Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

35
1 LAPORAN TUTORIAL 2 Kelompok 2 Sherly Anggelina (G1A114063) Fatimah Cheisya L (G1A114064) Intan Karnina Putri (G1A114065) Paska Anastasia G (G1A114066) Calvindo Dwinanda (G1A114067) Rahayu Oktaliani (G1A114068) Ai Rusmayanti (G1A114069) Shinta Laksmi S (G1A114070) Mentari Ginting (G1A114071) Khairunnisa Sarabayan Pazka (G1A114072) Pembimbing: Dr. Putri Sari Wulandari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2014/2015

description

Semoga bisa membantu :)

Transcript of Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

Page 1: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

1

LAPORAN TUTORIAL 2

Kelompok 2

Sherly Anggelina (G1A114063)

Fatimah Cheisya L (G1A114064)

Intan Karnina Putri (G1A114065)

Paska Anastasia G (G1A114066)

Calvindo Dwinanda (G1A114067)

Rahayu Oktaliani (G1A114068)

Ai Rusmayanti (G1A114069)

Shinta Laksmi S (G1A114070)

Mentari Ginting (G1A114071)

Khairunnisa Sarabayan Pazka (G1A114072)

Pembimbing:

Dr. Putri Sari Wulandari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JAMBI

2014/2015

Page 2: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

2

Skenario 2

Susno dan Duaji sedang mengamati foto-foto Duaji semenjak bayi hingga sekarang.

Susno bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa bertambah tinggi dan bertambah besar?

Duaji bilang hal ini merupakan salah satu pengaruh dari hormon pertumbuhan (Growth

Hormone) yang dihasilkan hipofisis anterior. Selain hormon pertumbuhan, masih banyak

hormon-hormon lain yang mempengaruhi proses pertumbuhan. Salah satu foto mengingatkan

mereka saat dikejar anjing tetangga. Hal ini membuat Susno bertanya, hormon apa yang

berperan dalam respon saat mereka dikejar anjing, sehingga mereka merasakan respon “fight

or flight” saat menghadapi stresor.

Page 3: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

3

Klarifikasi Istilah

1. Bayi : Seorang makhluk hidup yang belum lama lahir

2. Hormon : zat kimia yang dihasilkan di dalam tubuh oleh organ,

sel-sel organ, atau sel yang tersebar, yang memiliki efek pengaturan spesifik

terhadap aktivitas satu atau beberapa organ.1

3. Growth Hormone : Molekul protein kecil yang terdiri dari 191 asam

amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul

22.005

4. Hipofisis Anterior : Merupakan salah satu bagian dari master gland yang

terdiri dari jaringan epitel kelenjar.

5. Respon : Kegiatan atau gerakan yang disebabkan oleh adanya

pemberian rangsangan.2

6. Stresor : Stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon

stres pada organisme.

7. Fight or Flight : Reaksi fisiologis terhadap ancaman di mana sistem

saraf otonom memobilisasi organisme untuk menyerang (fight) atau melarikan diri

dari musuh.

8. Pertumbuhan : Proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel

(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan

pembesaran dari tiap-tiap sel.

Page 4: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

4

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana anatomi dan histologi dari sistem endokrin?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?

3. Apa saja hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior dan posterior beserta

fungsinya?

4. Bagaimana mekanisme kerja Growth Hormone beserta fungsinya?

5. Bagaimana efek dari kelebihan dan kekurangan Growth Hormone?

6. Hormon apa yang bekerja saat seseorang dikejar anjing?

7. Bagaimana mekanisme respon “fight or flight”?

8. Bagaimana mekanisme dan respon pada stress?

9. Hormon apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan?

10. Apa saja faktor yang menghambat dan merangsang sekresi growth hormone?

11. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing hormon sampai ke organ target?

Page 5: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

5

Analisis Masalah

1. Bagaimana anatomi dan histologi dari sistem endokrin?

a. Anatomi

1. Gland Hipofise

• Terletak pada dasar otak besar.

• Menghasilkan bermacam-macam hormone yang mengatur kegiatan

kelenjar lainnya.

• Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.

• Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,

bagian tengah, dan bagian posterior.

2. Gland Thyroid

• Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.

• Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin.

• Hormon tiroksin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh

dan pengaturan.

3. Gland Parathyroid

• Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid.

• Kelenjar ini menghasilkan parathormon.

• Parathormon berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.

4. Gland Tymus

• Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.

• Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.

Page 6: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

6

• Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon

pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

• Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.

5. Gland Adrenal

• Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal.

• Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian,

yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

6. Gland Pancreas

• Menghasilkan hormon insulin.

• Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.

• Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak

menjadiglikogen untuk disimpan.

• Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.

7. Gland Kelamin

• Ovarium menghasilkan hormon :

• Estrogen, berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin

sekunder pada wanita.

• Progesteron, berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur

yangsudah dibuahi.

• Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon

androgen:

Testosteron, berfungsi menghasilkan sperma dan sebagai cirri seks sekunder

Page 7: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

7

b. Histologi

1. Hipofisis

Gambar 1. Glandula Hypofisis

- Hipofisis anterior terdiri dari deretan sel yang tidak beraturan dengan

sinusoid di antara nya. Bentuk sel bundar, inti bundar, kromatin padat. Terdiri dari

3 macam sel :

• 1. sel a,sel asidofil dengan sitoplasma merah,inti biru,bentuk sel polygonal

• 2. sel b,sel basofil dengan sitoplasma biru,berada di antara sel a

• 3. sel kromofob,sel yang sitoplasma pucat,terletak di antara sel a dan sel b

- hipofisis intermedia terletak diantara pars anterior dan pars

nervosa,merupakan sisa kantong rathke.

- Hipofisis posterior kelihatan pucat karena terdiri atas saraf tidak

bermielin,terlihat badan herring, ditemukan pituisit yang merupakan sel

penyokong didalam pars nervosa hipofisis.

2. Kelenjar suprarenal

Page 8: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

8

• terdapat simpai fibrosa

• terdiri dari korteks dan medulla

• didalam korteks terdapat 3 zona, yaitu:

a. zona glomerulosa

b. zona fasikulata

c. zona retikularis

• didalam medulla terdapat sel kromafin bentuk polygonal,terdapaat sel

ganglion,vena medularis

3. kelenjar tiroid

• banyak folikel yang besarnya tidak seragam

• didalam folikel terdaat substansi koloid

• folikel dibatasi epitel kubis tinggi

• terdapat sel parafolikular

4. kelenjar paratiroid

Gambar 2. Glandula Parathyroid

Page 9: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

9

• terdapat kelompok sel principal, sel kecil inti besar

• terdapat kelompok sel oksifil, sel besar inti kecil

5. pancreas (pulau-pulau langerhans)

Gambar 3. Insulae Langerhans Pankreas

• bentuk sel bulat atau polygonal

• sel lebih kecil dan lebih pucal dari sel asinus

• sel A, sekresi glucagon

• sel B, sekresi insulin

• sel D, sekresi somatostatin3

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?

Page 10: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

10

1. Faktor Genetik (Keturunan)

Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang manusia

dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses

pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya factor genetic ini susah

untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak

mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup

lama untuk mengubahnya. Contoh factor-faktor genetic manusia ; postur

tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.

2. Faktor Asupan

Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia.

Dengan pemberian asupan seperti makanan,vitamin,buah-buahah,sayuran, dan

lain-lain secara teratur dalam proses pertumbuhannya maka akan terbentuklah

manusia yang sehat, baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga

berpengaruh dengan cara berfikir, pertumbuhan badan, dan lain-lain.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam

pembangunan karakter secara alamiah dengan kata lain proses belajarnya

secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam

pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan

mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan

yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik

pula.

Sedangkan faktor pertumbuhan organisme pada manusia, diantaranya yaitu:

Page 11: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

11

1. Faktor sebelum lahir

Misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena

virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh

bakteri virus dan lain-lain

2. Faktor ketika lahir

Antara lain : pendaran pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh

tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.

3. Faktor sesudah lahir

Antara lain: pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam

terluka, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari.

4. Faktor psikologis

Misalnya bayi yang ditinggal ibu, ayah atau kedua orangtuanya. Sebab

lain ialah dibesarkan didalam institusional sehingga kurang mendapat

perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tersebut kemungkinan besar

mengalami kehampaan jiwa, sehingga mengakibatkan kelambatan

pertumbuhan fungsi jasmani dan rohani terutama perkembangan inteligensi

dan emosi.

3. Apa saja hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior dan posterior beserta

fungsinya?

