RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF
Transcript of RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode
Kauntitatif”.
Makalah ini kami susun guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Riset Keperawatan. Dengan segenap kerendahan
hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini, terutama kepada para dosen mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang
akan datang.
Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Pontianak, 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ..................................................................... .. i
DAFTAR ISI ...........………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Paradigma Riset ………………………………………………. 22. Pengertian
Riset ................................................................... ... 2
3. Penelitian Kuantitatif ..…………………………………….….. 3 Penelitian
Deskriptif ................................................. ... 3
Studi Kasus .......................…………………….…….4
Studi Survei ...............……………………………….. 4 Studi Pengembangan ......…………….……………… 4
ii
Studi Korelasi ..……………………………………….. 5 Kausal Komparatif ......………………….……………. 6 Penelitian Eksperimen .............……….……………..
64. Penelitian Kualitatif ..…………………….…………………… 7
a. Philosophy riset kualitatif .…………….…………………. 7b. The Nature of Qualitative Research ........….
…………….. 7c. Tujuan riset kualitatif .......…………………..……………. 7d. Beberapa jenis penelitian
kualitatif ................................. ....8
Metodephenomenology ........................................... .... 8
Metode groundedtheory ........................................... 8
Metodeethnografi ................................................... 9
Metodehistorical ..................................................... 9
5. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif .………………. 10
6. Metode riset kuantitatif dankualitatif ...................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 14
ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
Riset keperawatan tidak dapat dipisahkan dari disiplin
keperawatan. Seiring perkembangan disiplin keperawatan,
perawat mendapat tantangan untuk mengembangkan
profesionalisme guna meningkatkan kualitas peran yang
dijalani. Profesionalisme keperawatan dapat dikembangkan
melalui pelaksanaan maupun pemanfaatan riset keperawatan.
Riset keperawatan merupakan salah satu komponen
berkembangnya disiplin keperawatan karena sangat diperlukan
untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan
atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan. Mutu pelayanan dan
asuhan keperawatan sangat bergantung pada upaya kegiatan
riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan
ii
pengembangan teori dan ilmu pengetahuan keperawatan yang
diterapkan dalam praktik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif
1. Paradigma Riset
Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed
as set of basic beliefs (or metaphisies) that deals
with ultimates or principles” (Guba 1988). Dengan
demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara
pandang atau kerangka dalam melihat dunia atau
kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan
ii
yang benar atau kebenarannya dipercaya. Karena itu,
paradigma tidak perlu divalidasi atau bersifat self
validating.
Florence Ningthingale yang mulai melakukan
penelitian keperawatan lebih dari 1 abad yang lalu
tepatnya pada tahun 1859. Di dunia keperawatan,
Florence Nightingale diberi predikat sebagai
pembaru, reaksioner, dan peneliti. Penelitiannya
telah memberi sumbangsih positif terhadap usaha-
usaha ke arah peningkatan dan perbaikan kinerja
asuhan keperawatan dan kesehatan pada umumnya.
Karya Nightingale yang berjudul “Notes on Nursing
(1859)” menjelaskan aktivitas penelitian awalnya
yang berfokus pada pentingnya lingkungan yang sehat
dalam mendorong kesehatan fisik dan mental pasien.
(Patient’s physical and mental wellbeing). Dia
mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang
lingkungan, seperti ventilasi, kebersihan,
temperattur atau kesterilan air (purity of water),
dan diet untuk menentukan pengaruhnya terhadap
kesehatan pasien.
2. Pengertian Penelitian
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari kata
Inggris “research”. Berasal dari kata “re” yang
berarti kembali dan “to search” yang berarti
ii
mencari. Dengan demikian, arti research adalah
mencari kembali. Menurut Whitney yang dikutip oleh
M. Nazir (1999), penelitian adalah pencarian atas
sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap
masalah yang dapat dipecahkan.
Penelitian menurut American Nurse's Assosiation
(1991) adalah pengembangan pengetahuan tentang
kesehatan didalam keseluruhan rentang kehidupan,
merawat atau memelihara orang yang mengalami
masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik
maupun psikologis.
Riset adalah proses penelitian ilmiah atau
eksperimentasi ilmiah yang melibatkan pengumpulan
data yang sangat banyak, bertujuan, dan sistematik.
Analisis dan interpretasi data kemudian dilakukan
untuk mendapatkan pengetahuan baru atau menambah
pengetahuan yang sudah ada. Riset memiliki tujuan
akhir untuk mengembangkan suatu kerangka
pengetahuan ilmiah yang terorganisasi.
3. Penelitian Kuantitatif
Penelitian dapat diklasifikasi menjadi tiga
perspektif yaitu perspektif paradigma penelitian,
aplikasi penelitian, dan tujuan penelitian.
Perspektif paradigma penelitian sendiri dibedakan
ii
menjadi dua kelompok besar, yakni penelitian
kuantitatif dan kualitatif (Creswell, 1994).
Penelitian jenis kualitatif biasanya merupakan
perkembangan dari penelitian jenis kuantitatif.
Penelitian yang telah dilakukan dengan kuantitatif
jika dirasakan hasilnya kurang memuaskan dan
memerlukan kajian yang mendalam, dapat dilanjutkan
dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
jenis ini akan menjawab secara detail karena
bersifat deskriptif dan menjelaskan gejala-gejala
yang diamati secara mendalam.
Berikut beberapa jenis penelitian kuantitatif :
Penelitian Deskriptif
Penelitian ini merupakan salah satu jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan,
variable, dan fenomena yang terjadi selama
penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.
Penelitian ini tidak melakukan tindakan ataupun
pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian
Studi Kasus
Studi kasus merupakan cara pemecahan masalah pada
suatu kasus yang telah ditetapkan secara intensif
dan mendetail. Perkembangan masalah diikuti
secara kontinu dan mendalam. Subjek yang
ii
diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan unit)
yang dipandang sebagai kasus. Studi kasus ini
menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu
hasil pengumpulan analisis data dalam satu jangka
waktu yang telah ditetapkan. Kasusnya terbatas
pada satu orang atau kelompok. Contoh jenis ini
adalah asuhan keperawatan pasien dengan kasus
tertentu dan perawat akan melakukan proses
keperawatan (pengkajian sampai evaluasi) dalam
suatu jangka waktu.
Studi Survei
Pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu
dalam satuan waktu yang bersamaan dalam jumlah
besar dan luas. Survey mengungkap jawaban melalui
pertanyaaan yang rinci untuk menghasilkan data-
data yang dibutuhkan. Biasanya survey itu
menjawab pertanyaan apa, bagaimana, berapa,
tetapi bukan pertanyaan mengapa. Survey digunakan
untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelidiki
mengapa gejala tersebut ada. Survey mempunyai dua
lingkup, yaitu sensus dan survey sampel. Sensus
adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang
diinginkan karena menginginkan data-data secara
menyeluruh dan terperinci. Contoh jenis ini
ii
adalah sensus penduduk. Survey sampel dilakukan
hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi.
Studi Pengembangan
Studi ini bertujuan melukiskan hubungan antara
gejala-gejala apa adanya dan fakta-fakta yang
bersifat kontinu. Peneliti dapat menggambarkan
perkembangan berbagai variabel dari aspek yang
diselidiki. Jangka waktunya biasa selama sebulan,
satu semester, setahun, atau lebih sampai
bagaimana adanya gejala itu pada masa sekarang.
Ada dua teknik penelitian pengembangan ini, yaitu
metode longitudinal dan metode cross sectional.
a. Metode longitudinal (cohort study), disebut juga
metode jangka panjang. Meneliti perkembangan
suatu objek dari waktu ke waktu dalam kurun
waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin
mengetahui bagaimana perkembangan seorang
perokok sampai terjadinya efek dari rokok
tersebut (misal kanker paru). Jadi studi ini
beranjak dari factor resiko kemudian secara
terus menerus diikuti efek dari factor
risiko tersebut.
b. Metode cross sectional. Metode ini dapat
digunakan untuk mengatasi kelemahan metode
ii
longitudinal. Waktu yang dibutuhkan cukup
singkat tanpa harus mengikuti terus menerus.
Jangka waktu tersebut cukup untuk melakukan
pengambilan data secara focus dan lengkap.
Contohnya, kita dapat menggunakan sampel
yang berbeda dari kelas I sampai kelas III
sebuah Akper untuk mengetahui perkembangan
kemampuan ketika mendalami proses
keperawatan di setiap kelas. Perbandingan
dilakukan berdasarkan prestasi mahasiswa
dari setiap tingkat kelas yang diselidiki.
Studi Korelasi
Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris
correlation. Dalam bahasa Indonesia sering
diterjemahkan dengan hubungan, saling
berhubungan, atau hubungan timbal balik. Dalam
ilmu statistic, istilah korelasi bermakna sebagai
hubungan antar dua variable atau lebih. Hubungan
antar dua variable dikenal dengan istilah bivariate
correlation, sedangkan hubungan antara lebih dari
dua variabel disebut multivariate correlation.
