VULNUS LACERATUM

5
VULNUS LACERATUM Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot Mansjoer (2000) Vulnus Laseratum dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya : 1) Alat yang tumpul. 2) Jatuh ke benda tajam dan keras. 3) Kecelakaan lalu lintas dan kereta api. 4) Kecelakaan akibat kuku dan gigitan”. Penyebab vulnus laceratum pada skenario ini adalah terkena pecahan dari botol kaca. Pathofisiologi Vulnus laserrratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi.reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang di koordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinyu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di mikrosekulasi fungsional. Jika jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di tengah jaringan yang

description

traumatologi

Transcript of VULNUS LACERATUM

VULNUS LACERATUMVulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot Mansjoer (2000)Vulnus Laseratum dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya :1) Alat yang tumpul.2) Jatuh ke benda tajam dan keras.3) Kecelakaan lalu lintas dan kereta api.4) Kecelakaan akibat kuku dan gigitan.Penyebab vulnus laceratum pada skenario ini adalah terkena pecahan dari botol kaca.

PathofisiologiVulnus laserrratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi.reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang di koordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinyu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di mikrosekulasi fungsional. Jika jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di tengah jaringan yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan mati dan hidup.Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan.sek-sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap reseptormekano sensitif dan hernosenssitif. Apabila nyeri di atas hal ini dapat mengakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur terganggu dan terjadi ketertiban gerak.Manifestasi KlinisMansjoer (2000) menyatakan Manifestasi klinis vulnus laseratum adalah:1) Luka tidak teratur2) Jaringan rusak3) Bengkak4) Pendarahan5) Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasanya di daerah rambut6) Tampak lecet atau memer di setiap luka.Manifestasi klinis yang muncul akibat vulnus laceratum pada regio palmar bermacam-macam tergantung dari bagian mana yang terkena. Syaraf, tulang, otot, tendo, ligamentum, dan pembuluh darah adalah bagian-bagian pada region palmar yang mungkin terkena trauma. Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan diagnostik yang perlu di lakukan terutama jenis darah lengkap.tujuanya untuk mengetahui tentang infeksi yang terjadi.pemeriksaannya melalui laboratorium.2) Sel-sel darah putih.leukosit dapat terjadi kecenderungan dengan kehilangan sel pada lesi luka dan respon terhadap proses infeksi.3) Hitung darah lengkap.hematokrit mungkin tinggi atau lengkap.4) Laju endap darah (LED) menunjukkan karakteristik infeksi.5) Gula darah random memberikan petunjuk terhadap penyakit deabetus melitus Tatalaksana Berikut adalah prinsip dari penanganan luka.a.Evaluasi luka1)AnamnesisPenting untuk menentukan cara penanganan dengan menanyakan bagaimana dan kapan luka terjadi. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan terjadinya kontaminasi dan menentukan apakah luka akan ditutup secara primer atau dibiarkan terbuka.2)Pemeriksaan Fisik(a) Lokasi. Penting sebagai petunjuk kemungkinan cedera pada struktur yang lebih dalam(b)Eksplorasi. Dikerjakan untuk menyingkirkan kemungkinan cedara pada struktur yang lebih dalam, menemukan benda asing yang mungkin tertinggal pada lukan dan menentukan adanya jaringan yang telah mati.b.Tindakan antiseptikDaerah disucihamakan lebih besar daripada luka dimulai dari tengah secara spiral ke arah luar dengan menggunakan larutan antiseptik povidone iodine 10% atau klorheksidine glukonat 0,5%c.Pembersihan lukaIrigasi sebanyak-banyaknya dengan tujuan membuang jaringan mati dan benda asing (debridement) sehingga mempercepat penyembuhan, dilakukan menggunakan cairan fisiologis dari superfisial ke lapisan yang lebih dalam, hilangkan semua benda asing dan eksisi jaringan mati.d.Penjahitan lukaLuka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedang luka yang terkontaminasi berat atau tidak berbatas tegas sebaikan dibiarkan sembuh persecundam atau per tertiam.e.Penutupan lukaFungsi kulit sebagai sarana pengatur penguapan cairan tubuh dan sebagai barrier terhadap invasi bakteri patogen menurun karena proses inflamasi atau bahkan hilang sama sekali (misal pada kehilangan kulit akibat luka bakar) sehingga untuk mengembalikan fungsi ini perlu dilakukan penutupan luka.f.PembalutanFungsi pembalutan antara lain untuk:1)Sebagai pelindung terhadap penguapan dan infeksi2)Mengupayakan lingkungan yang baik untuk penyembuhan: menciptakan kelembaban, sebagai kompres, menyerap eksudat.3)Sebagai fiksasi, mengurangkan pergerakan tepi-tepiluka sampai pertautan terjadig.Pemberian antibiotik dan ATS/toksoidPada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik, pada luka yang terkontaminasi atau kotor perlu diberikan antibiotik. Luka yang baik bagi perkembangan bakteri anaerob (misal luka tusuk, luka menggaung, terkontaminasi bahan yang merupakan media yang baik untuk perkembangan kuman anaerob seperti karat atau kotoran kuda) memerlukan pemberian ATS/toksoid.KomplikasiApabila tidak segera ditangani maka akan terjadi pembengkakan dan pendarahan. Luka dalam akan membusuk dan akan mengeluarkan push sampai pada tahap infeksi.

Dafpus Mansjoer,A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Medika Auskulapius FKUI: Jakarta