BAB II ( Revisi )

82
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Kusrini, M. Kom (2007: 11), Sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu Menurut Aji Supriyanto (2005: 238), sistem adalah kumpulan elemen, komponen, atau subsistem yang saling berintegrasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Teguh Wahyono (2004: 12), sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. 4

Transcript of BAB II ( Revisi )

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Kusrini, M. Kom (2007: 11), Sistem adalah

sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen

fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling

berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk

memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu

Menurut Aji Supriyanto (2005: 238), sistem adalah

kumpulan elemen, komponen, atau subsistem yang saling

berintegrasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu.

Menurut Teguh Wahyono (2004: 12), sistem adalah

suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian

yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu.

4

5

.Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa

sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen data

yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.2 Pengertian Perancangan

Pengertian perancangan sistem diawali dengan

menentukan segala keperluan yang akan memenuhi apa

yang akan dibutuhkan oleh sistem, siapa yang

mengambil langkah ini dan bagaimana mereka

akan disesuaikan. Umumnya, perancangan bergerak

dari input ke output. Keluaran (output) sistem,

yang terdiri dari reports dan file untuk

memuaskan kebutuhan organisasi harus dibatasi dengan

jelas.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh beberapa penulis

antara lain :

Menurut Hanif Al Fatta dalam bukunya Analisis dan

Perancangan Sistem Informasi untuk keunggulan bersaing

perusahaan dan organisasi modern( 2007 : 103 )

menyebutkan perancangan adalah tahapan dimana

spesifikasi proyek secara lengkap dibuat dan

6

menjelaskan dengan detail bagian – bagian yang

diimplementasikan.

Menurut Adi Nugroho dalam bukunya Analisis

Perancangan Sistem Informasi Dengan Metedologi

Berorientasi Objek ( 2005 ; 203 ), menyatakan bahwa “

Perancangan sistem kedalam subsistem – subsistem, serta

alokasi subsistem – subsistem ke komponen – kompponen

perangkat lunak, serta prosedur – prosedur”.

Menurut bin Ladjamudin, A. (2005:39) dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem

Informasi, menjelaskan bahwa: “perancangan

(design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru

yang dapat menyelesaikan masalah- masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilih

alternatip sistem yang terbaik”.

Menurut Krismiaji (2005:144) dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa:

“Perancangan terdiri dari perancangan logis adalah

melengkapi eksternal level schema dan menterjemahkan

persyaratan data para pemakai dan program

7

aplikasi ke dalam conceptual level schema sedangkan

perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan

konsep ke dalam struktur penyimpanan fisik”.

2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Hanif Al Fatta (2007: 103) menyebutkan

Perancangan Sistem adalah tahapan dimana spesifikasi

proyek secara lengkap dibuat dan menjelaskan dengan

detail bagian-bagian yang diimplementasikan.

Menurut Adi Nugroho (2005), perancangan sistem

adalah strategi untuk memecahkan masalah dan

mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan itu.

Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana

mengorganisasikan sistem ke dalam subsistem-

subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke

komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak,

serta prosedur-prosedur.

2.1.4 SDLC (Systems Development Life Cycle )

Dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/SDLC) (Systems

Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem)

atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem),

8

dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak,

adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem

serta model dan metodologi yang digunakan untuk

mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini

umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.

SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk

mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari

tahap-tahap (jumlah langkah SDLC pada referensi lain

mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama ) :

a. Analisis sistem

yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen

yang sedang berjalan.

b. Spesifikasi kebutuhan sistem

yaitu melakukan perincian mengenai apa saja

yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan

membuat perencanaan yang berkaitan dengan

proyek sistem

c. Perancangan sistem

9

yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan

desain pemrograman yang diperlukan untuk

pengembangan sistem informasi

d. Pengembangan sistem

yaitu tahap pengembangan sistem informasi

dengan menulis program yang diperlukan

e. Pengujian sistem

yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang

telah dibuat

f. Implementasi dan pemeliharaan sistem,

yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang

telah dibuat

Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC

mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan

perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk

suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian

pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan

perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup

sistem yang paling banyak digunakan, yakni:

10

a. Siklus hidup sistem tradisional (traditional system life

cycle), 

b. Siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using

prototyping),

c. Siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented

system life cycle).

2.1.5 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Andri Kristanto (2008:61), DFD adalah

suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data

yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses

apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi

antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan

pada data tersebut.

Simbol atau lambang yang digunakan dalam membuat

data flow diagram ada 4 buah, yaitu sebagai berikut:

1. EXTERNAL ENTITY

11

Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan asal atau tujuan data.

2. PROSES

Simbol ini digunakan untuk proses

pengolahan atau transformasi data.

3. DATA FLOW

Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan aliran data yang

berjalan.

4. DATA STORE

Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan data flow yang sudah

disimpan atau diarsipkan.

2.1.5.1 Aturan Main Data Flow Diagram

Bentuk rambu – rambu atau aturan main yang baku

dan berlaku dalam penggunaan data flow diagram

untuk membuat model sistem adalah sebagai

berikut :

12

1. Di dalam data flow diagram tidak boleh

menghubungkan antara external entity dengan

external entity lainnya secara langsung.

2. Di dalam data flow diagram tidak boleh

menghubungkan data store yang satu dengan data

store yang lainnya secara langsung.

3. Di dalam data flow diagram tidak boleh

menghubungkan data store dengan external entity

secara langsung.

4. Setiap proses harus ada memiliki data flow yang

masuk dan juga data flow yang keluar.

2.1.5.2 Teknik Membuat Data Flow Diagram

Teknik atau cara yang lazim digunakan di dalam

membuat data flow diagram adalah sebagai berikut :

1. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih

tinggi, kemudian diuraikan atau dijelaskan

sampai yang lebih detail atau tingkatan yang

lebih rendah, yang lebih dikenal sebagai TOP

DOWN ANALYSIS.

13

2. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow

diagram sedetil mungkin sampai tidak dapat

diuraikan lagi.

3. Peliharalah konsistensi proses yang terjadi di

dalam DFD, mulai dari diagram yang tingkatannya

lebih tinggi sampai dengan diagram yang

tingkatannya lebih rendah.

4. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol

yang digunakan seperti:

a. Nama yang jelas untuk EXTERNAL ENTITY

b. Nama yang jelas untuk PROSES

c. Nama yang jelas untuk DATA FLOW

d. Nama yang jelas untuk DATA STORE

2.1.6 Kamus Data (KD)

Menurut Tata Sutabri (2004: 170), kamus data

adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-

kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan

menggunakan kamus data, analis sistem dapat

mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan

lengkap. Kamus data harus memuat hal-hal berikut:

14

a. Arus Data

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan

kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini

perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan

mencari arus data di dalam data flow diagram (DFD).

b. Nama Arus Data

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data

yang mengalir di data flow diagram, maka nama dari

arus data juga harus dicatat di kamus data,

sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan

penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data

tertentu di data flow diagram dapat langsung

mencarinya dengan mudah di kamus data.

c. Tipe Data

Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir

dari hasil suatu proses ke proses yang lainnya.

Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk

laporan serta dokumen hasil cetakan komputer.

