitas, mutu/kualitas dan hukum. Sisi lain
filsafat ilmu menelaah keyakinan menganai penalaran proses-proses
alami.
Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa
kajian, yang diajukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu
tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan atau antar
hubungan yang ada pada kajian satu terhadap kajian yang lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
- Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh
kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu
- Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
- Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami
studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang
ilmiah dan nonilmiah.
- Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam
mendalami ilmu dan mengembangkannya.
- Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu
dan agama tidak ada pertentagan.5[5]
2.3. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
5
Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf,
berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam
hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus
mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan, tapi harus memberikan
ilmu pengetahuan.6[6]
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu berbagai pengertian tentang
filsafat dan ilmu sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka
berikutnya akan tergambar pula. Pola hubungan antara ilmu dan
filsafat. Pola relasi ini dapat berbentuk persamaan antara ilmu dan
filsafat, terdapat juga perbedaan diantara keduanya. Di zaman Plato,
bahkan sampai masa al Kindi, batas antara filsafat dan ilmu
pengetahuan boleh disebut tidak ada. Seorang filosof pasti menguasi
semua ilmu. Tetapi perkembangan pikir manusia yang mengembangkan
filsafat pada tingkat praksis, berujung pada loncatan ilmu
dibandingkan dengan loncatan filsafat. Meski ilmu lahir dari filsafat,
tetapi dalam daya perkembangan berikut, perkembangan ilmu pengetahuan
yang didukung dengan kecanggihan teknologi, telah mengalahkan
perkembangan filsafat. Wilayah kajian filsafat bahkan seolah lebih
sempit dibandingkan dengan masa awal perkembangannya, dibandingkan
dengan wilayah kajian ilmu. Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian
muncul suatu anggapan bahwa untuk saat ini, filsafat tidak lagi
dibutuhkan bahkan kurang relevan dikembangkan ole manusia. Sebab
manusia hari ini mementingkan ilmu yang sifatnya praktis dibandingkan
dengan filsafat yang terkadang sulit “dibumikan”. Tetapi masalahnya
betulkah demikian? Ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan yang
terorganisir dan tersusun secara sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih
6
luas, yakni bagaimana ia mempelajari gejala-gejala sosial lewat
observasi dan eksperimen.7[7]
Keinginan-keinginan melakukan observasi dan eksperimen sendiri,
dapat didorong oleh keinginannya untuk membuktikan hasil pemikiran
filsafat yang cenderung Spekulatif ke dalam bentuk ilmu yang praktis.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan
lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasil
kerja filsafat kemudian dibukukan secara sistematis dalam bentuk ilmu
yang terteoritisasi.
Kebenaran ilmu dibatasi hanya pada sepanjang pengalaman dan
sepanjang pemikiran, sedangkan filsafat menghendaki pengetahuan yang
koprehensif, yakni; yang luas, yang umum dan yang universal
(menyeluruh) dan itu tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Lalu jika
demikian, dimana saat ini filsafat harus ditempatkan?
Menurut Am. Saefudin, filsafat dapat ditempatkan pada posisi
maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada taraf tertentu
dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya dengan
melakukan penolakan terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan
manusia yang memiliki sifat untuk terus maju.
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori.
Kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara
berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk
diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya.
Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya
ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data
7
empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan
kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.
Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat itu
sendiri, tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori-teori keilmuan
melalui observasi dan eksperimen atau memperoleh justifikasi
kewahyuan. Dengan demikian, tidak setiap filosof dapat disebut sebagai
ilmuan, sama seperti tidak semua ilmuwan disebut filosof. Meski
demikian aktifitas berpikir. Tetapi aktivitas dan ilmuwan itu sama,
yakni menggunakan aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara
berpikir seperti itu, maka hasil kerja filosofis dapat dilanjutkan
oleh cara kerja berfikir ilmuwan. Hasil kerja filosofis bahkan dapat
menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu. Namun demikian, harus juga diakui
bahwa tujuan akhir dari ilmuwan yang bertugas mencari pengetahuan,
sebagaimana hasil analisa Spencer, dapat dilanjutkan oleh cara kerja
berpikir filosofis.
Di samping sejumlah perbedaan tadi, antara ilmu dan filsafat serta
cara kerja ilmuwan dan filosofis, memang mengandung sejumlah
persamaan, yakni sama-sama mencari kebenaran. Ilmu memiliki tugas
melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan.
Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab
pelukisan fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan
bagaimana sesungguhnya fakta itu, dari mana awalnya dan akan kemana
akhirnya.
Berbagai gambaran di atas memperlihatkan bahwa filsafat di satu
sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu pengetahuan, namun di
sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai cara kerja akhir
ilmuwan.
Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan
(mother of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas
keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa demikian?
Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari
temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang
melahirkan berbagai pencabangan ilmu.
Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu
yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan
persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu
sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu
pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan, yang
kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang
disebut sebagai filsafat ilmu.
Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu
Persamaan dan Perbedaan filsafat Ilmu
Keduanya mencari Keduanya mencari
rumusan yang sebaik-baiknya,
menyelidiki obyek yang selengkap-
lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
Keduanya memberikan pengertian
mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian ayng
kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-sebabnya
Keduanya hendak memberikan sintesis,
yaitu suatu pandangan yang
bergandengan.
Keduanya mempunyai metode dan sistem.
Keduanya hendak memberikan penjelasantentang kenyataan seluruhnya timbul
dari hasrat manusia (obyektivitas),
akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
Hubungan Filsafat dengan IlmuPosted on 13 Januari 2008
Ditinjau dari segi historis, hubungan antarafilsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangatmenyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,“philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapidalam perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari, ternyatajuga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat YunaniKuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjaditerpecah-pecah (Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982).
Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa denganmunculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailahterjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengandemikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebutilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat. Pendapat
tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yangmengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafatyang dianut.
Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999),
filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi
dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah
tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang
melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan
masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama
semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya
memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu
pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-
spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh
Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai
suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari
ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam
ilmu pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) mengembangkan
semboyannya “Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa
peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik
individual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu
implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah
bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu
yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-
murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yanglainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembataniserta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, makabidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal inisenada dengan pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk.,1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yangmampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuanmanusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam TheLiang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. (1997) menyatakan, karenapengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”,maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembanganfilsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafatmenempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapanfilsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yangmenjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi,epistemologi dan aksiologi. Hal ini didukung oleh IsraelScheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang berpendapat bahwafilsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau tentangdunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafatdewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dariilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik darifilsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalamKoento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannyadianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidakmungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangatmemerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinyatidak salah. Lebih jauh, Jujun S. Suriasumantri (1982:22), –dengan meminjam pemikiran Will Durant– menjelaskan hubunganantara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan filsafat sebagaipasukan marinir yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan
pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagaipengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yangmemenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu,ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakankemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kitalihat pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagandi bawah ini, (disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)
Ilmu FilsafatSegi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkanrumusan-rumusan yang pasti
Obyek penelitian yang terbatas
Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
Bertugas memberikan jawaban
Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip umum, tidakmembatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umumdan keseluruhan
Keseluruhanyang ada
Menilai obyek renungan dengan