1. Hipofisis Anterior

a. Hormone pertumbuhan (growth hormone) : untuk meningkatkan

pertumbuhan system di seluruh tubuh, berpengaruh pada proses

pembentukan protein, prmbrlah diferensiasi sel.

Page 12: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

12

b. Adenokortikotropin: untuk mengatur sekresi hormone adrenokortiko

dan mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak.

c. Tiroid : mengatur sekresi tiroksin dan triiodotironin mengatur

kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh.

d. Plrolaktin : meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan

berperan dalam proses produksi asi.

e. Dua jenis hormone gonadotropin :

FSH dan LH : untuk pembentukan ovarium dan testis untuk aktifasi

hormonal reproduksi4

2. Hipofisis Posterior

Gambar 4. Hormon-hormon Hipofisis Posterior

4. Bagaimana mekanisme kerja Growth Hormone beserta fungsinya?

Hipothalamus

Hipophyse posterior

ADH

peningkatan reabsorbsi

ginjal

penurunan dieuretik

Oksitosin

sel mioepitel mammary

milk letdown

Page 13: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

13

Gambar 5. Mekanisme Growth Hormone

Growth Hormone (GH) atau disebut juga dengan somatotropin.

Merupakan hormon yang merangsang pertumbuhan dan replikasi sel dengan

cara meningkatkan laju sintesis protein. Sel-sel otot rangka dan sel-sel

kartilago sangat sensitif terhadap GH. Rangsangan pertumbuhan GH

melibatkan 2 mekanisme. Mekanisme utama secara tidak langsung

dimana sel-sel hati menanggapi kehadiran GH dengan mensintesis dan

melepaskan somatomedin atau insulin-like growth factor (IGFs).

Somatomedin bekerja pada serabut-serabut otot rangka, sel-sel kartilago dan

sel-sel target lainnya dengan meningkatkan laju ambilan asam amino untuk

sintesis protein. Kedua, merupakan aksi secara langsung dari GH yang lebih

selektif melalui beberapa cara sebagai berikut :

Page 14: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

14

1). Pada sel-sel epitel dan jaringan ikat GH merangsang pembelahan

sel-sel batang dan diferensiasi sel-sel anak

2). Pada jaringan lemak GH merangsang pemecahan trigliserida

kemudian melepaskannya sebagai asam lemak ke dalam sirkulasi darah yang

akan digunakan oleh sel untuk membentuk ATP. Proses yang dikenal dengan

glukosa-sparing effect.

3). Di hati GH merangsang pemecahan glikogen menjadi gluikosa

yang dilepaskan ke sirkulasi darah. Peningkatan glukosa darah oleh karena

GH disebiut dengan diabetogenik effect5

Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari

otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. HG bertanggung jawab

atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah

manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan

tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi

yang prima. Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume

dan kekuatan yang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga

berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot,

jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan otak.6

5. Bagaimana efek dari kelebihan dan kekurangan Growth Hormone?

1. Kekurangan Hormon Pertumbuhan

Kekurangan hormon pertumbuhan dapat disebabkan oleh defek pada hipofisis

anterior (hiposekresi) atau pun sekunder yaitu disfungsi hipotalamus (defisiensi

GHRH). Akibat dari kekurangan hormon ini pada masa anak-anak yaitu cebol

(dwarfism). Gambaran utamanya yaitu perawakan yang pendek karena retardasi

Page 15: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

15

pertumbuhan tulang. Gambaran penunjang antara lain: gangguan pertumbuhan otot

akibat penurunan sintesis protein otot, mobilisasi lemak sub kutis yang minim.

Pertumbuhan anak tidak sesuai dengan rentang umur yang tepat, contohnya: ketika

berumur 10 tahun, mempunyai tinggi badan yang seharusnya dimiliki oleh anak

berumur 5 tahun.

Selain itu dikenal tipe kelainan lain yaitu cebol laron (laron dwarfism).7 Pada

kelainan ini, gambaran yang tampak pada penderita sama dengan penderita dengan

defisiensi hormon pertumbuhan. Tetapi, pada penderita cebol laron ini, kadar hormon

pertumbuhan dalam darahnya adekuat seperti orang normal. Cebol laron seperti yang

telah dibahas diatas disebabkan karena sensitivitas reseptor hormon pertumbuhan

menurusn sehingga efek dari hormon tersebut tidak tercapai secara optimal.Selain itu,

cebol laron ini memiliki jenis lain dimana disebabkan oleh defisiensi somatomedin.

Dwarfism berkaitan dengan pubertas dimana mempengaruhi sekresi hormon

gonadotropin. Apabila defisiensi hormon pertumbuhan sangat parah, penderita bisa

mengalami kegagalan untuk pubertas. Akan tetapi, konsentrasi hormon pertumbuhan

berada di bawah kadar fisiologis mengalami keterlambatan pubertas. Kekurangan

hormon pertumbuhan pada dewasa (setelah lempeng epifisis menutup) mengalami

beberapa gangguan seperti: penurunan kekuatan otot serta penurunan kepadatan

tulang.8

2. Kelebihan Hormon Pertumbuhan

Hipersekresi hormon pertumbuhan paling sering disebabkan oleh tumor pada

somatotrof. Jika terjadi pada masa anak-anak, gejala utama adalah tinggi yang sangat

mencolok (lebih dari 2 meter yaitu gigantisme). Tinggi yang bertambah sangat

signifikan ini tanpa mengganggu proporsi tubuh. Kelebihan hormon ini juga

Page 16: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

16

mengakibatkan otot yang membesar dan jaringan-jaringan lain ikut tumbuh besar

melebihi kapasitas saat normal. Oleh karena itu terapi yang diberikan pada penderita

gigantisme ini adalah pengangkatan tumor pada somatotrof (utama) dan pemberian

somatostatin (tambahan).

6. Bagaimana mekanisme dan respon fight or flight?

Gambar 6. Mekanisme Fight or Flight

7. Hormon apa yang bekerja saat seseorang dikejar anjing?

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas

ginjal. Padasetiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua

bagian, yaitu bagianluar (korteks) dan bagian tengah (medula).

Page 17: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

17

Gambar 7. Stimulus Epinephrine dan Norepinephrine

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan

medula adrenalmelalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal

hormonal. Medulla adrenalmemperantarai respons jangka pendek terhadap

stress dengan cara mensekresikanhormon katekolamin yaitu efinefrin dan

norefinefrin. Korteks adrenal mengontrolrespon yang berlangsung lebih lama

dengan cara mensekresikan hormone steroid.9

8. Bagaimana mekanisme dan respon stress?

Stres adalah respons nonspesifik generalitas tubuh terhadap setiap

faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk mengalahkan kemampuan

kompensasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Agen penginduksi

respons secara tepatdisebut stresor, sementara stres meujuk pada keadaan yang

ditimbulkan oleh stresor.

Kumpulan respons yang umum terhadap segala rangsangan yang

merugikan disebut sindrom adaptasi umum. Ketika tubuh mengenali adanya

stresor, timbul respons saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan

defensive untuk menghadapi keadaan darurat. Hasilnya adalah keadaan siaga

dan mobilisasi sumber daya biokimiawi.

Page 18: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

18

Respons saraf utama terhadap rangsangan stress adalah pengaktifan

sistem saraf simpatis generalisata. Peningkatan curah jantung dan ventilasi

serta pengalihan aliran darah dari bagian yang aktivitasnya ditekan dan

mengalami vasokontriksi, misalnya saluran cerna dan ginjal, ke otot rangka

dan jantung yang lebih aktif, yang mempersiapkan tubuh melakukan respons

lawan atau lari. Secara bersamaan, sistem simpatis mengaktifkan penguatan

hormon dalam bentuk pengeluaran besar-besaran epinefrin dari medula

adrenal. Epinefrin memperkuat respons simpatis dan mencapai tempat-tempat

yang tidak disarafi oleh sistem saraf simpatis untuk melakukan fungsi lain,

misalnya mobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak.10

Gambar 8. Efek Stresor pada tubuh

9. Hormon apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan?

a. Growth Hormone. Hormone ini merangsang aktivitas osteoblas dan

proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan

tulang lebih banyak. GH dapat mendorong pemanjangan tulang panjang

selama lempeng epifisis tetap berupa tulang rawan atau terbuka. Pada akhir

masa remaja, di bawah pengaruh hormone seks lempeng ini mengalami

Stresor Tubuh

Respons spesifik khas untuk jenis stresor

Respons umum nonspesifik apapun jenis stresornya =

respons stres

Page 19: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

19

penulangan sempurna, atau menutup, sehingga tulang tidak dapat lagi

memanjang meskipun terdapat GH. Karena itu, setelah lempeng tertutup, yang

bersangkutan tidaklagi bertambah tinggi.

b. Hormone Tiroid. Hormone ini memiliki peran permisif pada pertumbuhun

tulang; efek GH baru beru bermanifestasi secara penuh jika terdapat hormone

tiroid dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan anak dengan

hipotiroid akan terganggu tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak

menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan.

c. Insulin. Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan, dan

hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan yang berlebihan. Karena insulin

dapat mendorong sintesis protein maka efeknya dalam meningkatkan

pertumbuhan seyogianya tidak mengejutkan. Namun, efek ini dapat timbul

dari mekanisme di luar efek langsung insulin pada sintesis protein.

d. Androgen. Hormone ini berperan penting dalam lonjakan pertumbuhan pada

masa pubertas. Hormone ini merangang pertumbuhan linier, meningkatkan

berat, dan menambha massa otot. Androgen paling poten, testosterone testis,

menyebabkan pria membentuk otot yang lebih besar daripada wanita. Efek

androgen dalam mendorong pertumbuhan bergantung pada keberadaan GH.

Androgen hamper sama sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika

tidak terdapat GH, tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis meningkatkan

pertumbuhan linier. Meskipun merangsang pertumbuhan namun androgen

Page 20: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

20

akhirnya menghentikan pertumbuhan lebih lanjut karena menyebabkan

penutupan lempeng epifisis.

e. Estrogen. Hormone ini dalam dosis besar dapat menghambat proliferasi

kondrosit sementara lempeng epifisis masih terbuka.11

10. Apa saja faktor yang menghambat dan merangsang sekresi growth hormone?

Merangsang Sekresi Growth Hormone

1. Penurunan glukosa darah

2. Penurunan asam lemak bebas dalam darah

3. Kelaparan atau puasa, defisiensi protein

4. Trauma, stres, rasa tegang

5. Olahraga

6. Testosteron, estrogen

7. Tidur lelap (stadium II dan IV)

8. Hormon pelepas hormon pertumbuhan

Menghambat Sekresi Growth Hormone

1. Peningkatan glukosa drah

2. Peningkatan asam lemak bebas dalam darah

3. Proses penuaan

4. Obesitas

5. Hormon penghambat hormon e pertumbuhan (somatostatin)

6. Hormon pertumbuhan (eksogen)

7. Somatomedin (faktor pertumbuhan seperti insulin)14

11. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing hormone sampai ke organ target ?

Page 21: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

21

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan

jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah

kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraselular,

termasuk Glukosa Transporte 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses

ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah

transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

Mekanisme Kerja

Hormon T3 dan T4 berikatan dengan reseptor spesifiknya dengan

afinitas yang tinggi di nukleus sasaran. Di sitoplasma hormon ini berikatan

pada tempat dengan afinitas yang reseptor spesifiknya. Kompleks hornon

reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi

sintesis protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen. Dari

transkripsi gen-gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi mRNA

mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk

protein dari gen ini. Protein kemudian memperantarai respon hormon Thyroid.

Hormon Thyroid dikenal sebagai medulator tumbuh kembang yang penting

pada usia balita.15

Page 22: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

22

Mekanisme aldosteron

1.Aldosteron berdifusi ke interior sel epitel tubular

2.di sitoplama sel tubular, aldosterone bergabung dengan protein reseptor

sitoplasma yang spesifik

3.reseptor aldosterone berdifusi ke nucleus, merangsang RNA membentuk

RNA messenger

4.RNA messenger berdifusi kembali ke dalam sitoplasma yang berhubungan

dengan ribosom yang menyebabkan terbentuknya protein

Regulation of PTH secretion

Sekresi hormon paratiroid dikendalikan terutama oleh serum [Ca2 +]

melalui umpan balik negatif. Reseptor kalsium penginderaan terletak di sel-sel

paratiroid diaktifkan bila [Ca2 +] rendah. Reseptor G-protein coupled kalsium

(CaR) rasa kalsium ekstraseluler dan dapat ditemukan pada permukaan sel-sel

pada berbagai didistribusikan di otak, jantung, kulit, perut, sel C, dan jaringan

lain. Dalam kelenjar paratiroid, sensasi konsentrasi tinggi hasil kalsium

ekstraseluler dalam aktivasi Gq G-protein ditambah kaskade melalui aksi

fosfolipase C. Ini menghidrolisis fosfatidilinositol 4,5-bifosfat (PIP2) untuk

membebaskan utusan intraseluler IP3 dan diasilgliserol (DAG ). Pada

akhirnya, kedua utusan menghasilkan pelepasan kalsium dari toko intraseluler

dan fluks berikutnya kalsium ekstraseluler ke dalam ruang sitoplasma.

