RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF

28
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode Kauntitatif”. Makalah ini kami susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Riset Keperawatan. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada para dosen mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang akan datang. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Pontianak, 2013 Penyusun ii

Transcript of RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada

kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

berjudul “Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode

Kauntitatif”.

Makalah ini kami susun guna memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Riset Keperawatan. Dengan segenap kerendahan

hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah

ini, terutama kepada para dosen mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang

akan datang.

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih,

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pontianak, 2013

                               

            

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..................................................................... .. i

DAFTAR ISI ...........………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Paradigma Riset ………………………………………………. 22. Pengertian

Riset ................................................................... ... 2

3. Penelitian Kuantitatif ..…………………………………….….. 3 Penelitian

Deskriptif ................................................. ... 3

Studi Kasus .......................…………………….…….4

Studi Survei ...............……………………………….. 4 Studi Pengembangan ......…………….……………… 4

ii

Studi Korelasi ..……………………………………….. 5 Kausal Komparatif ......………………….……………. 6 Penelitian Eksperimen .............……….……………..

64. Penelitian Kualitatif ..…………………….…………………… 7

a. Philosophy riset kualitatif .…………….…………………. 7b. The Nature of Qualitative Research ........….

…………….. 7c. Tujuan riset kualitatif .......…………………..……………. 7d. Beberapa jenis penelitian

kualitatif ................................. ....8

Metodephenomenology ........................................... .... 8

Metode groundedtheory ........................................... 8

Metodeethnografi ................................................... 9

Metodehistorical ..................................................... 9

5. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif .………………. 10

6. Metode riset kuantitatif dankualitatif ...................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 14

ii

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 15

BAB I

PENDAHULUAN

Riset keperawatan tidak dapat dipisahkan dari disiplin

keperawatan. Seiring perkembangan disiplin keperawatan,

perawat mendapat tantangan untuk mengembangkan

profesionalisme guna meningkatkan kualitas peran yang

dijalani. Profesionalisme keperawatan dapat dikembangkan

melalui pelaksanaan maupun pemanfaatan riset keperawatan.

Riset keperawatan merupakan salah satu komponen

berkembangnya disiplin keperawatan karena sangat diperlukan

untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan

atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai

landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan

tubuh ilmu pengetahuan keperawatan. Mutu pelayanan dan

asuhan keperawatan sangat bergantung pada upaya kegiatan

riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan

ii

pengembangan teori dan ilmu pengetahuan keperawatan yang

diterapkan dalam praktik keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif

1. Paradigma Riset

Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed

as set of basic beliefs (or metaphisies) that deals

with ultimates or principles” (Guba 1988). Dengan

demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara

pandang atau kerangka dalam melihat dunia atau

kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan

ii

yang benar atau kebenarannya dipercaya. Karena itu,

paradigma tidak perlu divalidasi atau bersifat self

validating.

Florence Ningthingale yang mulai melakukan

penelitian keperawatan lebih dari 1 abad yang lalu

tepatnya pada tahun 1859. Di dunia keperawatan,

Florence Nightingale diberi predikat sebagai

pembaru, reaksioner, dan peneliti. Penelitiannya

telah memberi sumbangsih positif terhadap usaha-

usaha ke arah peningkatan dan perbaikan kinerja

asuhan keperawatan dan kesehatan pada umumnya.

Karya Nightingale yang berjudul “Notes on Nursing

(1859)” menjelaskan aktivitas penelitian awalnya

yang berfokus pada pentingnya lingkungan yang sehat

dalam mendorong kesehatan fisik dan mental pasien.

(Patient’s physical and mental wellbeing). Dia

mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang

lingkungan, seperti ventilasi, kebersihan,

temperattur atau kesterilan air (purity of water),

dan diet untuk menentukan pengaruhnya terhadap

kesehatan pasien.

