Tata Saji
Perkenalan LIPIPermendagri no 20 tahun 2011: Mengapa perlu litbang Tugas BPPFungsi dan Peran Pemerintah dalam Pengembangan IPTEKRiset dalam pengembangan Kebijakan
ORGANIZATION
TTG Subang
UPT Mineral Lampung
BBPTK Wonogiri
UPT Balai LIN
Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya Bedugul
Kebun Raya Purwodadu
Kebun Raya Bogor
UPT P. Pari
UPT Bitung
UPT Mataram
UPT Jampang
UPT Liwa
UPT Tual
UPT Biak
UPT Karangsambung
Bureau forOrganization & Human Resources
Bureau forPlanning & Finance
Bureau forScience Promotion& Cooperation
Bureau forPlanning & Finance
Center for Science& TechnologyDevelopment Inspectorate
Deputy forEarth Sciences
Deputy forScientific Services
Deputy forSocial Sciences
Deputy forEngineering Sciences
Deputy forLife Sciences
Research Center forGeotechnology
Research Center forOceanography
Research Center forLimnology
Research Center forMetalurgy
Research Center forBiotechnology
Research Center forBiology
Center forPlant Conservation
Research Center forPhysics
Research Center forChemistry
Research Center forElectronic &Communication
Research Center forInformatics &
Computer
Research Center forElectric Power &Mechatronics
Research Center forPolitics
Research Center forEconomy
Research Center forPopulation
Research Center forCulture & Society
Research Center forRegional Studies
Center for ScientificDocumentation &
Information
Center for Standardand Quality System
Center for Innovation
Center for Instrumentationand Calibration
Principal Secretary
CHAIRMANVice Chairman
UPT Ambon
UPT BIT
UPT LIPI Press
UPT Biomaterial
• 5 Deputyships
• 22 Research Centres
• 20 Technical Implementation Units/Research Station
LOCATION OF RESEARCH CENTERS AND STATIONS
Kantor PusatP2Oseanografi, PMB, P2E,P2Kp, P2P, P2Metalurgi
P2B, P2Bt, P2LimnologiKBR Bogor, Cibodas
P2Geoteknologi, P3F, P2KINKOM, TELIMEK,ELKOM, UPT BIT,UPT Balai LIN
UPT Ambon
UPTBitungUPT Biak
UPT Tual
UPT LombokUPT P. Pari
UPT Lampung
UPT Jampang
UPT KarangsambungK.R.PurwodadiK.R.Bedugul
UPT TTGUPT Pengolahan
Mineral
StasiunWamena
UPT BPPTK
Permendagri no 20 tahun 2011UU no 18 tahun 2002Mengapa riset diperlukan dalam penyelanggaraan pemerintahan?
Mengapa perlu Litbang? (Permendagri no 20 tahun 2011)
bahwa untuk meningkatkan kualitas regulasi dan kebijakan pemerintahan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pemerintahan daerah perlu dilakukan penelitian dan Pengembangan penyelenggaraan tugas pemerintahan
secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan
Lingkup kelitbangan (pasal 4 ayat 3)1.pemerintahan umum; 2.desentralisasi dan otonomi
daerah;3.administrasi dan manajemen
pemerintahan daerah dan desa;4.kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri;5.penataan daerah dan wilayah; 6.kependudukan dan catatan sipil;7.pemerintahan desa dan
pemberdayaan masyarakat;
Lingkup kelitbangan (pasal 4 ayat 3)8. pengelolaan pembangunan daerah;9. pengelolaan keuangan daerah;10.pendidikan dan pelatihan sumberdaya
manusia aparatur;11.kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
dalam negeri;12.koordinasi sektoral di daerah; 13.pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
14.bidang pemerintahan dalam negeri yang lain sesuai kebutuhan dan kewenangan Kemendagri.
TUGAS BPP Provinsi atau sebutan lainnya (Pasal 7 ayat 2)
Menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program, kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya;Melaksanakan kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi; Mengoordinasikan kelitbangan di lingkungan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya;Membina BPP Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan; memberikan fasilitasi BPP Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan; danMemberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Gubernur dan SKPD di lingkungan provinsi.
Fungsi dan Peran Pemerintah dalam Pengembangan IPTEK
Menurut UU No. 18 Th. 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS P3IPTEK)
Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(1) Pemerintah daerah
berfungsi menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan
fasilitas, serta menciptakan iklim yang
kondusif bagi pertumbuhan serta sinergi unsur kelembagaan, sumber daya, dan jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah pemerintahannya
Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(2)Dalam menyelenggarakan
fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah daerah wajib merumuskan
prioritas serta kerangka kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan sebagai kebijakan strategis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.
Fungsi Pemerintah DaerahPasal 20(3) …(4) Untuk mendukung perumusan
prioritas dan berbagai aspek kebijakan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah daerah membentuk Dewan Riset Daerah yang beranggotakan masyarakat dari unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.
Peran PemerintahPasal 21(1) Pemerintah dan pemerintah daerah
berperan mengembangkan instrumen kebijakan untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1).
(2) …(3) Instrumen kebijakan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat berbentuk
dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi, pembentukan lembaga.
Peran PemerintahPasal 21(4)Lembaga yang dimaksud dalam ayat (3) dapat meliputi lembaga litbang dan lembaga penunjang, baik yang berdiri sendiri sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen maupun sebagai unit kerja departemen atau pemerintah daerah tertentu.
Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan
Kebijakan Proses kebijakan
Konteks Institusional
Impliksi pada Analisis Kebijakan
1. Pembuatan Keputusan Rasional
Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi
Berkembang dalam proses kronologis
Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif
Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan
Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.
Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan
Kebijakan Proses kebijakan
Konteks Institusional
Impliksi pada Analisis Kebijakan
1. Pembuatan Keputusan Rasional
Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi
Berkembang dalam proses kronologis
Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif
Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan
2. Permainan Politik
Kompromi politik antar pemangku kepentingan yang otonom dan interdependen
Permainan kekuatan dan adu tawar antar pemangku kepentingan
Plurisentrik; arena inter-organisasional dengan akses terbatas
Speaking truth to Power; menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan dan otoritatif; rasionalisasi proses kebijakan dan meningkatkan kmpromi berbasis eviden
Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.
Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan
Kebijakan Proses kebijakan
Konteks Institusional
Impliksi pada Analisis Kebijakan
1. Pembuatan Keputusan Rasional
Rasional, keputusan cerdas berdasarkan informasi
Berkembang dalam proses kronologis
Tertutup, hirarkikal, unisentrik, otoritatif
Menghasilkan pengetahuan untuk mendukung keputusan
2. Permainan Politik
Kompromi politik antar pemangku kepentingan yang otonom dan interdependen
Permainan kekuatan dan adu tawar antar pemangku kepentingan
Plurisentrik; arena inter-organisasional dengan akses terbatas
Speaking truth to Power; menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan dan otoritatif; rasionalisasi proses kebijakan dan meningkatkan kmpromi berbasis eviden
3. Diskursus Konstruksi makna bersama dalam proses debat kebijakan
Proses pembelajaran interaktif; pertukaran argumen dan makna
Sejumlah koalisi advokasi dan komunitas kebijakan dengan paradigma dan nilai yang berbeda
Mengatasi debat asimetrik; mendorong refleksi dan pembelajaran antar koalisi
Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.
Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan
Kebijakan Proses kebijakan
Konteks Institusional
Impliksi pada Analisis Kebijakan
4. Garbage Can
Penghubungan (Coupling) dari masalah, solusi, politik/ paritisipan pada saat yang tepat (windows of opportunity)
‘Erratic’ dan ‘volatile’; berkembang melalui proses ‘fits and starts’
Terfragmentasi dengan banyak aktor dan jaringan ad-hoc yang berstabilitas rendah
Mendukung aktivitas pembuataan kebijakan dalam setiap ‘stream’ untuk mewujukan policy windows; meningkatkan peluang kombinasi problem-solusi yang baik
Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.
Model Kebijakan dan implikasinya bagi PAModel Kebijakan
Kebijakan Proses kebijakan
Konteks Institusional
Impliksi pada Analisis Kebijakan
5. Proses Institusional
Reproduksi solusi sebelumnya yang dibentuk dan dibatasi oleh norma, budaya , aturan, dll
Interaksi berulang berdasarkan norma, kognisi, budaya, routin, dll.
Jaringan dengan tingkat stabilitas berbeda-beda, berjenjang dalam sebuah lingkungan institusional yang lebih besar
Melakukan analisis institusional untuk mengatasi disfungsionalitas dan barir institusional terhadap pemecahan masalah;Membangun kapasitas pemangku kepentingan yang under-represented;Mengkaji dan meningkatan institutional embedding dari analisis kebijakan
Sumber: Ensering, Koppenjan and Mayer, 2013.
Penelitian dan
Analisis
Disain dan Perekomendasian
Pemberian saran strategik
MediasiDemokratisasi
Klarifikasi nilai
dan argumen
Rasional: What is good knowledge
Penasehat klien
What is good for
the client?
Proses:
What is good for
the process?
Interaktif: What is good for
mutual understanding
Partisipasi:
What is good for
society
Argumentasi:
What is good for
the debate
Legitimasi DemokratikKeterbukaan, transparansi, keterwakilan
Keterterimaan dan Pembelajaran:Komitmen, berbagi
perspektif
Kualitas debat dan argumentasi:Konsistensi, kekayaan nuansa argument
Efektivitas Politis:Fisibilitas,
Kualitas saintifikValiditasReliabilitas, dll
Relevansi KebijakanKegunaan,
berorientasi tindakan
Pragmatik; nilai dan kriteria khusus
Idealistik; Nilai dan
Kriteria generik
Nilai dan Kriteria
berorientasi Subjek
Nilai dan Kriteria
berorientasi Objek
Cluster of PA activitiesStyles of Policy AnalysisKriteria Evaluasi
Model Heksagon Analisis Kebijakan (Analysis for Public Policy Making)
Definisi Penelitian Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri
dan menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan kebijakan pemerintahan;
Definisi Pengembangan Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada, atau
menghasilkan teknologi baru yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri
Definisi Pengkajian Pengkajian adalah penelitian terapan yang bertujuan memecahkan permasalahan yang sedang berkembang
yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri
Definisi Penerapan Penerapan adalah pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri
Definisi Perekayasaan Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau inovasi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika,
dalam suatu kelompok kerja fungsional yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri
Pengoperasian adalah kegiatan yang meliputi uji pelaksanaan rekomendasi, evaluasi, desiminasi
untuk efektifitas dan efisiensi suatu alternatif kebijakan dan/atau program
yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri