Translate Dr.darman
-
Upload
novian-anindito-santosa -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Translate Dr.darman
Di waktu yang sama pembedahan lambat laun dilakukan langsung pada celah hidung,
meningkatkan celah hidung ( Famous 1986) pada V.M.R versus, menurunkan
vestibuloplasty celah nasal (Ghosh, 1987) pada P.A.R. memberikan hasil yang
dibutuhkan pada saluran hidung. Kedua penyakit ini jika dibiarkan tanpa terapi akan
progresif menjadi perubahan yang irreversible, hipertrofi V.M.R dan atrofi PAR.
DISKUSI
Inervasi Saraf Otonom pada Cavum Nasi
Inervasi saraf otonom pada sistem arteriol dan venosa telah dapat dijelaskan (Ritter,
1970). Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi, peningkatan kongesti dan
produksi mukus. Stimulasi simpatis menyebabkan vasokonstriksi dengan peningkatan
patensi hidung dan pengurangan produksi mukus. Stimulasi parasimpatis menyebabkan
produksi sekret yang cair (Golding-Wood, 1979). Bukti terakhir menunjukkan bahwa
kelenjar di hidung diinervasi oleh akhiran saraf kolinergik dan hampir tidak ada serat
saraf adrenergik (Golding-Wood, 1979). Vaskularisasi dan sekresi dari kelenjar mukus
hidung, yang sangat penting dalam pengaturan suhu dan kelembaban udara yang masuk
pada saluran nafas bawah diatur oleh reflek fisiologis. Agar sistem ini berjalan efektif,
harus ada daerah reseptor yang peka terhadap kondisi udara, yang kemudian meneruskan
rangsangan melalui saraf aferen menuju pusat otonom, yang akan memberikan efek balik
berupa perubahan pada pembuluh darah dan sekresi mukus yang dibutuhkan melalui
saraf simpatis dan parasimpatis. Faktor umum yang diketahui dapat mempengaruhi
mekanisme vasomotor otonom adalah emosi, kondisi fisik, inhalasi, dan ingestan (Hilger
dan Hilger, 1987). Sulit untuk menggambarkan aktifitas saraf otonom (parasimpatis
dan/atau simpatis) lokal pada hipotalamus atau hubungannya yang hanya berefek pada
hidung. Respon saraf otonom secara umum dalam mempengaruhi seluruh tubuh sesuai
stimulus pada hipotalamus atau korteks dapat diterima. Dengan memperhatikan hidung,
saraf otonom aferen telah ditunjukkan terlebih dahulu (Chorobski dan Penfield, 1931),
dan dengan percobaan pada hewan dengan nervus Vidian (Golding Wood, 1979).
Penelitian pada reseptor sensorik lokal pada hidung masih jarang dilakukan. Cauna et al
(1969) telah menggambarkan akhiran saraf pleksiform, arborisasi terminal dan saraf tak
bermielin pada tepi bawah choncha inferior, dan choncha media dan area yang
berhubungan pada septum. Berdasarkan logika diasumsikan bahwa mekanisme reseptor
ini harus ada, dan jika telah ada, harus berada pada jalan masuk rongga hidung misalnya
pada apertura nasalis anterior. Baru-baru ini reseptor sensorik pada vestibulum nasi telah
digambarkan (Gal’an Cortes et al, 1986). Telah ditunjukkan bahwa metaplasia squamosa
muncul pada apertura nasalis setelah paparan udara inspirasi yang kering, dan kembali
normal setelah pembelokan aliran udara setelah dilakukan tracheostomy ataupun
laryngectomy (Ritter, 1987).
Rongga nasal anterior merupakan diameter cross sectional terkecil dari seluruh jalan
udara dimana respiratori aliran udara bertemu dan berbelok mengalir ke hidung (Proctor,
1977). Hal ini telah dikonfirmasi baru-baru ini, bahwa bagian yang lebih besar dari
resistensi nasal terletak di permukaan dari ujung anterior dari turbinasi inferior (Haight &
Cole 1983). Secara kebetulan, evolusi dari surgical treatment dalam vasomotor non
allergic rhinitis sebaik primary atropic rhinitis juga mencapai level rongga anterior nasal
dalam syarat-syarat dari anterior inferior turbinectomy untuk V.M.R dan bagian
penutupan untuk P.A.R. berturut-turut memberikan hasil baik yang diinginkan pada level
akhir ketidakwajaran organ.
Rongga nasal anterior rupanya terlihat menjadi bagian yang menyensor udara yang
memasuki hidung, mengirimkan pesan melalui afferent menuju pusat autonomic
hypothalamus yang berbalik secara reflek menyebabkan perubahan yang diinginkan
dalam nasal mucosa melalui afferent untuk memodifikasi aliran udara. Kesimpulannya,
hal itu dipostulatkan bahwa VMR dan PAR bias jadi dua akhir dari sebuah
autonomopathy factor etiological rongga nasal anterior, dalam hal dimensi dan
mekanisme reseptor sensori. Memperkecil rongga nasal anterior seperti yang dilakukan
dalam primary atrophic rhinitis mengekspos lebih dari reseptor. Hal itu mungkin
diperdebatkan bahwa rongga nasal anterior mengecil (VMR) atau membesar (PAR)
sebagai suatu efek dan bukan penyebab. Hal itu mungkin (tepat) tidak mungkin sebagai
hasil jangka panjang dari pertunjukkan prosedur surgical.
Postulat yang menyebutkan bahwa VMR dan PAR merupakan akhir yang berkebalikan
dari spektrum autonomic yang didasarkan pada histopathological klinis dan fakta
surgical. Postulat menyebutkan bahwa rongga nasal anterior adalah bagian etiologi
adalah hanya didasarkan pada fakta surgical. Postulat kedua juga menetapkan bukti
kerentanan dari orang Arab dan orang Indian terhadap VMR di Inggris (Golding Wood
1979) dan atrophic rhinitis lebih umum dijumpai pada ras-ras kuning, ras-ras Latin dan
Negro Amerika (Weir 1979). Studi lebih lanjut mengenai dimensi dari rongga nasal
anterior normal seperti yang dibandingkan dengan dimensi dari hal yang sama pada
pasien dengan VMR dan PAR, perbedaan ras dalam dimensi dari rongga nasal anterior,
distirbusi dan tipe dari reseptor sensori dalam area ini adalah dibenarkan.