KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MEMANFAATKAN INFORMASI TEKNOLOGI (IT) SEBAGAI WUJUD...

24
KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MEMANFAATKAN INFORMASI TEKNOLOGI (IT) SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI AKMIL TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROF. DR. SAMSUDI DR. AGUS WAHYUDIN OLEH : ASEP KUSMAN NIM : 0101612053 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MEMANFAATKAN INFORMASI TEKNOLOGI (IT) SEBAGAI WUJUD...

0

KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MEMANFAATKAN

INFORMASI TEKNOLOGI (IT)

SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI

AKMIL

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

PROF. DR. SAMSUDI

DR. AGUS WAHYUDIN

OLEH :

ASEP KUSMAN

NIM : 0101612053

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

1

KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MEMANFAATKAN

INFORMASI TEKNOLOGI (IT)

SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI

AKMIL

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang profesional sangat berperan dalam

mewujudkan pertahanan negara yang kuat, guna menghadapi segala

bentuk ancaman yang membahayakan kedaulatan negara. Lembaga

pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

membentuk sumberdaya manusia agar menjadi profesional dibidangnya

dan selalu siap dalam menghadapi berbagai tantangan tugas TNI AD

dimasa depan guna mempertahankan dan mengamankan kedaulatan

negara. Kemampuan personel dalam organisasi TNI AD sangat

ditentukan oleh kualitas hasil pendidikan yang dikeluarkan oleh

lembaga pendidikan yang terdapat di jajarannya.

Tujuan Penddidikan di Akademi Militer adalah Membentuk

Taruna Akmil untuk menjadi Perwira TNI AD yang memiliki sikap &

perilaku sebagai prajurit saptamarga, pengetahuan & ketrampilan

dasar golongan Perwira, berkemampuan intelektual setingkat

akademi serta jasmani yang samapta & siap mengikuti pendidikan

selanjutnya.1 Sesuai dengan Visi Akmil yang tertuang dalam Profil

1 Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/375/X/2002 tentang Kurikulum Akmil

2

Akmil 2 berbunyi : Mewujudkan Akademi Militer sebagai pusat

keunggulan yang melaksanakan pendidikan pertama perwira melalui

Jarlatsuh (Pengajaran Latihan dan Pengasuhan) yang serasi,

didukung sarana dan prasrana yang memadai agar melahirkan perwira

TNI AD profesional yang ber-Trisakti Wiratama, serta mempunyai

daya saing ditingkat nasional dan internasional.

Demikian pula filosifi pendidikan di Akademi Militer yang

tertuang dalam Pusara Akademi Militer mempunyai seloka yang

berbunyi " ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NAGARA BHAKTI " yang mempunyai

makna : Sebagai Ksatria yang rajin dan giat menuntut ilmu untuk

diamalkan secara gagah berani dan bercita-cita luhur sebagai

patriot bangsa. Dengan demikian taruna Akademi Militer adalah

prajurit-prajurit calon perwira yang tidak ada kata henti dalam

belajar dan selalu mencari yang terbaik dalam proses belajar

mengajar.

Tantangan Tugas TNI ke depan

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas pokok TNI

adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara.

2 Penhumas Akmil, Profil Akademi Militer, Magelang 2012 hal 2

3

Tugas mengamankan dan mempertahankan kedaulatan

Negara Indonesia dengan karakteristik geografi yang tersusun dari

gugusan kepulauan yang terletak di posisi silang, dengan sumber

daya alam yang beraneka ragam, serta demografi yang majemuk

mengandung tantangan yang kompleks dan berimplikasi pada tuntutan

pembangunan dan pengelolaan sistem pertahanan negara yang berdaya

tangkal andal. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan

melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman

dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dengan

demikian, semua usaha penyelenggaraan pertahanan negara harus

mengacu pada tujuan tersebut.3

Dalam mengemban tugas pokok ini di masa depan bukanlah

tugas yang ringan, Semakin kuat kesadaran bahwa ancaman terhadap

kedaulatan negara semula bersifat konvensional (fisik) dan saat

ini berkembang multidimensional (fisik dan non fisik) (Setjen

Wantannas:2010). Dapat bersumber pada berbagai dimensi non

militer, seperti permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya maupun permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan

internasional seperti terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika,

pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan perusakan lingkungan.

