BAB II ( Revisi )
Transcript of BAB II ( Revisi )
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Kusrini, M. Kom (2007: 11), Sistem adalah
sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen
fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling
berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk
memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu
Menurut Aji Supriyanto (2005: 238), sistem adalah
kumpulan elemen, komponen, atau subsistem yang saling
berintegrasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Teguh Wahyono (2004: 12), sistem adalah
suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian
yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu.
4
5
.Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen data
yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2 Pengertian Perancangan
Pengertian perancangan sistem diawali dengan
menentukan segala keperluan yang akan memenuhi apa
yang akan dibutuhkan oleh sistem, siapa yang
mengambil langkah ini dan bagaimana mereka
akan disesuaikan. Umumnya, perancangan bergerak
dari input ke output. Keluaran (output) sistem,
yang terdiri dari reports dan file untuk
memuaskan kebutuhan organisasi harus dibatasi dengan
jelas.
Hal tersebut dapat diperkuat oleh beberapa penulis
antara lain :
Menurut Hanif Al Fatta dalam bukunya Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi untuk keunggulan bersaing
perusahaan dan organisasi modern( 2007 : 103 )
menyebutkan perancangan adalah tahapan dimana
spesifikasi proyek secara lengkap dibuat dan
6
menjelaskan dengan detail bagian – bagian yang
diimplementasikan.
Menurut Adi Nugroho dalam bukunya Analisis
Perancangan Sistem Informasi Dengan Metedologi
Berorientasi Objek ( 2005 ; 203 ), menyatakan bahwa “
Perancangan sistem kedalam subsistem – subsistem, serta
alokasi subsistem – subsistem ke komponen – kompponen
perangkat lunak, serta prosedur – prosedur”.
Menurut bin Ladjamudin, A. (2005:39) dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem
Informasi, menjelaskan bahwa: “perancangan
(design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru
yang dapat menyelesaikan masalah- masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilih
alternatip sistem yang terbaik”.
Menurut Krismiaji (2005:144) dalam bukunya yang
berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa:
“Perancangan terdiri dari perancangan logis adalah
melengkapi eksternal level schema dan menterjemahkan
persyaratan data para pemakai dan program
7
aplikasi ke dalam conceptual level schema sedangkan
perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan
konsep ke dalam struktur penyimpanan fisik”.
2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Hanif Al Fatta (2007: 103) menyebutkan
Perancangan Sistem adalah tahapan dimana spesifikasi
proyek secara lengkap dibuat dan menjelaskan dengan
detail bagian-bagian yang diimplementasikan.
Menurut Adi Nugroho (2005), perancangan sistem
adalah strategi untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan itu.
Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana
mengorganisasikan sistem ke dalam subsistem-
subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke
komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak,
serta prosedur-prosedur.
2.1.4 SDLC (Systems Development Life Cycle )
Dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/SDLC) (Systems
Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem)
atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem),
8
dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak,
adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem
serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini
umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.
SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari
tahap-tahap (jumlah langkah SDLC pada referensi lain
mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama ) :
a. Analisis sistem
yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen
yang sedang berjalan.
b. Spesifikasi kebutuhan sistem
yaitu melakukan perincian mengenai apa saja
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan
membuat perencanaan yang berkaitan dengan
proyek sistem
c. Perancangan sistem
9
yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan
desain pemrograman yang diperlukan untuk
pengembangan sistem informasi
d. Pengembangan sistem
yaitu tahap pengembangan sistem informasi
dengan menulis program yang diperlukan
e. Pengujian sistem
yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang
telah dibuat
f. Implementasi dan pemeliharaan sistem,
yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang
telah dibuat
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan
perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk
suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian
pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan
perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup
sistem yang paling banyak digunakan, yakni:
10
a. Siklus hidup sistem tradisional (traditional system life
cycle),
b. Siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using
prototyping),
c. Siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented
system life cycle).
2.1.5 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Andri Kristanto (2008:61), DFD adalah
suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data
yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses
apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi
antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan
pada data tersebut.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam membuat
data flow diagram ada 4 buah, yaitu sebagai berikut:
1. EXTERNAL ENTITY
11
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan asal atau tujuan data.
2. PROSES
Simbol ini digunakan untuk proses
pengolahan atau transformasi data.
3. DATA FLOW
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan aliran data yang
berjalan.
4. DATA STORE
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan data flow yang sudah
disimpan atau diarsipkan.
2.1.5.1 Aturan Main Data Flow Diagram
Bentuk rambu – rambu atau aturan main yang baku
dan berlaku dalam penggunaan data flow diagram
untuk membuat model sistem adalah sebagai
berikut :
12
1. Di dalam data flow diagram tidak boleh
menghubungkan antara external entity dengan
external entity lainnya secara langsung.
2. Di dalam data flow diagram tidak boleh
menghubungkan data store yang satu dengan data
store yang lainnya secara langsung.
3. Di dalam data flow diagram tidak boleh
menghubungkan data store dengan external entity
secara langsung.
4. Setiap proses harus ada memiliki data flow yang
masuk dan juga data flow yang keluar.
2.1.5.2 Teknik Membuat Data Flow Diagram
Teknik atau cara yang lazim digunakan di dalam
membuat data flow diagram adalah sebagai berikut :
1. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih
tinggi, kemudian diuraikan atau dijelaskan
sampai yang lebih detail atau tingkatan yang
lebih rendah, yang lebih dikenal sebagai TOP
DOWN ANALYSIS.
13
2. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow
diagram sedetil mungkin sampai tidak dapat
diuraikan lagi.
3. Peliharalah konsistensi proses yang terjadi di
dalam DFD, mulai dari diagram yang tingkatannya
lebih tinggi sampai dengan diagram yang
tingkatannya lebih rendah.
4. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol
yang digunakan seperti:
a. Nama yang jelas untuk EXTERNAL ENTITY
b. Nama yang jelas untuk PROSES
c. Nama yang jelas untuk DATA FLOW
d. Nama yang jelas untuk DATA STORE
2.1.6 Kamus Data (KD)
Menurut Tata Sutabri (2004: 170), kamus data
adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-
kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan
menggunakan kamus data, analis sistem dapat
mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan
lengkap. Kamus data harus memuat hal-hal berikut:
14
a. Arus Data
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan
kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini
perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan
mencari arus data di dalam data flow diagram (DFD).
b. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data
yang mengalir di data flow diagram, maka nama dari
arus data juga harus dicatat di kamus data,
sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan
penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data
tertentu di data flow diagram dapat langsung
mencarinya dengan mudah di kamus data.
c. Tipe Data
Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir
dari hasil suatu proses ke proses yang lainnya.
Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk
laporan serta dokumen hasil cetakan komputer.