2. Pengertian Penelitian

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari kata

Inggris “research”. Berasal dari kata “re” yang

berarti kembali dan “to search” yang berarti

ii

mencari. Dengan demikian, arti research adalah

mencari kembali. Menurut Whitney yang dikutip oleh

M. Nazir (1999), penelitian adalah pencarian atas

sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan

penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap

masalah yang dapat dipecahkan.

Penelitian menurut American Nurse's Assosiation

(1991) adalah pengembangan pengetahuan tentang

kesehatan didalam keseluruhan rentang kehidupan,

merawat atau memelihara orang yang mengalami

masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik

maupun psikologis.

Riset adalah proses penelitian ilmiah atau

eksperimentasi ilmiah yang melibatkan pengumpulan

data yang sangat banyak, bertujuan, dan sistematik.

Analisis dan interpretasi data kemudian dilakukan

untuk mendapatkan pengetahuan baru atau menambah

pengetahuan yang sudah ada. Riset memiliki tujuan

akhir untuk mengembangkan suatu kerangka

pengetahuan ilmiah yang terorganisasi.

3. Penelitian Kuantitatif

Penelitian dapat diklasifikasi menjadi tiga

perspektif yaitu perspektif paradigma penelitian,

aplikasi penelitian, dan tujuan penelitian.

Perspektif paradigma penelitian sendiri dibedakan

ii

menjadi dua kelompok besar, yakni penelitian

kuantitatif dan kualitatif (Creswell, 1994).

Penelitian jenis kualitatif biasanya merupakan

perkembangan dari penelitian jenis kuantitatif.

Penelitian yang telah dilakukan dengan kuantitatif

jika dirasakan hasilnya kurang memuaskan dan

memerlukan kajian yang mendalam, dapat dilanjutkan

dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

jenis ini akan menjawab secara detail karena

bersifat deskriptif dan menjelaskan gejala-gejala

yang diamati secara mendalam.

Berikut beberapa jenis penelitian kuantitatif :

Penelitian Deskriptif

Penelitian ini merupakan salah satu jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan,

variable, dan fenomena yang terjadi selama

penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.

Penelitian ini tidak melakukan tindakan ataupun

pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian

Studi Kasus

Studi kasus merupakan cara pemecahan masalah pada

suatu kasus yang telah ditetapkan secara intensif

dan mendetail. Perkembangan masalah diikuti

secara kontinu dan mendalam. Subjek yang

ii

diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan unit)

yang dipandang sebagai kasus. Studi kasus ini

menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu

hasil pengumpulan analisis data dalam satu jangka

waktu yang telah ditetapkan. Kasusnya terbatas

pada satu orang atau kelompok. Contoh jenis ini

adalah asuhan keperawatan pasien dengan kasus

tertentu dan perawat akan melakukan proses

keperawatan (pengkajian sampai evaluasi) dalam

suatu jangka waktu.

Studi Survei

Pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu

dalam satuan waktu yang bersamaan dalam jumlah

besar dan luas. Survey mengungkap jawaban melalui

pertanyaaan yang rinci untuk menghasilkan data-

data yang dibutuhkan. Biasanya survey itu

menjawab pertanyaan apa, bagaimana, berapa,

tetapi bukan pertanyaan mengapa. Survey digunakan

untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelidiki

mengapa gejala tersebut ada. Survey mempunyai dua

lingkup, yaitu sensus dan survey sampel. Sensus

adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang

diinginkan karena menginginkan data-data secara

menyeluruh dan terperinci. Contoh jenis ini

ii

adalah sensus penduduk. Survey sampel dilakukan

hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi.

Studi Pengembangan

Studi ini bertujuan melukiskan hubungan antara

gejala-gejala apa adanya dan fakta-fakta yang

bersifat kontinu. Peneliti dapat menggambarkan

perkembangan berbagai variabel dari aspek yang

diselidiki. Jangka waktunya biasa selama sebulan,

satu semester, setahun, atau lebih sampai

bagaimana adanya gejala itu pada masa sekarang.

