Translate Jurnal Anestesiologi

download Translate Jurnal Anestesiologi

of 8

Transcript of Translate Jurnal Anestesiologi

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    1/8

    Penggunaan Proflaksis Atropin Intravena sebagai

    Pencegahan Hipotensi dan Brdikardi Terinduksi oleh

    Anestesi Spinal pada Pasien Usia Lanjut : A Randomized

    Controlled Trial

    Abstrak

    Latar Belakang : Hipotensi terinduksi oleh anestesi spinal sering terjadi dan

    berbahaya bagi lansia. Pengembalian refeks takikardia yang menumpul pada

    hipotensi di usia lanjut membantu mencegah terjadinya hipotensi yang diinduksi

    anestesi spinal pada pasien usia lanjut.

    etode : Penelitian ini menggunakan metode controlled trial yangdirandomisasi, double-blindpada empat puluh pasien dengan ASA I dan II yang

    dilakukan tindakan operasi urologi. Subjek penelitian diberikan salin normal

    intravena (plasebo atau atropin intravena !,"mg satu menit setelah diinduksi

    anestesi spinal. #enyut jantung, mean arterial pressure ($AP, kebutuhan

    mephentermineatauphenylephrine, dan e%ek samping diamati selama operasi

    hingga " jam post operasi.

    Hasil : Pasien dibandingkan berdasarkan pro&l demogra&, batasan parameter

    hemodinamik, dan durasi operasi. #ibandingkan dengan baseline, rerata denyut

    jantung dan $AP secara signi&kan berkurang pada kelompok plasebo (p'!,!.

    Insidensi hipotensi pada plasebo ("!) lebih tinggi jika dibandingkan dengan

    kelompok atropin (). *ebutuhan penggunaan mephentermine untuk

    manajemen hipotensi secara signi&kan (p'!,!!+ lebih tinggi pada kelompok

    plasebo ("!) dibandingkan dengan kelompok atropin ().

    !esi"pulan : pemberian atropin !,"mg secara intravena pada satu menit

    setelah induksi anestesi spinal pada pasien lansia terbukti aman dan e%ekti%

    untuk mencegah hipotensi dan bradikardi yang diinduksi oleh anestesi spinal.

    *ata *unci Anestesi spinal, hipotensi, atropin, bradikardia

    Pendahuluan

    -%ek samping yang paling umum dan serius pada tindakan anestesi spinal

    adalah hipotensi () dan bradikardia (+). /asodilatasi sistemik yang

    diinduksi oleh blokade sistem simpatis setelah tindakan anestesi spinal

    menyebabkan bendungan darah vena dan penurunan resistensi vaskuler

    sistemik telah disepakati menjadi mekanisme utama terjadinya hipotensi. 0efeks

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    2/8

    tumpul takikardia pada lansia yang mengalami hipotensi juga memiliki peran

    penting yang menyebabkan hipotensi presisten. 1enomena ini dapat terjadi

    akibat blokade kardioakselerator serabut simpatis pada 2+ hingga 23, dan

    kemungkinan merupakan kebalikan dari refeks 4ainbridge. 0efeks bainbridge

    atau disebut juga sebagai refeks atrial adalah terjadinya peningkatan denyut

    jantung akibat distensi vena sistemik besar atau atrium kanan. 0efeks ini

    pertama kali dideskripsikan oleh seorang ahli &siologi Inggris bernama 1rancis

    Arthur 4ainbridge pada tahun +5+, dan dipercaya untuk mencegah bendungan

    darah pada sistem vena. Sensor tekanan spesial yang disebut baroreseptor (atau

    reseptor regang venoatrial berlokasi di atrium kanan mendeteksi peningkatan

    volume dan tekanan darah yang kembali ke jantung. 0eseptor ini meneruskan

    in%ormasi melalui nervus vagus hingga ke sistem sara% pusat (SSP. 0espon ini

    menghasilkan aktivasi dari jalur sara% simpatis sehingga menyebabkan

    peningkatan kontraktilitas otot jantung dan meningkatkan denyut jantung

    (takikardia. 6aplan et al., berpostulat anestesi spinal menurunkan pengisian

    atrium dan tonus vagal menyebabkan bradikardia dan hipotensi yang dapat

    berakibat henti jantung. Penelitian saat ini menjelaskan bah7a penurunan refeks

    takikardi pada hipotensi merupakan komponen penting dalam patogenesis

    hipotensi presisten pada lansia. -%ek dilatasi arteri dan vena dihipotesiskan

    dapat teratasi dengan penggunaan atropin.Alasan pemilihan atropin adalah pada lansia terjadi refeks kardiak yang

    tumpul. Penggunaan atropin sebagai pro&laksis membantu mencegah refeks

    tumpul dan juga membantu meningkatkan denyut jantung dan kardiak output

    dan akhirnya tekanan darah. 2ujuan utama penelitian ini adalah untuk

    membandingkan denyut jantung dan $AP setelah anestesi spinal pada kelompok

    perlakuan dan tanpa perlakuan atropin. #ata sekunder yang dikumpulkan adalah

    penggunaan vasopressor dan terjadinya e%ek samping lain setelah tindakan

    anestesi spinal pada kelompok perlakuan dan bukan perlakuan.

    etode

    Institutional revie board (I04 di 0umah Sakit Pendidikan 8niversitas

    2ribhuvan (0SP82 telah menyetujui penelitian ini dengan metode prospekti%,

    randomisasi, dan doubleblind. Persetujuan tertulis dan lisan telah diperoleh dari

    masing9masing pasien pada penelitian. :umlah sampel berdasarkan jumlah

    pasien yang melakukan operasi urologi berusia lebih dari "! tahun dengan

    anestesi spinal di #epartemen Anestesiologi 0SP82. *riteria inklusi adalah pasien

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    3/8

    dengan usia lebih dari "! tahun yang terjad7al operasi urologi dengan anestesi

    spinal dalam kategori American Society o% Anesthesiologist Physical Status (ASA

    PS I dan II. Pasien dengan aritmia atau gangguan konduksi jantung, hipertensi

    (sistolik ;+3! mmHg atau diastolik ;5! mmHg, angina unstable, atau

    kardiomiopati, pasien dengan pengobatan

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    4/8

    adalah reseksi transuretral dengan anestesi spinal pada pembesaran prostat

    jinak atau karsinoma kandung kemih.

    :ika dibandingkan dengan standar, rerata denyut jantung meningkat di

    kelompok A pada menit ke +,,+!,>!, dan ! (2abel >. #enyut jantung maksimal

    kelompok A adalah D5,!E+3,"> kaliBmenit dalam lima menit. Sebaliknya,

    denyut jantung menurun secara signi&kan pada kelompok = pada menit ke

    !,3!,!, dan "! dengan rerata minimal ",3!E++,3 kaliBmenit. Pada kelompok

    =, 3!) pasien memerlukan atropin untuk terapi bradikardi dimana bernilai

    signi&kan (pF!,!+(2abel 3.

    #ibandingkan dengan standar, $AP tidak berubah secara signi&kan pada

    kelompok A kecuali pada menit pertama (2abel dan terapi diperlukan pada

    3!) dari kasus (2abel 3. #ibandingkan antar kelompok, denyut jantung pada

    kelompok A signi&kan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok = pada menit

    ke +,,+!, dan +. Sedangkan pada menit ke >!,!,3!,!, dan "!, denyut

    jantung lebih rendah dibandingkan dengan kelompok = (Cambar +.

    Perbandingan antar kelompok, $AP signi&kan lebih tinggi pada kelompok A

    daripada kelompok = pada menit pertama. Sedangkan pada menit ke , +!, >!,

    !, 3!, !, dan "! $AP lebih rendah pada kelompok = daripada kelompok A

    (Cambar >.

    Selama operasi, "!) pasien mengalami hipotensi (pF!,!+ dan 3!)mengalami bradikardi (pF!,!+ pada kelompok =, dimana semuanya

    memerlukan terapi. Hal ini berbeda signi&kan bila dibandingkan dengan

    kelompok A (2abel 3. 2idak ada satupun pasien yang mengalami e%ek samping

    klinis seperti angina atau confusionselama " jam observasi post operasi. 2idak

    ada e%ek samping yang terdeteksi pada semua kelompok.

    #iskusi

    -%ek samping tersering dan serius dari anestesi spinal adalah hipotensi

    dan bradikardia dan survey menunjukkan dari 3!.!!!9!.!!! anestesi spinal

    mengindikasikan insidensi henti jantung sebanyak !,!39+ banding +!.!!!. 1aktor

    risiko dari hipotensi adalah blok simpatis setinggi 2 atau lebih tinggi, usia 3!

    tahun atau lebih, tekanan darah sistolik kurang dari +>! mmHg, dan lokasi

    tusukan subarakhnoid diatas ?9?3. 1aktor risiko terjadinya bradikardia antara

    lain denyut jantung diba7ah "! kaliBmenit, ASA PS I, penggunaan

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    5/8

    4elakangan ini, beberapa teknik telah diusulkan untuk mencegah

    terjadinya hipotensi dan bradikardia antara lain pre9 atau co-loading cairan I/,

    vasopressor, dan metode &sik seperti table tilt, leg binder, dan alat kompresi.

    Akan tetapi, revie7 6ochrane menyimpulkan tidak ada satupun teknik yang

    terbukti e%ekti% dan mengusulkan penelitian masa mendatang lebih dikhususkan

    mengidenti&kasi kombinasi intervensi yang lebih dapat diandalkan untuk

    mencegah gangguan hemodinamik. Penelitian ini mendemonstrasikan bah7a

    hipotensi yang diinduksi spinal anestesi pada operasi urologi dapat diantisipasi

    dengan kombinasi pre-loading dengan salin normal +!m?B*g44 dan pre-

    treatmentdengan atropin.

    Atropin adalah ester asam aromatik dikombinasi dengan basa organik.

    Atropin secara kompetiti% mencegah ikatan asetilkolin dengan reseptor asetilkolin

    dan di jantung mencegah aktivasi reseptor muskarinik oleh asetilkolin,

    meningkatkan denyut jantung dengan menghambat tonus vagal.

    Penemuan pada penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya.

    Atropin I/ setelah in%us kristaloid pada pasien yang mendapatkan anestesi spinal

    dapat meningkatkan denyut jantung secara cepat dan menurunkan insidensi

    hipotensi secara signi&kan. P8= =@e mendemonstrasikan bah7a insidensi dan

    keparahan hipotensi akan berkurang pada operasi cesarean dengan anestesi

    spinal dengan pro&laksis atropin bolus. Atropin intravena juga berman%aatsebagai suplemen pada tindakan yang sudah ada sebelumnya untuk mengatasi

    hipotensi yang diinduksi anestesia spinal. Atropin intramuskular juga telah diteliti

    oleh Hirabayashi et al. dengan hasil bah7a tidak ada e%ek yang menguntungkan

    untuk stabilitas hemodinamika selama anestesi spinal karena absorbsi atropin I$

    dapat tidak terprediksi dan dengan onset yang lebih lama dibandingkan dengan

    onset hipotensi setelah induksi anestesi spinal. Agen anti kolinergik lain,

    glikopirolat, ketika diberikan I/ setelah anestesi spinal dapat meningkatkan

    denyut jantung dan menurunkan keparahan hipotensi pada 7anita yang

    dilakukan tindakan operase cesarean, dan mengurangi kebutuhan e%edrin.

    $eskipun penelitian kami tidak menunjukkan adanya e%ek samping

    intra9Bpost operati% yang signi&kan, namun beberapa praktisioner menyebutkan

    bah7a atropin dapat menembus sa7ar darah otak dan dapat dihubungkan

    dengan e%ek pada SSP. Clikopirolat memiliki kesamaan e%ektivitas dalam

    mencegah hipotensi dan bradikardi pada anestesi spinal akan tetapi masih

    memerlukan investigasi lebih lanjut.

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    6/8

    *esimpulannya, hipotensi dan bradikardia setelah induksi anestesi spinal

    umum terjadi pada pasien lansia. Penggunaan atropin I/ satu menit setelah

    induksi anestesi spinal dapat mempertahankan stabilitas hemodinamik.

    $eskipun denyut jantung lebih tinggi pada kelompok A, insidensi takikardia

    (;+3! kaliBmenit secara signi&kan tidak terjadi. 2idak satupun pasien baik

    kelompok atropin maupun plasebo yang mengalami e%ek samping. Sehingga

    penelitian ini menunjukkan bah7a penggunaan atropin I/ sebagai pro&laksis

    dapat digunakan secara aman pada pasien lansia untuk mencegah hipotensi dan

    bradikardia yang diinduksi oleh anestesi spinal.

    !eterbatasan

    :umlah darah yang hilang yang dapat mempengaruhi kondisi parameter

    hemodinamik tidak dicatat pada penelitian ini. Pengukuran tekanan darah

    menggunakan monitor tekanan darah osilator non invasi%. Penggunaan monitor

    tekanan darah yang invasi% dapat menunjukkan data yang lebih akurat. Hanya

    pasien dengan operasi transuretral (280P, 6A84 yang dipelajarii, dimana

    menggunakan anestesi spinal di 2+! atau lebih rendah selama operasi. Populasi

    penelitian belum merepresentasikan populasi hipotensi terkait anestesi spinal

    dengan blok di atas 2+!.

    !esi"pulan

    Penggunaan atropin I/ sebagai pro&laksis setelah satu menit induksi

    anestesi spinal mengurangi hipotensi dan bradikardia pada pasien usia lanjut.

    *ebutuhan vasopressor juga berkurang secara signi&kan.

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    7/8

    TH$%AP& STU#&:Are the results o' the trial valid( )Internal *alidit+,

    -hat .uestion did the stud+ ask(

    Patients Pasien operasi berusia lanjut dengan anestesi spinal

    Intervention Pro&laksis atropin intravena

    6omparison Plasebo dengan salin normal

    Gutcome(s 2ekanan darah dan denyut jantung

    /a0 %1 -as the assign"ent o' patients to treat"ents rando"ised(a.

    6omment 2elah dijelaskan pada metode di abstrak.

    /b0 %1 -ere the groups si"ilar at the start o' the trial(a.

    6omment 2ertulis dalam metode meliputi kesamaan premedikasi, teknik

    anestesi, jenis operasi, pro&l demogra&k, dan terapi emergensi.

    Patients were premedicated with midazolam 7.5 mg per oral two hours

    before surgery. In the preanesthetic preparation room, each patient was

    preloaded with normal saline (N! "# ml$%g minutes before the induction

    of spinal anesthesia....J2a0 A 3 Aside 'ro" the allocated treat"ent4 5ere groups treated

    e.uall+(a

    6omment Pasien yang mengalami hipotensi dan bradikardia selama operasi

    berlangsung, semuanya tetap mendapatkan manajemen emergensi yang

    sama

    'linically signicant hypotension was dened as systolic blood pressure of

    )*# mm +g and was treated with mephentermine mg I and repeated as

    needed....2b0 A 3 -ere all patients 5ho entered the trial accounted 'or( 3

    and 5ere the+ anal+sed in the groups to 5hich the+ 5ere

    rando"ised(a

    6omment Semua pasien sejumlah empat puluh orang mengikuti penelitian

    dari a7al hingga akhir dan tidak ada pasien yang keluar dari penelitian.60 1 -ere "easures objective or 5ere the patients and clinicians

    kept 7blind8 to 5hich treat"ent 5as being received(

  • 7/26/2019 Translate Jurnal Anestesiologi

    8/8

    a

    6omment Penelitian ini menggunakan metode double9blind seperti yang

    dijelaskan di metode.

    -hat 5ere the results(

    / Ho5 large 5as the treat"ent e9ect(Penggunaan atropin satu menit setelah anestesi spinal dapat menurunkan

    kejadian hipotensi dan bradikardia pada pasien usia lanjut secara signi&kan.

    2 Ho5 precise 5as the esti"ate o' the treat"ent e9ect(Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signi&kan dengan nilai p'!,!.

    -ill the results help "e in caring 'or "+ patient(

    )$ternal*alidit+;Applicabilit+,

    a. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada pasien usia lanjut secara

    umum. Akan tetapi, masih diperlukan adanya bukti lebih lanjut berkaitan

    dengan e%ek sampingnya sehingga dapat dinyatakan benar9benar aman.