15

Dengan demikian bentuk dari data yang mengalir

dapat berupa dokumen dasar atau fomulir, dokumen

hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan

layer di monitor, variable, parameter dan field-

field. Bentuk data seperti ini perlu dicatat di

kamus data.

d. Struktur Data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat

pada kamus data yang terdiri dari item-item atau

elemen-elemen data.

e. Alias

Alias atau nama lain dari data juga harus

dituliskan. Alias perlu ditulis karena data yang

sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau

departemen lainnya.

f. Volume

Volume yang dicatat di dalam kamus data adalah

volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.

Volume rata-rata menunjukkan banyaknya arus data

16

yang mengalir dalam satu periode tertentu sementara

volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak.

g. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus

data. Periode perlu dicatat di kamus data karena

dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapan input

data harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses

program harus dilakukan dan kapan laporan-laporan

harus dihasilkan.

h. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas makna dari arus data yang

dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat

diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus

data tersebut.

2.1.6.1 Notasi Tipe Data

Notasi Keterangan

x Setiap karakter

9 Angka Numeric

A Karakter Alphabet

17

z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong

. Titik sebagai pemisah ribuan

, Koma sebagai pemisah pecahan

~ Hypen sebagai tanda penghubung

/ Slash, sebagai tanda pembagi

Tabel 2.1 Notasi Tipe Data

2.1.6.2 Notasi Struktur Data

Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi

elemen data dimana notasi yang umum digunakan adalah

sebagai berikut :

Notasi Keterangan

= Terdiri dari

+ And (dan)

( ) Pilihan (boleh ya atau tidak)

{ } Iterasi / pengulangan proses

[ ] Pilih salah satu pilihan

I Pemisah pilihan di dalam tanda [ ]

* Keterangan atau catatan

@ Petunjuk (key field)

18

Tabel 2.2 Notasi Struktur Data

2.1.7 Pengertian UML (Unified Modelling Language)

Menurut Henderi (2007), Unified Modeling Language (UML)

adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi

standar dalam industri software untuk visualisasi,

merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat

lunak.

UML merupakan standar yang relatif terbuka yang

dikontrol oleh Object Management Group (OMG), yang

terdiri dari banyak perusahaan. UML lahir dari

penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis

berorientasi objek antara lain metode Booch oleh Graddy

Booch, metode Object Modelling Technique (OMT) oleh DR. James

Rumbaugh, dan metode Object Oriented Software Engineering (OOSE)

oleh Ivar Jacobson.

Dengan UML, dapat dibuat model untuk perangkat

lunak, dimana perangkat lunak tersebut dapat berjalan

19

pada perangkat keras, sistem operasi dan jaringan

apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.

UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan

aplikasi berorientasi objek, yaitu:

1. Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis

2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-

konsep yang ada di dalam aplikasi

3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman

pesan (message) 

antar objects

4. Collaboration Diagram untuk memodelkan

interaksi antar object

5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objects

didalam sistem

6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku Use

Cases dan Objects di dalam sistem

7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas

8. Object Diagram untuk memodelkan struktur objek

9. Component Diagram untuk memoelkan komponen

Object

20

10. Deployment Diagram untuk memodelkan

distribusi aplikasi

Diagram yang sering digunakan pada UML antara lain :

1. Use Case Diagram

Digunakan untuk memodelkan bisnis proses

berdasarkan perspektif penggunaan sistem. Use case

diagram terdiri atas diagram untuk use case, actor dan

unidirectional association. Use case digambarkan bentuk

elips dengan nama operasi dituliskan di dalamnya. Actor

yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus

ke use case. Berikut merupakan simbol use case diagram:

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

Menspesifikasikan himpuan peran

yang pengguna mainkan ketika

berinteraksi dengan use case.

2 Dependency Hubungan dimana perubahan yang

terjadi pada suatu elemen

mandiri (independent) akan

mempengaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen yang

21

tidak mandiri (independent).

3Generalizatio

n

Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan

struktur data dari objek yang

ada di atasnya objek induk

(ancestor).

4 IncludeMenspesifikasikan bahwa use case

sumber secara eksplisit.

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa use case

target memperluas perilaku dari

use case sumber pada suatu titik

yang diberikan.

6 AssociationApa yang menghubungkan antara

objek satu dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara

terbatas.

22

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi

yang ditampilkan sistem yang

menghasilkan suatu hasil yang

terukur bagi suatu aktor

9 Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan

elemen lain yang bekerja sama

untuk menyediakan prilaku yang

lebih besar dari jumlah dan

elemen-elemennya (sinergi).

10 Note

Elemen fisik yang eksis saat

aplikasi dijalankan dan

mencerminkan suatu sumber daya

komputasi

Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram

2. Sequence Diagram

Menjelaskan secara detail urutan proses yang

dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use

case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa

saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi

yang diperlukan oleh masing-masing operasi. Terdiri

23

dari diagram objek, pesan ke objek sendiri, dan pesan

objek. Berikut merupakan simbol sequence diagram:

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 LifeLineObjek entity, antarmuka yang

saling berinteraksi.

2 Message

Spesifikasi dari komunikasi

antar objek yang memuat

informasi-informasi tentang

aktifitas yang terjadi

3 Message

Spesifikasi dari komunikasi

antar objek yang memuat

informasi-informasi tentang

aktifitas yang terjadi

Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram

3. Class Diagram

Merupakan diagram yang selalu ada di permodelan

sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan

hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun

dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk

mencapai suatu tujuan. Berikut merupakan simbol class

diagram:

24

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1Generalizatio

n

Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku

dan struktur data dari objek

yang ada di atasnya objek

induk (ancestor).

2Nary

Association

Upaya untuk menghindari

asosiasi dengan lebih dari 2

objek.

3 Class

Himpunan dari objek-objek

yang berbagi atribut serta

operasi yang sama.

4 Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-

aksi yang ditampilkan sistem

yang menghasilkan suatu

hasil yang terukur bagi

suatu actor.

5 RealizationOperasi yang benar-benar

dilakukan oleh suatu objek.

25

6 Dependency

Hubungan dimana perubahan

yang terjadi pada suatu

elemen mandiri (independent)

akan mempegaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen

yang tidak mandiri.

7 Association

Apa yang menghubungkan

antara objek satu dengan

objek lainnya.

Tabel 2.5 Simbol Class Diagram

4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir

aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana

masing-masing alir berawal, decision yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity

diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang

mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Berikut merupakan simbol class diagram:

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

26

1 Actifity

Memperlihatkan bagaimana

masing-masing kelas

antarmuka saling

berinteraksi satu sama lain

2 Action

State dari sistem yang

mencerminkan eksekusi dari

suatu aksi

3 Initial NodeBagaimana objek dibentuk

atau diawali.

4Actifity Final

Node

Bagaimana objek dibentuk dan

dihancurkan

5 Fork Node

Satu aliran yang pada tahap

tertentu berubah menjadi

beberapa aliran

Tabel 2.6 Simbol Activity Diagram

2.1.8 Pengertian ERD ( Entity Relationship

Diagram )

Menurut Adi Nugroho ( 2005 : 11-12), ERD adalah

model diagram hubungan entitas (ERD), dibuat

berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari

27

koleksi objek – objek dasar yang dinamakan entitas

(entity) serta hubungan (relationship) antara entitas –

entitas tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui

bahwa Entity Relationship Diagram ( ERD ) adalah

diagram untuk menggambarkan proses untuk

mendokumentasikan data perusahaan.

