BAB II SKRIPSI KUALITATIF

25
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Ajar Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada kurikulum. Kurikulum merupakan acuan mengajar bagi guru yang mengandung tujuan yang harus di-capai siswa. Dalam mewujudkan pembelajaran diperlukan sumber-sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Menurut National Centre for Competency Based Training (dalam Andi Prastowo, 2011: 16) “ bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas”. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak ter-tulis. Dengan demikian bahan ajar dapat diartikan semua bahan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang memungkinkan terciptanya suasana belajar.

Transcript of BAB II SKRIPSI KUALITATIF

7

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahan Ajar

Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada

kurikulum. Kurikulum merupakan acuan mengajar bagi guru

yang mengandung tujuan yang harus di-capai siswa. Dalam

mewujudkan pembelajaran diperlukan sumber-sumber

belajar untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Bahan

ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara

sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana

yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Menurut National Centre for Competency Based Training

(dalam Andi Prastowo, 2011: 16) “ bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran

di kelas”. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan

tertulis maupun tidak ter-tulis. Dengan demikian bahan

ajar dapat diartikan semua bahan, baik tertulis maupun

tidak tertulis yang memungkinkan terciptanya suasana

belajar.

8

Bahan ajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Menurut panduan pengembangan bahan

ajar Depdiknas tahun 2007 (dalam http://blog.uin-

malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-

bahan-ajar/) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi

sebagai:

a. pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.

b. pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya.

c. alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran.

Ada dua klasifikasi utama fungsi pembuatan bahan

ajar menurut Diknas (dalam Andi Prastowo, 2011: 24-26)

yaitu:

1. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan

bahan ajar

Berdasarkan pihak yang menggunakan bahan ajar,

fungsi bahan ajar dibedakan menjadi dua macam,

9

yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta

didik.

a. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain :

1) menghemat waktu pendidik dalam mengajar;2) mengubah peran pendidik dari seorang pengajar

menjadi seorang fasilitator;3) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih

efektif dan interaktif;4) sebagai pedoman bagi pendidik yang akan

mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta

5) sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

b. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara

lain :

1) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain;

2) peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki;

3) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing;

4) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri;

5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/ mahasiswa yang mandiri;

6) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.

10

2. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran

yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang

digunakan, fungsi bahan ajar dibedakan menjadi 3

macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,

fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi

dalam pembelajaran kelompok.

a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,

antara lain :

1) sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar); dan

2) sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual,antara lain :1) sebagai media utama dalam proses

pembelajaran;2) sebagai alat yang digunakaan untuk menyusun

dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi; serta

3) sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain :1) sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses

belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,

11

informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri; dan

2) sebagai bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan

ajar memiliki peranan penting bagi pendidik maupun

peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu,

adanya bahan ajar membantu dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan demikian adanya bahan ajar sangat

diperlukan.

Bahan ajar memiliki berbagai jenis dan bentuk yang

bermacam-macam. Berikut ini adalah klasifikasi dari

bahan ajar.

1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi

empat macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar,

bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.

a. “Bahan cetak (printed)”, yakni “sejumlah bahan

yang disiapkan dalam kertas, yang dapat

berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau

12

penyampaian informasi” (Kemp dan Deyton dalam

Andi Prastowo, 2011: 40). Contohnya, handout,

buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

b. Bahan ajar dengar atau program audio, yakni

semua sistem yang me-gunakan sinyal radio secara

langsung, yang dapat dimainkan atau di-dengar

oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya

kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk

audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual),

yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal

audio dapat dikombinasikan dengan gambar

bergerak secara sekuensial. Contohnya, video

compact disk dan film.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching

materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih

media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan

video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau

diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu

13

perintah atau perilaku alami dari suatu

presentasi. Contohnya, compact disk interactive.

2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya

Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan

menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak

diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan, bahan

ajar audio, bahan ajar video, dan bahan ajar computer.

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni

bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat

proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya,

sehingga peserta didik bisa langsung

mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati)

bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram,

display, model dan lain sebagainya.

b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan

ajar yang memerlukan proyektor agar bisa

dimanfaatkan dan dipelajari peserta didik.

Contoh-nya, slide, filmstrips, overhead transparencies, dan

proyeksi komputer.

14

c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang

berupa sinyal audio yang di-rekam dalam suatu

media rekam. Untuk menggunakannya, diperlukan

alat pemain (player) media perekam tersebut,

seperti tipe compo, CD payer, VCD player, multimedia player,

dan lain sebagainya. Contoh bahan ajar seperti

ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain.

d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang

memerlukan pemutar yang biasanya berbentuk video

tape player, VCD player, DVD player, dan sebagainya.

Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan

ajar audio, maka bahan ajar ini juga memerlukan

media rekam. Hanya saja bahan ini dilengkapi

dengan gambar. Jadi, dalam tampilan dapat di-

peroleh sebuah sajian gambar dan suara secara

bersamaan. Contohnya video, film, dan

sebagainya.

e. Bahan ajar (media) computer, yakni berbagai

jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan

komputer untuk menayangkan sesuatu untuk

15

belajar. contohnya computer mediated instruction dan

computer based multimedia atau hypermedia.

3. Bahan Ajar Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya, bahan ajar dapat dibagi menjadi

empat macam, yaitu bahan ajar yang berbasis cetak,

bahan ajar yang berbasis teknologi, bahan ajar yang

digunakan untuk praktik atau proyek dan bahan ajar yang

dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia.

a. Bahan ajar berbasiskan cetak, misalnya buku,

pamphlet, panduan be-ajar siswa, bahan tutorial,

buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari

majalah serta koran, dan lain sebagainya.

b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi,

misalnya audio cassette, siaran radio, slide, filmstrips,

film, video cassettes, siaran televisi, computer based

tutorial, dan multimedia.

16

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau

proyek misalnya kit sains, lembar observasi, lembar

wawancara dan lain sebagainya.

d. Bahan yang dibutuhkan untuk keperluan

interaksi manusi (terutama untuk keperluan

pendidikan jauh), misalnya telepon, hand phone,

video conferencing, dan lain sebagainya.

B. Hakikat Buku Teks

1. Definisi Buku Teks

Buku teks merupakan bahan ajar cetak yang

banyak digunakan di antara semua bahan pengajaran

lainnya. Menurut Hall Quest (dalam Henry Guntur

Tarigan, 2009: 12) “Buku teks adalah rekaman

pikiran rasial yang disusun buat maksud-maksud dan

tujuan-tujuan instruksional”. Lebih rinci lagi,

Bacon (dalam Henry Guntur Tarigan, 2009: 12)

mengemukakan bahwa

Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli

17

dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.Berdasarkan definisi-definisi buku teks di

atas maka dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah

buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang

merupakan buku standar, yang disusun oleh para

pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan

tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan

sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami

oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga

dapat menunjang sesuatu program pengajaran.

2. Fungsi Buku Teks

Grene dan Petty (dalam Henry Guntur Tarigan,

2009: 17) merumuskan fungsi dari buku teks

meliputi :

a. mencerminkan suatu pandangan yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pelajaran yang disajikan;

b. menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matter yang kaya, mudah dibaca, dan bervariasi yang sesuai dengan minat dankebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi

18

program-program kegiatan yang disarankan ketika keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya;

c. menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi;

d. menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa;

e. menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu juga sebagai penunjang pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis;

f. menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.

Dari uraian fungsi dari buku teks di atas,

dapat disimpulkan bahwa fungsi dari buku teks

yaitu mencerminkan suatu sudut pandangan, me-

sediakan suatu sumber yang teratur rapi dan

bertahap, menyajikan pokok masalah yang kaya dan

serasi, menyediakan aneka metode dan sarana

pengajaran, menyajikan fiksasi awal bagi tugas dan

latihan, serta menyajikan sumber bahan evaluasi

dan remedial.

3. Kualitas Buku Teks

19

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

“Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan

buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan

ditetapkan dengan Peraturan Menteri”. Dari

pernyataan tersebut terlihat bahwa buku teks yang

baik memiliki empat komponen yaitu komponen

kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan

kegrafikan.

Adapun penjelasan tentang empat komponen

tersebut adalah sebagai berikut :

a. memiliki kelayakan isi, yaitu minimal mengacu

pada sasaran yang akan dicapai peserta didik,

dalam hal ini adalah standar kompetensi (SK dan

KD);

b. kebahasaan, maksudnya adalah bahasa yang

digunakan dalam buku teks harus mengacu pada

kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan

benar sesuai dengan tahapan perkembangan

kognitif pembaca;

20

c. penyajian, yaitu sebuah buku teks harus

memperhatikan komponen penyajian dengan

menyajikan konsep-konsep yang menarik,

interatif, dan mampu mendorong terjadinya

proses berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan

kedalaman berpikir, serta metakognisi dan

evaluasi diri;

d. kegrafikan, maksudnya adalah secara fisik buku

teks tersaji dalam wu-jud tampilan yang menarik

dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran,

kemudahan untuk dibaca dan digunakan, serta

kualitas fisik buku.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

buku teks atau buku ajar adalah buku ajar yang

isinya sesuai dengan standar kompetensi, bahasa

yang digunakan haruslah sesuai kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar, serta sesuai dengan

tahapan perkembangan peserta didik, penyajian dari

buku haruslah memperhatikan komponen penyajian

21

buku, dan kegrafikan dari buku juga haruslah

menarik bagi para pembaca yaitu siswa.