15
Dengan demikian bentuk dari data yang mengalir
dapat berupa dokumen dasar atau fomulir, dokumen
hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan
layer di monitor, variable, parameter dan field-
field. Bentuk data seperti ini perlu dicatat di
kamus data.
d. Struktur Data
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat
pada kamus data yang terdiri dari item-item atau
elemen-elemen data.
e. Alias
Alias atau nama lain dari data juga harus
dituliskan. Alias perlu ditulis karena data yang
sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau
departemen lainnya.
f. Volume
Volume yang dicatat di dalam kamus data adalah
volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.
Volume rata-rata menunjukkan banyaknya arus data
16
yang mengalir dalam satu periode tertentu sementara
volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak.
g. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus
data. Periode perlu dicatat di kamus data karena
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapan input
data harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses
program harus dilakukan dan kapan laporan-laporan
harus dihasilkan.
h. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas makna dari arus data yang
dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat
diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus
data tersebut.
2.1.6.1 Notasi Tipe Data
Notasi Keterangan
x Setiap karakter
9 Angka Numeric
A Karakter Alphabet
17
z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong
. Titik sebagai pemisah ribuan
, Koma sebagai pemisah pecahan
~ Hypen sebagai tanda penghubung
/ Slash, sebagai tanda pembagi
Tabel 2.1 Notasi Tipe Data
2.1.6.2 Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi
elemen data dimana notasi yang umum digunakan adalah
sebagai berikut :
Notasi Keterangan
= Terdiri dari
+ And (dan)
( ) Pilihan (boleh ya atau tidak)
{ } Iterasi / pengulangan proses
[ ] Pilih salah satu pilihan
I Pemisah pilihan di dalam tanda [ ]
* Keterangan atau catatan
@ Petunjuk (key field)
18
Tabel 2.2 Notasi Struktur Data
2.1.7 Pengertian UML (Unified Modelling Language)
Menurut Henderi (2007), Unified Modeling Language (UML)
adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi
standar dalam industri software untuk visualisasi,
merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat
lunak.
UML merupakan standar yang relatif terbuka yang
dikontrol oleh Object Management Group (OMG), yang
terdiri dari banyak perusahaan. UML lahir dari
penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis
berorientasi objek antara lain metode Booch oleh Graddy
Booch, metode Object Modelling Technique (OMT) oleh DR. James
Rumbaugh, dan metode Object Oriented Software Engineering (OOSE)
oleh Ivar Jacobson.
Dengan UML, dapat dibuat model untuk perangkat
lunak, dimana perangkat lunak tersebut dapat berjalan
19
pada perangkat keras, sistem operasi dan jaringan
apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.
UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan
aplikasi berorientasi objek, yaitu:
1. Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis
2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-
konsep yang ada di dalam aplikasi
3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman
pesan (message)
antar objects
4. Collaboration Diagram untuk memodelkan
interaksi antar object
5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objects
didalam sistem
6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku Use
Cases dan Objects di dalam sistem
7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas
8. Object Diagram untuk memodelkan struktur objek
9. Component Diagram untuk memoelkan komponen
Object
20
10. Deployment Diagram untuk memodelkan
distribusi aplikasi
Diagram yang sering digunakan pada UML antara lain :
1. Use Case Diagram
Digunakan untuk memodelkan bisnis proses
berdasarkan perspektif penggunaan sistem. Use case
diagram terdiri atas diagram untuk use case, actor dan
unidirectional association. Use case digambarkan bentuk
elips dengan nama operasi dituliskan di dalamnya. Actor
yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus
ke use case. Berikut merupakan simbol use case diagram:
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Actor
Menspesifikasikan himpuan peran
yang pengguna mainkan ketika
berinteraksi dengan use case.
2 Dependency Hubungan dimana perubahan yang
terjadi pada suatu elemen
mandiri (independent) akan
mempengaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen yang
21
tidak mandiri (independent).
3Generalizatio
n
Hubungan dimana objek anak
(descendent) berbagi perilaku dan
struktur data dari objek yang
ada di atasnya objek induk
(ancestor).
4 IncludeMenspesifikasikan bahwa use case
sumber secara eksplisit.
5 Extend
Menspesifikasikan bahwa use case
target memperluas perilaku dari
use case sumber pada suatu titik
yang diberikan.
6 AssociationApa yang menghubungkan antara
objek satu dengan objek lainnya.
7 System
Menspesifikasikan paket yang
menampilkan sistem secara
terbatas.
22
8 Use Case
Deskripsi dari urutan aksi-aksi
yang ditampilkan sistem yang
menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu aktor
9 Collaboration
Interaksi aturan-aturan dan
elemen lain yang bekerja sama
untuk menyediakan prilaku yang
lebih besar dari jumlah dan
elemen-elemennya (sinergi).
10 Note
Elemen fisik yang eksis saat
aplikasi dijalankan dan
mencerminkan suatu sumber daya
komputasi
Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram
2. Sequence Diagram
Menjelaskan secara detail urutan proses yang
dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use
case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa
saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi
yang diperlukan oleh masing-masing operasi. Terdiri
23
dari diagram objek, pesan ke objek sendiri, dan pesan
objek. Berikut merupakan simbol sequence diagram:
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 LifeLineObjek entity, antarmuka yang
saling berinteraksi.
2 Message
Spesifikasi dari komunikasi
antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktifitas yang terjadi
3 Message
Spesifikasi dari komunikasi
antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktifitas yang terjadi
Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram
3. Class Diagram
Merupakan diagram yang selalu ada di permodelan
sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan
hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun
dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk
mencapai suatu tujuan. Berikut merupakan simbol class
diagram:
24
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1Generalizatio
n
Hubungan dimana objek anak
(descendent) berbagi perilaku
dan struktur data dari objek
yang ada di atasnya objek
induk (ancestor).
2Nary
Association
Upaya untuk menghindari
asosiasi dengan lebih dari 2
objek.
3 Class
Himpunan dari objek-objek
yang berbagi atribut serta
operasi yang sama.
4 Collaboration
Deskripsi dari urutan aksi-
aksi yang ditampilkan sistem
yang menghasilkan suatu
hasil yang terukur bagi
suatu actor.
5 RealizationOperasi yang benar-benar
dilakukan oleh suatu objek.
25
6 Dependency
Hubungan dimana perubahan
yang terjadi pada suatu
elemen mandiri (independent)
akan mempegaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen
yang tidak mandiri.
7 Association
Apa yang menghubungkan
antara objek satu dengan
objek lainnya.
Tabel 2.5 Simbol Class Diagram
4. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir
aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana
masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity
diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang
mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Berikut merupakan simbol class diagram:
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
26
1 Actifity
Memperlihatkan bagaimana
masing-masing kelas
antarmuka saling
berinteraksi satu sama lain
2 Action
State dari sistem yang
mencerminkan eksekusi dari
suatu aksi
3 Initial NodeBagaimana objek dibentuk
atau diawali.
4Actifity Final
Node
Bagaimana objek dibentuk dan
dihancurkan
5 Fork Node
Satu aliran yang pada tahap
tertentu berubah menjadi
beberapa aliran
Tabel 2.6 Simbol Activity Diagram
2.1.8 Pengertian ERD ( Entity Relationship
Diagram )
Menurut Adi Nugroho ( 2005 : 11-12), ERD adalah
model diagram hubungan entitas (ERD), dibuat
berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari
27
koleksi objek – objek dasar yang dinamakan entitas
(entity) serta hubungan (relationship) antara entitas –
entitas tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui
bahwa Entity Relationship Diagram ( ERD ) adalah
diagram untuk menggambarkan proses untuk
mendokumentasikan data perusahaan.
Adapun elemen – elemen dari ERD adalah sebagai
berikut :
1. Entitas (entity)
Adalah suatu objek yang dapat didefinisikan dalam
lingkungan pemakai, suatu yang penting bagi
pemakai dalam konteks sistem yang dibuat.
Gambar 2.1 Entitas
28
2. Atribut (attribute)
Sering disebut juga (property), merupakan
keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah
entitas yang perlu disimpan sebagai basis data.
Atribut berfungsi sebagai penjelas entitas.
Gambar 2.2 Atribut
3. Garis (line)
Berfungsi untuk menghubungkan atribut dengan
entity dan entity dengan relationship/relasi.
Gambar 2.3 Garis
4. Hubungan (relationship)
Entitas dapat berhubungan satu dengan lainnya.
Hubungan ini dinamakan relationship. Seperti
halnya dengan entity, maka didalam hubungannya
haruslah dibedakan antar entitas dengan isi dari
hubungan itu sendiri.
29
Gambar 2.4 Hubungan
2.1.9 Prototyping
Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi
basis data. Model kerja memungkinkan perancang atau
pengguna untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik
dari segi sistem maupun fungsi yang dimiliki sistem.
Tujuan utama dari pengembangan protoytype adalah untuk
memungkinkan pengguna memakai prototype tersebut dalam
mengidentifikasi kelebihan atau kelemahan sistem dan
memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau
melengkapi fitur - fitur aplikasi basis data yang baru.
2.1.10 Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu
konsep yang menjadi pokok pembahasan. Aplikasi dapat
diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat
untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan tertentu.
htt p:/ /www.goo gle.com/ Pengerti an Aplikasi /07 Januari 2012
Kamus Lengkap Dunia Komputer (2002:12) Aplikasi
30
adalah suatu program computer yang dibuat untuk
mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah
tertentu.
Menurut Edi Purnomo (2003:2) Aplikasi adalah sebuah
kegiatan pengolahan data suatu urusan tertentu dari
sebuah perusahaan.
Perangkat lunak aplikasi adalah suatu
subkelas perangkat lunak computer yang
memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk
melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.
Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem
yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer,
tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan
tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang
menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat
lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja,
dan pemutar media.
Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi
suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau
31
suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah
Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu
aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa
aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket
biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki
kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk
mempelajari dan menggunakan setiap aplikasi. Sering
kali, aplikasi ini memiliki kemampuan untuk saling
berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan
pengguna. Contohnya, suatu lembar kerja dapat
dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun
dibuat pada aplikasi lembar kerja yang terpisah.
Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat
terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu
sesuai kemampuan yang dimilikinya aplikasi merupakan
suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user.
2.1.11 Perancangan Aplikasi
Perancangan aplikasi yaitu proses
merancang piranti lunak sebelum melakukan
pengkodean (coding). Model adalah deskripsi dari suatu
32
permasalahan atau topic dari aplikasi yanga akan
dibuat. Dengan menggunakan model ini akan membantu
perancangan dalam memahami lingkup permasalahan yang
akan dipecahkan. Model itu sendiri adalah
visualisasi dari aplikasi yang akan dibangun. Model
piranti lunak dapat dianalogikan seperti cetak biru
pada suatu perancangan. Membuat model dari sebuah
system yang kompleks sangatlah penting karena kita
dapat memahami sistem tersebut secara menyeluruh.
2.1.12 Pengertian Pajak
Pajak adalah pemindahan harta atau hak milik
kepada pemerintah dan digunakan oleh pemerintah untuk
pembiayaan pembelanjaan negara yang berdasarkan
peraturan yang berlaku sehingga dapat dipaksakan dan
tanpa timbale balik secara langsung. Peranan pajak yang
sangat besar tentunya didorong dengan kesadaran diri
sendiri, agar pajak menjadi tulang punggung dalam
membiayai pembangunan didalam negeri. Untuk itu harus
ada persamaan pandangan dalam mengartikan pajak. Ada
33
definisi pajak menurut beberapa para ahli, diantaranya
sebagai berikut :
1. Menurut Rochmat Soemitro (2002,1) ”Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum”.
2. Menurut P.J.A Andriani (2002,2)”Pajak adalah iuran
kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan yang tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunju yang gunanya untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan”.
3. Menurut Ray M. Sommerfeld (2005,5) ”Pajak adalah
suatu penghasilan sumber dari sektor swasta ke
kantor pemerintah, namun wajib dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu
34
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas untuk
menjalankan pemerintahan. ”.
4. Menurut MJH Smeets (2002,3) “Pajak adalah prestasi
kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukan secara
individual : maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas,
bahwa pajak mempunyai beberapa unsur-unsur yaitu :
1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang.
2) Pajak dapat dipaksakan.
3) Pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara.
4) Pembayaran pajak tidak akan mendapatkan jasa
timbal balik.
5) Iuran dari rakyat kepada negara.
2.1.13 Fungsi Pajak
Pajak yang dipungut oleh pemerintah,tanpa kita
sadari telah memberikan keuntungan berupa fasilitas-
35
fasilitas bagi masyarakat dan wajib pajak dalam hal
mengurangi gaya hidup konsumtif.
Secara umum pajak mempunyai fungsi sebagai berikut
:
1. Fungsi Anggaran (Budgeter)
Fungsi ini artinya bahwa pajak sebagai sumber dana
bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara
seperti APBN.
2. Fungsi Mengatur (Requlered)
Pajak berfungsi mengatur, yang artinya bahwapajak
mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan
keamanan. Contohnya seperti pengenaan pajak yang
tinggi untuk minuman keras untuk mengurangi
konsumsi dan peredaran minuman keras, atau
36
pengenaan pajak yang tinggi terhadap barang-barang
mewah guna menghindari gaya hidup yang konsumtif.
2.1.14 Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan
atau perlawanan,
maka terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi daloamn
pelaksanaan pemungutan pajak, sebagai berikut :
1. Syarat Keadilan (Pemungutan pajak harus adil)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai
keadilan. Undang-undang dan pelaksanaan
pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-
undangan diantaranya mengenakan pajak secara
adil dan merata, serta disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
2. Syarat Yuridis (Pemungutan pajak harus
berdasarkan Undang-undang)
Di Indonesia, pajak diatur dalam Undang-undang
Dasar 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan
37
jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik
bagi negara maupun warganya.
3. Syarat Ekonomis (Pemungutan tidak boleh
mengganggu perekonomian )
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu
kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,
sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian
masyarakat.
4. Syarat Finansiil (Pemungutan pajak harus
efisian)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak
harus dapat ditekan sehingga lebih erndah dari
hasi pemungutannya.
5. Sistem Pemungutan Pajak harus Sederhana
Hal ini akan memudahkan dan mendorong masyarakat
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat
ini telah dipenuhi oleh Undang-undang yang baru.
2.1.15 Pengelompokan Pajak
38
Menurut Mardiasmo ( 2001 : 6 ) pengelompokan pajak
dapat dibagi sebagai berikut :
1. Menurut Sifat
a) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal
atau berdasarkan subjek dalam arti memperhatikan
keadaan wajib pajak dapat mempengaruhi besar
kecilnya jumlah pajak yang harus dibayar.
Contohnya : Pajak Penghasilan.
b) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal
atau berdasarkan objek tanpa memperhatikan keaadan
wajib pajak.
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah.
2. Menurut Lembaga Pemungut
a) Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
39
Rumah Tangga Negara. Pemungutannya dikelola oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat
Jendral Pajak dan Direktorat Jendral Bea Cukai.
Contohnya : Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak
Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
b) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai
Rumah Tangga Daerah. Pemungutannya dikelola oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I, Departemen Dalam
Negeri, dan Pemerintah Daerah Tingkat
II/Kotamadya. Contohnya : Pajak Kendaran Bermotor,
Pajak Bahan Bakar kendaran Bermotor, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.
3. Menurut Golongan
a) Pajak Langsung
Pajak langung adalah pajak yang secara
ekonomis harus dipikul oleh wajib pajak yang
bersangkutan dan tidak dilimpahkan kepada orang
40
lain, sedangkan secara administratif pajak
langsung dikenakan berulang-ulang pada waktu
tertentu (Periodik). Contohnya : Pajak Penghasilan
b) Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang secara
ekonomis pada akhirnya dapat dilimpahkan
(digeserkan) kepada pihak lain, sedangkan secara
administratif tidak dikenakan berulang-ulang
tetapi hanya dikenakan bila terjadi hal-hal atau
peristiwa yang dikenakan pajak. Contohnya : Pajak
Pertambahan Nilai.
2.1.16 Sistem Pemungutan Pajak
1. Official Asessment System adalah sistem pemungutan
dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau
terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan
oleh fiskus atau petugas pajak.
2. Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak
dimana wajib pajak harus menghitung, menyetorkan,
dan melaporkan jumlah pajak yang terutang.
41
3. Witholding System adalah sistem pemungutan pajak
terutang dihitung dan dipotong pihak ke tiga.
Self Assessment System terdiri dari dua kata bahasa
inggris yakni self yang berarti sendiri dan to asses yang
berarti menilai, menghitung, menaksir. Dengan
demikian, pengertian self assessment system adalah
menghitung, atau menilai sendiri. Jadi, wajib pajak
sendirilah yang menghitung dan menilai pemenuhan
kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini dikenal dengan
:
a. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak.
b. Menghitung atau memperhitungkan sendiri
jumlah pajak yang terutang.
c. Menyetor pajak tersebut ke bak persepsi atau
Kantor Pos.
d. Melaporkan penyetoran tersebut kepada
Direktur Jenderal Pajak.
e. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang
melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan)
dengan baik dan benar.
42
Tata cara pemungutan pajak dengan menggunakan self
assessment system akan berhasil dengan baik apabila
masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak
yang tinggi, dimana ciri-ciri self assessment system adalah
Kepastian Hukum, sederhana penghitungannya, mudah
pelaksanaannya, lebih adil dan merata, dan penghitungan
pajak dilakukan oleh wajib pajak.
Menurut Ramsky K. Judisseno (2004:45) mengatakan
bahwa self assessment system diberlakukan untuk memberikan
kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat guna
meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
menyetorkan pajaknya.
Adapun ciri-ciri self assessment system, antara lain :
Wajib pajak (dapat dibantu oleh konsultan pajak)
melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh
atas kewajiban perpajakannya sendiri.
Pemerintah dalam hal ini intansi perpajakan,
melakukan pembinaan, penelitian dan pengawasan
43
terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi wajib
pajak, melalui pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi
pelanggaran dalam bidang pajak sesuai peraturan yang
berlaku.
Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti
bahwa pemberian kepercayaan sepenuhnya pada wajib pajak
(dapat dibantu konsultan pajak) untuk menentukan
penetapan besarnya pajak yang terutang sendiri dan
kemudian melaporkan pembayaran pajak dan penghitungan
pajak secara teratur jumlah pajak terutang dan yang
telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan. Kewajiban wajib pajak
dalam Self Assessment System adalah :
1. Mendaftarkan Diri ke Kantor Pelayanan Pajak
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan
diri ke Kantor Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi perpajakan (KP4) yang wilayahnya
meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan
dapat melalui e-regrister (media elektronik online) untuk
diberikan Nomor Wajib Pajak (NPWP). Fungsi NPWP yaitu :
44
Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.
Sebagai identitas wajib pajak.
Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi.
Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.
Manfaat langsung bagi wajib pajak memperoleh NPWP
adalah pembayaran pajak dimuka (angsuran atau kredit
pajak) atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu
wajib pajak bertolak keluar negeri, memenuhi salah satu
persyaratan ketika melakukan pengurusan surat izin
usaha perdagangan.
2. Menghitung Pajak oleh Wajib Pajak
Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung
besarnya pajak terutang yang dilakukan pada setiap
akhir tahun pajak, dengan cara mengalihkan tarif pajak
dengan dasar pengenaan pajanya. Sedangkan,
memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang
tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahunb
45
berjalan yang dikenal sebagai kredit pajak (prepayment).
Selisih antara pajak yang terutang dengan kredit pajak
dapat berupa :
Kurang bayar, jumlah pajak terutang lebih besar dari
kredit pajak,
Lebih bayar, karena jumlah pajak terutang lebih besar
dari kredit pajaknya,
Nihil, karena jumlah pajak terutang sama dengan
kredit pajak.
3. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh Wajib Pajak
A. Membayar Pajak
a. Membayar sendiri pajak yang terutang : angsuran
PPh Pasal 25 tiap bulan, pelunasan PPh Pasal 29
pada akhir tahun.
b. Melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain (PPh
Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, 23,
dan 26). Pihak lain disini berupa :
Pemberi penghasilan
Pemberi kerja
46
Pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh
pemerintah
c. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak
yang ditunjuk pemerintah.
d. Pembayaran pajak-pajak lainnya : PBB, BPHTB, bea
materai.
B. Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank
pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat
diambil di KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain
melalui pembayaran pajak secara elektronik (e-payment).
C. Pemotongan dan Pemungutan
Jenis pemotongan atau pemungutan adalah PPh Pasal 21,
22, 23, 26, PPh Final Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, dan
PPN dan PPnBM merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan
pada akhir tahun, sedangkan PPN dikreditkan pada masa
47
diberlakukannya pemungutan dengan mekanisme pajak
keluar dan pajak masukan.