Hubungan antar dua variabel, misalnya hubungan
atau korelasi antara kerajinan kuliah (variable
X) dan prestasi studi (variable Y). Maksudnya,
kerajinan kuliah ada hubungannya dengan prestasi
ii
studi. Hubungan antara lebih dari dua variabel,
misalnya hubungan antara usia (variabel X1), masa
kerja (variabel X2), kemampuan (variabel X3), dan
kepuasan kerja (variable Y).
Kausal Komparatif
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian
yang berusaha menentukan penyebab dari perbedaan
yang ada pada tingkah laku kelompok. Perbedaan
antara penelitian kausal komparatif dan
penelitian korelasi adalah penelitian kausal
komparatif untuk mengidentifikasi hubungan sebab
akibat, sedangkan penelitian korelasi tidak
demikian. Akan tetapi, penelitian kausal
komparatif berbeda dari penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen variable bebasnya
dimanipulasi, sedangkan pada penelitian kausal
komparatif perbedaan itu memang sudah ada
sebelumnya.
Contoh : perbandingan kualitas nilai akhir
mahasiswa PSIK antara lulusan SMU dan lulusan
Akper. Penelitian jenis ini dengan melakukan
perbandingan dua variable setelah memperoleh
perlakuan. Perlakuan yang diberikan tidak pada
saat penelitian berlangsung. Inilah yang
membedakan dengan penelitian eksperimen. Oleh
ii
karena itu penelitian kausal komparatif juga
sering disebut penelitian sesudah kejadian.
Penelitian Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode penelitian
yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-
akibat melalui pemanipulasian variable independen
(misal treatment, stimulus, kondisi) dan menguji
perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian.
Efek dari manipulasi disebut variable dependen.
Selama pemanipulasian perlakuan, peneliti
melakukan control terhadap variable luar
(extraneous variables) agar perubahan yang terjadi
benar-benar akibat pemanipulasian, bukan
disebabkan variable lainnya. Jadi, pada
penelitian eksperimen harus mengandung unsur
kelompok control, kelompok perlakuan, dan
intervensi perlakuan.
4. Penelitian Kualitatif
a. Philosophy riset kualitatif
Pada metode riset kualitatif, peneliti
berupaya untuk mengidentifikasi aspek kualitatif
(non numeris) fenomena yang dipelajari dari sudut
pandang subjek guna menginterpretasikan seluruh
fenomena.
ii
Pendekatan riset kualitatif dikaitkan dengan
ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, terutama di
bidang sejarah dan filsafat. Penggunaan metode
kualitatif untuk menyelidiki perilaku manusia
seringkali dikaitkan dengan disiplin antropologi
social.
b. The nature of Qualitative Research
Riset kualitatif memiliki ciri pembeda yang
berbeda dengan metode kuantitatif. Peneliti
kuantitatif pada umumnya hanya melakukan sedikit
kontak dengan subjek studi, peneliti kualitatif
merupakan instrument pengumpulan data. Banyak
peneliti kualitatif yang lebih memilih
menghabiskan waktu dengan subjek studinya. Karena
sifat riset kualitatif, peneliti akan
mengumpulkan data di lingkungan tempat
berlangsungnya aktivitas. Karena banyaknya data
yang akan dikumpulkan, peneliti kualitatif sering
kali hanya berhadapan dengan beberapa anggota
kelompok yang dipelajari. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk lebih berfokus pada subjek dan
mengumpulkan informasi yang cukup banyak yang
harus dianalisis dengan cermat.
c. Tujuan riset kualitatif
Riset kualitatif adalah pendekatan induktif
untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan.
ii
Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam
mengidentifikasi pengertian atau relevansi
fenomena tertentu terhadap individu.
Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif
dapat bervariasi. Hal ini dapat merupakan cara
yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang
area yang mendapat relative sedikit usaha riset.
Metode ini juga berguna sewaktu dicurigai terjadi
bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini,
atau pertanyaan riset berhubungan dengan
pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field
& Morse, 1985, Morse, 1991). Riset kualitatif
mencoba untuk menggali atau eksplorasi,
menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan
bagaimana kenyataan dialami.
Berikut beberapa jenis penelitian kualitatif :
Metode phenomenology
Riset fenomenology didasarkan pada filsafat
fenomenology yang mencoba untuk memahami respon
seluruh manusia terhadap suatu atau sejumlah
situasi. Jika situasi ini dijadikan lingkungan
riset, beberapa proses berikut ini harus
dilakukan :
a. Seseorang harus menyampaikan suatu atau
serangkaian pengalamannya kepada peneliti.
ii
b. Peneliti tersebut berupaya menerjemahkan
pengalaman yang disampaikan tersebut ke dalam
pemahaman pengalaman orang tersebut
c. Peneliti kemudian memecah pengalaman ini
menjadi konsep mendasar yang menjadi tema
pengalaman tersebut.
d. Peneliti kemudian menyampaikan pemahamannya
kepada khalayak dalam bentuk tulisan sehingga
khalayak ini menghubungkan pemahaman informasi
ini dengan pengalaman yang lalu atau yang akan
datang.
