BAB II TINJAUAN TEORI

25
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Medik 1. Definisi Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993). Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996) Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler) Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997 Angina pectoris ialah keadaan di mana klien merasa sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada). Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode- periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.  Konsep Dasar Medik

1.    Definisi

Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan

karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau

reversibel.  (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana

klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti

ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke

lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan

segera hilang bila aktifitas berhenti.  (Prof. Dr. H.M.

Sjaifoellah Noer, 1996)

Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan

untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya

terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis

Kardiovaskuler)

Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang

ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau perasaan

tertekan di dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997

Angina pectoris ialah keadaan di mana klien merasa

sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic

iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium

jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).

Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi

yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-

periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah

daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan. Angina

secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan

dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin

dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh

darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan

nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk

oksigen, jadi membebaskan angina.

2.    Etiologi

Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:

      Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot

jantung dibandingkan kebutuhan.

      Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban

kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.

      Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun perokok pasif)

      Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju

area jantung. Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain

atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

angina.

      Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa

penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang

lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah

dalam dari dinding arteri.         

      Spasme arteri koroner

      Anemia berat

      Artritis

      Aorta Insufisiensi

Faktor resiko antara lain adalah:

Dapat Diubah (dimodifikasi)

       Diet (hiperlipidemia)

       Rokok

       Hipertensi

       Stress

       Obesitas

       Kurang aktifitas

       Diabetes Mellitus

       Pemakaian kontrasepsi oral

Tidak dapat diubah

       Usia

       Jenis Kelamin

       Ras

       Herediter

Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:

      Emosi

      Stress

      Kerja fisik terlalu berat

      Hawa terlalu panas dan lembab

      Terlalu kenyang

      Banyak merokok

3.    Patofisiologi

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada

ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang

diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen

arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui

secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa

tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas

perkembangan ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner

yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu

jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.

Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei

koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan

oksigen keotot jantung.

Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau

menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi

sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen,

maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera

mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang

berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan

tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos

berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat

penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.

Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala

yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan

lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka

suplai darah ke koroner akan berkurang.

Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob

untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini

menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan

menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung

berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel

otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.

Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya

asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat

menimbulkan nyeri angina:

1.    Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung.

2.    Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi

dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan

oksigen.

3.    Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah

mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan

darah unuk supai jantung.

4.    Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,

menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan

adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban

kerja jantung juga meningkat.

Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding

arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik

Tertimbun asa laktat

Ph sel menurun

Muncul efek hipoksia

Mengganggu fungsi ventrikel kiri

Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah

jantung dengan berkurangnya jumlah curah jantung sekuncup

(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung

(heremodinamik)

Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri

dan tekanan dan paru-paru kiri meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

Nyeri

4.    Manifestasi Klinis

Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan

derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada

sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa

akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah

belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah

(retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi,

namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan

aspek dalam ekstremitas atas.

Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik,

dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas,

pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri.

Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan

meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang

apabila faktor presipitasinya dihilangkan.

Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti

diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak

di dada (chest discomfort).

5.    Pemeriksaan Diagnostik

  Elektrokardiogram

Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu

istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali

masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa

pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau.

Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada

pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan

perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada

waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi

segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

  Foto Rontgen Dada

Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung

yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat

jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya

kalsifikasi arkus aorta.

  Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam

diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk

menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka

sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim

tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada

angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti

kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan

untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan

pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan

diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi

pasien angina pectoris.

  Uji Latihan Jasmani

Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih

normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada

uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu

pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau

sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung

maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor

demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes

dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1

mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih

bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada

seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien

memang menderita angina pectoris.

Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan

jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan

dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum

dan sesudah melakukan latihan tersebut.

  Thallium Exercise Myocardial ImagingPemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan

jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji

latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak

latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung

segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah

pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan

tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada

waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat.

Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang

menderita iskemia.

6.    Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk

menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan

suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi

farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah

tujuan ini dapat dicapai melalui revaskularisasi suplai darah

jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti

koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous

transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan

kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.

Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi

klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat

intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser

untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan

untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk

membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau

seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA

sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk

mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita

pasien.

