Tugas Mandiri Roro Final

99
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah suatu pola pikir / cara pandang dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan prinsip – prinsip pokok kesehatan. Secara makro bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampak terhadap kesehatan. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlidungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. 1,2 Secara umum konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut Bloem, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan lingkungan. 1 1

Transcript of Tugas Mandiri Roro Final

Page 1: Tugas Mandiri Roro Final

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan pemikiran tentang

paradigma sehat. Paradigma sehat adalah suatu pola pikir / cara pandang dalam

menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan

prinsip – prinsip pokok kesehatan. Secara makro bahwa pembangunan semua sektor harus

memperhatikan dampak terhadap kesehatan. Secara mikro berarti bahwa pembangunan

kesehatan lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlidungan kesehatan, bukan

hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.1,2 Secara umum konsep paradigma

sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati,

dan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam

lingkungan yang sehat.

Menurut Bloem, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu :

faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini jelas bahwa

lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu

adanya perhatian yang serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan khususnya

kesehatan lingkungan.1

Sasaran utama pembangunan kesehatan itu salah satunya yaitu kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.

Dengan adanya upaya kesehatan lingkungan maka diharapkan banyak tempat- tempat umum

yang bersih, sehat, sanitasi yang sehat, rumah dan bangunan sehat, terdapat sarana air bersih,

sarana pembuangan limbah. Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada

pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu

mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam

pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya

sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.

1

Page 2: Tugas Mandiri Roro Final

Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan  satu bahan

buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media

bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu

dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

Pencapaian Indonesia sehat 2010, salah satunya adalah perwujudan kondisi sanitasi

dasar yang kuat. Pada tahun 2001, Di Indonesia 40 % rumah tangga belum memiliki jamban

yang sehat, akses terhadap jamban pada daerah perkotaan sebesar 88,50%, sedangkan untuk

daerah pedesaan 64,11%. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam

Millennium Development Goals (MDGS) yang disepakati oleh seluruh Negara di dunia

termasuk di Indonesia, menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari penduduk dunia

yang saat ini belum mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar (jamban) harus

mendapatkannya.

Dilihat dari Perilaku hidup bersih dan sehat, masyarakat Desa Menoreh khususnya

Dusun Kempul masih rendah angka kesadaran akan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya perilaku buang air besar bukan dijamban yang sehat.

Dari data SPM dapat diketahui cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban yang

memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Salaman I periode Januari-Oktober 2012 adalah

110,61% dengan pencapaian sebesar 147,48%, dan target Dinas Kesehatan Kabupaten

Magelang adalah 75%. Sedangkan menurut data keluarga hasil Survei Mawas Diri (SMD)

kepemilikan jamban di Dusun Kempul, dimana jumlah KK yang berhasil di survey ada 163,

dan yang memiliki jamban sebanyak 111 KK (68,1%). Namun jamban yang memenuhi syarat

hanya dimiliki oleh 62 KK (38,04%). Sedangkan masyarakat yang memiliki jamban namun

tidak memenuhi syarat sebanyak 49 KK (30,06%) dan yang tidak memiliki jamban sebanyak

52 KK (31,90%), dimana hasil tersebut belum mencapai target yang sesuai. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, cakupan penduduk yang memanfaatkan

jamban sehat masih rendah, oleh karena itu perlu diketahui faktor apa saja yang menyebabkan

penduduk di Dusun Kempul Desa Menoreh tidak memanfaatkan jamban sehat? Serta

bagaimana pemecahan untuk mengatasi masalah tersebut?

2

Page 3: Tugas Mandiri Roro Final

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang adanya jamban sehat keluarga

di Dusun Kempul Desa Menoreh.

1.3.2 Tujuan khusus

Diperoleh data umum Dusun Kempul Desa Menoreh Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

Diperoleh cakupan penduduk yang menggunakan jamban di Dusun Kempul Desa

Menoreh, Kecamatan Salaman.

Diperoleh faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya jamban sehat keluarga di

Dusun Kempul Desa Menoreh, Kecamatan Salaman.

Diperoleh upaya pemecahan masalah penduduk yang tidak menggunakan jamban

sehat di Dusun Kempul Desa Menoreh, Kecamatan Magelang.

Diperoleh rencana kegiatan untuk mengatasi penduduk yang tidak menggunakan

jamban sehat di Dusun Kempul Desa Menoreh, Kecamatan Magelang.

1.4 Manfaat

1. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penanggulangan

masalah pemanfaatan jamban di Dusun Kempul Desa Menoreh, Kecamatan Magelang

2. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan pengetahuan warga Dusun Kempul

Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, dapat bertambah, mengenai pentingnya

memanfaatkan jamban keluarga agar tercipta lingkungan yang sehat sesuai dengan

syarat kesehatan.

3. Sebagai masukan bagi puskesmas salaman I untuk menyusun program dalam rangka

pemanfaatan jamban keluarga.

3

Page 4: Tugas Mandiri Roro Final

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi

yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas

hidup manusia yang sehat dan bahagia.3

Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup: perumahan,

pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,

pembuangan air kotor (air limbah), pengawasan makanan dan minuman. Pembuatan

SPAL dan sebagainya. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan

merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan

kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap

timbulnya masalah kesehatan masyarakat.3

Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau

mengoptimumkan lingkungan hidup manusia untuk terwujudnya kesehatan yang optimum

bagi manusia yang hidup di dalamnya.

Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis

lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya Paradigma Sehat. Dengan paradigma

ini, maka pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif-preventif,

dibanding upaya kuratif-rehabilitatif. Melalui Klinik Sanitasi ke tiga unsur pelayanan

kesehatan yaitu promotif, preventif, dan kuratif dilaksanakan secara integratif melalui

pelayanan kesehatan program pemberantasan penyakit berbasis lingkungan di luar

maupun di dalam gedung.

2.2 Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi

Standar prosedur operasional (Standard Operational Procedur / SOP) klinik

sanitasi secara umum meliputi SOP di dalam gedung (puskesmas) dan di luar gedung

(lapangan).4

4

Page 5: Tugas Mandiri Roro Final

a. Dalam Gedung

Di dalam gedung puskesmas, petugas klinik sanitasi melakukan langkah-langkah

kegiatan terhadap penderita/pasien dan klien.

1) Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.

2) Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.

3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita

yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta diagnosis

penyakitnya ke dalam buku register.

4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga, penderita

tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga

berkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada buku ‘Pedoman Teknis

Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik

Sanitasi di Puskesmas.

5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan

dengan kejadian penyakit yang diderita.

6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.

7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang

jadwal kunjungan lapangan.

b. Luar Gedung

Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien atau

keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan

lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas).

2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang

diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat

sesuai dengan jenis penyakitnya.

3) Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat

Desa/kelurahan (kepala Desa/lurah, sekretaris, kepala Dusun, atau ketua RW/RT)

dan petugas kesehatan / bidan di desa.

4) Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku dengan

mengacu pada Buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas, sesuai

dengan penyakit/masalah yang ada.

5) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.

5

Page 6: Tugas Mandiri Roro Final

6) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga

sekitar).

7) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau

kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa / kelurahan,

perangkat desa/kelurahan (kepala desa / lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua

RW/RT), kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat

Kecamatan untuk dapat di tindak lanjut secara bersama.

2.3 Jamban

2.3.1 Definisi jamban sehat

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan

mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC,

sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.5

Sedangkan di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa jamban

sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata

rantai penularan penyakit.4

2.3.2 Kriteria jamban sehat

Menurut kriterian Depkes RI (1985), syarat sebuah jamban keluarga

dikatagorikan jamban sehat, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut5 :

1. Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan

kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenis

sumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah

liat atau berkapur yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda

pada kondisi topografi yang menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah

aliran  air tanah.  

2. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke

penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup

lubang jamban atau dengan sistem leher angsa. 

6

Page 7: Tugas Mandiri Roro Final

3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di

sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan

luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah

lubang jamban. 

4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-

bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya

dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;

5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna

terang;

6. Cukup penerangan;

7. Lantai kedap air;

8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;

9. Ventilasi cukup baik, dan tersedianya air dan alat pembersih.

Sedangkan menurut WSP (2008) kriterian Jamban Sehat (improved latrine),

merupakan fasilitas pembuangan tinja yang memenuhi syarat5 :

Tidak mengkontaminasi badan air.

Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja.

Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau

serangga vektor lainnya termasuk binatang.

Menjaga buangan tidak menimbulkan bau

Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna 

2.3.3 Jenis – jenis jamban

Jenis- jenis jamban keluarga yaitu4,6,7

a. Jamban Cemplung (pit latrine)

Jamban cemplung ini sering dijumpai di daerah peDesaan tapi kurang

sempurna, misalnya tanpa rumah jamban. Pada jamban ini, kotoran langsung

masuk ke jamban dan tidak boleh terlalu dalam sebab bila terlalu dalam akan

7

Page 8: Tugas Mandiri Roro Final

mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5 – 3

meter saja. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Gambar 1. Jamban Cemplung

Cara dan beberapa syarat pembuatan jamban galian (cemplungan)

adalah8,9:

1. Jauh dari tempat kediaman/perumahan

2. Lubang digali sedalam 2-3 m dengan garis tengah 80 cm.

3. Dalamnya tergantung keadaan tanah, permukaan air tanah dan lama

penggunaan

4. Letaknya diusahakan pada tanah yang agak longgar tapi kokoh hingga

tidak memerlukan dinding penahan

5. Pada lubang bagian atas perlu diberi dinding dan pondasi penguat

6. Bila tanahnya terlalu longgar dan mudah runtuh, lubang bagian dalam

perlu diberi penahan atau penguat dari beton, batu-batu, kaleng atau

drum, anyaman bambu atau bahan lainnya.

7. Pondasi disekitar atas lubang dibuat dari beton, batu bata bersemen, atau

balokkayu.

8. Di sekitar lantai dan pondasi ditimbun tanah agar jamban tetap kering.

9. Ditutup yang layak dan memenuhi syarat kesehatan.

b. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilation Improved Pit Latrine)

8

Page 9: Tugas Mandiri Roro Final

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih

lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa

ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.

Gambar 2. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine)

Sumber : Tampibolon, 2000

c. Watersealed Laterine (Angsa Trine)

Jamban tanki septik/leher angsa: Adalah jamban berbentuk leher angsa

sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat bau bususk dari

cubluk sehingga tidak tercium di ruangan rumah kakus. Bila dipakai, faecesnya

tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun

untuk masuk ke tempat penampungannya (pit). Penampungannya berupa tangki

septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi

kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya. Kakus ini yang terbaik dan

dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

9

Page 10: Tugas Mandiri Roro Final

Gambar 3. Jamban leher angsa

Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi

persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic

tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan

masuk dan mengalami dekomposisi. (Notoatmodjo, 2007 :186).

Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu

tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :

a) Proses Kimiawi

Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70

%) zat-zat padat akan mengendap didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat

yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan

mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam

tanki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan

suasana anaerob dari cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-

bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan

berfungsi pada proses berikutnya.

b) Proses Biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob

dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam, sludge dan

scum. Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga

mengurangi volume sludge sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat

penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian

tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya

dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Penggunaan Jamban :

1. Siramkan air pada mangkokan leher angsa supaya tidak lengket

2. Jongkok atau duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat.

3. Setelah selesai guyur dengan air secukupnya sampai kotoran bersih

Keuntungan dari jamban ini antara lain :

10

Page 11: Tugas Mandiri Roro Final

1. Menghindarkan atau mengurangi gangguan lalat atau serangga dan

binatang lain.

2. Mengurangi timbul dan tersebarnya bau

3. Dapat dipakai dengan aman oleh anak-anak

4. Kebersihan mudah dijaga

5. Dapat dipasang di luar maupun di dalam rumah

6. Mudah dibuat dan hemat

Kelemahan jamban leher angsa :

1. Memerlukan cara2 penggunaan dan pemeliharaan yg lebih baik,teliti

dan teratur

2. Leher angsa bisa rusak atau pecah, memerlukan perbaikan, perlu waktu,

biaya dan tenaga

3. Leher angsa bisa tersumbat

4. Kotoran tidak langsung jatuh ke dalam tempat pengumpul, tetapi harus

didorong dengan guyuran air tersendiri

Jamban Keluarga di Pedesaan

Banyak macam jamban yang digunakan tetapi jamban pedesaan di Indonesia

pada dasarnya digolongkan menjadi 2 macam yaitu4,9 :

1) Jamban tanpa leher angsa. Terdapat 2 jenis antara lain :

Jamban cubluk, bila kotoran dibuang ke tanah.

Jamban empang, bila kotoran dialirkan ke empang atau kolam.

2) Jamban dengan leher angsa. Jamban ini mempunyai 2 cara :

Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl langsung

diatas lubang galian penampungan kotoran

Tempat jongkok dan leher angsa tidak berada langsung diatas lubang galian

penampungan kotoran atau pemasangan slab dan bowl tapi dibangun

terpisah dan dihubungkan oleh satu saluran yang miring ke dalam lubang

galian penampungan kotoran.

2.3.4 Bangunan jamban

Bangunan kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari :

11

Page 12: Tugas Mandiri Roro Final

1. Rumah kakus : Syarat – syarat rumah kakus antara lain; Sirkulasi

udara cukup, Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari

luar, Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas

maupun musim hujan), Kemudahan akses di malam hari, Ketersediaan

fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan.

2. Lantai kakus : Sebaiknya diplester agar mudah dibersihkan.

3. Slab : Berfungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan

tempat berpijak. Pada jamban cemplung, slab dilengkapi dengan

penutup, sedangkan pada kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa)

fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis

tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk

menopang penggunanya. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan lama

dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu dengan tanah liat,

pasangan bata, dan sebagainya.

4. Closet : Lubang tempat faeces masuk.

5. Pit : Sumur penampung faeces / cubluk.

6. Bidang resapan.

Gambar 4. Bidang Resapan

2.3.5 Cara membangun jamban sehat

Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan

kotoran harus dikelola dengan baik di suatu jamban yang sehat. Kementerian

Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh yang

harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air

12

Page 13: Tugas Mandiri Roro Final

Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar

lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.

Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus

dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.

Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air

kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

empang, danau, sungai, dan laut

2. Tidak mencemari tanah permukaan

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun,

pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang

galian.

3. Bebas dari serangga

Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya

dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah

bersarangnya nyamuk demam berdarah

Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk.

Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang

bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

13

Page 14: Tugas Mandiri Roro Final

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

setiap selesai digunakan

Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa

harus tertutup rapat oleh air

Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa

ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

Pembersihan harus dilakukan secara periodic

5. Aman digunakan oleh pemakainya

Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada

dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong

anyaman atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat

6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran

Jangan membuang plastic, rokok, atau benda lain ke saluran

kotoran karena dapat menyumbat saluran

Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran

karena jamban akan cepat penuh

Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Jamban harus berdinding dan berpintu

Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

2.3.6 Pemilihan jenis jamban

14

Page 15: Tugas Mandiri Roro Final

Beberapa jenis jamban yang digunakan di daerah khusus, diantaranya :

1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan

daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu

lubang penampungan tinja/tangki 15ltern digunakan oleh beberapa jamban

(satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban).

3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya

ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Setiap anggota

rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air

kecil.

2.3.7 Penentuan letak jamban

Dalam menentukan letak jamban, ada 3 hal yang harus diperhatikan :

a. Keadaan daerah datar atau lereng; Bila daerahnya berlereng, kakus atau

jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata

tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang

dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.

b. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang

sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya

lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang

tertinggi pada waktu banjir.

c. Mudah dan tidaknya memperoleh air

2.3.8 Fungsi dan manfaat jamban keluarga

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik

dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2. Melindungi dari gangguan estetika, 15lterna penggunaan sarana yang aman

3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai 15ltern penyakit

15

Page 16: Tugas Mandiri Roro Final

4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

5. Pembuangan tinja sebagian dari kesehatan lingkungan maka kebiasaan

masyarakat memakai jamban harus terlaksana bagi setiap keluarga (Azwar,

2000)

2.3.9 Pemeliharaan jamban

Jamban hendaknya dipelihara baik dengan cara :

1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering. 1x seminggu bersihkan

lantai dan tempat jongkok dengan air dan sabun, sapu lidi dan sikat ijuk.

2. Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih

3. Tidak ada genangan air di sekitar jamban

4. Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat dan kecoa

5. Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat

6. Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban

7. Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki.

2.4 Pengetahuan dan Perilaku

2.4.1 Pengetahuan

2.4.1.1 definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,

pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga

dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

16

Page 17: Tugas Mandiri Roro Final

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai

(Drs. Sidi Gazalba) 

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu

knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi

pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledgement is justified true

beliefed). Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian,

pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 

Dalam kamus filsafat, dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah

proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya

sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memilliki yang diketahui

(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu

menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. 

1. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

2. Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna 17lter-

hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

3. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu

komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.

4. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

5. Evaluasi (Evaluation)

17

Page 18: Tugas Mandiri Roro Final

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut

berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan

18lternat yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).

2.4.1.2 pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang berisi tentang materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

2.4.2 Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Menurut Robert Kwick (1974) perilaku adalah tindakan

atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan

reaksi organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi

merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat

tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan.

2.5 Sosial Ekonomi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan

dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologi manusia sering disebut mahluk sosial,

yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang lain. Istilah

ekonomi itu berasal dari kata Yunani, “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga, dan

“nomos” yaitu aturan. Maka ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga. Dalam Kamus

Bahasa Indonesia arti ekonomi adalah ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan

pemakaian barang-barang, serta kekayaan. Maka dapat disimpulkan social ekonomi adalah

18

Page 19: Tugas Mandiri Roro Final

segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang,

pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan, dimana pemenuhan kebutuhan tersebut

berkaitan dengan penghasilan.

2.6 Kesadaran

Kesadaran berasal dari kata “sadar” yang berarti insyaf. Jadi kesadaran adalah keinsyafan

atau merasa mengerti atau memahami segala sesuatu. Menurut A.W. Widjaja (1984:46)

kesadaran adalah mengerti, insyaf dan yakin tentang kondisi tertentu. Diharapkan dengan

adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban yang sehat akan

meningkatkan taraf kesehatan.

2.7 Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan. Sehingga diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat meningkat setelah

dilakukannya penyuluhan mengenai jamban sehat, dan dapat tercapainya kesehatan

lingkungan yang semakin meningkat.

Menurut WHO, tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku

perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

2.8 Kerangka Pikir Perencanaan Masalah

1. Masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,

menetapkan 19alternatif tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian

mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil

pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan

keadaan tertentu yang diinginkan atau 19lternati tertentu yang sudah ditetapkan.

2. Penentuan Penyebab Masalah

19

Page 20: Tugas Mandiri Roro Final

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan

curah pendapat. Penentuan penyebab masalah dilakukan dengan mengqgunakan

fishbone. Hal ini hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.

3. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang

didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan.

4. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab

yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada

20lternative pemecahan masalah.

5. Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih

Setelah 20lternative pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan

pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa 20lternative maka

digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.

6. Penyusunan Rencana Penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of

Action atau Rencana Kegiatan).

7. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan

masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut

masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

20

Page 21: Tugas Mandiri Roro Final

Gambar 5. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

2.8.1 Analisis Masalah

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk

mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah,

dari pendekatan sistern ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan

munculnya permasalahan Kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi syarat di

wilayah Puskesmas Salaman I, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Adapun

sistem yang diutarakan disini adalah sistern terbuka pelayanan kesehatan yang

dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 6. Analisis Penyebab Masalah Dengan Pendekatan Sistem

21

INPUTMan

MoneyMethodMaterialMachine

PROSESP1P2P3

OUTPUT OUTCOMEEE

IMPACT

LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

Page 22: Tugas Mandiri Roro Final

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak

sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah

kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab

masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistern masalah dapat terjadi pada input,

lingkungan maupun proses.

2.8.2 Analisis Penyebab Masalah

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan

curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat

dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada kerangka pendekatan

sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 7. Diagram fish bone

2.8.3. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu menyusun

alternatif pemecahan masalah.

2.8.4. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Mengunakan Rumus

M x I x V/C

22

MASALAHMASALAH

PROSES

LINGKUNGAN

P1

P2

P3

INPUT

MONEYMAN

MACHINE

METHODE

MATERIAL

Page 23: Tugas Mandiri Roro Final

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya

dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas

alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kriteria

matriks MxIxV/C. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah

dengan menggunakan metode kriteria matriks :

1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang

dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat

diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.

2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting cara

penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.

3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif

bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.

4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan

pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5.

Tabel 1. Kriteria Matriks

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2=Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 = Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = mahal

5= Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 =sangat mahal

2.8.5 Pembuatan Plan of Action dan Gantt Chart

Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan

pembuatan plan of action serta Gantt Chart, hal ini bertujuan untuk menentukan

perncanaan kegiatan.

23

Page 24: Tugas Mandiri Roro Final

BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1 Analisis Masalah

Data pada laporan ini diperoleh dari data SMD, namun pada SMD, kriteria kuesioner

kurang lengkap, oleh karena itu dilakukan inspeksi dengan kriteria Depkes juga kriteria dari

Puskesmas.

Berdasarkan hasil survey SMD pada tanggal 23 November 2012 di Dusun Kempul,

Desa Menoreh yang dilakukan pada 163 rumah, digunakan pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui jumlah rumah yang memenuhi syarat jamban sehat, adapun hasilnya:

Jamban yang memenuhi syarat : 62 rumah (38,04%)

Jamban yang belum memenuhi syarat: 49 rumah (30,06%)

Belum memiliki jamban : 52 rumah (31,90%)

Dengan blanko kuesioner sebagai berikut :

1.Apakah dirumah anda terdapat jamban?

a. Tidak adab. Ada, tapi tidak memenuhi syarat.c. Ada, dan memenuhi syarat.

2.Apakah anda membuang tinja ?

24

Page 25: Tugas Mandiri Roro Final

a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam/sembarangan

b. Ke WC/jamban

Tabel 2. Responden yang memiliki jamban

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK

DIHARAPKAN

Ada dan memenuhi syarat

(62)

Ada tapi tidak memenuhi syarat

(49)

Tidak ada (52)

38,04% 30,06% 31,90%

Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun Kempul Desa

Menoreh

Jumlah cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun Kempul Desa Menoreh

adalah:

Besar cakupan = Jumlah jamban yang memenuhi syarat yang dimanfaatkan

Jumlah jamban yang diawasi

= 62

111

= 55,85%

Dari hasil didapatkan besar cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun

Kempul Desa Menoreh pada bulan Oktober 2012 hanya sebesar 55,85%.

Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun Kempul

Desa Menoreh adalah:

Pencapaian = Besar Cakupan x 100%

Target Dinkes 2012

= 55,85 :

25

X 100%

X 100%

X 100%

Page 26: Tugas Mandiri Roro Final

75

= 74,46 %

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan skor pencapaian jamban sehat di Dusun Kempul

dibawah 100% sehingga menjadi masalah.

3.2 Keadaan Geografis

3. 1. 1. Letak wilayah

Desa Menoreh terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,

provinsi Jawa Tengah. Terdapat 16 dusun di Desa Menoreh, yaitu Dusun Ngemplak,

Candi, Jetis, Derepan, Mlangen, Pranan Kulon, Pranan Wetan, Beteng, Kempul,

Ngaglik, Kamal, Sewan, Alun-alun, Jurusawah, Margorejo, dan Bhumi Menoreh.

Pelaksanaan kegiatan intervensi dilakukan di Dusun Kempul.

3. 1. 2. Batas wilayah

Wilayah desa Menoreh dibatasi oleh:

a. Sebelah utara : Desa Salaman

b. Sebelah Timur: Desa Ngadirejo

c. Sebelah Selatan : Desa Kalirejo

d. Sebelah Barat : Desa Kalisalak

3. 1. 3. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Menoreh berdasarkan data statistik tahun 2012 adalah 600

hektar.

3. 3. Keadaan Demografi

3. 2. 1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Menoreh pada tahun 2012 adalah 7716 jiwa. Jumlah

KK adalah 2206.

3. 2. 2. Data Penduduk

26

Page 27: Tugas Mandiri Roro Final

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa

Menoreh menurut dusun, jenis kelamin dan peserta jamkesmas.

Tabel 3. Jumlah penduduk Desa Menoreh menurut tahun 2012

NO Dusun

Jumlah

Jiwa KK

1 Ngemplak 319 93

2 Candi 307 82

3 Derepan 364 118

4 Jetis 414 119

5 Mlangen 861 229

6 Pranan Kulon 729 205

7 Pranan Wetan 559 145

8 Beteng 519 131

9 Kempul 568 163

10 Ngaglik 261 85

11 Kamal 704 208

12 Sewan 239 103

13 Alun-alun 572 163

14 Jurusawah 714 198

15 Margorejo 272 78

16 Bhumi Menoreh 314 85

Jumlah 7716 2205

27

Page 28: Tugas Mandiri Roro Final

(Sumber : Balai Desa Menoreh)

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Menoreh menurut jenis kelamin tahun 2012

28

NO Dusun

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Ngemplak 156 163

2 Candi 156 151

3 Derepan 181 184

4 Jetis 214 200

5 Mlangen 437 424

6 Pranan Kulon 382 347

7 Pranan Wetan 283 276

8 Beteng 259 263

9 Kempul 304 264

10 Ngaglik 134 127

11 Kamal 353 351

12 Sewan 155 174

13 Alun-alun 304 267

14 Jurusawah 347 367

15 Margorejo 152 120

16 Bhumi Menoreh 161 153

Jumlah 3978 3831

Page 29: Tugas Mandiri Roro Final

(Sumber : Balai Desa Menoreh)

Tabel 5. Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jamkesmas

NO Dusun

Jumlah Peserta

Jamkesmas

1 Ngemplak 94

2 Candi 77

3 Derepan 81

4 Jetis 178

5 Mlangen 261

6 Pranan Kulon 75

7 Pranan Wetan 78

8 Beteng 212

9 Kempul 114

10 Ngaglik 181

11 Kamal 327

12 Sewan 113

13 Alun-alun 115

14 Jurusawah 90

15 Margorejo 13

16 Bhumi Menoreh 8

Jumlah 2017

29

Page 30: Tugas Mandiri Roro Final

(Sumber : Balai Desa Menoreh)