Hal itu dapat menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan Negara.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat

memunculkan fenomena global yang menyebabkan batas-batas negara

menjadi kabur. Perang ke depan lebih banyak dikemas melalui isu-

3 Kemhan, Strategi Pertahanan Negara, Jakarta, 2007

4

isu demokratisasi, hak azasi manusia, dan lingkungan hidup serta

isu lainnya yang digunakan oleh negara-negara kuat untuk

merongrong kedaulatan bahkan untuk melakukan invasi kepada suatu

negara.

Dengan dihadapkan tantangan jaman yang semakin maju dan

kompleks, maka proses belajar mengajar di Akademi Militer pun

tidak lepas dari pengaruh tersebut, untuk menjawab tantangan

tersebut maka dalam kurikulum baru keluaran Akmil dengan

pendidikan vokasi Diploma IV Pertahanan dengan gelar ST.Han

(Sarjana Terapan Pertahanan). Guna mendukung program ini maka

dituntut adanya pembenahan disegala bidang, dimulai dari infra

struktur dan supra strukturnya, termasuk dalam pembenahan metode

pembelajaran.

Metode dan teknik pengajaran merupakan cara yang digunakan

Tenaga Pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran kepada

Peserta Didik secara teratur dan Sistematis sehingga tujuan

pelajaran dapat dicapai secara optimal sesuai dengan Tujuan

Instruksional.4

Untuk mendapatkan metode pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dituntut adanya

pembaharuan dalam penerapan proses belajar mengajar di Akademi

Militer, yang semula masing menggunakan pendekatan

behavioaralisme, yang menganggap taruna sebagai botol kosong yang

harus diisi dengan nilai-nilai dan norma-norma, sekarang dengan

program Sarjana Terapan Pertahanan dimana taruna dituntut untuk4 Skep Kasad Nomor : Skep / 470 / XII /2006, tanggal 18 Desember 2006 tentang Metode Pengajaran. Hal 3

5

lebih aktif, karena mereka dituntut untuk lebih kritis, analisis

dan belajar secara komprehensif, holistic dan integral. Maka

metode pembelajaranpun harus disesuaikan dengan kondisi ini,

yaitu bagaimana membuat taruna menjadi lebih aktif dalam proses

belajar mengajar.

Banyak metode pembelajaran yang sudah dieterapkan di Akademi

Militer, dimulai dari yang paling umum yaitu metode ceramah,

diskusi, tanya jawab, penugasan dan lain sebagainya.

Selengkapnya metode pembelajaran di Akademi militer yang

diterapkan sekarang adalah :

Metoda yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan metoda pengajaran sebagai berikut :

a. Pengajaran.

1) Metoda pelajaran teori, digunakan untuk penyajian

pelajaran yang bersifat teoritis.

2) Metoda diskusi dan tanya jawab. Digunakan untuk

penyiapan materi pelajaran teori atau praktek.

3) Metoda drill, praktek dan ketangkasan. Digunakan

untuk penyajian materi keterampilan dan jasmani.

4) Metoda pelatihan berganda untuk membulatkan

pencapaian tujuan instruksional pengajaran dan latihan.

b. Pelatihan. Didalam proses belajar mengajar para

pelatih menggunakan berbagai metoda sebagal berikut :

1) Metoda gladi model. Yaitu metoda latihan taktis

yang menggunakan model sebagai sarana untuk memecahkan

6

masalah-masalah taktis baik secara perorangan maupun

dalam hubungan suatu satuan.

2) Metoda gladi peta. Yaitu metoda latihan taktis

di atas peta dengan ditetapkan serangkaian situasi yang

saling berhubungan membutuhkan pemecahan persoalan

secara perorangan maupun kelompok.

3) Metoda Gladi Medan. Yaitu metoda latihan taktis

yang menggunakan medan sebagai sarana untuk memecahkan

masalah-masalah taktis baik secara perorangan maupun

dalam hubungan satuan.

4) Metoda Drill teknis. Yaitu metoda latihan untuk

membiasakan dan mempermahir keterampilan teknis

perorangan dalam melakukan suatu kegiatan tertentu

serta menggunakan, melayani dan mengerahkan alat

peralatan yang diperlukan untuk melakukan tugas.

5) Metoda Drill taktis. Yaitu metoda latihan untuk

membiasakan dan mempermahir suatu kegiatan taktis ke

satuan kecil yang dilakukan pada medan simulasi/ medan

yang mempunyai nilai taktis.

6) Metoda Drill tempur. Yaitu metoda latihan untuk

membiasakan dan mempermahir kemampuan tempur satuan

baik aspek taktis maupun aspek teknisnya dilakukan di

medan sebenarnya di lapangan dengan menggunakan pasukan

yang paling praktis untuk dilaksanakan pada tingkat

satuan kecil.

7

7) Metoda Gladi lapangan. Yaitu metoda latihan

taktis dengan pasukan dilakukan dalam situasi

pertempuran yang disimulasikan dan memancarkan realisme

untuk menghadapi situasi operasi di medan yang

mendekati sebenarnya.

c. Pengasuhan.

Metoda Pengasuhan. Didalam proses pengasuhan untuk

mendukung dan melengkapi kemampuan Taruna maka digunakan

dengan “ AMONG ASUH “ yaitu suatu metoda pengasuhan yang

berprinsip siIih asih, silih asah dan silih asuh dengan

pendekatan :

1) Ing ngarso sung tulodo. Yaitu pengasuh harus

memberi teladan bagi Taruna baik dalam sikap maupun

tindakan.

2) Ing madya mangun karso. Yaitu pengasuh harus ikut

berpartisipasi dan mampu menggugah semangat dan

memberikan motivasi kepada Taruna.

3) Tut wuri handayani. Yaitu pengasuh harus selalu

mengikuti dan mengawasi perkembangan Taruna serta

selalu memberikan arah dan dorongan.

Sedangkan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan

memantapkan kepribadian Taruna agar memiliki nilai-nilai,

kebiasaan dan tingkah laku yang harus dimiliki seorang

Perwira TNI AD maka pengasuhan menggunakan teknik :

8

1) Santi Aji. Yaitu memberikan pengetahuan dan

pedoman yang bermanfaat untuk pembentukan kepribadian

Sapta Marga dalam menghadapi segala sesuatu pada

pergaulan dan tata kehidupan sehari-hari.

2) Santi Karma. Yaitu memberikan kegiatan yang

bertujuan mengarahkan kepribadian Taruna ke arah yang

positif selaku insan prajurit yang menghayati Pancasila

dan Sapta Marga.

3) Persuasif. Yaitu mengajak Taruna untuk

senantiasa berbuat dan melakukan tindakan yang positif,

konstruktif sesuai citra prajurit TNI yang berdasarkan

Pancasila dan Sapta Marga.

4) Pemberian kepercayaan. Pengasuhan memberikan

kesempatan dan kepercayaan kepada Taruna guna

menerapkan dan mematuhi aturan-aturan serta

melaksanakan tugas tanpa diawasi langsung atau dipaksa.

Pemberian kepercayaan ini bertujuan menimbulkan sikap

kemandirian dan kepercayaan diri bagi Taruna.

5) Pemberian ganjaran. Pegasuh memberikan tindakan

hukuman kepada Taruna sesuai jenis kadar perbuatan yang

dilakukan. tetapi juga memberikan penghargaan/pujian

kepada Taruna yang menunjukkan prestasi atau perbuatan

yang terpuji.

6) Bimbingan dan penyuluhan. Suatu kegiatan yang

menuntun dan mengarahkan Taruna dalam upaya membantu

9

mengatasi kesulitan belajar dan berbagai persoalan yang

dihadapi Taruna.

Semua metode yang diterapkan sekarang pada umumnya masih

bersifat satu arah, dimana taruna sebagai objek dan guru atau

dosen sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Sehingga yang

terjadi adalah komunikasi satu arah (one way communication),

sehingga taruna kurang aktif dalam proses belajar mengajar,

kurang adanya inisiatif pribadi dalam mengembangkan keilmuan

dengan permasalahan yang akan dihadapi.

Atas dasar latar belakang masalah ini maka dibuat tulisan

dengan judul : Kebijakan Penerapan Metode Resitasi Dalam

Memanfaatkan Informasi Teknologi (It) Sebagai Wujud Pengembangan

Manajemen Pembelajaran Di Akmil

PEMBAHASAN

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar penulis

memperoleh hasil yang diinginkan, maka rumusan masalah yang

dikemukakan penulis adalah “ Bagaimana

Kebijakan Penerapan Metode Resitasi Dalam Memanfaatkan Informasi

Teknologi (It) Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pembelajaran

Di Akmil .” Sebagai catatan, penulis mencoba untuk mencari

pembuktian berdasarkan data dan fakta yang selanjutnya akan

ditinjau dan dikupas dalam beberapa aspek yang paling dominan

yang berhubungan dengan metode pembelajaran di Akademi Militer.

10

Analisa SWOT

Strength (Kekuatan) :

1. Dosen dan gumil yang ada di Akademi Militer

merupakan personil yang terpilih sesuai standar

dosen dan gumil Akmil.

2. Taruna sebagai mahasiswa, merupakan putra-putra

terbaik bangsa yang diseleksi secara ketat.

3. Kebijakan pimpinan mendukung terhadap setiap

pembaharuan yang mengacu terhadap perbaikan sistem

pendidikan.

4. Sarana dan prasarana IT (Teknologi Informasi) di

Akmil sudah cukup memadai.

Weakness (Kelemahan) :

1. Rutinitas pekerjaan yang menjebak tidak adanya

pembaharuan.

2. Padatnya aktivitas taruna dalam mengikuti

pendidikan, menyebabkan sulitnya untuk mengadakan

percobaan dalam mengadakan perubahan.

3. Terbatasnya buku-buku di perpustakaan Akmil

dihadapkan dengan perkembangan program studi.

4. Ada sebahagian gumil yang kurang menguasai Teknologi

Informasi.

Opportunity (Peluang) :

1. Perubahan kurikulum menjadi Diploma IV Pertahanan

menuntut adanya perubahan dalam segala bidang

termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran.

11

2. Salah satu syarat dalam akreditasi BAN PT, adalah

adanya penerapan teknologi informasi.

3. Perkembangan masyarakat yang menuntut adanya

perubahan untuk penggunaan IT.

4. Taruna yang sudah terbiasa dalam penggunaan internet

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya melalui

jejaring social.

Threatment (Ancaman):

1. Kurang berkembangnya proses belajar mengajar akan

menyebabkan kebosanan dan stagnasi.

2. Kurang adanya kreativitas taruna.

3. Kurang adanya daya analitis taruna.

4. Kurang berpikir secara holistik dan integral

Pendekatan Teori

Macam-macam metode pembelajaran 5 :

1. Metode pembelajaran ceramah, adalah penerangan secara

lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah

yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish

(1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.

Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya

inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457),

menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam

pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk

5 http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/

12

penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika

bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat,

dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan

masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.

Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan

pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:

251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,

dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan

anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan

masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan

metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.

Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan

kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran

yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara

mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses

mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran

13

adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator

(orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa

memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.

Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara

membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang

sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran

lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda

yang diperagakan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar

yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang

menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah

yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam

metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

14

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran

dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat

sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :

a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil

belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan

keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi adalah :

a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni

peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain

tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.

b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa

pengawasan.

c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan

individual.

6. Metode Eksperimental

15

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan

pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan

dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang

dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan

untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan

mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek

yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode

mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu

objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta

didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan

hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode

mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara

berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung

ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,

fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas

dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan

membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta

didik.

16

9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana

pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing

mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk

sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik

membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka

setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team

pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman,

yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya

sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar

metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode

berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan

metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai

pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan

metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa

melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa.

Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk

mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method

17

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode

mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek

yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan

sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung

lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan

masalahnya

14. Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh

membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang

dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

MODEL PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

Banyak metode pembelajaran yang sudah dieterapkan di Akademi

Militer, dimulai dari yang paling umum yaitu metode cermah,

diskusi,Tanya jawab, penugasan dan lain sebagainya. Namun metode

– metode ini akan lebih mempunyai efek positif apabila di

kombinasikan dengan metode Resitasi.

Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan

dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan

sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah (barak

/ pavilion), diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya

dipertanggungjawabkan. Metode resitasi adalah cara penyampaian

18

bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu

dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi

adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau

diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan

kepada guru yang bersangkutan. Metode resitasi merupakan salah

satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan

sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam

pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap

kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan

atau akhir pertemuan di kelas. Metode resitasi adalah suatu

metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan

kalimat sendiri

Pertimbangan penggunaan. Metode Pemberian Tugas dan

Resitasi digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :a) Untuk

merangsang agar Serdik berusaha lebih baik, maupun inisiatif,

bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.b) Untuk melatih Serdik

agar lebih aktif belajar dan mampu membuat kesimpulan dari bahan

pelajaran yang sedang dipelajari. c) Untuk memanfaatkan waktu-

waktu terluang pada Serdik agar dapat digunakan lebih

konstruktif. d) Untuk memperkuat hasil belajar dikelas dengan

mengaplikasikan dalam tugas yang akan dihadapi disatuan serta

mengintegrasikan dengan pelajaran lain yang terkait.6

6 Skep Kasad Nomor : Skep / 470 / XII /2006, tanggal 18 Desember 2006 tentang Metode Pengajaran. Hal 71

19

Metode resitasi ini bisa digunakan dalam program “elearning”

Teknologi megalami kemajuan pesat di segala bidang termasuk

di bidang pendidikan. Untuk itu metode pendidikan lama atau

konvensional menjadi kurang efektif karena terbentur masalah

ruang dan waktu. Maka dari itu metode e-learning menjadi

solusinya. Apa sebenarnya e-learning itu? dan bagaimana

penerapannya dalam dunia pendidikan?

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris:

Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses

belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi

logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu

duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan

dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat

mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja

menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi

atau program pendidikan.7

E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan

membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah

interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik

dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta

didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-

bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang

demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya

terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik.

20

guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak

ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah

komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh

"contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Untuk menyampaikan pembelajaran nya, e-learning tidak harus

selalu menggunakan internet. Banyak media -media lain yang dapat

digunakan selain internet. Seperti intranet, cd, dvd, mp3, PDA

dan lain-lain.. Penggunaan teknologi internet pada e-learning

umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada

juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan

jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang

disiapkan relatif lebih murah.8

Keuntungan lain belajar dengan metode e-learning seperti

menghemat waktu , mengenhemat biaya perjalanan, menghemat biaya

pendidikan, menjangkau wilayah geograis yang luas dan melatih

kemandirian para pelajar dalam mendapatkan ilmu

pengetahuan.semoga metode pembelajaran ini menjadi solusi

pendidikan di indonesia.

Dengan metode resitasi yang berbasis teknologi, atau dengan

elearning maka para taruna akan lebih memiliki wawasan yang lebih

luas karena lebih di tuntut untuk mencari referensi lewat

berbagai media. Demikian juga guru atau dosennya, lebih di tuntut

untuk berwawasan luas, karena apabila mereka hanya mengandalkan

pada satu referensi, mereka akan tertinggal jauh oleh peserta

didiknya, dengan demikian guru atau dosen harus lebih b erwawasan

8 http://www.kamusilmiah.com/it/mengenal-metode-belajar-e-learning/

21

daripada tarunanya, dengan lebih banyak membaca referensi dan

artikel artikel lainnya.

Agar program elearning ini dapat berjalan dengan baik, maka

baik guru atau dosennya serta tarunanya harus dibekali dengan

pengetahuan computer dan internet dengan baik, apabila mereka

tidak trampil dalam penggunaan computer maka mereka akan

kesulitan dalam mengakses referensi yang berhubungan dengan mata

kuliahnya, sehingga program elarning tidak bisa berjalan dengan

baik karena nantinya akan hanya bergantung pada diktat yang ada,

padahal program elarning ini tujuannya untuk mengembangkan

wawasan dengan mengakses di dunia maya.

Namun demikian program elarning ini juga harus diseting

sedemikian rupa, karena system ini rawan dengan pembajakan atau

istilah di dunia maya copy paste, bahkan tidak menutup kemungkinan

dikerjakan oleh orang lain, atau “joki”. Maka guru atau dosen

harus jeli dalam memberikan persolan kepada siswa atau taruna,

bagaimana caranya biar tidak ada pembajakan dan tidak dikerjakan

oleh orang lain.

PENUTUP

Kesimpulan, Metode pembelajaran yang paling cocok untuk

diterapakan di Akademi Militer dihadapkan dengan program Sarjana

Terapan Pertahanan adalah metode resitasi, karena metode ini

dapat digabungkan dengan system elarning. Dengan demikian taruna

dan dosen dapat lebih luas wawasannya mengenai mata pelajaran

yang diampunya.

22

Saran, Disarankan agar taruna dan gumil atau dosen benar-

benar trampil dalam masalah IT, karena kalau tidak trampil justru

akan menjadi penghambat proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Cibeureum:

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung : Alfabeta.

Nasotion. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara

Kemhan, Strategi Pertahanan Negara, Jakarta, 2007

Penhumas Akmil, Profil Akademi Militer, Magelang 2012

23

Solihatin, Etin & Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. : Bumi Aksara. Jakarta 

Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/375/X/2002 tentang Kurikulum

Akmil

Skep Kasad Nomor : Skep / 470 / XII /2006, tanggal 18 Desember

2006 tentang Metode Pengajaran.

http://www.kamusilmiah.com/it/mengenal-metode-belajar-e-learning/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik.

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/