7.    Komplikasi

  Stres psikologis

  Infark Miokard

  Aritmia

  Gagal jantung

B.  Konsep Dasar Medik

1.    Pengkajian

Data Subjektif :

1.    Lokasi Nyeri (menyebar kebagian mana)

2.    Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.

3.    Awitan dan lamanya nyeri

4.    Faktor-faktor pencetus nyeri: kegiatan, panas, dingin,

stres, makanan.

5.    Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat,

nitrogliserin.

Data Objektif :

Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, fokus perawat

adalah tingkah laku pasien, seperti tampak cemas, ketakutan &

memegang dada. Disamping itu, perawat perlu melihat TTV dan

perubahan pada irama jantung.

2.    Diagnosa Keperawatan

Nyeri yang berhubungan dengan penyumbatan arteria koronaria,

vasospasme, hipoksia, uji diagnostik, dan kegiatan yang

melelahkan.

Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipertensi,

angina, penyumbatan arteria koronaria.

Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, suplai

oksigen tidak seimbang dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri

kelelahan.

Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif.

Cemas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan,

perubahan fungsi dan peran, konsep diri, ancaman kematian

3.    Rencana Keperawatan

1.      NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK

MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi

Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri

hilang, pasien  melaporkan episode angina menurun

dalam frekuensi durasi dan beratnya.INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan pasien untuk

memberitahu perawat

dengan cepat bila terjadi

nyeri dada.

Nyeri dan penurunan curah

jantung dpat merangsang

sistem saraf simpatis

untuk mengeluarkan

sejumlah besar nor

epineprin, yang

meningkatkan agregasi

trombosit dan

mengeluarkan trombokxane

A2.Nyeri tidak bisa

ditahan menyebabkan

respon vasovagal,

menurunkan TD dan

frekuensi jantung.Identifikasi terjadinya

faktor pencetus, bila

ada: frekuensi, durasi, 

intensitas dan lokasi

nyeri.

Membantu membedakan nyeri

dada dini dan alat

evaluasi kemungkinan

kemajuan menjadi angina

tidak stabil (angina

stabil biasanya berakhir

3 sampai 5 menit

sementara angina tidak

stabil lebih lama dan

dapat berakhir lebih dari

45 menit.Evaluasi laporan nyeri

pada rahang, leher, bahu,

tangan atau lengan

(khusunya pada sisi kiri.

Nyeri jantung dapat

menyebar contoh nyeri

sering lebih ke permukaan

dipersarafi oleh tingkat

saraf spinal yang sama.Letakkan pasien pada

istirahat total selama

episode angina.

Menurunka kebutuhan

oksigen miokard untuk

meminimalkan resiko

cidera jaringan atau

nekrosis.Tinggikan kepala tempat

tidur bila pasien napas

pendek

Memudahkan pertukaran gas

untuk menurunkan hipoksia

dan napas pendek berulangPantau kecepatan atau

irama jantung

Pasien angina tidak

stabil mengalami

peningkatan disritmia

yang mengancam hidup

secara akut, yang terjadi

pada respon terhadap

iskemia dan atau stressPanatau tanda vital tiap

5 menit selama serangan

TD dapat meningkat secara

dini sehubungan dengan

angina rangsangan simpatis,

kemudian turun bila curah

jantung dipengaruhi.Pertahankan tenang ,

lingkungan nyaman, batasi

pengunjung bila perlu

Stres mental atau emosi

meningkatkan kerja

miokardBerikan makanan lembut.

Biarkan pasien istirahat

selama 1 jam setelah

makan

Menurunkan kerja miokard

sehubungan dengan kerja

pencernaan, manurunkan

risiko serangan anginaKolaborasi:

Berikan antiangina sesuai

indikasi: nitrogliserin:

sublingual

Nitrigliserin mempunyai

standar untuk pengobatan

dan mencegah nyeri angina

selam lebih dari 100

tahun2.      PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN

PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD

TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.

Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode

dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan

peningkatan toleransi aktivitas, klien

berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang

menurunkan kerja jantung.INTERVENSI RASIONAL

Pantau tanda vital,

contoh frekuensi jantung,

Takikardi dapat terjadi

karena nyeri, cemas,

tekanan darah. hipoksemia, dan

menurunnya curah jantung.

