Tutorial Blok 6 Skenario B 2014

129
LAPORAN TUTORIAL BLOK 6 SKENARIO B DISUSUN OLEH Kelompok Tutorial III Tutor : dr. Rizma Adlia, S.MARS. Hana Yuniko Gandasari (04011281320025) Reinecke Ribka Halim (04011281320031) Naurah Nazhifah (04011381320011) Citta Ananggadipa Putri (04011381320027) Safitri Mukhlisa (04011381320029) Satria Putra Wicaksana (04011381320077) Elisabeth Gerda Sitompul (04011181320011) Chyntia Tiara Putri (04011181320047) Aprilia Kartini (04011181320049) Nina Vella Rizky (04011181320051) Nilam Siti Rahmah (04011181320083) Dwi Nopianti (04011181320101) Rahma Putri Utami (04011181320103) Tifanni Permatasari (040112813200 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

description

this is about final of brain storming

Transcript of Tutorial Blok 6 Skenario B 2014

LAPORANTUTORIAL BLOK 6SKENARIO B

DISUSUN OLEHKelompok Tutorial III

Tutor : dr. Rizma Adlia, S.MARS.

Hana Yuniko Gandasari(04011281320025)Reinecke Ribka Halim(04011281320031)Naurah Nazhifah(04011381320011)Citta Ananggadipa Putri(04011381320027)Safitri Mukhlisa(04011381320029)Satria Putra Wicaksana(04011381320077)Elisabeth Gerda Sitompul(04011181320011)Chyntia Tiara Putri(04011181320047)Aprilia Kartini(04011181320049)Nina Vella Rizky(04011181320051)Nilam Siti Rahmah(04011181320083)Dwi Nopianti(04011181320101)Rahma Putri Utami(04011181320103)Tifanni Permatasari (040112813200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN PELAJARAN 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Robbi, karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya jua-lah Penyusun bisa menyelesaikan tugas Laporan Tutorial ini dengan baik tanpa aral yang memberatkan.

Laporan ini disusun sebagai bentuk dari pemenuhan tugas Laporan Tutorial Skenario A yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, khususnya pada Blok Struktur Jaringan dan Organ Tubuh Manusia II.

Terima kasih tak lupa pula Kami haturkan kepada dr. Rizma Adlia, M.MARS., yang telah membimbing dalam proses tutorial ini, beserta pihak-pihak lain yang terlibat, baik dalam memberikan saran, arahan, dan dukungan materil maupun inmateril dalam penyusunan tugas laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun sangat Kami harapkan sebagai bahan pembelajaran yang baru bagi Penyusun dan perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang, 07 Februari 2013Penyusun

Kelompok Tutorial III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

SKENARIO A ...............................................................................................................4

I. Klarifikasi Istilah ....................................................................................................4

II. Identifikasi Masalah ...............................................................................................5

III. Analisis Masalah .....................................................................................................5

IV. Keterkaitan antar-Masalah ....................................................................................11

V. Identifikasi Topik Pembelajaran (Learning Issue)A. Matriks Identifikasi ...........................................................................................12B. Sintesis Masalah 1. Anatomi Dinding dan Viscera Abdomen ...................................................242. Histologi Saluran Pencernaan ..................................................................313. Mekanisme Mual-Muntah ...........................................................................424. Patologi Acute Appendicitis ........................................................................455. Konstipasi .....................................................................................................476. Pemeriksaan Abdomen ................................................................................477. Dermatom Dinding Abdomen .....................................................................478. Pola Makan Sehat .......................................................................................47

VI. Kerangka Konsep ...................................................................................................51

KESIMPULAN ..............................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................53

SKENARIO B Tuan Aidal umur 36 tahun, seorang supir truk yang sering berpergian keluar kota. Sejak 4 bulan yang lalu ia merasakan ada benjolan kecil pada lehernya, sering batuk disertai demam dan berkeringat terutama pada malam hari. Kemarin Tuan Aidal mengalami batuk darah kemudian memeriksakan dirinya pada dokter keluarga. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter menduga Aidal menderita penyakit TBC pada paru-paru dan TBC pada kelenjar getah bening di leher. Selama ini Tuan Aidal juga merupakan penderita HIV/AIDS. Oleh karena itu, dokter menganjurkan kepada Tuan Aidal untuk memeriksakan diri lebih lanjut untuk memastikan dugaan tersebut.KLARIFIKASI ISTILAH1. Batuk : Ekspulsi udara dari dalam paru yang tiba - tiba sambil mengeluarkan suara berisik2. Demam : Peningkatan temperatur tubuh diatas normal (37 derajat)3. Benjolan : Permukaan tubuh yang menonjol; tidak rata 4. Berkeringat : sekresi cairan jernih yang disekresikan oleh kelenjar keringat fungsional 5. Batuk darah : Ekspulsi udara dari dalam paru-paru yang disertai darah6. Dokter keluarga : dokter umum yang bekerja menangani suatu lingkup masyarakat biasanya 1000-3000 orang dan mengatasi masalah-masalah dengan kompetensi tingkat 47. TBC paru-paru : Infeksi paru-paru akibat mycobacterium tubercolosis ditandai oleh pneumonia tuberkulosa, pembentuk jaringan granulasi tuberkolosa, nekrosis berkiju, kalsifikasi dan pembentukan rongga8. TBC kelenjar getah bening : Penyakit menular pada manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh spesies mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberke; dan nekrosis berkiju pada jaringan kelenjar getah bening. 9. HIV/AIDS: Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. AIDS : Penyakit yang disebabkan oleh HIV

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Tuan Aidal umur 36 tahun, seorang supir truk yang sering berpergian keluar kota. (VV)2. Sejak 4 bulan yang lalu ia merasakan ada benjolan kecil pada lehernya, sering batuk disertai demam dan berkeringat terutama pada malam hari. (VVV)3. Kemarin Tuan Aidal mengalamai batuk darah kemudian memeriksakan dirinya pada dokter keluarga. (VVVVV)4. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter menduga Aidal menderita penyakit TBC pada paru-paru dan TBC pada kelenjar getah bening dileher. (V)5. Selama ini Tuan Aidal juga merupakan penderita HIV/AIDS. (VVVV)ANALISIS MASALAH1. Kemarin Tuan Aidal mengalamai batuk darah kemudian memeriksakan dirinya pada dokter keluarga Apa yang menyebabkan Tuan Aidal batuk darah ?

Dalam kasus ini batuk darah pada Tuan Aidal disebabkan oleh batuk yang terlalu keras sehingga menyebabkan lukanya saluran nafas dan mengeluarkan darah .

Bagaimana mekanisme terjadinya batuk darah ?

Pada penyakit tuberkulosis, batuk darahdapat terjadi akibat infeksi kuman yang masih aktif menimbulkan kavitas (sarang kuman)atau akibat kelainan struktur paru yang ditimbulkan akibat penyakit tuberkulosis yang telahsembuh. Jaringan paru dan pembuluh darah biasanya rusak oleh penyakit ini sehingga terjadi bronkiektasis (struktur paru menjadi lebih lebar seperti sarang tawon) disertai dengan pelebaran pembuluh darah bronkial dan pulmoner sehingga jika penderita batuk dengankeras, terjadi tekanan rongga dada yang tinggi dan menjadi pencetus batuk darah.. Oleh karena itu, proses TB paru harus cukup darah untuk dapat menimbulkan batuk dengan ekspektorasi. Batuk darah masif terjadi bila ada robekan dari aneurisma pada dinding kavitas atau ada perdarahan yang berasal dari bronkhiektasis atau ulserasi trakeobronkhial. Batuk darah jarang berhenti mendadak karena itu penderita masih akan terus-menerus mengeuarkan gumpalan-gumpalan darah yang berwarna cokelat selama beberapa hari.Sirkulasi bronkial memegang peranan penting dalam patofisiologi batuk darah, karena sirkulasi tersebutmemperdarahi sebagian besar jalan napas dan berada dalam pengaruh tekanan sistemik sehingga perdarahan yang berasal dari sirkulasi bronkial cenderung terjadi perdarahan lebihhebat. Sumber perdarahan pada batuk darah dapat berasal dari kedua sistem sirkulasi tersebutyaitu sirkulasi bronkial dan sirkulasi pulmoner.

Apa hubungan batuk disertai demam yang berkepanjangan dengan batuk darah yang dialami kemarin ? 1. Permulaan sakitPertumbuhan Tuberkulosis Paru sangat menahun sifatnya, tidakberangsur-angsur memburuk secara teratur, yang makin lama makin memberat, tetapi terjadi secara melompat-lompat. Serangan pertama menyerupai influenzae akan segera mereda, dan keadaan akan pulih kembali. Berbulan-bulan kemudian akan timbul kembali serangan influenzae. Tergantung dari daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil, serangan kedua bisa terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan seterusnya; dikatakansebagai multiplikasi dari 3 bulan. Serangan kedua akan bertahan lebih lama dari yang pertama sebelum orang sakit sembuh kembali. Pada serangan ketiga masa sakitnya lebih lama lagi dibandingkan serangan kedua. Sebaliknya masa tidak sakit menjadi lebih pendek dari masa antara serangan pertama dan kedua. Seterusnya masa sakit influenzae makin lama makin panjang, sedangkan masa bebas influenzae makin pendek. Salah satu keluhan pertama penderita Tuberkulosis Paru adalah: sering mendapatkan serangan influenzae. Setiap kali mendapat serangan dengan suhu bisa mencapai 40o 41oC, terbentuklah sarang-sarang eksudatif. Dalam masa regresi (menyembuh) sebagian dari sarang-sarang eksudatif diresorbsi dan sebagian lainnya menyembuh dengan pembentukan sarang-sarang fibrotik.Pada serangan kedua, ketiga dan seterusnya, proses tersebut diulangi lagi, sehingga pada waktu diagnosis Tuberkulosis Paru ditegakkan, selalu didapatkan sarang-sarang eksudatif bersamaan dengan sarang-sarang fibrotik.Sesuai dengan sarang-sarang mana yang banyak terdapat, akan bisaditentukan apakah penyakit itu eksudatif (aktif) atau fibrotik .