3.4 Fasilitas umum

Tabel 6. Fasilitas umum pada Desa Menoreh

NO DUSUNRumah

SakitPuskesmas

Puskesmas

pembantuPosyandu

Bidan

desa

Bidan

praktek

praktek

dokter

1 Ngemplak 0 0 0

1

0 0 0

2 Candi 0 0 0 0 0 0

3 Jetis 0 0 0 0 0 0

4 Derepan 0 0 0 1 0 0 0

5 Mlangen 0 0 0 1 0 0 0

6Pranan

Kulon0 0 0 1 0 0 0

7Pranan

Wetan0 0 0 1 0 0 0

8 Beteng 0 0 0 1 0 0 0

9 Kempul 0 0 0 1 0 0 0

10 Ngaglik 0 0 0 0 0 0

30

Page 31: Tugas Mandiri Roro Final

11 Alun-alun 0 0 01

0 0 1

12 Sewan 0 0 0 0 0 0

13 Kamal 0 0 01

0 0 0

14 Jurusawah 0 0 0 0 0 1

15 Margorejo 0 0 0 0 0 0 0

16Bhumi

Menoreh0 0 0 1 3 3 1

  Jumlah 0 0 0 10 3 3 3

(Sumber : Balai Desa Menoreh)

Tabel 7. Posyandu di Desa Menoreh

No. Dusun Jumlah Posyandu

1. Ngemplak 0

2. Candi 0

3 Derepan 1

4 Jetis 1

5 Mlangen 1

6 Pranan Kulon 1

7 Pranan Wetan 1

8 Beteng 1

9 Kempul 1

10 Ngaglik 0

31

Page 32: Tugas Mandiri Roro Final

11 Kamal 1

12 Sewan 0

13 Alun-alun 1

14 Jurusawah 0

15 Margorejo 0

16 Bhumi Menoreh 1

Jumlah 10

(Sumber : Balai Desa Menoreh)

3.5 DATA UMUM DUSUN KEMPUL

3.5. 1. Keadaan Geografis

a. Letak wilayah

Dusun Kempul terletak di wilayah Desa Menoreh, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.

b. Batas wilayah

Wilayah Kempul dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara : Dusun Sewan

b. Sebelah Timur : Dusun Ngaglik

c. Sebelah Selatan : Desa Kalirejo

d. Sebelah Barat : Dusun Beteng

c. Luas Wilayah

Luas wilayah Dusun Kempul 130,75 hektar.

32

Page 33: Tugas Mandiri Roro Final

3.5. 2 Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk dusun Kempul tahun 2012 adalah 568 jiwa dan jumlah KK

adalah 163.

b. Data Penduduk

Penduduk dusun Kempul sebanyak 578 jiwa, terdiri dari 164 KK, 281 laki –

laki dan 297 perempuan. Penerima Jamkesmas pada dusun ini sebanyak 114 orang.

Mayoritas beragama Islam. (Sumber : Balai Desa Menoreh)

3.6. Analisis Hasil Survey Kesehatan Lingkungan Jamban Sehat wilayah Puskesmas

Salaman I

Data pada laporan ini diperoleh dari data primer yang berasal hasil wawancara dan

pengisian kuisioner responden penduduk Dusun Kempul Desa Menoreh serta data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari laporan Puskesmas Salaman I. Pengambilan data primer

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 0-7 Desember 2012. Jumlah sasaran survei ini adalah

30 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Kempul Desa Menoreh.

Berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD), pengambilan responden dilakukan secara

acak. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi rumah responden dan dilakukan

wawancara serta pengisian kuesioner. Kuesioner dibuat dengan pertanyaan meliputi

ketersediaan jamban serta jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Dimana jumlah KK 163

dan yang menggunakan jamban sebanyak 111 KK (68,1%). Namun jamban yang memenuhi

syarat hanya dimiliki oleh 62 KK (38,04%). Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki

jamban sebanyak 52 KK (31,90%).

3.7. Analisis Penyebab Masalah Dengan Pendekatan Sistem

Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan

evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan / menggambarkan keadaan dan

dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.

Dalam pelaksanaan kegiatan programnya, cakupan penduduk yang memanfaatkan

jamban dari bulan Januari-Oktober 2012 di desa Menoreh desa kempul sudah mencapai

33

Page 34: Tugas Mandiri Roro Final

110,61%, sehingga angka pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban sudah

melebihi 100%, yaitu sebesar 147,48%. Sedangkan pencapaian berdasarkan hasil Survei

Mawas Diri (SMD) pada 23 November 2012 adalah 55,85% , maka dilakukan penelitian

untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut.

Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun Kempul Desa

Menoreh

Jumlah cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun Kempul Desa Menoreh

adalah:

Besar cakupan = Jumlah jamban yang memenuhi syarat yang dimanfaatkan

Jumlah jamban yang diawasi

= 62

111

= 55,85%

Dari hasil didapatkan besar cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun

Kempul Desa Menoreh pada bulan Oktober 2012 hanya sebesar 55,85%.

Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun Kempul

Desa Menoreh adalah:

Pencapaian = Besar Cakupan x 100%

Target Dinkes 2012

= 55,85 :

75

= 74,46 %

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan skor pencapaian jamban sehat di Dusun Kempul

dibawah 100% sehingga menjadi masalah.

34

X 100%

X 100%

X 100%

Page 35: Tugas Mandiri Roro Final

BAB IV

KERANGKA PENELITIAN

4.1Kerangka Teori

35

INPUT

MAN : petugas sanitarian, kader

MONEY : dana operasional

METHOD : mendatangi rumah responden dan dilakukan wawancara serta pengisian kuesioner

MATERIAL : bangunan yang memiliki jamban, dana operasional

MACHINE : blanko kuesioner, alat transport dan kamera

PROSES

P1 : jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan jamban sehat, perencanaan sosialisasi pemanfaatan jamban sehat oleh petugas kesehatan

P2 : Waktu untuk peninjauan ke seluruh warga yang memiliki jamban, pelaksanaan penyuluhan kontinyu dan terpadu

P3 : Petugas kesehatan melakukan promosi kesehatan tentang pemanfaatan jamban sehat, evaluasi kegiatan yang telah dilakukan

LINGKUNGAN

Pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat

Perilaku masyarakat dalam menggunakan jamban

Dana masyarakat untuk membuat jamban sehat sendiri

Arisan warga dusun untuk membuat jamban sehat

CAKUPAN PENGGUNAAN

JAMBAN SEHAT

Page 36: Tugas Mandiri Roro Final

Gambar 8. Kerangka Teori Tentang Pemanfaatan Jamban Sehat

4.2 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 9. Kerangka Penelitian Tentang Cakupan Pemanfaatan

Jamban Sehat

36

Cakupan Pemanfaatan

Jamban Sehat di dusun Kempul

Petugas kesehatan

lingkungan, kader

Petugas kesehatan

lingkungan, kader

Sosial ekonomi masyarakat

Pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat

Perilaku dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan jamban

Sosial ekonomi masyarakat

Pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat

Perilaku dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan jamban

Ketersediaan air bersih yang

digunakan untuk

membersihkan jamban

Ketersediaan air bersih yang

digunakan untuk

membersihkan jamban

Penyuluhan sanitasi jamban yang sehat

Penyuluhan sanitasi jamban yang sehat

Page 37: Tugas Mandiri Roro Final

BAB V

METODE PENELITIAN

5.1. Jenis data yang diambil

1. Data primer, diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun

sebelumnya sesuai tujuan survey yang dilakukan. Kemudian pertanyaan tersebut

ditujukan kepada responden yaitu penduduk yang memanfaatkan jamban dan yang

tidak memanfaatkan jamban yang bertempat tinggal di dusun Kempul desa

Menoreh, kecamatan Salaman kabupaten Magelang yang merupakan salah satu

wilayah kerja Puskesmas Salaman 1. Responden yang diambil sebanyak 30 KK.

2. Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas

Salaman I dan laporan bulanan bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Salaman I.

Data yang diperoleh dianalisis melalui pendekatan sistem, dengan melihat fungsi

manajemen baik input (man, money, method, material, machine), proses (perencanaan/P1,

pelaksanaan/P2, pengawasan/P3), serta lingkungan dengan tujuan mengetahui permasalahan

secara menyeluruh. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi permasalahan. Selanjutnya

dianalisis masalah dengan mencari kemungkinan penyebab melalui pendekatan sistem.

Penyebab masalah tersebut dimasukkan ke dalam Fish Bone, kemudian dilakukan konfirmasi

penyebab masalah dengan wawancara langsung kepada petugas kesehatan terkait (koordinator

kesehatan lingkungan). Kemudian ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan

menggunakan kriteria matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana

kegiatan berdasarkan masalah yang terpilih.

5.2 Batasan judul

Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Perilaku Rumah Tangga yang

Memanfaatkan Jamban di Dusun Kempul, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang Evaluasi Manajemen Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman 1.

Periode Januari – Oktober 2012” mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut :

37

Page 38: Tugas Mandiri Roro Final

1. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas

masalah

2. Perilaku

Perilaku adalah kegiatan buang air besar.

3. Rumah Tangga yang memanfaatkan jamban

Adalah penduduk di Dusun Kempul Desa Menoreh yang memanfaatkan jamban

yang memenuhi syarat sanitasi

4. Dusun Kempul

Adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Menoreh

5. Desa Menoreh

Desa Menoreh merupakan salah satu desa dari 10 desa yang berada dalam wilayah

kerja Puskesmas Salaman I.

