BAB II allahuakbar ( skripsi ratih )

25
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap. Menurut Hamalik (2012:55) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat 9

Transcript of BAB II allahuakbar ( skripsi ratih )

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori

1.Pembelajaran Matematika

Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses

komunikasi antara guru dengan siswa sehingga terjadi

perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tingkah

laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut

nilai sikap. Menurut Hamalik (2012:55) secara umum

menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003

menyatakan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar”.

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran

diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang

memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat

9

menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru

secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang

memungkinkan siswa dapat belajar, mengenal dan

memahami materi pembelajaran dengan lebih baik. Salah

satunya adalah pada pembelajaran matematika,

pembelajaran matematika merupakan upaya atau usaha

guru dalam mengkonstruksikan konsep-konsep

matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

nyata. Menurut Nikson dalam Muliyardi (2003:3)

mengatakan bahwa :

Pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa mengkontruksikan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi sehingga prinsip atau konsep itu terbangun.

Pembelajaran matematika membutuhkan peranan

aktif siswa, proses bernalar tinggi dalam mengaitkan

simbol-simbol dan mengaplikasikan kosep-konsep yang

ada ke dalam situasi nyata. Untuk itu guru harus

menumbuhkan minat keaktifan siswa dalam pembelajaran

matematika. Salah satu yang dapat dilakukan guru yaitu

10

dengan menerapkan metode dan strategi mengajar yang

tepat serta perangkat pembelajaran yang sesuai agar

tercipta kegiatan mental yang meliputi proses aktif dari

dalam diri siswa yang dilakukan untuk memperoleh

pengetahuan baru dalam penyelesaian masalah

matematika.

2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar

kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam

proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran

diharapkan siswa selalu aktif. Keaktifan siswa dapat berupa

aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Guru sangat berperan

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2009:

101). Indikator yang menyatakan aktivitas siswa dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut

1). Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi dan mengamati percobaan. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, berdiskusi, dan interupsi. 3) Listening aktivities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, dan mendengarkan radio. 4). Writing activities, seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket, dan menyalin. 5). Drawing activities, seperti

11

menggambar, membuat grafik, membuat peta dan diagram. 6). Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan melakukan demonstrasi. 7). Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan persoalan, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8). Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bergairah, berani, tegang, dan gugup.

3.Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan bagian penting

dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah. Melalui

perangkat pembelajaran, guru akan lebih mudah dalam

melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu

dalam belajar. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan

media atau sarana yang digunakan guru dan siswa dalam

proses pembelajaran dikelas (Andi:2008) . Perangkat

pembelajaran dapat berupa s Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada

hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek

untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang

dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP

merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang

akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran atau

persiapan yang akan dilakukan guru sebelum mengajar.

12

Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi

sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan

belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih

terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Menurut

Kunandar (2007:264) menjelaskan bahwa “ Agar RPP

yang kita buat dapat berfungsi sesuai yang diharapkan,

maka ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu:

1. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar

yang harus dikuasai siswa, serta materi dan

submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang

telah dikembangkan di dalam silabus

2. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai

dengan materi yang memberikan kecakapan hidup

sesuai dengan permasalahan dan lingkungan

sehari-hari

3. Menggunakan metode dan media yang sesuai,

yang mendekatkan siswa dengan pengalaman

langsung

4. Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan

berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian

yang dikembangkan dengan pengembangan

silabus

13

Menurut Mulyasa (2009:219) mengatakan

“Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

harus memperhatikan karakteristik peserta didik

terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian.

Oleh karena itu ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dalam pengembangan RPP, yaitu:

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran harus jelas

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus

sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan

kompetensi peserta didik

3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran harus

menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar

yang akan diwujudkan

4. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang

dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta

jelas pencapaiannya

5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksanaan

program di sekolah, agar tidak menganggu jam-jam

pelajaran yang lain

14

Menurut kunandar (2007:265-271) mengatakan

bahwa “Pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran memiliki langkah-langkah dalam

penyusunan sebagai berikut:

1. Identitas mata pelajaran berisi nama mata

pelajaran, kelas, semester dan alokasi waktu.

2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ditulis

sesuai standar isi yang ada.

3. Indikator

Pengembangan indikator dilakukan dengan

beberapa pertimbangan yaitu:

a. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa

indikator

b. Indikator menggunakan kata kerja operasional

yang dapat diukur

c. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah

atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun

SK.

d. Prinsip pengembangan indikator adalah

urgensi, kontiniuitas, relevansi, kontekstual.

e. Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan

tanda-tanda dan perilaku untuk pencapaian

kompetensi yang merupakan kemampuan

15

bersikap, berfikir, dan bertindak secara

konsisten

4. Tujuan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran

dijelaskan akan apa tujuan dari pembelajaran.

Tujuan pembelajaran diambil dari indikator.

5. Materi pelajaran. Dalam menetapkan dan

menggembangkan materi perlu diperhatikan hasil

dari pengembangan silabus, pengalaman belajar.

6. Strategi dan skenario pembelajaran memuat

rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

secara beruntun untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

7. Sarana dan sumber pembelajaran. Sarana ini lebih

ditekankan pada media atau alat peraga.

8. Penilaian dan tindakan lanjut.

Menurut Mulyasa (2009:223) mengatakan

“Berdasarkan kurikulum pengembangan rencana

pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa langkah

yaitu:

1 Mengisi kolom identitas mata pelajaran

2 Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk

pertemuan yang telah ditetapkan

16

3 Menentukan standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta indikator yang akan digunakan yang

terdapat pada silabus yang telah disusun

4 Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta

indikator yang telah ditentukan

5 Mengidentifikasi materi standar atau uraian dari

materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam

silabus

6 Menentukan metode pembelajaran yang akan

digunakan

7 Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang

terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir

8 Menentukan sumber belajar yang digunakan.

9 Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan,

contoh soal, dan teknik penskoran.

b.Lembar Kerja Siswa (LKS )

Lembar kerja siswa merupakan rangkaian dari

perangkat pembelajaran yang mampu memberi

manfaat kepada guru maupun siswa. LKS yang baik

adalah LKS yang ditulis dengan menggunakan bahasa

yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara

17

menarik, dilengkapi dengan gambar-gambar dan

keterangan-keterangan.

Untuk pengembangan LKS berbasis CTL, aspek

yang digunakan sebagai indikator penilaian Lembar

Kerja Siswa adalah aspek materi, aspek penyajian,

serta aspek bahasa dan keterbacaan. Adapun indikator-

indikator penilaian pada setiap aspek dapat dilihat pada

tabel

Tabel.1 . Aspek Penilaian Lembar Kerja Siswa

No Aspek Indikator

1. Materi a. Materi memuat penjelasan, contoh dan soal-soal untuk menunjang konsep

b. Materi memunculkan aspek keterkaitan

c. Konsep-konsep dipertegas dengan gambar, tabel,

18

grafik, skema, dan cerita atau ilustrasi

d. Materi memunculkan masalah kontekstual

2. Penyajian a. Memuat indikator pembelajaran

b. Ringkasan materi dapat dipakai sebagai pengetahuan awal

c. Soal – soal yang disajikan mendorong siswa berfikir

d. Latihan terbimbing dapat membantu siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya

e. Soal yang disajikan sesuai dengan materi yang dipelajari

f. Soal yang disajikan dapat memberi pengalaman belajar sendiri bagi siswa .

g. Penyajian buku kerja memungkinkan siswa untuk bertanya dan membentuk masyatrakat belajar

h. Penyajian buku kerja memungkinkan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa melalui penilaian sebenarnya.

i. Penyajian gambar jelas dan menarik.

3. Bahasa dan

keterbacaan

a. Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia

b. Kalimat – kalimat melibatkan kemampuan berpikir logis

c. Struktur kalimat sesuai dengan intelektual siswa

d. Kalimat ditulis dengan ejaan yang baku

e. Kalimat yang digunakan komunikatif

19

4. Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching And

Learning (CTL)

Pendekatan konstektual dalam pembelajaran atau

lebih terkenal dengan sebutan Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang

membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar

dengan situasi dunia nyata si siswa, yang dapat

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan

para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dalam kelas Contextual Teaching and Learning (CTL),

tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan

dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru

adalah mengelola kelas agar kelas menjadi kondusif untuk

belajar siswa. Jadi pengetahuan atau keterampilan itu akan

ditemukan oleh siswa sendiri, bukan apa kata guru.

Untuk penerapannya, ada tujuh aspek dalam

pembelajaran kontekstual yang perlu mendapatkan

perhatian

1. Teori Kontruktivisme

Teori atau aliran ini merupakan landasan berpikir bagi

pendekatan konstektual (CTL). Pengetahuan riil bagi

20

para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau

ditemukan oleh siswa itu sendiri. Jadi pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang

diingat siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi

pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui

pengalaman nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih

untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya dengan ide-ide yang dimilikinya.

Misalnya siswa bisa mengamati dari pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari pada materi yang diajarkan guru ,

yaitu materi ruang dimensi tiga.

2. Menemukan ( Inkuiri )

Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis konstektual (CTL). Pengetahuan

yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Langkah-langkah dari kegiatan menemukan adalah:

a. Merumuskan masalah;

b. Mengamati atau melakukan observasi, termasuk

membaca buku, mengumpulkan informasi;

c. Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam

tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya;

21

d. Menyajikan, mengomunikasikan hasil karyanya

didepan guru, teman sekelas atau audien yang lain.

Contohnya : siswa bisa memperhatikan apa yang ada

diruang kelas dalam materi ruang dimensi tiga.

Misalanya ruangan kelas bisa digunakan sebagai media

kubus.

3. Bertanya (questioning)

Bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam

CTL. Bertanya menunjukan ada perhatian terhadap

materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan

jawab sebagai bentuk pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran, kegiatan bertanya berguna

untuk: menggali informasi; mengecek pemahaman

siswa; membangkitkan respons para siswa; mengetahui

sejauh mana keingintahuan siswa; mengetahui hal-hal

yang sudah diketahui siswa; memfokuskan perhatian

siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;

membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

22

Hampir pada semua aktivitas belajar questioning dapat

diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru

dengan siswa, antara siswa dengan guru.

Contohnya: setelah guru menerangkan didepan dengan

mempragakan media pada materi ruang dimensi tiga,

siswa bertanya dan merespon pembelajaran yang

diberikan guru dengan menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya : menggambar dan menghitung

jarak antara dua garis yang bersilang pada bangun

ruang , contoh : dalam kehidupan sehari-hari siswa

memakan kue berbentuk persegi panjang, kue itu

dipotong dan siswa bisa menentukan garis potongannya

.

4. Masyarakat belajar (Learning Community)

Pengembangan learning community, akan senantiasa

mendorong terjadinya proses komunikasi multi arah.

Masing-masing pihak yang melakukan kegiatan belajar

dapat menjadi sumber belajar.

Contohnya: apapun yang ada disekitar bisa dijadikan

sebagai sumber dalam pembelajaran dan dalam materi

dimensi tiga didiskusikan secara berkelompok dan saling

berinteraksi dengan peserta didik yang lain.

23

5. Pemodelan

Dalam pembelajaran dengan CTL, guru bukan satu-

satunya model. Model dapat dirancang dengan

melibatkan siswa. Misalnya seorang siswa dapat ditunjuk

untuk dapat memberi contoh temanya dalam

menyelesaikan masalah.

Contoh: pada materi dimensi tiga siswa bisa mencari

diagonal ruang pada dimensi tiga.

6. Refleksi

Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang

apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang

tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu.

Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu

sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya

berupa (i) pernyataan langsung siswa tentang apa-apa

yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran; (ii)

catatan dibuku siswa; (iii)kesan dan saran siswa

mengenai pembelajaran hari itu; (iv) diskusi; (v) hasil

karya.

