filsafat ilmu

35
Ilmu Filsafat, Filsafat Pengetahuan, Filsafat Ilmu Pengetahuan Minggu lalu gue dapet tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu. Waktu itu dosennya nanya tentang perbedaan antara ilmu filsafat dengan filsafat ilmu terus ditambah sama pertanyaan perbedaan filsafat pengetahuan (epistemologi) dengan filsafat ilmu pengetahuan. Setelah 3 jam ngubek-ngubek om gugel, buku dan foto copy-an akhirnya tugasnya selesai. Ini lah hasilnya: 1. Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu. Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu dapat dilihat dari definisinya. Ilmu filsafat adalah ilmu tentang dasar-dasar filsafat yang mencakup sistematika filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi, objek-objek filsafat, sejarah filsafat dan metode-metode filsafat. Sedangkan filsafat ilmu adalah cabang filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkaji ilmu pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya. Dilihat dari objek kajiannya, objek kajian ilmu filsafat adalah semesta atau semua yang ada di sekitar manusia dalam arti seluas- luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-ilmu yang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak. Selain itu, perbedaan juga ditemukan pada sudut pandang atau pendekatan yang dipakai. Ilmu filsafat pendekatannya bersifat integral yang artinya ilmu filsafat tidak hanya mengkaji dari satu sudut pandang saja tetapi menyeluruh. Sedangkan filsafat ilmu pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya masing- masing. 2. Perbedaan filsafat pengetahuan (Epistemologi) dengan filsafat ilmu pengetahuan. Walaupun objek kajian keduanya sama-sama pengetahuan, filsafat pengetahuan mengkaji pengetahuan dalam arti seluas-luasnya, termasuk pengetahuan sehari-hari. Sedangkan filsafat ilmu

Transcript of filsafat ilmu

Ilmu Filsafat, Filsafat Pengetahuan, Filsafat Ilmu PengetahuanMinggu lalu gue dapet tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu.Waktu itu dosennya nanya tentang perbedaan antara ilmu filsafatdengan filsafat ilmu terus ditambah sama pertanyaan perbedaanfilsafat pengetahuan (epistemologi) dengan filsafat ilmupengetahuan. Setelah 3 jam ngubek-ngubek om gugel, buku dan fotocopy-an akhirnya tugasnya selesai. Ini lah hasilnya:

1. Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu.

Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu dapat dilihat daridefinisinya. Ilmu filsafat adalah ilmu tentang dasar-dasarfilsafat yang mencakup sistematika filsafat yaitu ontologi,epistemologi dan aksiologi, objek-objek filsafat, sejarahfilsafat dan metode-metode filsafat. Sedangkan filsafat ilmuadalah cabang filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkajiilmu pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya.Dilihat dari objek kajiannya, objek kajian ilmu filsafat adalahsemesta atau semua yang ada di sekitar manusia dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-ilmuyang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak.Selain itu, perbedaan juga ditemukan pada sudut pandang ataupendekatan yang dipakai. Ilmu filsafat pendekatannya bersifatintegral yang artinya ilmu filsafat tidak hanya mengkaji darisatu sudut pandang saja tetapi menyeluruh. Sedangkan filsafatilmu pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya masing-masing.

2. Perbedaan filsafat pengetahuan (Epistemologi) dengan filsafatilmu pengetahuan.

Walaupun objek kajian keduanya sama-sama pengetahuan, filsafatpengetahuan mengkaji pengetahuan dalam arti seluas-luasnya,termasuk pengetahuan sehari-hari. Sedangkan filsafat ilmu

pengetahuan mengkaji pengetahuan yang bersifat khusus danbersifat ilmiah untuk membedakannya dari pengetahuan sehari-hari.Selain itu, filsafat pengetahuan juga  membahas tentang batas,sumber, struktur dan keabsahan pengetahuan sedangkan filsafatilmu pengetahuan membahas ciri keilmiahan suatu ilmu pengetahuandengan cara kerja ilmiah. Perbedaan yang lain, filsafatpengetahuan bertujuan untuk mencapai hakikat ilmu pengetahuansedangkan filsafat ilmu pengetahuan hanya mencoba menerangkangejala-gejala secara ilmiah.

