PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE,FREKUENSI GENOTIP,PENGUKURAN SIFAT SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE,FREKUENSI GENOTIP,PENGUKURAN SIFAT SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
LAPORAN PRAKTIKUMGENETIKA TUMBUHAN
ACARA VIPERHITUNGAN FREKUENSI ALELE,FREKUENSI
GENOTIP,PENGUKURAN SIFAT SIFAT KUALITATIF DANKUANTITATIF
Semester:Ganjil 2014
Oleh:Muhammad IkhsanA1L013068/ C
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENEDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGIPURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pewarisan sifat tidak hanya dapat dipelajai
melalui sebuah uji percobaan persilangan buatan.Pada
tanaman keras atau hewan-hewan dengan daur hidup
panjang seperti halnya gajah, misalnya, suatu
persilangan baru akan memberikan hasil yang dapat
dianalisis setelah kurun waktu yang sangat lama.
Demikian pula, untuk mempelajari pola pewarisan sifat
tertentu pada manusia jelas tidak mungkin dilakukan
percobaan persilangan. Pola pewarisan sifat pada
organisme-organisme semacam itu harus dianalisis
menggunakan data hasil pengamatan langsung pada
populasi yang ada.
Keanekaragaman adalah sifat beda dari suatu
organisasi spesies. Dengan adanya sifat beda akan
terjadi variasi, maka dari itu perlu bagi mahasiswa
mengadakan percobaan dan pengamatan ini untuk
mengetahui faktor – faktor serta sifat secara genetik
atau pengaruh lingkungan yang mempengaruhi
keanekaragaman dan keseragaman pada makhluk hidup.
Meskipun terdapat keseragaman pada makhluk hidup ,
tetapi tidak ada manusia yang tepat sama sekalipun
kembar identik , Setiap manusia memiliki keunikan
masing-masing , individu yang satu dengan yang lainnya
mempunyai persamaan dan perbedaan sifat yang menurun ,
baik sifat kualitatif maupun kuantitatif .
Keanekaragaman yang tampak secara fenotip pada
tumbuhan dan hewan juga mempunyai variasi antara lain :
bentuk, warna, dan ukuran, sedangkan pada manusia
dengan adanya pengaruh lingkungan maka individu yang
bergenotip sama kemungkinan akan mempunyai fenotip yang
berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam populasi dapat
dilihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga
kecil kemungkinan persamaannya
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi
alele dan frekuensi genotip; membuktikan hukum hardy-
weinberg, serta mengukur sifat sifat kualitatif dan
kuantitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Genetika populasi ialah cabang ilmu yang
mempelajari gen gen dalam populasi,yangmenguraikan
secara sistematik dan matematik akibat dari keturunan
dari tingkat suatu populasi.Populasi adalah suatu
kelompok organisasi dari suatu keturunan spesies. Dan
dari situ dapat dapat diambil semple.Semua makhluk
hidup merupakan masyarakat dalam suatu populasi dimana
merupakan hasil dari perkawinan antar spesies dan
memiliki lengkang gen yang sama.Lengkang gen (gen pool)
yaitujumlah dari semua alel yang berlainan atau
keterangan genetik dalam anggota dari suatu populasi
secara kawin (suryo, 1986).
Dalam tahun 1908 G.H. Hardy ( seorang ahli
matematik bangsa inggris ) dan W. Weinberg ( seorang
dokter bangsa jerman ) secara terarah menemukan dasar
dasar yang ada hubunganya dengan frekuensi da dalam
populasi.prinsip yang terbentuk pernyataan teoritis itu
dikenal sebagai prisnsip Ekuilibrum Hardy-
Weinberg.Pernyataan ( dalam keseimbangan ), maka baik
frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari
satu generasi ke generasi seterusnya.Hal ini dijumpai
dalam populasi besar,dimana perkawinan berlangsung
secara acak ( random) dan tidak ada pilihan/ pengaturan
atau faktor lain yang dapat merubah frekuensi gen
( Suryo, 1986).
Genetika ( ilmu keturunan ) tegolong dalam
ilmu hayat yang mempelajari turun – temurunnya sifat
sifat induk atau orang tua kepada keturunannya).
Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat
dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya
merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet
jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu
persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja,
melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada.
Sehubungan dengan itu, peranan teori kemungkinan
( peluang ) sangat penting dalam mempelajari
genetika( Suryo, 2008).
Sifat kualitatif adalah sifat yang secara
kualitatif berbeda sehingga mudah dikelompokkan dan
biasanya dinyatakan dalam kategori, Sifat ini yang
menjadi obyek penelitian Mendel sehingga tercipta
hukumnya yang yang terkenal dengan Genetika Mendel
menyangkut segregasi, rekombinasi, linkage, interaksi
non alel dan lain-lain yang dapat menyebabkan berhasil
tidaknya hibridisasi. Banyak sifat penting seperti
produksi, kadar protein dan kualitas dikendalikan oleh
kegiatan banyak gen yang masing-masing mempunyai
pengaruh kecil pada sifat itu. Dengan adanya pengaruh
lingkungan, akan menambah pengaburan perbedaan genetika
tersebut(Stanfield, 1991)
Teori Mendel tidak dapat diterapkan untuk
mempelajari proses menurunnya sifat ini, tetapi
digunakan teori lain yakni genetika kuantitatif. Untuk
sifat kualitatif pekerjaan seleksi akan lebih efisien
bila didasarkan atas variasi genetik. Akan tetapi untuk
menyeleksi sifat kuantitatif tidak lagi mendasarkan
pada variasi genetik, tetapi pada variasi fenotipe
individu-individu dalam populasi. Sifat kuantitatif
yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif
bagi masing-masing individu tanaman yang selanjutnya
digunakan pendekatan analisis sejumlah ukuran sifat itu
(Crowder, L.V. 1986)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan Dan Alat
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
kantong pelastik berisi biji kedelai, kantong pelastik
yang berisi kancing berwarna, kantong plastik yang
berisi kacang tanah dan lembar pengamatan.Alat yang
diguanakan dalam praktikum ini adalah neraca
( timbangan eletrik), kalkulator dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
Pecobaan 1.
Misal suatu populasi yang sudah keadaan
seimbang,tersusun dari individu individu dengan warna
merah (GG), putih(gg), dan merah muda (Gg).
1. Sebanyak 200 individu diambil secara acak
2. Individu yang dipilih dicatat warnanya
3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g
dihitung.
Percobaan 2.
Siapkan kantong yang sama ukuranya
1. Setiap kantong dengan 2 macam warna kancing baju
diisi dengan perbandingan seperti hasil
perhitungan point 1.Kedua kantong isinya sama
banyak
2. Secara acak kancing diambil dari setiap kantong
dan catat warna keduanya
3. Pengambilan diulang sebanyak 100x
4. Frekuensi alel dan frekuensi genotipnya dihitung
5. Label yang tersedia dimasukan data
6. X2 sebagai analisis.
Percobaan 3.
Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif
menggunakan kacang tanah:
1. Individu secara acak diambil dan timbang dari
populasi kacang tanah yang tersedia
2. Pekerjaan tersebut diulang sebanyak 100x
3. Warna dan bobotnya diamati dan buat grafiknya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan 1
Misal
GG = 39 X
Gg = 50 Y
Gg = 111 Z
Z£populasi =
111200 = 0,555
1. Perhitungan frekuensi alel
p+ q = 1
( p + q )² = 1²
p² +2pq + q² = 1
q² = √0,555 = 0,745
Jika p + q = 1
Maka p = 1 – q
P = 1 – 0,745
P = 0,255
GG(merah) = p² = (0,255)² x 100% = 6,502
Gg(merah muda) = 2pq = 2 (0,255) (0,745) x 100 % =
37,995
gg(putih) = q² = (0,745)² x 100% = 55,502
p² : 2pq : q² = GG + Gg + gg
6,502 : 37,995 : 55,502
1 : 5,843 : 8,53
Hasilnya tidak signifikan atau tidak sesuai dengan
teori
Tabel 1.1 Uji X2 Percobaan 1Karakteristik
GG(merah) Gg(putih) Gg(merahmuda)
jumlah
Observasi(O) 39 50 111 200
Harapan(E)
14×200=50 2
4×200=100 1
4×20=50 200
(|O−E|)2 (|39−50|)2
¿121(|50−100|)
2
¿2500
(|111−50|)2
¿3721
6342
(|0−E|)2
E(121)²50
=2,42 (2500)²100
=25 (3721)²50
=74,42 107,84
X2 2,42 25 74,42 107,84
X² table = 5,99
X² hitung = 101,84
X² table < X² hitung jadi bersifat tidak signifikan
atau tidak sesuai dengan teori.
Percobaan 2
Misal
HH = 24 X
Hk = 53 Y
kk= 23 Z
Z£populasi =
23100 = 0,23
q² = z = 23
q² = √ 23100
¿√0,23
= 0,47
Jika p + q = 1
Maka p = 1 – q
P = 1 – 0,47
P = 0,53 g
Perhitungan frekuensi genotip
HH = p² = (0,53)² x 100% = 28,09
Hk = 2pq = 2 (0,53) (0,47) x 100 % = 49,82
kk = q² = (0,47)² x 100% = 22,09
p² : 2pq : q² = HH + Hk + kk
28,09 : 49,82 : 22,09
1,27: 2,25 : 1
1 : 2 : 1
Hasilnya tidak signifikan atau tidak sesuai dengan
teori
Tabel 1.2 Uji X2 Percobaan 2Karakteristik
HH Hk kkjumlah
Observasi(O) 24 53 23 100
Harapan(E)
14×100=25 2
4×100=50 1
4×100=25 100
(|O−E|)2 (|24−25|)2
¿1(|53−50|)
2
¿9
(|23−25|)2
¿4
14
(|0−E|)2
E(1)25
=0,04 (9)50
=0,18 (4)25
=0,16 0,38
X2 0,04 0,18 0,16 0,38
X² table = 5,99
X² hitung = 0,38
X² table > X² hitung jadi bersifat signifikan jadi
percobaan sesuai dengan perbandingan Hukum Mendel atau
sesuai dengan teori.
Percobaan 3Tabel 1.3 Pengamatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Bobot 0,1 0,2 0,3
Jumlah 37 53 10
Grafik Pengamatan Kuantitatif dan Kualitatif.
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.350
10
20
30
40
50
60
Uji Kuantitatif dan Kualitatif
Jumlah
Bobot (gram)
Juml
ah
B. Pembahasan
Populasi Mendel meruapakan suatu kelompok
organisme yang bereproduksi secara seksual dengan
derajat hubungan keluarga yang relatif dekat yang
berada di dalam batas-batas geografis dimana terjadi
antar-perkawinan (interbreeding). Jika semua gamet yang
dihasilkan oleh suatu populasi Mendel ditetapkan
sebagai campuran hipotesis unit-unit genetik yang akan
menimbulkan generasi berikutnya, kita mempunyai konsep
suatu kelompok gen (gen pool).
Jika kita memperhatikan akan sepasang alel (A
dan a), kita akan menemukan bahwa persentase gamet-
gamet pada pusat gen yang mengandung A atau a akan
bergantung pada frekuensi-frekuensi genotipe dari
generasi parental yang gamet-gametnya membentuk pusat
gen ini. Misalnya, jika sebagian besar populasi itu
bergenotipe resesif aa, maka frekuensi alele resesif
dalam pusat gen itu akan relatif tinggi, dan persentase
gamet-gamet yang mengandung alele dominan A secara
bersesuaian akan rendah. Perkawinan antar anggota dalam
suatu populasi yang terjadi secara acak maka frekuensi
zigotik yang diharapkan pada generasi berikutnya dapat
diramalkan dari pengetahuan tentang frekuensi gen
(alelik) dalam pusat gen dari populasi parental,
(Stanfield, 1991).
Bahwa p + q = 1, yaitu persentase gamet-gamet
A dan a harus menjadi 100% umtuk memperhitumgkan semua
gamet dalam pusat gen. Frekuensi-frekuensi genotipe
(zigotik) yang diharapkan pada generasi berikutnya
dapat diringkas seperti berikut:
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1,0
AA Aa aa
Jadi p2 adalah fraksi generasi berikutnya yang
diharapkan menjadi homozigot dominan (AA), 2pq adalah
fraksi yang diharapkan heterozigot (Aa), dan q2 adalah
fraksi yang diharapkan resesif (aa). Semua fraksi
genotipe ini harus menjadi satu unit untuk
memperhitungkan semua genotipe dalam populasi
keturunan.
Rumus ini, yang mengekspresikan harapan-harapan
genotipe dari keturunan yang berkenaan dengan
frekuensi-frekuensi gametik (alelik) dari pusat gen
parental, disebut hukum Hardy-Weinberg, (Stanfield,
1991). Yaitu Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik
frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap
(konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang
berbiak secara seksual”.
Hukum hardy weinberg berfungsi sebagai
parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi
gen dalam suatu populasi selalu kontan dari
generasi,maka populasi tersebut tidak mengalami
evulasi. Jika salah satu salah satu syarat tidak
terpenuhi maka gen akan berubah,yang artinya populasi
tersebut sedang atau akan mengalami evolusi atau
perubahan.
Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai
proporsi atau persentase genotipe tertentu di dalam
suatu populasi. Frekuensi genotipe dapat pula diartikan
sebagai proporsi/persentase individu di dalam suatu
populasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu.
Frekuensi genetik menggambarkan susunan genetik
populasi tempat mereka berada. Susunan genetik suatu
populasi ditinjau dari gen-gen yang ada dinyatakan
sebagai frekuensi gen, atau disebut juga frekuensi
alel, yaitu proporsi atau persentase alel tertentu pada
suatu lokus. Contoh perhitungan frekuensi genotipe dan
frekuensi alel adalah data frekuensi golongan darah
sistem MN pada orang Eskimo di Greenland menurut
Mourant (1954), Frekuensi alel adalah proporsi ataupun
perbandingan keseluruhan kopi gen yang terdiri dari
suatu varian gen tertentu (alel). Dengan kata lain, ia
merupakan jumlah kopi suatu alel tertentu dibagi dengan
jumlah kopi keseluruhan alel pada suatu lokus dalam
suatu populasi. Ia dapat diekspresikan dalam bentuk
persentase. Dalam genetika populasi, frekuensi alel
digunakan untuk menggambarkan tingkat keanekaragaman
genetik pada suatu individu, populasi, dan spesies.
Apabila diketahui:
1. lokus tertentu pada suatu kromosom beserta gen yang
menduduki lokus tersebut
2. suatu populasi berjumlah N individu yang membawa n
lokus pada tiap-tiap sel somatik mereka (contohnya dua
lokus pada sel spesies diploid yang mengandung dua set
kromosom)
3. terdapat alel-alel gen yang berbeda
4. terdapat a kopi suatu alel
maka frekuensi alelnya adalah persentase keseluruhan
kemunculan lokus tersebut yang diduduki oleh satu alel
tertentu dan frekeunsi satu alelnya adalah a/(n*N).
Sifat kualitatif merupakan sifat-sifat yang mudah
digolongkan kedalam kategori fenotipe yang jelas.
Fenotipe-fenotipe yang jelas ini berada dibawah kendali
genetik dari hanya satu atau beberapa gen dengan
sedikit atau tanpa modifikasi-modifikasi lingkungan
yang mengaburkan pengaruh-pengaruh gennya. Pigmentasi
normal atau albino, penggunaan tangan kanan atau kiri,
dan rambut lurus (normal) atau keriting merupakan salah
satu contoh dari sifat kualitatif.
Banyak sifat tanaman dan hewan lebih
memperlihatkan perbedaan tingkatan fenotipe kontinu
daripada perbedaan tingkatan fenotipe yang jelas dan
tegas seperti yang dijumpai dalam segregasi sifat
Mendel. Sifat-sifat ekonomis penting seperti hasil
tanaman, produksi telur dan susu, pertambahan berat
badan, tinggi tanaman, ketahanan terhadap penyakit dan
lain-lain, menunjukan pola yang seolah-olah tercampur
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sifat-sifat ini
sering disebut sifat-sifat kuantitatif yang dibedakan
dari sifat kualitatif yang kategorinya berbeda jelas,
(Crowder, 1986).
Sifat kuantitatif adalah penyusunan genotip dari
suatu kultivar agar lebih bermanfaat. Juga dapat
diartikan sebagai ilmu genetika yang mempelajari model
pewarisan sifat sifat kuantitatif. Beberapa prinsip
diantaranya:1. Merubah susunan genotip, 2. Harus ada
keragaman genotip, 3. Kebanyakan sifat agronomis
dikendalikan oleh gen minor.
perkawinan terjadi apabila secara rambang dan
apabila beberapa asumsi terpenuhi maka frekuensi alele
dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang
stabil, yaitu tidak berubah dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Tipe gamet yang berbeda (gamet
dengan alele berbeda) akan terbentuk sebanding dengan
frekuensi masing-masing alelenya dan frekuensi tiap
tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi
gamet-gametnya.
Asumsi untuk keseimbangan Hardy-Weinberg:
1. Perkawinan secara rambang. Dalam perkawinan
rambang fenotipe individu tidak mempengaruhi pilihan
pasangannya. Perkawinan rambang lebih banyak terjadi
diantara tanaman diantara manusia dan hewan.
2. Tidak ada seleksi. Semua gamet mempunyai
kesempatan sama untuk membentuk zigot dan semua zigot
mempunyai viabilitas (daya hidup) dan fertilitas sama.
3. Tidak ada migrasi, yaitu tidak ada introduksi
alele dari populasi lain.
4. Tidak ada mutasi. Mutasi adalah proses yang
lambat dan perubahan frekuensi alele biasanya minimal.
5. Tidak ada penghanyutan genetik rambang (random
genetic drift). Penghanyutan terjadi dalam populasi
kecil karena contoh alele yang kecil bila dibandingkan
suatu populasi besar.
6. Meiosis normal sehingga hanya faktor kebetulan
yang berlaku dalam gametogenesis.
Dan dari hasil praktikum bahwa asumsi asumsi hukum
hardy weinberg perlakuan perkawinan secara acak,tidak
ada seleksi dan hasil perbadingan sesuai dengan hukum
mandel.
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan pada
percobaan kedua yaitu hasil perhitungan frekuensi
genotip dengan perbandingan 1,27;2,25;1 = 1:2:1
Dengan x2 tabel 5,99 dan x2 hitung 0,38 sehingga x2 tabel >
x2 hitung(percobaan sesuai dengan perbandingan genotip
hukum mandel). Percobaan 1 yaitu pada pengambilan 200
kancing diperoleh warna merah sebanyak 39, warna putih
50 dan warna merah muda 111. Setelah dianalisis
mengahsilkan data x2 tabel 5,99 < x2 hitung sehingga
bersifat signifikan.Dikarnakan saar perhitungan dasar
kesalahan praktikum dalam membaca dan mencatat warna
kuning terjadi tidak kehomogenan.pada percobaan 3 hasil
yaitu bobit 0,1: 0,2:0,3 dengan jumlah 37:53:10.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum hardy heimberg yaitu di bawah suatu kondisi
yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan
genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi
pada populasi yang berbiak secara seksual”. Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan pada percobaan kedua
yaitu hasil perhitungan frekuensi genotip dengan
perbandingan 1,27;2,25;1 = 1:2:1. Dengan x2 tabel 5,99
dan x2 hitung 0,38 sehingga x2 tabel > x2 hitung(percobaan
sesuai dengan perbandingan genotip hukum mandel).
B. Saran
1. Mahasiswa dalam praktikum harus lebih teliti dan
serius.
2. Asisten harus benar benar meperhatikan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press:Yogyakarta.
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga:
Jakarta.
Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua.
Erlangga:Jakarta.
Suryo. 1983 Genetika. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta.
Susanto, Agus Heri.2011. Genetika. Graha ilmu.
Yogyakarta.