STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

26
PSAP nomor 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN PSAP nomor 10 KOREKSI KESALAHAN,PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Oleh: Dwi Fany Wichaksana Miswar Rohansyah A S D A R FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Transcript of STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PSAP nomor 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN

PSAP nomor 10KOREKSI KESALAHAN,PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Oleh:

Dwi Fany Wichaksana

Miswar Rohansyah

A S D A R

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

PSAP nomor 09 TENTANG AKUNTANSI KEWAJIBAN

Tujuan 1. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuanakuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilaitercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan terhadapkewajiban tersebut. Ruang lingkup 2. Pernyataan Standar ini diterapkan untuk seluruh unit pemerintahanyang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengaturtentang perlakuan akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran,penyajian, dan pengungkapan yang diperlukan.3. Pernyataan Standar ini mengatur:

a) Akuntansi Kewajiban Pemerintah termasuk kewajiban jangkapendek dan kewajiban jangka panjang yang ditimbulkan dariUtang Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri.

b) Perlakuan akuntansi untuk transaksi pinjaman dalam mata uangasing.

c) Perlakuan akuntansi untuk transaksi yang timbul darirestrukturisasi pinjaman.

d) Perlakuan akuntansi untuk biaya yang timbul dari utangpemerintah.

e) Huruf (b), (c), dan (d) diatas berlaku sepanjang belum adapengaturan khusus dalam pernyataan tersendiri mengenai hal-haltersebut.

4. Pernyataan Standar ini tidak mengatur: a) Akuntansi Kewajiban Diestimasi dan Kewajiban Kontinjensi. b) Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. c) Transaksi dalam mata uang asing yang timbul atas transaksi

selain dari transaksi pinjaman yang didenominasi dalam suatumata uang asing

d) Huruf (a) dan (b) diatur dalam pernyataan standar tersendiri.DEFENISI

5. Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam PernyataanStandar dengan pengertian: Amortisasi adalah alokasi sistematis daripremium atau diskonto selama umur utang pemerintah. Aset Tertentu yangmemenuhi syarat (Qualifying Asset), selanjutnya disebut AsetTertentu adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agarsiap untuk dipergunakan atau dijual sesuai dengan tujuannya. Biaya Pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang harus ditanggungoleh pemerintah sehubungan dengan peminjaman dana. Debitur adalah pihak yang menerima utang dari kreditur.Diskonto adalah jumlah selisih kurang antara nilai kini kewajiban(present value) dengan nilai jatuh tempo kewajiban (maturity value)karena tingkat bunga nominal lebih rendah dari tingkat bungaefektif. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu ataulebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban berupalaporan keuangan.Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yangpenyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomipemerintah. Kreditur adalah pihak yang memberikan utang kepada debitur. Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belumpasti. Kewajiban kontinjensi adalah:

a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dankeberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidakterjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yangtidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas; atau

b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapitidak diakui karena:

1. tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) suatuentitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaatekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

2. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secaraandal.

Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Metode garis lurus adalah metode alokasi premium atau diskonto denganjumlah yang sama sepanjang periode sekuritas utang pemerintah. Nilai nominal adalah nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kalitransaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat

utang pemerintah. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksipembayaran, perubahan penilaian dikarenakan perubahan kurs valutaasing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar,diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajibantersebut. Nilai tercatat (carrying amount) kewajiban adalah nilai buku kewajibanyang dihitung dari nilai nominal setelah dikurangi atau ditambahdiskonto atau premium yang belum diamortisasi. Obligasi Negara adalah Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebihdari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan/atau dengan pembayaranbunga secara diskonto. Perhitungan Fihak Ketiga, selanjutnya disebut PFK, merupakan utangpemerintah kepada pihak lain yang disebabkan kedudukan pemerintahsebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya, seperti Pajak Penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes,Taspen, danTaperum.Premium adalah jumlah selisih lebih antara nilai kini kewajiban(present value) dengan nilai jatuh tempo kewajiban (maturity value)karena tingkat bunga nominal lebih tinggi dari tingkat bungaefektif.Restrukturisasi Utang adalah kesepakatan antara kreditur dan debituruntuk memodifikasi syarat-syarat perjanjian utang dengan atau tanpapengurangan jumlah utang, dalam bentuk: (a) Pembiayaan kembali yaitu mengganti utang lama termasuk tunggakandengan utang baru; atau (b) Penjadwalan ulang atau modifikasi persyaratan utang yaitumengubah persyaratan dan kondisi kontrak perjanjian yang ada.Penjadwalan utang dapat berbentuk: (1) Perubahan jadwal pembayaran,(2) Penambahan masa tenggang, atau (3) Menjadwalkan kembali rencanapembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo dan/atau tertunggak. Sekuritas utang pemerintah adalah surat berharga berupa surat pengakuanutang oleh pemerintah yang dapat diperjualbelikan dan mempunyainilai jatuh tempo atau nilai pelunasan pada saatditerbitkan,misalnya Surat Utang Negara (SUN). Surat Perbendaharaan Negara adalah Surat Utang Negara yang berjangkawaktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bungasecara diskonto. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuanutang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin

pembayaran pokok utang dan bunganya oleh Negara Republik Indonesia,sesuai dengan masa berlakunya.Tunggakan adalah jumlah kewajiban terutang karena ketidakmampuanentitas membayar pokok utang dan/atau bunganya sesuai jadwal

UMUM6. Karakterisitik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyaikewajiban sampai saat ini yang dalam penyelesaiannyamengakibatkanpengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. 7. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugasatau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam kontekspemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumbepembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitaspemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintahjuga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja padapemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajibantunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dariwajib pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, ataukewajiban dengan pemberi jasa lainnya. 8. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagaikonsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

KLASIFIKASI KEWAJIBAN9. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban yangmencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalamwaktu 12 (dua belas) bulan dan lebih dari 12 (dua belas) bulansetelah tanggal pelaporan. 10. Informasi tentang tanggal jatuh tempo kewajiban keuanganbermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitaspelaporan. Informasi tentang tanggal penyelesaian kewajiban sepertiutang ke pihak ketiga dan utang bunga juga bermanfaat untukmengetahui kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangkapendek atau jangka panjang. 11. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangkapendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulansetelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

12. Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yangsama seperti aset lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek, sepertiutang transfer pemerintah atau utang kepada pegawai merupakan suatubagian yang akan menyerap aset lancar dalam tahun pelaporanberikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yangjatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggalpelaporan. Misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihakketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan bagian lancarutang jangka panjang. 14. Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajibanjangka panjangnya, meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan akandiselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggalpelaporan jika: (a) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebihdari 12 (dua belas) bulan; dan (b) entitas bermaksud untukmendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangkapanjang; dan (c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatuperjanjian pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalankembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum laporankeuangan disetujui. 15. Jumlah setiap kewajiban yang dikeluarkan dari kewajiban jangkapendek sesuai dengan paragraf di atas, bersama-sama denganinformasi yang mendukung penyajian ini, diungkapkan dalam Catatanatas Laporan Keuangan. 16. Beberapa kewajiban yang jatuh tempo untuk dilunasi pada tahunberikutnya mungkin diharapkan dapat didanai kembali (refinancing)atau digulirkan (roll over) berdasarkan kebijakan entitas pelaporandan diharapkan tidak akan segera menyerap dana entitas. Kewajibanyang demikian dipertimbangkan untuk menjadi suatu bagian daripembiayaan jangka panjang dan diklasifikasikan sebagai kewajibanjangka panjang. Namun dalam situasi di mana kebijakan pendanaankembali tidak berada pada entitas (seperti dalam kasus tidak adanyapersetujuan pendanaan kembali), pendanaan kembali ini tidak dapatdipertimbangkan secara otomatis dan kewajiban ini diklasifikasikansebagai pos jangka pendek kecuali penyelesaian atas perjanjianpendanaan kembali sebelum persetujuan laporan keuangan membuktikanbahwa substansi kewajiban pada tanggal pelaporan adalah jangkapanjang.17. Beberapa perjanjian pinjaman menyertakan persyaratan tertentu(covenant) yang menyebabkan kewajiban jangka panjang menjadikewajiban jangka pendek (payable on demand) jika persyaratan

tertentu yang terkait dengan posisi keuangan peminjam dilanggar.Dalam keadaan demikian, kewajiban dapat diklasifikasikan sebagaikewajiban jangka panjang hanya jika: (a) pemberi pinjaman telahmenyetujui untuk tidak meminta pelunasan sebagai konsekuensi adanyapelanggaran, dan (b) terdapat jaminan bahwa tidak akan terjadipelanggaran berikutnya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelahtanggal pelaporan.

PENGAKUAN KEWAJIBAN18. Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan kewajibanyang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber dayaekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikankewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajibantersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur denganandal.19. Keberadaan peristiwa masa lalu (dalam hal ini meliputitransaksi) sangat penting dalam pengakuan kewajiban. Suatu peristiwaadalah terjadinya suatu konsekuensi keuangan terhadap suatu entitas.Suatu peristiwa mungkin dapat berupa suatu kejadian internal dalamsuatu entitas seperti perubahan bahan baku menjadi suatu produk,ataupun dapat berupa kejadian eksternal yang melibatkan interaksiantara suatu entitas dengan lingkungannya seperti transaksi denganentitas lain, bencana alam, pencurian, perusakan, kerusakan karenaketidaksengajaan. 20. Suatu transaksi melibatkan transfer sesuatu yang mempunyainilai. Transaksi mungkin berupa transaksi dengan pertukaran dantanpa pertukaran. Pembedaan antara transaksi dengan pertukaran dantanpa pertukaran sangat penting untuk menentukan titik pengakuankewajiban. 21. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau padasaat kewajiban timbul22. Kewajiban dapat timbul dari: (a) transaksi dengan pertukaran(exchange transactions); (b) transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), sesuai hukum yang berlaku dan kebijakanyang diterapkan belum lunas dibayar sampai dengan saat tanggalpelaporan; (c) kejadian yang berkaitan dengan pemerintah(government-related events); (d) kejadian yang diakui pemerintah(government-acknowledged events). 23. Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing- masingpihak dalam transaksi tersebut mengorbankan dan menerima suatu

nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal balik atas sumberdaya atau janji untuk menyediakan sumber daya. Dalam transaksidengan pertukaran, kewajiban diakui ketika satu pihak menerimabarang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan uang atausumber daya lain di masa depan. 24. Satu contoh dari transaksi dengan pertukaran adalah saatpegawai pemerintah memberikan jasa sebagai penukar/ganti darikompensasi yang diperolehnya yang terdiri dari gaji dan manfaatpegawai lainnya. Suatu transaksi pertukaran timbul karena keduabelah pihak (pemberi kerja dan penerima kerja) menerima danmengorbankan suatu nilai. Kewajiban kompensasi meliputi gaji yangbelum dibayar dan jasa telah diserahkan dan biaya manfaat pegawailainnya yang berhubungan dengan jasa periode berjalan. 25. Suatu transaksi tanpa pertukaran timbul ketika satu pihak dalamsuatu transaksi menerima nilai tanpa secara langsung memberikanatau menjanjikan nilai sebagai gantinya. Hanya ada satu arah arussumber daya atau janji. Untuk transaksi tanpa pertukaran, suatukewajiban harus diakui atas jumlah terutang yang belum dibayar padatanggal pelaporan. 26. Beberapa jenis hibah dan program bantuan umum dan khusus kepadaentitas pelaporan lainnya merupakan transaksi tanpa pertukaran.Ketika pemerintah pusat membuat program pemindahan kepemilikan ataumemberikan hibah atau mengalokasikan dananya ke pemerintah daerah,persyaratan pembayaran ditentukan oleh peraturan dan hukum yang adadan bukan melalui transaksi dengan pertukaran. 27. Kejadian yang berkaitan dengan Pemerintah adalah kejadian yangtidak didasari transaksi namun berdasarkan adanya interaksi antarapemerintah dan lingkungannya. Kejadian tersebut mungkin berada diluar kendali pemerintah. Secara umum suatu kewajiban diakui, dalamhubungannya dengan kejadian yang berkaitan dengan Pemerintah,dengan basis yang sama dengan kejadian yang timbul dari transaksidengan pertukaran. 28. Pada saat pemerintah secara tidak sengaja menyebabkan kerusakanpada kepemilikan pribadi maka kejadian tersebut menciptakankewajiban saat timbulnya kejadian tersebut sepanjang hukum yangberlaku dan kebijakan yang ada memungkinkan bahwa pemerintah akanmembayar kerusakan dan sepanjang jumlah pembayarannya dapatdiestimasi dengan andal. Contoh kejadian ini adalah kerusakan taksengaja terhadap kepemilikan pribadi yang disebabkan pelaksanaankegiatan yang dilakukan pemerintah.

29. Kejadian yang diakui Pemerintah adalah kejadian-kejadian yangtidak didasarkan pada transaksi namun kejadian tersebut mempunyaikonsekuensi keuangan bagi pemerintah karena pemerintah memutuskanuntuk merespon kejadian tersebut. Pemerintah mempunyai tanggungjawab luas untuk menyediakan kesejahteraan publik. Untuk itu,Pemerintah sering diasumsikan bertanggung jawab terhadap satukejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam peraturan formal yangada. Konsekuensinya, biaya yang timbul dari berbagai kejadian,yang disebabkan oleh entitas nonpemerintah dan bencana alam, padaakhirnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun biaya- biayatersebut belum dapat memenuhi definisi kewajiban sampai pemerintahsecara formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuanganpemerintah atas biaya yang timbul sehubungan dengan kejadiantersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atautanpa pertukaran. 30. Dengan kata lain pemerintah seharusnyamengakui kewajiban dan biaya untuk kondisi pada paragraf 29 ketikakeduanya memenuhi dua kriteria berikut: (1) Badan Legislatif telahmenyetujui atau mengotorisasi sumber daya yang akan digunakan, (2)transaksi dengan pertukaran timbul (misalnya saat kontraktormelakukan perbaikan) atau jumlah transaksi tanpa pertukaran belumdibayar pada tanggal pelaporan (misalnya pembayaran langsung kekorban bencana). 31. Contoh berikut mengilustrasikan pengakuan kewajiban darikejadian yang diakui pemerintah. Suatu kerusakan akibat bencana alamdi kota-kota Indonesia dan DPR mengotorisasi pengeluaran untukmenanggulangi bencana tersebut. Kejadian ini merupakan konsekuensikeuangan dari pemerintah karena memutuskan untuk menyediakan bantuanbencana bagi kota-kota tersebut. Transaksi yang berhubungan denganhal tersebut, meliputi sumbangan pemerintah ke masing-masingindividu dan pekerjaan kontraktor yang dibayar oleh pemeritah,diakui sebagai transaksi dengan pertukaran atau tanpa pertukaran.Dalam kasus transaksi dengan pertukaran, jumlah terutang untukbarang dan jasa yang disediakan untuk pemerintah diakui saat barangdiserahkan atau pekerjaan diselesaikan. Dalam kasus transaksi tanpapertukaran, suatu kewajiban harus diakui sebesar jumlah terutangyang belum dibayar pada tanggal pelaporan. Kewajiban tersebutmeliputi jumlah tagihan ke pemerintah untuk membayar manfaat,barang atau jasa yang telah disediakan sesuai persyaratan programyang ada pada tanggal pelaporan pemerintah.

PENGUKURAN KEWAJIBAN32. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam matauang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentralpada tanggal neraca. 33. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajibanpemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung sepertinilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah. Aliranekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahanpenilaian dikarenakan perubahan kurs valuta asing, dan perubahanlainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan denganmenyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. 34. Penggunaan nilai nominal dalam menilai kewajiban mengikutikarakteristik dari masing-masing pos. Paragraf berikut menguraikanpenerapan nilai nominal untuk masing-masing pos kewajiban padalaporan keuangan.

UTANG KEPADA PIHAK KETIGA35. Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barangdalam perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah harusmengakui kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barangtersebut 36. Bila kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuaidengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian denganpemerintah, jumlah yang dicatat harus berdasarkan realisasi fisikkemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara kemajuan pekerjaan.37. Jumlah kewajiban yang disebabkan transaksi antar unitpemerintahan harus dipisahkan dengan kewajiban kepada unitnonpemerintahan.

UTANG BUNGA38. Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biayabunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapatberasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri.Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakuipada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajibanyang berkaitan. 39. Pengukuran dan penyajian utang bunga di atas juga berlakuuntuk sekuritas pemerintah yang diterbitkan pemerintah pusat dalambentuk Surat Utang Negara (SUN) dan yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah (provinsi, kota, dan kabupaten) dalam bentuk dansubstansi yang sama dengan SUN.

UTANG PERHITUNGAN PIHAK KETIGA40. Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupaPFK yang belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat padalaporan keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan. 41. Jumlah pungutan/potongan PFK yang dilakukan pemerintah harusdiserahkan kepada pihak lain sejumlah yang sama dengan jumlah yangdipungut/dipotong. Pada akhir periode pelaporan biasanya masihterdapat saldo pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihaklain. Jumlah saldo pungutan/potongan tersebut harus dicatat padalaporan keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.

BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG42. Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagianlancar utang jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempodalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 43.Termasuk dalam kategori Bagian Lancar Utang Jangka Panjang adalahjumlah bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan harusdibayarkan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggalpelaporan.

KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA ( OTHER CURRENT LIABILITIES ) 44. Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang tidaktermasuk dalam kategori yang ada. Termasuk dalam kewajiban lancarlainnya tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saatlaporan keuangan disusun. Pengukuran untuk masing-masing itemdisesuaikan dengan karakteristik masing-masing pos tersebut,misalnya utang pembayaran gaji kepada pegawai dinilai berdasarkanjumlah gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa yang telahdiserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah penerimaanpembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa oleh pemerintahkepada pihak lain.

UTANG PEMERTINTAH YANG TIDAK DIPERJUAL BELIKAN DAN DIPERJUALBELIKAN45. Penilaian utang pemerintah disesuaikan dengan karakteristikutang tersebut yang dapat berbentuk: (a) Utang Pemerintah yang

tidak diperjualbelikan (Non-traded Debt) (b) Utang Pemerintah yangdiperjualbelikan (Traded Debt) Utang Pemerintah Yang Tidak Diperjualbelikan46. Nilai nominal atas utang pemerintah yang tidak diperjualbelikan(non-traded debt) merupakan kewajiban entitas kepada pemberi utangsebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur PSAP 09 - 10 dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggalpelaporan. 47. Contoh dari utang pemerintah yang tidak dapat diperjualbelikanadalah pinjaman bilateral, multilateral, dan lembaga keuanganinternational seperti IMF, World Bank, ADB dan lainnya. Bentukhukum dari pinjaman ini biasanya dalam bentuk perjanjian pinjaman(loan agreement). 48. Untuk utang pemerintah dengan tarif bunga tetap, penilaiandapat menggunakan skedul pembayaran (payment schedule) menggunakantarif bunga tetap. Untuk utang pemerintah dengan tarif bungavariabel, misalnya tarif bunga dihubungkan dengan satu instrumenkeuangan atau dengan satu indeks lainnya, penilaian utangpemerintah menggunakan prinsip yang sama dengan tarif bunga tetap,kecuali tarif bunganya diestimasikan secara wajar berdasarkan data-data sebelumnya dan observasi atas instrumen keuangan yang ada.

Utang Pemerintah yang Diperjualbelikan49. Akuntansi untuk utang pemerintah dalam bentuk yang dapatdiperjualbelikan seharusnya dapat mengidentifikasi jumlah sisakewajiban dari pemerintah pada suatu waktu tertentu besertabunganya untuk setiap periode akuntansi. Hal ini membutuhkanpenilaian awal sekuritas pada harga jual atau hasil penjualan, danpenilaian pada saat jatuh tempo atas jumlah yang akan dibayarkan kepemegangnya dan pada periode diantaranya untuk menggambarkan secarawajar kewajiban pemerintah. 50. Utang pemerintah yang dapat diperjualbelikan biasanya dalambentuk sekuritas utang pemerintah (government debt securities) yangdapat memuat ketentuan mengenai nilai utang pada saat jatuh tempo.51. Jenis sekuritas utang pemerintah harus dinilai sebesar nilaipari (original face value) dengan memperhitungkan diskonto ataupremium yang belum diamortisasi. Sekuritas utang pemerintah yangdijual sebesar nilai pari (face) tanpa diskonto ataupun premiumharus dinilai sebesar nilai pari (face). Sekuritas yang dijualdengan harga diskonto akan bertambah nilainya selama periode