Filsafat Ilmu Pengetahuan - Bagi kehidupan manusia Pengetahuan sangat menentukkan dalam kaitannya dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Dari generasi ke generasi, manusuia memanfaatkan tradisi dan pengalaman sebagai pengetahuan dasar untuk memproduksi segalamacam jenis kebutuhan sehari-hari.

Secara kodrat, dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang khusus dan pasti itu diperlukan suatu metodologi khusus. Maksudnya diperlukan pendekatan, cara pandang, cara kerja dan sistem kerja tertentu. Fakta membuktikan bahwa manusia di dalam menghadapi objek ternyata tidak berkemampuan untuk memahami sekaligus isi materi yang terkandung di dalamnya. Objek sekecil atau sesederhana apapun, di dalam dirinya terkandung bagian-bagian danjumlah jenisnya tidak dapat dihitung. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pengetahuan yang khusus, konkret dan pasti harus dilakukan secara bertahap. Beranjak dari sudut atau sisi tertentuberalih ke sudut atau sisi yang lain, dengan peralatan metoda dansistem kerja yang sesuai. Itulah yang disebut Pengetahuan metodologis atau Ilmu, atau Ilmu Pengetahuan

A. ARTI ILMU PENGETAHUAN

Dalam konteks, sementara ahli menyebut “ilmu” dan sementara lainnya “ilmu pengetahuan”. Secara kefilsafatan, boleh jadi mana yang tepat “ilmu pengetahuan” ataukah “ilmu”, bukan masalah serius. Karena filsafat memandang bahwa ilmu adalah pengetahuan

yang benar menurut cara pandang tertentu, metoda dan sistem tertentu. Jadi, jelas bahwa di dalam ilmu terkandung pengetahuan,tetapi tidak sebaliknya.

Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary : 1979, tertulis ada dua istilah, ‘knowledge’ dan ‘science’. Knowledge, menjelaskan tentang adanya hal sesuatu diperoleh secara biasa atau sehari-hari (regularly), melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, informasi dsb. Science, di dalamnya terkandung adanya pengetahuanyang pasti, lebih praktis, sistematik, metodik, jadi ilmiyah dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis (natural). Jadi terlihat jelas bahwa ada saling hubungan antara keduanya. Knowledge (pengetahuan) mempunyai cakupan lebih luas dan umum; sedangkan, Science (ilmu) mempunyai cakupan yang lebih sempit dan khusus dalam arti metodis, sistematis, dan ilmiah.

B. OBJEK ILMU PENGETAHUANMenurut penjelasan Webster, ada beberapa penekanan mengenai objek, seperti sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh, dan diindra; sesuatu yang dapat disadari secara fisis atau mental; suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha; suatu hal yang menjadi masalah pokok suatu penyelidikan.Jadi dapatlah dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan objek adalah sasaran pokok atau tujuan penyelidikan keilmuan.

Macam-macam Objek

Objek Materi (material objek) = sasaran pokok penyelidikan berupa materi atau materi yang dihadirkan dalam suatu pemikiran atau penelitian.

Objek Forma (formal object) = menjelaskan pentingnya arti, posisi dan fungsi objek di dalam ilmu pengetahuan.

C. METODE ILMU PENGETAHUANMetode adalah suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah, yang dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu

tujuan. Jadi dapat dikatakan sebagai cara kerja ilmiah.Sedangkan metodologi, adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode-metode, atauran-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan.Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus.

Dengan kata lain dapat dipahami bahwa, metodologi bersangkutan dengan jenis, sifat dan bentuk umum mengenai cara-cara, aturan-aturan dan patokan-patokan prosedur jalannya penyelidikan, yang menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus bekerja. Sedangkanmetode adalah cara kerja dan langkah-langkah khusus penyelidikan secara sistematik menurut metodologi itu, untuk mencapai suatu tujuan yaitu kebenaran ilmiah.

6 langkah metode untuk memperoleh pengetahuan

1. Keinsafan tentang adanya problema.2. Data yang relevan dan bersedia dikumpulkan.3. Data ditertibkan.4. Hipotesa dibentuk (diformulasikan).5. Deduksi dapat ditarik dari hipotesa, dan6. Verifikasi setelah analisis secara deduktif untuk sampai

pada suatu kesimpulan.