Adapun elemen – elemen dari ERD adalah sebagai

berikut :

1. Entitas (entity)

Adalah suatu objek yang dapat didefinisikan dalam

lingkungan pemakai, suatu yang penting bagi

pemakai dalam konteks sistem yang dibuat.

Gambar 2.1 Entitas

28

2. Atribut (attribute)

Sering disebut juga (property), merupakan

keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah

entitas yang perlu disimpan sebagai basis data.

Atribut berfungsi sebagai penjelas entitas.

Gambar 2.2 Atribut

3. Garis (line)

Berfungsi untuk menghubungkan atribut dengan

entity dan entity dengan relationship/relasi.

Gambar 2.3 Garis

4. Hubungan (relationship)

Entitas dapat berhubungan satu dengan lainnya.

Hubungan ini dinamakan relationship. Seperti

halnya dengan entity, maka didalam hubungannya

haruslah dibedakan antar entitas dengan isi dari

hubungan itu sendiri.

29

Gambar 2.4 Hubungan

2.1.9 Prototyping

Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi

basis data. Model kerja memungkinkan perancang atau

pengguna untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik

dari segi sistem maupun fungsi yang dimiliki sistem.

Tujuan utama dari pengembangan protoytype adalah untuk

memungkinkan pengguna memakai prototype tersebut dalam

mengidentifikasi kelebihan atau kelemahan sistem dan

memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau

melengkapi fitur - fitur aplikasi basis data yang baru.

2.1.10 Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu

konsep yang menjadi pokok pembahasan. Aplikasi dapat

diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat

untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas

atau pekerjaan tertentu.

htt p:/ /www.goo gle.com/ Pengerti an Aplikasi /07 Januari 2012

Kamus Lengkap Dunia Komputer (2002:12) Aplikasi

30

adalah suatu program computer yang dibuat untuk

mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah

tertentu.

Menurut Edi Purnomo (2003:2) Aplikasi adalah sebuah

kegiatan pengolahan data suatu urusan tertentu dari

sebuah perusahaan.

Perangkat lunak aplikasi adalah suatu

subkelas perangkat lunak computer yang

memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk

melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem

yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer,

tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan

tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang

menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat

lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja,

dan pemutar media.

Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi

suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau

31

suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah

Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu

aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa

aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket

biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki

kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk

mempelajari dan menggunakan setiap aplikasi. Sering

kali, aplikasi ini memiliki kemampuan untuk saling

berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan

pengguna. Contohnya, suatu lembar kerja dapat

dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun

dibuat pada aplikasi lembar kerja yang terpisah.

Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat

terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu

sesuai kemampuan yang dimilikinya aplikasi merupakan

suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user.

2.1.11 Perancangan Aplikasi

Perancangan aplikasi yaitu proses

merancang piranti lunak sebelum melakukan

pengkodean (coding). Model adalah deskripsi dari suatu

32

permasalahan atau topic dari aplikasi yanga akan

dibuat. Dengan menggunakan model ini akan membantu

perancangan dalam memahami lingkup permasalahan yang

akan dipecahkan. Model itu sendiri adalah

visualisasi dari aplikasi yang akan dibangun. Model

piranti lunak dapat dianalogikan seperti cetak biru

pada suatu perancangan. Membuat model dari sebuah

system yang kompleks sangatlah penting karena kita

dapat memahami sistem tersebut secara menyeluruh.

2.1.12 Pengertian Pajak

Pajak adalah pemindahan harta atau hak milik

kepada pemerintah dan digunakan oleh pemerintah untuk

pembiayaan pembelanjaan negara yang berdasarkan

peraturan yang berlaku sehingga dapat dipaksakan dan

tanpa timbale balik secara langsung. Peranan pajak yang

sangat besar tentunya didorong dengan kesadaran diri

sendiri, agar pajak menjadi tulang punggung dalam

membiayai pembangunan didalam negeri. Untuk itu harus

ada persamaan pandangan dalam mengartikan pajak. Ada

33

definisi pajak menurut beberapa para ahli, diantaranya

sebagai berikut :

1. Menurut Rochmat Soemitro (2002,1) ”Pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”.

2. Menurut P.J.A Andriani (2002,2)”Pajak adalah iuran

kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan yang tidak mendapat prestasi kembali,

yang langsung dapat ditunju yang gunanya untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan

dengan tugas negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan”.

3. Menurut Ray M. Sommerfeld (2005,5) ”Pajak adalah

suatu penghasilan sumber dari sektor swasta ke

kantor pemerintah, namun wajib dilaksanakan

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu

34

agar pemerintah dapat melaksanakan tugas untuk

menjalankan pemerintahan. ”.

4. Menurut MJH Smeets (2002,3) “Pajak adalah prestasi

kepada pemerintah yang terutang melalui norma-

norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukan secara

individual : maksudnya adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas,

bahwa pajak mempunyai beberapa unsur-unsur yaitu :

1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang.

2) Pajak dapat dipaksakan.

3) Pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara.

4) Pembayaran pajak tidak akan mendapatkan jasa

timbal balik.

5) Iuran dari rakyat kepada negara.

2.1.13 Fungsi Pajak

Pajak yang dipungut oleh pemerintah,tanpa kita

sadari telah memberikan keuntungan berupa fasilitas-

35

fasilitas bagi masyarakat dan wajib pajak dalam hal

mengurangi gaya hidup konsumtif.

Secara umum pajak mempunyai fungsi sebagai berikut

:

1. Fungsi Anggaran (Budgeter)

Fungsi ini artinya bahwa pajak sebagai sumber dana

bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara

seperti APBN.

2. Fungsi Mengatur (Requlered)

Pajak berfungsi mengatur, yang artinya bahwapajak

mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah

dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan

keamanan. Contohnya seperti pengenaan pajak yang

tinggi untuk minuman keras untuk mengurangi

konsumsi dan peredaran minuman keras, atau

36

pengenaan pajak yang tinggi terhadap barang-barang

mewah guna menghindari gaya hidup yang konsumtif.

2.1.14 Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan

atau perlawanan,

maka terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi daloamn

pelaksanaan pemungutan pajak, sebagai berikut :

1. Syarat Keadilan (Pemungutan pajak harus adil)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai

keadilan. Undang-undang dan pelaksanaan

pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-

undangan diantaranya mengenakan pajak secara

adil dan merata, serta disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing.

2. Syarat Yuridis (Pemungutan pajak harus

berdasarkan Undang-undang)

Di Indonesia, pajak diatur dalam Undang-undang

Dasar 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan

37

jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik

bagi negara maupun warganya.

3. Syarat Ekonomis (Pemungutan tidak boleh

mengganggu perekonomian )

Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu

kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,

sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian

masyarakat.

4. Syarat Finansiil (Pemungutan pajak harus

efisian)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak

harus dapat ditekan sehingga lebih erndah dari

hasi pemungutannya.

5. Sistem Pemungutan Pajak harus Sederhana

Hal ini akan memudahkan dan mendorong masyarakat

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat

ini telah dipenuhi oleh Undang-undang yang baru.