Ada dua teknik penelitian pengembangan ini, yaitu

metode longitudinal dan metode cross sectional.

a. Metode longitudinal (cohort study), disebut juga

metode jangka panjang. Meneliti perkembangan

suatu objek dari waktu ke waktu dalam kurun

waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin

mengetahui bagaimana perkembangan seorang

perokok sampai terjadinya efek dari rokok

tersebut (misal kanker paru). Jadi studi ini

beranjak dari factor resiko kemudian secara

terus menerus diikuti efek dari factor

risiko tersebut.

b. Metode cross sectional. Metode ini dapat

digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

ii

longitudinal. Waktu yang dibutuhkan cukup

singkat tanpa harus mengikuti terus menerus.

Jangka waktu tersebut cukup untuk melakukan

pengambilan data secara focus dan lengkap.

Contohnya, kita dapat menggunakan sampel

yang berbeda dari kelas I sampai kelas III

sebuah Akper untuk mengetahui perkembangan

kemampuan ketika mendalami proses

keperawatan di setiap kelas. Perbandingan

dilakukan berdasarkan prestasi mahasiswa

dari setiap tingkat kelas yang diselidiki.

Studi Korelasi

Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris

correlation. Dalam bahasa Indonesia sering

diterjemahkan dengan hubungan, saling

berhubungan, atau hubungan timbal balik. Dalam

ilmu statistic, istilah korelasi bermakna sebagai

hubungan antar dua variable atau lebih. Hubungan

antar dua variable dikenal dengan istilah bivariate

correlation, sedangkan hubungan antara lebih dari

dua variabel disebut multivariate correlation.

Hubungan antar dua variabel, misalnya hubungan

atau korelasi antara kerajinan kuliah (variable

X) dan prestasi studi (variable Y). Maksudnya,

kerajinan kuliah ada hubungannya dengan prestasi

ii

studi. Hubungan antara lebih dari dua variabel,

misalnya hubungan antara usia (variabel X1), masa

kerja (variabel X2), kemampuan (variabel X3), dan

kepuasan kerja (variable Y).

Kausal Komparatif

Penelitian kausal komparatif adalah penelitian

yang berusaha menentukan penyebab dari perbedaan

yang ada pada tingkah laku kelompok. Perbedaan

antara penelitian kausal komparatif dan

penelitian korelasi adalah penelitian kausal

komparatif untuk mengidentifikasi hubungan sebab

akibat, sedangkan penelitian korelasi tidak

demikian. Akan tetapi, penelitian kausal

komparatif berbeda dari penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen variable bebasnya

dimanipulasi, sedangkan pada penelitian kausal

komparatif perbedaan itu memang sudah ada

sebelumnya.

Contoh : perbandingan kualitas nilai akhir

mahasiswa PSIK antara lulusan SMU dan lulusan

Akper. Penelitian jenis ini dengan melakukan

perbandingan dua variable setelah memperoleh

perlakuan. Perlakuan yang diberikan tidak pada

saat penelitian berlangsung. Inilah yang

membedakan dengan penelitian eksperimen. Oleh

ii

karena itu penelitian kausal komparatif juga

sering disebut penelitian sesudah kejadian.

Penelitian Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode penelitian

yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-

akibat melalui pemanipulasian variable independen

(misal treatment, stimulus, kondisi) dan menguji

perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian.

Efek dari manipulasi disebut variable dependen.

Selama pemanipulasian perlakuan, peneliti

melakukan control terhadap variable luar

(extraneous variables) agar perubahan yang terjadi

benar-benar akibat pemanipulasian, bukan

disebabkan variable lainnya. Jadi, pada

penelitian eksperimen harus mengandung unsur

kelompok control, kelompok perlakuan, dan

intervensi perlakuan.