6. Kecamatan Salaman

Kecamatan Salaman adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.

7. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa

Tengah.

8. Manajemen

Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan penggunaan secara

efektif untuk mencapai sasaran.

9. Program Kesehatan Lingkungan

Adalah salah satu program puskesmas Salaman 1 yang bertujuan untuk mengatasi

masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang

dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat

dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan luar puskesmas.

10. Puskesmas Salaman 1

Puskesmas Salaman 1 adalah salah satu puskesmas di wilayah kabupaten

Magelang

38

Page 39: Tugas Mandiri Roro Final

11. Periode Januari-Oktober 2012

Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai

cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban yang memenuhi syarat sanitasi.

5.3. Definisi Operasional

a. Sasaran adalah warga (subjek) dan jamban (objek) di daerah Dusun Kempul, Desa

Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

b. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah jamban yang memenuhi

syarat jamban sehat yang dimanfaatkan dengan jumlah seluruh jamban yang diperiksa

di Dusun Kempul, Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

c. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara

langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek)

memilliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga

yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan

aktif. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

d. Perilaku (Notoatmodjo,2003) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

e. Kriteria jamban sehat menurut Depkes, meliputi :

tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan

paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur

tidak mencemari tanah permukaan

bebas dari serangga

39

Page 40: Tugas Mandiri Roro Final

tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

aman digunakan oleh pemakainya dan mudah dibersihkan

Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di

sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas

minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang

jamban. 

Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air

Cukup penerangan

Lantai kedap air

Ventilasi cukup baik, dan tersedianya air dan alat pembersih.

5.4 Ruang Lingkup Kegiatan

a. Lingkup lokasi: Dusun Kempul, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang.

b. Lingkup waktu: Januari – Oktober 2012

c. Lingkup sasaran: 30 rumah tangga yang memanfaatkan jamban di Dusun Kempul

Desa Menoreh

d. Lingkup metode: Kuesioner, wawancara, pencatatan, dan pengamatan

e. Lingkup materi: Evaluasi penggunaan jamban sehat serta memberikan kuisioner

langsung ke rumah penduduk di Dusun Kempul, Desa Menoreh.

5.5 Faktor – faktor Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam laporan ini adalah:

Rumah tangga yang memanfaatkan jamban tidak sehat di Dusun Kempul, Desa

Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Responden yang berkenan diwawancarai dan mengisi kuesioner.

40

Page 41: Tugas Mandiri Roro Final

Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi dalam laporan ini adalah

Rumah tangga yang memanfaatkan jamban sehat.

Rumah tangga yang tidak memililki jamban.

Responden yang tidak berkenan diwawancarai dan mengisi kuesioner.

41

Page 42: Tugas Mandiri Roro Final

BAB VI

HASIL PENELITIAN

6.1 Kuesioner

Kuesioner Penyebab Masalah

Kuesioner penyebab masalah, mengapa banyak penduduk memanfaatkan jamban

yang tidak memenuhi syarat sanitasi. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan yang

dilakukan pada 26 responden yang memiliki jamban tidak memenuhi syarat sanitasi.

Tabel 8. Hasil Kuesioner

NO Jenis

pertanyaan

Pertanyaan Jawaban

Jumlah Persen (%)

1. Fisik Apakah dirumah anda tersedia sumber air

bersih?

A. Ya

B. Tidak

A. 28

B. 2

A. 93,33%

B. 6,67%

2. Perilaku Apakah menurut anda jamban itu

penting?

A. Ya

B. Tidak

A. 30

B. 0

A. 100%

B. 0%

3. Pengetahuan Apakah anda tahu apa itu jamban sehat?

A. Ya

B. Tidak

A. 10

B. 20

A. 33,33%

B. 66,67%

4. Perilaku Dimanakah sebaiknya anda BAB?

A. jamban

B. sungai

C. kebun

A. 30

B. 0

A. 100%

B. 0%

42

Page 43: Tugas Mandiri Roro Final

D. lainnya C. 0

D. 0

C. 0%

D. 0%

5. Pengetahuan Apakah anda tahu jika BAB di

sungai/kolam/kebun dapat mencemari

lingkungan dan menimbulkan penyakit?

A. Ya

B. Tidak tahuA. 17

B. 13

A. 56,67%

B. 43,33%

6. Fisik Seperti apakah bentuk jamban anda?

A. Leher angsa

B. Bukan leher angsa, kolam ikan

C. Bukan leher angsa, sungai

D. Bukan leher angsa, tanah

A. 15

B. 15

C. 0

D. 0

A. 50%

B. 50%

C. 0%

D. 0%

7. Fisik Jika bukan leher angsa, apakah

menggunakan penutup?

A. Ya

B. Tidak

A. 0

B.15

A. 0%

B. 100%

8. Fisik Berapa jarak jamban anda ke sumber air

(sumur, PAM, dll)?

A. <10 meter

B. >10 meter

A. 20

B. 10

A. 66,67%

B. 33,33%

9. Fisik Apakah jamban Anda memiliki dinding,

atap dan pintu?

A. Ya

B. Tidak

A. 16

B. 14

A. 53,33%

B. 46,67%

10. Fisik Apakah jamban anda diplester?

A. Ya

B. Tidak

A. 28

B. 2

A. 93,33%

B. 6,67%

11. Perilaku Setiap berapa lama anda biasa

43

Page 44: Tugas Mandiri Roro Final

membersihkan jamban?

A. setiap hari

B. seminggu sekali

C. sebulan sekali

D. tidak tentu

A. 3

B.13

C. 0

D. 14

A. 10%

B. 43,33%

C. 0%

D. 46,67%

12. Pengetahuan Apakah anda tahu penyakit apa yang

dapat timbul jika BAB di tempat lain

selain jamban?

A. Ya

B. Tidak tahu

A. 9

B. 21

A. 30%

B. 70%

13. Pengetahuan Apakah anda tahu cara membangun

jamban sehat?

A. Ya

B. Tidak

A. 6

B. 24

A. 20%

B. 80%

14. Pengetahuan Apakah pernah ada penyuluhan

bagaimana membangun jamban sehat

yang sederhana?

A. Ya

B. Tidak

A. 10

B. 20

A. 33,33%

B. 66,67%

15. Pengetahuan Apakah anda tahu berapa jarak ideal

antara sumber air dan Jamban?

A. >10 meter

B. <10 meter

C. Tidak tahu

A. 7

B. 13

C. 10

A. 23,33%

B. 43,33%

C. 33,33%

16. Pengetahuan Pada kondisi tanah berlereng, Apakah

anda tahu letak jamban itu harus lebih

rendah dari sumber air?

A. Ya

B. Tidak tahu

A. 11

B. 19

A. 36,67%

B. 63,33%

17. Pengetahuan Apakah Menurut anda Lantai jamban itu

perlu diplester?

A. 20

B. 10

A. 66,67%

B. 33,33%

44

Page 45: Tugas Mandiri Roro Final

A. Ya

B. Tidak Tahu

18. Pengetahuan Apakah menurut anda jamban itu perlu

memiliki dinding, atap dan pintu?

A. Ya

B. Tidak

A. 27

B. 3

A. 90%

B. 10%

19. Perilaku Apakah tidak ada serangga dan tikus

yang berkeliaran?

A. Ya

B. Tidak

A. 7

B. 23

A. 23,33%

B. 76,67%

20. Perilaku Apakah tersedia alat pembersih di dalam

kamar mandi?

A. Ya

B. Tidak

A. 7

B. 23

A. 23,33%

B. 76,67%

21. Perilaku Apakah bila ada kerusakan pada jamban

segera diperbaiki?

A. Ya

B. Tidak

A. 30

B. 0

A. 100%

B. 0%

22. Perilaku Apakah lantai jamban selalu bersih dan

tidak ada genangan air?

A. ya

B. tidak

A. 9

B. 21

A. 30%

B. 70%

45

Page 46: Tugas Mandiri Roro Final

Tabel 9. Hasil kuesioner Inspeksi sanitasi jamban (tingkat resiko pencemaran lingkungan)No Diagnosa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Apakah

penampungan

akhir kotoran/

jamban berjarak

kurang dari 10

meter dengan

sumber air

Nilai : ya = 3,

tidak = 0

3 3 0 3 3 0 0 0 3 3 3 0 0 3 0 3 0 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 0 3

2 Apakah penutup

sumur resapan

jamban

(penampungan

akhir kotoran

atau tidak kedap

air?

Nilai : ya = 3,

tidak = 0

0 0 0 3 3 0 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0 0 3 0 0 0 3 3 3 3 3 3 0 3

3 Apakah

konstruksi

3 0 0 0 3 0 3 3 3 3 3 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0 3 3 3 3 3 3 0 3

46

Page 47: Tugas Mandiri Roro Final

jamban

memungkinkan

binatang

penyebar

penyakit

menjamah

kotoran dalam

jamban?

Nilai : Ya = 3,

Tidak = 0

4 Apakah jamban

menimbulkan

bau?