4. Pelaporan Dilakukan Wajib Pajak
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai
suatu sarana bagi wajb pajak didalam melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang. Selain itu, surat pemberitahuan
berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan
pajak, baik yang dilakukan wajib pajak sendiri maupun
melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang
dilakukan oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan
kewajiban, dan pembayaran dari pemotong atau pemungut
tentang pemotongan dan pewmungutan pajak yang telah
dilakukan.
2.1.17 Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang
berarti peranannya sangat besar bagi kelangsungan
pembangunan bangsa. Sebelum memahami secara lebih
mendalam tentang masalah perpajakan perlu dipahami
48
dulu apa itu pajak, sistem pemungutan pajak, serta
aspek-aspek lain yang berkaitan dengan dasar-dasar
perpajakan.
Menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets dalam Waluyo dan
Wirawan B. Ilyas (2002:4) ”Pajak adalah prestasi
kepada pemerintah yang terutang melului norma-norma
umum dan yang dapat dipaksanya, tanpa adanya kontra
prestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang
individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.”
Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dikomsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Sedangkan menurut
Standar Akutansi Keuangan, penghasilan (income) adalah
suatu pertambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal. Jadi, pengertian pajak
49
penghasilan adalah suatu pungutan atau iuran resmi
yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan
atau atas penghasilan yang diterimanya dalam tahun
pajak yang dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
negara menyelenggaran pemerintahan.
2.1.18 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21
Dasar hukum pajak penghasilan pasal 21 adalah :
1. Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 10 Tahun
1994 dan terakhir telah diubah dengan Undang-
ungang Nomor 17 Tahun 2000.
2. Keputusan Menteri Keuangan No. 361/KMK. 04/1998
tentang faktor penyesuaian besarnya PTKP,
Keputusan Mentri Keuangan No. 426/KMK. 04/1998
tentang pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
bersifat final atas penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan tertentu. Keputusan
50
Menteri Keuangan No. 520/KMK. 04/1998 tentang
bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
dari pegawai harian dan mingguan serta pegawau
tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan
pemotongan Pajak Penghasilan dan Keputusan Menteri
Keuangan No. 521/KMK. 04/1998 tentang besarnya
biaya jabatan atau pensiun yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiun.
3. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor 545/PJ/2000
tentanmg petunjuk pelaksanaan pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan Pajak penghasilan Pasal
21 dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
dan kegiatan orang pribadi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2003 tentang
Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah
atas penghasilan pekerja dari pekerjaan, Jo.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
486/KMK.03/2003.
Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2003 tentang Pajak Penghasilan yang ditanggung
oleh Pemerintah atas penghasilan pekerja dari
51
pekerjaan, Jo. Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia 486/KMK.03/2003 diatas, dapat penulis
jelaskan bahwa cara lama dengan dasarUMP/UMK lebih
melihat pada purchasing power setiap daerah yang tidak
sama. Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan
dasar yang digunakan dalam menghitung Pajak
Penghasilan Pasal 21 baik Peraturan Pemerintah dan
Keputusan Menteri Keuangan sebagai berikut :
1. Peraturan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
terhadap pekerja sebagai pengganti Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2003, adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 tanggal 21
September 2003 yang berlaku surut sejak tanggal 1
Juli 2003.
2. Pokok pengaturan Keputusan Menteri Keuangan
No.486/KMK.03/2003 pada butir 1 meliputi :
a) Pekerja yang mendapat perlakuan Pajak
Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah
adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri
yang bekerja sebagai pegawai tetap atau pegawai
52
tidak tetap pada satu pemberi kerja di
Indonesia yang menerima gaji, upah, serta
imbalan lainnya dari pekerjaan yang diberikan
dalam bentuk uang sampai dengan Rp.
2.000.000.,00 per bulan.
b) Terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas
gaji, upah, serta imbalan lainnya dari
pekerjaan yang diterima oleh pekerja sampai
dengan Rp. 1.000.000,00 per bulan ditanggung
Pemerintah. Penghitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 tersebut dihitung secara bulanan dan
tidak disetahunkan.
c) Pekerja yang berstatus pegawai tetap, besarnya
Pajak Penghasilan dari pekerjaan, yaitu sebesar
jumlah Penghasilan Kena Pajak yang dihitung
berdasarkan Pasal 21 ayat 3 dikalikan tarif
Pasal 17 ayat 1 Undang-undang Pajak Penghasilan
Tahun 2000. Sedangkan terhadap pekerja yang
berstatus pegawai tidak tetap, Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan dari
pekerjaan adalah sebesar jumlah Penghasilan
53
Kena Pajak yang dihitung berdasarkan Pasal 21
ayat 4 dikalikan dengan tarif Pasal 17 ayat 1
Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 2000.
d) Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus
dipotong oleh pemberi kerja atas penghasilan
pekerja adalah sebesar Pajak Penghasilan Pasal
21 yang terutang dikurangi Pajak Penghasilan
yang ditanggung Pemerintah yaitu Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas jumlah
penghasilan bruto dari pekerjaan sebulan samapi
dengan Rp. 1.000.000,00.
e) Pajak Penghasilan yang terutang oleh pekerja
yang ditanggung oleh Pemerintah dan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong
pemberi kerja, wajib dilaporkan dalam SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 pemberi
kerja.
3. Sejak tanggal 1 Juli 2003 sampai dengan
ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan tersebut
tanggal 30 Oktober 2003, Wajib Pajak dapat
membetulkan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21
54
atau melakukan penyesuaian perhitungan.
Penyesuaian perhitungan tersebut dilakukan pada
saat mengisi SPT Tahunan pajak Penghasilan Pasal
21 dengan melakukan penghitungan kembali Pajak
Penghasilan Pasal 21 terutang setelah tahun takwin
berakhir.
2.1.19 Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21
Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 atau disebut
juga Penerima Penghasilan dipotong Pajak Penghasilan
Pasal 21, adalah :
1. Pejabat Negara, adalah :
a) Presiden dan Waki Presiden,
b) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR/MPR, DPRD
I, DPRD II,
c) Ketua, Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan,
d) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim
Mahkamah Agung,
e) Ketua, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung,
f) Menteri, Menteri Negara dan Menteri Muda,
55
g) Jaksa Agung,
h) Gubernur dan wakil Gubernur Kepala Daerah
Propinsi,
i) Bupati dan Wakil Bupati Kepala Daerah
Kabupaten,
j) Walikota dan Wakil Walikota.
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah PNS-Pusat, PNS-
Daerah, dan PNS lainnya yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
3. Pegawai adalah setiap orang pribadi, melakukan
pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan
kerja tertulis maupun tidak tertulis, termasuk
yang melakukan pekerjaan dalam jabatan Negeri atau
BUMN atau BUMD.
4. Pegawai Tetap adalah orang yang berkerja pada
pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji
dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk
anggota komisaris dan anggota dewan pengawas yang
secara terus menerus ikut mengelola kegiatan
perusahaan secara langsung.
56
5. Tenaga Kerja adalah orang pribadi yang bekerja
kepada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan
apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.