2.1.15 Pengelompokan Pajak

38

Menurut Mardiasmo ( 2001 : 6 ) pengelompokan pajak

dapat dibagi sebagai berikut :

1. Menurut Sifat

a) Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal

atau berdasarkan subjek dalam arti memperhatikan

keadaan wajib pajak dapat mempengaruhi besar

kecilnya jumlah pajak yang harus dibayar.

Contohnya : Pajak Penghasilan.

b) Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal

atau berdasarkan objek tanpa memperhatikan keaadan

wajib pajak.

Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah.

2. Menurut Lembaga Pemungut

a) Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai

39

Rumah Tangga Negara. Pemungutannya dikelola oleh

Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat

Jendral Pajak dan Direktorat Jendral Bea Cukai.

Contohnya : Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak

Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

b) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai

Rumah Tangga Daerah. Pemungutannya dikelola oleh

Pemerintah Daerah Tingkat I, Departemen Dalam

Negeri, dan Pemerintah Daerah Tingkat

II/Kotamadya. Contohnya : Pajak Kendaran Bermotor,

Pajak Bahan Bakar kendaran Bermotor, Pajak Hotel,

Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

3. Menurut Golongan

a) Pajak Langsung

Pajak langung adalah pajak yang secara

ekonomis harus dipikul oleh wajib pajak yang

bersangkutan dan tidak dilimpahkan kepada orang

40

lain, sedangkan secara administratif pajak

langsung dikenakan berulang-ulang pada waktu

tertentu (Periodik). Contohnya : Pajak Penghasilan

b) Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang secara

ekonomis pada akhirnya dapat dilimpahkan

(digeserkan) kepada pihak lain, sedangkan secara

administratif tidak dikenakan berulang-ulang

tetapi hanya dikenakan bila terjadi hal-hal atau

peristiwa yang dikenakan pajak. Contohnya : Pajak

Pertambahan Nilai.

2.1.16 Sistem Pemungutan Pajak

1. Official Asessment System adalah sistem pemungutan

dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau

terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan

oleh fiskus atau petugas pajak.

2. Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak

dimana wajib pajak harus menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan jumlah pajak yang terutang.

41

3. Witholding System adalah sistem pemungutan pajak

terutang dihitung dan dipotong pihak ke tiga.

Self Assessment System terdiri dari dua kata bahasa

inggris yakni self yang berarti sendiri dan to asses yang

berarti menilai, menghitung, menaksir. Dengan

demikian, pengertian self assessment system adalah

menghitung, atau menilai sendiri. Jadi, wajib pajak

sendirilah yang menghitung dan menilai pemenuhan

kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini dikenal dengan

:

a. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak.

b. Menghitung atau memperhitungkan sendiri

jumlah pajak yang terutang.

c. Menyetor pajak tersebut ke bak persepsi atau

Kantor Pos.

d. Melaporkan penyetoran tersebut kepada

Direktur Jenderal Pajak.

e. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang

melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan)

dengan baik dan benar.

42

Tata cara pemungutan pajak dengan menggunakan self

assessment system akan berhasil dengan baik apabila

masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak

yang tinggi, dimana ciri-ciri self assessment system adalah

Kepastian Hukum, sederhana penghitungannya, mudah

pelaksanaannya, lebih adil dan merata, dan penghitungan

pajak dilakukan oleh wajib pajak.

Menurut Ramsky K. Judisseno (2004:45) mengatakan

bahwa self assessment system diberlakukan untuk memberikan

kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat guna

meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam

menyetorkan pajaknya.

Adapun ciri-ciri self assessment system, antara lain :

Wajib pajak (dapat dibantu oleh konsultan pajak)

melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya.

Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh

atas kewajiban perpajakannya sendiri.

Pemerintah dalam hal ini intansi perpajakan,

melakukan pembinaan, penelitian dan pengawasan

43

terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi wajib

pajak, melalui pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi

pelanggaran dalam bidang pajak sesuai peraturan yang

berlaku.

Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti

bahwa pemberian kepercayaan sepenuhnya pada wajib pajak

(dapat dibantu konsultan pajak) untuk menentukan

penetapan besarnya pajak yang terutang sendiri dan

kemudian melaporkan pembayaran pajak dan penghitungan

pajak secara teratur jumlah pajak terutang dan yang

telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan. Kewajiban wajib pajak

dalam Self Assessment System adalah :

1. Mendaftarkan Diri ke Kantor Pelayanan Pajak

Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan

diri ke Kantor Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan

Pengamatan Potensi perpajakan (KP4) yang wilayahnya

meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan

dapat melalui e-regrister (media elektronik online) untuk

diberikan Nomor Wajib Pajak (NPWP). Fungsi NPWP yaitu :

44

Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.

Sebagai identitas wajib pajak.

Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan

pengawasan administrasi.

Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

Manfaat langsung bagi wajib pajak memperoleh NPWP

adalah pembayaran pajak dimuka (angsuran atau kredit

pajak) atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu

wajib pajak bertolak keluar negeri, memenuhi salah satu

persyaratan ketika melakukan pengurusan surat izin

usaha perdagangan.

2. Menghitung Pajak oleh Wajib Pajak

Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung

besarnya pajak terutang yang dilakukan pada setiap

akhir tahun pajak, dengan cara mengalihkan tarif pajak

dengan dasar pengenaan pajanya. Sedangkan,

memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang

tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahunb

45

berjalan yang dikenal sebagai kredit pajak (prepayment).

Selisih antara pajak yang terutang dengan kredit pajak

dapat berupa :

Kurang bayar, jumlah pajak terutang lebih besar dari

kredit pajak,

Lebih bayar, karena jumlah pajak terutang lebih besar

dari kredit pajaknya,

Nihil, karena jumlah pajak terutang sama dengan

kredit pajak.

3. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh Wajib Pajak

A. Membayar Pajak

a. Membayar sendiri pajak yang terutang : angsuran

PPh Pasal 25 tiap bulan, pelunasan PPh Pasal 29

pada akhir tahun.

b. Melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain (PPh

Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, 23,

dan 26). Pihak lain disini berupa :

Pemberi penghasilan

Pemberi kerja

46

Pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh

pemerintah

c. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak

yang ditunjuk pemerintah.

d. Pembayaran pajak-pajak lainnya : PBB, BPHTB, bea

materai.

B. Pelaksanaan Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank

pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan

menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat

diambil di KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain

melalui pembayaran pajak secara elektronik (e-payment).

C. Pemotongan dan Pemungutan

Jenis pemotongan atau pemungutan adalah PPh Pasal 21,

22, 23, 26, PPh Final Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, dan

PPN dan PPnBM merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan

pada akhir tahun, sedangkan PPN dikreditkan pada masa

47

diberlakukannya pemungutan dengan mekanisme pajak

keluar dan pajak masukan.

4. Pelaporan Dilakukan Wajib Pajak

Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai

suatu sarana bagi wajb pajak didalam melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang

sebenarnya terutang. Selain itu, surat pemberitahuan

berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan

pajak, baik yang dilakukan wajib pajak sendiri maupun

melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang

dilakukan oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan

kewajiban, dan pembayaran dari pemotong atau pemungut

tentang pemotongan dan pewmungutan pajak yang telah

dilakukan.