4. Penelitian Kualitatif

a. Philosophy riset kualitatif

Pada metode riset kualitatif, peneliti

berupaya untuk mengidentifikasi aspek kualitatif

(non numeris) fenomena yang dipelajari dari sudut

pandang subjek guna menginterpretasikan seluruh

fenomena.

ii

Pendekatan riset kualitatif dikaitkan dengan

ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, terutama di

bidang sejarah dan filsafat. Penggunaan metode

kualitatif untuk menyelidiki perilaku manusia

seringkali dikaitkan dengan disiplin antropologi

social.

b. The nature of Qualitative Research

Riset kualitatif memiliki ciri pembeda yang

berbeda dengan metode kuantitatif. Peneliti

kuantitatif pada umumnya hanya melakukan sedikit

kontak dengan subjek studi, peneliti kualitatif

merupakan instrument pengumpulan data. Banyak

peneliti kualitatif yang lebih memilih

menghabiskan waktu dengan subjek studinya. Karena

sifat riset kualitatif, peneliti akan

mengumpulkan data di lingkungan tempat

berlangsungnya aktivitas.  Karena banyaknya data

yang akan dikumpulkan, peneliti kualitatif sering

kali hanya berhadapan dengan beberapa anggota

kelompok yang dipelajari. Hal ini memungkinkan

peneliti untuk lebih berfokus pada subjek dan

mengumpulkan informasi yang cukup banyak yang

harus dianalisis dengan cermat.

c. Tujuan riset kualitatif

Riset kualitatif adalah pendekatan induktif

untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan.

ii

Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam

mengidentifikasi pengertian atau relevansi

fenomena tertentu terhadap individu.

Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif

dapat bervariasi. Hal ini dapat merupakan cara

yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang

area yang mendapat relative sedikit usaha riset.

Metode ini juga berguna sewaktu dicurigai terjadi

bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini,

atau pertanyaan riset berhubungan dengan

pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field

& Morse, 1985, Morse, 1991). Riset kualitatif

mencoba untuk menggali atau eksplorasi,

menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan

bagaimana kenyataan dialami.

Berikut beberapa jenis penelitian kualitatif :

Metode phenomenology

Riset fenomenology didasarkan pada filsafat

fenomenology yang mencoba untuk memahami respon

seluruh manusia terhadap suatu atau sejumlah

situasi. Jika situasi ini dijadikan lingkungan

riset, beberapa proses berikut ini harus

dilakukan :

a. Seseorang harus menyampaikan suatu atau

serangkaian pengalamannya kepada peneliti.

ii

b. Peneliti tersebut berupaya menerjemahkan

pengalaman yang disampaikan tersebut  ke dalam

pemahaman pengalaman orang tersebut

c. Peneliti kemudian memecah pengalaman ini

menjadi konsep mendasar yang menjadi tema

pengalaman tersebut.

d. Peneliti kemudian menyampaikan pemahamannya

kepada khalayak dalam bentuk tulisan sehingga

khalayak ini menghubungkan pemahaman informasi

ini dengan pengalaman yang lalu atau yang akan

datang.

Metode Grounded theory

Merupakan suatu strategi riset yang secara

teoritis melandasi riset yang sedang dilakukan

dengan memberikan teori dasar pada data yang

dikumpulkan. Peneliti bidang ini menetapkan

pertanyaan riset berdasarkan observasi terhadap

cara manusia menyelesaikan masalah di lingkungan

sosialnya. Peneliti bidang ini menggunakan metode

pengembangan – teori induktif untuk mengembangkan

teori saat dalam proses pengumpulan data. Ini

berlawanan dengan metode pengembangan – teori

deduktif yang menggunakan teori untuk melakukan

pengumpulan dan analisis data.

ii

Metode ethnografi

Riset etnografi yang sering disebut sebagai

observasi partisipan sudah sejak lama menjadi

domain para antropologi kebudayaan. Riset seperti

ini menuntut peneliti untuk hadir secara fisik di

antara subjek-subjek selama fase pengumpulan

data. Ahli etnografi berupaya untuk

mendeskripsikan kebudayaan suatu kelompok melalui

riset yang mendalam yang melibatkan observasi

sistemik terhadap aktifitas, bahasa, dan

kebiasaan kelompok. Observasi yang sistematik

menuntut peneliti untuk berada cukup lama di

lapangan untuk dapat mengkaji kelompok yang

sedang diteliti secara mendalam. Observasi

sistematik bersifat metodik, yaitu strategi

observasi yang didesain dengan cermat sebelum

studi.

