Penerapan Riset dalam Kebijakan IPDN

33
PENERAPAN RISET DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ERA OTDA Cilandak, IPDN 28 November 2013 Dudi Hidayat

Transcript of Penerapan Riset dalam Kebijakan IPDN

PENERAPAN RISET DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

ERA OTDA

Cilandak, IPDN 28 November 2013

Dudi Hidayat

Tata Saji

Perkenalan LIPIPermendagri no 20 tahun 2011: Mengapa perlu litbang Tugas BPPFungsi dan Peran Pemerintah dalam Pengembangan IPTEKRiset dalam pengembangan Kebijakan

Indonesian Institutes of Sciences (LIPI)

ORGANIZATION

TTG Subang

UPT Mineral Lampung

BBPTK Wonogiri

UPT Balai LIN

Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya Bedugul

Kebun Raya Purwodadu

Kebun Raya Bogor

UPT P. Pari

UPT Bitung

UPT Mataram

UPT Jampang

UPT Liwa

UPT Tual

UPT Biak

UPT Karangsambung

Bureau forOrganization & Human Resources

Bureau forPlanning & Finance

Bureau forScience Promotion& Cooperation

Bureau forPlanning & Finance

Center for Science& TechnologyDevelopment Inspectorate

Deputy forEarth Sciences

Deputy forScientific Services

Deputy forSocial Sciences

Deputy forEngineering Sciences

Deputy forLife Sciences

Research Center forGeotechnology

Research Center forOceanography

Research Center forLimnology

Research Center forMetalurgy

Research Center forBiotechnology

Research Center forBiology

Center forPlant Conservation

Research Center forPhysics

Research Center forChemistry

Research Center forElectronic &Communication

Research Center forInformatics &

Computer

Research Center forElectric Power &Mechatronics

Research Center forPolitics

Research Center forEconomy

Research Center forPopulation

Research Center forCulture & Society

Research Center forRegional Studies

Center for ScientificDocumentation &

Information

Center for Standardand Quality System

Center for Innovation

Center for Instrumentationand Calibration

Principal Secretary

CHAIRMANVice Chairman

UPT Ambon

UPT BIT

UPT LIPI Press

UPT Biomaterial

• 5 Deputyships

• 22 Research Centres

• 20 Technical Implementation Units/Research Station

LOCATION OF RESEARCH CENTERS AND STATIONS

Kantor PusatP2Oseanografi, PMB, P2E,P2Kp, P2P, P2Metalurgi

P2B, P2Bt, P2LimnologiKBR Bogor, Cibodas

P2Geoteknologi, P3F, P2KINKOM, TELIMEK,ELKOM, UPT BIT,UPT Balai LIN

UPT Ambon

UPTBitungUPT Biak

UPT Tual

UPT LombokUPT P. Pari

UPT Lampung

UPT Jampang

UPT KarangsambungK.R.PurwodadiK.R.Bedugul

UPT TTGUPT Pengolahan

Mineral

StasiunWamena

UPT BPPTK

Permendagri no 20 tahun 2011UU no 18 tahun 2002Mengapa riset diperlukan dalam penyelanggaraan pemerintahan?

Mengapa perlu Litbang? (Permendagri no 20 tahun 2011)

bahwa untuk meningkatkan kualitas regulasi dan kebijakan pemerintahan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pemerintahan daerah perlu dilakukan penelitian dan Pengembangan penyelenggaraan tugas pemerintahan

secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan

Lingkup kelitbangan (pasal 4 ayat 3)1.pemerintahan umum; 2.desentralisasi dan otonomi

daerah;3.administrasi dan manajemen

pemerintahan daerah dan desa;4.kesatuan bangsa dan politik dalam

negeri;5.penataan daerah dan wilayah; 6.kependudukan dan catatan sipil;7.pemerintahan desa dan

pemberdayaan masyarakat;

Lingkup kelitbangan (pasal 4 ayat 3)8. pengelolaan pembangunan daerah;9. pengelolaan keuangan daerah;10.pendidikan dan pelatihan sumberdaya

manusia aparatur;11.kebijakan penyelenggaraan pemerintahan

dalam negeri;12.koordinasi sektoral di daerah; 13.pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan

14.bidang pemerintahan dalam negeri yang lain sesuai kebutuhan dan kewenangan Kemendagri.

TUGAS BPP Provinsi atau sebutan lainnya (Pasal 7 ayat 2)

Menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program, kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya;Melaksanakan kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi; Mengoordinasikan kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya;Membina BPP Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan; memberikan fasilitasi BPP Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan; danMemberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Gubernur dan SKPD di lingkungan provinsi.

Fungsi dan Peran Pemerintah dalam Pengembangan IPTEK

Menurut UU No. 18 Th. 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS P3IPTEK)

Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(1)  Pemerintah daerah

berfungsi menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan

fasilitas, serta menciptakan iklim yang

kondusif bagi pertumbuhan serta sinergi unsur kelembagaan, sumber daya, dan jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah pemerintahannya

Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(2)Dalam menyelenggarakan

fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah daerah wajib merumuskan

prioritas serta kerangka kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan sebagai kebijakan strategis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.

Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(3) …(4) Untuk mendukung perumusan

prioritas dan berbagai aspek kebijakan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah daerah membentuk Dewan Riset Daerah yang beranggotakan masyarakat dari unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.

Peran PemerintahPasal 21(1) Pemerintah dan pemerintah daerah

berperan mengembangkan instrumen kebijakan untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1).

(2)  …(3) Instrumen kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat berbentuk

dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi, pembentukan lembaga.

Peran PemerintahPasal 21(4)Lembaga yang dimaksud dalam ayat (3) dapat meliputi lembaga litbang dan lembaga penunjang, baik yang berdiri sendiri sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen maupun sebagai unit kerja departemen atau pemerintah daerah tertentu.

Penerapan Riset dalam Kebijakan

Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan

Kebijakan Proses kebijakan

Konteks Institusional

Impliksi pada Analisis Kebijakan

1. Pembuatan Keputusan Rasional

Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi

Berkembang dalam proses kronologis

Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif

Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan

Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.

Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan

Kebijakan Proses kebijakan

Konteks Institusional

Impliksi pada Analisis Kebijakan

1. Pembuatan Keputusan Rasional

Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi

Berkembang dalam proses kronologis

Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif

Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan

2. Permainan Politik

Kompromi politik antar pemangku kepentingan yang otonom dan interdependen

Permainan kekuatan dan adu tawar antar pemangku kepentingan

Plurisentrik; arena inter-organisasional dengan akses terbatas

Speaking truth to Power; menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan dan otoritatif; rasionalisasi proses kebijakan dan meningkatkan kmpromi berbasis eviden

Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.

Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan

Kebijakan Proses kebijakan

Konteks Institusional

Impliksi pada Analisis Kebijakan

1. Pembuatan Keputusan Rasional

Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi

Berkembang dalam proses kronologis

Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif

Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan

2. Permainan Politik

Kompromi politik antar pemangku kepentingan yang otonom dan interdependen

Permainan kekuatan dan adu tawar antar pemangku kepentingan

Plurisentrik; arena inter-organisasional dengan akses terbatas

Speaking truth to Power; menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan dan otoritatif; rasionalisasi proses kebijakan dan meningkatkan kmpromi berbasis eviden

3. Diskursus Konstruksi makna bersama dalam proses debat kebijakan

Proses pembelajaran interaktif; pertukaran argumen dan makna

Sejumlah koalisi advokasi dan komunitas kebijakan dengan paradigma dan nilai yang berbeda

Mengatasi debat asimetrik; mendorong refleksi dan pembelajaran antar koalisi

Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.

Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan

Kebijakan Proses kebijakan

Konteks Institusional

Impliksi pada Analisis Kebijakan

4. Garbage Can

Penghubungan (Coupling) dari masalah, solusi, politik/ paritisipan pada saat yang tepat (windows of opportunity)

‘Erratic’ dan ‘volatile’; berkembang melalui proses ‘fits and starts’

Terfragmentasi dengan banyak aktor dan jaringan ad-hoc yang berstabilitas rendah

Mendukung aktivitas pembuataan kebijakan dalam setiap ‘stream’ untuk mewujukan policy windows; meningkatkan peluang kombinasi problem-solusi yang baik

Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.

Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan

Kebijakan Proses kebijakan

Konteks Institusional

Impliksi pada Analisis Kebijakan

5. Proses Institusional

Reproduksi solusi sebelumnya yang dibentuk dan dibatasi oleh norma, budaya , aturan, dll

Interaksi berulang berdasarkan norma, kognisi, budaya, routin, dll.

Jaringan dengan tingkat stabilitas berbeda-beda, berjenjang dalam sebuah lingkungan institusional yang lebih besar

Melakukan analisis institusional untuk mengatasi disfungsionalitas dan barir institusional terhadap pemecahan masalah;Membangun kapasitas pemangku kepentingan yang under-represented;Mengkaji dan meningkatan institutional embedding dari analisis kebijakan

Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.

Penelitian dan

Analisis

Disain dan Perekomendasian

Pemberian saran strategik

MediasiDemokratisasi

Klarifikasi nilai

dan argumen

Rasional: What is good knowledge

Penasehat klien

What is good for

the client?

Proses:

What is good for

the process?

Interaktif: What is good for

mutual understanding

Partisipasi:

What is good for

society

Argumentasi:

What is good for

the debate

Legitimasi DemokratikKeterbukaan, transparansi, keterwakilan

Keterterimaan dan Pembelajaran:Komitmen, berbagi

perspektif

Kualitas debat dan argumentasi:Konsistensi, kekayaan nuansa argument

Efektivitas Politis:Fisibilitas,

Kualitas saintifikValiditasReliabilitas, dll

Relevansi KebijakanKegunaan,

berorientasi tindakan

Pragmatik; nilai dan kriteria khusus

Idealistik; Nilai dan

Kriteria generik

Nilai dan Kriteria

berorientasi Subjek

Nilai dan Kriteria

berorientasi Objek

Cluster of PA activitiesStyles of Policy AnalysisKriteria Evaluasi

Model Heksagon Analisis Kebijakan (Analysis for Public Policy Making)

Definisi Penelitian Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis

di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri

dan menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan kebijakan pemerintahan;

Definisi Pengembangan Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada, atau

menghasilkan teknologi baru yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri

Definisi Pengkajian Pengkajian adalah penelitian terapan yang bertujuan memecahkan permasalahan yang sedang berkembang

yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri

Definisi Penerapan Penerapan adalah pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri

Definisi Perekayasaan Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau inovasi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika,

dalam suatu kelompok kerja fungsional yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri

Pengoperasian adalah kegiatan yang meliputi uji pelaksanaan rekomendasi, evaluasi, desiminasi

untuk efektifitas dan efisiensi suatu alternatif kebijakan dan/atau program

yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri