BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Transcript of BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Teori Akuntansi
BAB 3
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
3.1. Struktur Teori AkuntansiTeori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan
akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan.
Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling
terkait dan menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan
perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen-elemen
tersebut adalah :
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan.
3. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan
tujuan laporan keuangan.
4. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat
dan konsep teoritis akuntansi.
5. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip
dasar akuntansi.
Page 1
Teori Akuntansi
Hirarki elemen struktur teori akuntansi dapat
digambarkan sebagai berikut :
3.2. Tujuan Laporan KeuanganBerikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang
telah dijabarkan oleh AAA, APB, dan FASB :
3.2.1. ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah
organisasi akuntan pendidik yang bergungsi
memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan
memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang
terkait dengan standar akuntansi.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic
Accounting Theory (ASOBAT) yang berisi tentang rumusan
tujuan akuntansi, yaitu :
Page 2
Teori Akuntansi
1. Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya
yang terbatas dan menentukan sasaran serta tujuan
dari penggunaan sumber daya tersebut.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia
dan factor produksi lainnya secara efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber
daya (Aktiva).
4. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.
3.2.2. APB Statement No. 4
Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA
pada tahun 1959. Tujuan utama dari APB adalah
mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip
akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan
mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta
ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek
akuntansi saat itu.
Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4
yang berjudul “Basic Concepts and Accounting Principles
Underlying Financial Statement Of Business Enterprises”. Laporan
ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum
laporan keuangan.
I. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB
Statement No. 4 adalah menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
Page 3
Teori Akuntansi
keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
II. Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB
Statement No. 4 adalah :
1. Memberikan informasi yang terpecaya tentang
sumber daya ekonomi (Aktiva) dan kewajiban
perusahaan, dengan maksud :
a. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
b. Untuk menunjukkan posisi keuangan da
investasi perusahaan.
c. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajibannya.
d. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada
untuk pertumbuhan perusahaan.
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang
sumber kekayaan bersih yang berasal dari
kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan
maksud :
a. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden
yang diharapkan pemegang saham.
b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban kepada supplier,
Page 4
Teori Akuntansi
kreditur, pegawai, pemerintah dan
kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk
kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk
digunakan dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengendalian.
d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba jangka panjang.
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan
dalam menghasilakan laba.
4. Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan
aktiva dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya
yang dibutuhkan para pemakai laporan.
3.2.3. Trueblood Committee Report
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang
tujuan laporan keuangan, Presiden AICPA saat itu
(Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971 membentuk tim
perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan
nama Trueblood Committee. Tim ini pada tahun 1973 berhasil
merumuskan tujuan laporan keuangan, yang dimuat dalam
sebuah laporan yang berjudul ”Objectives of Financial
Statement”. Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah :
Page 5
Teori Akuntansi
1. Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang,
kemampuan, atau sumber daya yang terbatas untuk
memperoleh informasi dan pihak-pihak yang
mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber
informasinya mengenai aktivitas ekonomi
perusahaan.
3. Memberikan informasi yang berguna bagi investor
dan kreditur untuk pemakai untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian
lainnya.
4. Memberikan informasi kepada pemakai untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
5. Memberikan informasi yang berguna untuk menilai
kemampuan manajemen dalam memanfaatkan sumber daya
perusahaan secara efektif dan mencapai tujuan
utama perusahaan.
6. Memberikan informasi yang factual dan dapat
diinterprestasikan mengenai transaksi dan
peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna
Page 6
Teori Akuntansi
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
7. Memberikan laporan tentang posisi keuangan
perusahaan, yang diharapkan dapat berguna untuk
prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
8. Memberikan laporan tentang laba periode (berkala),
yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi,
membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.
9. Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan
perusahaan, yang diharapkan dapat berguna untuk
prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
10. Memberikan informasi yang berguna untuk proses
peramalan.
11. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi
pemerintah dan organisasi yang bukan pencari laba
adalah untuk memberikan informasi yang berguna
dalam mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber
daya dalam mencapai tujuan organisasi.
12. Melaporkan aktivitas perusahaan yang
mempengaruhi lingkungan social (masyarakat
sekitar).
Page 7
Teori Akuntansi
3.2.4. SFAC No. 1 dan No. 4
FASB merupakan organisasi sector swasta yang
bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di
Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973,
menggantikan APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka
kerja konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan
standar akuntansi dan pemecahan masalah kontroversi
pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari
masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar
akuntansi. FASB juga menerbitkan Statement of Accounting
Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual
dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar
akuntansi khusus.
Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang
berjudul “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”.
Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan laporan
keuangan untuk organisasi pencari laba (profit
Organization), yaitu :
1. Memberikan informasi yang berguna bagi investor,
kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat
keputusan secara rasional mengenai investasi,
kredit dan lainnya.
Page 8
Teori Akuntansi
2. Memberikan informasi untuk membantu investor atau
calon investor dan kreditur serta pemakai lainnya
dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek
penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga
penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan
pinjaman yang jatuh tempo.
3. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva)
perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh
transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap
aktiva dan kewajiban.
4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan selama satu periode.
5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendaparkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman
dan pengembaliannya, tentang transaksi yang
mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran
lainnya kepada pemilik, dan tentang factor-faktor
yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan
perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber
daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
Page 9
Teori Akuntansi
7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan
direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk
kepentingan pemilik perusahaan.
Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives
of Financial Reporting by Non-Business Organization” . Laporan
ini memuat tentang rumusan tujuan keuangan untuk
organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization),
yaitu :
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai
alokasi seumber daya (aktiva) perusahaan.
2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan
pelayanan kepada public.
3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan
pembiayaan dan investasi.
4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva),
kewajiban, dan kekayaan perusahaan, serta
perubahannya.
5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.
3.3. Postulat Akuntansi
Page 10
Teori Akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat
membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah
diterima karena kesesuiannya denga tujuan laporan
keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik,
social, dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi
berada.
Terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses
penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu :
3.3.1. Monetary Unit Assumtion (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi akan dilaporkan dalam catatan
akuntansi harus dinyatakan dalam satuan mata uang
(unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi
untuk meng-kuantifikasikan (mengukur) setiap
transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi ke dalam
nilai uang.
3.3.2. Economic Entity Assumtion (Asumsi Entitas Ekonomi)
Adanya pemisahan pencatatan akuntansi antara
transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan
transaksi pemilik individu dan dengan transaksi
entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas
entitas bisnis harus dapat dipisahkan/ dibedakan
dengan aktivitas pemilik dan aktivitas dari setiap
unit bisnis lainnya.
Page 11
Teori Akuntansi
3.3.3. Acconting Period Assumtion (Asumsi Periode
Akuntasi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar
ketepatan waktu (timely basis). Umur aktivitas perusahaan
dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi,
seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (Quartely), atau
tahunan (Annually).
3.3.4. Going Concern Assumtion (Asumsi Kesinambungan
Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud tidak untuk
dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat,
akan tetapi perusahaan diharapkan akan terus
beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun
banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa
perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki
kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan
visi dan misinya.
3.4. Konsep Teoritis AkuntansiKonsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang
dapat membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang
sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat
akuntansi yang berpean dalam ekonomi bebas yang ditandai
Page 12
Teori Akuntansi
dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribasi.
Terdapat sejumalah konsep teori yang dipakai dalam
perumusan prinsip dasar akuntansi, yaitu ;
3.4.1. Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah
merupakan agen atau wakil dari pemilik (Proprietor).
Karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari
pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan
adalah pemilik, bukan entitas.
Tujuan utama dari konsep teori ini adalah
menentukan dan menganalis besarnya kekayaan bersih
yang menjadi hak pemilik. Maka persamaan
akuntansinya dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.4.2. Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan)
merupakan badan dan harus dibedakan dari pemilik.
Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah
entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap memilki
Page 13
Aktiva – Kewajiban = Entitas
Pemilik
Teori Akuntansi
kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur maupun
pemegang saham. Menurut teori ini, pesamaan
akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.4.3. Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat
perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun
entitas, melainkan sekelompok aktiva yang
penggunaanya dibatasi untuk membayar atau memenuhi
sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi
penggunaanya dinamakan Fund.
Menurut konsep ini persamaan akuntansi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
3.4.4. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat
perhatian dalam penyajian informasi akuntansi
Page 14
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang
Saham
Aktiva = Pembatasan Aktiva
Teori Akuntansi
adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut konsep teori ini, pelaporan akuntansi
jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik
saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak
lainnya yang telah turut memberikan kontribusi
(langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan,
kemajuan, dan kesinambungan perusahaan.
3.4.5. Residual Equity Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat
perhatian dalam penyajian laporan keuangan adalah
pemegang saham biasa. Investor saham biasa
merupakan pemilik perusahaan sesungguhnya dalam
perusahaan perseorangan (corporation). Investor saham
biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa
(residu) atas aktiva perusahaan, setelah hak hak
kreditur dan pemeganga saham preferen dipenuhi.
Menurut konsep ini, persamaan akuntansi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
3.4.6. Comander Theory
Page 15
Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen =
Ekuitas Residu
Teori Akuntansi
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat
perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah
bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada
pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang
untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif
atas sumber daya perusahaan.
3.4.7. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat
perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah
mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para
kreditur dan pemegang saham preferen) dan Residual
Equity (pemegang saham biasa). Menurut konsep teori
ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
3.5. Prinsip Dasar AkuntansiPrinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau
sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh
outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari
tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep
toeritis akuntansi, serta menjadi dasar dalam
Page 16
Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas
Residu
Teori Akuntansi
pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar
akuntansi menurut APB Statement No. 4 :
3.5.1. Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengahruskan sebagian besar aktiva dan kewajiban
diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga
perolehan (biaya historis). Menurut APB Statement No.
4, Harga Perolehan (biaya Historis) didefinisikan
sebagai suatu jumlah tertentu yang diukur dalam
bentuk uang dari kas yang dibelanjakan, atau barang
lain yang diserahkan, modal saham yang dikeluarkan,
jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan
sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima,
atau akan diterima.
Harga Perolehan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
:
a. Expired Cost, adalah pengeluaran yang telah
menjadi beban (melalui penerimaan manfaat
dalam periode berjalan dan beban ini akan
dikurangkan atau ditandingkan langsung dengan
pendapatan periode berjalan.
Page 17
Teori Akuntansi
b. Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran
yang belum menjadi beban dalam periode
berjalan, akan tetapi ditangguhkan terlebih
dahulu sebagai aktiva dan baru akan menjadi
beban untuk pemakaian manfaat dalam periode
akuntansi berikutnya.
3.5.2. Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai :
a) Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat
penjualan barang dan jasa,
b) Arus kas keluar barang dan jasa dari
perusahaan kepada pelanggan, dan
c) Produksi perusahaan sebagai akibat dari
semata-mata penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Perbedaan dalam penafsiran ini timbul
karena adanya 2 (dua) pandangan yang berbeda
mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, yang
timbul dari kegiatan produksi (penjualan
barang dan pemberian jasa), dan dari
keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva
dan hasil investasi lainnya.
Page 18
Teori Akuntansi
Pandangan ini dianut oleh Accounting Tecnology
Bulletin No. 2, yang menjelaskan definisi
pendapatan sebagai berikut :
“ Pendapatan berasal dari penjualan barang dan
pemberian jasa, yang diukur sebesar jumlah
yang dibebankan kepada langganan (klaim atas
barang dan jasa), juga termasuk keuntungan
dari penjualan atau pertukaran aktiva (kecuali
surat berharga), hak deviden dari investasi,
dan kenaikan lainnya dalam ekuitas pemilik,
tidak termasuk setoran atau investasi dari
pemilik.”
Seacara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari
kegiatan produksi saja, tidak termasuk
keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva
dan investasi. Pandangan ini membedakan
istilah pendapatan dengan keuntungan. AAA pada
tahun 1957 mendefinisikan laba bersih (net
income) sebagai berikut :
“Kelebihan pendapatan dibandingkan dengan
beban, ditambah atau dikurangi dengan
keuntungan atau kerugian perusahaan yang
berasal dari penjualan, atau penggantian
aktiva lainnya.”
Page 19
Teori Akuntansi
Kerangka Kerja Konseptual FASB
mengindentifikasikan dan criteria yang seharusnya
dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan
seharusnya diakui, yaitu :
1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi,
dan
2) Telah dihasilkan/telah terjadi.
Kedua criteria diatas umumnya terpenuhi pada
saat titik penjualan, dimana pendapatan akan diakui
ketika telah dikirim atau jasa yang telah diberikan
ke pelanggan. Pengakuan pendapatan pada saat titik
penjualan ini umumnya menyediakan pengujian yang
lebih seragam, objektif dan logis.
Sebagai pengecualian dari pengakuan
pendapatan yang dilakukan
pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat
diakui pada saat :
1) Proses produksi masih berlangsung,
2) Akhir produksi, dan
3) Pada saat kas diterima.
3.5.3. Macthing Principle
Page 20
Teori Akuntansi
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan
dan beban secara tepat dalam periode yang tepat,
terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan oleh
akuntan, yaitu :
1) Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode
dimana uang kas diterima (untuk pendapatan),
atau uang kas keluar (untuk beban).
2) Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan
dilaporkan dalam laopran laba rugi dalam periode
dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi,
tanpa memperhatikan arus kas masuk ataupun arus
kas keluar.
Dengan Accrual Basis, beban-beban yang
terkait dengan penciptaan pendapatan haruslah
dilaporkan dalam periode yang sama dimana
pendapatan tersebut juga diakui. Konsep
akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan
dan beban yang terkait dalam periode yang sama
dinamakan sebagai konsep Penandingan (Macthing
Concept).
3.5.4. Objectivity Principle
Page 21
Teori Akuntansi
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan
langsng dengan Cost Principle (prinsip harga
perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya,
yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum,
pengguna laporan keuangan lebih memilih
menggunakan biaya historis karena memberikan
tolak ukur yang lebih dapat dipercaya
(Objektif). Harga perolehan akan memberikan
angka yang sama bagi siapapun juga orangnya yang
diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah
aktiva yang sama. Objectivity dianggap sebagai suatu
ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya
(keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.
3.5.5. Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa
ekonomi yang sejenis harus dicatat dan
dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu
period eke periode berikutnya.
Apabila sebuah perusahaan menerapkan
perlakuan akuntansi yang sama untuk kerjadian-
kejadian yang serupa dari periode ke periode,
Page 22
Teori Akuntansi
maka perusahaan tersebut dianggap konsisten
dalam menerapkan standar akuntansinya.
3.5.6. Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif
dan tidak menyesatkan, seluruh informasi yang
relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak
memihak, dapat dipahami, dan tepat waktu (full
Disclosure principle).
Prinsip pengungkapan penuh mengindikasikan
agar laporan keuangan dirancang dan disajikan
sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum)sebagai kumpulan gambaran dari
transaksi dan peristiwa ekonomi yang
memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan
berisi cukup informasi yang mudah dipahami serta
tidak membuat pemakai umum maupun investor dan
kreditur menjadi salah tafsir.
3.5.7. Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi
maka seluruh keugian tersebut akan langsung
diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi
ketika keuntungan terjadi maka keuntungan yang
belum terealisasi tidaklah akan diakui. prinsip
ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih
Page 23
Teori Akuntansi
metode akuntansi yang akan digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut
FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai
reaksi atau sikap kehati-hatian akuntan terhadap
ketidakpastian.
3.5.7. Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari
suatu item terhadap hasil operasi dan keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No.
4, secara jelas disebutkan bahwa laporan keuangan
hanya berisi informasi yang dianggap cukup penting
(material) dalam mempengaruhi penilaian dan
keputusan. Materialitas merupakan masalah
pertimbangan professional, dimana pos-pos tertentu
akan dianggap material jika informasi yang
terkandung didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan.
3.5.8. Uniformity Comparability Principle
Informasi tentang sebuah perusahaan akan
menjadi lebih berguna jika dapat diperbandingkan
dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain
pada periode waktu yang sama atau dengan informasi
serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu
yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan
Page 24
Teori Akuntansi
dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan
dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas
memungkinkan pemakai mengindentifikasikan persamaan
dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi
antar perusahaan.
Komparabilitas data akuntansi untuk
perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda
memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan
peristiwa yang sama diperlakukan dengan cara yang
sama dalam laporan keuangan dari perusahaan yang
berbeda pada periode waktu yang sama (memerlukan
keseragaman metode) dan untuk perusahaan
tertentu/perusahaan yang sama pada periode waktu
yang berbeda (memerlukan konsistensi).
3.6. Standar (Teknik) AkuntansiStandar atau teknik akuntansi adalah
peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip
dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar
perrlakuan catatan dan pelaporan terhadap semua transaksi
dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Page 25
Teori Akuntansi
Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam
penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya
standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan
aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan
melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun
financial perusahaan secara baku dan transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi,
peraturan dan prosedur yang telah disusun dan disahkan
oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada
saat tertentu.
Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar
akuntansi yang baku, yaitu :
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja, dan kegiatan perusahaan yang dapat dipercaya
kebenarannya dan memiliki daya banding,
2. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan
pekerjaannya secara hati-hati dan independen.
3. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai
informasi yang dianggap penting dalam menghitung pajak
penghasilan, peraturan tentang perusahaan, perencanaan
dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi
ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang
teori dan standar akuntansi.
Page 26
Teori Akuntansi
Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki
peranan yang besar dalam proses perumusan standar
akutansi, Belkaoli (1985) membaginya kedalam 3 fase
sebagai berikut :
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki
peranan yang besar dalam perumusan standar
akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari
bertambahnya investor dan peranannya yang besar
dalam mengembangkan perusahaan. Dengan adanya
pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen telah
menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar
pada manajemen untuk mengelola dan mengendalikan
perusahaan. Laporan keuangan disiapkan oleh
manajemen sebagai bentuk pertanggungjawabannya
kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam
memecahkan masalah akuntansi yang timbul adalah
lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori
akuntansi yang ada. Yang menjadi pusat perhatian
Page 27
Teori Akuntansi
manajemen pada saat itu adalah besarnya laba kena
pajak dan upaya untuk mengurangi pajak.
2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi
didominasi oleh profesi, dimana organisasi mulai
tumbuh dan berkembang dengan pusat. Dalam periode
ini pula (tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya
dibentuk, dimana peran utamanya adalah mengatur
penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh
emiten kepada khalayak ramai (public). Atas desakan
SEC, pada tahun 1939, AICPA membentuk Committee on 51
Accounting Procedure (CAP).
Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting
Principles Board (APB). Tugas utama APB adalah
mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai
teknik akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang
tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan
yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi
dalam praktek akuntansi saat itu.
Dalam periode ini. Asosiasi dan organisasi
profesi masih belum yakin terhadap kerangka teori
yang ada, dimana kekuatan atau otoritasnya juga
tidak jelas. Oleh sebab itu, banyak sekali
Page 28
Teori Akuntansi
alternatef yang timbul, yang pada akhirnya
menciptakan fleksibilitas dalam penerapan standar
akuntansi.
3. Fase Politisasi (1973- Sekarang)
Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan
manajemen dan profesi telah menimbulkan
kecenderungan pada lahirnya periode yang bersifat
deduktid dan politisasi (adanya keikutsertaan
pemerintah) dalam perumusan standar akuntansi. Pada
fase ini, FASB untuk pertama kalinya dibentuk, yang
merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis,
akademisi, dan lembaga formal.
FASB merupakan organisasi sector swasta yang
bertanggungjawab dalam pembentukan standar akuntansi
di Amerika saat ini.
Page 29