D. SISTEM ILMU PENGETAHUANSistem tertutup = sistem ini tidak memungkinkan bagi masuknya unsur-unsur baru ke dalamnya.Sistem terbuka = sistem ini dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur baru, agar dengan demikian memungkinkanbagi kelangsungan keberadaan adanya barang sesuatu.Sistem alami = sistem ini memang sudah sejak semula merupakan suatu kesatuan yang utuh, dalam rangka tujuan yang telah pula ditentukan sejak semula.Sistem buatan = sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini diciptakan secara sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks, disebabkan

oleh perkembangan kuantitas manusia itu sendiri.Sistem berbentuk lingkaran = Sistem berbentuk garis lurus =

E. KEBENARAN ILMIAHYang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenarannya, menurut norma-norma keilmuan. Adapun kebenaran yang pasti adalah mengenai suatu objek materi, yang diperoleh menurut objek forma tertentu, metoda dan sistem tertentu. Karena itu kebenaran ilmiah cenderung bersifat objektif, tidak subjektif. Artinya terkandung di dalamnya sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi saling bersesuaian.

SUMBER KEBENARANDi antara sekian banyak sumber, ‘rasio’ dan ‘pengalaman indrawi’ merupakan sumber utama sekaligus sebagai ukuran kebenaran dalam ilmu pengetahuan.Sumber rasio lebih bersangkutan dengan objek-objek umum, abstrak dan non-fisis, sedangkan sumber pengalaman lebih bersangkutan dengan objek-objek yang khusus, konkret dan fisis. Kedua sumber itu di dalam filsafat dikenal “rasionalisme” dan “empirisme”

Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650), dengansikap keragu-raguannya terhadap segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri, ia mencoba mencari kebenaran yang jelas, tegas dan pasti. Dan kebenaran itu ada pada ide yang disebut idea innatae (ide bawaan, terang benderang), yang hanya dapat ditangkap denganakal pikiran. Dengan kegiatan berpikir inilah Descartes menemukansesuatu yang pasti, jelas dan tegas yaitu keberadaan diri sendiri. (Cogito ergo sum). Empirisme dipelopori oleh John Locke (1632 – 1704) = pada mulanya rasio manusia itu bagaikan tabula rasa (as a white paper). Adapun seluruh isinya yang kemudian membentuk ide itu berasal dari pengalaman indrawi. Pancaindra

menangkap data-data dan lalu tergambar di dalam rasio.

TEORI UNTUK MENGUKUR KEBENARAN ILMIAHTeori Koheren / teori saling hubungan / teori konsistensi = kebenaran tergantung pada adanya saling hubungan secara tepat antara ide-ide yang sebelumnya telah diakui kebenarannya.Teori Koresponden = jika suatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan itu benar. Jika tidak, maka pertimbangan itu salah. Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri.Teori Kegunaan = kebenaran bersangkutan secara langsung dengan manusia, maka wajarlah jika masalah kebenaran perlu dipandang dari nilai kegunaannya.

Persamaan dan Perbedaan Ilmu, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

A. Pengertian

1. Ilmu

a. Hakikat Ilmu

Ilmu Merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan

mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal

dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-

hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan

teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa

dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi,

eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain).

Pemahaman bermakna ataupun sesuatu yang memberikan makna

kepada diri individu apabila datangnya sesuatu sumber

yang dikatakan berkaitan dengan sesuatu kajian ataupun

memerlukan kefahaman.

b. Ciri-Ciri Ilmu

Ilmu boleh dipertuturkan

Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan

pengalaman. Contohnya, sesetengah "pengalaman diri"

seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui

bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang

dapat dipertuturkan melalui bahasa.

Ilmu mempunyai nilai kebenaran

Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap

benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan

pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-

unsur tahayul.

Ilmu adalah objektif

Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang

tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan

seseorang individu.

Ilmu diperolehi melalui kajian

Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu

rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali

sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah

Ilmu Sentiasa berkembang

Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertambahan,

pemantapan dan penyempurnaan.