Nilai : ya = 1,

tidak = 0

0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0

5 Apakah jamban

tidak selalu

terjaga

kebersihannya?

Nilai : ya = 2,

tidak = 0

0 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2

47

Page 48: Tugas Mandiri Roro Final

Jumlah nilai 6 6 2 6 9 1 8 8 12 11 11 4 0 8 3 11 0 3 11 5 6 0 11 11 11 11 12 12 2 11

Tingkat T T R T AT R T T AT AT AT S R T S AT R S AT T T R AT AT AT AT AT AT R AT

Tingkat resiko untuk mencemari lingkungan:

Nilai ya = 0-2 : R (rendah) : 6

Nilai ya = 3-4 : S (sedang) : 3

Nilai ya = 5-8 : T (tinggi) : 8

Nilai ya = 9-11 : AT(Amat Tinggi) : 13

Tabel 10. Kuesioner tingkat pengetahuan

48

Page 49: Tugas Mandiri Roro Final

responden Pertanyaan Tingkat pengetahuan

49

Page 50: Tugas Mandiri Roro Final

NO Nama KK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22Jwb

benarsoal skor Kriteria

1 Gatot A A A A A A A A A B A B B C A A A A A A A 6 9 66,67 Cukup2 Mucharom A A A A A A A A A B A A A B A A A B B A B 9 9 100 Baik3 Fadhol A A B A B A B A A B B B B C B A B B B A B 1 9 11,11 Kurang4 muhmakin B A A A B A A A A A B B B C B A A A A A A 3 9 33,33 Kurang5 abdul mul'in A A A A A A A A A B B B A B A A A A A A A 7 9 77,78 Baik6 Ahmad Affandi A A A A A A B A A D A A B B A A A B B A A 8 9 88,89 Baik7 mustakim A A A A A B B B B A B B B A C B A A B B A B 5 9 55,55 Kurang8 muhroni A A A A A B B B B B B B B A C B A A B B A B 5 9 55,55 Kurang9 isrofi B A B A B B B A B A B B B B C B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang

10 nurrochman A A A A A B B A A A B B A A B A A A B B A B 8 9 88,89 Baik11 mustofa abdullah A A A A A B B A A B B B A A B A A A B B A B 8 9 88,89 Baik12 sudarsono A A B A B A B A A D B B B B B B A B B A A 2 9 22,22 Kurang13 atemodimejo A A B A B A B A A D B B B B B B A B B A A 2 9 22,22 Kurang14 muhaimin A A B A A B B A B A D B B A C B A B B B A B 3 9 33,33 Kurang15 sisnanto A A A A A A B A A D A A B B A A A B B A B 8 9 88,89 Baik16 roqib A A B A A B B A B A D B B A C B A B B B A B 3 9 33,33 Kurang17 saryono A A A A A A B A A B A B B B A A A A A A A 7 9 77,78 Baik18 k hadi sukamto A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A 9 9 100 Baik19 zaenudin A A B A B B B A B A A A B B C B A A B B A B 3 9 33,33 Kurang20 darmanto A A A A A A A A A D A B B B B A A A A A B 6 9 66,67 Cukup21 sudhasi A A B A A A A A A D A B A C B A A B B A B 5 9 55,55 Kurang22 wakid A A A A A A B A A B B B B B A A A A A A A 6 9 66,67 Cukup23 maryono A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 2 9 22,22 Kurang24 kusyanto A A B A B B B A B A B B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang25 muhbilal A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang26 purwanto A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang27 wusono A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang28 saroni kawit A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang29 bejo zainurrochman A A A A A A B B A B B B B B A A A B B A B 6 9 66,67 Cukup30 matjabit A A B A B B B A B A D B B B A B B A B B A B 1 9 11,11 Kurang

50

Page 51: Tugas Mandiri Roro Final

6.2 Hasil Kuesioner

Tingkat pengetahuan

Jumlah responden yang memenuhi kriteria berpengetahuan baik adalah 20 %.

Tabel 11 . Tingkat pengetahuan mengenai jamban sehat

KRITERIA JUMLAH PERSEN (%)

Baik 8 26,67%Cukup 4 13,33%Kurang 18 60%

Sumber air bersih

Jumlah responden yang memiliki sumber air bersih adalah 93,33%.

Tabel 12 . Kepemilikan sumber air bersih

Sumber Air Bersih Jumlah Persen (%)Ya 28 93,33%Tidak 2 6,67%

Jarak ke sumber air bersih

Jumlah responden yang memiliki jamban berjarak <10 meter dari sumber air bersih

adalah 66,66%. Sedangkan jumlah jamban yang berjarak >10 meter dari sumber air bersih

adalah 33,33%.

Tabel 13. Jarak jamban dari sumber air bersih

Jarak Ke Sumber Air Jumlah Persen (%)<10 meter 20 66,66%>10 meter 10 33,33%

50

Page 52: Tugas Mandiri Roro Final

Jamban diplester

Jumlah responden yang memiliki lantai jamban diplester adalah 93,33%.

Tabel 14 . Jamban memiliki lantai diplester

Jamban Diplester

Jumlah Persen (%)

Ya 28 93,33%Tidak 2 6,67%

Jamban dengan dinding, atap dan pintu

Jumlah responden yang memiliki jamban dengan dinding, atap dan pintu adalah 53,33%

Tabel 15. Jamban dengan dinding,, atap dan pintu

Dinding, Atap, Pintu

Jumlah Persen (%)

Ya 16 53,33%Tidak 14 46,67%

Tingkat pencemaran lingkungan

Tabel 16. Tingkat pencemaran lingkungan

Kriteria Jumlah Persen (%)Ringan 6 20%Sedang 3 10%

Tinggi 8 26,67%

Amat Tinggi 13 43,33%

51

Page 53: Tugas Mandiri Roro Final

BAB VII

PEMBAHASAN

7.1 Analisis Hasil Survei Penggunaan Jamban sehat wilayah dusun Kempul desa

Menoreh, kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang

Berdasarkan hasil kesimpulan wawancara yang dilakukan pada tanggal 7-8 Desember 2012

mengenai penggunaan jamban sehat, didapatkan hasil responden

Pengetahuan baik : 26,67%

Pengetahuan cukup : 13,33%

Pengetahuan kurang : 60%

Yang memiliki sumber air tidak bersih : 93,33%

Yang memiliki jamban yang berjarak < 10 meter : 66,66%

Yang memiliki lantai jamban yang diplester : 93,33%

Yang memiliki jamban dengan dinding, atap, pintu : 53,33%

Untuk tingkat pencemaran lingkungan

Dengan hasil tingkat pencemaran ringan sebesar 20%, sedang 10%, tinggi 26,67%,

amat tinggi 43,33%

7.2 Analisa penyebab masalah berdasarkan pendekatan sistem

Tabel 17. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Rendahnya Cakupan Penduduk yang

Memanfaatkan Jamban Ditinjau dari Faktor Input

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

MAN

(Tenaga Kerja)

Tersedia petugas kesehatan

lingkungan di Puskesmas

Salaman

Hanya terdapat 1 petugas kesehatan

lingkungan sehingga mengakibatkan

belum optimalnya dalam melakukan

penyuluhan mengenai jamban sehat

(1)

MONEY

(Pembiayaan)

Terdapatnya dana

operasional di puskesmas

yang dimanfaatkan untuk

kegiatan luar gedung

(pemantauan dan pendataan

52

Page 54: Tugas Mandiri Roro Final

jamban)

METHOD

(Metode)

Melakukan pengamatan dan

wawancara dengan cara

kunjungan ke masyarakat

untuk dilakukan pendataan

Penyuluhan langsung

kepada pemilik rumah

mengenai jamban yang

memenuhi syarat kesehatan

saat pendataan berlangsung

Belum ada penyuluhan secara berkala

mengenai jamban sehat (2)

MATERIAL

(Perlengkapan)

Terdapat aula puskesmas

yang digunakan untuk

tempat penyuluhan

Terdapat kendaraan

operasional bagi petugas

kesehatan lingkungan

MACHINE

(peralatan)

Terdapat blanko

kuesioner untuk

pemeriksaan jamban

Tidak tersedianya pamflet, brosur

dan poster penyuluhan tentang

jamban yang memenuhi syarat

sanitasi.(3)

Tabel 18. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Rendahnya Cakupan Penduduk yang

Memanfaatkan jamban Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1

(Perencanaan

)

Adanya data jumlah rumah,

data jumlah KK, dan data

jumlah rumah tangga yang

memiliki jamban.

Jadwal tertulis tentang perencanaan

pelaksanaan pengawasan jamban

sehat belum ada.(4)

53

Page 55: Tugas Mandiri Roro Final

P2

(Pelaksanaan)

Saat pendataan berlangsung,

sanitarian langsung

memberikan penyuluhan

tentang jamban

Pelaksanaan penyuluhan kurang

berkelanjutan dan terpadu (5)

P3

(Penilaian,

Pengawasan

Pengendalian)

Terdapatnya pencatatan dan

pelaporan mengenai jamban

Evaluasi dari kegiatan yang

dilakukan (penyuluhan) masih

kurang (6)

Lingkungan

Tokoh masyarakat sangat

berperan dalam mendorong

masyarakat untuk

menggunakan jamban sehat

Pemilik rumah cukup

kooperatif pada saat petugas

melakukan pendataan.

Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

jamban sehat (7)

Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

dampak yang dapat ditimbulkan jika

BAB di jamban yang tidak

memenuhi syarat sanitasi (8)

Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

cara membangun jamban sederhana

yang memenuhi syarat sanitasi.(9)

Terbatasnya dana untuk membangun

jamban dan septik tank (10)

54

Page 56: Tugas Mandiri Roro Final

7.3 Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah :

Berdasarkan hasil pengamatan, survei, wawancara yang telah dilakukan di Dusun

Kempul Desa Menoreh didapatkan penyebab masalahnya sebagai berikut :

1. Hanya terdapat 1 petugas kesehatan lingkungan sehingga mengakibatkan belum

optimalnya dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat

2. Belum ada penyuluhan secara berkala mengenai jamban sehat

3. Tidak tersedianya pamflet, brosur dan poster penyuluhan tentang jamban yang

memenuhi syarat sanitasi.

4. Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan jamban sehat belum

ada.

5. Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu

6. Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan (penyuluhan) masih kurang

7. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai jamban sehat

8. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai dampak yang dapat

ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi

9. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai cara membangun

jamban sederhana yang memenuhi syarat sanitasi.

10. Terbatasnya dana untuk membangun jamban dan septik tank

55

Page 57: Tugas Mandiri Roro Final

56

ManHanya terdapat 1 petugas kesehatan lingkungan sehingga mengakibatkan belum optimalnya dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat

Material

ProsesProses

P 2

Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu

Machine

Tidak tersedianya pamflet, brosur dan poster

tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi.

P 1Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan jamban sehat belum ada.

P 3Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan (penyuluhan) masih kurang

INPUTINPUT

MethodBelum ada penyuluhan secara berkala mengenai jamban sehat

Money

Rendahnya Cakupan masyarakat yang

memanfaatkan jamban sehat di Desa Menoreh

45,53% dari target dinkes: 75%)

Gambar 10. Diagram Fish Bone

Lingkungan Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai jamban sehat Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai cara membangun jamban sederhana yang memenuhi syarat sanitasi.

Terbatasnya dana untuk membangun jamban dan septik tank sendiri

Page 58: Tugas Mandiri Roro Final

57

Page 59: Tugas Mandiri Roro Final

BAB VIII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

8.1. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisis penyebab-penyebab rendahnya cakupan Kesehatan

Lingkungan (Jamban Sehat) yang memenuhi syarat sanitasi yang ditemukan atau ditangani

sesuai standar di wilayah Puskesmas Salaman I, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun

alternative pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 19. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1 Hanya terdapat 1 petugas

kesehatan lingkungan sehingga

mengakibatkan belum

optimalnya dalam melakukan

penyuluhan mengenai jamban

sehat

Dengan melakukan pembinaan dan pembentukan kader

kesehatan lingkungan, dan pendekatan kepada tokoh

masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya BAB di

jamban sehat

2 Belum ada penyuluhan secara

berkala mengenai jamban sehat

Mengadakan penyuluhan mengenai jamban sehat serta

pentingnya penggunaan jamban sehat, sekaligus akibat

dari secara berkala

3 Tidak tersedianya pamflet,

brosur dan poster penyuluhan

tentang jamban yang memenuhi

Pembuatan pamflet, brosur dan poster penyuluhan

tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi

57

Page 60: Tugas Mandiri Roro Final

syarat sanitasi

4 Jadwal tertulis tentang

perencanaan pelaksanaan

pengawasan jamban sehat

belum ada

Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai

pelaksanaan pengawasan jamban dan penyuluhan

pentingnya BAB di jamban yang sehat dan pembuatan

target jumlah rumah yang harus dikunjungi tiap

bulannya

5 Pelaksanaan penyuluhan kurang

berkelanjutan dan terpadu

Diadakan penyuluhan mengenai jamban sehat dan pentingnya BAB di jamban sehat secara berkala

6 Evaluasi dari kegiatan yang

dilakukan (penyuluhan) masih

kurang

Rapat Evaluasi antara petugas sanitarian dengan kader

7 Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

jamban sehat

Penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya

BAB di jamban sehat, dan dampak yang dapat ditimbulkan

jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan

penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang

sederhana

8 Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

dampak yang dapat ditimbulkan

jika BAB di jamban yang tidak

memenuhi syarat sanitasi

Penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya

BAB di jamban sehat, dan dampak yang dapat ditimbulkan

jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan

penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang

sederhana

9 Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai

cara membangun jamban

Penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya

BAB di jamban sehat, dan dampak yang dapat ditimbulkan

jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan

58

Page 61: Tugas Mandiri Roro Final

sederhana yang memenuhi

syarat sanitasi

penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang

sederhana

10 Terbatasnya dana untuk

membangun jamban dan septik

tank

Membentuk arisan warga, atau iuran bulanan

masyarakat, dana iuran tersebut dapat digunakan

untuk pembangunan jamban

Usulan ke desa untuk mengajukan dana PNPM

8.2 PENGGABUNGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

59

Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan jamban sehat belum ada

Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan (penyuluhan) masih kurang

Hanya terdapat 1 petugas kesehatan lingkungan sehingga mengakibatkan belum optimalnya dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat

B.Pembuatan pamflet, brosur dan poster penyuluhan tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi

A.Dengan melakukan pembinaan pembentukan kader kesehatan lingkungan, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya BAB di jamban sehat

C.Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan jamban dan penyuluhan pentingnya BAB di jamban yang sehat dan pembuatan target jumlah rumah yang harus dikunjungi tiap bulannya

D. Rapat Evaluasi antara petugas sanitarian dengan kader

Tidak tersedianya pamflet, brosur dan poster penyuluhan tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi

Page 62: Tugas Mandiri Roro Final

Gambar 11. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

60

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai jamban sehat serta penggunaan jamban sehat

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai cara membangun jamban sederhana yang memenuhi syarat sanitasi

Terbatas nya dana untuk membangun jamban dan septic tank

E.Penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya BAB di jamban sehat, dan dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang sederhana

Membentuk arisan warga, atau iuran bulanan masyarakat, dana iuran tersebut dapat digunakan untuk pembangunan jamban, dan usulan ke desa untuk mengajukan dana PNPM

Belum ada penyuluhan secara berkala mengenai jamban sehat

Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu

Page 63: Tugas Mandiri Roro Final

8.3 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Menggunakan

Rumus M x I x V/C

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Kriteria Matriks. Berikut ini

proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria

Matriks Menggunakan Rumus M x I x V / C :

a.Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program :

Magnitude ( M ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar

(banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka

semakin efektif

Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah

Vulnerability ( V ) Sensitifitas cara penyelesaian masalah

Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi skor 1-5

Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan

penilaian pada kriteria I dan V.

b.Efisiensi Program

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (c) diberi

nilai 1-5. Bila cost-nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1. Berikut ini proses penentuan

prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks :

61

Page 64: Tugas Mandiri Roro Final

Tabel 20. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Penyelesaian masalahNilai Kriteria Hasil Akhir

UrutanM I V C (M.I.V)/C

A.Dengan melakukan pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya BAB di jamban sehat

3 4 4 1 48 II

B.Pembuatan pamflet, brosur dan poster penyuluhan tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi

3 3 4 4 9 VII

C.Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan jamban dan penyuluhan pentingnya BAB di jamban yang sehat dan pembuatan target jumlah rumah yang harus dikunjungi tiap bulannya

3 3 3 2 13,5 IV

D. Rapat Evaluasi antara petugas sanitarian dengan kader

3 4 3 1 36 III

E.Penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya BAB di jamban sehat, dan dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang sederhana

5 5 4 2 50 I

F. Membentuk arisan warga, atau iuran bulanan masyarakat, dana iuran tersebut dapat digunakan untuk pembangunan jamban

2 3 4 2 12 V

G. Usulan ke desa untuk mengajukan dana PNPM

1 5 4 2 10 VI

62

Page 65: Tugas Mandiri Roro Final

8.4 Penyusunan Rencana Pelaksanaan KegiatanTabel 21. Plan of Action usaha peningkatan cakupan masyarakat yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun Kempul Desa Menoreh

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksanaan Waktu Dana Metode Tolak ukur

I Penyuluhan mengenai jamban sehat

-Meningkatkan pengetahuan Mayarakat mengenai syarat-syarat jamban sehat

-Meningkatnya cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban sehat

-Masyarakat mengetahui cara membangun jamban sehat yang sederhana

Mayarakat Dusun Kempul Desa Menoreh yang tidak memanfaatkan jamban sehat

Balai desa Menoreh

Petugas kesehatan lingkungan & kader

Setiap bulan

Dimulai bulan desember 2012

Bantuan operasional Kesehatan

Penyuluhan secara langsung, diskusi, tanya jawab dan pembuatan poster mengenai cara membangun jamban sehat