Perubahan juga terjadi

pada TD (hipertensi atau

hipotensi) karena respon

jantungEvaluasi status mental,

catat terjadinya bingung,

disorientasi.

Menurunkan perfusi otak

dapat menghasilkan

perubahan sensorium.Catat warna kulit dan

adanya kualitas nadi

Sirkulasi perifer menurun

bila curah jantung turun,

membuat kulit pucat dan

warna abu-abu (tergantung

tingkat hipoksia) dan

menurunya kekuatan nadi

periferMempertahankan tirah

baring pada posisi nyaman

selama episode akut

Menurunkan konsumsi

oksigen atau kebutuhan

menurunkan kerja miokard

dan risiko dekompensasiBerikan periode istirahat

adekuat. Bantu dalam atau

melakukan aktivitas

perawatan diri, sesuai

indikasi

Penghematan energy,

menurunkan kerja jantung.

Pantau dan catat efek

atau kerugian respon

obat, catat TD,

Efek yang diinginkan

untuk menurunkan

kebutuhan oksigen miokard

frekuaensi jantung dan

irama (khususnya bila

memberikan kombinasi

antagonis kalsium,

betabloker, dan nitras)

dengan menurunkan stress

ventricular. Obat dengan

kandungan inotropik

negative dapat menurunkan

perfusi terhadap iskemik

miokardium. Kombinasi

nitras dan penyekat beta

dapat memberi efek

terkumpul pada curah

jantung.Kaji tanda-tanda dan

gejala-gejala GJK

Angina hanya gejalab

patologis yang disebabkan

oleh iskemia

miokard.penyakit yang

emepengaruhi fungsi

jantung emnjadi

dekompensasi.Kolaborasi :

Berikan obat sesuai

indikasi : penyekat

saluran kalsium, contoh

ditiazem (cardizem);

nifedipin (procardia);

verapamil(calan).

Meskipun berbeda pada

bentuk kerjanya, penyekat

saluran kalsium berperan

penting dalam mencegah

dan menghilangkan iskemia

pencetus spasme arteri

koroner dan menurunkan

tahanan vaskuler,

sehingga menurunkan TD

dan kerja jantung.Penyakit beta, contoh Obat ini menurunkan kerja

atenolol (tenormin);

nadolol (corgard);

propanolol (inderal);

esmolal (brebivbloc).

jantung dengan menurunkan

frekuensi jantung dan TD

sistolik.

3.      INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN

SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH

JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam

aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam

toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien

menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi

fisiologis.INTERVENSI RASIONAL

Kaji respons klien

terhadap aktivitas,

perhatikan frekuensi nadi

lebih dari 20 kali per

menit di atas frekuensi

istirahat; peningkatan TD

yang nyata selama/sesudah

aktivitas; dispnea atau

nyeri dada; keletihan dan

kelemahan yang

berlebihan; diaphoresis;

pusing atau pingsan.

Menyebutkan parameter

membantu dalam mengkaji

respons fisiologi

terhadap stress aktivitas

dan, bila ada merupakan

indikator dari kelebihan

kerja yang berkaitan

dengan tingkat aktivitas.

Instruksikan pasien Teknik menghemat energi

tentang teknik

penghematan energi.

mengurangi penggunaan

energy, juga membantu

keseimbangan antara

suplai dan kebutuhan

oksigen.Berikan dorongan untuk

melakukan

aktivitas/perawatan diri

bertahap jika dapat

ditoleransi. Berikan

bantuan sesuai kebutuhan.

Kemajuan aktivitas

bertahap mencegah

peningkatan kerja jantung

tiba-tiba. Memberikan

bantuan hanya sebatas

kebutuhan akan mendorong

kemandirian dalam

melakukan aktivitas.4.      ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON

PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS

KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang

dapat diatasi.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran

perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien

menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan

pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas

menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.INTERVENSI RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan

prosedur, contoh tes

stress.

Menurunkan cemas dan

takut terhadap diagnose

dan prognosis.

Tingkatkan ekspresi

perasaan dan takut,contoh

menolak, depresi, dan

marah.

Perasaan tidak

ekspresikan dapat

menimbulkan kekacauan

internal dan efek

gambaran diri.Dorong keluarga dan teman

untuk menganggap pasien

sebelumnya.