2.1.17 Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang

berarti peranannya sangat besar bagi kelangsungan

pembangunan bangsa. Sebelum memahami secara lebih

mendalam tentang masalah perpajakan perlu dipahami

48

dulu apa itu pajak, sistem pemungutan pajak, serta

aspek-aspek lain yang berkaitan dengan dasar-dasar

perpajakan.

Menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets dalam Waluyo dan

Wirawan B. Ilyas (2002:4) ”Pajak adalah prestasi

kepada pemerintah yang terutang melului norma-norma

umum dan yang dapat dipaksanya, tanpa adanya kontra

prestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang

individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran

pemerintah.”

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, penghasilan adalah setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari

luar Indonesia, yang dapat dikomsumsi atau untuk

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan

nama dan dalam bentuk apapun. Sedangkan menurut

Standar Akutansi Keuangan, penghasilan (income) adalah

suatu pertambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal. Jadi, pengertian pajak

49

penghasilan adalah suatu pungutan atau iuran resmi

yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan

atau atas penghasilan yang diterimanya dalam tahun

pajak yang dapat digunakan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

negara menyelenggaran pemerintahan.

2.1.18 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

Dasar hukum pajak penghasilan pasal 21 adalah :

1. Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 10 Tahun

1994 dan terakhir telah diubah dengan Undang-

ungang Nomor 17 Tahun 2000.

2. Keputusan Menteri Keuangan No. 361/KMK. 04/1998

tentang faktor penyesuaian besarnya PTKP,

Keputusan Mentri Keuangan No. 426/KMK. 04/1998

tentang pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

bersifat final atas penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, dan kegiatan tertentu. Keputusan

50

Menteri Keuangan No. 520/KMK. 04/1998 tentang

bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

dari pegawai harian dan mingguan serta pegawau

tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan

pemotongan Pajak Penghasilan dan Keputusan Menteri

Keuangan No. 521/KMK. 04/1998 tentang besarnya

biaya jabatan atau pensiun yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiun.

3. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor 545/PJ/2000

tentanmg petunjuk pelaksanaan pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan Pajak penghasilan Pasal

21 dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

dan kegiatan orang pribadi.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2003 tentang

Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah

atas penghasilan pekerja dari pekerjaan, Jo.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

486/KMK.03/2003.

Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2003 tentang Pajak Penghasilan yang ditanggung

oleh Pemerintah atas penghasilan pekerja dari

51

pekerjaan, Jo. Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia 486/KMK.03/2003 diatas, dapat penulis

jelaskan bahwa cara lama dengan dasarUMP/UMK lebih

melihat pada purchasing power setiap daerah yang tidak

sama. Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan

dasar yang digunakan dalam menghitung Pajak

Penghasilan Pasal 21 baik Peraturan Pemerintah dan

Keputusan Menteri Keuangan sebagai berikut :

1. Peraturan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

terhadap pekerja sebagai pengganti Peraturan

Pemerintah Nomor 5 Tahun 2003, adalah Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 tanggal 21

September 2003 yang berlaku surut sejak tanggal 1

Juli 2003.

2. Pokok pengaturan Keputusan Menteri Keuangan

No.486/KMK.03/2003 pada butir 1 meliputi :

a) Pekerja yang mendapat perlakuan Pajak

Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah

adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri

yang bekerja sebagai pegawai tetap atau pegawai

52

tidak tetap pada satu pemberi kerja di

Indonesia yang menerima gaji, upah, serta

imbalan lainnya dari pekerjaan yang diberikan

dalam bentuk uang sampai dengan Rp.

2.000.000.,00 per bulan.

b) Terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas

gaji, upah, serta imbalan lainnya dari

pekerjaan yang diterima oleh pekerja sampai

dengan Rp. 1.000.000,00 per bulan ditanggung

Pemerintah. Penghitungan Pajak Penghasilan

Pasal 21 tersebut dihitung secara bulanan dan

tidak disetahunkan.

c) Pekerja yang berstatus pegawai tetap, besarnya

Pajak Penghasilan dari pekerjaan, yaitu sebesar

jumlah Penghasilan Kena Pajak yang dihitung

berdasarkan Pasal 21 ayat 3 dikalikan tarif

Pasal 17 ayat 1 Undang-undang Pajak Penghasilan

Tahun 2000. Sedangkan terhadap pekerja yang

berstatus pegawai tidak tetap, Pajak

Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan dari

pekerjaan adalah sebesar jumlah Penghasilan

53

Kena Pajak yang dihitung berdasarkan Pasal 21

ayat 4 dikalikan dengan tarif Pasal 17 ayat 1

Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 2000.

d) Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus

dipotong oleh pemberi kerja atas penghasilan

pekerja adalah sebesar Pajak Penghasilan Pasal

21 yang terutang dikurangi Pajak Penghasilan

yang ditanggung Pemerintah yaitu Pajak

Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas jumlah

penghasilan bruto dari pekerjaan sebulan samapi

dengan Rp. 1.000.000,00.

e) Pajak Penghasilan yang terutang oleh pekerja

yang ditanggung oleh Pemerintah dan Pajak

Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong

pemberi kerja, wajib dilaporkan dalam SPT

Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 pemberi

kerja.

3. Sejak tanggal 1 Juli 2003 sampai dengan

ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan tersebut

tanggal 30 Oktober 2003, Wajib Pajak dapat

membetulkan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21

54

atau melakukan penyesuaian perhitungan.

Penyesuaian perhitungan tersebut dilakukan pada

saat mengisi SPT Tahunan pajak Penghasilan Pasal

21 dengan melakukan penghitungan kembali Pajak

Penghasilan Pasal 21 terutang setelah tahun takwin

berakhir.

2.1.19 Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 atau disebut

juga Penerima Penghasilan dipotong Pajak Penghasilan

Pasal 21, adalah :

1. Pejabat Negara, adalah :

a) Presiden dan Waki Presiden,

b) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR/MPR, DPRD

I, DPRD II,

c) Ketua, Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan,

d) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim

Mahkamah Agung,

e) Ketua, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung,

f) Menteri, Menteri Negara dan Menteri Muda,

55

g) Jaksa Agung,

h) Gubernur dan wakil Gubernur Kepala Daerah

Propinsi,

i) Bupati dan Wakil Bupati Kepala Daerah

Kabupaten,

j) Walikota dan Wakil Walikota.

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah PNS-Pusat, PNS-

Daerah, dan PNS lainnya yang ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

3. Pegawai adalah setiap orang pribadi, melakukan

pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan

kerja tertulis maupun tidak tertulis, termasuk

yang melakukan pekerjaan dalam jabatan Negeri atau

BUMN atau BUMD.

4. Pegawai Tetap adalah orang yang berkerja pada

pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji

dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk

anggota komisaris dan anggota dewan pengawas yang

secara terus menerus ikut mengelola kegiatan

perusahaan secara langsung.

56

5. Tenaga Kerja adalah orang pribadi yang bekerja

kepada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan

apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.

6. Penerima Pensiun adalah orang yang bekerja atau

ahli warisnya yang menerima atau memperoleh

imbalan untuk bekerja yang dilakukan dimasa lalu,

termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang

menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.