Metode historical

Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

merekonstruksi kondisi masa lampau secara

objektf, sistematik, dan akurat. Melalui

penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan,

dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan.

Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan, berdasarkan

bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis

ii

digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.

Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya

kesamaan antara sejarah prekembangan keperawatan

dari satu negara yang mengalami hegemoni penjajah

yang sama. Contoh lain dari penelitian historis

adalah studi tentang prosedur “diagnosis” dalam

sistem pengobatan secara tradisional dan

relevansinya dengan kenyataan proses “diagnosis”

saat ini. Penelitian historis biasanya mmperoleh

data melalui catatan-catatan, artifak-artifak,

atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian

biasanya berupa narasi deskriptif  atau analisis

terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada

rentang waktu lama atau cukup lama di masa

lampau. Ada beberapa ciri dominan penelitian

historis.

a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil

observasi orang lain daripada hasil observasi

sendiri.

b. Data penlitian diperoleh melalui observasi

yang cermat, data yang ada harus objektif,

otentik, dan diperoleh dari sumber data yang

tepat pula.

c. Data yang diperoleh bersifat sistematik

menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.

ii

d. Mensyaratkan data pokok dan data pelengkap.

Data pokok atau data primer bersumber dari

peneliti yang secara langsung melakukan

obsevasi dan benar-benar menyaksikan kejadian

yang ditulis di dalam laporan penelitian.

e. Diperlukan adanya kritik eksternal dan kritik

internal. Kritik eksternal dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan “apakah dokumen itu

realistic atau autentik?” . Kritik internal

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah

data itu akurat atau relevan?”. Peneliti

mengumpulkan data secara tuntas.

Langkah-langkah  umum penelitian historis

adalah:

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

Mendefinisikan masalah dengan mengajukan

pertanyaan: (1) apakah pendekatan ini paling

cocok untuk masalah menjadi focus? (2) apakah

peneliti akan dapat menemukan data yang

diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah

penelitian itu nantinya akan melahirkan

kesimpulan yang berguna?

Merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin

menyusun hipotesis yang akan menjadi arah

focus penelitian.

ii

Mengumpulkan data, dengan membedakan data

primer dan data sekunder.

Evaluasi atas data yang diperoleh dengan

mengajukan kritik internal dan eksternal.

Menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk

laporan

5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian

Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif

saling melengkapi satu sama lain, oleh karena kedua

jenis penelitian ini membangun jenis yang berbeda dari

pengetahuan yang berguna di bidang keperawatan.

Berdasarkan tabel, penelitian kuantitatif

dirancangkan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan

“keras” (hard science) yang berdasar pada “kekuatan”

objektivitas dan kontrol. Pendekatan kuantitatif

merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific

inquiry), yang muncul dari cabang filsafat yang

disebut positivisme logis (logical positivism) yang

beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai

logika, kebenaran, hukum-hukum, aksioma, dan prediksi

(Watson, 1981). Peneliti kuantitatif berpendirian

bahwa “kebenaran” (truth) adalah absolut dan realitas

itu bersifat tunggal (single reality). Peneliti harus

mendefenisikan variabel penelitian dan melakukan

ii

analisis atas data yang diperoleh dengan cara

pengukuran yang sangat hati-hati.

Tabel. Karakteristik penelitian kuantitatif dan

kualitatif

No

.

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

1. Ilmu-ilmu keras Ilmu-ilmu lunak2. Fokus “ringkas” dan sempit Fokus kompleks dan

luas3. Reduksionistik Holistik4. Objektif Subjektif5. Penalaran logis dan

deduktif

Penalaran: dialiktik-

induktif6. Dasar pengetahuan:

hubungan sebab akibat

Pengetahuan: makna

dan temuan7. Menguji teori Mengembangkan teori8. Kontrol Sumbangsih tafsiran9. Instrumen Komunikasi dan

observasi10

.

Elemen dasar analisis:

angka

Elemen dasar

analisis: kata-kata11

.

Analisis statistic Interpretasi

individual12

.

Generalisasi Keunikan

Sumber: Diadaptasi dari Burns & Grove, 1994

ii

6. Metode riset kuantitatif dan kualitatif

Metode ilmiah dalam penelitian atau riset

keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif

dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia

keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif

yang bersifat formal, objektif, proses sistematik

dengan menggunakan data numerik. Metode riset

kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993)

digunakan untuk menguraikan variable, memeriksa

hubungan antara variable dan menentukan interaksi

sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat

dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan

pengumpulan informasi numerik yang sistematik,

biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa

informasi atau data menggunakan prosedur statistik.

Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan

dan analisis data dalam pengumpulan naratif

bersifat subjektif menggunakan posedur dengan

pengendalian yang ketat. Jika riset kualitatif

lebih sering menggunakan pendekatan deduktif,

logik, dan ciri pengalaman manusia yang dapat

diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan

aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan

pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995).

ii

Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dan

kualitatif, yaitu :

Aspek Riset Kuantitatif Riset KualitatifFokus Fokus pada sejumlah

kecil dari konsep

yang spesfik.

Ringkas dan sempit

Mencoba untuk lebih memahami

secara menyeluruh suatu

fenomena daripada

memfokuskan pada konsep

spesifik komplek dan luas.Konsep

awal

Mulai dengan ide

awal tentang

bagaimana suatu

konsep saling

terikat.

Mempunyai sedikit ide awal;

lebih menekankan pada

pentingnya penafsiran orang

lain tentang suatu kejadian

atau lingkungan sekitar

daripada penafsiran

peneliti.Metode Menggunakan prosedur

terstruktur dan

instrumen formal

untuk mengumpulkan

data.

Mengumpulkan informasi tanpa

instrumen terstruktur dan

formal.

Objek

versus

subjektif

Menekankan pada

objektifitas dalam

pengumpulan dan

analisis informasi.

Menekankan pada data

subjektif sebagai cara untuk

memahami dan menafsirkan

pengalaman manusia.Analisis Menganalisis

informasi numerik

Menganalisi informasi

naratif berdasarkan

ii

dengan prosedur

statik.

Elemen dasar:  angka

keterampilan individual

peneliti.

Elemen dasar : KataPenalaran

(Reasoning)

Mengunakan logistik

dan dedukatif

Menggunakan dealitik dan

induktifDasar

pengetahu

an

Meneliti hubungan

sebab-akibat.

Meneliti

pengertian/pemahaman dan

discovery.Manfaat

utama

Terutama untuk uji

teori.

Terutama untuk mengembangkan

teori.

Pengetahun

B

ii

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Riset keperawatan sangat berguna untuk mengevaluasi

mutu pelayanan dan asuhan keperawatan, khususnya

dalam suatu program pengendalian atau peningkatan

mutu yang menjamin mutu pelayanan. Dengan adanya

riset keperawatan diharapkan setiap perawat mampu

mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi

landasan praktik keperawatan karena karena

keperawatan bertanggung gugat kepada masyarakat

terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk

meningkatkan mutu asuhan tersebut. Landasan riset

yang baik akan memberi fakta tentang tindakan

keperawatan yang efektif dalam meningkatkan asuhan

pada pasien.

ii

DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar – Dasar Riset

Keperawatan edisi 2. Jakarta : EGC

Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan

Metodologi. Jakarta: EGC

Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. . 2002. Riset Keperawatan

: Buku Ajar dan Latihan. Jakarta : EGC

ii

Hamid, Achir Yani S. . 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan :

Konsep, Etika & Instrumen Jakarta : EGC

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat.

Jakarta: EGC

ii

ii