Tolak ukur proses

Terlaksananya kegiatan penyuluhan tersebut

Tolak ukur hasil

Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat

Meningkatnya jumlah penduduk yang BAB di jamban sehat

Meningkatnya jumlah jamban sehat di Dusun Kempul

II pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat

Meningkatkan peran kader dan tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan penggunaan jamban sehat

Mayarakat Dusun Kempul Desa Menoreh yang tidak memanfaatkan jamban sehat

Balai Desa Menoreh

Petugas kesehatan lingkungan & kader

Setiap 3 bulan 1 kali dalam setahun

Dimulai bulan desember 2012

Bantuan operasional kesehatan

Pertemuan berkala antara petugas kesling, kader dan masyarakat setempat untuk penilaian sekaligus sosialisasi jamban sehat

Tolak ukur Proses

Adanya koordinasi dengan petugas kesling, kader dan tokoh masyarakat setempat

63

Page 66: Tugas Mandiri Roro Final

Tolak ukur hasil

Peran aktif dari kader dan tokoh masyarakat dalam melakukan sosialisasi jamban sehat

III Rapat Evaluasi petugas Kesling dengan Kader

Untuk mengetahui dan menilai hasil kegiatan penyuluhan

Kader Balai desa Menoreh

Petugas Kesling

Setiap bulan, dimulai Desember 2012

Dana operasional Puskesmas

Diskusi, Tanya jawab, penilaian hasil kegiatan

Tolak ukur proses

Terlaksananya rapat evaluasi secara berkala

Tolak ukur hasil

Meningkatnya pengetahuan para kader mengenai kondisi

IV Pembuatan jadwal pelaksanaan pengawasan jamban dan penyuluhan serta pembuatan target jumlah rumah yang harus dikunjungi tiap bulannya

Untuk mengetahui sasaran penyuluhan, Tersusun jadwal kegiatan yang baik dan sistematis

Petugas kesling, kader

Puskesmas, balai desa Menoreh

Petugas kesling, kader

Satu kali atau 2 kali dalam setahun

Dimulai bulan Desember 2012

Dana operasional puskesmas

Diskusi, Tanya jawab Tolak ukur proses

Terlaksananya kegiatan pembuatan jadwal tertulis

Tolak ukur hasil

Tersusun jadwal kegiatan yang baik dan sistematis, serta mengetahui sasaran penyuluhan

V Pengadaan iuran bulanan masyarakat atau arisan warga

Adanya masukan dana untuk pembangunan jamban sehat

Masyarakat dusun Kempul, desa Menoreh

Rumah Kader atau rumah Kepala Dusun

Kader serta masyarakat dusun Kempul

Setiap bulan, dimulai pada bulan Januari 2013

Dana masyarakat dusun Kempul

Mengadakan iuran bulanan dari warga dusun kempul

Tolak ukur proses

Terhimpunnya dana untuk pembangunan jamban umum

64

Page 67: Tugas Mandiri Roro Final

Kempul Desa Menoreh

Tolak ukur hasil

Terlaksananya pembangunan jamban umum yang sehat

VI Usulan ke desa untuk mengajukan dana PNPM

Adanya masukan dana untuk pembangunan jamban sehat

Masyarakat dusun Kempul, Desa Menoreh

Rumah Kepala Dusun Menoreh

Petugas Kesling

Setiap 3 bulan, dimulai pada bulan Januari

- Diskusi Tolak ukur proses

Terhimpunnya dana untuk pembangunan jamban umum

Tolak ukur hasil

Terlaksananya pembangunan jamban umum yang sehat

VII Peningkatan media promosi mengenai jamban sehat

Meningkatkan pengetahuan mengenai jamban sehat

Masyarakat dusun Kempul, desa Menoreh

Rumah Kepala Dusun Kempul Desa Menoreh

Petugas Kesling, beserta Kader

Setiap 6 bulan sekali, dimulai pada bulan Desember 2012

Dana operasional kesehatan

Membuat pamflet, brosur dan poster penyuluhan tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi

Tolak ukur proses; membuat pamflet, brosur, dan poster

tolak ukur hasil: terdapat pamflet, brosur, dan poster

65

Page 68: Tugas Mandiri Roro Final

Tabel 22. Gann Chart

KegiatanDesember 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

I

II

III

IV

V

66

Page 69: Tugas Mandiri Roro Final

Keterangan :

I : Pembuatan jadwal pelaksanaan pengawasan jamban dan penyuluhan serta pembuatan target

II : Pembuatan pamflet, brosur, poster

III : pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan

IV : Penyuluhan mengenai jamban sehat

V : Rapat Evaluasi antara petugas sanitarian dengan kader

67

Page 70: Tugas Mandiri Roro Final

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan

penduduk yang menggunakan jamban sehat di Dusun Kempul Desa Menoreh periode Januari-

Oktober 2012 dengan menggunakan metode pendekatan masalah dan juga melakukan

konfirmasi ke bagian Program Kesehatan Lingkungan, maka didapatkan penyebab masalah

yang paling mungkin, antara lain hanya terdapat 1 petugas kesehatan lingkungan sehingga

mengakibatkan belum optimalnya dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat,

terbatasnya dana untuk membangun jamban dan septic tank sendiri ataupun umum di dusun

tersebut. Maupun pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai jamban sehat, cara

membuat jamban, tidak mengetahui dampak yang timbul jika BAB di jamban yang tidak

memenuhi syarat. Selain itu tidak adanya penyuluhan yang berkelanjutan mengenai jamban

sehat. Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan jamban sehat belum

ada, maupun evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan masih kurang.

Alternatif pemecahan penyebab masalah antara lain dengan melakukan penyuluhan

mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya BAB di jamban sehat, dan dampak yang

dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan penyuluhan

mengenai cara membangun jamban sehat yang sederhana. Dapat dilakukan peningkatan

media promosi dengan membuat pamflet, brosur maupun poster mengenai jamban sehat.

Melakukan pembinaan kader kesehatan lingkungan sekaligus membentuk kader

khusus kesehatan lingkungan. Melakukan pendekatan tokoh masyarakat tentang pentingnya

BAB di jamban sehat sehingga tokoh masyarakat tersebut dapat mensosialisasikannya

kembali ke masyarakat. Juga dibuat jadwal pelaksanaan dan pengawasan jamban, serta

penyuluhan secara tertulis, sehingga data mengenai jamban yang sehat maupun yang tidak

sehat dapat diketahui dengan baik. Pengadaan iuran warga juga dapat dilakukan, sehingga

tersedia nya dana untuk membangun jamban yang sehat.

67

Page 71: Tugas Mandiri Roro Final

9.2. Saran

1. Bagi Masyarakat Dusun Kempul

Hendaknya bergotong royong dalam kegiatan pembangunan jamban

sehat sehingga biaya dapat lebih minimal.

2. Bagi Puskesmas Salaman 1

a. Meningkatkan kerjasama dengan dokter muda, meningkatkan

pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan pendataan dan

penyuluhan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang

menggunakan jamban sehat khususnya di Dusun Kempul Desa

Menoreh

b. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat di Dusun Kempul

untuk menggalakan program jambanisasi. Diharapkan dengan

pendekatan ke tokoh masyarakat, program jambanisasi ini akan

berjalan dengan lancar.

c. Memberikan penghargaan bagi Desa atau Dusun yang cakupan

penggunaan jamban sehat telah mencapai target

3. Bagi Peneliti

Perlunya penelitian lebih lanjut dan mendalam terutama hubungan

antar penyebab yang dapat mempengaruhi cakupan penduduk yang

menggunakan jamban sehat di Dusun Kempul Desa Menoreh.

68

Page 72: Tugas Mandiri Roro Final

DAFTAR PUSTAKA

1. Hartoyo. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Survei Mawas Diri dan Intervensi

Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan. Magelang; 2011.

2. Hartoyo. Konsep Pendekatan Masyarakat dalam Kaitannya dengan Desa Siaga. Magelang;

2011

3. Definisi Kesehatan Lingkungan. Available at :

http:// kesehatanlingkungan.duniakesehatan/76856 .com . Accesed on, December 6 2012

4. Kriteria Jamban Sehat. Available at : http://puskesmas/2011/03/definisi-jamban-sehat-

dan-tujuh-syarat.html Accessed on December 6 2012

5. Jenis jamban dan criteria jamban sehat. Available at :

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html. accessed

on December 6 2012.

6. Program Pelayanan Kesehatan Lingkungan. 2010. Available at:

http://puskesmasbonorowo.blogetery.com/category. Accesed on, December 7 2012.

7. Madjid. 2009. Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamban

Keluarga. http://datinkessulsel.wordpress.com/2009/06/26/pengetahuan-dan-tindakan-

masyarakat-dalam-pemanfaatan-jamban-keluarga/. Accessed on, December 7 2012.

8. Jamban sehat. 2010. Available from:

http://enviromentalsanitation.wordpress.com/2009/01/02. Accessed on, December 7

2012.

9. Menristek. 2009. Teknologi Tepat Guna. http://www.iptek.net.id. Accessed on

December 7 2012.

69