7. Penerima Honorarium adalah orang pribadi yang

menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan

jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.

8. Penerima Uaph adalah orang pribadi yang menerima

upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau

upah satuan.

2.1.20 Tidak Termasuk Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Penjabat Perwakilan Diplomatik dan Konsulat atau

penjabat lain dari negara asing dan orang-orang

yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada

dan tempat tinggal bersama mereka, dengan syarat

bukan Warga Negara Indonesia dan bertempat di

57

Indonesia yang memperoleh atau menerima

penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaanya

tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan

perlakuan timbal balik.

2. Penjabat Perwakilan Organisasi Internasional

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 661/KMK.01/1994 tanggal 23 Desember

1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 314/KMK.04/1998

tanggal 15 Juli 1998, dengan syarat bukan Warga

Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau

kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh

penghasilan dari Indonesia.

2.1.21 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Undang-undang Pajak Penghasilan

dijelaskan bahwa yang menjadi objek pajak adalah

Penghasilan. Objek pajak penghasilan pasal 21 sama

dengan objek pajak penghasilan secara umum.

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

melipiti :

58

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara

teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah

honorarium (termasuk honorarium yang anggota dewan

komisaris atau angggota dewan pengawas), premi

bulanan uang lembur, uang sokongan, uang tunggu,

uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak,

tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan

khusus, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi

asuransi yang diberikan pemberi kerja dan

penghasilan teratur dengan nama apapun;

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara

tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem,

gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,

tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan

penghasilan lainnya yang sifatnya tidak tetap;

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah

borongan;

4. Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang tabungan

hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain

sejenisnya;

59

5. Honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan

dengan nama dan bentuk apapun, komisi, beasiswa,

dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan

wajib pajak dalam negeri yang terdiri dari :

a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas,

yang terdiri dari : Pengacara, arsitek, dokter,

akuntan, konsultan, notaris, penilai dan

aktuaris;

b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,

bintang film, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari,

pemahat, dan seniman lainnya;

c) Olahragawan;

d) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,

penyulih dan moderator;

e) Pengarang, peneliti, dan penterjemah;

f) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk

tehnik, komputer, dan sistem aplikasi,

telkomunikasi, elektronika, fotografer, ekonomi

dan sosial;

60

g) Agen iklan;

h) Pengawas, pengelola proyek, anggota dari

pemberi kerja jasa kepada suatu kepanitiaan,

peserta sidang atau rapat dan tenaga lepas

lainnyadalam segala kegiatan;

i) Pembawa pesan yang menemukan pelanggan;

j) Peserta perlombaan;

k) Petugas dinas luar asuransi;

l) Petugas penjaja barang dagangan;

m) Petugas pendidikan, pelatihan dan pemagangan;

n) Distributor perusahaan multilever marketing dan

direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

2.1.22 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

yang selanjutnya disingkat Pemotong Pajak yaitu :

1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau

badan, baik merupakan pusat maupun cabang,

perwakilan atau unit, badan usaha tetap yang

membayar gaji, upah honorarium, tunjangan,

pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan

61

sehubungan dengan pekerjaan, jasa yang dilakukan

oleh pegawai atau bukan pegawai;

2. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada

pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, intansi atau

lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya

dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar

negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium,

tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan;

3. Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, badanbadan lainnya yang membayar uang

pensiun dan Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari

Tua;

4. Perusahaan, badan dan badan usaha tetap yang

membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa, termasuk

jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak Dalam

Negeri yang melakukan pekerjaan bebas;

5. Perusahaan, badan dan badan usaha tetap yang

membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai

62

imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang

dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib

Pajak Luar Negeri;

6. Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan,

rumah sakit, pendidikan, kesenian, olah raga,

kebudayaan), lembaga, kepanitiaan, asosiasi,

perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial

politik dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun

dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji,

upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun

sehubungan dengan jasa, kegiatan yang dilakukan

oleh orang pribadi;

7. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang

membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada

peserta pendidikan, penelitian dan pemagangan;

8.Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran

sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

2.1.23 Pengertian SPT

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh

wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan

63

dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau

bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,

menurut ketentuan peraturan perundang- undan gan

perpajakan. Terdapat dua macam SPT yaitu:

a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan

untuk suatu Masa Pajak.

b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk

suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam bahasa

Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka

Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani

serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal

Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.

Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri

Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan

menggunakan bahasa asing dan mata uang selain

Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa

Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang

diizinkan.

2.1.24 Fungsi SPT

64

Fungsi SPT adalah sebagai berikut:

a. Bagi Wajib Pajak PPh

Sebagai sarana Wajib Pajak untuk melaporkan dan

mempertanggung- jawabkan penghitungan jumlah pajak

yang sebenarnya terutang dan untuk

melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak

yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui

pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu

Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak penghasilan yang

merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; -

harta dan kewajiban dan pemotongan/ pemungutan pajak

orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak.

b. PKP atau Pengusaha Kena Pajak

Sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan

PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan

tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak

Keluaran dan pembayaran atau pelunasan pajak yang

65

telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui

pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan

oleh ketentuan peraturan perundang- undangan

perpajakan yang berlaku,

c. Pemotong/ pemungut pajak

Sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau

dipungut dan disetorkan. Surat Pemberitahuan dapat

disampaikan oleh Wajib Pajak dengan 2 (dua) cara:

1. cara manual dilakukan dengan dua cara:

a) disampaikan langsung ke KPP tempat Wajin

Pajak terdaftar atau KP4 (Kantor Penyuluhan

dan Pengamatan Potensi Perpajakan) setempat dan

atas penyampaian SPT Tahunan PPh tersebut

Wajib Pajak akan menerima tanda bukti penerimaan,

b) disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat

atau melaui perusahaan jasa ekspedisi atau melalui

perusahaan jasa kurir, ke KPP tempat Wajib Pajak

terdaftar atau KPP setempat.

66

2. Cara elektronik, yaitu melalui e-Filling,

tata cara penyampaiannya diatur dalam Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ./2005

tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan.

Secara Elektronik (e-Filling) melalui Perusahaan

2.1.25 Pengertian SSP

Apabila seseorang atau badan telah memiliki Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP), maka dia memiliki

kewajiban melakukan perhitungan pajak yang tetap

dengan menggunakan sarana SPT. Apabila berdasarkan

perhitungannya terdapat pajak yang harus dibayar, maka

sarana untuk pembayaran pajak tersebut dinamakan Surat

Setoran Pajak atau SSP. UU No. 28 tahun 2007 pasal (1)

butir 14 menyatakan Surat Setoran Pajak (SSP) adalah

bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah

dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah

dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat

pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

2.1.26 Fungsi SSP

SSP atau Surat Setoran Pajak memiliki fungsi:

67

a. Sebagai sarana pembayaran pajak.

b. Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.

Dalam formulir SSP, wajib pajak harus mengisi

data-data atau keterangan yang diperlukan

terkait dengan pembayaran pajak tersebut.