4. Keterbatasan Buku Teks

Buku teks yang baik adalah buku teks yang

telah memenuhi faktor penentu kualitas. Namun,

harus disadari bahwa sesempurnanya buku teks tetap

memiliki kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini

disebabkan oleh berbagai hal. Berikut adalah hasil

identifikasi keterbatasan buku teks menurut Greene

dan Petty (dalam Henry Guntur Tarigan, 2009: 26):

a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar dapat dicapai dengan membacanya), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran.

b. Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara artificial atau secara buatan saja bagi setiapkelas tertentu.

c. Latihan-latihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang adekuat atau kurang memadaikarena keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan dikarenakan begitu banyaknya praktek-praktek, latihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan.

d. Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena keterbatasan-

22

keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.

e. Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevalusi keseluruhan ataupun keparipurnaan yang diinginkan.

Dari uraian di atas terlihat sekali bahwa

buku teks memiliki beberapa kekurangan mulai dari

segi materi, latihan maupun tugas-tugas, sarana

pengajaran maupun evaluasi yaitu instrumen

penilaian yang digunakan.

C. Penyusunan Buku Teks

1. Langkah-langkah Penyusunan Buku Teks

Dalam menyusun buku teks pasti terdapat

langkah-langkah yang harus diperhatikan. Menurut

Diknas dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan

Ajar (dalam Andi Prastowo, 2011: 176) mengemukakan

bahwa

Sebuah buku dimulai dari latar belakang penulisan, definisi atau pengertian dari judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam buku, hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil penelitian, data dan

23

interpretasinya, serta berbagai argumen yang sesuai untuk disajikan.

Dari pernyataan tersebut terlihat jelas bahwa buku

teks disusun ber-dasarkan tahapan-tahapan yang

cukup panjang yang dimulai dari latar belakang

hingga pemberian argumen dan contoh-contoh yang

diperlukan.

Menurut Andi Prastowo (2011: 176-190), ada

delapan langkah yang perlu diperhatikan dalam

menyusun buku teks pelajaran, meliputi

a. menganalisis kurikulum, yaitu dengan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator-indikator pencapaian kompetensi dasar. Setelah itu menentukan materi pokok pembelajaran.

b. menentukan judul buku yang akan ditulis, yaitu dengan me-tentukan materi pokok pembelajaran yang kemudian dijadikan judulpada masing-masing bab. Selanjutnya menentukan judul buku berdasarkan jenis mata pelajaran, kelas dan tingkatnya.

c. merancang outline buku, yaitu dengan menuliskan ide-ide yang akan dimuat dalam buku sesuai dengan materi pokok pembe-lajaran. Misal-nya, mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Pada aspek menulis terdapat materi menulis surat resmi. Dalam ma-teri tersebut nantinya akan dibahas tentang macam-macam

24

su-rat resmi, fungsi surat resmi, format surat resmi,dan penulisan surat resmi.

d. mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Referensi yang digunakan dalam penulisan buku haruslah sesuai dan benar, contohnya untuk menulis materi surat-menyurat me-gunakan buku korespondensi.

e. menulis buku, dilakukan dengan menyusun kalimat yang di-sesuaikan dengan usia dan pengalaman pembaca.

f. mengevaluasi hasil penulisan, yaitu denganmembaca kembali hasil tulisan baik penjelasan maupun contoh yang digunakan, kemudian merenungkan dan meminta orang untuk mengoreksi kembali.

g. memperbaiki tulisan dengan mengubah tulisan-tulisan yang kurang tepat baik dari segi bahasa, ejaan maupun contoh yangdigunakan.

h. memberikan ilustrasi, gambar, tabel maupundiagram untuk memperjelas materi yang disampaikan. Hal ini sangat di-perlukan, terlebih lagi untuk anak SD karena mereka lebih mengutamakan pengalamannya (sesuatu yang mereka lihat) daripada penjelasan.

2. Dasar-dasar Penyusunan Buku Teks

Dalam penyusunan buku teks diperlukan

patokan-patokan. Patokan dalam buku teks terdiri

dari dua patokan. Patokan pertama adalah patokan

umum, yaitu patokan itu dapat digunakan sebagai

dasar penyusunan setiap buku teks. Misalnya,

25

penulisan buku teks bagi setiap buku pelajaran di

SD dapat menggunakan patokan umum tersebut.

Patokan yang kedua adalah patokan khusus, yaitu

patokan yang hanya digunakan untuk mata pelajaran

tertentu saja. Patokan khusus ini bersumber dari

karakteristik setiap mata pelajaran. Misalnya,

buku teks Matematika, buku teks IPA dan buku teks

Bahasa Indonesia.