Contoh : guru memberikan kesimpulan tentang materi

yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

7. Penilaian yang autentik (authentic assesment)

24

Penilaian adalah proses pengumpulan data yang

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui

oleh guru agar bisa mengetahui apakah siswa

mengalami proses pembelajaran dengan benar.

Yang penting lagi untuk dipahami oleh para guru adalah

bahwa penilaian itu bukan untuk mencari informasi

tentang hasil belajar siswa tetapi bagaimana prosesnya.

Hal ini relevan dengan pengertian pembelajaran yang

benar, yakni ditekankan pada upaya membantu siswa

bagaiman mampu mempelajari , bukan ditekankan pada

diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir

periode pembelajaran.

Dengan demikian, kemajuan belajar siswa dinilai dari

proses, bukan semata-mata dari hasil. Dengan

melaksanakan proses belajar yang tepat, maka siswa

akan memiliki kemampuan, hasil belajarnya akan lebih

permanen, sehingga mencapai kompetensi yang

diharapkan.

Contoh: jika siswa ingin mendapatkan nilai:

A (100-81): jika siswa menggambarkan dengan percaya

diri yang optimal, berbicara dan menggungkapkan ide

25

dengan benar, berdiskusi dengan jiwa demokrasi dan

saling menghargai (sesuai dengan materi yang dibahas)

B (71-80) : digambarkan dengan percaya diri yang

optimal , berbicara dengan memberikan ide dengan

benar, menjawab/bertanya belum tepat sasaran (sesuai

dengan materi yang dibahas ).

C (61-70) : Digambarkan dengan percaya diri yang

optimal, bertanya belum tepat sasaran ( sesuai dengan

materi yang dibahas ).

D (41-60) : digambarkan tanpa percaya diri yang optimal

, bertanya / menjawab belum tepat sasaran ( sesuai

dengan materi yang dibahas)

E (0-40) : tidak siap dengan gambar , berdiskusi tanpa

jiwa demokrasi, menjawab / bertanya belum tepat

sasaran ( sesuai materi yang dibahas ).

Berdasarkan komponen CTL, terdapat 7 point penting

dalam pembelajaran matematika, karena keterbatasan

penulis, penulis akan mengkaji 2 point dari pembelajaran

CTL yaitu : bertanya (questioning) dan refleksi.

5. Materi Ruang Dimensi Tiga

a. Mengingat Kembali Bangun Ruang

Di SLTP Ananda telah mempelajari bangun ruang

yaitu kubus, balok, prisma dan limas.

26

1. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh enam bidang berbentuk persegi.

Kubus ABCD.EFGH

Bidang sisi : ABCD, EFGH,

Rusuk : AB,DC,EF,HG

Rusuk kubus =a cm

Panjang diagonal sisi =a√2 cm

Luas permukaan kubus= 6 × luas sisi kubus

2. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi

dengan enam

Balok ABCD.EFGH

27

IH

FE

AB

CD

H G

Panjang = P

Lebar = l

Tinggi = t

Luas permukaan balok = 2 (pl + lt + pt)

Volume balok = p×l×t

Panjang diagonal ruang = √ p2+ l2+t 2

3. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh dua bidang yang sejajar (sisi alas dan

sisi atas) dan bidang sisi tegak yang saling

berpotongan menurut rusuk-rusuk sejajar.

Luas permukaan prisma

= 2(lua segitiga)+ 2 (luas persegi panjang)

4. Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh satu buah bidang segi n (sisi alas) dan n

28

A B

CD

E F

buah bidang berbentuk segitiga (sisi tegak)

berpotongan di satu titik (puncak limas).

Luas permukaan limas = luas alas + luas sisi

– sisi tegak

b. Kedudukan Titik, Garis, Bidang Dalam Ruang

1. Kedudukan titik terhadap garis ada dua

a. Titik terletak pada garisb. Titik terletak diluar garis

P g (gambar a)

Q

L (gambar b)

Pada gambar a, titik P terletak pada garis g atau

titik P dilalui garis g

Pada gambar b, titik Q terletak diluar garis l atau

titik Q tidak dilalui garis l.

2. kedudukan titik dan bidang dalam ruang

Kedududkan titik dan bidang ada dua

a. Titik terletak pada bidang

b. Titik terletak diluar bidang

Q

β

29

p

α

Titik P terletak pada bidang α Titik Q diluar

bidang β

Atau titik P dilalui bidang α atau titik Q tidak

dilalui bidang β

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang Relevan dalam penelitian ini adalah

penelitian Tati (2009) yang berjudul “ Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstektual Pokok Bahasan

Turunan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang. Bahwa

penelitian ini menghasilkan Rancangan Perangkat

Pembelajaran yang berbasiskan konstektual.

Penelitian fina yang berjudul pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis Contextual Teaching And Learning

(CTL) Pada materi prisma dan limas di kelas VIII SMPN 2

Kamang magek. Bahwa penelitian ini menghasilkan

Perangkat pembelajaran yang valid dan praktis.

30

Beda penelitian ini dengan Tati dan Fina, membedakan

marteri turunan sedangkan peneliti Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran materi Ruang dimensi Tiga. Sedangkan

persamaan dari penelitian ini, sama mengembangkan

perangkat pembelajaran berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL).

C. Kerangka Konseptual

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan

disetiap jenjang pendidikan. mata pelajaran ini mempunyai

keterkaitan antara topik yang sangat kuat dan berkelanjutan.

materi yang diberikan hanya bisa dipahami jika konsep

pendukungnya dipahami dengan jelas dan siswa

mengerjakan banyak latihan .

Dimensi tiga merupakan salah satu materi geometri

yang dipelajari siswa SMA kelas X semester 2. siswa

menyatakan bahwa buku pegangan yang ada bahasannya

terlalu tinggi sehingga sulit dipahami. begitu juga dengan

soal-soal latihan yang disajikan. soal yang ada masih belum

membantu siswa memahami materi dimensi tiga dengan

baik. Buku yang digunakan juga belum memberi langkah-

langkah kerja untuk membantu siswa menemukan dan

mengkonstruksi sendiri konsep materi pembelajaran.

31

sehingga cenderung membuat siswa menghafal tanpa

memahami untuk apa mereka mempelajarinya .

Selama ini dalam menyampaikan materi dimensi tiga,

guru kurang mampu merancang perangkat pembelajaran

yang mampu membuat siswa untuk belajar secara aktif, yang

mampu menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada

siswa, membantu siswa membangun pengetahuan sendiri

serta mendorong siswa untuk saling bekerja sama dalam

kelompok.

Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang

dapat digunakan untuk memenuhi hal tersebut adalah

pendekatan konstektual (contextual teaching and learning /

CTL ). Karena pada pembelajaran konstektual, siswa secara

aktif terlibat dalam proses pembelajaran. keterampilan siswa

dikembangkan atas dasar pemahaman siswa dan siswa

mendapatkan kesempatan untuk membangun pengetahuan

sendiri. pelaksanaan pendekatan konstektual menuntuntut

guru untuk menyusun perangkat pembelajaran yang

membuat prinsip-prinsip CTL .

Perangkat pembelajaran yang dirancang perlu di

validasi oleh pakar dan dipraktikalisasi untuk mengetahui

apakah perangkat pembelajaran yang dirancang sudah

32

mampu mengukur apa yang hendak diukur dan mudah

digunakan oleh guru serta siswa.

Secara ringkas kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam diagram berikut:

D.

Bagan 1 : Kerangka Pemikiran dalam Penelitian

Pengembangan

33

Pendekatan konstektual

Perangkat pembelajaran matematika berbasis Contextual Teaching and Learning

validitas

Validitas konstruk

Validitas isi

Praktikalitas

Uji coba dikelas

Pemahaman siswa pada materi dimensi tiga masih rendah