Meyakinkan pasien bahwa

peran dalam keluarga dan

kerja tidak berubah.Kolaborasi : berikan

sedative, tranquilizer

sesuai indikasi

Mungkin diperlukan untuk

membantu pasien rileks

sampai secara fisik mampu

untuk membuat strategi

koping adekuat.5.  KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI

KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN

KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan  : Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan pengetahuan pasien bertambah.

Kriteria hasil  : Pasien menyatakan pemahaman

kondisi/proses penyakit dan pengobatan,

berpartisipasi dalam program pengobatan serta

melakukan perubahan pola hidup.INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang patofisiologi

kondisi. Tekankan

perlyunya mencegah

serangan angina.

Pasien dengan angina

membutuhkan belajar

mengapa hal itu terjadi

dan apakah dapat

dikontrol. Ini adalah

focus manajemen

terapeutik supaya

menurunkan infark

miokard.Dorong untuk menghindari

faktor/situasi yang

sebagai pencetus episode

angina, contoh: stress

emosional, kerja fisik,

makan terlalu

banyak/berat, terpajan

pada suhu lingkungan yang

ekstrem

Dapat menurunkan

insiden /beratnya episode

iskemik.

Kaji pentingnya control

berat badan, menghentikan

merokok, perubahan diet

dan olahraga.

Pengetahuan faktor resiko

penting memberikan pasien

kesempatan untuk membuat

perubahan kebutuhan.Tunjukan/dorong pasien

untuk memantau nadi

sendiri selama aktivitas,

jadwal/aktivitas

sederhana, hindari

regangan.

Membiarkan pasien untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang dapat

dimodifikasi untuk

menghindari stress

jantung dan tetap dibawah

ambang angina.Diskusikan langkah yang

diambil bila terjadi

serangan angina, contoh

menghentikan aktivitas,

Menyiapkan pasien pada

kejadian untuk

menghilangkan takut yang

mungkin tidak tahu apa

pemberian obat bila

perlu, penggunaan teknik

relaksasi.

yang harus dilakukan bila

terjadi serangan.

Kaji ulang obat yang

diresepkan untuk

mengontrol/mencegah

serangan angina.

Angina adalah kondisi

rumit yang sering

memerlukan penggunaan

banyak obat untuk

menurunkan kerja jantung,

memperbaiki sirkulasi

koroner, dan mengontrol

terjadinya serangan.Tekankan pentingnya

mengecek dengan dokter

kapan menggunakan obat-

obat yang dijual bebas.

Obat yang dijual bebas

mempunyai potensi

penyimpangan.

4.    Evaluasi

  Mengungkapkan bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.

  Menunjukkan hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah)

dengan melakukan kegiatan seperti aktivitas hidup sehari-hari.

  Dapat mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat

menghindarinya.

  Dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.

  Dapat menjelaskan sifat angina & pengobatannya.

  Dapat menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang telah dibuat maka dapat

disimpulkan bahwa Angina Pektoris merupakan nyeri dada

sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung. atau nyeri

dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen

terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit

berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang

menyalurkan darah ke otot-otot jantung.

B. Saran

1.      Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit

angina pektoris sebagai dasar dalam memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas.

2.      Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi

pada keluarga dengan klien yang menderita angina pektoris.

DAFTAR PUSTAKA

Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri

Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC

http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-

angina-pectoris.html

http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris

http://sistemkardiovaskular.blogspot.com/2009/01/penyakit-

arteri-koronari.html

........♥

......♥

....♥

......♥............

..........♥...♥

..........♥........

.....♥............♥

..............♥....

.♥.................

..♥

...................♥.....................♥................♥..

....♥..............♥

..............♥....

.........♥....♥

.............♥

...........♥

..........♥

.........♥

.........♥

..........♥

..............♥

...................♥

...................

.......♥

...................

............♥

...................

..............♥

...................

..............♥

...................

...........♥

...................

......♥

..................♥

.............♥

.....♥

...♥

.♥.................

............♥....♥♥..........................♥...........♥.♥......................♥................♥..♥...................♥..................♥

...♥...............

...................

..♥

.....♥.............

...................♥

........♥..........

...............♥

...........♥.......

............♥

..............♥....

..........♥

..................♥

.......♥

...................

..♥..♥

...................

....♥

[by :sasaha33]