2. Filsafat

Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab

masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu

pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar

jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil

daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau

mendalami secara radikal dan integral serta sistematis

hakikat sarwa yang ada, yaitu: ” hakikat tuhan, ” hakikat

alam semesta, dan ” hakikat manusia, serta sikap manusia

sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah

bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan,

hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.

3. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka

konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang

sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat

untuk percobaan lebih lanjut (Ziman J. dalam Qadir C.A.,

1995). Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk

menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia

dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi

ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.

Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup

pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari

keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),

tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-

teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji

dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu

tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk

karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai

pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah

produk dari epistemologi.

Batas-batas Ilmu Pengetahuan.

Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan

panca indera itu hanya terbatas pada gejala atau fenomena,

sedang substansi yang ada di dalamnya tidak dapat kita

tangkap dengan panca indera disebut nomenon. Apa yang dapat

kita tangkap dengan panca indera itu adalah penting,

pengetahuan tidak sampai disitu saja tetapi harus lebih dari

sekedar yang dapat ditangkap panca indera.

B. Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Ilmu Pengetahuan

Untuk melihat hubungan antara ilmu, filsafat dan ilmu

pengetahuan, ada baiknya kita lihat pada perbandingan antara

ilmu, filsafat dan ilmu pengetahuan dalam bagan di bawah ini,

(disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)

Ilmu Filsafat Ilmu PengetahuanSegi-segi yang

dipelajari

dibatasi agar

dihasilkan

rumusan-rumusan

yang pasti

Mencoba merumuskan

pertanyaan atas

jawaban. Mencari

prinsip-prinsip

umum, tidak

membatasi segi

pandangannya bahkan

cenderung memandang

segala sesuatu

secara umum dan

keseluruhan

Ilmu pengetahuan

adalah penguasaan

lingkungan hidup

manusia.

Obyek penelitian

yang terbatas

Keseluruhan yang

ada

Ilmu pengetahuan

adalah kajian

tentang dunia

material.

Tidak menilai

obyek dari suatu

sistem nilai

Menilai obyek

renungan dengan

suatu makna,

Ilmu pengetahuan

adalah definisi

tertentu. misalkan , religi,

kesusilaan,

keadilan dsb.

eksperimental

Bertugas

memberikan

jawaban

Bertugas

mengintegrasikan

ilmu-ilmu

Ilmu pengetahuan

dapat sampai pada

kebenaran melalui

kesimpulan logis

dari pengamatan

empiris

Persamaan antara ilmu, filsafat dan ilmu pengetahuan

Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya

menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai keakar-

akarnya.Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau

koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita

alami dan mencoba menunjukan sebab-sebanya.Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu

pandangan yang bergandengan.Ketiganya mempunyai metode dan sitem.Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang

kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia

(objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

AGAIMANAKAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU   PENGETAHUAN? Posted on April 27, 2006 by pormadi

BAGAIMANAKAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN?

Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan:

·              Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup  seluruh  bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai  obyek material dan formal.

·              Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh  realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.

·              Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantumengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.

·              Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus  terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).

Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan (Makalah di UNISSULA semarang) Dosen Hj.Marsiyem

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabang-cabang filsafat yang

lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari

berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang filsafat yang

sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat

tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan

mengetahui apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah

dengan jalan berfikir secara mendalam atau berkontemplasi.

Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara

konkrit disebut sebagai ilmu dan pengetahuan tentunya ada rumusan yang

dianggap mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu

kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu dikatakan

sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus

melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.

Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang

menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara

khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai

segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal,

materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan

ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan

tabiat saleh.1[1]

Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau

diibaratkan keduanya seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling

terkait. Untuk memahami secara umum kedua sisi tersebut maka perlu

pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai disiplin

ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan.

1

Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu

filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang

memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat

pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses

keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu

sendiri.

Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut

tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar

suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus,

seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan

spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat

adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas

artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal

artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai

melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang

berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu

yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai

seperti kebenaran, keindahan ataupun kebaikan.

Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan

yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,

rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan

komulatif (tersusun timbun)2[2]

Dalam gambaran tntang filsafat dan ilmu diatas maka dalam

penulisan makalah ini di berikan judul “HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU

PENGETAHUAN”

2

1.2.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana kajian

filsafat terhadap filsafat ilmu pengetahuan.

1.3.       Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah

Untuk mengetahui kajian filsafat terhadap Filsafat ilmu pengetahuan.

`BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Tentang filsafat

2.1.1 Sejarah Penemuan filsafat

Filsafat dalam pandangan barat diperkirakan muncul pada abad ke-

7 sebelum masehi di yunani. dalam Filsafat muncul ketika orang-orang

mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan

disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi

untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang

bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah

yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau

Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-

lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang

lebih bebas.

Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales

dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof

Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan

Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah

murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak

lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini

menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.3[3]

2.1.2 Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli

3

Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah terdapat dalam

berbagai macam literatur dan hampir semua disiplin ilmu, bahasan

tentang filsafat adalah salasatu objek telaah yang menarik untuk

didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:

Phytagoras 572-497 SM

Ditasbihkan sebgai orang yang pertamakali menggunakan kata fhilosofia

yangberarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan

kebijaksanaan itu sendiri.

Menurut Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala

pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok

penyelidikannya.

Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring

perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa,

seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan

Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam

bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

Plato ( 428 -348 SM )

Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat

adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang

asli.

Aristoteles (384 – 322 SM)

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang

terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,

ekonomi, politik, dan estetika.

Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala

benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas

penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan

ilmu.

Al Farabi

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana

hakikat yang sebenarnya.

Cicero ( (106 – 43 SM )

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the

arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni

kehidupan )

Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu

umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang

atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan

seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari

segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.

1.      Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )

2.      Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )

3.      Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )

4.      Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )

Notonegoro

Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya

yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.

Driyakarya

Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-

sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-

dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.

Sidi Gazalba

Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran ,

tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,

sistematik dan universal.

Harold H. Titus (1979 )

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan

alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu

proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang

dijunjung tinggi; Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu

pandangan keseluruhan; Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan

penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); Filsafat

adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang

dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

Hasbullah Bakry

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan

mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat

menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu

sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Prof. Mr.Mumahamd Yamin

Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui

kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya

kesungguhan.

Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan

qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,

fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan

menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau

kebenaran yang sejati.

filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang

menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara

khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai

segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal,

materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan

ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan

tabiat saleh.

2.2. Tentang Ilmu Pengetahuan

2.2.1 Pengertian ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti

mengetahui,memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris

disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia

(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani

adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah

pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem

menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan

gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)

Encyclopedia Americana

Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat

positif dans istematis.

Paul Freed man

dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu

sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukan nya umat

manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan

cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta

suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah

lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

S.ornby

mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang

diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta.

Poincare

Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang

tersembunyi.

Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses untuk memperole suatu ilmu

adalah dengan melalui pedekatan filsafat.

Menurut Dr.Slamet Ibrahim.Pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi,

batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada.

Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu

pengetahuan. Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan

filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang

didukung oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit

dibandingkan degan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat

tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih

bermanfaat dan lebih praktis. Padahal filsafat menghendaki pengetahuan

yang komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal ini tidak

dapat diperoleh dalam ilmu. Sehingga filsafat dapat ditempatkan pada

posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh

ilmu.4[4]

2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu

Ilmu pengetahuan adalah salah satu objek kajian dari filsafat ilmu

yang merupakan cabang dari filsafat. Yang dimaksud dengan filsafat

ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat ilmu,khususnya

yang berkenaan denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema umum

disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian

filsafat ilmu dapatlah dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup

dalam filsafat ilmu, seperti berikut :

Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang

digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap symbol-symbol yang digunakan,

dan terhadap struktur penalaran tentang system symbol yang digunakan.

Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan juga ilmu

rasional, juga untuk membahas studi-studi bidang etika dan estetika,

studi sejarah, antropologi, geologi dll.

Metode yang diangkat biasanya dinyatakan dengan istilah induktif,

deduktif, hipotesis, data, penemuan dan verifikasi. Selanjutnya secara

mendalam dinyatakan dengan istilah ekperimentasi, pengukuran,

klasifikasi, dan idealisasi.