Metode Grounded theory
Merupakan suatu strategi riset yang secara
teoritis melandasi riset yang sedang dilakukan
dengan memberikan teori dasar pada data yang
dikumpulkan. Peneliti bidang ini menetapkan
pertanyaan riset berdasarkan observasi terhadap
cara manusia menyelesaikan masalah di lingkungan
sosialnya. Peneliti bidang ini menggunakan metode
pengembangan – teori induktif untuk mengembangkan
teori saat dalam proses pengumpulan data. Ini
berlawanan dengan metode pengembangan – teori
deduktif yang menggunakan teori untuk melakukan
pengumpulan dan analisis data.
ii
Metode ethnografi
Riset etnografi yang sering disebut sebagai
observasi partisipan sudah sejak lama menjadi
domain para antropologi kebudayaan. Riset seperti
ini menuntut peneliti untuk hadir secara fisik di
antara subjek-subjek selama fase pengumpulan
data. Ahli etnografi berupaya untuk
mendeskripsikan kebudayaan suatu kelompok melalui
riset yang mendalam yang melibatkan observasi
sistemik terhadap aktifitas, bahasa, dan
kebiasaan kelompok. Observasi yang sistematik
menuntut peneliti untuk berada cukup lama di
lapangan untuk dapat mengkaji kelompok yang
sedang diteliti secara mendalam. Observasi
sistematik bersifat metodik, yaitu strategi
observasi yang didesain dengan cermat sebelum
studi.
Metode historical
Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
merekonstruksi kondisi masa lampau secara
objektf, sistematik, dan akurat. Melalui
penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan,
dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan.
Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan, berdasarkan
bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis
ii
digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.
Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya
kesamaan antara sejarah prekembangan keperawatan
dari satu negara yang mengalami hegemoni penjajah
yang sama. Contoh lain dari penelitian historis
adalah studi tentang prosedur “diagnosis” dalam
sistem pengobatan secara tradisional dan
relevansinya dengan kenyataan proses “diagnosis”
saat ini. Penelitian historis biasanya mmperoleh
data melalui catatan-catatan, artifak-artifak,
atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian
biasanya berupa narasi deskriptif atau analisis
terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada
rentang waktu lama atau cukup lama di masa
lampau. Ada beberapa ciri dominan penelitian
historis.
a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil
observasi orang lain daripada hasil observasi
sendiri.
b. Data penlitian diperoleh melalui observasi
yang cermat, data yang ada harus objektif,
otentik, dan diperoleh dari sumber data yang
tepat pula.
c. Data yang diperoleh bersifat sistematik
menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.
ii
d. Mensyaratkan data pokok dan data pelengkap.
Data pokok atau data primer bersumber dari
peneliti yang secara langsung melakukan
obsevasi dan benar-benar menyaksikan kejadian
yang ditulis di dalam laporan penelitian.
e. Diperlukan adanya kritik eksternal dan kritik
internal. Kritik eksternal dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan “apakah dokumen itu
realistic atau autentik?” . Kritik internal
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah
data itu akurat atau relevan?”. Peneliti
mengumpulkan data secara tuntas.
Langkah-langkah umum penelitian historis
adalah:
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Mendefinisikan masalah dengan mengajukan
pertanyaan: (1) apakah pendekatan ini paling
cocok untuk masalah menjadi focus? (2) apakah
peneliti akan dapat menemukan data yang
diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah
penelitian itu nantinya akan melahirkan
kesimpulan yang berguna?
Merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin
menyusun hipotesis yang akan menjadi arah
focus penelitian.
ii
Mengumpulkan data, dengan membedakan data
primer dan data sekunder.
Evaluasi atas data yang diperoleh dengan
mengajukan kritik internal dan eksternal.
Menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk
laporan
5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian
Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
saling melengkapi satu sama lain, oleh karena kedua
jenis penelitian ini membangun jenis yang berbeda dari
pengetahuan yang berguna di bidang keperawatan.
Berdasarkan tabel, penelitian kuantitatif
dirancangkan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan
“keras” (hard science) yang berdasar pada “kekuatan”
objektivitas dan kontrol. Pendekatan kuantitatif
merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific
inquiry), yang muncul dari cabang filsafat yang
disebut positivisme logis (logical positivism) yang
beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum, aksioma, dan prediksi
(Watson, 1981). Peneliti kuantitatif berpendirian
bahwa “kebenaran” (truth) adalah absolut dan realitas
itu bersifat tunggal (single reality). Peneliti harus
mendefenisikan variabel penelitian dan melakukan
ii
analisis atas data yang diperoleh dengan cara
pengukuran yang sangat hati-hati.
Tabel. Karakteristik penelitian kuantitatif dan
kualitatif
No
.
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1. Ilmu-ilmu keras Ilmu-ilmu lunak2. Fokus “ringkas” dan sempit Fokus kompleks dan
luas3. Reduksionistik Holistik4. Objektif Subjektif5. Penalaran logis dan
deduktif
Penalaran: dialiktik-
induktif6. Dasar pengetahuan:
hubungan sebab akibat
Pengetahuan: makna
dan temuan7. Menguji teori Mengembangkan teori8. Kontrol Sumbangsih tafsiran9. Instrumen Komunikasi dan
observasi10
.
Elemen dasar analisis:
angka
Elemen dasar
analisis: kata-kata11
.
Analisis statistic Interpretasi
individual12
.
Generalisasi Keunikan
Sumber: Diadaptasi dari Burns & Grove, 1994
ii
6. Metode riset kuantitatif dan kualitatif
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset
keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif
dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia
keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif
yang bersifat formal, objektif, proses sistematik
dengan menggunakan data numerik. Metode riset
kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993)
digunakan untuk menguraikan variable, memeriksa
hubungan antara variable dan menentukan interaksi
sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat
dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan
pengumpulan informasi numerik yang sistematik,
biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa
informasi atau data menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan
dan analisis data dalam pengumpulan naratif
bersifat subjektif menggunakan posedur dengan
pengendalian yang ketat. Jika riset kualitatif
lebih sering menggunakan pendekatan deduktif,
logik, dan ciri pengalaman manusia yang dapat
diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan
aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan
pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995).
ii
Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dan
kualitatif, yaitu :
Aspek Riset Kuantitatif Riset KualitatifFokus Fokus pada sejumlah
kecil dari konsep
yang spesfik.
Ringkas dan sempit
Mencoba untuk lebih memahami
secara menyeluruh suatu
fenomena daripada
memfokuskan pada konsep
spesifik komplek dan luas.Konsep
awal
Mulai dengan ide
awal tentang
bagaimana suatu
konsep saling
terikat.
Mempunyai sedikit ide awal;
lebih menekankan pada
pentingnya penafsiran orang
lain tentang suatu kejadian
atau lingkungan sekitar
daripada penafsiran
peneliti.Metode Menggunakan prosedur
terstruktur dan
instrumen formal
untuk mengumpulkan
data.
Mengumpulkan informasi tanpa
instrumen terstruktur dan
formal.
Objek
versus
subjektif
Menekankan pada
objektifitas dalam
pengumpulan dan
analisis informasi.
Menekankan pada data
subjektif sebagai cara untuk
memahami dan menafsirkan
pengalaman manusia.Analisis Menganalisis
informasi numerik
Menganalisi informasi
naratif berdasarkan
ii
dengan prosedur
statik.
Elemen dasar: angka
keterampilan individual
peneliti.
Elemen dasar : KataPenalaran
(Reasoning)
Mengunakan logistik
dan dedukatif
Menggunakan dealitik dan
induktifDasar
pengetahu
an
Meneliti hubungan
sebab-akibat.
Meneliti
pengertian/pemahaman dan
discovery.Manfaat
utama
Terutama untuk uji
teori.
Terutama untuk mengembangkan
teori.
Pengetahun
B
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riset keperawatan sangat berguna untuk mengevaluasi
mutu pelayanan dan asuhan keperawatan, khususnya
dalam suatu program pengendalian atau peningkatan
mutu yang menjamin mutu pelayanan. Dengan adanya
riset keperawatan diharapkan setiap perawat mampu
mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi
landasan praktik keperawatan karena karena
keperawatan bertanggung gugat kepada masyarakat
terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk
meningkatkan mutu asuhan tersebut. Landasan riset
yang baik akan memberi fakta tentang tindakan
keperawatan yang efektif dalam meningkatkan asuhan
pada pasien.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar – Dasar Riset
Keperawatan edisi 2. Jakarta : EGC
Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan
Metodologi. Jakarta: EGC
Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. . 2002. Riset Keperawatan
: Buku Ajar dan Latihan. Jakarta : EGC
ii
Hamid, Achir Yani S. . 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan :
Konsep, Etika & Instrumen Jakarta : EGC
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat.
Jakarta: EGC
ii