Pengaruh sinyal ini hasil kalsium ekstraseluler tinggi dalam konsentrasi

kalsium intraseluler yang menghambat sekresi PTH preformed dari butiran

penyimpanan di kelenjar paratiroid. Berbeda dengan mekanisme yang sel

Page 23: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

23

sekretori yang paling digunakan, kalsium menghambat vesikel fusi dan

pelepasan PTH. Dalam parathyroids, magnesium melayani peran ini dalam

stimulus-sekresi kopling. Hypomagnesia dapat mengakibatkan kelumpuhan

sekresi PTH dan menyebabkan bentuk hipoparatiroidisme yang reversibel.

Hypermagnesemia juga menghasilkan penghambatan sekresi PTH

Glukagon umumnya mengangkat jumlah glukosa dalam darah dengan

mempromosikan glukoneogenesis dan glycogenolysis.Glucose disimpan

dalam phati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati seperti rantai

polimer yang terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki

reseptor glukagon. Ketika glukagon berikatan dengan reseptor glukagon, sel-

sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan

melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai

glycogenolysis.As toko-toko ini menjadi habis, glukagon kemudian

mendorong hati dan ginjal untuk mensintesis tambahan glukosa oleh

glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan

intermediet glikolitik untuk shuttled ke glukoneogenesis.

Glukagon juga mengatur tingkat produksi glukosa melalui lipolisis. Glukagon

memiliki efek minimal pada lipolisis pada manusia.

Produksi glukagon tampaknya tergantung pada sistem saraf pusat melalui jalur

belum didefinisikan. Pada hewan invertebrata, eyestalk penghapusan telah

dilaporkan mempengaruhi produksi glukagon. Excising eyestalk di lobster

muda menghasilkan glukagon-diinduksi hiperglikemia.8

Page 24: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

24

Page 25: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

25

Learning Issue

TOPIK WHAT I

KNOW

WHAT I

HAVE IT

PROVE

WHAT I

DONT KNOW

HOW WILL I

LEARN

Growth

Hormone

Berfungsi untuk

pertumbuhan

Bagaimana

mekanisme kerja

growth

hormone?

Buku, E-Book

Fight or flight Reaksi fisiologis

terhadap

ancaman

Bagaimana

mekanisme

respon fight and

flight?

Buku, E-Book

Stress Banyak pikiran Bagaimana

mekanisme saat

timbul stress?

Buku, E-Book

Hormon Sebagian besar

dibentuk di

hipofisis

anterior dan

posterior

Hormon apa saja

yang

mempengaruhi

pertumbuhan?

Buku, E-Book

Page 26: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

26

Mind Mapping

Page 27: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

27

Sintesis

Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai

saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan

hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan,

antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta

koordinasi tubuh.

Gambar 9. Major hormon pada manusia

Page 28: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

28

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara

kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan

cara kerja antara kedua sistem tersebut.

Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja

melalui transmisi kimia.

2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem

saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam

waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna

dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga

beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun

hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali

sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan

memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan

yang sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa

kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel

lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe

hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.

Sel-sel Penyusun Organ Endokrin

Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi

sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada

hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga

Page 29: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

29

disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat

menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti

yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.

2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-

benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.

Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke

dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan

yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan

invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,

Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal

atau berupa organ multisel.

Hormon yang dihasilkan sistem endokrin

KELENJAR

ENDOKRIN

HORMON SEL TARGET FUNGSI

HORMON

Hipofisis

posterior

Vasopresin Tubulus ren Meningkatkan

reabsorbsi air

Oksitosin Uterus Meningkatkan

kontraktilitas

Hipofisis anterior TSH Sel folikel tiroid Merangsang Tiroksin

dan Triiodotironin

ACTH Zona fasikla dan

zona retikula korteks

adrenal

Merangsang sekresi

kortisol

FSH Folikel ovarium Mendorong

pertumbuhan dan

perkembangan

folikel

Prolaktin Kelenjar mammae Mendorong

perkembangan

payudara

Sel folikel tiroid Tiroksin dan

triiodotironin

Sebagian besar sel Meningkatkan laju

metabolisme

- Zona Aldosteron Tubulus ren Meningkatkan

Page 30: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

30

glomerulosa reabsorbsi natrium

dan kalsium

- Zona

fasikulosa dan

retikularis

Kortisol Sebagian besar sel Meningkatkan

glukosa darah

dengan

mengorbankan

simpanan protein

dann lemak

Medulla adrenal Epinefrin dan

norepinefrin

Reseptor simpatis di

seluruh tubuh

Memperkuat sistem

saraf simpatis dalam

adaptasi terhadap

stress dan pengaturan

tekanan darah

Pancreas

endokrin

Insulin Sebagian sel Mmendorong

penyimpanan nutrien

oleh sel

Somatostatin Sistem pencernaan Menghambat

pencernaan dan

penyerapan nutrien

Glandula

paratiroid

Parahormon Tulang, ren,

intestinum

Meningkatkan

konsentrasi kalsium

plasma

- Ovarium Estrogen Organ seks wanita Mendorong

perkembangan

folikel, berperan

dalam karakterisktik

seks sekunder

Progesterone Uterus Mempersiapkan

rahim untuk

kehamilan

- Testis Testosterone Organ seks pria Merangsang

produksi sperma

Glandula pineal Melatonin Hipofisis anterior Menghambat

gonadotropin

Gastr Gastrin Kelenjar eksokrin

otot polos

Kontrol motilitas dan

sekresi untuk

memudahkan sistem

digestive

Hepar Somatromedin Tulang Mendorong

pertumbuhan

Kulit Vitamin D Usus halus Meningkatkan

penyerapan kalsium

dan fosfat dari

makanan

Jantung Peptida natriuretik

atrium

Tubulus ren Menghambat

reabsorbsi natrium

Page 31: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

31

Sifat Hormon

Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang

umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:

1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif

(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai

yang panjang daripada bentuk aktifnya.

2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan

sebagian hormon berumur pendek.

3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel

sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya

esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam

samapai beberapa hari.

4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.

5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam

mekanismenya.

Mekanisme Kerja Hormon

Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ

tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam

suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai

fungsi endokrin.

Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas

yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui

Page 32: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

32

hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi

dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks

dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans. Hormon

juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara

khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang

bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan

pertumbuhan kanker secara keseluruhan.

Konsentrasi hormon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15

–10-9

. Sel

target harus membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga antar

hormon dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yang terikat

pada sel target disebut reseptor hormon. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik

dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Umumnya pengikatan

Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada

permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler. Interaksi hormon dengan reseptor

permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second

messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger). Jika hormon sudah

berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa

komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti fosforilasi

dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini

hanya memerlukan dilepaskannya zat-zat pengatur.

Page 33: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

33

Setiap reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional yaitu :

1. Domain pengenal akan mengikat hormon.

2. Regio sekunder menghasilkan (tranduksi) signal yang merangkaikan

pengaturan beberapa fungsi intrasel .

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat

kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya

1. Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol

2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat

3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil

4. Thyroid,Katekolamin

5. Golongan Polipeptida/Protein

6. Insulin,Glukagon,GH,TSH

Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon

1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak

2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

Page 34: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

34

Berdasarkan lokasi reseptor hormon

1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler

2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel:kelompok

Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa

cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler.

Page 35: Tutorial Kelompok 2 Skenario 2

35

Daftar Pustaka

1. Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology.Wolfe Publication, Ltd.

USA.

2. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa :

Wasmen Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta

3. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 1952. Biologi. 5th ed. Alih bahasa :

Wasmen Manalu. Jakarta, Penerbit Erlangga Hal : 146

4. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal: 1013

5. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal: 1895

6. Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P.

Lukmanto. Penerbit Buku Kedokteran jakarta

7. Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:EGC;2008

8. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :

970

9. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :

972-941

10. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :

983-990

11. Junqueira, Luiz Carloz, Jose Karneiro. 2007. Histologi Dasar edisi 10. Jakarta : EGC.

Hal : 343-361

12. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC,2001.

13. Sherwood, Lauree. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Hal :

743, 748

14. Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta, Penerbit

EGC. Halaman 773-776.

15. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta, edisi 6: 2006. Hal : 814-856