B11113071-MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA (HUKUM ADAT DALAM FILM BADIK TITIPAN AYAH)

11
MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA B11113071 Dosen Penanggungjawab : M.Ramli Rahim, S.H.,M.H. ULASAN FILM “BADIK TITIPAN AYAH” DALAM KAJIAN HUKUM ADAT

Transcript of B11113071-MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA (HUKUM ADAT DALAM FILM BADIK TITIPAN AYAH)

MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRAB11113071

• Dosen Penanggungjawab : M.Ramli Rahim, S.H.,M.H.

ULASAN FILM “BADIK TITIPAN AYAH” DALAM KAJIAN HUKUM

ADAT

ULASAN PEMAKALAH MENGENAI FILM “BADIK

TITIPAN AYAH”

KOMENTAR MENGENAI FILM “BADIK TITIPAN AYAH”

• Belum banyak pembuat film di Indonesia yang mengangkat budaya dan kearifan lokal ke atas layar.

• Dengan munculnya Badik Titipan Ayah ini, masyarakat Sulawesi Selatan pun kembali dapat melihat ‘wajahnya sendiri’ melalui sebuah film televisi.

• Diangkat sebuah aspek budaya Bugis Makassar yaitu mengenai Siri’ na Pacce’ dan hukum adat Silariang ke dalam Film ini.

• FTV Badik Titipan Ayah bagi saya dapat menjadi bahan diskusi menarik tentang tindakan “Annyala”, khususnya tentang Silariang dan bagaimana keluarga si gadis melakukan proses pencarian dan upaya membunuh keduanya (pasangan muda mudi yang lari tersebut) sebagai tindakan “pattongko siri” (penutup malu).

ALUR CERITA

POKOK CERITA “BADIK TITIPAN AYAH”• Diceritakan, putri tunggal Karaeng Tiro dan Karaeng Caya yaitu Andi Tenri memutuskan untuk silariang bersama kekasihnya Andi Firman yang telah menghamilinya.

• Mengetahui bahwa keluarganya telah dipakasiri’ (dipermalukan), Karaeng Tiro lalu meminta putra tunggalnya Andi Aso untuk menyelesaikan persoalan tersebut karena persoalan siri’ adalah persoalan adat, dan harus diselesaikan secara adat.

• Perasaan dilema melanda Andi Aso antara rasa sayang kepada adiknya dan upaya melaksanakan amanah tersirat sang ayahanda demi menegakkan kembali harga diri dan martabat keluarga. Ia didampingi oleh anak angkat Karaeng Tiro bernama Limpo sebagai Pallapi arona/ pelappisi barambonna/ ajudan.

• Beberapa waktu beselang Karaeng Tiro Wafat karena serangan jantung. Mendengar kabar bahwa ayahnya mennggal dunia Andi Tenri dan sang suami nekad membawa bayi mereka datang ke Bira.

• Andi Aso dan Daeng Limpo menyambut kedatangan mereka dengan amarah yang membara. Badik pun dihunus oleh Andi Aso “Ingat, badik yang sudah dikeluarkan dari sarungnya, pantang dimasukkan kembali sebelum melaksanakan tugasnya!,” tegas Daeng.

• Dengan wajah yang murung dan tetesan air mata. Karaeng Caya melerai konflik batin antar kedua anaknya beserta menantunya. Kemudian menghampiri jenazah suaminya sambil menggendong cucu pertamanya memohon agar kesalahan yang dilakukan oleh putri tunggal mereka.

• Pada akhirnya Limpo menghunuskan ujung badik di perutnya, sebagai tindakan karena ia tidak mampu mengemban tugas untuk memulihkan Siri’ yang menjadi aib bagi keluarga Karaeng Tiro.

ASPEK SOSIAL HUKUM ADATHUKUM ADAT SEBAGAI ASPEK KEBUDAYAAN

PERBUATAN ANNYALAAnnyala dalam bahasa Makassar berarti berbuat salah, sebuah pilihan salah yang diambil sepasang kekasih ketika cinta mereka tak mampu menembus tembok restu kedua pihak keluarga. Contoh perbuatannya :

• Silariang (Makassar : sama – sama lari) merupakan salah satu kebersalahan (Annyala) dalam “hubungan cinta kasih” yang terlarang dan dianggap aib besar dalam masyarakat.

• Selain Silariang, juga tindakan yang dianggap Annyala adalah “Nilariang” (makassar : dibawa lari) Nilariang yaitu suatu kondisi seorang gadis dibawa lari oleh kekasihnya karena tidak mendapat restu dari kedua belah pihak orang tuanya

• dan Erangkale (makassar : lari sendiri) yaitu suatu kondisi seorang gadis lari dari rumahnya karena tidak setuju atas pemuda yang dijodohkan untuknya.

PERBUATAN APPASIRIK Ketika si anak gadis menjatuhkan pilihan untuk annyala atau silariang maka seketika itu juga dia dianggap mencoreng muka keluarganya dan menjatuhkan harga diri keluarga besarnya atau disebut appasirik. Keluarga besar si gadis akan kehilangan muka di masyarakat.

Sementara si lelaki dan keluarganya yang membawa lari si anak gadis disebut tumasirik atau yang membuat malu.

Si gadis dan pasangan kawin larinya kemudian akan dianggap sebagai tumate attallasa, orang mati yang masih hidup. Mereka telah dianggap mati dan tidak akan dianggap sebagai keluarga lagi sebelum mabbajik atau datang memperbaiki hubungan.

PERBUATAN MABBAJIK • Bagi keluarga lingkar dalam si gadis, sebuah kewajiban kepada kaum lelaki untuk menegakkan harga diri keluarga sehingga di manapun dan kapanpun mereka melihat si lelaki pasangan silarinang itu maka wajib bagi mereka untuk melukainya dengan sebilah badik.

• Perkecualian diberikan apabila pasangan tersebut lari ke dalam pekarangan rumah imam kampung karena ada aturan yang menyatakan kalau mereka tak boleh diganggu ketika berada dalam perlindungan imam kampung.

• Imam juga yang akan menjadi perantara ketika pasangan silariang akan kembali ke keluarganya secara baik-baik atau disebut mabbajik

Sekian & Terima

Kasih...