Keterangan-keterangan tersebut adalah :

a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

b. Nama Wajib Pajak,

c. Mata Anggaran Penerimaan (MAP) dan Kode Jenis

Setoran (KJS)

d. Masa pajak dan tahun pajak,

e. Nomor ketetapan (khusus untuk

pembayaran STP atau SKPKB/SKPKBT),

f. jumlah pembayaran,

g. tanggal pembayaran.

2.1.27 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21

Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut

Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2008 dilakukan dengan

menggunakan sarana yaitu Surat Setoran Pajak (SSP) dan

dibayarkan melalui Bank Persepsi atau ke Kantor Pos dan

68

Giro, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim

berikutnya. Bila tanggal jatuh tempo penyetoran

bertetapan dengan hari libur maka penyetoran dilakukan

pada hari kerja berikutnya.

2.1.28 Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 21

Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran yang

telah dilakukan dengan menggunakan sarana yaitu Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa tiap bulan dan dengan SPT

Tahunan setiap akhir tahun pajak ke Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) dimana Wajib Pajak terdaftar, selambat-

lambatnya pada tanggal 20 bulan takwim berikutnya. Bila

tanggal pelaporan bertepatan dengan hari libur maka

pelaporan dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Adapun Mekanismenya sebagai berikut :

a. Wajib pajak menyampaikan SPT / e- SPT tahunan atas

pajak penghasilan kepada Kantor Pelayanan Pajak.

b. Petugas tempat pelayanan terpadu (TPT) pada KPP akan

meneriman SPT tersebut dan mengecek apakah wajib

pajak tersebut terdaftar di KPP tempat wajib pajak

menyampaikan SPTnya.

69

c. Jika wajib pajak tersebut tidak terdaftar

di KPP maka SPT yang disampaikan wajib pajak

akan diteruskan ke KPP lain.

d. SPT yang akan diteruskan ke KPP lain oleh petugas TPT

akan dilampirkan surat pengantar yang dibuat

oleh petugas TPT serta diteliti dan

ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan tempat asal

wajib pajak menyampaikan SPT.

e. Jika wajib pajak terdaftar di KPP maka SPT yang

disampaikan wajib pajak akan diperiksa kelengkapannya.

f. Jika SPT tersebut dapat diterima maka petugas

TPT akan memberikan tanda terima kepada wajib pajak

yang menyampaikannya.

g. Jika SPT yang diperiksa tersebut sudah lengkap

maka seksi pelayanan akan mengirimkan SPT

tersebut disertai dengan formulir lembar

pengawasan arus dokumen (LPAD) ke seksi

pengolahan data dan informasi yang untuk

selanjutnya akan dilakukan perekaman atas data-data

yang disampaikan wajib pajak pada SPT tersebut.

2.1.29 Android

Menurut Safaat (2012 : 1), Android adalah sistem

70

operasi berbasis Linux bagi telepon seluler seperti

telepon pintar dan komputer tablet. Android juga

menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk

menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan

digunakan untuk berbagai macam piranti gerak.

Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang

baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel.

kemudian dalam pengembangan Android, dibentuklah Open

Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan

piranti keras, piranti lunak, dan telekomunikasi,

termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-

Mobile, dan Nvidia.

2.1.30 Versi Android

Safaat (2012 : 10) memaparkan penjelasan

berbagai macam versi Android seperti di bawah ini :

1. Android versi 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android

versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan

pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search

(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan

71

pemberitahuan email.

2. Android versi 1.5 (Cupcake)

Pada pertengahan Mei 2009, Google

kembali merilis telepon seluler dengan

menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit)

dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa

pembaharuan untuk penambahan beberapa fitur dalam

seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan

menonton video dengan modus kamera, mengunggah video

ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari

telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung

secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar,

dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan

sistem.

3. Android versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada September

dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik

dibanding sebelumnya, penggunaan indikator baterai

dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri

yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang

akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang

72

dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan

Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi

text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel;

pengadaan resolusi VWGA.

4. Androidversi2.0/2.1 (Eclair)

Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan

ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair),

perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan

hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI

dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak

yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital

Zoom, dan Bluetooth 2.1.

Agar dapat bergerak cepat dalam persaingan

perangkat generasi yang berikutnya, Google melakukan

investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile

terbaik (killer apps - aplikasi unggulan). Kompetisi ini

berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang aplikasi

terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang

tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.

Dengan semakin berkembangnya dan bertambahnya

jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga

73

yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka dalam

sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah

ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam,

Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android

dalam situs Internet juga dianggap penting untuk

menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh

MySpace dan Facebook.

5. Android versi 2.2 (Froyo: FrozeYoghurt)

Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo)

diluncurkan. Perubahan-perubahan umum terhadap versi

– versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe

Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5

kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang

dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan

rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD

Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan kemampuan

auto update dalam aplikasi Android Market.

6. Android versi2.3 (Gingerbread)

Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3

(Gingerbread) diluncurkan. Perubahan- perubahan umum

yang didapat dari Android versi ini antara lain

74

peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan

fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) yang

sudah didesain ulang, dukungan format video VP8 dan

WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone

virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near

Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera

yang lebih dari satu.

7. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)

Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet.

Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih

besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda

karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga

mendukung multi processor dan juga akselerasi perangkat

keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama kali

yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah

Motorola Xoom. Perangkat tablet tersebut bernama

Eee Pad Transformer yang merupakan produk dari

Asus yang masuk ke pasar Indonesia pada Mei 2011.

8. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich)

Pada tanggal 19 Oktober 2011, diperkenalkannya

Android versi 4.0 yang membawa fitur Honeycomb untuk

75

smartphone, menambahkan fitur baru termasuk

membuka kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data

pemantauan penggunaan dan kontrol, kontak jaringan

sosial terpadu, perangkat tambahan fotografi,

pencarian email secara offline, dan berbagi informasi

dengan menggunakan NFC. Ponsel pertama yang

menggunakan sistem operasi ini adalah Samsung Galaxy

Nexus.

9. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara

Google I/O membawa sejumlah keunggulan dan fitur

baru. Adapun penambahan fitur baru diantaranya yaitu

meningkatkan input keyboard, desain baru fitur

pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice

Search yang lebih cepat.

Google Now yang juga menjadi bagian yang

diperbarui pun tak ketinggalan. Google Now memberikan

informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula.

Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui

informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil

pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly

76

Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet

Asus, yakni Google Nexus

2.1.31 Fitur Android

Adapun beberapa fitur – fitur menurut Safaat

(2012 : 5) yang tersedia di Android adalah sebagai

berikut ini :

Kerangka aplikasi: memungkinkan

penggunaan dan penghapusan komponen yang

tersedia.

Dalvik mesin virtual: mesin virtual

dioptimalkan untuk perangkat telepon

seluler.

Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D

berdasarkan pustaka OpenGL.

SQLite: untuk penyimpanan data.

Mendukung media: audio, video, dan berbagai

format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR,

JPG, PNG, GIF)GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G

dan WiFi (tergantung piranti keras) Kamera,

Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan

accelerometer (tergantung piranti keras)

77

2.1.32 Android SDK

Menurut Safaat (2012 : 5), Android SDK adalah

tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan

untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android

yang menggunakan bahasa pemrograman Java. Android

merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang

meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci

yang di-release oleh Google. Saat ini disediakan

Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat

bantu dan API untuk mengembangkan aplikasi pada

platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java.

Sebagai platform Android aplikasi – netral, Android

memberi Anda kesempatan untuk membuat Aplikasi yang

kita butuhkan yang bukan merupakan aplikasi bawaan

Handphone/Smartphone.

2.1.33 ADT (Android Development Tools)

Safaat (2012 : 6) juga memaparkan bahwa Android

Development Tools (ADT) adalah plug-in yang didesain

untuk IDE Eclipse yang memberi kita kemudahan dalam

mengembangkan aplikasi Android dengan menggunakan IDE

Eclipse. Dengan menggunakan ADT untuk Eclipse, ini

78

akan memudahkan kita dalam membuat aplikasi project

Android, membuat GUI aplikasi, dan menambahkan

komponen – komponen yang lainnya. Selain itu

kita juga dapat melakukan running aplikasi

menggunakan Android SDK melalui Eclipse. Dengan ADT

kita juga dapat melakukan pembuatan package Android

(.apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi

Android yang kita rancang.

Mengembangkan aplikasi Android dengan

menggunakan ADT di Eclipse sangat mudah dan baik

untuk memulai mengembangkan aplikasi Android. Semakin

tinggi platform Android yang kita gunakan, maka

penggunaan ADT dianjurkan untuk memakai versi yang

lebih baru, karena munculnya platform baru diikuti oleh

munculnya versi ADT yang terbaru. Versi ADT yang kami

gunakan untuk Eclipse dalam pembuatan aplikasi ini

adalah versi terbaru ADT yang telah dirilis, yaitu

ADT 20.0.3 (Agustus 2012).

2.1.34 AVD (Android Virtual Device)

Menurut Safaat (2012 : 19), AVD merupakan

emulator yang digunakan untuk menjalankan program

79

aplikasi Android yang telah dirancang. AVD dapat

dikonfigurasi agar dapat menjalankan berbagai macam

versi Android yang telah diinstal. Dalam perancangan

aplikasi ini, kami menggunakan konfigurasi Android

versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

2.1.35 IDE Eclipse

Menurut Fatimah (2011), Eclipse adalah sebuah

IDE (Integrated Development Environment) untuk

mengembangkan perangkat lunak agar dapat dijalankan

di semua platform (platform-independent). Berikut ini

adalah sifat dari Eclipse:

Multi-platform: Target sistem operasi Eclipse adalah

Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX

dan Mac OS X.

Mulit-language: Eclipse dikembangkan dengan bahasa

pemrograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung

pengembangan aplikasi berbasis bahasa

pemrograman lainnya, seperti C/C++, Java,

Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya.

Multi-role: Selain sebagai IDE untuk pengembangan

aplikasi, Eclipse pun dapat digunakan untuk

80

aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat

lunak, seperti dokumentasi, test perangkat

lunak, pengembangan web, dan lain sebagainya.

Eclipse pada saat ini merupakan salah satu IDE

favorit dikarenakan gratis dan bersifat open source,

yang berarti setiap orang boleh melihat kode

pemrograman perangkat lunak ini. Selain itu, kelebihan

dari Eclipse adalah kemampuannya untuk dapat

dikembangkan oleh user dengan komponen yang dinamakan

plug-in.

2.1.36 JDK ( Java Development Kit )

Menurut DeCoster (2012), Java adalah sebuah

teknologi yang diperkenalkan oleh Sun Microsysytems

pada pertengahan tahun 1990. Menurut definisi Sun,

Java adalah nama untuk sekumpulan teknologi

untuk membuat dan menjalankan perangkat

lunak pada computer standalone ataupun pada

lingkungan jaringan. Untuk membuat program Java

dibutuhkan kompiler dan interpreter untuk program Java

berbentuk Java Development Kit (JDK) yang diproduksi

oleh Sun Microsystems. Sebelum memulai instalasi

81

Android SDK, terlebih dahulu kita harus melakukan

instalasi JDK di komputer. JDK yang kami gunakan untuk

dapat mengompilasi aplikasi android yang kami rancang

ini adalah Java SE Development Kit 7.

2.2 Studi Penelitian Terdahulu

Menurut hasil studi penelitian terdahulu tentang

perancangan pemograman mobile adalah: Pada Skripsi

yang berjudul “Prototype Aplikasi Mobile Juz’Amma

dengan Kode warna Tajwid menggunakan J2Me” yang disusun

oleh Marya Ulfah STMIK Swadharma Jakarta Tahun 2011

dapat diperoleh kajian sebagai berikut:

a. Pada Aplikasi Mobile Juz’ Amma terdiri dari 3

proses yaitu : Proses menjalankan aplikasi,

Proses memilih menu, dan Proses Keluar

Aplikasi.

b. Pada Aplikasi ini memiliki 6 tampilan yaitu :

Tampilan awal, Tampilan list, Tampilan menu,

82

Tampilan Buka Surah, Tampilan Informasi surah,

Tampilan Penjelasan Tajwid.

c. Ukuran Layar pada Aplikasi adalah 320 x 240

dengan ukuran kanvas 292 x 240.

1. Pada Skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem

Informasi Penggajian Karyawan Pada PT. JD2N Info

Compact” yang disusun oleh Riyna, STMIK Swadharma

Jakarta Tahun 2011 dapat diperoleh kajian sebagai

berikut:

Memiliki 3 Proses Utama :

a. Master terdiri dari : data karyawan, tunjangan dan

jabatan.

b. Transaksi terdiri : Absensi, pinjaman, dan

pengajian.

c. Laporan terdiri dari : Slip gaji, Laporan gaji,

dan laporan absensi.

Data Input terdiri dari:

a. Master Karyawan

b. Tunjangan

c. Jabatan

83

d. Pinjaman

e. Absensi

f. Pengajian

Data Output terdiri dari:

a. Slip Gaji

b. Laporan Gaji

c. Laporan absensi

d. Laporan PPh 21

2.3 Persyaratan Sistem Konseptual

Asumsi terhadap perancangan aplikasi yang akan

dibahas, merupakan aplikasi yang akan dikembangkan

berdasarkan teori dan penyempurnaan dari studi

penelitian terdahulu. Persyaratan aplikasi

konseptual yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

a. Program yang akan digunakan adalah IDE Eclips ADT

bundle.

b. DataBase yang di gunakan SQLlite

c. Modul dalam sistem aplikasi yang akan dibuat

terdiri dari:

1. Modul Penghasilan Bruto :

84

a. Gaji

b. Tunjangan

2. Modul Pengurangan :

a. Biaya Jabatan ( 5% )

b. Iuran Pensiun

3. Modul PTKP :

a. Wajib Pajak Pribadi Rp 24.300.000,-

b. Rp 2.025.000,- Tambahan untuk Wajib

Pajak Kawin.

c. Rp 2.025.000,- Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah dan keluarga

dalam garis keturunan lurus serta anak

angkat yang menjadi tanggungan penuh,

maksimal 3 orang.

4. Modul Tarif Progresif :

a. 0 sampai 50.000.000 ( 5%)

b. Diatas 50 .000.000 sampai dengan

250.000.000 ( 15%)

c. Diatas 250.000.000 samapai dengan

500.000.000 ( 25%)

d. Diatas 500.000.000 (30%)

85