penjualan dan jatuh tempo; sedangkan sekuritas yang dijual denganharga premium nilainya akan berkurang. 52. Sekuritas utang pemerintah yang mempunyai nilai pada saat jatuhtempo atau pelunasan, misalnya Surat Utang Negara (SUN) baik dalambentuk Surat Perbendaharaan Negara maupun Obligasi Negara, harusdinilai berdasarkan nilai yang harus dibayarkan pada saat jatuhtempo (face value) bila dijual dengan nilai pari. Bila pada saattransaksi awal, instrumen pinjaman pemerintah yang dapatdiperjualbelikan tersebut dijual di atas atau di bawah pari, makapenilaian selanjutnya memperhitungkan amortisasi atas diskonto ataupremium yang ada. 53. Amortisasi atas diskonto atau premium dapat menggunakan metodegaris lurus. Perubahan valta Asing54. Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat denganmenggunakan kurs tengah bank sentral saat terjadinya transaksi. 55. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebutkurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yangmendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, misalnya rata-rata kurs tengah bank sentral selama seminggu atau sebulandigunakan untuk seluruh transaksi pada periode tersebut. Namun,jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-ratauntuk suatu periode tidak dapat diandalkan. 56. Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter dalam matauang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakankurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. 57. Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang asingantara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagaikenaikan atau penurunan ekuitas dana periode berjalan. 58. Konsekuensi atas pencatatan dan pelaporan kewajiban dalam matauang asing akan mempengaruhi pos pada Neraca untuk kewajiban yangberhubungan dan ekuitas dana pada entitas pelaporan. 59. Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dandiselesaikan dalam periode yang sama, maka seluruh selisih kurstersebut diakui pada periode tersebut. Namun jika timbul dandiselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periodeakuntansi yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui untuksetiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kursuntuk masing-masing periode.

PENYELESAIAN KEWAJIBAN SEBELUM JATUH TEMPO 60. Untuk sekuritas utang pemerintah yang diselesaikan sebelumjatuh tempo karena adanya fitur untuk ditarik oleh penerbit (callfeature) dari sekuritas tersebut atau karena memenuhi persyaratanuntuk penyelesaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaanantara harga perolehan kembali dan nilai tercatat netonya harusdiungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian daripos kewajiban yang berkaitan. 61. Apabila harga perolehan kembali adalah sama dengan nilaitercatat (carrying value) maka penyelesaian kewajiban sebelum jatuhtempo dianggap sebagai penyelesaian utang secara normal, yaitudengan menyesuaikan jumlah kewajiban dan ekuitas dana yangberhubungan. 62. Apabila harga perolehan kembali tidak sama dengan nilaitercatat (carrying value) maka, selain penyesuaian jumlah kewajibandan ekuitas dana yang terkait, jumlah perbedaan yang ada jugadiungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

TUNGGAKAN63. Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalambentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atasLaporan Keuangan sebagai bagian pengungkapan kewajiban. 64.Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuhtempo namun pemerintah tidak mampu untuk membayar jumlah pokokdan/atau bunganya sesuai jadwal. Beberapa jenis utang pemerintahmungkin mempunyai saat jatuh tempo sesuai jadwal pada satu tanggalatau serial tanggal saat debitur diwajibkan untuk melakukanpembayaran kepada kreditur. 65. Praktik akuntansi biasanya tidak memisahkan jumlah tunggakandari jumlah utang yang terkait dalam lembar muka (face) laporankeuangan. Namun informasi tunggakan pemerintah menjadi salah satuinformasi yang menarik perhatian pembaca laporan keuangan sebagaibahan analisis kebijakan dan solvabilitas satu entitas. 66. Untuk keperluan tersebut, informasi tunggakan harus diungkapkandidalam Catatan atas Laporan Keuangan dalam bentuk Daftar UmurUtang.

REKONSTRUKSI UTANG

67. Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratanutang, debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secaraprospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak bolehmengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecualijika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masadepan yang ditetapkan dengan persyaratan baru. Informasirestrukturisasi ini harus diungkapkan pada Catatan atas LaporanKeuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajiban yangterkait. 68. Jumlah bunga harus dihitung dengan menggunakan tingkat bungaefektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat utang pada awalsetiap periode antara saat restrukturisasi sampai dengan saat jatuhtempo. Tingkat bunga efektif yang baru adalah sebesar tingkatdiskonto yang dapat menyamakan nilai tunai jumlah pembayaran kasmasa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru (tidaktemasuk utang kontinjen) dengan nilai tercatat. Berdasarkan tingkatbunga efektif yang baru akan dapat menghasilkan jadwal pembayaranyang baru dimulai dari saat restrukturisasi sampai dengan jatuhtempo. 69. Informasi mengenai tingkat bunga efektif yang lama dan yangbaru harus disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan . 70. Jika jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkandalam persyaratan baru utang termasuk pembayaran untuk bunga maupununtuk pokok utang lebih rendah dari nilai tercatat, maka debiturharus mengurangi nilai tercatat utang ke jumlah yang sama denganjumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalampersyaratan baru. Hal tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atasLaporan Keuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajibanyang berkaitan. 71. Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang sebagaiakibat dari restrukturisasi utang yang menyangkut pembayaran kasmasa depan yang tidak dapat ditentukan, selama pembayaran kas masadepan maksimum tidak melebihi nilai tercatat utang. 72. Jumlah bunga atau pokok utang menurut persyaratan baru dapatmerupakan kontinjen, tergantung peristiwa atau keadaan tertentu.Sebagai contoh, debitur mungkin dituntut untuk membayar jumlahtertentu jika kondisi keuangannya membaik sampai tingkat tertentudalam periode tertentu. Untuk menentukan jumlah tersebut maka harusmengikuti prinsip- prinsip yang diatur pada akuntansi kontinjensi

yang tidak diatur dalam pernyataan ini. Prinsip yang sama berlakuuntuk pembayaran kas masa depan yang seringkali harus diestimasi. P Pe en ng gh ha ap pu us sa an n U Ut ta an ng g 73. Penghapusan utang adalah pembatalan secara sukarela tagihanoleh kreditur kepada debitur, baik sebagian maupun seluruhnya,jumlah utang debitur dalam bentuk perjanjian formal diantarakeduanya. 74. Atas penghapusan utang mungkin diselesaikan oleh debitur kekreditur melalui penyerahan aset kas maupun nonkas dengan nilaiutang di bawah nilai tercatatnya. 75. Jika penyelesaian satu utang yang nilai penyelesaiannya dibawah nilai tercatatnya dilakukan dengan aset kas, maka ketentuanpada paragraf 70 berlaku. 76. Jika penyelesaian suatu utang yang nilai penyelesaiannya dibawah nilai tercatatnya dilakukan dengan aset nonkas maka entitassebagai debitur harus melakukan penilaian kembali atas aset nonkasdahulu ke nilai wajarnya dan kemudian menerapkan paragraf 70, sertamengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagiandari pos kewajiban dan aset nonkas yang berhubungan. 77. Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan harusmengungkapkan jumlah perbedaan yang timbul sebagai akibatrestrukturisasi kewajiban tersebut yang merupakan selisih lebihantara: (a) Nilai tercatat utang yang diselesaikan (jumlah nominaldikurangi atau ditambah dengan bunga terutang dan premi, diskonto,biaya keuangan atau biaya penerbitan yang belum diamortisasi),dengan (b) Nilai wajar aset yang dialihkan ke kreditur. 78. Penilaian kembali aset pada paragraf 76 akan menghasilkanperbedaan antara nilai wajar dan nilai aset yang dialihkan kepadakreditur untuk penyelesaian utang. Perbedaan tersebut harusdiungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

BIAYA-BIAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH79. Biaya-biaya yang berhubungan dengan utang pemerintah adalahbiaya bunga dan biaya lainnya yang timbul dalam kaitan denganpeminjaman dana. Biaya-biaya dimaksud meliputi: (a) Bunga ataspenggunaan dana pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun jangkapanjang; (b) Amortisasi diskonto atau premium yang terkait denganpinjaman, (c) Amortisasi biaya yang terkait dengan perolehanpinjaman seperti biaya konsultan, ahli hukum, commitment fee, dansebagainya . (d) Perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata

uang asing sejauh hal tersebut diperlakukan sebagai penyesuaianatas biaya bunga. 80. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan denganperolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset)harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan asettertentu tersebut. 81. Apabila bunga pinjaman dapat diatribusikan secara langsungdengan aset tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harusdikapitalisasi terhadap aset tertentu tersebut. Apabila biayapinjaman terebut tidak dapat diatribusikan secara langsung denganaset tertentu, maka kapitalisasi biaya pinjaman ditentukanberdasarkan penjelasan pada paragraf 82. 82. Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanyahubungan langsung antara pinjaman tertentu dengan perolehan suatuaset tertentu dan untuk menentukan bahwa pinjaman tertentu tidakperlu ada apabila perolehan aset tertentu tidak terjadi. Misalnya,apabila terjadi sentralisasi pendanaan lebih dari satukegiatan/proyek pemerintah. Kesulitan juga dapat terjadi bila suatuentitas menggunakan beberapa jenis sumber pembiayaan dengan tingkatbunga yang berbeda-beda. Dalam hal ini, sulit untuk menentukanjumlah biaya pinjaman yang dapat secara langsung diatribusikan,sehingga diperlukan pertimbangan profesional (professionaljudgement) untuk menentukan hal tersebut. 83. Apabila suatu dana dari pinjaman yang tidak secara khususdigunakan untuk perolehan aset maka biaya pinjaman yang harusdikapitalisasi ke aset tertentu harus dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya seluruh asettertentu yang berkaitan selama periode pelaporan.

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 84. Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentukdaftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baikkepada pemakainya. 85. Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi- informasi yangharus disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah: (a)Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yangdiklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman; (b) Jumlah saldokewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utangpemerintah dan jatuh temponya; (c) Bunga pinjaman yang terutangpada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku; (d)

Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuhtempo; (e) Perjanjian restrukturisasi utang meliputi: (1)Pengurangan pinjaman; (2) Modifikasi persyaratan utang; (3)Pengurangan tingkat bunga pinjaman; (4) Pengunduran jatuh tempo pinjaman; (5) Pengurangan nilai jatuhtempo pinjaman; dan (6) Pengurangan jumlah bunga terutang sampaidengan periode pelaporan. (f) Jumlah tunggakan pinjaman yangdisajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur. (g)Biaya pinjaman: (1) Perlakuan biaya pinjaman; (2) Jumlah biayapinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan; dan(3) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.

TANGGAL EFEKTIF 86. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini berlaku efektifuntuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaranmulai Tahun Anggaran 2005.

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Pernyataan no. 10KOREKSI KESALAHAN,PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DANOPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

TUJUAN Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuanakuntansi atas koreksi kesalahan akuntansi dan pelaporan laporankeuangan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasiakuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan. RUANG LIGNKUP

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitasharus menerapkan Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruhkesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasiakuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam LaporanRealisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan ArusKas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalammenyusun laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan semuaentitas akuntansi, termasuk Badan Layanan Umum, yang berada di bawahpemerintah pusat/daerah. DEFINISI

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalamPernyataan Standar dengan pengertian: Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipakaioleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporankeuangan. Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidaksesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuanganperiode berjalan atau periode sebelumnya. Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yangtersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yangseharusnya. Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksitertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi,program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapatdihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yanglain. Perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yangmendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru,pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,atau perkembangan lain. Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar mukalaporan keuangan. KOREKSI KESALAHAN

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu ataubeberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periodeberjalan. Kesalahan mungkin timbul karena keterlambatan penyampaianbukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitunganaritmatik, kesalahan penerapan standar dan kebijakan akuntansi,kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian. Dalamsituasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagisatu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehinggalaporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.

Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksiyang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan denganmenyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo ekuitas. Koreksiyang berpengaruh material pada periode berikutnya harus diungkapkanpada catatan atas laporan keuangan. Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua)jenis:

(a) Kesalahan tidak berulang; (b) Kesalahan berulang dan sistemik.

Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akanterjadi kembali, dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

(a) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periodeberjalan;

(b) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periodesebelumnya. Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkansifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yangdiperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalahpenerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehinggaperlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajibpajak. Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui. Koreksikesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan,baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukandengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periodeberjalan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupunakun pendapatan-LO atau akun beban. Koreksi kesalahan yang tidakberulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya danmempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebutbelum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yangbersangkutan, baik pada akun pendapatan- 20 LRA atau akun belanja,maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehinggamengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yangterjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah posisi kas,apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain–LRA.

Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan pembetulanpada akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan belanja:

a) yang menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawaitahun lalu karena salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksidengan menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain-LRA.

b) yang menambah saldo kas terkait belanja modal yangmenghasilkan aset, yaitu belanja modal yang di-mark-up dansetelah dilakukan pemeriksaan kelebihan belanja tersebut harusdikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas danmenambah akun pendapatan lain-lain-LRA.

c) yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi belanjapegawai tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksi denganmengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldokas.

d) yang mengurangi saldo kas terkait belanja modal yangmenghasilkan aset, yaitu belanja modal tahun lalu yang belumdicatat, dikoreksi dengan 2 mengurangi akun Saldo AnggaranLebih dan mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidakberulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambahmaupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periodetersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akunkas dan akun 7 aset bersangkutan. Contoh koreksi kesalahan untuk perolehan aset selain kas:

yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kasyaitu pengadaan aset tetap yang di-mark-up dan setelahdilakukan pemeriksaan kelebihan nilai aset tersebut harusdikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas danmengurangi akun terkait dalam pos aset tetap.

yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kasyaitu pengadaan aset tetap tahun lalu belum dilaporkan,dikoreksi dengan menambah akun terkait dalam pos aset tetapdan mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehinggamengakibatkan pengurangan beban, yang terjadi pada periode-periodesebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara

material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periodetersebut 20 sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatanlain-lain-LO. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukandengan pembetulan pada akun ekuitas.Contoh koreksi kesalahan beban:

yang menambah saldo kas yaitu pengembalian beban pegawai tahunlalu karena salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksi denganmenambah saldo kas dan menambah pendapatan lain-lain-LO.

yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi bebanpegawai tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksi denganmengurangi akun beban lain lain-LO dan mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yang tidakberulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambahmaupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periodetersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akunkas dan akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan pendapatan-LRA:

yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian labaperusahaan 3negara yang belum masuk ke kas Negara dikoreksidengan menambah akun kas dan menambah akun Saldo AnggaranLebih.

yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan danaalokasi umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat,dikoreksi oleh: (1) pemerintah yang menerima transfer denganmengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldokas. (2) pemerintah pusat dengan menambah akun saldo kas danmenambah Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LO yang tidakberulang yang terjadi pada periode periode sebelumnya dan menambahmaupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periodetersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akunkas dan akun ekuitas. Contoh koreksi kesalahan pendapatan-LO:

yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian labaperusahaan negara yang belum masuk ke kas negara dikoreksidengan menambah akun kas dan menambah akun ekuitas.

yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan danaalokasi umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat

dikoreksi oleh: (1) pemerintah yang menerima transfer denganmengurangi akun Ekuitas dan mengurangi saldo kas. (2)pemerintah pusat dengan menambah akun saldo kas dan menambahEkuitas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaanyang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnyadan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuanganperiode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulanpada akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan terkait penerimaan pembiayaan:

yang menambah saldo kas yaitu Pemerintah Pusat menerimasetoran kekurangan pembayaran cicilan pokok pinjaman tahunlalu dari Pemda A, dikoreksi oleh Pemerintah pusat denganmenambah saldo kas dan menambah akun Saldo Anggaran Lebih.

yang mengurangi saldo kas terkait penerimaan pembiayaan, yaitupemerintah pusat mengembalikan kelebihan setoran cicilan pokokpinjaman tahun lalu dari Pemda A dikoreksi dengan mengurangiakun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.

Contoh koreksi kesalahan terkait pengeluaran pembiayaan: yang menambah saldo kas yaitu kelebihan pembayaran suatu

angsuran utang jangka panjang sehingga terdapat pengembalianpengeluaran angsuran, dikoreksi dengan menambah saldo kas danmenambah akun Saldo Anggaran Lebih.

yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatuangsuran utang tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksidengan mengurangi saldo kas dan mengurangi akun Saldo AnggaranLebih.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajibanyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupunmengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebutsudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas danakun kewajiban bersangkutan . Contoh koreksi kesalahan terkaitpencatatan kewajiban:

yang menambah saldo kas yaitu adanya penerimaan kas karenadikembalikannya kelebihan pembayaran angsuran suatu kewajibandikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akunkewajiban terkait.

yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatuangsuran kewajiban yang seharusnya dibayarkan tahun laludikoreksi dengan menambah akun kewajiban terkait danmengurangi saldo kas.

Laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila sudahditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah.

Koreksi kesalahan sebagaimana dimaksud tersebut di atas tidakberpengaruh terhadap pagu anggaran atau belanja entitas yangbersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi kesalahan. Koreksikesalahan sebagaimana dimaksud pada paragraf tersebut di atas tidakberpengaruh terhadap beban entitas yang bersangkutan dalam periodedilakukannya koreksi kesalahan. Koreksi kesalahan tidak berulangyang terjadi pada periode- periode sebelumnya dan tidak mempengaruhiposisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periodetersebut diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neracaterkait pada periode kesalahan ditemukan. Contoh kesalahan yangtidak mempengaruhi posisi kas sebagaimana disebutkan pada paragrafadalah pengeluaran untuk pembelian peralatan dan mesin (kelompokaset tetap) dilaporkan sebagai jalan, irigasi, dan jaringan.Koreksi yang dilakukan hanyalah pada Neraca dengan mengurangi akunjalan, irigasi, dan jaringan dan menambah akun peralatan dan mesin.Pada Laporan Realisasi Anggaran tidak perlu dilakukan koreksi. Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud padaparagraf 10 tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saatterjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan pendapatandengan mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO yangbersangkutan. Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas dilaporkan dalam Laporan ArusKas tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan. Koreksikesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan

keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untukmengetahui kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, danarus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harusditerapkan secara konsisten pada setiap periode. Perubahan didalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagaiakibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,

metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakanakuntansi. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabilapenerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan olehperaturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yangberlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akanmenghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajianlaporan keuangan entitas.

Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagaiberikut:

adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadianyang secara substansi berbeda dari peristiwa atau kejadiansebelumnya; dan

adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atautransaksi yang sebelumnya tidak ada atau yang tidakmaterial.

Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatuperubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebutharus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkanpersyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi. Perubahankebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitasdan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansiperlu disesuaikan antara lain dengan pola penggunaan, tujuanpenggunaan aset dan kondisi lingkungan entitas yang berubah.

Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikanpada Laporan Operasional pada periode perubahan dan periodeelanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahanestimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahunperubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetaptersebut.

Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akandatang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabilatidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkanpengaruh perubahan itu.

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintahdihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program,proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut dihentikan.Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan, misalnyahakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggalefektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahunberjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampaksosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajibanterkait pada penghentian apabila ada—harus diungkapkan pada Catatanatas Laporan Keuangan.

Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatusegmen yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuanganwalaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian,operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan. Pendapatandan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi ituberjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitasmembuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahapatau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah danlain-lain.

Bukan merupakan penghentian operasi apabila : Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara

evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand(permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot,pergantian kebutuhan lain.

Fungsi tersebut tetap ada. Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,

selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program,proyek, kegiatan ke wilayah lain.

Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah,menghemat biaya, menjual sarana operasi tanpa menggangguoperasi tersebut.

TANGGAL EFEKTIF Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku

efektif untuk laporan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaranmulai Tahun Anggaran 2010. Dalam hal entitas pelaporan belum dapatmenerapkan PSAP 14 ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAPBerbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelahTahun Anggaran 2010.