6. Penerima Pensiun adalah orang yang bekerja atau
ahli warisnya yang menerima atau memperoleh
imbalan untuk bekerja yang dilakukan dimasa lalu,
termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.
7. Penerima Honorarium adalah orang pribadi yang
menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan
jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.
8. Penerima Uaph adalah orang pribadi yang menerima
upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau
upah satuan.
2.1.20 Tidak Termasuk Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21
1. Penjabat Perwakilan Diplomatik dan Konsulat atau
penjabat lain dari negara asing dan orang-orang
yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada
dan tempat tinggal bersama mereka, dengan syarat
bukan Warga Negara Indonesia dan bertempat di
57
Indonesia yang memperoleh atau menerima
penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaanya
tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
2. Penjabat Perwakilan Organisasi Internasional
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 661/KMK.01/1994 tanggal 23 Desember
1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 314/KMK.04/1998
tanggal 15 Juli 1998, dengan syarat bukan Warga
Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau
kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
2.1.21 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Undang-undang Pajak Penghasilan
dijelaskan bahwa yang menjadi objek pajak adalah
Penghasilan. Objek pajak penghasilan pasal 21 sama
dengan objek pajak penghasilan secara umum.
Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21
melipiti :
58
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara
teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah
honorarium (termasuk honorarium yang anggota dewan
komisaris atau angggota dewan pengawas), premi
bulanan uang lembur, uang sokongan, uang tunggu,
uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak,
tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan
khusus, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi
asuransi yang diberikan pemberi kerja dan
penghasilan teratur dengan nama apapun;
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara
tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,
tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan
penghasilan lainnya yang sifatnya tidak tetap;
3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah
borongan;
4. Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang tabungan
hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain
sejenisnya;
59
5. Honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan
dengan nama dan bentuk apapun, komisi, beasiswa,
dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan
wajib pajak dalam negeri yang terdiri dari :
a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas,
yang terdiri dari : Pengacara, arsitek, dokter,
akuntan, konsultan, notaris, penilai dan
aktuaris;
b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,
bintang film, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, dan seniman lainnya;
c) Olahragawan;
d) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyulih dan moderator;
e) Pengarang, peneliti, dan penterjemah;
f) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk
tehnik, komputer, dan sistem aplikasi,
telkomunikasi, elektronika, fotografer, ekonomi
dan sosial;
60
g) Agen iklan;
h) Pengawas, pengelola proyek, anggota dari
pemberi kerja jasa kepada suatu kepanitiaan,
peserta sidang atau rapat dan tenaga lepas
lainnyadalam segala kegiatan;
i) Pembawa pesan yang menemukan pelanggan;
j) Peserta perlombaan;
k) Petugas dinas luar asuransi;
l) Petugas penjaja barang dagangan;
m) Petugas pendidikan, pelatihan dan pemagangan;
n) Distributor perusahaan multilever marketing dan
direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
2.1.22 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
yang selanjutnya disingkat Pemotong Pajak yaitu :
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau
badan, baik merupakan pusat maupun cabang,
perwakilan atau unit, badan usaha tetap yang
membayar gaji, upah honorarium, tunjangan,
pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan
61
sehubungan dengan pekerjaan, jasa yang dilakukan
oleh pegawai atau bukan pegawai;
2. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada
pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, intansi atau
lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya
dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar
negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan;
3. Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, badanbadan lainnya yang membayar uang
pensiun dan Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari
Tua;
4. Perusahaan, badan dan badan usaha tetap yang
membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa, termasuk
jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak Dalam
Negeri yang melakukan pekerjaan bebas;
5. Perusahaan, badan dan badan usaha tetap yang
membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai
62
imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib
Pajak Luar Negeri;
6. Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan,
rumah sakit, pendidikan, kesenian, olah raga,
kebudayaan), lembaga, kepanitiaan, asosiasi,
perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial
politik dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun
dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji,
upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun
sehubungan dengan jasa, kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi;
7. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang
membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada
peserta pendidikan, penelitian dan pemagangan;
8.Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran
sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.
2.1.23 Pengertian SPT
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
63
dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau
bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,
menurut ketentuan peraturan perundang- undan gan
perpajakan. Terdapat dua macam SPT yaitu:
a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan
untuk suatu Masa Pajak.
b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani
serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.
Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa
Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang
diizinkan.
2.1.24 Fungsi SPT
64
Fungsi SPT adalah sebagai berikut:
a. Bagi Wajib Pajak PPh
Sebagai sarana Wajib Pajak untuk melaporkan dan
mempertanggung- jawabkan penghitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak
yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak penghasilan yang
merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; -
harta dan kewajiban dan pemotongan/ pemungutan pajak
orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak.
b. PKP atau Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan
PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran dan pembayaran atau pelunasan pajak yang
65
telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui
pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan
oleh ketentuan peraturan perundang- undangan
perpajakan yang berlaku,
c. Pemotong/ pemungut pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipungut dan disetorkan. Surat Pemberitahuan dapat
disampaikan oleh Wajib Pajak dengan 2 (dua) cara:
1. cara manual dilakukan dengan dua cara:
a) disampaikan langsung ke KPP tempat Wajin
Pajak terdaftar atau KP4 (Kantor Penyuluhan
dan Pengamatan Potensi Perpajakan) setempat dan
atas penyampaian SPT Tahunan PPh tersebut
Wajib Pajak akan menerima tanda bukti penerimaan,
b) disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat
atau melaui perusahaan jasa ekspedisi atau melalui
perusahaan jasa kurir, ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar atau KPP setempat.
66
2. Cara elektronik, yaitu melalui e-Filling,
tata cara penyampaiannya diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ./2005
tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan.
Secara Elektronik (e-Filling) melalui Perusahaan
2.1.25 Pengertian SSP
Apabila seseorang atau badan telah memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), maka dia memiliki
kewajiban melakukan perhitungan pajak yang tetap
dengan menggunakan sarana SPT. Apabila berdasarkan
perhitungannya terdapat pajak yang harus dibayar, maka
sarana untuk pembayaran pajak tersebut dinamakan Surat
Setoran Pajak atau SSP. UU No. 28 tahun 2007 pasal (1)
butir 14 menyatakan Surat Setoran Pajak (SSP) adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
2.1.26 Fungsi SSP
SSP atau Surat Setoran Pajak memiliki fungsi:
67
a. Sebagai sarana pembayaran pajak.
b. Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.
Dalam formulir SSP, wajib pajak harus mengisi
data-data atau keterangan yang diperlukan
terkait dengan pembayaran pajak tersebut.
Keterangan-keterangan tersebut adalah :
a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
b. Nama Wajib Pajak,
c. Mata Anggaran Penerimaan (MAP) dan Kode Jenis
Setoran (KJS)
d. Masa pajak dan tahun pajak,
e. Nomor ketetapan (khusus untuk
pembayaran STP atau SKPKB/SKPKBT),
f. jumlah pembayaran,
g. tanggal pembayaran.
2.1.27 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21
Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut
Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2008 dilakukan dengan
menggunakan sarana yaitu Surat Setoran Pajak (SSP) dan
dibayarkan melalui Bank Persepsi atau ke Kantor Pos dan
68
Giro, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim
berikutnya. Bila tanggal jatuh tempo penyetoran
bertetapan dengan hari libur maka penyetoran dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
2.1.28 Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 21
Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran yang
telah dilakukan dengan menggunakan sarana yaitu Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa tiap bulan dan dengan SPT
Tahunan setiap akhir tahun pajak ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) dimana Wajib Pajak terdaftar, selambat-
lambatnya pada tanggal 20 bulan takwim berikutnya. Bila
tanggal pelaporan bertepatan dengan hari libur maka
pelaporan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Adapun Mekanismenya sebagai berikut :
a. Wajib pajak menyampaikan SPT / e- SPT tahunan atas
pajak penghasilan kepada Kantor Pelayanan Pajak.
b. Petugas tempat pelayanan terpadu (TPT) pada KPP akan
meneriman SPT tersebut dan mengecek apakah wajib
pajak tersebut terdaftar di KPP tempat wajib pajak
menyampaikan SPTnya.
69
c. Jika wajib pajak tersebut tidak terdaftar
di KPP maka SPT yang disampaikan wajib pajak
akan diteruskan ke KPP lain.
d. SPT yang akan diteruskan ke KPP lain oleh petugas TPT
akan dilampirkan surat pengantar yang dibuat
oleh petugas TPT serta diteliti dan
ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan tempat asal
wajib pajak menyampaikan SPT.
e. Jika wajib pajak terdaftar di KPP maka SPT yang
disampaikan wajib pajak akan diperiksa kelengkapannya.
f. Jika SPT tersebut dapat diterima maka petugas
TPT akan memberikan tanda terima kepada wajib pajak
yang menyampaikannya.
g. Jika SPT yang diperiksa tersebut sudah lengkap
maka seksi pelayanan akan mengirimkan SPT
tersebut disertai dengan formulir lembar
pengawasan arus dokumen (LPAD) ke seksi
pengolahan data dan informasi yang untuk
selanjutnya akan dilakukan perekaman atas data-data
yang disampaikan wajib pajak pada SPT tersebut.
2.1.29 Android
Menurut Safaat (2012 : 1), Android adalah sistem
70
operasi berbasis Linux bagi telepon seluler seperti
telepon pintar dan komputer tablet. Android juga
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan
digunakan untuk berbagai macam piranti gerak.
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang
baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel.
kemudian dalam pengembangan Android, dibentuklah Open
Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan
piranti keras, piranti lunak, dan telekomunikasi,
termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-
Mobile, dan Nvidia.
2.1.30 Versi Android
Safaat (2012 : 10) memaparkan penjelasan
berbagai macam versi Android seperti di bawah ini :
1. Android versi 1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android
versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan
pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search
(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan
71
pemberitahuan email.
2. Android versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google
kembali merilis telepon seluler dengan
menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit)
dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa
pembaharuan untuk penambahan beberapa fitur dalam
seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan
menonton video dengan modus kamera, mengunggah video
ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari
telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung
secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar,
dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan
sistem.
3. Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September
dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik
dibanding sebelumnya, penggunaan indikator baterai
dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri
yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang
akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang
72
dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan
Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi
text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel;
pengadaan resolusi VWGA.
4. Androidversi2.0/2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan
ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair),
perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan
hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI
dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak
yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital
Zoom, dan Bluetooth 2.1.
Agar dapat bergerak cepat dalam persaingan
perangkat generasi yang berikutnya, Google melakukan
investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile
terbaik (killer apps - aplikasi unggulan). Kompetisi ini
berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang aplikasi
terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang
tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.
Dengan semakin berkembangnya dan bertambahnya
jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga
73
yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka dalam
sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah
ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam,
Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android
dalam situs Internet juga dianggap penting untuk
menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh
MySpace dan Facebook.
5. Android versi 2.2 (Froyo: FrozeYoghurt)
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo)
diluncurkan. Perubahan-perubahan umum terhadap versi
– versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe
Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5
kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang
dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan
rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD
Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan kemampuan
auto update dalam aplikasi Android Market.
6. Android versi2.3 (Gingerbread)
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3
(Gingerbread) diluncurkan. Perubahan- perubahan umum
yang didapat dari Android versi ini antara lain
74
peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan
fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) yang
sudah didesain ulang, dukungan format video VP8 dan
WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone
virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near
Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera
yang lebih dari satu.
7. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)
Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet.
Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih
besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda
karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga
mendukung multi processor dan juga akselerasi perangkat
keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama kali
yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah
Motorola Xoom. Perangkat tablet tersebut bernama
Eee Pad Transformer yang merupakan produk dari
Asus yang masuk ke pasar Indonesia pada Mei 2011.
8. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich)
Pada tanggal 19 Oktober 2011, diperkenalkannya
Android versi 4.0 yang membawa fitur Honeycomb untuk
75
smartphone, menambahkan fitur baru termasuk
membuka kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data
pemantauan penggunaan dan kontrol, kontak jaringan
sosial terpadu, perangkat tambahan fotografi,
pencarian email secara offline, dan berbagi informasi
dengan menggunakan NFC. Ponsel pertama yang
menggunakan sistem operasi ini adalah Samsung Galaxy
Nexus.
9. Android versi 4.1 (Jelly Bean)
Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara
Google I/O membawa sejumlah keunggulan dan fitur
baru. Adapun penambahan fitur baru diantaranya yaitu
meningkatkan input keyboard, desain baru fitur
pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice
Search yang lebih cepat.
Google Now yang juga menjadi bagian yang
diperbarui pun tak ketinggalan. Google Now memberikan
informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui
informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil
pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly
76
Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet
Asus, yakni Google Nexus
2.1.31 Fitur Android
Adapun beberapa fitur – fitur menurut Safaat
(2012 : 5) yang tersedia di Android adalah sebagai
berikut ini :
Kerangka aplikasi: memungkinkan
penggunaan dan penghapusan komponen yang
tersedia.
Dalvik mesin virtual: mesin virtual
dioptimalkan untuk perangkat telepon
seluler.
Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D
berdasarkan pustaka OpenGL.
SQLite: untuk penyimpanan data.
Mendukung media: audio, video, dan berbagai
format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR,
JPG, PNG, GIF)GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G
dan WiFi (tergantung piranti keras) Kamera,
Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan
accelerometer (tergantung piranti keras)
77
2.1.32 Android SDK
Menurut Safaat (2012 : 5), Android SDK adalah
tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan
untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android
yang menggunakan bahasa pemrograman Java. Android
merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang
meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci
yang di-release oleh Google. Saat ini disediakan
Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat
bantu dan API untuk mengembangkan aplikasi pada
platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java.
Sebagai platform Android aplikasi – netral, Android
memberi Anda kesempatan untuk membuat Aplikasi yang
kita butuhkan yang bukan merupakan aplikasi bawaan
Handphone/Smartphone.
2.1.33 ADT (Android Development Tools)
Safaat (2012 : 6) juga memaparkan bahwa Android
Development Tools (ADT) adalah plug-in yang didesain
untuk IDE Eclipse yang memberi kita kemudahan dalam
mengembangkan aplikasi Android dengan menggunakan IDE
Eclipse. Dengan menggunakan ADT untuk Eclipse, ini
78
akan memudahkan kita dalam membuat aplikasi project
Android, membuat GUI aplikasi, dan menambahkan
komponen – komponen yang lainnya. Selain itu
kita juga dapat melakukan running aplikasi
menggunakan Android SDK melalui Eclipse. Dengan ADT
kita juga dapat melakukan pembuatan package Android
(.apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi
Android yang kita rancang.
Mengembangkan aplikasi Android dengan
menggunakan ADT di Eclipse sangat mudah dan baik
untuk memulai mengembangkan aplikasi Android. Semakin
tinggi platform Android yang kita gunakan, maka
penggunaan ADT dianjurkan untuk memakai versi yang
lebih baru, karena munculnya platform baru diikuti oleh
munculnya versi ADT yang terbaru. Versi ADT yang kami
gunakan untuk Eclipse dalam pembuatan aplikasi ini
adalah versi terbaru ADT yang telah dirilis, yaitu
ADT 20.0.3 (Agustus 2012).
2.1.34 AVD (Android Virtual Device)
Menurut Safaat (2012 : 19), AVD merupakan
emulator yang digunakan untuk menjalankan program
79
aplikasi Android yang telah dirancang. AVD dapat
dikonfigurasi agar dapat menjalankan berbagai macam
versi Android yang telah diinstal. Dalam perancangan
aplikasi ini, kami menggunakan konfigurasi Android
versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)
2.1.35 IDE Eclipse
Menurut Fatimah (2011), Eclipse adalah sebuah
IDE (Integrated Development Environment) untuk
mengembangkan perangkat lunak agar dapat dijalankan
di semua platform (platform-independent). Berikut ini
adalah sifat dari Eclipse:
Multi-platform: Target sistem operasi Eclipse adalah
Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX
dan Mac OS X.
Mulit-language: Eclipse dikembangkan dengan bahasa
pemrograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung
pengembangan aplikasi berbasis bahasa
pemrograman lainnya, seperti C/C++, Java,
Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya.
Multi-role: Selain sebagai IDE untuk pengembangan
aplikasi, Eclipse pun dapat digunakan untuk
80
aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat
lunak, seperti dokumentasi, test perangkat
lunak, pengembangan web, dan lain sebagainya.
Eclipse pada saat ini merupakan salah satu IDE
favorit dikarenakan gratis dan bersifat open source,
yang berarti setiap orang boleh melihat kode
pemrograman perangkat lunak ini. Selain itu, kelebihan
dari Eclipse adalah kemampuannya untuk dapat
dikembangkan oleh user dengan komponen yang dinamakan
plug-in.
2.1.36 JDK ( Java Development Kit )
Menurut DeCoster (2012), Java adalah sebuah
teknologi yang diperkenalkan oleh Sun Microsysytems
pada pertengahan tahun 1990. Menurut definisi Sun,
Java adalah nama untuk sekumpulan teknologi
untuk membuat dan menjalankan perangkat
lunak pada computer standalone ataupun pada
lingkungan jaringan. Untuk membuat program Java
dibutuhkan kompiler dan interpreter untuk program Java
berbentuk Java Development Kit (JDK) yang diproduksi
oleh Sun Microsystems. Sebelum memulai instalasi
81
Android SDK, terlebih dahulu kita harus melakukan
instalasi JDK di komputer. JDK yang kami gunakan untuk
dapat mengompilasi aplikasi android yang kami rancang
ini adalah Java SE Development Kit 7.
2.2 Studi Penelitian Terdahulu
Menurut hasil studi penelitian terdahulu tentang
perancangan pemograman mobile adalah: Pada Skripsi
yang berjudul “Prototype Aplikasi Mobile Juz’Amma
dengan Kode warna Tajwid menggunakan J2Me” yang disusun
oleh Marya Ulfah STMIK Swadharma Jakarta Tahun 2011
dapat diperoleh kajian sebagai berikut:
a. Pada Aplikasi Mobile Juz’ Amma terdiri dari 3
proses yaitu : Proses menjalankan aplikasi,
Proses memilih menu, dan Proses Keluar
Aplikasi.
b. Pada Aplikasi ini memiliki 6 tampilan yaitu :
Tampilan awal, Tampilan list, Tampilan menu,
82
Tampilan Buka Surah, Tampilan Informasi surah,
Tampilan Penjelasan Tajwid.
c. Ukuran Layar pada Aplikasi adalah 320 x 240
dengan ukuran kanvas 292 x 240.
1. Pada Skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem
Informasi Penggajian Karyawan Pada PT. JD2N Info
Compact” yang disusun oleh Riyna, STMIK Swadharma
Jakarta Tahun 2011 dapat diperoleh kajian sebagai
berikut:
Memiliki 3 Proses Utama :
a. Master terdiri dari : data karyawan, tunjangan dan
jabatan.
b. Transaksi terdiri : Absensi, pinjaman, dan
pengajian.
c. Laporan terdiri dari : Slip gaji, Laporan gaji,
dan laporan absensi.
Data Input terdiri dari:
a. Master Karyawan
b. Tunjangan
c. Jabatan
83
d. Pinjaman
e. Absensi
f. Pengajian
Data Output terdiri dari:
a. Slip Gaji
b. Laporan Gaji
c. Laporan absensi
d. Laporan PPh 21
2.3 Persyaratan Sistem Konseptual
Asumsi terhadap perancangan aplikasi yang akan
dibahas, merupakan aplikasi yang akan dikembangkan
berdasarkan teori dan penyempurnaan dari studi
penelitian terdahulu. Persyaratan aplikasi
konseptual yang akan dibuat adalah sebagai berikut:
a. Program yang akan digunakan adalah IDE Eclips ADT
bundle.
b. DataBase yang di gunakan SQLlite
c. Modul dalam sistem aplikasi yang akan dibuat
terdiri dari:
1. Modul Penghasilan Bruto :
84
a. Gaji
b. Tunjangan
2. Modul Pengurangan :
a. Biaya Jabatan ( 5% )
b. Iuran Pensiun
3. Modul PTKP :
a. Wajib Pajak Pribadi Rp 24.300.000,-
b. Rp 2.025.000,- Tambahan untuk Wajib
Pajak Kawin.
c. Rp 2.025.000,- Tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga
dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat yang menjadi tanggungan penuh,
maksimal 3 orang.
4. Modul Tarif Progresif :
a. 0 sampai 50.000.000 ( 5%)
b. Diatas 50 .000.000 sampai dengan
250.000.000 ( 15%)
c. Diatas 250.000.000 samapai dengan
500.000.000 ( 25%)
d. Diatas 500.000.000 (30%)