tugas final takehome dokfaizah.docx

14
Tugas Imunologi Veteriner OLEH : MUHAMMAD REZA BASRI O 111 11 004 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

Transcript of tugas final takehome dokfaizah.docx

Page 1: tugas final takehome dokfaizah.docx

Tugas Imunologi Veteriner

OLEH :

MUHAMMAD REZA BASRIO 111 11 004

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN2015

1. Apa yang anda ketahui tentang virus?

Page 2: tugas final takehome dokfaizah.docx

Virus adalah partikel yang sederhana terdapat pada makhluk hidup, memiliki

kemampuan untuk meniru. Virus merupakan parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi

sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan

memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk

bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi

semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi

ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik

maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada

partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis

organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang

menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus

sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi

biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan

penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus

flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau).

Ciri-ciri virus antara lain: berukuran ultra mikroskopis, berbentuk oval, bulat, batang,

huruf T, kumparan, kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA, dapat

dikristalkan, dan aktivitasnya harus di sel makhluk hidup.

Virus mempunyai struktur yang sangat sederhana. Virus hanya terdiri atas suatu materi

genetik berupa DNA atau RNA yang dikelilingi oleh suatu protein pelindung yang disebut

capsid. Pada beberapa virus, seperti virus herpes dan virus influenza, dapat pula dilengkapi oleh

pembungkus atau “envelope”, dari lipoprotein (lipid dan protein). Pembungkus ini merupakan

membran plasma yang berasal dari sel inang virus tersebut. Suatu virus dengan materi genetik

yang terbungkus oleh pembungkus protein disebut partikel virus atau virion. Pembungkus virus

sering dibangun oleh subunit-subunit yang identiksatu sama lain yang disebut kapsomer.

Gabungan kapsomer akan membentuk kapsid atau protein pelindung. Bentuk kapsomer-

kapsomer ini sangat simetrisdan dengan adanya kapsomer ini suatu saat virus dapat mengkristal.

Materi genetik yang terdapat pada virus tersusun atas asam nukleat berupa DNA atau RNA.

Contoh virus DNA, yaitu virus influenza, virus herpesatau virus yang dapat merangsang

Page 3: tugas final takehome dokfaizah.docx

terbentuknya kanker, sedangkan contoh virus RNA, yaitu Tobacco Mosaic (TMV), menyerang

tembakau; virus polio penyebab penyakit polio; dan virus HIV penyebab AIDS.

2. Coba sebutkan cara mematikan virus dan mengawetkan virus?

Cara Mengawetkan Virus

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk kualitas partikel virus tidak berubah adalah:

Temperatur

Kebanyakan virus tahan hidup selama beberapa hari dalam temperatur 4 C . keuntungan

penyimpanan virus dalam suhu ini ialah dapat menghindari proses pembekuan dan pencairan

(freeze thawing) suspensi virus yang dapat merusak partikel virus. Untuk menyimpan virus

dalam waktu lama  ( berbulan-bulan atau sampai bertahun-tahun) digunakan temperatur -70 C

(dalam freezer) atau -196 C (dalam tabung berisi nitrogen cair). Bagi virus-virus yang berada

dalam sel ( cell associated) atau  gliserol sampai 50% untuk mengawetkan sel-sel tersebut

sehingga virus tetap hidup.

Bahan Kimia

Jika virus disimpan pada temperatur -70 C, bahan kimia yang dapat dipakai untuk

mengurangi kerusakan virus adalah DMSO dengan konsentrasi 10%

Bila virus tersebut Cell associated, disamping DMSO 10%, pada media penyimpanan

virus ditambahkan pula serum sampai 10% untuk menjaga keutuhan sel.

Gliserol sebagai alkohol polihidrat dapat menstabilkan dinding sel dan partikel virus.

Pada konsentrasi 50% gliserol digunakan untuk mengawetkan virus pox dan sel epitel

yang mengandung virus PMK.

Proses Kering Beku

Cara ini juga disebut liofilisasi dan  merupakan yang terbaik dalam mengawetkan virus, 

terutama bila sebelumnya suspensi virus tersebut mengandung 10% serum anak sapi. Virus yang

sudah kering beku dapat disimpan dalam temperatur 4 C selama berbulan-bulan. Metode ini

digunakan dalam penyimpanan vaksi aktif.

Proses Kering Beku

Cara ini juga disebut liofilisasi dan  merupakan yang terbaik dalam mengawetkan virus, 

terutama bila sebelumnya suspensi virus tersebut mengandung 10% serum anak sapi. Virus yang

Page 4: tugas final takehome dokfaizah.docx

sudah kering beku dapat disimpan dalam temperatur 4 C selama berbulan-bulan. Metode ini

digunakan dalam penyimpanan vaksin aktif.

Cara Mematikan Virus

Suhu dan Temperatur

Sebagian besar virus sangat labil dan dapat hidup diluar tubuh induk semang hanya beberapa

jam.  Di dalam laboratorium harus diusahakan agar suspensi virus dan jaringan tubuh yang

mengandung virus secepatnya disimpan pada suhu -40°C atau akan lebih bagus pada suhu -70°C.

Beberapa virus ada yang stabil pada temperatur kamar serta dapat hidup dalam waktu yang

cukup lama. Misalnya virus Pox dan virus Entero.

Pengawetan virus yang terbaik adalah melalui proses pengeringan dalam keadaan beku, yang

disebut dengan freeze drying. Kebanyakan virus dapat disimpan berbulan- bulan bahkan

bertahun-tahun pada ampul gelas hampa udara dalam nitrogen cair (-196°C) atau pada suhu -

70°C sampai -90°C (untuk virus beramplop).

Material penyakit yang mengandung virus harus ditempatkan dalam tabung tertutup kedap

udara bila didinginkan dengan CO2 padat (es kering) untuk menghindari perusakan virus oleh gas

CO2. Sejumlah virus dapat diinaktifkan oleh proses pembekuan pencairan (feezing-thawing).

Sebagian besar virus dapat diinaktifkan pada suhu 56°C selama 30 menit atau 100°C selama

beberapa detik karena terjadi proses denaturasi virus. Perbedaan ketahanan terhadap suhu panas

dipakai sebagai patokan dalam mengklasifikasikan virus. Penambahan garam yang mengandung

kation bivalen atau sedikit protein dapat meningkatkan kestabilan virus terhadap temperatur yang

tinggi.

Perubahan pH

Secara umum sebagian besar virus tetap hidup pada pH 5-9 akan tetapi virus akan cepat

rusak atau inaktif pada pH yang terlalu asam atau terlalu basa. Beberapa perkecualian seperti

virus Rhimo akan rusak pada pH 5,3 sedangkan virus Entero tetap aktif pada pH 2,2.

Asam kuat dan basa kuat menyebabkan denaturasi protein virus dan arena itu sangat efektif

untuk membasmi virus. Misalnya Natrium hidroksida 2% (caustic soda) digunakan untuk

desinfeksi virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Page 5: tugas final takehome dokfaizah.docx

Radiasi Ultraviolet

Sinar matahari langsung mematikan mikroorganisme karena mengandung sinar ultraviolet.

Berdasarkan panjang gelombangnya sinar ultraviolet dapat dikelompokkan menjadi: 3150-

4000A, 2800-3150A, dan kurang dari 2800A.

Sinar ultraviolet yang kurang dari 2800A, mempunyai efek fermisidal (merusak

mikroorganisme) dan dapat menyebabkan peradangan kulit (erythema) dan peradangan mata

(conjunctivis).

Sinar ultraviolet 2600A merusak asam inti, sedangkan yang paling panjang gelombangnya

2350A merusak protein virus.

Sinar ultraviolet dengan gelobang pendek, dipakai untuk mensterilkan udara dalam ruangan

dan tidak dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam cairan karena mudah

diserap oleh bahan-bahan biologic lainnya.

Fomaldehid

Larutan formaldehidyaitu formalin yang banyak digunakan untuk pembuatan vaksin inaktif.

Bahan ini bereaksi terutama dengan mengganti atom H pada gugus amino pada asam inti dan

protein. Akan tetapi karena asam inti serabut ganda tidak memiliki gugus amino bebas untuk

kontak dengan formalin, maka hanya asam inti serabut tunggal (RNA) yang dapat diinaktifkan

dengan formalin.

Pada virus yang asam intinya DNA, inaktifasi oleh formalin terjadi melalui reaksi dengan

proteinnya. Gas formalin yang dibuat dengan cara mencampurkan satu liter formalin denagn

660gr KmnO dapat mensterilkan kubik ruangan.

Pelarut Lemak

Virus-virus yang mengandung lemak pada amplopnya dapat diinaktifkan oleh : ether,

kloloform, natrium deoksikolat, fosfolifase, dan bahan pelarut lemak lainnya.

Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mendesinfeksi  (mensucihamakan).

Desinfektan dapat digolongkan menjadi :

Oxidizing agent, yaitu bahan kimia mengosidasikan gugus sulfidril. Misalnya chlor dalam

hypochlorat, yodium tincture, hydrogen peroksida, kalium permanganat,dan uap asam.

Alkylating, bahan ini merusak asam inti dan protein dengan mengganti atom H yang bebas

pada gugus NH2dan OH. Contohnya formalin (formaldehid) dan glutaraldehid.

Page 6: tugas final takehome dokfaizah.docx

Protein denaturat, bahan ini kurang baik untuk desinfektan, karena hanya protein yang

berdenaturasi, sedangkan asam inti tetap infeksius. Misalnya alkohol dan fenol. Devirat

lipofilik, yaitu insopropil alkohol dan lisol, lebih baik daya kerjanya tetapi kurang efektif

dalam membunuh virus-virus yang tidak memiliki amplop.

Nucleieacid denaturat, bahan ini tidak menyebabkan protein rusak, tetapi bereaksi dengan

asam inti. Oleh karena itu bahan-bahan resebut sangat cocok untuk pembuatan vaksin

inaktif. Contah bahan lain :  Beta propiolakton(BPL), asentil atlenimin(AEI) dan etil

etlenimin(EEI). Hanya kekurangannya, bahan tersebut mengeluarkan gas sangat beracun

dan menyebabkan kanker, kecuali pada konsentrasi rendah sekali( working solution )

misalnya 1:4000 untuk BPL dan 1:2000 untuk AEI untuk menetralisir sisa EEI dalam

vaksin dapat diinaktifkan dengan pemanasan.

Deterjen, terdapat dua deterjen yaitu ionik dan non ionik. Deterjen ionik bereaksi dengan

lemak dan struktur polar. Deterjen lebih berguna sebagai pembersih dari pada sebagai

desinfektan, walaupun dapat mengaktifkan virus-virus beramplop. Untuk meningkatkan

daya penetrasi deterjen dapat dicampur dengan formalin atau glutaraldehid.

Inaktivasi Fotodinamik

Virus-virus dapat memasuki berbagai cairan pewarna vital seperti toulidine biru,merah netral

dan proflavine. Cairan pewarna ini mengikat asam nukleat virus dan virus kemudian menjadi

rentan terhadap inaktivasi oleh cahaya yang dapat dilihat. Merah netral biasanya digunakan

untuk pengujian  plak sehingga plak tersebut tampak lebih jelas. Tempat yang dipakai untuk

pengujian harus dillindungi dari cahaya yang terang ketika merah netral telah ditambahkan.

Sebaliknya disana ada resiko bahwa keturunan virus akan terinaktivasi dan perkembangan plak

akan berhenti.

Agen Antibiotik dan Antibakterial Lain

          Antibiotik bakterial dan sulfonamide tidak berefek terhadap virus. Tetapi, sudah tersedia

beberapa obat antivirus. Campuran ammonium quarternary secara efektif melawan virus.

Campuran yodium organik juga tidak efektif. Klorin konsentrasi tinggi lebih dibutuhkan untuk

menghancurkan virus daripada untuk membunuh bakteri, khususnya dalam munculnya protein

asing.

Page 7: tugas final takehome dokfaizah.docx

3. Apa perbedaan antara sterilisasi dan desinfektasi, jelaskan dan berikan contoh!!

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua

kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan

steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti

formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar

lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik

oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi. Contoh : Sterilisasi dengan pemanasan

(Sterilisator)

Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat

menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. Hal ini biasanya dicapai

dengan menggunakan bahan kimia. Contoh : Alkohol

4. Apa yang anda ketahui tentang vaksinasi aktif dan vaksinasi pasif? Dan berikan contoh !!

Vaksin aktif (live vaccine)

Vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit (virus atau bakteri) dalam keadaan hidup

tetapi sudah dilemahkan. Vaksin aktif hanya mengandung relatif kecil antigen. Antigen yang

masih hidup tersebut di diharapkan mampu memperbanyak diri di dalam tubuh hewan yang

divaksin hingga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh hewan tersebut. Vaksin aktif

memiliki keuntungan dan kerugian yaitu sebagai berikut:

a. Keuntungan vaksin aktif:

Mampu menghasilkan kekebalan yang lebih tinggi titernya dan daya proteksinya lebih

lama

Merangsang pembentukan sistem imun secara luas termasuk respon sel T dan respon

mukosa IgA

b. Kerugian vaksin aktif:

Dapat berubah menjadi virulen

Tidak dapat dilakukan pada hewan yang masih memiliki antibodi maternal (diperoleh

saat hewan masih di dalam kandungan induknya atau melalui kolostrum susu dari

induk)

Page 8: tugas final takehome dokfaizah.docx

Vaksin aktif harus disimpan pada suhu rendah yaitu 4 °C atau pada suhu yang lebih

rendah untuk menjaga potensi vaksin. Kesalahan dalam menyimpan atau memindahkan

tempat dapat membunuh mikroorganisme hidup pada vaksin. Perubahan suhu yang

terlalu mendadak dan tinggi, sinar matahari dan ultraviolet, atau radiasi juga dapat

mematikan mikroorganisme hidup (virus atau bakteri) dalam vaksin serta dapat

menurunkan potensi vaksin.

Lebih reaktogenik

Contohnya adalah imunisasi polio atau campak.

Vaksin inaktif (killed vaccine)

Vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan mati (dimatikan) atau hasil-

hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Biasanya vaksin inaktif di

dalamnya dicampurkan atau ditambahkan oil adjuvant untuk perpanjangan immunitas dan

mengurangi jumlah mikroorganisme yang digunakan. Ajuvant yang digunakan dapat berupa

aluminium hidroksida, aluminium fosfat untuk mengadsorpsi antigen pelarut atau lanolin untuk

mengemulsikan antigen, maupun β-propiolakton.

a. Keuntungan vaksin inaktif:

Aman karena tidak ada resiko jadi virulen

Mudah diproduksi dan disimpan

Toleransi lebih baik

b. Kerugian vaksin inaktif:

Memerlukan penggunaan berulang (booster) untuk mempertahankan proteksi

Rangsangan imunitas seluler dan mukosa kurang

Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan penyakit karena imbalans respon imun

Contoh imunisasi pasif yaitu pemberian serum antibisa ular pada orang yang terkena gigitan ular

berbisa.

Page 9: tugas final takehome dokfaizah.docx

5. Coba definisikan istilah vaksinasi?

Vaksinasi atau disebut juga dengan immunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh

hewan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Vaksinasi juga merupakan salah

satu upaya untuk mencegah hewan terhadap infeksi suatu penyakit. Adapun pengertian vaksin

yaitu suatu bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif pada tubuh

hewan terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh

suatu mikroorganisme.

Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan suatu hewan untuk bertahan terhadap

serangan patogen tertentu terutama bakteri, virus atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem

kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker). Vaksin dapat dibedakan menjadi dua

yaitu: vaksin aktif (live vaccine) dan vaksin inaktif (killed vaccine).

6. Sebutkan jenis vaksin

Imunisasi BCG

Imunisasi DPT

Imunisasi DT

Imunisasi Campak

Imunisasi MMR

Imunisasi Hib

Imunisasi Varisella

Imunisasi HBV

Imunisasi Pneumokokus Konjugata

Tipa

7. Coba jelaskan cara pembuatan vaksin

Produksi vaksin memiliki beberapa tahap. Proses pembuatan vaksin memiliki langkah-langkah

berikut:

Inaktivasi-ini melibatkan membuat persiapan antigen

Pemurnian-antigen terisolasi dimurnikan

Page 10: tugas final takehome dokfaizah.docx

Perumusan-antigen dimurnikan dikombinasikan dengan ajuvan, stabilisator dan pengawet

untuk membentuk persiapan akhir vaksin.