2. MalaisePeradangan ini bersifat sangat kronik akan diikuti oleh tanda-tandamalaise: anoreksia, badan makin kurus, sakit kepala, badan pegal-pegal, demam subfebril yang diikuti oleh berkeringat malam, dan sebagainya .

3. BatukMycobacterium tuberkulosis mulai berkembang biak dalam jaringan paru. Selama bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, orang sakit tidakakan batuk. Batuk pertama terjadi karena iritasi pada bronkus, danselanjutnya batuk diperlukan untuk membuang produk-produk ekskresi dari peradangan keluar. Karena terlibatnya bronkus tidak sama dengan penyakityang satu dengan yang lain, maka juga tidak dapat dikatakan kapan batuk ituakan timbul. Mungkin saja batuk timbul segera setelah penyakit berkembangdalam jaringan paru, tetapi bisa pula berminggu-minggu, malahan berbulan-bulan setelah peradangan bermula. Mungkin dapat dikatakan bahwa merekayang batuk akan lebih beruntung dari pada mereka yang berpenyakitTuberkulosis Paru tanpa batuk. Apalagi batuk mengeluarkan darah. Pasti penderitaakan segera pergi ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Batuk-batukpertama biasanya bersifat iritatif, non produktif. Bila tidak dikeluarkanbahan-bahan ekskresi radang bisa menyumbat bronkus yang akan berakibattimbulnya atelektasis (paru mengempes) .

4. HemoptoeBatuk darah akan terjadi bila pembuluh darah pecah. Tergantung daribesarnya pembuluh darah yang pecah, maka akan terjadi batuk darah ringan,sedangatauberat.biasanyabatukdarahpadaTuberkulosisParu disangkutpautkan dengan adanya kavitas. Hal ini tidak benar, karenamisalnya ulkus pada dinding bronkus juga bisa menjadi sumber pendarahan.

Bagaimana struktur histopatologi saluran pernafasan orang yang menderita batuk darah ? (safitri) Dari mana asal darah pada batuk darah ?

Batuk darah pada kasus pak Aidal biasa disebut dengan istilah hemoptisis. Batuk terjadi karna adanya mekanisme pertahanan dari tubuh dengan cara refleks batuk. Ketika refleks batuk yang berlebihan terjadi, terjadi pelebaran pembuluh darah kapiler pada paru dan trakea yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler sehingga sputum yang dikeluarkan terlihat bercampur dengan darah.

2. Selama ini Tuan Aidal juga merupakan penderita HIV/AIDS. Bagaimana mekanisme HIV/AIDS?

Human Immunodeficiency Virus termasuk golongan retro virus. Retro virus adalah virus yang dapat berkembang biak dalam darah manusia dan memiliki kemampuan mengcopy cetak biru materi genetik (DNA-RNA) mereka di dalam materi genetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel darah putih (khususnya limfosit atau sel T-4 atau sel CD-4). HIV sangat kecil ukurannya, lebih kecil daripada seperseribu tampang sehelai rambut. Virus ini bentuknya seperti binatang bulu babi (yaitu binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam.Bagaimana tepatnya proses HIV melemahkan sistem kekebalan (imunitas) masih diselidiki. Menurut teori yang paling banyak diterima, HIV langsung menyerang sel darah putih. Enzim yang ada pada tonjolan bagian luar HIV menempel dan merusak dinding sel darah putih dan akhirnya, virus tersebut masuk ke dalamnya. RNA (Ribo Nucleic Acid) virus akan menempel pada DNA (Deoksiribo Nucleic Acid) sel darah putih, lalu sel darah putih akan pecah, dan virusnya pun akan memecah diri lalu mencari sel darah putih lainnya. Karena serangan virus HIV, lambat laun jumlah sel darah putih yang sehat semakin berkurang dan akhirnya sistem kekebalan menjadi lumpuh. Orang yang sel darah putihnya sudah terinveksi HIV, dapat dipastikan yang bersangkutan sudah memiliki antibodi spesifik terhadap HIV dan ia sudah digolongkan mengidap HIV.

Bagaimana terapi untuk penderita HIV/AIDS?

Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan laju perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga orang dengan infeksi HIV dapat kembali sehat atau bebas gejala. Namun virus HIV masih ada di dalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan pada orang lain. ARV merupakan singkatan dari Antiretroviral,yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahuntahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS.Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melaluistrategipenanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan.Hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling efektifserta mampu menurunkan angka kematian dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan

Apa ciri-ciri orang yang menderita HIV/AIDS?

Demam mendadak, kelelahan, demam terus menerus, kelenjar getah bening bengkak, sakit tenggorokan, kulit jadi lebih sensitif, mual dan diare, perubahan kuku, berkeringat saat malam, infeksi genital atau herpes, kaki tangan kesemutan, bingung dan sring hilang ingatan, siklus menstruasi tidak teratur pada wanita

Apa hubungan HIV/AIDS dengan penyakit TBC yang diderita Tuan Aidal ? Pasien penderita infeksi HIV/AIDS mempunyai daya tahan tubuh yang sangat rendah. Hal ini karena virus HIV yang ada di tubuhnya menyerang sistem kekebalan tubuhnya. Akibatnya, selemah apa pun penyakit yang menyerang tubuhnya, sistem kekebalan tubuhnya bahkan tidak bisa menangkal. Apalagi terhadap serangan bakteriTBCyang sangat kuat. Penderita penyakit infeksi HIV/AIDS sudah pasti akan menyerah. Dengan begitu, dia pasti akan menjadi penderita penyakit TBC aktif yang parah. Dan tak heran, penyakit ini akhirnya membawa mereka pada kematian.HIV merupakan faktor resiko yang palingkuat bagi penderita TB untuk menjadi aktif. Pada orang dengan HIV (+) terjadi penurunan jumlah CD4, respon T selsitolitik & penderita TB aktif meningkatkemampuan intercelular killing berkurang dalam hal jumlah dan fungsinya.

3. Sejak 4 bulan yang lalu ia merasakan ada benjolan kecil pada lehernya, sering batuk disertai demam dan berkeringat terutama pada malam hari Mengapa Tuan Aidal berkeringat pada malam hari ?

Keringat malam ini kemungkinan disebabkan oleh karena kuman yang menginfeksi penderita, misalnya kuman Mycobacterium Tuberculosis, mengadakan metabolisme seperti pembelahan didalam tubuh penderita sehingga terjadilah manifestasi keringat. Sebenarnya, keringat yang disebut disini tidak hanya terjadi pada malam hari saja tetapi juga terjadi setiap saat. Namun, pada pagi dan siang hari umumnya penderita melakukan aktivitas fisik jadi keringat akibat metabolisme kuman tersebut menjadi samar.

Bagaimana hubungan batuk,demam dan berkeringat dengan umur dan pekerjaan dan batuk darah pada Tuan Aidal ? Batuk , demam dan berkeringat merupakan bentuk kompensasi yang terjadi di dalam tubuh guna mengembalikan kondisi tubuh. Secara garis besar, umur tidak begitu berpengaruh karna semua kalangan bisa terkena tuberkulosis, sedangkan pekerjaan sebagai sopir yang sering bepergian keluar kota memberikan peran yang besar terhadap timbulnya penakit Tuberkulosis, karna penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis yang pada dasarnya masuk kedalam tubuh bersamaan dengan partikel debu yang terdapat bebas pada jalur lintas antar kota. Batuk darah yang terjadi dikarenakan telah terjadi peradangan pada paru akibat dari bakteri tersebut yang akan menghambat jalan masuknya udara, sehingga tubuh mengeluarkan darah tersebut bersamaan dengan partikel debu yang terperangkap pada mucus-mucus saluran pernafasan melalui refleks batuk. Apa isi dari benjolan kecil tersebut ?

Kelenjar getah bening terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi di kelenjar akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjaar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil).Monosit nantinya akan mengalami pengaktifan dan differensiasi menjadi histiosit epiteloid yang menandai respon granulomatosa. Pada pemeriksaan histologinya pada limfe akan terlihat histiosit yang membesar.Ciri-ciri dari kelenjar yang di sebabkan oleh mycobacterium adalah mengikuti pergerakan kulit saat digerakkan dengan lapisan atas yang tipis dan apabilah pecah membentuk kerutan.

Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan pada leher ?

Pada kasus ini benjolan terjadi disebabkan karena adanya infeksi bakteri TBC. Infeksi dapat menimbulkan benjolan pada leher melalui beberapa cara yang diantaranya berupa benjolan yang berasal dari invasi bakteri langsung pada jaringan yang terserang secara langsung maupun benjolan yang timbul sebagai efek dari kerja imunitas tubuh yang bermanifestasi pada pembengkakan kelenjar getah bening. Awalnya terjadi dysplasia dan metaplasia pada sel matur akibat berbagai factor sehingga differensiasi sel tidak lagi sempurna. Dysplasia ini menimbulkan sejumlah kelainan fisiologis molekuler seperti peningkatan laju pembelahan sel dan inaktifasi mekanisme bunuh diri sel terprogram. Hal ini berakibat pada proliferasi sel tak terkendali yang bermanifestasi pada timbulnya benjolan pada jaringan. Benjolan pada kelenjar getah bening sering terjadi akibat tuberkulosis.

Bagaimana struktur anatomi pada leher ? (trakea, faring, laring) Otot bagian leher : M. Platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada, menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.M. Sternokleidomastoideus, di samping kiri kanan leher, menarik kepala ke samping, ke kiri, ke kanan, memutar kepala.M. Longisimus Kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis

FaringFaring adalah bagian dari tenggorokan terletak di posterior (belakang) mulut dan rongga hidung, dan secara konvensional dibagi menjadi tiga bagian: nasofaring (epipharynx), orofaring (mesopharynx), dan laryngopharynx (hipofaring). Nasofaring Orofaring LaringofaringLaringTerdapat Epiglotis dan pita suara. Larynx merupakan tabung ireguler yang menghubungkan pharynx ke trakea. Dalam lamina propria terdapat sejumlah rawan larynx,struktur yang paling rumit pada jalan pemapasan. Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid,krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan hialin,dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil (epiglotis,cuneiformis,cornikulatum,dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin.Ligamentum menguhungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain,dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot instriksik larynx,dimana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik.Laring disusun oleh beberapa tulang rawan, yaitu :1. Tulang rawan hiroid tulang rawan ini berpasangan dan merupakan tulang rawan terbesar di laring2. Tulang rawan krikoid tulang rawan ini menyerupai cincin mohor .3. Epiglotis tulang rawan ini berbentuk daun , dengan pangkal tertanam di dalam lekukan tulang rawan tiroid, sedangkan bagian tepinya bebas .4. Tulang rawan aritenoid tulang rawan ini berukuran kecil , berpasangan , berbentuk pyramid , dan terdapat di permukaan laring .5. Tulang rawan hioid tulang rawan ini berbentuk tapal kuda dan terletak di bagian atas laring , di bawah mandibula .Di dalam laring juga terdapat pita suara yang terdiri atas dua jenis yaitu ,1. Pita suara sejati pita suara ini merupakan pita suara yang tersusun atas jaringa tersebut yang elastis2. Pita suara palsu pita suara ini meriupakan lipatan dari membrane mukosa yang melapisi permukaan dalam laring dan pita ini tidak berperan dalam pengeluaran suara .Trakea Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 20 tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni. Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik percabangannya disebut carina.

Bagaimana patologi anatomi yang terganggu pada kasus Tuan Aidal ? Keluhan yang dialami oleh Aidal merupakan komplikasi dari beberapa gangguan sistem imun tubuh. Pada dasarnya tubuh akan melakukan kompensasi sebagai usaha mempertahankan tubuh dari gangguan seperti infeksi, peradangan, atau mikrobakteri yang masuk. Usaha tersebut menimbulkan gejala-gejala yang dapat ditangkap sebagai sign.

Konsolidasi PulmoBasil tuberkel dari infeksi M. tuberculosis, yang mencapai permukaan alveolar pulmo membangkitkan reaksi peradangan yaitu ketika leukosit digantikan oleh makrofag. Alveoli yang terlibat mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut, yang dapat sembuh sendiri sehingga tidak terdapat sisa. Namun setelah sistem pertahanan mencapai ambang batas karena jumlahnya semakin bertambah atau bakteri berhasil berkembang biak, basil tuberkel ini akan balik memfagosit leukosit pada pulmo, khususnya pada apeks pulmo yang banyak terdapat oksigen.

Infiltrasi Drainase LimfatikDrainase limfatik basil tuberkel juga masuk ke dalam kelenjar getah bening regional, dan infiltrasi makrofag membentuk tuberkel sel epiteliolid, yang dikelilingi oleh limfosit. Hal ini menyebabkan nekrosis lesi (terbentuk jaringan granulasi atau jaringan parut yang disekitarnya terdapat sel epiteloid dan fibroblas yang berserat sehingga menghasilkan kapsul).

Patologi ikutanPatologi ikutan yang terjadi antara lain hemoptysis dan demam yang dialami Aidal. Pada mekanisme batuk, setidaknya terdapat satu saluran yang mengalami gangguan yaitu saluran pernapasan. Refleks batuk yang ditumbulkan merupakan kompensasi untuk mengeluarkan bakteri yang menginflamasi tubuh, pengeluaran nyang berlebihan akan mengiritasi saluran pernapasan sehingga pembuluh darah pada dindingnya akan ikut tergerus/lecet dan menimbulkan batuk darah. Pada mekanisme demam, tentunya diawali oleh inflamasi bakteri yang difagositasi oleh makrofag, makrofag ini memicu aktifasi tnf sehingga terjadi pengaturan regulasi suhu tubuh. Pusat perangsnag demam diduga berasal dari pulmo atau limfonodus jugularis.

Bagaimana histopatologi dari keluhan yang dialami ?

Benjolan di leher akibat limfonodus yang membesarSebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat)

4. Tuan Aidal umur 36 tahun, seorang supir truk yang sering berpergian keluar kota Bagaimana hubungan pekerjaan Tuan Aidal dengan kondisi tubuhnya ?

Tuan Aidal yang bekerja sebagai supir antarkota sering terpapar pousi polusi udara pada saat berkendara. Selain itu, pekerjaan tuan Aidal sebagai supir membuat tuan Aidal kekurangan tidur, sehingga pertahanan tubuhnya kurang maksimal. Pertahaan tubuh yang kurang maksimal dan ditambah dengan riwayat HIV/AIDS yang dialami oleh Tuan Aidal menyebabkan mudahnya virus dan bakteri menginfeksi tubuh Tuan Aidal yang sulit dilawan oleh system pertahanan tubuh yang lemah akibat HIV/ AIDS.

Bagaimana hubungan jenis kelamin dengan penyakit yang dideritanya ?

Berdasarkan hasil penelitian, presentase jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (71.7%) dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan (28.9%).Jenis kelamin tidak memberikan kontribusi bermakna secara statistik terhadap terjadinya penyakit yang diderita. Selain melihat perilaku sosial laki-laki yang berkaitan erat dengan perilaku tidak sehat seperti merokok dan alkohol, artikel "Advocacy to Control TB Internationally" juga menjelaskan bahwa Tuberkulosis berkembang lebih cepat pada perempuan usia reproduktif.

Apakah ada struktur anatomi yang terganggu akibat pekerjaannya ?

Ada. Misalnya paru-paru dan struktur tulang belakang.

5. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter menduga Aidal menderita penyakit TBC pada paru-paru dan TBC pada kelenjar getah bening dileher Gejala - gejala apa saja yang mengindikasikan penyakit TBC ? Penurunan berat badan, kelelahan, berkeringat pada malam hari, sputum purulen, hemoptisis, dan nyeri dada. (kamus saku kedokteran dorland edisi 25, hal 1124) Bagaimana histologi TBC paru-paru ?

Mycobacterium Tuberculosis merupakan jenis kuman yang sangat membandel dan sangat sulit dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh. Pada paru basil Mycobacterium Tuberculosis dikepung oleh makrofag alveolar yang akan diikuti oleh limfosit. Setelah itu akan di lapisi oleh jaringan fibrous. Gabungan antara basil Mycobacterium Tuberculosis, makrofag, limfosit, dan jaringan fibrous disebut turberkel. Turberkel ini juga merupakan gambaran khas pada pemeriksaan patologi anatomi tuberculosis. Gambaran ini mungkin saja muncul pada pemeriksaan biopsi jarum halus (BJH). Turberkel-turberkel inilah yang akan mengalami kalsifikasi dan membentuk jaringan parut yang disebut berkas Ghon.

Bagaimana anatomi TBC kelenjar getah bening ?

Timbulnya benjolan-benjolan pada sekitar leher. Benjolan yang merupakan pembesaran kelenjar itu biasanya terlihat mengelompok. Sehingga suatu saat benjolan tersebut akan pecah dan mengeluarkan nanah.

Bagaimana mekanisme TBC paru-paru ?

TBC menyebar melalui udara dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Proses penularan terjadi ketika seorang yang memiliki penyakit tubercolusis aktif batuk atau bersin hingga menyebarkan kuman ke udara. Kuman tersebut terhirup oleh orang yang berada didekatnya dan mengakibatkan orang tersebut terinfeksi kuman TBC. Karena orang yang terdekat dengan penderita adalah keluarganya, maka orang menyangka penyakit TBC adalah penyakit keturunan.Biang keladi penyakit TBC adalah Mycobacterium Tubercolusi. Bakteri/kuman ini ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Bakteri ini berbentuk batang dan tahan terhadap asam sehingga disebut Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.Bakteri menyebar lewat udara dari orang ke orang melalui batuk, bersin, teriak atau ciuman. TBC tidak menyebar mlewat obyek seperti pakaian, sofa, mainan, peralatan makan.Bakteri ini sangat lambat pertumbuhannya, mereka memecah diri setiap 16-20 jam. Matinya juga sangat lambat, perlu waktu sedikitnya 6 bulan bagi obat-obatan yang ada untuk membunuh seluruh bakteri.

Jika pengobatannya kurang dari 6 bulan atau si penderita menghentikan pengobatan karena merasa sudah sehat walau belum waktu tersebut, maka bakteri tersebut tidak mati dan akan membuat kambuh kembali penyakit TBC serta kebal terhadap obat yang pertama.Kuman TB yang masuk melalui pernafasan menetap di alveolus. Infeksi dimulai ketika ia berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di Paru mengakibatkan peradangan di dalam paru, yang disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dibuktikan dengan tes kulit dengan hasil positif.Perkembangan selanjutnya tergantung dari daya tahan tubuh. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persiter atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkolusis. Masa inkubasi diperkirakan sekitar 6 bulan.

Bagaimana mekanisme TBC kelenjar getah bening ?

Kelenjar getah bening adalah struktur berbentuk buncis dan bersimpai, yang umumnya berdiameter 2-10mm dan tersebar di seluruh tubuh sepanjang pembuluh limfe. Kelenjar getah bening ini ditemukan pada ketiak dan selangkangan, di sepanjang pembuluh besar leher, dan banyak dijumpai dalam toraks dan abdomen, khususnya dalam mesenterium. Organ berbentuk ginjal ini merupakan tempat masuknya pembuluh limfe dan lekukan konkaf, yakni hilum, tempat masuknya saraf dan keluarnya vena dan pembuluh limfe dari organ. Suatu simpai jaringan ikat mengelilingi kelenjar getah bening, dan menjulurkan trabekula ke bagian dalam organ. Sel terbanyak di kelenjar getah bening adalah limfosit, makrofag, dan APC lain, sel plasma, dan sel retikular, sel dendritik folikular terdapat di dalam nodul limfoid. Berbagai susunan sel dan stroma serabut retikular yang menyangga sel membentuk korteks, medula, dan parakorteks yang menyusup (Anthony L. Mescher, 2011).

Apa hubungan TBC paru-paru dan kelenjar getah bening dengan batuk darah ?

Tuberculosa adalah tahan terhadap asam, dan biasanya sangat menyenangi jaringan yang mempunyai kadar oksigen yang tinggi, sehingga penderita Tuberculosa yang terbanyak adalah penderita Tuberculosa paru-paru. Selain itu bila terkena pada kelenjar getah bening, akan terjadi radang kelenjar getah bening menahun, yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening leher hanya di satu sisi, tidak terasa sakit tetapi berpotensi membesar dan menjadi banyak. Penyebaran ke kelenjar getah bening biasanya disebabkan karena kuman TBC tertahan di kelenjar amandel dan kemudian menular ke kelenjat getah bening leher. Jadi batuk darah itu terjadi karena infeksi dari myobacterium tuberculosis yang menyebabkan terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kavitas paru atau karena luka akibat gesekan tekanan udara batuk yang terlalu sering.

Bagaimana cara mendiagnosis TBC paru-paru dan getah bening ?

Bagaimana dampak penyakit TBC yang dialami Tuan Aidal terhadap kondisinya ? Dampak penyakit TBC terhadap kondisi Tuan Aidal yaitu dapat menyebabkan batuk darah, demam, keringat dingin pada malam hari.

Bagaimana struktur histologi paru-paru yang normal ?

Histologi bronkus intrapulmonal mirip dengan histologi trakea dan bronkus ekstrapulmonal, kecuali bahwa di bronkus intrapulmonal, cincin tulang rawan trakea bentuk-C diganti dengan lempeng tulang rawan. Semua tulang rawan di trakea dan paru adalah tulang rawan hialin.Dinding bronkus intrapulmonal diidentifikasi oleh adanya lempeng tulang rawan hialin. Bronkus juga dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet. Dinding bronkus intrapulmonal terdiri dari lamina propria yang tipis, lapisan tipis otot polos , submucosa dengan kelenjar bronkialis, lempeng tulang rawan hialin, dan adventisia.Ketika bronkus intrapulmonal bercabang menjadi bronkus yang lebih kecil dan bronkiolus, ketinggian epitel dan tulang rawan disekitar bronkus berkurang, sampai kadang kala hanya ditemukan potongan kecil tulang rawan. Bronkus denan diameter kurang dari 1 mm tidak memiliki tulang rawan.

Bagaimana struktur anatomi kelenjar getah bening ? Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang. Susunan Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup. Fungsi1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. 4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. 5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi. Pembuluh limfeStruktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe atau limfonodiLimfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipat paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Saluran limfe Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran kanan. Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya ke dalam vena-vena itu. Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran kanan). Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.

Dimana saja lokasi terjadinya TBC ?

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit granulamatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tidak hanya mengenai paru, penyakit ini juga dapat mengenai organ lain. penularan langsung terjadi melalui inhalasi mikroaerosol ekspektorasi (droplet) atau pajanan ke sekresi pasien TB. Selain M. tuberculosis, M.bovis juga menyebabkan TB orofaring dan usus yang berjangkit melalui susu sapi perah yang mengidap tuberkulosis. Sedangkan M.avium-intracellulare merupakan strain yang sering ditemukan pada pasien AIDS, mengenai 10 hingga 30% pasien. penularan strain ini melalui tanah, air, unggas, babi, dan hewan ternak. Namun, di antara semuanya M.tuberculosis merupakan penyebab tersering.

Keterkaitan Antar Masalah

Tuan Aidal 35 thn supir truk HIV/AIDSSistem imun menurun

batuk darah batuk,demam, berkeringat TBC paru

benjolanTBC getah bening

Learning Issue

A. Histologi sistem pernafasan System respirasi berfungsi untuk mengambil oksigen dan membuang karbondioksida, yang keduanya diangkut dari dan ke tubuh.

4 TAHAP RESPIRASI1. BERNAPAS /VENTILASI (SALURAN NAPAS) MENGALIRKAN UDARA KEDALAM DAN KELUAR PARU-PARU 2. RESPIRASI EKSTERNAL (ALVEOLI PARU) PERTUKARAN O2 UDARA RESPIRASI DENGAN CO2 DARAH3. TRANSPORTASI GAS (SIRKULASI DARAH) TRANSPORT O2 & CO2 KE DAN DARI SEL-DALAM SIRKULASI4. RESPIRASI INTERNAL (SEL) PERTUKARAN O2 DAN CO2 SELS

Tractus respiratorius dapat dibagi menjadi:1. Pars ConductoriaMeliputi saluran yang menghubungkan antara bagian luar tubuh dengan paru-paru untuk menyalurkan udara.Saluran ini terdiri dari:- Hidung- Pharynx- Larynx- Trachea- Bronchus- Bronchiolus Terminalis

2. Pars RespiratoriaMerupakan bagian dari paru-paru yang berfungsiuntuk pertukaran gas antara darah dan udara. Bagian ini terdiri dari: BRONCHILUS RESPIRATORIUS DUKTUS ALVEOLUS SACCUS ALVELOLUS ALVEOLUS HIDUNG Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh jaringan tulang, cartilage, otot dan jaringan pengikat. Pada kulit yang menutupi bagian luar hidung diketemukan Glandula sebacea dan rambut-rambut halus.Kulit ini melanjutkan diri melalui nares untuk melapisi vestibulum nasi.Di daerah vestibulum nasi ini banyak rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup. Pada sisa cavum nasi yang lain dilapisi oleh epitel silindris semu berlapis bersilia dengan banyak kelenjar mucosa ( sel piala).Di indera pembau terdapat epitel khusus , yang pada bagian bawahnya terdapat membrane basalis yang memisahkan epitel dengan jaringan pengikat yang banyak mengandung kelenjar serosa-mukosa.Di bawah epitel yang menutupi concha nasalis inferior banyak plexus fenosus yang berguna untuk memanasi udara yang lewat.

- Organon olfactoriusMerupakan reseptor rangsang bau yang terletak pada ephitelium olfactorius. Epitelnya merupakan epitel silindris semu berlapis dengan 3 macam sel:Sel penyokongSel ini berbentuk langsing, di dalam sitoplasmanya tampak adanya berkas-berkas tonofibril dan jelas tampak terminal bar. Pada permukaannya tampak banyak mikrovili yang panjang yang terpendam dalam lapisan lender. Kompleks golgi yang kecil terdapat pada bagian puncak sel.Di dalamnya juga terdapat pigmen coklat yang memberi warna pada epitel olfactory tersebut.Sel BasalSel ini berbentuk kerucut rendah dengan tonjolan tersusun selapis dan berinti gelap.Sel Olfactoori.Sel ini terdapat diantara sel-sel penyokong sebagai sel syaraf yang berbentuk bipolar. Bagian puncak sel olfactory membulat dan menonjol merupaka dendrite yang meluas sebagai tonjolan silindris pada permukaan epitel. Bagian basal mengecil menjadi lanjutan sel halus yang tidak berselubung myelin.Bagian yang membulat di permukaan disebut vesicular olfactorius, dari bagian yang menonjol ini timbul tonjolan yang berpangkal pada corpuscullum basale sebagai cilia olfactory yang tidak dapat bergerak. Ujung cilia inilah yang merupakan komponen indra pembau dan dapat menerima rangsang.Dalam lamina propria terdapat sel-sel pigmen dan sel limfosit. Selain itu, dalam lamina propria terdapat banyak sekali anyaman pembuluh darah.Di dalam lamina proproia area olfactory terdapat pula kelenjar tubulo-alveolar sebagai Glandula Olfactorius Bowmani, yang berfungsi menghasilkan sekrit yang menjaga agar epitel olfactory tetap basah dan bersih.

- Sinus paranasal

Merupakan ruangan yang dibatasi tulang dan berhubungan dengan cavum nasi. Sinus paranasal ini kita kenal: sinus paranasal, sinus ethmoidale, sinus maxilla dan sinus spenoidalis yang terdapat dalam tulang-tulang yang bersangkutan.

PHARYNX

Pharynx dibatasi oleh epitel respirasi. Pharynx terdiri dari nasopharynx dan oropharynx. Nasopharynx dilapisi oleh epitel respirasi sedang oropharynx dilapisi oleh epitel berlapis pipih. Limfosit banyak dijumpai di bawah epitel dari pharynx. Jaringan ikat adalah fibroelastik yang dikelilingi oleh otot lurik.

LARYNX

Larynx berbentuk sebagai pipa yang irregular dengan dinding yang terdiri atas cartilage hyaline, cartilage elastis, jaringan pengikat dan otot bercorak. Larynx menghubungkan antara pharynx dengan trachea.Fungsinya adaalah menyokong, mencegah makanan/minuman untuk masuk ke dalam trachea.Rangka larynx terdiri dari beberapa potong kartilago:Cartilage thyrooidea, cartilage cricoidea dan epiglotis yang terdapat tunggalCartilage arythenoidea, Cartilago corniculata, dan cartilage cuneiformis yang terdapat sepasang.Otot bercorak dari larynx dapat dibagi menjadi :Otot ekstrinsik, yang berfungsi untuk menopang dan menghubungkan sekitarnya. Kontraksinya terjadi pada proses digulatio(menelan).Otot instrinsik, yang berfungsi menhubungkan masing-masing cartilage larynx . kontraksinya berpereran dalam proses bersuara.Epiglottis.Merupakan cartilage elastis yang berbentuk seperti sendok pipih. Permukaan depan, bagian atas permukaan belakang epiglotia (plica aryepiglotica) dan plica vokalis dilapisi oleh epitel gepeng berlapis.Plica vokalis merupakan lipatan membrane mukosa yang didalamnya mengandung ligamentum vokalis yang merupakan pengikat elastis. Epitel yang menutupi merupakan epitel gepeng berlapis.

TRACHEA

Merupakan lanjutan dari larynx yang lebarnya 2-3.5 cm dan panjangnya sekitar 11 cm. trachea berakhir dengan cabang dua yang disebut sebagai bronchus.Epitel yang melapisi sebelah dalam ialah epitel silindris semu berlapis bercilia dan bertumpu pada membrane basalis yang tebal. Di antara sel-sel tersebar sel-sel piala. Dibawah membrane basalis terdapat lamina propria yang banyak mengandung serabut elastis. Di lapisan dalam lamina propria serabut elastis membentuk anyaman padat sebagai suatu lamina elastica, maka jaringan pengikat dibawahnya kadang-kadang disebut tunica submukosa.Di dalam tunica submukosa inilah terdapat kelenjar-kelenjar kecil seperti pada dinding larynx yang bermuara pada permukaan epitel.Yang merupakan ciri khas dari trachea adalah adnya kerangka cincin-cincin cartilago hyaline yang berbentuk huruf C sebanyak 16-20 buah yang berderet mengelilingi lumen dengan bagian yang terbuka di bagian belakang( pars cartilaginea).Masing-masing cincin dibungkus oleh serabut fibro elastis.Bagian belakan tidak memiliki cincin cartilage (pars membranacea) diisi oleh serabut-serabut otot polos yang sebagian berjalan melintang dan berhubungan dengan jaringan fibro elastis disekitarnya.

BRONCHUS DAN CABANG-CABANGNYA

Trachea bercabang menjadi 2 bronchus primaries yang masuk ke jaringan paru-paru melalui hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus yang sebelah kana bercabang menjadi 3 dan yang sebelah kiri becabang menjadi 2, dimana setiap cabang tersebut merupakan percabangan dari bronchus primaries.Lamina propria terdiri dari jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah membrane mocosa terdapat stratum musculare yang tidak merupakan lapisan tertutup.Banyaknya serabut elastis berhubungan erat dengan sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat banyak jalinan pembuluh darah kecil.Perbedaan struktur antara trachea serta bronchus extrapulmonalis serta intrapulmonalis.Bentuk cincin cartilage.Susunan serabut otot pada trachea hanya dibagian dorsal sedangkan pada bronchus terdapat disekeliling dinding.Kontraksi lapisan otot ini akan menimbulkan lipatan memanjang pada membrane mukosa.Suatu lapisan anyaman elastis yang membatasi membrane mukosa seperti pada trachea tidak ada, tetapi terdapat serabut-serabut elastis yang berjalan sejajar sepanjang bronchus dengan percabangannya.

Perbedaan Bronchus dan Bronchiolus.

Dengan bercabangnya bronchus, maka kalibernya akan semakin mengecil, yang menyebabkan gambaran stukturnya akan semakin berbeda karena lempeng-lempeng cartilage yang makin berkurang.Kalau struktur pulmo disamakan seperti kelenjar, maka bronchus merupakan ductus extraloburalis, sebab terdapat diluar lobuli.Cabang bronchus yang memasuki lobulus pada puncaknya disebut bronchiolus yang sesuai dengan ductus intralobularis pada kelenjar.Biasanya dinding brochiolus berdiameter lebih kecil dari 1mm dengan epitel silindris selapis bercilia dan tanpa cartilago.

PULMO

Paru-paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum thoracis. Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri atas 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai pleura visceralis dan pleura parietalis.

Stuktur PulmoUnit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium, saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan jarinmgan pengikat.Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal atau kerucut didasar perifer, sedangkan untuk mengisi celah-celah diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak teratur dengan dasar menuju ke sentral.Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus.

Bronchiolus RespiratoriusMemiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa cilia.Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago.Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius.

Ductus AlveolarisBronchiolus respiratorius bercabang menjadi 2-11 saluran yang disebut ductus alveolaris. Saluran ini dikelilingi oleh alveoli sekitarnya.Saluran ini tampak seperti pipa kecil yang panjang dan bercabang-cabang dengan dinding yang terputus-putus karena penonjolan sepanjang dindingnya sebagai saccus alveolaris. Dinding ductus alveolaris diperkuat dengan adanya serabut kolagen elastis dan otot polos sehingga merupakan penebalan muara saccus alveolaris.

Saccus alveolaris dan AlveolusRuangan yang berada diantara ductus alveolaris dan saccus alveolaris dinamakan atrium. Alveolus merupakan gelembung berbentuk polyhedral yang berdinding tipis.Yang menarik, dindingnya penuh dengan anyaman kapiler darah yang saling beranastomose.Kadang ditemukan lubang yang disebut porus alveolaris dan terdapat sinus pemisah(septa) antara 2 alveoli. Fungsi lubang tersebut belum jelas, namun dapat diduga untuk mengalirkan udara apabila terjadi sumbatan pada salah satu bronchus.

Pelapis AlveolarisEpitel alveolus dengan endotil kapiler darah dipisahkan oleh lamina basalis.Pada dinding alveolus dibedakan atas 2 macam sel:sel epitel gepeng ( squamous pulmonary epitheal atau sel alveolar kecil atau pneumosit tipeI).sel kuboid yang disebut sel septal atau alveolar besar atau pneumosit tipe II.

Sel alveolar kecil membatasi alveolus secara kontinyu, kadang diselingi oleh alveolus yang besar. Inti sel alveolus kecil ini gepeng. Bentuk dan ketebalan sel alveolar kecil tergantung dari derajat perkemangan alveolus dan tegangan sekat antara alveoli.Sel alveolar besar ialah sel yang tampak sebagai dinding alveolus pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Sel ini terletak lebar ke dalam daripada pneumosit typeI.Kompleks golginya sangat besar disertai granular endoplasma reticulu m dengan ribosom bebas.Kadang-kadang tampak bangunan ini terdapat dipermukaan sel seperti gambaran sekresi sel kelenjar. Diduga benda-benda ini merupakan cadangan zat yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan dan mempertahankan bentuk dan besar alveolus.Secret tersebut dinamakan SurfactantUdara di dalam alveolus dan darah dalam kapiler dipisahkan oleh:Sitoplasma sel epitel alveolus.Membrana basalis epitel alveolus.Membrane basalis yang meliputi endotel kapiler darahSitoplasma endotel kapiler darah.

Fagosit Alveolar, Sel Debu (Dust cell)Hampir pada setiap sediaan paru-paru ditemukan fagosit bebas. Karena mereka mengandung debu maka disebut sel debu. Pada beberapa penyakit jantung sel-sel tersebut mengandung butir-butir hemosiderin hasil fagositosis pigmen eritrosit.

EPITEL RESPIRASITerdapat 6 macam epitel respirasi antara lain :1. Sel-sel epitel yang meliputi beberapa bentuk antara lain :epitel silindris berlapis semu dan bersilia, epitel kubus dan bersilia, epitel kubus dan epitel gepeng2. sel goblet3. sel brush dengan banyak mikrovilli (reseptor sensoris).4. sel basal (merupakan sel-sel generatif)5. sel granula 6. sel serosa dan mukosa pada kelenjar mukus dan seromukus

B. HISTOLOGI KELENJAR GETAH BENING

Lymphatic Capillaries Merupakan pembuluh limfe terkecil (dead-end tubes) Lokasinya dekat kapiler-kapiler darah Pertama kali menerima limfe Lymphatic capillaries ada di hampir di seluruh tubuh, kecuali : Sistem saraf pusat, Bone marrow, jaringan-jaringan tanpa pembuluh darah (ex. Cartilage), epidermis, cornea. Lacteals lymphatic capillaries khusus, ada di villi intestinum tenue (untuk absorbsi lemak Fatty lymph /chyle)

Lymphatic Capillaries dibedakan dari kapiler-kapiler darah :1. Lymphatic capillaries tidak memiliki membran basalis2. Sel-sel simple squamous epithelium saling overlaping dan tertambat longgar satu dengan lainnya. Seperti terlihat pada gambar

Ada dua hal yang terjadi pada struktur ini :1) Pertama, Lymphatic capillaries jauh lebih permeabel dibanding kapiler-kapiler darah, dan tak ada cairan interstitial yang dikeluarkan dari lymphatic capillaries. Permeabilitas yang tinggi memperbolehkan masuknya cairan jaringan, bakteri, virus, dan sel-sel kanker2) Kedua, epitel lymphatic capillaries berfungsi sebagai suatu seri katup satu arah (one-way valves) yang memudahkan cairan masuk ke kapiler tetapi tertahan didalamnya

Lymphatic Collecting Vessels Terdiri atas tiga tunika yang sama seperti pembuluh darah1) Inner layer lymphatic vessel terdiri atas endothel yang dikelilingi oleh membran elastis2) Middle layer terdiri atas otot polos dan serat elastis3) Outer layer merupakan lapisan tebal jaringan ikat fibrosa Memiliki lebih banyak katup

Spleen (Limpa) Merupakan organ limfoid terbesar di tubuh. Banyak terdapat sel fagositik dan dapat menjadi pertahanan penting terhadap mikroorganisme yang berhasil memasuki peredaran darah, serta sebagai tempat penghancuran eritrosit tua. Memiliki simpai jaringan ikat, yang menjulurkan trabekula yang membagi parenim, atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak utuh. Pada manusia, jaringan ikat simpai dan trabekula mengandung sedikit sekali sel oto polos. Terdiri atas anyaman jaringan retikuler yang mengandung limfosit, makrofag dan APC. Terdapat struktur khas: terdapat pulpa (pulpa merah dan pulpa putih). Pulpa putih terdiri atas jaringan limfoid yang menyelubungi arteri sentralis dan nodul limfoid yang menempel pada selubung. Pulpa merah mengandung korda limpa dan sinusoid. Korda limpa terdiri atas anyaman longgar sel-sel reticular, yang ditunjang serat-serat retikulin (kolagen tipe III). Diantara pulpa merah dan putih terdapat zona marginal, yang terdiri atas banyak sinus dan jaringan limfoid longgar.

Lymph Trunks Merupakan tempat berkumpulnya Lymphatic collecting vessels (setelah melewati lymph nodes) Lima lymph trunks utama1. Lumbar trunkMenerima limfe dari lower limbs, pelvis dan dinding abdominal, pelvic organs, ovaries atau testes, kidneys, dan adrenal glands.2. Intestinal trunkMenerima chyle (fatty lymph) dari organ-organ digestive3. Bronchomediastinal trunksMengumpulkan limfe dari thoracic viscera (organ-organ toraks dan dinding toraks bagian dalam)4. Subclavian trunksMenerima limfe dari upper limbs, superficial thoracic wall, dan mammary glands5. Jugular trunks Menerima limfe dari kepala dan leher

Lymph Ducts lymphatic trunks terhubung dengan vena besar di thorax atau bergabung menjadi pembuluh yang lebih besar disebut lymphatic ducts.1) Cisterna chyli Terletak di persatuan antara lumbar dan intesitinal trunks2) Thoracic duct Berjalan naik sepanjang vertebra Mengalirkan limfe ke dalam sirkulasi vena Pertemuan dari left internal jugular and left subclavian veins Mendrainase sirkulasi limfatik tubuh3) Right lymphatic duct Mengalirkan limfe dari right internal jugular and subclavian veins

TIMUS Merupakan organ limfoepitelial yang terletak di mediastnum; organ ini mencapai perkembangan puncaknya semasa usia muda. Limfositnya berasal dari sel-sel mesenkim yang memasuki primordium epitel yang telah berkembang dari lapisan endoderm kantong faringeal ketiga dan keempat. Memiliki simpai jaringan ikat. Terdapat korteks dan bagian pudat terang yang disebut medulla. Korteknya terdiri atas populasi sejumlah besar limfosit T, sebaran sel reticular epithelial, dan sedikit makrofag Terdapat medulla yang mengandung badan Hassall, yang khas dari daerah ini. Struktur tersebut merupakan sel-sel reticular epithelial gepeng yang tersusun secara konsentris dan dipenuhi filament keratin, berdegenerasi, serta terkadang mengapur. Pada bagian kapiler timus, memiliki endotel tanpa fenestra dan lamina basal yang sangat tebal. Kapiler ini impermeable terhadap protein, yang akan mencegah masuknya kebanyakan antigen yang beredar ke korteks timus tempat limfosit T di bentuk

Lymph Nodes Tiap nodus berbentuk lonjong seperti kacang, diameter = 1-25 mm. Pembuluh limfe aferen masuk melalui permukaan korteks dan pembuluh aferen meninggalkan nodus hanya pada hilus. Memiliki sisi konveks dan lekukan konkaf, yakni hilus, tempat masuknya arteri dan saraf serta keluarnya vena dan pembuluh limfe dari organ. Terdapat simpai jaringan ikat yang mengelilinginya. Kelenjar limfe diliputi oleh simpai jaringan ikat yang berhubungan dengan trabekula. Terdapat korteks luar, korteks dalam, medulla. Pada permukaan korteks luar terdapat sinus subkapsularis, dengan bagian luarnya dibatasi oleh simpai dan bagian dalamnya yang dibatasi oleh korteks luar. Korteks terdiri atas jalinan longgar makrofag dan sel reticular serta serat retikulin. Kortek luar di bentuk oleh jalinan dan serat retikulin, yang dipenuhi oleh limfosit B. Korteks dalam adalah lanjutan dari korteks luar dan mengandung sedikit, kalaupun ada, nodule limfoid, namun banyak mengandung limfosit T. Medula terdiri atas korda medularis yang merupakan perpanjangan korteks dalam yang bercabang-cabang dan mengandung limfodit B dan sedikit sel plasma. Korda medularis dipisahkan oleh struktur mirip kapiler lebar yang disebut sinus limfoid medularis.

Tambahan : Cairan limfa mengalir ke dalam sinus subskapula, kemudian secara perlahan melewati sinus pada korteks dan medula, kemudian meninggalkan limfonodi melalui 1-3 pembuluh limfatik efferen yang berada di sekitar hilum. Tidak ada organ limfatik lain yang memiliki pembuluh afferen selain limfonodi. Hanya limfonodi yang menyaring cairan limfe. Akibat bentuknya yang unik, menyebabkan cairan limfe ketika masuk limfonodi mengalir lebih lambat sehingga ada lebih banyak waktu untuk membersihkan cairan limfe dari antigen asing.

Fungsi Menyaring limf, jadi noduli berperan melokalisasi dan mencegah penyebaran infeksi ke dalam sirkulasi umum Memfagositosis bekteri / substansi asing dari limf. Makrofag terkandung di tiap anyaman serat reticular nodus Membuat, menyimpan, dan mengalirkan limfosit B dan T. Limfosit B mengumpul dalam noduli limfoid limfonoduli. Limfosit T berkumpul di bawah noduli (di daerah parakorteks/kortikal dalam) Tempat pengenalan antigen dan pengaktifan antigenic limfosit B yang menghasilkan sel-sel plasma. Sel plasma lalu membuat dan menggetahkan antibody spesifik terhadap antigen tertentu ke dalam darah dan limf.

Tonsil Organ yang terdiri atas agregat jaringan limfoit berumpai tak utuh, yang terdapat di bawah dan berkontak dengan, epitel bagian awal saluran cerna. Macam-macam tonsil : 1. Tonsila Palatina : letak : dinding lateral faring setiap tonsil memiliki 10-20 inuaginasi epitel yang masuk jauh dalam parenkim, membentuk kriptus dengan lumen yang berisi seperti epitel yang lepas. Kriptus terlihat sebagai bintik-bintik purulen pada tonsillitis.2. Tonsila Faringea : Merupakan tonsil tunggal yang terdapat di bagian postero-superior faring. Terdiri atas lipatan mukosa dan mengandung jaringan limfoid difus dan nodule. Tonsil ini tidak memiliki kriptus dan simpai lebih tipis daripada simpai tonsila palatine.3. Tonsila Lingualis : Tonsila ini lebih kecil dan lebih banyak dari tonsila palatine dan faringea. Letak : di dasar lidah, ditutupi : epitel berlapis gepeng. Setiap tonsila lingualis memiliki 1 kriptus.

4.Tonsila Tuba : Di anggap sebagai kelompok tonsila yang tersendiri. Setiap tonsila tuba terletak di sekeliling muara faringeal tuba faringotimpani dan membentuk perluasan tonsila faringea ke ;ateral. Tonsila tuba dilapisi epitel silindris berambut getar.

C. ANATOMI LEHERPasien pada kasus mengalami benjolan pada lehernya. Sumber benjolan ini bisa berasal dari jaringan otot, lemak, kulit, tulang, maupun kelenjar tiroid, paratiroid dan kelenjar getah bening. Namun karena keterbatasan info sulit untuk menentukan struktur yang menjadi sumber benjolan pada kasus ini. Namun secara garis besar, jika suatu benjolan timbul pada daerah leher, maka organ yang bisa dicurigai mengalami gangguan adalah:Kelenjar getah bening (KGB) Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Sistema Lympathica Colli Facialis Gugusan superficialis berjalan mengikuti vena superficialis dan gugusan profunda berjalan mengikuti arteria atau seringkali mengikuti vena profunda. Gugusan superficialis membentuk suatu lingkaran pada perbatasan leher dan kepala yang dinamakan lingkaran pericervicalis atau cervical Collar, meliputi l.n.occipitalis, l.n.mastoideus (l.n.retro auricularis), l.n.preauricularis (l.n.parotideus superficialis), l.n.parotideus profundus, l.n.submandibularis dan l.n.submentalis.

L.n.occipitalis terletak pada serabut-serabut cranialis m.trapezius, ditembusi oleh v.occipitalis, kira-kira 2,5 cm di sebelah infero-lateralis inion. Menerima aliran lymphe dari bagian belakang kepala dan mengirimkannya kepada lymphonodi cervicales profundi dengan melewati bagian profunda m.sternocleidomastoideus. L.n.pre-auricularis terletak pada glandula parotis sepanjang vena temporalis superficialis dan vena facialis transversa. Menerima pembuluh afferen dan kepala (scalp), auricula, palpebra dan pipi. Dan mengirim pembuluh afferen menuju ke l.n.cervicalis superficialis. L.n.submentalis berada di antara kedua venter anterior m.digasticus, pada permukaan inferior dari m.mylohyoideus, membawa lymphe dari lidah bagian tengah (juga apex lingua) dan dari labium inferius. L.n.submandibularis biasanya dikelompokkan pada gugusan superficialis, meskipun membawa drainage dari lidah dan glandula submandibulare. Lymphonodus ini terletak pada vena facialis di sebelah caudal dari mandibula, dimana vena ini menerima v.retromandibularis. pembuluh efferen membawa aliran lymphe menuju ke l.n.cervicalis profundus pars cranialis.Masih ada lymphonodus lainnya, yaitu l.n.facialis yang merupakan perluasan ke cranialis dari l.n.submandibularis dengan mengikuti vena facialis, berada pada facies. L.n.cervicalis anterior berada sepanjang v.jugularis anterior, menerima lymphe dari bagian tengah (linea mediana) leher dan mengalirkan lymphenya menuju ke l.n.cervicalis profundus; gugusan ini dapat dianggap menerima afferen dari l.n.submentalis. L.n.cervicalis superficialis berada sepanjang v.jugularis externa. Menerima aliran lymphe dari kulit pada angulus mandibulae, regio parotis bagian caudal dan telinga, dan membawa aliran lymphenya menuju ke l.n.cervicalis profundus. Semua lymphonodi akan memberi aliran lymphenya kepada l.n.cervicalis profundus. Diantara gugusan superficial dan gugusan profunda terdapat gugusan intermedis, yang terdiri atas : L.n.infrahyoideusyang berada pada membrana thyreo-hyoidea, menerima afferen yang berjalan bersama-sama dengan a.laryngea superior dan berasal dari larynx di bagian cranialis plica vocalis. L.n.prelaryngealisyang berada pada ligamentum cricothyreoideum, menerima lymphe dari larynx di bagian cranialis plica vocalis, berada pada vasa thyreoidea superior. L.n.paratrachealisyang berada pada celah di antara trachea dan oesophagus, menerima lymphe dari glandula thyreoidea dan struktur di sekitarnya, pembuluh efferennya mengikuti vasa thyreoidea inferior menuju ke l.n.cervicalis profundus (dan l.n.mediastinalis superior). L.n.cervicalis profundus terletak di sebelah profunda m.sternocleidomastoideus sepanjang carotid sheath. Terdiri atas banyak lymphonodus, berada pada vena jugularis interna, mulai dari basis cranii sampai di sebelah cranialis clavicula dan dibagi oleh venter inferior m.omohyoideus menjadi gugusan superior dan gugusan infeior. Gugsan superior atau l.n.cervicalis profundus pars superiro tereltak di sebelah cranialis cartilago thyreoidea, menerima afferen dari cavum cranii, regio pterygoidea, l.n.parotideus dan l.n.submandibularis, radix linguae, pars cranio-lateralis glandula thyreoidea, larynx dan pharynx bagian caudal. Mengirimkan efferennya menuju ke l.n.cervicalis profundus pars inferior. Terdapat perluasan dari l.n.cervicalis profundus pars superior yang menuju ke arah medial dan membentuk l.n.retropaharyngealis (berada di dalam spatium retropharyngeum), menerima lymphe dari nasopharynx, tuba auditoria dan dari vertebra cervicalis, mengirimkan lymphenya menuju kepada l.n.cervicalis profundus pars superior dengan mengikuti vena pharyngealis. L.n.cervicalis profundus pars superior dan juga dari l.n.cervicalis superficialis, pars caudalis glandula thyreoidea, larynx bagian cudal, trachea pars cervicalis dan oesophagus. Pembuluh-pembuluh efferen membentuk sebuah pembuluh besar (jugular trunk) dan bermuara ke dalam ductus thoracicus (dibagian kiri) serta ductus lymphaticus dexter (bagian kanan). Pada tempat persilangan antara m.digastricus dan vena jugularis interna trdapat l.n.juguladigastricus.Gugusan lymphonodus yang terletak di sebelah cranialis venter inferior m.omhyoideus pada saat otot ini menyilang v.jugularis interna membentuk l.n.jugulo-omohyoideus.

Limfatikus Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease) Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.Faring Nasopharynx Merupakan bagian yang paling luas dari cavum pharyngis. Terletak di belakang cavum nasi dan cranialis dari palatum molle (palatum molle dapat dianggap membentuk lantai nasopharynx). Ruangan ini dapat dipisahkan sama sekali dari oropharynx dengan mengangkat palatum molle ke arah dinding posterior pharynx. kE arah anterior berhubungan dengan cavum nasi dengan melalui choanae. Bagian ini semata-mata dilalui oleh udara respirasi. Pada setiap dinding lateral nasopharynx terdapat muara dari tuba auditiva (tuba pharyngotympanica). Lubang ini terletak ssetinggi concha nasalis inferior dan dibatasi di sebelah postero-superior oleh torus tubarius, yaitu suatu penonjolan yang disebabkan oleh pars medialis dari tuba auditiva. Di sebelah dorsal dari tonjolan ini terdapat recessus pharyngeus (rosenmuelleri) yang berjalan vertikal. Pada ostium pharyngeum tubae auditivae terbentuk labium anterius dan labium posterior, dan labium posterius melanjutkan diri ke caudal pada plica salpingopharyngealis, yaitu suatu plica yang dibentuk oleh membrana mucosa yang membungkus m.salpingo pharyngeus. Di bagian cranialis dinding posterior nasopharynx terdapat tonsilla pharyngea, yang bertumbuh sampai usia anak 6 tahun, lalu mengalami retrogresi. Bilamana terjadi hypetrophi maka nasopharynx dapat tertutup dan memberi gangguan respirasi. Di sebelah dorsal tuba auditiva terdapat kumpulan jaringan lymphoid yang membentuk tonsilla tubaria. Pembesaran dari tonsilla ini dapat menekan tuba auditiva dan menghalangi aliran udara yang menuju ketelinga bagian tengah. Pembesaran dari tonsilla pharyngea dan tonsilla tubaria akan membentuk adenoid.

Oropharynx Terletak di sebelah dorsal cavum oris, di sebelah caudal dari palatum molle dan di sebelah cranialis aditus laryngis. Mempunyai hubungan dengan cavum oris melalui isthmus oropharyngeum (= isthmus faucium). Batas lateral isthmus faucium dibentuk oleh arcus palatoglossus, yang melekat dari palatum molle menuju ke sisi lidah (kira-kira di bagian posterior pertengahan lidah). Di sebelah posteriornya lagi terdapat arcus palatopharyngeus yang berasal dari tepi posterior palatum molle menuju ke caudo-dorsal mencapai dinding lateral pharynx. Arcus palatopharyngeus, arcus palatopharyngeus dan bagian posterior sisi lingua membentuk fossa tonsillaris yang ditempati oleh tonsilla palatina.

Laryngopharynx Bagian ini berada di sebelah dorsal larynx. Ke arah cranialis berhubungan dengan oropharynx (hubngan bebas) dan ke arah caudalis melanjutkan diri menjadi oesophagus. Aditus laryngis terletak pada dinding anterior laryngopharynx. Facies posterior dari cartilago arytaenoidea dan cartilago cricoidea membentuk dinding anterior laryngopharynx.

Vascularisasi, innervasi dan lymphonodus Dinding pharynx mendapat suplai darah dari a.pharyngea ascendens (sebagai cabang dari a.carotis externa), a.palatina ascendens (cabang dari a.facialis) dan a.palatina major (cabang dari a.maxillaris). Pembuluh vena membentuk plexus pharyngeus pada dinding posterior dan dinding lateral pharynx dan memberi aliran darahnya kepada v.jugularis interna. Innervasi motoris untuk otot-otot pharynx diperoleh dari plexus pharyngeus terkecuali m.stylopharyngeus yang mendapatkan innervasi dari r.muscularis n.glossopharyngeus. kelenjar pharyngealis (terutama pada nasopharynx) mendapatkan serabut secretomotoris dari r.pharyngealis yang dikeluarkan oleh ganglion pterygopalatinum. Innervasi sensibel untuk membrana mucosa diperoleh dari plexus pharyngeus.

LARINGFungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelanb. Glotis : ostium antara pita suara dalam laringc. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adams Apple )d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid )e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroidf. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.

Anatomi LaringLaring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas bagian atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah.Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah batas kaudal kartilago krikoid. Bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hyoid, dan beberapa buah tulang rawan. Tulang hyoid berbentuk seperti huruf U, yang permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendo dan otot-otot. Sewaktu menelan, kontraksi otot otot-otot ini akan menyebabkan laring tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membuka mulut dan membantu menggerakkan lidah.

Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglottis, kartilago tiroid, kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago kuneiformis dan kartilago tritisea. Kartilago krikoid dihubungkan dengan kartilago tiroid oleh ligamentum krikotiroid. Bentuk kartilago krikoid berupa lingkaran. Terdapat 2 buah (sepasang) kartilago aritenoid yang terletak dekat permukaan belakang laring, dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, disebut artikulasi krikoaritenoid. Sepasang kartilago kornikulata (kiri dan kanan) melekat pada kartilago aritenoid di daerah apeks, sedangkan sepasang kartilago kuneiformis terdapat didalam lipatan ariepiglotik, dan kartilago tritisea terletak didalam ligamentum hiotiroid lateral. 8

Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi krikoaritenoid. Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah ligamentum seratokrikoid (anterior, lateral dan posterior), ligamentum krikotiroid medial , ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum kornikulofaringal, ligamentum hiotiroid lateral, ligamentum hiotiroid medial, ligamentum hioepiglotika, ligamentum ventrikularis, ligamentum vokale yang menghubungkan kartilago aritenoid dengan kartilago tiroid, dan ligamentum tiroepiglotika. Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsic. Otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan, sedangkan otot-otot intrinsik menyebabkan gerak bagian-bagian laring tertentu yang berhubungan dengan gerakan pita suara.Otot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak diatas tulang hyoid (suprahioid), dan ada yang terletak dibawah tulang hyoid (infrahioid). Otot-otot ekstrinsik yang suprahioid adalah m. digastrikus, m. geniohioid, m. stilohioid, dan m. milohioid. Otot yang infrahioid adalah m. sternohioid, m. omohioid dan m. tirohioid.Otot-otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi menarik laring ke bawah, sedangkan yang infrahioid menarik laring ke atas. Otot-otot intrinsik laring ialah m. krikoaritenoid lateral, m. tiroepiglotika, m. vokalis, m. tiroaritenoid, m. ariepiglotika dan m. krikotiroid. Otot-otot ini terletak di bagian lateral laring.Otot-otot intrinsik laring yang terletak di bagian posterior, ialah m. aritenoid transversum, m. aritenoid oblik dan m. krikoaritenoid posterior.Sebagian besar otot-otot intrinsik adalah otot aduktor (kontraksinya akan mendekatkan kedua pita suara ke tengah) kecuali m. kriko-aritenoid posterior yang merupakan otot abductor (kontraksinya akan menjauhkan kedua pita suara ke lateral) 8

Rongga LaringBatas atas rongga laring (cavum laryngis) ialah aditus laring, batas bawahnya ialah bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid. Batas depannya ialah permukaan belakang epiglottis, tuberkulum epiglotik, ligamentum tiroepiglotik, sudut antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid. Batas lateralnya ialah membran kuadrangularis, kartilago aritenoid, konus elastikus dan arkus kartilago krikoid, sedangkan batas belakangnya adalah m. aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid. Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum ventrikulare, maka terbentuklah plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita suara palsu). Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan, disebut rima glotis, sedangkan antara kedua plika ventrikularis, disebut rima vestibuli.Plika vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu vestibulum laring, glotik dan subglotik.Vestibulum laring ialah rongga laring yang terdapat di atas plika ventrikularis. Daerah ini disebut supraglotik. Antara plika vokalis dan plika ventrikularis, pada tiap sisinya disebut ventrikulus laring Morgagni. Rima glotis terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian intermembran dan bagian interkartilago. Bagian intermembran ialah ruang antara kedua plika vokalis, dan terletak di bagian anterior, sedangkan bagian interkartilago terletak antara kedua puncak kartilago aritenoid, dan terletak di bagian posterior.Daerah subglotik adalah rongga laring yang terletak dibawah plika vokalis. Persarafan LaringLaring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu n. laringis superior dan n. laringis inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Nervus laringis superior mempersarafi m. krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring dibawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak di atas m. konstriktor faring medial, disebelah medial a. karotis interna dan eksterna, kemudian menuju kornu mayor tulang hioid, dan setelah menerima hubungan dengan ganglion servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus eksternus dan ramus internus.Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar m. konstriktor faring inferior dan menuju ke m. krikotiroid, sedangkan ramus internus tertutup oleh m. tirohioid terletak di sebelah medial a. tiroid superior, menembus membran hiotiroid, dan bersama-sama dengan a. laringis superior menuju ke mukosa laring. Nervus laringis inferior merupakan lanjutan dari n. rekuren setelah saraf itu memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior. Nervus rekuren merupakan cabang dari n. vagus. Nervus rekuren kanan akan menyilang a. subklavia kanan dibawahnya, sedangkan n. rekuren kiri akan menyilang arkus aorta. Nervus laringis inferior berjalan diantara cabang-cabang a. tiroid inferior, dan melalui permukaan mediodorsal kelenjar tiroid akan sampai pada permukaan medial m. krikofaring. Disebelah posterior dari sendi krikoaritenoid, saraf ini bercabang 2 menjadi ramus anterior dan ramus posterior. Ramus anterior akan mempersarafi otot-otot intrinsik laring bagian lateral, sedangkan ramus posterior mempersarafi otot-otot intrinsik laring bagian superior dan mengadakan anastomosis dengan n. laringis superior ramus internus.

PendarahanPendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang yaitu a. laringis superior dan a. laringis inferior. Arteri laringis superior merupakan cabang dari a. tiroid superior. Arteri laringis superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang membran tirohioid bersama-sama dengan cabang internus dari n. laringis superior kemudian menembus membran ini untuk berjalan ke bawah di submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk memperdarahi mukosa dan otot-otot laring. Arteri laringis inferior merupakan cabang dari a. tiroid inferior dan bersama-sama dengan n. laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring melalui daerah pinggir bawah dari m. konstriktor faring inferior. Didalam laring arteri itu bercabang-cabang, memperdarahi mukosa dan otot serta beranastomosis dengan a. laringis superior. Pada daerah setinggi membran krikotiroid a. tiroid superior juga memberikan cabang yang berjalan mendatari sepanjang membran itu sampai mendekati tiroid. Kadang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil melalui membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan a. laringis superior. Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar dengan a. laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior. Pembuluh limfaPembuluh limfa untuk laring banyak, kecuali di daerah lipatan vokal. Disini mukosanya tipis dan melekat erat dengan ligamentum vokale. Di daerah lipatan vokal pembuluh limfa dibagi dalam golongan superior dan inferior. 8Pembuluh eferen darii golongan superior berjalan lewat lantai sinus piriformis dan a. laringis superior, kemudian ke atas, dan bergabung dengan kelenjar dari bagian superior rantai servikal dalam. Pembuluh eferen dari golongan inferior berjalan ke bawah dengan a. laringis inferior dan bergabung dengan kelenjar servikal dalam, dan beberapa diantaranya menjalar sampai sejauh kelenjar supraklavikular. Fisiologi LaringWalaupun laring biasanya dianggap sebagai organ penghasil suara, namun ternyata mempunyai tiga fungsi utama proteksi jalan nafas, respirasi dan fonasi. Kenyataannya, secara filogenetik, laring mula-mula berkembang sebagai suatu sfingter yang melindungi saluran pernapasan, sementara perkembangan suara merupakan peristiwa yang terjadi belakangan. Perlindungan jalan napas selama aksi menelan terjadi melalui berbagai mekanisme berbeda. Aditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari otot tiroaritenoid dalam plika ariepiglotika dan korda vokalis palsu, disamping aduksi korda vokalis sejati dan aritenoid yang ditimbulkan oleh otot intrinsik laring lainnya. Elevasi laring dibawah pangkal lidah melindungi laring lebih lanjut dengan mendorong epiglotis dan plika ariepiglotika ke bawah menutup aditus. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral, menjauhi aditus laringis dan masuk ke sinus piriformis, selanjutnya ke introitus esofagi. Relaksasi otot krikofaringeus yang terjadi bersamaan mempermudah jalan makanan ke dalam esofagus sehingga tidak masuk ke laring. Disamping itu, respirasi juga dihambat selama proses menelan melalui suatu refleks yang diperantarai reseptor pada mukosa daerah supraglotis. Hal ini mencegah inhalasi makanan atau saliva.

D. TBC PARU-PARUPenyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

BakteriMikobakterium tuberkulosaCara Penularan Penyakit TBCPenyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

SaatMikobakterium tuberkulosaberhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentukglobular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadidormant(istirahat). Bentuk-bentukdormantinilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksisputum(dahak).Seseorang yang telah memproduksisputumdapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.Gejala Penyakit TBCGejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.Gejala sistemik/umum Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dironggapleura(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagaimeningitis(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.E. TBC KELENJAR GETAH BENING

Penyakit Tuberculosa atau TBC , merupakan penyakit saluran nafas kronis yang terbanyak didapatkan di Indonesia, dan didapatkan pada sekitar 200 hingga 300 orang per 100.000 penduduk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman yang disebut sebagai Mycobacterium Tuberculosa. Ciri kuman Tuberculosa adalah tahan terhadap asam, dan biasanya sangat menyenangi jaringan yang mempunyai kadar oksigen yang tinggi, sehingga penderita Tuberculosa yang terbanyak adalah penderita Tuberculosa paru-paru. Namun kuman Tuberculosa dapat menyerang organ tubuh mana saja seperti kelenjar getah bening, tulang, ginjal, mata ataupun usus. Kuman Tuberculosa dapat bertahan pada udara kering hingga udara dingin selama bertahun-tahun dan bangkit kembali setelah kondisi sekelilingnya memungkinkan. Penularan terutama melalui bercak ludah penderita Tuberculosa terbuka, artinya penderita Tuberculosa di mana sarang Tuberculosa diparu-parunya berhubungan langsung dengan saluran nafas yang berhubungan dengan udara bebas. Kuman Tuberculosa juga dapat menyerang kelenjar getah bening, akan terjadi radang kelenjar getah bening menahun, yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening leher hanya di satu sisi, tidak terasa sakit tetapi berpotensi membesar dan menjadi banyak. Penyebaran ke kelenjar getah bening biasanya disebabkan karena kuman TBC tertahan di kelenjar amandel dan kemudian menular ke kelenjar getah bening leher. Diagnosa pasti Tuberculosa didapatkan bila terdapat tanda penyakit Tuberculosa pada rontgen paru, positif terdapat kuman Tuberculosa pada kelenjar getah bening, atau positif pada dahak/cairan tubuh/jaringan tubuh penderita tuberculosa. Penyakit Tuberculosa tidak menyebabkan kekebalan alami sehingga dapat saja timbul kembali melalui reinfeksi bila kontak dengan penderita Tuberculosa aktif, atau pecahnya kompleks primer Tuberculosa di paru- paru. Yang dimaksud dengan kompleks primer adalah sarang Tuberculosa yang telah tenang dan tidak menular, namun menjadi aktif karena sesuatu hal misalnya pada penderita HIV, Diabetes, Malnutrisi, Kanker atau gagal ginjal. Dari penelitian, kemungkinan aktifnya kembali Tuberculosa terjadi pada 80% hingga 90% kasus Tuberculosa, tergantung pada luasnya perkapuran dalam tubuh, keganasan kuman, kekebalan tubuh dan ada tidaknya lubang/cavitas dalam paru paru. Kekambuhan penyakit Tuberculosa akan menyebabkan penyakit Tuberculosa semakin meluas, merusak dan menjalar ke organ tubuh lain. Secara keseluruhan sarang Tuberculosa dapat menjadi sarang yang sudah sembuh sepenuhnya dan tak memerlukan pengobatan, atau menjadi sarang aktif eksudatif yang masih memerlukan pengobatan yang lengkap dan sempurna oleh dokter yang merawatnya; atau kambuh kembali.Korelasi :TBC kelenjar getah bening yang dialami Tn. Aidal kemungkinan diawali oleh TBC paru. TBC menyerang tubuh Tn. Aidal karena sistem imunnya yang lemah akibat HIV/AIDS.

F. HIV/AIDSPengertian AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia seesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak.

Siklus Hidup HIV Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke p