B11113071 MUH. MUBARAK C P- HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT

15
MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA B11113071 Dosen Penanggungjawab : M.Ramli Rahim, S.H.,M.H. HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT OLEH

Transcript of B11113071 MUH. MUBARAK C P- HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT

MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRAB11113071

Dosen Penanggungjawab : M.Ramli Rahim, S.H.,M.H.

HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT

OLEH

Hak Ulayat

Yaitu hak yang dimiliki oleh suatu persekutuan hukum adat (sehingga sifatnya merupakan hak bersama) untuk menguasai seluruh tanah beserta segala isinya dalam lingkungan wilayah persekutuan tersebut.

Merupakan hak atas tanah yang tertinggi dalam hukum adat

Hak Ulayat Menurut Ahli

Van Vollenhoven

beschikkingsrecht

Prof. Djojodigoeno

hak purba

Prof. Soepomo

hak pertuanan

Prof. Hazairin

hak bersama

PEMAHAMAN MENGENAI TANAH ULAYATGbr. Persekutuan Hukum

Perbedaan tanah ulayat dan hak ulayat :1. Tanah ulayat adalah obyek tanah yang

dikuasai oleh masyarakat adat.2. Hak ulayat adalah hak yang timbul terhadap

tanah ulayat.

1. Hak Ulayat diakui negara dengan beberapa persya-ratan

2. Hak Ulayat mempunyai dua usur utama : • unsur kepunyaan/hak

menggunakan • unsur kewenangan

KEDUDUKAN HAK ULAYAT DALAM SISTEM PENGUASAAN ATAS TANAH (UUPA)

Persyaratan Hukum Adat : 1.Tidak bertentangan dengan kepentingan nasional/negara2.Tidak bertentangan dengan UUPA3.Tidak bertentangan dengan Undang - Undang

1. Pada dasarnya semua warga ulayat mempunyai kedua unsur hak ulayat

2. Karena tidak mungkin setiap warga ulayat melakukan pengurusan ulayat, maka dilimpahkan kepada Ketua Adat

3. Tidak ada hak perorangan

KRITERIA HAK ULAYAT YANG DIAKUI NEGARA (UUPA)

1. Terdapat sekelompok orang yang masih merasa terikat oleh tatanan hukum adatnya

2. Terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup warga adat untuk keperluan hidupnya sehari-hari

3. Terdapat Tatanan Hukum Adat yang berlaku dan ditaati oleh warga adat

Meskipun pemegang hak tertinggi adalah Negara dan Hak lain dilakukan sesuai dengan kepentingan negara, namun dalam pelaksanaanya harus ada harmonisasi antara kepentingan negara dan adat

Konsekuensi adanya Hak UlayatKe dalam persekutuan: Ke luar persekutuan:

Hanya persekutuan itu sendiri beserta para warganya yang berhak dengan bebas menggunakan tanah-tanah dalam wilayah persekutuan y.b.s

Orang dari luar persekutuan pada dasarnya tidak boleh menggunakan tanah milik persekutuan

Warga persekutuan hanya dapat memanfaatkan tanah untuk keperluan somah / keluarganya sendiri, tidak boleh untuk kepentingan orang lain

Orang luar persekutuan hanya dapat menggunakan tanah milik persekutuan setelah mendapat ijin dari kepala persekutuan

Ke dalam persekutuan: Ke luar persekutuan:Persekutuan bertanggung jawab penuh atas segala hal yang terjadi dalam wilayahnya

Untuk mendapatkan ijin kepala persekutuan, orang asing y.b.s harus membayar uang pemasukan/upeti/ mesi (recognitie) kepada persekutuan

Hak ulayat tidak dapat dilepaskan, dipindahtangankan, diasingkan, dan lain-lain untuk selamanya.Hak ulayat juga meliputi tanah yang sudah digarap dengan hak perseorangan

Uang meski bukanlah bersifat sebagai uang sewa, melainkan sebagai tanda bahwa ia adalah orang asing (bukan warga persekutuan), dan hak yang akan diperolehnya tidak akan sama dengan hak warga asli persekutuan

Selain hak ulayat yang berlaku kedalam & keluar, Sifat dari tanah ulayat juga ada 2 macam yaitu :1. Kedalam => semua hasil dari tanah ulayat adalah untuk kepentingan dan kemakmuran semua warga masyarakat persekutuan hukum.

2. Keluar => orang diluar masyarakat adat tidak berhak atas keberadaan tanah ulayat.

Setiap penggunaan tanah, baik oleh warga persekutuan ataupun oleh orang asing, harus mendapat ijin dari kepala persekutuan..

Perbedaan:Bagi warga persekutuan agar tidak ada benturan kepentingan.Bagi orang asing sebagai tanda bahwa ia adalah orang di luar persekutuan sehingga tanah yang ia garap bukanlah miliknya

Lanjutan

Hubungan Hak Ulayat dan Hak Perseorangan

Dikenal dengan istilah hubungan: batas –membatasi /desak – mendesak /mulur – mungkret / kempis –mengembang, tiada henti.

Artinya: Semakin maju dan bebas penduduk dalam usaha pertaniannya, maka hak perseorangan akan semakin kuat sehingga hak ulayat semakin melemah.Tetapi sebaliknya, jika tanah tersebut ditelantarkan, sehingga hak perseorangan yang ada melemah, maka tanah tersebut kembali mjd tanah ulayat (hak ulayat menguat)

UUPA (UU no. 5 Th 1960)Pasal 3 UUPA:

“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dlm Pasal 1 & 2, pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yg serupa itu dari masyarakat-masyarakat hk adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa shg sesuai dg kepentingan nasional dan negara, yg berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dg UU dan peraturan-peraturan lain yg lebih tinggi.”

Kedudukan hak ulayat dalam UUPA:

• Pasal 5 UUPA:Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air, ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang tercantum dalam UU ini dan peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.

Pengakuan hak ulayat Permen Agraria /Kep.BPN No.5 Th 99 ttg Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat•Tujuan : Untuk melaksanakan urusan pertanahan dalam kaitannya dengan hak ulayat yg masih ada di daerah tersebut.

Lanjutan

• Kriteria adanya hak ulayat (Psl 2 Permen Agraria / Kep.BPN No.5 Th 99):1.Adanya masyarakat Hukum adat tertentu2.Adanya hak ulayat yang menjadi lingkungan hidup dan tempat mengambil keperluan hidup masyarakat hukum adat

3.Adanya tatanan hukum adat mengenai pengurusan, penguasaan dan penggunaan tanah ulayat yang berlaku dan ditaati oleh masyarakat hukum adat

Ke-3 nya merupakan kriteria kumulatif

Lanjutan

Contoh Hak Ulayat Masyarakat Adat

Manah sebagai hubungan kaum yang terjalin antara persekutuan hukum adat (masyarakat) dengan tanah yang ditempatinya itu, ada tiga macam, sesuai dengan tingkatan masyarakat

hukum di daerah ini, yaitu :

ManahMasyarakat Minangkaba

u

Manah Kaum(Dimiliki datuk/

kepala adat)

Manah Suku(Dimiliki penghulu pasukuan

Pucuk/Andiko)

Manah Nagari(Dimiliki penghulu

nagari/adat koto piliang &

penghulu suku /adat bodi caniago)

Sekian & Terima Kasih...