Filsafat ilmu adalah suatu upaya untuk mencari kejelasan mengenai

dasar-dasar konsep dan upaya membuka tabir dasar-dasar empiris (ke-

4

empirisan) dan dasar-dasar rasional (ke-rasionalan). Aspek filsafat

sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan etimologis.

Sehingga peran yang dilakukan adalah ganda. Pada sisi pertama filsafat

ilmu mencakup analisis kritis terhadap “anggapan dasar”, seperti

waktu, ruang, jumlah /kuantitas, mutu/kualitas dan hukum. Sisi lain

filsafat ilmu menelaah keyakinan menganai penalaran proses-proses

alami.

Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa

kajian, yang diajukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu

tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan atau antar

hubungan yang ada pada kajian satu terhadap kajian yang lain.

Tujuan filsafat ilmu adalah

-                 Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh

kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu

-                 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di

berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu

kontemporer secara historis.

-                 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami

studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang

ilmiah dan nonilmiah.

-                 Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam

mendalami ilmu dan mengembangkannya.

-                 Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu

dan agama tidak ada pertentagan.5[5]

2.3. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan

5

Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf,

berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam

hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus

mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan, tapi harus memberikan

ilmu pengetahuan.6[6]

Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu berbagai pengertian tentang

filsafat dan ilmu sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka

berikutnya akan tergambar pula. Pola hubungan antara ilmu dan

filsafat. Pola relasi ini dapat berbentuk persamaan antara ilmu dan

filsafat, terdapat juga perbedaan diantara keduanya. Di zaman Plato,

bahkan sampai masa al Kindi, batas antara filsafat dan ilmu

pengetahuan boleh disebut tidak ada. Seorang filosof pasti menguasi

semua ilmu. Tetapi perkembangan pikir manusia yang mengembangkan

filsafat pada tingkat praksis, berujung pada loncatan ilmu

dibandingkan dengan loncatan filsafat. Meski ilmu lahir dari filsafat,

tetapi dalam daya perkembangan berikut, perkembangan ilmu pengetahuan

yang didukung dengan kecanggihan teknologi, telah mengalahkan

perkembangan filsafat. Wilayah kajian filsafat bahkan seolah lebih

sempit dibandingkan dengan masa awal perkembangannya, dibandingkan

dengan wilayah kajian ilmu. Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian

muncul suatu anggapan bahwa untuk saat ini, filsafat tidak lagi

dibutuhkan bahkan kurang relevan dikembangkan ole manusia. Sebab

manusia hari ini mementingkan ilmu yang sifatnya praktis dibandingkan

dengan filsafat yang terkadang sulit “dibumikan”. Tetapi masalahnya

betulkah demikian? Ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan yang

terorganisir dan tersusun secara sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih

6

luas, yakni bagaimana ia mempelajari gejala-gejala sosial lewat

observasi dan eksperimen.7[7]

Keinginan-keinginan melakukan observasi dan eksperimen sendiri,

dapat didorong oleh keinginannya untuk membuktikan hasil pemikiran

filsafat yang cenderung Spekulatif ke dalam bentuk ilmu yang praktis.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan

lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasil

kerja filsafat kemudian dibukukan secara sistematis dalam bentuk ilmu

yang terteoritisasi.

Kebenaran ilmu dibatasi hanya pada sepanjang pengalaman dan

sepanjang pemikiran, sedangkan filsafat menghendaki pengetahuan yang

koprehensif, yakni; yang luas, yang umum dan yang universal

(menyeluruh) dan itu tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Lalu jika

demikian, dimana saat ini filsafat harus ditempatkan?

Menurut Am. Saefudin, filsafat dapat ditempatkan pada posisi

maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada taraf tertentu

dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya dengan

melakukan penolakan terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan

manusia yang memiliki sifat untuk terus maju.

Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori.

Kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara

berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk

diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya.

Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya

ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data

7

empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan

kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.

Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat itu

sendiri, tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori-teori keilmuan

melalui observasi dan eksperimen atau memperoleh justifikasi

kewahyuan. Dengan demikian, tidak setiap filosof dapat disebut sebagai

ilmuan, sama seperti tidak semua ilmuwan disebut filosof. Meski

demikian aktifitas berpikir. Tetapi aktivitas dan ilmuwan itu sama,

yakni menggunakan aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara

berpikir seperti itu, maka hasil kerja filosofis dapat dilanjutkan

oleh cara kerja berfikir ilmuwan. Hasil kerja filosofis bahkan dapat

menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu. Namun demikian, harus juga diakui

bahwa tujuan akhir dari ilmuwan yang bertugas mencari pengetahuan,

sebagaimana hasil analisa Spencer, dapat dilanjutkan oleh cara kerja

berpikir filosofis.

Di samping sejumlah perbedaan tadi, antara ilmu dan filsafat serta

cara kerja ilmuwan dan filosofis, memang mengandung sejumlah

persamaan, yakni sama-sama mencari kebenaran. Ilmu memiliki tugas

melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan.

Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab

pelukisan fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan

bagaimana sesungguhnya fakta itu, dari mana awalnya dan akan kemana

akhirnya.

Berbagai gambaran di atas memperlihatkan bahwa filsafat di satu

sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu pengetahuan, namun di

sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai cara kerja akhir

ilmuwan.

Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan

(mother of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas

keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa demikian?

Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari

temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang

melahirkan berbagai pencabangan ilmu.

Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu

yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan

persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu

sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu

pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan, yang

kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang

disebut sebagai filsafat ilmu.

Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu

Persamaan dan Perbedaan filsafat Ilmu

  Keduanya mencari Keduanya mencari

rumusan yang sebaik-baiknya,

menyelidiki obyek yang selengkap-

lengkapnya sampai ke akar-akarnya.

       

  Keduanya memberikan pengertian

mengenai hubungan atau koheren yang

ada antara kejadian-kejadian ayng

kita alami dan mencoba menunjukkan

sebab-sebabnya

       

  Keduanya hendak memberikan sintesis,

yaitu suatu pandangan yang

bergandengan.

       

  Keduanya mempunyai metode dan sistem.       

  Keduanya hendak memberikan penjelasantentang kenyataan seluruhnya timbul

dari hasrat manusia (obyektivitas),

akan pengetahuan yang lebih

mendasar.

       

Hubungan Filsafat dengan IlmuPosted on 13 Januari 2008

Ditinjau dari segi historis, hubungan antarafilsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangatmenyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,“philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapidalam perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari, ternyatajuga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat YunaniKuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjaditerpecah-pecah (Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982).

Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa denganmunculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailahterjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengandemikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebutilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat. Pendapat

tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yangmengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafatyang dianut.

Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999),

filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi

dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah

tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang

melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan

masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.

Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama

semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya

memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu

pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-

spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh

Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai

suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari

ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.

Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam

ilmu pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) mengembangkan

semboyannya “Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa

peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik

individual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu

implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah

bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu

yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-

murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.

Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yanglainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembataniserta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, makabidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal inisenada dengan pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk.,1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yangmampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuanmanusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam TheLiang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).

Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. (1997) menyatakan, karenapengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”,maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembanganfilsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafatmenempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapanfilsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yangmenjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi,epistemologi dan aksiologi. Hal ini didukung oleh IsraelScheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang berpendapat bahwafilsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau tentangdunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafatdewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dariilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik darifilsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalamKoento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannyadianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidakmungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangatmemerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinyatidak salah. Lebih jauh, Jujun S. Suriasumantri (1982:22), –dengan meminjam pemikiran Will Durant– menjelaskan hubunganantara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan filsafat sebagaipasukan marinir yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan

pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagaipengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yangmemenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu,ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakankemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.

Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kitalihat pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagandi bawah ini, (disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)

Ilmu FilsafatSegi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkanrumusan-rumusan yang pasti

Obyek penelitian yang terbatas

Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.

Bertugas memberikan jawaban

Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip umum, tidakmembatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umumdan keseluruhan

Keseluruhanyang ada

Menilai obyek renungan dengan

suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan,keadilan dsb.

Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu