TPP 20 tutor 3.docx

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro, 2010) Di Unit Gawat Darurat (UGD) pengetahuan dan keterampilan petugas sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi petugas dalam penilaian awal, petugas harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. (Oman,2008) Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring jumlah kunjungan UGD yang melampaui 1

description

Laporan TPP tutor 3 - triase

Transcript of TPP 20 tutor 3.docx

Page 1: TPP 20 tutor 3.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage dan diturunkan

dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien

berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat

darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep

pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan

pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien

terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya.

(Pusponegoro, 2010)

Di Unit Gawat Darurat (UGD) pengetahuan dan keterampilan petugas sangat

dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan

penting bagi petugas dalam penilaian awal, petugas harus mampu memprioritaskan

perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal

tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis

dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih

optimal dan terarah. (Oman,2008)

Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring jumlah

kunjungan UGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk

melakukan penanganan segera, dimana tujuan dari triase adalah memilih dan

menggolongkan semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas

penangannnya dan disaat pertama perawat menilai pasien perawat juga melakukan

tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan

pasien tidak terlalu lama. (Brooker, 2008).

Triase dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera, jumlah pasien yang

datang, sarana kesehatan yang tersdia serta kemungkinan hidup pasien.( Pusponegoro,

2010)

1

Page 2: TPP 20 tutor 3.docx

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan laporan Tugas Pengenalan

Profesi ini adalah mengenai hal-hal berikut:

1. Bagaimana alur triase pasien di IGD RS Rivai Abdullah?

2. Bagaimana cara mengklasifikasi pasien gawat darurat di RS Rivai Abdullah?

3. Bagaimana prioritas terapi berdasarkan jenis kegawatdaruratan?

4. Bagaimana dokumentasi setelah dilakukan klasifikasi pada pasien gawat darurat

di RS Rivai Abdullah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui alur triase pasien di IGD RS Rivai Abdullah

2. Untuk mengetahui cara mengklasifikasi pasien gawat darurat di RS Rivai

Abdullah

3. Untuk mengetahui prioritas terapi berdasarkan jenis kegawatdaruratan

4. Untuk mengetahui dokumentasi setelah dilakukan klasifikasi pada pasien gawat

darurat di RS Rivai Abdullah

1.4 Manfaat

Observasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang sistem alur triase

di UGD RS Rivai Abdullah

2

Page 3: TPP 20 tutor 3.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Triase

Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara

yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang

paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang

memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk,

2008).

Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage danditurunkan alam

bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaituproses khusus memilah pasien

berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat

darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep

pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang emungkinkan

pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien

terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya.

(Pusponegoro, 2010)

2.2 Tujuan Triase

Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan

kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal

dan terarah. Pemisahan yang dimaksud disebut Triase. (Oman,2008)

Tujuan dari triase adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang

ke UGD dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat menilai

pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan

untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama.(Brooker, 2008).

2.3 Prinsip dan Tipe Triase

Prinsip triase berdasarkan Making the Right Decision A Triage Curriculum

(1995) :

1. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu

3

Page 4: TPP 20 tutor 3.docx

Kemampuan berespon dengan cepat terhadap kemungkinan penyakit yang

mengancam kehidupan atau injuri adalah hal yang terpenting di departemen

kegawatdaruratan.

2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat

Intinya, ketetilian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam proses

interview.

3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian

Keselamatan dan perawatan pasien yang efektif hanya dapat direncanakan bila

terdapat informasi yang adekuat serta data yang akurat.

4. Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisi

Tanggung jawab utama seorang perawat triase adalah mengkaji secara akurat

seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan untuk pasien tersebut. Hal

tersebut termasuk intervensi terapeutik, prosedur diagnostic dan tugas terhadap

suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pengobatan.

5. Tercapainya kepuasan pasien

Perawat triase seharusnya memenuhi semua yang ada di atas saat

menetapkan hasil secara serempak dengan pasien

Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang

dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang yang

sakit dengan keadaan kritis.

Perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga

atau temannya.

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sesingkat mungkin), The

Right Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right Care

Provider. “

Pengambilan keputusan dalam proses triase dilakukan berdasarkan :

Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit

Dapat mati dalam hitungan jam

Trauma ringan

Sudah meninggal

Beberapa tipe sistem triase (Iyer, 2004) :

4

Page 5: TPP 20 tutor 3.docx

a. Traffic Director

Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan

memilih antara status “mendesak” atau “tidak mendesak”.Tidak ada tes

diagnostik permulaan yang diintruksikan dan tidak ada evaluasi yang dilakukan

sampai tiba waktu pemeriksaan.

b. Spot Check

Pada sistem ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data

subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu

dari 3 prioritas pengobatan yaitu “gawat darurat”, “mendesak”, atau “ditunda”.

Dapat dilakukan beberapa tes diagnostik pendahuluan, dan pasien ditempatkan di

area perawatan tertentu atau di ruang tunggu.Tidak ada evaluasi ulang yang

direncanakan sampai dilakukan pengobatan.

c. Comprehensive

Sistem ini merupakan sistem yang paling maju dengan melibatkan dokter

dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data dasar yang diperoleh meliputi

pendidikan dan kebutuhan pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta

informasi subjektif dan objektif. Tes diagnostik pendahuluan dilakukan dan

pasien ditempatkan di ruang perawatan akut atau ruang tunggu, pasien harus

dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit 

2.4 Klasifikasi dan Penentuan Prioritas

Dasar-dasar Triase (musliha, 2010) :

a) Derajat cedera

b) Jumlah yang cedera

c) Sarana dan Kemampuan

d) Kemungkinan untuk bertahan hidup

Pada kasus kegawatdaruratan, kita harus dapat mengatur alur pasien yang baik,

terutama pada jumlah ruang yang terbatas, memperioritaskan pasien terutama

untuk menekan jumlah morbiditas dan mortalitas, yang terakhir adalah pelabelan/

pengkategorian.

Merah Kuning Hijau

5

Page 6: TPP 20 tutor 3.docx

Emergency Urgent Non-Urgent

a) Emergency ( Merah/ P1 )

Penderita yang harus mendapatkan penanganan dengan segera dan mengancam

nyawa misalnya kasus trauma berat, akut miokard infark, sumbatan jalan nafas,

tension pneumotorak, luka bakar disertai trauma inhalasi

b) Urgen ( Kuning / P2 )

Penderita tidak gawat tapi darurat atau tidak darurat tetapi gawat, misalnya pada

kasus cedera vertebra, fraktur terbuka, trauma capitis tertutup, appendicitis akut.

c) Non Urgent ( Hijau / P3 )

Penderita tidak mengancam nyawa dan tidak perlu mendapatkan penanganan

dengan segera misalnya luka lecet, luka memar, demam.

Triage dilakukan oleh orang yang paling berpengalaman dan harus dapat

menentukan organ mana yang terganggu dan dapat menyebabkan kematian dan

menentukan penanggulangannya. Triage Officer dapat seorang dokter ahli, dokter

umum ataupun perawat sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit.

Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan

utama, riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta

hasil pengkajian fisik yang terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standard,

ENA tahun 1999, penentuan triase didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang

dan psikososial selain pada factor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan

kesehatan serta alur pasien lewat sistem pelayanan kedaruratan.Hal-hal yang harus

dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang cenderung berulang atau

meningkat keparahannya .

Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan

dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Beberapa hal

yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien yang

meliputi (Wijaya, 2010) :

a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang

memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat

6

Page 7: TPP 20 tutor 3.docx

b. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan

penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan

c. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh

gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi),

jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat

Tabel 1 : Klasifikasi Triase

Tabel 2 : Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)

7

Page 8: TPP 20 tutor 3.docx

Tabel 3 : Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan

8

Page 9: TPP 20 tutor 3.docx

Beberapa petunjuk tertentu harus diketahui oleh perawat triage yang mengindikasikan

kebutuhan untuk klasifikasi prioritas tinggi. Petunjuk tersebut meliputi :

Nyeri hebat

Perdarahan aktif

Stupor / mengantuk

Disorientasi

Gangguan emosi

Dispnea saat istirahat

Diaforesis yang ekstrem

Sianosis

Tanda vital di luar batas normal

2.5 Proses Triase

9

Page 10: TPP 20 tutor 3.docx

Alur dalam proses triase (Rowles, 2007) :

1) Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD.

2) Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)

untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat.

3) Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat

dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).

4) Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna:

a) Segera-Immediate (merah). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang

kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya:Tension

pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal, dsb.

b) Tunda-Delayed (kuning) Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada

ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup

pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas

permukaan tubuh, dsb.

c) Minimal (hijau). Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong

diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan

lecet, luka bakar superfisial.

d) Expextant (hitam) Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal

meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh

tubuh, kerusakan organ vital, dsb.

e) Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :

merah, kuning, hijau, hitam.

f) Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan

diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,

penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah

sakit lain.

g) Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih

lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah

pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.

10

Page 11: TPP 20 tutor 3.docx

h) Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau

bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat

diperbolehkan untuk pulang.

i) Penderita kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

2.6 Dokumentasi Triase

Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam

persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau

merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang

dianggap berharga dan penting

Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan

yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada pasien.

Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien,

kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan

yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang

besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi

yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai

wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat

dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan.

Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan

keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan

ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak

bagi setiap tenaga keperawatan agar mampu membuat dokumentasi keperawatan

secara baik dan benar.

Dokumentasi yang berasal dari kebijakan yang mencerminkan standar nasional

berperan sebagai alat manajemen resiko bagi perawat UGD. Hal tersebut

memungkinkan peninjau yang objektif menyimpulkan bahwa perawat sudah

melakukan pemantauan dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan pasien

kepada tim kesehatan. Pencatatan, baik dengan computer, catatan naratif, atau lembar

alur harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian

dan komunikasi, perencanaan dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi perawatan

yang diberikan, dan melaporkan data penting pada dokter selama situasi serius. Lebih

jauh lagi, catatan tersebut harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat bertindak

11

Page 12: TPP 20 tutor 3.docx

sebagai advokat pasien ketika terjadi penyimpangan standar perawatan yang

mengancam keselamatan pasien. (Anonimous,2002).

Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi (ENA, 2005) :

1. Waktu dan datangnya alat transportasi

2. Keluhan utama (misal. “Apa yang membuat anda datang kemari?”)

3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan

4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat

5. Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus trauma, perawatan

minor versus perawatan kritis)

6. Permulaan intervensi (misal. balutan steril, es, pemakaian bidai, prosedur

diagnostik seperti pemeriksaan sinar X, elektrokardiogram (EKG), atau Gas Darah

Arteri (GDA))

12

Komponen Dokumentasi Triase

Tanggal dan waktu tibaUmur pasien

Waktu pengkajianRiwayat alergi

Riwayat pengobatanTingkat kegawatan pasien

Tanda - tanda vitalPertolongan pertama yang diberikan

Pengkajian ulangPengkajian nyeriKeluhan utama

Riwayat keluhan saat iniData subjektif dan data objektif

Periode menstruasi terakhirImunisasi tetanus terakhirPemeriksaan diagnostikAdministrasi pengobatan

Tanda tangan registered nurse

Page 13: TPP 20 tutor 3.docx

13

Page 14: TPP 20 tutor 3.docx

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Pelaksanaan

Unit Gawat Darurat (UGD) RS Rivai abdullah

3.2 Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan tugas pengenalan profesi ini adalah :

Hari, tanggal : Sabtu 12 oktober 2013, Senin 22 oktober 2013

Waktu : pukul 15.00 – 17.00

3.3 Subjek Tugas Mandiri

Sistem triase di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Rivai abdullah

3.4 Langkah Kerja

1. Membuat proposal

2. Melakukan konsultasi kepada pembimbing Tugas Pengenalan Profesi

3. Meminta izin kepada pihak RS Rivai abdullah untuk melakukan Tugas

Pengenalan Profesi

4. Melakukan wawancara dengan tenaga kerja RS Rivai abdullah serta berdiskusi

mengenai alur triase di UGD.

5. Membuat laporan Tugas Pengenalan Profesi dari data yang sudah didapatkan.

3.5 Pengumpulan data

Melakukan observasi langsung terhadap sistem triase di Unit Gawat Darurat (UGD)

RS Rivai abdullah

3.6 Pengolahan data

Analisis deskriptif yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan cara

membandingkan teori dan data di lapangan

14

Page 15: TPP 20 tutor 3.docx

Palembang, September 2013

Mahasiswa Blok XX, Kelompok Tutorial 3

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Kelompok Tutorial 3

dr. Indriyani

15

Page 16: TPP 20 tutor 3.docx

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

RS Rivai abdullah menggunakan sistem triase Spot Check, dimana pada sistem

ini, petugas mendapatkan keluhan utama bersama dengan data subjektif dan objektif

yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu dari 3 prioritas

pengobatan yaitu “gawat darurat”, “mendesak”, atau “ditunda”. Setelah itu dapat

dilakukan beberapa tes diagnostik pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area

perawatan tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada evaluasi ulang yang direncanakan

sampai dilakukan pengobatan.

Dari pintu masuk UGD, sudah ada garis arah untuk dilakukan klasifikasi

kegawatan pasien.Pasien akan ditempatkan di sekat-sekat yang telah diberikan tanda

warna. Pasien emergency (gawat darurat) ditempatkan di tempat dengan tanda

berwarna merah, kuning untuk urgent (mendesak), dan hijau untuk Non-urgent

(ditunda). Namun pada RS Rivai abdullah, dikarenakan sedang direnovasi, garis-garis

dan tanda yang dulunya ada, belum ditemukan.

Untuk terapi, akan diberikan sesuai dengan penyakit dan status pasien :

Pada pasien dengan status emergency (gawat darurat), prinsip terapi adalah

ABCDE, dan segera dilakukan

Pada pasien dengan status urgent (mendesak) dapat diberikan resusitasi dan

selanjutnya ditangani oleh spesialis.

Pada pasien dengan status non-urgent (ditunda), ditempatkan di ruang observasi,

dan dilanjutkan dengan terapi sesuai kasus (dapat ditunda untuk menangani kasus

dengan keadaan gawat darurat terlebih dahulu)

Setelah dilakukan terapi, dilanjutkan dengan dokumentasi. Dokumentasi ini berisi

antara lain :

Tanggal

Respon time (jam datang dan jam dilayani)

Nama, Jenis kelamin, umur, alamat

Diagnosa

16

Page 17: TPP 20 tutor 3.docx

Kriteria kasus (Gawat darurat, Gawat tidak darurat, Darurat tidak gawat, tidak gawat

tidak darurat)

Kriteria tindakan (Bedah, non-bedah, Kebidanan)

Kriteria kecelakaan medis (KLL, Kec. Kerja, Kec. Rumah tangga, Penganiayaan)

Visum et repertum

Pemeriksaan penunjang (laboratorium, rontgen, EKG)

Informed consent

Terapi

Tindak lanjut (rawat jalan, rawat inap, rujuk ke RS lebih tinggi, meninggal di IGD,

death on arrival, Pulang paksa, pindah ke RS lain)

Cara pembayaran

Petugas jaga

Pasien

Nama : Admi

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 51 tahun

Alamat : Jl. Panca mukti

Status : menikah

Agama : islam

Tanggal masuk : 12 oktober 2013 pukul 16.11

Datang dengan luka di kaki, 9 hari yang lalu. Luka berbau khas. TD 120/90, T : 38oC

nadi 96x/menit

Setelah dibawa ke UGD, dikategorikan dengan tanda berwarna kuning oleh petugas,

dan dilakukan resusitasi dan pembersihan luka.

Diagnosis : ulkus diabetikum.

P.penunjang

Darah : Hb, Hitung leukosit,eritrosit, jenis leukosit, LED

Kimia Klinik : Kolesterol total, trigliserid, gula darah sewaktu

17

Page 18: TPP 20 tutor 3.docx

18

Page 19: TPP 20 tutor 3.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

1. RS Rivai abdullah menggunakan sistem triase Spot Check

2. Dari pintu masuk UGD, sudah ada garis arah untuk dilakukan klasifikasi kegawatan

pasien.Pasien akan ditempatkan di sekat-sekat yang telah diberikan tanda warna.

Pasien emergency (gawat darurat) ditempatkan di tempat dengan tanda berwarna

merah, kuning untuk urgent (mendesak), dan hijau untuk Non-urgent (ditunda).

3. Pada pasien dengan status emergency (gawat darurat), prinsip terapi adalah ABCDE,

dan segera dilakukan

Pada pasien dengan status urgent (mendesak) dapat diberikan resusitasi dan

selanjutnya ditangani oleh spesialis.

Pada pasien dengan status non-urgent (ditunda), ditempatkan di ruang observasi, dan

dilanjutkan dengan terapi sesuai kasus (dapat ditunda untuk menangani kasus dengan

keadaan gawat darurat terlebih dahulu)

4. Dokumentasi RS abdullah rivai mencakup Tanggal, Respon time (jam datang dan jam

dilayani), Nama, Jenis kelamin, umur, alamat, Diagnosa, Kriteria kasus (Gawat

darurat, Gawat tidak darurat, Darurat tidak gawat, tidak gawat tidak darurat), Kriteria

tindakan (Bedah, non-bedah, Kebidanan), Kriteria kecelakaan medis (KLL, Kec.

Kerja, Kec. Rumah tangga, Penganiayaan), Visum et repertum, Pemeriksaan

penunjang (laboratorium, rontgen, EKG), Informed consent, Terapi, Tindak lanjut

(rawat jalan, rawat inap, rujuk ke RS lebih tinggi, meninggal di IGD, death on arrival,

Pulang paksa, pindah ke RS lain), Cara pembayaran, dan Petugas jaga.

19

Page 20: TPP 20 tutor 3.docx

BAB VI

PENUTUP

Proposal ini disusun sebagai usaha melakukan penyelenggaraan kegiatan

Tugas Pengenalan Profesi supaya mahasiswa dapat mengamati lebih awal dan melihat

secara langsung sistem triase di UGD Rumah Sakit Rivai abdullah.

Demikianlah proposal kami, semoga proposal ini menjadi bahan pertimbangan

dan perhatian dr.indriyani, selaku pembimbing Kelompok Tutorial 3 dalam

mendukung kegiatan Tugas Pengenalan Profesi yang kami laksanakan dalam rangka

meningkatkan Sumber Daya Manusia sekaligus untuk memenuhi tugas pada blok XX

ini.

20

Page 21: TPP 20 tutor 3.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1999. Triage Officers Course. Singapore : Department of Emergency

Medicine Singapore General Hospital

Anonimous, 2002. Disaster Medicine. Philadephia USA : Lippincott Williams

Brooker. C (Editor). (2009). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstone’s Mini

Encyclopedia of Nursing), Penerbit Buku Kedokteran EGC.

ENA, 2005. Emergency Care.USA : WB Saunders Company

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.

Jakarta : EGC

Manchester Triage Group. 2006. Emergency Triage 2nd ed. Blackwell Publishing

Ltd: USA

Musliha. 2010.Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika

Oman, Kathleen S. 2008. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta : EGC

Pusponegoro Aryono D. dr. Sp.B(K)-BD (2010) kasus trauma adalah “silent disaster”

Penerbit : Bandung

Rowles C.J dan Moss,R 2007. Nursing Manajemen :Staff Nurse Job Satisfaction and

Managenent style. WB Saunder Company. Philadelpia

Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar : PSIK FK Unud

21

Page 22: TPP 20 tutor 3.docx

LAMPIRAN

22

Page 23: TPP 20 tutor 3.docx

23

Page 24: TPP 20 tutor 3.docx

24