Patokan umum yang berlaku dalam setiap buku

teks meliputi:

a. Pendekatan : Ketrampilan proses yang meliputi:

1) mengamati;

2) menginterpretasikan;

3) mengaplikasikan;

4) meramalkan;

5) merencanakan dan melaksanakan penelitian;

6) mengomunikasikan hasil penelitian.

b. Tujuan:

1) kognitif;

2) afektif;

26

3) psikomotor.

c. Bahan pengajaran

d. Program:

1) kelas;

2) semester;

3) jam pelajaran.

e. Metode

f. Sarana dan sumber

g. Penilaian

h. Bahasa

Pedoman umum tersebut harus dilengkapi, diisi

dengan kekhususan setiap mata pelajaran. Hal

itulah yang membedakan setiap buku teks. Seperti

halnya pedoman penyusunan buku teks bahasa

Indonesia. Berikut adalah pedoman penyusunan buku

teks mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan

kurikulum yang dijadikan acuan dalam penelitian:

a. Pendekatan

Pendekatan adalah cara seseorang memandang

sesuatu atau cara seseorang menjelaskan suatu

27

fenomena. Pendekatan berguna untuk merumuskan

langkah-langkah pencapaian tujuan. Butir

pendekatan yang digunakan dalam buku pelajaran

Bahasa Indonesia meliputi mengamati,

menggolongkan,menafsirkan, menerapkan dan

mengo-munikasikan.

b. Tujuan kemampuan berbahasa

Tujuan dari buku teks berkaitan dengan

terampil menyimak, terampil berbicara,

terampil membaca, dan terampil menulis.

Sedangkan tu-juan mata pelajaran bahasa

Indonesia sendiri berdasarkan kurikulum KTSP

yaitu siswa mampu berkomunikasi secara efektif

dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan

bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara; memahami

bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tu-juan;

28

menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemam-puan intelektual, serta

kematangan emosional dan sosial; menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, mem-perhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemam-puan

berbahasa; menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

c. Bahan pengajaran

Bahan pengajaran yang tercakup dalam buku teks

yaitu tentang membaca, kosakata, struktur,

menulis, pragmatik, dan apresiasi Bahasa dan

Sastra Indonesia. Bahan pengajaran ini

haruslah sesuai dengan literatur yang telah

teruji kebenarannya. Misalnya dalam hal surat-

menyurat mengutip dari buku korespondensi.

d. Program

29

Program yang tercakup dalam buku teks yaitu

mengenai kelas be-rapa, semester berapa, dan

jumlah jam pelajaran. Seperti apa yang

tertulis pada buku ajar yaitu buku bahasa

Indonesia tersebut diper-untukkan pada kelas

IV semester 1 dan 2 dengan alokasi waktu 25

jam pelajaran untuk pelajaran 1.

e. Metode

Metode yang bisa digunakan dalam buku teks

meliputi ceramah, penjelasan (informasi),

pelatihan, penugasan, mandiri, kerja kelom-

pok, diskusi, simulasi, dramatisasi, inkuiri

dan karyawisata.

f. Sarana dan Sumber

Dalam buku bahasa indonesia, sarana dan sumber

yang digunakan meliputi buku paket, buku

pelengkap, diorama, papan flanel, peta huruf,

kata, kalimat dan lain-lain.

g. Penilaian

30

Penilaian yang terdapat dalam buku teks

haruslah meliputi pertanya-an mengenai isi,

mengisi, interprestasi, memeriksa kembali,

meng-ubah bentuk, praktik, penampilan,

definisi dan sinonim. Selain itu penilaian

juga haruslah mencakup empat ketrampilan

berbahasa yang disampaikan sesuai dengan

standar kompetensi yang telah dijabarkan.

h. Bahan Bacaan

Adalah hal-hal yang termuat dalam buku teks

yang berisi bacaan. Bacaan dalam buku Bahasa

Indonesia haruslah meliputi berbagai aspek

kehidupan, menunjang pelajaran lain, sesuatu

yang utuh, menjadi contoh, menumbuhkan

kebenarian dan bersifat edukatif-kultural.

i. Bahasa

Bahasa dalam buku teks haruslah baik dan

benar, sesuai dengan taraf pembacanya, dan

31

komunikatif. Oleh karena itu, bahasa buku teks

haruslah sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-

kalimatnya efektif, terhindar dari makna

ganda, sederhana, sopan dan menarik.

Dari keenam poin di atas, poin d, e, f, dan h

yaitu program, metode, sarana/sumber, dan bahan

bacaan yang digunakan dalam buku teks sudah banyak

diterapkan dalam penyusunan buku teks pelajaran

utamanya buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.

Dengan demikian keempat hal tersebut tidak

diteliti. Nantinya, penelitian akan lebih

ditekankan pada pendekatan yang digunakan dalam

buku, penjabaran tujuan, bahan pengajaran, pe-

nilaian, dan bahasa yang digunakan dalam buku

teks.